23
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA PASIEN PNEUMOTORAKS di RSPAD GATOT SOEBROTO Disusun Oleh : WELLA KURNIA 1410.721.065 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Lp Pneumotorax

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lp pneumotorax

Citation preview

Page 1: Lp Pneumotorax

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA PASIEN PNEUMOTORAKS

di RSPAD GATOT SOEBROTO

Disusun Oleh :

WELLA KURNIA

1410.721.065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2014/2015

Page 2: Lp Pneumotorax

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMOTORAKS

A. ANATOMI FISIOLOGI RONGGA THORAX

Kerangka dada terdiri atas tulang dan tulang rawan. Batas – batas yang membentuk rongga di

dalam thorax ialah :

1. Depan : Sternum dan tulang rawan iga – iga.

2.  Belakang : 12 ruas tulang punggung beserta cakram antarruas (diskus invertebralis)

yang terbuat dari tulang rawan.

3. Samping : Iga – iga beserta otot intercostal

4. Bawah : Diafragma

5. Atas : Dasar leher.

Rongga thorax berisikan : Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru –

paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan membentuk

batas lateral pada mediastinum.

Mediastinum ialah ruang di dalam rongga dada antara kedua paru – paru. Isinya jantung

dan pembuluh – pembuluh darah besar, usofagus, duktus torasika, aorta desendens, dan vena

kava superior, saraf vagus, dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.

B. PENGERTIAN PNEUMOTORAKS

  Pneumotorax adalah adanya udara dalam rongga pleura. Pneumothorax dapat terjadi

secara spontan atau karena trauma (British Thoracic Society 2003). Tension pneumothorax

disebabkan karena  tekanan positif pada saat udara masuk ke pleura pada saat inspirasi.

Pneumothorax dapat menyebabkan cardiorespiratory distress dan cardiac arrest.

Pneumothorax ialah didapatkannya udara didalam kavum pleura (Hendra Arif, 2000).

Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura. Pada keadaan

normal rongga pleura tidak berisi udara, sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang

Page 3: Lp Pneumotorax

terhadap rongga dada. Pneumotoraks didefinisikan sebagai adanya udara atau gas dalam

rongga pleura, yaitu, di ruang potensial antara pleura viseral dan parietal paru. Hasilnya

adalah kolapsnya paru-paru pada sisi yang terkena. Udara bisa masuk ruang intrapleural

melalui hubungan dari dinding dada (yaitu trauma) atau melalui parenkim paru-paru di pleura

visceral.

C. KLASIFIKASI PNEUMOTORAKS

Berdasarkan penyebabnya Pneumotoraks diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

1. Pneumotoraks spontan

Terjadi tanpa penyebab yang jelas. Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada

penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru. Pneumotoraks ini diduga disebabkan oleh

pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla.

Penyakit ini paling sering menyerang pria berpostur tinggi-kurus, usia 20-40 tahun.

Faktor predisposisinya adalah merokok sigaret dan riwayat keluarga dengan penyakit

yang sama. Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru-

paru (misalnya penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis,

batuk rejan). 

2. Pneumotoraks traumatik

Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka

tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor).

Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu 

(misalnya torakosentesis).

3. Pneumotoraks karena tekanan

Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru- paru

mengalami kollaps.Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan darah

oleh jantung secara efektif sehingga terjadi syok.    

D. ETIOLOGI PNEUMOTORAKS

Segala bentuk trauma dada

Spontan → sering kali di dapat penyakit dasar berupa :

TBC paru

Page 4: Lp Pneumotorax

Bronkhitis kronis

Emfisema

Kanker paru

E. PATOFISIOLOGI  PNEUMOTORAKS

Alveoli disangga oleh kapiler yang mempunyai dinding lemah dan mudah robek, apabial

alveoli tersebut melebar dan tekanan didalam alveoli meningkat maka udara masuk dengan

mudah menuju kejaringan peribronkovaskuler gerakan nafas yang kuat, infeksi dan obstruksi

endrobronkial merupakan beberapa faktor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan

selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat mengoyak jaringan fibrotik

peribronkovaskuler robekan pleura kearah yang berlawanan dengan tilus akan menimbulkan

pneumothoraks, sedangkan robekan yang mengarah ke tilus dapat menimbulkan

pneumomediastinum dari mediastinum udara mencari jalan menuju ke atas, ke arah

leher. Diantara organ – organ medistinum terdapat jairngan ikat yang longgar sehingga

mudah ditembus oleh udara . Dari leher udar menyebar merata di bawah kulit leher dan dada

yang akhirnya menimbulkan emfisema sub kutis yang dapat meluas ke arah perut hingga

mencapai skretum.

F. MANIFESTASI KLINIS

Gejalanya berupa:

a. Sesak napas

b. Dada terasa sempit

c. Gelisah

d. Keringat dingin

e. Sianosis

f. Tampak sisi yang terserang menonjol dan tertinggal dalam pernapasan

g. Perkusi hipersonor

h. Pergeseran mediastinum ke sisi sehat

i. Pola napas melemah pada bagian yang terkena

j. Suara amforik

k. Saat diperkusi terdengar hiperosa

Page 5: Lp Pneumotorax

l. Nyeri pleura

m. Hipotensi

n. Pemeriksaan radiologi

o. AGD : ↓ CO2, ↓ PO2, ↑ PCO2, ↑ pH

G. KOMPLIKASI

1. Iga :Fraktur multiple dapatmenyebabkankelumpuhanrongga dada.2. Pleura, paru-paru, bronkhi : Hemopneumothoraks – emfisema pembedahan.3. Jantung : Tamponade jantung ; rupture jantung ; rupturototpapilar ; ruptur klepjantung4. Pembuluh darah besar : Hematothoraks.5. Esofagus : Mediastinitis.6. Diafragma : Herniasivisera dan permukaan hati, limpa dan ginjal

(Mowschenson, 1990).

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Thoraks

Laboratorium : AGD → hipoksia

EKG

Radiologi

I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN DAN MEDIS

Penatalaksanaan pneumothoraks tergantung dari jenis pneumothoraks antara lain  dengan

melakukan :

1. Tindakan medis

Tindakan observasi, yaitu dengan mengukur tekanan intra pleura menghisap udara dan

mengembangkan paru. Tindakan ini terutama ditunjukan pada pneumothoraks tertutup

atau terbuka,sedangkan untuk pneumothoraks ventil tindakan utama yang harus

dilakukan dekompresi tehadap tekanan intra pleura yang tinggi tersebut yaitu dengan

membuat hubungan udara ke luar.

2. Tindakan dekompresi

Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan cara :

a. Menusukan jarum melalui dinding dada terus masuk ke rongga pleura dengan

demikian tekanan udara yang positif dirongga pleura akan berubah menjadi negatif

Page 6: Lp Pneumotorax

kerena udara yang positif di rongga pleura akan berubah menjadi negatif  karena

udara yang keluar melalui jarum tersebut.

b. Membuat hubungan dengan udara luar  melalui kontra ven il.

Dapat memakai infus set khususnya niddle

Jarum abbocath

Pipa  WSD ( Water Sealed Drainage )

Pipa khusus ( thoraks kateter ) steril, dimasukan kerongga pleura dengan

perantara thoakar  atau dengan bantuan klem penjepit ( pean ). Pemasukan pipa

plastik( thoraks kateter ) dapat juga dilakukan melalui celah yang telah dibuat

dengan insisi kulit dari sela iga ke 4 pada baris aksila tengah atau pada garis

aksila belakang. Swelain itu data pula melalui sela iga ke 2 dari garis klavikula

tengah. Selanjutnya ujung sela plastik didada dan pipa kaca WSD dihubungkan

melalui pipa plastik lainya,posisi ujung pipa kaca yang berada dibotol sebaiknya

berada 2 cm dibawahpermukaan air supaya gelembung udara dapat dengan mudah

keluar melalui tekanan tersebut.

Penghisapan terus – menerus ( continous suction ). Penghisapan dilakukan terus –

menerus apabial tekanan intra pleura tetap positif, penghisapan ini dilakukan

dengan memberi tekanan negatif sebesar 10 – 20 cm H2O dengan tujuan agar

paru cepat mengembang dan segera teryjadi perlekatan antara pleura viseralis dan

pleura parentalis.

Apabila paru telah mengembang maksimal dan tekanan intrapleura sudah

negative lagi, drain drain dapat dicabut, sebelum dicabut drain ditutup dengan

cara dijepit atau ditekuk selama 24 jam. Apabila paru tetap mengembang penuh,

maka drain dicabut.

Page 7: Lp Pneumotorax

3. Tindakan bedah

a. Dengan pembukaan dinding thoraks melalui operasi, dan dicari lubang yang

menyebabkan pneumothoraks dan dijahit.

b. Pada pembedahan, apabila dijumpai adanya penebalan pleura yang menyebabkan

paru tidak dapat mengembang, maka dilakukan pengelupasan atau dekortisasi.

c. Dilakukan reseksi bila ada bagian paru yang mengalami robekan atau ada fistel dari

paru yang rusak, sehingga paru tersebut tidak berfungsi dan tidak dapat dipertahankan

kembali.

d. Pilihan terakhir dilakukan pleurodesis dan perlekatan antara kedua pleura ditempat

fistel.

4. Pengobatan tambahan :

 Apabila terdapat proses lai diparu, maka pengobatan tambahan ditujukan terhadap

penyebabnya ;

- Terhadap proses tuberkolosis paru, diberi obat anti tuberkolosis.

-   Untuk mencegah obstipasi dan memperlancar defekasi, penderita diberi laksan ringan

ringan, dengan tujuan supaya saat defekasi, penderita tidak dapat perlu mengejan

terlalu keras.

- Istirahat total

-   Penderita dilarang melakukan kerja keras ( mengangkat barang berat ), batuk, bersin

terlalu keras, mengejan.

Page 8: Lp Pneumotorax

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMOTHORAKS

Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif

1. Pasien mengeluh:

- Sesak nafas

- Nyeri dada menusuk

- Gelisah

- Keringat dingin

- Cemas

1. TTV:

- TD : turun

- RR : naik.

- HR : naik

- Suhu : naik

2. Sianosis

3. Pemfis: pada saat diperkusi terdengar

hipersonor

4. Suara nafas melemah

5. Suara amforik

6. Tampak sisi yang terserang menonjol

dan tertinggal dalam pernapasan

7. Terlihat gelisah

8. Foto Thorak: terlihat garis penguncup

paru yang sangat halus

9. AGD

10. Ketakutan

11. Cemas

12. Terlihat kesakitan

Page 9: Lp Pneumotorax

Analisa Data

Data Fokus Problem Etiologi

1. DS: pasien mengeluh:

- Sesak nafas

- Nyeri dada menusuk

2. DO:

- RR : naik.

- HR : naik

- Sianosis

- Suara nafas melemah

- Suara amforik

- Tampak sisi yang terserang

menonjol dan tertinggal dalam

pernapasan.

Pola nafas tidak

efektif

Ketidakadekuatan

ekspansi paru

1. DS: pasien mengeluh:

- Sesak nafas

- Nyeri dada menusuk

2. DO:

- RR : naik.

- Sianosis

- AGD

Gangguan

pertukaran gas

Penurunan

pemasukan O2

1. DS: pasien mengeluh:

- Nyeri dada menusuk.

- Keringat dingin.

2. DO:

Nyeri Trauma jaringan

(luka

tusuk/kecelakaan)

Page 10: Lp Pneumotorax

- Terlihat kesakitan

- Suara amforik

1. DS

- Gelisah

- Cemas

2. DO:

- Ketakutan

- Cemas

- Terlihat kesakitan

Kurangnya

pengetahuan

Kurangnya informasi

tentang

penatalaksanaa

medis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi

1. Pola nafas tidak efektif b.d

Ketidakadekuatan ekspansi

paru.

2. Gangguan pertukaran gas b.d

penurunan pemasukan O2.

3. Nyeri b.d trauma

jaringan( luka

tusuk/kecelakaan)

4. Kurangnya pengetahuan b.d

kurangnya informasi ntentang

penatalaksanaan medis.

Page 11: Lp Pneumotorax

INTERVENSI

NO Tanggal Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan

1. 30/ 10 / 2012 Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam masalah pola nafas tidak

efektif sudah teratasi dengan kriteria

hasil :

Pasien dapat bernafas dengan

normal

1. Mandiri

Mengidentifikasi

etiologi/faktor pencetus

(kolaps paru).

Rasional : pemahaman penyebab

kolaps paru perlu untuk

pemasangan selang dada yang

tepat dan memilih tindakan

terapeutik lain.

Evalusi fungsi pernapasan,

catat

kecepatan/pernapasan

serak, dispnea.

Rasional : distres pernapasan dan

perubahan pada tanda vital dapat

terjadi sebagai akibat stres

fisiologi dan nyeri/dapat

menunjukan terjadinya syok

sehubung dengan hipoksia.

Awasi kesesuaian pola

pernapasan bila

menggunakan ventilasi

mekanik.

Rasional : kesulitan bernapas

“dengan” ventilator dan/atau

peningkatan tekanan jalan napas

diduga memburuknya

Page 12: Lp Pneumotorax

kondisi/terjadinya komplikasi.

Kaji fremitus

Rasional : suara dan taktil fremitus

menurun pada jaringan yang terisi

cairan.

2. Kolaborasi

Awasi/gambarkan seri

GDA

Rasional : Mengkaji status

pertukaran gas dan ventilasi, perlu

untuk kelanjutan terapi.

Berikan oksigen tambahan

melaui kanula/masker

sesuai indikasi.

Rasional : alat dalam menurunkan

kerja napas.

2. 30/ 10 / 2012 Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam masalah gangguan

pertukaran gas sudah teratasi dengan

kriteria hasil :

pertukaran gas yang optimal

selama terpasang WSD, dengan

kriteria standar : klien memiliki

tanda–tanda vital RR 12 – 20

X/menit, suhu 363 – 37 3 0C, nadi

80 – 100 kali/ menit,

keutuhanWSD terjaga, aliran

(udara/cairan) lancar, selang tidak

1. Mandiri

Berikan pengertian

prosedur tindakan WSD,

kelancaran dan akibatnya.

Rasional : WSD yang obstruksi

akan selalu terkontrol karena klien

dan keluarga kooperatif.

Periksa WSD lokasi

insersi, selang drainage

dan botol.

Rasional : Adanya kloting

Page 13: Lp Pneumotorax

ada obstruksi dan tidak terjadi

sianosis pada klien.

merupakan tanda penyumbatan

WSD yang berakibat paru kolaps.

Observasi tanda – tanda

vital.

Rasional : Hipertemi, takikardi,

takipnea merupakan tanda – tanda

ketidakoptimalan fungsi paru.

2. Kolaborasi

Observasi AGD

Rasional : ketidaknormalan AGD.

Berikan oksigen sesuai

dengan indikasiyang

diberikan dokter.

Rasional:dapat membantu

memperbaiki pertukaran gas.

3. 30/ 10 / 2012 Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3x24 jam masalah Nyeri sudah

teratasi dengan kriteria hasil :

- Pasien tidak nyeri

- Tidak merasa kesakitan akibat

nyeri

1. Mandiri

Menentukan karakteristik

nyeri, misalnya tajam,

ditusuk.

Rasional: nyeri trauma ada dalam

beberapa derajat.

Pantau tanda vital

Rasional : perubahan frekuensi

jantung atau TD menunjukan

bahwa pasien mengalami nyeri.

Berikan tindakan nyaman,

misalnya, relaksasi, latihan

napas.

Page 14: Lp Pneumotorax

Rasional : dapat menghilangkan

ketidaknyamanan dan

memperbesar efek terapi

analgesik.

2. Kolaborasi

Berikan analgesik sesuai

indikasi.

Rasional : digunakan untuk

menekan batuk non produktif,

meningkatkan rasa nyaman.

Berikan oksigen sesuai

dengan indikasi yang

diberikan dokter.

Rasional : pemberian oksigen

dapat membantu menghilangkan

rasa nyeri.

4. 30/ 10 / 2012 Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 1x60 menit masalah kurangnya

pengetahuan sudah teratasi dengan

kriteria hasil :

- Pasien dapat menyatakan

pemahaman penyebab masalah.

- Tidak terlihat cemas dan gelisah

- Tidak terlihat ketakutan

1. Mandiri

Kaji patologi masalah

individu

Rasional : informasi menurunkan

takut karena ketidaktahuan.

Kaji ulang praktik

kesehatan yang baik.

Rasional : mempertahankan

kesehatan umum meningkatkan

penyembuhan dan dapat mencegah

kekambuhan.

Page 15: Lp Pneumotorax

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC, 1997.

www.google.com

Page 16: Lp Pneumotorax

PATHWAY

Trauma dada

Robekan pleura

Terbukanya dinding dada

Aliran udara ke rongga pleura meningkat

Tekanan di rongga pleura lebih tinggi dari pada di atmosfer

Terjadi kollaps paru

Kompensasi untuk memenuhi oksigen ke seluruh tubuh berkurang

Jantung bekerja lebih cepat

Takikardi

Napas menjadi pendek dan cepat