13
A. Pengertian Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup berbahaya terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007). Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006). Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berbahaya bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perludilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan Stuktur Sistem Pernafasan a. Sistem Pernafasan Atas Sistem pernafasan atas terdiri atas mulut,hidung, faring, dan laring. Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan. Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring,

LP Oksigenasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LP oksigenasi

Citation preview

A. PengertianOksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup berbahaya terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007).Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006).Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berbahaya bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perludilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.B. Anatomi dan Fisiologi Sistem PernafasanStuktur Sistem Pernafasana. Sistem Pernafasan AtasSistem pernafasan atas terdiri atas mulut,hidung, faring, dan laring. Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan.Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring, orofaring dan laryngopharynk yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan dan menghancurkan kuman dan pathogen yang masuk bersama udara.Laring merupakan struktur yang menyerupai tulang rawan yang bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai penghasil suara, laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan melindungi jalan nafas bagian bawah dari air dan makanan yang masuk.b. Sistem Pernafasan BawahSistem pernafasan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan pleura.Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin kartilago yang menghubungkan laring dan bronkus utama anatara kanan dan kiri.Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri. masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasah oleh satu bronkus. Jaringan-jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan nafas yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastic. Permukaan luar paru-paru dilapisi oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi torakal dan permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru.Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua yaitu:a. Pernapasan eksternalPernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuhSecara umum proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni :1. Ventilasi pulmonerSaat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih, system saraf pusat dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.Pertukaran gas alveolarSetelah oksigen masuk ke alveolar, proses proses pernapasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.Transpor oksigen dan karbon dioksida Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.2. Pernapasan internalPernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.C. Etiologia. Faktor Fisiologi 1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia 2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi saluran pernafasan bagian atas 3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya oksigen(O2) 4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll 5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.b. Faktor Perilaku1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang.2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen. 3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.4. Alkohol dan obat-obatan menyebbkan intake nutrisi mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pernafasan. 5. Kecemasan, menyebabkan metabolisme meningkat.D. Fisiologi Perubahan Fungsi Pernafasan1. Hiperventilasi Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.2. HipoventilasiTerjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit. 3. Hipoksia Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.

E. Faktor-faktor Yang BerhubunganI. Patologi1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis) 2. Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa 3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel miastania gravis)4. Depresi SSP / Trauma kepala5. Cedera serebrovaskuler (stroke)II. Maturasional 1. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan2. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok3. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok4. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas dan stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru 5. Dewasa tua, adanya proses penuan yang mengakibatkan kemungkinan arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi menurun.III. Situasional (Personal, Lingkungan) 1. Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat : pembedahan atau trauma nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan. 2. Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban rendah 3. Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan siliar, respons inflamasi, dan peningkatan pembentukan lendir sekunder akibat rokok, pernafasan mulut.F. Batasan KarakteristikI. MAYOR 1. Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya) 2. Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas) 3. Dispnea pada usahan napas4. Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas5. Peningkatan laju metabolik6. Batuk tak efektif atau tidak ada batukII. MINOR 1. Ortopnea 2. Takipnea, Hiperpnea, Hiperventilasi 3. Pernafasan sukar / berhati-hati4. Bunyi nafas abnormal 5. Frekuensi, irama, kedalaman. Pernafasan abnormal 6. Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (dukuk, lengan pada lutut, condong ke depan7. Bernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang lama 8. penurunan isi oksigen 9. Peningkatan kegelisahan 10. Ketakutan 11. Penurunan volume tidal 12. Peningkatan frekuensi jantung(Diagnosa keperawatan, Lynda Tuall Carpennito, hal 383 387)G. Manifestasi Klinik- suara napas tidak normal.- perubahan jumlah pernapasan.- batuk disertai dahak.- Penggunaan otot tambahan pernapasan.- Dispnea.- Penurunan haluaran urin.- Penurunan ekspansi paru.- Takhipnea

H. Pengkajian Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus mencakup :1. Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi keperawatan.a. Keletihan Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa ia kehilangan daya tahan.b. Dispnea Merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak napas. Dispnea merupakan sensasi subjektif pada pernapasan yang sulit dan tidak nyaman.c. Batuk Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang tiba-tiba dan dapat didengar.d. Mengi Mengi disebabkan oleh gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan nafas yng sempit.e. Nyeri Nyeri jantung tidak menyertai variasi pernapasan. Nyeri ini paling sering terjadi di sisi kiri dada dan menyebar. Nyeri pericardium, merupakan akibat inflamasi kantong perikardium, biasanya tidak menyebar dan dapat terjadi saat inspirasi.

2. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar.

a. Inspeksi Warna membran mukosa Penampilan umum Tingkat kesadaran Keadekuatan sirkulasi sistemik Pola pernapasan Gerakan dinding dada.b. Palpasi Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan ? Pengembangan dinding horak, bandingkan kiri dan kanan Taktil fremitus Getaran meningkat pneumonia, penumpukan secret, atelektasis yang belum total, infark atau fibrosis paru. Sedangkan getaran menurun pleural effusion, pneumothorak, penebalan pleura, emphysema atau sumbatan bronchus.c. Perkusi macam suara ketukan:sonor.Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.RedupSuara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) : tumor, atalektasis, cairan.HipersonorSuara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara sonor. Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru, pneumothorak, emphysema paru. TympaniAkibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang tertutup.suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul gendang.Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal. Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak lambung dan usus besar.

Teknik perkusi1. Jari tengah diletakkan di dinding thorak2. Ujung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal jari tengah yang berada di dinding thorak3. Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah mengetuk segera diangkat.4. Bandingkan kiri dan kanan.5. Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.d. Auskultasi Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam mendeteksi bunyi S1 dan S2 normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan. Auskultasi juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bruit di atas arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri femoral. Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara disepanjang lapangan paru. Suara napas tambahan terdengar, jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan atau terjadi obstruksi.3. Pemeriksaan Diagnostika. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung.b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi tentang respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner.c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ; pemeriksaan fungsi paru, BGA.

I. Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang tidak adekuat.3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.J. Intervensi Bikin sndri yaa :P

DAFTAR PUSTAKABrunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta: EGCNANDA. 2012-2014. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGCMubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan Fundamental of Nursing.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran KozierTarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3. Salemba:Medika. Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC: Jakarta Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika: Jakarta