1
DEDE SUSIANTI T EBING dengan keting- gian sekitar 25 meter runtuh dan menimbun lima rumah warga di pinggiran Sungai Cipakancilan. Tepatnya di Kampung Teksan, Gang Tarmidi RT 03/06, Ke- lurahan Cibogor, Bogor, pada Kamis (24/11) malam. Dua penghuni dari salah satu rumah yang merupakan paman dan keponakan men- jadi korban. Korban tewas adalah Galih Eko Prayuda, 19, dan kepona- kannya, Aditya, 9. Keduanya baru berhasil dievakuasi ke- marin sekitar pukul 09.30 atau setelah 12 jam lebih tertimbun. Proses pencarian dan evakuasi baru dilakukan kemarin ka- rena faktor cuaca dan sulitnya medan saat malam hari. Menurut Mulyono, tetangga korban, peristiwa maut terse- but terjadi sesaat setelah hujan besar yang mengguyur wilayah Bogor mereda. “Saya sedang tidur. Ketika terbangun, ada suara gemuruh. Saat buka pintu, tidak terlihat apa-apa. Hanya debu-debu. Kemudian saya keluar, ada yang menjerit minta tolong,” ujar Mulyono yang rumahnya persis bersebelahan dengan rumah keluarga Agus Mulyadi, ayah Galih. Setelah mengetahui ada yang tergencet, Mulyono langsung berusaha menarik dan meng- angkat mereka. Tiga orang yang berhasil diangkat, yakni Dian, ibu Galih, Nana, nenek Galih, dan Popy, anak kedua Agus. Mereka terselamatkan karena tengah berada di lantai atas saat sedang tidur. Di sisi lain, Galih dan Aditya tengah berada di lantai bawah. Adapun kelima rumah yang tertimbun tanah longsoran itu adalah milik keluarga Agus, yang dihuni 7 orang, keluarga Ade yang dihuni 5 orang, ke- luarga Endang yang dihuni 3 orang, keluarga Beni yang juga dihuni 3 orang, serta sebuah rumah kontrakan milik Endang yang kosong. Rumah yang dihuni kelu- arga Agus letaknya paling atas. Bangunan rumah yang luasnya sekitar 3 x 6 itu bertingkat. Di bagian bawah adalah ruang tamu menyatu dengan dapur, lokasi dua korban tewas ber- ada. Adapun di lantai atas ter- dapat tiga kamar tidur yang ukurannya masing-masing 1,5 meter. Di ketiga kamar itulah, Dian, Popy, dan neneknya se- dang tidur. Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Bogor Bambang Gunawan, yang ditemui di lokasi, mengatakan pemkot akan memberikan bantuan ke- pada para korban, baik korban tewas maupun korban lain yang rumahnya tertimbun. Terkait dengan peristiwa maut itu, Bambang mengata- kan perlu ada pemantauan, agar tidak terjadi lagi. Pe- nanganan sementara, lanjut- nya, akan dilakukan relokasi, terutama untuk mereka yang terkena longsor. Pohon tumbang Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian menga- takan angin kencang yang terus mendera Jakarta sepekan ter- akhir masih berpotensi terjadi lagi sepekan mendatang. Tak hanya angin dengan kecepat- an 35-50 knot, Jakarta juga diperkirakan akan lebih basah dengan hujan yang deras. “Angin kencang berkecepat- an di atas 35 knot itu mampu menumbangkan pohon besar dan papan reklame. Contohnya angin yang menumbangkan pohon hari ini di Jakarta Barat dan Timur,” ungkap Edvin Aldrian saat dihubungi ke- marin. Berdasarkan pemantauan dari TMC Polda, setidaknya ada dua pohon tumbang terjadi kemarin di dua titik. Pertama di Jalan Panjang, Kedoya, Ja- karta Barat, dan kedua di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara. Di Jalan Raya Cilincing, pohon tumbang menimpa sebuah mobil Avanza bernomor polisi B 1933 PVZ. Pohon tumbang di dua titik itu menimbulkan kemacetan lalu lintas di seki- tarnya.(Vni/ED/SM/J-2) anti @mediaindonesia.com Longsor di Bogor Telan Korban Jiwa Angin kencang masih berpotensi terjadi di Jakarta dalam sepekan ke depan. Tahun 2011 ini, perusakan atau pencurian yang terjadi ada sekitar 68 kasus, tersebar di sejumlah stasiun dan rel kereta.” Akhmad Sujadi Manajer Senior Keamanan PT KAI Daerah Operasi I LONGSOR DI CIBOGOR: Anggota TNI mencari korban hilang yang tertimbun longsor akibat hujan lebat di Kelurahan Cibogor, Bogor, Kamis (24/11) malam. Dua orang tewas dalam peristiwa itu. Korban baru bisa dievakuasi setelah 12 jam karena tebalnya tanah yang menutupi rumah. MI/DEDE SUSIANTI 5 M EGA POLITAN SABTU, 26 NOVEMBER 2011 Perangkat Kereta Api di Stasiun Rawan Dicuri PENCURIAN dan perusakan terhadap perangkat stasiun kereta api ternyata merupa- kan kasus yang cukup sering terjadi di sejumlah stasiun dan rel kereta di Jakarta. Tangan-tangan jahil itu ke- rap beraksi di beberapa stasiun besar di Jakarta di antaranya di Palmerah, Pasar Minggu, Manggarai, UI Depok, dan Tanah Abang. “Tahun 2011 ini, perusakan atau pencurian yang terjadi ada sekitar 68 kasus, tersebar di sejumlah stasiun dan rel kereta,” kata Manajer Senior Keamanan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I Akhmad Sujadi, kemarin. Beberapa perangkat yang sering menjadi target pe- rusakan atau pencurian di antaranya kabel sinyal, ko- tak penangkal petir, kotak panel kabel, ataupun kabel perangkat wesel. Perangkat wesel merupakan alat yang berfungsi mengarahkan kereta api sesuai keinginan masinis atau operator sta- siun. Kasus kerusakan wesel ter- akhir terjadi di Stasiun Mang- garai, Jakarta Pusat, pada Rabu (23/11). Kerusakan yang terjadi di sisi rel yang meng- arah ke Stasiun Cikini itu di- duga terjadi karena timbulnya arus pendek yang disebabkan pemutusan kabel penangkal petir secara paksa oleh orang tak dikenal. “Kabel bermuatan 380 volt itu bergesekan dengan besi kotak panel sehingga me- nyebabkan korslet yang me- mengaruhi kinerja perangkat wesel,” ujarnya. Menurut Akhmad, kasus pencurian rentan terjadi karena lokasi terdapatnya perangkat perkeretaapian tersebar di luar stasiun atau sepanjang rel, sehingga me- nyulitkan petugas untuk me- lakukan pengawasan secara ketat. Pada satu stasiun, kotak panel bisa berjumlah 10 buah yang dilindungi pagar besi berupa kerangkeng. “Namun sering juga gem- bok kerangkengnya diru- sak. Jadi perangkat listrik di dalamnya bisa dicuri,” ujarnya. Tahun 2008 lalu, lanjut Akhmad, Stasiun Manggarai juga pernah mengalami pen- curian. Kabel sinyal sepanjang 5 meter dipotong pencuri. Akibatnya Stasiun Manggarai tidak bisa mengirim sinyal ke stasiun lainnya. Untuk mengantisipasi ter- jadinya pencurian berikut- nya, Akhmad meminta ban- tuan warga sekitar stasiun dan petugas porter untuk membantu melakukan peng- awasan. (*/J-2) Cinta Caroline Berakhir Tragis CINTA itu buta, cinta itu lemah lembut, tapi cinta juga bisa marah bahkan nekat. Mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) Caroline Ok- tavianie Tamboto, 19, terjun bebas dari lantai 9 Kondo- minium Golf Lippo Karawaci, Kabupaten Tangerang, Kamis (24/11) malam, diduga karena dilarang memadu kasih de- ngan pemuda pujaannya. “Korban bunuh diri karena hubungan cintanya tidak di- setujui orangtua,” jelas Kapol- sek Kelapa Dua Ajun Komisa- ris Bambang Hari Wibowo, kemarin. Caroline bersama kekasihnya, Hendra, sudah berteman dekat sejak maha- siswa semester tiga jurusan bahasa Inggris itu duduk di bangku SMP. Namun, Albert Tamboto, 45, dan Nana Soekamto, 40, kurang menyukai putrinya berpacaran dengan karyawan Auto 2000 tersebut. Karena terus dilarang, Caroline yang sudah merasa dewasa memu- tuskan jalannya sendiri. Caroline tinggal di kondo- minium Karawaci sejak tahun lalu bersama kakaknya, Carla, yang juga mahasiswi U P H . Di lain hal, orangtua mereka tinggal di Karawang Wetan, Kabupaten Karawang. Semasa hidupnya, Caroline dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan. “Ia sangat ra- mah dan selalu tersenyum bila bertemu para petugas keaman- an yang sedang berjaga di kon- dominium,” tutur Gunawan, satpam Kondominium Golf Lippo Karawaci yang menjadi saksi mata kejadian. Menurut Gunawan, saat peristiwa itu terjadi, kondo- minium sedang sepi. Para penghuni yang mayoritas mahasiswa/mahasiswi UPH sudah masuk ke kamar ma- sing-masing. “Sekitar pukul 19.00, saya melihat korban tu- run untuk membeli sesuatu ke minimarket kondominium. Setelah itu, ia naik lagi.” Berselang beberapa saat kemudian, kakak kandung korban, Cindy Stevani Tamboto, 21, yang akrab dipanggil Carla, datang dan naik ke lantai 9. Sekitar 20 menit, Carla turun dan pergi entah ke mana. “Tidak lama se- telah kakaknya pergi, tiba-tiba saya mendengar benda jatuh,” kata Gunawan yang malam itu bertugas bersama Suyanto. Kedua satpam itu segera menuju lokasi suara. Alangkah kagetnya mereka karena yang terjatuh di area taman berjarak sekitar 5 meter dari pos satpam adalah Caroline. “Saat jatuh ia masih hidup,” kata Gunawan. Korban segera dilarikan ke RS Siloam Karawaci. Tidak bera- pa lama, Caroline menghem- buskan napas terakhirnya. Setelah divisum di RSUD Tangerang, jenazah dibawa keluarga ke Karawang, Jawa Barat. (SM/J-1) LINTAS BERITA Dua Tewas Disambar Kereta PENGENDARA sepeda motor yang membon- ceng keponakan dengan cara menggendong tewas disambar kereta api di Kampung Kedung Gede RT 05/01, Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, kemarin. Menurut saksi mata Nyonya Tegar, 36, kor- ban Darmisah, 44, yang membonceng Ahmad Murobby Zarkasih, 2, menerobos lintasan rel. “Polisi cepek sudah melarang korban agar tak melintas rel, tapi diabaikan,” jelasnya. Pada saat itu, kereta Bogowonto tujuan Kutoarjo sudah sangat dekat dan langsung me- nyambar sepeda motor serta menyeret kedua korban hingga radius 500 meter. Abu Alim, 32, mengatakan menitipkan anaknya pada sang kakak karena ia beserta istrinya, Marry Diana, 27, mengajar di SDN Cibitung. “Kakak saya berjualan di Pasar Tambun dan selalu membawa Ahmad. Sudah biasa dia melintas di sana, tapi kali ini nasib berkata lain,” ujar warga Perumahan Trias Blok A6/23, RT06/08, Wanasari, Cibitung. (GG/J-1) Siswi SMP Diperdaya Bule SEORANG warga negara Inggris dilapor- kan memerkosa anak kelas 1 SMP. “Korban diiming-imingi Blackberry dan uang jajan,” jelas Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Jakarta Selatan AKP Fitria Mega, kemarin. Fitria melihat ada praktik muncikari dalam kasus tersebut. Awalnya, teman-teman korban memperlihatkan telepon seluler dan menga- takan ada bule yang bisa memberikan benda tersebut. Korban dijanjikan akan mendapatkan telepon seluler yang sama kalau mau berke- nalan dengan bule itu. Korban tertarik dengan rayuan teman-teman- nya dan bersedia dibawa pergi oleh tukang ojek. Ternyata sesampai di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, korban tidak hanya diajak kenalan, tapi dipaksa dan diancam. Ibu korban yang curiga lantas melaporkan kejadian itu ke Polres Jaksel. Berhubung lokasi kejadian di Jakut, Polres Jaksel melimpahkan kasus tersebut ke Polsek Kelapa Gading. (NY/J-1)

Longsor di Bogor Telan Korban Jiwa - ftp.unpad.ac.id fileKerusakan yang terjadi di sisi rel yang meng-arah ke Stasiun Cikini itu di-duga terjadi karena timbulnya arus pendek yang disebabkan

  • Upload
    vannhu

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Longsor di Bogor Telan Korban Jiwa - ftp.unpad.ac.id fileKerusakan yang terjadi di sisi rel yang meng-arah ke Stasiun Cikini itu di-duga terjadi karena timbulnya arus pendek yang disebabkan

DEDE SUSIANTI

TEBING dengan keting-gian sekitar 25 meter runtuh dan menimbun lima rumah warga di

pinggiran Sungai Cipakancilan. Tepatnya di Kampung Teksan, Gang Tarmidi RT 03/06, Ke-lurahan Cibogor, Bogor, pada Kamis (24/11) malam.

Dua penghuni dari salah satu rumah yang merupakan paman dan keponakan men-jadi korban.

Korban tewas adalah Galih Eko Prayuda, 19, dan kepona-kannya, Aditya, 9. Keduanya baru berhasil dievakuasi ke-marin sekitar pukul 09.30 atau setelah 12 jam lebih tertimbun. Proses pencarian dan evakuasi baru dilakukan kemarin ka-rena faktor cuaca dan sulitnya medan saat malam hari.

Menurut Mulyono, tetangga korban, peristiwa maut terse-but terjadi sesaat setelah hujan besar yang mengguyur wilayah Bogor mereda.

“Saya sedang tidur. Ketika terbangun, ada suara gemuruh. Saat buka pintu, tidak terlihat apa-apa. Hanya debu-debu. Kemudian saya keluar, ada yang menjerit minta tolong,” ujar Mulyono yang rumahnya persis bersebelahan dengan rumah keluarga Agus Mulyadi, ayah Galih.

Setelah mengetahui ada yang tergencet, Mulyono langsung berusaha menarik dan meng-angkat mereka. Tiga orang yang berhasil diangkat, yakni Dian, ibu Galih, Nana, nenek Galih, dan Popy, anak kedua Agus. Mereka terselamatkan karena tengah berada di lantai atas saat sedang tidur. Di sisi lain, Galih dan Aditya tengah berada di lantai bawah.

Adapun kelima rumah yang tertimbun tanah longsoran itu adalah milik keluarga Agus, yang dihuni 7 orang, keluarga Ade yang dihuni 5 orang, ke-luarga Endang yang dihuni 3 orang, keluarga Beni yang juga dihuni 3 orang, serta sebuah rumah kontrakan milik Endang yang kosong.

Rumah yang dihuni kelu-arga Agus letaknya paling atas. Bangunan rumah yang luasnya sekitar 3 x 6 itu bertingkat. Di bagian bawah adalah ruang tamu menyatu dengan dapur, lokasi dua korban tewas ber-ada.

Adapun di lantai atas ter-dapat tiga kamar tidur yang ukurannya masing-masing 1,5 meter. Di ketiga kamar itulah, Dian, Popy, dan neneknya se-dang tidur.

Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Bogor Bambang Gunawan, yang ditemui di lokasi, mengatakan pemkot akan memberikan bantuan ke-pada para korban, baik korban tewas maupun korban lain yang rumahnya tertimbun.

Terkait dengan peristiwa maut itu, Bambang mengata-kan perlu ada pemantauan, agar tidak terjadi lagi. Pe-nanganan sementara, lanjut-nya, akan dilakukan relokasi,

terutama untuk mereka yang terkena longsor.

Pohon tumbangKepala Pusat Perubahan

Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian menga-takan angin kencang yang terus mendera Jakarta sepekan ter-akhir masih berpotensi terjadi lagi sepekan mendatang. Tak hanya angin dengan kecepat-an 35-50 knot, Jakarta juga diperkirakan akan lebih basah dengan hujan yang deras.

“Angin kencang berkecepat-an di atas 35 knot itu mampu menumbangkan pohon besar dan papan reklame. Contohnya angin yang menumbangkan

pohon hari ini di Jakarta Barat dan Timur,” ungkap Edvin Aldrian saat dihubungi ke-marin.

Berdasarkan pemantauan dari TMC Polda, setidaknya ada dua pohon tumbang terjadi kemarin di dua titik. Pertama di Jalan Panjang, Kedoya, Ja-karta Barat, dan kedua di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara. Di Jalan Raya Cilincing, pohon tumbang menimpa sebuah mobil Avanza bernomor polisi B 1933 PVZ. Pohon tumbang di dua titik itu menimbulkan kemacetan lalu lintas di seki-tarnya.(Vni/ED/SM/J-2)

anti @mediaindonesia.com

Longsor di BogorTelan Korban JiwaAngin kencang masih berpotensi terjadi di Jakarta dalam sepekan ke depan.

Tahun 2011 ini, perusakan atau

pencurian yang terjadi ada sekitar 68 kasus, tersebar di sejumlah stasiun dan rel kereta.”

Akhmad SujadiManajer Senior Keamanan PT KAI Daerah Operasi I

LONGSOR DI CIBOGOR: Anggota TNI mencari korban hilang yang tertimbun longsor akibat hujan lebat di Kelurahan Cibogor, Bogor, Kamis (24/11) malam. Dua orang tewas dalam peristiwa itu. Korban baru bisa dievakuasi setelah 12 jam karena tebalnya tanah yang menutupi rumah.

MI/DEDE SUSIANTI

5MEGAPOLITANSABTU, 26 NOVEMBER 2011

Perangkat Kereta Apidi Stasiun Rawan Dicuri

PENCURIAN dan perusakan terhadap perangkat stasiun kereta api ternyata merupa-kan kasus yang cukup sering terjadi di sejumlah stasiun dan rel kereta di Jakarta.

Tangan-tangan jahil itu ke-rap beraksi di beberapa stasiun besar di Jakarta di antaranya di Palmerah, Pasar Minggu, Manggarai, UI Depok, dan Tanah Abang.

“Tahun 2011 ini, perusakan atau pencurian yang terjadi ada sekitar 68 kasus, tersebar di sejumlah stasiun dan rel kereta,” kata Manajer Senior Keamanan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I Akhmad Sujadi, kemarin.

Beberapa perangkat yang sering menjadi target pe-rusakan atau pencurian di antaranya kabel sinyal, ko-tak penangkal petir, kotak panel kabel, ataupun kabel perangkat wesel. Perangkat wesel merupakan alat yang ber fungsi mengarahkan kereta api sesuai keinginan masinis atau operator sta-siun.

Kasus kerusakan wesel ter-akhir terjadi di Stasiun Mang-garai, Jakarta Pusat, pada Rabu (23/11). Kerusakan yang terjadi di sisi rel yang meng-arah ke Stasiun Cikini itu di-duga terjadi karena timbulnya arus pendek yang disebabkan pemutusan kabel penangkal petir secara paksa oleh orang tak dikenal.

“Kabel bermuatan 380 volt itu bergesekan dengan besi kotak panel sehingga me-nyebabkan korslet yang me-mengaruhi kinerja perangkat wesel,” ujarnya.

Menurut Akhmad, kasus

pencurian rentan terjadi karena lokasi terdapatnya perangkat perkeretaapian tersebar di luar stasiun atau sepanjang rel, sehingga me-nyulitkan petugas untuk me-lakukan pengawasan secara ketat.

Pada satu stasiun, kotak panel bisa berjumlah 10 buah yang dilindungi pagar besi berupa kerangkeng.

“Namun sering juga gem-bok kerangkengnya diru-sak. Jadi perangkat listrik di dalamnya bisa dicuri,” ujarnya.

Tahun 2008 lalu, lanjut Akhmad, Stasiun Manggarai juga pernah mengalami pen-curian. Kabel sinyal sepanjang 5 meter dipotong pencuri. Akibatnya Stasiun Manggarai tidak bisa mengirim sinyal ke stasiun lainnya.

Untuk mengantisipasi ter-jadinya pencurian berikut-nya, Akhmad meminta ban-tuan warga sekitar stasiun dan petugas porter untuk membantu melakukan peng-awasan. (*/J-2)

Cinta Caroline Berakhir Tragis

CINTA itu buta, cinta itu lemah lembut, tapi cinta juga bisa marah bahkan nekat. Mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) Caroline Ok-tavianie Tamboto, 19, terjun bebas dari lantai 9 Kondo-minium Golf Lippo Karawaci, Kabupaten Tangerang, Kamis (24/11) malam, diduga karena dilarang memadu kasih de-ngan pemuda pujaannya.

“Korban bunuh diri karena

hubungan cintanya tidak di-setujui orangtua,” jelas Kapol-sek Kelapa Dua Ajun Komisa-ris Bambang Hari Wibowo, kemarin. Caroline bersama kekasihnya, Hendra, sudah berteman dekat sejak maha-siswa semester tiga jurusan bahasa Inggris itu duduk di bangku SMP.

Namun, Albert Tamboto, 45, dan Nana Soekamto, 40, kurang menyukai putrinya berpacaran dengan karyawan Auto 2000 tersebut. Karena terus dilarang, Caroline yang sudah merasa dewasa memu-tuskan jalannya sendiri.

Caroline tinggal di kondo-minium Karawaci sejak tahun lalu bersama kakaknya, Carla, yang juga mahasiswi U P H . Di lain hal,

orangtua mereka tinggal di Karawang Wetan, Kabupaten Karawang.

Semasa hidupnya, Caroline dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan. “Ia sangat ra-mah dan selalu tersenyum bila bertemu para petugas keaman-an yang sedang berjaga di kon-dominium,” tutur Gunawan,

satpam Kondomi nium Golf Lippo Karawaci yang menjadi saksi mata kejadian.

Menurut Gunawan, saat peristiwa itu terjadi, kondo-minium sedang sepi. Para penghuni yang mayoritas mahasiswa/mahasiswi UPH sudah masuk ke kamar ma-sing-masing. “Sekitar pukul 19.00, saya melihat korban tu-run untuk membeli sesuatu ke minimarket kondominium.

Setelah itu, ia naik lagi.” Berselang beberapa

saat kemudian, kakak kandung korban, Cindy

Stevani Tamboto, 21, yang akrab dipanggil Carla, datang dan naik ke lantai 9. Sekitar 20 menit, Carla turun dan pergi entah ke mana. “Tidak lama se-telah kakaknya pergi, tiba-tiba saya mendengar benda jatuh,” kata Gunawan yang malam itu bertugas bersama Suyanto.

Kedua satpam itu segera menuju lokasi suara. Alangkah kagetnya mereka karena yang terjatuh di area taman berjarak sekitar 5 meter dari pos satpam adalah Caroline. “Saat jatuh ia masih hidup,” kata Gunawan. Korban segera dilarikan ke RS Siloam Karawaci. Tidak bera-pa lama, Caroline menghem-buskan napas terakhirnya. Setelah divisum di RSUD Tangerang, jenazah dibawa keluarga ke Karawang, Jawa Barat. (SM/J-1)

LINTAS BERITA

Dua Tewas Disambar Kereta PENGENDARA sepeda motor yang membon-ceng keponakan dengan cara menggendong tewas disambar kereta api di Kampung Kedung Gede RT 05/01, Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, kemarin. Menurut saksi mata Nyonya Tegar, 36, kor-ban Darmisah, 44, yang membonceng Ahmad Murobby Zarkasih, 2, menerobos lintasan rel. “Polisi cepek sudah melarang korban agar tak melintas rel, tapi diabaikan,” jelasnya.

Pada saat itu, kereta Bogowonto tujuan Kutoarjo sudah sangat dekat dan langsung me-nyambar sepeda motor serta menyeret kedua korban hingga radius 500 meter. Abu Alim, 32, mengatakan menitipkan anaknya pada sang kakak karena ia beserta istrinya, Marry Diana, 27, mengajar di SDN Cibitung.

“Kakak saya berjualan di Pasar Tambun dan selalu membawa Ahmad. Sudah biasa dia melintas di sana, tapi kali ini nasib berkata lain,” ujar warga Perumahan Trias Blok A6/23, RT06/08, Wanasari, Cibitung. (GG/J-1)

Siswi SMP Diperdaya Bule SEORANG warga negara Inggris dilapor-kan memerkosa anak kelas 1 SMP. “Korban diiming-imingi Blackberry dan uang jajan,” jelas Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Jakarta Selatan AKP Fitria Mega, kemarin.

Fitria melihat ada praktik muncikari dalam kasus tersebut. Awalnya, teman-teman korban memperlihatkan telepon seluler dan menga-takan ada bule yang bisa memberikan benda tersebut. Korban dijanjikan akan mendapatkan telepon seluler yang sama kalau mau berke-nalan dengan bule itu.

Korban tertarik dengan rayuan teman-teman-nya dan bersedia dibawa pergi oleh tukang ojek. Ternyata sesampai di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, korban tidak hanya diajak kenalan, tapi dipaksa dan diancam. Ibu korban yang curiga lantas melaporkan kejadian itu ke Polres Jaksel.

Berhubung lokasi kejadian di Jakut, Polres Jaksel melimpahkan kasus tersebut ke Polsek Kelapa Gading. (NY/J-1)