12
PROFIL KOTA MAGELANG Memiliki wil ayah dengan luas 18.12 km 2 , secara geografis Kota Magelang terletak di 110°12'30" - 110°12'52" Bujur Timur dan 7°26'28"-7°30'9" Lintang Se Iatan. Posisi ini sangat strategis, yaitu di tengah-tengah Pulau Jawa dan berada di persimpangan jalur transportasi dan ekonomi antara Semarang, (Kabupaten) Magelang, Yogyakarta, Purworejo. Kota Magelang merupakan pusat kegiatan wilayah (PKW) dari kawasan Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang. Secara administratif, Kota Magelang terbagi dalam 3 kecamatan,yaitu Magelang Utara, MagelangTengah, dan Magelang Selatan, danterdiri dari 17 kelurahan. -- _,.,._ ' --- -- -- -~- -- -- -- -- -- 58 I DOKUMENT ASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12

localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

PROFIL KOTA MAGELANG

Memiliki wi layah dengan luas 18.12 km2, secara geografis Kota

Magelang terletak di 110°12'30" - 110°12'52" Bujur Timur dan 7°26'28" -7°30'9" Lintang Se Iatan. Posisi ini sangat strategis, yaitu di tengah-tengah Pulau Jawa dan berada di persimpangan jalur transportasi dan ekonomi antara Semarang, (Kabupaten) Magelang, Yogyakarta, Purworejo.

Kota Magelang merupakan pusat kegiatan wilayah (PKW) dari kawasan Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang.

Secara administratif, Kota Magelang terbagi dalam 3 kecamatan,yaitu Magelang Utara, MagelangTengah, dan Magelang Selatan, danterdiri dari 17 kelurahan.

--

_,.,._

' ------- -~-

--

------

--

58 I DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12

Page 2: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

KAMPUNG ORGANIK KOTA MAGELANG

Situasi Sebelum lnisiatif

Seperti hampir semua kabupaten/kota di Indonesia, Kota Magelang memiliki tantangan dalam pengelolaan sampah. Salah sat u faktor yang menyumbang pada pemasalahan ini adalah rendahnya kesadaran dan tanggungjawab masyarakat dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan. Perilaku yang ditemui adalah misalnya, membakar sampah, membuang sampah sembarangan, dan tidak dilakukannya pemilahan sampah. Di sisi lain, pemerintah daerah juga menghadapi tantangan keterbatasan lahan dalam penyediaan Tempat Pengolaan Sampah Akhir (TPSA). Kota Magelang saat ini masih memanfaatkan lahan di wilayah Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

lnisiatif

Permasalahan tersebut memberikan inspirasi bagi Pemerintah Kota Magelang untuk melakukan inovasi terhadap permasalahan sampah. Pemerintah Kota Magelang mulai menerapkan inisiatif berupa Program Kampung Organik di setiap kelurahan, termasuk di dalamnya adalah proses pembuatan kompos dari sampah organik dan pengadaan BankSampah untuksampah nonorganik ..

Tujuan program ini adalah memberikan kesadaran dan pelajaran pada masyarakat untuk bertanggungjawab atas sampah yang dihasilkan dengan memanfaatkan pola pemilahan sampah dan melakukan penanaman sayuran dan buah di lahan kosong atau pekarangan. Dengan program ini diharapkan akan ada banyak manfaat yang akan diperoleh, di antaranya adalah pemenuhan sayuran segar untuk konsumsi masyarakat sekitar, terbangunnya semangat kegotongroyongan yang dinamis antara warga masyarakat, adanya rasa memiliki dari program ini, dan tentunya pengurangan sampah rumah tangga. Pada akhirnya, diharapkan upaya ini dapat mengurangi timbunan sampah di TPA Banyuurip, yang memiliki lahan terbatas.

Strategi yang diterapkan

UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan menyebutkan pada pasal 12 ayat (1) bahwa "setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan". Untuk mengimplementasikan undang-undang tersebut dan menghadapi masalah sampah di Kota Magelang, pemerintah kota melakukan pengelolaan sampah secara

DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12 I 59

Page 3: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

sistematis, menyeluruh, dan berkelanjutan. Kebijakan lainnya yang dianut adalah Peraturan Menteri Pertanian No. 43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan {P2KP) Berbasis Sumber Daya Lokal. Salah satu kegiatan yang dilakukan di Kota Magelang adalah optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari {KRPL).

Penyelarasan implementasi kebijakan undang-undang dan peraturan menteri itu melahirkan Program Kampung Organik di Kota Magelang, dengan tujuan untuk mengurangi sampah ke TPSA dengan reduce, reuse, dan recycle {3R), memenuhi kebutuhan pangan sehat, gizi keluarga, dan masyarakat dengan tersedianya penghijauan dan Ruang Terbuka Hijau {RTH), serta mengembangkan ekonomi masyarakat.

Jadi, kampung organik merupakan penggabungan dua program, yakni pengelolaan persampahan 3R berbasis masyarakat dengan program ketahanan pangan lestari dan bank sampah. Kegiatan pengelolaan sampah ini konsep dasarnya adalah mengurangi sampah, memilah sampah, memanfaatkan sampah, mendaur ulang sampah, dan menabung sampah. Ada 4 (empat) kriteria pengembangan program kampung organik, yaitu: 1. Adanya kelompok masyarakat; 2. Adanya pengurangan volume sampah dengan program 3R (reduce, reuse, recycle); 3. Adanya tanaman {buah/sayuran) organik, peternakan, dan pertanian organik; 4. Tertib administrasi.

PENATAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KAMPUNG ORGANIK

Perencanaan Borsa.ma

Dlrealisaslkan:

• Soslallsasl Program Pengembangan Kampung Asrl Organik

• Pengelolaan Sampah 3R SoJuk • Penghijauan dan Pembuatan

Taman Stimulan Sarane dan Prasarana Beralh Pendukung

• Pengembangen Tanaman, den S.hat atau Petemakan, dan atau

• Perikanan Organik Monev Kampung Organik

60 I DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12

Slkon

Llngkungan yang

Kondusll

Page 4: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

Sampah Organlk Sampah Non Organlk

l l Bank Sampah /

Kompos Barter / TPS Non Residu Sampah Organik

f l f Tanaman Dljual, Reuse, [ TPSA Organik Recycle

Struktur Organisasi Kampung Organik

KETUA

WAKILKETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

UNIT UNIT UNn'N_,. . PENGELOLAAN SAMPAH PENGELOLAAN .. :.A . NON ORGANIK SAMPAH ORGANIK

I I UNIT BANK KERAJINAN DAUR

SAMPAH/TPS ULANG NON ORGANIK /

WARLING BARTER

DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12 I 61

Page 5: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

Konsep pengembangan KampungOrganik di Kota Magelang mencakup:

1. Pengelolaan Sampah Mandiri Pengelolaan sampah rumah tangga dengan kegiatan pemilahan, pengomposan, banksampah, serta kerajinan daur ulang.

2. Ketahanan Pangan Mandiri Pemenuhan kebutuhan pangan sehat keluarga dengan memanfaatkan hasil pengelolaan sampah untuk sumber pangan organik.

3. Ketahanan Ekonomi Menambah penghasilan dari hasi l pertanian, perikanan, peternakan, serta kerajinan daur ulang.

Kampung Organik diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

1) Ta hap pemula, dengan fase kegiatannya:

a. Kelompok yang tercatat secara administratif, minimal didukung dengan surat keputusan kepala kelurahan;

b. Adanya pengurus sebagai pihakyang bertanggungjawab atas kelompok; c. Memiliki pa pan nama kelompok; d. Melakukan sosialisasi kegiatan pada seluruh anggota; e. Kelompok melakukan pemilahan sampah keluarga; f. Kelompok melakukan pengolahan sampah, baik organik maupun non organik; g. Melaksanakan pengadministrasian (hasil kegiatan dibukukan); h. Kelompok memiliki buku administrasi yang telah ditentukan, misal buku

anggota, notulen kegiatan, buku tamu, dan buku kas.

2) Tahap berkembang. Fase kegiatan kampung organik pada tahap berkembang ini merupakan pengembangan dari kegiatan Kampung Organik Pemula. Pada fase ini, kampung organik mampu untuk:

a. Melakukan sosialisasi di kelompok maupun masyarakat di luar kelompok; b. Memanfaatkan hasil pengolahan sampah organik untuk menanam sayuran

maupun toga untuk kebutuhan keluarga, serta tanaman hias; c. Memanfaatkan hasil pemilahan sampah non organik sebagai modal awal

untuk persiapan kegiatan PKKSmart; d. Melaksanakan pengelolaan sampah anorganik melalui Bank Sampah,

Sodaqoh Sampah, ataupun BarterSampah.

3) Tahap Mandiri, fase kegiatan kampung organik pada tahap mandiri merupakan pengembangan dari kegiatan Kampung Organik Berkembang. Pada fase ini, kampung organik mampu untuk:

62 I DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12

Page 6: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

a. Mengembangkan pemanfaatan hasil pengolahan sampah organik untuk peternakan dan perikanan organik.

b. Mengembangkan pengolahan hasil kampung organik, misalnya nugget ayam organik dan sirup jahe.

Pemerintah Kota Magelang melakukan upaya serius dalam pengolahan sampah sebagai pemenuhan kebutuhan dasar pelayanan perkotaan terkait kebersihan, sekaligus menunjang terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa. Sampah yang tidak dikelola dengan baik, terbukti menimbulkan permasalahan kota, mengganggu estetika, menimbulkan masalah kesehatan, menyumbat drainase, hingga menyebabkan banjir. Selain mencegah permasalahan-permasalahan tersebut, pengolahan sampah juga dapat memberikan keuntungan ekonomis. Maka secara umum pengelolaan sampah berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tanggungjawab pengelolaan sampah tidak hanya pada pemerintah namun juga masyarakat. Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga, wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang digunakan tidak lagi P3 (pengumpulan, pengangkutan, pembuangan), melainkan P4 (pemilahan, pengolahan, pemanfaatan, pembuangan residu). Tidak hanya penanganan sampah, tetapi ada usaha pengurangan sampah. Sampah harus dibatasi sejak dari sumberdan harus di proses agar a man bagi lingkungan. Dengan demikian, masyarakat memiliki peran sentral dalam pengelolaan sampah saat ini.

Program pengelolaan sampah di Kota Magelang dibiayai melalui dana APBD Kota, APBD Provinsi, APBN, CSR, dan swadaya masyarakat. Pelaksanaan Kampung Organik khususnya didanai oleh APBD Kota Magelang, dengan alokasi dana Rp. 37.000.000 untuk masing-masing kelurahan, sebagai stimulan bagi masyarakat untuk pengembangan program di wilayahnya.

Hasil yang dicapai

Program Kampung Organik berjalan sejak tahun 2011, sebagai prioritas dalam pengelolaan persampahan kota. Kampung Organik juga merupakan inovasi dalam pengembangan tanaman pangan dengan lahan terbatas.

Setelah diterapkannya program ini banyak hasil positif yang dirasakan oleh warga Kota Magelang, diantaranya adalah:

1. Adanya bank sampah yang menampung hasil pemilahan sampah. Jumlah Bank Sampah saat ini adalah 68 BankSampah.

DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12 I 63

Page 7: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

2. Sampah yang dihasilkan di Kota Magelang = 300,33 m'/hari. Melalui program ini, telah ada pengurangan volume sampah sebesar 19,31 % di Tahun 2013, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH

Jumlah Prosentase No Sektor ,

1 . (°') Sumber

(m hari) ,.

1 Kampung Organlk 9,41

2 Pengomposan Skala RT 32,7

3 Pemulung d i TD/TPS 4,7

4 Pemulung di TPA 9,68

5 Pengomposan di TPA 1,5

TOTAL 57,99

3,13

10,89

1,57

3,22

0,50

19,31

Admlnlstrasl Lomba Kampung Organlk 2014

Laporan Jumlah 2013

Monev Sampah Bldang Keberslhan DKPTK 2013

TPA Banyuurlp

TPA Banyuurlp

Presentase pengurangan sampah =

57,99 m3 / hari ------ X 100 % = 19,31 % 300,33 m 3 / hari

(Data Buku laporan Volume Sompah, Kantor lingkungan Hidup Kota Magelang tahun 2013}

3. Adanya proses pemilahan sampah rumah tangga, antara sampah organik dan non-organik;

4. Adanya kegiatan pembuatan kerajinan daur ulang untuk mengolah sampah non­organik;

5. Pengolahan sampah organik menjadi kompos, yang kemudian dimanfaatkan untuk pakan ternak maupun pupuk tanaman pangan;

6. Penerapan prinsip 3-R (Reduce, Reuse, Recycle);

7. Terpenuhinya kebutuhan pangan sehat dan kebutuhan gizi warga;

64 I DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12

Page 8: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

Jumlah Kampung Organik saat ini adalah 56 Kampung Organik yang tersebar di seluruh wilayah kelurahan di Kota Magelang. Dari hasil evaluasi dan monitoring Kampung Organik tahun 2014, teridentifikasi Kampung Organik berdasarkan klasifikasinya, yaitu:

a. KampungOrganikPemula, meliputi:

1. Kampung Organik RW 12 Kelurahan Magersari. 2. Kampung Organik RW 9 Kelurahan Cacaban. 3. KampungOrganik RW 6 Kelurahan Kedungsari. 4. Kampung Organik RW 8 Kelurahan Tidar Se Iatan. 5. Kampung Organik RW 1 Kelurahan JurangomboSelatan. 6. Kampung Organik RW 6 Kelurahan Jurangombo Utara. 7. KampungOrganik RW 9 Kelurahan JurangomboSelatan. 8. Kampung Organik RW 7 Kelurahan Rejowinangun Se Iatan. 9. Kampung Organik RW 7 Kelurahan Kedungsari. 10. Kampung Organik RW 6 Kelurahan Panjang.

b. KampungOrganikBerkembang, meliputi:

1. Kampung Organik RW 7 Kelurahan Jurangombo Utara. 2. Kampung Organik RW 7 Kelurahan Wates. 3. Kampung Organik RW 4 Kelurahan TidarSelatan. 4. Kampung Organik RW 9 Kelurahan Rejowinangun Utara. 5. Kampung Organik RW 4 Kelurahan Tidar Utara. 6. Kampung Organik RW 6 Kelurahan Cacaban. 7. Kampung Organik RW 11 Kelurahan Magersari. 8. Kampung Organik RW 4 Kelurahan KramatSelatan. 9. Kampung Organik RW 5 Kelurahan Gelangan. 10. Kampung Organik RW 5 Kelurahan Potrobangsan. 11. Kampung Organik RW 7 Kelurahan Kramat Utara. 12. Kampung Organik RW 2 Kelurahan Magelang 13. Kampung Organik RW 4 Kelurahan Rejowinangun Se Iatan 14. Kampung Organik RW 2 Kelurahan Tidar Utara

c. Yangtermasuk KampungOrganik Mandiri di Kota Magelang, meliputi:

1. Kampung Organik RW 8 Kelurahan Wates. 2. Kampung Organik RW 8 Kelurahan Kemirirejo

Melalui program pengelolaan sampah, beberapa dampak yang terlihat pada masyarakat adalah:

DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12 I 65

Page 9: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

1. Perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah di masyarakat, dari hanya membuang menjadi mengolah dan memanfaatkan sampah;

2. Peningkatan pendapatan warga, dari hasil penjualan sayuran organik, kerajinan daur ulang, maupun dari penjualan sampah di bank sampah setempat;

3. Kebutuhan pangan sehat dan kebutuhan gizi warga terpenuhi; 4. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat, karang taruna, dan perempuan dalam

mengolah Kampung Organik, melalui PKK SMART; 5. Kebersihan dan keindahan lingkungan terjaga sebagai akibat dari berkurangnya

volume sampah.

Dalam pelaksanaan Kampung Organik, institusi yang terlibat meliputi: DKPT Kota Magelang, Kantor Lingkungan Hidup, Kelurahan, Kelompok masyarakat Kampung Organik, PKK dan KarangTaruna, Swasta.

Kampung Organik Mandiri (RW 8 Kemirirejo)

-~ i.- .. ;. •; ,CAWTIL JlfUH t All .vm

66 I DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12

Page 10: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

Kampung Organik Berkembang (RW 5 Gelangan)

Keberlanjutan

Strategi yang diterapkan guna menjaga keberlanjutan program pengelolaan sampah di Kota Magelang, di antaranya adalah:

1. Dirujuknya Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

2. Dirujuknya Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Ru mah Tangga.

3. Ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah.

4. Dirujuknya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal (P2KP).

DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12 I 67

Page 11: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

5. Meningkatkan Kampanye pengelolaan sampah 3R ke masyarakat, SKPD, lnstansi Pemerintah, dan sekolah-sekolah.

6. Pengembangan Kampung Organik di setiap kelurahan, dengan penggerak kelompok masyarakat yang telah dibentuk di masing-masing wi layah. Selain itu setiap tahunnya diadakan monitoring dan evaluasi oleh tim dari Pemerintah Kota Magelang, sehingga diperoleh masukan untuk perbaikan pelaksanaan pada tahun yang akan datang.

7. Pembentukan dan penyediaan/asi/itatortingkat Kota, Kecamatan, dan Kelurahan, guna terus mendampingi secara teknis program pengelolaan sampah di masyarakat.

-

Tanaman dalam Pot di Kampung Organik 'Cempaka Jauhar/" RW 07 Kelurahan Kemirirejo Kota M age/ang

Pelajaran yang dapat diambil

----

Ketika sebuah program dapat berjalan dan terimplementasi dengan baik, ini adalah sebuah penghargaan bagi pelaku program, terutama bila program tersebut memiliki dampak baik yang dapat diterima oleh semua pihak. Diperlukan proses yang tidak singkat untuk mewujudkan program dan kegiatan yang melibatkan upaya merubah paradigma masyarakat. Pendekatan dan sosialisasi berkelanjutan adalah langkah dalam mewujudkan program Kampung Organik ini, untuk membawa perubahan pada pola pikir dan peri laku masyarakat.

68 I DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12

Page 12: localisesdgs-indonesia.org · Purwomanggung dalam rencana tata ruang nasional dan Rencana Tata Ruang Provinsi ... mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan"

We serve the best to cities

Kerjasama dan komunikasi yang terjalin, baik antara Pemerintah Kota Magelang dan setiap warga masyarakat Kota Magelang menumbuhkan kepercayaan di antara kedua belah pihak, sehingga setiap masalah dalam proses berjalannya program, dapat diselesaikan dengan baik. Semua stakeholder, termasuk masyarakat dan kalangan pendidikan memiliki visi bersama untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap hunian yang bersih, sehat, dan nyaman dengan bersama-sama menjaga dan saling mengingatkan.

Kemampuan untuk Ditransfer

Program Kampung Organik dapat diterapkan oleh semua kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil. Saat ini banyak model dan metode membudidayakan tanaman organik pada lahan terbatas yang bisa bermanfaat bagi kesehatan dan peningkatan pendapatan keluarga, selain mengurangi sampah organik.

Untuk sampah non organik dapat dikelola melalui Bank Sampah, sehingga hasil pemilahan dapat dimanfaatkan kembali. Hal ini dapat dilakukan oleh setiap warga masyarakat dengan motivasi dan stimulasi dari pihak pemerintah kota. Banyak pemerintah daerah dan DPRD yang juga belajar mengenai program ini dari Kota Magelang.

KONTAK PERSON

1. Kurniawan Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Magelang JI.Jend. Sarwo Edhie Wibowo No. 2, Cacaban, MAGE LANG No. Telp : (0293) 363530

2. Heffy Octaviani Manager Pengembangan Kapasitas Kota, APEKSI Rasuna Office Park 111, WO. 06-09, Komplek Rasuna Epicentrum JI. Ta man Rasuna Se Iatan, JAKARTA 12960

No.Te Ip/Fax (021) 8370 4 703 / 8370 4733 Email : [email protected]

DOKUMENTASI BEST PRACTICE KOTA-KOTA - 12 I 69