37
ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA PROGRAM PROFESI NERS Asuhan Keperawatan pada Anak N dengan Demam Tifoid Di Ruang Infeksi Instalasi Kesehatan Anak Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang Oleh : Endang Saputra Wijaya 04064891315012 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN Telah disetujui/diterima Pembimbing Hari/Tanggal : Tanda Tangan : LAPORAN KASUS

LK INFEKSI BP_2

Embed Size (px)

Citation preview

ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

PROGRAM PROFESI NERS

Asuhan Keperawatan pada Anak N dengan Demam Tifoid

Di Ruang Infeksi Instalasi Kesehatan Anak

Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang

Oleh :

Endang Saputra Wijaya

04064891315012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

T.A. 2013-2014

Telah disetujui/diterima PembimbingHari/Tanggal :Tanda Tangan :

LAPORAN KASUS

1. INDENTITAS KLIEN

Inisial klien : Anak N

Usia : 9 tahun 1 bulan 7 hari

Jenis kelamin : Perempuan

Diagnosa medis : Demam Tifoid

Tanggal masuk RS : 23 Maret 2014

Tanggal Pengkajian : 24 Maret 2014

Nama Ayah/Ibu : Bp.

Pekerjaan Ayah/Ibu : Buruh/ IRT

Alamat : Lr. Setia kawan Rt. 08 Rw.04 Kel. Gasing Kec. Talang Kelapa

Nama Daerah: Kab. Banyuasin

2. KELUHAN UTAMA

Demam. Feses pasien cair dan pasien mengalami nyeri buang air kecil.

P :

Q :

R :

S :

T :

3. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

a. Penyakit yang pernah diderita

Sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh demam tinggi, suhu

tubuh meningkat bila diberi obat penurun panas dan naik kembali jika tidak

diberi obat penurun panas. Perut nyeri dan nampak kembung. 4 hari sebelum

masuk rumah sakit, pasien BAB cair dengan komposisi air lebih banyak daripada

ampas, lendir kekuningan. Frekuensi BAB 4-5 kali/hari sebanyak 2-3 sdm.

b. Riwayat dirawat di RS

ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGAPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI 2013

c. Obat-obatan yang dipakai

Ampicillin, gentamicin, klorampenikol, IVFD D5%+1/4 NS.

d. Riwayat Operasi

Tidak ada riwayat alergi

e. Riwayat Alergi

f. Riwayat Imunisasi

BCG, DPT 1, DPT 2.

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Ayah pasien mengatakan tidak ada keluhan seperti pasien pada anggota keluarga yang

lain.

5. GENOGRAM

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Tinggal Serumah

: Klien

6. RIWAYAT SOSIAL

.

7. KEBUTUHAN DASAR

a. Makan

Pasien diet nasi biasa dan makan sendiri.

b. Minum

c. Tidur

d. Eliminasi

Klien BAB ± 4-5 x sehari dengan kosistensi lunak. Pasien mengeluhkan nyeri saat

berkemih sehingga dipasang urinal chatheter.

e. Aktivitas bermain

Pasien tidak dapat beraktivitas dan istirahat total.

8. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : Compos mentis

b. TB/BB : 115 cm/15 kg

c. TTV

TD : 100/70 mmHg

HR : 110 x/menit

RR : 28 x/menit

Suhu : 38,10C

d. Mata : Konjungtiva tidak anemis

e. Hidung : bentuk normal dan tidak ada secret ada

f. Mulut : Mukosa bibir kering

g. Telinga : Sekret tidak ada

h. Dada : Simetris dan retraksi (-)

i. Jantung : Auskultasi S1 tunggal, S2 tunggal, A1 normal, P2 normal.

Perkusi batas jantung normal, bising sistolik (-).

j. Paru-paru : Vesikuler

k. Abdomen : Cembung, tegang, nyeri tegang suprapubik.

l. Genitalia : Jenis kelamin perempuan, Tidak ada masalah atau kelainan.

m. Ekstermitas : Akral hangat,deformitas tidak ada, sianosis tidak ada dan CRT

< 2 detik

n. Kulit : Teraba panas, diaforesis

o. Lain-lain : -

9. PEMERIKSAAN STATUS NUTRISI

a. Klinik : Klien tampak kurus, lemak subkutan ada, serta turgor kulit

baik. Secara klinik, anak N memiliki BB = 15 kg dan TB = 115

cm.

b. BB/U :

c. TB/U :

d. BB/TB :

e. Kesimpulan :

10. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Laboratorium

Tanggal

PemeriksaanJenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

24 Maret 2014 Faal Hemostasis:

Waktu protrombin

APTT

Fibrinogen

D-dimer

KIMIA KLINIK

Hati

Bilirubin total

Bilirubin direk

Bilirubin indirek

AST/SGOT

Albumin

Globulin

Ginjal

Asam Urat

Elektrolit

Ca

K

Imunoserologi

Petanda infeksi

CRP kuantitatif

29,1 detik

70,5 detik

403,0 mg/dL

3,73 ug/dL

11,20 mg/dl

10,27 mg/dl

0,93 mg/dl

43 U/L

3,1 g/dL

3,7 g/dL

7,5 mg/dL

8,4 mg/dL

3,0 mEq/L

265 mg/L

13,3

34,1

269,0

<0,3

<1 mg/dl

0 – 0,2 mg/dl

< 0,8 mg/dl

< 38 U/L

3,8 – 5,4 g/dL

2,6-3,6 g/dL

<0,7 mg/dL

9,2-11,0 mg/dL

3,6-5,5 mg/dL

<5 mg/L

a. Pengobatan

No Obat Kandungan Rute Indikasi Kontraindikasi

1. IVFD D5% ¼

NS

gtt

x/menit

2. Amphicilin Mengandung

Ampisilina Trihidrat

setara dengan

Ampisilina Anhidrat

500 mg.

3 x 200

mg (IV)

Ampisilina digunakan untuk pengobatan:

Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia

faringitis, bronkitis, laringitis.

Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis,

salmonellosis

Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore

(tanpa komplikasi), uretritis, sistitis, pielonefritis.

Infeksi kulit dan jaringan kulit.

Septikemia, meningitis.

Hipersensitif terhadap penisilina

3. Gentamicin Gentamicin digunakan untuk pengobatan:

- Septikemia

- Neonatal sepsis

- Meningitis dan sepsis saraf pusat lainnya

- Pielonefritis akut

- Prostatitis

Myastenia Gravis

- Endokarditis

- Pneumonia nosokomial

- Listerial meningitis

- Infeksi mata

- Infeksi telinga

11. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN

a. Kemandirian dalam bergaul

Pasien masih beristirahat total dan menangis bila dilakukan tindakan invasif.

b. Motorik Halus

Memegang mainan usia 4 bulan (+), memindahkan benda (-)

c. Motorik kasar

Tengkurap umur 3 bulan, merangkak 4 bulan, duduk 7 bulan, berdiri 8 bulan,

berjalan 9 bulan.

d. Kognitif dan bahasa

Pasien belum bisa berkomunikasi penuh karena ia mengeluhkan nyeri abdomen.

12. RUMUSAN MASALAH

a. Analisa data

No Data Masalah Keperawatan Penyebab

1 DO:

T: 38,1oC

Pasien nampak

gelisah

Kulit pasien

terasa panas saat

dilakukan

palpasi.

Nadi pasien 110

x/menit

DS :

Ayah pasien

mengatakan

bahwa suhu

tubuh pasien

akan naik jika

tidak diberi obat

antipiretik

b. Masalah Keperawatan

1. Hipertermi

2. Nyeri akut

3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh.

13. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

b. Nyeri akut berhubungan dengan pemberasaran organ hepar

RENCANA KEPERAWATAN

NoDiagnosa Keperawatan

(NANDA)Tujuan (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC) Rasionalisasi

1 Bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubungan dengan

peningkatan secret pada

jalan nafas.

DS : -

DO:

Dispnea

Suara nafas ronki

Batuk

Produksi Sputum

Nafas cepat dan pendek

RR = 50 x/menit

NOC :

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam Pasien menunjukan

status pernafasan :

pertukaran gas, ditandai

dengan indikator gangguan

sebagai berikut (dengan

ketentuan 1-5 : ekstrem,

berat, sedang, ringan atau

tidak ada tanggapan) :

- Mudah untuk bernafas

NIC:

1. Auskultasi bagian dada anterior dan

posterior untuk mengetahui

adanya penurunan atau tidak

adanya ventilasi dan adanya bunyi

tambahan

2. Tentukan kebutuhan pengisapan

oral dan atau trakeal

1. Penurunan aliran udara

terjadi pada area

konsolidasi dengan cairan.

Bunyi nafas bronkial

(normal pada bronkus)

dapat juga terjadi pada

area konsolidasi.

2. Pembersihan jalan nafas

secara mekanik pada

pasien yang tak mampu

melakukan karena

ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGAPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI 2013

Gelisah

Klien terlihat tidak dapat

mengeluarkan sputumnya

- Kegelisahan, sianosis,

dan dispnea tidak ada

- Saturasi O2 dalam batas

normal

- Temuan sinar-X pada

dada pada rentang yang

diharapkan

3. Pantau status oksigen pasien

(tingkat SaO2 dan SvO2) dan status

hemodinamik (mean areterial

pressure) dan irama jantung segera

sebelum dan setelah pengisapan

4. Catat tipe dan jumlah sekresi yang

dikumpulkan

5. Konsultasikan dengan dokter

tentang kebutuhan perkusi atau

peralatan pendukung

6. Berikan oksigen yang telah

dihumidifikasi sesuai dengan

kebijakan institusi

penurunan tingkat

kesadaran.

3. Takikardi dan penurunan

saturasi oksigen biasanya

ada sebagai respon

terhadap hipoksemia

4. Melihat karakteristik

sekresi yang dikeluarkan

untuk pemeriksaan

penunjang

5. Kolaboarasi untuk

menyelesaikan masalah

kesehatan pasien

6. Memudahkan

pengenceran dan

pembuangan sekret

2 Pola nafas tidak efektif

berhubungan dengan

hiperventilasi

NOC:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

NIC:

1. Pantau kecepatan, irama,

kedalaman dan usaha respirasi

1. Takipnea, pernafasan

dangkal dan gerakkan

DS : -

DO:

Dispnea

Suara nafas ronki

Batuk

Produksi Sputum

Nafas cepat dan pendek

RR = 50 x/menit

Gelisah

Klien terlihat tidak dapat

mengeluarkan sputumnya

jam Pasien menunjukkan

status pernafasan : ventilasi

tidak terganggu, ditandai

dengan indikator gangguan

sebagai berikut (dengan

ketentuan 1-5 : ekstrem,

berat, sedang, ringan atau

tidak ada tanggapan) :

- Kedalaman inspirasi dan

kemudahan bernafas

- Ekspansi dada simetris

- Tidak ada penggunaan

otot bantu

- Bunyi nafas tambahan

tidak ada

- Nafas pendek tidak ada

2. Perhatikan pergerakkan dada,

amati kesimetrisan, penggunaan

otot-otot bantu, serta retraksi otot

supraklavikular dan intercostal

3. Pantau respirasi yang berbunyi

4. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan

area penurunan/tidak adanya

ventilasi dan adany bunyi nafas

tambahan

dada tidak simetris sering

terjadi karena

ketiaknyamanan gerakkan

dinding dada/cairan paru

2. Gerakkan dada tidak

simetris sering terjadi

karena ketiaknyamanan

gerakkan dinding

dada/cairan paru

3. Bunyi nafas bronkial

(normal pada bronkus)

dapat juga terjadi pada

area konsolidasi.

4. Penurunan aliran udara

terjadi pada area

konsolidasi dengan cairan.

Bunyi nafas bronkial

(normal pada bronkus)

dapat juga terjadi pada

area konsolidasi.

5. Pentau peningkatan kegelisahan,

ansietas dan tersengal-sengal

6. Catat perubahan pada SaO2, SvO2,

CO2 akhir-tidal, nilai gas darah

arteri denga tepat

7. Rujuk kepada ahli terapi

pernafasan untuk memastikan

keadekuatan fungsi ventilator

mekanis

8. Berikan tindakan nebulizer

ultrasonik dan udara pelembab

atau oksigen sesuai dengan

program/protokol institusi

9. Pertahankan oksigen aliran rendah

dengan kanula nasal, masker,

sungkup, dan tenda. Spesifikan

kecepatan aliran

5. Takikardi dan peningkatan

kegelisahan biasanya ada

sebagai respon terhadap

hipoksemia

6. Mengevaluasi kemajuan

dan efek proses penyakit

dan memudahkan pilihan

terapi yang diperlukan

7. Koordinasi terhadap

tenaga medis lain untuk

pemulihan kesehatan

pasien

8. Diperlukan untuk

menurunkan spasme

bronkus dengan

mobilisasi sekret.

9. Mempertahankan PaO2

diatas 60 mmHg.

CATATAN PERKEMBANGAN

HariTanggal,

Jam

Diagnosa

KeperawatanImplementasi Evaluasi Paraf

Senin 29 April

2013

07.00 –

08.00 WIB

Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan defisiensi

surfaktan dan

ketidakstabilan

alveolar

1. Memperkenalkan diri

2. Membina hubungan saling

percaya dengan keluarga

3. Melakukan pengkajian fisik

4. Menganjurkan kepada

keluarga untuk

meninggikan kepala dan

memberikan kompres

hangat kepada klien

Pukul. 08.00 WIB

Subjektif :

Klien dan keluarga merasa senang dengan

kehadiran perawat

Objektif :

1. Klien dan keluarga tampak kooperatif

2. N = 128 kali/ menit

3. RR = 56 kali/menit

4. Suhu = 38 ⁰C

5. Warna kulit ikterik (+)

6. Wheezing (+)

7. Terpasang O2 nasal 1 liter/ menit

suci

ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGAPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI 2012

Analisa :

Masalah belum teratasi

Planning :

Intervensi dilanjutkan

Senin 29 April

2013

07.00 –

07.30 WIB

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

berhubungan

dengan

peningkatan secret

pada jalan nafas.

1. Mengkaji frekuensi dan

pola pernapasan serta

perubahan frekuensi

jantung

2. Memposisikan pasien

untuk memaksimalkan

ventilasi dengan posisi

leher ekstensi

3. Memberikan terapi O2

(nasal kanul 1 Liter/menit)

4. Auskultasi suara nafas,

catat adanya suara

tambahan

5. Memberikan injeksi

Jam 08.00 WIB

S : -

O:

RR : 50 x/menit

HR : 130 x/menit

Anak tenang

Suara nafas ronki

Suhu : 36,5 0C

A:

- Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan:

1. Monitor secara komprehensif respirasi

dan status O2

Suci

antibiotic sesuai kolaborasi

dengan dokter

2. Pertahankan hidrasi yang adekuat untuk

mengencerkan secret

3. Pastikan kebutuhan oral / tracheal

suctioning

4. Tingkatkan istirahat dan lingkungan yang

tenang

5. Monitor vital sign secara adekuat

Selasa 30 April

2013

20. 30 –

21.00

WIB

Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan defisiensi

surfaktan dan

ketidakstabilan

alveolar

1. Mengkaji frekuensi dan

pola pernapasan serta

perubahan frekuensi

jantung

2. Memposisikan pasien

untuk memaksimalkan

ventilasi dengan posisi

leher ekstensi

3. Memberikan terapi O2

(nasal kanul 1 Liter)

4. Membersihkan mulut,

hidung

5. Mengauskultasi suara

Jam 21.00 WIB

S : -

O:

RR : 45 x/menit

HR : 120 x/menit

Anak tenang

Suara nafas ronki

Suhu : 36,5 0C

Tanggis merintih

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Intervensi dilanjutkan:

Suci

nafas, catat adanya suara

nafas tambahan

6. Mengbservasi adanya

tanda tanda hipoventilasi

1. Monitor secara komprehensif respirasi

dan status O2

2. Pastikan kebutuhan oral

3. Observasi adanya tanda tanda

hipoventilasi

4. Monitor vital sign secara adekuat

5. Monitor adanya kecemasan pasien

terhadap oksigenasi

Rabu 1 Mei 2013

14.30 –

15.00

WIB

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

berhubungan

dengan

peningkatan secret

pada jalan nafas.

1. Memonitor frekuensi dan

pola pernapasan serta

perubahan frekuensi

jantung

2. Mempertahankan posisi

pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

dengan posisi leher

ekstensi

3. Mempertahankan terapi

O2

4. Mengauskultasi suara

Jam 15.00 WIB

S : -

O:

RR : 45 x/menit

HR : 137 x/menit

Anak tenang

Klien belum mampu mengeluarkan sputum

Suhu : 36,7 0C

A:

Masalah tertasi

P:

- Lanjutkan ke intervensi

Suci

nafas, catat adanya suara

tambahan

5. Menginjeksikan antibiotic

sesuai kolaborasi dengan

dokter

1. Monitor secara komprehensif respirasi

dan status O2

2. Pastikan IV line terpasang secara

adekuat

3. Pastikaan kebutuhan nutrisi terpenuhi

Rabu 1 Mei 2013

19.00 –

20.00

WIB

Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan defisiensi

surfaktan dan

ketidakstabilan

alveolar

1. Memonitor frekuensi dan

pola pernapasan serta

perubahan frekuensi

jantung

2. Mempertahankan posisi

pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

dengan posisi leher

ekstensi

3. Mempertahankan terapi

O2

4. Mengauskultasi suara

nafas, catat adanya suara

nafas tambahan

Jam 20.00 WIB

S : -

O:

1. RR : 50 x/menit

2. HR : 160 x/menit

3. Anak tenang

4. Suara nafas ronki

5. Suhu : 36,7 0C

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

- Lanjutkan intervensi

1. Pastikan nutrisi klien terpenuhi

2. Monitor vital sign secara adekuat

Suci

5. Mengobservasi adanya

tanda tanda hipoventilasi

Kamis 1 Mei 2013

19.00 –

20.00

WIB

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

berhubungan

dengan

peningkatan secret

pada jalan nafas.

1. Memonitor frekuensi dan

pola pernapasan serta

perubahan frekuensi

jantung

2. Mempertahankan posisi

pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

dengan posisi leher

ekstensi

3. Mempertahankan terapi

O2

4. Membersihkan saluran

nafas dan pastikan airway

paten.

5. Mengauskultasi suara

nafas, catat adanya suara

tambahan

Jam 20.00 WIB

S : -

O:

1. RR : 44 x/menit

2. HR : 125 x/menit

3. Anak tenang

4. Klien belum mampu mengeluarkan

sputum

5. Suhu : 37,0 0C

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

lanjutkan intervensi:

1. Ingatkan ketika operan dinas untuk

memantau keadaan klien

2. Lakukan pemasangan mayo bila perlu

suci

Kamis 2 Mei 2013

11.00 –

11.30

WIB

Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan defisiensi

surfaktan dan

ketidakstabilan

alveolar

1. Memonitor frekuensi dan

pola pernapasan serta

perubahan frekuensi

jantung

2. Mempertahankan posisi

pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

dengan posisi leher

ekstensi

3. Mempertahankan terapi

O2

4. Mengauskultasi suara

nafas, catat adanya suara

nafas tambahan

5. Mengobservasi adanya

tanda tanda hipoventilasi

Jam 11.30 WIB

S : -

O:

RR : 40 x/menit

HR : 124 x/menit

Anak tenang

Suara nafas ronki

Anak mampu mengeluarkan sekret

Suhu : 37,0 0C

Hipoaktif

A:

Masalah teratasi

P :

Lanjutkan intervensi:

1. Ingatkan ketika operan dinas untuk

memantau keadaan klien

2. Pastikan nutrisi klien terpenuhi

3. Monitor vital sign secara adekuat

Suci

Jum’at 3 Mei 2013

08.00-08.30

WIB

Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan defisiensi

surfaktan dan

ketidakstabilan

alveolar

1. Memonitor frekuensi dan

pola pernapasan serta

perubahan frekuensi

jantung

2. Mempertahankan posisi

pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

dengan posisi leher

ekstensi

3. Menghentikan terapi O2

4. Mengauskultasi suara

nafas, catat adanya suara

nafas tambahan

5. Mengobservasi adanya

tanda tanda hipoventilasi

Pukul 08.30 WIB:

S :

Keluarga mengatakan anaknya rewel, tidak bisa

tidur

O :

1. Anak tidur dengan posisi leher ekstensi

2. RR 40 kali/menit

3. Nadi 135 kali/menit

4. Retraksi dinding dada (+)

5. Wheezing (-)

6. Pernafasan normal

7. Pergerakan dinding dada asimetris

8. Tidak Terpasang O2

A :

Masalah teratasi

P :

Intervensi dihentikan

Suci

Jum’at 3 Mei 2013

13.00-13.30

WIB

Bersihan jalan

nafas tidak efektif

berhubungan

dengan

peningkatan secret

pada jalan nafas.

1. Memonitor frekuensi dan

pola pernapasan serta

perubahan frekuensi

jantung

2. Mempertahankan posisi

pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

3. Mengauskultasi suara

nafas, catat adanya suara

tambahan

4. Menginjeksikan antibiotic

sesuai kolaborasi dengan

dokter

Jam 13.30 WIB

S : -

O:

RR : 44 x/menit

HR : 120 x/menit

Anak tenang

Tidak ada sputum

Suhu : 37,0 0C

A:

Masalah teratasi

P:

intervensi dihentikan

Sabtu

4 Mei 2013

09.00 –

10.00 WIB

Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan defisiensi

surfaktan dan

1. Mengobservasi suhu

2. Mengobservasi pernapasan

3. Mengobservasi nadi

4. Menanyakan keluhan klien

kepada keluarga klien

Jam 10.00 WIB

S : -

O:

RR : 40 x/menit

HR : 123 x/menit

Suci

ketidakstabilan

alveolar

Anak tenang

Suhu : 36,5 0C

A:

Masalah teratasi

P:

Intervensi dihentikan

KLASIFIKASI BRONKOPNEUMONIA Bronkopneumonia sangat berat : Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak harus

dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika. Bronkopneumonia berat :

Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.

Bronkopneumonia :Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :> 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan

> 50 x/menit pada anak usia 2 bulan – 1 tahun > 40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun.

Bukan bronkopenumonia :Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.

MIKROORGANISMEBakteri : Pneumokokus, Streptokokus, Stafilokokus, Haemophilus influenza, Pseudomonas aeruginosaVirus : Respiratory syncitial virus, Adenovirus, Sitomegalovirus, Virus InfluenzaJamur : Aspergilus, Koksidiodomikosis, Histoplasma, dll.Aspirasi : Cairan amnion, makanan, Cairan lambung, Benda asing

Masuk melalui plasenta Inhalasi melalui udara Masuk ke Chorionic Plate

Secara hematogen Masuk ke paru - paru

Aspirasi

Melalui saluran nafas ke paru

Kuman terakumulasi di paru

Infeksi saluran pernafasan bawah

Bronkopneumonia

WEB OF CAUTION BRONKOPNEUMONIA

PENETAKASANAAN MEDIS SECARA UMUM:Antibiotika polifragmasi selama 1-15 hari : Ampicilin 100mg/KbBB/hari dalam 3-4 dosis Klorampenikol dengan dosis :

Umur <6 bulan : 25-50mg/KgBB/hariUmur < 6 bulan : 50-75/KgBB/Hari, dosis dibagi dalam 3 dosis, atau gentamicin dengan dosis 3-5mg/KgBB/Hari diberikan dalam 2 dosis

Suportif : IVFD, Oksigenasi, Pembersih jalan nafasEdukasi : Imunisasi, Asi yang adekuat, Asupan gizi yang

cukup, jauhkan anak dari polusi udara dan asap rokok.

PEMERIKSAAN DIGNOSTIKa. Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray) :

Teridentifikasi adanya penyebaran (misal lobus dan bronchial), menunjukkan multiple abses/infiltrat, empiema (Staphylococcus), penyebaran atau lokasi infiltrasi (bacterial), penyebaran/extensive nodul infiltrat (viral).

b. Pemeriksaan laboratorium: 1) DL, Serologi, LED: leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri, menentukan diagnosis secara spesifik, LED biasanya meningkat. 2) Elektrolit : Sodium dan Klorida menurun, bilirubin biasanya meningkat.3) Analisis gas darah dan Pulse oximetry menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan O2.4) Pewarnaan Gram/Cultur sputum dan darah: untuk mengetahui oganisme penyebab.5) Analisa cairan lambung, bila leukosit (+) menunjukkan adanya inflamasi amnion (risiko pneumonia tinggi).

c. Pemeriksaan fungsi paru-paru :volume mungkin menurun, tekanan saluran udara meningkat, kapasitas pemenuhan udara menurun dan hipoksemia.

Manifestasi Klinik: Suhu mendadak naik sampai 39-40oC dan

disertai kejang Gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan

dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis disekitar hidung dan mulut

Retraksi, bunyi nafas vesikuler meningkat dapat terdengar ronki basah halus nyaring

Anak R/laki-laki/8 bulan/Diagnosa medis Bronkopnemonia + coelestitis intrahepatik

Tanda & Gejala: Kulit memerah Suhu tubuh ↑ diatas rentang

normal Frekuensi napas ↑ Kejang/konfulsi

Kulit hangat bila disentuh Takikardia

NOC : Nadi perifer adekuat Tidak ada bunyi napas

tambahan Pompa jantung efektif

NIC : Perawatan jantung Perawatan sirkulasi Perawatan respiratori

BronkopneumoniaInfeksi meluas

Makrofag mengeluarkan pirogen & endogen

Hipotalamus

Gangguan pengaturan suhu tubuh, hipertermi

Peningkatan metebolisme

Evaporasi ↑

Ketidakseimbangan Volume Cairan

Membran paru meradang & berlobang

Pengerasan dinding paruSekresi mukus ↑

RBC, WBC, cairan keluar masuk alveoli

Edema Bronkospasme

Konsolidasi pada paru

kapasitas vital paru↓Akumulasi mukus ↑

Gangguan perfusi jaringan

Suplai O2 ↓

Bersihan jalan nafas inefektif

Ketidakseimbangan ventilasi & perfusi paru

Hiperventilasi

Dispnea, Takipneasianosis

Retraksi dinding dada, nafas cuping hidung

hidung

Hipoksemia↓ Rasio ventilasi & difusi

Gangguan pertukaran gas

gas gas

Pola nafas Inefektif

Mempengaruhi syaraf fagus

Meningkatkan asam lambung

Mual & muntah

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

NOC : Termoregulasi (ekstrem,

berat,sedang, ringan, atau tidak ada gangguan)

Tidak mengalami distress pernapasan, gelisah.

Menggunakan sikap tubuh yang dapat mengurangi panas.

NIC : Pengobatan demam Kewaspadaan hipertermia maligna. Regulasi suhu Pemantauan tanda vital

Tanda & Gejala: Penurunan turgor kulit Penurunan haluran urine Penurunan pengisian vena Kulit/membrane mukosa

kering Frekuensi nadi meningkat Kelemahan Penurunan berat badan

NOC : Keseimbangan Elektrolit Keseimbangan Cairan Hidrasi asupan makanan dan

cairan NIC :

Pengelolaan cairan Pengelolaan elektrolit Pemantauan cairan Pengelolaan hipovolemia Terapi intavena Pengelolaan volume

Tanda & Gejala: Gas darah arteri

abnormal Pengisian kapiler

lebih dari 3 detik Retraksi dada Aritmia Nafas cuping hidung Perubahan frekuensi

nafas Penggunaan otot bantu

pernapasan

Intake kurang

DAFTAR PUSTAKAAlimul. Aziz (2008) , Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Salemba medika : JakartaMansjoer, A. et all. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media AesalapiusNanda. (2005). Nursing Diagnosses : Definition and Classification 2005-2006. Alih Bahasa Santoso, B. Jakarta : Prima MedicaPrice, S. A. & Wilson. L. M. (2008). Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Pendib, U. B. et all. Jakarta : EGCWilkonson, J. M. (2002. Nursing Diagnosis Handbook with NIC intervasions and NOC Outcomes. Alih Bahasa Widyawati, et all. Jakarta : EGCWong, D. L. et all. (2008). Wong’s Essentials Of Pediatric Nursing, 6th Ed. Alih Bahasa : Hartanto, A. et all. Jakarta : EGC

Gelisah

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Bersihan jalan nafas Inefektif

Ganguan pertukaran gas

Pola nafas Inefektif

Tanda & Gejala: Tidak tertarik untuk makan Bising usus hiperaktif Kehilangan rambut yang

berlebihan Diare Konjungtiva atau membaran

mukaosa pucat Tonus otot buruk

NOK : Status gizi adekuat (tidak adekuat,

ringan, sedang, kuat, atau adekuat total)

NIK : Pengelolaan ganguan makan Pengelolaan nutrisi Bantuan menaikkan berat badan.

Tanda & Gejala: Bunyi napas tambahan Perubahan frekuensi napas Batuk tidak efektif Sianosis Gelisah

NOC : Bersihan jalan napas efektif Status pernapasan (ekstrem,

berat, sedang, ringan, atau tidak ada tanggapan).

NIC : Pengelolalan jalan napas Pengisapan jalan napas

Tanda & Gejala: Gas darah arteri tidak normal pH arteri tidak normal. Ketidak normalan frekuensi,

irama & kedalaman pernapasan. Sianosis Hipoksia Takikardia Nafas cuping hidung

NOC : Gangguan pertukaran gas teratasi Status pernapasan (ekstrem, berat,

sedang, ringan atau tidak ada).NIC :

Pengelolaan asam basa Pengelolaan jalan nafas.

Tanda & Gejala: Perubahan gerakan dada Napas dalam Napas cuping hidung Fase ekspirasi yang lama Kecepatan respirasi Penggunanan otot bantu nafas

NOC : Pola pernafasan efektif Status pernapasan (ekstrem,

kuat,sedang, ringan, tidak) NIC :

Pengelolaan jalan napas Pemantauan pernapasan

Created By :

SUCI KURNIAWATI, S.Kep04124706036

Co Ners PSIK FK UNSRI 2013

KETERANGAN :

Masalah keperawatan yang muncul pada klien