5
PERKEMBANGAN LITURGI PROTESTAN Liturgi Protestan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah umat Protestan. Liturgi berasal dari bahasa Yunani λείτούργιά yang artinya kerja atau layanan kepada masyarakat. 1 "Liturgi Protestan" bermula dari reformator Protestan pada abad ke-16. Sebelumnya, hanya dikenal satu jenis liturgi, yaitu liturgi Katolik Roma. Dalam perkembangannya, ada 9 induk liturgi gereja-gereja Protestan 2 , yaitu: 1. Lutheran, berasal dari Wittenberg dan berkembang ke Jerman dan Skandinavia, abad 16. 2. Calvinis, berasal dari Zurich, Jenewa, dan Strassburg, abad 16, kemudian menyebar ke Belanda, Prancis, Skotlandia, Hongaria, dan Inggris. 3. Anabaptis muncul di Swiss sejak tahun 1520-an. 4. Anglikan di Inggris, muncul sesaat setelah Lutheran. 5. Separatis dan Puritan muncul abad 17 sebagai protes atas kemapanan gereja negara. 6. Quaker muncul abad 17 dan membuat terputusnya tradisi peribadahan karena mereka beribadah tanpa khotbah, nyanyian, dan pembacaan Alkitab. 7. Methodis muncul abad 18, membuat sebuah liturgi yang merupakan campuran antara liturgi Katolik Roma, Anglikan, dan Puritan. 8. Frontier muncul abad 19. 9. Pentakostal muncul abad 20 dan merupakan ciri khas spiritual Amerika. Ciri-Ciri Liturgi Protestan Ciri-ciri liturgi Protestan yang membedakannya dengan liturgi Katolik Roma: Liturgi dilaksanakan dengan bahasa umat. Pengajaran atau khotbah adalah unsur utama dari liturgi. Umat berhak dan wajib menerima komuni, kecuali yang bersangkutan dilarang karena alasan pastoral. Umat berhak menerima roti dan anggur, bukan hanya roti saja. Umat perlu terlibat secara aktif dalam liturgi dengan menyanyikan nyanyian jemaat. Doa dilayankan dengan suara yang jelas dan khidmat. Pelayan liturgis tidak mengenakan pakaian liturgis yang membedakannya dari umat. ia boleh mengenakan jubah yang menunjukkan dirinya sebagai seorang mendapat pendidikan khusus, bukan jubah imamat. 3 Martin Luther Luther juga membersihkan gereja dari segala unsur yang dianggapnya kafir, patung-patung dan lukisan orang kudus dihilangkan dari gereja agar tidak ada hal dalam gereja yang menyerupai atau mengimajinasikan dewa-dewi. Ia hanya mengizinkan adanya tiga meja dalam gereja, yaitu meja untuk pembacaan Alkitab, meja untuk pembacaan Injil dan pemberitaan firman, serta meja untuk perjamuan kudus. 4 1 C. H. Abineno, Unsur-unsur Liturgi, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1966. Rasid Rachman. Pembimbing Ke Dalam Sejarah Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2010. 2 James F. White, Protestant Worship: Traditions in Transition. Kentucky: John Knox, 1989. 3 Jean Jacques vol Allmen, The Communal Character of Public Worship in the Reformed Church. Diterjemahkan oleh Matthew J. O'Connell. New York: Pueblo Publishing Company, 1981,1-4. 4 Bard Thompson, Liturgies of the Wester Church. Minneapolis: Fortress. 95-96.Timothy F. Lull. @.rinaldydamanik 1

Liturgi Protestan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kristen

Citation preview

PERKEMBANGAN LITURGI PROTESTAN

Liturgi Protestan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah umat Protestan. Liturgi berasal dari bahasa Yunani yang artinya kerja atau layanan kepada masyarakat.[footnoteRef:1] "Liturgi Protestan" bermula dari reformator Protestan pada abad ke-16. Sebelumnya, hanya dikenal satu jenis liturgi, yaitu liturgi Katolik Roma. Dalam perkembangannya, ada 9 induk liturgi gereja-gereja Protestan[footnoteRef:2], yaitu: [1: C. H. Abineno, Unsur-unsur Liturgi, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1966. Rasid Rachman. Pembimbing Ke Dalam Sejarah Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2010.] [2: James F. White, Protestant Worship: Traditions in Transition. Kentucky: John Knox, 1989.]

1. Lutheran, berasal dari Wittenberg dan berkembang ke Jerman dan Skandinavia, abad 16.2. Calvinis, berasal dari Zurich, Jenewa, dan Strassburg, abad 16, kemudian menyebar ke Belanda, Prancis, Skotlandia, Hongaria, dan Inggris.3. Anabaptis muncul di Swiss sejak tahun 1520-an.4. Anglikan di Inggris, muncul sesaat setelah Lutheran.5. Separatis dan Puritan muncul abad 17 sebagai protes atas kemapanan gereja negara.6. Quaker muncul abad 17 dan membuat terputusnya tradisi peribadahan karena mereka beribadah tanpa khotbah, nyanyian, dan pembacaan Alkitab.7. Methodis muncul abad 18, membuat sebuah liturgi yang merupakan campuran antara liturgi Katolik Roma, Anglikan, dan Puritan.8. Frontier muncul abad 19.9. Pentakostal muncul abad 20 dan merupakan ciri khas spiritual Amerika.

Ciri-Ciri Liturgi ProtestanCiri-ciri liturgi Protestan yang membedakannya dengan liturgi Katolik Roma: Liturgi dilaksanakan dengan bahasa umat. Pengajaran atau khotbah adalah unsur utama dari liturgi. Umat berhak dan wajib menerima komuni, kecuali yang bersangkutan dilarang karena alasan pastoral. Umat berhak menerima roti dan anggur, bukan hanya roti saja. Umat perlu terlibat secara aktif dalam liturgi dengan menyanyikan nyanyian jemaat. Doa dilayankan dengan suara yang jelas dan khidmat. Pelayan liturgis tidak mengenakan pakaian liturgis yang membedakannya dari umat. ia boleh mengenakan jubah yang menunjukkan dirinya sebagai seorang mendapat pendidikan khusus, bukan jubah imamat.[footnoteRef:3] [3: Jean Jacques vol Allmen, The Communal Character of Public Worship in the Reformed Church. Diterjemahkan oleh Matthew J. O'Connell. New York: Pueblo Publishing Company, 1981,1-4.]

Martin LutherLuther juga membersihkan gereja dari segala unsur yang dianggapnya kafir, patung-patung dan lukisan orang kudus dihilangkan dari gereja agar tidak ada hal dalam gereja yang menyerupai atau mengimajinasikan dewa-dewi. Ia hanya mengizinkan adanya tiga meja dalam gereja, yaitu meja untuk pembacaan Alkitab, meja untuk pembacaan Injil dan pemberitaan firman, serta meja untuk perjamuan kudus.[footnoteRef:4] [4: Bard Thompson, Liturgies of the Wester Church. Minneapolis: Fortress. 95-96.Timothy F. Lull. 1989. Martin Luther's basic Theological Writings. Minneapolis: Fortress Press, 2003, 449, 461.]

Luther memperbaharui liturgi secara bertahap agar tidak menimbulkan kegelisahan dalam umat. Pertama-tama, dalam buku Formula Misae, Luther memberikan contoh bahwa umat berhak menerima roti dan anggur dalam ekaristi. Khotbah menjadi unsur utama dalam kebaktian karena menurutnya liturgi adalah pemberitaan firman. Pembacaan Alkitab dan khotbah disampaikan dalam bahasa pribumi, sementara hal-hal yang lainnya, misalnya nyanyian jemaat, boleh disampaikan dalam bahasa Latin. Mengenai pakaian jabatan, Luther tidak setuju dengan kemewahan pakaian jabatan ke-Paus-an dll; dia menanggalkannya dan memakai pakaian kesarjanaannya yang berwarna hitam yang tidak menonjolkan kemewahan dan kemegahan, tetapi kerendahan hati.[footnoteRef:5] [5: W.J. Kooiman, Martin Luther. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 86. Timothy F. Lull. 1989. Martin Luther's basic Theological Writings. Minneapolis: Fortress Press, 1986, 449, 461.]

Luther melakukan pembaruan selanjutnya yang ditulis tahun 1526 dalam buku Deutsche Messe (Misa Jerman),[footnoteRef:6] semua nyanyian dalam bahasa Latin diganti dengan bahasa Jerman dan diubah istilahnya. Misalnya, Agnus Dei digantikan dengan judul Christe, du Lamm Gottes. [6: Martin Brecht., Martin Luther. Philadelphia:Fortress Press, 1985.]

Tahun Liturgi. Luther hanya memperbolehkan hari Minggu serta hari raya Tuhan (temporale), yaitu hari Natal, Paskah, dan Pentakosta. Ia menghapuskan perayaan hari raya para kudus (sanctorale) secara bertahap. Pada awalnya, ia masih memperbolehkan perayaan tersebut dilakukan, tetapi dimasukkan ke dalam perayaan hari Minggu atau perayaan temporale terdekat dan diajarkan melalui khotbah.Pemberitaan Firman Tuhan. Menurut Luther, pemberitaan firman Tuhan memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan sekadar khotbah atau pidato. Praktik pengajaran yang benar adalah melalui homili. Asal kata homili sendiri berasal homileo yang berarti berbicara, bercakap-cakap dalam rangka mengajar. Oleh karena itu, khotbah yang monoton tidak dapat disebut sebagai sebuah homili. Pemberitaan firman Tuhan inilah yang menjadi pusat peribadahan. Tanpanya, ibadah tidak dapat berlangsung. Sakramen pun menjadi nyata dan sah hanya melalui pemberitaan firman.Ibadah Harian. Selain ibadah mingguan yang berlangsung setiap hari Minggu, Luther juga menerapkan ibadah harian (ofisi). Ada tiga waktu doa komunal setiap hari, yaitu ibadah pagi, ibadah siang, dan ibadah senja. Ibadah pagi dilaksanakan sekitar pukul 4 hingga pukul 5. Pendeta memilih sebuah kitab dari Perjanjian Lama dan siapapun boleh membacakannya. Hal ini dimaksudkan agar umat tetap terampil dan pandai dalam memahami Alkitab. Ibadah siang dilakukan setelah makan siang. Ibadah senja dilakukan sekitar pukul 5 atau 6. Pada ibadah ini, sebaiknya kitab yang diambil berasal dari Perjanjian Baru.

Martin BucerLiturgi yang dibuat oleh Martin Bucer bersifat Injili dan memiliki segi personalitas yang menonjol. Menurut Bucer, liturgi berisi 4 halyang dikenal sebagai "empat prinsip Bucer mengenai liturgi",[footnoteRef:7] yaitu: [7: Bard Thompson, Liturgies of the Wester Church.Minneapolis:Fortress, 2003, 95-96.]

Pemberitaan firman Tuhan dan tanggapan umat kepada-Nya dalam bentuk mazmur-mazmur yang saling bersahutan, doa, dan nyanyian. Peran Roh Kudus ditonjolkan secara aktif dan terlihat melalui khotbah yang mengena sehingga mendorong pertobatan. Selain di waktu khotbah, umat bebas berdoa dan memuji tanpa dikekang oleh tatacara yang kaku. Gereja harus menjadi persekutuan kasih. Kasih harus mendasari segenap kehidupan orang percaya.Bucer menerbitkan sebuah buku liturgi yang berjudul Grund und Ursach der Neurungen an dem Nachtmahl des Herren (Dasar dan Alasan Pembaruan pada Perjamuan Malam Tuhan) pada tahun 1524. Isi liturgi buku tersebut adalah sebagai berikut:1. Ketika umat datang untuk beribadah pada hari Minggu, Pendeta mengingatkan mereka untuk mengaku dosa dan berdoa. Setelah itu, Pendeta memanjatkan doa bersama umat dan memberitakan pengampunan dosa bagi mereka yang percaya. Setelah berdoa singkat dan membacakan kitab tertentu, umat menyanyikan mazmur-mazmur pendek atau nyanyian dari kidung pujian.2. Umat menyanyikan Dasa Titah atau nyanyian lain, lalu Pendeta membacakan Injil dan berkhotbah.3. Umat menyanyikan pengakuan iman, disusul dengan doa syafaat bagi pemerintah, iman, kasih, dan anugerah untuk selalu mengenang kematian Kristus.4. Pendeta mengingatkan untuk merayakan perjamuan Tuhan dan mengenangkan-Nya.5. Pembacaan Alkitab mengenai perjamuan Tuhan dari Injil Sinoptik dan 1 Korintus 11.6. Pendeta memecahkan roti dan menuang cawan minuman untuk mengenang Tuhan sementara umat menyanyikan nyanyian jemaat.7. Pendeta menutup perjamuan dengan doa singkat, berkat dan mengutus umat pergi dalam damai Tuhan.Kemudian, Zwingli memperbaharui liturgi ini dengan membersihkannya dari unsur Katolik Roma.

Yohanes CalvinYohanes Calvin cs melakukan penyusunan tata liturgi dan nyanyian jemaat di Strassburg. Ia mengembangkan liturgi yang dibuat oleh Martin Bucer. Tahun 1540, Calvin menerbitkan sebuah liturgi yang disebut dengan Liturgi Strassburg. Dua tahun kemudian, ia mempublikasikan Liturgi Jenewa. Pada tahun 1545 ia mempublikasikan sebuah edisi lain dari liturgi Strassburg yang merupakan penggabungan dari liturgi Strassburg edisi sebelumnya dengan liturgi Jenewa. Sebenarnya, liturgi Strassburg dan liturgi Jenewa memiliki pola yang sama, namun memiliki perbedaan dalam beberapa ritus.Salah satu sumbangan Calvin terhadap liturgi Gereja Reformasi adalah unsur "votum". Kalimat votum, disebut Calvin sebagai adjutorium, berbunyi: "Pertolongan kita ialah di dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi". Sering ditambahkan dengan: "Dan yang tetap memelihara kasih setia-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan pekerjaan tangan-Nya." Calvin biasa menggunakan kalimat tersebut untuk pembuka kebaktian firman.[footnoteRef:8] Selain itu, Calvin juga memprakarsai terbentuknya Mazmur Jenewa. Mazmur Jenewa adalah kumpulan nyanyian dari Mazmur 1 - 150 yang dibuat oleh banyak penyair dan komponis.. [8: Th, van den End.2000. Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia, 416.]

Liturgi ModernCiri khas dari liturgi di masa ini adalah upaya penyesuaian liturgi dengan budaya lokal. Proses ini melibatkan kontekstualisasi, inkulturasi, akulturasi, dan adaptasi terhadap budaya setempat. Selain itu, ada juga Gerakan Liturgi yang berusaha membuat penyesuaian liturgi secara oikumenis.

Nyanyian Taize - Ibadah TaizeNyanyian ini berasal dari komunitas yang berasal dari desa Taize, Prancis. Nyanyian Taize memiliki bentuk seperti model liturgi di biara. Liturgi Taize berbentuk rangkaian nyanyian-nyanyian. Iringan musik untuk nyanyian Taize menggunakan berbagai alat musik yang harmonis namun khidmat bila dimainkan, seperti trompet, flute, organ, dan gitar. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Latin, Inggris, Prancis, dan Jerman. Tokoh yang berperan banyak dalam mengaransemen musik Taize adalah Jaques Berthier dari Auxerre. Nyanyian Taize kebanyakan memiliki pola nyanyian pendek yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan.

Gerakan Liturgis Liturgi LimaGerakan liturgis dimulai dengan usaha untuk kembali pada norma ibadah mula-mula. Tujuan utama dari gerakan liturgis ini adalah untuk melahirkan liturgi yang sepola. Gerakan pembaruan liturgi dari gereja Reformasi dipelopori oleh Eugene bersier, Wilfred Monod, Richard Paquier, Jean-Jacques Von Allmen, William D. Maxwell, dan James White. Dari Gereja Anglikan, tokohnya adalah Walter Howard Frere dan Dom Gregory Dix yang mempublikasikan buku "The Shape of The Liturgy" pada tahun 1945. Gereja Methodist mensahkan buku berjudul "Methodist Service Book" yang menegaskan baptisan dalam sebuah konferensi di Inggris pada tahun 1975. Gereja Lutheran menerbitkan buku berjudul "Lutheran Book of Worship" pada tahun 1978.Pada tahun 1982, Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) menyelenggaran seminar liturgi di kota Lima di Peru dan menghasilkan sebuah liturgi oikumenis yang disebut sebagai Liturgi Lima. Pada tahun 1987 diselenggarakan sebuah lokakarya musik dan liturgi di Manila, Filipina yang diadakan oleh Lembaga Liturgi dan Musik Asia (Asian Institute for Liturgy and Music - AILM). Lokakarya ini bersifat internasional dan berusaha menerapkan musik-musik Asia sebagai nyanyian jemaat. Seminar dilaksanakan kembali pada tahun 1992 oleh DGD dan AILM. Seminar ini menggunakan sebuah buku nyanyian jemaat dari berbagai budaya di Asia yang berjudul "Sound the Bamboo". Seminar-seminar ini ditindaklanjuti dengan beberapa seminar lain dengan tema yang sejenis pada tahun 1993 (diselenggarakan di Rio de Janeiro), 1994 (Hongkong), dan 1997 (Tainan).Liturgi Lima disepakati secara doktrinal oleh gereja anggota DGD dan dibuat oleh Max Thurian, salah seorang anggota dari kelompok Taize. [footnoteRef:9] Liturgi Lima digunakan secara luas - serta diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa - sejak penggunaannya di sidang DGD pada tahun 1983 di Vancouver. Struktur liturgi ini dibuat mengikuti tradisi gereja Kristen pertama kali dan memiliki kemiripan dengan liturgi Katolik Roma.Liturgi ini juga dibuat untuk menjembatani perbedaan antara tradisi gereja barat dan timur, misalnya menggunakan Pengakuan Iman Rasuli Nicea - Konstantinopel tanpa menggunakan tambahan bagian "Tuhan dari Tuhan" dalam artikel kedua dan "Sang Anak" dalam artikel ketiga.[footnoteRef:10] [] [9: Michael Kunzler, Church's Liturgy. New York: Continuum International Publishing Group, 2001, 163-164.] [10: Susan J. White, Foundations of Christian Worship. Louisville: Westminster John Knox Press, 2006, 154-155. Per Harling, Worshipping Ecumenically. Switzerland: WCC Publications, 1995, 155. Polycarp Chuma Ibebuike. The Eucharist: the discussion on the Eucharist by the Faith and Order Commission of the World Council of Churches, Lausanne 1927--Lima 1982. University of Virginia, 1989, 432.]

[email protected]