Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
111
LAMPIRAN
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Transkrip Wawancara Informan 1
Nama/Jabatan : Kania Hapsari, Officer Retail Fuel Marketing Pusat
Hari/Tanggal : Selasa, 2 September 2014
Waktu : 13.30 WIB
Lokasi : Gedung Anex Pertamina Divisi Retail Fuel Marketing
Ibu Kania selamat siang, terimakasih waktunya ibu, saya Timothy dari
Universitas Multimedia Nusantara, saya awalnya PKL di media bersama mba
Vega, sebelumnya juga waktu ada event pertamina di Novotel Bogor, internal
eventnya itu aku handle di bagian managing music. Aku mau Tanya nih bu,
Program yang dipakai dalam sasaran setiap kelompok pasar apa saja ya bu?
Yang involve ke SPBU kami di pusat gak terlalu involve. Kaya saya
sekarang misalnya sedang jalanin program ke kampus yang apa idemu
itu. Kita maksudnya sedikit-sedikit masukan edukasi tentang produk
kita. Tentang pertamax gitu.
Kalau program nasional yang di handle sama pusat itu kaya program
yang baru jalan kemarin yaitu jalan pertamax bersama Carnavaro itu
animonya besar banget. Kita baru jalanin 2 bulan tapi smsnya itu sudah
sampai 40 ribu sms. Soalnya momentnya pas sih, momentnya lagi piala
dunia terus hadiahnya juga nonton piala dunia langsung ke Brazil Sao
Paulo untuk nonton semi final, jadi sebenernya itu lebih ke loyalty tapi
kita juga berusaha, istilahnya sekali mendayung 2, 3 pulau terlampaui.
Kita buat program ini sekaligus untuk meningkatkan sales dan ternyata
memang agak terbantu sekitar 10 persenanlah naik gara-gara program
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
112
itu. Jadi, mereka yang tadinya mau beli premium akhirnya mereka beli
Pertamax karena mereka pengen dapetin hadiah buat program si
carnavaro ini, gitu..tapi nanti yang dari pusat, kami handle lebih ke tim
yang berangkatin ke sao paolonya. Tapi kalo temen-temen di region,
mereka bisa bikin aktivasi sendiri-sendiri kaya di region 3 dia bikin pake
sticker buat ditukerin ke jersey, ke helm, yah gitu-gitu deh pokoknya.
Jadi, tujuannya kita tetep sinergi sama region, jadi region pun punya
hak untuk memperkaya programnya disesuaikan sama kultur dari
masing-masing daerah. Itu satu, terus kita yang sekarang lagi mau jalan
itu yang program “Apa Idemu?” ini masuk program kedua waktu itu
mulai 2012, 2013 terus berhenti, 2014 terus jalan lagi, itu dia masuk ke
kampus-kampus gitu intinya kita pengen menjaring ide-ide dari anak
muda lah untuk Indonesia yang lebih baik intinya gitu. Jadi, mereka
bisa masukin lewat website kita www.apaidemu.com bisa dalam bentuk
presentasi bisa dalam bentuk video, bisa dalam bentuk tulisan singkat
1500 kata atau berapa ya lupa ada di websitenya, itu nanti kita juga
melakukan road show ke beberapa kampus di 5 kota buat penjaringan.
Kita mau gongnya pas hari ulang tahun pertamina itu diumumkan
pemenangnya gitu.
Itu contoh idenya spesifik untuk pertamax atau apa mba?
Nggak, kita open.Kita gak mau.Jadi kita intinya sih kepengen
memposisikan bahwa pertamax itu ada di belakang anak-anak muda
yang kreatif dan inovatif.Jadi, kita gak mau membatasi khusus untuk
Pertamax atau apa, segala macem. Jadi kita open untuk apapun, selama
itu visible dan memang inovatif, bisa jadi salah satu penilaian untuk
dimenangkan.Kaya yang tahun 2012 itu yang menang itu, kelompok
Indonesia Menyanyi. Jadi itu tuh sekelompok anak-anak muda yang
concern sama situasi dimana anak-anak sekarang menyanyikan lagu-
lagu yang dewasa, jadi mereka menciptakan suatu website, terus
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
113
orangtua bisa download lagunya dan diajarin ke anak-anaknya atau,
kebalikannya, dari kita bisa kasih text ke mereka, nanti mereka
mengcompose lagunya. Terus yang kedua, kalo gak salah Indonesia
Mengajar atau apa itu saya lupa. Eh, bukan Indonesia Mengajar.
Pokoknya intinya seperti itulah. Intinya itu jadi mereka pengen kalo
mereka dari daerah A dan kuliahnya di kota B dia balik lagi ke kotanya
buat ngebangun kotanya itu. Gak malah kerjanya di Jakarta misalnya
kaya gitu, dan memang bagus banget semangat anak-anak itu memang
dia mau membangun daerah-daerahnya itu. Kalau yang ketiga itu
tentang bandung sepeda, jadi idenya itu kaya, sebenernya itu
kelompoknya si Riduan Kamil jadi, untuk mengurangi orang
menggunakan kendaraan itu pakai sepeda kemana mana terus disewain.
Jadi ada point-point nya gitu buat naro sepeda-sepedanya gitu. Eh,
disewa atau bayar lupa dah.
Oh, berarti output dari program Apa Idemu ini adalah, Pertamax ini
membelakangi anak-anak muda ini untuk berkreatifitas disitu ya mba?
Outputnya adalah, kita mau menekankan bahwa setiap ada orang yang
sukses atau orang yang inovatif, disitu ada Pertamax.Positioning kita
seperti itu. Karena kan, tagline kita “Lebih Baik Pertamax” jadi kita
tarik lagi lebih jauh ingin membuat Indonesia menjadi lebih baik, gitu.
Menurut ibu, tadi sempat dijelaskan sedikit bagaimana setiap program itu
diimplementasikan, mungkin bisa dijelasin bu, dari pusat tadi, masuk ke
region, itu dari pusat ngebuat apa aja, abis itu terus blast ke regionnya gimana
terus bagaimana region berinovasi?
Oh, simple aja, jadi kan ini ide dari pusat, bikin memo yaudah nanti
misalnya contoh apaidemu ini, tadi kan kalo Carnavaro orang-orang
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
114
region itu nanti dia diperbolehkan membuat programnya yang sesuai
dan tidak keluar dari pakemnya brand identity programnya si
Carnavaro. Kalo apa idemu, kita libatin lagi mereka, mereka juga bantu
campaign. Mereka nanti akan jadi pembicara di road shownya apa
idemu gitu sih.
Oh, gitu ya. Tapi yang pasti, hubungan dari pusat dan region itu terstruktur
atas bawah berarti bu ya?Karena pusat yang blast strategi, mereka yang
melakukan taktiknya?
Iya betul.
Nah, yang ketiga bu bahan atau materi apa saja yang diperlukan untuk
pelaksanaan strategi MPR dalam memperkuat brand positioning pertamax?
Apa saja yang menjadi dasar dari pembuatan strategi tersebut bu?
Yang pasti riset, kita setiap tahun ada riset namanya advertising
tracking. Kita ketika membuat program itu base on research baru kita
came up dengan satu ide program apa gitu. Atau kita coba liat
momentnya apa sekarang kaya gitu-gitu sih. Biasanya sih riset yang
paling penting.
Boleh tau gak sih bu risetnya misalnya?
Hmmm..ada sih, tapi nanti coba saya share yaa, tapi Cuma satu yah
paling yang b isa dishare ya.. soalnya kan itu bayarnya mahal juga.
Hahahaha…
Jadi kan gini bu, aku butuh sekali data untuk mendukung penelitian ini, yang
dimana pertanyaan ini berujung pada, apakah dari taktik MPR yang
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
115
dilakukan Pertamina itu Pembelian pertamax itu naik atau naik terus turun
lagi gitu bu..
Gak sih, naik turunnya itu tergantung harga sebenarnya. Bukan karena
program. Sangat bukan karena program. Kalau harganya misal
mendekati harga premium, baru orang prefer beli pertamax, tapi ketika
perbedaan harga jauh lagi orang balik lagi beli premium. Program itu
cuma sebagai awareness saja jadinya, ingetin orang.Ketika nanti
someday real competition open, artinya subsidi benar-benar dicabut kita
udah siap.
Berarti program yang dilakukan masih sampai tahap awareness saja berarti
bu? Belum top of mind ya?
Iya. Gak ada. Susahlah, karena ibaratnya ada barang yang lebih murah
di pasar terus orang juga merasakan benefitnya sama gitu ya. Masnya
beli apa coba isi bensin? Premium kan?
Hahahahhahahaa….
Hahahahahah… balikin lagi..masnya tau kan perbedaan pertamax dan
premium?
Tau bu..hehehhee… Tapi kalau beli pertamax bensinnya gak bisa sampe
setengah bu di ukuran bensin mobil hahahaa…. Oh gitu ya bu, tapi misalnya
ketika event itu bu, berarti kan ramai yang beli tuh bu berarti penjualan juga
naik yah sekitar 10 persen. Tetapi after event nya apakah akan stabil atau
meningkat yah bu pembeliannya?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
116
Biasanya sih turun, tapi waktu itu kebantu karena kita mau lebaran ya?
Kalau lebaran kan selalu naik yah biasanya karena kayak motor itu
mereka menjaga performa kendaraannya selama perjalanan mudik
daripada mogok, mereka prefer memakai pertamax dibandingkan
dengan premium. Jadi mungkin disugestinya mereka, biar gak
mogoklah karena pom bensin jauh.Daripada gua mogok kenapa-kenapa
ribet.Salah satunya bahan bakarnya menggunakan pertamax, gitulah
intinya.
Jadi intinya untuk event-event yang sudah dilaksanakan tersebut adakah
pengaruhnya bu terhadap kenaikan penjualan pertamax?
Gak ngaruh sih. Even pertamax fastron pun gak bantu penjualan kok,
nggak. Itu diliat ajah ketika naik pun itu ketika harganya lagi turun
pasti.Bener.Gak yang maksudnya bener-bener blast gitu. Kadang-
kadang ada kan kaya bikin program apa dari produk apa jadi
berpengaruh. Tapi ini di bahan bakar itu susah. Karena kan masih ada
opsi yang murah di pasar dan masih dianggap bahan bakar itu adalah
produk komoditas terus orang lebih senengnya mobilnya yang bagus
bahan bakarnya sih gak ada yang tau siapa yang liat? Paling orang beli
pertamax ketika baru gajian, udah mau abis-abis duit, balik lagi ke
premium. Orang banyak lagi beli pertamax karena dari jatah kantor,
tapi ketika gak dapet lagi yah balik lagi. Disini ajah banyak minta-minta
voucher.
Iya sih mba, di divisi media juga begitu..hahahaha…
Nah itu. Orang pertaminanya aja pake premium..hahahaha…
Oh gitu, okey..kalau perencanaan medianya itu bagaimana sih bu?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
117
Perencanaan media, yah biasanya kalau ada 1 program, nanti kita pilih
media apa misalnya kaya anak muda kan apa idemu, kita cari media-
media yang biasanya diliat sama anak muda kaya misalnya kita kalau
mau placement di Hai, atau di apaa gitu kan. Trus cari channelnya
channel digital, terus cari websitenya website apa sih, hmmm..mungkin
website yang untuk anak muda dimana, terus masuk ke kaskus juga,
pokoknya bener-bener kita liat berdasarkan target segmennya gitu.
Kalau segmennya dewasa gitu misalnya masuk ke mana mba?
Bisa ke detik, atau ke kompas.com misalnya, ke korannya bisa ke
kompas, ke majalahnya bisa masuk ke tempo atau apa gitu. Cuma
sekarang kita lagi kuatin di digital.
Secara timetable itu program dilaksanakannya bagaimana sih bu?Apakah satu
tahun sekali atau dua kali?
Mungkin sih kalau program sih setahun sekali kaya apa idemu. Kalau
Carnavaro kemaren mungkin 4 tahun sekali.
Kalau Pertamax Goes to Europe itu mba?
Setahun sekali kan, dan itu programnya korporat. Kita ngikut doang.
Oh, untuk pertamaxnya ya mba? Untuk naikin salesnya?Tapi kemaren gak
naik juga?
Iya, untuk pertamaxnya, oh kemaren nggak. Karena barengan sama
yang Carnavaro, orang lebih prefer sama yang Carnavaro. Di lapangan
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
118
pun operatornya entah kenapa lebih masarin yang Carnavaro
disbanding yang Fastron.Momentnya aja yang pas.
Berarti beradu gitu dong ya programnya?
Banget, padahal budgetnya gedean mereka.Kita Cuma berapa 6 M ajah,
kalau PFGTE 12 M kalau gak salah.Agak mubazir sih memang.
Lalu mba, anggaran biaya promosi per tahunnya berapa mba untuk
keseluruhannya?
Hmmm..totalnya itu sudah include riset dan lain-lain itu sekitar 80 M
untuk 1 tahun. Itu anggaran untuk masing-masing..kan di bawah 1
manager, saya kan di brand, trus ada di loyalty, ada di produk pricing,
nah itu total 80 M.
Siapa yang bertanggung jawab terlaksananya kegiatan tersebut dan
bagaimana sebaiknya memenuhi objektif MPR? Apakah dari pusat dan
region, dan pemenuhan dari objektifnya itu bagaimana mba apakah tercapai?
Bagaimana gitu.
Hmmm..kalau tanggung jawab yang pasti dua-duanya lah saling
kerjasama dong, Cuma pusat yang kasih guidlinenya begini begini
begini. Dalam memenuhi objektif MPR yang pasti kan tiap akhir tahun
kita melakukan riset, itu kita liat tingkat keberhasilan program itu,
kalau yang bisa dilakukan tanpa melakukan riset misalnya ada
pengaruh gak terhadap penjualan. Tapi kalau misalnya kita pengen
tahu lagi orang aware gak dan ikut berpartisipasi, itu di riset.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
119
Oke lanjut mba. Bagaimana peran media massa dalam proses pelaksanaan
kegiatan? Bagaimana kemitraan yang terjalin selama ini dan kiat-kiat apa
yang dimiliki dalam menjaga hubungan baik dengan media massa?
Sebenernya sih, kita itu punya PR sendiri, karena kan kalau PR dari
korporat itu lebih ke media-media ke korporasi ya, kalau kita kan udah
yang bener-bener spesifik sehingga kita harus punya hubungan sendiri
sama media gitu. Kita sih alhamdulilah program-program kita selalu
disupport sama media-media. Ada yang dihandle sama PR agency kami,
ada juga yang memang sudah hubungan baik dengan kita beberapa.
Jadi kalau ada program kita panggil mereka akan datang. Kaya IIMS
(International Indonesia Motor Show) kan kita sebagai sponsor utama
itu kaya kemaren ketika melakukan press con, aku gak mau press con
itu karena yang jalanin kan si penyelenggara aku gak mau keluar
pemberitaannya itu, pertamina di dalam IIMS tapi aku balik, sehingga
aku coba kerahin wartawan-wartawan media yang aku kenal itu buat
pemberitaannya kebalik. Jadi pertamina di dalamnya IIMS.Jadi
menceritakannya tentang Pertamina, baru IIMS nya.Karena kalau
cuma ngandelin yang dari IIMS paling pertaminanya kecil, tonenya gak
berimbang.Gua bikin PR underground. Di sebelah sini kan acaranya si
dyandra kan gede tuh, di ballroomnya Pacific Place sebelah sininya ada
sofa, nah disini wartawan-wartawan yang kita kenal disini kita kasih
goodie bag, kasih voucher gitu-gitu. Dan mereka mau meliput kita, dapet
sekitar 40 pemberitaan.Malah yang tadinya disana, malah jadi ke
kita.Coba ajah lo googling, banyak banget berita tentang pertaminanya.
Hahahaha..
Nah itu hubungan baiknya berdasarkan kenal ajah berarti yah mba ya?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
120
Kenal sih, dan mereka suka minta nawarin program kan. Lah elu masa
gua beli mulu ke elu elu dong beli ke gua..ahahahahha…. Gitu deh.
Oke lanjut mba, apa indikatornya media tersebut menjangkau khalayak
sasarnya?
Yah tingkat partisipan, misalnya kaya IIMS ini kan kita ada program
beli pertamax, terus nanti dapet tiket. Nanti kita liat, kalau misalnya
ramai, terus kita bikin survey kecil-kecilan atau dari mana, misal kita
tau dari media. Nah itu kan hasilnya.
Bagaimana mengukur tingkat brand positioning atas MPR yang
dilaksanakan?Jadi apakah pertamax ini sudah jelas di benak masyarakat?
Survey yang advertising itu salah satunya kita ngukur..gini, kita pengen
nanya apa sih preferensi orang dalam memilih BBM itu apa. Terus kita
tanya lagi kenapa beli pertamax? Nanti kita liat kan di situ kalau
misalnya pertamax itu dibeli karena kualitasnya dan sebagainya.
Artinya sebenarnya orang sudah aware.Kalau pertamax itu cocok
dengan kendaraannya, sesuai, value for money. Artinya apa yang kita
sampaikan itu bisa dikatakan sudah sampai ke konsumen. Nah, survey
sih memang harus melakukan survey.
Jadi survey spesifik ke orang-orang yang menengah ke atas ya mba?
Iya, pokoknya targetnya kita lah.Target responden itu.
Sudah ada belum sih mba surveynya?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
121
Ada, iya nanti gua emailin. Bayar ya! Huah! Direkam mati
gua..hahahaha…
Nah, apakah semua dari program itu meningkatkan penggunaan pertamax
mba?
Nggak juga sih, nggak juga..kaya tadi aku bilang. Selama masih ada
harga yang lebih murah, terus selama tidak ada aturan untuk memakai
walaupun kita coba gencar segala macem, tetep kan choicenya tetep di
masyarakat, yah mostly orang nyarinya yang murah. Kaga lo liatin juga
kan. Eh, gua pertamax nih! Kan kaga kan..hahahaha..
Hahaha..oh, berarti dari orangnya sendiri untuk royal sama pertamaxnya
belom ada ya mba disitu?
Yang loyal mungkin ada, tapi gak whole market.Tapi yang loyal ada,
yang makainya pertamax aja atau pakainya shell ajah.Itu udah ada
orang-orang yang loyal udah ada. Tapi kan pengen grab pasar yang
lebih gede lagi yang pake premium nih tapi sebenernya kalau dipaksain
punya daya beli. Nah ini nih, pasar terbesarnya ini. Makannya kaya si
shell itu dia masuk ke area motor karena motor itu kan belinya kecil-
kecil. Terus kalau kecil-kecil kan gak berasa yah lu beli ajah pertamax,
ngapain beli premium misalnya 20 ribu. Tapi ternyata gak juga sih.
Hahahaha… susah lah!
Hahaha..oke, dalam penanaman posisi yang tepat ini masih belum tepat yah
mba konsumennya.. kendala dalam mempromosikan pertamax tuh apa ajah
mba?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
122
Kendala tuh misalnya contoh. Kadang tuh di region itu kan sudah
disibukan dengan kerja mereka untuk ngatur-ngatur BBM subsidi atau
hal-hal lainlah, sehingga yang harusnya kita dapat dukungan penuh dari
region itu agak sulit juga karena kita juga gak bisa nyalahin karena
region juga ada kerjaan yang lain, artinya di region belum ada fungsi
yang bener-bener fokus buat menangani promo-promo tentang
pertamax misalnya gitu. Terus kedua, kaya titik-titik iklan di SPBU kita
itu masih belum tertata dengan baik, kita sudah melakukannya tapi
kebayang SPBU kita ada 5000 biji jadi kita harus melakukannya
bertahap. Nah, akhirnya kalau lihat SPBU kita kan kesannya
berantakan kan materi promo disana. Udah kaya pasar malem lah.
Tiba-tiba ada program Carnavaro terus Fastron, yah gitu-gitu deh
belom ada spanduknya pemerintah udah meriah lah. Beda sama si
tetangga sebelah kan rapih. Itu sih sebenernya yang paling besar itu.
Terus, sama satu lagi operator kita itu gak bisa diarepin buat yang
meng-campaign beda sama si tetangga sebelah kaya nanti kalau ada
program itu operatornya kaya nawarin. Terus misalnya ada hadiah
dikasihin.Gak tau yah erorrnya berapa besar, tapi kalau di pertamina
itu udah gak nawarin bahkan biasanya kalau ada hadiah yang di drop
gitu ke operator suka gak dikasihin ke konsumen.Gitu. Itu sih yang rada
susahnya sih, masih kita lakukan perbaikan tapi yah pelan-pelan karena
susah banget kan memperbaiki yang ibaratnya udah ngakar. Tapi, yah
bertahap tapi tetep kita coba dan jalanin gitu.Itu sih sebenernya
masalah terbesar kita itu aja. Mungkin tempat si Stella..Stella juga tau
kok kalau promo selalu ribut-ribut, kok di region operatornya gak
nawarin sih gitu gitu..itu kendalanya. Makannya gua males bikin
program di SPBU makannya gua bikin program di kampus, kan itu
bener-bener gak in charge di bagian SPBU nya kan.
Root problemsnya menurut analisis mba Kania itu dimana sih di region itu,
apakah di managernya atau?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
123
Bukan, bukan disitunya. Yang krusial itu di SPBU nya sebenernya.
Operatornya gak pernah nawarin, materi promonya juga berantakan
orang gak liat. Jadi orang ketika di survey pun suka gak tau ada
program apa. Pokoknya riweuh lah, makannya kalau bikin program
berhadiah pun gw prefer kaya gini bentuknya. Kaya sekarang nih kaya
IIMS kan aku dapet tiket kan, kita dapet sejumlah tiket karena sponsor
utama. jadi si konsumen beli pertamax 500 ribu, dia cukup dateng ke
IIMS, tukerin struknya sama si tiket IIMS. Nah tapi kan, karena
persediaan terbatas, gua bikin sistem by sms, jadi dia cek dulu di smsin
dulu. Kalau dia terima sms balasan dia dapet 1 tiket, dia datang kesana.
Karena kan jauh ke IIMS. 2 tahun lalu pernah di komplain, pas nyampe
abis tiketnya, nah tapi kan kita gak bisa tambah tiket kan karena
batasan budget juga. Makannya kita bikin skema sms jadi dia disuruh
ngecek dulu.
Dan itu secara awareness sudah jalan mba?
Hmm..baru mau mulai di campaignkan sih, gitu ceritanya.
Jadi efeknya gak terlalu heboh yah, dan penjualan pertamax gak meningkat
juga..hehehe…
Sedih ya..hahaha…
Baik mba Kania, terimakasih banyak atas informasinya yah mba.
Okey, sama-sama berkabar ya..
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
124
2. Transkrip Wawancara Informan 2
Nama/Jabatan : Ibu Stella Octaviani Officer Brand Pertamina
Hari/Tanggal : Kamis, 21 Agustus 2014
Waktu : 09.58 WIB
Lokasi : Gedung Pusat Pertamina Divisi Brand
Sudah berapa lama Ibu bekerja di divisi Brand?
Sambil kerja ya mas, setau gua kita kan di pusat itu fuel retail
marketing tuh, mereka itu memang punya hmm..punya program secara
besarnya misalnya carnavaro, carnavaro misalnya brazil nonton
carnavaro di brazil. Nah itu payung besarnya itu dia, diterusin lah ke
seluruh region suruh pasang materi dan segala macam dikirim sama
pusat. Nah, nanti di setiap unit mereka bikin aktivasi sendiri kaya
misalnya kemarin di Jakarta dia bikin tuh aktivasi setiap pembelian 25
ribu misalnya bisa ditukerin langsung gratis barang.
Apakah strategi dan taktiknya berbeda-beda di setiap MOR?
Iya jadi strateginya dari pusat dari FRM, di unit mereka tuh kayak
ditantang setau gua ya mereka tuh ditantang untuk kasih program
sendiri. Nanti misalnya yang terbanyak, misalnya sms, sms yang
terbanyak mereka dapat reward. Makannya mereka tuh berlomba
untuk bikin taktik sendiri yang sesuai dengan lokasi mereka. Kalau
misalnya di lampung kenapa gitu ya mungkin area sumatera pilih
bagaimana. Kalau di Jakarta lebih banyak motornya kalau disana lebih
banyak mobilnya atau apanya, nah itu masing-masing punya program
sendiri tim. Nah, ketika lu nanya nih ke pusat, gimana taktiknya,
mereka gak tau. Itu yang salahnya.Menurut gua itu yang salahnya,
karena harusnya mereka tetep harus koordinasi.Kaya kemarin kasusnya
yang voucher-voucher itu.Tau gak sih lo kasusnya?Jadi beli 25 ribu
dapat stiker kan kaya hypermart, carefour gitu loh nanti udah dikumpul
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
125
25 dapet helm tandatangan carnavaro baju, nah ternyata abis
barangnya. Akhirnya complain semua kan ke YLKI segala macam. Nah,
disini gak tau katanya yang bikin region 3.Nah, itulah kurangnya
koordinasi disitu.
Oh miskom disitu mba?
Gua bilang sih ini gak ada koordinasi.
Apakah program bersifat satu arah yakni dari pusat ke wilayah-wilayah?
Iya, nanti kan SR disuruh lomba nih nanti yok siapa yang banyak sms lo
dapet reward nanti either nanti berangkat juga atau apa. Gak tau gua
rewardnya apa. Kaya kemarin yang Pertamax Fastron Go to Europe itu
juga kan dari kita, dari brand. Kita kerjasama sama FRM sama
pelumas, bikin program brek nah di tiap unit juga begitu. Dia bisa
sosialisasi sendiri, bikin event sendiri untuk meramaikan programnya
itu.
Apa ada perbedaan dengan event Pertamax Goes to Europe sama goes to
Monza mba?
Sama sih Cuma namanya doang. Ini udah tahun keempat
Nah, itu kan dari PR sendiri kan sebagai sebuah strategi Marketing Public
Relations. Karena memilih Rio Haryanto sebagai ambassador Pertamina. Dan
mempunyai strategi dan taktik untuk berangkat kesana bareng-bareng toh,
nah itu output yang mau dicapai dari Pertamina sendiri apa sih mba?
Kalau mau omongin PFGTE, jadi kita itu kan ada, hmm..sponsorship
Rio kan di korporat. Memang di sponsorshipnya itu kita membawa
branding pertamax sama Fastron di mobil, di baju dan segala macem,
karena itu dua brand yang kita hmm..tetep hmm.. brand yang high level,
yang setara dengan sponsorshipnya Rio nih karena kan Rio kan
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
126
iternasional, GP2 udah tinggilah kelasnya gitu. Nah, karena itu kita
bikin program gimana nih supaya seluruh konsumen pun juga tahu kita
itu sponsornya Rio yang pertama awareness, yang kedua peningkatan
penjualan tentunya. Penjualan pertamax dan fastron dan memang 3
tahun terakhir itu sebelum tahun-tahun ini yang sudah dievaluasi itu
memang selama program selalu ada peningkatan penjualannya itu.Iya
jadi kita memang build suatu awareness ke Rio nya orang jadi tau, yang
kedua penjualannya di Fastron dan itu MPR sih memang kalau gua
bilang jadi, strategi Marketing PR nya seperti itu dari PR nya ini
marketingnya promosi produknya itu.
Aku boleh minta datanya mba, peningkatan pertamaxnya ajah sih
sebenernya?
Oh data 3 tahun terakhir ada, tapi kan lo mau di Tangsel doang?
Secara keseluruhan gak papa mba, biarin yang secara brand keseluruhannya,
nanti yang tangsel sendiri.
Boleh. Berani bayar berapa?
Hahahaha…
Lalu, dirimu jabatannya apa sih mba?
Saya tidak punya jabatan.
Loh? Hahahaha….
Hehehe, Saya sponsorship officer.
Kaitan divisi marketing dengan divisi brand itu seperti apa sih mba?
Perpanjangan tangan yang seperti apa sih? Which is kalo gak salah
marketingnya itu sendiri…
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
127
Banyak yah? Salah ya? Hahahaha…
Lumayan mba, hahahahhaha…
Marketing itu sendiri kan punya brandingnya mereka sendiri kan sebenernya
kan. Strategi dan taktik brandingnya mereka sendiri kan dari produk. Nah,
dirimu ini sebagai apanya gitu dari divisinya brand itu.
Jadi brand itu, kita kan di korporat. Kita punya brand
ambassador.Brand ambassador itu adalah yang menge-lead, memonitor,
dan mengkordinasikan semua branding-branding yang ada termasuk
anak perusahaan dan produk. Jadi kita punya yang namanya brand
committee nah brand committee, nah itu isinya hmm..ini brand-
brandnya, humas-humasnya, anak unit.
Jadi khusus nama pertamina saja yang di branding ya mba, atau memang
produk juga di branding juga?
Pertamina dan produk. Jadi kita punya brand guideline, jadi istilah
brand guideline ini yang mengacu pada seluruh branding logonya anak
perushaan, anak perusahaan yang core tuh kita yang atur logonya,
Pertamina EP, Pertamina Perubahan Energi, terus kalau produk kan
mereka memang punya sendiri, tapi mereka kita monitoring juga, jadi
kaya kerjasama koordinasi gitu. Jadi misalnya, mereka mau bikin
sponsorship atau apa, nah itu, brandingnya harus gimana guideline nya,
kalau bikin banner seperti apa, bikin flyer kaya gimana, nah itu di kita.
Mereka harus mengikuti, jadi istilahnya kita kaya, hmm..apa ya? Brand
analisnya.
Hmm oke mba, kalau yang khusus produk itu brand apa mba? Missal dirimu
nih, kan ada perpanjangan tangan dari marketing ke dirimu, itu dirimu
sebagai apa disini?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
128
Oh bukan..bukan.. kita hanya korporat. Jadi gini, direktur utama,
direktur pemasaran, nah dirut itu kan di bawahnya sekper, kita yang
membentengi logo korporat nih, brand korporat nih kita, brand
management. Di direktur pemasaran punya produk dong, punya gas,
LPG, Pertamax, Bio Solar, nah itu punya divisi masing-masing.Nah
dulu, memang itu semua terlepas. Aviasi bikin sendiri, LPG bikin
sendiri, nah sekarang setelah kita gaungkan istilahnya brand committee
itu sudah 3 tahun, kita bikin, ngundang nih seluruh yang meng-handle
brand masing-masing produk itu kita undang, kita bikin brand meeting
istilahnya setiap 2 bulan sekali sama brand consinering setiap setahun 2
kali itu, itu kita rencanain oh lo bulan depan ada program apa, seperti
pameran misalnya iklan apa, iklan apa. Nah, kaya iklan misalnya juga
contohnya, mereka gak boleh tuh bikin iklan sendiri harus gabung kita.
Kita nih kaya apanya ya, polisi brand. Bukan kepanjangan
tangan.Justru masing-masing sih berdiri tapi, kita justru yang di ininya
yang di top nya, approval nya harus lewat kita.
Apa Retail Fuel Marketing juga demikian mba?
Iya. Yang gede-gede ya, kaya misalnya bikin iklan, mereka biasanya
harusnya invite kita brand, ini kita bikin iklan gini-gini, ooh oke dari
storyboardnya cukup bagus, nanti kita review bareng-bareng bikin tim.
Kaya LPG, kemarin bikin sosialisasi LPG, itu tim kita dilibatin. Jadi
brand management itu jadi kaya kuncinya istilahnya. Tadi lo bilang
kepanjangan tangan, itu bukan.Justru kita di top nya.Kita yang
approval itu di kita.
Tapi soal yang si carnavaro itu, berarti itu kan terlepas dari brandnya
pertamina itu sendiri kan naikin si pertamax nih ceritanya. Karena kan
pembelian pertamax dan …
Yang ini?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
129
Yang eruope deh, yang goes to Europe deh..itu kan terlepas dari
Pertamina ada nama pertamax mba stel dirimu juga urusin yang
pertamax gak? Branding pertamaxnya?
Branding pertamax? Kemana nya ?
Ke social. Iya itu gua yang bikin.Tapi khusus kaya logo korporatnya,
iklannya. Maksud lo brandingnya yang PFGTE kan?
Iya mba.
Itu kita. Karna kalau khususnya ini, leadnya kan di kita nih, di brand,
kita tuh brand. Leadnya nih di brand, nah jadi semua materi, umbul-
umbul semua itu dari kita yang nyebarin ke seluruh unit. Perizinan,
semua persetujuan itu dari kita.
Tapi otak si PFGTE ini dari marketing ya?
Kita. Kalau ini nih programnya gua ini, kita yang kerjasama dengan
mereka.
Ooh dirimu yang kerjasama sama mereka?
Iya, jadi eh gua punya Rio nih, gimana kalau kita kolaborasi lah yah
istilahnya gitu ya, nah kita ajak nih mereka si pelumas sama si FRM kita
bikin program ini, pasti ini bisa naikin penjualan lah, gitu. Tapi kalau
Carnavaro kemarin itu programnya mereka, jadi masing-masing bikin
program yah bo yah, hehehe, jadi masing-masing punya program.
Selain PFGTE apa lagi yang dibikin dari brand mba? Untuk pertamax juga,
yang akhirnya berdampak pada si pertamax itu sendiri. Yang monza ya?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
130
Oh kalo ini? Program gedenya baru itu.Kalau pelumas, eh lo gak
ngomongin pelumas yah.Kalau pertamax baru itu.Plus sponsor-sponsor
kecil aja. Kalau sponsor-sponsor yang kecil kaya misalnya apa..hmm..
misalnya ya.. tapi jarang si pertamax, lebih banyak pelumas gua. Jadi
nih kalau ada event apa booth, gua suruh pelumas jualan, kaya gitu. Itu
juga sekalian kita yang sponsorin, ada free benefitnya yah itu dari
mereka dapat penjualan. Itu kalau pelumas, kalau pertamax agak
jarang sih. Karena dia kan direct sellingnya kan begini banget kan di
SPBU kan. Yang gedenya baru ini.
Baru PFGTE ini yaa..
Iya, baru ini program gedenya.
Tapi kalo di brand itu ada media sendiri ya, maksudku wartawan-wartawan
yang diundang?
Oh, kalau wartawan yang diundang minta dari divisi media.
Berarti secara daftar media, medianya sama ya mba?
Tergantung dong, kalau event nya apa medianya apa. Kalau wartawan
bola beda, wartawan migas beda. Gitu kan? Beda-beda.
Kalau yang pertamax biasanya? Kaya Pertamax dan Fastron Goes To Europe
mba?
Oh itu olahraga, wartawan sport. Kemarin kita undang Rio loh di plaza
senayan acara press conference pengundian pemenang PFGTE ini.Rame
banget. Yang meliput media-media sport dan mainstream seperti
kompas.
Mengingat premium mulai dibatasi persediaannya, namun masyarakat sudah
nyaman dalam menggunakan premium itu terlebih pejabat pemerintahan pun
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
131
menggunakan premium ini yang sebenarnya tidak tepat posisinya untuk
mereka. Apakah ada strategi khusus dari divisi brand dalam merubah persepsi
masyarakat itu?
Oh, kalau itu di pertamax. Di FRM (Fuel Retail Marketing). Kalau kita
kan istilahnya kita memang, kalau corporate memang pengen ada
sosialisasi seperti itu, tapi kan nge-lead nya bukan di kita. Lead nya itu
tetap di mereka (FRM). Kita konsultan ajah gitu.
Berarti divisi brand itu membawahi pemasaran ya mba?
Nggak, sejajar.Karena adanya timbal balik disini.Jadi kita sistemnya
koordinasi doang.
Strategi apa yang akan dilakukan ke depannya dalam meningkatkan brand
positioning pertamax ini mba?
Sementara sih itu dulu (PFGTE) selanjutnya akan saya pikirkan
kembali.
Untuk event PFGTE bagaimana evaluasinya mba?
Untuk 4 tahun terakhir dalam berjalannya program PFGTE ini dari sisi
penjualannya pasti naik. Namun, dari persepsi masyarakatnya gua
belom pernah tuh. Kalau lo mau survey boleh? Untuk survey ke
masyarakatnya belom ada tuh. Tapi kalau dari sisi M3 yang sms itu
mengalami peningkatan dari tahun 2011, 2012, 2013, itu naik-naik terus,
dari 200 ribuan sampai tahun kemarin 400 ribuan M3. Tapi yang tahun
sekarang drop.Karena berbarengan dengan program Jalan-Jalan
bersama Carnavaro itu. Itu drop banget. Jadi kan program Carnavaro
itu dibuat berbarengan dengan program gue. Gue kan April, nah dia
juga bikin April sampai bulan Juli eh, sampai Juni. Sedangkan gue dari
1 Mei sampai 31 Juni gitu. Terus juga kan bertepatan karena ada bola
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
132
kan. Kayanya sih masyarakat udah males yah program-program
undian. Jadi saya putuskan tahun ini adalah event terakhir saya.
Hehehehe…
Berarti secara brand positioning belom tahu yah mba sampai dimana
pertamax ada di benak masyarakat?
Iya belum tahu.
Kalau misal dari segi kehumasan, apa yang ingin dicapai perusahaan melalui
kegiatan MPR dari divisi brand? Objektifnya tuh apa sih mba sebenernya?
Yang pasti sih brand positioningnya pertamina dong, dari brand
awareness dan positioningnya dia di level yang seberapa gitu. Yang pasti
dari kita gak ngomongin sales penjualan ya dari kegiatan MPR.Kita
lebih ke brandingnya, brand corporatenya.Dan itu brand positioning
kita, kita mau Pertamina itu dilihat dari perusahaan yang selalu
mendukung kegiatan-kegiatan olahraga secara skala internasional
misalnya, dan kita mendukung atlet-atlet muda kebanggaan bangsa
yang berlaga di internasional.Dan kita membina dia dari awal GP3
sampai menuju F1. Nah memang kalau melihat benefit dari penjualan,
yah itu nilai tambahnya ketika kita bekerja sama dengan pemasaran.
Tapi nilai utamanya adalah brand awareness masyarakat kita sponsorin
Rio dan kita mendukung atlet muda. Makannya selain Rio kita kan
banyak tuh program-program yang sponsor kaya Pertamina Soccer Star
yang membina anak-anak bermain bola sejak dini. Nah itu bekerja sama
dengan pelumas tuh Enduro. Kita banyaknya sih sama pelumas.
Kalau misalnya dengan media massa, publisitas apa saja yang sudah diterima
Pertamina dalam mendukung kegiatan ini? Ada publisitaskah?Atau hanya
beriklan?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
133
Itu hanya ketika di press conference saja.Kita awal program membuat
press conference sampai pada akhir pengumuman kita membuat
lagi.Publisitasnya masuk kesitu. Kalau hal lain diluar press conference
itu paid. Karena kalau kaya ginian (PFGTE) mana mungkin wartawan
mau meliput kalau gak didukung press conference kan. Paling pas press
conference, karena media publikasinya kan disitu, terus kita bikin iklan
di koran, radio. Kalau BTL nya sih paling buat umbul-umbul, spanduk,
flyer, poster di bengkel.Untuk ke SPBU kita lebih ke customernya.Jadi
kita datengin ke SPBU-SPBU tertentu tapi di jabodetabek.Itu kita lucky
dip. Jadi, misalnya dia beli pertamax, ooh selamat yah sudah membeli
pertamax, sekalian ikutan ini. kita datengin dia terus istilahnya kita
minggir sedikit, dan sms programnya terus dia dapet hadiah langsung.
Kita ada head rest, thumblr, masker, dan souvenir lainnya. Selain
aktivasi BTL, OTL ada taktikal operationnya.
Mba Stella kerja dari tahun berapa ya disini?
Saya? Dari 2007. Hehehe..
Menurut dirimu, keunggulan menggunakan pertamax itu apa mba?
Pertamax membuat mesin menjadi bersih.Alah udah kaya iklan ajah lo.
Eco Save, bersih kan mobil lo, oktannya tinggi jadi tarikannya lebih
kenceng, mahal. Haahhaha salah yaah..
Tapi khusus untuk taktik MPR ini, PFGTE ini bagaimana cara sosialisasi
program ke internal?
Jadi selain ada hadiah untuk eksternal 16 orang, kita ada internal untuk
2 orang. Programnya jadi, itu promosinya lewat broadcast email, sama
majalah energia dan website intra pertamina. Karena kan untuk pekerja
pasti selalu mengakses item-item itu kan, kita gak mungkin promosiin
untuk internal tapi ke media massa kan gak mungkin. Jadi lebih ke
running text. Broadcast email.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
134
Mba Stella, minta tolong untuk datanya dong mba please, untuk skripsi?
Untuk 2012, 2 bulan sebelum promo, ada 36 ribu, setelah promo, itu 38
ribu, tapi memang ini sesudah kenaikan dan promo memang lebih tinggi
yang sesudah kenaikan dan promo memang lebih tinggi yang sesudah.
Tapi kan sebelum dan selama memang sudah naik. Untuk 2013, itu 3
bulan sebelum promo 60 ribu, selama promo 104 ribu, naik 45%.
Baik mba Stella terimakasih atas waktu dan informasinya, makasih mba.
Okey, sama-sama, kalau butuh informasi lagi jangan ragu yah untuk
tanya.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
135
3. Transkrip Wawancara Informan 3
Nama/Jabatan : Ima Arifalma,Officer Fuel RetailMarketing MOR 3
Hari/Tanggal : Jumat, 12 September 2014
Waktu : 08.18 WIB
Lokasi : Gedung Pertamina MOR 3 Divisi Retail Fuel Marketing
Selamat pagi ibu Ima, saya Timothy Gerard dari Universitas Multimedia
Nusantara mau mengucapkan terimakasih untuk meluangkan waktunya
dalam wawancara ini.
Iya, sama-sama mas. Gimana mas, ada apa yang mau ditanyakan?
Iya bu, jadi begini.Apa yang membuat orang beralih dari pertamax ke
premium?
Ok baik. Pertama disparitas harga.Yang kedua, semua orang bisa pakai.
Karena kan, dia tidak spesifik pada orang tertentu yang harus pakai,
siapa yang punya kendaraan pribadi, mau roda dua atau roda empat
siapapun bisa pakai gitu. Orang tuh kadang-kadang punya mindset
begini, gua bayar pajak kok, masa sih gua gak boleh BBM subsidi? Ya
kan? Itu, mindset kaya gitu sebenernya harus dirubah sih pola
pemikiran sampai dengan ke pola kegiatannya dia untuk mengkonsumsi.
Tapi kalau orang yang sudah mengenal bahwa, oh ternyata kalau pakai
pertamax itu akselerasi mesin gue tuh lebih enak gitu kan, terus mesin
gue lebih bersih, pembakarannya sempurna dan lain-lain. Itu kalau
orang sadar seperti itu, itu sebenernya sih udah bisa merubah konsumsi
biasanya. Nah, kalau di kita itu kan masih pre sensitif ya jadinya begitu
pertamax itu naiknya tinggi beda disparitas harganya dengan premium,
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
136
mereka balik lagi ke premium gitu. Dulu pernah kanbegitu harga
premium naik bulan Juni, itu pertamax kita naik. Karena mereka
berpikir “yaudahlah sekalian ajah pertamax. Paling beda berapa sih
2.500 gitu. Tapi begitu harga minyak buminya naik pertamax naik lagi,
kayanya ini udah gak terjangkau nih dengan kantong gue yang udah
dijatah segitu seminggu harus segini mau gak mau dia balik lagi. Atau
mereka mix, yang tadinya cuma pertamax aja, okelah gua mix
deh.Biasanya kaya gitu pola konsumsinya.
Nah mba, kita tahu latar belakangnya seperti itu tuh mba dan aku sudah
searching juga bahwa mobil-mobil pejabat pemerintah yang cukup high class,
itu juga pakainya premium. Semestinya kan disitu dia sudah mempunyai
suatu kesadaran diri bahwa mereka tidak boleh memakai premium.
Sekarang gini, sesuai peraturan pemerintah itu sudah jelas bahwa mobil
pemerintah itu tidak boleh apa lagi plat merah ya. Kan kalau mobil
pemerintah itu ada yang plat hitam ada yang plat merah. Mana ada sih
mobil anggap ajalah DPRD itu kan pemerintah kan, tapi platnya apa?
Bukan merah kan kebanyakan hitam. Jadi kita gak bisa memilah hal itu
sebagai mobil pemerintah. Tapi jelas-jelas mobil pemerintah plat merah
itu memang dilarang. Terus kita juga melakukan pendekatan B2B
(Bussiness to Bussiness) jadi misalnya pendekatan B2B kita kerjasama
MOU dengan misalnya Bank Indonesia, Bank Mandiri, dimana mobil
operasionalnya itu okelah kalau begitu kamu dengan sistem voucher.
Jadi, kalau sistem voucher itu kan dia punya anggaran berapa mau
harga pertamax itu naik turun intinya dinilai dengan rupiahnya. Nanti
pakai diskon voucher dari kita, bisa pakai itu.
Itu untuk B2B kemana mba?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
137
Itu bisa ke pemerintah daerah.Kita lagi pendekatan juga, selain itu ke
kedutaan Australia. Kita lagi pendekatan juga ke kedutaan Amerika
karena permission juga langsung ke pusatnya sana.
Oh gitu mba, kalau di region bagian Tangerang Selatan mba, itu MOR berapa
ya?
Itu MOR 3 masih.MOR 3 itu membawahi wilayah Banten, Jawa Barat,
dan DKI. Termasuk Tangsel.
Nah itu, menurut yang aku baca dari beberapa sumber kalau yang MOR 2
Lampung, aku baca ada sebuah penelitian disana dikatakan taktik yang
digunakan SPBU disana itu memakai voucher.Jadi setiap pembelian oli
fastron berapa, itu ditukar dengan vouchernya BBK. Begitu sebaliknya .Gitu.
Hmmm..Sebenernya kita juga udah pernah sih melakukan itu di wilayah
Banten. Tapi khusus untuk Jabodetabek, itu kan masih di kantor pusat
sini tapi khusus Banten, Serang, Pandeglang itu di Banten sana pusatnya
di Tanjung Gerem. Itu sudah pernah dilakukan dulu sama Mas Surya.
Jadi biasanya kita banding promo antara retail sama pelumas. Itu bisa
gak masalah, sebenernya kan misalnya beli minimal pembelian Rp 500
ribu BBK di SPBU nanti gratis satu liter Fastron misalnya. Sama ajah
kaya masuk ke pembelian 4 liter oli nanti gratis satu liter pertamax kaya
gitu misalnya.
Tapi kalau mengenai taktik yang sudah berjalan nih mba dari mungkin tahun
ini dan tahun-tahun sebelumnya, itu apa sih mba dari Tangerang Selatan gitu?
Hmmm..tangsel itu sebenernya ada SR nya Mas Ayub nanti bisa
sharing-sharinglah sama Mas Ayub, nanti aku coba panggil kesini. Jadi
kalau kita tuh programnya gini, ada yang sifatnya segmented khusus
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
138
wilayah tertentu misalnya di Tangerang Selatan, atau wilayah DKI saja,
itu ada. Biasanya itu di purpose sama masing-masing SR. Tapi kalau
idenya SR ini keren banget, ntar kita buat untuk 1 MOR khusus region
3 gitu. Tapi dengan spesifikasi tertentu juga karena gini, kita gak bisa
menetapkan satu promosi itu di wilayah-wilayah yang misalnya yang
kita promosikan pasti BBK, gak mungkin kita kasih promo tapi di
wilayah yang SPBU nya gak jual BBK, di wilayah region 3 sendiri itu
sebenernya ada 1400 SPBU. Yang ada pertamaxnya itu adalah 1000-an
lah. Tapi kalau misalnya kalau kita mau untuk promosi misalnya
pertamax plus, kalau untuk pertamax plus masih baru ada di 700 SPBU
aja. Jadi kan agak susah nih, jadi harus lebih spesifik sih memang.
Misalnya kaya promo Carnavaro kemaren. Kita memang melaksanakan
di hanya 1000 SPBU, sorry 700 deng…
Di Jabodetabek itu ya mba?
Gak, gak hanya di jabodetabek. Jadi, jabodetabek sama Bandung Kota.
Sama 2 SPBU di Cirebon. Karena kita tidak semuanya, nanti susah
monitornya. Kita tuh sampai saat ini, melakukannya kan masih manual.
Berkaca pada pengalaman yang lalu, kalau kita promonya masih
manual itu susah, ribet dan gak termonitor lagi deh, chaos di lapangan
tuh gimana, koordinasi dan lain-lainnya. Karena kan manual itu kurang
bisa dijamin bahwa itu tuh sahi misalnya kaya kemaren kita coba untuk
hadiah langsung gitu kan pengumpulan poin. Siapa aja kan bisa
mengumpulkan poin, tapi sayangnya justru itu dimanfaatkan pihak-
pihak tertentu yang pinter banget kubilang, untuk dia kumpulin sendiri
yang sebenernya itu dia gak berhak untuk mengumpulkan. Misalnya
seperti driver-driver. Sebenernya kita kan pengennya yang dapat itu
pengguna akhirnya. Jadi misalnya, ada bis sekolah. Yang bayar itu
sekolahnya tapi yang dapet supirnya, nah kaya gitu-gitu. Terus misalnya
mobil kantor mana gitu kan, kita pengennya B2B tuh jalan juga nih. Si
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
139
orang yang biayain dari kantornya yang dapet, tapi ternyata supirnya
yang dapet.Mereka yang chaos di lapangan penukaran hadiah dan lain-
lainnya.Kita yang tadinya mau penukaran 5x, baru penukaran yang
ketiga hadiah langsungnya udah habis.
Itu yang Carnavaro bukan sih mba?
Iya, itu chaos parah.Itu sampe penukaran langsung hadiahnya itu
sendiri, kita buka jam 8 mereka tuh udah antri dari jam 6.Bayangin
Cuma lo beli itu harga… duh kemaren itu berapa sih? Itu udah
langsung dapet jersey sama helm tandatangan Carnavaro. Itu kan
lumayan banget. Antusiasmenya sih bagus, tapi beberapa dari situ
impactnya akhirnya berantakan.Terus membuat orang-orang yang
menjadi tujuan kita itu jadi kecewa. Misalnya nih ya orang-orang yang,
oke, gua bawa mobil sendiri gua usaha buat ngumpulin Carnavaro.
Begitu gua udah usaha oh ternyata hadiahnya abis.Mereka kecewa
pastinya. Padahal mereka tuh yang memang hari-harian bawa mobil
sendiri, nyetir sendiri, gak dibayarin kantor, usaha kumpulin pointnya,
gitu. Padahal kan orang-orang seperti itu yang kita treatment, gitu. Nah,
supir-supir itu kan dia gak ada pengorbanan untuk beli? Tapi dia
dapet? Gitu..yaudah pelajaran ajahlah.. hehehehe… pokoknya promo-
promo itu udah kita laksanakan. Tapi bagusnya gini sih.Akhirnya
promo yang Carnavaro itu karna jedeng banget, itu yang didenger
konsumen. Dibanding dengan promo-promo kita sebelumnya.Jadi kita
juga sebenernya udah pernah promo experiential marketing.Misalnya di
SPBU-SPBU tertentu dengan periode 1 bulan, dengan SPBU yang
berpindah-pindah, kita switching antara pengguna premium ke
pertamax.Misalnya, kita tawarin di SPBU, “Pak, mau gak kita isi
pertamax?Bapak beli 25 ribu pertamax, gratis loh 5 ribu.”Misalnya
untuk kendaraan roda 2. Mereka kan tangkinya kan kecil banget kan,
paling mentok 30 ribu udah yang full banget. Kan dengan itu orang jadi
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
140
tertarik. Misalnya, “Pak, bapak kalau beli 250 ribu, bapak tuh gratis 50
ribu pak. Untuk pembelian berikutnya.” Nah, seneng kan mereka? Mau
kan? Iya, karena beda dikitlah harganya jadinya dan orang mikirnya ke
bonusnya. Makannya orang Indonesia itu sukanya yang gratisan sama
bonus. Hahahahaa… tapi akhirnya gini, itu tidak merubah pola mereka
untuk pembelian yang kontinyu.Jadi mereka itu mau hadiahnya pada
saat event itu saja. Jadi kita lihat nih, penjualannya oke nih SPBU ini
pada saat event, abis itu balik lagi ke normal, itu sayangnya. Padahal
effort kita di event itu kan juga besar? Udah melibatkan operator untuk
nawarin, kadang-kadang harus diawasi dengan usernya gitu kan. Terus
belum lagi biaya si promonya itu sendiri. Padahal, kalau mau dibilang
biaya promo dengan peningkatan itu kurang lebih sama. Jatohnya
seimbang juga. Bahkan yang namanya promosi kan gak bisa diukur dari
nilai uang dan perimbangan gitu kan, yah akhirnya kadang-kadang
lebih banyak biaya promosinya dibandingkan dengan impact dan apa
yang kita inginkan dari masyarakat.
Itu yang Carnavaro pembagian jersey sama helm itu di bagian mana mba? Di
jabodetabek ya?
Itu sebenernya gini.Itu program inisiasi di region 3 awalnya. Terus kita
fokus ke kantor pusat karena biayanya kan besar. Trus eventnya juga
pas kena nih event bola waktu itu. Ternyata kantor pusat itu
menyambut baik. Oke deh kalau kaya gitu. Kalau dari Region 3 maunya
hadiahnya jersey sama tas sepatu original. Kita tambahin nih dari
kantor pusat tapi untuk nasional. Jadi seluruh region sebelumnya ada.
Ada helm sama bola tandatangan Carnavaro. Akhirnya dibuat itu
nasional. Nah, kita dari region 3 nambahin nih hadiahnya, supaya
keliatan keren banget nih. Karena kan konsumsi terbesar nasional itu di
wilayah jawa kan, apalagi wilayah DKI yang macet gitu. DKI tuh kapan
sih gak macet? Hahaha..isinya kendaraan semua. Yaudah oke, kayanya
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
141
ini bagus nih targetnya. Akhirnya kita tambahin tuh hadiahnya jersey,
sama tas sepatu original. Plus sama voucher.
Banyak banget mba?
Iya banyak banget emang, sampe akhirnya yang ke blow up tuh seolah-
olah eventnya cuma ada di kantor pusat aja, maksudnya region 3 aja.
Padahal di region-region lain itu ada, tapi gak semasive kita gitu.
Tapi koordinasi di lapangannya cukup berantakan ya mba? Hehehe..
Hahaha..sebenernya chaosnya itu ya karena konsumen sih. Sebenernya
itu kan hak mereka, tapi kita gak bisa memilah milih konsumennya
siapa aja. Sama seperti itu tadi, pengguna subsidi itu kan kita gak bisa
milah milih? Oke, kalau dia dari plat merah. Tapi misalnya bener-bener
mobil bagus mercy kek, apa kek, wah sayang banget pakenya premium.
Kebanyakan kan dari mereka begitu? Itu yang kita gak tau, itu
mobilnya siapa, apakah itu mobilnya pemerintah atau bukan?
Makannya kita pendekatannya lebih kea rah B2B.kita masuk misalnya
ke DKI, ke Bank daerah, atau ke Mandiri, BNI. Ini kita punya ini loh,
bapak punya anggaran untuk mobil operasional berapa, kita support
dengan voucher pertamax itu. Jadi kan lebih terkendali kan.
Oh gitu mba, baik mba. Terima kasih ya mba atas informasinya. Maaf kalau
banyak pertanyaannya.
Iya Tim gak apa apa, Sama-sama..
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
142
4. Transkrip Wawancara Informan 4
Nama/Jabatan : Ayub Senior Representative MOR 3
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Oktober 2014
Waktu : 08.07 WIB
Lokasi : Gedung Pertamina MOR 3 Divisi Retail Fuel Marketing
Sebelumnya saya mau mengucapkan selamat pagi dulu bapak, terimakasih
atas waktunya sudah menyempatkannya juga. Saya mau tanya kepada Bapak
Ayub selaku SR dari MOR 3 mengenai karakteristik masyarakat dan juga
perekonomian dari Tangerang Selatan itu bagaimana ya pak?
Iya-iya, menurut saya Tangsel itu gini, secara populasi dengan secara
ekonomi, wilayah Tangerang Raya yang paling maju itu kan Tangerang
Selatan. Populasi jumlah SPBU nya kurang lebih ada 52 dan jumlah
SPBU milik Pertamina itu paling banyak. Disana itu ada 4 dari 8, 4
disana. 1 di kabupaten, 3 di kota. Nanti rencana nambah satu lagi akhir
tahun. Nah, dari jumlah populasi memang paling besar di sana. Secara
ekonomi paling bagus disana.Jadi, saya basicnya bukan ekonomi, tapi
buat saya prinsipnya adalah jualan banyak.Caranya jualan banyak itu
saya lihat pemetaannya dulu. SPBU ini paling banyak apa? Motor atau
mobil? Nah dari pemetaan sementara, paling Cuma datang lihat
situasinya paling banyak yang membeli pertamax itu motor, secara
jumlah konsumen.Kenapa motor?karena dia untuk bisa membeli itu
hanya mengeluarkan 10-15 ribu rupiah untuk mendapatkan sejumlah
volume pertamax. Sedangkan mobil, 100 ribu itu hanya mendapatkan 10
liter.Padahal kalau dia beli premium bisa dapat hampir 20 liter-an. Nah,
hampir 2x lipat. Motor tidak terlalu terasa, kalau secara volume tetep
lebih banyak mobil. Itu satu. Kemudian yang kedua kalau dilihat skema
paling ideal, paling ideal maksudnya skema paling bagus, itu SPBU yang
menjual premium misalnya penjualan sehari itu 30.000. maka, pertamax
itu idealnya 10%. Maksudnya ideal itu dia sudah mencapai angka yang
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
143
stabil 10%. Contoh, dia 30.000 maka pertamaxnya biasanya
3000.Pertamax plus 10% dari pertamax.Ya, jadi selalu 10%
nya.Asumsinya itu selalu orang memang punya kebutuhan disitu.Atau
memang orang yang ah daripada saya antri macet antri panjang
mendingan saya isi pertamax.Ada SPBU yang tidak mencapai itu
maksudnya gini, dia omset nya 30.000 tapi penjualan pertamaxnya baru
1000. Ada. Artinya yang 1000 itu masih bisa digenjot, masih bisa
digenjot sampai 3000 karena kondisi idealnya itu 10%.Kondisi ideal itu
tidak ada rumusnya, itu kondisi ideal itu biasanya stak disitu.Itu kondisi
yang sudah paling stabil ya.Jika SPBU tidak bisa mencapai kondisi
seperti itu, biasanya SPBU itu bisa kita genjot dengan promo.Naik
sebentar saja, setelah itu kembali normal.Jadi naik itu begini, tujuan
kita promo itu hanya untuk memberikan experience pengalaman
bagaimana menggunakan pertamax.Nah kalau mobil, mobil memang dia
membutuhkan waktu untuk bisa merasakan bahwa pertamax itu enak.
Contoh ya, mobil itu kan kalau ngisi ada kebiasaan konsumen isinya
setengah, setengah kosong ya. Ada yang isi ketika sudah mau kosong,
tinggal satu garis.Kalau konsumennya yang setengah kosong baru isi, itu
dia agak lama bisa merasakan perbedaannya, tapi kalau sudah yang
mau habis terus dia isi full, itu perbedaannya baru terasa.Itu biasanya
dia jalan 20 kilo terasa. Tapi kalau motor, dia isi keluar dari SPBU gak
sampai berapa ratus meter langsung terasa. Tarikannya udah beda
kalau motor. itung-itungan ilmiahnya saya gak ngerti, tapi itu kebiasaan
karena saya sering lakuin. Saya sering pakai motor teman, saya coba
ngisi abis, saya langsung isi pertamax, itu langsung terasa tarikannya
beda. Mobil saya pernah, larinya sudah gak enak sekali, masuk isi
pertamax gak langsung terasa.Jalan mungkin berapa kilo gitu baru
terasa bedanya jadi konsumen yang paling gampang kita geser itu
motor. Yang cepet berpindah ketika kita bikin promo itu motor.mobil
itu kita bujuk sampai sebagaimana caranya, karena mobil ini kan
berasumsi dia pengen hadiah yang besar atau merchandise yang besar.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
144
Motor dikasih gantungan kuncin saja sudah senang sekali dia. Dapat itu
saja sudah senang dia. Contoh ya, itu satu. Kalau di wilayah Tangerang
Selatan event promo itu saya buat tidak teralalu banyak.Paling banyak
di Kabupaten Tangerang karena di Kabupaten itu orangnya melihat
segala situasi itu senang. Kalau Tangerang Selatan itu kita bikin promo
memang beberapa ini ada beberapa promonya, contoh beli Rp 20.000,00
pertamax dia akan dapat gratis Rp 5.000,00. Maksudnya, saya beli
dengan harga Rp 20.000,00 pertamax, maka saya akan dapat gratis Rp
5.000,00.
Itu untuk pembelian selanjutnya pak?
Nggak, itu langsung diisi saat itu juga.Langsung diisi.Itu satu, nah yang
kedua kadang-kadang konsumen misalnya kita ngasih dia di waktu-
waktu tertentu pembelian hari Rabu misalnya, promonya hari Rabu
gitu.Nah, jadi kita lihat dalam satu minggu di hari mana pembelian
pertamax paling rendah.Nah di hari itu kita genjot bikin promo.Tapi
tidak seluruh SPBU, kita pilih SPBU mana kita bikin promo.Jadi kalau
pendekatannya eksekusi. Maksudnya gini, saya tidak punya
penghitungan ilmiah saya harus bikin promo apa, tidak seperti itu.
Paling banyak kan pagi dan sore ya itu kan antri panjang. Ketika ada
yang kita tawarkan operator dia punya sesuatu untuk ditawarin.Kalau
dia Cuma ngomong gini, pak daripada ngantri mending pertamax.Itu
tidak terlalu pengaruh.Tapi kalau pak, kalau isi pertamax gratis Rp
5.000,00 loh.Itu dia pindah.Tapi kalau gak ada sesuatu cuma nawar,
belum tentu pindah.Motor gitu.Tapi perilaku selama ini, Tangerang
Selatan itu lebih senang dikasih hadiah langsung.Maksudnya langsung
dapat hadiah minyak.Kalau Kabupaten Tangerang lebih senang dapat
hadiah, seperti stiker atau dapat gantungan kunci yang unik-unik, dapat
misalnya senter.Itu mereka lebih senang Kabupaten.Kalau Tangerang
Selatan lebih senang, saya beli Rp 20.000,00 dapat gratis Rp 5.000,00.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
145
Dia gak suka merchandise, secara ekonomi kan dia lebih tinggi ya, orang
Kabupaten lebih senang hadiah ni. Jadi pernah, kalau di Kabupaten itu
omsetnya cuma 300 liter pertamax. Begitu ada hadiah promo, itu bisa
naik 2x lipat.Tapi hari itu saja.Selanjutnya kembali lagi. Tujuan kita
kan cuma satu, orang merasakan pertamax. Motor itu kan langsung
rasain. Jadi gini, ketika saya sudah merasa dan promo itu misalnya saya
buat per minggu, ketika dia rasa, minggu depan dia balik ke premium,
ada lagi promo pertamax. Jadi minimal dia 3x mencoba, itu dia sudah
bisa memilih. Saya selanjutnya membeli pertamax, atau saya kembali ke
premium.Atau paling sering kita tawarin dia beli pertamax Rp 10.000,00
terus Rp 15.000,00 nya premium dicampur.Itu situasinya.Tapi kalau
ditanya secara ilmiahnya, secara marketingnya, saya gak ngerti.Saya
gak ngerti marketing soalnya. Hahahaha…
Oh, jadi kalau Tangsel itu jarang ya pak promonya, Kabupaten Tangerang
justru yang sering?
Kalau hadiah?Seluruhnya ada, saya dari awal tahun ada
promonya.Misalnya gratis Rp 5.000,00 atau gratis hadiah ada. Dari
Tahun 2013. Paling banyak hadiah itu dari awal tahun ini 2014.Tapi
promo tidak begitu banyak, hanya di triwulan satu triwulan
dua.Triwulan tiga kita lebih banyak urus subsidi. Ini over ni, kita harus
kunci karena antrian dimana mana. Maka kita konsentrasinya udah gak
mikir promo.
Ok pak, berarti mulai dari September 2013 sudah jalan promo nya pak?
Iya, dari September 2013.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
146
Berarti pemetaannya kan sudah jelas ya pak, kalau misalnya Tangsel lebih
senang hadiah langsung minyak. Kalau Kabupaten Tangerang lebih senang
hadiah merchandise. Nah, selain itu kalau buat mobil seperti apa ya pak? Ada
gak promo khususnya?
Mobil jarang.Ada namun jarang.Ada itu misalnya kita buat Friday. Fun
Friday itu dari jam 08.00 pagi sampai jam 10.00 itu ada hadiah. Tujuan
kita hanya menghabiskan hadiah promo waktu itu.Merchandise-
merchandise promo.Itu tidak terlalu ngefek tapi memang tujuannya kita
tujuannya bukan mengejar volume.Tapi pengalaman orang
menggunakan pertamax. Karena gini kita kalau meberikan promo,
orang belum tentu mau, tapi kalau orang sudah merasa, oh pertamax itu
enak ternyata, dia pasti milih. Mahal iya, tapi bisa dicampur, nah
dicampur sama dia. Yang penting itu orang merasa dulu. Jadi, banyak
konsumen secara volume penjualan pertamax itu naik.Dia tidak
langsung naik parabolik ya, tapi menandakan bahwa itu
naik.Kenapa?Karena ada satu memang karena ada penambahan
kendaraan baru.Kedua, orang yang mempunyai pengalaman.
Pengalaman menggunakan pertamax. Karena dia sudah pernah
menggunakan pertamax, dia tidak beli full pertamax, tapi di mix sama
dia. Jadi kalau kelihatan itu SPBU yang pompanya itu ada premium dan
pertamax, dengan SPBU yang hanya ada pertamax, itu biasanya lebih
ramai yang premium dengan pertamax. Karena dia campur
disitu.Biasanya gitu.Tapi kalau pak data detailnya ada?Nah data
detailnya saya harus cek SPBU lagi.Tapi data memang menunjukan
trend nya itu naik. Salah satunya bukan karena kendaraan baru. Yang
mengisi pertamax itu bukan kendaraan-kendaraan sport yang bagus.
Rata-rata adalah kendaraan-kendaraan biasa. Setelah dicek dievaluasi
ditanya, kenapa mereka pekerja kantoran, anak mahasiswa
menggunakan pertamax? Motornya bukan motor kawasaki ninja,
bukan. Motor-motor biasa. Ketika ditanya, kita kan asumsinya motor-
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
147
motor sport yang isi pertamax, ternyata bukan. Setelah dicek, ternyata
mereka belinya rata-rata beli kredit motor itu.Kenapa mereka membeli
pertamax ketika ditanya? Mereka menjawab, karena kami membeli
motor ini sudah susah jadi kita harus cari bahan-bahan yang memang
bagus. Jadi biar awet dia gak susah perawatannya. Tapi, kalau ditanya
data fixnya, nah itu saya gak ada data fix detil detil itu, itu just know aja.
Jadi kalau mau buat survey, coba survey aja dari 10 motor yang isi
pertamax.Itu rata-rata bukan motor sport yang bagus.Motor-motor
biasa, yang orang kantoran.Mobil, bukan mobil-mobil yang
bagus.Mobil-mobil yang biasa. Nah, ini pengalaman lagi biasanya kalau
kita bikin promo dari 10 motor, yang biasanya menggunakan pertamax
itu 2 motor itu bisa jadi 5. Mobil, dari 10 mobil ada konsumen riil
pertamax itu biasanya cuma satu yang menggunakan.Ketika kita bikin
promo, bersyukur bisa dapat satu yang menggunakan. Karena mobil itu
susah. Mobil itu susah, karena ekspektasinya terlalu tinggi kalau mobil.
Membeli Rp 250.000,00 dapat payung. Kayanya gak masuk
deh..hehehehe. Padahal payung itu sudah tinggi loh. Payung itu kan
harga minimalnya Rp 50.000,00 itu sudah tinggi tuh. Nah mereka itu
lebih senang hadiah yang bagus-bagus kaya tas. Promo Rp 250.000,00
dapat tas. Nah, bikin promo yang berjenjang contohnya pakai kartu yah
kaya misal yang Carnavarro ya, itu pun bermasalah karena ada cheating
di operator. Jadi stiker itu kalau konsumen gak minta diembat sama dia.
Jadi selama manual pasti ada cheating. Dipantau juga sulit, karena kan
operator kita pendidikannya kan gak tinggi-tinggi amat.
Apakah itu untuk pom bensin yang di COCO aja atau keseluruhan pak?
Semua.Semua itu. COCO ada yang cheating, DODO juga ada yang
cheating. Tapi kita juga tegas kalau macam-macam ketahuan dua-
duanya langsung kita sanksi.Tapi ada.Contoh paling gampang gini. Saya
untuk bisa mendapatkan stiker 25, itu kan membutuhkan waktu paling
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
148
cepat 2 bulan. Karena saya harus beli Rp 250.000 dapat satu stiker kan?
Nah, mobil itu kan selama seminggu sekitar 2 kali mengisi. Kita
asumsikan saya 2 kali mengisi.Kan berarti butuh 6 minggu lah jadi
kurang lebih 2 bulan baru bisa.Ini belum sampai sebulan sudah sampai
25. Rumus apapun tidak akan masuk akal bisa langsung dapat 25 yang
menukar itu. Berarti kan ada yang dia ambil. Ambil punya konsumen
yang tidak memperhatikan bahwa itu sedang ada promo. Jadi kita
kesulitan kalau hadiahnya itu diambil dengan cara mengumpulkan
stiker. Paling gampang itu kalau hadiah langsung seperti beli Rp
25.000,00 gratis Rp 5.000,00.Itu pun masih bisa diakalin.Masih nakal
tapi agak minim.Mereka akalinnya gini. Saya di daerah yang tidak ada
pengawasan jelas, saya tinggal bikin aja di bejana tuh, kan ada
ukurannya tuh bejana. Bikin aja dari bejana trus ke tanki kan beda kan
tuh notanya. Selama masih manual, dibikin ke sistim masih agak
berat.Itu situasinya. Tapi kalau kita selalu berpikir gitu, kita tidak akan
bisa membuat promo.
Ok pak, jadi target sasarnya adalah motor, motor-motor biasa dan kredit?
Iya, tapi kalau diminta data ilmiahnya, kebetulan saya tidak punya data
ilmiahnya atau riset langsung ya, tapi kalau berdasarkan pengamatan,
itu yang tadi saya ceritakan. Jadi premiumnya itu terpakai 30-40.000
liter, pertamaxnya itu 4.000 liter, dan pertamax plusnya 400 liter itu
yang paling ideal. Karena memang manager yang paling bagus itu ada
di pom bensin COCO di BSD. Jadi dia genjot betul. Genjot anak
buahnya.Banyak sekali promo-promo yang dibuat oleh kami khususnya
di pom bensin COCO. Aduh, email saya yang lama hilang semua
lagi.Disitu ada semua tuh data-data selama kita promo naik
sekian.Jualnya Cuma 700 liter bisa naik sampai 1.400 liter. Tapi ketika
promo itu saja.Setelah itu turun. Tapi setelah konsisten kita melakukan
promo itu secara berkala, ada perubahan dari pola konsumsi
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
149
masyarakat. Ibaratkan seperti ini ketika promo naik, setelah promo
pasti turun namun turun tidak terlalu signifikan. Lalu promo lagi
konsumsi naik kembali, stelah promo tetap turun tapi turnnya tidak
seperti promo sebelumnya, trend nya pasti naik terus. Datanya coba
nanti saya cek promo itu dibuat, nanti saya kirimkan. Timothy smsnya
emailnya apa, nanti saya kirimkan data SPBU mana saja.
Berarti pak, pesan yang mau disampaikan untuk para konsumen itu apa pak?
Yang selalu jadi masalah konsumen itu cuma satu. Harga. Memang kita
kalau menawarkan kalau mau mendapatkan sesuatu yang bagus
harganya juga harus bagus dong. Gak mungkin barangnya bagus
harganya jelek. Ini kan barang BM dong. Jadi kita selalu tawarkan coba
dulu. Jangan berasumsi dulu, coba dulu.Bahwa penggunaan pertamax
itu lebih hemat.Biaya yang kita keluarkan memang di awal tinggi. Tapi
jadinya lebih hemat.Contoh hematnya gini. Saya pakai premium satu
liter premium itu kan mencapai misalnya 9 km. Tapi ketika saya pakai
pertamax, itu jarak tempuhnya lebih jauh. Kenapa, karena
pembakarannya lebih sempurna. Satu liter pertamax menghasilkan
jarak tempuh yang lebih jauh. Dibandingkan premium.Memang seperti
itu, ada kok risetnya. Jadi kalau saya pakai premium malah merasakan
lebih jauh memakai pertamax. Memang lebih hemat, tapi biaya yang
dikeluarkan di awal lebih tinggi. Makannya hemat itu kan relatif ya.
Saya membeli premium nih, 1 liter jarak tempuhnya 20 km misalnya.
Saya beli pertamax nih lebih mahal hampir 2 kalinya, tapi jarak tempuh
saya 1.5 kalinya premium. Itu satu, bahwa pembakarannya lebih bagus.
Coba dulu, jangan berasumsi jeruk ini mahal, jangan bilang mahal dulu,
coba dulu. Kemahalan pak, bapak campur aja pak. Jadi satu liter
premium 1 liter pertamax.Mesin itu lebih halus.Yang kedua jarak
tempuhnya itu lebih jauh dibandingkan premium.Yang ketiga, mesin
kita jadi lebih bersih.Setiap kali kita ke bengkel memakai premium
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
150
dengan kita kesana menggunakan pertamax.Orang bengkel pasti tau
bedanya.Jadi secara maintainence memang lebih bagus menggunakan
pertamax. Cuma orang kita kan masih memikirkan makan minum
bukan memikirkan bagaimana merawat ini merawat itu. Jadi, gak papa
gak terawatt yang penting saya bisa makan dulu.Makannya. Kabupaten,
kota, tangerang selatan promo punya karakteristik beda. Kabupaten
Tangerang lebih senang dia merchandise, Kota tengah-tengah ada yang
senang merchandise ada yang hadiah langsung.Tangsel lebih senang
hadiah langsung.
Kalau taktik yang dilakukan itu kepada mobil-mobil pemerintah nih pak
seperti BUMN dsb itu bagaimana pak?
Itu lebih banyak nyolong itu.Itu namanya orang mau maling ya masa
kita atur. Misalnya besok dia mau pergi nih, hari ini ngisi, keluar diganti
plat sama dia, isi dulu kan. Ketika selesai ngisi dia pasang plat yang
aslinya. Atau mobilnya diganti semua jadi plat item. Itu sebenarnya
operator tahu. Tapi gak bisa larang, kan item. Ada memang mobil yang
menggunakan BBM bersubsidi.Perbankan seperti Bank Indonesia itu
dia rutin.Mobilnya menggunakan BBM nonsubsidi.ada yang masih tetap
orangnya punya integritaslah. Biasanya kita pakai voucher.Memang
bagi pemerintahan itu sulit dikontrol dan lebih banyak kucing
kucingan.Kalau mereka isi sesuai dengan regulasinya, omset pertamax
pasti naik terutama tentara.Karena mereka ada budget sendiri itu.
Kebanyakan mereka beli struk sama operator. Jadi kalau operator jual
struk itu pun, operatornya siap-siap dikeluarin. Jadi ada konsumen
misal beli pertamax Rp 200.000,00 struknya gak diambil, nah dipakai
deh sama operator. Nanti ada orang khusus yang setiap akhir tahun
nyari struk.Ada yang kaya gitu tuh.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
151
Saya sempat berpikiran ada satu promo yang belum saya bikin tapi
sudah ada dalam rencana.Jadi saya siapkan satu plang. Saya cari jam
sibuk nih jam 4 sampai jam 6 sore. Itu antrian panjang sekali motor
pasti. Nanti saya pasang tepat jam 4 beli Rp 20.000,00 gratis Rp 5.000,00
ketika selesai kasih struknya ganti ke SPBU lagi. Cari SPBU lagi.Itu,
hanya belum sempat dilaksanakan aja.
Nah, untuk pom bensin apakah keseluruhan atau khusus COCO saja yang
dibuat promo pak?
Seluruh.Ada yang seluruh, ada yang khusus COCO.COCO itu rata-rata
kita butuh kepercayaan tinggi.Maksudnya kepercayaan tinggi.Saya
misalnya mau buat event.Saya butuh kepercayaan tinggi dari pom
bensin, karena saya percaya dengan COCO, saya bikin di COCO.Nah
nanti kalau hadiahnya banyak, nanti saya sebar ke pom bensin bukan
COCO.Tapi kalau hadiah yang berbau struk saya lebih senang di pom
bensin yang di COCO.Karena cheatingnya lebih dikit.Operatornya juga
gak berani macam-macam.Mereka macam-macam kita sikat. Kalau
DODO kan agak susah kita melihatnya apalagi daerah terpencil.
Kalau Carnavarro kemarin promonya bagaimana tuh pak?
Program bermasalah itu. Hahahaha..
Tapi keliahatannya ramai tuh pak?
Ramai karena yang tidak dapat hadiah banyak.Carnavarro itu program
bagus.Timingnya tepat.Tapi itu tadi yang saya bilang.Cheating.Itu stiker
udah kekumpul seminggu saja.Itu SPBU saya panggil yang gak jelas gak
jelas itu.Saya briefing semuanya. Tiba-tiba ada yang tanya. Pak, jadi
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
152
kami operator gak bisa dapat hadiah?Yang bilang gak boleh
siapa?Boleh kalian dapat hadiah juga.Boleh.Tapi pertanyaan saya, itu
kan harus mengumpulkan 10 struk. Itu untuk mengumpulkannya saja
motor butuh waktu 3 minggu. Masa tiba-tiba kamu 1 minggu kamu
dapat 10 struk?Itu operatornya sudah gak bisa jawab begitu saya bilang
seperti itu.Saya tidak melarang kalian dapat hadiah.Yang saya tidak
setuju itu caranya kalian mendapatkan hadiah. Kalian kan
mengumpulkan struk dapat stiker, tapi ketika konsumen yang harusnya
mendapatkan stiker, kalian gak ngasih. Karena orang kemarin banyak
yang harusnya dapat stiker gak dikasih, mereka yang harusnya dapat
jersey gak dikasih.Tanya mba Ima, Mba Ima paling stress kalau sudah
bicara Carnavarro.Program kacau itu sih.Makannya event yang
semakin besar butuh pengawasan yang cukup ketat juga.Kalau saya
biasanya pilih SPBU SPBU terpilih. Misalnya kota Tangerang 10,
Kabupaten Tangerang 10, Tangerang Selatan 10. Sudah, jadi diawasinya
gak banyak cukup 10 dari masing-masing daerah. Nanti minggu depan
puter lagi.
Kita juga ada event tahun lalu di hari raya dan ada juga event kita buat
namanya fun free day waktu september tahun lalu. Hari jumat kita
bikin fun free day karena mau pake untuk sabtu minggu untuk keluarga
gitu. Di Tangerang sempat saya buat tapi gak lama langsung berubah ke
hari Rabu. Rabu saya ambil untuk promo ini karena paling sedikit
penjualannya. Jadi saya cari hari yang paling sedikit penjualannya saya
genjot disitu.Tahun lalu ulang tahun pertamina ada promonya tapi saya
gak inget. Kalau gak salah yang ulang tahunnya tepat 10 Desember
dengan tunjukan KTP bisa dapat gratis bensin.Memang banyak
program dari pusat, namun kita lebih suka membuat taktik sendiri yang
sesuai dengan karakteristik masing-masing.SPBU ini lebih banyak
motor, yang ini mobil. Jadi promo yang tepat kalau motor ini, kalau
mobil itu.Saya tidak terlalu suka ikut kegiatan pusat.Karena di lapangan
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
153
tidak match.Pusing ngurusnya, saya lebih suka bikin promo sendiri yang
berujung pada sales dan experience.Saya prinsipnya begini, saya tanami
yang panen nanti setelah saya.Saya lebih baik promo dari mulut ke
mulut. Kalau promo untuk motor dan kita bisa tarik 4 saja, itu sudah
bagus. Kalau mobil, dari keseluruhan promo kita tarik 1 saja, itu
susahnya setengah ampu, susah..susah.. susah.. karena hadiahnya
terlihat biasa saja. Ini saya kasih bocoran ya..kalau kita kasih hadiah, itu
hitung-hitungan. Kalau saya beli Rp 20.000,00 idealnya itu promo itu
tidak sampai 10 persen dari harga.Maksudnya hadiahnya.Karena kalau
saya kasih lebih dari itu sebenarnya saya jual rugi.Jadi kalau saya kasih
kaya kemarin beli Rp 20.000,00 gratis Rp 5.000,00 itu sudah besar
sekali.Tapi memang tujuannya experience. Karena margin pertamina itu
tidak besar hanya Rp 400,00 an rupiah. Tapi intinya kami memberikan
experience dari setiap promo-promo yang kita buat.
Berarti pak, posisi pertamax ini sebenarnya dimana sih pak?Apakah orang
hanya baru sekedar tahu, atau orang sudah mengenal pertamax, atau orang
dalam tahap mengenal pertamax?
Tergantung wilayah.Kalau misalnya di Tangerang secara keseluruhan,
mereka lebih banyak di tahap tahu.Tahu bahwa pertamax lebih mahal
dari premium.Yang kedua itu mereka tahu bahwa pertamax itu bagus
tapi yang mereka tahu, Mahal.
Berarti dalam hal ini masih dalam tahap awareness aja ya pak?
Iya.Masih dalam tahap tahu secara keseluruhan.Intinya program ini
masih bertujuan untuk pengalaman mencoba dari konsumen
saja.Namun tidak secara signifikan naiknya. Untuk hal ini memang agak
bias ya karena membutuhkan riset lebih. Tapi yang saya tahu dari
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
154
pengalaman di lapangan adalah lebih banyak orang yang hanya sekedar
tahu, dalam artian belum mencoba.Bagus, tapi mahal. Mobil agak sulit
tapi kalau motor berdasarkan pengalaman mereka menggunakan
pertamax, mereka kasih tahu teman-temannya untuk menggunakan.
Intinya dalam hal ini mereka hanya sekedar tahu pertamax itu apa, tapi
belum semua mencoba dan mengenal lebih pertamax. Yang mereka
tahu, pertamax itu bagus, tapi mahal.Promo ini bertujuan untuk tahu
dan mencoba. Kalau sudah mencoba nanti mereka akan mengulang-
mengulang.
Baik Bapak terimakasih atas waktunya. Mau tanya pak untuk jabatannya apa
ya pak?
Senior Representative wilayah tujuh Tangerang. Tangerang Raya itu
wilayah tujuh.
Oke pak, terimakasih atas waktunya pak. Selamat siang.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
155
5. Informan 5
Nama/Jabatan : Daniel Riyadi, Konsultan Edelman Indonesia
Hari/Tanggal : 25 Maret 2015
Waktu : 14.19 WIB
Lokasi : Kantor Pusat Edelman
Hallo,
Halo, dengan mas Timothy ini ya? Mas Timothy dulu kita pernah
ketemu dimana ya?
Itu mas yang media Pertamina dulu
Oke, Mas Timothy gimana apa yang bisa dibantu?
Iya mas gini, aku pengen Tanya-tanya sih selaku konsultan. Mas Daniel tuh
jabatannya lebih ke mana sih mas?
Aku sih lebih ke konsultan di Edelman sekarang.
Ooh baik mas. Iya mas jadi gini, kalau kita flashback setahun lalu yang di
mana harga minyak kita lagi naik turun kemarin, itu kan pertamax itu harus
bener-bener di jor-jorin nih. Masyarakat harus menggunakan pertamax.
Menurut mas Daniel, kira-kira bagaimana pertamina itu memberikan brand
positioning dari pertamax itu sendiri agar bisa melekat di benak masyarakat.
Hmmm..kalau dari kacamata awam kalau saya melihatnya.. salah satu
hal yang bisa dilakukan pertamina itu mungkin lebih ke menonjolkan
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
156
sisi benefit, dan dari sisi komunikasinya adalah memberikan kesadaran
bagi masyarakat melalui pentingnya penggunaan pertamax bagi bahan
bakar yang tidak bersubsidi kan. Jadi diarahkan kepada semua pemilik
kendaraan, tujuannya supaya membuat mereka memberikan
penggunaannya kepada yang lebih berhak. Selama ini kan posisinya kan
seperti itu. Jadi memposisikan pertamax sebagai bahan bakar yang
seharusnya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan yang memiliki
kendaraan pribadi gitu.Kalau saya melihat relevansinya dengan
kenaikan bahan bakar mungkin ini bisa dijadikan semacam ajang dari
pertamina sendiri untuk lebih menonjolkan sisi kualitas dari pertamax
itu sendiri.Kalau dilihat memang agak sedikit kontradiktif ya mengenai
hal ini Dimana menawarkan bahan bakar yang relatif sedikit lebih
mahal.Kalau menurut saya seperti itu.Sekali lagi sih.Cara menggaet
orang-orang menggunakan pertamax adalah pertamina harus
menonjolkan sisi dari kualitas dan keuntungan yang bisa dirasakan oleh
pengguna pada kendaraan-kendaraan.Dikomunikasikan juga untuk
menggunakan bensin sesuai dengan kendaraan peruntukannya.Kurang
lebih seperti itu sih mas.Ini pendapat pribadi ya mas.
Baik mas, kalau misalnya menurut Mas Daniel, ada beberapa taktik yang
sudah dilakukan pertamina nih, berdasarkan patricia whalen 7 step whalen
strategic, ada 30 taktik MPR untuk menaikan brand positioning. Ada
beberapa taktik pertamina seperti misalnya Fun day, lalu setiap pembelian
sekian dapat sekian, menurut mas Daniel apakah sudah tepat seperti itu
supaya beralih ke pertamax masyarakatnya?Tujuannya adalah experiential
marketing, nanti ketika mereka semua sudah cobain mereka berharap bisa
pindah mas. Menurut Mas Daniel cocok gak taktik itu?
Kalau menurut saya pribadi sih, dengan cara seperti itu kurang terlalu
efektif ya. Karena sekali lagi dengan masyarakat mengukur patokan
harga, maka harga menjadi sesuatu yang sangat penting gitu untuk
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
157
menentukan brand apa yang akan mereka pilih. Seperti dalam konteks
sekarang kan harga akan sangat berpengaruh. Menurut saya pribadi
pun, untuk sekarang saya lebih memilih bensin yang bukan pertamax
karena pertimbangan harga sih. Hehehhe… nah, sekali lagi sih menurut
saya cara-cara seperti itu memang kurang efektif kalau memang
konteksnya adalah penggunaan produk yang sifatnya masal seperti
sekarang yakni pertamax.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah menggandeng pemerintah untuk
bersama sama atau mungkin ada kebijakan yang mengharuskan
penggunaan itu ataupun memberikan harga yang bisa membuat murah.
Atau mungkin hmmm..seperti memberikan sebuah kebijakan untuk
sebuah mobil agar menggunakan pertamax. Atau mungkin bekerjasama
dengan pabrik-pabrik kendaraan dimana mereka hanya membuat mesin
khusus menggunakan bensin pertamax. Begitu..kalau mereka lebih
menggunakan marketing yang sifatnya lebih kepada gimik gimik yang
kalau dari evaluasi sih sebenarnya tidak terlalu signifikan ya. Membuat
orang akhirnya beralih menggunakan itu sih membuat saya sih tidak
terlalu relevan ya.Kecuali kalau seperti saya bilang tadi jika ada faktor
luar yang membuat orang menjadi beralih. Karena pada prinsipnya
orang Indonesia itu kan memang harus ditakut takuti dulu ya. Kalau
menurut saya sepertiitu.
Dan selama ini memang walaupun ada upaya-upaya untuk penggunaan
pertamax, tapi karena tidak ada sebuah ketentuan kebijakan yang
mengikat dan tidak didasari landasan hukum yang jelas, gak heran
kalau pada akhirnya penggunaannya tidak sesuai dengan yang
diharapkan pemerintah.
Mungkin kalau misalnya kita bikin seperti yang diskon-diskonan itu atau
yang beli ini dapat ini, mungkin pada saat eventnya rame ya mas ya?Tapi
untuk beralihnya mungkin nggak lah ya?
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015
158
Iya, kurang bisa masuk seperti yang diharapkan. Atau mungkin untuk
metode yang seperti itu mungkin bisa di exchange dengan penggantinya
yang membuat orang beralih. Seperti ada grand prize, atau memberikan
fasilitas seperti ban dengan merk apa misalnya yang gratis. Atau mereka
dapat diskon dapat membersihkan mobil di spot-spot station yang
bekerjasama dengan pertamina. Jadi seperti itu sih.
Apa itu lebih kontinyu ya mas sifatnya?
Iya, menurut saya seperti itu si.
Baik mas Daniel, mungkin itu dulu kali ya, nanti kalau ada Tanya-tanya lagi
gapapa ya mas?
Gak papa, semoga membantu ya.
Terima kasih mas.
Strategi Marketing..., Timothy Gerard, FIKOM UMN, 2015