Upload
hoangnga
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
68
BAB III
METODOLOGI TUGAS AKHIR
3.1. Gambaran Umum
Gecko merupakan sebuah film animasi yang memperlihatkan sebuah persepsi
mengenai penggunaan perspektif sudut pandang mata cicak. Dalam film ini
ditekankan mengenai sisi konsep visual art yang berupa gabungan dari konsep
perspektif, pengaplikasian sudut pandang dan visualisasi terhadap komposisi dan
storyboard. Film animasi Gecko tidak terdapat narasi, tetapi hanya pemaparan
konsep yang divisualisasikan dalam film animasi. Adapun proses pembuatannya
terbagi menjadi praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
Gambar 3.1 Diagram Gambaran Umum Bab III
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
69
3.2. Praproduksi
Tahapan awal ini mengenai penyusunan konsep dan pembuatan sketsa hingga
masuk tahap produksi.
3.2.1. Penyusunan konsep
Pada penyusunan konsep untuk film animasi Gecko akan dibagi menjadi tiga
bagian konsep, yakni konsep perspektif, konsep lingkungan, dan konsep karakter.
3.2.1.1. Konsep Perspektif
Perspektif film ini mengambil sudut pandang orang pertama (first person)
dari sudut pandang binatang cicak. Karakter lainnya sebagai karakter
pendukung. Dikarenakan cicak dapat berjalan di dinding dan langit-langit
tanpa terjatuh kamera dalam film animasi Gecko ini mengambil daerah
lantai (bawah), sudut bagian dinding (samping) dan langit-langit (atas-
atas).
Selain itu, cicak termasuk dalam hewan buruan (prey) dengan
memiliki ciri-ciri letak mata di samping kepala. Meskipun memiliki
pandangan pada bagian depan yang kurang bagus, hal ini dapat membantu
cicak untuk melihat sekelilingnya dan menghindari pemangsa yang
seringkali menyerang melalui posisi atas, samping dan belakang (Foster
and Smith, 2013).
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
70
Gambar 3.2 Gambar dari Kategori Hewan Pemangsa (kiri) dan Buruan (kanan)
(http://www.peteducation.com/images/articles/ill_cat_fieldofvision.gif, http://www.peteducation.com/images/articles/ill_rabbit_fieldofvision.gif)
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan hewan buruan memiliki
penglihatan mata lebih dari 180° dan hampir 360º. Seperti yang diketahui
dalam ilmu fotografi sudah ditemukan sebuah lensa yang dapat
menangkap lingkungan melebihi 180º, oleh Nikon pada tahun 1957 yang
sering disebut sebagai fisheye lens. Disebut fisheye lens karena
mencitrakan bagaimana seekor ikan pada umumnya melihat dari dalam air.
Gambar 3.3 Cara Ikan Melihat
(http://allphotolenses.com/public/files/users/image/04_fisheye.jpg)
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
71
Berdasarkan analogi tersebut dapat muncul sebuah hipotesis bahwa
cicak memiliki penglihatan yang sama seperti ikan, yakni fisheye lens.
Selain analogi tersebut, secara fisik ikan pada umumnya dan cicak
memiliki letak posisi mata yang hampir sama persis dan ikan termasuk
dalam hewan buruan (prey).
Gambar 3.4 Ikan Tampak Atas
(http://www.aquiss.comau/app_themes/aquiss/images/img_koirightfacing.jpeg)
Gambar 3.5 Cicak Tampak Atas
(http://preview.turbosquid.com/Preview/2010/12/02__19_22_00/top.jpg5b8700ab-4c6e-405e-9e54-2d51e7822672Larger.jpg)
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
72
3.2.1.2. Konsep Lingkungan
Untuk lingkungan film animasi Gecko mengambil lingkungan rumah
daerah pinggiran ibukota. Sebuah keluarga yang memiliki empat anggota
keluarga dengan rumah berukuran sedang dan memiliki perabotan yang
cukup banyak. Dipilih daerah perumahan yang jauh dari kesibukan
perkantoran ibukota untuk mendukung kegiatan keluarga ini dalam
menikmati hari pekan siang tanpa ada kebisingan dan gangguan dari luar
rumah.
Rumah keluarga dalam film animasi Gecko hanya berupa rumah
berlantai satu yang memiliki tiga buah kamar tidur, kamar mandi, ruang
televisi, ruang makan, dapur, ruang tamu dan garasi. Untuk pengonsepan
bentuk ruangan menggunakan referensi rumah penulis sendiri, sehingga
animasi tetap terjaga perspektifnya karena mereferensi dari keadaan yang
sudah ada.
Gambar 3.6 Foto Referensi Ruang Kamar Tidur
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
73
Gambar 3.7 Foto Referensi Kamar Mandi
Gambar 3.8 Foto Referensi Bangku di Ruang Makan
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
74
Gambar 3.9 Foto Referensi Ruang Makan
3.2.1.3. Konsep Karakter
Karakter dari film animasi Gecko terdapat lima karakter, yaitu Gecko,
Dika, Ibu, Tika, dan Ayah.
1.) Gecko
Gecko adalah nama karakter utama dari film animasi Gecko yang berupa
seekor cicak di rumah sebuah keluarga manusia.
a.) Fisiologi
Dalam film animasi ini cicak tidak diperlihatkan bentuk tubuhnya
dikarenakan keseluruhan visualisasi animasi berupa perspektif mata
cicak.
b.) Sosiologi
Cicak yang digunakan adalah cicak Asia (Asian House Gecko)
karena sering ditemukan berkeliaran di dalam rumah.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
75
c.) Psikologi
Gecko menganggap Dika adalah sebuah ancaman untuk dirinya
seperti predator, karena Dika berusaha untuk menangkapnya. Hal
ini membuat dia berusaha lari dari jangkauan tangan Dika.
2.) Dika
a.) Fisiologi
Dika memiliki tubuh yang sangat subur, berwajah bulat dan mata
besar. Kulit Dika berwarna coklat. Rambutnya selalu terlihat
berdiri yang membuatnya agar terlihat tinggi beberapa senti.
Telapak tangan dan kaki Dika sangat kecil, tetapi dia cukup lincah
dengan tubuhnya yang subur.
b.) Sosiologi
Anak terakhir dari dua bersaudara ini adalah yang paling dimanja
secara asupan makanan dari seluruh anggota keluarga. Meskipun ia
selalu senang bergerak dan bermain Dika tetap akan gemuk karena
sifatnya yang rakus dalam hal makan.
c.) Psikologi
Sifat Dika sangat hiperaktif dan menjahili kakaknya. Meskipun
sering diomelin oleh ibunya, Dika tahu kalau ibunya akan
memanjakannya karena Dika menyukai masakan ibunya.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
76
3.) Ibu
a.) Fisiologi
Ibu bertubuh agak tinggi sekitar 160 cm. Tubuhnya kurus kecil dan
berwajah bulat. Ia berambut pendek sebahu dengan mengkriting
pada bagian ujung rambut.
b.) Sosiologi
Ibu bertubuh kurus karena ia kelelahan mengurusi rumah tangga,
tetapi ia tetap menikmati pekerjaannya. Potongan rambut pendek
membuatnya tidak kesulitan dalam beraktivitas mengurusi rumah
tangga setiap hari.
c.) Psikologi
Ibu bersifat bijaksana dan dapat memarahi anaknya jika ada yang
salah, tetapi sering kali ia tetap tidak dapat menyembunyikan sifat
memanjakan anak terakhirnya karena ia sangat senang Dika
menyukai masakannya.
4.) Tika
a.) Fisiologi
Tika adalah anak pertama dari keluarga ini. Tika yang sudah
menginjak umur tujuh belas tahun mulai memperlihatkan bentuk
tubuh seorang gadis remaja dengan lekuk pada beberapa bagian
tubuh. Namun, Tika memiliki tubuh kurus dan tinggi seperti
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
77
ibunya. Kepalanya yang besar selalu ditutupi rambut hitam
panjangnya yang terlihat tergerai.
b.) Sosiologi
Dengan bertambahnya umur, Tika mulai tertarik dengan lawan
jenis dan sering bermain dengan teman perempuannya. Hal ini
membuat ia mulai memperhatikan penampilannya.
c.) Psikologi
Secara sifat Tika lebih mirip kepada ayahnya, ia menurunkan sifat
pemarah, ketus dan cueknya. Ia punya pobia terhadap cicak karena
sewaktu kecil ia pernah menemukan seekor cicak didalam kotak
kue coklatnya.
5.) Ayah
a.) Fisiologi
Ayah memiliki wajah yang panjang dan rahang yang kotak. Tinggi
tubuhnya 178 cm. Meskipun tubuhnya kurus, ia memiliki perut
yang sedikit membuncit dan potong rambut yang pendek.
b.) Sosiologi
Sebagai kepala keluarga, ia selalu berusaha menjaga wibawa
didepan keluarganya. Karena selalu bekerja keras untuk memenuhi
nafkah keluarga, ayah memiliki masalah terhadap olahraga dan
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
78
waktu istirahat, hal inilah yang membuat perutnya membuncit dan
ia selalu terlihat mengantuk di hari pekan.
c.) Psikologi
Ayah adalah seorang pekerja keras dan ulet. Ia juga pendiam dan
jarang berkomentar, tetapi dapat menjadi sangat pemarah jika
sudah melihat anaknya berbuat nakal.
3.2.1.4. Storyline
Dari keseluruhan konsep tersebut kemudian disusunlah sebuah storyline
untuk film animasi Gecko ini. Storyline dalam film animasi Gecko adalah
bagaimana karakter cicak menjabarkan konsep perspektif, karakter dan
lingkungan yang dilihat dan berinteraksi dengannya didalam rumah sebuah
keluarga ke dalam sebuah bentuk alur. Dibawah ini adalah storyline dari
film Gecko.
Pada siang hari dihari pekan, seekor cicak sedang mengamati
seorang anak laki-laki kecil gendut dari bawah meja makan, namanya
Dika. Dika sedang bermain dengan mainan mobil-mobilan miliknya.
Cicak berjalan mendekati kaki kursi untuk melihat Dika. Tanpa diduga
Dika melihat cicak tersebut dan menghampiri untuk mengejarnya. Cicak
yang terkejut segera berlari ke dinding di balik meja makan. Dika pun
yang antusias melihat cicak itu, dengan segera mengambil kursi untuk naik
ke atas meja makan. Saat tangan Dika hampir mencapai cicak, ibunya
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
79
yang hendak menaruh makan siang di meja makan segera memarahi Dika
dan cicak segera bersembunyi dibalik pigura.
Saat Dika sedang dimarahi, si cicak berjalan menyusuri langit-
langit menuju kamar tidur. Di sana terdapat sang ayah yang sedang tertidur
pulas didalam dinginnya ruangan AC. Si cicak hanya diam melihat dibalik
televisi yang sedang menyala. Saat cicak masuk kekolong lemari, ia
terkejut melihat Dika juga berada di kamar dan ia berharap dapat pergi
dari sana. Saat Dika merebahkan dirinya dilantai, ia mendapati cicak
berada dibawah lemari. Segera ia menangkap cicak itu dan membawanya
kedepan pintu kamar mandi.
Kakak Dika, yang bernama Tika saat keluar dari kamar mandi
sangat terkejut dan ketakutan melihat cicak yang dipegang adiknya. Ia
berteriak meneriaki ibunya. Sebelum ibunya datang Dika melepaskan
cicak itu dan si cicak segera berlari kebalik meja makan kembali dengan
ketakutan. Tanpa diduga sebuah tangan kecil menangkap si cicak yang
sedang berdiam didinding.
3.2.2. Pembuatan Sketsa
Setelah konsep ditentukan, konsep divisualisasikan dalam bentuk sketsa sebelum
memasuki animasi untuk mendapat gambaran film animasi Gecko.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
80
3.2.2.1. Storyboard
Sebelum memasuki tahapan sketsa storyboard, dibuat contoh sketsa posisi
penglihatan mata cicak dengan membandingkan posisi monocular dan
binocular vision yang dimiliki oleh ikan.
Gambar 3.10 Posisi Penglihatan Ikan
(http://www.fishingowl.co.za/flyfishyel2.html)
Gambar 3.11 Contoh Sketsa Posisi Penglihatan Cicak
Kemudian membuat sketsa dengan menyontoh dari hasil
lingkungan yang ditangkap oleh fisheye lens untuk melihat dan mengenal
seperti pencitraan dan jangkauan wilayah dari fisheye
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
81
.
Gambar 3.12 Contoh Penglihatan dari Fisheye Lens
(http://www.genericversatility.com/images/construction/oro3.jpg)
Gambar 3.13 Contoh Sketsa Penglihatan dari Fisheye Lens
Setelah mendapatkan bayangan dari bayangan cicak kemudian
dibuatlah sketsa storyboard berdasarkan storyline. Storyboard terbagi
menjadi tiga scene, yaitu ruang makan, kamar tidur dan kamar mandi.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
82
Gambar 3.14 Storyboard dari Film Animasi Gecko Scene di Ruang Makan
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
83
Gambar 3.15 Storyboard dari Film Animasi Gecko Scene di Kamar Tidur
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
84
Gambar 3.16 Storyboard dari Film Animasi Gecko Scene di Kamar Mandi
3.2.2.2. Sketsa Lingkungan
Berikut adalah gambar denah rumah dari keluarga dalam film animasi
Gecko, beserta sketsa ruangan dan perabotan pendukungnya yang
digunakan sebagai setting lingkungan.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
85
- Denah Ruangan
Gambar 3.17 Denah Ruangan
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
86
- Sketsa Barang di Dalam Rumah
Gambar 3.18 Gambar Sketsa Perabotan Diruang Makan
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
87
Gambar 3.19 Sketsa Referensi Bangku yang Terdapat di Depan Ruang Makan
Gambar 3.20 Sketsa Sudut Tempat Tidur di Kamar
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
88
Gambar 3.21 Sketsa Barang yang Memenuhi Bagian Lain di Ruang Kamar
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
89
Gambar 3.22 Sketsa Perabotan di Dalam Kamar Mandi
- Sketsa Tampak Ruangan
Gambar 3.23 Sketsa Tampak Ruang Makan
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
90
Gambar 3.24 Sketsa Ruang Makan dari Kolong Meja Makan
Gambar 3.25 Sketsa Tampak Kamar Tidur
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
91
Gambar 3.26 Sketsa Lorong Antara Kamar Tidur dan Kamar Mandi
Gambar 3.27 Sketsa Depan Kamar Mandi
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
92
3.2.2.3. Sketsa karakter
Dalam pembuatan sketsa karakter dilakukan sebuah eksplorasi bentuk
untuk menentukan bentuk sketsa karakter yang sesuai dengan karakteristik
dalam konsep karakter. Pada sketsa karakter Gecko tidak digambarkan
bentuk karakternya, karena itu hanya para anggota keluarga.
1.) Dika
Dalam penggambaran karakter Dika digunakan referensi karakter bertubuh
gemuk untuk menginspirasi karakter.
Gambar 3.28 Karakter Russell di Film UP
(http://4.bp.blogspot.com/-EE3wT5fSFvM/UI7JTn7kXuI/
AAAAAAAAB0A/NBuKSPuyDEE/s320/up_russell1.jpg)
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
93
Gambar 3.29 Sketsa Akhir untuk Karakter Dika
2.) Ibu
Karakter Ibu lebih ditekankan seperti apa bentuk penampilan seorang ibu
yang kuat tapi tetap feminim.
Gambar 3.30 Helen Parr dalam Film Incredibles
(http://www.comicbookreligion.com/img/e/l/Elastigirl_Incredibles.jpg)
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
94
Gambar 3.31 Sketsa Karakter Ibu
3.) Tika
Karakter Tika mengambil contoh bentuk tubuh remaja perempuan
bertubuh kurus.
Gambar 3.32 Candace dari Film Phineas and Ferb
(http://www.dragoart.com/tuts/pics/5/2141/
how-to-draw-candace-from-phineas-and-ferb-tutorial-drawing.jpg)
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
95
Gambar 3.33 Sketsa Karakter Tika
4.) Ayah
Dalam film animasi Gecko ini ayah digambarkan sebagai karakter pria
dewasa pekerja keras.
Gambar 3.34 Contoh Ilustrasi Bentuk Seorang Businessman
(http://static.tumblr.com/zt2g39r/Ioqmbja1z/businessman_leaning.png)
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
96
Gambar 3.35 Sketsa Karakter Ayah
3.3. Produksi
Tahapan proses produksi adalah pewarnaan konsep, menganimasikan dalam
bidang 3D dan meng-convert-nya menjadi bidang 2D.
3.3.1. Pewarnaan Konsep
Membuat konsep dari visual animasi sesuai dengan ruangan. Proses ini untuk
mendapatkan dan menentukan ‘look’ warna yang diinginkan pada animasinya.
Dalam konsep digunakan warna bersifat pastel ke arah coklat dengan outline
coklat.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
97
3.3.1.1. Konsep Lingkungan
Konsep lingkungan diambil berdasarkan storyboard yang menarik. Dalam
hal ini untuk memperlihatkan keseluruhan ruang yang digunakan dalam
scene.
Gambar 3.36 Concept Art Bagian Ruang Makan
Gambar 3.37 Concept Art Bagian Kamar Tidur
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
98
Gambar 3.38 Concept Art Bagian Kamar Mandi
3.3.1.2. Konsep Karakter
Pewarnaan konsep karakter untuk melihat warna karakter yang akan
digunakan dalam animasi.
1.) Dika
Gambar 3.39 Karakter Dika yang Sudah Diwarnai
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
99
2.) Ibu
Gambar 3.40 Karakter Ibu yang Sudah Diwarnai
3.) Tika
Gambar 3.41 Karakter Tika yang Sudah Diwarnai
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
100
4.) Ayah
Gambar 3.42 Karakter Ayah yang Sudah Diwarnai
3.3.2. Pemodelan Referensi 3D
Dalam hal ini pemodelan referensi 3D digunakan sebagai base atau dasar dalam
membuat animasi. Dengan menggunakan 3D dapat memudahkan dalam
penggunaan sudut pandang binatang cicak ke dalam animasi. Penggunaan 3D ini
sebagai storyboard animated dengan berupa low poly untuk semua objek. Namun,
karena dilakukan teknik tracing sehingga dapat dikatakan juga sebagai animasi
dasar.
3.3.2.1. Modeling Lingkungan
Modeling untuk bagian lingkungan tempat, yang terdiri dari ruang makan,
kamar tidur dan kamar mandi. Objek dibuat hanya sampai low poly untuk
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
101
memenuhi kebutuhan penggarapan dalam tracing bentuk dan tata letak
dari sudut perspektifnya.
Gambar 3.43 Modeling Perabotan di Ruang Makan
Gambar 3.44 Modeling Bagian Meja Makan
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
102
Gambar 3.45 Modeling Bangku Panjang
Gambar 3.46 Modeling Bagian Kamar Mandi
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
103
Gambar 3.47 Modeling Bagian Kamar Tidur
Gambar 3.48 Modeling Televisi dan Lemari di kamar Tidur
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
104
3.3.2.2. Modeling Karakter
Untuk karakter ditekankan kepada penggunaan biped sebagai modeling
animasi. Biped dibentuk sesuai dengan sketsa karakter untuk mengambil
tinggi badan, ukuran anggota tubuh dan perbandingan karakter terhadap
benda-benda lingkungan.
Gambar 3.49 Gambar 2D Seluruh Anggota Keluarga
Gambar 3.50 Modeling 3D Seluruh Anggota Keluarga
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
105
3.3.2.3. Animasi 3D
Menganimasikan karakter menggunakan software Autodesk 3ds Max 2009
sesuai dengan yang tertera pada storyboard dan konsep penempatan denah
rumah. Hingga pada akhirnya menghasilkan sebuah animasi dengan durasi
1 menit 16 detik dan format screen PAL D1/DV Widescreen Square Pixel
1050x576 pixel.
Gambar 3.51 Tampilan Autodesk 3ds Max Pembuatan Pemodelan 3D
Untuk menghasilkan sebuah tampilan seperti mata cicak digunakan
sistem pantulan terhadap sebuah bola (sphare). Kamera tidak diarahkan
kepada animasi yang ingin kita tangkap, tetapi kepada bola yang telah
diberi material raytrace pada kolom reflection, seperti yang disebutkan
oleh Jensen (2007). Dimana pada saat me-render, hasil render yang
ditangkap adalah pantulan yang terjadi pada bagian sphare. Bola tersebut
digunakan sebagai pengganti karakter dan mata cicak.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
106
Gambar 3.52 Sistem Kamera yang Digunakan dalam Pembuatan Pemodelan 3D
Gambar pada 3.51 adalah bagaimana kamera salah diarahkan. Bola tidak
memantulkan Dika karena sebenarnya kamera membelakangi Dika, tetapi
dipantulkan bagian bawah meja makan. Sedangkan pada gambar 3.52 bagaimana
kamera diposisikan dengan benar. Bola menangkap Dika dan dipantulkan ke arah
kamera.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
107
Gambar 3.53 Posisi Kamera yang Salah
Gambar 3.54 Posisi Kamera yang Benar
Kemudian animasi di render dalam bentuk foto dengan format jpeg
sesuai dengan scene. Hasil jpeg berjumlah 2.301 buah dengan 24 fps.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
108
Gambar 3.55 Animasi 3D Scene Ruang Makan dari Film Animasi Gecko
Gambar 3.56 Animasi 3D Scene Kamar Tidur dari Film Animasi Gecko
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
109
Gambar 3.57 Animasi 3D Scene Kamar Mandi dari Film Animasi Gecko
3.3.3. Tracing Animasi
Proses selanjutnya adalah melakukan tracing gambar jpeg yang telah di render
dari 3ds Max. Untuk lingkungan tracing menggunakan Adobe Illustrator. Untuk
karakter men-tracing secara kasar untuk mendapatkan bentuknya dahulu dengan
Paint Tool SAI.
Gambar 3.58 Tracing Bentuk dan Gerakan dari Animasi 3D
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
110
3.3.4. Inking Outline Animasi
Setelah tahapan morphing selesai, masuk ke dalam tahapan pembersihan garis
animasi karakter dengan outline yang sudah rapih hingga siap masuk proses
selanjutnya.
Gambar 3.59 Pemberian Outline pada Animasi 2D Film Animasi Gecko
3.3.5. Morphing Karakter
Setelah melakukan tracing terhadap gerakan animasi lingkungan dan karakter,
dilakukan proses mencocokan pergerakan mulut dan ekspresi wajah terhadap
karakter.
Gambar 3.60 Contoh Pemberian Morphing dalam Animasi 3D
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
111
3.3.6. Coloring Animasi
Proses coloring menggunakan warna-warna yang bernuansa coklat dan coklat
muda atau lebih ke pastel coklat. Hal ini diambil dengan konsep warna tubuh
cicak, yakni merah muda kecoklat-coklatan. Pewarnaan dilakukan di Paint Tool
SAI.
Gambar 3.61 Warna-Warna yang Digunakan dalam Film Animasi Gecko
3.3.6.1. Coloring Animasi Karakter
Berikut adalah pewarnaan terhadap animasi karakter.
Gambar 3.62 Contoh Pemberian Coloring untuk Animasi Bagian Karakter
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
112
3.3.6.2. Coloring Animasi Lingkungan
Setelah mewarnai karakter masuk ke dalam tahap pewarnaan animasi
lingkungan.
Gambar 3.63 Contoh Pemberian Coloring untuk Animasi Bagian Lingkungan
Hasil akhir dari penggabungan warna karakter dan lingkungan.
Gambar 3.64 Hasil Akhir Coloring
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
113
3.3.7. Lighting
Pemberian cahaya (lighting) hanya sedikit saja, untuk memberi kesan ruang dan
kedalam terhadap animasi. Namun, hanya untuk bagian karakter saja yang diberi
lighting.
Gambar 3.65 Contoh Pemberian Shadow untuk Memberi Kesan Lighting
3.4. Pascaproduksi
Tahapan ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan film animasi Gecko.
3.4.1. Editing
Setelah selesai dilakukan tahap tracing dan coloring, semua proses disimpan
kembali dalam bentuk jpeg. Dan dilakukan pengecekan terakhir baik dari
konsistensi warna, bentuk, letak posisi benda dan urutan penomoran animasi.
3.4.2. Compositing
Dalam proses compositing adalah memasukkan film ke dalam software seperti
Adobe After Effect, untuk meggabungkan film dengan suara atau musik.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013
114
Gambar 3.66 Compositing Film Animasi Gecko
3.4.3. Final Render
Setelah semua tahapan selesai, masuk dalam tahap final render, dapat berupa
format rendah seperti flv atau avi untuk resolusi tinggi.
Penerapan Perspektif..., Amanda Ruswanti, FSD UMN, 2013