Upload
tranthu
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
24
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka dan pengumpulan data
secara kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara kepada seorang penata
kamera yang sudah ahli dibidangnya. Wawancara yang dilakukan bermaksud
untuk mendapatkan masukan terhadap film yang telah dibuat.
3.1.1. Sinopsis Film Nokudos
Roy seorang mantan atlet tinju kembali ke sasana tempat dia berlatih dulu untuk
meminta pekerjaan menjadi pelatih. Di sana Roy menemui Chris yang dulunya
sebagai promotornya. Namun pekerjaan yang diberikan kepadanya hanyalah
sebagai tukang bersih-bersih di sasana tempat dia dulu pernah berjaya. Seorang
atlet muda Yofie mengenali Roy dan meminta Roy melatihnya, namun Roy terus
menolak permintaan tersebut. Tiba-tiba terjadi perbincangan antara Roy dan Yofie
yang membuat Roy akhirnya mau melatih Yofie.
3.1.2. Posisi Penulis
Di film ini penulis sebagai penata kamera dan kepala departemen kamera. Pada
masa awal pra-produksi penulis menyiapkan beberapa hal seperti membuat
shotlist dan storyboard, kemudian membuat daftar peralatan yang akan di
gunakan, selanjutnya penulis mencari kru yang akan membantu penulis di
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
25
departemen kamera, dan selanjutnya melakukan recce. Dalam membuat shootlist
dan storyboard, penulis dibantu oleh sutradara dan Glen Susanto sebagai
storyboard artist. Selama proses produksi penulis dibantu oleh Chandra Liow
sebagai 2nd camera person dan Dahny Putra sebagai penata cahaya. Pada saat
produksi terdapat beberapa scene yang langsung diambil gambarnya dengan dua
kamera sekaligus untuk mengejar waktu.
3.1.3. Peralatan
Pada saat pra-produksi penulis sebagai penata kamera bertugas untuk menyiapkan
daftar peralatan yang akan di gunakan pada saat produksi. Dalam menentukan
daftar peralatan yang akan digunakan, penulis berdiskusi dengan 2nd camera
person dan editor. Daftar peralatan dibuat 2 kali karena harus menyesuaikan
budjet, sehingga untuk melakukan penghematan ada beberapa peralatan yang
penulis pinjam dengan teman sesama penata kamera.
Gambar yang dihasilkan di dalam film ini diambil menggunakan kamera
DSLR canon 5d mark iii dan juga canon 5d mark ii. Penulis memilih kamera ini
karena pertimbangan sensor yang dimiliki kamera ini adalah full frame sehingga
tidak memiliki crop sensor, yang membuat gambar yang akan dihasilkan sesuai
dengan focal length lensa. Kemudian kamera ini memiliki iso yang baik pula,
sehingga memudahkan pengambilan gambar pada saat lowlight.Keunggulan lain
dari kamera ini adalah dynamic range yang dihasilkan juga sangat baik. Kamera
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
26
yang digunakan memang ada 2, namun yang menjadi kamera utama adalah canon
5d mark iii.
Kemudian lensa yang digunakan penulis ada 3 macam selama produksi
berlangsung. Untuk menghasilkan wide shots penulis menggunakan lensa canon
16-35mm f/2.8 L USM, kemudian untuk menghasilkan two shots dan close up
penulis menggunakan lensa canon 24-105mm f/4 IS USM dan canon 50mm f/1.4
USM.
Beberapa alat lainnya yang digunakan dalam menyeimbangkan kamera
adalah Tripod TH 650-DV, Spider Rig, Slider Konova, dan Steadycam HD4000.
Kemudian untuk tata pencahayaan penulis menggunakan Red Head 800KW, LED
YN600, dan China Ball.
3.2. Tahapan Kerja
Penulis bekerja pada tahap praproduksi sampai produksi selesai. Pada tahapan
awal penulis membuat konsep visual film dengan sutradara. Berikut proses
tahapan-tahapan yang penulis kerjakan dari awal hingga selesai.
3.2.1. Praproduksi
Tahap ini merupakan awal perencanaan konsep film dan penyamaan visi sutradara
dan krew lainnya. Berikut proses yang penulis kerjakan pada tahap ini:
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
27
1. Pada saat proses perampungan naskah, penulis mencari referensi konsep
visual untuk pembuatan mood board yang digunakan sebagai konsep
visual penulis terhadap film yang akan di produksi.
2. Kemudian saat naskah telah selesai dibuat, penulis berdiskusi dengan
sutradara untuk membuat shotlist.
3. Kemudian penulis bersama sutradara membahas lokasi yang diajukan oleh
produser, yang mana lebih sesuai dengan visual sutradara.
4. Setelah lokasi disetujui, kemudian penulis membuat storyboard yang
sesuai dengan lokasi yang disetujui dengan dibantu oleh storyboard artist
dan sutradara.
5. Kemudian setelah perijinan dilakukan, penulis bersama krew yang lain
melakukan recce dan mencoba penataan cahaya pada lokasi.
6. kemudian dari hasil recce, penulis kemudian membuat floor plan.
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
28
Gambar 3.1 Shotlist pada script
(dokumentasi No Kudos, 2014)
Gambar 3.2 shotlist yang sudah rapi
(dokumentasi No Kudos, 2014)
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
29
3.2.2. Perancangan Shot
Berikut adalah proses penulis dalam merancang shot dan floor plan untuk adegan
latihan Roy dan Yofie, dan juga pertandinga tinju Yofie.
3.2.2.1. Scene Latihan Tinju
Gambar 3.3 naskah film No Kudos
(dokumentasi No Kudos, 2014)
Gambar 3.4 Floor Plan
(dokumentasi No Kudos, 2014)
Redhead 800w Redhead 800w
4,9m
4,9m 12m
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
30
Gambar 3.5 Storyboard
(dokumentasi No Kudos, 2014)
Adegan pertama yang menunjukkan bahwa Roy menyetujui untuk melatih Yofie
dimulai dari mereka sedang berlatih sparing diluar ring tinju. Disini yang penulis
akan menerapkan teknik handheld shot namun tidak semua shot karena penulis
ingin intensitas ketegangannya naik sedikit demi sedikit dan puncaknya ada saat
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
31
pertandingan berlangsung. Kemudian ada beberapa adegan Yofie sedang berlari,
disini penulis ingin kamera mengikuti pergerakan Yofie yang sedang berlari
dengan menggunakan steadycam, menurut penulis gambar yang akan dihasilkan
dengan menggunakan steadycam akan terlihat dinamis dan membuat seolah
penonton mengikuti dan melihat latihan Yofie. Kemudian penulis juga ingin
menunjukkan bahwa latihan yang dijalani oleh Yofie itu berat dengan
menggunakan longshot sehingga memperlihatkan bahwa tempat yang begitu besar
dan Yofie yang begitu kecil, yang berlari dari ujung ke ujung dan tidak mudah
untuk mencapai dari satu sisi ke sisi lain.
3.2.2.2. Scene Pertandingan Tinju
Gambar 3.6 Naskah No Kudos
(Dokumentasi No Kudos, 2014)
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
32
(Dokumentasi No Kudos)
(Dokumentasi No Kudos)
Redhead 800w
12m
12m
4,9m
4,9m
Gambar 3.8 Storyboard
Gambar 3.7 Floorplan
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
33
Pembukaan awal adegan pertandingan tinju Yofie melawan Joy dimulai dengan
tertinjunya Joy tepat dibagian muka nya. Maka dari itu penulis menampilkan
gambar muka Joy terlebih dahulu yang tertinju oleh Yofie dan untuk
menunjukkan pada awal adegan dimulai Yofie lah yang lebih unggul di
pertandingan ini. Kemudian setelah memperlihatkan muka Joy yang ditinju oleh
Yofie, kamera bergerak ke tengah untuk menunjukkan bahwa yang sedang
bertanding adalah Yofie dan Joy.
Pada adegan ini penata kamera menerapkan pergerakan kamera handheld
pada semua shot karena disinilah puncak klimaks dari film ini. Disini digunakan
handheld shot bertujuan juga agar kamera operator bisa bergerak dengan bebas di
ring tinju yang tidak terlalu luas. Untuk penataan cahaya di scene ini, penulis
menggunakan 4 buah red head 800watt yang menyorot langsung ketengah ring,
ini bertujuan membuat terang bagian ring tinju dan membuat gelap area di luar
ring, ini dilakukan untuk menambah kesan dramatis dan juga membuat area luar
ring terlihat samar-samar sehingga penonton tidak terlalu kelihatan karena
kekurangan talent penonton. Kemudian penulis berencana menggunakan lensa
wide dan dengan depth of field yang lebar agar fokus terhadap Yofie dan Joy tetap
terjaga atau tidak blur. Penulis berencana menggunakan two shot untuk
menunjukkan gerak tubuh Yofie dan Joy saat bertanding tinju, pemilihan shot ini
juga bertujuan agar area penonton tidak terlalu terlihat pada frame kamera.
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
34
Gambar 3.9 naskah film No Kudos
(Dokumentasi No Kudos)
(Dokumentasi No Kudos)
Pada scene ini penulis menerapkan teknik yang sama dengan scene bertanding,
yaitu kamera menggunakan teknik handheld agar mood yang diciptakan di scene
sebelumnya tetap terjaga intensitasnya.
12m
12m
4,9m
4,9m
Redhead 800w
Redhead 800w
Gambar 3.10 Floorplan
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
35
Gambar 3.11 Naskah Film No Kudos
(Dokumentasi No Kudos)
(Dokumentasi No Kudos)
3.2.3. Produksi
Pada tahap ini, pengambilan gambar pun dilakukan. Tahap ini merupakan tahap
penting karena pada tahap ini penulis harus merealisasikan konsep yang dirancang
4,9m
4,9m
Redhead 800w
Redhead 800w
12m
12m
Gambar 3.11 Flooplan
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
36
dan dipersiapkan dari awal. Berikut adalah proses dari awal penulis lakukan
selama proses produksi berlangsung.
1. Proses syuting dimulai pada hari sabtu berlokasi di tempat latihan atlet
tinju Binong, karawaci. Kemudian pada hari kedua tepatnya senin, syuting
dilakukan dilokasi kolam renang pantai mutiara dan sekitaran pinggir laut
didaerah tersebut. Pada keesokan harinya syuting dilakukan di Taman
Kota Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. Hari terakhir syuting
berlokasi di Gelora Bung Karno, Jakarta tepatnya di sasana tinju.
2. Dikarenakan ada beberapa tempat yang tidak mendapat izin jauh-jauh hari
sebelum hari syuting berlangsung, maka ada beberapa lokasi yang belum
dilakukan recce, sehingga memakan waktu yang lama dalam hal menata
cahaya, namun scene tersebut tidak banyak, sehingga tidak menimbulkan
masalah besar dan juga bantuan asisten lighting membantu pekerjaan
semakin cepat.
3. Namun karena masalah pengaturan cahaya yang lama dilokasi yang belum
dilakukan recce, menyebabkan scene yang selanjutnya akan diambil di
outdoor menjadi tidak bisa karena matahari yang sudah mulai terbenam
sehingga lokasi sudah mulai gelap, namun kemudian penata kamera
memutuskan untuk mengganti scene yang ada sudah di recce sebelumnya
dengan scene sparing siluet dan hasilnya cukup baik dan lebih
mendramatisir.
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
37
3.2.4. Pengambilan Data Kualitatif
Berikut merupakan metode pengumpulan data yang penulis lakukan selama
proses penelitian proyek tugas akhir ini.
1. Studi literatur
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
membaca buku-buku dan menemukan teori-teori yang mendukung
penulis dalam menerapkan teknik handheld shot pada adengan tinju di
film No Kudos.
2. Wawacara mendalam
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara
mendalam untuk mendapatkan saran, masukan dan kritik terhadap film
yang telah penulis buat. Penulis memilih in-depth interviewdengan
expertise penata kamera. Penata kamera yang penulis wawancara
bernama Rahul Hemnani, Beliau merupakan lulusan sekolah film di India
jurusan sinematografi. Sekarang beliau menjadi freelance director of
photography untuk film layar lebar, music video, dan iklan komersial.
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
38
Gambar 3.12 Rahul Hemnani (kiri) (Dokumentasi Rahul)
3.3. Acuan
Dalam film No Kudos, sutradara menginginkan penekanan yang membuat Roy
terlihat lemah, kecil dan sendiri. Kemudian sutradara memberikan contoh berupa
sebuah film pendek yang berjudul “It’s Personal”. Film “It’s Personal” menjadi
acuan penulis dalam mencari refrensi tambahan berupa film tinju lainnya yang
sesuai dengan film tersebut.
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015
39
Gambar 3.13 Film It’s Personal
(It’s Personal)
Penataan Kamera..., Jovian Pangestu, FSD UMN, 2015