Liquid Oral Splint

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prosthodontic, liquid oral splint

Citation preview

PERAWATAN NYERI MIOFASIAL DENGAN MENGGUNAKAN LIQUID ORAL SPLINTAnish Amin, Roseline Meshramkar, K.LekhaDepartment of Prosthodontics, SDM College of Dental Sciences and Hospital, Sattur, Dharwad, Karnataka, IndiaAbstrakTerapi dengan menggunakan splin oklusal merupakan suatu perawatan konvensional untuk kelainan temporomandibular joint (TMJ). Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi seorang klinisi untuk membuat suatu evidence-based dalam memilih tipe splin oklusal yang sesuai. Seorang wanita berusia 19 tahun didiagnosa menderita nyeri miofasial, yang mengeluhkan riwayat nyeri dan sakit kepala yang cukup parah di saat pagi hari dan berkelanjutan selama berhari hari selama 1 bulan, juga dihubungkan dengan otot mastikatori yang mengalami rasa nyeri serta atrisi pada gigi anterior bagian depan. Pasien diberikan liquid occlusal splint secara periodik selama 3 bulan dengan kunjungan berkala untuk dilakukan pemeriksaan secara interval. Hasil yang ditunjukkan setelah terapi dengan menggunakan liquid occlusal splint menunjukkan pengurangan terhadap rasa sakit secara subjektif maupun objektif.Kata kunci : liquid splint, nyeri miofasial, temporomandibular joint

2

PENDAHULUANThe American Dental Association Presidents Conference pada kelainan Temporomandibular Joint (TMD) (1983) didefinisikan sebagai kumpulan kelainan orofasial yang mempunyai karakter nyeri pada daerah preaurikular, Temporo mandibular joint (TMJ), atau otot mastikasi, keterbatasan gerak dan deviasi mandibula, serta terdapat suara TMJ pada saat rahang berfungsi.Penyebab terjadi kelainan ini adalah kebiasaan parafungsional, stres ataupun kelainan pada TMJ. Oklusi yang abnormal sering terjadi pada pasien dengan atau tanpa gejala pada TMJ. Tujuan utama pemilihan liquid occlusal splint ini adalah tersedia di pasaran dan sederhana.LAPORAN KASUSSeorang wanita berusia 19 tahun datang ke Departemen Maksilofasial Prostodonsia, dengan keluhan nyeri pada kedua sisi rahang bawaj. Pasien mengaku mempunyai riwayat nyeri dan sakit kepala yang parah pada pagi hari dan berlanjut sepanjang hari selama 1 bulan. Pada pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, terdapat kekakuan pada otot maseter daripada kedua sisi rahang pada saat dilakukan palpasi, atrisi pada gigi anterior rahang bawah, serta terdapat clenching. Pada pemeriksaan radiografi tidak ditemukan infeksi pada daerah gigi maupun kerusakan TMJ.Setelah dilakukan pemeriksaan, riwayat keluarga dan riwayat medis terhadap dugaan kelainan TMJ seperti inflamasi TMJ, kerusakan pada sendi artikularis, disposisi kondilus, dll., kasus ini didiagnosis sebagai kelainan otot maseter dimana terdapat myospasme dan nyeri miofasial akibat kebiasaan parafungsional dari clenching gigi yang dihubungkan dengan stres.Rencana perawatan dibuat, dan liquid occlusal splint disarankan dengan tujuan untuk mengurangi hiperaktifitas otot maseter. Konsep dari liquid oral splint adalah untuk mengurangi pengaruh buruk dari oklusi pada saat fungsional rahang, harmonisasi antara otot, gigitan dan tubuh. Pemasangan yang sederhana dari liquid splint dapat membuat otot berfungsi secara dominan dalam mencapai oklusi yang seimbang.Rencana perawatan yang akan dilakukan harus dijelaskan dengan jelas dan mendapat persetujuan pasien sebelum dilakukan perawatan. Liquid occlusal splint buatan pabrik (Aqualizer, BVM Meditech Pvt. Ltd., New Delhi, India) diberikan, dan instruksi pasca perawatan dijelaskan pada pasien [Gambar 1].Pasien dijadwalkan untuk kunjungan berkala. Instruksi yang direkomendasikan setelah pemakaian splin adalah pasien harus mengunjungi prostodontis untuk penyesuaian dengan interval 24 jam, 7 hari, 1 bulan, dan 3 bulan. Pada kunjungan berikutnya menunjukkan hasil yang memuaskan dimana nyeri pasien berkurang pada pemeriksaan subjektif (MOD-SSI = modified-symptom severity index scores) dan nyeri objektif (palpasi digital). Pemeriksaan elektromyografik dari otot mastikatori sebelum dan setelah terapi dengan menggunakan liquid splint pada posisi istirahat dan maximum voluntary clenching menunjukkan pengurangan dari aktivitas otot seteleh penggunaan splin, Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan keseimbangan aktivitas otot setelah perawatan. (Gambar 2)

PEMBAHASANMenurut Glossary of Prosthodontic Terms (8thed) Splin oklusal didefinisikan sebagai permukaan oklusal artifisial yang dapat dilepas pasang dan di aplikasikan pada permukaan oklusal gigi untuk tujuan diagnosa dan terapi dalam memperbaiki hubungan rahang mandibula terhadap maksila. Alat ini juga dapat digunakan sebagai penyelaras oklusal, untuk perawatan TMD, serta untuk mencegah keausan gigi. Tujuan umum dari perawatan dengan menggunakan splin oklusal adalah untuk melindungi sendi TMJ dari tekanan disfungsional yang dapat mengarah ke perforasi atau dislokasi sendi TMJ. Tujuan lain dari perawatan ini adalah untuk memperbaiki fungsi dan menghilangkan rasa sakit pada otot dengan cara menciptakan bilateral balanced occlusion.

Gambar 1. Penempatan liquid occlusal splint terhadap pasien.Pada saat ini, pemilihan oklusal splin yang digunakan adalah soft splint dan hard splint. Hard splint mempunyai keunggulan dalam melindungi kontak yang kuat antar gigi serta mempunyai retensi yang kuat serta dapat bertahan lama. Soft splint mudah untuk dibuat dan mudah untuk disesuaikan sehingga mendapatkan kontak yang adekuat karena mempunyai permukaan oklusal yang lunak. Pemakaian hard splints mempunyai kekurangan dimana dapat mengalami perubahan permukaan oklusal yang tidak diinginkan. Soft splints dapat memperburuk bruksism yang dikarenakan kontak prematur dari gigi posterior dimana tidak terdapat keseimbangan pada pemakaian splin oklusal.

Gambar 2. (a) Nilai elektromiografi dari otot mastikatori pada istirahat sebelum dan sesudah memasukkan liquid oral splints: saat istirahat (V) (b) Nilai elektromiografi dari otot mastikatori pada saat kontak maksimum sebelum dan sesudah memasukkan liquid oral splints: kontak maksimum (V)Pada laporan kasus ini, liquid occlusal splint dipasang ke dalam mulut pasien. Bahan ini mempunyai lapisan cair fleksibel yang dapat menyeimbangkan semua tekanan dari suatu gigitan dengan mencegah kontak antar gigi, memaksimalkan fungsi biomekanik, mendukung rahang ke dalam posisi yang nyaman, melindungi gigi dari tekanan yang kuat, sehingga mengembalikan bentuk dan oklusi rahang dalam keadaan harmonis. Mengembalikan pola gigitan untuk memaksimalkan struktur lainnya, membantu fungsi sistemik dan membantu menyeimbangkan rahang dengan sendirinya. Hal ini terjadi karena liquid splint meringankan otot mandibular sehingga dapat kembali ke posisi semula, sambil menyeimbangkan, mendistribusikan, dan menghasilkan tekanan oklusal yang simultan. Meskipun terdapat berbagai studi dan laporan kasus, masih terdapat kontroversi terkait tipe splin yang lebih efektif dalam menentukan rencana perawatan pada pasien dengan sakit myofungsional. Keputusan harus didasarkan pada evidence-based dalam pemilihan terapi splin yang tepat terhadap pasien.