Upload
ridhael-rira
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 lips breth.pdf
1/10
Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisema 1di Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
PENGARUH PURSED LIPS BREATHING TERHADAP POLA PERNAPASAN
PADA PASIEN DENGAN EMFISEMA
DI RUMAH SAKIT PARU DR. ARIO WIRAWAN SALATIGA
Laily Widya AstutiProgram Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRACT
Pursed lips breathing will balance the homeostasis that can lead the respiratory center tolower frequency and depth of breathing in patients with emphysema who have ineffective breathingpattern caused by an increase in dead space. The purpose of this study is to analyze the influence ofbreathing exercises of pursed lips breathing toward respiratory pattern in the patients withemphysema at Ario Wirawan Hospital Salatiga.
This was a quasi-experimental design with non equivalent control group design. Thepopulation in this study was 134 with the samples of 34 respondents divided into control andintervention groups. The data sampling used accidental sampling technique and the data instrumentused the checklists. The data analysis used Mann Whitney and Wilcoxon tests.
The results of this study indicated that there was an influence of pursed lips breathing towardrespiratory pattern in patients with emphysema. The univariate analysis indicated that the breathingpattern before the treatment in the control and intervention groups all of the patients (100%)experienced ineffective breathing pattern and after the treatment, in the intervention group itdecreased into 58.8% and in the control group decreased into 88.2%. There was a difference in thebreathing pattern after the treatment between the intervention and control groups with p-value of0.000
7/24/2019 lips breth.pdf
2/10
2 Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisemadi Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
emfisema seperti peningkatan jumlah orangyang menghisap rokok di usia muda, pesatnyakemajuan industri serta polusi udara. Perkiraanakibat penggunaan tembakau akanmenyebabkan 70 persen kematian karenapenyakit paru kronik dan emfisema (Bararah& Jauhar, 2013).
Pursed lip breathing adalah latihanpernapasan dengan menghirup udara melaluihidung dan mengeluarkan udara dengan carabibir lebih dirapatkan atau dimonyongkandengan waktu ekshalasi lebih di perpanjang.Terapi rehabilitasi paru-paru dengan pursedlips breathing ini adalah cara yang sangatmudah dilakukan, tanpa memerlukan alatbantu apapun, dan juga tanpa efek negatifseperti pemakaian obat-obatan (Smeltzer &
Bare, 2013).Tujuan dari pursed lips breathing iniadalah untuk membantu klien memperbaikitransport oksigen, menginduksi pola napaslambat dan dalam, membantu pasien untukmengontrol pernapasan, mencegah kolaps danmelatih otot-otot ekspirasi untukmemperpanjang ekshalasi dan meningkatkantekanan jalan napas selama ekspirasi, danmengurangi jumlah udara yang terjebak
(Smeltzer & Bare, 2013).Langkah-langkah atau cara melakukan
pursed lips breathing ini adalah dengan caramenghirup napas melalui hidung sambilmenghitung sampai 3 seperti saat menghirup
wangi bunga mawar. Hembuskan denganlambat dan rata melalui bibir yang dirapatkan
sambil mengencangkan otot-otot abdomen.(Merapatkan bibir meningkatkan tekananintratrakeal; menghembuskan melalui mulutmemberikan tahanan lebih sedikit pada udarayang dihembuskan). Hitung hingga 7 sambil
memperpanjang ekspirasi melalui bibir yangdirapatkan seperti saat sedang meniup lilin.
Sambil duduk dikursi: Lipat tangan diatasabdomen, hirup napas melalui hidung sambilmenghitung hingga 3, membungkuk ke depan
dan hembuskan dengan lambat melalui bibiryang dirapatkan sambil menghitung hingga 7
(Smeltzer & Bare, 2013).Tahap mengerutkan bibir ini dapat
memperpanjang ekshalasi, hal ini akanmengurangi udara ruang rugi yang terjebakdijalan napas, serta meningkatan pengeluaran
CO2 dan menurunkan kadar CO2dalam daraharteri serta dapat meningkatkan O2, sehinggaakan terjadi perbaikan homeostasis yaitu kadarCO2dalam darah arteri normal, dan pH darah
juga akan menjadi normal (Muttaqin, 2013).Mengingat ketidak efektifan pola pernapasanpada emfisema disebabkan karena peningkatanruang rugi dan menimbulkan hiperkapnia yangakan meningkatkan pola pernapasan makadengan normalnya pH darah atau homeostasisseimbang maka pusat kontrol pernapasan akanmenormalkan pola pernapasan klien sepertifrekuensi, kedalaman dan irama pernapasanpada klien emfisema menjadi membaik.
Artikel yang dikemukakan olehFregonezi, G.A. de F, et al (2004), mengatakanbahwa pursed lips breathing ini memilikibanyak manfaat sebagai salah satu fisioterapi,seperti untuk pasien dengan PPOK, asma,gangguan neuromuskular, atau pun padapasien yang mengalami gangguan respirasi
lainya seperti emfisema.Penelitian oleh Nield, A Margaret, et al(2007) menunjukkan hasil bahwa kelompokyang diberikan latihan dengan pursed lipsbreathing lebih menampakan hasil yang baikdibandingkan dengan kelompok intervensiyang diberikan latihan dengan expiratorymuscle training dan juga kelompok kontrolpada pasien dengan dispnea.
Penelitian oleh Natalia, Dewi, et al (2007)
menunjukkan perbandingan yang signifikanantara pasien yang diberikan latihan pursed
lips breathing dengan pasien yang diberikanterapi tiup balon terhadap puncak arusekspirasi yang menunjukkan fungsi paru pada
pasien dengan asma bronkhial. Penelitian inidilakukan selama empat hari dengan hasil
peningkatan rata-rata pursed lips breathing26,20 1/menit dan dengan intervensi tiup balonpeningkatan sebesar 13,148 1/menit. Inimenunjukkan bahwa pursed lips breathinglebih efektif dalam meningkatkan arus puncak
ekspirasi.Hasil studi pendahuluan yang di lakukan
peneliti di Rumah sakit paru dr.Ario WirawanSalatiga pada tanggal 17 februari, hasilwawancara yang dilakukan dengan perawat
prevalensi emfisema kejadian emfisema pada 6bulan terakhir adalah 134 pasien, dan semua
pasien emfisema mengalami gangguan polapernapasan. Hasil wawancara dengan 3 orangpasien dengan emfisema sering mengalamisesak napas di rumah dan wawancara tentangpenanganan keperawatan yang didapatkan
selama rawat inap adalah pemberian oksigen,dan obat-obatan. Pasien tidak ada yang diajarkan teknik latihan pernapasan apapun olehperawat. Fenomena tersebut diatasa
7/24/2019 lips breth.pdf
3/10
Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisema 3di Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
menjadikan peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian dengan judul PengaruhPursed LipsBreathing terhadap Pola Pernapasan padaPasien dengan Emfisema di Rumah Sakit Parudr. Ario Wirawan Salatiga.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan penelitiadalah rancangan eksperimen semu (QuasiEksperiment), yaitu dengan menggunakanNonEquivalent Control Group Design.
Kelompok intervensi dan kelompokkontrol keduanya diukur sebelum dan sesudahintervensi pada waktu penelitian. Setelahdilakukan intervensi diharapkan terdapat
pengaruh pada kelompok intervensi.
Populasi dan Sampel
PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien emfisema di Rumah Sakit ParuDr. Ario Wirawan Salatiga yang jumlahtotalnya 134 dari bulan Agustus 2013 sampaibulan Januari 2014.
Sampel
Besar sampel dalam penelitian iniditentukan berdasarkan estimasi (perkiraan)untuk menguji hipotesis beda rata-rata
(kategorik) dua kelompok tidak berpasangan.Jumlah sampel untuk kelompok kontrol
dan kelompok intervensi masing-masing 17responden. Jadi jumlah sampel dalampenelitian ini adalah 34 responden.
Metode yang digunakan saat melakukanpengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah pengambilan sampel denganAccidentalSampling didasarkan suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yangsudah diketahui sebelumnya (Notoatmojo,
2010). Metode ini dipilih karena penelitian inipeneliti lakukan di rumah sakit, jadi pasien
yang datang dan memenuhi kriteria yang sudahditentukan dalam penelitian di jadikan sebagairesponden dalam penelitian.
Kriteria inklusi yang diterapkan dalampenelitian ini adalah: 1) Bersedia menjadi
responden; 2) Pasien dengan Emfisema yangdi rawat inap; 3) Pasien emfisema dengangangguan pola pernapasan; 4) Pasien denganterapi bronkodilator.
Adapun kriteria eksklusi: 1) Pasienemfisema yang pulang kurang dari empat hariterhitung dari hari pertama penelitian; 2)Pasien emfisema yang menggunakan ventilator
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di RumahSakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga padatanggal 24 Maret sampai 15 April 2014.
Analisis Data
Analisa UnivariatBentuk analisis univariat pada penelitian
ini mendiskripsikan pada kelompok kontroldan intervensi keefektifan pola pernapasanresponden sebelum dan setelah diberikan
pursed lips breathing, serta perbedaan polapernapasan pada kelompok intervensi dankelompok kontrol.
Analisa BivariatUji hipotesis pada penelitian ini
menggunakan uji Wilcoxon (untuk hipotesisada perbedaan pola pernapasan sebelum dansetelah Pursed lips breathing kelompokintervensi dan hipotesis tidak ada perbedaan
pola pernapasan sebelum dan setelah perlakuankelompok kontrol pada pasien dengan
emfisema). Jika p-value< (0,05) berarti Haditerima.
Uji hipotesis menggunakan uji Mann
Whitney (untuk uji hipotesis ada pengaruhPursed lips breathing terhadap pola
pernapasan pasien dengan emfisema). jika p-value< (0,05), maka Ha diterima.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Pola Pernapasan Pasien Emfisema SebelumMelakukan Pursed Lips Breathing padaKelompok Intervensi dan Kontrol
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola
Pernapasan Pasien Emfisema Sebelum
Melakukan Pursed Lips Breathing pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol, 2014
Pola
Pernapasan
Kelompok
Intervensi
Kelompok
Kontrol
f % f %
Tidak EfektifEfektif
170
100,00,0
170
100,00,0
Jumlah 17 100 17 100
7/24/2019 lips breth.pdf
4/10
4 Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisemadi Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahuibahwa sebelum melakukan pursed lipsbreathing semua responden kelompok
intervensi dan kontrol mengalami polapernapasan tidak efektif, yaitu sejumlah 17responden (100,0%).
Pola Pernapasan Pasien Emfisema Sesudah Melakukan Pursed Lips Breathing pada KelompokIntervensi dan Kontrol
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Pernapasan Pasien Emfisema Sesudah Melakukan
Pursed Lips Breathingpada Kelompok Intervensi dan Kontrol, 2014
Pola Pernapasan
Kelompok
Intervensi
Kelompok Kontrol
f % f %
Tidak Efektif
Efektif
10
7
58,8
41,2
15
2
88,2
11,8
Jumlah 17 100 17 100
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa sesudah melakukan pursed lipsbreathing, pola pernapasan respondenkelompok intervensi yang tidak efektif
sejumlah 10 pasien (58,8%) dan yang efektif
sejumlah 7 pasien (41,2%). Sedangkan pada
kelompok kontrol dengan pola pernapasantidak efektif sejumlah 15 pasien (88,2%), danpola pernapasan efektif sejumlah 2 pasien
(11,8%).
Analisis Bivariat
Perbedaan Pola Pernapasan Responden Sebelum dan Sesudah Melakukan Pursed Lips Breathingpada Kelompok Intervensi
Tabel 3.
Perbedaan Pola Pernapasan Sebelum dan Sesudah MelakukanPursed Lips Breathingpada Kelompok Intervensi pada Pasien dengan Emfisema di Rumah Sakit Paru
Dr. Ario Wirawan Salatiga, 2014
Variabel Perlakuan n Mean Sd Z p-value
Pola Pernapasan SebelumSesudah
17 6,235317 8,7647
0,66421 -3,4731,20049
0,001
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa
nilai Z hitung = -3,473 dengan p-valuesebesar
0,001. Terlihat bahwa p-value 0,001 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaanyang signifikan pola pernapasan sebelum dan
sesudah melakukanpursed lips breathingpada
kelompok intervensi pada pasien denganemfisema di Rumah Sakit Paru Dr. ArioWirawan Salatiga.
Perbedaan Pola Pernapasan Responden Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok KontrolTabel 4.
Perbedaan Pola Pernapasan Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol
pada Pasien dengan Emfisema di Rumah Sakit Paru
Dr. Ario Wirawan Salatiga, 2014
Variabel Perlakuan n Mean Sd Z p-value
Pola Pernapasan Sebelum
Sesudah
17 6,1765
17 6,7647
0,72761 -1,930
1,48026
0,054
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwanilai Z hitung = -1,930 dengan p-value sebesar
0,054. Terlihat bahwa p-value 0,054 > (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan pola pernapasan sebelum dansesudah perlakuan pada kelompok kontrolpada pasien dengan emfisema di Rumah SakitParu Dr. Ario Wirawan Salatiga.
7/24/2019 lips breth.pdf
5/10
Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisema 5di Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
Pengaruh Pursed Lips Breathing terhadap Pola Pernapasan pada Pasien Emfisema
Tabel 5.
Perbedaan Pola Pernapasan Sesudah MelakukanPursed Lips Breathingantara Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol pada Pasien dengan Emfisema di Rumah Sakit Paru
Dr. Ario Wirawan Salatiga, 2014
Variabel Kelompok n Mean Sd Z p-valuePola Pernapasan Intervensi
Kontrol17 8,764717 6,7647
1,20049 -3,7081,48026
0,000
Hasil uji Mann Whitney, diperoleh nilai Z
hitung sebesar -3,708 dengan p-value sebesar
0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaanyang signifikan pola pernapasan sesudahmelakukan Pursed Lips Breathing antarakelompok intervensi dan kelompok kontrol
pada pasien dengan emfisema di Rumah SakitParu Dr. Ario Wirawan Salatiga. Ini juga
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yangsignifikanPursed Lips Breathing terhadap polapernapasan pasien dengan emfisema di RumahSakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga.
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Gambaran Pola Pernapasan Sebelum
Dilakukan Pursed Lips Breathing padaKelompok Intervensi dan Kontrol di Rumah
Sakit Paru Dr. Ario Wirawan SalatigaSkor pola pernapasan pada kedua
kelompok didapatkan data yang homogen atautidak ada perbedaan yang signifikan, dapat diartikan bahwa pada kelompok intervensi
maupun kelompok kontrol di RSP dr.ArioWirawan Salatiga mengalami pola pernapasantidak efektif sebelum diberikan perlakuan.
Penderita emfisema mengalami polapernapasan tidak efektif karena terjadinya
kerusakan alveoli yang membesar dan tidakdapat mengempis karena hilangnyaelastisitasnya dan mengakibatkan pertukarangas berkurang (peningkatan ruang rugi), hal inidapat menyebabkan peningkatan kadarkarbondioksida dan memicu tubuh untukmencukupi kadar oksigen didalam darahsehingga pernapasan menjadi lebih cepat(takipnea) untuk menyeimbangkan kadaroksigen dan karbondioksida didalam darah, halini sesuai dengan penelitian pengertianemfisema dan pola pernapasan.
Pernyataan diatas sesuai dengan definisiemfisema menurut Bararah & Jauhar,
emfisema adalah kerusakan parenkim serta
penyempitan saluran napas mengakibatkanobstruksi jalan napas dan sesak. Dindingalveoli yang mengalami kerusakanmenyebabkan berkurangnya kontak lansungarea permukaan alveolar dengan kapiler paru,menyebabkan pertukaran gas berkurang(Ruang rugi) dan terjadi peningkatan tekanankarbondioksida dalam darah arteri(hiperkapnia) sehingga menyebabkan asidosisrespiratorik (Bararah & Jauhar, 2013).
Pola pernapasan pasien emfisema diRumah Sakit dr.Ario Wirawan Salatigamemiliki nilai skor sebelum perlakuan yangdikategorikan sebagai pola pernapasan tidakefektif, baik kelompok kontrol maupunintervensi. Gaya hidup juga dapat menjadisalah satu faktor yang dapat mempeburukkeadaan kesehatan termasuk pernapasan.
Merokok salah satu gaya hidup yang dapatmemperberat keadaan pasien denganemfisema. hasil wawancara dari 19 dari 34pasien masih aktif merokok walaupunjumlahnya sudah dikurangi, dan 11 dari 34
pasien dulunya perokok aktif namun sekarangsudah berhenti, 4 dari 34 pasien mengakubahwa dirumahnya terdapat perokok yangaktif. Rokok serta polusi udara merupakanpenyebab utama dari emfisema ini.
Gambaran Pola Pernapasan Pasien Emfisema
Sesudah Melakukan Pursed Lips Breathingpada Kelompok Intervensi dan KelompokKontrol di Rumah Sakit Paru dr.Ario WirawanSalatiga
Penatalaksanaan pola pernapasan tidak
efektif bisa dengan farmakologi dan denganterapi nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologiyang dapat digunakan adalah latihanpernapasan, yaitu Pursed lips breathing(Smelzert & Barre, 2013). Pursed lips
breathing adalah tehnik pernapasan denganmenghirup udara melalui hidung dan
mengeluarkan udara dengan cara bibirdirapatkan, yang dapat memperbaiki transport
7/24/2019 lips breth.pdf
6/10
6 Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisemadi Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
oksigen, membantu menginduksi pola napaslambat dan dalam, dan membantu passienuntuk mengontrol pernapasan, tujuannya untukmelatih otot-otot ekspirasi untukmemperpanjang ekshalasi dan meningkatkantekanan jalan napas selama ekspirasi (Smeltzer& Barre, 2013).
Pasien yang mengalami emfisema padakelompok intervensi diberikan perlakuan yaitumelakukan latihan pernapasan Pursed LipsBreathing selama 15 menit setiap latihan dandilakukan tiga kali sehari selama empat haridiruang rawat masing-masing pasien. Latihanpernapasan adalah salah satu cara untukmengkatkan perbaikan pola pernapasan(Smelzer & Barre, 2013). Latihan pernapasandenganpursed lips breathingmemiliki tahapan
yang dapat membantu menginduksi polapernapassan lambat, memperbaiki transportoksigen, membantu pasien mengontrolpernapasan dan juga melatih otot respirasi,dapat juga meningkatkan pengeluarankarbondioksida yang disebabkan olehterperangkapnya karbondioksida karena alveolikehilangan elastistitas, sehingga pertukaran gastidak dapat dilakukan dengan maksimal danmeningkatkan ruang rugi di paru-paru. Namun
dengan latihan pernapasan Pursed lipsbreathingini dapat meningkatkan pengeluaran
karbondioksidan dan juga meningkatkanjumlah oksigen didalam darah darah, danmembantu menyeimbangkan homeostasis. Jika
homeostasis mulai seimbang maka tubuh tidakakan meningkatkan upaya meningkatakan
kebutuhan oksigen dengan meningkatkanpernapasan yang membuat penderita emfisemamengalami sesak napas atau pola pernapasantidak efektif.
Hasil wawancara didapatkan bahwa
pasien dulunya adalah perokok aktif dansampai sekarang ada beberapa yang masih
aktif namun sudah dikurangi, 4 orangmengatakan bahwa pernah ada keluarga yangjuga mengidap penyakit emfisema.
Pada pasien emfisema kelompok kontroldi Rumah Sakit dr.Ario Wirawan Salatiga
didapatkan rata-rata skorpretest adalah 6,1765dan skor posttest adalah 6,7647, terlihat adapeningkatan skor rata-rata pada kelompokkontrol dimana ada perbaikan pola pernapasan.Hal ini bisa disebabkan karena tindakan
keperawatan dan tindakan medis yangdidapatkan oleh pasien emfisema kelompokkontrol di Rumah Sakit dr.Ario WirawanSalatiga sudah sesuai, tindakan yang diberikan
antara lain adalah oksigenasi, pemenuhankebutuhan dasar seperti cairan elektrolit,nutriri, eliminasi, personal hygien, obat-obatanyang diberikan seperti bronkodilator.
Analisis Bivariat
Perbedaan pola pernapasan pada emfisemasebelum dan sesudah diberikan pursed lipsbreathing pada kelompok intervensi di RumahSakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga.
Pola pernapasan kelompok intervensidapat diketahui bahwa responden sebelummelakukan pursed lips breathing 100,0%mengalami pola pernapasan tidak efektifdengan rata-rata skor pola pernapasan adalah6,2353, kemudian setelah melakukan pursed
lips breathing berkurang menjadi 58,8%dengan rata-rata skor pola pernapasan yaitu8,7647.. Berdasarkan hasil uji Wilcoxondidapatkan bahwap-value0,001 (=0,05) yangberarti bahwa ada perbedaan yang signifikanpola pernapasan sebelum dan sesudahmelakukan pursed lips breathing di RSPdr.Ario Wirawan Salatiga. Hasil inimenunjukkan bahwa pemberian pursed lipbreathing berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan pola pernapasan padapasien dengan emfisema di RSP dr.Ario
Wirawan Salatiga.Skor rata-rata pola pernapasan sebelum
melakukan pursed lips breathingbanyak yang
mengalami pola pernapasan tidak efektif, halini disebabkan karena terjadi asisosis
respiratorik yang disebabkan olehterperangkapnya udara (air trapping) yangmeningkatkan kadar karbondioksida didalamdarah yang disebabkan karena paru-parumengalami kehilangan elastisitas dan sulit
melakukan pertukaran gas antara oksigen dankarbondioksida.
Ketidaktahuan atau kurangnya informasiserta motivasi responden tentang carapenanganan sesak napas atau pola pernapasan
tidak efektif bisa menjadi salah satu faktorpenyebab, dari hasil wawancara dengan pasien
sebelumnya didapatkan bahwa pasien belummengetahui tentang latihan pernapasan.Pengelolaan atau latihan pernapasan bisamenjadi salah satu edukasi yang dapatdiberikan untuk pasien dengan gangguan pola
pernapasan.Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan cara pemberianpursed lips breathing3kali sehari selama 15 menit dalam 4 hari yaitu
7/24/2019 lips breth.pdf
7/10
Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisema 7di Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
pada saat sebelum makan pada pasien denganemfisema yang mengalami pola pernapasantidak efektif di RSP dr.Ario Wirawan Salatiga.Setelah diberikanpursed lips breathingselama12 kali selama 4 hari, kelompok intervensimengalami perbaikan pola pernapasan, dan adaperbedaan pola pernapasan antara sebelum dansesudah pemberianpursed lips breathingpadapasien emfisema yang mengalami polapernapasan tidak efektif di RSP dr.arioWirawan Salatiga.
Pursed lips breathing dapat memperbaikitransport oksigen, membantu untukmenginduksi pola napas lambat dam dalam,dan membantu pasien untuk mengontrolpernapasan, bahkan selama periode stres fisik.Pada saat melakukan Pursed lips breathing,
otot-otot ekspirasi akan dilatih untukmemperpanjang ekshalasi dan meningkatkantekanan jalan napas selama ekspirasi, dengandemikian mengurangi jumlah tahanan danjebakan jalan napas (Smeltzer & Barre, 2013).
Perbedaan pola pernapasan pada pasiendengan emfisema sebelum dan sesudahperlakuan pada kelompok kontrol di RSP dr.Ario Wirawan Salatiga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa padakelompok kontrol sejumlah 17 responden di
Rumah sakit dr.Ario Wirawan Salatiga, rata-rata skor pola pernapasan responden sebelumperlakuan sebesar 6,1765, setelah perlakuan
meningkat menjadi 6,7647, dari 17 jumlahresponden (100,0%) mengalami pola
pernapasan tidak efektif, kemudian sedikitberubah menjadi 88,2% atau 15 pasien masihmengalami pola pernapasan tidak efektifsetelah perlakuan, terlihat bahwa lebih banyakpasien yang masih mengalami pola pernapasan
tidak efektif dan hanya 2 pasien yangmengalami perubahan pola pernapasan
menjadi efektif. Hasil uji Wilcoxondi dapatkanbahwa p-value 0,054 (=0,05) yangmenunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan pola pernapasan sebelum dansesudah perlakuan pada kelompok kontrol
pada pasien dengan emfisema di RSP dr.ArioWirawan Salatiga.
Kelompok kontrol yaitu kelompok yangmengalami pola pernapasan tidak efektif dandi berikan serta dianjurkan untuk melakukan
latihan pursed lips breathing atau latihanpernapasan lainnya, pada kelompok kontrolhanya dilakukan pemeriksaan pola pernpasanpada hari pertama sebagai laporan pretest,
peneliti hanya memberikan perlakuan sepertimembantu perawatan sehari-hari sesuai denganterapi yang diberikan dirumah sakit yangtindakannya tidak berbeda dengan pasienkelompok intervensi seperti membantumemberikan terapi obat sesuai program rumahsakit dan setelah empat hari membantuperawatan pasien kelompok kontrol dilakukanlagi pemeriksaan pola pernapasan sebagailaporan hasil penelitian atau posttest.
Hal ini sesuai dengan teori Somantri(2009), aktivitas dan istirahat juga dapatmempengaruhi dari keadaan pola pernapasan.kegiatan dapat meningkatkan laju respirasi danmenyebabkan peningkatan suplai sertakebutuhan oksigen tubuh.
Hal tersebut sesuai dengan teori somantri
(2009), menyebutkan bahwa salah satu faktoryang dapat mempenagruhi respirasi adalahemosi. Kerja jantung dipengaruhi oelh pusattertinggi dari serebrum mealalui hipotalalmus,dimana terdapat pusat stimulasi jantungdimedulla. Jaras motorik dari pusat tersebutyang kemudian ditrasmisikan kejantung.
Pengaruh Pursed Lips Breathing terhadapPola pernapasan pada pasien dengan
emfisema di RSP dr.Ario Wirawan SalatigaPola pernapasan tidak efektif pasien
dengan emfisema pada kelompok intervensi diRSP dr.Ario Wirawan Salatiga setelahdiberikan Pursed Lips Breathing menjadi
58,8%. Sedangkan pola pernapasan pasiendengan emfisema pada kelompok kontrol di
RSP dr.Ario Wirawan salatiga setelahdiberikan perlakuan menjadi 88,2%. Inimenunjukan bahwa setelah pemberian PursedLips Breathing, jumlah pasien yang mengalamipola pernapasan tidak efektif pada pasien
emfisema menjadi menurun dibandingkankelompok kontrol yang tidak diberikan
perlakuan.Hasil ujiMann Whitneydidapatkan bahwa
p-valuesebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value0,000 < (0,05). Maka dapat disimpulkanbahwa ada pengaruh yang signifikan
pemberianpursed lips breathingterhadap polapernapasan pasien dengan emfisema di RSPdr.Ario Wirawan Salatiga.
Penelitian yang dilakukan oleh penelitidengan cara pemberian pursed lips breathing
pada pasien emfisema selama 15 menitsebanyak 3 kali sehari dalam waktu 4 harisebelum makan di RSP dr.Ario WirawanSalatiga. Setelah diberikan pursed lips
7/24/2019 lips breth.pdf
8/10
8 Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisemadi Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
breathing selama 4 hari, kelompok intervensimengalami penurunan jumlah pasien yangmengalami pola pernapasan tidak efektif. Adaperbedaan antara sebelum dan sesudahpemberian pursed lips breathing pada pasienemfisema di RSP dr.Ario Wirawan Salatiga.
Pasien dengan emfisema mengalamigangguan pengembangan pada paru-paru yangditandai dengan adanya pelebaran permanenruang di distal bronkioulus terminal disertaiadanya kerusakan jaringan parenkim paru(alveoli), definisi lain menyebutkan bahwapenyakit paru obstruksi kronik emfisemaadalah penyakit yang gejala utamanya adalahpenyempitan (obstruksi) saluran napas, karenakantung udara di paru-paru menggelembungsecara berlebihan dan mengalami kerusakan
yang luas. Emfisema mengakibatkanpembesaran acinus permanen dan abnormalyang disertai perubahan destruktif (Bararah &Jauhar). Kerusakan paru-paru seperti ini akanmengakibatkan beberapa keluhan pada pasienemfisema, salah satunya adalah sesak napas.
Latihan pernapasan dapat melambatkanpernapasan, meningkatkan transportasioksigen, juga memperpanjang ekshalasi untukmenurunkan tingkat karbondioksida dalam
darah, hal ini baik untuk memperbaiki keadaanpola pernapasan tidak efektif pada pasien
dengan emfisema. Latihan pernapasan denganpursed lips breathing tidak hanya membantumemperbaiki keadaan sesak napas, namun juga
dapat membantu seseorang meningkatkan aruspuncak ekspirasi, mengurangi frekuensi
serangan PPOK, menurunkan tingkat nyeri,menurunkan tekanan darah dan jugamemberikan perasaan yang lebih nyaman dantenang serta dapat memperlambat polapernapasan saat melakukan latihan.
Beberapa komplikasi mungkin terjadipada pasien yang mengalami emfisema seperti
gagal jantung kor-pulmonal, kardiak disritmiayang disebabkan oleh asidosis respiratorik,untuk mencegah terjadinya komplikasi
tersebut, maka emfisema perlu mendapatpenanganan secara baik sejak dini sebelum
terjadi peningkatan kerusakan paru-paru lebihlanjut (Somantri, 2009). Melakukan latihanpernapasan merupakan salah satu cara untukmencegah kerusakan paru-paru lebih lanjut,serta membantu mengurangi gejala-gejala atau
serangan yang dapat terjadi pada pasiendengan emfisema seperti sesak napas yangsering dikeluhkan dan menjadi alasan pasiendirawat di rumah sakit, serta menjadi salah
satu indikator keberhasilan penatalaksaan padapasien emfisema. Latihan pernapasan inimudah dilakukan sendiri dimanapun olehpenderita emfisema, tidak ada gerakan yangsulit atau berat, tidak membutuhkan biaya dantidak memiliki efek samping seperti padapemakaian obat-obatan. Latihan pernapasandengan pursed lips breathing ini dapatdilakukan 5 menit atau lebih, beberapa kalisehari sebelum makan (smeltzer & Barre,2013).
Tahap-tahap latihan pernapasan denganpursed lips breathing ini dapat melatihpernapasan menjadi lebih lambat serta lebihmemperpanjang ekshalasi untuk mengurangijumlah udara yang terjebak dan jumlahtahanan jalan napas. Melalui latihan
pernapasan pursed lips breathing, pasiendengan emfisema yang mengalami polapernapasan tidak efektif dilatih untukmemperpanjang ekshalasi yang akanmeningkatkan jumlah pengeluarankarbonsioksida yang terperangkap sertameningkatkan transportasi oksigen agarmedula oblongata tidak terstimulasi untukmelakukan peningkatan usaha pernapasankarena telah terjadi keseimbangan homestasis
gas didalam tubuh pasien dengan emfisema,dan hal ini akan menstabilkan pola pernapasan
menjadi efektif (Smeltzer & Barre, 2013).Pusat kontrol pernapasan terletak pada
batang otak (pons dan medulla oblongata) serta
korteks. Pada medulla oblongata berperanuntuk pernapasan spontan, pada pons berupa
apneustic center dan pneumotaxic center.apneustic center bekerja melalui mekanismepenghambatan inspirasi sedangakanpneumotaxic center mengatur pola pernapasanberdasarkan stimulasi hipoksia, stimulasi
hiperkapnia, dan stimulasi inflasi paru.Sentrum pernapasan yang terdapat di korteks
berperan untuk pernapasan saat bicara adabernyanyi (Djojodibroto, 2009). Pusatapneustik pada pons bagian bawah
menstimulasi pussat medullar inspirasi untukmeningkatkan inspirasi dalam, lama. Pusat
pneumotaksik, yang terletak pada pons bagianatas sebagai pengontrol pola pernapassan(Smeltzer & Bare, 2013). Pusat pneumotaksikdan pusat apneustik sangat dipengaruhi olehpengaturan korteks serebral, sistem limbik dan
hipotalamus. Kontrol voluter dan involunterdilakukan oleh serat desenden dari pusat otaklain pengaturan kontrol tersebut mepermudahperubahan dalam mekanisme pernapasan yang
7/24/2019 lips breth.pdf
9/10
Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisema 9di Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
terlihat seperti pada saat menelan, batuk,berteriak, dan tindakan yang dikehendaki.Neuron mempersarafi otot inspirasi dengancara memberikan impuls ke otot ini sehinggamenimbulkan inspirasi selain itu neuron jugameransang pusat pneumotaksik. Sebaliknyapusat pneumotaksik menghambat impulskembali ke neuron inspirasi, sehinggamenyebabkan pengehentian inspirasi(Muttaqin, 2008).
Penjelasan diatas menunjukan, perubahanpola pernapasan dipengaruhi oleh keadaanstimulasi hipoksia dan stimulasi hiperkapniaseperti yang terjadi pada pasien denganemfisema dan akan menstimulasi medullaoblongata untuk mempercepat pernapasan agarmemenuhi kebutuhan oksigen serta
mengurangi jumlah karbondioksida didalamtubuh.Pursed lips breathingini adalah latihanpernapasan atau dapat dikatakan pernapasandengan kesadaran atau kehendak, pusatapneustik dan pneumotaksik memepermudahperubahan mekanisme pernapasan. Neuronmempersarafi otot inspirasi dengan caramemberikan impuls ke otot ini sehinggamenimbulkan inspirasi selain itu neuron jugameransang pusat pneumotaksik. Sebaliknya
pusat pneumotaksik menghambat impulskembali ke neuron inspirasi, sehingga
menyebabkan pengehentian inspirasi.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tentunya memilikiketerbatasan yaitu peneliti tidak apat
melakukan pengawasan secara intensifterhadap faktor-faktor yang dapatmempengaruhi pola pernapasan pasien denganemfisema seperti aktifitas dan istirahat,keadaan lingkungan, kestabilan emosi, gaya
hidup dan tingkat kesehatan pasien ataupemberian terapi lainnya yang dilakukan di
RSP dr.Ario Wirawan Salatiga.Jumlah responden yang digunakan pada
penelitian ini hanya cukup untuk memenuhi
minimal jumlah sampel, karena hambatanmemperoleh lebih banyak jumlah responden
yang sesuai dengan kriteria.
KESIMPULAN
Ada perbedaan yang signifikan pola
pernapasan pasien dengan emfisema sebelumdan sesudah diberikan pursed lips breathingpada kelompok intervensi dengan nilaip-value0,001 ( = 0,05).
Tidak ada perbedaan yang signifikan polapernapasan pasien dengan emfisema sebelumdan sesudah diberikan perlakuan padakelompok kontrol dengan nilai p-value 0,054( = 0,05).
Ada pengaruh pemberian pursed lipsbreathing terhadap pola pernapasan padapasien dengan emfisema di RSP dr.ArioWirawan Salatiga dengan nilai p-value 0,000( = 0,05).
SARAN
Bagi Pasien dengan emfisema danmasyarakat hendaknya menjadikanpursed lipsbreathing sebagai salah satu pilihan latihanpernapasan yang dilakukan saat mengalami
kekambuhan gangguan pola pernapsan sehari-hari.Pelayanan kesehatan diharapakan dapat
menjadikan pursed lips breathing sebagaisalah satu intervensi keperawatan dalammemperbaiki pola pernapasan.
Bagi perawat dan tenaga kesehatanlainnya, hasil penelitian ini diharapkan parapetugas kesehatan dapat memberikan perhatianlebih pada pasien yang mengalami pola
pernapasan tidak efektif dengan pursed lipsbreathing ini sebagai salah satu alternatif
intervensi tambahan.Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
kepada peneliti selanjutnya dapat meneliti
Pursed lips breathing ini pada pasien dengangangguan pola pernapasan akibat penyakit
paru-paru lainnya seperti PPOK, asma danbronkhitis, dapat juga diberikan pada usiaanak-anak sampai lansia.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bararah, Taqiyyah., Jauhar, Mohammad
2013. Asuhan Keperawatan panduanlengkap menjadi perawat profesional,Prestasi Pustakarya, jakarta.
[2] Berman, Audrey., Shirlee Synder.,Kozier, Barbara., Erb, Glenora 2009.Buku Ajar Praktik Keperawatan KlinisEdisi 5. EGC. Jakarta.
[3] Djojodibroto, Darmanto. 2013,Respirologi, Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta.
[4]
DUrbano, J. 2011. Breathing Patterns[PDF] Dari: http://www.breathsounds.org/
7/24/2019 lips breth.pdf
10/10
10 Pengaruh Pursed Lips Breathing Terhadap Pola Pernapasan Pasien dengan Emfisemadi Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan Salatiga
docs/Breathing%20Patterns.pdf [24januari 2014]
[5] Fregonezi, G.A. de F., Resqueti, V.R.,Rous, Guell R. 2004. Pursed LipsBreathing [PDF] Dari: http://http://www.
archbroconeumol.org [04 februari 2014][6] Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan
Keperawatan Klien Dengan GangguanSistem Pernapasan. Salemba Medika.
Jakarta
[7] Natalia, Dewi., Saryono., Indriati, Dina.2007. Efektifitas Pursed Lip breathing
dan tiup balon dalam peningkatan aruspuncak ekspirasi (APE) pasien asma
bronchiale di RSUD Banyumas [PDF]Dari:
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/download.php?id=335 [22 Januari 2014]
[8] Notoatmodjo, S. (2005). MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
[9] Nield, Margaret A., Soo Hoo,Guy W.,
Roper, Janice M., Santiago, Silverio.2007, Efficacy Of Pursed-Lips Breathing
A Breathing Pattern Retraining StrategyFor Dyspnea Reduction, [PDF].http://www.nursingcenter.com/lnc/journal
article?Article_ID=741753 [25 januari2014]
[10]Padila. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah 2012. Nuha Medika. Yogyakarta
[11]Priharjo, Robert. 2007, Pengkajian FisikKeperawatan, edisi 2. Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta.
[12]Priyanto, 2010.Pengaruh Deep BreathingExercise terhadap Fusngsi Ventilasi
Oksigenasi Paru Pada Klien PostVentilasi Mekanik. Universitas Indonesia :
Jakarta.
[13]Somantri, Irman. 2009, AsuhanKeperawatan pada Pasien denganGangguan Sistem Pernapasan, SalembaMedika, Jakarta.
[14]Smeltzer S. C., Bare G. B. 2013. BukuAjar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi
8 Volume 1. Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta.
[15]
Sugiyono. (2010). Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatifdan R & D.Bandung: Alfabeta.
[16]Herdman, T.Heather. 2012. DiagnosaKeperawatan : Definisi dan Klasifikasi2012-2014. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
[17]Ward, Jeremy P.T., Ward, Jane., Leach,Richard M., Wiener, Charles M 2008. AtGlance Sistem Respirasi Edisi Kedua.
Erlangga. Jakarta.[18]Widowati, Ria. 2010. Efektifitas Pursed
lips breathing terhadap frekuensi
serangan pasien PPOK [PDF] dari :digilib uns.ac.id efektifitas pursed lipsbreathing.html [12 Juni 2014]