Upload
edwin-nugroho
View
681
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Line Balancing dalah proses penyeimbangan lintasan produksi terutama dalam proses Produksi perakitan. Kesimbangan lintasan perakitan adlah proses penempatan pekerjaan pada stasiun kerja (SK) sehingga target laju produksi dapat terpenuhi.Umumnya satu operator akan ditugaskan untuk satu stasiun krja. Jika didapati pada slh satu stasiun kerja memiliki beban kerja yang tidak sama dngan stasiun krja yang lain, makadikatakan bhwa setsiun rja tidak simbang. Dalam keadaan seprti ini akan mengkibatkanproses produksi menjadi terhambat karena stasiun kerja yang lain hrus menunggu prosesselesai.Lintas produksi yang fisien dalah lintas produksi yang dapat memenuhi target laju Output dengan jumlah SK yang minum artinya bahwa jumlah operator juga minimum. Pengaturan (penempatan)Pekerjaan padaSK diatas perakitan tergantung pada :• Ukuran part yang akan dirakit• Precedence requirement• Luas lantai yang tersedia• Elemen kerja• Sifat pekerjaan yang akan dilakukan
Tujuan Line BalancingAda 3 tujuan yang menjadi ciri utama sebagai berikut :a. Menjaga keseimbangan lintaan pada semua stasiun kerjab. Menjaga kelancaran lintasan produksi pada proses produksi di ata lintasan perakitan3. Keseimbangan lintasankeseimbangan lintasan adalah kombinasi elemen – elemen kerja sehingga jumlah waktu dari elemen – elemen kerja masing – masing stasiun sama dengan waktu siklus (CT)
Dalam aktivitas produksi pada suatu perusahaan sangat diperlukan suatu kondisi kerja yang saling mendukung antara stasiun kerja satu dengan stasiun kerja yang lainnya. Hal ini diharapkan agar dapat mewujudkan suatu kondisi kerja yang lebih efektif dan efisien sehingga kelancaran produksi akan dapat tercapai dengan baik. Untuk mewujudkan kondisi yang ideal seperti ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan dalam su aktivitas produksi terdapat permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi kelancaran proses produksi tersebut. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan adalah adanya penetapan jumlah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan beban kerja yang digunakan. Kondisi ini dapat menimbulkan permasalahan keseimbangan lintasan produksi. Keseimbangan lintasan merupakan permasalahan yang cukup serius karena dalam suatu proses produksi diantara stasiun kerja satu dengan stasiun kerja lainnya merupakan suatu rangkaian yang saling berhubungan dan berkesinambungan.
Lintasan Produksi
Menurut BedWarth, lintasan produksi adalah merupakan suatu urutan proses
pengerjaan yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Dalam suatu
lintasan produksi, jumlah total kerja yang dilakukan pada lintasan harus dipecahkan ke
dalam elemen-elemen kerja yang ditetapkan pada stasiun kerja sehingga kerja dapat
dilakukan pada sebuah rangkaian fleksibel atau dapat dilakukan dengan mudah.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari perancangan lintasan produksi adalah
:
1. Pengerjaan dengan jarak minimum yang didapatkan dari pengaturan susunan dari
urutan tempat kerja.
2. Aliran tempat kerja yang kontinyu.
3. Pembagian tugas pengerjaan yang merata.
4. Waktu minimum dapat diperoleh dari urutan operasi yang tetap.
Keseimbangan Lintasan
Menurut Groobes (1998), keseimbangan lintasan adalah pengaturan proses-proses
individu dan tugas-tugas perakitan pada stasiun kerja sehingga waktu total yang
dibutuhkan setiap stasiun kerja seimbang. Keseimbangan adalah persamaan kapasitas
atau keluaran dari setiap operasi berikutnya dari runtutan proses produksi, jadi apabila
tidak terdapat ketidakseimbangan dalam lintasan produksi akan menyebabkan
pemborosan kapasitas dalam semua operasi . Untuk menyeimbangkan suatu lintasan
produksi, operasi atau aktivitas disusun sesuai dengan urutan ketergantungan ke
dalam stasiun-stasiun kerja guna mendapatkan waktu penyeleseaian antar stasiun
kerja yang seimbang dan sesuai dengan waktu siklus yang diinginkan. Secara umum
dalam merencanakan suatu keseimbangan bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas
optimal dimana tidak terjadi penghamburan kapasitas. Pengalokasian kombinasi
stasiun kerja inilah yang menjadi tujuan tersebut dan dapat tercapai apabila :
Lintasan produksi yang seimbang, dimana setiap stasiun kerja mendapat kerja
yang sama nilainya yang diukur dengan waktu (line eficiency)
Stasiun kerja yang berjumlah minimum dan keseimbangan waktu senggang
(balance delay).
Jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan produksi
minimum (idle time).
Waktu menganggur terjadi apabila waktu tugas diantara stasiun kerja tidak sama
karena beberapa stasiun kerja mempunyai kemampuan untuk memproduksi di atas
rata-rata dari stasiun kerja lainnya. Secara sistematis terdapat tiga kriteria yang umum
digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan produksi, yaitu: minimasi waktu
menganggur (idle time),minimasi waktu senggang (balance delay) dan aksimasi
efisiensi(line eficiency). Menurut Lorenz tujuan dari penyeimbangan lintasan adalah
sebagai berikut :
Melengkapi keseimbangan penugasan kerja untuk semua operator, sehingga tidak
ada yang mempunyai beban kerja yang lebih berat dibanding lainnya.
Melengkapi penegasan-penegasan kerja sehingga tidak terjadi fluktuasi yang
tergantung model perakitan yang ada di dalam model lingkungan kerja.
Memperoleh efiensi tenaga kerja yang tinggi dengan meminimumkan total waktu
menganggur (idle time) dari operator-operator sepanjang lintasan.
Mengeliminasi beberapa kondisi kerja yang dapat mempengaruhi kualitas produk
berikutnya.
Untuk mengoptimalkan jumlah stasiun kerja diperlukan adanya lintasan produksi yang
seimbang sehingga dapat menekan waktu menganggur pada stasiun kerja. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perencanaan keseimbangan lintasan adalah volume
produksi, jenis operasi urutan pada lintasan dalam proses produksi dan waktu
penyelesaian masingmasing elemen kerja pada masing-masing produksi.