28
BAGIAN IKM DAN IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PROPOSAL KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT IBNU SINA OLEH : Muhammad Adham Bin Misdar C 111 09 839 Muhammad Syawal Nizam Bin Bakir C 111 10 870 Pembimbing: dr. Sultan Buraena, MS.Sp.OK DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

limbah medis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: limbah medis

BAGIAN IKM DAN IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

PROPOSAL

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH

MEDIS DI RUMAH SAKIT IBNU SINA

OLEH :Muhammad Adham Bin Misdar

C 111 09 839

Muhammad Syawal Nizam Bin BakirC 111 10 870

Pembimbing:dr. Sultan Buraena, MS.Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN

KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: limbah medis

1.1. Latar Belakang

Kesehatan dan keselamatan kerja selalu menjadi isu penting di negara-

negara maju, sehingga ianya dimasukkan ke dalam undang-undang ataupun

aturan-aturan yang mengikat. Pihak-pihak yang terlibat dalam lingkaran

kerja pun secara konsisten menjalankan aturan yang telah diterapkan dengan

penuh kesadaran.Namun, isu kesehatan dan keselamatan kerja nampaknya

masih menjadi hal yang kurang diperhatikandi negara-negara berkembang.

Walaupun Indonesia telah memiliki undang-undang tentang keselamatan

kerja, namun pelaksanaannya belum menjadi prioritas yang kadang-kadang

diabaikan oleh perusahaan maupun pekerja.(1)

Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya kasus kecelakaan kerja yang

terjadi di Indonesia. Berdasarkan data pengawasan norma ketenagakerjaan

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), pada 2006

terdapat 95.624 kasus kecelakaan kerja. Masih tingginya kasus kecelakaan

kerja ini disebabkan karena belum optimalnya tingkat pemahaman dan

kesadaran akan kesehatan dan keselamatan kerja.(1)

Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang

dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Secara

umum limbah medis rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu

limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.Contoh bentuk limbah

medis seperti limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki

sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau

menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet

pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki

potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau

tusukan.Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh

darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.

Disadari bahwa limbah layanan medis dapat menimbulkan

dampaknegatif terhadap kesehatan dan keselamatan dari petugas, pemulung

dan masyarakat.Limbah layanan medis dapat menjadi tempat berbiaknya

mikro-organisme dan sarang vektor penyakit dan tikus.

Page 3: limbah medis

Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak

aman dan sehat, bencana, peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan

perilaku yang tidak aman dari pekerja.Salah satu penyebab perilaku

yangtidak aman ini adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam

mewujudkan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk menjelaskan

mengenai cara mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja untuk petugas

limbah medis.

1.2. Tujuan Penelitian

1.1.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang aspek

kesehatan dan keselamatan kerja yang dialami petugas limbah medis di

Rumah Sakit Ibnu Sina.

1.1.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami petugas limbah

medis di Rumah Sakit Ibnu Sina.

b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat

mengganggu kesehatan petugas limbah medis di Rumah Sakit Ibnu

Sina.

c. Untuk mengetahui tentang aspek Alat Pelindung Diri yang digunakan

petugas limbah medis di Rumah Sakit Ibnu Sina.

d. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja

petugas limbah medis di Rumah Sakit Ibnu Sina.

e. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan

sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus).

f. Untuk mengetahui tentang peraturan pengelolaan limbah medis di

Rumah Sakit Ibnu Sina tentang K3 di tempat kerja.

g. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan

dengan pekerjaan pada petugas limbah medis di Rumah Sakit Ibnu

Sina.

Page 4: limbah medis

h. Untuk mengetahui upaya kesehatan dan keselamatan kerja lainnya yang

dijalankan.

TINJAUAN PUSTAKA

Page 5: limbah medis

A. Faktor hazard yang dialami petugas sampah medis di RS Ibnu Sina

Bahaya potensial padapetugas sampah medis di RS Ibnu Sinadapat

mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Yaitu yan disebabkan

oleh faktor biologi (virus, bakteri dan jamur), faktor kimia (debu), faktor

ergonomi (cara kerja yang salah), faktor fisika (suhu, cahaya, bising, listrik,

getaran dan radiasi), faktor psikososial (kerja bergilir, hubungan sesama

petugas).(4)

Bahaya potensial yang dimungkinkan ada di RS Ibnu Sina, di antaranya

adalah mikrobiologik, desain/fisik, kebakaran, mekanik,

kimia/gas/karsinogen, radiasi dan risiko hukum/keamanan.(4)

Penyakit Akibat Kerja (PAK) di RS Ibnu Sina, umumnya berkaitan

dengan faktor biologik (kuman patogen yang berasal umumnya dari limbah

medis), faktor kimia (cairan dari limbah medis), faktor ergonomi (cara

penghantaran limbah), faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus

(bunyi bising di tempat pengelolaan, suhu di tempat insinerator), faktor

psikologis (masalah pribadi pelayan).(4)

Berikut merupakan bahaya potensial (faktor hazard) yang dapat dialami

oleh petugas smapah medis di RS Ibnu Sina:

1. Fisik: panas (suhu di insinerator).

2. Kimia: cairan dari bahan limbah yang berbahaya yang bisa

menyebabkan penyakit (jarum suntik, vial obat), gas (bahan hasil bakar

untuk insinerator).

3. Biologik: terjangkit virus yang berada pada limbah medis (Hepatitis B,

Hepatitis C, HIV), Bakteri (S.Pneumoniae, B.Streptococcus,

Pseudomonas, Bacillus sp.)

4. Ergonomik: postur yang salah dalam melakukan pekerjaan.

5. Psikososial: pekerjaan yang berulang, kerja bergilir, kerja berlebih,

ancaman secara fisik.(1,4)

B. Alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan petugas

sampah medis di RS Ibnu Sina

Page 6: limbah medis

1. Alat penghancuran (incinerator yang menghasilkan api atau uap panas)

yang dapat menyebabkan luka bakar. Di tempat penghancuran, terdapat

dua macam penyebab luka karena panas. Pertama burn disebabkan oleh

panas yang kering misalnya incinerator yang panas, dan sebagainya.

Sedangkan scald disebabkan oleh panas yang basah misalnya air panas

dan uap panas. Keduanya bisa menimbulkan akibat yang serius dan

menimbulkan rasa sakit.

2. Benda-benda tajam untuk pengkuburan limbah medis sepert cangkul

yang dapat menyebabkan luka tergores atau terpotong.

3. Kecelakan karena transportasi bahan limbah medis. Suatu

pengangkutan mungkin sudah dirancang dan dipasang sedemikian rupa

sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena suatu keadaan yang

belum diketahui dan menyebabkan alat tersebut bias menyebabkan

kecelakaan lalu lintas. Keadaan tersebut sering menimbulkan kaget,

shock, gerak reflek ataupun kecelakaan yang fatal.

4. Kecelakaan karena bahan kimia. Beberapa bahan kimia dipergunakan

juga dalam pembakaran dalam insinerator.

5. Terpeleset atau terjatuh karena air atau alas kaki yang tidak sesuai

dengan apa yang kita injak dapat menimbulkan sesuatu yang fatal,

misalnya jika kepala atau bagian badan yang lain terbentur sesuatu.

Terpeleset juga terjadi karena beberapa hal, yaitu karena keseimbangan

yang kurang dan lantai yang licin.(1)

C. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan petugas sampah medis di

RS Ibnu Sina

Alat pelindung diri yang digunakan di tempat kerja, yaitu perlengkapan

pakaian yang ditentukan dan penggunaan sarung tangan pada waktu

tertentu.Penggunaan pakaian/seragam ini memang terkesan sederhana,

namum memiliki fungsi yang sangat penting dalam melindungi diri selama

melaksanakan kegiatan di tempat kerja. Adapun perlengkapan tersebut

Page 7: limbah medis

adalah sebagai berikut:

1. Kacamata (goggle)

Tujuan utama penggunaan goggleuntuk melindungi matadari terkena

zat-zat kimia dari pembakaran dan penghancuran limbah medis.

2. Sepatu (boot)

Tujuan utama penggunaan bootuntuk melindungi kaki dari terpijak

bahan2 limbah seperti jarum, vial obat dan lain-lain.

3. Celemek (apron)

Tujuan utama penggunaan apron adalah untuk melindungi tubuh bagian

bawah dari cairan kimia sisa dari bahan limbah.

4. Sarung tangan (hand gloves)

Sarung tangan dibutuhkan dalam proses pengolahan bahan limbah agar

tangan tidak terinfeksi dari sisa dari bahan limbah dan tetap hygieneatau

bersih sehingga mencegah penyebaran bakteri berbahaya.

5. Masker (Mask)

Berfungsi untuk mencegah terhirupnya zat-zat hasil pembakaran dari

insinerator yang menusuk hidung, bersin dan penularan penyakit atau

bakteri.(1)

D. Ketersediaan obat P3K di tempat kerja petugas sampah medis di RS

Ibnu Sina

P3K merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan

kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak

dengancepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan. P3K

sendiri ditujukan untuk memberikan perawatan darurat pada korban,

sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau

petugas kesehatan lainnya.(6)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 Pasal 19: “Setiap

badan, lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada

konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya

harus menyediakan apotik atau pos P3K sendiri, memelihara apotik atau

Page 8: limbah medis

pos P3K bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor pemberi jasa

atau bagiannya dan mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau

perlengkapan P3K.” Rumah sakit merupakan salah satu lembaga pemberi

jasa dengan unit sterilisasi yang menjadi bagiannya.(6)

Dalam upaya pengawasan P3K maka perlu tersedia fasilitas danpersonil

P3K.Fasilitas dapat berupa kotak P3K, isi kotak P3K, buku pedoman, ruang

P3K, perlengkapan P3K (alat perlindungan, alatdarurat, alat angkut dan

transportasi). Personil terdiri dari penanggung jawab: dokter pimpinan P3K,

ahli K3, petugas P3K yang telah menerima sertifikat pelatihan P3K ditempat

kerja.(6)

Rekomendasi minimum failitas yang tersedia dalam kotak P3K tipe I

yaitu kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm),

plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram), perban

segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker,

aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku

panduan P3K umum, buku catatan, daftar isi kotak. Sedangkan pada kotak

P3K tipe II terdiri dari kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban

(lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram),

perban segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker,

bidai, pinset, lampu senter, sabun, kertas pembersih (Cleaning Tissue),

aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku

panduan P3K umum.(6)

Secara umum penentuan jenis dan jumlah kotak yang disediakan

tergantung dari jumlah pekerja.(6)

Page 9: limbah medis

Tabel 1. Jumlah kotak P3K tiap unit kerja

Untuk jumlah personil P3K sendiri ditentukan oleh faktor risiko bahaya di

tempat kerja dan jumlah pekerja.

Tabel 2. Jumlah petugas P3K

E. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan

(sebelum kerja,berkala,berkala khusus)

Dalam upaya pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaan

melalui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas limbah

medis di RS Ibnu Sinatermasuk tenaga kerja di instalasi gizi, ada berbagai

macam cara yang dilakukan salah satunya yaitu pengendalian melalui jalur

kesehatan. Upaya ini dilakukan untuk menemukan gangguan sedini

mungkin dengan cara mengenal (recognition) kecelakaan dan penyakit

akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit

pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada

baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya.

Page 10: limbah medis

Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat,

mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan

produktivitas masyarakat pekerja.Disini diperlukan system rujukan untuk

menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-

treatment).Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan

kesehatan pekerja yang meliputi:

1. Pemeriksaan Awal

Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum

seseorang calon / pekerja mulai melaksanakan pekerjaannya.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status

kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut

ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan

ditugaskan kepadanya. Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi :

Latar belakang umum

Latar belakang pekerjaan sebelumnya

Penyakit yang pernah diderita

Alergi(7)

2. Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan

secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan

besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja,

makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala Ruang lingkup

pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan

khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah

dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang

dihadapi dalam pekerjaan.(7)

3. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan

pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan

dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan

Page 11: limbah medis

pekerja.Sebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya

untuk intern di Tempat Kerja Kesehatan, dalam hal memberikan

pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada

masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan

preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak

kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan

kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak

terjadi kecelakaan dan sebagainya.(7)

F. Peraturan diRS Ibnu Sina tentang K3 di tempat kerja

Peraturan di RS Ibnu Sina tentang K3RS seharusnya memenuhi prinsip

K3RS, antara lain:

a. Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik

serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan

pekerjaannya dengan baik.

b. Bebas kerja adalah beban fisik dan mental yang harus ditanggung oleh

pekerja dalam melaksanakan tugasnya.

c. Lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari seorang pekerja.(8)

G. Penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan pada petugas

sampah medis di RS Ibnu Sina

Penyakit yang sering dijumpai pada petugas limbah medis di RS Ibnu

Sina, antara lain:

1. Heat stress atau tekanan panas yang disebabkan oleh beberapa faktor

yang saling berinteraksi, kondisi lingkungan, pakaian, beban kerja, dan

karakteristik individu pekerja. Gejala utama dari heat stress yaitu kaku

otot dan ketidaknyamanan berkerja. Sumber paparan panas di tempat

kerja khususnya untuk pekerja didalam ruangan (indoor operations)

antara lain adalah penggunaan mesin, peralatan,tungku pembakaran,

dan sistem ventilasi yang tidak baik.(9)

Paparan panas mempunyai efek terhadap kesehatan kerja berdasarkan

Page 12: limbah medis

kedaruratan heat stress yaitu:

a. Heat rash (prickly heat). Dapat terjadi dalam lingkungan panas

lembab dimana keringat tidak dapat keluar ke permukaan kulit

sebagai mekanisme penguapan, terjadi inflamasi akibat penyumbatan

kelenjar keringat, kulit membengkak terdapat gelembung merah

kecil sekali (miliaria rubra), bila sensitive dapat merusak kelenjar

keringat dan menurunkan kemampuan pekerja terhadap toleransi

panas.(9)

b. Heat cramps. Kejang otot hebat akibat keringat berlebihan terjadi

selama melakukan aktivitas pada keadaan yang sangat panas. Heat

cramps disebabkan hilangnya banyak cairan dan garam (termasuk

natrium, kalium, dan magnesium) akibat keringat yang keluar ketika

melakukan aktivitas fisik yang berat. Heat cramps terjadi secara

tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis, atau kaki, terasa sangat nyeri,

otot menjadi keras dan tegang.(9)

c. Heat exhaustion biasanya terjadi oleh karena cuaca yang sangat

panas, terutama bagi mereka yang belum beraklimatisasi terhadap

udara panas. Penderita berkeringat sangat banyak, sedangkan suhu

badan dapat menurun, normal, atau sub normal. Tekanan darah

menurun dan nadi lebih cepat. Hal ini terjadi pada per=kerja yang

mengerahkan tenaga fisik dalam kondisi panas dan berkurangnya

masukan air minum.(9)

d. Heat stroke. Gangguan ini disebabkan oleh pekerja mengerahkan

tenaga fisik yang berlebihan, menyebabkan meningkatnya suhu

tubuh yang tidak dapat dikendalikan pusat pengatur panas. Keadaan

ini dapat berakibat fatal karena tidak dapat mengeluarkan keringat,

kulit teraba panas, merah dan kering. Penderita mengalami

disorientasi, penurunan kesadaran/kejang dapat mengakibatkan

koma dan kematian.(9)

2. Tekanan darah tinggi

Emosi, kecemasan, rasa takut, stress fisik dan rasa sakit dapat

Page 13: limbah medis

meningkatkan tekanan darah oleh karena rangsangan terhadap saraf

simpatis meghasilkan peningkatan cardiac output dan vasokonstriksi

arteri.(9)

3. Kurangnya hygiene sanitasi makanan menyebabkan makanan mudah

terkontaminasi dengan bakteri dan virus sehingga menyebabkan

penyakit infeksi seperti diare, radang tenggorokan, dan lain-lain

maupun keracunan makanan. Dimana hal tersebut bukan hanya

dirasakan oleh pasien tetapi juga oleh penjamah makanan (food

handlers) dalam hal ini adalah tenaga kerja instalasi gizi.(10)

4. Luka bakar pada kulit maupun mukosa akibat kelalaian pada

penggunaan zat kimia maupun akibat terlalu dekatnya posisi terhadap

sumber panas (insinerator).(11)

5. Luka tusuk diakibatkan oleh instrumen yang tajam dan terinfeksi oleh

instrumen yang terkontaminasi.(11)

H. Upaya K3 lainnya yang dijalankan

1. Memonitor proses penghancuran bahan limbah yang dilakukan untuk

memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang ditentukan

dalam proses penghancuran sudah dipenuhi dengan baik.(11)

2. Memberikan pembekalan terhadap petugas mengenai hygiene sanitasi

makanan serta melatih teknik-teknik bekerja secara aman agar risiko

terjadinya kecelakaan kerja dapat diturunkan secara signifikan.(11)

Page 14: limbah medis

BAB III

BAHAN, CARA, LOKASI, DAN JADWAL SURVEI

A. Bahan

I. Bahan yang digunakan adalah checklist (daftar temuan) bukan kuisioner

yang dikelompokkan sesuai jenis dan banyaknya tujuan khusus. Checklist

digunakan untuk mendata apa yang didapatkan dari hasil survei pada

petugas limbah medisdiRS Ibnu Sina. Dan digunakan pula kamera untuk

mendokumentasikan suasana tempat kerja.

B. Cara

Cara yang digunakan adalah Walk Through Surveyyang merupakan

teknik utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau

gangguan padakesehatan pekerja yang terpajan.

C. Lokasi Survei

Survey dilakukan di RS Ibnu Sina.

D. Jadwal Survei

Survei dilakukan pada hari Senin-Sabtu (1 September 2014 – 5

September 2014) dengan agenda sebagai berikut:

No. Tanggal Kegiatan

1. 1 September 2014 Melapor RS Ibnu Sina.

Pengarahan kegiatan

2. 2 September 2014 Pembuatan proposal walk through

survey

3. 3 September 2014 Walk through survey

4. 4 September 2014 Pembuatan laporan walk through

survey

Page 15: limbah medis

5.5 September 2014

Presentasi laporan walk through

survey

Page 16: limbah medis

CHECKLIST ASPEK K3 PADA PETUGAS LIMBAH DI RS IBNU SINA

A. Hazard Umum Pada Karyawan Di RS Ibnu Sina

No Checklist Ada Tidak

1 Faktor lingkungan kerja

a. lantai licin

b. uap panas (dari insinerator)

c. ventilasi yang sangat kurang

d. tidak ada pendingin ( kipas tidak berfungsi)

2. Faktor kimia

Jenis bahan

a. cairan dari bahan limbah

b. asaphasil bahan bakar insinerator

Jalan masuk

a. Inhalasiudara pengap akibat tidak ada ventilasi

b. Terlalu lama terpajan gas sehingga menimbulkan

sesak

4. Faktor ergonomic

a. Posisi tubuh saat bekerja: berdiri dan jongkok

akibat tidak ada bangku

b. Mengangkat bahan limbah yang berat setiap hari

c. Alatan yang digunakan berat dan besar seperti

safety box (penampung sementara limbah medis)

5.

Faktor fisik

a. Bising

b. Suhu tinggi : insinerator

LAMPIRAN 1

Page 17: limbah medis

c. Radiasi

d. Tekanan udara

e. Getaran

6. Faktor biologi

a. bakteri, jamur, viral sisa dari bahan limbah medis

7 Faktor psikososial

a. jam kerja yang agak lama

b. jumlah karyawan yang kurang

c. stress beban kerja yang berat, setiap karyawan

mengerjakan semua pekerjaan dalam satu masa

d. pekerjaan yang banyak dan membebankan karyawan

dalam kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung

B. Alat Pelindung Diri yang Dipakai Karyawan di RS Ibnu Sina

No Checklist Ada Tidak

1. Masker

2, Penutup kepala

3. Sepatu boot

4. Goggle

5. Celemek

6. Sarung tangan karet

C. Keluhan yang Dialami Karyawan di RS Ibnu Sina

No. Checklist Ya Tidak

1. Pernah izin kunjungi klinik atau rumah sakit atau balai

pengobatan

Jenis keluhan: pegal-pegal badan, sakit punggung,

gatal-gatal, sesak napas, terpeleset dan jatuh

D. Informasi Tentang Pemeriksaan dan Upaya Pengobatan Bila Sakit

No Pertanyaan Ya Tidak

Page 18: limbah medis

1 Apakah karyawan sering mengunjungi dokter setiap kali

timbul keluhan atau sakit

2 Apakah karyawan sering membeli obat-obatan tanpa ada

resep dari dokter disaat sakit

3 Apakah karyawan sering tidak melakukan apa-apa di saat

sakit

E. Informasi Tentang Pengorganisasian Pekerjaan Dan Budaya Kerja

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah karyawandibenarkan istirahat jika sudah lelah

2 Apakah karyawandisediakan makanan saat istirahat

3 Apakah karyawan sering bertemu dengan atasan jikaterdapat

keluhan

F. Informasi Tentang Pengetahuan Dan Penyuluhan Yang Pernah Didapatkan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah karyawan pernah mengikuti penyuluhan tentang

kesehatan dan keselamatan kerja di tempat penghancuran

limbah medis

2 Apakah karyawan tahu tentang dampak paparan asap dari

incinerator

G. Informasi Tentang Kotak P3k

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah terdapat kotak P3K di tempat kerja

2 Apakah karyawan pernah menggunakan kotak P3K

3 Apakah karyawan tahu isi – isi kotak p3

4 Apakah karyawan tahu kepentingan kotak P3K

Page 19: limbah medis

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: limbah medis

1. Anonimous. Tugas KSK Paper Mandiri. [Online on 2010], [Cited on June

2014].Available rom:http://daincredible.files.wordpress.com/2010/01/tugas-

ksk-paper-mandiri.docx.

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

432/Menkes/Sk/Iv/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) . 2007.

3. Staff Dosen Emergency MedicineUniversity of Sumatera Utara.Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. [Onlineon 2013], [Cited on

June 2014]. Available from: http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-

dokter-s1/1110000130-emergency-medicine.html.

4. Sardjito PKRd. Freedom on Sharing. [Online on 2011], [Cited on June

2014]. Available from: http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/06/kesehatan-

dan-keselamatan-kerja-bagi.html.