Lienda Lisna Liani_E2008

Embed Size (px)

Citation preview

IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU DI KABUPATEN KARAWANG

LIENDA LISNA LIANI E14204018

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYA LEBAH MADU DI KABUPATEN KARAWANG

Karya Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Oleh : Lienda Lisna Liani E14204018

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

RINGKASAN Lienda Lisna Liani. Identifikasi Potensi Pengembangan Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Karawang. Di bawah bimbingan KASNO. Estimasi kebutuhan madu Indonesia adalah sebesar 25.000 ton per tahun. Produksi madu nasional baru mencapai 8.800 ton per tahun. Hal ini menunjukkan budidaya lebah madu berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman yang berpotensi sebagai sumber pakan lebah madu di Kabupaten Karawang, serta untuk mengidentifikasi wilayah yang paling berpotensi untuk pengembangan usaha budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang. Manfaat penelitian ini adalah akan diperolehnya informasi tentang peluang pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang. Berdasarkan data yang bersumber dari Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang tahun 2006 diperoleh jenis tanaman sumber pakan lebah madu dan kuantitas tanaman sumber pakan lebah madu di setiap kecamatan. Jenis tanaman yang berpotensi sebagai sumber pakan lebah madu di Kabupaten Karawang adalah alpukat, belimbing, jambu air, jambu biji, jeruk kecil, jeruk besar, rambutan, jagung, mentimun, kopi dan kelapa. Potensi tanaman sumber pakan lebah madu setiap kecamatan dibagi menjadi 6 kelas dengan nilai 0 5. Dari total perolehan nilai dapat diketahui bahwa Kecamatan Tegalwaru adalah daerah yang mempunyai nilai tertinggi diantara 29 wilayah kecamatan yang lain. Sehingga Kecamatan Tegalwaru merupakan kecamatan yang paling potensial untuk usaha pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang.

SUMMARY LIENDA LISNA LIANI. Potency Identification Developing Beekeeping at Karawang Regency. Under Supervision of KASNO.Indonesia requirement of honey was estimated 25.000 ton per year. Meanwhile national honey production only reach 8.800 ton per year. This show that beekeeping are potential to develop in Indonesia. This research purpose was for acknowledge plant species that potential as bee food resource at Karawang Regency, and also for identified which area are most potential for developing beekeeping bussines at Karawang Regency. Based on data source from Agriculture, Forestry and Holticulture Service Annual Report 2006 was found bee food resource plant species and quantitiy of plantation bee food resource in every district. Plant species that potential as bee food resource in Karawang Regency is Avocado, Star Fruit, Eugenia aquea, Guava, Small Orange, Big Orange, Nephelium lappaceum, Corn, Cucumber, Coffee and Coconut. Bee food resource plantation potency in every district were devided into 6 class with 0 5 range. From total score has been acknowledge that Tegalwaru was the district with the highest score than the other so that Tegalwaru are the district with the most potential for developing beekeeping bussines in Karawang Regency.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Identifikasi Potensi Pengembangan Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Karawang adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2008

Lienda Lisna Liani NIM. E14204018

Judul Skripsi Nama NIM

: Identifikasi Potensi Pengembangan Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Karawang : Lienda Lisna Liani : E14204018

Menyetujui : Dosen Pembimbing,

Ir. Kasno, M.Sc NIP. 130891379

Mengetahui : Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr.Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP. 131578788

Tanggal Lulus :

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala curahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2007 adalah lebah madu, dengan judul Identifikasi Potensi

Pengembangan Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Karawang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Kasno, M.Sc selaku dosen pembimbing. Selain itu penghargaan penulis disampaikan pula kepada Kepala Bapeda Kabupaten Karawang, Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Karawang atas informasi dan data yang diberikan, Camat dan Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Tegalwaru yang telah membantu dalam pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, dan Adik tercinta, serta seluruh keluarga dan orang terkasih atas segala doa, kasih sayang dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Penulis

Mei 2008

RIWAYAT HIDUPPenulis dilahirkan di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 27 Pebruari 1986 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Dedi Kusedi Nurdinsyah dan Ely Mulyani. Pada Tahun 2004 Penulis lulus dari SMA Negeri 5 Karawang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Progam Studi Budidaya Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Selama menuntut ilmu di IPB, Penulis aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan yakni sebagai staf Departemen Silvikultur Forest Management Student Club (FMSC) tahun 2005-2006, Ketua Departemen Entomologi Tree Grower Comunity (TGC) tahun 2006-2007, sekretaris OMDA Karawang Panatayuda tahun 2005-2006. Penulis pernah menjadi asisten pada

Laboratorium Ekologi untuk membantu kegiatan praktikum mata kuliah Dendrologi Hutan tahun ajaran 2006/2007 dan 2007/2008, dan asisten pada

Laboratorium Pengaruh Hutan untuk membantu kegiatan praktikum mata kuliah Kesuburan Tanah Hutan tahun ajaran 2007/2008. Selain itu penulis juga aktif di organisasi luar kampus yaitu Daya mahasiswa Sunda (DAMAS) Cabang Bogor sejak tahun 2006 dan pernah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Putra Sunda V tahun 2006. Kepanitiaan yang pernah diikuti penulis adalah pada kegiatan The Earth Day Celebration (TEDC) tahun 2006, Pelatihan Gema Jabar 6 Tahun 2007,dll. Penulis melaksanakan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan hutan (P3H) di Getas Jalur A (Baturraden-Cilacap) tahun 2007. Kemudian penulis juga melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Desa Karangsari, Kec. Padaherang, Kab. Ciamis pada bulan Pebruari-Maret 2008. Guna memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Identifikasi Potensi Pengembangan Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Karawang, dibawah bimbingan Ir. Kasno, M.Sc.

UCAPAN TERIMA KASIH1. Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah, sehingga karya tulis yang berjudul Identifikasi Potensi Pengembangan Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Karawang dapat terwujud. 2. Orangtua (Mamah dan Apa) dan Adik tercinta Dedia (Lidia Lissnia Liani) yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, doa dan perhatian selama ini. 3. Ir. Kasno, M.Sc selaku Pembimbing Skripsi yang selalu mendukung dan membimbing dalam penyelesaian karya tulis ini. 4. Kepala Bapeda, Kepala Badan Pusat Statistik, dan Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang atas data dan informasi yang telah diberikan. 5. Dosen Penguji Prof. Dr. Ir. Elias dari Departemen Hasil Hutan. 6. Dosen Penguji Ir. Lin Nuriah Ginoga, M.Si dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. 7. Anak-anak Budidaya Hutan 41 khususnya Nisa, Desti, Ayu, Bekti dan Dwi atas kebersamaan serta dukungan semangat pantang menyerah selama 4 tahun menjalani kuliah ini, dan juga teman-teman Fahutan 41 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 8. Mantan Sesepuh Damas Bogor sekaligus orang terkasih, Indra Saputra, S.Hut yang tidak kenal lelah memberikan kasih sayang, perhatian dan dukungan hingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. 9. Kang Feby dan Avi yang telah meminjamkan komputernya. 10. Barudak Damas (Daya Mahasiswa Sunda) Cabang Bogor yang telah memberikan warna lain dalam menjalani perkuliahan ini. 11. Para laboran Dept. Silvikultur (Bu Atik, Bu Yani, Bu Ely, Bu Tutin dan Pa Wardana). 12. Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu disini.

DAFTAR ISIHalaman DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1.2. Tujuan Penelitian .................................................................... 1.3. Manfaat Penelitian .................................................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2.1. Syarat Kehidupan Lebah Madu .............................................. 2.2. Syarat Pengusahaan Lebah Madu ......................................... BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 3.2. Bahan dan Alat ....................................................................... 3.3. Jenis Data ............................................................................... 3.4. Metode Penelitian ................................................................... BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ........................................... 4.1. Letak Geografi dan Kondisi Daerah ........................................ 4.2. Luas Wilayah dan Pembagian Wilayah Pemerintahan ........... 4.3. Iklim dan Curah Hujan ............................................................ 4.4. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ...................................... 4.5. Pembagian Penggunaan Tanah ............................................. 4.6. Jenis Tanah ............................................................................ 4.7. Aksesibilitas ............................................................................ BAB V i ii iii 1 1 2 2 3 3 6 7 7 7 7 7 9 9 9 9 10 10 10 10

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 11 5.1. Jenis Tanaman Sumber Pakan Lebah Madu .......................... 5.2. Kalender Pembungaan Tanaman ........................................... 5.3. Faktor Pendukung ................................................................... 5.4. Penanaman Jenis Tanaman Sumber Pakan Lainnya ............. 11 18 20 22

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 23 6.1. Kesimpulan ............................................................................. 6.2. Saran ...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... LAMPIRAN ..................................................................................................... 23 23 24 25

DAFTAR TABELNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Halaman Tanaman sumber pakan lebah madu ..................................................... 6

Jenis tanaman sumber pakan lebah madu ............................................. 11 Tanaman yang berpotensi sebagai sumber pakan lebah madu ............. 12 Tanaman sumber pakan lebah yang mendominasi tiap kecamatan ...... 13 Kerapatan tanaman sumber pakan lebah madu (Pohon/Km2) ................ 14 Selang nilai tanaman sumber pakan lebah madu ................................... 15 Nilai tanaman di setiap kecamatan.......................................................... 16 Kalender pembungaan tanaman sumber pakan lebah madu ................. 19

DAFTAR LAMPIRANNo. 1. 2. 3. Halaman Nama kecamatan, jumlah desa, dan luas wilayah ................................. 26 Peta Kabupaten Karawang...................................................................... 27 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, sex rasio, dan kepadatan per kecamatan ...................................................................... 28 4. 5. 6. 7. 8. 9. Penggunaan Lahan di Kabupaten Karawang Tahun 2003 ..................... 29 Peta tanaman dominan .......................................................................... 30 Jumlah tanaman penghasil buah di Kabupaten Karawang ..................... 31 Luasan tanaman pertanian & perkebunan di Kabupaten Karawang ...... 34 Peta jaringan jalan Kabupaten Karawang .............................................. 35 Peta jaringan jalan Kecamatan Tegalwaru ............................................. 36

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Lebah madu merupakan salah satu jenis serangga berguna yang kehidupannya sangat tergantung pada keberadaan bunga tanaman sebagai sumber pakan. Nektar dan serbuk sari bunga merupakan dua jenis bahan makanan dasar bagi lebah madu, semua kebutuhan gizi lebah madu dapat dipenuhi dari hanya dua jenis produk tersebut. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2008 adalah sebanyak 220 juta jiwa. Estimasi rata-rata konsumsi madu per kapita penduduk Indonesia adalah 15 gram/tahun. Dengan asumsi itu maka perkiraan kebutuhan madu Indonesia adalah sebesar 25.000 ton per tahun. Produksi madu nasional baru mencapai 8.800 ton per tahun (www.bi.go.id). Jumlah produksi madu nasional belum dapat mencukupi permintaan masyarakat. Indonesia melakukan impor madu dari Vietnam, Australia dan Republik Rakyat Cina untuk menutupi kekurangan madu tersebut. Fakta ini menunjukkan bahwa budidaya lebah madu memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu upaya pengembangan usaha budidaya lebah madu adalah dengan cara mencari wilayah baru yang belum pernah digunakan sebagai kawasan kegiatan budidaya. Sebelum kegiatan nyata budidaya dilakukan, kondisi calon pengembangan perlu dikaji terlebih dahulu. Kabupaten Karawang merupakan wilayah yang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat. Iklim di Kabupaten Karawang termasuk ke dalam tipe iklim D. Jenis vegetasi di Kabupaten Karawang merupakan wilayah pengembangan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Secara umum Kabupaten Karawang memiliki aksesibilitas yang cukup memadai. Selama ini beberapa daerah di Jawa Barat yang sudah dikenal sebagai penghasil madu ternak adalah Sukabumi, Subang dan Cianjur. Wilayah Kabupaten Karawang belum memiliki reputasi dalam hal permaduan. Sukabumi dan Cianjur sebagai penghasil madu Kaliandra dan Subang sebagai penghasil madu rambutan dan madu karet.

Ada satu gagasan yang timbul dari penulis sebagai orang yang dilahirkan di Kabupaten Karawang. Penulis merasa perlu untuk melakukan kajian kesesuaian wilayah Kabupaten Karawang untuk pengembangan kegiatan budidaya lebah madu. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ; 1. Mengetahui jenis tanaman yang berpotensi sebagai sumber pakan madu di Kabupaten Karawang. 2. Mengidentifikasi wilayah yang paling berpotensi untuk pengembangan usaha budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang 1.3 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini akan diperoleh informasi tentang peluang lebah

pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syarat Kehidupan Lebah Madu 2.1.1 Iklim Kisaran suhu yang optimum bagi kehidupan lebah madu dewasa adalah 10 C - 35 C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Sedangkan untuk telur dan larva membutuhkan suhu optimum 30 C - 32 C dengan kelembaban yang sempit yaitu 80-90%. Tidak ada spesifikasi jelas bahwa lebah madu hanya bisa hidup di tipe iklim tertentu. Asalkan makhluk hidup lain bisa hidup maka lebah madu pun bisa hidup (www.wirausaha.com 2008). 2.1.2 Ruang Gerak / Tempat Tinggal Ruang gerak bagi lebah terbagi menjadi ruang mikro (tempat bersarang) dan ruang makro yakni tempat lebah melakukan aktivitas di luar sarang untuk mencari makan. Kondisi suhu dan kelembaban ruang mikro relatif dapat dikendalikan oleh lebah madu. Ruang makro tidak dapat dikendalikan oleh lebah madu (www.cah-ragil.blogspot.com 2008) 2.1.3 Ketersediaan Pakan Sama halnya dengan ternak yang lain, lebah juga membutuhkan pakan yang cukup untuk menjalankan aktivitas kehidupannya. Pakan utama bagi lebah madu adalah nektar dan polen. Nektar adalah cairan manis yang terdapat di dalam bunga tanaman. Hampir semua tanaman berbunga adalah penghasil nektar. Selain nektar, lebah juga memerlukan polen dan air untuk kelangsungan hidup anggota koloni. Nektar dan pollen juga mengandung air untuk kehidupan lebah madu. Nektar pada umumnya dihasilkan oleh bunga tanaman. Ketersediaan pakan lebah secara berkesinambungan merupakan salah satu syarat pendukung perkembangan koloni lebah dan produksi madu. Oleh karena itu, faktor pakan sangat penting dipertimbangkan dalam menentukan kesesuaian lokasi kegiatan budidaya lebah madu. Nektar merupakan cairan sekresi yang mengandung berbagai jenis gula karena kandungan gula tersebut sehingga nektar berasa manis. Oleh lebah madu nektar akan diproses sebagai madu dan disimpan dalam sarang. Nektar

merupakan suatu produk dari tanaman yang dihasilkan melalui kelenjar nektari. Kelenjar nektari bisa ditemukan pada petal, sepal, stamen atau stigma, tergantung dari jenis tanamannya. Konsentrasi nektar bervariasi antara satu bunga tanaman dengan bunga tanaman lain serta berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya (Rusfidra 2007). Secara umum ada dua macam nektar, yaitu nektar flora dan nektar ekstra flora. Nektar flora adalah nektar yang dihasilkan dari bagian bunga tanaman. Nektar ekstra flora dihasilkan oleh bagian tanaman selain dari bagian bunga misalnya pangkal daun. Lebah memiliki organ kusus untuk menghisap nektar, yang disebut probosis. Aktivitas terbang lebah mengumpulkan nektar

berlangsung sejak pagi sampai sore hari (www.situshijau.co.id 2008). Proses dari nektar menjadi madu adalah sebagai berikut. Ketika lebah pekerja menghisap nektar dari bunga atau daun kemudian ditelan dan disimpan di dalam kantong madu yang berada di dalam tubuh lebah. Ketika kantong madu penuh, lebah pergi kembali menuju sarangnya. Selama berada di dalam kantong madu, nektar dicampur dengan enzim diatase dan enzim infertase. Enzim ini berfungsi untuk memproses gula-gula rantai panjang (disakarisa dan

polisakarida) yang ada dalam nektar menjadi gula madu yang berupa glukosa dan fruktosa. Kedua jenis gula ini merupakan gula monosakarida. Proses perombakan gula rantai panjang menjadi gula rantai pendek dikenal dengan proses kimia enzimatis. Selain proses kimia enzimatis dalam proses perubahan nektar menjadi madu ada juga yang dinamakan proses penurunan kadar air. Ketika lebah pekerja sampai di dalam sarang, nektar perolehannya dimuntahkan untuk kemudian disimpan di dalam sel-sel sarang. Ketika itu kadar airnya masih relatif tinggi. Sel sarang tempat penyimpanan madu berposisi horizontal maka sel sarang tidak akan mampu menampung nektar secara penuh, jika terus ditambah nektar selalu akan tumpah. Untuk mencegah tumpahnya nektar dalam sel sarang yang horizontal maka nektar perlu dikentalkan. Cara pengentalannya melalui proses penguapan uap air yang ada di dalam nektar. Ketika banyak air yang menguap maka kadar air semakin rendah dan kadar gula menjadi lebih tinggi. Saat kondisi tersebut maka nektar yang ada di sel sarang tidak tumpah. Proses penurunan kadar air sehingga menjadi nektar yang kental dilakukan oleh lebah pekerja dengan cara menggetarkan sayapnya dengan frekuensi yang cukup

tinggi, maka terjadilah aliran udara berupa angin yang menghembus permukaan nektar sekaligus menguapkan air dari dalam nektar. Kedua proses yakni proses kimia enzimatis mengubah gula rantai panjang menjadi monosakarida dan mengubah nektar kadar air tinggi menjadi nektar kadar air rendah berlangsung secara paralel di dalam sarang lebah. Ketika sebagian besar atau semua gula rantai panjang telah berubah menjadi gula monosakarida serta sebagian besar air telah dikeluarkan dari dalam nektar maka dikatakan madu sudah sampai pada tingkat kematangan. Ketika itu pula sel sarang yang penuh dengan nektar (madu) ditutup dengan lilin (disegel). Pada dasarnya fungsi sekresi nektar pada bunga adalah sebagai pemikat hewan terutama insekta pemakan nektar agar datang mengunjungi bunga. Kunjungan insekta akan membantu proses penyerbukan pada bunga yang tidak dapat menyerbuk sendiri. Faktor eksternal yang mempengaruhi nektar dan kandungan gulanya antara lain kelembaban dan temperatur udara. Bila kelembaban tinggi nektar yang dihasilkan banyak, tetapi kandungan gulanya rendah. Sebaliknya bila udara kering nektar yang dihasilkan sedikit tetapi kadar gulanya tinggi. Fenomena ini disebabkan oleh sifat higroskopis gula. Nektar menyerap lebih banyak air dari udara jenuh dibanding dari udara kering (PPAP 2007). Bahan makanan dasar yang kedua bagi lebah adalah serbuk sari bunga (pollen). Serbuk sari bunga merupakan bagian dari bunga jantan dari suatu tanaman yang berfungsi sebagai bahan penyerbukan bagi kepala putik bunga betina. Serbuk-serbuk sari terdapat pada bagian tangkai sari bunga jantan (anther). Bagi lebah madu serbuk sari bunga berfungsi sebagai sumber utama protein (www.bpdas-serayuopakprogo.net 2008). Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengumpulkan dan membawa serbuk sari yaitu dengan menggunakan kaki. Untuk membawa serbuk sari dalam bentuk pelet ke sarang, serbuk sari dimasukkan kedalam keranjang khusus (pollen bascet, corbicula) yang terletak di kaki belakang. Serbuk sari bunga mengandung berbagai jenis asam amino protein essensial; asam lemak essensial; berbagai jenis mineral; vitamin A, B, C, D,dan E; hormon pertumbuhan; hormon reproduksi; dan berbagai jenis alkaloid yang mempunyai khasiat dalam melakukan stabilisasi metabolisme sel dan

pertumbuhan sel normal (regenerasi - rehabilitasi) pada umumnya (PPAP 2007).

Berikut ini adalah contoh-contoh berbagai jenis tanaman sumber pakan lebah madu. Tabel 1 Tanaman sumber pakan lebah maduNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Jenis Tanaman Alpukat Jambu bol Jagung Belimbing Kaliandra Karet Rambutan Kelapa Kopi Ketimun Jambu air Jeruk manis Jeruk besar Randu Mangga Masa Bunga Musim hujan Apr dan Jun TMT Musim kemarau TMT Sep-Okt Okt-Nov Mar-Des Mei dan Agt TMT Mei dan Okt Agt dan Nov-Des Sep dan Nov Mei-Agt Jun dan Agt Nektar (N) atau Pollen (P) P P P N N N N NP NP NP N NP NP NP NP

Keterangan : TMT = tergantung masa tanam Sumber : PPAP 2007

2.2 Syarat Pengusahaan Lebah Madu Usaha budidaya lebah madu akan berhasil jika didukung dengan persyaratan yang memadai. Untuk bisa menyelenggarakan pengembanagan budidaya lebah madu diperlukan syarat-syarat berikut ini : a. Syarat kehidupannya sebagaimana disajikan pada sub bab 2.1. terpenuhi dan memadai, khususnya kuantifikasi pakan (nektar dan serbuk sari bunga). b. Tersedia sumber koloni lebah yang akan dikelola c. Sumberdaya manusia yang menguasai ilmu dan teknologi, serta mau dengan sungguh-sungguh menerapkannya. d. Tersedia modal untuk menjalankan kegiatan budidaya antara lain untuk pengadaan alat-alatnya. e. Ada prospek pasar dari produk atau jasa kegiatan budidaya lebah madu. f. Ada sarana pendukung yang memadai, dukungan masyarakat dan hukum yang berlaku (www.iptek.net.id 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat dari bulan Oktober 2007 sampai dengan Januari 2008. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang diperlukan untuk penelitian ini adalah berupa peta wilayah Kabupaten Karawang untuk mengetahui batas wilayah dan sub-sub wilayah serta untuk mengetahui aksesibilitas. Kegunaan bahan adalah untuk mengetahui jenis tanaman sumber pakan lebah madu. Sementara itu alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kertas kalkir dan spidol OHP Permanent yang dipakai untuk membuat peta jaringan jalan. 3.3 Jenis Data Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah berupa data sekunder. Data-data tersebut berupa : data curah hujan; data klasifikasi jenis Tanaman Sumber Pakan (TSP) berdasarkan lokasi; data klasifikasi jenis TSP berdasar jenis nektar atau pollen; data kuantitas (luas) TSP; data kontinuitas sumber pakan; data jaringan aksesibilitas TSP; serta data lain sebagai penunjang. 3.4 Metode Penelitian 3.4.1 Pengumpulan Data Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang. Data riilnya dikutip dari Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang Tahun 2006. Data yang tidak tertulis diakses melalui wawancara kepada petugas atau masyarakat yang dianggap mengetahui. Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan penelusuran sumber daya pendukung kegiatan budidaya lebah madu. penelusuran potensi TSP dan pengumpulan data sekunder mengenai jenis dan luas TSP dari Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang; penyeleksian tanaman yang berpotensi sebagai TSP; penilaian kalender ketersediaan pakan; dan

penelusuran sumberdaya pendukung Kabupaten Karawang.

3.4.2 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini berupa : pengelompokkan tanaman berdasar penyebaran dan kerapatannya; pembuatan klasifikasi berdasar jumlah tanaman per satuan luas; pengidentifikasian kalender ketersediaan nektar atau pollen; pembuatan peta jaringan jalan yang bersumber dari Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang dengan menggunakan kertas kalkir dan spidol OHP Permanent; serta penetapan selang kelas dengan cara jumlah tanaman sumber pakan terbesar per kecamatan dibagi banyak nilai dikurangi 1. Rumus selang kelas = TSP terbesar per kecamatan (banyak nilai 1) Banyaknya nilai ditentukan sebanyak enam nilai yaitu dari 0 5. Nilai 0 = tidak terdapat TSP, nilai 1 = memiliki 1 - 1/5 jumlah TSP terbesar, nilai 2 = memiliki 1/5 - 2/5 jumlah TSP terbesar, nilai 3 = memiliki 2/5 - 3/5 jumlah TSP terbesar, nilai 4 = memiliki 3/4 - 4/5 jumlah TSP terbesar, dan 5 = 4/5 - jumlah TSP terbesar.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN4.1 LETAK GEOGRAFI DAN KONDISI DAERAH 4.1.1 Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Karawang terletak pada posisi 10702 sampai 10740 Bujur Timur dan 556 sampai 643 Lintang Timur. 4.1.2 Topografi Secara topografis bentuk permukaan tanah di Kabupaten Karawang sebagian besar berbentuk dataran rendah dengan variasi ketinggian antara 0-5 m dpl, hanya sebagian kecil dari keseluruhan daerah terdiri bagian wilayah berbukit-bukit dengan ketinggian antara 50 - 100 m dpl yaitu sekitar Gunung Sanggabuana. 3. Batas Administrasi Batas-batas administrasi Kabupaten Karawang sebagai berikut : a. Sebelah Utara b. Sebelah Timur : Laut Jawa : Kabupaten Subang

c. Sebelah Tenggara : Kabupaten Purwakarta d. Sebelah Selatan e. Sebelah Barat : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur : Kabupaten Bekasi

4.2 LUAS WILAYAH DAN PEMBAGIAN WILAYAH PEMERINTAHAN Luas wilayah Kabupaten Karawang seluruhnya adalah 1.753,27 km2 atau 175.327 hektar, dan terbagi menjadi 1 kota administratif, 30 kecamatan, 297 desa dan 12 kelurahan. Perincian nama kecamatan dan jumlah desa beserta luas wilayah, dan peta Kabupaten Karawang dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. 4.3 IKLIM DAN CURAH HUJAN 4.3.1 Iklim Kabupaten Karawang termasuk tipe Iklim D. Sesuai bentuk morfologinya Kabupaten karawang terdiri dari dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 27C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66%.

4.3.2 Curah Hujan Curah hujan tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2005. Pada tahun 2005 rata-rata curah hujan 1.520,25 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 61,19. Sementara itu pada tahun 2006 rata-rata curah hujan 1291,56 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 61,69. 4.4 JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Karawang mencapai 1.971.463 jiwa. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 1.934.272 jiwa, terdapat kenaikan penduduk sebesar 37.191 jiwa. Berarti terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 1,92% dibanding Tahun 2004. Penduduk laki-laki pada tahun 2005 berjumlah 985,727 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 985.736 jiwa. Nisbah kelamin penduduk Kabupaten Karawang adalah 99,99 berarti penduduk laki-laki hampir sebanding dengan penduduk perempuan. Perincian jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, nisbah kelamin, dan kepadatan per kecamatan terdapat pada lampiran 3. .4.5 PEMBAGIAN PENGGUNAAN TANAH Luas wilayah Kabupaten Karawang adalah 175.327 ha. Perincian penggunaan lahan di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada lampiran 4. 4.6 JENIS TANAH Secara umum jenis tanah di Kabupaten Karawang terdiri dari alluvial terutama pada lahan sawah dataran rendah. Sedangkan untuk daerah pegunungan atau berbukit-bukit terdiri dari podsolik dan latosol. 4.7 AKSESIBILITAS Kabupaten Karawang memiliki aksesibilitas yang sangat baik karena wilayah ini terletak di persimpangan jalur lalu lintas antara Jakarta Cirebon dan kota-kota di Jawa Tengah serta jalur Jakarta Bandung. Selain jalan negara yang menghubungkan Jakarta Bekasi Karawang Indramayu Cirebon, Kabupaten Karawang juga dilintasi jalan bebas hambatan (TOL) Jakarta Cikampek. Jarak tempuh dari Jakarta untuk mencapai kota Karawang melalui jalan tol dapat ditempuh selama 30 menit. Alternatif lain dapat melalui jalur Jakarta Bekasi Karawang yang dapat ditempuh + 80 menit.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN5.1 Jenis Tanaman Sumber Pakan Lebah Madu Lebah madu merupakan jenis serangga yang mengambil nektar dan serbuk sari dari bunga demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lebah madu juga menghasilkan produk yang sangat berarti bagi kehidupan di bumi ini yaitu berupa madu, lilin lebah, royal jelly, propolis dan sengat lebah. Oleh karena itu bunga menjadi obyek utama dalam pakan lebah madu (Susanto 1999). Lebah madu membutuhkan berbagai zat makanan untuk pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan produksinya. Zat makanan pokok yang diperlukan yaitu karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Besarnya kebutuhan zat-zat makanan berbeda sesuai dengan fase pertumbuhan dan strata lebah (PPAP 2007). Jenis tanaman yang dikenal sebagai tanaman sumber pakan lebah madu di Kabupaten Karawang berdasarkan data laporan tahunan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan tahun 2006 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel 2. Pengklasifikasian tanaman yang termasuk ke dalam sumber pakan lebah madu diambil berdasarkan literatur (PPAP 2007) dan wawancara dengan petugas lapangan dari Dinas Pertanian setempat. Tabel 2 Jenis tanaman sumber pakan lebah maduNO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JENIS TANAMAN Alpokat Belimbing Jeruk kecil Jeruk besar Jambu biji Jambu air Rambutan Jagung Mentimun Kopi Kelapa SUMBER NEKTAR/POLLEN N N,P N,P N,P N,P N N P N,P N,P N,P

Keterangan : N = nektar , P = polen

Dari tabel 2 terlihat bahwa tidak semua tanaman merupakan sumber kedua jenis bahan makanan, tetapi diantaranya hanya menyediakan salah satu saja. Alpukat hanya menyediakan nektar, dan jagung hanya menyediakan serbuk

sari. Nektar dan serbuk sari harus diperoleh lebah madu untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Nektar diperlukan lebah untuk sumber karbohidrat, sumber air, vitamin dan mineral. Sementara itu serbuk sari bermanfaat sebagai sumber protein dan mineral bagi lebah madu. Pada tabel 3 berikut ini menyajikan data kuantitas dan penyebaran setiap jenis tanaman sumber pakan lebah madu di Kabupaten Karawang. Tabel 3 Tanaman yang berpotensi sebagai sumber pakan lebah maduNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Kecamatan Pangkalan Tegalwaru Ciampel Teluk Jambe Timur Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timur Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Pedes Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Alp 385 6 23 76 70 120 151 118 37 239 Bel 76 22828 490 210 605 1462 191 113 600 550 537 80 88 149 355 91 230 607 1365 242 342 115 112 94 35 288 415 Jam1 8799 14625 1300 982 427 2705 155 3045 3650 2750 3347 168 199 5490 5517 765 1337 745 11099 920 1397 2151 2555 2116 1654 1705 1423 250 500 Jam2 377 26768 1600 395 468 1659 2000 3139 1650 1050 1562 209 181 1662 4675 324 890 1115 13897 1451 4432 4178 3836 5732 3080 3686 4104 3585 1615 Jrk1 5376 274 220 545 50 350 301 780 441 993 144 Jrk2 25 267 Rbt 39814 40375 3548 342 667 2857 25475 3741 11313 338 315 9365 112 250 2485 755 185 1496 322 415 115 170 270 47 10 110 Ko 32 17 2 1 Klp 53 132 14 31 37 35 36 9 16 41 43 16 61 140 31 96 12 15 15 69 96 131 36 410 143 87 57 420 217 153 Jg 2 15 Mt 181 52 9 83 73 78 28 2 35 5 7 12 52 8 23 19 49 62 222 9 35 140 24 47 9 -

Keterangan : Dalam satuan pohon ; Alp = alpokat, Bel = belimbing, Jam1 = jambu biji, Jam2 = jambu air, Jrk1 = jeruk kecil, Jrk2 = jeruk besar, Rbt = rambutan. Dalam satuan hektar ; Ko = kopi, Klp = kelapa, Jg = jagung, Mt = mentimun Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kab. Karawang 2006.

Pada setiap kecamatan diketahui ada beberapa jenis tanaman sumber pakan lebah madu yang dominan. Data jenis dan kuantitas tanaman yang dominan dalam setiap wilayah kecamatan disajikan pada tabel 4 dan dipetakan pada lampiran 5. Tabel 4 Tanaman Sumber Pakan Lebah yang Mendominasi tiap KecamatanNo 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Kecamatan Pangkalan Tegalwaru Ciampel Teluk Jambe Timur Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timur Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Pedes Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Pohon Dominan Jenis Rambutan Rambutan Rambutan Rambutan Jambu biji Rambutan Rambutan Rambutan Rambutan Jambu biji Jambu biji Rambutan Jambu air Rambutan Jambu biji Jambu biji Jambu biji Rambutan Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jambu air Jumlah pohon 39814 40375 3548 342 982 2857 25475 3741 11313 3650 2750 9365 209 250 5490 5517 765 1496 1115 13897 1451 4432 4178 3836 5732 3080 3686 4104 3585 1615 Tanaman Dominan jenis Mentimun Kelapa Kelapa Mentimun Mentimun Mentimun Kelapa Kelapa Mentimun Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Mentimun Mentimun Mentimun Kelapa Kelapa Kelapa Mentimun Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa Kelapa hektar 181 52 14 83 73 78 36 9 35 41 43 16 61 140 31 96 49 62 222 69 96 131 140 410 143 87 57 420 217 153

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karawang tahun 2006

Berdasarkan tabel 4 tersebut diketahui jambu air dan kelapa yang mendominasi di banyak kecamatan. Jambu air mendominasi di 13 kecamatan,

sedangkan kelapa mendominasi di 21 kecamatan. Rambutan mendominasi di 10 kecamatan, dan jambu biji mendominasi 5 kecamatan. Kuantitas sumber pakan lebah madu yang dihasilkan bergantung kepada kerapatan dari tanaman sumber pakan tersebut. Semakin rapat atau dekat jarak tanaman maka semakin banyak jumlah pakan yang akan dihasilkan. Kerapatan tanaman di setiap kecamatan tersaji pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 Kerapatan tanaman sumber pakan lebah madu (Pohon/Km2)No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Kecamatan Pangkalan Tegalwaru Ciampel Teluk Jambe Timur Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timur Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Pedes Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Kerapatan Tanaman Sumber Pakan Lebah Madu (pohon/km2) 1 9,32 0,08 0,39 1,59 1,26 4,03 3,10 3,75 0,89 2,74 2 1,66 552,60 4,45 2,86 10,19 30,71 6,49 3,22 11,26 9,95 17,64 1,15 1,39 3,18 7,76 3,06 6,83 12,28 15,49 4,97 10,87 2,79 1,84 1,46 0,40 3,12 4,97 3 192,66 354,03 11,80 13,39 7,19 56,83 7,19 56,83 68,51 49,73 109,92 2,42 3,15 117,03 120,67 25,42 44,91 22,12 224,54 10,44 28,70 68,37 61,95 34,78 25,76 19,56 15,43 2,99 7,75 4 8,25 647,98 14,53 5,38 7,88 34,85 67,93 89,53 30,97 18,99 51,29 3,01 2,86 35,43 102,25 10,77 29,89 33,11 281,15 16,47 91,06 132,80 93,02 94,21 47,98 42,28 44,49 42,95 25,05 5 871,78 977,37 32,22 8,52 9,09 48,12 535,19 127,07 322,68 6,34 5,69 307,55 1,61 3,96 52,97 16,51 6,15 50,25 9,56 8,39 1,31 3,49 8,58 1,14 0,16 1,26 6 130,14 2,49 3,71 11,45 1,43 6,57 9,89 16,63 9,65 33,36 2,96 7 0,55 4,49 -

Keterangan : 1 (alpokat), 2 (belimbing), 3 (jambu biji), 4 (jambu air), 5(rambutan), 6 (jeruk kecil), dan 7 (jeruk besar).

Kerapatan tanaman terbesar terdapat di Kecamatan Tegalwaru hampir untuk semua jenis tanaman sumber pakan lebah madu. Oleh karena itu berdasarkan tingkat kerapatan tanaman maka Kecamatan Tegalwaru layak dijadikan sebagai tempat dilakukannya usaha budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang. Keterangan yang diperoleh dari tabel 4 dan tabel 5 belum memberikan cukup informasi untuk memastikan wilayah yang paling berpotensi. Masih sedikit sulit untuk menentukan wilayah kecamatan mana yang memiliki potensi lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Untuk itu diperlukan klasifikasi wilayah kecamatan yang mempunyai potensi relatif tinggi atau relatif rendah. Tabel 6 menyajikan selang nilai dari jenis TSP yang potensial. Sedangkan tabel 7 menunjukkan kelas-kelas potensi wilayah kecamatan dalam hal sumber pakan lebah madu. Secara rinci daftar selang nilai ditampilkan pada tabel 6 sementara tabel 7 memuat nilai untuk masing-masing kecamatan sekaligus menyajikan total nilai untuk masing-masing kecamatan. Tabel 6 Selang nilai tanaman sumber pakan lebah maduNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Jenis Alpokat Belimbing Jambu biji Jambu air Jeruk kecil Jeruk besar Rambutan Jagung Mentimun Kopi Kelapa Selang jumlah tanaman 1 1-771-4566 1-2925 1-5354 1-1076 1-54 1-8075

2 78-1544567-9132 2926-5850 5355-10708 1077-2152 55-108 8076-16150

3 155-2319133-13698 5851-8775 10709-16062 2153-3228 109-162 16151-24225

4 232-30813699-18264 8776-11700 16063-21416 3229-4304 163-216 24226-32300

5 309-38518265-22830 11701-14625 21417-26770 4305-5380 217-270 32301-40375

1-3 1-45 1-7 1-84

4-6 46-90 6-14 85-168

7-9 91-35 15-21 167-252

10-12 136-180 22-28 253-336

13-15 181-225 29-35 337-420

Tabel 6 berguna untuk membantu dalam penilaian nilai masing-masing kecamatan di Kabupaten Karawang. Dari Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang tahun 2006 diketahui potensi tanaman setiap kecamatan di Kabupaten Karawang. Berdasarkan tabel 6, diketahui nilai dari tiap-tiap kecamatan tersebut seperti yang disajikan pada tabel 7 berikut.

Tabel 7 Nilai tanaman di setiap kecamatanTanaman Sumber Pakan Lebah Madu No. Kecamatan 11. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Tegalwaru Pangkalan Kotabaru Klari Rengasdengklok Rawamerta Cikampek Majalaya Tirtamulya Jayakerta Kutawaluya Tirtajaya Karawang Barat Cibuaya Jatisari Teluk Jambe Barat Telagasari Teluk Jambe Timur Lemahabang Ciampel Batujaya Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Banyusari Cilebar Tempuran Pedes Purwasari Karawang Timur Pakisjaya 5 0 0 1 2 0 1 0 0 1 2 0 2 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

TOTAL 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

35 4 2 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1

55 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

60 1 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

70 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

82 2 1 2 4 1 1 5 1 0 1 2 2 0 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 0 0 1 2 0

90 5 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

102 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 5 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2

115 5 2 1 1 1 4 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 34 20 14 14 11 11 11 10 10 10 10 10 10 9 9 8 8 8 8 7 7 7 7 7 7 6 6 6 6 4

Keterangan :

Nilai 0 = tidak terdapat tanaman sama sekali 1 (alpokat), 2 (belimbing), 3 (jambu biji), 4 (jambu air), 5 (jeruk kecil), 6 (jeruk besar), 7 (jagung), 8 (mentimun), 9 (kopi), 10 (kelapa) dan 11 (rambutan).

Perolehan nilai setiap kecamatan bervariasi dari total nilai 4 sampai dengan 34. Diperoleh kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi lebih tinggi dibanding kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Tegalwaru, Pangkalan, Kotabaru dan Klari. Masing-masing nilainya adalah 34, 20, dan 14. Kecamatan Tegalwaru memiliki total nilai terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Dari nilai tersebut maka Kecamatan Tegalwaru merupakan

kecamatan yang paling berpotensi untuk diadakan pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang. Kecamatan Pangkalan merupakan kecamatan yang memiliki perolehan nilai kedua terbesar setelah Kecamatan Tegalwaru. Untuk meningkatkan potensi tanaman sumber pakan lebah madu lebih banyak harus dilakukan kegiatan pengkayaan tanaman. Jenis-jenis tanaman yang dapat dikayakan di Kecamatan Pangkalan adalah tanaman belimbing, jambu biji, jambu air dan mentimun. Jika jenis tanaman tersebut ditanam dalam skala lebih luas akan meningkatkan ketersediaan pakan lebah madu di wilayah Kecamatan Pangkalan. Pengkayaan tanaman yang dilakukan dimaksudkan untuk mengisi kekosongan nektar dan serbuk sari selama beberapa bulan yang tidak memiliki sumber pakan dan nektar. Kecamatan yang berada di urutan ketiga dan keempat yang mempunyai nilai sama adalah Kecamatan Kotabaru dan Kecamatan Klari. Walaupun nilai di kedua kecamatan ini sama akan tetapi jenis tanaman sumber tanaman sumber pakan lebah madu yang terdapat di tiap kecamatan adalah berbeda. Diantara kedua kecamatan tersebut, Kecamatan Kotabaru yang lebih mempunyai peluang untuk pengembangan usaha budidaya lebah madu. Hal ini dikarenakan untuk Kecamatan Klari telah dipenuhi oleh kegiatan industri besar berupa pabrik-pabrik. Namun apabila kecamatan Klari ingin mengembangkan usaha budidaya lebah madu dapat juga dilakukan akan tetapi perlu ditekankan kepada pihak pemilik pabrik tersebut untuk menanam tanaman pelindung yang merupakan tanaman sumber pakan lebah madu. Sehingga pada akhirnya dapat diperbanyak jenis tanaman sumber pakan lebah madu lainnya selain rambutan yang akan menghasilkan produk berupa madu. Sementara itu kecamatan-kecamatan lainnya ternyata kurang berpotensi untuk dilakukan usaha pengembangan budidaya lebah madu. Hal ini dikarenakan di kecamatan tersebut tanaman sumber pakan lebah madu hanya ada dalam jumlah yang relatif sangat terbatas bahkan teramat sedikit. Sehingga apabila diusahakan membudidayakan lebah madu persentase kemungkinan berhasil akan sangat kecil. Kecamatan Tegalwaru berpotensi untuk pengembangan usaha budidaya lebah madu dikarenakan memiliki tanaman sumber pakan yang terbanyak dibanding dengan kecamatan lainnya. Sumber pakan lebah madu yang paling mendominasi di kecamatan ini adalah rambutan. Kecamatan Tegalwaru memiliki

luas wilayah 41,31 Km2. Terdapat 9 desa di kecamatan ini yaitu desa : Kutalanggeng, Kutamaneuh, Cintalanggeng, Cintawangi, Cintalaksana,

Wargasetra, Cigunungsari, Cipurwasari dan Mekarbuana. Dari kesembilan desa, hanya dua desa yang bukan merupakan desa kehutanan yaitu desa Cintawangi dan Cipurwasari. Syarat-syarat yang diperlukan dalam usaha budidaya lebah madu adalah iklim, ketersediaan teknologi budidaya lebah madu serta sumber pakan yang cukup. Syarat yang pertama dapat dipenuhi oleh Kabupaten Karawang khususnya Kecamatan Tegalwaru. Iklim di Kabupaten Karawang khususnya Kecamatan Tegalwaru termasuk ke dalam tipe iklim D. Lebah madu dapat tumbuh di berbagai tipe iklim, hal ini berarti iklim di Kabupaten Karawang cocok untuk usaha budidaya lebah madu. Suhu rata-rata Kecamatan Tegalwaru adalah 25,9C dengan rata-rata hujan tahunan 3273 mm/tahun serta mempunyai 109 HH (hari hujan). Jenis tanah di Kecamatan Tegalwaru adalah Latosol dengan drainase sedang dan permeabilitas agak cepat. Tingkat kesuburan kecamatan ini tergolong sedang. Syarat kedua yang berupa ketersediaan teknologi pengusahaan lebah madu dapat disiasati dengan meminjam kepada daerah lain yang memiliki teknologi tersebut. Syarat yang terakhir adalah sumber pakan yang cukup dapat dipenuhi oleh Kabupaten Karawang khususnya Kecamatan Tegalwaru.

Berdasarkan syarat-syarat tersebut di atas maka Kecamatan Tegalwaru merupakan wilayah yang potensial untuk pengembangan usaha budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang. 5.2 Kalender Pembungaan Tanaman Dalam usaha perlebahan, baik nektar maupun serbuk sari harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun. Apabila salah satu atau keduanya pada waktu-waktu tertentu tidak tersedia maka harus diberikan pakan pengganti. Pakan pengganti nektar tersebut bisa dibuat dari sirup gula. Data kesinambungan ketersediaan sumber pakan sepanjang tahun dari masing-masing jenis tanaman diperlukan untuk menilai potensi tanaman sebagai pakan lebah. Keterangan mengenai masa pembungaan untuk tiap jenis tanaman yang diduga berpotensi sebagai pakan lebah disajikan dalam tabel 8. Kalender pembungaan tersebut didapat dari literatur, wawancara dengan masyarakat serta pengamatan langsung di lapangan.

Tabel 8 Kalender pembungaan tanaman sumber pakan lebah maduBulan No Jenis Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jenis Sumber Pakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Alpokat Belimbing Jambu biji Jambu air Rambutan Jeruk kecil Jeruk Besar Jagung Mentimun Kopi Kelapa Keterangan : Sumber : PPAP 2007 = bulan berbunga P N N,P N N N,P N,P P N,P N,P N,P

Tidak semua jenis tanaman menyediakan sumber pakan sepanjang tahun, sehingga hal ini menimbulkan masalah ketidaklangsungan hidup lebah madu dan menyulitkan kegiatan budidaya lebah madu. Ketersediaan pakan ini baru dilihat dari segi jenis tanamannya dan belum dilihat dari segi

kesinambungan pakannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penentuan wilayah pengembangan yang memiliki selama mungkin adanya kesinambungan sumber pakan lebah madu. Merujuk kembali kepada perolehan nilai yang menunjukkan 4 kecamatan paling potensial maka kecamatan Tegalwaru merupakan kecamatan yang paling berpotensi karena memiliki nilai tertinggi. Didukung oleh jenis tanaman rambutan, alpukat, belimbing, jambu biji dan jambu air yang memiliki kuantitas terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Selain itu Kecamatan Tegalwaru memiliki kesinambungan pakan lebah madu terlama. Berdasarkan tabel 8, tanaman rambutan berbunga pada bulan Oktober November. Fakta itu berarti bunga rambutan hanya menyediakan pakan bagi lebah di kawasan tersebut selama bulan Oktober November. Waktu selebihnya dalam kurun waktu 1 tahun yakni bulan Desember September, tanaman rambutan tidak berfungsi sebagai pakan lebah. Selama bulan Desember September itu di Kecamatan Tegalwaru ada beberapa tanaman yang dapat menyediakan pakan lebah.

Kesinambungan tersedianya nektar di Kecamatan Tegalwaru terjadi sepanjang tahun. Sumber nektarnya dapat diperoleh dari tanaman rambutan yang memiliki jumlah pohon terbanyak dibanding dengan sumber nektar lainnya yaitu 40.375 pohon. Sumber nektar lainnya adalah tanaman belimbing yang memiliki bunga sepanjang tahun. Jumlah belimbing di Kecamatan Tegalwaru adalah sebanyak 22.828 pohon yang merupakan jumlah pohon belimbing terbanyak dibanding dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Jambu biji yang

berbunga sepanjang tahun dengan jumlah 14.625 pohon dapat pula menjadi sumber nektar. Kesinambungan tersedianya serbuk sari juga terjadi sepanjang tahun. Sumber serbuk sari dapat diperoleh dari tanaman alpukat yang terdapat sebanyak 385 pohon. Alpukat berbunga dari bulan Oktober sampai dengan bulan Pebruari. Beberapa tanaman lain yang berpotensi sebagai sumber serbuk sari adalah jambu biji yang berbunga sepanjang tahun, jeruk kecil, mentimun dan kelapa. 5.3 Faktor Pendukung 5.3.1 Aksesibilitas Peran penting aksesibilitas dalam rangka usaha budidaya lebah madu adalah untuk memudahkan transaksi produk. Aksesibilitas diperlukan juga untuk menunjukkan kemudahan jika akan memakai usaha budidaya lebah model berpindah (migratory). Idealnya lokasi yang baik untuk dijadikan sebagai daerah perlebahan adalah yang memiliki tanaman sumber pakan lebah yang baik dan mencukupi, yaitu yang dapat menghasilkan nektar dan serbuk sari yang melimpah serta memiliki musim berbunga yang cukup lama. Kendala yang dihadapi adalah bahwa tidak semua daerah memiliki kemampuan menghasilkan tanaman yang mengandung nektar dan serbuk sari dalam kualitas dan kuantitas yang mencukupi. Keberadaan di tiap daerah bervariasi, dan tidak mudah ditemukan. Oleh karena itu untuk mensiasati hal tersebut perlu dilakukan kegiatan pengkombinasian keterampilan serta manajemen koloni dengan praktek pemindahan koloni dengan cara mengangon agar lebah mendapatkan daerah pakan lebah yang baik serta produktif. Peternak lebah tentu saja harus mengetahui dengan pasti masa pembungaan tiap tanaman pakan lebah, agar bisa menentukan jenis tanaman yang cocok untuk lebah di bulan-bulan tertentu.

Salah satu faktor yang cukup penting adalah kondisi sarana transportasi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah berupa jalan, baik untuk tujuan pencapaian lokasi sumber pakan maupun untuk tujuan pengangkutan hasil produksi. Kemudahan dalam menjangkau suatu lokasi sangatlah penting, semakin tinggi aksesibilitas suatu lokasi budidaya lebah maka akan semakin ekonomis hasil yang didapatkan. Akses menuju Kecamatan Tegalwaru tergolong baik. Jalan menuju kantor kecamatan sudah menggunakan aspal, begitupun jalan menuju 9 (sembilan) desa yang terdapat di kecamatan ini. Kecamatan Tegalwaru bisa dicapai dari berbagai arah, baik dari Kota Jakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur maupun Kabupaten Purwakarta. Akses secara langsung menuju lokasi dapat dicapai dari arah Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta. Kondisi jalan dari Kecamatan Tegalwaru menuju Kabupaten Bogor tergolong baik. Waktu yang Kecamatan Tegalwaru diperlukan untuk menuju Kabupaten Bogor dari

2 jam dengan kendaraan beroda empat. Sarana

transportasi umum dengan trayek Pangkalan (Kabupaten Karawang) Kabupaten Bogor pun ada yaitu berupa angkutan kota (angkot). Sementara itu akses secara tidak langsung dapat dicapai dari Kota Jakarta, rute tersebut harus melalui dua kecamatan terlebih dahulu yaitu Kecamatan Teluk Jambe Barat dan Kecamatan Pangkalan. Secara jelasnya dapat dilihat pada peta yang terdapat di lampiran 8 dan 9. Sementara itu kondisi jalan menuju Kabupaten Purwakarta tidak sebaik menuju Kabupaten Bogor. Jalanan menuju Kabupaten Purwakarta sudah rusak dan tidak layak untuk dipakai karena akan membahayakan pengguna jalan. Padahal jalan tersebut merupakan jalan alternatif menuju Kabupaten Purwakarta karena waktu yang ditempuh untuk mencapai Kabupaten Purwakarta terbilang lebih cepat 1,5 jam dibandingkan dengan menempuh perjalanan lewat rute Cikampek (yang sering dilalui) yaitu 2,5 jam. 5.3.2 Sumber Daya Manusia Sebagian besar mata pencaharian penduduk Kecamatan Tegalwaru adalah sebagai petani dan rata-rata lulusan SD. Masyarakat Kecamatan Tegalwaru belum mengetahui teknologi pemeliharaan lebah madu yang baik dan benar. Teknologi yang diperlukan dalam usaha budidaya lebah madu belum tersedia di Kecamatan Tegalwaru dan juga di Kabupaten Karawang.

Mata pencaharian budidaya lebah madu belum populer, maka akan menjadi peluang bagi sebagian warga masyarakat setempat. Budidaya lebah madu akan menjadikan pencaharian masyrakat lebih beragam, baik sebagai mata pencaharian utama maupun sambilan. Dengan adanya potensi wilayah yang cukup memadai, perlu ada sebagian masyarakat yang mau melaksanakan kegiatan budidaya. Pandangan ke depan mengenai aspek ekonomi, ekologi dan teknis harus diperkenalkan kepada masyarakat agar mereka menyadari manfaat dari budidaya lebah madu bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. 5.3.3 Penanaman Jenis Tanaman Sumber Pakan Lainnya Pada usaha pengembangan budidaya lebah madu kegiatan pengkayaan dapat dilakukan. Apabila di satu kecamatan terdapat kekosongan jenis tanaman sumber pakan lebah madu, maka pengkayaan dilakukan agar tanaman tersebut dan atau tanaman jenis lain yang masih berperan sebagai sumber pakan lebah madu dapat tumbuh kembali di lokasi tersebut. Pengkayaan di Kecamatan Tegalwaru perlu dilakukan untuk menambah jumlah ketersediaan pakan lebah. Kegiatan pengkayaan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Mengisi kekosongan sumber pakan (nektar dan pollen), ini berlaku untuk memenuhi persyaratan budidaya lebah madu model menetap. 2. Menambah jumlah tanaman yang berpotensi bagus agar hasilnya lebih potensial, ini berlaku untuk memenuhi persyaratan budidaya lebah madu model migratory (berpindah).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan 1. Jenis-jenis tanaman yang berpotensi sebagai tanaman sumber pakan lebah madu di Kabupaten Karawang adalah alpokat, belimbing, jambu biji, jambu air, jeruk kecil, jeruk besar, rambutan, jagung, mentimun, kopi dan kelapa. 2. Kecamatan Tegalwaru merupakan wilayah yang paling potensial untuk pengembangan usaha budidaya lebah madu di Kabupaten Karawang. 6.2 Saran 1. Kepada Pemda Kabupaten Karawang perlu menyediakan teknologi yang dibutuhkan dalam usaha budidaya lebah madu dan mengadakan kegiatan pelatihan pembudidayaan lebah madu agar masyarakat setempat mengetahui cara budidaya lebah madu yang baik dan benar. 2. Kepada Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang disarankan melaksanakan kegiatan pengkayaan jenis tanaman sumber pakan lebah lainnya untuk menutupi ketiadaan sumber pakan di bulan-bulan tertentu dan juga untuk meningkatkan jumlah tanaman. 3. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pemberdayaan lahan untuk budidaya lebah madu dapat dilakukan koordinasi dengan wilayah (kecamatan atau kabupaten) terdekat yang memiliki kemiripan potensi tanaman sumber pakan lebah madu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Banyak Program namun Kemiskinan Tetap Tinggi. http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view &id=4399&itemid=701[13Mei2008]. ______. 2008. Lebah Madu. http://www.cah-ragil.blogspot.com[9Mei2008]. ______. 2008. Lebah Madu. http://www.bi.go.id/sipuk/id/lm/madu/ pendahuluan.asp [13Mei2008]. ______. 2008. Manisnya Beternak Lebah Madu. http://www.wirausaha.cm/ bisnis/agribisnis/manisnya_beternak_lebahmadu.html[8Mei2008]. ______. 2008. Produk Peternakan Lebah Madu. http://www.situshijau.co.id [9Mei2008]. ______. 2008. Teknologi Tepat Guna Budidaya Ternak Lebah. http://www.iptek.net.id/ind/waruntek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a12[8Mei2008] ______. 2008. Untung Besar dari Bisnis Sampingan. http://www.majalahtrust.com/bisnis/peluang/477.php.[8Mei2008]. Badan Pusat Statistik. 2006. Karawang dalam Angka 2005. Karawang : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan. 2006. Laporan Tahunan 2006. Karawang : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Karawang. Pusat Perlebahan Apiari Pramuka. 2007. Lebah Madu Cara Beternak dan Pemanfaatan. Jakarta : Penebar Swadaya. Rusfidra, A. 2008. Tanaman Pakan Lebah Madu. http://www.bunghatta.info/tulisan_141.ubh.[8Mei2008]. Susanto Adi. 1999. Produktivitas Usaha Ternak Lebah Peternak yang Tergabung dalam Koperasi madu Karya Kec. Prigen Kab. Pasuruan. http://www.digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptummgdl-res-1999-adi-1259-lebah&q=java[8Mei2008].

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel 1. Nama kecamatan, jumlah desa, dan luas wilayahNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Jumlah Pangkalan Tegal Waru Ciampel Teluk Jambe Timar Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timur Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Pedes Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan 8 9 7 9 10 13 10 8 10 14 12 9 12 12 11 14 8 8 7 12 14 12 9 8 12 10 11 11 10 8 309 Luas Wilayah2 Km )

45,67 41,31 110,13 40,13 73,36 59,37 47,60 29,44 35,06 53,28 55,30 30,45 69,36 63,18 46,91 45,72 30,09 29,77 33,68 49,43 88,09 48,67 31,46 41,24 60,84 64,20 87,18 92,25 83,47 64,48 1.753,27

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang 2005.

Lampiran 3. Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, nisbah kelamin, dan kepadatan per kecamatanKecamatan Pangkalan Tegal Waru Ciampel Teluk Jambe Timur Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timar Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Pedes Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Kab. Karawang Laki-Laki 17.885 17.555 16.461 45.519 21.337 61.368 44.352 25.596 23.227 33.614 26.786 47.518 39.999 32.155 32.306 31.708 18.175 45.001 72.468 25.368 33.006 28.614 48.307 29.467 36.658 21.643 25.447 32.735 36.621 17.831 985.727 Perempuan 17.581 17.466 17.351 42.596 21.269 60.735 45.067 26.393 23.384 32.322 26.518 47.079 40.628 32.648 32.603 31.164 17.874 43.772 72.678 24.991 33.546 27.706 48.379 29.791 35.936 21.201 26.309 32.781 37.415 18.553 985.736 Jumlah Total 35.466 35.021 33.812 85.115 42.606 122.103 89.419 51.989 46.611 65.936 53.304 94.597 80.627 64.803 64.909 62.872 36.049 88.773 145.146 50.359 66.552 56.320 96.686 59.258 72.594 42.844 51.756 65.516 74.036 36.384 1.971.463 Nisbah Kelamin 101,73 100,51 94,87 99,82 100,32 101,04 98,41 96,98 99,33 104,00 101,01 100,93 98,45 98,49 99,09 101,75 101,68 102,81 99,71 101,51 98,39 103,28 99,85 98.91 102,01 102,08 96,72 99,86 97,88 96,11 100,00 Kepadatan/ Km2

776,57 847,76 307,02 2.120,98 580,78 2.056,64 1.878,55 1.765,93 1.329,46 1.237,54 963,91 3.106,63 1.162,44 1.025,69 1.383,69 1.375,15 1.198,04 2.981,96 4.309,56 1.018,79 755,50 1.157,18 3.073,30 1.436,91 1.193,20 667,35 593,67 710,20 886,98 564,27 1.125,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang 2005.

Lampiran 4. Tabel 3. Penggunaan lahan di Kabupaten Karawang tahun 2003No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Jenis Penggunaan Petanian Padi Sawah Pekarangan dan Bangunan Tegal/Kebun Ladang/Huma Penggembalaan Padang Rumput Lahan tidak diusahakan Hutan Rakyat Rawa Tambak Kolam/Empang Hutan Negara Perkebunan Kawasan dan Zona Industri Lain-lain JUMLAH Sumber : Bapeda 2005. Luas (ha) 93.585 29.918 6.753 1.132 263 421 1.880 18 11.044 586 12.722 1.942 10.318 4.745 175.327 Persentase (%) 53,37 17,07 3,85 0,64 0,15 0,24 1,07 0,01 6,30 0,34 7,26 1,10 5,90 2,70 100,00

Lampiran 6. Tabel 4. Jumlah tanaman penghasil buah di Kabupaten KarawangNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 26. 27. 28. 29. 30. Kecamatan Pangkalan Tegalwaru Ciampel Teluk Jambe Timur Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timur Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Alpokat Belimbing 385 6 23 76 70 120 151 118 37 239 76 22828 490 210 605 1462 191 113 600 550 537 80 88 149 355 91 230 607 1365 242 342 115 94 35 288 415 Jambu Biji 8799 14625 1300 982 427 2705 155 3045 3650 2750 3347 168 199 5490 5517 765 1337 745 11099 920 1397 2151 2555 1654 1705 1423 250 500 Jambu Air 377 26768 1600 395 468 1659 2000 3139 1650 1050 1562 209 181 1662 4675 324 890 1115 13897 1451 4432 4178 3836 3080 3686 4104 3585 1615 68892 31983 5769 1621 1185 915 12632 15125 20040 7775 6550 5534 7017 8805 14385 11716 523 1013 2682 19385 13335 5584 5314 1090 5519 15291 4431 3730 1915 39814 40375 3548 342 667 2857 25475 3741 11313 338 315 9365 112 250 2485 755 185 1496 322 415 115 170 270 47 10 110 Mangga Rambutan

Lanjutan tabelNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Kecamatan Pangkalan Tegalwaru Ciampel Teluk Jambe Timur Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timur Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Pedes Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Pepaya 112 18415 1750 634 360 1039 6680 9065 1419 500 200 343 63 88 316 983 140 939 1025 735 1156 945 726 875 549 524 917 782 Sirsak 222 37725 1040 78 167 569 165 250 175 607 1045 432 330 47 300 650 912 300 171 54 15 10 129 145 135 Salak 240 50 154 Sukun 1080 10851 700 42 15 43 593 224 700 446 467 504 590 205 747 2095 250 313 730 32 155 633 217 100 Manggis 1160 Dukuh 504 -

Lanjutan tabelNo Kecamatan Pangkalan Tegalwaru Ciampel Teluk Jambe Timur Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timur Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Pedes Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Durian 5640 60300 73 245 253 1566 678 50 115 59 37 81 52 123 Pisang 67610 376017 25798 3477 9675 4794 24420 10700 4685 6825 6500 4405 2470 2800 13800 42833 1840 2701 6175 9075 21400 5600 4891 6840 2730 9800 7613 8600 9760 8580 Jeruk Kecil 5376 274 220 545 50 350 301 780 441 993 144 Jeruk Besar 25 267 Nangka 205 34665 2250 613 983 1006 2629 4470 1399 625 430 747 835 1160 2518 6263 250 180 1637 4110 1424 339 580 401 678 682 615 780 1745 640 Sawo 82 3450 1550 122 156 365 652 150 215 555 197 196 195 204 100 85 1470 338 369 154 10 23 155

1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan tahun 2006

Lampiran 7. Tabel 5. Luasan tanaman pertanian & perkebunan di Kabupaten KarawangNo. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Kecamatan Pangkalan Tegalwaru Ciampel Teluk Jambe Timur Teluk Jambe Barat Klari Cikampek Purwasari Tirtamulya Jatisari Banyusari Kotabaru Cilamaya Wetan Cilamaya Kulon Lemahabang Telagasari Karawang Timur Karawang Barat Majalaya Rawamerta Tempuran Kutawaluya Rengasdengklok Jayakerta Pedes Cilebar Cibuaya Tirtajaya Batujaya Pakisjaya Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah 2341 1912 617 935 2043 2392 492 1556 2521 3281 3814 1409 4835 4570 3798 3919 1789 1893 2233 4198 6348 4372 2026 3571 5073 4859 3833 5658 4931 3166 2 15 25 2 148 8 1417 63 30 4 28 5 27 31 11 39 1 4 4 Cabe Kacang Panjang 75 346 76 103 120 40 4 481 36 2 26 51 9 106 40 6 2 156 15 26 55 101 23 32 9 12 Menti mun 181 52 9 83 73 78 28 2 35 5 7 12 52 8 23 19 49 62 222 9 35 140 24 47 9 3217 2 1 53 132 14 31 37 35 36 9 16 41 43 16 61 140 31 96 12 15 15 69 96 131 36 410 143 87 57 420 217 153 Kopi Kelapa

Sumber : Laporan Tahunan Deptanhutbun Kab. Karawang tahun 2006