15
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). [3] Leptospirosis dikenal juga dengan nama Penyakit Weil, Demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola [4] , penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing [3] Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi akut ditandai dengan gejalasepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radan g hati dan keguguran. [2] . Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis [5] . Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala klinis penyakit [5] . Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya [5] . Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari [5] . Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi. [5] . Sejarah Penyakit[sunting | sunting sumber ] Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1886 oleh Adolf Weil dengan gejala panas tinggi disertai beberapa gejala saraf serta pembesaran hati dan limpa . [6] Penyakit dengan gejala tersebut di atas oleh Goldsmith (1887 ) disebut sebagai Weil's Disease. [butuh rujukan ] Pada tahun 1915 Inada berhasil membuktikan bahwa "Weil's Disease" disebabkan oleh bakteri Leptospira icterohemorrhagiae. [6] Etiologi[sunting | sunting sumber ]

Lepto Spiros Is

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hihi

Citation preview

LeptospirosisadalahpenyakitakibatbakteriLeptospirasp. yang dapat ditularkan darihewankemanusiaatau sebaliknya (zoonosis).[3]Leptospirosis dikenal juga dengan nama Penyakit Weil,DemamIcterohemorrhage, PenyakitSwineherd's, Demam pesawah (Ricefield fever), Demam Pemotongtebu(Cane-cutter fever), DemamLumpur, Jaundis berdarah, PenyakitStuttgart, DemamCanicola[4],penyakit kuningnon-virus, penyakitairmerahpada anaksapi, dan tifusanjing[3]Infeksidalam bentuksubakuttidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksiakutditandai dengan gejalasepsis,radangginjalinterstisial,anemiahemolitik,radanghatidankeguguran.[2]. Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis[5]. Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala klinis penyakit[5].Leptospirabertahan dalam waktu yang lama di dalamginjalhewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewatair kencingnya[5]. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan padamanusiahanya bertahan selama 60 hari[5]. Manusia merupakaninduksemang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi.[5].Sejarah Penyakit[sunting|sunting sumber]Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun1886oleh Adolf Weil dengan gejalapanastinggi disertai beberapa gejalasarafserta pembesaranhatidanlimpa.[6]Penyakit dengan gejala tersebut di atas oleh Goldsmith (1887) disebut sebagaiWeil's Disease.[butuh rujukan]Pada tahun1915Inada berhasil membuktikan bahwa "Weil's Disease" disebabkan oleh bakteriLeptospira icterohemorrhagiae.[6]Etiologi[sunting|sunting sumber]

Berbagai serovarLeptospiraBakteripenyebab Leptosirosis yaitu bakteriLeptospira sp.[3][7][5]. BakteriLeptospiramerupakanSpirochaetaaerobik(membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup), motil (dapat bergerak),gram negatif, bentuknya dapat berkerut-kerut, dan terpilin dengan ketat[7]. BakteriLepstospiraberukuran panjang 6-20mdan diameter 0,1-0,2m[3]. Sebagai pembanding, ukuransel darah merahhanya 7 m[7]. Jadi, ukuran bakteri ini relatif kecil dan panjang sehingga sulit terlihat bila menggunakanmikroskop cahayadan untuk melihat bakteri ini diperlukanmikroskopdengan teknikkontras[7]. Bakteri ini dapat bergerak maju dan mundur[3].Leptospiramempunyai 175 serovar[2], bahkan ada yang mengatakanLeptospiramemiliki lebih dari 200 serovar[7]. Infeksi dapat disebabkan oleh satu atau lebih serovar sekaligus[2]. Bila infeksi terjadi, maka padatubuhpenderita dalam waktu 6-12hariakan terbentuk zat kebal aglutinasi[3]. Leptospirosis padaanjingdisebabkan oleh infeksi satu atau lebih serovar dariLeptospira interrogans[2]. Serovar yang telah diketahui dapat menyerang anjing yaituL. australis,L. autumnalis,L. ballum,L. batislava,L. canicola,L. grippotyphosa,L. hardjo,L. ichterohemorarhagica,L. pomona, danL. tarassovi[2][5]. Pada anjing, telah tersediavaksinterhadapLeptospirayang mengandung biakan serovarL. canicoladanL. icterohemorrhagicayang telah dimatikan[2]. Serovar yang dapat menyerangsapiyaituL. pamonadanL. gryptosa[5]. Serovar yang diketahui terdapat padakucingadalahL. bratislava,L. canicola,L. gryppothyphosa, danL. pomona[2].Babidapat terserangL. pamonadanL. interogans, sedangkantikusdapat terserangL. ballumdanL. ichterohaemorhagicae[5].Bila terkena bahankimiaatau dimakan olehfagosit, bakteri dapat kolaps menjadibolaberbentukkubahdan tipis[7]. Pada kondisi ini,Leptospiratidak memiliki aktifitas patogenik[7].Leptospiradapat hidup dalam waktu lama diair,tanahyang lembap,tanamandanlumpur.[8]Distribusi Penyakit[sunting|sunting sumber]Leptospirosis terjadi di seluruh dunia,[9][8]baik di daerahpedesaanmaupunperkotaan, di daerahtropismaupunsubtropis[9]. Penyakit ini terutama beresiko terhadap orang yang bekerja di luar ruangan bersama hewan, misalnya peternak,petani,penjahit,dokter hewan, danpersonel militer[9]. Selain itu, Leptospirosis juga beresiko terhadap individu yang terpaparairyang terkontaminasi[6][9]. Di daerah endemis, puncak kejadian Leptospirosis terutama terjadi pada saatmusim hujandanbanjir.[9].Iklimyang sesuai untuk perkembanganLeptospiraadalahudarayang hangat,tanahyang basah danpHalkalis, kondisi ini banyak ditemukan di negara beriklim tropis.[6]Oleh sebab itu, kasus Leptospirosis 1000 kali lebih banyak ditemukan di negara beriklim tropis dibandingkan dengan negara subtropis dengan risiko penyakit yang lebih berat.[10]. Angka kejadian Leptospirosis di negaratropisbasah 5-20/100.000 penduduk per tahun[11].Organisasi Kesehatan Dunia(World Health Oraganization/WHO) mencatat, kasus Leptospirosis di daerah beriklim subtropis diperkirakan berjumlah 0.1-1 per 100.000 orang setiap tahun, sedangkan di daerah beriklim tropis kasus ini meningkat menjadi lebih dari 10 per 100.000 orang setiap tahun.[9]Pada saatwabah, sebanyak lebih dari 100 orang dari kelompok berisiko tinggi di antara 100.000 orang dapat terinfeksi.[9]DiIndonesia, Leptospirosis tersebar antara lain di ProvinsiJawa Barat,Jawa Tengah,Daerah Istimewa Yogyakarta,Lampung,Sumatera Selatan,Bengkulu,Riau,Sumatera Barat,Sumatera Utara,Bali,NTB,Sulawesi Selatan,Sulawesi Utara,Kalimantan TimurdanKalimantan Barat[12]. Angka kematian Leptospirosis di Indonesia termasuk tinggi, mencapai 2,5-16,45persen[12]. Pada usia lebih dari 50 tahun kematian mencapai 56 persen[12]. Di beberapa publikasi angka kematian dilaporkan antara 3 persen - 54 persen tergantung sistemorganyang terinfeksi[13].Cara Penularan[sunting|sunting sumber]

Urintikusmerupakan sumber penularan LeptospirosisLeptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melaluiair(water borne disease)[9][3].Urin(air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan[5]. KemampuanLeptospirauntuk bergerak dengan cepat dalamairmenjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru[7].Hujanderas akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerahbanjir[8]. Gerakan bakteri memang tidak memengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah induk semang[7].Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir[14][15]. Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahanlingkunganseperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek,berlumpur, serta banyak timbunansampahyang menyebabkan mudahnya bakteriLeptospiraberkembang biak[15]. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaankulityang terluka, selaput lendirmatadanhidung.[14]. Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama Leptospirosis[14]karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki dayareproduksitinggi[16]. Beberapa hewan lain sepertisapi,kambing,domba,kuda,babi,anjingdapat terserang Leptospirosis, tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus[14].Bentuk penularanLeptospiradapat terjadi secara langsung dari penderita ke penderita dan tidak langsung melalui suatu media[3][5]. Penularan langsung terjadi melalui kontak dengan selaput lendir (mukosa)mata(konjungtiva)[5], kontak luka di kulit, mulut, cairan urin[9], kontak seksual dan cairan abortus (gugur kandungan)[3]. Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi[9].Penularan tidak langsung terjadi melalui kontak hewan atau manusia dengan barang-barang yang telah tercemar urin penderita, misalnya alas kandang hewan, tanah, makanan, minuman dan jaringan tubuh[5]. Kejadian Leptospirosis pada manusia banyak ditemukan pada pekerja pembersihselokankarena selokan banyak tercemar bakteriLeptospira[5]. Umumnya penularan lewat mulut dan tenggorokan sedikit ditemukan karena bakteri tidak tahan terhadap lingkungan asam[5].Perjalanan Penyakit[sunting|sunting sumber]Setelah bakteriLeptospiramasuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, maka bakteri akan mengalami multiplikasi (perbanyakan) di dalamdarahdan jaringan[14]. Selanjutnya akan terjadi leptospiremia, yakni penimbunan bakteriLeptospiradi dalamdarahsehingga bakteri akan menyebar ke berbagai jaringan tubuh terutamaginjaldanhati[5].Di ginjal kuman akan migrasi ke interstitium, tubulus renal, dan tubular lumen menyebabkan nefritis interstitial (radang ginjal interstitial) dan nekrosis tubular (kematian tubuli ginjal)[5].Gagal ginjalbiasanya terjadi karena kerusakan tubulus, hipovolemia karenadehidrasidan peningkatan permeabilitas kapiler[14]. Gangguan hati berupa nekrosis sentrilobular dengan proliferasisel Kupffer[14]. Pada konsisi ini akan terjadi perbanyakan sel Kupffer dalam hati[5]. Leptospira juga dapat menginvasiototskeletal menyebabkanedema, vakuolisasi miofibril, dan nekrosis fokal[14]. Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat menyebabkan kebocoran cairan dan hipovolemia sirkulasi[14].Pada kasus berat akan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler danradangpadapembuluh darah[5].Leptospirajuga dapat menginvasi akuos humor mata dan menetap dalam beberapa bulan, sering mengakibatkan uveitis kronis dan berulang[14]. Setelah infeksi menyerang seekor hewan, meskipun hewan tersebut telah sembuh, biasaya dalam tubuhnya akan tetap menyimpan bakteriLeptospiradi dalam ginjal atau organ reproduksinya untuk dikeluarkan dalam urin selama beberapa bulan bahkan tahun[5].Gejala Klinis[sunting|sunting sumber]

Jaundis pada kucing: telinga danmukosamata menjadi kuningPada hewan[sunting|sunting sumber]Pada hewan, Leptospirosis kadangkala tidak menunjukkan gejala klinis (bersifat subklinis), dalam arti hewan akan tetap terlihat sehat walaupun sebenarnya dia sudah terserang Leptospirosis[5]. Kucing yang terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala walaupun ia mampu menyebarkan bakteri ini ke lingkungan untuk jangka waktu yang tidak pasti[2].Gejala klinis yang dapat tampak yaitu ikterus atau jaundis, yakni warna kekuningan, karena pecahnya butir darah merah (eritrosit) sehingga adahemoglobindalam urin[3]. Gejala ini terjadi pada 50 persen kasus, terutama jika penyababnyaL. pomona[3]. Gejala lain yaitudemam, tidak nafsu makan, depresi, nyeri pada bagian-bagian tubuh[3],gagal ginjal, gangguan kesuburan, dan kadangkematian[5]. Apabila penyakit ini menyerang ginjal atau hati secara akut maka gejala yang timbul yaitu radangmukosamata (konjungtivitis),radanghidung(rhinitis), radang tonsil (tonsillitis),batukdan sesak napas[2].Padababimuncul gejala kelainansaraf, seperti berjalan kaku dan berputar-putar[3]. Pada anjing yang sembuh dari infeksi akut kadangkala tetap mengalamiradang ginjalinterstitialkronisatau radanghati(hepatitis) kronis[2]. Dalam keadaan demikian gejala yang muncul yaitu penimbunan cairan diabdomen(ascites), banyak minum, banyak urinasi, turun berat badan dan gejala saraf[2]. Padasapi, infeksi Leptospirosis lebih parah dan lebih banyak terjadi pada pedet (anak sapi) dibandingkan sapi dewasa dengan gejala demam, jaundis,anemia, warna telinga maupun hidung yang menjadi hitam, dan kematian (Bovine Leptospirosis).[17]. Angka kematian (mortalitas) akibat Leptospirosis pada hewan mencapai 5-15 persen, sedangkan angka kesakitannya (morbiditas) mencapai lebih dari 75persen[3].Pada Manusia[sunting|sunting sumber]

Jaundis:kulitdanmukosamenjadi kuningMasa inkubasi Leptospirosis padamanusiayaitu 2 - 26 hari[14]. Infeksi Leptospirosis mempunyai manifestasi yang sangat bervariasi dan kadang tanpa gejala, sehingga sering terjadi kesalahan diagnosa[14]. InfeksiL. interrogansdapat berupa infeksi subklinis yang ditandai denganfluringan sampai berat[18], Hampir 15-40 persen penderita terpapar infeksi tidak bergejala tetapi serologis positif[14]. Sekitar 90 persen penderita jaundis ringan, sedangkan 5-10 persen jaundis berat yang sering dikenal sebagai penyakit Weil[14]. Perjalanan penyakit Leptospira terdiri dari 2 fase, yaitufase septisemikdanfase imun[14][5]. Pada periode peralihan fase selama 1-3 hari kondisi penderita membaik[14]. Selain itu adaSindrom Weilyang merupakan bentuk infeksi Leptospirosis yang berat.[14]Fase Septisemik[sunting|sunting sumber]Fase Septisemikdikenal sebagaifase awalataufase leptospiremikkarena bakteri dapat diisolasi dari darah, cairan serebrospinal dan sebagian besar jaringan tubuh[14]. Padastadiumini, penderita akan mengalami gejala mirip flu selama 4-7 hari, ditandai dengan demam, kedinginan, dan kelemahanotot[5]. Gejala lain adalah sakittenggorokan, batuk, nyeridada, muntahdarah, nyerikepala,takutcahaya, gangguan mental, radang selaputotak(meningitis), serta pembesaranlimpadanhati[14].Fase Imun[sunting|sunting sumber]Fase Imunsering disebutfase keduaatauleptospirurikkarena sirkulasiantibodidapat dideteksi dengan isolasi kuman dariurin, dan mungkin tidak dapat didapatkan lagi dari darah atau cairan serebrospinalis[14]. Fase ini terjadi pada 0-30 hari akibat respon pertahanan tubuh terhadap infeksi[14]. Gejala tergantung organ tubuh yang terganggu seperti selaput otak, hati, mata atau ginjal[14].Jika yang diserang adalah selaput otak, maka akan terjadi depresi, kecemasan, dan sakit kepala[5]. Pada pemeriksaan fungsihatididapatkan jaundis, pembesaran hati (hepatomegali), dan tanda koagulopati[14]. Gangguanparu-paruberupa batuk, batuk darah, dan sulit bernapas.[5]Gangguanhematologiberupa peradarahan dan pembesaran limpa (splenomegali). Kelainanjantungditandai gagal jantung atau perikarditis[14]. Meningitis aseptik merupakan manifestasi klinis paling penting pada fase imun[14].Leptospirosis dapat diisolasi dari darah selama 24-48 jam setelah timbul jaundis[5]. Pada 30 persen pasien terjadidiareatau kesulitan buang air besar (konstipasi), muntah, lemah, dan kadang-kadang penurunan nafsu makan[5]. Kadang-kadang terjadi perdarahan di bawahkelopak matadan gangguan ginjal pada 50 persen pasien, dan gangguan paru-paru pada 20-70 persen pasien[5].Gejala juga ditentukan oleh serovar yang menginfeksi[14]. Sebanyak 83 persen penderita infeksiL. icterohaemorrhagiaemengalami ikterus, dan 30 persen padaL. pomona[14]. InfeksiL. grippotyphosaumumnya menyebabkan gangguan sistem pencernaan. SedangkamL. pomonaatauL. canicolasering menyebabkan radang selaput otak (meningitis)[14].Sindrom Weil[sunting|sunting sumber]Sindrom Weiladalah bentuk Leptospirosis berat ditandai jaundis, disfungsiginjal, nekrosishati, disfungsiparu-paru, dan diathesis perdarahan[5]. Kondisi ini terjadi pada akhir fase awal dan meningkat pada fase kedua, tetapi bisa memburuk setiap waktu[14]. Kriteria penyakit Weil tidak dapat didefinisikan dengan baik. Manifestasi paru meliputi batuk, kesulitan bernapas, nyeri dada, batuk darah, dan gagal napas[5]. Disfungsi ginjal dikaitkan dengan timbulnya jaundis 4-9 hari setelah gejala awal[14]. Penderita dengan jaundis berat lebih mudah terkenagagal ginjal, perdarahan dan kolap kardiovaskular. Kasus berat dengan gangguan hati dan ginjal mengakibatkan kematian sebesar 20-40 persen yang akan meningkat pada lanjut usia.[14]Diagnosa[sunting|sunting sumber]

BakteriLeptospirasecara mikroskopis pada jaringan ginjal menggunakan metode pewarnaan perakUntuk mendiagnosa Leptospirosis, maka hal yang perlu diperhatikan adalah riwayat penyakit, gejala klinis dandiagnosapenunjang[5][19][14]. Sebagai diagnosa penunjang, antara lain dapat dilakukan pemeriksaan urin dan darah[19]. Pemeriksaan urin sangat bermanfaat untuk mendiagnosa Leptospirosis karena bakteriLeptospiraterdapat dalam urin sejak awal penyakit dan akan menetap hingga minggu ketiga[19].Cairantubuhlainnya yang mengandungLeptospiraadalah darah, serebrospinal[19]tetapi rentang peluang untuk isolasi bakteri sangat pendek[14]. Selain itu dapat dilakukan isolasi bakteriLeptospiradari jaringan lunak atau cairan tubuh penderita, misalnya jaringan hati, otot, kulit dan mata. Namun, isolasiLeptospiratermasuk sulit dan membutuhkan waktu beberapa bulan[14].Untuk mengukuhkan diagnosa Leptospirosis biasanya dilakukan pemeriksaan serologis[19].Antibodidapat ditemukan di dalam darah pada hari ke-5-7 sesudah adanya gejala klinis[19].Kulturatau pengamatan bakteriLeptospiradi bawahmikroskopberlatar gelap umumnya tidak sensitif[19]. Tes serologis untuk mengkonfirmasi infeksi Leptospirosis yaituMicroscopic agglutination test(MAT)[5]. Tes ini mengukur kemampuanserum darahpasien untuk mengagglutinasi bakteriLeptospirayang hidup[18]. Namun, MAT tidak dapat digunakan secara spesifik pada kasus yangakut, yakni kasus yang terjadi secara cepat dengan gejala klinis yang parah[19]. Selain itu, diagnosa juga dapat dilakukan melalui pengamatan bakteriLeptospirapada spesimenorganyang terinfeksi menggunakan imunofloresen[19].Pengobatan dan Pengendalian[sunting|sunting sumber]Pada Hewan[sunting|sunting sumber]Hewan, terutama hewan kesayangan, yang terinfeksi parah perlu diberikan perawatan intensif untuk menjaminkesehatanmasyarakatdan mengoptimalkan perawatan.[20]Antibiotikyang dapat diberikan yaitu doksisiklin, enrofloksasin, ciprofloksasin atau kombinasi penisillin-streptomisin.[20]Selain itu diperlukan terapi suportif dengan pemberian antidiare, antimuntah, dan infus.[20]Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikanvaksinLeptospira.[20][3]VaksinLeptospirauntukhewanadalah vaksin inaktif dalam bentuk cair (bakterin) yang sekaligus bertindak sebagaipelarutkarena umumnya vaksinLeptospiradikombinasikan dengan vaksin lainnya, misalnya distemper danhepatitis.[3]VaksinLeptospirapada anjing yang beredar di Indonesia terdiri atas dua macam serovar yaituL. canicoladanL. ichterohemorrhagiae.[3]VaksinLeptospirapada anjing diberikan saat anjing berumur 12 minggu dan diulang saat anjing berumur 14-16 minggu.[20]Sistem kekebalan sesudah vaksinasi bertahan selama 6 bulan, sehingga anjing perlu divaksin lagi setiap enam bulan.[20]Pada Manusia[sunting|sunting sumber]Leptospirosis yang ringan dapatdiobatidenganantibiotikdoksisiklin, ampisillin, atau amoksisillin. Sedangkan Leptospirosis yang berat dapat diobati dengan penisillin G, ampisillin, amoksisillin dan eritromisin.[5]Manusia rawan oleh infeksi semua serovarLeptospirasehingga manusia harus mewaspadai cemaran urin dari semua hewan.[5]Perilaku hidup sehat dan bersih merupakan cara utama untuk menanggulangi Leptospirosis tanpa biaya.[3]Manusia yang memelihara hewan kesayangan hendaknya selalu membersihkan diri denganantiseptiksetelah kontak dengan hewan kesayangan, kandang, maupun lingkungan di mana hewan berada.[5]Manusia harus mewaspadaitikussebagai pembawa utama dan alami penyakit ini.[6]Pemberantasan tikus terkait langsung dengan pemberantasan Leptospirosis.[15]Selain itu, para peternak babi dihimbau untuk mengandangkan ternaknya jauh dari sumber air.[3]Fesesternakperlu diarahkan ke suatu sumber khusus sehingga tidak mencemari lingkungan terutama sumber air.[3]Referensi[sunting|sunting sumber]1. ^= 26&f = 25 "Serological classification and grouping". The Leptospirosis Information Center. 2009. Diakses 2010-04-12.2. ^abcdefghijklSubronto. "1". In Nunung Prajanto.Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing(dalam bahasa Indonesia) (ed. 1). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm.188192.ISBN 979-420-611-3.Unknown parameter|origmonth=ignored (help)3. ^abcdefghijklmnopqrstDharmojono. "1".Leptospirosis-Antthrax-Mulut dan Kuku-Sapi Gila, Waspadailah Akibatnya!(dalam bahasa Indonesia) (ed. 1). Jakarta: Pustaka Populer Obor. hlm.110.ISBN 979-461 397-5.Unknown parameter|origmonth=ignored (help)4. ^"Penyakit Dewasa Leptospirosis"(Pdf). Bahagian Pendidikan Kesihatan Kemintrian Kesihatan Malaysia. 2008. Diakses 15 April 2010.5. ^abcdefghijklmnopqrstuvwxyzaaabacadaeafagahaiajYuliarti, Nurheti. "1". In Agnes Heni Triyuliana.Hidup Sehat Bersama Hewan Kesayangan(dalam bahasa Indonesia) (ed. 1). Yogyakarta: Andi Offset. hlm.243250.ISBN 979-763-842-1.6. ^abcdePriyanto,, Agus; Soeharyo Hadisaputro, Ludfi Santoso,Hussein Gasem, Sakundarno Adi (2008)."Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Leptospirosis (Studi Kasus di Kabupaten Demak)"(PDF). Program Magister Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Diakses 2010-04-15.7. ^abcdefghi"Overview of the leptospira bacterium itself". The Leptospirosis Information Center. 2009. Diakses 2010-04-12.8. ^abcDirectors of health Promotion and Education."Leptospirosis". Directors of health Promotion and Education. Diakses 2010-04-15.9. ^abcdefghijWHO (2001)."Water Related Diseases: Leptospirosis". World Health Organization. Diakses 2010-04-15.10. ^Hatta M (Maret 2002). "Detection of IgM to Leptospira Agent with ELISA ang Leptodipstick Method".Jurnal Kedokteran dan Kesehatan FK Universitas Tarumanegara1.11. ^Bovet P (1999). "Factor Assosiated with Clinical Leptospirosis, A Population Based Control Study in Seychelles".American Journal Tropical Medicine and Hygiene: 583590.12. ^abcWidarso HS dan Wilfried (2002). "Kebijaksanaan Departemen Kesehatan dalam Penanggulangan Leptospirosis di Indonesia".Kumpulan Makalah Simposium Leptospirosis, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.13. ^Esen Saban (2004). "Impact of Clinical and Laboratory Findings on Prognosis in Leptospirosis".Swiss Medical Weekly: 347352.14. ^abcdefghijklmnopqrstuvwxyzaaabacadaeafagahWidodo Judarwanto (Agustus 2009).Leptospirosis pada Manusia(PDF) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Allergy Behaviour Clinic, Picky Eaters Clinic (Klinik Kesulitan Makan) Rumah Sakit Bunda. Diakses 2010-04-18.15. ^abcMari Okatini, Rachmadhi Purwana, I Made Djaja (2007 Juni)."Hubungan Faktor Lingkungan dan Karakteristik Individu terhadap Kejadian Penyakit Leptospirosis di Jakarta, 2003-2005."(PDF).Makara, kesehatan. 1 (dalam bahasa Indonesia) (Jakarta)11: 1724. Diakses 2010-04-17.16. ^Farida Dwi Handayani dan Ristiyanto.Rapid assessment Inang Reservoir Leptospirosis di Daerah Pasca Gempa Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.(PDF) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Litbang Departemen Kesehatan. Diakses 2010-04-18.17. ^"Bovine Leptospirosis"(PDF). Texas Agriculture Extension Service. Diakses 2010-04-20.18. ^abA. Ebrahimi, L. Alijani, G R Abdollahpour (June 2003)."Serological Survey of Human Leptospirosis in tribal Areas of West Central Iran"(PDF).IJMS. 2 (dalam bahasa English)28. Diakses 2010-04-17.19. ^abcdefghiStoddard, Robyn; Sean V. Shadomy (2009-07-27)."Other Infectious Diseases Related to Travel: Leptospirosis". Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2010-04-17.20. ^abcdefEldredge, Debra M; Eldredge, Liisa D. Carlson, Delbert G. Carlson, James M. Giffin. "1". In Beth Adelman.Dog owners Home Veterinary Handbook(dalam bahasa English) (ed. 4th). Hoboken: Willey Publishing Inc. hlm.6667, 96.ISBN 978-0-470-06785-7.Pranala Luar[sunting|sunting sumber] (Indonesia)Situs Kalbe: Leptospirosis pada Manusia oleh Widodo Judarwanto (Inggris)Situs CDC: Other Infectious Disease Related to Travel: Leptospirosis. OlehCenters for Disease Control and Prevention(CDC) (Inggris)The Leptospirosis Information Centre (Inggris)World Health Organization (WHO): Leptospirosis