Leprosy.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Dila Larasati130110110173 | B3

LEPROSY\

Diagnosis

Tanda-tanda utama (cardinal signs):1. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa, dapat berbentuk bercak putih (hipopigmentasi) atau kemerahan (eritema) yang mati rasa (anestesi).2. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf akibat peradangan saraf tepi (neuritis perifer) kronis, bisa berupa:a. Gangguan fungsi sensoris: mati rasab. Gangguan fungsi motoris: kelemahan (paresis) atau kelumpuhan (paralisis) ototc. Gangguan fungsi otonom: kulit kering dan retak-retak.3. Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear).Seseorang dinyatakan sebagai penderita kusta bila terdapat satu dari cardinal signs. Apabila hanya ditemukan cardinal sign kedua,perlu dirujuk kepada wasor atau ahli kusta. Jika masih ragu orng tersebut dianggap sebagai penderita yang dicurigai (suspek).

Tanda-tanda tersangka kusta:1. Kulita. Bercak merah atau putih (paling sering ditemukan) dan atau plakat pada kulit, terutama wajah dan telingab. Bercak kurang/mati rasac. Bercak yang tidak gatald. Kulit mengkilap atau kering bersisike. Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambutf. Lepuh tidak nyeri2. Sarafa. Nyeri tekan dan atau spontan pada sarafb. Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerakc. Kelemahan anggota gerak dan atau wajahd. Adanya cacat (deformitas)e. Luka (ulkus) yang sulit sembuh3. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila erdapat keterlibatan saraf tepi.

Jika diagnosis kusta msih belum dapat ditegakkan, tindakan yang dapat dilakukan: Pikirkan kemungkinan penyakit kulit lain (panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo) Pengambilan kerokan jaringan kult Bila tidak ada petugas terlatih dan tidak tersedia sarana pemeriksaan kerokan jaringan kulit, tunggu 3-6 bulan dan periksa kembali adanya tanda utama. Jika ditemukan tanda utama, diagnosis kusta dapat ditegakkan. Bila masih meragukan suspek harus dirujuk.

Tanda-tanda utama dapat tetap ditemukan pada pasien yang sudah sembuh atau release from treatment (RFT). Anamnesis yang teliti perlu dilakukan untuk menghindari pengobatan ulang yang tidak perlu.

Slit Skin Smear

Tujuan

1. Membantu menentukan diagnosi penyakit kusta, terutama pada kasus tersangka (suspect) kusta2. Membantu menentukan klasifikasi penyakit kusta pada pasien baru3. Membantu diagnosis pasien relaps dari pasien yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan4. Membant menilai hasil pengobatan (pemeriksaan dilakukan min. 2 kali, yaitu awal pengobatan dan saat RFT)

Pembacaan

1. Bentuk-bentuk kuman kusta yang dapat ditemukan dalam lapangan mikroskopa. Bentuk utuh (solid)1) Dinding sel tidak putus2) Mengambil zat warna secara merata3) Panjang kuman 4 kali lebarnyab. Bentuk pecah-pecah (fragmented)1) Dinding sel terputus mungkin sebagian atau seluruhnya2) Pengambilan zat warna tidak meratac. Bentuk granular (granulated)Kelihatan seperti titik-titik tersusun garis lurus atau berkelompokd. Bentuk globusBeberapa BTA utuh atau fragmented/granulated mengadakan ikatan atau berkelompok. Kelompok kecil 40-60 BTA. Kelompok besar 200-300 BTA.e. Bentuk clumpsBeberapa bentuk granular membentuk pulau-pulau tersendiri (>500 BTA)

Cara Menghitung BTA dalam Lapangan Mikroskop

a. Indeks Bakteri (IB)Merupakan ukuran semikuantitatif kepadatan BTA dalam sediaan apus. Guna IB untuk membantu menentukan tipe kusta dan menilai hasil pengobatan. Penilaian dilakukan menurut skala logaritma Ridley.

b. Indeks Morfologi (IM)Merupakan persentase basil kusta, bentuk utuh (solid) terhadap seluruh BTA. Sebaiknya dicari lapangan pandang yang tidak ada globus/clumps. Jika tidak ada, ambil lapangan pandang yang paling sedikit mengandung globus/clumps.

IM berguna untuk mengetahui daya penularan kuman juga untuk menilai hasil pengobatan dan membantu menentukan resistensi terhadap obat.

Histopathological Findings

Tuberculoid leprosy On microscopic examination, all sites of involvement have granulomatous lesions closely resembling those found in tuberculosis, and bacilli are almost never found, hence the name paucibacillary leprosy. The presence of granulomas and absence of bacteria reflect strong T-cell immunity.

Lepromatous leprosy Lepromatous lesions contain large aggregates of lipid-laden macrophages (lepra cells), often filled with masses (globi) of acid-fast bacilli. Because of the abundant bacteria, lepromatous leprosy is referred to as multibacillary.

References:Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta2012Robbins & Cotran Pathologic Basis of Disease, 8th Edition1