10

Click here to load reader

Lembaran Kerja Mahasiswa (Lkm) Topik 4 Dan 5(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lkm farmasetika

Citation preview

LEMBARAN KERJA MAHASISWA

FARMASETIKA I

SEMESTER GENAP 2012/2013

FAKULTAS FARMASI

UIVERSITAS ANDALAS Tugas Ke : 2Kelompok : 9Hari : KamisTanggal : 15-05-2014

Dosen : Syofyan, S.S.i, M.Farm, Apt

NoNo. BPNamaTanda Tangan

11211011002Fuji Yasardi

21211012001Febri Rahmadani Yuzar

31211012012Sherly Veronica

41211013049Atika Melati

ANARASI

Kenapa cepat mengendap ?

Industri PT Andalas Farma merancang sediaan suspensi antasid dengan merek Andamag yang berisi aluminimum hidroksida dan magnesium hidroksida . Sebagai formulator (Apoteker) di bagian R&D di Industri tersebut, Andi diminta oleh Manager R&D untuk menyusun formula suspensi Andamag ini. Sebelum merancang formulanya, Andi membaca dulu beberapa literatur terkait sifat fisikokimia zat aktif dan sediaan suspensi agar dalam menyusun formula sediaan dapat diperoleh sediaan suspensi yang baik (memenuhi syarat). Menurut data, zat aktif praktis tidak larut dalam air dan bersifat hidrofil.

Dari data itu, Andi merancang formulanya dan kemudian melakukan trial skala lab. Saat dilakukan evaluasi kualitasnya, ternyata partikelnya cepat mengendap dan lama-lama membentuk cake. Andi lantas berdiskusi dengan managernya. Berikut petikan diskusinya.

Manager: Mungkin ini disebabkan oleh tidak adanya polisorbat 80 dalam formula

anda. Mestinya ini ditambahkan agar proses pembasahan partikel dapat

terjadi dengan baik karena kemungkinan sudut kontaknya besar.

Andi: Tidak pak, zat aktifnya kan bersifat hidrofil, jadi tidak perlu ditambahkan

wetting agent. Menurut saya mungkin karena pengaruh ukuran partikelnya ?

Manager: Memangnya ukuran partikelnya ini terlalu halus. Kamu lupa ya, fenomena

permukaan padatan dalam cairan ini kan cenderung menimbulkan tegangan

permukaan yang tinggi. Jadi polisorbat 80 digunakan untuk maksud itu,

bukan hanya sebagai wetting agent saja!Andi : Ya nanti saya cek dulu Pak. Kalau betul demikian, tentu energi bebas

permukaannya akan besar karena secara termodinamika sediaan ini tidak

stabil.Manager: Ok, saya tunggu hasilnya. Oh ya, sebelum lupa, coba anda pikirkan

bagaimana kalau formula ini dikombinasi lagi dengan simetikon agar

diperoleh sediaan yang lebih optimal efeknya.

Andi: Ok Pak.

Bagaimana anda dapat menjelaskan uraian kerja Andi tadi sehingga dapat ditemukan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan oleh Andi ?

Flokulasi atau deflokulasi?

Sebagai formulator Bagian R&D di PT Andalas Farma, Andi berhasil memperoleh formula Andamag hasil trial skala lab dengan susunan formula sebagai berikut:

Sebelum berhasil diperoleh formula di atas, suspensi membentuk endapan yang agak keras dan sukar didispersikan. Sebagai formulator Andi menduga terjadi deflokulasi dan untuk mengatasinya, Andi memilih bahan tambahan dari polimer yaitu metilselulosa. Polimer ini bersifat sebagai structured vehicles.

Sebelum formula tersebut dicobakan dalam trial skala pilot, Andi kembali berdiskusi dengan manager R&D dan membawa hasil pemeriksaan/evaluasi suspensi tersebut.

Manager: Kenapa bukan metode controlled flocculation yang dipakai?

Andi

: Bisa saja pakai metode ini pak, tapi dengan metode ini hasilnya sudah

cukup baik

Manager: Nilai F dan saya lihat cukup baik?. Oh ya, bagaimana sifat alirannya?

Andi

: Tiksotropik. Jadi, apa formula ini sudah bisa kita lanjutkan ke trial skala

pilot, Pak?

Manager: Tapi, coba cek dulu nilai zeta potensialnya, karena kemungkinan terjadinya

interaksi partikel menurut teori DLVO

Andi

: Siap, Pak

BKEY WORDS

Kenapa cepat mengendap ?

1. Wetting agent

2. Kapan penambahan wetting agent?

3. Yang dapat menurunkan tegangan permukaan

4. Polisorban 80

5. Caking6. Kenapa bisa terjadi caking?Flokulasi atau deflokulasi?

1. Flokulasi

2. Deflokulasi

3. Guna komponen dalam formula

4. Nilai f , b

5. Aliran tiksotropik

6. Zeta potensial

CRESUME

Kenapa cepat mengendap ?

1. OBAT MAAG ATAU ANTASIDA

Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif yang menetralkan asam dilambung. Untuk mengatasi nyeri lambung, antasida mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang berfungsi menetralkan asam lambung. Antasida adalah golongan obat yang digunakan dalam terapi terhadap akibat yang ditimbulkan oleh asam yang diproduksi oleh lambung. Secara alami lambung memproduksi suatu asam yang disebut asam klorida yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein. Asam ini secara alami mengakibatkan kondisi isi perut menjadi asam, yakni antara kisaran PH 2-3.

Lambung, usus dan esophagus sendiri (yang juga terdiri dari protein) dilindungi dari kerja asam melalui beberapa mekanisme. Apabila kadar asam yang dihasilkan oleh lambung terlalu banyak maka mekanisme perlindungan ini tidak terlalu kuat/kurang kuat dalam melindungi lambung, usus dan esophagus terhadap kerja asam lambung mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tersebut dan menghasilkan gejala seperti rasa sakit pada perut dan ulu hati terasa terbakar.

Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi terlalu asam tersebut, selain itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim pepsin yang aktif bekerja pada kondisi asam, enzim ini diketahui juga berperan dalam menimbulkan kerusakan pada organ saluran pencernaan manusia.

Karakteristik Bahan :

1. Aluminium hidroksida Al(OH)3Pemerian : Serbuk amorf dengan beberapa agregat, putih, tidak berasa, tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan alcohol, larut dalam asam mineral dan larutan alkali, suspensi dalam air mempunyai pH tidak lebih dari 10Dosis : 500 1000 mg sekali pakai

2. Magnesium hidroksida Mg(OH)2Pemerian : Serbuk putih, tidak berasa, mengabsorbsi CO2 secara perlahan dari udara

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter, larut dalam asam encerDosis : 500 700 mg sekali pakai

2. POLISORBAT 80

Eksipien yang dapat digunakan untuk meningkatkan laju disolusi adalah surfaktan. Penambahan suatu surfaktan dapat meningkatkan laju disolusi tablet dengan cara menurunkan tegangan permukaan. Salah satu surfaktan yang dapat digunakan adalah polisorbat 80, yang merupakan salah satu surfaktan non-ionik.

Polisorbat 80 merupakan emulgator yang larut dalam air, surfaktan ini bersifat netral, sedikit dipengaruhi elektrolit namun selanjutnya netral terhadap pengaruh kimia. Polisorbat 80 juga sering digunakan dalam sediaan farmasi baik sediaan oral, parenteral, topikal dan secara umum merupakan bahan yang tidak toksik dan tidak mengiritasi.

Beberapa penelitian terdahulu telah menggunakan polisorbat 80 sebagai surfaktan pada pembuatan tablet parasetamol. Hasil penelitian tersebut menunjukkan penambahan polisorbat 80 dalam formulasi tablet parasetamol, dapat meningkatkan laju disolusi parasetamol dan penambahan polisorbat 80 sebanyak 3 % dalam formula menghasilkan tablet yang memiliki laju disolusi paling baik.

Berdasarkan penelitian di atas, polisorbat 80 dapat meningkatkan laju disolusi untuk tablet obat yang kelarutannya buruk, dimana laju disolusi merupakan salah satu komponen yang penting dalam sediaan farmasi dan merupakan bagian dari kontrol kualitas sediaan farmasi. 3. WETTING AGENT

Wetting agent atau material surfaktan terdiri dari molekul polar dan non polar. Molekul polar pada umumnya terdiri dari hidrokarbon yang terdapat di alam dan silikon. Biasanya molekul polar bersifat aromatik dan alifatik. Sedangkan molekul non polar kebanyakan terdiri dari gugus fungsional pada kimia organik yang berikatan dengan oksigen.Pada umumnya proses wetting dilakukan dengan penambahan surfaktan. Surfaktan adalah zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan (antar muka), atau zat yang dapat menaik dan menurunkan tegangan permukaan. Tegangan permukaan adalah gaya dalam dyne yang bekerja pada permukaan sepanjang 1 cm dan dinyatakan dalam dyne/cm, atau energi yang diperlukan untuk memperbesar permukaan atau antarmuka sebesar 1 cm2 dan dinyatakan dalam erg/cm2. Surface tension umumnya terjadi antara gas dan cairan sedangkan Interface tension umumnya terjadi antara cairan dan cairan lainnya atau kadang antara padat dan zat lainnya (namun hal ini belum diteliti). Pada fase cair surfaktan akan mengabsorpsi dalam fase cair-padat dan cair-gas dengan mengecilkan tegangan permukaan.Surfaktan merupakan suatu senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi maupun biokimiawi. Karakteristik utama surfaktan adalah memiliki gugus polar dan non polar pada molekul yang sama. Sifat aktif permukaan yang dimiliki surfaktan diantaranya mampu menurunlcan tegangan permukaan, tegangan antarmuka dan meningkatkan kestabilan sistem emulsi. Hal ini membuat surfaktan banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri sabun, deterjen, produk kosmetika dan produk perawatan diri, farmasi, pangan, cat dan pelapis, kertas, tekstil, pertambangan dan industri perminyakan untuk Enhanced Oil Recovery (EOR).Dalam pembuatan suspensi penggunaan zat pembasah (wetting agent) bertujuan supaya zat yang dapat membuat zat aktif mudah terbasahi oleh air, atau penurunan tegangan antar muka partikel padat dan cairan pembawa.kadang kadang adalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain lain kontaminan. Serbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, walaupun BJnya besar mereka mengambang pada permukaan cairan.Pada serbuk yang halus mudah kemasukan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan di bawah permukaan cairan. Serbuk dengan sudut kontak 90 akan menghasilkan serbuk yang terapung keluar dari cairan. Sedangkan serbuk yang mengambang di bawah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam, menunjukkkan tidak adanya sudut kontak .Tahap kritis dalam pembuatan sediaan suspensi adalah pencanpuran partikel padat kedalam pembawa yaitu pembasahan partikel padat untuk mendapatkan dispersi yang stabil. Surfaktan dan humektan adalah contoh zat pembasah. Zat pembasah yang sering digunakan dalam pembuatan suspensi adalah air, alkohol, gliserin.

Zat-zat hidrofilik (sukar pelarut) dapat dibasahi dengan mudah oleh air atau cairan-cairan polar lainnya sehingga dapat meningkatkan viskositas suspensi-suspensi air dengan besar. Sedangkan zat-zat hidrofobik (tidak sukar pelarut) menolak air, tetapi dapat dibasahi oleh cairan-cairan nonpolar. Zat pada hidrofilik biasanya dapat digabung menjadi suspensi tanpa zat pembasah. Serbuk hidrofob contohnya sulfur, carbo adsorben, Magnesii Stearat, dan serbuk hidropofil contohnya toluen, Zincy Oxydi, Magnesii Carbonas. Gliserin dapat berguna di dalam penggerusan zat yang tidak larut karena akan memindahkan udara diantara partikel partikel hingga bila ditambahkan air dapat menembus dan membasahi partikel karena lapisan gliserin pada permukaan partikel mudah campur dengan air. Maka itu pendispersian partikel dilakukan dengan menggerus dulu partikel dengan gliserin, propilenglikol, koloid gom baru diencerkan dengan air4. CAKING

Hampir semua sistem suspensi memisah pada pendiaman, oleh karena itu yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan suspensi bukanlah untuk mengeliminasi pemisahan, tetapi untuk menahan laju pemindahan dan memberikan kemampuan tersuspensi kembali dengan mudah dari tiap partikel kecil yang diendapkan. Suspensi adalah sistem yang secara termodinamik tidak stabil, bila tidak dikocok dalam waktu yang lama, partikel-partikel mengalami agregasi, penghendapan kadang-kadang caking.

Suspensi yang baik harus tetap homogen secukupnya, paling tidak selama waktu yang dibutuhkan untuk menuang dan pemberian dosis setelah wadahnya dikocok, tiga hal yang paling penting dalam pembuatan bentuk sediaan suspensi, yaitu memastikan bahwa partikel benar-benar terdispersi dengan baik dalam cairan, meminimalkan pengendapan dari partikel yang terdispersi, dan mencegah terjadinya caking dari partikel-partikel ini ketika terjadi pengendapan.

Caking didefinisikan sebagai pembentukan sedimen (endapan) yang tidak dapat terdispersi kembali dalam suatu sistem suspensi. Penyebab utama terjadinya peristiwa caking adalah pembentukan jembatan kristal dan agregat tertutup (koagula).

Caking merupakan salah satu masalah yang sangat sulit yang harus diatasi pada saat formulasi suspensi. Caking tidak dapat diatasi hanya dengan pengecilan ukuran partikel dan peningkatan viskositas medium. Caking dapat diatasi dengan flokulasi, yaitu apabila partikel bergabung dengan ikatan yang lemah dan longgar. Partikel yang terflokulasi cepat mengendap, membentuk volume endapan yang besar tetapi mudah diredispersi.

DREFERENSI

Doymus, kemal. 2007. The effect of Ionic Electrolytes and pH on the Zeta Potential of Fine Coal Particles. Department of Chemistry Education, k. K. Education Faculty, AtatUrk University, 25240 Erzurum-Turkey. Goel, achhrish. 2013. Stabilization of Antacid Formulation without Sorbitol. Grd institute of management and technology dehradun, India. Volume 3 issue 1.

Gunawi, Ratih Hapsari, dkk. Peningkatan Laju Disolusi Tablet Piroksikam menggunakan Polisorbat 80. Acta Pharmaciae Indonesia. 1(1) 8-15.

M, bojan dkk. 2007. Optimisation Method Used for Aluminium Based Antacid Preparation. Reasearch And Development Institute, Galenika A.D, Zemun-Belgrade, Serbia. 13 (2) 60-67

Patel, Rajesh m. 2010. Parenteral Suspension: An Overview. Department of Pharmaceutics and Pharmaceutical Biotechnology, S.K.Patel College of Pharmaceutical Education & Research, Ganpat University. Vol 2, issue 3.

Sushma, gedar dkk. 2013. Advancements and Patents in Pharmaceutical Suspension Technologies. Department of Pharmaceutic Seth G.L. Bihani S.D College of Technical Education, Sri Ganganagar, Rajhastan. Volume 1 (4)