29
TUGAS PRESENTASI KASUS KISTA OVARIUM Tutor: dr. Yuli Trisetiyono Sp. OG Disusun Oleh : Andika Khalifah Ardi D.A G1A009029 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN

Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obsgyn

Citation preview

Page 1: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

TUGAS PRESENTASI KASUS

KISTA OVARIUM

Tutor:

dr. Yuli Trisetiyono Sp. OG

Disusun Oleh :Andika Khalifah Ardi D.A

G1A009029

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2012

Page 2: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

Telah dipresentasikan dan disahkan presentasi kasus dengan judul:

“Kista Ovarium”

Disusun Oleh :Andika Khalifah Ardi D.A

G1A009029

Pada tanggal Desember 2012

Pembimbing

Page 3: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

LEMBAR STATUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Kariah

Umur : 56 tahun ( 31-12-1955)

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Janda

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh tani

Suku : Jawa

Alamat : Karangsari RT 01 RW 01 Kec. Kawunganten Kab. Cilacap

SUBYEKTIF

A. Keluhan Utama

Benjolan di perut bawah

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan benjolan di perut sejak satu tahun yang lalu disertai

dengan perasaan perut penuh di perut. Benjolan dirasakan semakin

membesar seperti orang hamil. Tidak ada keluhan BAB dan BAK. Riwayat

perdarahan disangkal dan riwayat keputihan disangkal. Pasien juga

mengeluhkan badan semakin kurus.

C. Riwayat mens : teratur dan menopause pada umur 48 tahun.

D. Riwayat Obsetrik

G12P10A2, sectio caesaria (-), kuretase (-), KB (-)

Anak 1 : perempuan lahir aterm di dukun desa

Anak 2 : perempuan lahir aterm di dukun desa

Anak 3 : laki laki lahir aterm di dukun desa

Anak 4 : perempuan lahir aterm di dukun desa

Anak 5 : laki laki lahir aterm di dukun desa

Anak 6 : laki laki lahir aterm di dukun desa

Anak 7 : laki laki lahir aterm di dukun desa

Page 4: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

E. Riwayat Pernikahan

Menikah satu kali pada umur 18 tahun. Suami meninggal 3 tahun yang lalu.

F. Riwayat Penyakit Dahulu

Hipertensi (+), diabetes melitus (-), asma (-), kelainan jantung (-).

G. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa.

H. Riwayat Sosial-ekonomi

Pasien ada kebiasaan minum obat warung saat pusing, dan suka makanan

gorengan.

OBYEKTIF

A. PEMERIKSAAN FISIK :

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Vital sign

a. Tensi : 200/100

b. Nadi : 82 x/menit

c. Respirasi : 20 x/menit

d. Suhu : 36,7 0C

e. TB : 151 cm

f. BB : 53,5 kg

4. Kepala

Venetaksi Temporal (-)

Simetris

a. Rambut : normal

b. Mata : Konjungtiva palpebrae anemis (-) / (-)

Sklera ikterik (-) / (-)

Tidak ada tanda peradangan/benjolan

Eksoftalmus (-)

Gerakan bola mata baik.

c. Telinga : Lubang bersih

Serumen normal

Page 5: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

Cairan (-)

d. Hidung : Nafas cuping hidung (-), discharge (-), Epistaksis (-),

Rhinitis (-), Trauma (-), Nyeri (-), bau nafas (-).

e. Mulut : Sianosis (-), Gusi tidak ada ulserasi, Selaput tidak berbusa,

Lidah hiperemis, Stomatitis (-), tidak ada benjolan di daerah faring,

trismus (-), tonsil normal.

5. Leher

Nyeri tenggorok (-), perubahan suara (laryngitis) (-), Benjolan (-), JVP (-)

a. Trakhea : tidak ada deviasi

b. Tiroid : tidak ada pembesaran

6. Thorax

Inspeksi : dinding dada simetris, sikatrik (-), kongesti vena (-),

barrel chest (-), pigeon chest (-).

Palpasi : nodul (-), nyeri (-), VF (simetris),

Perkusi : batas jantung normal, Lapang paru sonor, peranjakan paru

/batas pulmo hepar normal.

Auskultasi :

a. Cor : S1 > S2 Reguler, Mur-mur (-), Gallop (-)

b. Pulmo : SD Vesikuler +/+, RH -/-, Wheezing -/-

7. Abdomen

Defans muskular (-), undulasi (-), pekak alih/sisi (-).

Inspeksi : Cembung

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Pekak daerah massa di regio epigastrica, umbilikalis,

lumbalis dan suprapubik.

Palpasi : masa mobile, kistik (2 jari dibawah xyphoideus), supel

8. Punggung

Sikatrik (-), massa (-).

Vertebrae : Skoliosis (-), lordosis (-).

Ginjal : nyeri ketok (-)

9. Gen. Externa

PPV (-), FA (-).

Page 6: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

10. Limfonodi

a. Submandibula : -

b. Supraklavikula : -

c. Lipat paha : -

d. Leher : -

e. Ketiak : -

11. Ekstremitas

Oedem dan sianosis ekstremitas superior (-).

Oedem dan sianosis ekstremitas inferior (-).

12. Pem. Reflex

Motorik dekstra dan sinistra baik penilaian 5.

13. S. Neurologis

E4 M6 V5.

14. Turgor kulit

kembali 1 detik.

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Hb : 9,5 ↓

b. Ht : 29 ↓

c. Leukosit : 4320 ↓

d. Limfosit : 5,3 ↓

e. SGOT : 91 ↑

f. Na+ : 128 ↓

g. K+ : 2,9 ↓

h. Cl- : 83 ↓

i. Ca2+ : 7,4 ↓

2. Pemeriksaan USG

Terdapat massa hipokoik diameter 11x16 cm

Page 7: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

Diagnosis : D17.5 Benign Lipomatous Neoplasm of Intra-Abdominal

Organs.

3. Pemeriksaan Rontgen Thoraks

Cor: CTR < 50%, bentuk dan letak jantung normal

Pulmo:

a. Corakan vaskuler merapat

b. Tak tampak bercak dan nodul pada kedua lapangan paru

Hemidiafragma kanan setinggi costae 8 posterior/

Sinus costrofrenicus kanan kiri lancip

Kesan: Cor tak membesar, tak tampak metastase kelainan pada pulmo dan

tulang yang terlihat.

ASSESMENT

A. Diagnosis Klinis : Kista Ovarium

B. Diagnosis Banding :

1.Inflamasi Pelvis (PID)

2.Endometriosisi

3.Kehamilan Ektopik

4.Kanker Ovarium

PLANNING

A. Terapi :

1. Terapi non farmakologi

2. Terapi farmakologi

a. Lasix 3x1

b. Ceftriaxon 2x1

c. Kakek 3x500

d. Vit B6 1x1

B. Monitoring

c. Keadaan umum

Page 8: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

d. Berat badan

e. Vital sign

f. Diet

g. Besar Kista

C. Edukasi

Hindari faktor resiko

D. Prognosis

Baik

Page 9: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

I. PENDAHULUAN

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.

Berlokasi di fossa ovarica pada dinding lateral pelvis, disamping uterus (Moore,

2002). Fungsi ovarium adalah untuk menghasilkan sel telur dan hormon wanita.

Setiap bulan, sel telur dikeluarkan dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke

uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari estrogen dan progesterone.

Hormon- hormon ini mempengaruhi perkembangan payudara wanita, bentuk

tubuh dan rambut. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan

kehamilan (Guyton, 2008).

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terdapat pada ovarium.

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena

adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki

sifat yang jinak (80-84%). Sekarang ini semakin sering ditemukan kista ovarium

pada seorang wanita dikarenakan pemeriksaan fisik dan semakin majunya

tekhnologi.

Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala yang nyata, namun

sebagian lagi menimbulkan masalah seperti rasa sakit dan pendarahan. Bahkan

kista ovarium yang malignan tidak menimbulkan gejala pada stadium awal,

sehingga sering ditemukan dalam stadium yang lanjut (Price, 2006).

Komplikasi yang paling sering dan paling serius pada kista ovarium yang

terjadi dalam kehamilan adalah peristiwa torsio atau terpuntir. Penatalaksanaan

kista ovarium sebagian besar memerlukan pembedahan untuk mengangkat kista

tersebut di atas. Penanganannya melibatkan keputusan yang sukar dan dapat

mempengaruhi status hormonal dan fertilitas seorang wanita (Sylvia, 2006).

Page 10: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air yang tumbuh

pada ovarium. Kista termasuk tumor jinak yang dapat berisi udara, cairan

kental, maupun nanah. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan

normal disekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Jumlah diagnosa kista ovarium meningkat seiring dengan pemeriksaan fisik

dan penggunaan ultrasound (USG) secara luas (Errol, 2001).

B. Etiologi dan Predisposisi

Sampai sekarang penyebab kista ovarium belum diketahui jelasnya, namun

beberapa sumber mengatakan bahwa penyebab terjadi kista ovarium yaitu

terjadinya gangguan pembentukan hormone pada hipotalamus, hipofise atau

indung telur itu sendiri. Kista indung telur timbul dari folikel yang tidak

berfungsi selama siklus menstruasi. Kista folikuler secara tipikal kecil dan

timbul dari folikel yang tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu

banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi folikel

stimulation hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) normalnya ditemui

saat menopause berdiameter 1-10 cm ( folikel normal berukuran maksimum

2,5 cm); berasal dari foloikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau

gagal meresorpsi cairan. Dapat multiple dan bilateral. Biasanya asimptomatik

(Cunningham, 2004) .

Page 11: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

Faktor resiko terjadinya kista ovarium :

1. Konsumsi makanan tinggi lemak

2. Zat tambahan pada makanan

3. Kurang olahraga

4. Merokok dan konsumsi alkohol

5. Menstruasi dini

6. Menstruasi tidak teratur

7. Riwayat kista ovarium sebelumnya

8. Meningkatnya distribusi lemak tubuh

9. Hipotiroid

10. Genetik (Cunningham, 2004)

Klasifikasi Kista ovarium :

a. Kista fungsional

1. Kista Folikuler

Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada

saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH. Pengeluaran hormone ini

diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan

lancer, sel telur akan dilepaskan dan mulai perjalanannya ke saluran

telur (tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika

lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi ovulasi tidak dimulai, sehingga

folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur, bahkan folikel tumbuh

terus hingga menjadi sebuah kista. Kista folikuler ini biasanya tidak

berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan

sendirinya antar 2-3 siklus haid (Jong, 2005).

Page 12: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

2. Kista korpus luteum

Lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain

dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan

hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai

persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut

korpus luteum. Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang

keluarnya tertutup dan jaringan –jaringan mengumpul didalamnya,

menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista

ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, tetapi

kista ini dapat tumbuh hingga 10 cm dan berpotensi untuk berdarah

dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri

panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan

menyebabkan perdarahan internal dan nyeri ttajam yang tiba-tiba

(Jong, 2005).

b. Kista Dermoid

Kista ovarium yang berisi beberapa jenis jaringan misalnya rambut, kuku,

kulit, gigi dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan

mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya keri

ng dan tidak menimbulkan gejala, atetapi dapat menjadi besar dan

menimbulkan nyeri (Jong, 2005).

c. Kista Endometriosis

Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan

selaput dinding rahim yang tumbuh diluar rahim) menempel di ovarium da

berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagi kista coklat

Page 13: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

endometirosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini

berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri

haid dan nyeri senggama (Jong, 2005).

d. Kistadenoma

Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium

biasanya bersifat jinak, kistadenoma dapat tumbuh menjadi besar dan

mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri (Jong, 2005).

e. Polikistik Ovarium

Ovairum berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel

yang menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit

sindrom polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal,

terutama hormone androgen yang berlebihan. Kista ni membuat ovarium

membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi

terjadi ovulasi, sehingga sering menimbulkan maslaah infertilitas (Jong,

2005).

C. Patofisiologi

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone

dan kegagalah pembentukan salah satu hormone tersebut bias mempengaruhi

fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh

wanita tidak menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat

(Guyton, 2008).

Fungsi ovarium yang abnormal kadang kadang menyebabkan

penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium.

Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur,

Page 14: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista

dalam ovarium(Cunningham, 2004).

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil

yang disebut sebagai folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel

dominan dengan diameter lebih dari 2, 8 cm akan melepaskan oosit matang.

Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang

memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah (Cunningham,

2004)

Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan

mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi

fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual

akan mengecil selama kehamilan.

Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista

fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa kista folikuler dan luteal yang

kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi

oleh gonadotropoin, termasuk FSH dan HCG (Dechemey, 1994).

Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulai

gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista

folikel dan luteal, kelainana yang tidak berbahya ini berasal dari folikel de

graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup

kembali (Dechemey, 1994).

Kista demikian seringnya adalah multiple dan timbul langsung

dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil dengan

diameter 1-0 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya

Page 15: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

penimbunan airan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga

teraba massa dan menimbulkan sakit apada daerah pelvis (Dechemey, 1994).

D. Penegakkan diagnosis

a. Anamnesis

1) Perut terasa penuh, berat, kembung

2) Konstipasi dan poliureia

3) Haid tidak teratur

4) Nyeri pada saat coitus

5) Mual, muntah, gelembung dan gangguan nafsu makan

Page 16: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

b. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : perut mebesar seperti orang hamil

Palpasi :

1) Teraba massa di abdomen

2) Kadang nyeri pada perabaan

3) Masa bias dibedakan dengan uterus

4) Konsistensinya kistik

c. Pemeriksaan Penunjang

1) USG

Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai strutuktur kistik yang

bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat lusen dengan dinding

dinding yang tipis/tegas dan di tepi belakang kista namnppak

bayangan opak yang leibh putih dari dinindng depannya.

2) Laparoskopi

Dengan laparoskopi dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan

dari kista atau mengambil bahan kista untuk biopsy.

3) Biopsi

Untuk menentukan jenis kista ovarium.

4) CT-Scan

5) Tumor Marker pada pemeriksaan darah

d. Diagnosis banding

1) Inflamasi Pelvis (PID)

2) Endometriosis

3) Kehamilan Ektopik

Page 17: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

4) Kanker Ovarium

E. Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

1. Penggunaan kontrasepsi oral untuk mengecilkan ukuran kista dan

mengurangi peluang pertumbuhan kista

2. Pembedahan, jika kista besar (diameter >5cm), padat, tumbuh atau

tetap selama 2-3 siklus haid. atau kista yang berbentuk ireguler,

menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat, maka kista dapat

dihilangkan dengan pembedahan.

Pembedahan dimulai dengan teknik pembedahan atau operasi yang

dilakukan dengan membuat lubang kecil 3 buah (diameter 5-10mm).

satu lubang digunakan untuk memasukkan kamera, dua lubang yang

lain untuk peralatan bedah yang digunakan dalam pengangkatan kista

ovarium.

b. Non Medikamentosa

HIndari factor resiko

F. Prognosis

Prognosis untuk baik jinak baik. Namun untuk kista yang dapat

berkembang untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun

(“5 Years survival rate”) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira

20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60 70% ditemukan dalm keadaan

stadium lanjut (Mansjoer, 2000).

Page 18: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

G. Komplikasi

1. Perdarahan intra abdomen

2. Asites

3. Peritonitis

4. Gangguan BAB dan BAK

5. Sesak nafas

Page 19: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

III. KESIMPULAN

1. Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Ny.

Kariah didiagnosis mengalami kista ovarium

2. Kista ovarium adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air

yang tumbuh pada ovarium. Kista termasuk tumor jinak yang dapat berisi

udara, cairan kental, maupun nanah.

3. Penatalaksanaan yang diberikan pada kasus kista ovarium adalah

pemberian kontrasepsi oral dan pembedahan.

Page 20: Lembar Status Obsgyn (Kista Ovarii)

IV. DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7.

DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 1994. p. 744-51.

Errol R, John O. Obsetrics and Gynecologist at a Glance. Oxford : Blackwell Science Ltd

Guyton, 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi.11. Jakarta ; EGC.

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000. p. 388-9.

Moore, Keith L. And Anne M.R. Agur. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates

Price and Wilson, 2006. Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit Ed.6 . Jakarta ; EGC.

Snell Richard S. 2006. Anatomi Klinik unutk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC.

Syamsjuhidayat & Wim de jong, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.