Upload
vodan
View
220
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LEMBAR FAKTA
ORANG MUDA DAN HIV DI INDONESIA
Hubungan seks pranikah: 1,3% usia 15-19 dan 1,4% usia 20-24 remaja perempuan. 4% usia 15-19 dan 11% usia 20-24 remaja laki-laki*
Alasan remaja perempuan berhubungan
seks:
38% terjadi begitu saja; 21% dipaksa
pasangan; 7% ingin tahu dan akan segera
menikah; 4% dipengaruhi teman*
Dari remaja yang berhubungan seks 1 th terakhir :
3.1% - 11% siswa SLTA di 6 kota.
0% - 1,9% dengan PS; 0.8% - 3,2% seks anal (hubungan seksual berisiko).
Jumlah rata-rata pasangan seks: 1,6 – 2,7 orang (pasangan ganda).
Penggunaan kondom rendah: 3% - 18%**
Terkait napza: 15% - 27% penah mabuk, 2,2% 12,8% pernah menggunakan narkoba; 0,0% - 0,5% pernah menyuntikkan narkoba Debut penggunaan narkoba: setengahnya sebelum masuk SLTA**
Bagaimana situasi kerentanan orang muda terhadap HIV?
Jumlah kasus HIV dan AIDS kumulatif sampai dengan tahun 2011 yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan adalah 21.031 kasus HIV dan 4.162 kasus AIDS. Secara konsisten jumlah kasus AIDS tertinggi terjadi pada kelompok usia 20-29 tahun (usia produktif) yang mengindikasikan mereka terinfeksi HIV 3-10 tahun sebelumnya (orang muda).
Sekitar sepertiga dari Penasun, WPS, LSL dan waria berusia antara 15-24 tahun. (Sumber:
KPAN & UNICEF, 2011)
Debut perilaku berisiko dilakukan pada usia di bawah 25 tahun: 93% LSL, 83% Penasun, 83% waria, 53% WPS. (Sumber: KPAN & UNICEF,
2011)
Siapakah orang muda? Orang muda adalah mereka yang berusia 15-24 tahun. Menurut sensus penduduk tahun 2010 (BPS) jumlah penduduk usia 15 - 24 tahun adalah 40,77 juta atau 17 % dari total penduduk Indonesia (237,6 juta jiwa).
Bagaimana pengelompokkan orang muda terkait kerentanannya terhadap HIV? Orang muda rentan
Semua orang muda, pada umumnya rentan terinfeksi HIV. Kerentanan terjadi karena ren-dahnya pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari in-feksi HIV, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan serta adanya norma sosial dan bu-daya yang menstigma dan mendiskriminasi.
Orang muda berisiko
Orang muda yang berisiko tinggi terinfeksi HIV antara lain adalah orang muda yang melakukan hubungan seks berisiko tanpa kon-dom, pengguna napza suntik dengan jarum tidak steril, pekerja seks, pelanggan pekerja seks dan pasangannya, waria pekerja seks, lelaki yang seks dengan laki-laki lainnya.
*(sumber : SKRRI-BPS & Kemkes, 2007)
** (sumber: SSp-BPS & Kemkes, 2007, 2008)
Pengetahuan komprehensif HIV apa yang yarus dimiliki orang muda?
Sesuai dengan indikator MDGs (Millenium Development Goals), pengetahuan komprehensif tentang HIV-AIDS didasarkan pada kemampuan menjawab 5 pertanyaan dengan benar, yaitu tahu bahwa (1) Menggunakan kondom dapat mencegah penularan HIV; (2) Setia dengan satu pasangan seks dapat mencegah penularan HIV; (3) Menggunakan alat makan bersama tidak menularkan HIV; (4) Gigitan nyamuk tidak menularkan HIV, dan (5) Tidak bisa mengenali ODHA hanya dengan melihat saja.
Fakta :
Proporsi remaja pada penelitian berbasis
populasi umum, yang memiliki pengetahuan
komprehensif mengenai HIV dan AIDS secara
konsisten menunjukkan hasil yang rendah (di
bawah 20%). Sedangkan proporsi remaja
pada populasi kunci yang memiliki
pengetahuan komprehensif mengenai HIV
dan AIDS relatif lebih tinggi tetapi tidak lebih
dari 50% (Sumber: Kemkes & BPS, SKRRI
2007; STBP, 2007 & 2009).
Fakta: Kajian evaluasi terhadap PKPR (Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja – Kemkes) menun-
jukkan tidak ada remaja “risiko tinggi” (anak
jalanan, tukang minta2, anak yang dilacur-
kan, anak di lokasi “buruk”) pernah
mendengar PKPR. Kajian evaluasi terhadap
jumlah remaja yang mengakses klinik PKBI
hanya sekitar 10% dari total pasien yang
mengunjungi Klinik PKBI.
Bagaimana akses orang muda terhadap layanan kesehatan?
Sekalipun masih terbatas, layanan kesehatan ramah remaja sudah disediakan oleh pemerintah melalui PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) yang berpusat di Puskesmas. PKPR merupakan tempat untuk remaja bisa berkonsultasi dan memeriksakan kesehatan terutama terkait dengan kebersihan personal dan kesehatan reproduksi remaja, PKPR juga pintu utama untuk merujuk orang muda mengakses layanan IMS dan HIV serta layanan kesehatan lainnya.
Selain itu LSM seperti PKBI juga sudah menyediakan layanan ramah remaja sebagai alternatif tempat selain PKPR untuk bisa diakses oleh orang muda.
Kegiatan Sektor terkait Penyebarluasan informasi Kemkes, Kemdikbud, Kemag, Kemsos, Kemdagri, BKKBN,
LSM, organisasi keagamaan. Program remaja Kemkes, Kemsos, BKKBN, LSM.
Pemberian layanan kesehatan Kemkes, LSM, organisasi masyarakat.
Informasi strategis (pemetaan & Monev)
Kemkes, BPS, LSM.
Bagaimana peran sektor dalam penanggulangan HIV dan AIDS pada orang muda ?
ORANG MUDA DAN HIV DI INDONESIA
Bagaimana gambaran penanggulangan HIV dan AIDS pada orang muda? Kebijakan Perpres no. 5/2010 mengenai RPJMN 2010-2014 yang mengambil target-target MDGs dan menjadikan indikator terkait HIV sebagai bagian dari apa yang harus dicapai pada akhir tahun 2014. Inpres no. 3/2010 mengenai percepatan pencapaian MDGs, dengan indikator target sebagai beri-kut:
Sumber: Subdit AIDS, Kemkes
Permenko Kesra no 8/2010 tentang SRAN 2010-2014 yang memuat strategi pencegahan HIV pada orang muda berisiko. SKB 5 Menteri untuk peningkatan pengetahuan komprehensif penduduk muda tentang HIV dan AIDS (dalam proses) (Kemkes, Kemdikbud, Kemag, Kemsos, Kemdagri).
Indikator target MDGs Capaian
Maret 2012
Target Inpres 3/2010 pada tahun 2011
Target RPJMN
2014
Prevalensi HIV 0,2 % ˂0.5 % ˂0,5
Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko
30 % 35 % (Pr) 20 % (Lk)
65 %
% remaja usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS
11,6 %* 70 % 95 %
% ODHA yang mendapatkan akses pengobatan ART
55,4%* 70 % 100 %
Jumlah Kab/Kota upaya pencegahan 278 K/K* 60 %
Jumlah orang mengikuti VCT 315.045* 400.000
ORANG MUDA DAN HIV DI INDONESIA
Program Non Pemerintah
LSM seperti PKBI, YCAB, YPI, ARI yang
memberikan Informasi, edukasi dan
layanan konseling dan medis yang
ramah remaja, melakukan penjangkauan
dan pendampingan orang muda berisiko,
melakukan Advokasi remaja untuk isu
HIV dan kesehatan reproduksi remaja
Lembaga Internasional seperti UNESCO,
UNICEF, UNFPA dan WPF yang salah
satunya mengembangkan kurikulum
kespro dan HIV di pendidikan formal.
PROGRAM PEMERINTAH UNTUK ORANG MUDA
Kemkes melalui Subdit Anak Usia Remaja memiliki program PKPR dan UKS dengan kelompok sasaran anak dan remaja usia sekolah, Promosi Kesehatan sedang melaksanakan program “Aku Bangga Aku Tahu” dengan kelompok sasaran yang lebih variatif, baik sekolah maupun luar sekolah, Balitbangkes melakukan berbagai kajian dan survei terkait orang muda termasuk SKRRI dan studi tentang PKPR.
Kemdikbud telah mengintegrasikan
materi Kesehatan reproduksi remaja dan AIDS pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006; Strategi Penanggulangan AIDS. AIDS Sektor Pendidikan (2004, diluncurkan kembali 2007). Kelompok sasaran adalah orang muda di sekolah mulai dari tingkat menengah pertama sampai pendidikan tinggi.
Kemag selain mengintegrasikan materi HIV dalam kurikulum pada pendidikan agama, juga melakukan penyuluhan untuk tokoh agama dan guru agama untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi terkait HIV.
Kemnakertrans melaksanakan program
PBPTS (Percepatan Penghapusan Bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak – termasuk pelacuran anak dan anak yang terlibat perdagangan narkoba, dan PKH (Penarikan Pekerja Anak).
Kemsos dengan PKSA (Program Kesejahteraan Sosial Anak) dan PKSR (Program Kesejahteraan Sosial Remaja), dukungan dana untuk ADHA (Anak dengan HIV dan AIDS), juga koordinasi untuk rehabilitasi ketergantungan obat dengan pendekatan sosial.
BKKBN mengembangkan program PIK KRR (Pusta Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) dan GenRe (Generasi Berencana) untuk meningkatan pengetahuan dan memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi dengan kelompok sasaran orang muda di sekolah dan luar sekolah.
Sekretariat KPA Nasional
Menara Topas, lt.9, Jl.MH Thamrin Kav.9, Jakarta 10350
Telpon: 021 3901758 | Fax : 021 350 2665