21
Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3426 SESI III/7 Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia NI KETUT RASMINI * MADE GEDE WIRAKUSUMA NI WAYAN YUNIASIH Universitas Udayana Abstract: Suchman (1995) defines legitimacy as “a generalised perception or assumption that the actions of an entity are desirable, proper or appropriate within some socially constructed systems of norms, values, beliefs and definitions.” Legitimacy is achieved when organisations adopt proper organisational structures and practices that comply with social norms or values (Meyer and Rowan, 1991). Stakeholders are affected by the change in business activities, as well as the changes in ownership structure. This information is one of an essential element for investors to determine the value and risks of the investment, because if the ownership is highly concentrated, the majority could expropriate the minority shareholders. The market will legitimate that information by holding or selling the shares of those companies, and the price of the shares in capital market would be changed. The owenership structure in Indonesia tend to be concentrated. Research on the relationship of ownership structure and firm value has been made but not yet distinguish between the immediate ownership and ultimate ownership. This study investigate the effect of ownership structure on the share price as a proxy of the legitimation of investors, using all companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2010. There are 163 observations that meet the purposive criteria. We using cut-off point of 30 percent control rights to test those effects. The results showed that the type of ownership have no effect on share price, the level of ownership have positive effect on share price, family ownership, high-low ownership have negative effect on share price. This evidence indicated that investors did not use the ownership structure in their decision judgments. Investors tend to legitimate the shares from the majority holder, but if the ownership more than average majority holder 63.04%, seemed investor less legitimate, as well as the family ownership. From the sensitivity test showed investor more legitimate the government ownership than non government ownership. Keywords: Immediate Ownership, Ultimate Ownership, Market Price, Legitimacy Theory * Corresponding author: [email protected]

Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3426

SESI III/7

Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

NI KETUT RASMINI*

MADE GEDE WIRAKUSUMA

NI WAYAN YUNIASIH

Universitas Udayana

Abstract: Suchman (1995) defines legitimacy as “a generalised perception or assumption that the

actions of an entity are desirable, proper or appropriate within some socially constructed systems of

norms, values, beliefs and definitions.” Legitimacy is achieved when organisations adopt proper

organisational structures and practices that comply with social norms or values (Meyer and Rowan,

1991). Stakeholders are affected by the change in business activities, as well as the changes in

ownership structure. This information is one of an essential element for investors to determine the

value and risks of the investment, because if the ownership is highly concentrated, the majority could

expropriate the minority shareholders. The market will legitimate that information by holding or

selling the shares of those companies, and the price of the shares in capital market would be changed.

The owenership structure in Indonesia tend to be concentrated. Research on the relationship of

ownership structure and firm value has been made but not yet distinguish between the immediate

ownership and ultimate ownership. This study investigate the effect of ownership structure on the

share price as a proxy of the legitimation of investors, using all companies listed on the Indonesia

Stock Exchange during the period 2008-2010. There are 163 observations that meet the purposive

criteria. We using cut-off point of 30 percent control rights to test those effects.

The results showed that the type of ownership have no effect on share price, the level of

ownership have positive effect on share price, family ownership, high-low ownership have negative

effect on share price. This evidence indicated that investors did not use the ownership structure in

their decision judgments. Investors tend to legitimate the shares from the majority holder, but if the

ownership more than average majority holder 63.04%, seemed investor less legitimate, as well as the

family ownership. From the sensitivity test showed investor more legitimate the government

ownership than non government ownership.

Keywords: Immediate Ownership, Ultimate Ownership, Market Price, Legitimacy Theory

* Corresponding author: [email protected]

Page 2: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3427

SESI III/7

PENDAHULUAN

Teori legitimasi (Legitimacy Theory) menyatakan bahwa organisasi akan berusaha

meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-norma

masyarakat dimana mereka berada. Legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi

atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan

yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi

yang dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995). Legitimasi akan tercapai ketika suatu

organisasi mengadopsi struktur organisasi dan praktik organisasi yang sesuai dengan norma

ataupun nilai-nilai sosial (Meyer dan Rowan, 1977). Para pemangku kepentingan khususnya

investor akan dapat terkena dampak dari perubahan aktivitas yang terjadi dalam suatu

organisasi, seperti adanya perubahan struktur kepemilikan. Informasi tentang struktur

kepemilikan perusahaan merupakan salah satu informasi penting bagi investor dalam

mempertimbangkan nilai dan risiko investasinya. Legitimasi pasar atas struktur kepemilikan

suatu perusahaan akan dapat terefleksi dari harga saham, karena harga yang terbentuk

merupakan refleksi kepercayaan pasar.

Beberapa kasus perubahan struktur kepemilikan yang banyak menjadi perhatian publik

misalnya privatisasi BUMN, seperti privatisasi PT. Indosat Tbk. dan PT Telekomunikasi

Seluler (Telkomsel) pada tahun 2004 menyebabkan beralihnya struktur kepemilikan dari

pemerintah kepada swasta. Sesuai persetujuan DPR RI 35 persen saham Telkomsel dibeli

oleh Singapore Telecom (Singtel), dan 41,94% saham Indosat dibeli oleh Singapore

Technologies Telemedia (STT). Kenyataannya kedua perusahaan tersebut merupakan

perusahaan yang berada dalam satu perusahaan induk Temasek Holding Group Ltd,

Singapura. Dengan kata lain perusahaan Singapura ini memegang lebih dari sepertiga saham

perusahaan, sehingga secara otomatis hak kontrol berada di tangan mereka. Temasek sebagai

pemegang saham mayoritas akan berhak menentukan berbagai kebijakan strategis

Page 3: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3428

SESI III/7

perusahaan, misalnya kebijakan deviden, penggunaan sumberdaya, investasi dan lain

sebagainya. Kondisi monopoli pasar ini tentunya bukan kondisi yang diinginkan oleh

masyarakat karena dapat merusak iklim bisnis di Indonesia.

Struktur kepemilikan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu struktur

kepemilikan terkonsentrasi dan tersebar. Struktur kepemilikan perusahaan di negara Asia

Timur dan Eropa Timur umumnya terkonsentrasi pada pemilik tertentu, sedangkan di

Amerika Serikat dan Inggris umumnya tersebar (La Porta et al., 1999; Claessens et al., 2000;

Faccio dan Lang, 2002). Pemegang saham pada struktur kepemilikan terkosentrasi dapat

dikelompokkan sebagai pemegang saham mayoritas dan minoritas. Pemegang saham

mayoritas dapat meningkatkan kepemilikannya melalui struktur kepemilikan piramida,

kepemilikan silang dan/atau terlibat dalam manajemen perusahaan. Peningkatan kepemilikan

menyebabkan meningkatnya kemampuan pemegang saham mayoritas untuk mengendalikan

perusahaan. Jika outsider equity dimiliki oleh banyak investor dengan nilai ekuitas yang

relatif kecil disebut dengan struktur kepemilikan tersebar.

Konflik agensi antara manajemen dan pemegang saham cenderung kurang relevan pada

perusahaan publik Indonesia, karena kepemilikan saham di Indonesia cenderung

terkonsentrasi (La Porta et al.,1999; Claessens et al., 2000; Febrianto, 2005; Siregar, 2006;

dan Sanjaya, 2010). Konsentrasi kepemilikan mengakibatkan perubahan konflik kepentingan

dari konflik antara manajer dan pemegang saham menjadi konflik kepentingan antara

pemegang saham mayoritas dan minoritas (Fan dan Wong, 2002; Leuz et al., 2003;

Villalonga dan Amit, 2004; Ding et al., 2007; serta Siregar, 2006). Kepemilikan saham

terkonsentrasi menyebabkan munculnya pemegang saham pengendali dan minoritas (La

Porta et al., 2000).

Munculnya masalah keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang

saham minoritas ini disebabkan oleh beberapa hal berikut. Pertama, pemegang saham

Page 4: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3429

SESI III/7

mayoritas terlibat dalam manajemen sebagai direksi atau komisaris yang kemungkinan besar

melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Kedua, hak suara yang dimiliki

pemegang saham mayoritas melebihi hak atas aliran kasnya, karena adanya kepemilikan

saham dalam bentuk bersilang, piramida dan berkelas (Claessens et al., 2000). Bentuk

kepemilikan seperti ini akan mendorong pemegang saham mayoritas untuk mengutamakan

kepentingan mereka sendiri yang sangat berbeda dengan kepentingan investor dan

stakeholder lain. Ketiga, pemegang saham mayoritas mempunyai kekuatan untuk

mempengaruhi manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang hanya

memaksimumkan kepentingannya dan merugikan kepentingan pemegang saham minoritas.

Keempat, lemahnya perlindungan hak-hak pemegang saham minoritas, mendorong pemegang

saham mayoritas untuk melakukan tunneling yang merugikan pemegang saham minoritas

(Claessens et al., 2002).

Konsentrasi kepemilikan tidak selalu berarti bahwa pemegang saham mayoritas akan

melakukan ekpropriasi, dan mengutamakan kepentingan mereka. Ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam struktur kepemilikan, antara lain: (1) Kepemilikan sebagian kecil

saham perusahaan oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan

nilai pemegang saham dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan semata; (2)

Kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif kepada pemegang saham mayoritas untuk

berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan; (3) Identitas pemilik menentukan prioritas

tujuan sosial perusahaan dan (4) maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan

milik pemerintah cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding tujuan perusahaan

(Haruman, 2008).

Penelitian mengenai pengaruh konsentrasi kepemilikan dilihat dari hak kontrol telah

dilakukan oleh beberapa peneliti. Fan dan Wong (2002) menemukan bahwa konsentrasi

kepemilikan dalam hal control right berhubungan dengan rendahnya daya informasi

Page 5: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3430

SESI III/7

akuntansi di 8 negara Asia Timur, yaitu Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Korea

Selatan, Taiwan dan Thailand. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar tidak memberikan

respon positif pada informasi akuntansi sebagai akibat adanya konsentrasi kepemilikan. Clark

dan Wójcik (2005) menunjukkan hubungan negatif antara konsentrasi kepemilikan dengan

stock market return. Penelitian Pivovarsky (2001), Gorriz dan Fumas (1996) dan

McConaughy et al., (2001) tentang hubungan antara konsentrasi kepemilikan dengan kinerja

perusahaan menemukan hubungan yang positif.

Penelitian sebelumnya hanya meneliti pengaruh konsentrasi kepemilikan pada nilai

perusahaan, dengan tanpa menelusuri konsentrasi kepemilikan tersebut apakah bersifat

imediat atau kepemilikan ultimat. Penelitian ini bermaksud mengkaji dari perspektif

legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

perioda 2008-2010, dengan membedakan konsentrasi kepemilikan menjadi dua yaitu

konsentrasi kepemilikan imediat dan konsentrasi kepemilikan ultimat. Lebih lanjut juga

diteliti legitimasi pasar atas besarnya persentase kepemilikan masing-masing, termasuk

kepemilikan oleh keluarga dan nonkeluarga, dengan memasukkan variabel kontrol

konsentrasi kepemilikan tinggi dan rendah. Selanjutnya, dilakukan juga uji sensitivitas atas

kepemilikan oleh pemerintah dan nonpemerintah.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Teori Legitimasi

Suchman (1995) mendefinisikan legitimasi sebagai: “a generalised perception or

assumption that the actions of an entity are desirable, proper or appropriate within some

socially constructed systems of norms, values, beliefs and definitions.”

Page 6: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3431

SESI III/7

Wilmshurt dan Frost (2000) menyatakan legitimasi perusahaan sebagai pandangan dari

pemangku kepentingan terhadap perusahaan sebagai bagian dari masyarakat, bahwa

perusahaan melakukan aktivitas yang dapat diterima oleh masyarakat tersebut. Legitimasi

akan diperoleh ketika suatu organisasi mengadopsi struktur organisasi dan praktik-praktik

yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut di masyarakat tersebut (Meyer dan

Rowan, 1977). Dengan demikian perusahaan harus mengelola strategi dan praktik bisnisnya

agar memperoleh legitimasi dari masyarakat ataupun pasar.

Struktur kepemilikan

Struktur kepemilikan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu struktur

kepemilikan terkonsentrasi dan tersebar. Struktur kepemilikan perusahaan di negara Asia

Timur dan Eropa Timur umumnya terkonsentrasi pada pemilik tertentu. Sedangkan di

Amerika Serikat dan Inggris umumnya tersebar (La Porta et al., 1999; Claessens et al., 2000;

Faccio dan Lang, 2002). Pemegang saham pada struktur kepemilikan terkosentrasi dapat

dikelompokkan sebagai pemegang saham mayoritas dan minoritas. Pemegang saham

mayoritas dapat meningkatkan kepemilikannya melalui struktur kepemilikan piramida,

kepemilikan silang dan terlibat dalam manajemen perusahaan. Peningkatan kepemilikan

menyebabkan meningkatnya kemampuan pemegang saham mayoritas untuk mengendalikan

perusahaan. Jika outsider equity dimiliki oleh banyak investor dengan nilai ekuitas yang

relatif kecil disebut dengan struktur kepemilikan tersebar.

Konsentrasi kepemilikan dapat diidentifikasi baik melalui pola kepemilikan imediat

maupun dengan ultimat. Kepemilikan imediat, tidak menelusuri rangkaian kepemilikan

sampai dengan kepemilikan akhir, sehingga La Porta et al. (1999) memperkenalkan konsep

baru dalam mengidentifikasi rantai kepemilikan, pemegang saham pengendali, pemisahan

hak aliran kas dan hak kontrol, serta mekanisme peningkatan kontrol dalam perusahaan. Pola

ini disebut dengan kepemilikan ultimat.

Page 7: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3432

SESI III/7

La Porta et al. (1999) menemukan bahwa dengan pisah batas hak kontrol 10%, 76%

perusahaan publik dikendalikan melalui pola kepemilikan ultimat pada perusahaan publik di

27 negara di benua Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Sedangkan Claessens et al. (2000a)

menemukan dengan pisah batas hak kontrol 10%, sebanyak 93% perusahaan publik di Asia

dikendalikan oleh pemegang saham pengendali. La Porta et al. (1999), Claessens et al.

(2000a), serta Faccio dan Lang (2002) dalam Siregar (2008) mengklasifikasi pemegang

saham pengendali menjadi lima, yaitu: keluarga, pemerintah, institusi keuangan dengan

kepemilikan luas, perusahaan dengan kepemilikan luas, dan pemegang saham pengendali

lainnya (seperti investor asing, koperasi, dan karyawan).

Legitimasi dan Struktur Kepemilikan

Kepemilikan dibedakan menjadi dua yaitu kepemilikan langsung/imediat (immediate

ownership) dan kepemilikan ultimat (ultimat ownership). Kepemilikan imediat adalah

kepemilikan langsung terhadap perusahaan publik. Berdasarkan konsep kepemilikan ini,

rangkaian kepemilikan tidak ditelusuri, dan besarnya kepemilikan pemegang saham

ditentukan berdasarkan persentase saham yang terlulis atas nama dirinya. Kepemilikan

ultimat adalah kepemilikan langsung dan tidak langsung terhadap perusahaan publik.

Berdasarkan konsep kepemilikan ini, rangkaian kepemilikan harus ditelusuri sampai dengan

pemilik ultimat dapat diidentifikasi.

Ada dua mekanisme yang lazim digunakan pemegang saham pengendali untuk

mengendalikan suatu perusahaan melalui perusahaan lain yaitu kepemilikan piramida

(pyramid ownership) dan lintas kepemilikan (cross-holding). Pemegang saham pengendali

(controlling shareholder) adalah individu, keluarga, atau institusi yang memiliki kontrol

terhadap sebuah perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung pada tingkat pisah

batas (cut-off) hak kontrol tertentu (Claessens et al., 2000b). Kepemilikan piramida adalah

Page 8: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3433

SESI III/7

kepemilikan secara tidak langsung terhadap suatu perusahaan melalui perusahaan lain, baik

melalui perusahaan publik maupun perusahaan nonpublik. La Porta et al., (1999)

menunjukkan bahwa mekanisme kepemilikan yang paling lazim di negara berkembang

adalah struktur kepemilikan piramida. Lintas kepemilikan adalah kepemilikan pemegang

saham pengendali terhadap dua atau lebih perusahaan yang saling memiliki satu dengan

lainnya.

Kepemilikan ultimat mempunyai jalur dan lapisan kepemilikan hingga lapisan

tertentu. Siregar (2008) menemukan bahwa pemegang saham pengendali di Indonesia bisa

berada pada lapisan sampai dengan 10 dan memiliki sampai dengan 11 jalur kepemilikan.

Lapisan dan jalur kepemilikan yang kompleks meningkatkan kemungkinan bahwa pemegang

saham pengendali pada kepemilikan ultimat dapat melakukan ekspropriasi pada pemegang

saham minoritas. Lemahnya perlindungan hukum menyebabkan pemegang saham pengendali

lebih mudah mendapatkan manfaat privat atas kontrol yang dimiliki (La Porta et al., 2000).

Investor yang meragukan legitimasi perusahaan dengan kepemilikan ultimat cenderung tidak

berani membeli saham perusahaan dengan harga tinggi. Berdasarkan rerangka berpikir

tersebut maka diduga:

H1: Pola kepemilikan ultimat berpengaruh negatif pada harga saham.

Claessens et al. (2000b) mengajukan argumen tentang pengaruh konsentrasi

kepemilikan terhadap nilai perusahaan, yaitu positive incentive effect (PIE). Argumen PIE

menyatakan bahwa pemegang saham pengendali tidak akan melakukan ekspropriasi terhadap

pemegang saham minoritas karena pemegang saham pengendali merupakan pihak yang

paling merasakan dampak negatif dari penurunan nilai perusahaan atas tindakan ekspropriasi

tersebut. Nilai perusahaan tercermin pada harga saham perusahaan. Harga saham yang tinggi

menunjukkan kepercayaan investor pada perusahaan sebagai cerminan kemampuan

Page 9: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3434

SESI III/7

perusahaan mempertahankan legitimasinya di pasar modal. Kemampuan pemegang saham

pengendali untuk mengendalikan manajemen dalam argumen PIE tidak ditujukan unuk

kepentingan pribadi, melainkan justru untuk menunjukkan kepada pemegang saham

minoritas bahwa tidak terjadi ekspropriasi dalam perusahaan. Argumen tersebut konsisten

dengan Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan

berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Sehingga diduga:

H2: Persentase kepemilikan berpengaruh positif pada harga saham.

La Porta et al. (1999), Claessens et al. (2000a), serta Faccio dan Lang (2002)

mengklasifikasikan pemegang saham pengendali menjadi lima, yaitu keluarga, pemerintah,

institusi keuangan dengan kepemilikan luas, perusahaan dengan kepemilikan luas, dan

pemegang saham pengendali lainnya (seperti investor asing, koperasi, dan karyawan). Siregar

(2008) menemukan bahwa pemegang saham pengendali di Indonesia didominasi oleh

keluarga. Pada perusahaan yang struktur kepemilikannya terkonsentrasi keluarga, biasanya

terjadi penggabungan antara fungsi manajemen dan kontrol sehingga keputusan yang dibuat

cenderung akan menguntungkan keluarga dan merugikan pemegang saham minoritas (Jensen

dan Fama, 1983).

Pada perusahaan keluarga kemungkinan terjadinya ekspropriasi menjadi lebih tinggi,

misalnya dalam menentukan orang yang akan ditunjuk sebagai manajemen. Ada

kecenderungan bahwa pendiri perusahaan akan memimpin perusahaan dalam jangka waktu

yang relatif lama walaupun sudah tidak kompeten (Shleifer dan Vishny, 1997). Kondisi

tersebut akan berdampak pada kepercayaan investor akan manajemen perusahaan karena

tidak dapat melakukan kontrol. Chen et al., (2008) menemukan bahwa perusahaan keluarga

cenderung melakukan tingkat pengungkapan informasi yang lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan nonkeluarga. Hal ini dapat berdampak pada turunnya nilai pasar yang

Page 10: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3435

SESI III/7

tercermin dalam harga saham. Chen et al., (2008) menemukan bahwa perusahaan keluarga

cenderung melakukan tingkat pengungkapan informasi yang lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan nonkeluarga. Tingkat transparansi informasi perusahaan keluarga yang

relatif rendah membuat investor cenderung lebih hati-hati dalam menilai perusahaan tersebut.

Berdasarkan rerangka berpikir tersebut, diduga:

H3: Kepemilikan keluarga berpengaruh negatif pada harga saham.

METODA PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2008-2010. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metoda purposive

sampling dengan kriteria yaitu perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dengan pisah

batas 30% sesuai penelitian Demirag dan Serter (2003), karena kepemilikan perusahaan

publik di Turki kurang tersebar, serupa dengan kondisi perusahaan publik di Indonesia

(Sanjaya, 2010).

Definisi Operasional Variabel

1) Pola Kepemilikan

Pola kepemilikan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu kepemilikan imediat

(immediate ownership), dan kepemilikan ultimat (ultimat ownership). Kepemilikan

imediat adalah kepemilikan langsung terhadap perusahaan publik. Kepemilikan ultimat

(ultimate ownership) adalah kepemilikan langsung dan tidak langsung terhadap

perusahaan publik. Pola kepemilikan diproksikan dengan dummy variabel. Perusahaan

dengan pola kepemilikan ultimat diberi nilai 1, sedangkan perusahaan dengan pola

kepemilikan imediat diberi nilai 0.

2) Persentase Kepemilikan

Page 11: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3436

SESI III/7

Persentase kepemilikan diproksikan dengan hak kontrol pemegang saham mayoritas yang

menunjukkan kemampuan pemegang saham mengendalikan kebijakan perusahaan. Hak

kontrol yang digunakan adalah jika persentase konsentrasi kepemilikannya baik langsung

maupun tidak langsung sebesar minimal 30% sesuai dengan penelitian Demirag dan

Serter (2003).

3) Kepemilikan Keluarga

Kepemilikan terkonsentrasi pada keluarga diproksikan dengan dummy variabel. Nilai 1

untuk perusahaan yang konsentrasi sahamnya dimiliki oleh keluarga tertentu dan nilai 0

untuk perusahaan yang konsentrasi sahamnya dimiliki oleh selain keluarga.

4) Harga Saham

Harga saham dalam penelitian ini diproksikan dengan harga saham penutupan 31 Maret.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-36/PM/2003 tentang

kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala menyatakan bahwa perusahaan wajib

menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit paling lambat akhir bulan

ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Tanggal laporan keuangan yang

digunakan perusahaan sampel adalah 31 Desember sehingga batas akhir penyampaian

laporan keuangan adalah 31 Maret tahun berikutnya. Penelitian yang menghubungkan

atribut laporan keuangan (misalnya laba) dengan harga pasar seringkali menggunakan

harga penutupan pada tanggal yang merupakan batas akhir waktu penyampaian laporan

keuangan kepada pihak yang berwenang, seperti Bapepam di Indonesia dan Securities

and Exchange Commission di Amerika Serikat. Tanggal tersebut pula yang digunakan

dalam penelitian yang dilakukan oleh Decow et al. (1999), Myers (1999), dan Wirama

(2008). Penelitian ini tidak menggunakan harga saham pada tanggal publikasian karena

tidak ada perbedaan harga yang signifikan antara tanggal publikasi dan tanggal 31 Maret.

Page 12: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3437

SESI III/7

Harga saham merupakan proksi legitimasi pasar karena harga mencerminkan kepercayaan

pasar pada kondisi dan aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan.

5) Konsentrasi Kepemilikan Tinggi-Rendah

Penelitian ini menambahkan konsentrasi kepemilikan tinggi dan rendah sebagai variabel

kontrol. Konsentrasi kepemilikan tinggi adalah persentase kepemilikan di atas nilai rata-

rata yaitu 63,04% dan konsentrasi kepemilikan rendah berada di bawah nilai rata-rata

tersebut. Perusahaan dengan konsentrasi kepemilikan tinggi diberi nilai 1, sedangkan

perusahaan dengan konsentrasi kepemilikan rendah diberi nilai 0.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.

Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan

pengujian asumsi klasik. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-

Smirnov. Multikolinearitas diuji dengan melihat nilai tolerance atau variance inflation factor

(VIF). Metoda Durbin Watson (Dw Test) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi, sedangkan untuk menguji heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Penelitian

ini juga melakukan analisis sensitivitas dengan melakukan uji beda harga saham antara

perusahaan dengan kepemilikan langsung oleh pemerintah dan perusahaan dengan

kepemilikan langsung nonpemerintah. Model regresi linear berganda ditunjukkan dalam

persamaan sebagai berikut.

HRG = β0 + β1PLK + β2 PK + β3 KK + β4 KTR+ e.......(1)

Keterangan:

HRG = Harga saham

β0 = Konstan

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi

e = Variabel Pengganggu

SK = Pola kepemilikan

PLK = Persentase kepemilikan

KK = Kepemilikan keluarga

KTR = Kepemilikan tinggi-rendah

Page 13: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3438

SESI III/7

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diperoleh 163 pengamatan perusahaan yang

sesuai dengan kriteria selama periode 2008-2010. Karakteristik sampel dan distribusinya

dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Karakteristik Sampel

No. Jumlah Observasi Persentase

Imediat 62 38%

Ultimat 101 62%

Pemerintah 36 22%

Perusahaan dengan kepemilikan luas 42 26%

Keluarga/Individu 74 45%

Institusi keuangan dengan kepemilikan luas 8 5%

Lain-lain 3 2%

Karakteristik Sampel

2

Pemegang

saham

pengendali

Pola

kepemilikan1

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa 101 pengamatan (62%) merupakan perusahaan

dengan pola konsentrasi kepemilikannya ultimat, sedangkan sisanya 62 pengamatan (38%)

merupakan perusahaan dengan konsentrasi kepemilikan imediat. Jika dilihat dari pemegang

saham pengendalinya maka pemegang saham pengendali terbanyak ada pada

keluarga/individu yaitu sebanyak 45% dari jumlah sampel. Gambaran ini konsisten dengan

hasil penelitian yang dilakukan Siregar (2008).

Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tingkat

signifikansi 0,397 > 0,05. Hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance

variabel bebas tidak kurang dari 10% atau 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF)

semuanya kurang dari 10. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar

1,988. Nilai tersebut terletak diantara dU (1,781) dan 4-dU (2,219). Hasil uji Glejser

menunjukkan seluruh variabel bebas tidak berpengaruh pada nilai absolut residual.

Berdasarkan pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi dalam penelitian

ini telah lolos pengujian asumsi klasik.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai adjusted R2 adalah 0,262. Ini berarti

bahwa varian dari variabel bebas yaitu sifat kepemilikan, persentase kepemilikan, dan

Page 14: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3439

SESI III/7

kepemilikan keluarga mampu menjelaskan varian variabel terikat harga saham sebesar 26,2

persen, sedangkan sisanya sebesar 73,8 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa pola kepemilikan

tidak berpengaruh pada harga saham pada tingkat signifikansi 0,053 (> 0,05). Ini

mengindikasikan bahwa pasar cenderung tidak menggunakan informasi pola struktur

kepemilikan dalam melakukan investasi. Hal ini mungkin disebabkan karena terbatasnya

transparansi informasi mengenai rantai kepemilikan, dimana investor hanya mungkin

menelusuri jika pemegang saham pada lapisan berikutnya juga merupakan perusahaan publik,

sehingga tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam melitigimasi aktivitas perusahaan

tersebut.

Persentase kepemilikan berpengaruh positif pada harga saham dengan tingkat

signifikansi 0,049 < 0,05. Hasil ini konsisten dengan argumen PIE yang menyatakan bahwa

pemegang saham pengendali tidak akan melakukan ekspropriasi karena mereka akan

menerima dampak negatif yang paling besar atas penurunan harga saham. Ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Jensen dan Meckling (1976) dan Grosfeld (2011). Alimehmeti dan

Pelleta (2012) juga menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif pada

nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa investor cenderung lebih melegitimasi

saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali, karena mereka sangat

berkepentingan dalam menjaga nilai perusahaan.

Kepemilikan keluarga berpengaruh negatif pada harga saham dengan tingkat

signifikansi 0,000 < 0,05. Konsisten dengan hipotesis yang diajukan bahwa ekspropriasi

cenderung terjadi pada perusahaan keluarga sehingga kepercayaan investor pada legitimasi

perusahaan menurun. Penurunan legitimasi tercermin dari penurunan harga saham

perusahaan. Feng dan Jiang (2010) menyatakan bahwa di negara-negara yang institusinya

kurang berkembang seperti Indonesia, kontrol melalui kepemilikan keluarga atau struktur

Page 15: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3440

SESI III/7

piramida memberikan kesempatan yang lebih besar untuk melakukan ekspropriasi pada

pemegang saham minoritas. Maury (2006) menemukan bahwa kepemilikan keluarga

berpengaruh negatif pada nilai perusahaan. Konsisten dengan penelitian tersebut, ekspropriasi

yang dilakukan perusahaan keluarga menyebabkan legitimasi perusahaan menurun yang

tercermin dari turunnya harga saham perusahaan.

Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu konsentrasi kepemilikan tinggi

dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kontrol tersebut berpengaruh

negatif pada harga saham perusahaan dengan tingkat signifikansi 0,015 < 0,05. Hal ini

mengindikasikan kecenderungan bahwa perusahaan yang konsentrasi kepemilikannya di atas

nilai rata-rata memiliki legitimasi yang lebih rendah dilihat dari harga saham perusahaan.

Hasil pengujian sensitivitas antara perusahaan dengan kepemilikan langsung oleh

pemerintah dan kepemilikan langsung oleh nonpemerintah menunjukkan bahwa ada

perbedaan reaksi pasar antar kedua kelompok perusahaan tersebut. Pasar cenderung lebih

meyakini bahwa aktivitas perusahaan yang dikendalikan pemerintah tidak akan melakukan

ekspropriasi karena adanya pengawasan dari pemerintah dan masyarakat, sehingga harga

saham perusahaan pemerintah cenderung akan lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan pasar

lebih melegitimasi perusahaan yang dikendalikan oleh pemerintah.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan

bahwa pola kepemilikan tidak berpengaruh pada harga saham, persentase kepemilikan

berpengaruh positif pada harga saham, kepemilikan keluarga dan kepemilikan tinggi-rendah

berpengaruh negatif pada harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa investor cenderung

belum mempertimbangkan pola struktur kepemilikan dalam melegitimasi suatu perusahaan

Page 16: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3441

SESI III/7

yang mempengaruhi keputusannya dalam berinvestasi. Disisi lain investor cenderung lebih

melegitimasi saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali, karena

kemungkinan berasumsi pemegang saham pengendali sangat berkepentingan dalam menjaga

nilai perusahaan. Namun, investor cenderung meragukan legitimasi perusahaan jika

konsentrasi kepemilikan yang terlalu tinggi (di atas rata-rata 63,04%), karena tingginya hak

kontrol yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali tersebut dalam menentukan

kebijakan strategis perusahaan, sehingga kemungkinan dapat merugikan pemegang saham

minoritas. Berbeda halnya dengan saham yang mayoritas dimiliki oleh perusahaan keluarga

cenderung kurang dilegitimasi oleh investor. Hasil uji sensitivitas mengindikasikan pasar

lebih melegitimasi perusahaan yang dikendalikan oleh pemerintah.

Harga yang bersedia dibayar oleh investor sangat tergantung pada ketersediaan

informasi. Perusahaan dapat menjaga legitimasinya dengan melaksanakan aktivitas yang

sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku, dengan melakukan pengungkapan informasi

yang memadai, salah satunya berkaitan dengan struktur kepemilikan saham sehingga dapat

dijadikan pertimbangan oleh Investor dalam membuat keputusan.

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa implikasi yang dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Implikasi teoretis

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan literatur yang berkaitan dengan

pengujian struktur kepemilikan dan teori legitimasi. Struktur kepemilikan menjadi

topik yang menarik karena kondisi di Indonesia yang relatif unik.

2) Implikasi bagi perusahaan

Perusahaan perlu mempertimbangkan pengungkapan informasi mengenai struktur

kepemilikan. Selama ini pengungkapan struktur kepemilikan khususnya kepemilikan

ultimat sangat terbatas. Investor mungkin akan bertindak konservatif dengan

Page 17: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3442

SESI III/7

informasi yang terbatas sehingga tidak berani melakukan investasi dengan harga

tinggi.

3) Implikasi bagi regulator

Badan regulator hendaknya lebih memperhatikan struktur kepemilikan perusahaan

yang ada. Hal ini berkaitan dengan perlindungan investor dari kemungkinan

terjadinya ekpropriasi oleh pemegang saham mayoritas. Investor mungkin akan takut

melakukan investasi atau membayar dengan harga rendah pada perusahaan tertentu

karena adanya kekhawatiran terhadap return dan risiko yang akan ditanggung.

Pengungkapan yang memadai tentang struktur kepemilikan ultimat memungkinkan

semakin sulit bagi pemegang saham pengendali untuk mengekspropriasi pemegang

saham minoritas. Dengan pengungkapan kepemilikan ultimat yang memadai, investor

sudah dapat mengantisipasi besarnya risiko ekspropriasi yang mungkin terjadi. Perlu

adanya ketentuan pasar modal agar penegakan hukum lebih kondusif bagi investor.

4) Implikasi untuk penelitian selanjutnya

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sehingga perlu dilakukan penelitian

lanjutan untuk memperoleh hasil yang lebih robust. Berikut beberapa saran untuk

penelitian selanjutnya antara lain:

a) Penelitian ini hanya menggunakan harga sebagai proksi legitimasi karena

penelitian yang menghubungkan legitimasi struktur kepemilikan masih

terbatas. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan proksi

legitimasi yang lain misalnya atensi media (Liu et al., 2012).

b) Penelitian ini hanya menguji perbedaan harga hanya berdasarkan tipe

pemegang saham pengendali keluarga. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan

pada kelompok pemegang saham pengendali yang lain sehingga diperoleh

hasil yang lebih komperhensif.

Page 18: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3443

SESI III/7

DAFTAR PUSTAKA

Alimehmeti, G. dan A. Palleta. 2012. Ownership Concentration and Effects Over Firm Performance: Evidences

from Italy. European Scientific Journal. Vol. 8, No. 22.

Chen, S., X. Chen, and Q. Cheng. 2008. Do family firms provide more or less voluntary disclosure? Journal of

Accounting Research 46 (3): 499-536.

Claessens, Stijin; Djankov, Simeon; Fan, Joseph; dan Lang, Larry (2000b). “Expropriation of Minority

Shareholders: Evidence from East Asia. Policy Research Working Paper 2088, The World Bank.

Claessens, Stijin; Djankov, Simeon; Fan, Joseph P.H.; dan Lang, Larry H.P. (2002). Disentagling the Incentive

and Entrenchment Effects of Large Shareholdings. Journal of Finance. Vol. 57, No. 6: 2741-1771.

Claessens, Stijin; Djankov, Simeon; dan Lang, Larry H.P. (2000a). “The Separation of Ownership and Control

in East Asian Corporations.” Journal of Financial Economics. Vol. 58: 81-112.

Clark, Gordon L and Dariusz Wójcik 2005. Financial Valuation of the German Model: The Negative

Relationship Between Ownership Concentration and Stock Market Returns, 1997 – 2001. Economic

Geography Vol. 81 No. 1. pp. 11 – 29.

Dechow, P. M., A. P. Hutton, dan R. G. Sloan. 1999. An Empirical Assessment of the Residual Income

Valuation Model. Journal of Accounting and Economics 26: 1-34.

Demirag, I. Dan Serter, M. 2003. Ownership Patterns and Control in Turkish Listed Companies. Corporate

Governance, 11 (1): 40-51.

Ding, Y., Zang, H., dan Zang, J. 2007. Private vs. State Ownership and Earnings Management: Evidence from

Chinese Listed Companies. Corporate Governance,15(2): 223-238.

Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Gorriz, C. Galve and Vicente Salas Fumas 1996. Ownership Structure and Firm Performance: Some Empirical

Evidence from Spain. Managerial and Decision Economics, Vol. 17, No. 6, pp. 575-586.

Faccio, M. dan Lang, Larry H.P. (2002). The Ultimate Ownership of Western European Corporations. Journal

of Financial Economics. Vol. 65: 365-395.

Fama, E. and M. Jensen. 1983. Separation of Ownership and Control. Journal of Law and Economics 26, 301-

325.

Fan, J. P. H dan Wong, T. J. 2002. Corporate Ownership Structure and The Informative of Accounting Earnings

in East Asia. Journal of Accounting and Economics 33: 401- 425.

Febrianto, R. 2005. The Effect of Ownership Concentration on The Earnings Quality: Evidence from Indonesian

Companies. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 8 (2):105-120.

Feng, M. W. Dan Y. Jiang. 2010. Institutions Behind Family Ownership and Control in Large Firms. Journal of

Management Studies 47: 2.

Grosfeld, I. 2011. Ownership concentration and firm performance: Evidence from an emerging market. Working

paper Nº 6-18, Paris-Jourdan Sciences Economiques.

Haruman, T. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan

Survey pada Perusahaan Manufaktur di PT. Bursa Efek Indonesia. Makalah disampaikan pada

Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Jensen, Michael C. dan Meckling, William H. (1976). “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency

Costs. And Ownership Structure.” Journal of Financial Economics. Vol. 3: 305-360.

Page 19: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3444

SESI III/7

La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio; Shleifer, Andrei (1999). Corporate Ownership Around the

World. Journal of Finance. Vol. 54, No. 2: 471-517.

La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio; Shleifer, Andrei; dan Vishny, Robert (1998). Law dan Finance.

Journal of Political Economy. No. 106: 1113-1155.

La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio; Shleifer, Andrei; dan Vishny, Robert (2000). Agency Problems

and Dividend Policies Around the World. Journal of Finance. Vol. 55: 1-33.

La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio; Shleifer, Andrei; dan Vishny, Robert (2002). Investor Protection

and Corporate Valuation. Journal of Finance. Vol. 57, No. 3: 3-27.

Leuz, C., Nanda, D., dan Wysocki P. D. 2003. Earnings Management and Investor Protection: An International

Comparison. Journal of Financial Economic, 69: 505-527.

Lins, Karl V. (2003). “Equity Ownership and Firm Value in Emerging Markets.” Journal of Financial and

Quantitative analysis. Vol 38, No. 1: 159-184.

Liu, J., D. Taylor, dan K. Harris. 2012. Legitimacy and Corporate Governance Determinants of the Disclosure

of Executives’ Share Rights, Options and Termination Benefits. Available at: www.ssrn.com.

Accessed: 12 Juli 2013.

Maury, B. 2006. Family Ownership and Firm Performance: Empirical Evidence from Western European

Corporations. Journal of Corporate Finance. No. 12: 321-341.

Mcconaughy, Daniel L, Charles H Matthews and Anne S Fialko. 2001. Founding family controlled firms:

performance, risk, and value Journal of small business management. Vol. 39 No.1, pp. 31 – 49.

Myers, J. N. 1999. Implementing Residual Income Valuation With Linear Information Dynamics. The

Accounting Review 74 (1): 1-28.

Meyer, J.W. dan Rowan, B. 1991. Institutionalised Organisation: Formal Structure as Myth and Ceremony. in

The New Institutionalism in Organizational Analysis (DiMaggio, P.J. and Powell, W.W eds): 1-38.

Chicago: University of Chicago Press.

Pivovarsky, A. 2001. How Does Privatization Work? Ownership Concentration and Enterprise Performance in

Ukraine. IMF Working Paper. Tanggal download 11 – Juli 2013.

Sanjaya, I. P. S. 2010. Efek Entrenchment dan Alignment pada Manajemen Laba. Disertasi. Program Doktor

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Canada: Prentice-Hall Inc, 2 th edition.

Shleifer, Andrei dan Vishny, Robert W. (1997). A Survey of Corporate Governance. Journal of Finance. Vol.

52 No. 2: 737-783.

Siregar, B. 2008. Ekspropriasi Pemegang Saham Minoritas dalam Struktur Kepemilikan Ultimat. Disampaikan

dalam Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak: 23-24 Juli.

Suchman, M. C. (1995) Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches, Academy of Management

Journal, Vol. 20, No. 3, pp. 571 - 610.

Villalonga, B. dan Amit, R. 2004. How do Family Ownership, Control and Management Affect Firm? Journal

of Financial Economic 80: 385-417.

Wilmshurt, T.D. and Frost, G.R. 2000. Corporate Environmental Reporting: A Test of Legitimacy Theory.

Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 13, No. 1, pp. 10-26.

Wirama, Dewa Gede. 2008. Validitas Teori Surplus Bersih dalam Menjelaskan Harga dan Return. Desertasi.

(Tidak dipublikasikan). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Page 20: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3445

SESI III/7

Lampiran 1

Pengujian Hipotesis

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,534a ,285 ,262 1,58160 1,988

a. Predictors: (Constant), LagY, Persentase Kepemilikan, Kepemilikan Keluarga, Pola

Kepemilikan, Konsentrasi Tinggi-Rendah

b. Dependent Variable: Harga

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 155,355 5 31,071 12,421 ,000b

Residual 390,226 156 2,501

Total 545,581 161

a. Dependent Variable: Harga

b. Predictors: (Constant), LagY, Persentase Kepemilikan, Kepemilikan Keluarga, Pola

Kepemilikan, Konsentrasi Tinggi-Rendah

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 5,603 ,932 6,011 ,000 Pola Kepemilikan -,697 ,358 -,185 -1,949 ,053 ,511 1,956

Persentase Kepemilikan

,029 ,015 ,242 1,983 ,049 ,308 3,243

Kepemilikan Keluarga -1,179 ,324 -,320 -3,637 ,000 ,593 1,685

Konsentrasi Tinggi-Rendah

-,967 ,451 -,263 -2,144 ,034 ,304 3,289

LagY ,144 ,075 ,143 1,909 ,058 ,812 1,232

a. Dependent Variable: Harga

Page 21: Legitimasi dan Struktur Kepemilikan pada Perusahaan yang ... · legitimasi pasar atas struktur kepemilikan dari emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2010, dengan

Ni Ketut Rasmini, Made Gede Wirakusuma, dan Ni Wayan Yuniasih

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI Manado, 25-28 September 2013 3446

SESI III/7

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2,179 ,547 3,987 ,000

Pola Kepemilikan -,347 ,210 -,177 -1,655 ,100

Persentase Kepemilikan -,013 ,009 -,211 -1,535 ,127

Kepemilikan Keluarga -,190 ,190 -,099 -,998 ,320

Konsentrasi Tinggi-Rendah ,453 ,264 ,238 1,714 ,088

LagY -,014 ,044 -,026 -,309 ,758

a. Dependent Variable: Abs2

Lampiran 2

Analisis Sensitivitas