15
1. DEFINISI Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2000) Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien. Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba- tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999). Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang. Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra

LBP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan LBP

Citation preview

Page 1: LBP

1. DEFINISI

Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri

pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2000)

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari

kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat pasien

dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak

diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.

Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun

sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan

seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).

Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya

para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal

sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).

Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada muskuloskeletal

seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen lumbosacral,kelemahan

otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak

sama panjang.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri

kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para

vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan

otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

2. ETIOLOGI

1. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.

a. Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.

b. Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis

spinal, spondilitis,osteoartritis.

2. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.

3. Prosedur degenerasi pada pasien lansia.

4. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.

5. Kegemukan.

Page 2: LBP

6. Mengangkat beban dengan cara yang salah.

7. Keseleo.

8. Terlalu lama pada getaran.

9. Gaya berjalan.

10. Merokok.

11. Duduk terlalu lama.

12. Kurang latihan (olah raga).

13. Depresi /stress.

14. Olahraga (golp,tennis,sepak bola).

3. TANDA DAN GEJALA

1. Perubahan dalam gaya berjalan.

2. Berjalan terasa kaku.

3. Tidak bias memutar punggung.

4. Pincang.

a) Persyarafan

1. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi

pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang

tidak dirangsang.

2. Tidak terkontrol Bab dan Bak.

Page 3: LBP

b) Nyeri

1. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.

2. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.

3. Nyeri otot dalam.

4. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.

5. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.

6. Nyeri pada pertengahan bokong.

7. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Neurofisiologik

a. Electromyography (EMG)

b. Need EMG dan H-reflex  dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4

minggu

c. Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan

elektrofisiologik tidak dianjurkan.

d. Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan mielopati

spinal.

2. Radiologik

a. Foto polos.

b. Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.

c. Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.

d. Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)

e. Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan

f. Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive

3. Laboratorium

a. Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid,

fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)

b. Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri

c. Likuor serebrospinal (atas indikasi)

Page 4: LBP

5. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Penata Laksanaan Keperawatan

a. Informasi dan edukasi.

b. Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan,

posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase, traksi

(untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung

kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)

c. NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan

kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan

aktivitas.

2. Medis

a. Formakoterapi.

1) NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi

epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler

2) NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,

karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid

(kalau sangat diperlukan)

b. Invasif non bedah

1) Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)

2) Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang

intractable)

c. Bedah

HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :

1) Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri

berat/intractable / menetap / progresif.

2) Defisit neurologik memburuk.

3) Sindroma kauda.

Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil

4) Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan

radiologik.

Page 5: LBP

6. PENGKAJIAN

Data fokus yang perlu dikaji:

a. Identitas Pasien

b. Riwayat kesehatan

1. Riwayat Penyakit

a) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)

b) Riwayat penyakit sekarang

1) Diskripsi gejala dan lamanya

2) Dampak gejala terhadap aktifitas harian

3) Respon terhadap pengobatan sebelumnya

4) Riwayat trauma

c) Riwayat Penyakit Sebelumnya

1) Immunosupression (supresis imun)

2) Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)

3) Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau infeksi.

4) Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau

pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP)

5) Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif: ankylosing

spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif, sindroma

fibromialgia)

6) Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan

otot paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis /

spondilolistesis, NPB-spesifik)

7) Adanya demam (infeksi)

8) Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)

9) Keluhan visceral (referred pain)

10) Gangguan miksi

11) Saddle anesthesia

12) Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina)

13) Lokasi dan penjalaran nyeri.

Page 6: LBP

c. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum

2. Inspeksi, Palpasi, Perkusi

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri kronis b.d ketunadayaan fisik

b. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan musculoskeletal

8. INTERVENSI

Diagnosa 1 Nyeri kronis b.d ketunadayaan fisik

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC):

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien memperlihatkan pengendalian nyeri seperti :

1. Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai

kenyamanan

2. Melaporkan nyeri kepada pelayanan kesehatan

3. Menggunakan tindakan meredakan nyeri dengan analgesic dan non analgesic secara

tepat

Intervensi (NIC):

1) Manajemen nyeri

a. Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab.

b. Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien yang tidak bisa

mengkomunikasikannya secara efektif

c. Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalamannya

terhadap nyeri serta dukungan dalam merespon nyeri

d. Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktivitas,

kesadaran, mood, hubungan sosial, performance kerja dan melakukan tanggung jawab

sehari-hari)

e. Evaluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri kronik atau yang

mengakibatkan cacat

Page 7: LBP

f. Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai efektifitas

pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan

g. Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan.

Rasional : Menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ke tingkat yang lebih nyaman

yang dapat ditoleransi oleh pasien

2) Pemberian analgesik : pengguaan agens farmakologis

a. Tentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien

b. Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan

analgesic

c. Tentukan jenis analgesik yang digunakan (narkotik, non narkotik atau NSAID)

berdasarkan tipe dan tingkat nyeri.

d. Tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis optimal.

e. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis pertama

atau jika ada catatan luar biasa.

Rasional : Untuk meredakan atau menghilangkan nyeri

3) Peningkatan koping

a. Tentukan teknik koping yang tepat bagi pasien

b. Tingkatkan teknik koping

Rasional : membantu pasien untuk beradaptasi dengan presepsi stressor, perubahan atau

ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup.

Diagnosa 2 Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan musculoskeletal

Tujuan/Kriteria Hasil (NOC):

Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien memperlihatkan peningkatan mobilitas fisik

seperti :

Page 8: LBP

1) Ambulansi : Kemampuan untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain secara mandiri

dengan atau tanpa alat bantu

2) Performa Mekanika Tubuh: Tindakan personal untuk mempertahankan kesejajaran tubuh

yang tepat dan untuk mencegah ketegangan otot skeletal

3) Fungsi Skeletal: Kemampuan tulang untuk menyokong tubuh dan memfasilitasi

pergerakan

Intervensi (NIC):

1) Promosi Mekanika Tubuh

Rasional : Memfasilitasi penggunaan postur dan pergerakan dalam aktivitas sehari-hari

untuk mencegah keletihan dan ketegangan atau cedera musculoskeletal

2) Terapi Latihan Fisik: Mobilitas otot: Menggunakan aktivitas tertentu atau protocol

latihan yang sesuai

Rasional: Untuk meningkatkan atau mengembalikan gerakan tubuh yang terkendali

3) Terapi Latihan Fisik: Latihan Kekuatan

Rasional :Memfasilitasi pelatihan otot resistif secara rutin untuk mempertahankan atau

meningkatkan kekuatan otot

Page 9: LBP

9. PENYIMPANGAN KDM

Masalah musculoskeletal, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor, aktivitas berat

Kontraksi punggung

Tulang belakang menyerap goncangan secara vertikal

Terjadi perubahan struktur dengan discus susun atas fibris fertilago dan matriks

gelatinus

Fibris kartilago padat dan tidak teratur

Otot abdominal dan toraks melemah

Penonjolan diskus/kerusakan sendi pusat

Nyeri

Mobilitas fisik terganggu

Hambatan mobilitas

fisik

Jarang bergerak/

geraka terbatas

Struktur tubuh melemah

Pemumpukan lemak

Nutrisi Ketidakseimbangan: lebih dari kebutuhan tubuh

Page 10: LBP
Page 11: LBP