16
TINGKAT KECEMASAN SISWA SMAN JATINANGOR DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ujian Nasional adalah sebuah evaluasi untuk mengukur sejauh mana pencapain materi pelajaran yang telah diraih siswa. Selain itu ujian nasional merupakan pintu gerbang bagi siwa menuju tahap pendidikan selanjutnya. Salah satu kegunaan hasil Ujian Nasional adalah sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Ketakutan tidak lulus sering dirasakan oleh peserta didik yang akan menempuh ujian nasional. Hal itulah yang menyebabkan pelajar menjadicemas. Peraturan Mendiknas Nomor 45 Tahun 2006 tentang Ujian Nasional menyebutkan tahun pelajaran 2006/2007 seorang siswa dapat dinyatakan lulus jika mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan nilai rata- rata minimal 5,00. Tahun pelajaran 2007/2008 standar nilai menjadi 5,25. Tahun pelajaran 2007/2008 peserta Ujian Nasional dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan dengan ketentuan memiliki nilai rata-rata minimal 5,25 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25 atau

Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

TINGKAT KECEMASAN SISWA SMAN JATINANGOR DALAM

MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ujian Nasional adalah sebuah evaluasi untuk mengukur sejauh mana

pencapain materi pelajaran yang telah diraih siswa. Selain itu ujian nasional

merupakan pintu gerbang bagi siwa menuju tahap pendidikan selanjutnya. Salah

satu kegunaan hasil Ujian Nasional adalah sebagai salah satu penentu kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan. Ketakutan tidak lulus sering dirasakan oleh

peserta didik yang akan menempuh ujian nasional. Hal itulah yang menyebabkan

pelajar menjadicemas.

Peraturan Mendiknas Nomor 45 Tahun 2006 tentang Ujian Nasional

menyebutkan tahun pelajaran 2006/2007 seorang siswa dapat dinyatakan lulus

jika mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan nilai rata-rata

minimal 5,00. Tahun pelajaran 2007/2008 standar nilai menjadi 5,25. Tahun

pelajaran 2007/2008 peserta Ujian Nasional dinyatakan lulus jika memenuhi

standar kelulusan dengan ketentuan memiliki nilai rata-rata minimal 5,25 untuk

seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25 atau

memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dan nilai mata

pelajaran lainnya minimal 6,00 (Pasal 15 Permendiknas no 34 tahun 2007). Pada

Jenjang SMA dan MA, jumlah mata pelajaran yang diujikan secara nasional juga

bertambah dari tiga mata pelajaran menjadi enam mata pelajaran. Untuk program

IPA meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia dan

Biologi. Program IPS meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,

Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Dan Program Bahasa meliputi Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Asing lain, Sejarah Budaya

(Antropologi) dan Sastra Indonesia (Pasal 6b Permendiknas no 34 tahun 2007).

Perubahan yang banyak terjadi mengenai standarisasi nilai rata-rata yang

semakin tinggi serta bertambahnya jumlah mata pelajaran yang diujikan saat ujian

Page 2: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

nasional banyak membawa dampak bagi siswa. Aswandi (2008) mengatakan

bahwa UjianNasional (UN) 2008 dinilai sangat berat dan membuat para peserta

UAN merasa takut, tertekan, dan depresi menghadapi ujian dan sangat tidak

menutup kemungkinan berdampak pada gangguan psikologis jika nantinya gagal

atau tidak lulus ujian nasional tersebut sebagaimana pengalaman masa lalu.

Dari sebuahpenelitianterhadap 20 respondensiswakelas 3 SMA

menunjukkanbahwa kegagalan menghadapi ujian setelah diteliti ternyata tidak

hanya disebabkan oleh ketidaksiapan siswa dalam penguasaan materi

pembelajaran yang diujikan sebagaimana terdapat pada kurikulum yang telah

ditetapkan, melainkan lebih disebabkan oleh adanya kecemasan dan rasa takut

menghadapi ujian; takut gagal, dan takut tidak lulus.

Darmawansyah (2007) menyatakan Ujian Nasional adalah isu hangat

dewasa ini. Bagi peserta didik, UN merupakan momok bagi kehidupannya. Selain

itu para orang tua juga merasa cemas. Sulit dibayangkan cibiran teman, tetangga,

saudara ketika mereka dinyatakan tidak lulus UN.

Masaremajaadalahmasatransisidarimasakanak-kanakmenujudewasa yang

meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan

emosional.Masalahremajaberanekaragam, bisadikarenakanmasalahsekolah,

masalahhubungansosialsesamateman,putuscinta, hubungandengan orang lain dan

lain sebagainya.Masalah yang berhubungan dengan sekolah misalnya penyesuaian

diri, beban pelajaran dan prestasi belajar. Banyaknya permasalahan yang dihadapi

membuat cemas. Siswa-siswa memiliki tingkat kecemasan yang tinggi sebagai

hasil dari harapan orang tua yang tidak realistis terhadap kemampuan yang

dimiliki anak. Kecemasan siswa meningkat sejalan dengan tingkatan kelas yaitu

ketika menghadapi evaluasi atau ujian, perbandingan sosial dan beberapa

pengalaman kegagalan. Ketika sekolah memberikan pengalaman kegagalan dalam

evaluasi ujian, kecemasan siswa menjadi semakin meningkat (Santrock, 2007).

UAN (Ujian AkhirNasional) merupakan salah satu sumber kecemasan siswa.

Menurut (Korchin ,1976) keadaan stress timbul jika tuntutan yang luar

biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan.Keadaan stress bisa terjadi

Page 3: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

dimana sajadan kepada siapa saja, termasuk kepada siswa SMA (Sekolah

Menengah Atas) yang akan menjalani Ujian Nasional.

Faktoryang

mempengaruhistressdalammenghadapiUjianNasionalpadaremajaadalahcemasakan

ketidaklulusan. Jika terlalu lama mengalami stress akan berdampak pada

kesehatan. Stres juga bisa membuat seseorang untuk melakukan tindakan tidak

sehat.

Kecemasan menghadapi ujian merupakan suatu pengalaman subjektif

mengenai kekhawatiran atau ketegangan penilaian selama proses berlangsungnya

ujian yang ditunjukkan dalam fungsi kognitif, afektif serta fisiologisnya. Golanty

(2001) menambahkan kecemasan menghadapi ujian sebagai perasaan khawatir,

gelisah dan ketakutan yang nampak pula pada gejala fisik, seperti sakit perut, sulit

istirahat, gangguan tidur, nafsu makan berkurang, iritabilitas dalam menghadapi

ujian, dan berpengaruh terhadap gangguan konsentrasi, sehingga banyak membuat

kesalahan dalam mengerjakan ujian. Oleh karena itu kecemasan yang terlalu

berlebihan akan mempengaruhi kehidupan akademik siswa dan berakibat pada

rendahnya motivasi, kemampuan koping, strategi yang buruk dalam belajar,

evaluasi diri yang negatif, kesulitan berkonsentrasi serta persepsi kesehatan yang

buruk.

Kecemasan adalah respon individu terhadap situasi-situasi yang

menakutkan. Kecemasan adalah rasa yang muncul terkait dengan bahaya,

termasuk adanya keinginan untuk terlepas dan terhindar dari bahaya (Lazarus,

1976). Kondisi bahaya yang dimaksudkan adalah bahaya yang bersifat psikis,

terkait dengan serangan terhadap identitas seseorang. Reaksi yang muncul pada

saat cemas antara lain adalah perasaan yang tidak jelas, tidak berdaya, dan tidak

pasti apa yang akan dilakukan. Lebih lanjut menurut Lazarus (1991), kecemasan

muncul ketika makna eksistensi seseorang terganggu atau terancam sebagai hasil

dari ketidakmampuan fisik, konflik intrapsikis dan peristiwa yang sulit

didefinisikan.

Dilihat dari peristiwa tersebut peneliti bermaksud ingin mengetahui tingkat

kecemasansiswa SMAN Jatinangor dalam menghadapi ujiannasional.

Page 4: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

Dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan dalam menghadapi UN di

SMAN Jatinangor melakukan kegiatan rutin istighosah.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perusmusan masalah pada

penelitian ini adalah ”Tingkat kecemasan siswa SMAN Jatinangor dalam

menghadapi Ujian Nasional (UN)”

1.3 TujuanPenelitian

1.3.1 TujanUmum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

kecemasan siswa SMAN Jatinangor dalam menghadapi Ujian Nasional (UN).

1.3.2 TujuanKhusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui siswa SMAN

Jatinangor dapat memahami pengertian kecemasan, mengetahui tingkat

kecemasan, bagaimana mengendalikan kecemasan, mengetahui penyebab dan

dampak kecemasan dalam persiapan Ujian Nasional.

1.4 Manfaat Penelitian

Dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu keperawatan yang

berkaitan dengan dunia pendidikan dan psikologis siswa yang akan mengahadapi

Ujian Nasional.

Page 5: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stress

siswa SMAN Jatinangor dalam menghadapi Ujian Nasional (UN).

1.4.1 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui siswa SMAN

Jatinangor dapat memahami pengertian kecemasan, mengetahui tingkat

kecemasan, bagaimana mengendalikan kecemasan, mengetahui penyebab dan

dampak kecemasan dalam persiapan Ujian Nasional.

1.5 Manfaat Penelitian

Dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu keperawatan yang

berkaitan dengan dunia pendidikan dan psikologis siswa yang akan

mengahadapi Ujian Nasional.

Page 6: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi Kecemasan

Kecemasan merupakan salah satu fenomena psikologis dimana setiap

individu pasti pernah mengalaminya. Kecemasan adalah suatu keadaan emosi

yang tidak menyenangkan yang ditandai kehawatiran,keprihatinan,dan rasa takut

yang kadang-kadang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda. Segala bentuk

keadaan yang mengancan kesejahteraan seseorang dapat menimbulkan kecemasan

seperti konflik,frustasi,ancaman terhadap fisik dan harga diri serta tekanan untuk

melakukan sesuatu diluar kemaampuan ( Atkinson dkk, 1991, h.212). sedangkan

ollendick (dalam de Clerq, 1994, h.48) berpendapt bahwa kecemasan menunjuk

pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan, yang meliputi

interpretasi subjek dan arousal atau rangsangan fisiologis( reaksi badan secara

fisik) missal : bernafas lebih cepat, jantung berdebar dan berkeringat. Lebih lanjut

Greene dkk (2005 , h.163) menambahkan kecemasan adalah suatu keadaan

emosional yang mempunyai cirri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang, dan

perasaan aprehensip bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Daradjat (1990, h.27) menambahkan bahwa kecemasan adalah manifestasi

berbagai proses emosi yang bercampur baur terjadi ketika orang yang sedang

mengalami tekanan atau frustasi dan pertentangan batin atau konflik.

Dari beberapa penjelasan tentang kecemasan tersebut , maka yang

dimaksut dengan kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang tidak

menyenangkan yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut

yang dialami seseorang ketika berhadapan dengan pengalaman yang sulit dan

menganggap sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi, yang ditandai oleh

afek negative dan gejala-gejala ketegangan jasmani seperti jantung berdebar-

debar,nafas lebih cepat dan berkeringat.

Page 7: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

Salah satu situasi yang dapat menimbulkan kecemasan adalah saat

menghadapi ujian. Seperti dikemukakan oleh Greene dkk (2005, h 163) beberapa

hal yang dapat menjadi sumber kecemasan adalah kesehatan, relasi social, ujian,

karir, relasi internasional, dan kondisi lingkungan.

2.2 Sumber- sumber kecemasan

Banyak pendapat dari para ahli yang mengemukakan tentang sumber-

sumber yang menimbulkan kecemasan. Freud (dalam Suryabrata, 1993, h.189)

menyebutkan bahwa ada lima macam sumber kecemsan, yaitu :

a. Frustasi (tekanan perasaan)

Menurut Kartono dan Galo (198, h.180) frustasi adalah kegagalan

memeperoleh kepuasan, rintangan terhadap aktivitas yang diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu, keadaan emosional yang diakibatkan oleh rasa

terkekang, kecewa, dan kekalahan. Daradjat (190, h.25) suatu proses yang

menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan, atau menyangka akan terjadi sesuatu hal yang

menghalangi keinginannya.

b. Konflik

konflik terjadi ketika terdapat dua kebutuhan atau dua kebutuhan atau

lebih berlawanan dan harus terpenuhi dalam waktu yang sama. Hal ini

ditambahkan oleh Daradjat (1990, h.26) konflik adalah terdapatnya dua

macam dorongan atau lebih, yang bertentangan atau berlawanan satu sama

lain, dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama. Di dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu dan Zain, 1994, h.85)

mengemukakan bahwa konflik adalah ketidaksepakatan di dalam suatu

pendapat emosi dan tindakan orang lain. Keadaan mental merupakan hasil

impuls-impuls, hasrat-hasrat, keinginan, dan sebagainya yang saling

bertentangan namun bekerja pada saat yang sama.

c. Ancaman

Page 8: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia )Badudu dan Zain, 1994, h.47)

mengemukakan bahwa ancaman merupakan peringatan yang harus

diperhatikan dan diatasi agar tidak terlaksana.

d. Harga diri

Harga diri adalah suatu penilaian yang dibuat oleh individu tentang dirinya

sendiri dan dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungannya. Harga

diri bukan merupakan factor yang dibawa sejak lahir tetapi merupakan

factor yang dipelajari dan terbentuk berdasarkan pengalaman individu.

Individu yang kurang mempunyai harga diri akan menganggap bahwa

dirinya tidak cakap atau cenderung kurang percaya pada kemampuan

dirinya dalam menghadapi lingkungan secara efektif dan akhirnya akan

mengalami berbagai kegagalan (Mustikawati, 1999, h.9)

e. Lingkungan

Freud (dalam Suryabrata, 1993, h.160) mengetakan bahwa factor yang

dapat mempengaruhi kecemasan adalah lingkungan dapat membuat

individu berkurang kecemasan.

2.3 Bentuk- bentuk kecemasan

Menurut Daradjat (1990, h. 27) ada 3 macam kecemasan, yaitu:

1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang

mengancam dirinya. Cemas ini lebih dilihat kepada rasa takut, karena

sumbernya jelas terlihat dalam pikiran.

2. Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.

Misalnya individu yang merasa cemas karena menyangka akan terjadi

sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga individu tersebut merasa

terancam. Cemas dalam macam ini kurang jelas penyebabnya dan tidak

berhubungan dengan apa-apa.

3. Rasa cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-

hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

Page 9: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

Cattell (dalam de Clerq, 1994, h. 49) membagi kecemasan dalam dua jenis, yaitu:

1. State anxiety, adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi

tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. State anxiety beragam

dalam aktivitas dan waktu, contoh: saat menghadapi ujian. Keadaan ini

ditentuin oleh perasaan ketegangan yang subjektif.

2. Trait anxiety, menunjuk pada ciri atau sifat seseorang untuk

menginterpretasikan suatu keadaan sebagai suatu ancaman yang disebut

dengan anxiety proness (kecenderungan akan kecemasan). Orang ini

cenderung untuk merasakan berbagai macam keadaan sebagai keadaan

yang membahayakan atau mengancam, cenderung untuk menanggapi

dengan reaksi kecemasan.

Menurut freud (dalam hall dan gardner, 1993, h. 81) ada tiga macam:

1. Kecemasan realita

Dari ketiga kecemasan itu yang paling pokok adalah kecemasan realita,

atau takut akan bahaya-bahaya di dunia luar.

2. Kecemasan neurotis

Kecemasan neurotis adalah rasa takut jangan-jangan insting-insting akan

lepas dari kendali dan menyebabkan individu berbuat sesuatu yang bisa

membuatnya dihukum. Kecemasan neurotis bukanlah ketakutan terhadap

yang mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan. Kecemasan neurotis

mempunyai dasar dalam kenyataan, sebab dunia sebagaimana diwakili

oleh orang tua dan berbagai otoritas lain akan menghukum anak bila

melakukan tindakan-tindakan impulsif.

3. Kecemasan moral

Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati. Orang-orang yang

super egonya berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah jika

mereka melakukan sesuatu atau bahkan berpikir untuk melakukan yang

bertentangan dengan norma moral di mana dirinya dibesarkan. Kecemasan

Page 10: Latar Belakang Mengetahui Tingkat Kecemasan Pada Siswa SMA Menghadapi Ujian Nasional

moral juga mempunyai daasar dalam realitas, dimasa lalu individu pernah

mendapat hukuman karena melanggar norma moral dan dapat hukum lagi.

2.4 Gejala kecemasan

Menurut daradjat (1990, hal. 29) kecemasan terdiri dari dua kelompok, yaitu:

1. Gejala psikologis

Gejala psikologis meliputi perasaan takut, perasaan akan tertimpa bahaya

atau kecelakaan, tidak mampu memusatkan perhatian, tidak berdaya, rasa

rendah diri, hilangnya rasa percaya diri dan tidak tentram. Tallis (1992,

hal. 117) menambahkan tentang gejala psikologis yaitu bingung, tegang,

khawatir. Hurlock (1996, hal.224) mengatakan bahwa kecemasan dapat

ditandai dengan adanya rasa khawatir, kegelisahan, dan perasaan tidak

aman.

2. Gejala fisiologis

Gejala fisiologis meliputi jantung berdebar-debar, meningkatnya denyut

nadi, tekanan darah meningkat, keringat berlebih, tidur tidak nyenyak,

nafsu makan hilang, dan nafas sesak. Menurut de Clerq (1994, hal. 48)

gejala fisiologis yang mungkin timbul pada orang yang mengalami

kecemasan antara lain bernafas lebih cepat, berkeringat dan jantung

berdebar-debar.