Upload
others
View
13
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 1
1.1 LATAR BELAKANG
Ruang merupakan wadah (Space) bagi masyarakat untuk beraktivitas. Suatu
wilayah akan selalu mengalami perubahan seiiring dengan paradigma
kehidupan masyarakat sebagai pelaku aktivitas dalam suatu wilayah.
Perkembangan wilayah akan selalu dipengaruhi oleh faktor intern yang antara lain
adalah faktor alam, kondisi sosial masyarakat, ekonomi serta budaya
mesyarakat setempat serta faktor eksternal yaitu kondis i perkembangan
wilayah di sekitarnya yang mempunyai daya tarik yang kuat serta kebijakan
regional. Faktor intern maupun ekstern dalam suatu wilayah perlu diidentifikasi
untuk memprediksi arah perkembangan guna menyusun strategi dalam penataan
ruang suatu wilayah agar dapa t mengakomod i r keg i a t an dan kebutuhan
yang ada d i masyarakat.Suatu wilayah baik perdesaan maupun perkotaan, dari
tahun ke tahun se la lu berkembang se ja lan dengan men ingkatnya aktivitas
kegiatan penduduknya. Perkembangan tersebut terutama terjadi di wilayah-
wilayah perkotaan, seperti halnya kota-kota kecamatan, yang dapat ditunjukkan
dengan adanya perkembangan jumlah penduduk serta tumbuh dan
berkembangnya berbagaikegiatan sosial dan ekonomi dalam berbagai skala
kegiatan.
Kenyataan menunjukkan bahwa upaya penyediaan ruang sering menjadi
permasalahan karena:
a. Ruang merupakan sumber daya alam yang terbatas, sehingga menuntut upaya
pemanfaatan secara efisien dan optimal
Bab ini berisi latar belakang
pekerjaan, maksud tujuan,
ruang lingkup dari
Penyusunan RTBL Kawasan
Aloon-aloon Kabupaten
Temanggung
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 2
b. Suatu ruang pada dasarnya dimanfaatkan bagi berbagai alternatif
kegiatan, sebaliknya suatu kegiatan tertentu dapat berlokasi pada beberapa
alternatif ruang.
Berpedoman pada kondisi/kenyataan seperti tersebut di atas, suatu
ruang tertentu sering menimbulkan konflik kepentingan antar kegiatan sektor yang
berbeda. Sebagai contoh dalam pembangunan prasarana dan sarana, dengan
terpaksa tanah yang dikonservasi fungsinya berubah menjadi areal
terbangun dan penggunaan tanah subur yang sepantasnya dimanfaatkan bagi
pengembangan kawasan pertanian yang produktif diubah menjadi kawasan
permukiman dan permasalahan-permasalahan lainnya. Menghadapi permasalahan
tersebut di atas, maka sangat diperlukan upaya pengaturan ruang yang optimal
dengan menyusun rencana tata ruang.
Sebagaimana diketahui, pengaturan ruang pada dasarnya merupakan
salah satu kewenangan dan tugas pemerintah, dengan maksud un t uk menga tu r
po tens i , k eg i a t an masya raka t , mobilitas/pergerakan dan kecenderungan
perkembangannya secara harmonis serta saling mendukung satu dengan
lainnya dalam satu tata ruang yang ada. Sehingga akan tercipta proses
pengaturan dan penataan ruang yang pada akhirnya akan menghasilkan
suatu upaya pengendalian dan pemanfaatan ruang yang lebih optimal dan efisien
dalam proses perkembangannya.Penyusuan Rencana Bangunan dan Lingkungan
bertujuan sebagai dokumen pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan
bangunan dan lingkungan untuk suatu lingkungan/kawasan tertentu supaya memenuhi
kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan, meliputi :
pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup
masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan
perlindungan lingkungan serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.
Saat ini di wilayah Kabupaten Temanggung telah mempunyai produk Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung yang baru dengan mengacu
pada Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007. Produk Rencana Tata Ruang
Wilayah KabupatenT emanggung yang ba ru t e rmua t da l am Pe r a tu r an
Dae rah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2012. Perda tersebut menjadi
dasar dalam perencanaan dan pemanfaatan tata ruang di wilayah Kabupaten
Temanggung.
Aloon-aloon Kota Temanggung merupakan salah satu kawasan pusat aktivitas di
wilayah Kecamatan Temanggung dan pusat pemerintahan. Secara fisik, alun-alun Kota
Temanggung dikelilingi oleh bangunan simbol-simbol kekuasaan daerah yaitu
Pendopo Pengayoman yang sekaligus merupakan rumah dinas Bupati Temanggung di
sebelah utara alun-alun. Sebelah timur alun-alun terdapat Gedung DPRD Kabupaten
Temanggung dan Gedung Kejaksaan, sedangkan di sebelah barat terdapat Masjid
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 3
Agung Darussalam dan Rumah Tahanan. Selain aktivitas kepemerintahan dan peribadatan,
aktivitas yang terlihat pada kawasan alun-alun di antaranya adalah aktivitas pendidikan dan
olah raga dengan beberapa sekolah di sekitar kawasan ini yang memanfaatkannya sebagai
tempat untuk kegiatan berolahraga. Aktivitas lain adalah perdagangan dan jasa baikformal
maupun informal. Sebelah selatan alun-alun merupakan kawasan perdagangan dan
jasa dengan beberapa toko, rumah makan dan warung internet, sedangkan sektor
informal (pedagang kaki lima) berada pada lokasi di pinggir Alun-Alun Kota Temanggung.
Kondisi pada siang hari, Alun-Alun Kota Temanggung terlihat ramai terutama pada
waktu selesainya jam belajar sekolah dimana banyak anak-anak sekolah yang
berkumpul dan beraktivitas di sekitar kawasan alun-alun. Pada malam hari, kawasan
alun-alun terlihat relatif sepi, aktivitas pedagang kali lima bergeser ke arah timur di
depan Gedung Bank BCA dan sebelah utara Gedung DPRD. Alun-alun juga menjadi
lokasi even-even tertentu seperti upacara hari besar nasional dan pergelaran pentas
seni dan hiburan.
a) Konsep Rencana Penataan Kawasan sekitar Alun-Alun
Konsep penataan kawasan sekitar Alun-alun Kota Temanggung bertujuan untuk
menata kawasan tersebut menjadi ruang publik yang nyaman dan mampu menjadi
tempat aktiv itas dar i warga KotaTemanggung pada khususnya maupun Kabupaten
Temanggung pada umumnya. Konsep tersebut terdiri dari :
A) Lahan yang saat ini masih berdiri rumah tahanan /rutan direncanakan akan
dialihfungsikan menjadi area pengembangan kegiatan masjid.
Adanya rencana pemindahan rumah tahanan ke kawasan di pinggiran kota
mendorong adanya rencana pemanfaatan lahan di kawasan tersebut setelah alih
fungsi. Salah satu konsep yang ditawarkan adalah bahwa lokasi tersebut sangat
potensial sebagai area parkir yang mendukung aktivitas yang ada di sekitar kawasan
Aloon-aloon. berisi kantor layanan umum, kantor arsip, perpustakaan, pusat kajian
Islam, dsb.
Lahan parkir direncanakan juga sebagai ruang terbuka yang sewaktu-waktu
dapat dipergunakan untuk kegiatan yang berkaitan dan menunjang keberadaan masjid
dan alun-alun itu sendiri, misalnya untuk pameran, bazaar, dsb. Zona parkir
direncanakan memakai 2/3 area lahan yang ada, sementara 1/3 nya digunakan untuk
bangunan fisik (gedung).
B) Lahan di selatan alun-alun yang saat ini sebagian digunakan untuk tempat parkir dan
warung serta unit usaha lainnya, direncanakan untuk diperluas fungsinya sebagai
lahan parkir yang lebih memadai dalam hal kapasitasnya. Lahan parkir direncanakan
bisa digunakan oleh bus, mobil, dan motor dengan demikian dapat menyediakan lahan
parkir yang lebih luas bagi alun-alun dan sekitarnya serta mendukung aktifitas kawasan.
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 4
b) Konsep Pedoman Pelaksanaan Pembangunan
Konsep untuk pedoman pelaksanaan pembangunan harus berpijak pada rumusan
kebijaksanaan dan produk perencanaan yang telah ditetapkan di Kabupaten
Temanggung, yaitu:
- Penetapan wilayah pembangunan harus dirumuskan dengan
mempertimbangkan potensi, kondisi, ciri utama daerah, geografis maupun keadaan
sosial.
- Dalam pelaksanaan pembangunan daerah, pendekatan sistem pengembangan
wilayah akan lebih dimanfaatkan dan diintegrasikan dengan kepentingan keamanan dan
ketertiban masyarakat.
- Dengan adanya pusat-pusat pengembangan regional, per lu mendapatkan
perhatian untuk terus didorong pertumbuhan agar dapatmelaksanakan fungsinya
sebagai pusat pelayanan dan pusat pertumbuhan bagi kawasan yang dilayaninya.
- Orientasi pelaksanaan pembangunan daerah diarahkan kepada daerah-daerah
yang belum sempat berkembang, termasuk daerah perbatasan dalam rangka
perluasan jangkauan tingkat perkembangan dan pertumbuhan wilayah Kecamatan
Temanggung.
Kota merupakan tempat konstelasi manusia dengan segala kegiatannya di
berbagai bidang, antara lain bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dan lainnya. Kegiatan
yang terpola biasanya relatif komplek sehingga sering menimbulkan masalah. Dengan
demikian aspek perencanaan menjadi cukup penting dalam upaya menciptakan keadaan
dan kondisi kehidupan yang memenuhi ketentuan dan persyaratan lingkungan hidup
yang layak. Mengingat aspek perencanaan merupakan unsur penting dalam pembinaan kota,
maka pada bagian ini akan ditinjau ketentuan-ketentuan hukum yang berkenaan dengan
usaha tersebut, yaitu :
1. Ketentuan hukum yang berkenaan dengan perencanaan kota.
2. Ketentuan hukum yang kerkenaan dengan tanah perkotaan.
3. Ketentuan hukum yang berhubungan dengan penghasilan atau pendapatan
pemerintah kota, hal ini erat kaitannya dengan kemampuan pembangunan.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, di daerah atau kota dalam usaha
menggali sumber-sumber keuangannya, tidak dapat melepaskan diri dari potensi-potensi
yang ada dalam daerah/kota masingmasing. Oleh sebab itu pembinaan dan
pengembangan daerah/kota ditentukan pula oleh kondisi potensi daerah/ kota yang
bersangkutan.
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 5
1.2 PENGERTIAN RTBL
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah rencana teknik dan program
tata bangunan dan lingkungan (Urban Guideline), serta pedoman pengendalian
pembangunan, sebagai salah satu alat pengendalian pemanfaatan ruang yang diperlakukan
secara khusus pada bangunan atau kelompok bangunan pada suatu lingkungan/kawasan
(Urban Building Desain and Development Guideline).
Dari pemikiran di atas, maka RTBL perlu disusun dan dikenakan untuk setiap bagian
kota berdasarkan hasil identifikasi pemerintah daerah. Prioritas penanganan terutama
dilakukan pada daerah atau pusat-pusat kota yang mempunyai pertumbuhan cepat dan
memerlukan pengendalian perkembangan fisik yang cepat.
Dalam konteks perkembangan lingkungan binaan, RTBL disusun untuk memenuhi
kepentingan atau aspirasi masyarakat, pemanfaatan sumberdaya lokal, dan daya dukung
tanah yang optimal. Maksud tersebut diupayakan melalui panduan-panduan yang bersifat
pengendalian, pengembangan kawasan sub-pusat kota, maupun perancangan kelompok
bangunan lingkungan didalamnya. Dengan arahan tersebut, konsultan perencana akan
mempunyai gambaran kebijaksanaan pembangunan fisik dalam wawasan kebersamaan yang
mengetengahkan dan menjaga ciri karakter, sehingga tercipta bangunan dan lingkungan
yang memberi kontribusi positif kearah terwujudnya identitas lokal.
RTBL harus mempunyai juridiksi dan kekuatan hukum agar bisa dioperasikan sebagai
alat pengendali. Untuk itu ketentuan-ketentuan penataan bangunan dan lingkungan dalam
RTBL harus sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Dalam konteks ini, RTBL
juga hendaknya mendukung peraturan-peraturan daerah yang ada atau yang masih akan
ditetapkan untuk suatu kawasan tertentu.
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1 Maksud
RTBL adalah rencana teknik dan program tata bangunan dan lingkungan (Urban
design Guideline) serta pedoman pengendalian pembangunan. Berfungsi sebagai
salah satu alat pengendalian pemanfaatan ruang yang diperlakukan secara khusus
pada bangunan atau kelompok bangunan pada suatu lingkungan/kawasan (Urban
Building Desain and Development Guideline).
Dalam konteks perkembangan lingkungan binaan, RTBL disusun untuk memenuhi
kepentingan atau aspirasi masyarakat, pemanfaatan sumber daya setempat, dan
daya dukung tanah yang optimal. Maksud tersebut diupayakan baik melalui panduan-
panduan yang bersifat pengendalian, pengembangan kawasan sub-pusat kota
maupun perancangan kelompok bangunan lingkungan di dalamnya. Dengan arahan
tersebut akan dimiliki suatu gambaran kebijaksanaan pembangunan fisik dalam
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 6
wawasan kebersamaan yang mengetengahkan dan menjaga ciri keunikan karakter
lokal. Arahan yang berpijak pada potensi karakter setempat akan dapat menciptakan
bangunan dan lingkungan yang memberi kontribusi positif kearah terwujudnya
identitas lokal. Agar bisa dioperasikan sebagai alat pengendali, RTBL harus
mempunyai jurisdiksi dan kekutan hukum. Untuk itu ketentuan-ketentuan penataan
bangunan dan lingkungan dalam RTBL harus sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Temanggung. Dalam konteks ini RTBL juga
hendaknya mendukung peraturan-peraturan daerah yang ada atau yang masih akan
ditetapkan untuk suatu kawasan tertentu.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Penyusunan RTBL Kawasan Aloon-aloon Kabupaten Temanggung
adalah sebagai berikut :
1. Merupakan usulan untuk menciptakan lingkungan yang tertata, teratur,
terintegrasi dan komprehensif sehingga rencana pengembangan kawasan kota ini
memiliki elemen kontrol yang lebih bermakna.
2. Mengintegrasikan antara fungsi permukiman, prasarana transportasi dan aktivitas
yang dapat menjembatani berbagai kegiatan komersial, fasilitas umum dan
fasilitas sosial pada jalur regional.
3. Mengendalikan perubahan fungsi lahan, perubahan peruntukan serta perubahan
lingkungan akibat pembangunan prasarana jalan.
4. Mewujudkan keunikan kawasan yang sesuai dengan karakter dan kondisi
lingkungan serta mempertimbangkan asas perencanaan yang berkelanjutan.
5. Mewujudkan lingkungan dan bangunan yang manusiawi melalui konsep penataan
yang disusun berdasarkan prosedur baku perencanaan kota, urban design,
landscaping, serta perancangan arsitektural desain teknis yang sesuai dengan
peraturan dan perundangan yang ada.
6. Menata kembali aspek visual estetika kota, sehingga menimbulkan keserasian
antara unsur-unsur binaan dengan komponen-komponen lingkungan alami.
1.3.3 Manfaat
Manfaat dari pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Bangun danLingkungan Kawasan
Aloon-Aloon Kab. Temanggung adalah :
Pengaturan tata guna tanah (Land Regulation).
Pengaturan bangunan setempat.
Penyusunan Rencana Teknik Ruang atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
setempat.
Pelaksanaan Program pembangunan.
Sebagai dasar penyusunan Peraturan Zonasi.
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 7
2 Sasaran
Sasaran dari pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Kawasan Aloon-aloon Temanggung ini adalah :
Penentuan kawasan perencanaan
Identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan dan perwujudan ruang
kawasan.
Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan
Perumusan rencana yang terdiri dari :
- Penentuan Tujuan pengembangan kawasan fungsional
- perkotaan.
- Penyusunan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan.
- Penyusunan pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional
perkotaan.
- Penyusunan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kawasan fungsional
perkotaan.
1.3 DASAR HUKUM
Sebagai dasar dari kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) Aloon-aloon Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut:
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria.
- Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005.
- Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang pembangunan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
- Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
- Undang-UndangNomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
- Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya.
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman.
- Keputusan Presiden RI nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung.
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 8
- Peraturan Presiden RI nomor 54 Tahun 2010 tenteng pengadaan barang/jasa
pemerintah yang terakhir diubah dengan peraturan Presiden nomor 70 tahun
2012.
- Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung.
- Peraturan Daerah Propinsi Jawa tengah Nomor 14 Tahun 2004 tentang RIPPDA
Propinsi Jawa Tengah.
- Perda Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung.
- Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 09 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2011 - 2031.
- Perda Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2031
- Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun2002 tentang Bangunan
Gedung.
- Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
- Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas
dan Aksesbilitas pada BangunanUmum dan Lingkungan.
- Permen PU Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan.
- Permendagri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan
Perkotaan.
- Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kota.
- Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang.
- SNI03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan.
- Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota tentang
petunjuk desain drainase permukaan jalan No. 008/T/BNKT/1990.
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 9
1.4 RUANG LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan ini meliputi beberapa tahapan, mulai dari koordinasi dan persiapan, survei
dan pengumpulan data awal, pengolahan dan analisis data, penyusunan konsep dan
strategi serta RTBL Kawasan Aloon-aloon Kabupaten Temanggung, yang secara garis
besar meliputi:
- Persiapan pelaksanaan kegiatan, yaitu koordinasi dan menyusun data awal,
rencana kerja dan penentuan metode pelaksanaan kegiatan.
- Identifikasi dan analisis potensi dan permasalahan kawasan serta merumuskan
konsep dan strategi RTBL yang sesuai dengan potensi kawasan.
- Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang bersifat teknis dan
operasional.
Pelaporan pelaksanaan kegiatan harus dipresentasikan dalam setiap tahapan
penyusunan dengan Tim Teknis dan didiskusikan dalam forum dialog maupun
lokakarya dengan ” stakeholder” di pemerintah daerah dan instansi terkait.
1.4.1 Lingkup Wilayah Perencanaan
Wilayah Perencanaan untuk Lokasi pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Bangun dan
Lingkungan Kawasan Aloon-aloon Kabupaten Temanggung ini meliputi wilayah
Kelurahan Temanggung I, Butuh, Temanggung II, dengan luasan sekitar 36 Ha
dengan batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah utara : Kodim Temanggung
Sebelah timur : Pasar Temanggung dan Plaza
Sebelah selatan : Kelurahan Mungseng, Kelurahan Giyanti
Sebelah barat : Kelurahan Manding, Desa Gilingsari.
1.4.2 Lingkup Substansional
Kegiatan penyusunan RTBL Kawasan Aloon-aloon Kabupaten Temanggung ini
diharapkan dapat menghasilkan produk berupa tersusunnya rancang bangun dan
lingkungan, yang dapat digunakan sebagai sarana mengendalikan perkembangan dan
pembangunan di wilayah perencanaan. Pedoman yang digunakan dalam menyusun
produk RTBL adalah Standar Hasil Karya RTBL dan Pedoman Umum RTBL, yang
minimal harus memuat hal-hal pokok terkait dengan Program Bangunan dan
Lingkungan.
Program bangunan dan lingkungan harus mempertimbangkan faktor kelayakan baik
dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Program ditetapkan setelah
mempertimbangkan konsep keragaman kawasan (diversity), seperti keseimbangan
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 10
pengembangan fungsi perumahan, niaga, rekreasi dan budaya dan upaya-upaya
pelestarian. Dalam pembahasan program bangunan dan lingkungan meliputi beberapa
analisis diantaranya adalah:
Analisis kawasan dan wilayah perencanaan
Komponen analisis meliputi: perkembangan sosial kependudukan, prospek
pertumbuhan ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, aspek legal konsolidasi
lahan perencanaan, daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan, serta kajian
aspek signifikansi historis kawasan.
Analisis pengembangan pembangunan berbasis peran masyarakat
Pembangunan berbasis peran masyarakat (community-based development)
adalah pembangunan dengan orientasi yang optimal pada pendayagunaan
masyarakat. Prinsip utama dalam pengembangan pembangunan berbasis peran
masyarakat diantaranya kesepakatan dan hasil kerjasama Sesuai dengan aspirasi
publik kejelasan tanggung jawab kesepakatan yang sama.
Konsep dasar perancangan tata bangunan dan lingkungan
Merupakan hasil tahapan analisis program bangunan dan lingkungan, memuat
gambaran dasar penataan pada lahan perencanaan yang selanjutnya
ditindaklanjuti dengan penjabaran gagasan desain secara lebih detail dari
masing-masing elemen desain. Komponen dasar perancangan meliputi: visi
pembangunan, konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan,
konsep komponen perancangan kawasan, blok-blok pengembangan kawasan dan
program penanganannya.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam Laporan Antara penyusunan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan Aloon- Aloon Temanggungterdiri atas:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang penyusunan studi, tujuan dansasaran
kegiatan, dasar hukum, ruang lingkup kegiatan yang terdiri dari ruang lingkup kawasan
dan ruang lingkup materi, serta sistematika pembahasan.
Bab 2 Tinjauan Kebijakan dan Program Pengembangan Kabupaten
Temanggung
Bab ini merupakan uraian mengenai tinjauan kebijakan Kabupaten Temanggung meliputi
kedudukan Kabupaten Temanggung, rencana struktur pusat pelayanan, dan rencana
sistem jaringan transportasi kota dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten
Temanggung serta kebijakan BWK I dalam rencana detail tata ruang Kabupaten
Temanggung.
Penyusunan Laporan AkhirRencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon - Aloon Kabupaten Temanggung I - 11
Bab 3 Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Temanggung
Bab ini berisi gambaran umum Kabupaten Temanggung yang terdiri dari letak geografis,
penggunaan lahan, kependudukan, kondisi sarana, dan kondisi prasarana. Serta data dan
Informasi potensi dan permasalahan Aloon-Aloon Temanggung yang berisi tentang uraian
yang menggambarkan kondisi faktual kawasan perencanaan, yang diidentifikasikan dari
data primer, sekunder maupun dari observasi lapangan. Isinya mencakup kondisi
lingkungan, kondisi tata bangunan, kondisi perabot ruang luar, sirkulasi, dan utilitas
lingkungan.
Bab 4 Analisis Tata Bangunan dan Lingkungan
Bab ini menguraikan analisis bangunan dan lingkungan di Aloon-Aloon Temanggung
meliputi analisis aspek lingkungan, aspek bangunan, perabot kota, dan utilitas
lingkungan.
Bab 5 Konsep Penataan Bangunan dan Lingkungan
Bab ini menguraikan konsep-konsep penataan bangunan dan lingkungan yang diawali
dari konsep besar, yaitu konsep penguatan karakter kawasan dan konsep pengembangan
kawasan. Kemudian pengembangan konsep penataan bangunan dan lingkungan.
Bab 6 Panduan Rancang
Bab ini menguraikan panduang perancangan tentang aturan wajib dan aturan anjuran
pada masing-masing kawasan.
Bab 7 Indikasi Program
Bab ini menguraikan program investasi, pengendalian program dan rencana Aloon-Aloon
Kabupaten Temanggung.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 1
2.1 PERDA KABUPATEN TEMANGGUNG NO 15 TAHUN 2011 TENTANG BANGUNAN DAN
GEDUNG
Perda Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2011 tentang bangunan dan gedung
di Kabupaten Temanggung. Perda tersebut di latarbelakangi oleh semakin meningkatnya
kegiatan pembangunan di Kabupaten Temanggungyang berakibat pada meningkatnya
permasalahan pembangunan di Kabupaten Temanggung.Peningkatan pembangunan tersebut
disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan aktivitas
masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong laju
pembangunan semakin pesat.
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung memiliki maksud sebagai pedoman
dalam suatu proses pembangunan agar tercipta tertib bangunan di Kabupaten Temanggung.
Hal ini dikarenakan bangunan merupakan unsur penting dalam pembinaan dan pembentukan
karakter fisik lingkungan, sehingga sesuai dengan skalanya tertib bangunan merupakan
unsur dari tertib lingkungan serta bagian di dalam mewujudkan terciptanya tertib perkotaan.
Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang. Oleh karena itu,
pengaturan bangunan gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum
dalam penyelenggaraan bangunan gedung, setiap bangunan gedung harus memenuhi
persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung.
Peraturan Daerah ini bertujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan bangunan
gedung yang tertib, baik secara administratif maupun secara teknis, agar terwujud bangunan
gedung yang fungsional, andal, yang menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan pengguna, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya. Peraturan tentang
bangunan dan gedung pun membahas tentang ketentuan wewenang, tanggung jawab dan
kewajiban, pelaksanaan tentang fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung,
penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan
Bab ini berisipenjelasan
atau tinjauan mengenai
kebijakan dan program
pengembangan Kabupaten
Temanggung
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 2
gedung, dan pembinaan dalam penyelengaraan bangunan gedung, sistem informasi dan data
dan sangsi.
Pengaturan persyaratan administratif bangunan gedung dalam Peraturan Daerah ini
dimaksudkan agar masyarakat mengetahui lebih rinci persyaratan administratif yang
diperlukan untuk mendirikan bangunan gedung, baik dari segi kejelasan status tanahnya,
kejelasan status kepemilikan bangunan gedungnya, maupun kepastian hukum bahwa
bangunan gedung yang didirikan telah memperoleh persetujuan dari pemerintah daerah
dalam bentuk izin mendirikan bangunan gedung.
Bagi pemerintah daerah sendiri, dengan diketahuinya persyaratan administratif
bangunan gedung oleh masyarakat luas, khususnya yang akan mendirikan atau
memanfaatkan bangunan gedung, menjadi suatu kemudahan dan sekaligus tantangan dalam
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik. Pelayanan pemrosesan dan pemberian izin
mendirikan bangunan gedung yang transparan, adil, tertib hukum, partisipatif, tanggap,
akuntabilitas, efisien dan efektif, serta profesional, merupakan wujud pelayanan prima yang
harus diberikan oleh pemerintah daerah.
Pengaturan persyaratan teknis dalam Peraturan Daerah ini mengatur lebih lanjut
persyaratan teknis tata bangunan dan keandalan bangunan gedung, agar masyarakat dalam
mendirikan bangunan gedung mengetahui secara jelas persyaratan-persyaratan teknis yang
harus dipenuhi sehingga bangunan gedungnya dapat menjamin keselamatan pengguna dan
lingkungannya, dapat ditempati secara aman, sehat, nyaman, dan aksesibel,sehinggga
secara keseluruhan dapat memberikan jaminan terwujudnya bangunan gedung yang
fungsional, layak huni, berjati diri, dan produktif, serta serasi dan selaras dengan
lingkungannya.
Dengan dipenuhinya persyaratan teknis bangunan gedung sesuai fungsi dan
klasifikasinya, maka diharapkan kegagalan konstruksi maupun kegagalan bangunan gedung
dapat dihindari, sehingga pengguna bangunan dapat hidup lebih tenang dan sehat, rohaniah
dan jasmaniah yang akhirnya dapat lebih baik dalam berkeluarga, bekerja, bermasyarakat
dan bernegara.
Pengaturan bangunan gedung dilandasi oleh asas kemanfaatan, keselamatan,
keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dan lingkungannya bagi masyarakat yang
berperikemanusiaan dan berkeadilan. Oleh karena itu, masyarakat diupayakan untuk terlibat
dan berperan aktif, positif, konstruktif dan bersinergi bukan hanya dalam rangka
pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi
juga dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan tertib
penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya.
Pelaksanaan peran masyarakat yang diatur dalam Peraturan Daerah ini juga tetap
mengacu pada peraturan perundang-undangan tentang organisasi kemasyarakatan,
sedangkan pelaksanaan gugatan perwakilan yang merupakan salah satu bentuk
peranmasyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung juga mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan gugatan perwakilan. Pengaturan peran masyarakat
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 3
dimaksudkan untuk mendorong tercapainya tujuan penyelenggaraan bangunan gedung yang
tertib, fungsional, andal, dapat menjamin keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan
bagi pengguna dan masyarakat disekitarnya, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya.
Pengaturan penyelenggaraan pembinaan dimaksudkan sebagai ketentuan dasar pelaksanaan
pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung dengan
berlandaskan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik. Pembinaan dilakukan untuk
pemilik bangunan gedung, pengguna banguna ngedung, penyedia jasa konstruksi, maupun
masyarakat yang berkepentingan dengan tujuan untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan
dan keandalan bangunan gedung yangmemenuhi persyaratan administratif dan teknis, serta
yang dilaksanakan dengan penguatan kapasitas penyelenggara bangunan gedung.
Penyelenggaraan bangunan gedung tidak terlepas dari peran penyedia jasa konstruksi
baik sebagai perencana, pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi maupun jasa-jasa
pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji teknis bangunan gedung, dan
pelaksanaannya juga berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi.
Penegakan hukum menjadi bagian yang penting dalam upaya melindungi kepentingan semua
pihak agar memperoleh keadilan dalam hak dan kewajibannya dalam penyelenggaraan
bangunan gedung. Penegakan dan penerapan sanksi administratif perlu dimasyarakatkan dan
diterapkan secara bertahap agar tidak menimbulkan ekses dilapangan, dengan tetap
mempertimbangkan keadilan dan ketentuan perundang-undangan lain. Mengenai sanksi
pidana, tata cara pengenaan sanksi pidana dilaksanakan dengan tetap mengikuti ketentuan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
2.2 KEBIJAKAN TATA RUANG MENURUT TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN 2011 – 2031 (PERDA Nomor I Tahun 2012)
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten memberikan gambaran tentang susunan,
sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten, hirarki pelayanan, dan pembagian fungsi kota
serta kawasan perkotaan dalam memberikan layanan bagi kawasan perdesaan di sekitarnya
yang berada dalam wilayah kabupaten, serta perletakan jaringan prasarana wilayah yang
menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam
wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada. Untuk
kepentingan pembangunan ruang dalam wilayah kabupaten dapat dibangun sistem struktur
internal kabupaten yang terdiri dari sistern perkotaan/pusat kegiatan dalam wilayah
kabupaten dan sistem prasarana skala kabupaten.
2.2.1 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Temanggung
Rencana sistem pusat pelayanan Kabupaten Temanggung dibagi dalam perencanaan
sistem perkotaan, rencana sistem pedesaan dan rencana sistem perwilayahan. Pusat
permukiman dapat diranking dalam satu hirarki berdasarkan tingkat sentralitas pusat
permukiman ini adalah keragaman dan fungsi/ fasilitas yang terdapat didalamnya.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 4
Umumnya, makin besar fungsi-fungsi dasar yang berlokasi di satu pusat permukiman, makin
banyak pula keanekaragamannya.
2.2.1.1 Rencana Sistem Perkotaan
Kawasan perkotaan merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi. Kabupaten Temanggung secara alamiah mempunyai beberapa wilayah sebagai
pusat-pusat pertumbuhan dimana masing-masing memiliki tingkat pelayanan tersendiri yang
didukung dengan keberadaan kawasan hinterland. Perbedaan perbedaan tingkat pelayanan
tersebut dilihat dari aspek jumlah penduduk, ketersediaan fasilitas, aktifitas ekonomi, serta
aspek lainnya.
Struktur kota digunakan untuk mengetahui sistem perkotaan pada wilayah yang lebih
luas (kabupaten). Struktur kota dapat dilihat dari perkembangan suatu daerah yang
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal digunakan untuk mengetahui
hubungan fungsional antar kota, dan faktor internal digunakan untuk mengetahui struktur
keruangan kota itu sendiri. Hal ini berguna untuk mengintegrasikan kota dalam wilayah yang
lebih luas.
Pola perkembangan kota lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan penduduk,
perkembangan prasarana, kondisi relief, dan aksesibilitas yang mempengaruhi pergerakan
barang atau orang. Untuk daerah yang landai dengan aksesibilitas tinggi seperti Pringsurat,
Kranggan, Temanggung, Kedu, Parakan cepat berkembang.
Rencana sistem perkotaan Kabupaten Temanggung sebagai berikut:
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Temanggung meliputi kawasan perkotaan
Temanggung dan Parakan. PKL berfungsi sebagai pusat pelayanan umum, pusat
perdagangan dan jasa maupun koleksi dan distribusi hasil-hasil bumi dari kecamatan-
kecamatan yang menjadi wilayah pengaruhnya. Untuk mendukung fungsi tersebut maka
fasilitas yang harus ada adalah fasilitas pelayanan umum serta perdagangan dan jasa
skala kecamatan dan ditunjang oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
Kota PKL direncanakan memiliki skala pelayanan satu wilayah kabupaten. Jenis fasilitas
dan prasarana yang dilokasikan di kawasan perkotaan ini dirancang untuk memiliki
pelayanan Kabupaten.
b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)di Kabupaten Temanggung adalah kawasan
Ngadirejo dan Kranggan. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) merupakan kawasan
perkotaan yang dalam jangka waktu tertentu akan diusulkan menjadi Pusat Kegiatan
Lokal (PKL).
c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Temanggung adalah kawasan Perkotaan
Pringsurat, Kedu, Kandangan, Kledung, Bulu, Candiroto, Selopampang, Bejen, Jumo,
Tlogomulyo, Tembarak, Kaloran, Gemawang, Wonoboyo, Bansari dan Tretep. Kawasan
Perkotaan yang akan dikembangkan menjadi PPK adalah kota-kota ibukota kecamatan
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 5
yang memiliki skala kecamatan dan beberapa desa. Kota-kota ini merupakan pusat
pemerintahan, aktifitas sosial, serta kegiatan perekonomian di tingkat lokal (kecamatan).
2.2.1.2 Rencana Sistem Pedesaan
Permukiman perdesaan dalam hal ini pada dasarnya dapat dianalogikan dengan
terminologi wilayah belakang (hinterland) pada konsep pusat-wilayah belakang (center-
hinterland). Pusat adalah kawasan perkotaan yang dicirikan oleh dominasi kegiatan non-
pertanian, baik dalam aktivitas ekonomi maupun sosial. Sedangkan hinterland adalah
kawasan “di luar” kawasan perkotaan. Kawasan yang berada di luar kawasan perkotaan
tersebut, tentunya adalah kawasan perdesaan, di mana kegiatan pertanian sangat dominan.
Sesuai dengan arahan yang tertuang di dalam RTRW, sistem permukiman perdesaan
dikembangkan sebagai pusat kegiatan kawasan perdesaan atau hinterland. Dengan demikian,
dalam konteks Jawa Tengah pengembangan sistem permukiman perdesaan dapat diarahkan
kepada hal-hal sebagai berikut :
a. Permukiman perdesaan akan menjadi penyeimbang pertumbuhan pusat dan wilayah
belakang, sehingga tidak terjadi kesenjangan yang semakin melebar antara perdesaan
dan perkotaan.
b. Permukiman perdesaan diarahkan sebagai media transformasi fungsi perkotaan kepada
kawasan perdesaan.
c. Permukiman perdesaan menjadi pusat distribusi dan koleksi (pengumpulan) sumberdaya
yang diperlukan bagi pengembangan wilayah perdesaan.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Temanggung adalah perdesaan, sehingga wajib
untuk membuat perencanaan perdesaan. Daerah perdesaan merupakan penghasil
sumberdaya. Sebagian besar penduduk Kabupaten Temanggung bermukim pada wilayah
perdesaan. Jadi membangun perdesaan merupakan membangun masyarakat pada
umumnya. Pembangunan perdesaan umumnya dipengaruhi faktor fisik. Rencana kawasan
pedesaan meliputi kawasan:
a. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi kawasan Desa Kebumen di Kecamatan
Pringsurat, Desa Kebonsari di Kecamatan Wonoboyo, Desa Gentan di Kecamatan
Kranggan dan Desa Malebo di Kecamatan Kandangan. PPL adalah Desa dengan dengan
pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan antar desa. PPL berfungsi
sebagai pusat pelayanan umum serta perdagangan dan jasa. Fasilitas yang harus ada
diantaranya adalah fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan maupun perdagangan
dan jasa skala kecamatan. Jenis fasilitas dan prasarana yang dilokasikan di kawasan
pusat pelayanan lingkungan ini dirancang untuk memiliki skala pelayanan beberapa desa
atau satu wilayah kecamatan.
b. Kawasan Agropolitan meliputi Kecamatan Kledung, Pringsurat, Gemawang dan
Selopampang.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 6
2.2.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana
Pengembangan sistem prasarana perkotaan bertujuan untuk meningkatkandan
memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Rencana sistem jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, sumberdaya air, energi, lingkungan dan lainnya.
2.2.2.1 RencanaSistemJaringanPrasaranaTransportasi
Sistem jaringan terbagi menjadi sistem jaringan jalan dan sistem perangkutan, baik
barang maupun orang. Sistem jaringan jalan dilihat dari kelas jalan dan kualitas jalan,
disamping kuantitas (ukuran) dari jalan yang dibutuhkan. Untuk sistem perangkut
menganalisa sistem angkutan orang dan angkutan barang dari moda angkutan. Wilayah
Kabupaten Temanggung dilewati oleh jaringan jalan provinsi yaitu yang menghubungkan
antara Magelang-Temanggung-Wonosobo. Jalur jalan tersebut merupakan wadah pola
pergerakan transportasi regional antar kabupaten. Rencana pengembangan sistem jaringan
prasarana transportasi meliputi rencana sistem jaringan jalan, rencana sistem jaringan
pelayanan angkutan umum dan rencna sarana pelayanan umum.
2.2.2.2 Rencana Sistem Jaringan Jalan
Sasaran pembangunansistem transportasi Kabupaten Temanggung sebagai berikut :
a. Menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang memadai dengan mengembangkan
sistem jaringan jalan yang baik dan menyediakan sarana angkutan umum untuk
membuka wilayah terisolir dan merangsang pertumbuhan pada wilayah-wilayah tertentu
yang saat ini pertumbuhannya masih sangat rendah.
b. Memadukan sistem jaringan jalan dalam wilayah Kabupaten Temanggung dengan wilayah
sekitarnya agar sistem transportasi dapat berfungsi secara optimal dalam melayani
kegiatan lokal dan wilayah sekitarnya.
c. Mengembangkan keterpaduan intra dan antar moda yang sejalan dengan kebijakan
spasial dan daya dukung lingkungan serta mampu menjawab pertumbuhan kebutuhan.
d. Mengembangkan manajemen transportasi dalam rangka mencapai efisiensi dan kualitas
pelayanan yang lebih tinggi melalui kebijakan seperti :
1) Penataan trayek angkutan umum sesuai dengan hirarki trayek dikaitkan dengan
karakteristik permintaan angkutan dan karakteristik jalan.
2) Penataan arus lalu-lintas pada pusat-pusat kegiatan seperti Parakan, Ngadirejo, dan
Temanggung, seperti pengaturan fasilitas parkir, pedestrian/pejalan kaki, pedagang
kaki lima, dan arus lalu-lintas.
3) Mempertahankan tingkat pelayanan jalan melalui pengawasan dan pengendalian
terhadap setiap pembangunan yang dapat menimbulkan gangguan lalu-lintas pada
pusat-pusat kegiatan seperti Parakan, Temanggung, dan Ngadirejo.
Rencana pembangunan sistem transportasi di Kabupaten Temanggung antara lain:
1) Rencana jaringan jalan arteri primer
Rencana jaringan arteri primer, peningkatan ruas jalan Secang – Pringsurat; dan
peningkatan ruas jalan Pringsurat – batas Kedu Timur/Semarang Barat (Pringsurat-
Bawen);
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 7
2) Rencana jalan kolektor primer
a) jalan kolektor primer yang bertatus jalan nasional meliputi:
(1) ruas jalan batasKabupatenWonosobo – Parakan;
(2) ruas jalan Parakan - Pertigaan BuluberupaJalanDiponegoro;
(3) ruas jalan pertigaan Bulu – Kedu;
(4) ruas jalan Kedu - batas Kota Temanggung meliputi :
Jalan Hayam Wuruk;
Jalan Gajahmada;dan
JalanDiponegoro.
(5) ruas jalan batas Kota Temanggung – Krangganmeliputi :
Jln. S. Parman; dan
Jln. Sudirman.
(6) peningkatan ruas jalan Kranggan - Secang.
b) jalan kolektor primer yang berstatus jalan provinsi meliputi:
jalanTemanggung – Kaloran – Batas Kabupatensemarang;
jalanPringsurat – Kranggan;
jalanTemanggung – PertigaanBulu - Parakan; dan
jalanParakan – Ngadirejo – Patean.
3) Rencana jalan lokal primer
peningkatan jalan Kaloran – Kandangan;
peningkatan jalan Kandangan Jumo;
peningkatan jalan Jumo – Ngadirejo;
peningkatan jalan Wonoboyo – Ngadirejo;
peningkatan jalan Tretep – Candiroto;
peningkatan jalan Tretep – Wonoboyo;
peningkatan jalan Kedu – Kandangan;
peningkatan jalan Gemawang – Jumo;
peningkatan jalan Selopampang – Kranggan;
peningkatan jalan Selopampang – Tembarak – Temanggung;
peningkatan jalan Tlogomulyo – Temanggung;
peningkatan jalan Bansari – Parakan; dan
peningkatan jalan Bansari – Ngadirejo;
4) Rencana jalan lingkungan dan jalan sekunder berupa peningkatan dan pengembangan
sistem jalan lingkungan dan jalan sekunder di seluruh wilayah Kabupaten.
2.2.2.3 Rencana Jaringan Pelayanan Angkutan Umum
Rencana pelayanan jaringan angkutan umum merupakan peningkatan rute pelayanan
umum agar tercipta jaringan pelayanan angkutan umum yang baik dan terencana, rencana
ini meliputi:
a. Peningkatan rute pelayanan angkutan perdesaan meliputi :
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 8
Temanggung – Kranggan - Secang;
Selopampang – Tambarak - Kranggan;
Temanggung – Kaloran - Sumowono;
Temanggung – Kedu - KAndangan;
Gumawang – Jumo – Ngadirejo – Parakan;
Bejen – Candiroto – Gngadirejo - Parakan;
Parakan – Kledung - Wonosobo;
Bansari – Parakan;
Kandangan – Kedu - Temanggung; dan
Tlogomulyo - Temanggung.
b. Peningkatanrutepelayananangkutanperkotaanmeliputi :
kawasan perkotaan Temanggung; dan
kawasanperkotaanParakan.
2.2.2.4 Rencana Sarana Pelayanan Umum
Rencana sarana pelayanan umum dimaksud untuk meningkatkan kualitas sarana
sebagai pendukung aktivitas pelayanan umum yang berada di Kabupaten Temannggung.
Rencana ini meliputi:
1) Rencana Terminal Penumpang
Peningkatan terminal Tipe A di Kawasan Perkotaan Temanggung
Peningkatan dan pengembangan terminal Tipe C meliputi: Kawasan Perkotaan Parakan;
Kawasan Perkotaan Ngadirejo; Kawasan Perkotaan Kranggan; Kawasan Perkotaan
Pringsurat Kawasan Perkotaan Kedu; Kawasan Perkotaan Kandangan; Kawasan
Perkotaan Kledung; Kawasan Perkotaan Bulu; Kawasan Perkotaan Candiroto; Kawasan
Perkotaan Selopampang; Kawasan Perkotaan Bejen; Kawasan Perkotaan
Jumo;Kawasan Perkotaan Tlogomulyo; Kawasan Perkotaan Tembarak Kawasan
Perkotaan Kaloran; Kawasan Perkotaan Gemawang; Kawasan Perkotaan Wonoboyo;
Kawasan Perkotaan Bansari; Kawasan Perkotaan Tretep.
2) Rencana terminal barang yang direncanakan berada di Kecamatan Pringsurat; Kecamatan
Selopampang; Kecamatan Temanggung; Kecamatan Kranggan; Kecamatan Candiroto;
Kecamatan Ngadirejo dan Kecamatan Parakan untuk mendukung kegiatan akses keluar
masuknya barang ke Kabupaten Temanggung.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 9
Gambar II. 1 RencanaStruktur RuangKabupaten TemanggungSumber : RTRW KabupatenTemanggung 2011 - 2031
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 10
2.3 RDTRK BWK I KECAMATAN TEMANGGUNG TAHUN 2011 – 2031
Berdasarkan pertimbangan beberapa hasil analisis yang sudah ada dan pertimbangan
dari kawasan perkotaan yang ada di Kecamatan Temanggung, maka kemudian dirumuskan
rencana pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK). Adapun beberapa pertimbangan yang
dipakai dalam penentuan BWK adalah dari tinjauan aspek fisik dan peruntukkan lahan
eksisting yang ada.
1. Bagian Wilayah Kota I
BWK I merupakan pusat kota yang berada di bagian tengah wilayah Kecamatan
Temanggung dan menjadi Central Business District (CBD) yang mempunyai
jangkauan pelayanan kecamatan maupun kabupaten dengan fungsi dan pola struktur
kegiatan:
Fungsi dominan:
Pemerintahan
Perkantoran
Perdagangan dan Jasa
Fungsi kawasan lainnya:
Pendidikan
Kesehatan
Permukiman
Kegiatan Campuran
BWK I adalah pengembangan kawasan pusat Kota Temanggung dengan pusat
kawasan berada di Kelurahan Temanggung I dan Temanggung II dengan pusat-pusat
perekonomian seperti pasar dan kantor pelayanan pemetintahan antara lain Kantor
Bupati, Kantor Sekretariat Daerah, Komando Distrik Militer (Kodim) dan beberapa
kantor pelayanan lainnya.
BWK I terdiri atas Kelurahan Temanggung I, Temanggung II, Butuh, Jampiroso,
Jampirejo, dan Banyuurip. Pusat BWK I terletak di Alun-alun dengan penggunaan
lahan sebagai ruang terbuka hijau dan komersial. Fungsi utama BWK I adalah sebagai
pusat kegiatan pemerintahan dan perdagangan dan jasa, dengan fungsi penunjang
sebagai pusat kegiatan perkantoran, permukiman, kesehatan, campuran, dan
pendidikan.
Penggunaan lahan di BWK I didominasi kegiatan-kegiatan utama berbagai sektor
perkotaan seperti pemerintahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, kesehatan,
pendidikan, permukiman dan transportasi yang membentuk suatu kawasan serta
mengemban sebagai pusat kota. Kegiatan pemerintahan di BWK I terdapat di
beberapa ruas jalan antara lain:
Jalan R Suprapto
Jalan Jendral Sudirman
Jalan Suwandi Suwardi
Jalan Suyoto
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 11
Jalan A. Yani
Jalan DR. Sutomo
Jalan Kartini
2. Pembagian SUB BWK I
BWK I dibagi menjadi 7 (tujuh) Sub BWK dengan perincian sebagai berikut:
a) Sub BWK 1
Sub BWK 1 masuk ke dalam Kelurahan Temanggung Temanggung II dengan batas
wilayah:
Utara : Kali Kuas
Selatan: Kali Jambe
Barat : Kec Tlogomulyo
Timur : Jalan DI Panjaitan
Penggunaan Lahan Eksisting Saat Ini:
Penggunaan lahan eksisting di Sub BWK 1 dibagi menjadi penggunaan lahan ruas
jalan dan blok (ada satu blok). Ruas jalan yang ada di Sub BWK 1 adalah ruas
Jalan Raya Gilingsari, ruas Jalan MT Haryono, dan ruas Jalan DI Panjaitan.
Penggunaan lahan di blok Sub BWK 1 (blok 8) digunakan sebagai daerah pertanian
(sawah). Penggunaan lahan di ruas Jalan Raya Gilingsari (sisi utara) digunakan
sebagai lahan permukiman dan pertanian (sawah). Penggunaan lahan di ruas
Jalan MT Haryono (sisi utara) digunakan sebagai lahan campuran (permukiman,
perkantoran serta perdagangan dan jasa). Sedangkan penggunaan lahan di ruas
DI Panjaitan (sisi timur) juga digunakan sebagai lahan permukiman.
b) Sub BWK 2
Sub BWK 2 masuk ke dalam Kelurahan Temanggung II dengan batas wilayah:
Utara : Kali Kuas
Selatan: Kali Jambe
Barat : Jalan Sindoro
Timur : Jalan DR Sutomo dan Jalan KS Tubun
Penggunaan Lahan Eksisting Saat Ini:
Penggunaan lahan eksisting di Sub BWK 2 dibagi menjadi penggunaan lahan ruas
jalan dan blok (ada lima blok). Ruas jalan yang ada di Sub BWK 2 adalah ruas
Jalan MT Haryono, ruas Jalan KS Tubun, dan ruas Jalan Dr Wahidin. Penggunaan
lahan di blok Sub BWK 2 (blok 6) digunakan sebagai daerah permukiman.
Penggunaan lahan di blok Sub BWK 2 (blok 4) digunakan sebagai daerah
permukiman. Penggunaan lahan di blok Sub BWK 2 (blok 1) digunakan sebagai
daerah ruang terbuka hijau (alun-alun). Penggunaan lahan di blok Sub BWK 2
(blok 2) digunakan sebagai daerah pemerintahan (pendopo bupati). Penggunaan
lahan di blok Sub BWK 2 (blok 10) digunakan sebagai daerah permukiman.
Penggunaan lahan di ruas Jalan MT Haryono (sisi utara) digunakan sebagai lahan
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 12
campuran (permukiman, perkantoran serta perdagangan dan jasa). Penggunaan
lahan di ruas Jalan KS Tubun (sisi timur) digunakan sebagai lahan campuran
(perdagangan dan jasa serta pendidikan). Sedangkan penggunaan lahan di ruas Dr
Wahidin (sisi utara) digunakan sebagai lahan campuran (permukiman,
perkantoran, serta perdagangan dan jasa).
c) Sub BWK 3
Sub BWK 3 masuk ke dalam Kelurahan Temanggung I dengan batas wilayah:
Utara : Kali Kuas
Selatan: Jalan Jendral Sudirman
Barat : Jalan KS Tubun
Timur : Jalan DR Cipto dan WR Supratman
Penggunaan Lahan Eksisting Saat Ini:
Penggunaan lahan eksisting di Sub BWK 3 dibagi menjadi penggunaan lahan ruas
jalan dan blok (ada empat blok). Ruas jalan yang ada di Sub BWK 3 adalah ruas
Jalan Sudirman , ruas Jalan KS Tubun, ruas Jalan Gajahmada, dan ruas Jalan Dr
Cipto. Penggunaan lahan di blok Sub BWK 3 (blok 12) digunakan sebagai daerah
permukiman. Penggunaan lahan di blok Sub BWK 3 (blok 13) digunakan sebagai
daerah perdagangan dan jasa. Penggunaan lahan di blok Sub BWK 3 (blok 14)
digunakan sebagai daerah perdagangan dan jasa serta perkantoran. Penggunaan
lahan di blok Sub BWK 3 (blok 15) digunakan sebagai daerah perdagangan dan
jasa Penggunaan lahan di ruas Jalan KS Tubun (sisi barat) digunakan sebagai
lahan campuran (perdagangan dan jasa serta pendidikan). Penggunaan lahan di
ruas Jalan Gajahmada (sisi timur) digunakan sebagai lahan campuran
(perdagangan dan jasa serta permukiman). Penggunaan lahan di ruas Jalan Dr
Cipto (sisi timur) digunakan sebagai lahan campuran (perdagangan dan jasa).
Sedangkan penggunaan lahan di ruas Jendral Sudirman (sisi selatan) digunakan
sebagai lahan campuran (perkantoran serta perdagangan dan jasa).
d) Sub BWK 4
Sub BWK 4 masuk ke dalam Kelurahan Banyuurip dengan batas wilayah:
Utara : Kali Kuas
Selatan: Jalan Sri Suwarno
Barat : Jalan Dr Cipto
Timur : Kel Kertosari
Penggunaan Lahan Eksisting Saat Ini:
Penggunaan lahan eksisting di Sub BWK 4 dibagi menjadi penggunaan lahan ruas
jalan dan blok (ada satu blok). Ruas jalan yang ada di Sub BWK 4 adalah ruas
Jalan Sri Suwarno, ruas Jalan Sundoro, ruas Jalan Gajamada dan ruas Jalan Dr
Cipto. Penggunaan lahan di blok Sub BWK 4 (blok 21) digunakan sebagai daerah
pertanian (sawah). Penggunaan lahan di ruas Jalan Gajahmada (sisi barat)
digunakan sebagai lahan campuran (perdagangan dan jasa serta permukiman).
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 13
Penggunaan lahan di ruas Jalan Dr Cipto (sisi barat) digunakan sebagai lahan
campuran (perdagangan dan jasa). Sedangkan penggunaan lahan di ruas Jalan Sri
Suwarno dan ruas Jalan Sundoro (sisi selatan) digunakan sebagai lahan campuran
(permukiman serta perdagangan dan jasa).
e) Sub BWK 5
Sub BWK 5 masuk ke dalam Kelurahan Jampiroso dengan batas wilayah:
Utara : Jalan Sri Suwarno
Selatan: Jalan Jendral Sudirman
Barat : Jalan WR Supratman
Timur : Jalan Suyoto
Penggunaan Lahan Eksisting Saat Ini:
Penggunaan lahan eksisting di Sub BWK 5 dibagi menjadi penggunaan lahan ruas
jalan dan blok (ada satu blok). Ruas jalan yang ada di Sub BWK 5 adalah ruas
Jalan Sri Suwarno, ruas Jalan Suyoto, dan ruas Jalan Jendral Sudirman.
Penggunaan lahan di blok Sub BWK 5 (blok 18) digunakan sebagai daerah
permukiman Penggunaan lahan di ruas Jalan Sri Suwarno (sisi utara) digunakan
sebagai lahan campuran (perdagangan dan jasa serta permukiman). Penggunaan
lahan di ruas Jalan Suyoto (sisi timur) digunakan sebagai lahan permukiman.
Sedangkan penggunaan lahan di ruas Jalan Jendral Sudirman (sisi selatan)
digunakan sebagai lahan campuran (perkantoran serta perdagangan dan jasa).
f) Sub BWK 6
Sub BWK 6 masuk ke dalam Kelurahan Butuh dan Jampirejo dengan batas wilayah:
Utara : Jalan S Parman, Jalan R Suprapto dan Kali Jambe
Selatan: Kel Madureso
Barat : Jalan Basri
Timur : Kali Jambe
Penggunaan Lahan Eksisting Saat Ini:
Penggunaan lahan eksisting di Sub BWK 6 dibagi menjadi penggunaan lahan ruas
jalan dan blok (ada satu blok). Ruas jalan yang ada di Sub BWK 6 adalah ruas
Jalan Basri, ruas Jalan Pahlawan, dan ruas Jalan S Parman. Penggunaan lahan di
blok Sub BWK 6 (blok 13) digunakan sebagai daerah perdagangan dan jasa.
Penggunaan lahan di ruas Jalan Basri (sisi barat) digunakan sebagai lahan
permukiman dan pertanian (sawah). Penggunaan lahan di ruas Jalan Pahlawan
(melewati tengah blok) digunakan sebagai lahan campuran (perdagangan dan jasa
serta perkantoran). Sedangkan penggunaan lahan di ruas Jalan S Parman (sisi
utara) digunakan sebagai lahan campuran (perkantoran serta perdagangan dan
jasa).
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 14
g) Sub BWK 7
Sub BWK 7 masuk ke dalam Kelurahan Jampirejo dengan batas wilayah:
Utara : Jalan Jendral Sudirman
Selatan: Kel Madureso
Barat : Kali Jambe
Timur : Jalan Kartini
Penggunaan Lahan Eksisting Saat Ini:
Penggunaan lahan eksisting di Sub BWK 7 dibagi menjadi penggunaan lahan ruas
jalan dan blok (ada satu blok). Ruas jalan yang ada di Sub BWK 7 adalah ruas
Jalan Jendral Sudirman, dan ruas Jalan Kartini. Penggunaan lahan di blok Sub BWK
7 (blok 17) digunakan sebagai daerah perdagangan dan jasa. Penggunaan lahan di
ruas Jendral Sudirman (sisi timur) digunakan sebagai lahan campuran
(perdagangan dan jasa serta perkantoran). Sedangkan penggunaan lahan di ruas
Jalan Kartini (sisi timur ) digunakan sebagai lahan permukiman.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 15
Gambar II. 2RencanaPembagian Blokdan Ruas PadaBWK ISumber : RTRWKabupatenTemanggung 2011 -2031
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 16
2.4 KETENTUAN UNDANG-UNDANG N0MOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN
GEDUNG
Menurut UU No. 28 tahun 2002, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiataannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Bangunan gedung
tersebut harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Undang-undang tersebut, yaitu:
A. Pasal 7
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan
teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
Persyaratan administrasi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan
ijin mendirikan bangunan.
Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.
Penggunaan ruang di atas dan/atau di bawah tanah dan/atau air untuk bangunan gedung
harus memiliki ijin penggunaan sesuai ketentuan yang berlaku.
Persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung adat, bangunan gedung
semi permanen, bangunan gedung darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada
daerah lokasi bencana ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kondisi sosial
dan budaya setempat.
B. Pasal 8
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administrasi yang meliputi:
status hak atas tanah, dan/atau ijin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah;
status kepemilikan gedung; dan ijin mendirikan bangunan gedung; sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap orang atau badan hukum dapat memiliki bangunan gedung atau bagian bangunan
gedung.
Pemerintah daerah wajib mendata bangunan gedung untuk keperluan tertib
pembangunan dan pemanfaatan.
Ketentuan mengenai ijin mendirikan bangunan gedung, kepemilikan dan pendataan
bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2, dan 3 diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
C. Pasal 9
Persyaratan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 3 meliputi
persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung,
dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 17
D. Pasal 9
Persyaratan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 3 meliputi
persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung,
dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan.
Persyaratan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan lebih lanjut
dalam rencana tata bangunan dan lingkungan oleh Pemerintah Daerah.
Ketentuan mengenai tata cara penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
E. Pasal 10
Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9 ayat 1 meliputi persyaratan peruntukan lokasi, kepadatan, ketinggian, dan jarak
bebas bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan.
Pemerintah daerah wajib menyediakan dan memberikan informasi secara terbuka
tentang persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung bagi masyarakat yang
memerlukannya.
F. Pasal 11
1. Persyaratan peruntukan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan ketentuan tentang tata ruang.
2. Bangunan gedung yang dibangun di atas, dan/atau di bawah tanah, air, dan/atau
prasarana dan sarana umum tidak boleh mengganggu keseimbangan lingkungan, fungsi
lindung kawasan, dan/atau fungsi prasarana dan sarana umum yang bersangkutan.
G. Pasal 12
Persyaratan kepadatan dan ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
ayat 1 meliputi koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan ketinggian
bangunan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan.
Persyaratan jumlah lantai maksimum bangunan gedung atau bagian bangunan gedung
yang dibangun di bawah permukaan tanah harus mempertimbangkan keamanan,
kesehatan, dan daya dukung lingkungan yang dipersyaratkan.
Bangunan gedung tidak boleh melebihi ketentuan maksimum kepadatan dan ketinggian
yang ditetapkan pada lokasi yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai tata cara perhitungan dan penetapan kepadatan dan ketinggian
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
H. Pasal 13
Persyaratan jarak bebas bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 1
meliputi:
Garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta
api, dan/atau jaringan tegangan tinggi.
Jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan
pagar halaman yang diijinkan pada lokasi yang bersangkutan.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 18
Persyaratan jarak bebas bangunan gedung atau bagian bangunan gedung yang dibangun
di bawah permukaan tanah harus mempertimbangkan batas-batas lokasi, keamanan, dan
tidak mengganggu fungsi utilitas kota, serta pelaksanaan pembangunannya.
Ketentuan mengenai persyaratan jarak bebas bangunan gedung sebagaimana dimaksud
dalam ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
I. Pasal 14
Persyaratan arsitektur bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1
meliputi persyaratan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, serta
pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap
penerapan berbagai perkembangan arsitektural dan rekayasa.
Persyaratan penampilan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus
memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada di
sekitarnya.
Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan
lingkungannya sebagimana dimaksud dalam ayat 1 harus mempertimbangkan
terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi,
dan selaras dengan lingkungannya.
Ketentuan mengenai penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan,
dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1, 2, 3, dan 4 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
J. Pasal 15
Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku bagi bangunan
gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.Persyaratan
pengendalian dampak lingkungan pada bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.5 KETENTUAN PERIZINAN
2.5.1 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB) adalah perizinan yang diberikan oleh
pemerintah daerah, dan oleh Pemerintah atau pemerintah provinsi untuk bangunan gedung
fungsi khusus, kepada pemilik bangunan gedung untuk kegiata nmeliputi:
- Pembangunan bangunan gedung baru, dan/atau prasarana bangunan gedung;
- Rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau prasarana bangunan gedung,
meliputi perbaikan/perawatan, perubahan, perluasan/ pengurangan; dan
- Pelestarian/pemugaran.
Dalam proses penerbitan IMB, pemerintah daerah, Pemerintah dan pemerintah
provinsi untuk bangunan gedung fungsi khusus, melaksanakan dengan prinsip pelayanan
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung II - 19
prima, serta mengendalikan penerapan persyaratan administrative dan persyaratan teknis
yang ditetapkan dalam rencana teknis.
Penyelenggaraan bangunan gedung sebagai satu kesatuan sistem dalam pelaksanaan
urusan wajib pemerintahan di bidang bangunan gedung, meliputi: pembangunan,
pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran bangunan gedung gedung pada umumnya
dan bangunan gedung tertentu.
Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan dengan:
1) Penerbitan IMB;
2) Penerbitan Sertifikat Fungsi Bangunan Gedung dan Perpanjangan Sertifikat Fungsi
Bangunan Gedung; dan
3) Persetujuan Rencana Teknis Pembongkaran Bangunan Gedung.
2.5.2 REKLAME
Perizinan reklame di tetapkan dalam peraturan daerah kabupaten Temanggung
Nomor 33 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan reklame.Setiap penyelenggaraan reklame
harus memperoleh ijin tertulis dari Bupati Temanggung dengan cara mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Bupati. Penyelenggaraan reklame non permanen di
sarana / prasarana kota dan di luar sarana / prasarana kota wajib mengisi blanko
permohonan ijin penyelenggaraan reklame.Permohonan Perpanjangan Reklame Permanen
baik di Prasarana Kota maupun di Non Prasarana Kota wajib melampirkan foto copy ijin dan
foto copy sewa lahan / retribusi reklame tahun sebelumnya.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 1
6.1 SEGMEN 1
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 1 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 1 diperuntukkan sebagai zona pertanian, perdagangan dan jasa. Dengan demikian,
aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 1 dapat berupa pertokoan, kantor, jasa dan
pertanian.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 1 adalah sebagai berikut.
Pertanian KLB yang direncanakan 0,05
Swalayan KLB yang direncanakan 2,25
Pertokoan KLB yang direncanakan 2,25
Perkantoran KLB yang direncanakan 2,25
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 1 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas Ketinggian MaksimumBangunan (meter)
1 Pertanian 6
2 Swalayan 16
3 Pertokoan 16
4 Perkantoran 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 1 adalah sebesar 13 meter.
Bab ini berisi panduang
rancang dari Penyusunan
RTBL Kawasan Aloon-aloon
Kabupaten Temanggung
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 2
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 1 adalah sebagai berikut.
Pertanian KDB yang direncanakan 70 %
Swalayan KDB yang direncanakan 75 %
Pertokoan KDB yang direncanakan 75 %
Perkantoran KDB yang direncanakan 75 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 1 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 1 adalah pertanian, toko, pertokoan dan jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 1 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan, arahan
pencahayaan dan pengaturan parkir yang hanya diperbolehkan menggunakan satu ruas jalan
sebelah kanan saja atau ruas jalan sebelah kiri saja. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang
mengarahkan pergerakan orang secara nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan
GSB
B
A
C
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 70%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 3
streetscapes yang khas secara baik. Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m
secara zig zag. Desain lampu jalan menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau
sebagai ciri khas dari Kabupaten Temanggung. Selain itu juga diarahkan pada penggunaan lampu-
lampu spot bangunan sepanjang jalan MT Haryono menuju ke Aloon-Aloon Temanggung. Lampu-
lampu spot menonjolkan arsitektur bangunan dan vegetasi pengarah di tepi jalan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 1 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 1 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.2 SEGMEN 2
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 2 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 2 diperuntukkan sebagai zona perkantoran dan pemerintahan, perdagangan dan jasa,
dan permukiman. Dengan demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 2 dapat
berupa perkantoran dan pemerintahan, perdagangan dan jasa, dan permukiman.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 4
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 1 adalah sebagai berikut.
Permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Pemerintahan KLB yang direncanakan 2,4
Perkantoran KLB yang direncanakan 3,0
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 2,4
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 2 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas Ketinggian MaksimumBangunan (meter)
1 Permukiman 16
2 Pemerintahan 20
3 Perkantoran 20
4 Perdagangan dan jasa 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 2 adalah sebesar 13 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 2 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Pemerintahan KDB yang direncanakan 60 %
Perkantoran KDB yang direncanakan 75 %
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 5
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 2 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka, peletakan informasi (signage) dan tata hijau dan utilitas bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 2 adalah permukiman, pemerintahan,
perkantoran, perdagangan dan jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 2 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan, arahan
pencahayaan dan pengaturan parkir yang hanya diperbolehkan menggunakan satu ruas jalan
sebelah kanan saja atau ruas jalan sebelah kiri saja. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang
mengarahkan pergerakan orang secara nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan
streetscapes yang khas secara baik. Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m
secara zig zag. Desain lampu jalan menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau
sebagai ciri khas dari Kabupaten Temanggung. Selain itu juga diarahkan pada penggunaan lampu-
lampu spot bangunan sepanjang jalan MT Haryono menuju ke Aloon-Aloon Temanggung. Lampu-
lampu spot menonjolkan arsitektur bangunan dan vegetasi pengarah di tepi jalan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 2 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Perletakan informasi (signage)
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 6
Perletakan signage pada segmen 2 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 2 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.3 SEGMEN 3
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 3 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 3 diperuntukkan sebagai zona pemerintahan, perkantoran, dan permukiman. Dengan
demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 3 dapat berupa pemerintahan,
perkantoran, dan permukiman.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 3 adalah sebagai berikut.
Pemerintahan KLB yang direncanakan 2,4
Perkantoran KLB yang direncanakan 3,0
Permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 3 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas Ketinggian MaksimumBangunan (meter)
1 Pemerintahan 20
2 Perkantoran 20
3 Permukiman 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 3 adalah sebesar 13 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 7
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 3 adalah sebagai berikut.
Pemerintahan KDB yang direncanakan 60 %
Perkantoran KDB yang direncanakan 75 %
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 3 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 3 adalah pemerintahan, perkantoran dan
permukiman.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 3 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 8
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 3 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 3 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 3 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.4 SEGMEN 4
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 4 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 4 diperuntukkan sebagai zona perdagangan dan jasa, perkantoran, dan permukiman.
Dengan demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 4 dapat berupa perdagangan
dan jasa, perkantoran, dan permukiman.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 4 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 4,0
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 9
Perkantoran KLB yang direncanakan 3,0
Permukiman KLB yang direncanakan 2,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 4 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Perdagangan dan jasa 24
2 Perkantoran 20
3 Permukiman 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 4 adalah sebesar 11 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 4 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
Perkantoran KDB yang direncanakan 75 %
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 4 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas bangunan.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 10
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 4 adalah perdagangan dan jasa, perkantoran
dan permukiman.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 4 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 4 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 4 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 4 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 11
6.5 SEGMEN 5
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 5 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 5 diperuntukkan sebagai zona pemerintahan dan ruang terbuka hijau. Dengan demikian,
aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 5 dapat berupa pemerintahan dan ruang terbuka
hijau.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 5 adalah sebagai berikut.
Pemerintahan KLB yang direncanakan 2,4
Ruang terbuka hijau KLB yang direncanakan 0,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 5 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Ruang Terbuka hijau 6
2 Pemerintahan 20
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 5 adalah sebesar 13 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 3 adalah sebagai berikut.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 60%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 12
Ruang terbuka hijau KDB yang direncanakan 10 %
Perkantoran KDB yang direncanakan 60 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 5 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 5 adalah Ruang terbuka hijau dan
pemerintahan.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 5 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung. Selain itu juga diarahkan pada penggunaan lampu-lampu spot disekitar kawasan
Aloon-Aloon Temanggung. Lampu- lampu spot menonjolkan arsitektur bangunan dan vegetasi
pengarah di tepi jalan.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 5 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 5 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 13
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 5 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.6 SEGMEN 6
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 6 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 6 diperuntukkan sebagai zona perdagangan dan jasa dan ruang terbuka hijau. Dengan
demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 6 dapat berupa perdagangan dan jasa
dan ruang terbuka hijau.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 6 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 2,4
Ruang terbuka hijau KLB yang direncanakan 0,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 6 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Ruang Terbuka hijau 6
2 Perdagangan dan jasa 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 6 adalah sebesar 13 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 14
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 6 adalah sebagai berikut.
Ruang terbuka hijau KDB yang direncanakan 10 %
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 6 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 6 adalah Ruang terbuka hijau dan perdagangan
dan jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 6 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung. Selain itu juga diarahkan pada penggunaan lampu-lampu spot disekitar kawasan
Aloon-Aloon Temanggung. Lampu- lampu spot menonjolkan arsitektur bangunan dan vegetasi
pengarah di tepi jalan.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 80%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 15
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 6 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 6 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 6 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.7 SEGMEN 7
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 7 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 7 diperuntukkan sebagai zona perkantoran dan ruang terbuka hijau. Dengan demikian,
aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 7 dapat berupa pendopo pengayoman dan ruang
terbuka hijau yang berupa aloon-aloon Temanggung.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 7 adalah sebagai berikut.
Perkantoran KLB yang direncanakan 3
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 16
Ruang terbuka hijau KLB yang direncanakan 0,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 7 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Ruang Terbuka hijau 6
2 perkantoran 20
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 7 adalah sebesar 13 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 7 adalah sebagai berikut.
Ruang terbuka hijau KDB yang direncanakan 10 %
Perkantoran KDB yang direncanakan 75 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 7 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 7 adalah Ruang terbuka hijau dan perkantoran.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 17
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 7 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung. Selain itu juga diarahkan pada penggunaan lampu-lampu spot disekitar kawasan
Aloon-Aloon Temanggung. Lampu- lampu spot menonjolkan arsitektur bangunan dan vegetasi
pengarah di tepi jalan.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 7 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 7 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 7 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 18
6.8 SEGMEN 8
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 8 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 8 diperuntukkan sebagai zona perkantoran dan ruang terbuka hijau. Dengan demikian,
aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 8 dapat berupa perkantoran dan ruang terbuka
hijau yang berupa aloon-aloon Temanggung.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 8 adalah sebagai berikut.
Perkantoran KLB yang direncanakan 3
Ruang terbuka hijau KLB yang direncanakan 0,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 8 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Ruang Terbuka hijau 6
2 perkantoran 20
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 8 adalah sebesar 13 meter.
KDB
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 19
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 8 adalah sebagai berikut.
Ruang terbuka hijau KDB yang direncanakan 10 %
Perkantoran KDB yang direncanakan 75 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 8 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 8 adalah Ruang terbuka hijau dan perkantoran.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 8 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung. Selain itu juga diarahkan pada penggunaan lampu-lampu spot disekitar kawasan
Aloon-Aloon Temanggung. Lampu- lampu spot menonjolkan arsitektur bangunan dan vegetasi
pengarah di tepi jalan.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 8 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 8 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 20
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 8 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.9 SEGMEN 9
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 9 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 9 diperuntukkan sebagai zona permukiman dan pendidikan. Dengan demikian, aktivitas
dan bangunan yang ada pada segmen 9 dapat berupa hunian dan gedung sekolah.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 9 adalah sebagai berikut.
Permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Pendidikan KLB yang direncanakan 2,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 9 adalah sebagai berikut.
Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Pendidikan 16
2 permukiman 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 9 adalah sebesar 8 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 21
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 9 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Pendidikan KDB yang direncanakan 70 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 9 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan, sirkulasi
pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 9 adalah permukiman dan pendidikan.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 9 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 9 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 22
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 9 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 9 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.10 SEGMEN 10
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 10 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 10 diperuntukkan sebagai zona perkantoran, perdagangan dan jasa dan permukiman.
Dengan demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 10 dapat berupa hunian,
perkantoran dan perdagangan/ jasa.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 10 adalah sebagai berikut.
Perkantoran KLB yang direncanakan 3
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 3
Permukiman KLB yang direncanakan 1,4
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 23
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 10 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Perdagangan dan jasa 20
2 perkantoran 20
3 permukiman 12
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 10 adalah sebesar 8 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 10 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 75 %
Perkantoran KDB yang direncanakan 75 %
Permukiman KDB yang direncanakan 70 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 10 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 10 adalah perkantoran, permukiman,
perdagangan dan jasa.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 24
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 10 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 10 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 10 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 10 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.11 SEGMEN 11
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 11 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 25
Peruntukkan lahan
Segmen 11 diperuntukkan sebagai zona permukiman. Dengan demikian, aktivitas dan bangunan
yang ada pada segmen 11 dapat berupa hunian.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 11 adalah sebagai berikut.
Permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 11 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 permukiman 12
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 11 adalah sebesar 8 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 11 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 70 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 11 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 26
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 11 adalah permukiman.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 11 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 11 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 11 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 11 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 27
6.12 SEGMEN 12
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 12 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 12 diperuntukkan sebagai zona ruang terbuka hijau, permukiman, perkantoran,
perdagangan dan jasa. Dengan demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 12 dapat
berupa ruang terbuka hijau (taman pengayoman), hunian, kantor dan pertokoan/jasa.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 12 adalah sebagai berikut.
Ruang terbuka hijau KLB yang direncanakan 0,1
Permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Perkantoran KLB yang direncanakan 3
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 2,4
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 12 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Ruang terbuka hijau 6
2 Permukiman 16
3 Perkantoran 20
4 Perdagangan dan jasa 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 12 adalah sebesar 10 meter.
KDB
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 28
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 12 adalah sebagai berikut.
Ruang terbuka hijau KDB yang direncanakan 10%
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Perkantoran KLB yang direncanakan 75%
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 80%
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 12 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 12 adalah ruang terbuka hijau, permukiman,
perkantoran, perdagangan dan jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 12 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 12 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 12 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 29
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 12 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.13 SEGMEN 13
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 13 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 13 diperuntukkan sebagai zona permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa.
Dengan demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 13 dapat berupa hunian, kantor
dan pertokoan/jasa.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 13 adalah sebagai berikut.
Permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Perkantoran KLB yang direncanakan 3
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 2,4
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 13 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Permukiman 16
2 Perkantoran 20
3 Perdagangan dan jasa 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 13 adalah sebesar 10 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 30
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 13 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Perkantoran KLB yang direncanakan 75%
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 80%
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 13 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 13 adalah permukiman, perkantoran,
perdagangan dan jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 13 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 31
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 13 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 13 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 13 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.14 SEGMEN 14
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 14 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 14 diperuntukkan sebagai zona perkantoran, permukiman, perdagangan dan jasa.
Dengan demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 14 dapat berupa kantor, hunian,
dan pertokoan/jasa.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 14 adalah sebagai berikut.
Perkantoran KLB yang direncanakan 3
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 32
Permukiman KLB yang direncanakan 2,1
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 4
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 14 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Perkantoran 20
2 Permukiman 16
3 Perdagangan dan jasa 24
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 14 adalah sebesar 11 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 14 adalah sebagai berikut.
Perkantoran KLB yang direncanakan 75%
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 80%
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 14 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 33
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 14 adalah ruang perkantoran, permukiman,
perdagangan dan jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 14 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 14 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 14 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 14 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 34
6.15 SEGMEN 15
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 15 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 15 diperuntukkan sebagai zona perdagangan dan jasa. Dengan demikian, aktivitas dan
bangunan yang ada pada segmen 15 dapat berupa perdagangan dan jasa .
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 15 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 4,0
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 15 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Perdagangan dan Jasa 24
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 15 adalah sebesar 10 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 15 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 80 %
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 35
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 15 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 15 adalah Ruang terbuka hijau dan perdagangan
dan jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 15 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 15 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 15 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 36
Bangunan pada segmen 15 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.16 SEGMEN 16
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 16 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 16 diperuntukkan sebagai zona perdagangan dan permukiman. Dengan demikian,
aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 16 dapat berupa perdagangan dan jasa dan
permukiman.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 16 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 4,0
Permukiman KLB yang direncanakan 2,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 16 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Permukiman 12
2 Perdagangan dan jasa 24
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 16 adalah sebesar 10 meter.
KDB
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 37
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 16 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 16 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 16 adalah Permukiman dan perdagangan dan
jasa
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 16 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 16 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 38
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 16 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 16 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.17 SEGMEN 17
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 17 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 17 diperuntukkan sebagai zona perdangan dan jasa dan permukiman. Dengan demikian,
aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 17 dapat berupa perdagangan dan jasa dan
permukiman.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 6 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 4,0
Permukiman KLB yang direncanakan 2,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 17 adalah sebagai berikut.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 39
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 Permukiman 16
2 Perdagangan dan jasa 24
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 17 adalah sebesar 11 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 17 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 17 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 40
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 17 adalah Permukiman dan perdagangan dan
jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 17 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 17 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 17 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 17 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 41
6.18 SEGMEN 18
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 18 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 18 diperuntukkan sebagai zona perdagangan dan jasa dan permukiman. Dengan
demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 5 dapat berupa perdagangan dan jasa
dan permukiman.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 18 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 4,0
Permukiman KLB yang direncanakan 2,1
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 18 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 permukiman 16
2 Perdagangan dan jasa 24
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 18 adalah sebesar 10 meter.
KDB
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 42
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 18 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 18 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 18 adalah permukiman dan perdagangan dan
jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 18 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 18 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 18 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 43
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 18 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.19 SEGMEN 19
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 19 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 19 diperuntukkan sebagai zona permukiman. Dengan demikian, aktivitas dan bangunan
yang ada pada segmen 19 adalah permukiman.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 19 adalah sebagai berikut.
Permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 19 adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 permukiman 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 19 adalah sebesar 10 meter.
KDB
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 44
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 19 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 19 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 19 adalah permukiman.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 19 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 19 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 19 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 45
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 19 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.20 SEGMEN 20
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 20 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 20 diperuntukkan sebagai zona pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa.
Dengan demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 20 dapat berupa pemerintahan,
permukiman, perdagangan dan jasa.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 20 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 2,4
permukiman KLB yang direncanakan 2,25
pemerintahan KLB yang direncanakan 2,4
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 20 adalah adalah sebagai berikut.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 46
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 pemerintahan 20
2 Perdagangan dan jasa 16
3 permukiman 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 20 adalah sebesar 8 meter.
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 20 adalah sebagai berikut.
Pemerintahan KDB yang direncanakan 60 %
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 20 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 20 adalah Ruang terbuka hijau dan perdangan
dan jasa
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 20 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 47
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 20 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda
masuk kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 20 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 20 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 48
6.21 SEGMEN 21
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 21 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 21 diperuntukkan sebagai zona perdagangan dan jasa dan permukiman. Dengan
demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 21 dapat berupa perdagangan dan jasa
dan permukiman.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 21 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 2,4
permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 21 adalah adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 permukiman 16
2 Perdagangan dan jasa 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 21 adalah sebesar 10 meter.
KDB
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 49
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 21 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 21 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 21 adalah Ruang terbuka hijau dan perdangan
dan jasa
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 21 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 21 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 21 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 50
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 21 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
6.22 SEGMEN 22
ATURAN WAJIB
Aturan wajib yang ada di segmen 22 adalah arahan peruntukkan lahan, KDB, KLB, ketinggian
maksimum bangunan, dan GSB.
Peruntukkan lahan
Segmen 22 diperuntukkan sebagai zona permukiman dan perdagangan dan jasa. Dengan
demikian, aktivitas dan bangunan yang ada pada segmen 22 dapat berupa permukiman dan
perdagangan jasa.
KLB
KLB untuk fungsi yang ada di segmen 22 adalah sebagai berikut.
Perdagangan dan jasa KLB yang direncanakan 2,4
Permukiman KLB yang direncanakan 2,25
Ketinggian maksimum bangunan
Ketinggian maksimum untuk fungsi yang ada di segmen 22 adalah adalah sebagai berikut.
No. Aktivitas KetinggianMaksimum
Bangunan (meter)
1 permukiman 16
2 Perdagangan dan jasa 16
GSB
Garis sempadan bangunan pada segmen 22 adalah sebesar 7 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 51
KDB
KDB untuk fungsi yang ada di segmen 22 adalah sebagai berikut.
Permukiman KDB yang direncanakan 75 %
Perdagangan dan jasa KDB yang direncanakan 80 %
ATURAN ANJURAN
Aturan anjuran pada segmen 22 meliputi arahan komposisi bangunan, sirkulasi kendaraan,
sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau, peletakan informasi (signage) dan utilitas
bangunan.
Arahan komposisi bangunan
Komposisi bangunan yang diijinkan pada segmen 22 adalah permukiman dan perdagangan dan
jasa.
Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraaan pada segmen 22 diarahkan pada adanya proporsi ruang jalan dan arahan
pencahayaan. Adapun proporsi ruang jalan adalah yang mengarahkan pergerakan orang secara
nyaman untuk dapat mengenali dan mempersepsikan streetscapes yang khas secara baik.
Lampu- lampu menerangi jalan diatur pada setiap jarak 50 m secara zig zag. Desain lampu jalan
menggunakan ornamen khusus berupa daun tembakau sebagai ciri khas dari Kabupaten
Temanggung.
Perletakan informasi (signage)
Perletakan signage pada segmen 22 dapat diletakkan pada muka segmen sebagai penanda masuk
kawasan.
Contoh perhitungan KDB :
KDB = (A + B) * C x 100 % = 75%
A * C
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten TemanggungVI - 52
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada segmen 22 diarahkan pada pengaturan jalur pedestrian dengan
pemberian kenyamanan berupa perbaikan jalur pedestrian dan penambahan tanaman hijau.
Selain itu, Pemakaian material perlu diperhatikan terkait dengan perletakkannya pada ruang
ruang luar (outdoor) sehingga tidak boleh dari material yang licin. Terdapat guiding block atau
jalur khusus bagi penyandang cacat (orang buta). Diutamakan penggunaan material yang
bertekstur yang dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat mata (buta) sebagai penunjuk arah
melalui indera peraba kaki. Jenis material yang digunakan pada jalur pedestrian yaitu keramik
unpolish atau keramik kasar dengan kombinasi paving.
Ruang terbuka dan tata hijau
Perlu diatur komposisi penggunaan ruang dengan perbandingan 60% sebagai taman pasif dan
40% sebagai taman aktif. Tata hijau dilakukan dengan menanam pohon maupun jenis tanaman
hijau lainnya di koridor tanaman. Dianjurkan juga untuk menyediakan sarana umum berupa kotak
sampah dan bangku taman.
Utilitas Lingkungan
Bangunan pada segmen 22 diarahkan memiliki saluran dengan lebar 1,5 meter. Saluran dapat
berupa saluran untuk drainase. Selain itu, utilitas bangunan dapat berupa tempat sampah dengan
jarak 100 meter.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 1
7.1 PROGRAM INVESTASI
Program investasi pada penyusunan RTBL Kawasan Aloon-Aloon Temanggung disusun dalam
jangka waktu lima tahun. Program investasi juga dilakukan pada setiap segmen kawasan
pada Aloon-Aloon Temanggung. Berikut tabel program investasi.
Tabel VII.1 Program Investasi Segmen Kawasan 1
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
1 PeningkatanJalan(perkerasanbahu jalan)
m2
2400DPU Kab.Temanggung
APBD
597.600.000
2PembangunanPedestrian
m2
4800DPU Kab.Temanggung
APBN,APBD
604.800.000
3 Street Furniture
- TempatSampah (jalan+aloon-aloon)
buah 44
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
132.000.000
- Tempat dudukaloon-aloon
buah 20DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
20.000.000
- Lampu Jalan buah 48DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
960.000.000
- LampuPedestrian -aloon-aloon
buah 20DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
300.000.000
-Penunjuk Arah 4Din.Perhubunga
APBD ,Swasta
1.750.000
Bab ini berisi program
investasi, pengendalian
program dan rencana
Aloon-aloon Kabupaten
Temanggung.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 2
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
n
- PapanInformasi
buah 2
Din.Perhubungan
APBD ,Swasta
2.000.000
4 Penghijauan/Vegetasi
- Peneduh buah 240
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
42.000.000
- Pengarah buah 240
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
36.000.000
5PembangunanSaluranDrainase
m2 2400DPU Kab.Temanggung
APBN,APBDPropinsi, APBDKab
3.600.000.000
6PembangunanMarka Jalan
m2 1200DPU Kab.Temanggung
APBD1.200.000
.000
Total = 7.496.150.000
Sumber : Tim Penyusun, 2013
Tabel VII.2 Program Investasi Segmen Kawasan 2
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber
Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
1 PeningkatanJalan(perkerasanbahu jalan)
m2 4000DPU Kab.Temanggung
APBD
996.000.000
2PembangunanPedestrian
m2 4000DPU Kab.Temanggung
APBN,APBD
504.000.000
3 Street Furniture
- TempatSampah
buah 40
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
120.000.000
- Tempat duduk buah 10DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
10.000.000
- Lampu Jalan buah 80DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
1.600.000.000
- LampuPedestrian
buah 80DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
800.000.000
-Penunjuk Arah 10Din.Perhubungan
APBD ,Swasta
10.000.000
- Papan Informasi buah 2Din.Perhubung
APBD ,Swasta
2.000.000
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 3
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber
Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
an4 Penghijauan/Ve
getasi
- Peneduh buah 40
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
6.000.000
- Pengarah buah 40
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
6.000.000
5 PembangunanSaluranDrainase
m2 1200DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
1.200.000.000
Total = 5.254.000.000
Sumber : Tim Penyusun, 2013
Tabel VII.3 Program Investasi Segmen Kawasan 3
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber
Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
1 PeningkatanJalan(perkerasanbahu jalan)
m2
1600DPU Kab.Temanggung
APBD
398.400.000
2PembangunanPedestrian
m2
3200DPU Kab.Temanggung
APBN,APBD
403.200.000
3 Street Furniture
- TempatSampah
buah 20
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
60.000.000
- Tempat duduk buah 10DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
10.000.000
- Lampu Jalan buah 16DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
320.000.000
- LampuPedestrian
buah 16DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
160.000.000
- Penunjuk Arah 10Din.Perhubungan
APBD ,Swasta
10.000.000
- Papan Informasi buah 2Din.Perhubungan
APBD ,Swasta
2.000.000
4 Penghijauan/Vegetasi
- Peneduh buah 16Din.Kebersihan
APBD ,Swasta
2.400.000
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 4
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber
Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
DanPertamanan
- Pengarah buah 16
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
2.400.000
5PembangunanSaluranDrainase
m2 1600DPU Kab.Temanggung
APBN,APBDPropinsi,APBD Kab
1.600.000.000
6PembangunanHalte
buah 3Din.Perhubungan
APBD
195.000.000
Total = 3.163.400.000
Sumber : Tim Penyusun, 2013
Tabel VII.4 Program Investasi Segmen Kawasan 4
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber
Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
1 PeningkatanJalan(perkerasanbahu jalan)
m2
2680DPU Kab.Temanggung
APBD
667.320.000
2PembangunanPedestrian
m2
5360DPU Kab.Temanggung
APBN,APBD
675.360.000
3 Street Furniture
- TempatSampah
buah 26
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
78.000.000
- Tempat duduk buah 10DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
10.000.000
- Lampu Jalan buah 52DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
1.040.000.000
- LampuPedestrian
buah 52DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
520.000.000
-Penunjuk Arah 6Din.Perhubungan
APBD ,Swasta
6.000.000
- Papan Informasi buah 5Din.Perhubungan
APBD ,Swasta
10.000.000
4 Penghijauan/Vegetasi
- Peneduh buah 52 Din. APBD , 7.800.000
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 5
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber
Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
KebersihanDanPertamanan
Swasta
- Pengarah buah 52
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
7.800.000
5PembangunanSaluranDrainase
m2 2680DPU Kab.Temanggung
APBN,APBDPropinsi,APBD Kab
2.680.000.000
6PembangunanHalte
buah 5Din.Perhubungan
APBD
325.000.000
Total = 6.027.280.000
Sumber : Tim Penyusun, 2013
Tabel VII.5 Program Investasi Segmen Kawasan 5
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber
Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
1 PeningkatanJalan(perkerasanbahu jalan)
m2
880DPU Kab.Temanggung
APBD
219.120.000
2PembangunanPedestrian
m2
1760DPU Kab.Temanggung
APBN,APBD
221.760.000
3 Street Furniture
- TempatSampah
buah 8
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
24.000.000
- Tempat duduk buah 2DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
20.000.000
- Lampu Jalan buah 16DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
320.000.000
- LampuPedestrian
buah 16DPU Kab.Temanggung
APBD ,Swasta
160.000.000
-Penunjuk Arah 6Din.Perhubungan
APBD ,Swasta
6.000.000
- Papan Informasi buah 4Din.Perhubungan
APBD ,Swasta
8.000.000
4 Penghijauan/Vegetasi
- Peneduh buah 10Din.Kebersihan
APBD ,Swasta
1.500.000
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 6
No
Komponen Satuan VolumeTahun Pelaksanaan
InstansiSumber
Dana Biaya2014 2015 2016 2017 2018
DanPertamanan
- Pengarah buah 10
Din.KebersihanDanPertamanan
APBD ,Swasta
1.500.000
5PembangunanSaluranDrainase
m2 880DPU Kab.Temanggung
APBN,APBDPropinsi,APBD Kab
880.000.000
6PembangunanHalte
buah 2Din.Perhubungan
APBD
130.000.000
Total = 1.991.880.000
Sumber : Tim Penyusun, 2013
7.2 PENGENDALIAN PROGRAM DAN RENCANA
Pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan pada Kawasan Aloon-Aloon Temanggung
dapat dilaksanakan dengan strategi sebagai berikut :
- Rencana pola penataan kawasan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan merupakan
satu kesatuan pemahaman mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan,
pengelolaan dan pengendaliannya.
- Untuk mendukung terwujudnya rencana dan program penataan, pelaksanaanya dapat
dilakukan secara bertahap sejalan dengan tersedianya peraturan yang memiliki kekuatan
hukum sebagai unsur pengendali.
- Pelaksanaan rencana dan program penataan memerlukan peran serta dari masyarakat
untuk ikut serta mewujudkan sesuai dengan program dan rencana penataan bangunan
dan lingkungan
Dalam tahap pelaksanaan program-program yang dihasilkan pada rencana penataan
bangunan, harus selalu dilakukan pengendalian serta membutuhkan peran masyarakat, agar
pelaksanaannya tidak menyimpang dengan arahan-arahan yang dihasilkan. Hasil rencana
pola penataan kawasan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan merupakan satu
kesatuan pemahaman mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan
pengendaliannya. Setelah perangkat pengaturan RTBL mempunyai kekuatan hukum untuk
dilaksanakan (berbentuk Peraturan Daerah atau Surat Keputusan Walikota), maka agar
pelaksanaannya dapat terjamin kelangsungannya dan tidak menyimpang dari arahan yang
telah ditentukan, dibutuhkan suatu lembaga untuk mengawasi pelaksanaan, pemanfaatan
hasil RTBL, pengelolaan dan pengendaliannya. Lembaga tersebut dapat beranggotakan wakil-
wakil instansi yang terkait dalam pelaksanaan RTBL. Misalnya dari Bappeda, Dinas Pekerjaan
Umum, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas PJPR, Perusahaan Listrik Negara, PSDA, Dinas
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 7
Perhubungan, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Di samping itu kerjasama antara
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sangat diperlukan.
Di samping pihak pemerintah yang berperan dalam bidang pengaturan dan pembinaan hasil-
hasil penyelenggaraan penataan bangunan, ada beberapa organisasi di luar instansi formal
yang dinilai cukup berpotensi untuk dikembangkan dan dapat mendukung keberhasilan
kegiatan penataan bangunan dan lingkungan ini antara lain:
1. Organisasi-organisasi Profesi, misalnya:
- IAP (Ikatan Ahli Perencanaan)
- IAI (Ikatan Arsitek Indonesia)
- GAPENSI (Gabungan Pengusaha Indonesia)
2. Lembaga Swadaya Masyarakat.
3. Perguruan Tinggi
Pelaksanaan rencana dan program penataan memerlukan peran serta dari masyarakat untuk
ikut serta mewujudkan kawasan yang sesuai dengan rencana dan program penataan
bangunan dan lingkungan.
7.3 KETENTUAN ADMINISTRASI
Maksud dari pengaturan administrasi atas rencana tata bangunan dan lingkungan di Kawasan
Aloon-Aloon Temanggung adalah mengendalikan, mengawasi, dan menertibkan implementasi
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Di samping itu
agar RTBL memasyarakat terutama di kalangan penduduk di Kawasan Aloon-Aloon
Temanggung, diperlukan penyuluhan kepada masyarakat agar terbentuk suatu iklim kondusif
yang mengarah pada penggalangan peran serta pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
penataan bangunan dan lingkungan. Ketentuan administrasi pengendalian pelaksanaan
rencana dan program dilaksanakan melalui mekanisme perijinan mendirikan bangunan yang
harus sesuai dengan rencana dan program RTBL, antara lain berisi tentang:
7.3.1 Kewenangan Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini berwenang :
- Memberikan ijin sepanjang persyaratan teknis dan administratif sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
- Menetapkan kebijaksanaan terhadap lingkungan khusus atau lingkungan yang
dikhususkan dari ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah yang sudah
dikeluarkan dengan mempertimbangkan keserasian lingkungan dan atau keamanan.
- Menetapkan bangunan tertentu untuk menampilkan arsitektur yang berjati diri Jawa
Tengah/ Kabupaten Magelang.
- Menetapkan prosedur dan persyaratan serta kriteria teknis tentang penampilan
bangunan.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 8
- Menetapkan sebagian bidang pekarangan atau bangunan untuk penempatan,
pemasangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan kota demi kepentingan
umum.
7.3.2 Mekanisme Perijinan
- Setiap kegiatan membangun dan atau menggunakan bangunan dalam kawasan Aloon-
Aloon Temanggung harus memiliki ijin.
- Selain harus memiliki ijin, harus dipenuhi pula ketentuan lain yang berkaitan dengan
kegiatan mendirikan bangunan.
- IMB diberikan sepanjang pelaksanaan bangunan sesuai dengan rencana dan program
RTBL.
7.3.3 Tertib Pembangunan Bangunan
Bangunan yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan dalam rencana penataan bangunan
dan lingkungan di kawasan Aloon-Aloon Temanggung, melalui IMB dilakukan penyesuaian-
penyesuaian sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku.
7.3.4 Pengendalian Pembangunan
- Persyaratan dan ketentuan perancangan bangunan baik produk yang harus dihasilkan,
arsitektur, struktur dan utilitas maupun pelaku perancangan bangunan termasuk di
dalamnya ijin-ijin yang harus dimiliki dan diproses pada waktu melakukan perancangan
bangunan.
- Persyaratan dan ketentuan pelaksanaan pembangunan terutama pelaksanaan
pemborongan bangunan, termasuk ijin yang harus diproses pada waktu melaksanakan
konstruksi fisik bangunan.
- Persyaratan dan ketentuan pemanfaatan/penggunaan bangunan termasuk ijin-ijin yang
harus dimiliki untuk dapat memanfaatkan bangunan.
7.4 KETENTUAN PENGATURAN OPERASIONALISASI
Pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan dapat dilaksanakan secara bertahap sejalan
dengan disediakannya perangkat aturan-aturan yang memiliki kekuatan hukum untuk
mendukung terlaksananya program-program ini. Hal ini dimaksudkan untuk mengkondisikan
masyarakat yang terlibat dengan peraturan ini, sehingga lambat laun keberhasilan penataan
bangunan dan lingkungan dapat tercapai. Secara bertahap peran swasta dapat dilibatkan
untuk investasi dengan diberikan insentif atau kompensasi, misalnya dengan memberikan
hak pada pengelolaan pada kawasan tertentu, misalnya pada blok pertokoan dan perumahan,
dengan tetap mengacu pada arahan-arahan yang telah dihasilkan dalam rencana penataan
bangunan dan lingkungan.
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 9
7.5 ARAHAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN
Langkah penting setelah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasaan
Aloon-Aloon Temanggung ini guna menunjang pelaksanaannya adalah menyusun strategi dan
mekanisme pelaksanaan pembangunan, sehingga setiap kegiatan yang direncanakan sesuai
dengan yang diharapkan.
Strategi dan mekanisme pelaksanaan pembangunan ini menyangkut beberapa aspek antara
lain:
7.5.1 Aspek Koordinasi Pembangunan
Sistem organisasi dan pengelolaan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan RTBL harus
memadai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Pembagian fungsi yang lebih jelas pada masing-masing instansi untuk menghindari
adanya fungsi yang bercampur.
- Meningkatkan peran Bappeda yang mampu mengkoordinasikan berbagai instansi sektoral
baik di dalam Pemerintahan Kabupaten Magelang maupun dengan Pemerintahan di
tingkat Propinsi guna membantu dan memonitoring pembangunan yang sesuai dengan
rencana.
- Memperjelas arah di dalam merencanakan dan pengawasan maupun pengendalian
penggunaan lahan, sehingga dapat dicapai suatu perencanaan yang terpadu.
7.5.2 Aspek Hukum Pelaksanaan Rencana
Rencana teknis sebagai sarana untuk penataan dan pengendalian tata bangunan dan
lingkungan selayaknya diikuti oleh kekuatan hukum yang lebih mendasar untuk mengatur
wilayah perencanaan.
Untuk mempercepat perencanaan yang efektif dan tepat guna maka diperlukan adanya
peningkatan dari aspek hukum, antara lain:
- Peningkatan kewenangan hukum dalam pengaturan bangunan dan lingkungan
- Menyusun peraturan-peraturan rencana pengaturan bangunan dan lingkungan sesuai
dengan hukum yang berlaku
- Menyusun mekanisme pengendalian dengan memperhatikan pemberian ijin bangunan
yang disertai pula dengan peraturan pajak atau pungutan tertentu yang pada dasarnya
merupakan suatu mekanisme pengendalian.
- Melakukan intervensi hukum secara positif dan lebih efektif di dalam usaha penyediaan
lahan, pengaturan kembali petak lahan, pembebasan lahan dan pengembangan lahan.
7.5.3 Aspek Pembiayaan
Usaha pokok di dalam bidang pembiayaan ini adalah meningkatkan sumber pendapatan yang
bisa digali, misalnya dari pajak pembangunan, pajak hiburan, pajak usaha dan lain-lain. Di
samping itu dapat ditingkatkan pula sumber-sumber pendapatan yang berasal dari :
Penyusunan Laporan Akhir Rencana Tata Bangun dan Lingkungan
Kawasan Aloon-Aloon Kabupaten Temanggung VII - 10
- Peningkatan dari pendapaan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).
- Mengendalikan kemungkinan pemungutan khusus dari berbagai pemungutan
pembangunan dan pungutan pemakai.
Sumber-sumber tersebut perlu dipertimbangkan terhadap perimbangan keuangan antara
Pemerintah Kabupaten, Propinsi dan Pemerintah Pusat, serta perlu adanya peningkatan
swadaya masyarakat dan swasta sebagai salah satu sumber dana utama, terutama yang
berkaitan dengan proyek yang berorientasi ekonomi.
7.5.4 Pemantauan Pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemantauan pelaksanaan rencana,
antara lain:
- Perlu sistem informasi yang terus menerus dan canggih, sehingga berbagai kegiatan
pembangunan yang dilakukan dapat dicatat dan dianalisa
- Aspek hubungan kerja antara instansi, pengorganisasiannya dan hasil yang diharapkan
dari proses pemantauan.
- Cara dan prosedur yang ditempuh dalam pelaksanaan pembangunan dan bagaimana
pemantauan tersebut dilakukan di dalam proses yang lebih luas dan berkesinambungan.
7.5.5 Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan yang sudah direncanakan secara berkala akan terus meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan, sehingga perlu dilakukan evaluasi secara terus menerus dengan
pertimbangan sebagai berikut:
- Kebutuhan dana dan tenaga yang ada.
- Beberapa pembatasan dan perlunya pertimbangan pelestarian lingkungan.
- Persyaratan kebijaksanaan maupun perencanaan yang telah dirumuskan.
- Masalah yang harus diselesaikan terutama yang memerlukan penanganan yang
mendesak.
7.5.6 Sangsi dan Denda
Sangsi dan denda akan dikenakan apabila terdapat pembangunan yang menyimpang dari
ketentuan yang telah ditetapkan, sangsi dan denda ini termasuk studi tentang besarnya
biaya denda.