Upload
bani-hasri
View
180
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN
LAS LISTRIK
Dosen Pembimbing : Soerya Soelarta, LRSC
Disusun Oleh :
Bani Hasri .L 101411035
Dessy Nuraini .R 101411036
M. Rizki Purnama 101411042
Kelompok : II (dua)
Kelas : 3 B
Tanggal Praktikum : 13 Oktober 2012
Tanggal Penyerahan : 20 Oktober 2012
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
LAS LISTRIK
1. Tujuan
Mengetahui peralatan yang digunakan untuk mengelas logam dengan las
listrik
Mengetahui teknik penyambungan logam dengan menggunakan las
listrik
Mengetahui tata cara mengelas logam yang aman dengan menggunakan
perlengkapan
II. LANDASAN TEORI
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik
sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah
merupakan sambungan tetap. Ada beberapa macam proses yang dapat
digolongkan kadalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu :
1) Las Listrik dengan Elektroda Karbon, Misalnya:
Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.
Las listrik dengan elektroda karbon ganda.
2) Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya:
Las-listrik dengan elektroda berselaput
Las iistrik TIG (Tungsten Inert Gas)
Las Iiarik submerged
Prinsip-Prinsip Las Listrik
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun
logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang
terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi
yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan
listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas
joule atau kalori seperti rumus dibawah ini :
H = E x I x t
dimana :
H = panas dalam satuan joule
E = tegangan listrik delam volt
I = kuat arus dalam amper
t = waktu dalam detik
Las Listrik Dengan Elektroda Karbon
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau
diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam
yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau
elektroda yang berselaput fluksi.
Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW )
Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah.
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan
mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang
turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung
elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap
pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi
permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana
G adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal
negetif sedang bahan ke terminal positif.
Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda
ke bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah
ini.
Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan
bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan
bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari
alektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut
mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel
keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari
pengaruh luar pada saat pangelasan.
Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan
dan didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan
bahan dasar.
Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas
tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses
Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gbr dibawah ini
Las Listrik MIG
Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang
ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena
adanya Arus Listrik. Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang
berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan
oleh motorl listrik.. Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan
keperluan. Tangkai Ias dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas
pelindung yang dialirkan dari botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai
adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan
helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik.
Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik
adalah pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik.
Proses Ias MIG ditunjukkan pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar
melalui tangkai las bersama dengan gas pelindung.
Las Listrik Submerged
Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik
menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur
listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi
serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik
lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata
(helm Ias).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku
menutup Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi
setelah dibersihkan dari terak-terak Ias. -
Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol)
digerakkan maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh
motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.
Arus Listrik
Arus Searah (DC)
Pada jenis arus ini, elektron-elektron bergerak sepajang penghantar hanya
dalam satu arah.
Arus Bolak-Balik (AC)
Arah aliran dari arus bolak-balik adalah merupakan gelombang sinusoida
yang memotong garis nol pada interval waktu 1/100 detik untuk mesin dengan
frekwensi 50 Hz. Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif
dan setengah gelombang. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah
dengan menggunakan pengubah arus (rectifier).
Pengkutuban Elektroda
Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif
dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut
sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
Pengkutuban Terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal
positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative.. Pengkutuban terbalik
sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)
Pengaruh Pengkutuban Pada Hasil Las.
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung
kepada :
Jenis bahan dasar yang akan dilas
Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.
Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan
Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik
penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
Pesawat Las
Pesawat-pesawat las yang dipakai bermacam-macam, tapi bila ditinjau dari
jenis arus yang keluar dapat digolongkan sebagai berikut:
pesawat las arts bolak-balik (AC)
pesawat las arus searah (DC)
pesawat las arus bolak-balik dan searah (AC-DC) yang merupakan
gabungan dari pesawat AC den DC.
Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)
Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit
listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan
digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper.
Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah
disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat transformator
ini antara 38 sampai 70 volt.
Pesawat Las Arus Searah (DC)
Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier,
pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit
listrik yang digerakkan oleh motor listrik.
Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit
listrik yang digerakkan oleh motor tistrik (motor generator)
Pesawat Las AC-DC.
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan
arus searah. Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya
karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las
jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.
transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.
Alat – Alat Bantu Las
- Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan
karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
kabel elektroda
kabel massa
kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan
elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel
tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik
dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC -
DC.
Dalam tabel 1 ditunjukkan ukuran luas penampang kabel las (kabel elektroda atau
kabel massa) untuk panjang tertentu pada kapasitas arus pesawat las.
- Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang
dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,
bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada
gantungan dari bahan fiber atau kayu.
Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada
jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.. Berhati-
hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan
memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.
Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
- membersihkan benda kerja yang akan dilas
- membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.
Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke
benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik
yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem
massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja
dengan baik .
Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan
klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat,
cat, minyak.
Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda
kerja yang masih panas
Perlengkapan Keselamatan Kerja
1) Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata, Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata
langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang
dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias
yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.
Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun
dalam dilapisi dengan kaca putih.
2) Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai
sepasang sarung tangan.
3) Baju Las/Apron
Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap
dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas
kepala, harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya
dapat dipakai apron.
4) Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,
Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga
dipakai.
5) Kamar Las
Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang
ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.
Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim
ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari
bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya
kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.
6) Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.
Cara-cara Menyalakan Busur
Untuk mamperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere)
yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat
dilakukan dengan 2 (dua) cara.
Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur
dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr.
Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan
seperti pada Gbr
Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk
melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali
ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada
gambar. Jika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B
untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat
sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk
elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan
dasar ± 3,25 mm.
Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal
adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.
Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan
mengendap dengan baik.
Hasilnya :
rigi-rigi las yang halus dan baik.
tembusan las yang baik
perpaduan dengan bahan dasar baik
percikan teraknya halus.
Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang
berbentuk bola dari cairan elektroda.
Hasilnya :
rigi-rigi las kasar
tembusan las dangkal
percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.
Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi
pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).
Hasilnya :
- rigi las tidak merata
- tembusan las tidak baik
- percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
Pengaruh Besar Arus.
Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu
rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang
terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan
bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata
serta penembusan yang kurang dalam.
Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu
cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang
dalam. Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai,
posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.
Gerakan Elektroda.
Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :
1) Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan
untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2) Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar
jalur las yang dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan
kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas
lebih dangkal daripada ayunan ke bawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk
mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Titik-titik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada
tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah
sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan
gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama,
sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar.
Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal
bahan dasar.
Alur Spiral
Alur Zig-zag
Alur Segitiga
Pengaruh Kecepatan Elektroda Pada Hasil Las.
Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas
harus stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak
dibolehkan rigi-rigi las yang berbentuk gergaji
Jika elektroda digerakkan tarlalu lambat, akan dihasilkan jalur yang kuat
dan lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan
dasar tipis.
Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh
karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan
elektroda monembus bahan dasar. Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah
perpaduan dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik
II. CARA KERJA DAN DATA PENGAMATAN
2.1. Cara Kerja
1. Persiapan
a. Mempersiapkan peralatan yang digunakan
b. Memasang kabel las dan pemegang elektoda pada generator
c. Melakukan pengkutuban elektroda langsung, kabel elektroda
dipasang pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal
positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebagai sirkuit las
listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
2. Percobaan
a. Proses Penyulutan
Setelah arus dijalankan, elektroda didekatkan pada lokasi jalur
sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak
yang pendek (garis tengah elektroda).
b. Menyalakan busur listrik
Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur
(ampere) yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda,
Menyalahkan busur dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yakni :
• Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan
busur dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada
benda kerja lihat gambar.
• Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda
disentuhkan.
c. Memadamkan busur listrik
Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu
penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan
maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk
sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru
kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.
2.2. Data Pengamatan
No Gambar Keterangan1. Elektroda Berselaput
Elektroda berselaput ini terdiri dari
bangian inti dan pelindung atau fluks.
Pelapisan fluks dapt dilakukakn
dngan cara di semprot, celup atau
destrusi.tujuan di buatnya fluks ini
agar pada saat elektroda terbkar akan
menghasilkan gas CO2 dengan tujuan
melindungi cairan las listrik dari
oksigen yang dapat mengalami bahan
las mengalami oksidasi sehingga
akan mempengaruhi sifat mekanisme
dari logam las.
2. Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga
yang memberi jenis tenaga listrik
yangdiperlukan serta tegangan yang
cukup untuk terus melangsungkan
suatu lengkung listrik las.
3. Klem Massa
Klem massa adalah suatu alat untuk
menghubungkan kabel massa ke
benda kerja.Biasanya klem massa
dibuat dari bahan dengan penghantar
listrik yang baik seperti Tembaga
agar arus listrik dapat mengalir
dengan baik, klem massa ini
dilengkapi dengan pegas yang kuat.
Yang dapat menjepit benda
kerja .Walaupun demikian
permukaan benda kerja yang akan
dijepit dengan klem massa harus
dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran-kotoran seperti karat, cat,
minyak.
4. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari
elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda.Pemegang elektroda terdiri
dari mulut penjepit dan pegangan
yang dibungkus oleh bahan penyekat.
Pada waktu berhenti atau selesai
mengelas, bagian pegangan yang
tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari
bahan fiber atau kayu
PEMBAHASAN
Dalam praktikum las listrik ini membahas tentang bagaimana cara teknik
pengelasan yang baik dan perawatan pada pengelasan itu sendiri dimana
pengelasan itu sendiri merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan
yang kontinyu.
Pada pengelasan menggunakan arus listrik ini harus menggunakan arus
listrik yang tepat dikarenakan jika berlebihan menggunakan arus listrik maka
akan membuat besi yang di las akan menjadi bolong dan tidak dapat dipakai
sedangkan jika terlalu sedikit arus yang dipakai akan mempengaruhi terhadap
daya ikat logam yang dicairkan terhadap logam yang akan ditempelkan. Cara
pengaturan las listrik dapat diatur menggunakan handle pada mesin las dengan
diputar dan dipilih arus yang sesuai dengan kenyamanan kita
Lalu gerakan pada saat pengelasan haruslah stabil jika terlalu cepat maka
akan membuat pemanasan elektroda terhadap logam yang dilas akan semakin
kurang dan membuat daya rekat yang lemah, sedangkan jika terlalu lama akan
terjadi kerusakan pada logam yang dilas karena panas yang berlebih. Pada proses
pengelasan sebaiknya ditempat yang datar dikarenakan pada pengelesaan di
butuhkan penempelan yang sempurna sehingga logam yang ditempelkan akan
menjadi rapat dan mudah untuk dilas.
Pengelasan yang terjadi pada saat menyambungkan besi pada pagar yang
akan di buat terdapat tingkat kesulitan pada saat penempelan awal dan harus
benar – benar dilakukan ditempat yang datar agar pagar yang dibuat dapat lurus
dan terlihat rapi. Dan pada saat pengelasan benda yang dilas dan harus ditopang
olah tangan hendaklah menggunakan sarung tangan atau tang penjepepit yang
tidak mengalirkan arus panas karena kondisi kerja pada logam yang melebihi
1000 derajat celcius.
KESIMPULAN
Pengelasan merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau
tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinyu.
Ketika melakukan proses pengelasan harus memakai perlengkapan kerja
yang lengkap karena karena kondisi kerja pada logam yang melebihi
1000 derajat celcius.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. “Pengelasan”(Online).
http://pengelasan.blogspot.com/2007/08/pendahuluan-las-busur-listrik-
atau.html.19 November 2012.