LAPRES.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapres tiosulfat (semoga bermanfaat ^^)

Citation preview

I. Judul Percobaan: Reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan AsamSulfat dan Reaksi antara Magnesium dengan AsamKloridaII. Tujuan Percobaan: 1. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi 2. Menentukan orde reaksiIII. Tanggal Percobaan: 17Maret 2015 pukul 13.00 WIB sampai 17Maret 2015 pukul 16.00 WIB

IV. Dasar teoriLaju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat bermacam- macam, misalnya gram, mol, atau konsentrasi. Sedangkan satuan waktu digunakan detik, menit, jam, hari, ataupun tahun. Dalam reaksi kimia banyak digunakan zat kimia yang berupa larutan atau berupa gas dalam keadaan tertutup, sehingga dalam laju reaksi digunakan satuan konsentrasi (molaritas) (James E. Brady, 1990).Pada awal reaksi, reaktan ada dalam keadaan maksimum sedangkan produk ada dalam keadaan minimal. Setelah reaksi berlangsung, maka produk akan mulai terbentuk. Semakin lama produk akan semakin banyak terbentuk, sedangkan reaktan semakin lama semakin ber- kurang.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:a. KonsentrasiPerubahan jumlah molekul pereaksi dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi. Kita telah tahu bahwa jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan konsentrasi molar. Bila konsentrasi pereaksi diperbesar dalam suatu reaksi, berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat laju reaksi.Bila partikel makin banyak, akibatnya lebih banyak kemungkinan partikel saling bertumbukan yang terjadi dalam suatu larutan, sehingga reaksi bertambah cepat.

b. Luas Permukaan SentuhanSuatu reaksi mungkin banyak melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Bila kita mempunyai kubus dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1cm. Luas permukaan kubus bagian depan 1 cm x 1 cm = 1 cm2. Luas permukaan bagian belakang, kiri, kanan, atas dan bawah, masing-masing juga 1cm2. Jadi luas permukaan seluruhnya 6 cm2.Kemudian kubus tersebut kita pecah jadi dua, maka luas permukaan salah satu kubus hasil pecahan tadi adalah 2(1 cm x 1 cm) + 4 (0,5 cm x 1 cm) = 4 cm2. Berarti luas dua kubus hasil pecahan adalah 8 cm2. Bila kubus 1 cm3 dipecah menjadi dua, maka luas permukaan sentuh meningkat dua kalinya, dan permukaan sentuh tadi bereaksi dengan cairan atau gas. Hal ini merupakan contoh bagaimana penurunan ukuran partikel dapat memperluas permukaan sentuh zat.

c. SuhuUmumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu memperlambat reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat dibandingkan api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih lemari es, mengapa? Karena penurunan suhu memperlambat proses pembusukan.Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.Umumnya kenaikan suhu sebesar 100C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan.Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia. Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin sering terjadi. Dengan demikian, benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga makin banyak terjadi, hal ini berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.

d. KatalisSalah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara permanen. Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan.Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan di atas tanda panah, misalnya.

MnO22KClO3 (g) KCl (s) + 3O2 (g)

arangH2 (g) + Cl2 (g) 2HCl (g)Secara umum proses sustu reaksi kimia dengan penambahan katalis dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan zat A dan zat B yang direaksikan membentuk zat AB dengan zat C sebagai katalis.A + B AB (reaksi lambat)Bila tanpa katalis diperlukan energi pengaktifan yang tinggi dan terbentuknya AB lambat. Namun, dengan adanya katalis C, maka terjadilah reaksi: A + C AC (reaksi cepat).Energi pengaktifan diturunkan, AC terbentuk cepat dan seketika itu juga AC bereaksi dengan B membentuk senyawa ABC.AC + B ABC (reaksi cepat)Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang kemudian mengurai menjadi AB dan C.ABC AB + C (reaksi cepat)

2. Orde Reaksi dan Persamaan LajuOrde reaksi selalu ditemukan melalui percobaan. Kita tidak dapat menentukan apapun tentang orde reaksi dengan hanya mengamati persamaan dari suatu reaksi. Dalam percobaan tersebut kita mengamati pengaruh penambahan konsentrasi tiap-tiap reaktan/pereaksi terhadap laju reaksi. Jika konsentrasi salah satu zat dinakkan menjadi a kali dan ternyata laju reaksinya menjadi b kali, maka :[a]orde = bDari pengambaran di atas, orde reaksi berupa bilangan pangkat dari konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Jadi andaikan kita telah melakukan beberapa percobaan untuk menyelidiki apa yang terjadi dengan laju reaksi dimana konsentrasi dari satu reaktan,misal namanya A, berubah, Beberapa hal-hal yang akan kita temui adalah :

a. laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi AHal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat ganda pula. JIka kita meningkatkan konsentrasi A menjadi dua kali lipat maka laju reaksi pun akan menjadi 2 kali lipat. Yang berarti orde reaksi terhadap A sama dengan satu.

b. laju reaksi berbanding lurus dengan kuadrat konsentrasi AHal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat menjadi kuadrat konsentrasi tersebut. JIka kita meningkatkan konsentrasi A menjadi dua kali lipat maka laju reaksi pun akan menjadi 22 = 4 kali lipat. Yang berarti orde reaksi terhadap A sama dengan dua.

c. Laju reaksi tidak terpengaruh dengan konsentrasi AHal ini berarti laju reaksi tidak terpengaruh oleh penambahan konsentrasi A. Yang berarti orde reaksi terhadap A sama dengan nol (0).

Jika reaksi yang terjadi melibatkan dua reaktan atau lebih maka tiap-tiap reaktan kita cari orde reaksinya, kemuduan orde reaksi total merupakan hasil penjumlahan orde reaksi dari tiap-tiap reaktan.V. Alat dan Bahan

Alat : Erlenmeyer 100 ml Gelas kimia 100 ml Gelas ukur 10 ml Gelas ukur 25 ml Stopwatch Amplas Bahan : Larutan Na2S2O3 0,1 M Larutan H2SO4 0,5 M Pita Mg Larutan HCl 2N

VI.ALUR KERJA1. Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam SulfatTabel 1 :10 mL Na2S2O3 0,1 M

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 5 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

7,5 mL Na2S2O3 0,1 M + 2,5 mL air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 5 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

5 mL Na2S2O3 0,1 M + 5 mL air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 5 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

WaktuTabel 2 :

5 mL Na2S2O3 0,1 M

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 10 mL H2SO4 0,5 MStopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

5 mL Na2S2O3 0,1 M + 2,5 mL air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 7,5 mL H2SO4 0,5 MStopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

5 mL Na2S2O3 0,1 M + 5 mL air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 5 mL H2SO4 0,5 MStopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

2. Reaksi antara Magnesium dan Asam Klorida

Dibersihkan degan menggunakan kertas gosok / amplasDipotong menjadi 16 potongan Pita Mg bersihPita Mg

1 cm pita Mg bersih

Diulang sebanyak 2 kaliWaktu Dimasukkan kedalam Erlenmeyer berisi 2 mL larutan HCl 2NStopwatch dihidupkanSekali-kali digoyang-goyang agar Mg tetap bergerakStopwatch dihentikan Mg larut

Percobaan diulang dengan mengubah konsentrasi HCl : 1,8 N; 1,6 N; 1,4 N; 1,2 N; 1,0 N; 0,8 N; 0,6 N.

VII. HASIL PENGAMATANNo. Perc.Prosedur PercobaanHasil PengamatanDugaan/ ReaksiKesimpulan

SebelumSesudah

1Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam SulfatTabel 1 :

10 mL Na2S2O3 0,1 M

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 5 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

7,5 mL Na2S2O3 0,1 M + 2,5 mL air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 5 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

5 mL Na2S2O3 0,1 M + 5 mL air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 5 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

Tabel 2 :

5 mL Na2S2O3 0,1 M

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 10 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

5 mL Na2S2O3 0,1 M + 2,5 mL air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 7,5 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

5 mL Na2S2O3 0,1 M + 5 mL air

Dimasukkan dalam gelas kimiaDiletakkan diatas tanda silang+ 5 mL H2SO4Stopwatch dinyalakan

Larutan Keruh

Stopwatch dihentikan

Waktu

Na2S2O3 : larutan tak berwarna H2SO4 larutan tak berwarna

Na2S2O3 : larutan tak berwarna H2SO4 larutan tak berwarna H2O : tak berwarna

Na2S2O3 : larutan tak berwarna H2SO4 larutan tak berwarna H2O : tak berwarna

Na2S2O3 : larutan tak berwarna H2SO4 larutan tak berwarna

Na2S2O3 : larutan tak berwarna H2SO4 larutan tak berwarna H2O : tak berwarna

Na2S2O3 : larutan tak berwarna H2SO4 larutan tak berwarna H2O : tak berwarna

10 mL Na2S2O3 + 5 mL H2SO4 : larutan keruh (+++), tanda silang tak terlihat lagi t1 : 42 sekon

7,5 mL Na2S2O3 + 2,5 mLH2O + 5 mL H2SO4 : larutan keruh (++), tanda silang tak terlihat lagi t1 : 50 sekon

5 mL Na2S2O3 + 5 mLH2O + 5 mL H2SO4 : larutan keruh (+), tanda silang tak terlihat lagi t1 : 102 sekon

5 mL Na2S2O3 + 10 mL H2SO4 : larutan keruh (+++), tanda silang tak terlihat lagi t1 : 67 sekon

5 mL Na2S2O3 + 2,5 mLH2O + 2,5 mL H2SO4 : larutan keruh (++), tanda silang tak terlihat lagi t1 : 75 sekon

5 mL Na2S2O3 + 5 mLH2O + 5 mL H2SO4 : larutan keruh (+), tanda silang tak terlihat lagi t1 : 100 sekon

Na2S2O3 (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + SO2 + H2O + S Na2S2O3 (aq) + H2O (l) Na2S2O3 (aq)

Konsentrasi Na2S2O3 mempengaruhi laju reaksi, semakin kecil konsentrasi Na2S2O3 maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk reaksi. Dari perhitungan dan waktu yang didapat orde Na2S2O3 adalah 1

Konsentrasi H2SO4 mempengaruhi laju reaksi, semakin kecil konsentrasi H2SO4 maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk reaksi. Dari perhitungan dan waktu yang didapat orde H2SO4 adalah 1

2Reaksi antara Magnesium dan Asam Klorida

Pita Mg

Dibersihkan degan menggunakan kertas gosok / amplasDipotong menjadi 16 potongan

Pita Mg bersih

1 cm pita Mg

Dimasukkan kedalam Erlenmeyer berisi 2 mL larutan HCl 2NStopwatch dihidupkanSekali-kali digoyang-goyang agar Mg tetap bergerak

Mg larut

Stopwatch dihentikan

Waktu

Diulang sebanyak 2 kali

Percobaan diulang dengan mengubah konsentrasi HCl : 1,8 N; 1,6 N; 1,4 N; 1,2 N; 1,0 N; 0,8 N; 0,6 N. Pita Mg : lempengan berwarna abu-abu mengkilap HCl : larutan tak berwarna

Pita Mg bersih + larutan HCl : Mg larut, keluar gas H2

Konsentrasi HClt (sekon)t1 (sekon)trata-rata (sekon)

2 N141514,5

1,8 N333232,5

1,6 N414040,5

1,4 N282627

1,2 N423840

1,0 N596160

0,8 N88150119

0,6 N480540510

Mg (s) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g)Konsentrasi HCl mempengaruhi laju reaksi, semakin kecil konsentrasi HCl maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk reaksi. Dari perhitungan dan waktu yang didapat orde HCl adalah 1

VIII. ANALISISA. Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam SulfatPada percobaan Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam Sulfat ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan untuk menentukan orde reaksi. Pada percobaan pertama ini, konsentrasi H2SO4 dibuat sama (variabel kontrol), sedangkan konsentrasi Na2S2O3 dimanipulasi (variabel menipulasi). Langkah pertama yang dilakukan yaitu disiapkan tiga gelas kimia. Selanjutnya dimasukkan 10 mL, 7,5 mL, dan 5 mL Na2S2O3 0,1 M yang merupakan larutan tak berwarna pada masing-masing gelas kimia. Pada gelas kimia 2 ditambahkan 2,5 mL air dan pada gelas ke-3 ditambahkan dengan 5 mL air. Selanjutnya diletakkan ketiga gelas kimia tersebut di atas tanda silang. Tanda silang ini berguna untuk mengidentifikasi apakah larutan telah menjadi keruh atau belum. Jika tanda silang sudah tidak terlihat, maka larutan dikatan keruh. Kemudian ditambahkan 5 mL H2SO4 (larutan tak berwarna) pada masing-masing gelas dan stopwatch dinyalakan bersamaan dengan penambahan H2SO4. Setelah 42 detik, larutan tak berwarna pada gelas kimia 1 menjadi keruh (+++) yang menyebabkan tanda silang menjadi tidak terlihat. Sedangkan larutan tak berwarna pada tabung 2 menjadi keruh (++) pada detik ke-50 dan larutan pada tabung 3 menjadi keruh (+) pada detik ke-102.Pada percobaan kedua, konsentrasi larutan Na2S2O3 dibuat sama (varibel kontrol) sedangkan konsentrasi H2SO4 dimanipulasi (variabel manipulasi). Langkah pertama yaitu dimasukkan 5 mL Na2S2O3 0,1 M ke dalam tiga gelas kimia. Pada gelas kimia 2 ditambahkan 2,5 mL air dan pada gelas ketiga ditambahkan 5 mL air. Selanjutnya ketiga gelas kimia diletakkan di atas tanda silang. Setelah diletakkan di atas tanda silang, gelas kimia 1 ditambahkan dengan 10 mL H2SO4 0,5 M, sedangkan pada gelas kimia 2 dan 3 ditambah dengan 7,5 mL dan 5 mL H2SO4 0,5 M. Larutan tak berwarna pada gelas kimia 1 menjadi keruh pada detik ke-67, sedangkan larutan pada gelas kimia 2 dan 3 menjadi keruh pada detik ke-75 dan 100. Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu :Na2S2O3 (aq) + H2O(l) Na2S2O3 (aq)Na2S2O3 (aq) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + SO2(s) + H2O (l)Tabel 1volume H2SO4 (ml)volume (ml)waktu (detik)kekeruhankonsentrsi Na2S2O3V=1/t

Na2S2O3 0,1Mairvolume

5101042(+++)0,10,02381

57,52,51050(++)0,0750,02

55510102(+)0,050,009804

Tabel 2volume Na2S2O3 (ml)volume (ml)waktu (detik)kekeruhankonsentrsi H2SO4V=1/t

H2SO4 0,1Mairvolume

5101067(+++)0,50,014925

57,52,51075(++)0,3750,013333

55510100(+)0,250,01

B. Reaksi antaraMagnesium dan Asam KloridaPercobaan ini mempunyai tujuan yang serupa dengan sebelumnya yaitu untuk mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan untuk menentukan orde reaksi. Variabel yang dikontrol pada percobaan ini yaitu panjang pita Mg dan variabel yang dimanipulasi yaitu konsentrasi HCl. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu pita Mg dibersihkan dengan kertas gosok atau amplas. Selanjutnya pita Mg dipotong menjadi 16 potongan dengan panjang yang sama yaitu 1 cm.Pita Mg sepanjang 1 cm yang berwarna silver dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 2 mL HCl 2N dan stopwatch dinyalakan bersamaan dengan dimasukkannya pita Mg. Sekali-kali erlenmeyer digoyang-goyangkan agar Mg tetap bergerak dan Mg larut setelah t1 = 14 detik. Selanjutnya ulangi percobaan ini dengan memasukkan lagi 1 cm pita Mg pada larutan asam yang sama dan diperoleh waktu dimana Mg larut yaitu t2 = 15 s. Kemudian percobaan ini diulangi kembali dengan menggunakan HCl dengan konsentrasi 1,8 N, 1,6N, 1,4N, 1,2N, 1N, 0,8N, dan 0,6N. Setelah dilakukan percobaan dengan masing-masing konsentrasi HCl, maka diperoleh waktu pada masing-masing konsentrasi.konsentrasi HCl (N)percobaan1/t11/t2t rata rata1/t rata rata

t1t2

214150,0714290,0666666714,50,068965517

1,833320,0303030,0312532,50,030769231

1,641400,024390,02540,50,024691358

1,428260,0357140,03846154270,037037037

1,242380,023810,02631579400,025

159860,0169490,0116279172,50,013793103

0,8881580,0113640,006329111230,008130081

0,64925420,0020330,001845025170,001934236

Persamaan reaksi pada percobaan ini yaitu :Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)

IX.PEMBAHASAN A. Reaksi antara Natrium Tiosulfat dan Asam SulfatSetelah dilakukan percobaan, maka diperoleh data sebagai berikut:Tabel 1volume H2SO4 (ml)volume (ml)waktu (detik)kekeruhankonsentrsi Na2S2O3V=1/t

Na2S2O3 0,1Mairvolume

5101042(+++)0,10,02381

57,52,51050(++)0,0750,02

55510102(+)0,050,009804

Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi, laju reaksi semakin besar. Selain itu, juga dapat dihitung orde reaksinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan Dari V.1 dan V.2

Dari V.2 dan V.3

Dari V.1 dan V.3

8Dari ketiga data tersebut nilai n dirata-rata

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat dianalisis :1. Berdasarkan harga R2 yaitu tingkat kemiringan (slope), maka reaksi orde satu adalah yang paling sesuai untuk reaksi antara Natrium tiosulfat dan asam sulfat karena nilai R2 = 0.9352. Berdasarkan grafik di atas (orde 1) didapatkan nilai k dari persamaan y = 0,280x - 0,003

Tabel 2volume Na2S2O3 (ml)volume (ml)waktu (detik)kekeruhankonsentrsi H2SO4V=1/t

H2SO4 0,1Mairvolume

5101067(+++)0,50,014925

57,52,51075(++)0,3750,013333

55510100(+)0,250,01

Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi, laju reaksi semakin besar. Selain itu, juga dapat dihitung orde reaksinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan Dari V.1 dan V.2

Dari V.2 dan V.3

Dari V.1 dan V.3

Dari ketiga data tersebut nilai m dirata-rata

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat dianalisis :1. Berdasarkan harga R2 yaitu tingkat kemiringan (slope), maka reaksi orde satu adalah yang paling sesuai untuk reaksi antara Natrium tiosulfat dan asam sulfat karena nilai R2 = 0.962. Berdasarkan grafik di atas (orde 1) didapatkan nilai k dari persamaan y = 0,019x + 0,005

A. Reaksi antaraMagnesium dan Asam KloridaSetelah dilakukan percobaan, maka diperoleh data sebagai berikut:No.konsentrasi HCl (N)percobaan1/t11/t2t rata-rata1/t rata-rata

t1t2

1.214150.0714285710.06666666714.50.068965517

2.1.833320.030303030.0312532.50.030769231

3.1.641400.0243902440.02540.50.024691358

4.1.428260.0357142860.038461538270.037037037

5.1.242380.0238095240.026315789400.025

6.159860.0169491530.01162790772.50.013793103

7.0.8881580.0113636360.0063291141230.008130081

8.0.64925420.002032520.0018450185170.001934236

Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi, laju reaksi semakin besar. Selain itu, juga dapat dihitung orde reaksinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dengan Dari V.1 dan V.2

Dari V.2 dan V.3

Dari V.5 dan V.6

Dari ketiga data tersebut nilai n dirata-rata

Berdasarkan grafik di atas, maka dapat dianalisis :1. Berdasarkan harga R2 yaitu tingkat kemiringan (slope), maka reaksi orde satu adalah yang paling sesuai untuk reaksi antara Mg dan asam klorida karena nilai R2 = 0.770. Namun hal ini berbeda dengan hasil perhitungan yang menghasilkan orde reaksi rata-rata yaitu 4.2. Berdasarkan grafik di atas (orde 1) didapatkan nilai k dari persamaan y = 0,037x - 0,022.

X.KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :1. Jika konsentrasi suatu reaktan semakin besar, maka laju reaksinya juga akan semakin besar.2. Orde reaksi dapat ditentukan dengan metode grafik dan non-grafik. Pada percobaan Reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan Asam Sulfat memiliki orde reaksi 1 dan Reaksi antara Magnesium dengan Asam Klorida memiliki orde reaksi 1.XI.JAWABAN PERTANYAAN 1. Apa sebabnya setiap percobaan dapat diulangi dalam larutan yang sama (pemasukan pita Mg yang kedua kalinya) ?Jawaban :Untuk menentukan orde reaksi dari HCl dilakukan pemasukan Mg dua kali karena dengan percobaan yang dilakukan secara duplo akan meningkatkan ketetapan dan kecermatan pada percobaan.2. Efek apa yang akan terjadi pada laju reaksi, apabila sebagai gantinya pita Mg 1cm, digunakan pita Mg yang panjangnya 2 cm ?Jawaban :Jika pita Mg yang digunakan diganti dengan pita Mg yang panjangnya 2cm, maka waktu yang diperlukan sampai Mg larut kemungkinan akan lebih lama dari yang sebelumnya, sehingga laju reaksinya akan semakin kecil (r berbanding terbalik dengan t).3. Apakah orde reaksi sama dengan kemolekulan reaksi ? mengapa ? (kaitkan dengan hasil percobaan anda)Jawaban :Kemolekulan (Molecularity) Reaksi: banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan) dalam sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana. Kemolekulan reaksi selalu berupa bilangan bulat positif. Sedangkan Orde reaksi (reaction order) merupakan jumlah pangkat faktor konsentrasi reaktan-reaktan di dalam persamaan kecepatan (atau kinetika) reaksi. Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan interpretasi data hasil percobaan di laboratorium. Orde Reaksi Orde reaksi dapat berupa bilangan bulat positif, pecahan, ataupun nol. Untuk reaksi elementer : orde reaksi = kemolekulan reaksi. Untuk reaksi non-elementer : orde reaksi kemolekulan reaksi. Pada percobaan reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat, reaksi tersebut mempunyai orde reaksi 1 dan mempunyai kemolekulan reaksi 2. Pada percobaan reaksi antara Mg dan asam klorida, reaksi tersebut mempunyai orde reaksi 1 dan mempunyai kemolekulan reaksi 3.Daftar pustakaAnonim. 2010. Pembahasan Tentang Laju Reaksi.(online).http://mediabelajar-online.blogspot.com . Diakses pada tanggal 21 Maret 2015pukul 12.00 WIBAtkins, P.W. 1999. Kimia Fisika Jilid I Edisi keempat. Jakarta: ErlanggaBarrow, Gardon M. 1996. Physical Chemistry. USA: Mc Graw-Hill.Brady, James E . 1990. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.Rohman, Ijang dan Sri Mulyani. 2004.Kimia Fisika 1.Jakarta: JICASukardjo. 1989. Kimia Fisika. Jakarta: BINA AKSARA.