9
http://sisteminfomasi.blogspot.com/ BAB I PENDAHULUAN Surat keputusan Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/SK/XII/19991 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit (RS), menyebutkan bahwa pelayanan farmasi RS adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan RS yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus merupakan revenue center utama. Hal tersebut mengingat bahwa lebih dari 90% pelayanan kesehatan di RS menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas medik), dan 50% dari seluruh pemasukan RS berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi. Jika masalah perbekalan farmasi tidak dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat diprediksi bahwa pendapatan RS akan mengalami penurunan. Dengan meningkatnya pengetahuan dan ekonomi masyarakat menyebabkan makin

LAPORAN_AKHIR_PENGEMBANGAN_SISTEM_INFORMASI.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas jarkom

Citation preview

http://sisteminfomasi.blogspot.com/

BAB I

PENDAHULUAN

Surat keputusan Menteri Kesehatan No. 1333/Menkes/SK/XII/19991 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit (RS), menyebutkan bahwa pelayanan farmasi RS adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan RS yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang dan sekaligus merupakan revenue center utama. Hal tersebut mengingat bahwa lebih dari 90% pelayanan kesehatan di RS menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas medik), dan 50% dari seluruh pemasukan RS berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi.

Jika masalah perbekalan farmasi tidak dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat diprediksi bahwa pendapatan RS akan mengalami penurunan. Dengan meningkatnya pengetahuan dan ekonomi masyarakat menyebabkan makin meningkat pula kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kefarmasian. Aspek terpenting dari pelayanan farmasi adalah mengoptimalkan penggunaan obat, hal ini harus termasuk perencanaan untuk menjamin ketersediaan, keamanan dan keefektifan penggunaan obat.

Mengingat besarnya kontribusi instalasi farmasi dalam kelancaran pelayanan dan juga merupakan instalasi yang memberikan sumber pemasukan terbesar di RS, maka perbekalan barang farmasi memerlukan suatu pengelolaan secara cermat dan penuh tanggung jawab.

Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang sebagai salah satu instansi pemerintahan yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan, khususnya penanganan penyakit mata dalam wilayah Sumatera Selatan. Untuk penanganan penyakit mata tersebut Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang tidak terlepas dari penggunaan fasilitas farmasi yang terdiri dari penangan, pengobatan (Apotek), dan perawatan pasien.

Salah satu bagian yang ada dalam alur perawatan pasien Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat palembang adalah bagian obat atau pelayanan medik yaitu apotek. Apotek sangat berperan aktif dalam interaksi langsung dengan pasien, sehingga fasilitas pelayanan ini tidak bisa diabaikan.

Dengan adanya analisis dan perancangan terhadap sistem yang berjalan di apotek Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang, dapat memberikan masukan kepada instansi pelayanan kesehatan Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang dalam pengembangan dan orientasi peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat, pada akhirnya memberikan nilai tambah bagi instansi Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang.

BAB II

LATAR BELAKANG ORGANISASI

2.1 Sejarah Umum Apotek

Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Permenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002).

Pekerjaan kefarmasian tersebut meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, dan bahan obat (Undang-undang No.23/1992).Yang termasuk sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia (Permenkes No. 1332/Menkes/ SK/X/2002).

Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan berkewajiban menyediakan sumber informasi mengenai perbekalan farmasi bagi pasien, tenaga kesehatan yang lain dan masyarakat pada umumnya. Apotek juga dituntut mampu memberikan pelayanan swamedikasi, hal ini didorong oleh kecenderungan masyarakat yang lebih memilih swamedikasi untuk penjagaan dan peningkatan kesehatan. Sejarah Apotik dan beberapa pejelasan di bawah ini didapatkan dari sumber : RSSKM PROP.SUMSEL.

2.2Personalia dan fungsi organisasi di apotik

Berisi tentang penjelasan tentang personalia, organisasi dan tugas yang ada di apotek umum Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang.

2.2.1Pelayanan

Apotek umum Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat, pelayanan ini dilakukan secara tunai. Pelanggan yang melakukan pembayaran tunai dan masuk ke kas apotek Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang lebih dari 20 orang sehari.

2.2.2 Penjualan

Jika yang membeli bukan pasien tapi ingin membeli obat maka pelanggan tetap akan dilayani dan diberi resep.

2.2.3 Personalia

Petugas yang ada pada Apotek umum Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang ada dua, yaitu:

1. Evi Zuliate, A. mf

2. Valentina Nikolayeva S, Far, Apt

2.2.4 Tugas Personalia

Pada apotik umum di Rumah Sakit Khusus Mata Masyarakat Palembang tidak ada pembagian tugas khusus diantara kedua petugas. Tugas kedua pegawai, yaitu :

1. Menerima resep yang akan dibeli oleh pasien dan melayani pembelian obat tanpa resep.

2. Memeriksa kelengkapan resep obat yang diterima oleh pasien.

3. Menghitung harga obat dan mengkonsultasikanya dengan dengan pelanggan.

4. Mencatat nama dan alamat pasien atau pelanggan.

5. Menyerahkan resp yang telah disetujui oleh pelanggan atau pasien.

6. Menyerahkan obat dan menjelaskan cara penggunaanya kepada pasien atau pelanggan.

7. Melihat dan memeriksa perpindahan obat dari stok obat, agar dapat merencanakan pembelian barang selanjutnya.

8. Membeli barang yang dibutuhkan baik dalam pembelian dengan jumlah terbatas, secara spekulasi, maupun pembelian berencana.

9. Menyimpan barang yang sudah dibeli kedalam stok obat.

10. Mengarsipkan atau mengagendakan jumlah resp dengan harganya, pembelian, faktur dari suplier, dan lain-lain.

11. Melakukan pembukuan keluar masuknya uang disertai bukti pengeluaran dan pemasukan.

12. Melakukan pembukuan yang berhubungan dengan penjualan, pembelian dan stok obat.

2.5Struktur Organisasi

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RSKMM PROP. SUMSEL

BERDASARKAN PERDA NO. 16 TAHUN 2008

Gambar 2.1Struktur organisasi

Sumber : profil rumah sakit 2008

KA SUB BAG TU

KASI PERAWATAN

DAN PENUNJANG MEDIS

KASI PELAYANAN

KOMITE MEDIK

JABATAN PARAMEDIS

Medis Paramedis Non Umum

Paramedis

KEPALA RSKMM