27
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lainnya. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas secara umum juga dapat diartikan sebagai suatu tendensi untuk melawan aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida terhadap aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Pada hukum aliran fluida pada viskositas. Newton mengatakan bahwa hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai gesekan dalam fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newton nya, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan

LAPORAN VISKOSITAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN VISKOSITAS

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan

gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lainnya. Suatu jenis

cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan

sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang

tinggi.

Viskositas secara umum juga dapat diartikan sebagai suatu tendensi untuk

melawan aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan untuk

mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar

resistensi suatu zat cair untuk mengalir maka semakin besar pula viskositasnya.

Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida terhadap aliran dan dapat

dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida.

Pada hukum aliran fluida pada viskositas. Newton mengatakan bahwa

hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai gesekan

dalam fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut

berlaku untuk fluida Newton nya, dimana perbandingan antara tegangan geser (s)

dengan kecepatan geser (∂) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan

viskositas.

Viskositas menggamabarkan penolakkan dalam fluida terhadap aliran dan

dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki

nilai viskositas yang rendah sedangkan minyak sayur memiliki viskositas

besar/tinggi. Dimana nilai viskositas air adalah 8,90 x 10-4 k∂/m.s. Viskositas

dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antar

molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.

Oleh sebab itulah dilakukan praktikum tentang viskositas zat cair agar

praktikan dapat mengetahui apa yang dimaksud viskositas, bagaimana cara agar

dapat menentukan harga viskositas suatu cairan serta mengetahui mana yang

Page 2: LAPORAN VISKOSITAS

termaksud viskositas rendah dan viskositas tinggi berdasarkan sampel yang telah

di bawa dalam praktikum.

1.2 Tujuan

- Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi viskositas

- Untuk mengetahui hukum-hukum viskositas

- Untuk mengetahui konsep viskositas fluida

Page 3: LAPORAN VISKOSITAS

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida

yang bergerak, atau benda yang padat yang bergerak di dalam fluida. Besarnya

gesekan ini biasanya juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin

besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat

tersebut. Viskositas zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antara partikel zat

cair.

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan

gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan

yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan

sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan tidak memiliki viskositas

yang tinggi. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan

kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas

rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil

dibading dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar.

Gejala ini dapat dianalisis dengan mengontrodusir suatu besaran yang

disebut kekentalan atau viskositas. Oleh karena itu, viskositas berkaitan dengan

gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai

ukuran tingkat kesulitan aliran fluida tersebut, makin besar kekentalan suatu fluida

maka makin sulit fluida itu untuk mengalir.

Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan.

Bahkan padan konsentrasi rendahpun, efeknya besar karena molekul besar

mempengaruhi aliran fluida pada jarak yang jauh. Viskositas intrisik merupakan

analog dari koefisien visial (dan mempunyai dimensi/konsentrasi).

Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan

aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju alir cairan yang

melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling

mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.

Page 4: LAPORAN VISKOSITAS

Aliran dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah aliran

laminer atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju alir kecil

melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang lain adalah aliran

“turbulen” yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan

diameter yang lebih besar (Bird, 1987).

Aliran Ukur Viskositas

Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskosimeter.

Berbagai tipe viskosimeter dikelompokkan menurut kerjanya :

1. Tipe Kapiler

Pengukuran ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan oleh cairan untuk

melewati sepanjang pipa kapiler pada volume tertentu. Viskosimeter Ostwald

adalah salah satu tipe viskosimeter kapiler yang sederhana.

2. Office Type

Tipe viskosimeter ini merupakan kapiler yang pendek. Prinsip pengukuran

juga sama dengan tipe kapiler (berdasarkan waktu). Alat ini sangat simpel, murah

dan dapat digunakan secara cepat dan digunakan untuk cairan, newtonia maupun

non newtonia. Alat yang dipakai disebut zhan viskosimeter.

3. Viskosimeter Rotasi

Pengukuran berdasarkan rotasi (putaran) dalam silinder. Alat yang

digunakan stroimer viskometer. Alat ini banyak digunakan untuk mengukur

viskositas susu kental manis, produk tomat dan lainnya. Prinsip alat ini

berdasarkan atas waktu yang diperlukan.

4. Viskosimeter Lehman

Nilai viskosimeter Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan

yang akan diuji atau dihitung nilai viskositasnya bebanding terbalik dengan waktu

kecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang digunakan

adalah air.

Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan

non newtonian.

1. Cairan Newtonian adalah cairan yang viskositasnya berubah dengan

berubahnya gaya irisan ini adalah aliran kental (viscous) sejati.

Page 5: LAPORAN VISKOSITAS

Contohnya : air, minyak, sirup dan gelatin

Cairan Newtonian ada 2 jenis, harga viskositas yang tinggi disebut viscous

dan harga viskositas yang rendah disebut mobile.

2. Cairan non-newtonian merupakan cairan yang viskositasnya berubah dengan

adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

- Temperatur

- Massa jenis zat

- Luas penampang

- Tekanan

- Panjang tabung

Suhu berpengaruh terhadap viskositas, semakin tinggi suhu, viskositasnya

semakin rendah. Hal ini disebabkan pada suhu tinggi pergerakkan molekul akan

semakin meningkat yang menyebabkan terjadinya perenggangan pada molekul

sehingga viskositas semakin kecil (Atkins, 1996)

Hukum Stokes

Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak

benda padat. Untuk fluida ideal viskositas sama dengan nol sehingga dianggap

bahwa benda yang bergerak pada fluida ideal tidak mengalami gesekan yang

disebabkan fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan

tertentu dalam fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh

gaya gesekan fluida benda tersebut.

Sebuah benda yang bergerak jatuh di dalam fluida bergerak, ada tiga macam

gaya yaitu :

1. Gaya gravitasi atau gaya berat (W)

Gaya gravitasi inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan

suatu kecepatan.

2. Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B)

Arah gaya buoyant force atau gaya Archimedes ini keatas dan besarnya

sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

Page 6: LAPORAN VISKOSITAS

Menurut Archimedes adalah suatu benda yang dicelupkan pada sebagian

atau seluruhnya ke dalam zat cair maka benda itu akan mengalami gaya ke atas

yang besarnya itu sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda

tersebut.

3. Gaya gesek (frictional force) atau Fg

Gaya gesek frictional force atau Fg arahnya besarnya lebih besar dari berat

fluida.

Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui

medium zat cair yaitu berdasarkan hukum stokes. Dimana benda bulat dengan

radius r dan rapat d yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat

dm/db, akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar :

Perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai

berikut :

Jenis Perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas

Gaya Gesek Lebih besar untuk

mengalir

Lebih kecil dibanding

viskositas cairan

Koefisien Viskositas Lebih besar Lebih kecil

Temperatur Temperatur naik

viskositas turun

Temperatur naik

viskositas naik

Tekanan Tekanan naik viskositas

naik

Tidak tergantung pada

tekanan

Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe, yang pertama laminar

dan yang kedua turbulen. Hal ini lebih lanjut dikelompokkan menurut bilangan

Reynoldnya yaitu :

Dimana R adalah jari-jari, d adalah kerapatan cairan, v adalah kecepatan rata-rata

cairan sepanjang pipa dan µ adalah koefisien viskositas. Jika RN lebih besar dari

4000, aliran turbulen dan jika lebih kecil dari 2100 aliranya laminar (Dogra, 1990)

Page 7: LAPORAN VISKOSITAS

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

- Viskometer Ostwald

- Piknometer

- Stopwatch

- Neraca Chaus

- Termometer

- Beker gelas

- Pipet tetes

- Pompa

- Gelas kimia

3.1.2 Bahan-bahan

- Akuades

- Etanol

- Minyak goreng

- Bensin

- Sabun cair

- Tisu

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pengukuran densitas larutan

- Ditimbang piknometer yang masih kosong

- Dimasukkan bensin ke dalam piknometer hingga penuh dan jangan sampai

terdapat gelembung udara pada saat piknometer ditutup

- Ditimbang piknometer

- Dicatata massanya

Page 8: LAPORAN VISKOSITAS

- Diulangi langkah diatas dengan sample aquadest, minyak goreng, alkohol

secara berturut-turut.

3.2.2 Pengukuran suhu fluida/larutan

- Dimasukkan termometer ke dalam masing-masing larutan (aquadest,

alkohol, minyak goreng, dan bensin).

- Diukur masing-masing suhu larutan

- Dicatat suhu nya

3.2.3 Pengukuran viskositas larutan

- Dimasukkan keempat jenis cairan kedalam viskometer ostwold secara

bertahap, sebelum itu diukur suhunya masing-masing

- Dihubungkan mulut pipa kapiler viskometer lainnya dengan pemompa gas

manual

- Dituang secukupnya cairan yang akan diukur, kemudian pompa cairan

tersebut hingga melewati tanda batas A

- Ditutup lubang/mulut pipa kapiler viskometer yang terbuka dengan

menggunakan jari dan lepaskan pemompa gas manual

- Dinyalakan stopwatch sesaat setelah jari dilepas sehingga cairan turun

melewati batas A dan matikan stopwatch sesaat setelah melewati tanda

batas B

- Dilakukan tiga kali perlakuan yang sama untuk setiap jenis larutan yang

akan diukur.

Page 9: LAPORAN VISKOSITAS

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Pengukuran viskositas larutan

No Zat CairWaktu (s)

Suhu (oC)t1 t2 t3

1.

2.

3.

4.

Aquadest

Bensin

Alkohol

Minyak Goreng

1,74

1,52

1,70

55,80

1,51

1,11

1,80

52,85

1,35

1,04

1,80

45,02

25

28

29

29

4.1.2 Pengukuran densitas larutan

Massa piknometer kosong = 15,45 gr

Volume piknometer = 10 mL

No Zat CairPiknometer +

zat cair (gr)

Massa

Zat cair (gr)

1.

2.

3.

4.

Aquadest

Bensin

Alkohol

Minyak Goreng

25,64

23,09

23,70

24,72

10,19

7,64

8,25

9,27

4.2 Perhitungan

4.2.1 Waktu rata-rata (t)

- Waktu rata-rata aquadest

- Waktu rata-rata bensin

Page 10: LAPORAN VISKOSITAS

- Waktu rata-rata alkohol

- Waktu rata-rata minyak goreng

4.2.2 Pengukuran densitas larutan

- Densitas aquadest

- Densitas bensin

- Densitas alkohol

Page 11: LAPORAN VISKOSITAS

- Densitas minyak goreng

4.2.3 Pengukuran viskositas secara teori

Diket :

=>

- Viskositas aquadest

- Viskositas bensin

- Viskositas alkohol

Page 12: LAPORAN VISKOSITAS

- Viskositas minyak goreng

4.2.4 Pengukuran viskositas secara praktek

H2O sebagai pembanding

- Viskositas alkohol

- Viskositas bensin

- Viskositas minyak goreng

4.3 Pembahasan

Viskositas fluida (zat cair) merupakan gesekan yang ditimbulkan oleh fluida

yang bergerak atau benda yang bergerak di dalam fluida. Besarnya gesekan ini

Page 13: LAPORAN VISKOSITAS

biasa nya juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar

viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat

tersebut, dalam viskositas zat cair yang berperan adalah gaya kohesi antara

partikel zat cair.

Viskositas akan berkurang dengan cepat apabila temperaturnya bertambah

dan semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan

tersebut semakin besar pula, karena viskositas ini dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi nilai viskositas adalah :

1. Suhu

Faktor suhu terhadap viskositas yaitu berbanding terbalik dengan suhu jika

suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula sebaliknya jika suhu turun

maka viskositas akan naik. Hal ini disebabkan karena adanya gesekan partikel-

partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditinggikan dan menurun

kekentalannya.

2. Konsentrasi

Konsentrasi larutan viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.

Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,

karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap

satuan volume karena semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar

partikel semakin tinggi dan nilai viskositas nya semakin besar pula.

3. Berat molekul solut

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute karena dengan

adanya solute yang besar akan menghambat atau membebankan yang berat pada

cairan sehingga akan menaikkan viskositasnya.

4. Tekanan

Semakin besar tekanannya cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari

beban yang dikenakannya.

Adapun hukum viskositas yaitu hukum Poiseville dan hukum Stokes

1. Hukum Poiseulle

Page 14: LAPORAN VISKOSITAS

Hukum ini berbunyi “Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu

melalui penampang melintang berbentuk silinder berjari-jari r yang panjang nya 1

selain ditentukan oleh beda tekanan (ΔP) pada kedua ujung yang memberikan

gaya pengaliran juga ditentukan oleh viskositas cairan dan luas penampang pipa”.

Hubungan tersebut dirumuskan oleh Poiseulle sebagai :

atau

Dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan V yang melewati pipa

persatuan waktu t dinyatakan dengan satuan S1 (m3/s).

2. Hukum Stokes

Apabila benda padat brgerak dengan kecepatan tertentu dalam medium

fluida, maka benda tersebut akan mengalami hambatan yang diakibatkan oleh

gaya gesekan fluida. Gaya gerak tersebut dirumuskan sebagai berikut :

atau

Dimana k = koefisien yang besarnya tergantung bentuk geometrik benda. Dari

hasil percobaan, untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r diperoleh :

Persamaan ini dinyatakan pertama kali oleh Sir George Stokes (1845) yang

kemudian dikenal dengan Hukum Stokes. Bila gaya F diterapkan pada partikel

berbentuk bola dalam larutan, maka stokes menunjukkan bahwa untuk aliran

laminar berlaku :

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan digunakan empat larutan yaitu,

aquades, alkohol, bensin dan minyak goreng.

1. Aquades

Aquades atau air atau H2O yang memiliki nama IUPAC dihydrigen,

monoxide, oxidane, merupakan jenis-jenis syarat liquid yang tidak berwarna,

tidak berbau dan juga tidak berasa pada keadaan standar. Aquadest memiliki

Page 15: LAPORAN VISKOSITAS

rumus molekul H2O dengan titik didih 100o C, 212o F (373,15 K), viskositas

aquadest 0,001 Pa/s pada suhu 20o C dan memiliki bentuk heksagonal.

2. Alkohol

Alkohol atau nama lainnya adalah etanol merupakan senyawa liquid yang

tidak berwarna dan sangat mudah menguap pada suhu yang rendah serta mudah

terbakar pada suhu yang tinggi. Alkohol memiliki rumus molekul CH3OH,

kerapatan 0,79 gr/cm3, titik didih 78o C (351 K). Alkohol ini mudah bercampur

dengan air dan juga mudah bercampur dengan pelarut organik.

3. Bensin

Bensin merupakan cairan bening agak kekuning-kuningan dan berasal dari

pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar.

Secara sederhana bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus mulai dari C7

(heptana) sampai dengan C11. Bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari

hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga

membentuk rantai. 1 galom bensin (4,5 liter) mengandung 132 x 106 Joule energi

yang ekuivalen dengan 125.000 BTU (British Thermal Unit) atau 37 Kwh.

4. Minyak Goreng

Minyak goreng tidak larut dalam air kecuali minyak lirak dan minyak sedikit

larut dalam alkohol, etil, eter dan pelarut halogen lainnya. Minyak tidak mencair

dengan cepat pada pelarut dengan suatu nilai temperatur tertentu. Titik didih akan

semakin meningkat dengan bertambahnya rantai karbon asam lemak.

Dalam percobaan kali ini terdapat beberapa faktor kesalahan yang

menyebabkan hasil percobaan tidak sempurna yaitu :

- Tidak teliti saat mengukur suhu larutan sehingga hasil perhitungan kurang

tepat

- Alat yang digunakan kurang bersih sehingga menyebabkan perhitungan

kurang tepat

- Tidak teliti saat perhitungan waktu yang melewati dua tanda pada

viskositas Ostwald

Dalam praktikum kali ini terdapat 2 percobaan yaitu penentuan densitas

(massa jenis) dan penentuan viskositas (kekentalan) dari beberapa zat cair.

Page 16: LAPORAN VISKOSITAS

Penentuan densitas (massa jenis) larutan yang diukur massa jenisnya yaitu bensin,

minyak goreng, alkohol, dan aquades. Alat untuk mengukur densitas (massa jenis)

suatu larutan adalah piknometer. Piknometer merupakan alat gelas yang berfungsi

untuk mengukur berat jenis suatu zat. Zat yang akan diukur densitas (massa

jenisnya) terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk larutan, selanjutnya dimasukkan

ke dalam piknometer. Bentuknya cukup mungil dan rumit. Seperti botol kecil

yang dilengkapi dengan penutupnya. Dari percobaan kali ini diperoleh hasil

pengukuran densitas larutan pada sampel yaitu ρaquades = 1,019 gr/ml, ρbensin = 0,764

gr/ml, ρalkohol = 0,825 gr/ml dan ρminyak goreng = 0,927 gr/ml. pada percobaan

penentuan viskositas mengguanakan alat yang bernama viskosimeter ostwold.

Pada viskosimeter ostwold, viskositas ditentukan dari waktu yang digunakan

cairan untuk melewati jarak antara “A” dan “B”. dari percobaan ini didapatkan

µbensin = 0,0057 P, alkohol = 0,0089 P dan minyak goreng = 0,2935 P.

Berikut adalah urutan nilai viskositas

Liquids Viskosity (P) Temperatur (oC)

Gasoline

H2O

Alcohol

Oil

0,006

0,01

0,012

1,1

20

20

20

20

(Source.hyperphysic.phy.asist.gsu.edu/hbase/takles/viskositas.html)

Metode-metode dalam pengukuran viskositas yaitu dengan viskosimeter

ostwold, viskosimeter hoppler, viskosimeter cone dan plate, dan viskosimeter Cup

dan Bob.

1. Metode Viskosimeter Ostwold

Metode ini ditentukan berdasarkan hukum Poiseulle menggunakan alat

viskosimeter ostwold. Penetapannya dilakukan dengan jalan pengukuran waktu

yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari “A” ke “B”.

2. Metode Viskosimeter Hoppler

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi

keseimbangan sehingga gaya gerak = gaya berat - gaya Archimedes.

3. Metode Viskosimeter Cone dan Plate

Page 17: LAPORAN VISKOSITAS

Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,

kemudian dinaikkan dengan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan

oleh motor deringan bercaman kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang

semi transparan yang diam kemudian kerucut yang berputar.

4. Metode Viskosimeter Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruang antara dinding luar dari Bob

dan dinding dalam dari Cup dimana Bob masuk persis di tengah-tengah.

Dari percobaan yang telah dilakukan pada pengukuran viskositas zat cair

diperoleh alkohol = 0,0089 P dengan waktu rata-rata 1,76 sekon, bensin = 0,0057 P

dengan waktu rata-rata 1,22 sekon, dan miyak goring = 0,2935 P dengan waktu rata-

rata 51,22 sekon. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin kental

suatu larutan maka semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk melewati

pipa kapiler Viskosimeter Ostwold. Dari hasil pengukuran densitas diperoleh

ρaquades = 1,019 gr/ml, ρbensin = 0,764 gr/ml, ρalkohol = 0,825 gr/ml, dan ρminyak goring =

0,927 gr/ml dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aquadest memiliki massa

jenis yang lebih besar dibandingkan minyak goreng, bensin, dan alkohol.

Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah :

- Pada industri perminyakan

- Pada keran-keran air/PDAM

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Page 18: LAPORAN VISKOSITAS

- Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah suhu, konsentrasi,

berat molekul, dan tekanan.

- Hukum-hukum viskositas adalah : Hukum Pouseville dan hukum Stokes.

- Viskositas/kekentalan sebenarnya maupun gaya gesekan antara molekul-

molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang

membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek karena fluida tersebut

mengalir pada zat cair, viskositas disebabkan adanya gaya kohesi antar

molekul jenis.

5.2 Saran

Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat juga digunakan metode

vissometer Hopller.

DAFTAR PUSTAKA

Atikins, P.N. 1996. Kimia Fisik Jilid II Edisi IV. Jakarta. Erlangga

Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia

Page 19: LAPORAN VISKOSITAS

Dogra, S.K dan Dogra S. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta. UI Press