Upload
gita-tanelvi
View
37
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Metodologi Penelitian
Citation preview
Scenario
Mr. A, 45 yeas old, came to dr. Wahyu’s practice with a complaint of pain on the left
chest. The pain was present during daily physical activity. He was smoking for the
past thirty years, one pack/day. The type of the cigar is cigarette without filter. Based
on the data in Moh. Hoesin hospital, the number of patient’s visit with the same
complaint to Mr. A is increasing every year. Dr. wahyu is willing to make a research
of whether there is a correlation between left chest pain and smoking.
I. Klarifikasi istilah :
a. pain : perasaan nyeri yang disebabkan oleh rangsangan pada
ujung-ujung saraf khusus.
b. left chest : dada kiri
c. physical activity : kegiatan yang menggunakan atau mengeluarkan
tenaga fisik
d. cigar : rokok
e. cigarette : rokok
f. filter : penyaring
g. research : penelitian
h. correlation : hubungan/ berkaitan
II. Identifikasi istilah :
1. Mr. A came to dr. Wahyu’s practice with complaint of pain on the left chest.
2. The pain was present during daily physical activity.
3. He was smoking for the past thirty years,one pack/day.
4. The number of patient’s visit with the same complaint to Mr. A is increasing
every year.
5. dr. Wahyu is willing to make a research of whether there is a correlation
between left chest pain and smoking.
III. Analisis masalah :
5.a. Apakah latar belakang yang mendasari penelitian ?
b. Apa rumusan masalahnya ?
c. Apa tujuan dan manfaatnya ?
d. Bagaiamana bentuk rancangan penelitian ?
e. Bagaimana cara menentukan dan mengambil subjek penelitian ?
f. Bagaimana cara pelaksanaanya ?
g. Bagaimana cara menganalisa data yang diperoleh ?
IV. Hipotesis :
Informasi mengenai kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan nyeri pada
dada kiri dapat dibuktikan dengan penelitian kohort, cross_sectional, case_control
V. Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issues
Pokok
Bahasan
What I
Know
What I don`t
Know
What I have
to prove
How I will
Learn
1. Teori rumusan ide peniltian
Pengertian C
ara
memperol
eh ide
C
ara
mengemb
angkan
ide
Diktat,
Internet
2. Rancangan penelitian
Pengertian Rancangan
penelitian
3. Metodelogi penelitian
Pengertian
Macam- macam
penelitian
Kelebihan
Dan
kekurangan
4. Manajemen dan analisis data
Pengertian
5. Etika penelitian
Pengertian Tahap –
tahap
dalam
meneliti
VI. Sintesis
5. a. Latar belakang : terdapat data dari RSMH bahwa jumlah pasien
yang menderita nyeri dada kiri dan mempunyai kebiasan merokok, meningkat
setiap tahun.
b. Rumusan masalah : apakah ada hubungan antara nyeri dada kiri dengan
kebiasaan merokok ?
c. Tujuan : untuk mengetahui apakah ada hubungan antara nyeri dada kiri
dengan kebiasaan merokok.
Manfaat :
Peneliti : untuk perkembangan pengetahuan.
Masyarakat umum : untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
bahaya rokok.
Lembaga terkait : sebagai bahan referensi / rujukan untuk pelayanan
( penyuluhan ) kesehatan.
d. rancangan penelitian
Cross sectional
Suatu studi penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor resiko dengan efek.
Kelebihan :
√ Dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan sebab –
akibat dan perhitungan resiko relatifdengan cara yang cepat dan
biaya yang relatif kecil dibandingkan dengan penelitian prospektif.
√ Data yang terdapat di rumah sakit dapat digunakan.
√ Dapat digunakan untuk membandingkan besarnya resiko kelompok
yang terpajan oleh factor yang dianggap sebagai penyebab terjadinya
penyakit dengan kelompok yang tdak terpajan dan hasilnya
digunakan untuk memberikan informasikepada masyarakat dan
menyusun perencanaan pelayannan kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat.
Kekurangan :
√ Penelitian tidak dapat digunakan untuk mementau perubahan yang
terjadi dengan berjalannya waktu karena pengamatanpada subjek
study hanya dilakukan satu kali selama penelitian
√ Penelitian cross sectional dengan tujuan analitis sulit untuk
menentukan
komparabilitas kedua kelompok yang dibandingkan karena tidak
diketahui apakah insidensi terjadi sebelum atau setelah terpajan
√ Sulit mengadakan extrapolasi pada populasi yang lebih besar
√ Tidak dirancang untuk tujuan penelitian analitik
√ Tidak dapat digunakan untuk menentukan hubungan sebab – akibat
pada perubahan biokimia dan fisiologi karena antara sebab dan
akibat dapat saling mempengaruhi.
Bias yang mungkin terjadi yaitu bias prevalansi atau bias insidensi,
bias kronologis
Case control
Suatu studi desain penelitian yang dilakukan dengan menentukan
subjek yang terkena efek terlebih dahulu baru kemudian diteliti secara
retrospektif untuk menentukan faktor resiko.
Kelebihan :
√ cocok untuk kasus yag jarang
√ hasilnya cepat dengan biaya murah
√ subjek sedikit
√ mengidentifikasi faktor resiko lain
√ tidak menghadapi masalah etik
√ data yang ada dapat dimanfaatkan, terutama bila penelitian
dilakukan dengan basis rumah sakit
√ dapat digunakan sebagai penelitian pendahuluan terhadap penyakit
yang belum diketahui penyebabnya
Kekurangan :
√ pengukuran variabel yang retrospektif, objektivitas, dan
realibitasnya kurang karena subjek penelitian harus mengingat kembali
faktor-faktor resikonya.
√ validasi informasi sukar diperoleh
√ pengendalian terhadap faktor perancu sulit dilakukan dengan
lengkap
√ kadang-kadang sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang
sesuai dengan tujuan penelitian
√ penelitian kasus-kontrol tidak dapat digunakan untuk mengukur
insidens dan tidak sesuai untuk mengadakan evaluasi hasil pengobatan
Bias yang mungkin terjadi yaitu bias recall, bias seleksi sampel, bias
komparabilitas
Protokol penelitian case control:
1. Pertanyaan penelitian
2. Tujuan penelitian
3. Hipotesis penelitian
4. Populasi studi dan subjek studi
5. Kriteria inklusi dan eksklusi
6. Penentuan kasus
7. Penentuan kontrol
8. Menentukan kriteria pajanan(exposure)
9. Komparabilitas
10. Perkiraan besarnya sampel
11. Analisis data
Cohort
Suatu desain penelitian yang dilakukan dengan menentukan faktor
resiko terlebih dahulu kemudian dipantau secara prospektif untuk
mengetahui timbul atau tidaknya efek.
Kelebihan :
√ Studi kohor merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden
dan penyakit atau efek yang diteliti.
√ studi kohor paling baik dalam menerangkan hubungan dinamika
hubungan anatara faktor resiko dengan efek secara temporal.
√ studi kohor merupakan pilihan terbaik untuk meneliti beberapa efek
sekaligus dari suatu factor resiko tertentu
√ studi kohor dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus
dari suatu factor resiko tertentu
√ karena pengamatan yang dilakukan secara kontinu dan longitudinal,
studi kohor memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai
masalah kesehatan yang makin meningkat
√ dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok
subjek dan kelompok kontrol) sejak awal penelitian
√ dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu
waktu ke waktu yang lain
√ ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun efek
dari waktu ke waktu
kekurangan :
√ waktunya lama
√ sarana dan biayanya mahal
√ rumit
√ kurang efisien dari segi waktu maupun biaya untuk meneliti kasus
yang jarang terjadi
√ terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas
pajanan atau faktor resiko dapat mengganggu analisis data
√ dapat menimbulkan masalah etika oleh karena peneliti membiarkan
subjek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat merugikan
♦Sampel
Case : orang dengan nyeri dada kiri karena merokok di RSMH
orang dengan nyeri dada kiri karena tidak merokok di RSMH
Control : orang yang tidak nyeri dada kiri tetapi merokok di RSMH
orang yang tidak nyeri dada kiri dan tidak merokok di RSMH
♦ Cara pengolahan data
Analisis hasil studi kasus kontrol dilakukan dengan penentuan odds ratio. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel 2x2
OR = AD/BC
Ket :
OR <1 asosiasi positif
OR =1 asosiasi negative
OR >1 asosiasi positif
Teori tentang rumusan ide penelitian
Ide adalah pemikira spesifik atau konsep yang timbul dari pikiran seseorang sebagai hasil pemikiran.Cara memperoleh ide:
a) Imajinasi
b) Membaca
c) Diskusi
d) Pengalaman
e) Pengamatan
Cara mengembangkan ide:a) Meningkatkan pengetahuan tentang beberapa aspek yang memiliki hubungan
melalui studi literatur
b) Diskusi dangan para ahli
c) Tulis catatan kunci / outline dukung /catatan kontradiksi sebagai topik dasar sebuah ide
Cara mengungkapkan idea) Buat ide sebagai masalah
b) Buat pertanyaan dari masalah
c) Kembangkan pertanyaan yang telah dibuat
d) Buat langkah operasional
ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Kode etik penelitian kedokteran, yang diberi nama Nuremberg Code, pada
awalnya dibentuk sebagai akibat dari berbagai percobaan tidak berperikemanusiaan
oleh para dokter NAZI terhadap para tahanan Perang Dunia II. Salah satu yang
penting dalam kode tersebut adalah keharusan adanya persetujuan informed consent
dari orang sebagai subyek penelitian.
Pada tahun 1964, World Medical Association dalam sidangnya yang ke 18
telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang dituangkan ke dalam Deklarasi
Helsinki I. Baik dalam Neurenberg Code maupun dalam Deklarasi Helsinki I, para
peneliti dihimbau untuk memperhatikan dan mematuhi peraturan-peraturan penelitian
yang disetujui bersama. Peneliti harus dapat membuat keputusan sendiri apakah
penelitiannya menyimpang atau tidak dari norma etik yang telah digariskan. Karena
tidak ada pengawasan maka banyak penelitian yang dirasakan masih menyimpang
dari norma-norma kode etik. Untuk menghindari hal tersebut di atas maka pada tahun
1975 dalam World Health Assembly ke 20 di Tokyo telah dibuat Deklarasi Helsinki
II sebagai hasil revisi dari Deklarasi Helsinki I. Perubahan yang penting adalah
adanya peraturan yang mengharuskan semua protokol penelitian yang menyangkut
manusia, harus ditinjau dahulu oleh suatu Komisi khusus untuk dipertimbangkan,
diberi komentar dan mendapatkan pengarahan (consideration, comments and
guidance). Selain itu pada protokol juga harus dicantumkan adanya pertimbangan
etik. Deklarasi tersebut telah disempurnakan kembali oleh World Medical Assembly,
tahun 1983 di Venesia, tahun 1985 di Hongkong dan di Edinburg, Scotland tahun
2000.
Di Indonesia standar etik penelitian kesehatan yang melibatkan manusia
sebagai subyek didasarkan pada azas perikemanusiaan yang merupakan salah satu
dasar falsafah bangsa Indonesia, Pancasila. Hal tersebut kemudian diatur dalam UU
Kesehatan no 23/ 1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP no 39/ 1995 tentang
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Dalam Bab IV diuraikan tentang
perlindungan dan hak-hak manusia sebagai subyek penelitian dan sanksi bila
penyelenggaraan penelitian melanggar ketentuan dalam PP tersebut.
Dengan demikian semua penelitian yang menyangkut manusia harus didasari
oleh
moral dan etika Pancasila, disamping pedoman etik penelitian yang telah disetujui
secara internasional. Adalah menjadi kewajiban kita semua bahwa penelitian yang
dilakukan dapatdipertanggungjawabkan dari segi ilmiah, moral dan etika yang
berdasarkan Ketuhanan dan Perikemanusiaan.
2. Penelitian yang membutuhkan Ethical Clearance
Pada dasarnya seluruh penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai
subyek penelitian harus mendapatkan Ethical Clearance, baik penelitian yang
melakukan pengambilan spesimen, ataupun yang tidak melakukan pengambilan
spesimen. Penelitian/riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik yang mencakup
riset pada farmasetik, alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur bedah, rekam
medis, sampel biologik, serta penelitian epidemiologik, social dan psikososial.
3. Susunan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes
Salah satu tugas pokok Badan Litbangkes adalah menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan kesehatan untuk menunjang program Departemen
Kesehatan. Untuk itu dalam rangka perlindungan manusia sebagai subyek penelitian
dan pengembangan kesehatan, sejak tahun 1991 dibentuk “Panitia Etik Penelitian
Kesehatan Badan Litbangkes” berdasarkan SK Kepala Badan Litbangkes No.
04/BPPK/AK/1/1991. Panitia tersebut bertugas melakukan review usulan penelitian
kesehatan yang memerlukan surat izin etik (ethical clearance), selanjutnya sejak
tahun 2001 disebut sebagai Komisi Etik Badan Litbangkes.
Susunan anggota bersifat multidisiplin yaitu adanya anggota dari berbagai
bidang ilmu kelompok medis/ klinis maupun dari kelompok non-medis antara lain
dari bidang hukum, sosial-budaya yang terkait, dari kelompok yang peduli terhadap
kepentingan masyarakat dan dari kelompok awam (layperson). Komposisi
keanggotaan mempertimbangkan juga keseimbangan usia dan gender; adanya
perbedaan latar belakang, sosial-budaya dan agama yang dapat mempengaruhi sudut
pandang.
` Susunan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes terdiri atas
1. Penasehat,
2. Ketua
3. Sekretaris
4. Anggota
5. Sekretariat
Untuk kegiatan kesekretariatan dibantu oleh beberapa staf dari Sekretariat
Badan Litbangkes. Komisi Etik ini disahkan dengan surat keputusan Kepala Badan
Litbangkes yang ditinjau/diperbaharui setiap tahunnya.
4. Tanggung Jawab dan Tugas Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Komisi Etik membahas usulan-usulan penelitin biomedis yang menggunakan
manusia sebagai subyek penelitian, baik untuk kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh unit-unit penelitian di lingkungan Badan Litbangkes, ataupun kegiatan penelitian
yang dimonitor oleh Badan Litbangkes.
Komisi Etik akan bertemu secara rutin minimum sekali setiap bulannya untuk
membahas usulan penelitian yang memerlukan ethical clearance , baik yang telah
dikeluarkan (pada bulan tersebut : ethical review dilakukan oleh 2 – 3 orang anggota
Komisi Etik) maupun yang memerlukan pengambilan keputusan oleh sebagain besar
anggota Komisi Etik (bagi kasus-kasus tertentu yang memerlukan pertimbangan /
review oleh lebih dari 3 orang anggota : ‘kasus berat’). Persetujuan ethical
clearance diambil berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir dalam rapat
tersebut. Rapat dianggap sah jika dihadiri minimal setengah jumlah anggota ditambah
1 orang.
Semua penelitian yang sedang berjalan di tiap Puslitbang, yang telah
mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Badan Litbangkes, akan dipantau
oleh anggota Komisi Etik yang ada di Puslitbang bersangkutan dan akan direview
paling sedikit satu kali setiap tahun dan mungkin frekuensi review bertambah bila
dianggap perlu oleh Komisi karena keadaan darurat.
Ketua Komisi Etik bertanggung jawab atas jalannya rapat pertemuan Komisi.
Jalannya rapat serta hasil rapat pertemuan akan dicatat oleh sekretaris pertemuan
yang merupakan seorang staf atau petugas dari Sekretariat Badan Litbangkes.
Sekretaris tersebut juga menerima laporan penelitian selama penelitian sedang
berjalan sampai penelitian selesai.
Rapat pertemuan Komisi Etik dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Etik, para
peneliti yang penelitiannya akan dibahas (jika perlu), dan dapat pula dihadiri oleh ahli
ahli tertentu yang diundang untuk memberi pandangan sebagai nara sumber, tetapi
yang mempunyai hak suara untuk memberikan keputusan hanya anggota Komisi Etik.
Anggota Komisi Etik tidak terlibat dalam salah satu usulan penelitian yang
akan dibicarakan. Jika salah satu anggota secara langsung atau tidak langsung terlibat
dengan suatu usulan penelitian, maka anggota tersebut tidak berhak memberikan
suara (abstain) dalam pemungutan suara mengenai usulan penelitian yang
bersangkutan.
Komisi Etik mempunyai tugas :
1) Melakukan review dari protokol penelitian yang akan dibahas dengan
benar sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
2) Membahas hasil review.
3) Meneliti isi informed consent (persetujuan bagi subyek penelitian)
beserta naskah penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dari subyek
penelitian.
4) Memberikan ethical clearance untuk semua penelitian yang
memerlukannya.
5) Mengevaluasi pelaksanaan penelitian yang terkait dengan etik
6) Menghadiri rapat rutin Komisi Etik setiap bulannya dan pada waktu-
waktu tertentu yang dianggap perlu.
Tugas sekretariat Komisi Etik :
Untuk melaksanakan kegiatan kesekretariatan, Komisi Etik Badan Litbangkes
dibantu oleh Sekretariat Komisi Etik yang bertugas :
1. Menerima berkas usulan/pengajuan Ethical Clearance dan memeriksa
kelengkapan berkas usulan tersebut, lalu mencatat hasilnya pada form check
list.
2. Bertanggung jawab dalam kegiatan surat menyurat yang berhubungan dengan
kegiatan Etika Penelitian Kesehatan di Badan Litbangkes
3. Bertanggung jawab dalam pengarsipan usulan penelitian yang mengajukan
ethical clearance mulai dari masuknya ke Badan Litbangkes, selama proses
di Komisi Etik, review ulangan jika penelitian itu berjalan lebih dari setahun
4. Mengurus penyelenggaraan rapat dan pertemuan Komisi Etik.
5. Sebagai fasilitator antara peneliti dan anggota Komisi Etik.
6. Membuat laporan tentang kegiatan Komisi Etik, termasuk laporan tertulis dari
setiap rapat/pertemuan Komisi Etik (Notulen), laporan triwulan kegiatan
komisi etik (berikut rekapitulasi ethical clearance yang telah dikeluarkan) .
5. Prosedur Pengajuan Ethical clearance
Usulan ethical clearance diserahkan kepada sekretariat Komisi Etik Penelitian
Kesehatan. Kelengkapan berkas terdiri dari :
1. Surat usulan dari institusi
2. Protokol penelitian
3. Daftar tim peneliti
4. CV peneliti utama
5. Surat persetujuan pelaksanaan penelitian dari scientific board (PPI)
6. Informed Consent (formulir persetujuan keikutsertaan dalam penel
7. Ethical Clearance dari institusi lain (bila ada)
8. Kuesioner / pedoman wawancara (bila ada)
Seluruh berkas dibuat rangkap 3.
Selain penelitian dari Puslitbang di lingkungan Badan Litbangkes, Komisi
Etik Penelitian Kesehatan Bdan Litbangkes juga menerima permohonan E.C dari
instansi lain.
Landasan etik dalam penelitian
International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects
yang disusun CIOMS, tahun 1993 menyempurnakan dan merinci lebih lanjut
Deklarasi Helsinki. Ethical Guidelines CIOMS mencakup 15 guidelines (panduan).
- Guidelines 1, 2, 3 dan 9 memberikan acuan lebih rinci tentang informed consent.
- Guidelines 4 dan 10 memberikan acuan tentang cara yang etis dalam merekrut
subjek, termasuk kelayakan pemberian imbalan.
- Guidelines 5, 6, 7, 8 dan 11 memberikan acuan tentang subjek dengan kondisi
khusus: anak, narapidana, ibu hamil dsb.
- Guidelines 12 dan 13 mengatur tentang perlindungan terhadap subjek, termasuk
kerahasiaan peranan subjek dalam penelitian, serta kewajiban peneliti
memberikan pelayanan dan kompensasi jika risiko yang tidak diinginkan mucul.
Sekarang juga dianjurkan kemungkinan mengansuransikan subjek untuk
menanggulangi risiko dengan konsekuensi serius yang mungkin muncul.
Untuk lebih memastikan keamanan dan meminimalkan risiko, pada penelitian
klinik yang bersifat uji klinik (clinical trial), setelah percobaan binatang, telah
disepakati penelitian harus melalui 4 tahapan/fase:
1. Ujicoba pada manusia sehat.
Untuk menilai keamanan (safety) obat pada manusia.
2. Uji klinis terkendali pada pasien.
Untuk menilai manfaat, efek samping dan toksisitas obat pada pasien, sesuai
indikasi yang dituju. Dilakukan pada sejumlah kecil pasien dengan
pengawasan yang sangat ketat.
3. Uji klinis pada pasien.
Uji klinis dalam skala yang besar, dengan setting pelayanan yang ada. Untuk
lebih mengelaborasi manfaat, efek samping dan toksisitas obat jika nantinya
digunakan secara massal di tengah masyarakat.
4. Pemantapan pasca pemasaran di masyarakat.
Untuk menilai risiko pemakaian obat, termasuk yang belum teridentifikasi
pada penelitian tahap sebelumnya.
- Guideline 14 memberikan acuan tentang Ethical Review Committe, yang belum
disinggung secara eksplisit dalam Deklarasi Helsinki.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian etik penelitian kesehatan:
a) Surat usulan dari institusi tempat peneliti bekerja, bila usulan berasal
dari luarinstitusi Badan Litbangkes yang memiliki Komisi Etik Institusi, maka
usulan harus berasal dari Komisi etik institusi tersebut (bukan dari peneliti
utama/pimpinan insitusi)
b) Surat rekomendasi dari Panitia Pembina Ilmiah.
c) Protokol penelitian meliputi tujuan dan manfaat, metodologi yang
menjelaskan secara terperinci mengenai : tata cara pengambilan sample
(darah/urine/spesimenlainnya), tujuan pemeriksaan, intervensi yang diberikan,
serta manfaat bagi responden (bila ada uji klinik/ pengambilan sample),
jumlah biaya yang diperlukan dalampenelitian tersebut.
d) Daftar tim peneliti, beserta keahliannya.
e) Curriculum vitae peneliti utama atau Ketua Pelaksana, untuk melihat
apakah kemampuan peneliti utama atau ketua pelaksana sudah sesuai dengan
apa yang akan dikerjakan.
f) Keterangan pembiayaan, untuk melihat apakah sudah etis bila suatu
penelitiandilihat dari jumlah biaya dan hasil yang akan didapat.
g) Ethical clearance dari institusi lain (bila ada).
h) Penjelasan dan Informed Consent dalam 1 lembar / tidak terpisah. Izin
atau persetujaun dari subyek penelitian untuk turut berpartisipasi dalam
penelitian, dalam bentuk tulisan yang ditandatangani atau tidak ditandatangani
oleh subyek dan saksinya, disebut informed consent.
Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai
berikut :
1. Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam
penelitian itu, termasuk penelitian eksperimen.
2. Penjelasan tentang penelitian.
3. Pernyataan tentang berapa lama subyek penelitian perlu berpartisipasi dalam
penelitian
4. Gambaran tentang apa yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian,
sebagai peserta sukarela penelitian. Setiap prosedur eksperimental perlu
dijelaskan.
5. Gambaran mengenai resiko dan rasa tidak enak yang mungkin dialami
subyek, jika subyek berpartisipasi dalam enelitian.
6. Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi bagi subyek, jika subyek
berpartisipasi dalam penelitian ini.
7. Informasi mengenai pengobatan dan alternatif lain yang akan diberikan
kepada subyek, jika subyek mengalami resiko dalam penelitian.
8. Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan medis
sunyek.
9. Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikan
kepada subyek, jika subyek mengalami masalah yang berhubungan dengan
penelitian.
10. Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa
calon subyek dapat menanyakan tentang masalah kesehatan yang mungkin
muncul berkaitan dengan penelitian tersebut.
11. Pengertian partisipasi dalam penelitian haruslah sukarela, bahwa subyek dapat
memutuskan untuk meninggalkan penelitian tanpa dirugikan, bahwa apabila ia
bersedia berpartisipasi kemudian sesudah jangka waktu tertentu ia
meninggalkan penelitian, ia bebas pergi tanpa ada sanksinya.
12. Jumlah subyek penelitian yang akan turut serta dalam penelitian dan lokasi
penelitian akan dilaksanakan.
13. Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek
dalam penelitian tersebut
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan
tugas tutorial skenario A ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini betujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian
dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tim penyusun laporan ini tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini.
Laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
pembaca akan sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan tim penyusun
lakukan.
Tim
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N.2006.Pengantar Epidemiologi.PT Asdi Mahasatya:Jakarta
Pratiknya,A.W.2007.Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran &
Kesehatan.PT. Raja Grafindo Persada:Jakarta
www.dokter-unhas.org
Materi yang dibahas :Teori rumusan ide peniltianRancangan penelitianMetodelogi penelitian Manajemen dan analisis data Etika penelitian