27

Click here to load reader

Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

LAPORAN TUGAS TERSTRUKTUR

BLOK MEDICAL RESEARCH PROGRAM II

( BLOK MRP II )

“ Relationship Between Kidney Function And Liver Histology In Subjects

With Nonalcoholic Steatohepatitis ”

Tutor : dr. Joko Setyono, MSc.

Kelompok 7

Aulia Dyah Febrianti G1A009002

Dikodemus Ginting G1A009019

Windy Noviatri R G1A009035

Asep Cevy Saputra G1A009047

Siska Lia Kisdiyanti G1A009065

Maulana Rizqi Yuniar G1A009089

Radita Ikapratiwi G1A009103

Arya Yunan Permaidi G1A009113

Nurul Arsy M G1A009120

Hafidh Riza Perdana G1A009127

Radityo Arif G1A005036

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2012

Page 2: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

Hubungan antara Fungsi Ginjal dan Histologi Hati pada Subjek dengan

Nonalcoholic Steatohepatitis

Latar belakang dan tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menilai apakah

pasien nonalcoholic steatohepatitis (NASH) yang terdiagnosis melalui biopsi

hepar memiliki hubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan apakah hubungan

tersebut merupakan hubungan independen dari resistensi insulin dan sindrom

metabolik. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok yang

terpajan oleh faktor risiko dan kelompok yang tidak terpajan oleh faktor risiko

sebagai kontrol, yaitu kelompok 80 orang yang telah terdiagnosis NASH sebagai

pasien overweight dan kelompok kontrol yaitu 80 orang dengan serum enzim

hepar yang normal yang telah di matching-kan menurut umur, jenis kelamin, dan

indeks massa tubuh (IMT). Penyakit ginjal kronis (CKD) dapat diartikan sebagai

kehadiran estimasi GFR (eGFR) < 60 ml/menit per 1,73 m2 atau albuminuria

(yaitu albumin urinary/kreatinin rasio > 30 mg/g. Pengumpulan data dilakukan

pada satu periode yakni hanya dilakukan satu kali kemudian dicari hubungan antar

variabelnya.

Data dinyatakan sebagai + SD atau persentase. Variabel juling (enzim hati

dalam serum, trigliserida, dan HOMA-IR skor) yang logaritmis ditransformasikan

untuk meningkatkan normalitas sebelum dianalisis dan kemudian kembali

berubah menjadi unit alami mereka untuk presentasi dalam tabel.

Analisis statistik yang digunakan yaitu one way ANOVA, x 2 test with

Yate’s correction untuk kontinuitas (untuk variabel kategori) dan analisis

kovarians. Uji statistik non parametrik juga digunakan tetapi karena hasilnya

identik dengan yang diperoleh oleh prosedur parametrik, hanya yang disajikan

terakhir.

Independensi asosiasi variabel dengan CKD, yang dianggap sebagai

variabel dependen, juga dinilai dengan analisis multivariat regresi logistrik dan

dinyatakan sebagai odd ratio (OR).

Dalam model regresi logistik disesuaikan sepenuhnya, meliputi ada /

tidaknya NASH, jenis kelamin, usia, IMT, riwayat merokok, skor HOMA-IR, dan

Page 3: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

sindrom metabolik (dianggap sebagai entitas klinis tunggal) yang dimasukkan

sebagai kovariat.

Model regresi yang terpisah juga diuji dengan masing-masing komponen

dari sindrom metabolik yang secara simultan dimasukkan sebagai salah satu

variabel kontinyu atau kategori dalam persamaan yang sama. Disebutkan di atas

kovariat dipilih karena masuk akal secara biologis atau memiliki hubungan

statistik dengan CKD. Multikolinieritas yang ada dalam model regresi logistik

dikeluarkan dengan menggunakan statistik collinearity tepat diagnostik. P <0,05

dianggap signifikan secara statistik.

Hasil penelitian dari uji statistik didapatkan bahwa pasien NASH

memiliki nilai yang signifikan pada nilai P <0,001,dimana nilai P lebih rendah

dari nilai eGFR (75,3 vs 87,5 12 6 ml / menit per 1,73 m2) serta memiliki nilai

frekuensi lebih besar yang abnormal pada albuminuria (14 vs 2,5%) dan CKD (25

vs 3,7%) dibandingkan subyek kontrol. Terdapat perbedaan yang signifikan pada

nilai eGFR, albuminuria, dan CKD yang diamati antara kedua kelompok serta

tampak sedikit penurunan setelah dilakukan matching pada usia, jenis kelamin,

indeks massa tubuh, status merokok, resistensi insulin dan komponen dari

sindrom metabolik. Pada derajat keparahan dari NASH (tahap fibrosis) memiliki

hubungan keterkaitan dengan penurunan kadar eGFR dan peningkatan kadar

albuminuria (P <0,01 atau kurang), penilaian tersebut terlepas dari faktor perancu

yang potensial (confounding factor).

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien NASH yang terdiagnosis

dengan biopsi hepar terbukti terdapat penurunan kadar eGFR dan peningkatan

frekuensi albuminuria abnormal dan CKD dibandingkan kelompok kontrol. Selain

itu, tingkat keparahan dari NASH bila ditinjau dari bidang histologi terkait dengan

penurunan fungsi ginjal, adanya faktor risiko independent, resistensi insulin, dan

sindroma metabolik.

PERTANYAAN PANDUAN

1. Desain penelitian apakah yang digunakan? Jelaskan!

2. Sebutkan variabel-variabel penelitian yang digunakan (tidak termasuk

variabel perancu)!

3. Apakah skala pengukuran dari masing-masing variabel tersebut? Jelaskan!

Page 4: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

4. Apakah hipotesis dari penelitian yang dilakukan (hipotesis statistik sesuai

tujuan penelitian untuk tiap uji statistic yang digunakan)?

5. Apakah uji statistik yang digunakan sudah tepat?

a. Bila sudah tepat, jelaskan alasannya!

b. Bila belum tepat, apa alasannya? Jelaskan metode uji statistik yang tepat!

6. Apa interpretasi dari hasil uji statistik yang dilakukan?

JAWABAN PERTANYAAN PANDUAN

1. Desain penelitian apakah yang digunakan? Jelaskan!

Jawab

Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional

Penjelasan

Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional

bertujuan untuk mencari adanya hubungan antara pajanan terhadap faktor

risiko dan timbulnya penyakit sebagai akibat dari pajanan tersebut. Dalam

jurnal dengan judul “Relationship between Kidney Function and Liver

Histology in Subject with Nonalcoholic Steatohepatitis” bertujuan untuk

mengevaluasi pasien dengan nonalcoholic steatohepatitis (NASH)

mempunyai frekuensi yang tinggi terhadap gagal ginjal kronik dan

berhubungan dengan peningkatan fungsi ginjal yang signifikan.

Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional untuk

tujuan analitis akan lebih cepat, praktis, dan efisien serta data yang telah ada

dapat dimanfaatkan, contohnya dalam jurnal ini, NASH telah terdiagnosis

dengan biopsi hepar dan peneliti kemudian melakukan beberapa pemeriksaan

untuk mengetahui apakah ada hubungannya dengan fungsi ginjal serta biopsi

liver pada pasien NASH (Budiarto, 2004).

Penelitian ini, terdapat dua kelompok yaitu kelompok yang terpajan

oleh faktor risiko dan kelompok yang tidak terpajan oleh faktor risiko sebagai

kontrol, yaitu kelompok 80 orang yang telah terdiagnosis NASH dan

kelompok kontrol yaitu 80 orang dengan serum enzim hepar yang normal

Page 5: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

yang telah di matching menurut umur, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh

(IMT). Pengumpulan data dilakukan pada satu periode, hanya dilakukan satu

kali kemudian dicari hubungan antar variabelnya (Budiarto, 2004).

Keuntungan :

a. Dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat

dan penghitungan risiko relatif dengan cara yang tepat dan biaya yang

relatif kecil

b. Data sekunder dapat digunakan untuk keperluan penelitian

c. Dapat digunakan untuk membandingkan besarnya risiko kelompok yang

terpajan oleh faktor yang dianggap sebagai penyabab terjadinya penyakit

dengan kelompok yang tidak terpajan dan hasilnya digunakan untuk

memberikan informasi kepada masyarakat serta berguna untuk menyusun

perencanaan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.

Kerugian :

a. Penelitian dengan pendekatan cross sectional tidak dapat digunakan untuk

memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu karena

pengamatan pada subjek studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian

b. Tujuan analitis sulit untuk menentukan komparabilitas kedua kelompok

yang dibandingkan karena tidak diketahui apakah insidensi terjadi sebelum

atau sesudah terpajan.

c. Sulit untuk mengadakan ektrapolasi pada populasi yang lebih besar

d. Tidak dapat digunakan untuk menentukan hubungan sebab-akibat pada

perubahan biokimia dan fisiologi karena antara sebab dan akibat dapat

saling mempengaruhi (Budiarto, 2004).

2. Sebutkan variabel-variabel penelitian yang digunakan (tidak termasuk

variabel perancu)!

Jawab

Variabel penelitian adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah

dari satu subyek ke subyek yang lain. Secara umum, jenis variabel (dilihat

dari sifat hubungan antar variabel) dapat dibedakan pada variabel independen

(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel tergantung). Istilah variabel

independen dan variabel dependen berasal dari logika matematika, di mana X

Page 6: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

dinyatakan sebagai yang ‘mempengaruhi atau sebab’ dan Y sebagai yang

‘dipengaruhi atau akibat’ (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

Variabel bebas adalah variabel yang apabila berubah maka akan

mengakibatkan perubahan pada variabel yang lainnya. Sedangkan variabel

tergantung adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas.

Kedua variabel ini diperlukan oleh setiap penelitian kuantitatif. (Sastroasmoro

dan Ismael, 2011).

Dalam jurnal :

a. Variabel bebas pada penelitian tersebut adalah NASH (Nonalkoholic

Steatohepatitis)

Kovarians : usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, riwayat merokok,

skor HOMA-IR, sindrom metabolik

b. Variabel tergantung pada penelitian tersebut adalah CKD (Chronic kidney

Disease)

3. Apakah skala pengukuran dari masing-masing variabel tersebut?

Jelaskan!

Jawab

a. Skala variabel bebas: Skala kategorikal-nominal

Alasan: Karena variabel merupakan nama atau label variabel, dan tidak

mengandung informasi peringkat. Variabel juga tidak bisa dimanipulasi

secara matematis. Variabelnya tidak berupa angka dan tidak berjenjang

atau tidak memiliki tingkatan (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

b. Skala variabel tergantung: Skala kategorik-nominal

Alasan: Karena variabel merupakan nama atau label variabel, dan tidak

mengandung informasi peringkat. Variabel juga tidak bisa dimanipulasi

secara matematis. Variabelnya tidak berupa angka dan tidak berjenjang

atau tidak memiliki tingkatan (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

Page 7: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

4. Apakah hipotesis dari penelitian yang dilakukan (hipotesis statistik

sesuai tujuan penelitian untuk tiap uji statistic yang digunakan)?

Jawab

Hipotesis merupakan pernyataan sebagai jawaban sementara terhadap[

pertanyaan penelitian yang harus di uji validitasnya secara empiris. Hipotesis

tidak dinilai benar atau salah, melainkan di uji apakah hipotesis tersebut valid

(shahih) atau tidak. Tidak semua jenis penelitian memerlukan hipotesis.

Survei ataupun studi eksploratif yang tidak mencari hubungan antar-variabel,

jadi hanya bersifat deskriptif dan tidak memerlukan hipotesis (Sastroasmoro

dan Ismael, 2011).

Terdapat 2 jenis hipotesis, antara lain (Dahlan, 2008) :

1. Hipotesis Statistik

Hipotesis Statistik merupakan jawaban sementara terhadap uji

statistik. Hipotesis ini bersifat universal, artinya di daerah manapun, dikota

manapun, dinegara manapun bahkan dibelahan bumi manapun hipotesis

statistik selalu sama. hipotesis statistik dibagi menjadi

a. Hipotesis nol

b. Hipotesis alternatif

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

pertanyaan penelitian dari peneliti yang bersangkutan. Hipotesis penelitian

bersifat individual artinya hanya bergantung pada dugaan di peneliti itu

sendiri. Hipotesis penelitian dibagi menjadi :

a. Hipotesis negatif

b. Hipotesis positif, terbagi lagi menjadi

i. Hipotesis positif 1 arah

ii. Hipotesis positif 2 arah

Berikut ini merupakan syarat-syarat hipotesis yang baik, antara lain

(Sastroasmoro dan Ismael, 2011) :

1) Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak

bermakna ganda

Page 8: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

2) Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak tiba-tiba muncul

dengan sendirianya, melainkan dibentuk dengan dasar teori,

pengalaman, serta sumber ilmiah yang valid.

3) Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan 1 atau

lebih variabel bebas. Dalam hipotesis hanya boleh terdapat 1 variabel

tergantung. Hipotesis yang terdapat varibel tergantung lebih dari 1

disebut hipotesis kompleks dan harus dipecah menjadi 2 atau lebih

hipotesis.

4) Memungkinkan diuji secara empiris

5) Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-

variabel yang diukur.

Pembuatan hipotesis berangkat dari pertanyaan penelitian yang telah

dibuat setelah melakukan pendalaman teori. Oleh karena itu kita harus

menganalisis terlebih dahulu pertanyaan penelitian yang berada pada latar

belakang pada artikel jurnal tersebut. Pertanyaan penelitian pada artikel

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Apakah pasien yang di diagnosis NASH oleh pemeriksaan biopsi hati

memiliki frekuensi CKD lebih besar dibandingkan pada kelompok

nonsteatotic healthy controls.

2) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penurunan fungsi

ginjal dengan gambaran Histologi hati pada penyakit NASH?

Hipotesis

1) Ho : Tidak terdapat perbedaan bermakna frekuensi CKD antara pasien

yang didiagnosis NASH dengan pemeriksaan biopsi hati

dibandingkan dengan kelompok kontrol sehat nonsteatotic

H1: Terdapat perbedaan bermakna frekuensi CKD antara pasien yang

didiagnosis NASH dengan pemeriksaan biopsi hati dibandingkan

kelompok kontrol sehat nonsteatotic

2) Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penurunan fungsi

ginjal dengan pemeriksaan histologi pada penyakit NASH

Page 9: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara penurunan fungsi ginjal

dengan pemeriksaan histologi pada penyakit NASH

5. Apakah uji statistik yang digunakan sudah tepat?

a. Bila sudah tepat, jelaskan alasannya!

b. Bila belum tepat, apa alasannya? Jelaskan metode uji statistik yang

tepat!

Jawab

Belum tepat

Penjelasan

Uji statistik dibagi menjadi univariat, bivariat, dan multivariat.

Perbedaan dari ke tiga uji statistik ini terdapat pada variabel yang akan di

analisis. Untuk penyusunan uji statistik setidaknya harus memahami :

a. Skala pengukuran : katagorik atau numerik

b. Jenis hipotesis : komparatif atau korelatif

c. Masalah skala pengukuran : numerik dan kategorik

d. Pasangan : berpasangan atau tidak berpasangan

e. Jumlah kelompok : 2 kelompok atau lebih dari 2 kelompok

f. Syarat uji parametrik dan non parametrik

g. Prinsip tabel B X K dan P X K

Page 10: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

one way ANOVA

Pada uji statistik bivariat untuk mempermudah bisa melihat tabel di

bawah ini :

Tabel 1. Uji Statistik Bivariat

Masalah

Skala

pengukura

n

Jenis Hipotesis (asosiasi)

Komparatif

KorelatifTidak berpasangan Berpasangan

Numerik

2 Kelompok> 2

Kelompok2 Kelompok

> 2

Kelompok

Pearson*

Uji t tidak

berpasangan

One Ways

ANOVA

Uji t

berpasangan

Repeated

ANOVA

Katagorika

l (Ordinal) Mann

Whitney

Kruskal-

Wallis

Wilcoxon Friedman

Spearman

Somers’d

Gamma

Katagorik

(Nominal /

Ordinal)

Chi-Square

Fisher

Kolmogorov-Smirnov

(table B X K)

McNemar, Cochran,

Marginal Homogeneity

Wilcoxon, Friedman

(prinsip P X K

Koefisien

kontingensi

Lambda

Keterangan:

1. Uji dengan tanda * merupakan Uji parametrik

2. Tanda panah kebawah menunjukan uji alternatif jika sarat uji parametrik

tidak terpenuhi

3. Uji Hipotesis komparatif numerik, perlu diperhatikan banyaknya

kelompok (Dahlan, 2009).

Langkah – langkah penggunaan tabel uji statistik sebagai berikut :

1. Menentukan variabel yang dihubungkan

2. Menentukan Jenis hipotesis

3. Menentukan masalah skala pengukuran

Page 11: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

4. Menentukan berpasangan atau tidak berpasangan

5. Menentukan jumlah kelompok atau menentukan jenis tabel (Dahlan, 2009)

Uji statistik one way ANOVA yang digunakan pada penelitian ini

kurang sesuai. Syarat penggunaan uji “One Ways ANOVA” pada analisis

bivariate antara lain: jenis hipotesis komparatif, tidak berpasangan, lebih dari

2 kelompok. Pada penelitian tersebut terdapat 2 kelompok dan dilakukan

proses matching jadi dirasa kurang cocok menggunakan uji “One Ways

ANOVA” untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel berikut:

Tabel 2. Langkah Uji One Way Anova

No Langkah Penelitian kasus One way

ANOVA

Wilcoxon

1 Menentukan

Variabel yang

dihubungkan

Variabel bebas

Nonalkoholik

Steatohepatitis

(kategorik)

dengan variabel

terikat Chronic

Kidney Disease

(kategorik)

Numerik -

kategorik

Kategorik-

kategorik

2 Menentukan

jenis hipotesis

Komparatif Komparatif Komparatif

3 Menentukan

masalah skala

variabel

kategorik Kategorik Kategorik

4 Menentukan

pasangan / tidak

pasangan

berpasangan Tidak

berpasangan

Berpasangan

5 Menentukan

Jumlah

kelompok

2 kelompok >2

kelompok

2 kelompok

6 Menentukan

jenis table P X K

3x2 - -

Page 12: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

Kesimpulan :

Uji yang dapat digunakan yaitu uji Wilcoxon. Jika setelah

transformasi data distribusi data tidak normal dapat digunakan uji

Cochran sesuai tabel 3x2

x 2 test with Yate’s correction

Yates Correction dan Fisher Test merupajan uji alternatif yang

digunakan untuk tabel kontingensi 2xx pada kondisi dimana terdapat nilai sel

yang terlampau kecil dari batas minimal yang ditentukan.

Perlu diingat bahwa teknik Uji Kai Kuadrat mensyaratkan sebagi berikut :

1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan < 1.

2. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan < 5.

Bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi maka Uji Yates Correction (koreksi

Yates) dan Fisher Exact yang digunakan.

Cochran (1954) dalam Siegel (1992) menyarankan bahwa kedua uji

tersebut akan baik bila digunakan pada kondisi sebagai berikut :

1. Bila sampel >40, gunakan koreksi Yates pada kondisi apapun.

2. Bila sampel 20-40, gunakan koreksi Yates dengan ketentuan tidak ada sel

yang nilai ekspektasinya <5. Jika ada sel yang nilai ekspektasinya <5,

maka gunakan Fisher Exact.

3. Bila sampel <20, gunakan Fisher Exact pada kondisi apapun. 

Namun demikian penggunaan koreksi Yates tidak

disarankan/diperlukan lagi, bila n terlampau banyak. Dahulu koreksi Yates

banyak digunakan, namun akhir-akhir ini manfaatnya dipertanyakan. Bahkan

Grizzle (1967) menganjurkan untuk tidak menggunakan koraksi Yates, karena

cenderung meperbesar kesalahan tipe II (tidak menolak Ho, padahal Ho salah)

(Murti, 1996).

Page 13: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

Rumus Yates Correction :

Rumus untuk Fisher Exact :

(Sabri, 2008)

Pada jurnal ini, Yates Correction tidak tepat digunakan karena n

terlampau banyak cenderung meperbesar kesalahan tipe II (tidak menolak Ho,

padahal Ho salah). Selain itu, jelas bahwa variabel confounding yang ada

telah dimatchingkan sehingga data yang ada termasuk berpasangan . Untuk

data berpasangan maka Uji Chi Square maupun alternatifnya tidak tepat

digunakan. Uji yang tepat digunakan adalah Uji Cochran karena

a. Variabel yang dihubungkan : kategorik - kategorik

b. Jenis hipotesis : komparatif

c. Skala variabel : kategorik

d. Berpasangan/ tidak : berpasangan

e. Jenis Px K : 3 x 2

Analisis kovarians

Analisis kovarian (anakova) adalah uji statistik multivarian yang

merupakan perpaduan antara analisis regresi dengan analisis varian (anava).

Page 14: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

Analisis Kovarian (Anakova) dikembangkan oleh R. A. Fischer, seorang pakar

statistik berkebangsaan Inggris dan pertama kali dipublikasikan pada tahun

1932. Perbedaan ANOVA dengan ANAKOVA yaitu kalau anova hanya

menguji perbandingan saja akan sedangkan anakova menguji perbandingan

sekaligus hubungkan. Isitilah kova dalam anakova berasal dari kata kovarian

(covariance) yang menunjukkan adanya variabel yang dihubungkan. Ingat co

dalam Bahasa Inggris artinya bersama, yang menunjukkan adanya hubungan.

Kita membandingkan variabel tergantung (Y) ditinjau dari variabel bebas (X1)

sekaligus menghubungkan variabel tergantung tersebut dengan variabel bebas

lainnya (X2). Variabel X2 yang dipakai memprediksi inilah yang dinamakan

dengan kovarian (Sudiana, 2004).

Anakova merupakan teknik statistik yang sering digunakan pada

penelitian eksperimental (dirancang sendiri) dan juga observasional (sudah

terjadi di lapangan). Dalam penelitian, tidak jarang terjadi, satu atau lebih

variabel yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti karena keterbatasan

penyelenggaraan eksperimen atau karena alasan lain, padahal peneliti sadar

bahwa variabel-variabel tersebut juga mempengaruhi hasil eksperimennya

(Sudiana, 2004).

Menghadapi situasi seperti ini, maka peneliti perlu mengadakan

pendekatan statistik untuk mengontrol dalam arti meniadakan berbagai efek

dari satu atau lebih variabel yang tidak terkontrol ini. Anakova merupakan

salah satu metode statistik yang digunakan untuk mengatasi variabel yang

tidak terkontrol tersebut (Sudiana, 2004).

Secara lebih khusus dalam anakova akan diadakan analisis residu pada

garis regresi, yaitu dilakukan dengan jalan membandingkan varian residu antar

kelompok dengan varian residu dalam kelompok.

Anakova akan dihitung dengan melakukan pengendalian statistik yang

gunanya untuk membersihkan atau memurnikan perubahan-perubahan yang

terjadi pada variabel terikat sebagai akibat pengaruh variabel-variabel atau

karena rancangan penelitian yang tidak kuat. Pengendalian terhadap pengaruh

luar dalam penelitian memiliki fungsi yang penting terutama untuk

Page 15: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

mempelajari pengaruh murni suatu perlakuan pada variabel tertentu terhadap

variabel lain (Sudjana, 2002).

Analisis Kovarians (Anakova) memiliki empat tujuan yaitu (Sudjana,

2002). :

a. Sebagai metode atau prosedur control statistik (statistical control sebagai

lawan dari experimental control) atas suatu variabel yang tidak dikontrol,

artinya luput dari control secara eksperimental.

b. Berkaitan dengan tujuan pertama, sebagai metode untuk meningkatkan

presisi atau kecermatan eksperimen dengan mengurangi varians kesalahan

(error variance)

c. Menolong peneliti dalam memahami atau mengkritisi efektivitas treatmen

yang diselidiki.

d. Untuk menguji homogenitas dari serangkaian koefisien regresi.

Analisis Kovarians (Anakova) memiliki beberapa keunggulan dalam

menganalisis data penelitian antara lain (Sudjana, 2002).:

a. Dapat meningkatkan presisi rancangan penelitian terutama apabila peneliti

masih ragu pada pengelompokan-pengelompokan subjek perlakuan yang

diterapkan dalam penelitian, yaitu apakah sudah benar-benar

mengendalikan pengaruh variabel luar atau belum.

b. Dapat digunakan untuk mngendalikan kondisi-kondisi awal dari variabel

terikat.

c. Dapat digunakan untuk mereduksi variabel-variabel luar yang tidak

diinginkan dalam penelitian.

Bebrerapa pengertian variabel yang akan digunakan dalam Anakova

antara lain (Sudjana, 2002). :

a. Kriterium adalah variabel terikat (Y) yaitu variabel yang mempengaruhi,

dimana data harus berbentuk interval atau rasio.

b. Kovariabel, disebut juga variabel kendali (X) atau variabel control atau

variabel konkomitan, dimana data harus berbentuk interval atau rasio.

c. Faktor, yaitu sebutan untuk variabel bebas atau variabel eksperimental

yang ingin diketahui pengaruhnya. Data untuk faktor harus berbentuk

nominal atau ordinal.

Page 16: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

Ada beberapa asumsi yang digunakan dalam mengerjakan Anakova

adalah (Sudjana, 2002).:

a. Variabel luar yang dikendalikan (kovariabel) harus berskala interval atau

rasio.

b. Kriterium (variabel terikat) harus berskala interval atau rasio.

c. Faktor (variabel bebas) harus berskala nominal atau ordinal.

d. Harus ada dugaan yang kuat bahwa ada hubungan antara variabel kendali

dan variabel terikat.

e. Harus ada dugaan bahwa variabel kendali tidak dipengaruhi oleh variabel

bebas atau variabel eksperimental.

Rancangan tabel untuk Anakova dapat digambarkan seperti tabel I berikut ini:

Tabel 3. Rancangan Tabel Anakova

A B C

X Y X Y X Y

… … … … … …

… … … … … …

… … … … … …

… … … … … …

SX SY SX SY SX SY

Keterangan:

A, B, dan C : Faktor

X : Kovariabel

Y : Kriterium

Pada jurnal ini, analisis kovarians kurang tepat digunakan karena ada

asumsi dari penggunaan ANACOVA yang tidak terpenuhi yaitu

a. Variabel luar yang dikendalikan (kovariabel) harus berskala interval atau

rasio sedangkan pada jurnal ini terdapat kovarians yang berskala kategorik.

b. Kriterium (variabel terikat) harus berskala interval atau rasio sedangkan

pada jurnal ini variabel terikatnya termasuk skala ordinal (kategorik).

Page 17: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

Regresi logistrik

Statistik multivariat yang paling sering digunakan pada dunia

kedokteran adalah analisis regresi logistik dan analisis regresi linier.

Pemilihan kedua analisis tersebut ditentukan oleh skala pengukuran variabel

terikatnya. Bila variabel terikatnya berupa variabel katagorik, maka regresi

yang digunakan adalah analisis regresi logistik dan apabila variabel terikatnya

berupa variabel numerik menggunakan analisis regresi linier.

Pada penelitian ini dilakukan juga analisis multivariat dengan regresi

logistik hal ini telah sesuai karena data pasien CKD dianggap sebagai variabel

kategorik dikotom.

6. Apa interpretasi dari hasil uji statistik yang dilakukan?

Jawab

Terdapat perbedaan estimated GFR yang bermakna pada semua

kelompok tingkat keparahan histopatologi (stage 1, stage 2, stage 3, dan

stage 4) steatohepatitis nonalkoholic.

Uji statistik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan one-way

ANOVA sehingga intepretasi yang dilakukan adalah untuk menguji hipotesis

komparatif (perbedaan). Nilai probabilitas pada uji statistik yang dilakukan

pada semua kelompok yang diuji adalah kurang dari 0,05 (p < 0,01) sehingga

hipotesis nol ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan etimated GFR yang

bermakna diantara semua kelompok tingkat keparahan histopatologi dari

nonalcoholic steatohepatitis dan hipotesis aternatif diterima yang berarti

terdapat perbedaan estimated GFR yang bermakna diantara semua kelompok

tingkat keparahan histopatologi dari nonalcoholic steatohepatitis (Dahlan,

2009).

Page 18: Laporan Tugas Terstruktur Kelompok 7 Blok MRP 2 Fix

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC ; 70-78

Dahlan, Muhamad Sopiyudin. 2008. Langkah-Langkah Membuat Proposal

Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto

Dahlan, Muhamad Sopiyundin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan.

Jakarta: Salemba Medika

Murti, Bhisma. 1996. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik Dalam Ilmu-

ilmu Kesehatan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Sabri, L., Hastono, SP. 2008. Statistik Kesehatan.Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali

Pers.

Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2011. Variabel dan Hubungan Antar

Variabel. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke IV.

Jakarta: Sagung Seto ; 299-300

Siegel, Sidney. 1992. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama.

Sudiana, I Ketut dan Simamora, Maruli.2004. Statistika Dasar. Singaraja : Jurdik

Kimia FMIPA IKIP N.

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito