Laporan Tpl Acara 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan praktikum teknik pengolahan limbah

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK PENGOLAHAN LIMBAHKUNJUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DI DESA REMPOAH

Oleh :Irviana Trisna RamadhaniNIM A1H012065

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014I. PENDAHULUANA. Latar BelakangLimbah atau sampah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik, rumah sakit, kegiatan rumah tangga dan lain-lain.limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga.Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi masalah pun telah menjadi masalah. Yang lebih serius lagi adalah ketika sampah itu tercampur aduk tidak karuan. Ada sampah daun dan sayur, kertas, seng, besi, alumunium, jarum sunti, obat-obatan, baterai dan lain-lain. Satu dengan lain bereaksi dan membentuk senyawa yang lebih berbahaya. Celakanya, senyawa-senyawa itu kemudian ada yang terserap ke tanah, ada ayng mengudara, ada yang mengalir, dan akhirnya masuk ke dalam tanaman kita, kemudian ke hewan dan akhirnya ke manusia.Keberadaan limbah atau sampah pada umumnya tidak dikehendaki di lingkungan. Salah satu yang cukup dikhawatirkan adalah limbah rumah tangga. Berdasarkan jenisnya sampah diklasifikasikan ke dalam sampah organik (bersifat degradabel) : berupa bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat diurai secara cepat, dan tanpa merusak lingkungan di sekitarnya, dan sampah anorganik (non degradabel) : berupa plastik, kaca, dan logam yang pada umumnya merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh bakteri atau hewan mikroorganisme.Untuk menangani masalah limbah atau sampah organik ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah yang baik dan benar. Dengan demikian limbah yang dihasilkan aman dan tidak mencemari lingkungan, selain itu proses yang dilakukan secara baik dan benar pada limbah organik, membuat limbah ini juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.

B. Tujuan1. Mengetahui proses pengolahan sampah organik menjadi pupuk.2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk.

II. TINJAUAN PUSTAKASampah merupakan bahan buangan dari kegiatan manusia atau hasil samping dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai (Nur Hidayat,2006) Sekarang ini jumlah sampah yang dihasilkan oleh manusia semakin meningkat dan tidak sebanding dengan jumlah penduduk, jenis aktivitas dan tingkat konsumsi penduduk terhadap suatu barang. Semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan.2.1. Limbah atau sampah berdasarkan jenisnya :a. Sampah organik (bersifat degradabel)Sampah organik merupakan sampah yang dapat diurai oleh hewan mikro organisme. Sampah organik pada umumnya berupa bangkai hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat diurai secara cepat, dan tanpa merusak lingkungan disekitarnya. b. Sampah anorganik (non degradabel)Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat diurai oleh baterai atau hewan mikroorganisme. Sampah anorganik dapat berupa plastik, kaca, dan logam. Pada umumnya sampah anorganik hanya sebagian yang dimanfaatkan oleh masyarakat seperti logam dan plastik.2.2. Pupuk organik.Potensi sampah organik, terutama dari daerah perkotaan berpenduduk padat sangat tinggi. Sebagian besar sampah dari pemukiman (rumah tangga) berupa sampah organik, yang proporsinya dapat mencapai 78 %. Sampah organik ini umumnya bersifat biodegradabel, yaitu dapat terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroorganisme tanah.Penguraian dari sampah organik ini akan menghasilkan materi yang kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga sangat baik digunakan sebagai pupuk organik. Sedang bahan baku pembuatan pupuk organik berasal dari lingkungan setempat cukup banyak dan murah (Sulistyawati et al, 2009).Mendaur ulang limbah perkotaan dari sampah rumah tangga menjadi pupuk organik (kompos) penting untuk mengurangi dampak pencemaran oleh adanya sampah. Dampak pencemaran oleh sampah tersebut antara lain pencemaran air yang disebabkan oleh air sampah (leachate), pencemaran udara yang disebabkan oleh udara berbau busuk, pencemaran oleh adanya sampah yang bisa memberikan efek samping menjalarnya wabah penyakit (Sudradjat, 2006).Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan No. 2/Pert/Hk. 060/2/2006, tentang pupuk organik dikemukakan bahwa pupuk organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik dari pada kadar haranya, nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik.2.3. Proses pembuatan pupuk organik.a. Pemilihan dan pencacahan sampah rumah tangga:1. Pemilihan sampah, sampah dari warga dipilih menjadi sampah organik yaitu sampah yang dapat dikomposkan (mudah busuk, mudah terurai dan mudah hancur) seperti sisa makanan, sisa ikan, sayur-sayuran, kulit, dan buah. Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak dapat dikomposkan : kaleng, plastik, gelas, kaca, logam dan seng.2. Pencacahan, yaitu sampah yang sudah dipilih (organik) dicacah.b. Proses pengomposan.Teknik pengomposan dilakukan dengan sistem aerobik dengan cara pengepresan yaitu sampah dipilih, diambil yang organik, kemudian (yang besar) dicacah, diberi dekomposer dan bahan-bahan lainya (pupuk kandang, bekatul dan tetes), diaduk.Pemilihan sampah

Pencacahan

Penimbangan pupuk kandang

Melarutkan aktivator atau dekomposer yang akan disiramkan ke sampah

Penyiraman dedak dan pupuk kandang ke sampah

A

A

Pencetak

Pengayakan

Penjemuran

Pengemasan

Gambar 1. Skema diagram alir proses pembuatan pupuk organik.2.4. Kandungan hara.Sampah rumah tangga tidak dapat langsung diberikan untuk memupuk tanaman, tetapi harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu. Beberapa alasan sampah rumah tangga perlu dikomposkan sebelumnya dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, antara lain : (1.) Apabila tanah mengandung cukup udara dan air, penguraian bahan organik berlangsung cepat, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman; (2.) Penguraian bahan segar hanya sedikit sekali memasok humus dan unsur hara ke dalam tanah; (3.) Struktur bahan organik segar sangat kasar dan daya serap terhadap air kecil, sehingga bila langsung dibenamkan akan menyebabkan tanah remah; (4.) Pembutan kompos dengan memanfaatkan sampah rumah tangga merupakan cara penyimpanan bahan organik sebelum digunakan sebagai pupuk.

III. METODOLOGIA. Alat dan Bahan1. Alat tulis.2. Kamera.B. Prosedur Kerja1. Melakukan pengamatan jenis limbah yang ada di Desa Rempoah yang digunakan untuk proses pembuatan pupuk.2. Mencatat proses pengolahan limbah atau sampah menjadi pupuk serta mencatat alat dan bahan yang digunakan beserta fungsinya.3. Membuat dokumentasi alat dan bahan pada proses pembuatan pupuk yang ada.

IV. Hasil dan PembahasanA. Hasil1. Proses pembuatan pupuk organik di Desa Rempoaha) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk.b) Mencacah sampah organik yang telah dikumpulkan.c) Mncampur sampah organik sebanyak 70 % dengan pupuk kndang sebayak 30 %. Mencampurkan bahan sampai merata.d) Menambahkan larutan EM4 sebanyak 1 liter, gula kg (molase sebanyak 1 liter) da air sebanyak 100 liter.e) Mendiamkan campuran tersebut selama 1 malam.f) Campuran bahan baku dan bahan-bahan lainnya menjadi adonan dengan kadar air 30 40 %.g) Adonan difermentasikan dengan suhu < 50C.h) Setelah menjadi kompos, adonan pupuk dikeringkan dan siap untuk dikemas.2. Bahan organik seperti limbah sabut kelapa atau batang-batang kayu yang lunak dicacah dengan menggunakan mesin pencacah. Untuk limbah yang ukurannya agak besar, maka yang digunakanpun mesin yang besar.3. Dalam pembuatan pupuk kompos, dapat gagal apabila bahan pada proses pembuatan berbau. Ini disebabkan karena proses pengadukan yang kurang merata.4. Fungsi larutan EM4 yaitu sebagai larutan yang dapat menumbuhkan bakteri atau mikroba da juga sebagai larutan untuk menghilangkan bau dari limbah.

KomposProses fermentasi suhu < 50C 4-7CPengayakan, penjemuran dan pengemasanBahan baku dicampur hingga merataAdonan dengan kadar air 30-40%Larutan EM4(didiamkan 1 malam)Dicacah

Air100 literGula kgMolase 1 literEM41 literPupuk kandang 30%Sampah organik 70%

Gambar 2. Skema pembuatan pupuk kompos.Gambar (terlampir).B. PembahasanPupuk organik adalah pupuk yang bahan dasarnya terdiri dari bahan organik yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami yang telah mengalami melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplay bahan organik. Pupuk organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur dan mengandung unsur mikro Cahaya, T.S.A dan (Nugroho, D.A.2008).Limbah atau sampah yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk organik adalah kotoran hewan, bangkai hewan, dan sisa tanaman yang pada umumnya cepat busuk dan dapat diurai secara cepat oleh mikroorganisme atau bakteri pembusuk. Proses pembuatan pupuk organik harus menggunakan sebuah alat pencacah limbah organik atau sampah. Alat pencacah limbah atau sampah organik digunakan untuk mencacah atau menghaluskan limbah atau bahan yang akan digunakan sebagai pupuk organik. Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik seperti daun pisang, jeramih dan batang jagung. Daun pisang dan batang jagung digunakan sebagai bahan dasar dalam proses pembuatan pupuk organik, senyawa EM4 digunakan untuk menghilangkan bau dan mempercepat proses pengomposan, gula jawa atau gula pasir digunakan untuk mempercepat proses pembusukan atau fermentasi, katul digunakan untuk menghilangkan bau dan membusukkan bahan pupuk organik, gejak digunakan untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan air dugunakan untuk melembabkan.Proses pembuatan pupuk di Desa Rempoah yaitu: (1.) Menyediakan limbah organik yang akan dicacah atau dihaluskan. (2.) Limbah dimasukkan ke dalam mesin pencacah melalui inlet dan pencacahannya berulang-ulang sampai halus. (3.) Memasukkan hasil cacahan dan proses pencampuran dengan pupuk kandang sebanyak 30 % secara merata di dalam ruang fermentasi. (4.) Mencampurkan senyawa EM4, gula jawa, dan katul ke dalam adonan bahan baku. (5.) Proses fermentasi dengan suhu 50 C, hasil dapat diperoleh pada 4 7 hari. (6.) Hasil yang diperoleh kemudian diayak sehingga terpisah bahan yang halus dan yang kasar, bahan yang halus dikemas dan dipasarkan sedangkan bahan yang kasar difermentasi lagi.Proses pembuatan pupuk organik memiliki 2 tahapan , yaitu:1. Pemilihan sampah dan pencacahan sampah rumah tangga:a) Pemilihan sampah organik yaitu sampah yang dapat dikomposkan (mudah busuk, mudah terurai dan mudah hancur) seperti daun pisang, jarami, batang jagung, arang sekam dan seresah tebu.b) Pencacahan, yaitu sampah yang sudah dipilih (organik) dicacah.2. Proses pengomposan.Teknik pengomposan dilakukan dengan sistem aerobik dengan cara pengepresan yaitu sampah dipilih, diambil yang organik, kemudian (yang besar) dicacah, diberi dekomposer dan bahan-bahan lainya (pupuk kandang, bekatul, EM4, gula jawa,gejak, air dan tetes), diaduk sampai merata kemudian difermentasikan dan hasilnya akan diperoleh selama 4 7 hari. Kandungan senyawa yang dihasilkan adalah senyawa C-organik, C/N rasio dan N-total.Pembuatan pupuk di Desa Rempoah ini menggunakan aktivator berupa EM4. EM4 merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam (segar) yang didalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses penyerapan atau persediaan unsur hara dalam tanah. Mikroorganisme atau kuman yang berwatak baik itu terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, aktinomydetes dan jamur peragian.Mikroorganisme menguntungkan tersebut (EM4) telah lama ditemukan, diteliti dan diseleksi terus menerus oleh seorang ahli pertanian bernama Profesor Teruo Higa dari universitas Ryukyu Jepang. Dengan demikian, EM4 bukan merupakan bahan kimia yang berbahaya seperti pestisida, obat serangga atau pupuk kimia lainnya. Fungsi EM4 dalam pembuatan pupuk organik itu sendiri adalah untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanah lactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik menjadi asam amino. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan senyawa yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan, perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging, meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.Selain penambah EM4 perlu diperhatikan juga penambhan pupuk kandang. Pupuk kandang terbuat dari campuran kotoran hewan dan urinnya. Pada pembuatan pupuk organik perlu ditambahkan pupuk kandang saat pencampuran dengan sampah organik dikarenakan pupuk kandang memiliki kandungan hara dan mikroba yang lebih tinggi dibandingkan dengan limbah pertanian. Hal ini berfungsi agar unsur hara yang ada pada pupuk organik semakin tinggi.Limbah rumah tangga selain digunakan sebagai pupuk organik juga bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Contohnya pemanfaatan limbah plastik dapat digunakan menjadi suuvenir, tudung saji dan gelas hias.Sampah non organik bisa dimanfaatkan dengan cara mendaur ulang kembali plastik, logam, dan kertas menjadi barang yang dapat dibuat kembali seperti bentuk semula atau disulap menjadi hasil karya seni yang bernilai tinggi dan indah. Biasanya para pemulunglah yang mengambil dan memilah sampah non organik ini untuk dijual. Sedangkan pemanfaatan limbah atau sampah rumah tangga organik biasa disebut pengomposan yang hasil akhirnya berupa pupuk kompos atau pupuk bokashi sebagai nutrisi bagi tanaman. Selain dimanfaatkan menjadi pupuk, dapat juga dibuat menjadi pakan ternak dan digunakan sebagai bahan pembuatan biogas untuk sumber energi alternatif.Kepedulian masyarakat terhadap manfaat limbah belum begitu maksimal, karena sebagian besar masyarakat mengangap limbah tidak mempunyai nilai atau harganya dan hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli terhadap manfaat limbah dan peduli terhadap lingkungan.Kendala yang dihadapi saat praktikum ini adalah pada saat penjelasan mengenai proses pembuatan pupuk organik dan penjelasan mengenai alat dan bahan yang digunakan, praktikan kurang kondusif dikarenakan tempat yang tidak terlalu besar membuat praktikan berdesak-desakan, dan banyak pula praktikan yang memilih berada di luar ruangan sehingga membuat mereka kurang memahami mengenai proses pembuatan pupuk kandang tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Proses pembuatan pupuk organik di Desa Rempoah ini adalah (1) Mencampur sampah organik dengan pupuk kandang dengan perbandingan tertentu. (2) Membuat campuran EM4, molase, dan air, lalu dididamkan selama 1 malam. (3) Mencampurkan aktivator tersebut ke dalam bahan baku, lalu difermentasikan selama kurang lebih satu minggu. (4) Setelah kering proses selanjutnya adalah pengayakan, dan pengemasan. 2. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan pupuk organik ini adalah alat pencacah, ayakan, kotak fermentasi, alat pengemas, air, sampah organik, pupuk kandang, EM4, dan gula atau molase.

B. SaranSebaiknya dalam kunjungan dibagi menjadi kelompok saat pemilik tempat pembuatan pupuk organik sedang menjelaskan tentang proses pembuatan pupuk organik, sehingga praktikan lebih dapat jelas dalam menerima informasi yang disampaikan.

DAFTAR PUSTAKACahaya,T.S.A. dan Nugroho,D.A..2008. Pembuatan kompos denganmenggunakan limbah padat organik (Sampah sayuran dan ampas tebu). Jurusan Tehnik Kimia UNDIP.Nur Hidayat. 2006. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Pestisida Organic. Jakarta :Penebar Swadaya.Peraturan Menteri Pertanian. Nomor : 02/Pert/HK. 060/2/2006. Pupuk Organikdan Pembenahan Tanah.Puspasari, Ninda. http://nindapuspasari.blogspot.com/2013/07/tugas-mandiri-pembuatan-em4.html. Diakses tanggal 11 april 2014.Sudrajat, H. R. 2006. Mengelola sampah kota, solusi mengatasi masalah sampah kota dengan manajemen terpadu dan mengolahnya menjadi energi listrik dan kompos. PT. Penebar Swadaya Jakarta. 99 hal.Sulistyawati E dan Ridwan N.Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan SebagaiPupuk Organik Dalam Meningkatkan Produktivitas Dan Menurunkan Biaya Produksi Budidaya Padi. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. ITB.