24
LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK 1. No : ( Verharsing oleh alkali ) 2. Tujuan percobaan : ( untuk mengetahui perubahan warna pada larutan ) 3. Teori percobaan : Larutan acetaldehyde dalam air ditambahkan natroonlog dari 10% kemudian dipanaskan. Maka akan terjadi warna kuning coklat dari aldehyde dan benzene aldehydenya tidak memberikan reaksi. 4. Alat – alat yang digunakan : Gelas ukur Erlenmeyer Neraca analitik Hotplate Pipet tetes Spatula 5. Bahan yang digunakan : larutan acetaldehyde NaOH

Laporan Tetap k.o 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. No :

( Verharsing oleh alkali )

2. Tujuan percobaan :

( untuk mengetahui perubahan warna pada larutan )

3. Teori percobaan :

Larutan acetaldehyde dalam air ditambahkan natroonlog dari 10%

kemudian dipanaskan. Maka akan terjadi warna kuning coklat dari

aldehyde dan benzene aldehydenya tidak memberikan reaksi.

4. Alat – alat yang digunakan :

Gelas ukur

Erlenmeyer

Neraca analitik

Hotplate

Pipet tetes

Spatula

5. Bahan yang digunakan :

larutan acetaldehyde

NaOH

Aquadest

6. Hasil pengamatan :

Prosedur percobaan :

1. larutkan larutan acetaldehyde dalam aquadest

2. larutkan larutan natroonlog dalam aquadest

Page 2: Laporan Tetap k.o 1

3. larutkan larutan acetaldehyde dengan natroonlog, kemudian panaskan

Reaksi : Larutan acetaldehyde 2 ml + larutan natroonlog 0,5 ml ( maka

akan terjadi warna kuning coklat setelah di panaskan )

Pengamatan : Larutan acetaldehyde yang dilarutkan dalam air dan

kemudian ditambahkan NaOH maka akan menghasilkan warna pink

sebelum dipanaskan dan berwarna kuning coklat setelah dipanaskan.

7. perhitungan :

Mr NaOH = 1 x Ar Na + 1 x Ar O + 1 x Ar H

= 1 x 23 + 1 x 16 + 1 x 1

= 40

Aquadest = 20 ml

Gram NaOH = BM x V x M

= 40 x 0,02 x 1

= 0,8 gram

Aquadest = 20 – 0,8

= 19,2 ml

8. Kesimpulan :

Percobaan berhasil dan kesalahan yang terjadi mungkin pada saat

penambahan aquadest dan penimbangan zat acetaldehyde yang digunakan.

Page 3: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. No.

( Alkohol Martabat Tinggi → Pembentukan dari persenyawaan dari CU

kompleks.

2. Tujuan percobaan :

Untuk mengetahui sifat – sifat glyserol dan perubahan endapan dari CU

kompleks

3. Teori percobaan :

1 cc glyserol diencerkan sedikit dengan aquadest dibubuhi 3 cc larutan

tembaga sulfat encer dan kemudian natroonlog. Maka tidak terjadi

tembaga hidroksida. Tetapi larutan menjadi biru tua yang intensif

disebabkan karena pembentukan kooper natrium glyserol.

4. Alat – alat yang digunakan :

Pipet tetes

Erlenmeyer

Tabung reaksi

Gelas ukur

Neraca analitik

spatula

5. Bahan yang digunakan :

Glyserol

Tembaga sulfat ( CusSO4 )

Natroonlog ( NaOH )

Page 4: Laporan Tetap k.o 1

Aquadest

6. Hasil pengamatan ;

Prosedur percobaan :

1. Larutkan glyserol dengan aquadest

2. Larutkan tembaga sulfat (CUSO4 ) dengan aquadest

3. Larutkan natroonlog ( NaOH ) dengan aquadest

Reaksi : Larutan Glyserol yang diencerkan dengan aquadest kemudian +

cuso4 + NaOH

Pengamatan : Glyserol yang dibubuhi tembaga sulfat dan natrium

hidroksida akan membentuk endapan yang berwarna biru tua.

7. Perhitungan :

Cuso4 = 10%

= 3 gr + 30 ml = 10%

Diket = cuso4 = 3 gr

= aquadest = 30 ml

NaOH = 10%

= 2 gr + 20 ml = 10%

Diket = NaOH = 2 gr

= aquadest = 20 ml

Glyserol 5 = aquadest 1

10 ml = 2 ml

Page 5: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. No

Protein – protein → Coagulatic

2. Tujuan percobaan :

Mengetahui adanya coagulatic atau pemupukan partikel koloid

3. Teori percobaan :

Bagian putih telur dikocok dengan aquadest sebanyak 5 kali dari volume

putih telur. Larutan koloidal yang terdapat untuk percobaan coagulatic,

yaitu dengan pemberian alcohol 96% pada larutan putih telur yang

mengkoagulasi. Jika larutan dididihkan maka larutan putih telur akan

mengkoagulasi, putih telur yang mengkoagulasi ini tidak larut dalam air.

4. Alat – alat yang digunakan :

Pipet tetes

Tabung reaksi

Bucker glass

Neraca analitik

Hotplate

5. Bahan yang digunakan :

Putih telur : 10 ml

Alkohol : 5 ml

6. Hasil pengamatan :

Prosedur percobaan :

Page 6: Laporan Tetap k.o 1

1. Buat larutan inti ( putih telur + aquadest ) sebanyak 5 kali volume

putih telur

2. Larutkan alkohol dengan kadar 96% sebanyak 5 ml

3. Masukkan larutan inti sebanyak 10 ml, tambahkan alkohol sampai

terjadi koagulatik.

Reaksi : Larutan inti 10 ml + 5 ml alkohol kemudian dipanaskan → tidak

larut dalam air.

Pengamatan : Larutan inti ( putih telur + aquadest ) dibubuhi alkohol,

kemudian dipanaskan. Setelah beberapa saat maka terjadi koagulasi, pada

larutan tidak larut dalam air.

Page 7: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. No

( Protein – protein → Reaksi )

2. Tujuan percobaan :

Mengetahui reaksi – reaksi dari protein dan mengetahui perubahan

endapan.

3. Teori percobaan :

Dibubuhkan beberapa tetes tembaga sulfat ( cuso4) encer kedalam 15 ml

larutan inti ( putih telur + aquadest ) dan kemudian dibubuhi tetes demi

tetes kaliloog encer ( KOH ). Mula – mula terjadi endapan dari tembaga

alboninat, yang setelah dibubuhi kaliloog ( KOH ) yang lebih larut dengan

warna merah violet.

4. Alat – alat yang digunakan

Tabung reaksi

Pipet tetes

Bucker glass

Spatula

Neraca analitik

Erlenmeyer

5. Bahan yang digunakan :

Larutan inti ( putih telur + aquadest )

Tembaga sulfat ( cuso4 )

Kaliloog ( KOH )

Page 8: Laporan Tetap k.o 1

6. Hasil pengamatan :

Prosedur percobaan :

1. Larutkan tembaga sulfat ( cuso4 ) dengan aquadest

2. Larutkan kaliloog dengan aquadest

3. Larutkan putih telur dengan aquadest

4. Masukkan beberapa tetes tembaga sulfat ( cuso4 ) kedalam tabung

reaksi dan bubuhi putih telur maka terjadi endapan alboninat setelah

itu dibubuhi kaliloog ( KOH ) akan terjadi perubahan warna menjadi

merah violet.

Pengamatan : Terjadi perubahan endapan menjadi tembaga alboninat dari

larutan cuso4 dan putih telur. Perubahan warna awalnya menjadi violet

( ungu ) tetapi semakin banyak ditambah KOH maka larutan akan menjadi

biru dan menghasilkan larutan biru

7. Perhitungan :

Mr cuso4 = 1 x Ar cu + 1 x Ar S + 4 x Ar O

= 1 x 63,5 + 1 x 32 + 4 x 16

= 159,5

Gr cuso4 = BM x V x M

= 159,5 x 0.04 x 1

= 6,38 gram

Aquadest = 40 – 6,38

= 33, 62 ml

Mr KOH = 1 x Ar K + 1 x Ar O + 1 x Ar H

= 1 x 39 + 1 x 16 + 1 x 1

Page 9: Laporan Tetap k.o 1

= 56

Gr KOH = BM x V x M

= 56 x 0,04 x 1

= 2.24 gram

Aquadest = 40 – 2.24

= 37,76 ml

8. Kesimpulan :

Pada awalnya larutan berwarna ungu tetapi semakin banyak ditambah

KOH, maka larutan menjadi biru dan menghasilkan larutan biru.

Page 10: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. No

( Reaksi Seliwanoff Terhadap Fruktosa )

2. Tujuan Percobaan :

Mengetahui warna yang terjadi dari suatu larutan.

3. Teori Percobaan :

Satu ( 1 ) cc larutan sukrosa 10 % dipanaskan selama 10 menit dengan 10

cc asam korida ( HCL ) encer dan beberapa gelintir kristal resosional.

Maka akan keluar warna merah. Glukosa memberikan warna yang jauh

lebih tipis. Gula tebu memeberikan reaksi yang sama seperti fruktosa.

4. Alat – alat yang digunakan :

Gelas ukur

Erlenmeyer

Hotplate

Pipit tetes

5. Bahan yang digunakan :

Gula

Asam klorida ( HCL )

Aquadest

6. Hasil Pengamatan :

Prosedur percobaan :

1. Larutkan 2 gram gula kedalam 20 ml aquadest

2. Kemudian panaskan selama 10 menit

3. Lalu tambahkan tetes demi tetes larutan asam klorida ( HCL )

Page 11: Laporan Tetap k.o 1

Pengamatan : Larutan gula yang telah dipanaskan kemudian ditetesi

dengan larutan asam klorida ( HCL ) maka larutan tidak menghasilkan

warna merah jambu karena tidak adanya kristal resosional.

7. Perhitungan

Diketahui

Gula : 2 gram

Aquadest : 20 ml

Pembentukan 1

2 gram gula + 20 ml aquadest

Kemudian dipanaskan selama 10 menit

Pembentukan II

2 ml HCL + 20 ml aquadest

Pembentukan III

Gula yang telah dipanaskan + larutan HCL

8. kesimpulan :

percobaan gagal, dikarenakan tidak adanya kristal resosional.

Page 12: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. NO.

( Lactosa dari susu )

2. Tujuan Percobaan :

Mengetahui reducerrendo suiker dengan larutan fehling.

3. Teori Percobaan :

20 cc susu diencerkan dengan volume air yang sama dan padanya

kemudian dibubuhi 10 tetes asam cuka ( CH3COOH ) encer dengan pelan

– pelan dan sambil diaduk. Zat putih telur dari susu akan mengendap.

Kemudian disaring melalui saringan lipat dan ditunjukkan di dalam filtrat

adanya reducerrendo dengan larutan fehling.

4. Alat – alat yang digunakan :

Gelas ukur

Erlenmeyer

Pipet tetes

Spatula

5. Bahan yang digunakan :

Susu

Asam cuka ( CH3COOH )

Aquadest

6. Hasil pengamatan :

Prosedur percobaan :

1. Larutkan 25 ml susu dengan 25 ml air

2. Larutkan asam cuka ( CH3COOH ) dengan 20 ml air

Page 13: Laporan Tetap k.o 1

3. 5 ml susu tambahkan dengan10 tetes asam cuka ( CH3COOH )

kemudian disaring.

Pengamatan Dari 5 ml susu ditambahkan dengan 10 tetes CH3COOH,

maka filtrat baru dapat terlihat setelah ditambahkan 10 tetes fehling.

7. Perhitungan :

Diketahui :

susu : 25 ml

air : 25 ml

pembentukan 1

25 ml susu + 25 ml air

Pembentukan II

2 ml CH3COOH + 20 ml air

Pembentukan III

5 ml susu + 10 tetes CH3COOH

Kesimpulan : Filtrat baru dapat terlihat setelah ditambahkan larutan

fehling 10 tetes.

Page 14: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. No

( Verharsing dengan Alkali )

2. Tujuan percobaan :

Mengetahui perubahan endapan yang terjadi dari suatu larutan.

3. Teori Percobaan :

Jika pada larutan gula yang mereduksi diberikan natroonlog ( NaOH ) dari

10 % dan dipanaskan sampai mendidih dan terjadilah verharsing.

4. Alat – alat yang digunakan :

Gelas ukur

Erlenmeyer

Neraca analitik

Hotplate

Spatula

5. Bahan yang digunakan :

Sukrosa ( C12H22O11 )

Natronloog ( NaOH )

Aquadest

6. Hasil Percobaan :

Prosedur percobaan :

1. Sukrosa ditambahkan dengan aquadest

2. Natroonlog ditambahkan dengan aquadest

3. Sukrosa ditambahkan dengan natroonlog

Kemudian dipanaskan.

Page 15: Laporan Tetap k.o 1

Pengamatan : larutan sukrosa ( C12H22O11 ) yang ditambahkan dengan

natroonlog ( NaOH ) kemudian dipanaskan maka terjadilah verharsing.

7. Perhitungan :

Mr ( C12H22O11 ) = ( 12 x Ar C ) + ( 22 x Ar H ) + ( 11 x Ar O )

= ( 12 x 12 ) + ( 22 x 1 ) + ( 11 x 16 )

= ( 144 ) + ( 22 ) + ( 176 )

= 342

Gram sukrosa = Mr x volume x M

= 342 x 0,01 x 1

= 3,42 gram

Mr NaOH = ( 1 x Ar Na ) + ( 1 x Ar O ) + ( 1 x Ar H )

= ( 1 x Ar 23 ) + ( 1 x Ar 16 ) + ( 1 x Ar 1 )

= 40

Gram NaOH = Mr x volume x M

= 40 x 0,01 x 1

= 0,4 gram

8. Kesimpulan :

Percobaan berhasil, kesalahan yang terjadi mungkin pada penambahan

aquadest dan penimbangan zat yangdigunakan.

Page 16: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. No

( Garam Rangkap dari Asam Oksalat )

2. Tujuan Percobaan :

Mengetahui endapan yang terjadi dari asam oksalat

3. Teori Percobaan :

Larutan tembaga sulfat ( CUSO4 ) 5 % ditambahkan larutan dari

ammonium oksalat tetes demi tetes maka akan terjadi dulu endapan

endapan dari tembaga oksalat yang jika pemberian garam ammonium

dilebihi akan larut lagi sebagai tembaga ammonium oksalat.

4. Alat – alat yang digunakan :

Gelas ukur

Erlenmeyer

Neraca analitik

Pipet tetes

5. Bahan yang digunakan :

Tembaga sulfat ( CUSO4 )

Ammonium oksalat

Aquadest

6. Hasil pengamatan :

Prosedur percobaan :

1. Larutkan larutan tembaga sulfat ( CUSO4 ) dengan aquades

2. Larutkan larutan ammonium oksalat dengan aquadest

Page 17: Laporan Tetap k.o 1

3. Tambahkan larutan tembaga sulfat ( CUSO4 ) dengan larutan

ammonium oksalat.

Pengamatan : Larutan tembaga sulfat ( CUSO4 ) ditambah larutan

ammonium oksalat maka akan terjadi endapan dari tembaga

oksalatyang berwarna biru muda.

7. Perhitungan :

Mr CUSO4 = ( 1 x Ar CU ) + ( 1 x Ar S ) + ( 4 x Ar O )

= ( 1 x 65 ) + ( 32 ) + ( 64 )

= 161

Gram CUSO4 = BM x volume x M

= 161 x 0,02 x 1

= 3,22 gram

Mr ( COONH4 )2 H2O = 142

Gram = BM x volume x M

= 142 x 0,02 x 0,1

= 0,284 gram

8. Kesimpulan :

Tembaga sulfat ( CUSO4 ) ditambah ammonium oksalat maka terjadi

endapan biru. Kesalahan yang terjadi mungkin pada penambahan aquadest

dan penimbangan zat yang digunakan.

Page 18: Laporan Tetap k.o 1

LAPORAN TETAP KIMIA ORGANIK

1. No

( Hydrolisa dari sabun )

2. Tujuan Percobaan :

Mengetahui warna yang terjadi dari larutan

3. Teori Percobaan :

Pada suatu larutan sabun yang pekat dibubuhkan suatu larutan pp didalam

alkohol. Jika diencerkan terus dengan air maka larutan yang mula – mula

tak berwarna itu akan menjadi merah.

4. Alat – alat yang digunakan :

Gelas ukur

Pipet tetes

Neraca analitik

5. Bahan yang digunakan :

Rinso

Aquadest

Phenolphtealin

6. Hasil percobaan :

Prosedur percobaan :

1. Larutkan 0,5 rinso kedalam 10 ml aquadest

2. Kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan phenolphtealin

( pp ) maka akan terjadi warna merah.

Pengamatan : Rinso ditambah aquadest kemudian diberi tetes demi tetes

larutan phenolphetealin (pp) maka akan terjadi warna merah.

Page 19: Laporan Tetap k.o 1

7. Perhitungan

Diketahui :

Rinso : 0,5 ml

Aquadest : 10 ml

8. Kesimpulan : percobaan berhasil dengan menghasilkan warna merah.