7
Biorespirasi, Observasi dan Identifikasi Mikrofauna, Mesofauna, dan Makrofauna Tanah serta Identifikasi Cacing Tanah Slide Contact I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dihuni oleh berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme ini mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah. Mikroorganisme bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Semakin banyak mikroorganisme dalam tanah, maka akan semakin subur tanah tersebut. Mikroorganisme berperan dalam menjaga kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan dalam tanah tersebut dipastikan terdapat suplai makanan, aliran energi yang cukup, temperatur yang sesuai, serta ketersediaan air yang cukup, juga faktor ekologi lainnya sehingga mendukung pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah itu. Kesuburan tanah tidak hanya bergantung pada komposisi kimiawinya, melainkan juga pada ciri alami mikroorganisme yang menghuninya. Mikroorganisme penghuni tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, aktinomysetes, fungi, alga, dan protozoa ( Rao, 1994). Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroorganisme per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroorganisme tersebut. Sebagian besar mikroorganisme tanah memiliki peranan yang menguntungkan, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, siklus hara tanaman, fiksasi nitrogen, pelarut posfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu penyerapan unsur hara. Dalam mempelajari peranan mikroorganisme tanah terhadap kesuburan tanah beserta faktor yang mempengaruhi keberadaannya, salah satunya adalah dengan melakukan pengamatan terhadap sampel tanah melalui metode slide contact. Pengamatan dengan menggunakan metode slide contact dapat memberikan gambaran mengenai jumlah mikroorganisme dan karakteristik suatu mikroorganisme yang mempengaruhi sifat fisik dan kimiawi pembentuk kesuburan tanah. B. Rumusan Masalah 1.Bagaimanakah metode untuk mengamati mikroba tanah dengan metode slide contact?

Laporan Slide Contact

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktikum biotanah

Citation preview

Biorespirasi, Observasi dan Identifikasi Mikrofauna, Mesofauna, dan Makrofauna Tanah serta Identifikasi Cacing Tanah

Slide Contact

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah dihuni oleh berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme ini mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah. Mikroorganisme bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Semakin banyak mikroorganisme dalam tanah, maka akan semakin subur tanah tersebut. Mikroorganisme berperan dalam menjaga kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan dalam tanah tersebut dipastikan terdapat suplai makanan, aliran energi yang cukup, temperatur yang sesuai, serta ketersediaan air yang cukup, juga faktor ekologi lainnya sehingga mendukung pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah itu.

Kesuburan tanah tidak hanya bergantung pada komposisi kimiawinya, melainkan juga pada ciri alami mikroorganisme yang menghuninya. Mikroorganisme penghuni tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, aktinomysetes, fungi, alga, dan protozoa ( Rao, 1994). Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroorganisme per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroorganisme tersebut. Sebagian besar mikroorganisme tanah memiliki peranan yang menguntungkan, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, siklus hara tanaman, fiksasi nitrogen, pelarut posfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu penyerapan unsur hara.

Dalam mempelajari peranan mikroorganisme tanah terhadap kesuburan tanah beserta faktor yang mempengaruhi keberadaannya, salah satunya adalah dengan melakukan pengamatan terhadap sampel tanah melalui metode slide contact. Pengamatan dengan menggunakan metode slide contact dapat memberikan gambaran mengenai jumlah mikroorganisme dan karakteristik suatu mikroorganisme yang mempengaruhi sifat fisik dan kimiawi pembentuk kesuburan tanah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah metode untuk mengamati mikroba tanah dengan metode slide contact?

2. Apakah peran ekologis mikroba tanah dalam menjaga kesuburan tanah?

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengamati mikroba tanah dengan metode slide contact

2. Mahasiswa mampu menganalisis peran ekologis mikroba tanah dalam menjaga kesuburan tanah.

II. Metodologi Penelitian

A. Alat dan Bahan

Alat

Gelas objek + penutupnya

Mikroskop

Pipet

Wadah plasik/ toples plastik kecil

Kamera

Bahan

Metilen blue

Aquadesh/air

B. Langkah Kerja

1. Tentukkan dua jenis lahan/ tanah yang berbeda yaitu kompos dan hutan biologi, kemudian buat celah didalam tanah dengan mengusahakan sedikit mungkin gangguan pada tanah .

2. Masukkan dengan hati-hati gelas slide dengan arah vertikel sampai tersisa kira-kira 1.5cm dari permukaan tanah. Tekan kembali tanah kearah gelas slide.

3. Inkubasikan gelas slide selama satu minggu di dalam toples plastik kecil yang berisi sedikit air, dengan bagian yang terendam air adalah bagian yang tidak terkena tanah.

4. Bersihkan permukaan gelas slide sebelah atas dari tanah, kemudian tarik gelas slide dari belahan yang tidak terganggu mengangkat gelas slide tersebut secara hati-hati.

5. Teteskan metilen blue agar gelas slide tersebut dan tutup dengan kaca penutup.

6. Keringkan gelas slide tersebut kemudian amati gelas slide dengan menggunakan mikroskop. Catat jumlah spora dan foto spora yang teramati.

III. Hasil dan pembahasan

A. Hasil Pengamatan

Slide contact pada kompos

Slide contact pada hutan biologi

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah mengamati mikroorganisme tanah menggunakan metode slide contact. Tujuan dari cara slide kontak ini adalah untuk mengamati populasi mikroorganisme tanah dalam keadaan alami. Metode ini merupakan salah satu cara observasi mikroorganisme tanah yang menempel pada gelas slide yang dibenamkan ke dalam tanah selama beberapa waktu. Pembenaman gelas slide dilakukan secara hati-hati ke dalam tanah. Sampel mikroorganisme tanah diperoleh dengan cara menggosokkan bongkah tanah pada permukaan slide tersebut. Pada waktu gelas slide dibenamkan, kelompok organisme yang dapat menempel pada permukaan slide dapat diamati. Bila dikerjakan dengan hati-hati seandainya ada pembentukan spora maka spora tersebut dapat diusahakan agar tetap utuh. Organisme yang menempel pada gelas benda dapat terlihat jelas dengan pewarnaan metilen blue.

Dari hasil pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali, pada gelas objek yang berasal dari tanah kompos terdapat satu koloni spora dengan hifa yang bercabang cabang. Perhitungan jumlah spora tidak dapat dilakukan karena spora berada dalam posisi berkoloni. Pada gelas objek yang berasal dari tanah hutan biologi terdapat dua koloni spora, dua koloni spora ini letaknya berjauhan sehingga ketika dilakukan pengambilan gambar untuk dokumentasi hanya bisa dilakukan pada satu koloni saja. Perhitungan jumlah spora pada slide benda ini juga tidak memungkinkan untuk dilakukan karena spora berada dalam posisi berkoloni. Pada slide benda yang dilakukan pada hutan biologi juga ditemukan adanya hifa. Perbedaan yang teramati antara hifa yang ditemukan pada slide benda dua tempat tersebut yaitu slide benda sampel tanah hutan biologi memiliki hifa yang lebih panjang dibanding slide benda sampel kompos, selain itu percabangan hifa pada tanah hutan biologi terlihat lebih nyata. Apabila diamati dengan seksama dan dibandingkan dengan literatur, spora ini dapat digolongkan kedalam tipe Branchedconidiophores. Hal ini dimungkinkan karena bentuk spora yang membentuk suatu percabangan. Spora ini bisa jadi dihasilkan oleh fungi yaitu organisme eukariotik yang menghasilkan spora, tidak berklorofil, hidup secara heterotrof, dan tidak memiliki flagella dalam daur hidupnya. Fungi memilik dinding yang tersusun atas zat kitin (polisakarida). Struktural fungi berupa talus yaitu tubuh sederhana yang tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Sifat dari jamur sendiri adalah heterotrof saprofit dan heterotrof parasit.

Fungi bereproduksi dengan menggunakan spora mikrosopik, yaitu sel reproduktif yang tidak motil. Spora biasanya dihasilkan oleh hifa aerial yang terspesialisasi. Hifa aerial pada beberapa jamur membentuk struktur kompleks yang disebut badan buah (fruiting body).Spora dihasilkan dalam badan buah. Ada tiga bentuk struktur reproduktif pada jamur yaitu gametangium, sporangium dan konidiofor. Gametangium adalah strukutur tempat pembentukan gamet. Sporangium adalah struktur tempat dibentuknya spora. Konidiofor adalah hifa terspesialisasi yang menghasilkan spora aseksual yang disebut konidia.

Fungi dibedakan dalam tiga golongan yaitu ragi (yeast), kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam suasana masam tidak akan terjadi (Soepardi, 1983). Kapang, tubuh vegetatifnya berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang, disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat. Hifa akan membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut miselium. Beberapa hifa berbentuk senositik, artinya hifa-hifa tidak terpisah dalam ruang-ruang atau sel-sel, melainkan membentuk sebuah sel raksasa berinti banyak. Jenis hifa yang lain ada yang terpisah dalam ruang-ruang oleh septa (dinding). Setiap sel dapat mengandung lebih dari 1 inti sel. Ragi (yeast), jamur dalam kelompok ini bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval.yeast hampir ditemukan di semua tempat, seperti di tanah, daun, buah, serta pada tubuh manusia.

Buckman & Brady (1982) menyatakan bahwa organisme tanah berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan juga sebagai sumber bahan organik tanah. Mikroorganisme tanah sangat nyata perannya dalam hal dekomposisi bahan organik pada tanaman tingkat tinggi. Selain berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik, mikroorganisme seperti fungi juga berperan dalam proses pembentukan agregat tanah. Dalam proses dekomposisi sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak menjadi unsur yang dapat digunakan tanaman untuk tumbuh.Mikroorganisme perombak bahan organik ini terdiri atas fungi dan bakteri. Pada kondisi aerob, mikroorganisme perombak bahan organik terdiri atas fungi, sedangkan pada kondisi anaerob sebagian besar perombak bahan organik adalah bakteri. Fungi berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik untuk semua jenis tanah. Fungi toleran pada kondisi tanah yang asam, yang membuatnya penting pada tanah-tanah hutan masam. Sisa-sisa pohon di hutan merupakan sumber bahan makanan yang berlimpah bagi fungi tertentu mempunyai peran dalam perombakan lignin (Foth, 1984).

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tidak dapat dibandingkan antara jumlah spora yang ada pada gelas objek sampel kompos dengan sampel tanah hutan. Hal ini dikarenakan spora berada dalam kondisi berkoloni. Jumlah koloni tidak dapat dijadikan sebagai dasar banyak sedikitnya jumlah mikroorganisme karena perbedaan ukuran koloni satu dengan lainnya. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan mikroorganisme (fungi) yaitu kelembapan tanah, pH, kadar bahan organik, kemungkinan slide contact yang dilakukan di kompos akan memiliki jumlah populasi mikroorganisme lebih banyak dibanding slide contact yang dilakukan di hutan biologi. Hal ini dimungkinkan karena dari segi kelembaban tanah, kompos memiliki kelembapan yang lebih memadai untuk pertumbuhan fungi yaitu berkisar 80-90%. Tingginya kandungan bahan organik dalam kompos berpengaruh langsung terhadap jumlah jamur tanah karena kebanyakan jamur nutrisinya heterotrofik. Selain itu proses dekomposisi bahan organik dalam kompos tentunya melibatkan berbagai mikroorganisme termasuk fungi, sehingga asumsinya jumlah mikroorganisme yang ditemukan akan lebih banyak jumlahnya. Fungi dominan pada tanah asam karena lingkungan asam tidak baik bagi pertumbuhan bakteri dan actinomycetes, sehingga jamur dapat memonopoli substrat alami dalam tanah. Fungi dapat hidup dalam tanah dengan pH 4- 9, bahkan beberapa tetap dapat hidup pada pH di atas 9 (Rao, 1994).

Fungi merupakan makhluk heterotrof yang memiliki aneka ukuran dan struktur, mulai dari khamir bersel tunggal sampai cendawan dan juga jamur. Fungi secara khas tumbuh dari spora dengan struktur seperti benang yang mempunyai dinding melintang maupun tidak. Masing-masing benang adalah hifa dan massa benang yang meluas disebut miselium. Miselium adalah struktur kerja yang menyerap hara, melanjutkan pertumbuhan, dan akhirnya menghasilkan hifa khusus yang kemudian menghasilkan spora reproduksi. Fungi mempunyai peranan penting bagi tanah, yaitu berperan dalam perubahan susunan tanah. Mikroorganisme juga memiliki peranan penting dalam siklus hara. Ukuran tubuh yang kecil, memungkinkan pertukaran hara dari sel ke lingkungannya dengan cepat. Nitrogen (N) ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N simbiotik antara lain Rhizobiumsp. Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya Azospirillumsp danAzotobactersp.

IV. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada gelas objek yang berasal dari kompos dan tanah hutan terdapat koloni spora dengan hifa yang bercabang-cabang.

2. Peran ekologis rhizobia dan mikroba tanah dalam menjaga kesuburan tanah yaitu : Keberadaan mikroba di dalam tanah terutama dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisika tanah. Mikroba akan membentuk mikrokoloni dalam struktur tanah tersebut, dengan tempat pertumbuhan yang sesuai dengan sifat mikroba dan lingkungan yang diperlukan. Dalam suatu struktur tanah dapat dijumpai berbagai mikrokoloni seperti mikroba heterotrof pengguna bahan organik maupun bakteri autotrof,dan bakteri aerob maupun anaerob. Untuk kehidupannya, setiap jenis mikroba mempunyai kemampuan untuk merubah satu senyawa menjadi senyawa lain dalam rangka mendapatkan energi dan nutrien. Dengan demikian adanya mikroba dalam tanah menyebabkan terjadinya daur unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfor dan unsur lain di alam.

Daftar Pustaka

Ekosari dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi Tanah. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Foth, Henry D. 1984. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Ed. Ketujuh. Terjemahan Endang Dwi Purbayanti, Dwi Retno Lukiwati, Rahayuning Trimulatsih ; editor, Sri Andani B. Hudoyo. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Rao, N.S.Subba 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Jakarta: UI Press