20
LAPORAN SGD 2 WROUGHT ALLOY/ Stainless steel sebagai bahan dari klamer DISUSUN OLEH : 1. Alifatul Rahmafiti (112110176) 2. Andhika A.A (112110177) 3. Aniska Cattleya Shara (112110178) 4. Furi Drian Primanita (112110195) 5. Gerald Dzulfiqar Adhitama (112110196) 6. Gilang Satria Wardhana (112110197) 7. Nifarea Anlila Vesthi (112110213) 8. Nina Ristianti (112110214) 9. Nira Ardlina (112110215) 10.Umi kulsum (112110231) 11.Maria Victa Agusta (112110232)

laporan sgd fkg unissula "klamer"

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah mengenai klamer

Citation preview

Page 1: laporan sgd fkg unissula "klamer"

LAPORAN SGD 2

WROUGHT ALLOY/ Stainless steel sebagai bahan dari klamer

DISUSUN OLEH :

1. Alifatul Rahmafiti (112110176)

2. Andhika A.A (112110177)

3. Aniska Cattleya Shara (112110178)

4. Furi Drian Primanita (112110195)

5. Gerald Dzulfiqar Adhitama (112110196)

6. Gilang Satria Wardhana (112110197)

7. Nifarea Anlila Vesthi (112110213)

8. Nina Ristianti (112110214)

9. Nira Ardlina (112110215)

10. Umi kulsum (112110231)

11. Maria Victa Agusta (112110232)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2011/2012

Page 2: laporan sgd fkg unissula "klamer"

KATA PENGANTARBismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami

dapat menyelesaikan laporan SGD 2 LBM 3 mengenai “Klamer yang terbuat dari

Stainless Steel”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas SGD yang telah

dilaksanakan. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam

proses pengerjaan laporan, Alhamdulillah kami berhasil menyelesaikannya dengan

baik.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima

kasih kepada teman-teman yang sudah bersusah payah membantu membuat

laporan ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kami akan menerima kritik dan saran

dengan terbuka dari para pembaca.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada para pembaca dari

hasil laporan ini. Karena itu, kami berharap semoga laporan ini dapat menjadi

sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua. Pada bagian akhir, kami akan mengulas

mengenai pendapat-pendapat dari para ahli. Oleh karena itu, kami berharap hal ini

dapat berguna bagi kita. Semoga laporan ini dapat membuat kita mencapai

kehidupan yang lebih baik lagi. Amin.

Jazakumullahi khoiro jaza’

  

Semarang, 11 Mei 2012

Penyusun

Aniska Cattleya S

Page 3: laporan sgd fkg unissula "klamer"

LBM 3

Unit belajar 3 : wrought alloy / bahan kedokteran gigi yang terbuat dari

stainless steel

Skenario

Sekelompok mahasiswa sedang melakukan praktikum pembuatan klamer. mahasiswa A

kesulitan membuat klamer adams karena sering kali kawatnya patah pada saat ditekuk.

Mahsiswa B tidak menemukan kesulitan saat membuat klamer sesuai dengan desain.

Tutor menduga mahasiswa A salah dalam pemilihan kawat sehinggan harus diulang

kembali proses pembuatannya

Page 4: laporan sgd fkg unissula "klamer"

I. PENDAHULUAN

Stainless steel adalah alloi Fe dan C yang mempunyai resistensi

terhadap korosi. Stainless steel digunakan antara lain untuk bahan

pembutan burs, cutting instrument, wire, forceps dsb. Sedangkan

stainless steel dalam bidang lain dapat digunakan sebagai bahan

pembuatan gas turbine, heat-treated furnace, air craft, missiles, nuclear

power generating unit, surgical tool dsb.

Stainless steel sebagai kawat (wire) dalam Kedokteran Gigi

digunakan untuk konstruksi ortodonsi, claps atau rest pd partial

denture. Kawat ortodonsi didesign untuk mengatur gigi malaligned

pada posisi yang diinginkan mendekati lengkung rahang ideal. Prinsip

didapatkan yaitu gerakan gigi max tetapi dengan perubahan potensial

patologis yang minimal. Kemampuan spring back juga diperlukan

yaitu kemampuan yang defleksi besar tanpa deformasi permanen.

Syarat penggunaan stainless steel sebagai kawat (wire) adalah

memenuhi sifat sifat kimia, mekanik, fisik, biologi dll seperti

biokompactibility, springness, stiffness, dapat dibengkok tanpa patah,

tahan terhadap korosi, mampu di solder / welding. Serta memiliki

batas elastis, modulus elastisitas,resiliensi, ductility, working range

yang akan kita bahas pada pembahasan

II. RUMUSAN MASALAH

“Bagaimana Klamer sebagai alat yang terbuat dari bahan stainless steel?”

Page 5: laporan sgd fkg unissula "klamer"

III. PEMBAHASAN

Steel dan stainless steel merupakan bagian dari dental material yang banyak

digunakan pada sebagian besar alat-alat kedokteran gigi. Steel didefinisikan sebagai

alloy yang terbentuk dari besi dan karbon dengan konsentrasi antara 0.5 % – 2.0 %.

Stainless steel adalah suatu steel yang mengandung lebih dari 11 % chromium,

biasanya antara 11.5 % – 27 %, dan bisa juga mengandung nikel, panadium,

molybdenum, dan niobium dalam jumlah yang terbatas. Pertama sekali stainless

steel ditemukan oleh Brearly of shefield pada tahun 1913 secara kebetulan ketika

ditambah chromium pada steel sehingga diperoleh suatu steel yang lebih resisten

terhadap tarnish dan korosi. Dan pertama kali digunakan sebagai basis protesa

pada tahun 1921. 

Fungsi dari Stainless Steel

Memperlambat korosi dan tarnish

Untuk bahan perlatan KG seperti wire,autoclaves, instrument

bedah ,tang(forcheps), edodonthik instrument

Untuk landasan gigi tiruan (plat GTS)

Klasifikasi dan Komposisi

Berdasarkan sifat dan konsentrasi karbonnya maka steel  dapat dibagi atas :

Eutectoid steel mengandung 0.8% karbon

Hypoeutectoid steel mengandung kurang dari 0.8%

Hypoeutectoid steel mengandung 0.8-2.0 % karbon

Sedangkan stainless steel berdasarkan sifat dan konsentrasi chromiumnya dibagi

atas :

Ferritic stainless steel (11.5 – 27 % chromium)

Martensitic stainless steel (11.5 – 17 % chromium)

Austenitic stainless steel (16 – 26 % chromium)

Duplex stainless steel

Precipitation hardening

Page 6: laporan sgd fkg unissula "klamer"

Pada Austenitic stainless steel dikenal bentuk 18 – 8 stainless steel dengan

komposisi 18% chromium, 8% nikel dan 0.15% karbon. Tipe inilah yang paling

banyak digunakan di Kedokteran Gigi, karena sangat resisten terhadap tarnish dan

korosi. Disamping itu berdasarkan komposisinya, AISI (American Iron & Steel

Institute) membagi pula stainless steel atas Austenititc, martensitic, ferrisitic dan non

standard stainless steel yang dibedakan atas beberapa seri, yaitu antara seri 201-

446. Sedangkan non standard adalah tipe stainless steel yang tidak diberi seri tetapi

juga banyak digunakan. 

Sifat Steel dan Stainless Steel

Steel tidak begitu resisten terhadap korosi tetapi dengan penambahan chromium,

resistensi terhadap korosi dapat meningkat. Steel mempunyai kekerasan 400-700

BHN. Faktor yang mempengaruhi kekerasan dari steel adalah:

Kadar karbon

Banyaknya austenite berubah menjadi mastensit selama proses pendiginan.

Dengan penambahan logam lain seperti cobalt, molybdenum, manganes dan

silicon.

Sifat mekanis dari steel dapat berubah oleh heat treatment yaitu annealing,

hardening dan tempering. Stainless steel yang banyak digunakan di Kedokteran Gigi

adalah 18-8 stainless steel. Sifat mekanis dari stainless steel ini :

Hardness                                             100-200 BHN

Mod. Elasticity                                   200 GN/m2

Tensile strength                                   1700 MN/m2

Yield strength                                     1500 MN/m2

Ductility                                              5 %

18-8 stainless steel merupakan tipe stainless steel yang paling resisten terhadap

korosi, ini merupakan efek passivity dari chromium yang membentuk suatu oxyda

layer (oxide film) yang sangat tipis dan transparan tetapi kuat dan kedap air. Lapisan

ini bisa terbentuk Cr2O3 atau FeCr2O3 yang mencegah terjadinya tarnish dan korosi.

Page 7: laporan sgd fkg unissula "klamer"

Penggunaan Steel dan Stainless Steel di Kedokteran Gigi

Steel antara lain digunakan untuk pembuatan beberapa jenis dental instrument,

misalnya forceps, chisel, burnisher excavator, steel bur, cutting instrument, amalgam

condenser dan lain-lain. Stainless Steel banyak digunakan pada alat-alat

kedokteran gigi terutama yang memerlukan resistensi terhadap tarnish dan korosi

seperti wire. Disamping itu dapat pula digunakan untuk basis protesa dan keperluan

ortodonthi.

Didalam kedokteran gigi khususnya orthodontik sebagai salah satu dari hasil bahan

stainless steel adalah klamer.

Klamer menurut pengertiannya adalah suatu bengkokan kawat yang merupakan

komponen retentif dari alat orthodontik lepasan serta bagian dari gigi tiruan yang

terbuat dari logam tahan karat dan mengelilingi gigi pada bagian bukal, mesial,

lingual, atau seluruh bagian gigi.

Syarat syarat dari klamer

Harus cukup kuat dan elastis

Diameternya harus sesuai indikasi klinis

Tidak menghalangi oklusi dan artikulasi

Klamer tidak boleh aktif 

Klamer berada di bawah lengkung terbesar gigi dan kuranglebih 2mm di atas

gari servikal

Klamer berkontak baik dengan permukaan gigi

Ujung klamer tidak boleh tajam

Permukaan klamer tidak boleh ada bekas gigitan tang

Sifat-sifat yg diperlukan kawat (wire) sebagai klamer secara umum yaitu :

Sifat mekanik :

Memiliki batas elastis: seberapa deformasi elastis yg terjadi sebelum

deformasi permanen

Memiliki modulus elastisitas: seberapa sukar untuk dibengkok

Memiliki resiliensi: seberapa besar enerj yang tersimpan yg dpt digunakan

utk menggerakkan gigi

Page 8: laporan sgd fkg unissula "klamer"

Memiliki ductility: seberapa banyak kawat dibentuk sblm patah

Memiliki working range: seberapa jauh gigi dpt digerakkan sebelum kawat

direposi

Sifat kimiawi :

Umumnya ketahanan korosi sangat baik

Memiliki ketahanan panas yang baik

Memiliki ketahanan creep dan oksidasi pada temperatur tinggi yang baik

Non magnetik

Sifat fisika :

Bersifat ferromagnetic

Sebagai bagian gigi tiruan klamer memiliki beberapa peranan penting :

Sandaran oklusal :

Menahan gaya kunyah vertikal dan titik tumpuh yang ideal terletak

di tengah permukaan oklusal yang dapat mengangkat plat lepas

dari rahang dan menggangu stabilitas alat .

Memberikan tahanan yang cukup terhadap kekuatan yang

dikenakan terhadap gigi yang digerakkan.

Membantu fungsi gigi penjangkar/anchorage, menghasilkan

kekuatan pertahanan yang berlawanan arah dengan kekuatan yang

dihasilkan oleh bagian aktif untuk menggerakkan gigi.

Retensi :

Yaitu sebagai penahan agar gigi tiruan tidak lepas, manfaatnya untuk

gaya gravitasi, gaya tarik langsung, gaya ungkitgigitiruan kiri

kanan(bilateral), dan terletak pada daerahundercut( gerong). Untuk retensi

fungsinya dipengaruhi oleh

Diameter yaitu semakin kecil diameter lengan retensi

semakinbesar daya lenturnya.

Page 9: laporan sgd fkg unissula "klamer"

Dari segi panjang, semakin panjang semakin besar daya

lenturnya. Dari segi penampang, bentuk bulat bersifat fleksibel

dalam semuajurusan.

Dari segi bahan cengkraman, tuang kurang lentur di banding

cengkraman yang di bengkokan.

Stabilitas :

Mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi.

Agar gigitiruan tidak bergeser

Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut

Melawan pergerakan gigitiruan dalam arah horizontal dan lengan

retensi dan lengan penunjang melingkari gigipenyangga lebih dari

180.

Klasifikasi / penggolongan klamer secara umum :

Menurut konstruksinya :

Cengkraman kawatCengkraman tuang di buat melalui prosedur casting Cengkram

kombinasi di gunakan teknik soldering

Menurut desainya :

Cengkraman sirkumferensial melawan permukaan gigi lalumelingkar, Cengkraman

batang dari gusi ke arah servikal gigi

Menurut arah datangnya lengan :

Cengkraman oklusal, Cengkraman ginggiva

Bagian bagian klamer secara umum :

Lengan rententife : Untuk klamer yang dicor di bawah lengkungterbesar gigi1/3

terminal fleksibel dan terletak di bawah garis survei1/3 tengah semi fleksibel Bagian

pangkal lengannya berfungsi untuk melawan pergerakan gigitiruan ke arah vertikal

dan oklusalmenetralisir gaya yang akan memutar/memiringkan gigi

penyanggastabilitasi protesa dengan mengurangi pergerakan horizontal.

Lengan pengimbang : Di tempatkan pada daerah bukan gareng di atas garis

surveiBerfungsi baik apabila semua bagiannya tegarFungsinyaStabilisasi terhadap

pergerakan horizontalMembantu retensiMembantu dukungan protesa

Page 10: laporan sgd fkg unissula "klamer"

Sandaran oklusal :Di tempatkan pada kedudukan yang telah di reparasi

Konektor minor. Menyatukan badan dan lengan cengkraman dengan

kerangkaprotesa gigi atas dan bawah sudah rapat, jika terjadi over kontakganggu

oklusi

Klamer sebagai komponen retentive pada alat ortodontik lepasan memiliki

berbagai macam bentuk dan modifikasinya yaitu Klamer C / Simple/Buccal Clasp,

Klamer Adams / Adams Clacp, Klamer kepala panah / Arrow Head Clasp, Bentuk

modifikasi (Kawat tunggal, Ring, Triangulair, Arrowhea, Pinball).

1. Klamer C (Simple/Bukal Clasp)

Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri tetapi bisa juga

pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan tang khusus, tidak

memerlukan banyak materi kawat, tidak melukai mukosa , retensinya cukup, tetapi

tidak efektif jika dikenakan pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru erupsi.

Ukuran diameter kawat yang dipakai : untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm, sedangkan

untuk gigi premolar dan gigi anterior 0,7 mm.

2. Klamer Adams

Merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan . Biasanya

dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi premolar atau gigi anterior.

Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk gigi molar dan premolar serta 0,6

mm untuk gigi anterior.

3. Klamer Kepala Panah (Arrow Head Clasp)

Klamer ini mempunyai bagain yang berbentuk seperti ujung/kepala anak

panah, masuk daerah interdental membentuk sudut 90° terhadap posisi lengannya.

Lengan tidak boleh menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm di sebelah

bukalnya, lengan juga tidak boleh terlalu panjang sampai melebihi posisi vornic

supaya tidak melukai sulcus buccalis. Klamer ini dapat dipakai untuk memegang

lebih dari satu gigi, biasanya dipakai sebagi bagian retentif plat ekspansi. Diameter

kawat yang di pakai : 0,7 mm

4. Klamer Modifikasi

Modifikasi klamer berupa tekukan kawat yang ujungnya mencengkram

permukaan interdental dua buah gigi bersebelahan.

Page 11: laporan sgd fkg unissula "klamer"

Dari klasifikasi diatas masing masing klamer juga memiliki bagian tersendiri

yaitu :

1. Klamer C (Simple/Bukal Clasp)

Bagian-bagiannya terdiri dari :

• Lengan:

Berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher

gigi di bagian bukal dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar

(daerah undercut), satu milimeter di atas gingiva dengan ujung telah

ditumpulkan.

• Pundak:

Merupakan lanjutan dari lengan dibagian distal gigi berbelok ke

lingual/palatinal menelusuri daerah interdental. kawat di daerah ini

hindari jangan sampai tergigit.

• Basis: Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik,

ujungnya diberi bengkokkan untuk retensi.

2. Klamer Adams (Adams Clasp)

Bagian bagiannya terdiri dari :

• Pundak:

Merupakan lanjutan dari U loop yang melewati daerah interdental

dibagian oklusal sisi mesial dan distal gigi anchorage.Tidak tergigit

sewaktu gigi beroklusi.

• Basis :

Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi

bengkokan untuk retensi

• Cross bar :

Merupakan bagian kawat sepanjang 2/3 mesiodistal gigi anchorage

yang akan dipasangi, posisi sejajar permukaan oklusal, terletak 1 mm

disebelah bukal permukaan bukal , tidak tergigit ketika gigi beroklusi.

• U loop :

Terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada

permukaan gigi di daerah undercut bagian mesiobukal dan distobukal.

3. Klamer Kepala Panah (Arrow Head Clasp)

Bagian-bagiannya terdiri dari :

Page 12: laporan sgd fkg unissula "klamer"

• Lengan :

Tidak menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm di sebelah

bukalnya, lenganterlalu panjang sampai melebihi posisi vornic supaya

tidak melukai sulcus buccalis

4. Klamer Modifikasi

Bagian-bagiannya terdiri dari :

• Basis :

yaitu bagian kawat yang tertanam dalam plat akrik, ujungnya diberiri

tekukan agar tidak mudah lepas dari dasar

• Pundak :

bagian dari kawat yang melewati daeran interdental dipermukaan

oklusal dua gigi bersebelahan

• Ujung (End) :

bagian yang mencengkram daerah inter dental gigi menghasilkan

kemampuan retentif untuk alat lepasan

Keuntungan dan kerugian pemakaian dari klasifikasi klamer :

Keuntungan pemakaian klamer c :

Pembuatannya mudah

Kerugian pemakaian klamer c :

Tidak efektif untuk gigi yang baru tumbuh

Keuntungan pemakaian klamer Adams :

Mempunyai retensi yang sangat tinggi.

Pembuatan tidak memerlukan tang khusus.

Kawat yang dibutuh tidak terlalu banyak.

Dapat dikenakan pada gigi permanen, gigi desidui dan gigi yang belum

tumbuh sempurna.

Kerugian pemakaian klamer Adams :

Pembuatannya lebih sukar dari pada pembuatan klamer C.

Jika pembuatnya kurang cermat (sering mengulang-ulang

pembengkokan kawat) klame akan mudah putus.

Page 13: laporan sgd fkg unissula "klamer"

Jika loop terlalu panjang, cross bar akan mudah melukai pipi atau bisa

tergigit jika gigi beroklusi.

Jika loop terlalu pendek cross bar akan menempel pada permukaan

bukal gigi, sisa makanan akan mudah tertahan.

Keuntungan pemakaian klamer Kepala Panah :

Daya retensi tinggi

Dapat dipakai pada gigi permanen atau gigi desidui

Kerugian pemakaian klamer Kepala Panah :

Pembuatannya lebih sulit

Memerlukan tang khusus

Keuntungan pemakaian klamer Modifikasi :

Pembuatannya mudah

Daya retensi cukup tinggi

Dapat dipakai pada gigi permanen atau gigi desidui

Kerugian pemakaian klamer Modifikasi :

Tidak efektif jika daerah interdental renggang

Ujung kait dapat melukai gingiva

IV. Mapping Concept

WROUGHT ALLOY

Page 14: laporan sgd fkg unissula "klamer"

V. KESIMPULAN

Dari mapping consept diatas dapat disimpulkan bahwa wrought alloy

sebagai bentukan logam memiliki jenis salah satunya stainless steel.

Stainless steel merupakan alloi yang tahan karat yang di dalam

kedokteran gigi berperan penting dalam bahan pengaadaan alat alat

kedokteran gigi. Untuk itu di dapat dibahas dari segi komposisi, manfaat ,

sifat, syarat beserta klasifikasinya dari stainless steel itu sendiri yang

nantinya diaplikasikan sebagai bahan pembuat klamer.

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Kuliah pakar Steel & Stainless Steel oleh Bp. Purwanto (UGM)

Page 15: laporan sgd fkg unissula "klamer"

2. Phillips. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10th ed, Jakarta. EGC, 2003: 27-39

3. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1st ed, Medan. USU Press, 2011: 223-38

4.  Ratnakrishanan SS. Peranan Emas dalam Logam Campur Emas Kedokteran Gigi. < http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24158/6/Cover.pdf>. (22 Desember 2011)

5. http://wayanardhana.staff.ugm.ac.id/materi_orto1_rev.pdf

6. http://staff.ui.ac.id

7. www.sribed.com