Upload
aniska-cattleya-shara
View
422
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah mengenai klamer
Citation preview
LAPORAN SGD 2
WROUGHT ALLOY/ Stainless steel sebagai bahan dari klamer
DISUSUN OLEH :
1. Alifatul Rahmafiti (112110176)
2. Andhika A.A (112110177)
3. Aniska Cattleya Shara (112110178)
4. Furi Drian Primanita (112110195)
5. Gerald Dzulfiqar Adhitama (112110196)
6. Gilang Satria Wardhana (112110197)
7. Nifarea Anlila Vesthi (112110213)
8. Nina Ristianti (112110214)
9. Nira Ardlina (112110215)
10. Umi kulsum (112110231)
11. Maria Victa Agusta (112110232)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2011/2012
KATA PENGANTARBismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan SGD 2 LBM 3 mengenai “Klamer yang terbuat dari
Stainless Steel”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas SGD yang telah
dilaksanakan. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaan laporan, Alhamdulillah kami berhasil menyelesaikannya dengan
baik.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang sudah bersusah payah membantu membuat
laporan ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kami akan menerima kritik dan saran
dengan terbuka dari para pembaca.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada para pembaca dari
hasil laporan ini. Karena itu, kami berharap semoga laporan ini dapat menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua. Pada bagian akhir, kami akan mengulas
mengenai pendapat-pendapat dari para ahli. Oleh karena itu, kami berharap hal ini
dapat berguna bagi kita. Semoga laporan ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi. Amin.
Jazakumullahi khoiro jaza’
Semarang, 11 Mei 2012
Penyusun
Aniska Cattleya S
LBM 3
Unit belajar 3 : wrought alloy / bahan kedokteran gigi yang terbuat dari
stainless steel
Skenario
Sekelompok mahasiswa sedang melakukan praktikum pembuatan klamer. mahasiswa A
kesulitan membuat klamer adams karena sering kali kawatnya patah pada saat ditekuk.
Mahsiswa B tidak menemukan kesulitan saat membuat klamer sesuai dengan desain.
Tutor menduga mahasiswa A salah dalam pemilihan kawat sehinggan harus diulang
kembali proses pembuatannya
I. PENDAHULUAN
Stainless steel adalah alloi Fe dan C yang mempunyai resistensi
terhadap korosi. Stainless steel digunakan antara lain untuk bahan
pembutan burs, cutting instrument, wire, forceps dsb. Sedangkan
stainless steel dalam bidang lain dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan gas turbine, heat-treated furnace, air craft, missiles, nuclear
power generating unit, surgical tool dsb.
Stainless steel sebagai kawat (wire) dalam Kedokteran Gigi
digunakan untuk konstruksi ortodonsi, claps atau rest pd partial
denture. Kawat ortodonsi didesign untuk mengatur gigi malaligned
pada posisi yang diinginkan mendekati lengkung rahang ideal. Prinsip
didapatkan yaitu gerakan gigi max tetapi dengan perubahan potensial
patologis yang minimal. Kemampuan spring back juga diperlukan
yaitu kemampuan yang defleksi besar tanpa deformasi permanen.
Syarat penggunaan stainless steel sebagai kawat (wire) adalah
memenuhi sifat sifat kimia, mekanik, fisik, biologi dll seperti
biokompactibility, springness, stiffness, dapat dibengkok tanpa patah,
tahan terhadap korosi, mampu di solder / welding. Serta memiliki
batas elastis, modulus elastisitas,resiliensi, ductility, working range
yang akan kita bahas pada pembahasan
II. RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana Klamer sebagai alat yang terbuat dari bahan stainless steel?”
III. PEMBAHASAN
Steel dan stainless steel merupakan bagian dari dental material yang banyak
digunakan pada sebagian besar alat-alat kedokteran gigi. Steel didefinisikan sebagai
alloy yang terbentuk dari besi dan karbon dengan konsentrasi antara 0.5 % – 2.0 %.
Stainless steel adalah suatu steel yang mengandung lebih dari 11 % chromium,
biasanya antara 11.5 % – 27 %, dan bisa juga mengandung nikel, panadium,
molybdenum, dan niobium dalam jumlah yang terbatas. Pertama sekali stainless
steel ditemukan oleh Brearly of shefield pada tahun 1913 secara kebetulan ketika
ditambah chromium pada steel sehingga diperoleh suatu steel yang lebih resisten
terhadap tarnish dan korosi. Dan pertama kali digunakan sebagai basis protesa
pada tahun 1921.
Fungsi dari Stainless Steel
Memperlambat korosi dan tarnish
Untuk bahan perlatan KG seperti wire,autoclaves, instrument
bedah ,tang(forcheps), edodonthik instrument
Untuk landasan gigi tiruan (plat GTS)
Klasifikasi dan Komposisi
Berdasarkan sifat dan konsentrasi karbonnya maka steel dapat dibagi atas :
Eutectoid steel mengandung 0.8% karbon
Hypoeutectoid steel mengandung kurang dari 0.8%
Hypoeutectoid steel mengandung 0.8-2.0 % karbon
Sedangkan stainless steel berdasarkan sifat dan konsentrasi chromiumnya dibagi
atas :
Ferritic stainless steel (11.5 – 27 % chromium)
Martensitic stainless steel (11.5 – 17 % chromium)
Austenitic stainless steel (16 – 26 % chromium)
Duplex stainless steel
Precipitation hardening
Pada Austenitic stainless steel dikenal bentuk 18 – 8 stainless steel dengan
komposisi 18% chromium, 8% nikel dan 0.15% karbon. Tipe inilah yang paling
banyak digunakan di Kedokteran Gigi, karena sangat resisten terhadap tarnish dan
korosi. Disamping itu berdasarkan komposisinya, AISI (American Iron & Steel
Institute) membagi pula stainless steel atas Austenititc, martensitic, ferrisitic dan non
standard stainless steel yang dibedakan atas beberapa seri, yaitu antara seri 201-
446. Sedangkan non standard adalah tipe stainless steel yang tidak diberi seri tetapi
juga banyak digunakan.
Sifat Steel dan Stainless Steel
Steel tidak begitu resisten terhadap korosi tetapi dengan penambahan chromium,
resistensi terhadap korosi dapat meningkat. Steel mempunyai kekerasan 400-700
BHN. Faktor yang mempengaruhi kekerasan dari steel adalah:
Kadar karbon
Banyaknya austenite berubah menjadi mastensit selama proses pendiginan.
Dengan penambahan logam lain seperti cobalt, molybdenum, manganes dan
silicon.
Sifat mekanis dari steel dapat berubah oleh heat treatment yaitu annealing,
hardening dan tempering. Stainless steel yang banyak digunakan di Kedokteran Gigi
adalah 18-8 stainless steel. Sifat mekanis dari stainless steel ini :
Hardness 100-200 BHN
Mod. Elasticity 200 GN/m2
Tensile strength 1700 MN/m2
Yield strength 1500 MN/m2
Ductility 5 %
18-8 stainless steel merupakan tipe stainless steel yang paling resisten terhadap
korosi, ini merupakan efek passivity dari chromium yang membentuk suatu oxyda
layer (oxide film) yang sangat tipis dan transparan tetapi kuat dan kedap air. Lapisan
ini bisa terbentuk Cr2O3 atau FeCr2O3 yang mencegah terjadinya tarnish dan korosi.
Penggunaan Steel dan Stainless Steel di Kedokteran Gigi
Steel antara lain digunakan untuk pembuatan beberapa jenis dental instrument,
misalnya forceps, chisel, burnisher excavator, steel bur, cutting instrument, amalgam
condenser dan lain-lain. Stainless Steel banyak digunakan pada alat-alat
kedokteran gigi terutama yang memerlukan resistensi terhadap tarnish dan korosi
seperti wire. Disamping itu dapat pula digunakan untuk basis protesa dan keperluan
ortodonthi.
Didalam kedokteran gigi khususnya orthodontik sebagai salah satu dari hasil bahan
stainless steel adalah klamer.
Klamer menurut pengertiannya adalah suatu bengkokan kawat yang merupakan
komponen retentif dari alat orthodontik lepasan serta bagian dari gigi tiruan yang
terbuat dari logam tahan karat dan mengelilingi gigi pada bagian bukal, mesial,
lingual, atau seluruh bagian gigi.
Syarat syarat dari klamer
Harus cukup kuat dan elastis
Diameternya harus sesuai indikasi klinis
Tidak menghalangi oklusi dan artikulasi
Klamer tidak boleh aktif
Klamer berada di bawah lengkung terbesar gigi dan kuranglebih 2mm di atas
gari servikal
Klamer berkontak baik dengan permukaan gigi
Ujung klamer tidak boleh tajam
Permukaan klamer tidak boleh ada bekas gigitan tang
Sifat-sifat yg diperlukan kawat (wire) sebagai klamer secara umum yaitu :
Sifat mekanik :
Memiliki batas elastis: seberapa deformasi elastis yg terjadi sebelum
deformasi permanen
Memiliki modulus elastisitas: seberapa sukar untuk dibengkok
Memiliki resiliensi: seberapa besar enerj yang tersimpan yg dpt digunakan
utk menggerakkan gigi
Memiliki ductility: seberapa banyak kawat dibentuk sblm patah
Memiliki working range: seberapa jauh gigi dpt digerakkan sebelum kawat
direposi
Sifat kimiawi :
Umumnya ketahanan korosi sangat baik
Memiliki ketahanan panas yang baik
Memiliki ketahanan creep dan oksidasi pada temperatur tinggi yang baik
Non magnetik
Sifat fisika :
Bersifat ferromagnetic
Sebagai bagian gigi tiruan klamer memiliki beberapa peranan penting :
Sandaran oklusal :
Menahan gaya kunyah vertikal dan titik tumpuh yang ideal terletak
di tengah permukaan oklusal yang dapat mengangkat plat lepas
dari rahang dan menggangu stabilitas alat .
Memberikan tahanan yang cukup terhadap kekuatan yang
dikenakan terhadap gigi yang digerakkan.
Membantu fungsi gigi penjangkar/anchorage, menghasilkan
kekuatan pertahanan yang berlawanan arah dengan kekuatan yang
dihasilkan oleh bagian aktif untuk menggerakkan gigi.
Retensi :
Yaitu sebagai penahan agar gigi tiruan tidak lepas, manfaatnya untuk
gaya gravitasi, gaya tarik langsung, gaya ungkitgigitiruan kiri
kanan(bilateral), dan terletak pada daerahundercut( gerong). Untuk retensi
fungsinya dipengaruhi oleh
Diameter yaitu semakin kecil diameter lengan retensi
semakinbesar daya lenturnya.
Dari segi panjang, semakin panjang semakin besar daya
lenturnya. Dari segi penampang, bentuk bulat bersifat fleksibel
dalam semuajurusan.
Dari segi bahan cengkraman, tuang kurang lentur di banding
cengkraman yang di bengkokan.
Stabilitas :
Mempertahankan stabilitas alat pada saat mulut berfungsi.
Agar gigitiruan tidak bergeser
Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut
Melawan pergerakan gigitiruan dalam arah horizontal dan lengan
retensi dan lengan penunjang melingkari gigipenyangga lebih dari
180.
Klasifikasi / penggolongan klamer secara umum :
Menurut konstruksinya :
Cengkraman kawatCengkraman tuang di buat melalui prosedur casting Cengkram
kombinasi di gunakan teknik soldering
Menurut desainya :
Cengkraman sirkumferensial melawan permukaan gigi lalumelingkar, Cengkraman
batang dari gusi ke arah servikal gigi
Menurut arah datangnya lengan :
Cengkraman oklusal, Cengkraman ginggiva
Bagian bagian klamer secara umum :
Lengan rententife : Untuk klamer yang dicor di bawah lengkungterbesar gigi1/3
terminal fleksibel dan terletak di bawah garis survei1/3 tengah semi fleksibel Bagian
pangkal lengannya berfungsi untuk melawan pergerakan gigitiruan ke arah vertikal
dan oklusalmenetralisir gaya yang akan memutar/memiringkan gigi
penyanggastabilitasi protesa dengan mengurangi pergerakan horizontal.
Lengan pengimbang : Di tempatkan pada daerah bukan gareng di atas garis
surveiBerfungsi baik apabila semua bagiannya tegarFungsinyaStabilisasi terhadap
pergerakan horizontalMembantu retensiMembantu dukungan protesa
Sandaran oklusal :Di tempatkan pada kedudukan yang telah di reparasi
Konektor minor. Menyatukan badan dan lengan cengkraman dengan
kerangkaprotesa gigi atas dan bawah sudah rapat, jika terjadi over kontakganggu
oklusi
Klamer sebagai komponen retentive pada alat ortodontik lepasan memiliki
berbagai macam bentuk dan modifikasinya yaitu Klamer C / Simple/Buccal Clasp,
Klamer Adams / Adams Clacp, Klamer kepala panah / Arrow Head Clasp, Bentuk
modifikasi (Kawat tunggal, Ring, Triangulair, Arrowhea, Pinball).
1. Klamer C (Simple/Bukal Clasp)
Klamer ini biasanya dipasang pada gigi molar kanan dan kiri tetapi bisa juga
pada gigi yang lain. Pembuatannya mudah, tidak memerlukan tang khusus, tidak
memerlukan banyak materi kawat, tidak melukai mukosa , retensinya cukup, tetapi
tidak efektif jika dikenakan pada gigi desidui atau gigi permanen yang baru erupsi.
Ukuran diameter kawat yang dipakai : untuk gigi molar 0,8 – 0,9 mm, sedangkan
untuk gigi premolar dan gigi anterior 0,7 mm.
2. Klamer Adams
Merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan . Biasanya
dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi premolar atau gigi anterior.
Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk gigi molar dan premolar serta 0,6
mm untuk gigi anterior.
3. Klamer Kepala Panah (Arrow Head Clasp)
Klamer ini mempunyai bagain yang berbentuk seperti ujung/kepala anak
panah, masuk daerah interdental membentuk sudut 90° terhadap posisi lengannya.
Lengan tidak boleh menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm di sebelah
bukalnya, lengan juga tidak boleh terlalu panjang sampai melebihi posisi vornic
supaya tidak melukai sulcus buccalis. Klamer ini dapat dipakai untuk memegang
lebih dari satu gigi, biasanya dipakai sebagi bagian retentif plat ekspansi. Diameter
kawat yang di pakai : 0,7 mm
4. Klamer Modifikasi
Modifikasi klamer berupa tekukan kawat yang ujungnya mencengkram
permukaan interdental dua buah gigi bersebelahan.
Dari klasifikasi diatas masing masing klamer juga memiliki bagian tersendiri
yaitu :
1. Klamer C (Simple/Bukal Clasp)
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Lengan:
Berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher
gigi di bagian bukal dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar
(daerah undercut), satu milimeter di atas gingiva dengan ujung telah
ditumpulkan.
• Pundak:
Merupakan lanjutan dari lengan dibagian distal gigi berbelok ke
lingual/palatinal menelusuri daerah interdental. kawat di daerah ini
hindari jangan sampai tergigit.
• Basis: Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik,
ujungnya diberi bengkokkan untuk retensi.
2. Klamer Adams (Adams Clasp)
Bagian bagiannya terdiri dari :
• Pundak:
Merupakan lanjutan dari U loop yang melewati daerah interdental
dibagian oklusal sisi mesial dan distal gigi anchorage.Tidak tergigit
sewaktu gigi beroklusi.
• Basis :
Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi
bengkokan untuk retensi
• Cross bar :
Merupakan bagian kawat sepanjang 2/3 mesiodistal gigi anchorage
yang akan dipasangi, posisi sejajar permukaan oklusal, terletak 1 mm
disebelah bukal permukaan bukal , tidak tergigit ketika gigi beroklusi.
• U loop :
Terletak diujung mesial dan distal cross bar. Menempel pada
permukaan gigi di daerah undercut bagian mesiobukal dan distobukal.
3. Klamer Kepala Panah (Arrow Head Clasp)
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Lengan :
Tidak menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm di sebelah
bukalnya, lenganterlalu panjang sampai melebihi posisi vornic supaya
tidak melukai sulcus buccalis
4. Klamer Modifikasi
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Basis :
yaitu bagian kawat yang tertanam dalam plat akrik, ujungnya diberiri
tekukan agar tidak mudah lepas dari dasar
• Pundak :
bagian dari kawat yang melewati daeran interdental dipermukaan
oklusal dua gigi bersebelahan
• Ujung (End) :
bagian yang mencengkram daerah inter dental gigi menghasilkan
kemampuan retentif untuk alat lepasan
Keuntungan dan kerugian pemakaian dari klasifikasi klamer :
Keuntungan pemakaian klamer c :
Pembuatannya mudah
Kerugian pemakaian klamer c :
Tidak efektif untuk gigi yang baru tumbuh
Keuntungan pemakaian klamer Adams :
Mempunyai retensi yang sangat tinggi.
Pembuatan tidak memerlukan tang khusus.
Kawat yang dibutuh tidak terlalu banyak.
Dapat dikenakan pada gigi permanen, gigi desidui dan gigi yang belum
tumbuh sempurna.
Kerugian pemakaian klamer Adams :
Pembuatannya lebih sukar dari pada pembuatan klamer C.
Jika pembuatnya kurang cermat (sering mengulang-ulang
pembengkokan kawat) klame akan mudah putus.
Jika loop terlalu panjang, cross bar akan mudah melukai pipi atau bisa
tergigit jika gigi beroklusi.
Jika loop terlalu pendek cross bar akan menempel pada permukaan
bukal gigi, sisa makanan akan mudah tertahan.
Keuntungan pemakaian klamer Kepala Panah :
Daya retensi tinggi
Dapat dipakai pada gigi permanen atau gigi desidui
Kerugian pemakaian klamer Kepala Panah :
Pembuatannya lebih sulit
Memerlukan tang khusus
Keuntungan pemakaian klamer Modifikasi :
Pembuatannya mudah
Daya retensi cukup tinggi
Dapat dipakai pada gigi permanen atau gigi desidui
Kerugian pemakaian klamer Modifikasi :
Tidak efektif jika daerah interdental renggang
Ujung kait dapat melukai gingiva
IV. Mapping Concept
WROUGHT ALLOY
V. KESIMPULAN
Dari mapping consept diatas dapat disimpulkan bahwa wrought alloy
sebagai bentukan logam memiliki jenis salah satunya stainless steel.
Stainless steel merupakan alloi yang tahan karat yang di dalam
kedokteran gigi berperan penting dalam bahan pengaadaan alat alat
kedokteran gigi. Untuk itu di dapat dibahas dari segi komposisi, manfaat ,
sifat, syarat beserta klasifikasinya dari stainless steel itu sendiri yang
nantinya diaplikasikan sebagai bahan pembuat klamer.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Kuliah pakar Steel & Stainless Steel oleh Bp. Purwanto (UGM)
2. Phillips. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10th ed, Jakarta. EGC, 2003: 27-39
3. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1st ed, Medan. USU Press, 2011: 223-38
4. Ratnakrishanan SS. Peranan Emas dalam Logam Campur Emas Kedokteran Gigi. < http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24158/6/Cover.pdf>. (22 Desember 2011)
5. http://wayanardhana.staff.ugm.ac.id/materi_orto1_rev.pdf
6. http://staff.ui.ac.id
7. www.sribed.com