56
PENCAPAIAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS SUKARAMI PALEMBANG Disusun oleh: Satih Komala Sari, S.Ked Harry Wahyudhy Utama, S.ked Irma Yanti, S.ked Meita Ranika, S.Ked

Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

PENCAPAIAN PROGRAM PEMBERANTASAN

PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

DI PUSKESMAS SUKARAMI PALEMBANG

Disusun oleh:

Satih Komala Sari, S.Ked

Harry Wahyudhy Utama, S.ked

Irma Yanti, S.ked

Meita Ranika, S.Ked

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYAPALEMBANG

2007

Page 2: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Puskesmas Sukarami dengan judul:

Pencapaian Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

di Puskesmas Sukarami Palembang

Disusun oleh:

Satih Komala Sari, S.Ked

Harry Wahyudi, S.ked

Irma Yanti, S.ked

Meita Ranika, S.Ked

Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik

IKM/IKK periode 27 Nopember 2006 s.d 3 Februari 2007

Palembang, Februari 2007

Kepala Puskesmas Sukarami

Dr. Hj. Nitra Dewi

140 255 352

Page 3: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Puskesmas

Sukarami tepat pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan

kekurangan dalam penyusunan laporan, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami

harapkan demi penyempurnaan tugas-tugas yang akan datang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

atas segala bantuan dan bimbingan yang telah kami dapatkan sehingga laporan ini

dapat terselesaikan, terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang

2. Ibu dr. Hj. Nitra Dewi, selaku Pimpinan Puskesmas Sukarami Palembang

3. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas Sukarami yang telah memberikan

bimbingan

4. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca baik mahasiswa FK UNSRI

maupun staf dan karyawan Puskesmas Sukarami.

Palembang , Februari 2007

Penulis

Page 4: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

DAFTAR ISI

Judul....................................................................................... i

Halaman Pengesahan........................................................................

Kata Pengantar..................................................................................

Daftar isi............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................

Latar Belakang.............................................................................

Strategi, Kebijakan dan Pokok-pokok Kegiatan Program

P2DBD..........................................................................................

Rumusan Masalah........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................

Definisi.........................................................................................

Etiologi.........................................................................................

Patogenesa....................................................................................

Klasifikasi.....................................................................................

Langkah Diagnosis.......................................................................

Komplikasi...................................................................................

Prognosis......................................................................................

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD..........................

Larvasiding...................................................................................

Pemberantasan Sarang Nyamuk...................................................

BAB III PROFIL PUSKESMAS SUKARAMI ..........................

Gambaran Umum Puskesmas.......................................................

ii

iii

iv

1

1

3

4

4

4

5

6

7

7

7

10

13

15

Page 5: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Letak Geografi.............................................................................

Wilayah Kerja..............................................................................

Ketenagaan.................................................................................

Visi dan Misi Puskesmas...........................................................

Tujuan Pokok Puskesmas.............................................................

Indikator Keberhasilan.................................................................

Sarana Prasarana..........................................................................

Kegiatan dan Program.................................................................

Alur Pelayanan Pengobatan dan Rujukan...................................

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………….

Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Jenis Kelamin ..............

Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Penatalaksanaan...........

Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Umur............. ..............

Distribusi Musim Penularan DBD..............................................

Pencapaian Program P2 DBD.....................................................

BAB V PENUTUP

Kesimpulan..................................................................................

Saran............................................................................................

15

16

16

17

18

18

18

19

24

25

25

26

27

27

30

30

Page 6: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang dibawa

melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya ditandai dengan demam yang

bersifat bifasik selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan

salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita

dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk.

Di Indonesia, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) dari 1 Januari

-10 Agustus 2005 di seluruh Indonesia mencapai 38.635 orang, sebanyak 539

penderita diantaranya meninggal dunia. Menurut catatan Dinas Kesehatan Sumsel,

jumlah kasus DBD di Sumsel sebanyak 286 kasus pada Januari, dan 159 kasus pada

awal sampai pertengahan Februari 2005. Jumlah penderita sejak Januari 2005

mencapai 445 kasus. Palembang merupakan kota dengan jumlah penderita DBD

terbanyak, yaitu 192 orang pada Januari, dan 57 orang pada Februari 2005.

Di Puskemas Sukarami didapatkan angka kejadian DBD pada tahun 2004

sebanyak 47 kasus, tahun 2005 sebanyak 57 kasus dan tahun 2006 sebanyak 57 kasus.

Oleh karena itu, perlu tindak lanjut untuk menangani permasalahan ini sehingga

angka penderita DBD dapat dikurangi.

II. Strategi, Kebijakan dan Pokok-pokok Kegiatan Program P2 DBD

II.1. Strategi:

A. Pemberdayaan Masyarakat

Page 7: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan

penyakit DBD merupakan kunci keberhasilan upaya pemeberantasan penyakit

DBD. Untuk mendorong meningkatnya peran aktif masyarakat, maka upaya-

upaya KIE, social marketing, advokasi dan berbagai penyuluhan dilaksanakan

secara intensif dan berkesinambungan melalui berbagai media massa dan sarana.

B. Peningkatan Kemitraan Berwawasan Bebas Penyakit DBD

Peran sektor terkait sangat menentukan sekali dalam pemberantasan penyakit

DBD. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi stakeholder baik sebagai mitra

maupun pelaku merupakan langkah awal dalam menggalang, meningkatkan dan

mewujudakan kemitraan. Jejaring kemitraan dilaksanakan melalui pertemuan

berkala guna memadukan berbagai sumber daya masing-masing mitra. Pertemuan

berkala dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program.

C. Peningkatan Profesionalisme Pengelola Program

Pengetahuan mengenai bionomic vektor, virologi, faktor perubahan iklim,

penatalaksaan kasus harus dikuasai oleh pengelola program sebagai landasan

dalam menyusun program pemberantasan DBD, sehingga diperlukan adanya

peningkatan SDM misal : pelatihan, sekolah dan sebagainya.

D. Desentralisasi

Optimalisasi pendelegasian wewenang pengelolaan program kepada

kabupaten/kota.

E. Pembangunan Berwawasan Kesehatan Lingkungan

Lingkungan hidup yang sehat akan mengurangi angka kesakitan penyakit

DBD, sehingga diperlukan adanya peningkatan mutu dari lingkungan itu sendiri

melalui orientasi, advokasi, sosialisasi tentang pemberantasan penyakit DBD

yang berwawasan lingkungan kepada semua pihak terkait.

II.2. Kebijakan

a) Meningkatkan perilaku hidup sehat dan kemandirian terhadap P2 DBD

b) Meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penyakit DBD

Page 8: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

c) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program P2 DBD

d) Memantapkan kemitraan baik lintas sektor/program, LSM, organisasi

profesional dan dunia usaha

II.3. Pokok-Pokok Kegiatan

Melakukan surveilans epidemiologi dimana dilakukan kewaspadaan dini

penyakit DBD melalui kegiatan penemuan dan pelaporan penderita baik dari

RS, Puskemas, Pemantauan Jentik Berkala.

Tatalaksana kasus

Pemberantasan vektor melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)

Penggerakan peran serta masyarakat

Pelatihan guna meningkatkan SDM yang profesional terhadap petugas

kesehatan, petugas laboratorium, pelaksana program, petugas lapangan

penyemprot, dokter puskesmas, dokter swasta, dan dokter RS

Promosi DBD yaitu melalui penyuluhan media massa, pengadaan leaflet,

poster dan seminar.

III. Rumusan Masalah

1. Bagaimana distribusi penderita DBD berdasarkan jenis kelamin di

wilayah kerja Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006 ?

2. Bagaimana distribusi penderita DBD berdasarkan penatalaksanaan

yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-

2006?

3. Bagaimana distribusi penderita DBD berdasarkan umur di wilayah

kerja Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006 ?

4. Bagaimana distribusi musim penyebaran DBD di wilayah kerja

Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006?

Page 9: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

5. Bagaimana pencapaian program P2DBD tentang ABJ, apakah telah

mencapai angka ≥ 95% di wilayah kerja Puskesmas Sukarami dari tahun

2004-2006 ?

6. Bagaimana pencapaian program P2DBD tentang abatisasi,

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan penyuluhan di wilayah kerja

Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006?

IV. Tujuan

1. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan jenis kelamin

di wilayah kerja Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006

2. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan

penatalaksanaan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukarami

dari tahun 2004-2006

3. Untuk mengetahui distribusi penderita DBD berdasarkan umur di

wilayah kerja Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006

4. Untuk mengetahui distribusi musim penyebaran DBD di wilayah kerja

Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006

5. Untuk mengetahui pencapaian program P2DBD tentang ABJ, apakah

telah mencapai angka ≥ 95% di wilayah kerja Puskesmas Sukarami dari

tahun 2004-2006.

6. Untuk mengetahui pencapaian program P2DBD tentang abatisasi,

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan penyuluhan di wilayah kerja

Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006

Page 10: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditandai dengan demam tinggi mendadak disertai manifestasi

perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan dan kematian.

II. Etiologi

Virus Dengue Tipe I, II, III, IV

III. Patogenesa

Virus Dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi

yang memberikan gejala demam dengue. Bila mendapat infeksi virus dengue

berulang, maka akan terjadi reaksi yang berbeda, disebut secondary autologous

infection.

Hal ini menimbulkan komplek Ag-Ab yang mengakibatkan:

Aktivasi komplemen C3a, C5a sehingga permeabilitas kapiler meningkat.

Timbulnya agregasi trombosit

Aktivasi faktor XII sehingga terjadi pembekuan intravaskuler yang meluas

Kerusakan sel endotel, ekstravasi plasma, hemokonsentrasi, renjatan, efusi

cairan, ensefalopati, hipoksia jaringan.

Page 11: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

IV. Klasifikasi

Berdasarkan kapasitas diagnosis

Tersangka Demam Berdarah (TDBD)

Panas tinggi akut, perdarahan pada uji torniquet, tidak disertai gejala lain.

Demam dengue

Panas akut 2-7 hari, dengan manifestasi seperti adanya sakit kepala, sakit

belakang bola mata, mialgia, atralgia, rash, manifestasi perdarahan dan

leukopenia. Tidak terbukti adanya kebocoran plasma dan tidak terbukti

diagnosis klinis yang lain.

Demam Berdarah Dengue

Minimal kriteria yang harus dipenuhi:

a. Panas dan riwayat demam akut berlangsung 2-7 hari, kadang bifasik.

b. Tendensi perdarahan dibuktikan dengan paling sedikit satu dari uji

torniquet, adanya ptekie, purpura, perdarahan gastrointestinal,

perdarahan pada tempat injeksi atau tempat lain, hematemesis, dan

atau melena.

c. Trombositopenia (< 100.000/mm3)

d. Adanya bukti kebocoran plasma yang terjadi karena kenaikan

permeabilitas kapiler dengan manifestasi sebagai berikut:

Peningkatan Ht > 20% di atas rata-rata umur, seks, dan populasi

Turunnya hematokrit setelah dilakukan volume replacement terapi

> 20% dari data dasar.

Bukti kebocoran plasma misalnya: efusi pleura, ascites dan

hipoproteinemia.

Page 12: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Menurut derajat penyakitnya

Derajat I

Demam, uji torniquet positif dengan gejala yang tidak spesifik.

Derajat II

Derajat I + perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lainnya.

Derajat III

Kegagalan sirkulasi ditandai dengan nadi lembut, hipotensi, takikardia, kulit

dingin dan lembab, anak gelisah.

Derajat IV (Dengue Shock Syndrome)

Renjatan berat, nadi tidak teraba, tensi tidak terukur

V. Langkah diagnosis

Pemeriksaan klinis : Badan panas, adanya manifestasi perdarahan,

ditemukan adanya tanda efusi, hepatomegali, kegagalan sirkulasi.

Pemeriksaan laboratorium : Uji torniquet, hematokrit dan hitung trombosit secara

berkala, serta pemeriksaan serologi, pemeriksaan LPB, albumin darah, CT, BT, PT,

dan PTT serta gambaran darah tepi

Pemeriksaan Penunjang : foto thoraks pada dispnu untuk menelusuri penyebab

lain disamping efusi pleura, USG bila ada dapat dipakai untuk memeriksa efusi pleura

minimal.

Indikasi rawat bila:

Penderita tersangka demam berdarah derajat I dengan panas 3 hari atau lebih

sangat dianjurkan untuk dirawat.

Page 13: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Tersangka demam berdarah derajat I disertai dengan hiperpireksia atau tidak

mau makan atau muntah-muntah atau kejang atau Ht cenderung meningkat

dan trombosi cenderung menurun.

Penderita tersankat demam berdarah derajat I yang tampak gelisah, nadi cepat

dan kecil, tangan dingin, tekanan darah dan oliguria

Seluruh penderita demam berdarah derajat II, III, dan IV.

VI. Komplikasi

Perdarahan masif, ensefalopati, edema paru, DIC dan efusi pluera.

VII. Prognosis

Angka kematian di Indonesia secara keseluruhan < 3%. Angka kematian DSS

di Rumah Sakit 5-10%. Kematian meningkat jika disertai komplikasi. DBD yang

berlanjut pada syok atau penderita dengan komplikasi sulit diramalkan, sehingga

harus berhati-hati dalam melakukan penyuluhan.

VIII. Uraian Pencegahan dan Pemberantasan penyakit DBD

Pendekatan terpadu terhadap pengendalian nyamuk sekarang ini adalah

dengan menggunakan metode yang tepat (lingkungan, biologi dan kimiawi) yang

aman, murah dan ramah lingkungan.

Kegiatan pemberantasan vektor penular penyakit DBD meliputi:

penyelidikan epidemiologi,

penanggulangan fokus,

larvasiding,

pemeriksaan jentik berkala,

pemberantasan sarang nyamuk.

VIII.1.Penyelidikan Epidemiologi

Penyelidikan Epidemiologi (PE) adalah kegiatan pencarian

penderita/tersangka DBD lainnya serta pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di

rumah penderita/tersangka dan rumah-rumah sekitarnya dengan radius sekurang-

Page 14: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Penyelidikan epidemiologi

Ada penderita DBD lain atau 3 kasus penderita panas tanpa jelas penyebabnya dan ada jentik

Penderita/tersangka DBD

YA TIDAK

kurang 100 meter (± 20 rumah), serta tempat umum yang diperkirakan menjadi

sumber penularan penyakit lebih lanjut. Kegiatan PE dilakukan oleh petugas

Puskesmas.

Maksud dari PE adalah:

Mengetahui ada/tidaknya kasus DBD tambahan dan luas penyebaran.

Mengetahui kemungkinan terjadinya penyebarluasan penyakit DBD lebih

lanjut di lokasi tersebut.

VIII.2. Penanggulangan Fokus

Penanggulangan fokus adalah kegiatan penyemprotan insektisida dan PSN-

DBD serta penyuluhan pada masyarakat sekitar kasus dengan radius 200 meter,

dilaksanakan 2 siklus dengan interval 7 hari oleh petugas. Penanggulangan fokus ini

dilakukan dengan meksud untuk mencegah/membatasi penularan penyakit.

BAGAN PENANGGULANGAN FOKUS

Penyuluhan PSN-DBD fogging radius 200 meter

Penyuluhan PSN-DBD

Page 15: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Langkah-langkah pelaksanaannya:

1. Membuat peta (mapping) daerah yang akan ditanggulangi

2. Membuat tabel rumah per RT.

3. Hitung kebutuhan insektisida, bahan pelarut, peralatannya dan biaya

operasional.

VIII.3.Larvasiding

Larvasiding adalah pemberantasan jentik dengan bahan kimia dengan

menaburkan bubuk larvasida. Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan bahan

kimia terbatas untuk wadah (peralatan) rumah tangga yang tidak dapat dimusnahkan,

dibersihkan,dikurangi atau diatur. Dalam jangka panjang penerapan kegiatan

larvasiding sulit dilakukan dan mahal. Kegiatan ini tepat digunakan apabila survelans

penyakit dan vector menunjukkan adanya periode berisiko tinggi dan di lokasi

dimana wabah mungkin timbul. Menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk

pelaksanaan larvasiding sangat penting untuk memaksimalkan efektifitasnya.

Terdapat 2 jenis larvasida yang dapat digunakan pada wadah yang dipakai

untuk menampung air minum (TPA) yakni: temephos (Abate 1%) dan Insect growth

regulators (pengatur pertumbuhan serangga)

Kegiatan larvasiding meliputi:

Abatisasi selektif

Abatisasi selektif adalah kegiatan pemeriksaan tempat penampungan

air (TPA) baik didalam maupun diluar rumah pada seluruh rumah dan

bangunan di desa/kelurahan endemis dan sporadik dan penaburan bubuk abate

(larvasida) pada TPA yang ditemukan jentik dan dilaksanakan 4 kali setahun.

Pelaksana abatisasi adalah kader yang telah dilatih oleh petugas Puskesnas.

Page 16: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Tujuan pelaksanaan abatisasi selektif adalah sebagai tindakan sweeping hasil

penggerakan masyarakat dalam PSN-DBD.

Abatisasi massal

Abatisasi massal adalah penaburan abate atau altosid (larvasida)secara

serentak diseluruh wilayah/daerah tertentu disemua TPA baik terdapat jentik

maupun tidak ada jentik di seluruh rumah/bangunan. Kegiatan abatisasi

massal ini dilaksanakan dilokasi terjadinya KLB DBD. Dalam kegiatan

abatisasi massal masyarakat diminta partisipasinya untuk melaksanakan

pemberantasan Aedes aegypti di wilayah masing-masing. Tenaga di beri

latihan sebelum melaksanakan abatisasi.

VIII.4 Pemeriksaan Jentik Berkala

Kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) merupakan kegiatan pengamatan

dan pemberantasan terhadap vector penular DBD. Definisi operasional PJB adalah

kegiatan pemeriksaan pada tempat penampungan air dan tempat perkembangbiakan

nyamuk Aedes aegypti untuk mengetahui adanya jentik nyamuk tersebut yang

dilakukan secara teratur 3 bulan sekali. Sasaran wilayah kegiatan PJB adalah rumah

dan tempat umum.

VIII.6.Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD

Cara memberantas nyamuk Aedes aegypti yang tepat guna ialah dengan

melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu kegiatan memberantas jentik

di tempat berkembangbiaknya baik dengan cara kimia, yaitu dengan larvasida,

biologi dengan cara memelihara ikan pemakan jentik atau dengan bakteri ataupun

dengan cara fisik yang kita kenal dengan kegiatan 3M (Menguras, Menutup,

Mengubur) yakni menguras bak mandi, bak WC; menutup TPA rumah tangga

(tempayan, drum dll) serta mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas

(kaleng, ban dll).

Page 17: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

BAB III

PROFIL PUSKESMAS

I. Gambaran Umum Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah satuan organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,

terpadu merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta

aktif masyarakat dang menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan

masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan

kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang

optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan.

Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan menyeluruh adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif (penyuluhan kesehatan), preventif (pencegahan),

kuratif (penyembuhan penyakit) maupun rehabilitatif (pemulihan kesehatan) dan

ditujukan untuk semua golongan umur dan jenis kelamin.

II. Letak Geografi

Puskesmas Sukarami berdiri tahun 1990 dengan luas bangunan kurang lebih

200 m2, ditambah enam unit rumah dinas untuk dokter dan paramedis sehingga luas

seluruhnya mencakup kurang lebih 450 m2. Lokasi Puskesmas Sukarami berada di

Jalan Kebun Bunga Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami, berdekatan

dengan beberapa instansi seperti kantor kecamatan sukarami, kantor Kelurahan

Kebun Bunga, Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan kantor KUA

kecamatan Sukarami. Berjarak ± 1 km dari Jalan Kolonel H. Burlian Km 9.

Puskesmas Sukarami dapat ditempuh dengan kendaraan umum, baik roda dua

maupun kendaraan roda empat.

Page 18: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Wilayah kerja Puskesmas meliputi tiga kelurahan :

1. Kelurahan Kebun Bunga

2. Kelurahan Sukarami

3. Kelurahan Karya Baru

Luas keseluruhan wilayah tersebut adalah 2.510 km2 yang sebagian besar

hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua ataupun belum ada kendaraan

umum dengan kondisi tanah perbukitan dan dataran rendah serta jumlah penduduk

78.328 jiwa.

Luas wilayah kerja Puskesmas ditetapkan berdasarkan faktor-faktor :

1. Jumlah penduduk

2. Keadaan geografis

3. Keadaan sarana perhubungan

4. Keadaan infastruktur masyarakat lainnya

III. Wilayah Kerja Puskesmas Sukarami

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Alang-alang Lebar dan

Kelurahan Talang Betutu

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sako

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Talang Kelapa

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Srijaya

IV. Ketenagaan

Sejak tahun 1990 sampai sekarang ini Puskesmas Sukarami telah dipimpin

oleh tiga orang kepala Puskesmas, yaitu :

1. dr. Alfa Siti Azizah : tahun 1990 – 2000

2. dr. Anton Suwindro : tahun 2000 – 2002

3. dr. Nitra Dewi : tahun 2002 – sekarang

Adapun pegawai yang bertugas dilingkungan Puskesmas Sukarami saat ini

berjumlah 32 orang termasuk yang ditugaskan di Pustu (Puskemas Pembantu) dengan

Page 19: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

berbagai jenjang pendidikan dari SLTA sampai perguruan tinggi, baik yang berlatar

belakang kesehatan maupun umum, bahkan saat ini ada beberapa orang yang sedang

menempuh pendidikan pada program diploma 3 dan strata 1.

Tenaga pelaksana di Puskesmas Sukarami sebagai berikut:

- Dokter umum : 2 orang

- Dokter gigi : 1 orang

- Sajana Kesehatan Masyarakat : 2 orang

- Akper : 6 orang

- Perawat : 4 orang

- Perawat gigi : 3 orang

- Bidan : 8 orang

- Petugas Gizi (SPAG) : 1 orang

- Sanitarian (SpPH) : 2 orang

- Analis Kesehatan : 1 orang

- Asisten Apoteker : 1 orang

- SLTA (LOPK) : 2 orang

- SMEA : 1 orang

-Akbid : 1 orang

V. Visi dan Misi Puskesmas

Visi

Tercapainya wilayah kerja puskesmas Sukarami yang sehat optimal tahun

2007

Misi

Meningkatkan sarana dan prasarana dan pelayanan bermutu prima

Meningkatkan kemitraan pada semua pihak

Meningkatkan sumber daya manusia di Puskesmas Sukarami

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat

Menciptakan suasana nyaman dilingkungan kerja

Page 20: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

VI. Tujuan Pokok Puskesmas

1. Menyelenggarakan segala urusan rumah tangga daerah dalam bidang

kesehetan yang menjadi tanggunh jawabnya dan tugas pembantuan yang

diberikan oleh pemerintah tingkat I dan pemerintah kota.

2. Pembinaan umum bidang kesehatan meliputi pendekatan promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif berdasarkan kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh Gubernur

3. Pembinaan teknis upaya kesehatan dasar dan upaya pelayanan kesehatan

rujukan berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh menteri

kesehatan.

4. Pembinaan operasional sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Bupati / Walikota Kepala Daerah Tingkat I.

VII. Indikator Keberhasilan

1. Turunnya angka kesakitan dan kematian

2. Tercapainya target pencapaian kegiatan

3. Tercapainya pemberdayan masyarakat dalam bidang kesehatan

4. Terwujudnya kerja sama terpadu lintas sektoral

VIII. Sarana dan Prasarana

a. Sumber dana

Retribusi 40%

ASKES

APBD

JPS BK

Page 21: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

b. Sarana transportasi

Mobil ambulance pusling 1 unit

Sepeda motor 2 unit

c. Sarana administrasi

Sampai saat ini Puskesmas Sukarami memiliki satu unit komputer

yang digunakan semaksimal mungkin untuk pembuatan pelaporan dan

pembukuan di Puskesmas.

VII. Kegiatan dan Program

1. Kesehatan Ibu dan Anak

Pemeriksaan antenatal, buteki, nifas

Pemeriksaan MTBS

Keluarga berencana

Pembinaan posyandu

Pembinan TK

Pemberian kapsul vitamin A

pem berian tablet penambah darah

Penyuluhan pemanfaatna pekarangan

Penyuluhan PMT

Pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah

Penyuluhan gilingan emas

2. Kesehatan lingkungan

Penyuluhan kesehatan lingkungan sekolah, posyandu, dan pemukiman

Pendataan rumah sehat

PHBS

Pendataan TPM-TPU

Page 22: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Penyuluhan gilingan emas

3. P2P

P2 ISPA

Penyuluhan penyakit ISPA

Penemuan penderita ISPA

Pengobatan penderita ISPA

P2 Diare

Penyuluhan penyakit diare

Pengobatan penderita diare

Rehidrasi rumah tangga

P2 TB paru

Penyuluhan penyakit TB paru

Pengobatan penderita TB paru

Pemeriksaan dahak dirujuk ke puskesmas Dempo karena

puskesmas Ariodillah merupakan puskesmas satelit

DHF

Penyuluhan penyakit DHF

Pengobatan penderita DHF

Imunisasi

Penyuluhan imunisasi

Pelayanan imunisasi bayi, bumil, dan caten

Pelayanan imunisasi anak SD

4. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

Pengobatan umum

Penyuluhan peserta dan keluarga Askes

Pengobatan keluarga miskin dan JPS-BK

Rujukan

Page 23: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

5. Penyuluhan keseatan masyarakat

Didalam gedung puskesmas

Diluar gedung puskesmas

6. Usaha kesehatan sekolah (UKS)

Pendataan dan penimbangan anak TK

Pendataan dan skrining anak SD kelas I

Imunisasi (Bias)

7. Perawatan kesehatan masyarakat

Rujukan kasus risiko tinggi

Kunjungan rumah penderita TB paru dan lain-lain

Kunjungan rumah bumil, bayi, balita berisiko tinggi

8. Kesehatan gigi dan mulut

Pengelolaan penyakit gigi dan mulut

Penyuluhan penyakit gigi dan mulut di Posyandu

Penyuluhan dan pemeriksan gigi di TK dan SD

9. Laboratorium sederhana

Untuk bumil, pemeriksaan Hb

Pemeriksaan kehamilan dengan gravindica stick secara sederhana

Sputum BTA

Pemeriksaan widal

10. Kesehatan mata

Penyuluhan penyakit mata

Pencarian penderita penyakit mata

Pengobatan penderita penyakit mata

Merujuk penderita kelainan mata

11. Pencatatan dan pelaporan

Laporan bulanan

Page 24: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Laporan mingguan

Laporan PWS KIA, Gizi, Imunisasi

Laporan KB

Laporan P2M

Laporan tahunan

Laporan stratifikasi

Laporan keuangan

12. Kesehatan usia lanjut

Pendataan usia lanjut

Pengobatan usia lanjut

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 25: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

I. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan jenis kelamin

Dari data penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di puskesmas Sukarami

didapatkan angka kejadian lebih banyak pada wanita.

Tabel 1. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Umur dari Tahun 2004 - 2006

Tahun

Umur2004 2005 2006

Laki-laki 20 28 26

Perempuan 27 29 31

Jumlah 47 57 57

II. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Penatalaksanaan yang Dilakukan

Penatalaksanaan penderita DBD di Puskesmas Sukarami meliputi dua hal

yaitu dirawat di Rumah sakit dan tidak dirawat (perawatan dirumah). Dari data yang

ada sebbagian besar penderita DBD di Puskesmas Sukarami memerlukan perawatan

di rumah sakit.

Tabel 2.Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Penatalaksanaan yang Dilakukan

Tahun

Penatalaksanaan2004 2005 2006

Dirawat 44 55 54

Tidak dirawat 3 1 3

Dirawat dan meninggal - 1 -

Jumlah 47 57 57

III. Distribusi Penderita DBD Berdasarkan Umur

Penderita DBD terbanyak di Puskesmas Sukarami dari tahun 2004-2006

aadalah anak-anak berusia 6-8 tahun. Distribusi lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.

Page 26: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Tabel 3. Distribusi penderita DBD berdasarkan umur penderita

TahunUmur (tahun)

2004 2005 2006

0-2 1 2 12-4 10 4 64-6 5 7 56-8 7 11 98-10 2 2 610-12 3 4 612-14 0 6 114-16 1 4 216-18 3 3 118-20 1 1 120-22 4 2 222-24 0 2 324-26 2 3 226-28 1 0 128-30 0 2 330-32 1 1 132-34 1 0 134-36 1 0 036-38 0 0 138-40 1 1 0>40 3 2 5

Jumlah 47 57 57

Kasus DBD yang banyak menyerang anak usia 0-10 tahun ini mungkin dapat

disebabkan karena faktor status imun anak yang masih rendah. Status imun yang

rendah ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor lain seperti faktor gizi, faktor

hiegene anak dan faktor perilaku atau kebiasaan dalam keluarga. Selain itu, faktor

lain yang mungkin mengakibatkan anak dengan mudah tertular penyakit ini adalah

faktor lingkungan seperti rumah yang tidak bersih dari jentik, lingkungan sekolah

maupun taman bermain anak.

IV. Distribusi Musim Penularan DBD

Page 27: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Diagram 1. Distribusi musim penularan DBD

Dari diagram 1 dapat dilihat bahwa DBD sebagian besar terjadi pada musim

penghujan yaitu Desember sampai Februari. Hal ini sangat wajar karena wilayah

kerja Puskesmas Sukarami yang sebagian berupa rawa dan sering terjadi banjir

memungkinkan jentik-jentik nyamuk untuk berkembang biak dengan baik.

V. Pencapaian program P2DBD

Dalam mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD) ini puskesmas

sukarami telah mengadakan program-program sesuai dengan pokok-pokok program

pemberantasan penyakit DBD antara lain :

1. Larvasiding

Kegiatan Abatisasi, baik selektif maupun massal dilakukan secara

rutin di wilayah kerja Puskesmas Sukarami. Kegitan abatisasi dilakukan setiap

Page 28: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

empat kali dalam setahun. Pada kegiatan ini dilakukan pemberian bubuk abate

secara gratis pada kelurahan wilayah kerja puskesmas sukarami. Selain itu di

puskesmas sendiri disediakan bubuk abate sehingga hal ini memudahkan bagi

masyarakat untuk menggunakannya.

2. Pemeriksaan jentik nyamuk berkala

Kegiatan pemberantasan jentik nyamuk di puskesmas sukarami

dilaksanakan secara berkala yaitu setiap 3 bulan sekali. Pemeriksaan

dilakukan di 2 kelurahan yaitu kelurahan kebun bunga dan kelurahan

sukarami. Setiap kelurahan diambil masing-masing 10 rumah dari 10 RT

sebagai sampel. Hasil pemeriksaan jentik nyamuk dan angka bebas jentik

(ABJ) dapat dilihat pada tabel 4. dari tabel dapat dilihat bahwa ABJ pada

wilayah kerja puskesmas sukarami mencapai angka > 90%. Angka ini hampir

mendekati target standar ABJ yaitu sebesar 95%.

Tabel 4. Angka Bebas Jentik

Tahun

Trimester

2004 2005 2006Jentik

(+)Jentik

(-)ABJ(%)

Jentik(+)

Jentik(-)

ABJ(%)

Jentik(+)

Jentik(-)

ABJ(%)

TM I 17 183 91.5 20 180 90 15 185 92.5TM II 15 185 92.5 16 184 92 26 374 93.5TM III 14 186 93 14 186 93 17 383 95.75TM IV 15 185 92.5 19 181 90.5 25 375 93.75

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa ABJ pada TM III tahun 2006 pernah

melampaui target yaitu sebesar 95,75%, tetapi mengalami penurunan kembali

pada TM IV tahun yang sama, yaitu 93,75%. Hal ini kemungkinan dapat

disebabkan karena masih kurangnya kepatuhan keluarga untuk melakukan

pemberantasan nyamuk, seperti kurangnya kepatuhan untuk menjaga

kebersihan tempat penampungan air maupun membersihkan tempat tinggal

mereka dari barang-barang bekas yang dapat digenangi air.

3. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Page 29: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan dengan cara

fogging. Puskesmas bekerja sama dengan kelurahan untuk mengadakan

fogging pada daerah-daerah dimana ABJ yang didapatkan < 90%

4. Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan tentang DBD merupakan salah satu program

promosi kesehatan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukarami.

Penyuluhan tidak hanya dilakukan saat penyakit tersebut mewabah. Khusus

untuk penyakit DBD program penyuluhan berkala dilakukan antara bulan

Desember sampai Februari, mengingat pada bulan-bulan tersebut curah hujan

cukup tinggi dan memungkinkan bertambahnya tempat-tempat

perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Penyuluhan biasanya dilakukan di

sekolah, kelurahan dan kecamatan, Posyandu. Selain itu juga dilakukan

penyuluhan kepada kader-kader puskesmas di wilayah kerja puskesmas

Sukarami.

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Page 30: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Distribusi penderita DBD berdasarkan jenis kelamin dalam tahun 2004-2006

di Puskesmas Sukarami tidak menunjukkan perbedaan antara laki-laki dan

perempuan.

Hampir sebagian besar penderita DBD di Puskesmas Sukarami dirawat dan

pada tahun 2005 didapatkan 1 orang yang dirawat yang kemudian meninggal.

Kasus DBD di Puskesmas Sukarami pada tahun 2004-2005 mengenai hampir

seluruh golongan umur, tetapi frekuensi terbanyak ditemukan pada usia 0-10

tahun.

Distribusi musim penularan DBD adalah pada bulan Desember, Januari dan

Februari.

Program pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Puskesmas Sukarami terdiri dari kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk berkala,

abatisasi massal, pemberantasan sarang nyamuk dengan cara foging dan

penyuluhan.

Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah kerja Puskesmas Sukarami dari tahun

2004 sampai 2006 rata-rata 92,4%. Angka ini tidak mencapai target standar

ABJ yaitu ≥ 95%.

Angka kematian karena DBD di wilayah kerja Puskesmas Sukarami dari

tahun 2004 - 2006 adalah sebesar 0,62%.

SARAN

1. Meningkatkan status imun anak usia 0-10 tahun dengan cara pemberian gizi

yang cukup serta meningkatkan hiegene perorangan untuk mengurangi angka

kejadian DBD.

Page 31: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

2. Meningkatkan penyuluhan mengenai pemberantasan sarang nyamuk terutama

di tingkat RT dan kelurahan dan sekolah-sekolah sehingga nilai ABJ dapat

lebih ditingkatkan sampai angka ≥ 95%.

3. Mengadakan kerjasama dengan praktek dokter swasta atau tempat pelayanan

kesehatan lainnya yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sukarami dalam

pendataan penderita DBD.

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

1. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan. Modul Pelatihan Pengelola

Program DBD Kab,/ Kota dan Puskesmas. Dinas Kesehatan Propinsi

Sumatera Selatan. Palembang; 2005

2. Bagian Penyakit Dalam UNSRI. Standar Profesi Ilmu Penyakit Dalam.

Lembaga Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya. Palembang; 2002

3. Anonymus. Preventative Measures against Dengue Fever. Available from:

http://www.expat.co.id/medical/denguefeverindonesia.html. Access on:

september 14; 2005

4. Hendarwanto. Dengue. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 3rd ed. Balai

Penerbit FK UI. Jakarta; 1999

5. Pratiknya, AW. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta; 2003

Lampiran I. Tatalaksana Kasus Tersangka DBD di Puskesmas Sukarami

Page 33: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Lampiran II. Alur Pengobatan dan Rujukan PKM Sukarami

Page 34: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Lampiran III. Struktur Organisasi Puskesmas Sukarami

Page 35: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Lampiran IV. Lokasi Penderita DBD di Wilayah Puskesmas Sukarami tahun 2005

Page 36: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang

Lampiran V. Lokasi Penderita DBD di Wilayah Puskesmas Sukarami tahun 2006

Page 37: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang
Page 38: Laporan Puskesmas Sukarami Palembang