45
PENGARUH PENYERTAAN TAYANGAN HUMOR TERHADAP PENINGKATAN MEMORI PADA MAHASISWA PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ANGKATAN 2011 OLEH KELOMPOK 3 AISYAH RAHMAYANI NASUTION SISKA OKTARI IKHWANUL IHSAN SAMURYA RAHMADHONY UMMUL KHAIRAT TIKA SILVANI 1

Laporan Proposal Eksperimen

  • Upload
    nduk123

  • View
    165

  • Download
    15

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENGARUH HUMER TERHADAP DAYA INGAT

Citation preview

PENGARUH PENYERTAAN TAYANGAN HUMOR TERHADAP PENINGKATAN MEMORI PADA MAHASISWA PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ANGKATAN 2011

OLEH KELOMPOK 3AISYAH RAHMAYANI NASUTION SISKA OKTARIIKHWANUL IHSANSAMURYA RAHMADHONYUMMUL KHAIRATTIKA SILVANI

PRODI PSIKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ANDALAS2012BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Memori memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Seluruh aktivitas yang kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan fungsi dari memori. Jika kita lakukan aktivitas berpikir maupun menalar, maka sebahagian besar kita menggunakan fakta dari memori atau ingatan kitaKita hidup di dunia ini tidak akan pernah bisa lepas dari memori. Jika seorang dari kita mengalami keadaan tanpa ingatan, maka ia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Ia tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang lain karena tak mampu mengingat kata-kata. Ia tidak mengenali anggota keluarganya sendiri, teman, kolega, tetangga, karena ia tidak memiliki ingatan mengenai semuanya. Bahkan yang terparah, ia tidak mengenali dirinya sendiri, siapa, apa, mau kemana dan sebagainya. Maka, setiap aktivitas yang manusia lakukan akan selalu melibatkan memori yang dimiliki, baik dalam proses berfikir, memahami, dan bertindak.Kehidupan kita juga selalu diwarnai oleh proses belajar dan proses belajar tersebut tidak akan dapat berlangsung tanpa adanya memori. Jika kita tidak dapat mengingat pengalaman yang terjadi dalam kehidupan kita, maka kita tidak akan dapat melakukan proses belajar. Bahkan dalam melakukan komunikasi sosial individu juga menggunakan memori karena kata-kata yang digunakan dalam komunikasi tersimpan di dalam memori. Kita memilki memori yang kemampuan dan kapasitasnya sangat besar, sehingga tak terhitungkan besarnya. Akan tetapi tidak semua dari kita memanfaatkan kapasitas tersebut seoptimal mungkin dan lebih banyak lagi yang memanfaatkan memori ini sekedarnya saja, sehingga banyak ruang-ruang dalam memori seseorang yang tidak terisi bahkan tidak diisi serta tidak diperlakukan dengan lebih baik karena berbagai faktor.Mahasiswa merupakan salah satu aset yang sangat penting dalam pengembangan negara dan para mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam proses belajar daripada siswa-siswa menengah atas. Mahasiwa mengalami masa transisi yang mana mereka dihadapkan pada suatu lingkungan pendidikan baru yang sangat jauh berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Kemajuan zaman menuntut mahasiswa untuk menguasai banyak informasi, sehingga mahasiswa harus merencanakan proses belajar yang tepat, termasuk untuk meningkatkan kemampuan memori.Selain memori, humor juga perlu bahkan penting untuk hidup. Begitu pentingnya, humor bisa disamakan dengan kebutuhan oksigen bagi paru-paru manusia. Humor merupakan ala sosial yang menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi tekanan psikologis berkomunikasi berbagai perasaan da gagasan, dan meningkatkan hubungan, humor melindungi hubungan sosial ketika berkomunikasi informasi negatif ( Baldwin dalam Sitanggang, 2007). Humor yang baik adalah humor yang bisa membuat kita tersenyum tanpa membuat orang lain sakithati. Semakin tinggi selera dan sensitifitas humor kita, maka kita akan semakin diterima oleh lingkungan sekitar. Intinya, waktu kapan kita tertawa dan kapan kita tidak tertawa itu tak kalah pentingnya.Humor juga memiliki banyak pengaruh baik pada diri kita, diantaranya dapat mengurangi kecemasan pada diri seseorang, menjadi obat ketika seseorang sedang kecewa, sarana menyatakan gagasan, sarana kritik/protes sosial, media informasi dan media hiburan, serta menghilangkan stres karena tekanan jiwa/batin. Karena hal inilah kemungkinan humor juga berpengaruh terhadap memori, sehingga peneliti mengganggap penting untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori. Berdasarkan penelitian sebelumnya, fenomena tentang dampak humor terhadap memori dalam dunia pendidikan juga dirasakan oleh beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi Universitas Andalas. Berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi Universitas Andalas.

Banyak dosen yang tidak bisa membangun suasana dengan menyelipkan humor dalam perkuliahan, dosen hanya membacakan slide saja, ini yang membuat kami jadi ngantuk dan pelajaran itu nggak masuk.M.A (tanggal 9 April 2012)

Kami maunya diperkuliahan itu diselipkan humor supaya tidak bosan dan lebih cepat nangkapD. P (tanggal 9 April 2012)

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi memori, salah satunya adalah emosi. Hal-hal yang membangkitkan emosi dapat menstimulasi keluarnya hormon yang akan meningkatkan kadar glukosa pada otak yang akan berdampak pada peningkatan memori.Berdasarkan uraian di atas, peneliti menganggap penting untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental. Penelitian eksperimen ini menggunakan dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan berupa menonton tayangan humor sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan. Tayangan humor pada penelitian ini hanya akan disajikan satu kali saja.

2. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah tayangan humor berpengaruh terhadap peningkatan memori .

3. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori.

4. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis maupun teoritis.

1. Manfaat TeoretisSecara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Eksperimen.2. Manfaat Praktisa) Memberikan informasi tentang pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori.b) Memberikan informasi agar mahasiswa dapat mempelajari dan mengenali strategi belajar dan mengingat yang tepat. c) Memberikan informasi pada pengajar, mengenai cara mengajar yg tepat. d) Subjek penelitian dapat mengetahui tingkat kemampuan mengingat (memori) mereka sehingga dapat menjadi dasar untuk pengembangan kemampuan mengingat. e) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan memori ataupun tayangan humor.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. MemoriMemori (Passer & Smith dalam Sitanggang, 2009) diartikan sebagai proses yang memungkinkan kita untuk melakukan perekaman (encode), penyimpanan (storage), dan pada akhirnya menggunakan atau mengeluarkan kembali pengalaman dan informasi (retrieval). Dalam proses berpikir, memori memiliki tiga komponen yaitu sensory register, yang mendeteksi dan dengan segera menahan (menyimpan) informasi; working memory (short-term memory) yang berfungsi memproses informasi tertentu yang diterima dari sensory register dan informasi yang dikeluarkan kembali dari long-term memory atau memori yang menyimpan secara sementara waktu dan dalam jumlah yang terbatas dari informasi; dan long-term memory yang berfungsi sebagai penyimpan informasi dalam jangan waktu yang lama.Sedangkan Fieldman (dalam Sitanggang, 2009), mendefinisikan memori sebagai the process by which we encode, store, and retrieve information. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa memori adalah sistem kognitif manusia yang mempunyai fungsi menyimpan informasi atau pengetahuan, dimana melibatkan proses encode, storage, dan retrieval.

1.1 Teori-teori MemoriTeori yang paling banyak di terima oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori,yaitu :1. Proses encodingEncoding adalah pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme. Jadi encoding merupakan suatu proses mengubahsifat suatu informsi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organism. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori. Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu : Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengantidak sengaja kedalam ingatannya. Sengaja. Yaitu apabila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan kedalam ingatannya.Berdasarkan beberapa penelitian, ternyata ada perbedaan kemampuan pada individu yang satu dengan individu yang lain dalam memasukkan informasi yang diterimanya. Hal ini berkaitan dengan memori span (kemampuan memori) dari masing-masing individu.2. Proses storage.Storage adalah proses penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding. Proses storage ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu sesuai dengan kategorinya. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang).Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak (traces) dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali. Jejak-jejak ingatan disebut trace memory.Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang harus dicatat, yaitu mengenal interval atau jarak waktu antara memasukkan danmenimbulkan kembali. Masalah interval dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval.3. Proses retrievalRetrieval adalah proses pemulihan kembali atau mengingat kembali apa yang telah disimpansebelumnya. Hilgard (dalam Sitanggang, 2009) menyebutkan tiga jenis proses mengingat yaitu: Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajarinya di masa lalutanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Recognition, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melaluisuatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Redintetegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau suatu cerita yang cukup kompleks.

1.2 Tahapan MemoriAtkinson dan Shiffrin (dalam Solso, Maclin, & Maclin, 2007) memperkenalkan model memori yang disusun berdasarkan gagasan bahwa struktur struktur memori bersifat stabil dan proses proses kontrol. Dalam model Atkinson dan Shiffrin, memori memiliki tiga area penyimpanan : (1) register sensorik, (2) penyimpanan jangka pendek, dan (3) penyimpanan jangka panjang.

Penyangga pengulangan (rehearsal buffer)Penyimpanan jangka pendekArea penyimpanan memori yang memudar dengan cepatInput stimulusOutput ResponPenghasil responPenghasil responPenyimpanan Jangka PanjangArea penyimpanan memori yang dapat diakses secara mandiri dan tidak akan memudar

Sensory register merupakan tahap pertama dari memori yang berfungsi untuk menangkap semua pengalaman sesori (berupa visual, auditori, dan sentuhan) hingga akhir diproses. Proses encoding pada sensory register berlangsung pada saat informasi diubah dalam bentuk impuls-impuls yang dapat diproses otak. Pada proses penyimpangan, informasi yang berada dalam sensory register tidak bertahan lama hanya sepersekian detik.Sejumlah informasi yang telah diseleksi dan sensory register akan dikirim ke tahap selanjutnya, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek merupakan tempat penyimpanan sementara bagi informasi. Pada umumnya, dengan memberi perhatian yang cukup terhadap informasi maka informasi tersebut akan segera dikirim ke memori jangka pendek. Proses encoding pada memori jangka pendek terjadi saat informasi dan sensory register diubah ke dalam bentuk yang dapat diproses lebih lanjut (Lahey dalam Sitanggang, 2009). Menurut Lahey (dalam Sitanggang, 2009), coding merupakan bentuk informasi yang disimpan dalam memori.2. Humor2.1 Sejarah HumorHumor mungkin sudah ada sejak manusia mengenal bahasa, atau bahkan lebih tua. Humor sebagai salah satu sumber rasa gembira, mungkin sudah menyatu dengan kelahiran manusia sendiri. Jika dilacak asalusulnya, humor berasal dari kata Latin "umor" yang berarti cairan. Sejak 400 SM, orang Yunani kuno beranggapan bahwa suasana hati manusia ditentukan oleh empat macam cairan di dalam tubuh, yaitu: darah (sanguis), lendir (phlegm), empedu kuning (choler), dan empedu hitam (melancholy). Teori mengenai cairan ini merupakan upaya pertama untuk menjelaskan tentang sesuatu yang disebut humor. Namun demikian, ajaran yang disusun oleh Plato ini tampaknya sudah tidak ada hubungannya dengan pengertian umum di zaman sekarang ini. Dalam perkembangan selanjutnya, selama berabad-abad, lahirlah segala macam teori yang berupaya untuk mendefinisikan humor, yang mengacu pada artian humor seperti yang sekarang lazim dimaksudkan, yang ada hubungannya dengan segala sesuatu yang membuat orang menjadi tertawa gembira (Setiawan dalam Sitanggang, 2009).Perkembangan humor di Inggris sudah terlembaga sejak abad ke 16. Pada masa tersebut terdapat penulis dan pemain teater humor yang sering disebut dengan pemain komedi. Komedian yang terltenal yaitu Ben Johnson, yang satu karyanya berjudul "Man Out of His Humor". Karya tersebut memperlihatkan dua bentuk humor yang berbeda dalarn kehidupan, yaitu humor dalam kata-kata dan humor dalam tingkah laku. Abad ke 17 merupakan zaman yang sangat pesat bagi perkembangan humor di Inggris, terutama dalam ha1 teater komedi dan naskah humor. Teater komedi akhirnya menjadi tradisi masa selanjutnya.Pertengahan abad ke 18, teater humor bermetamorfosa menjadi satire. Sampai akhir abad ke 18, bentuk teater ini menjadi mode di seluruh daratan Eropa. Abad ke 19, humor di Eropa menentukan bentuk baru dalam wujud komik. Abad itu ditandai dengan munculnya berbagai macam komik humor dari Jeman, yang kemudian menjadi kegemaran seluruh daratan Eropa bahkan sampai ke daratan Amerika dan Asia. Di daratan Eropa dan sebagian Amerika, humor sudah dianggap menjadi bagian dari kehidupan (Gauter dalam Sitanggang, 2009). Bahkan dianggap sebagai suatu seni yang setara dengan seni lainnya. Setelah peranan humor meningltat, terutama dalam ltomik dan komedi, setara satire, pada awal abad ke 20; humor memasuki era baru. Di awal abad itu humor sangat dominan dalam teater komedi dan film. Sampai saat itu media massa film masih merupakan ladang subur bagi kehidupan humor. Humor menjadi salah satu objek penelitian semenjak awal abad ke 20. Berbagai tulisan mengenai humor telah diterbitkan para ilmuwan dari berbagai cabang ilmu sosial, terutama dari perspektif psikologi (Hendarto dalam Sitanggang, 1990).Di Indonesia, secara informal, humor juga sudah menjadi bagian dari lcesenian rakyat, seperti ludruk, ketoprak, lenong, wayang kulit, wayang golek, dan sebagainya. Unsur humor di dalam kelompok kesenian menjadi unsur penunjang, bahkan menjadi unsur penentu daya tarik. Humor yang dalam istilah lainnya sering disebut dengan lawak, banyolan, dagelan dan sebagainya, menjadi lebih terlembaga setelah Indonesia merdeka, seperti munculnya grup-grup lawak Atmonadi Cs, Kwartet Jaya, Loka Ria, Srimulat, Surya Grup, dan lain-lain.

2.2 Pengertian HumorDi dalam kamus Encyclopedoa Britannica, humor adalah suatu stimulus yang cendrung mengundang refleks tertawa (Leung dalam Sitanggang, 2009). Mungkin saja dikatakan bahwa sesuatu itu mengandung humor, meskipun tak seorangpun tertawa pada saat itu dan dapat juga terjadi dimana orang-orang tertawa pada saat itu dan dapat juga terjadi dimana orang-orang tertawa, tetapi seseorang dapat mengatakan bahwa hal itu tidak lucu (Ross dalam Sitanggang, 2009).Arwah Setiawan , "Humor itu adalah rasa atau gejala yang merangsang kita untuk tertawa atau cenderung tertawa secara mental, ia bisa berupa rasa, atau kesadaran, di dalam diri kita (sense of humor); bisa berupa suatu gejala atau hasil cipta dari dalam maupun dari luar diri kita. Bila dihadapkan pada humor, kita bisa langsung tertawa lepas atau cenderung tertawa saja; misalnya tersenyum atau merasa tergelitik- di dalam batin saja. Rangsangan yang ditimbulkan haruslah rangsangan mental untuk tertawa, bukan rangsangan fisik seperti dikili-kili yang mendatangkan rasa geli namun bukan akibat humor".Jadi dapat disimpulkan bahwa humor itu adalah suatu stimulus yang dapat menyebabkan/ memancing tertawa.

2.3 Jenis HumorJenis humor menurut Arwah Setiawan (dalam Sitanggang, 2009) dapat dibedakan menurut kriterium "bentuk ekspresi". Sebagai bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dibagi menjadi tiga jenis: (1) Humor PersonalHumor personal yaitu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar(2) Humor Dalam Pergaulansenda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah dimuka umum.(3) Humor dalam Kesenian, atau Seni Humor. Humor dalam kesenian, atau seni humor, humor dalam kesenian dibagi menjadi: Humor lakuan, misalnya: lawak, tari humor, pantomim lucu. Humor grafis, misalnya: kartun, karikatur, foto jenaka, patung lucu. Humor literature, misalnya: cerpen lucu,esei satiris, sajak jenaka dan stand up comedy.

2.3 Fungsi Humor

Menurut Sujoko (dalam Sitanggang, 2009) humor dapat berfungsi untuk:a. untuk melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesanb. humor dapat menyadarkan orang bahwa dirinya tidak selalu benarc. humor dapat mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudutd. humor dapat menghibure. humor dapat melancarkan pikiranf. humor dapat membuat orang mentolerir sesuatug. humor dapat membuat orang memahami soal pelik.

3. MahasiswaWinkel (dala Sitanggang, 2009) menyatakan bahwa masa mahasiswa meliputi rentang usia dari 18-19 tahun sampai 24-25 tahun. Rentang usia mahasiswa dapat dibagi-bagi atas periode 18-19 tahun sampai 20-21 tahun, yaitu mahasiswa dari semester I sampai semester IV; dalam periode waktu 21-22 tahun sampai 24-25 tahun, yaitu mahasiswa dari semester V sampai semester VIII.Menurut Papalia (2003), mahasiswa termasuk dalam tahap pencapaian (achieving stage), yaitu tahap di mana individu menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai kemandirian dan kompetensi, misalnya dalam hal karir dan keluarga. Masa di kampus merupakan masa penggalian secara intelektual dan perkembangan individu. Kampus merupakan tempat di mana mahasiswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu secara intelektual, meningkatkan kemampuan dalam bekerja, dan meningkatkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan. Memilih untuk kuliah merupakan suatu gambaran untuk memperoleh karir di masa depan dan hal ini akan cenderung mempengaruhi pola berpikir individu.Pada masa mahasiswa terjadi peningkatan dalam hal penalaran dan cara berpikir. Perry (dalam Papalia, 2003) menyatakan bahwa terjadi perubahan pola berpikir pada masa transisi dari sekolah menengah menuju kampus, yaitu pola berpikir yang awalnya kaku berubah menjadi fleksibel dan dapat memilih sesuatu dengan bebas namun penuh dengan komitmen. Mahasiswa juga telah dapat mengenali bahwa pada masyarakat dan individu yang berbeda, masing-masing memiliki sistem nilai tersendiri. Selain itu, mahasiswa juga mampu untuk mencapai komitmen yang bersifat relatif, yaitu mereka dapat membuat pertimbangan sendiri dan memilih nilai serta kepercayaan yang benar menurutnya. Menurut Piaget (dalam Papalia, 2003) mahasiswa termasuk dalam tahap berpikir postformal, yaitu pola pikir yang matang dan didasarkan pada pengalaman dan intuisi subjektif namun tetap berlandaskan pada logika dan dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian, ketidakkonsistenan, pertentangan, dan lain-lain.Mahasiswa berada pada tahap perkembangan emosi di mana mereka mencari suatu hubungan yang dekat baik secara emosional dan fisik. Mahasiswa mampu menyampaikan keadaan emosi yang ada pada dirinya dan telah memiliki empati. Emosi pada manusia cenderung bersifat konsisten dan tidak mengalami banyak perubahan. Pada masa dewasa individu akan semakin tidak emosional dan cemas, individu pada usia dua puluhan (dewasa awal) akan lebih emosional dibandingkan dengan individu pada usia-usia yang lebih tua.

4. Kerangka Pengaruh Penyertaan Tayangan Humor terhadap Peningkatan Memori

Diberikan tayangan humorberupa informasi,kalimat, kata-kata

Tes Ingatan Sederhana : Urutan huruf acakTidak diberikan tayangan humor

PerhatianSensory register

Perhatian

Memori Jangka Pendek

Emosi positif

Ingat

Arousal

Sistem Endokrin mengeluarkan hormonKadar Glukosa meningkatPeningkatan Memori

Pada penelitian ini, humor akan disajikan dalarn bentuk tayangan audiovisual. Saper (dalam Sitanggang, 2009) rnengartikan humor sebagai aspek kognitif, afektif, dan estetik pada. individu, stimulus, ataupun peristiwa yang dapat mernbangkitkan rasa senang. Humor dapat membangkitkan emosi positif, baik secara langsung maupun tidak langsung (Kelly, dalam Sitanggang, 2009). Arousal yang ditimbulkan oleh ernosi positif akan memicu sistem endokrin untuk mengeluarkan hormon (Clayton dalam Sitanggang, 2005). Pengeluaran hormon pada otak akan menyebabkan meningkatnya kadar glukosa pada otak yang berperan penting dalam peningkatan rnemori (Morris & Maisto dalam Sitanggang, 2005). Hormon yang dikeluarkaan ini bekerja dengan cepat dan efeknya bertahan cukup lama (Santrock dalam Sitanggang, 1991).Menurut Passer dan Smith (dalam Sitanggang, 2007), tayangan humor yang merupakan input sensori akan rnasuk ke dalam talamus yang berfungsi untuk mengirimkan input sensori menuju serebral koiteks. Pada saat ini emosi sebenarnya telah aktif, namun belum ada proses kognitif sehingga individu tidak menyadarinya. Impuls sensori masuk ke dalam serebral koneks yang berfungsi untuk menerima dan memproses input sensori dan proses kognitif lainnya. Serebral korteks berhubungan dengan hipotalamus dan amygdala. Impuls sensori akan masuk ke dalam amygdala yang berfungsi unluk membentuk pengalaman emosional. Pada saat ini emosi yang aktif telah disadari karena telah melalui proses kognitif. Tayangan humor akan membangkitkan pengalaman emosional positif Arousal yang diakibatkan oleh emosi positif akan menstimulasi hipotalamus untuk mengontrol sistem endokrin yang bertugas untuk mengeluarkan hormon. Penelitian ini menggunakan dua buah kelompok subjek penelitian Kelompok pertama merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan berupa menonton tayangan humor sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan, yaitu menonton tayangan humor. Kelompok pertama diberi tes ingatan sederhana. Setelah kelompok kedua selesai menonton tayangan humor maka diberi tes ingatan. Tes ingatan yang diberikan berupa urutan huruf acak yang harus dituliskan kembali.Proses encoding pada sensory register terjadi saat informasi diubah ke dalam bentuk yang dapat diproses oleh otak. Proses penyimpanan terjadi hanya sepersekian detik di dalam sensory register, jika. subjek penelitian memberikan perllatian yang cukup maka informasi tersebut akan dikirim menuju memori jangka pendek. Proses encoding pada memori jangka pendek terjadi ketika infonnasi dari sensory register diubah ke dalam bentuk yang dapat diproses lebih lanjut, pada memori jangka pendek bentuk informasi yang dominan adalah kode akustik, yaitu berupa uruan kata-kata dan angka Serta kata-kata yang tidak memiliki makna. Proses penyimpanan dalam memori jangka pendek hanya berlangsung selama tiga puluh detik. Sebelummya, kelompok kedua, telah mendapatkan perlakuan berupa menonton tayangan humor yang bertujuan untuk membangkitkan emosi positif. Pada kelompok kedua telah terjadi peningkatan kadar gula pada otak yang diakibatkan oleh emosi positif. Peneliti mengaharapkan dengan terjadinya peningkatan kadar gula pada otak maka jumlah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh kelompok kedua, lebih banyak dibandingkan dengan kelompok pertama.

5. Hipotesis PenelitianAda pengaruh penyertaan tayangan humor terhadap memori peningkatan memori pada mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2011.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini mahasiswa prodi psikologi fakultas kedokteran universitas andalas angkatan 2011. Subjek dipilih karena merupakan angkatan baru yang masih dalam masa transisi antara Sekolah Menengah Atas ke Universitas. Selain itu juga untuk meminimalisir ekstranus variabel dengan menghindari bias karena subjek mengetahui tujuan penelitian. Sampel adalah sejumlah kecil individu yang diambil dari populasi (Bordens & Abott dalam Sitanggang, 2005). Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Subjek dipilih secara acak dari populasi. Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.Subjek penelitian akan dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang dipilih secara randomisasi kemudian diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok yang dipilih dengan cara randomisasi dan tidak mendapat perlakuan. Subjek penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing masing terdiri dari lima belas orang. Peraturan umum menyatakan bahwa lima belas orang subjek penelitian untuk masing-masing kelompok telah memenuhi kriteria eksperimen yang sesungguhnya (Myers & Hansen dalam Sitanggang, 2006). Pembagian subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan secara randomisasi. Randomisasi dilakukan agar pada suatu kelompok tidak terdiri dari subjek-subjek yang memiliki variabel pengganggu yang sama . Dengan dilakukannya randomisasi, maka secara statistik dapat diasumsikan bahwa sebelum manipulasi, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setara dalam variabel-variabel skunder yang ingin dikontrol (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2006). Randomisasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengundian atau yang biasa disebut dengan sistem lotre ( Mitchell & Jolley dalam Sitanggang, 2004).

2. Instrumen/Alat Ukur yang DigunakanInstrumen dan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah :a. Peralatan audiovisual seperti laptop, loudspeaker, proyektor.b. Video tayangan humor.c. Alat tulis dan kertasd. Stopwatche. Reward yang akan diberikan kepada subjek.f. Alat ukur, yaitu tes ingatan IST subtes ME. AdministrasiTester akan menyampaikan intruksi Akan ditampilkan slide yang berisi sepuluh soal kepada Anda. Soalnya berupa huruf huruf acak, yang tingkat kesulitannya akan meningkat. Tugas Anda adalah mengingat urutan huruf dan kemudian menuliskannya kembali pada kertas yang tersedia di meja Anda. Isi sesuai dengan urutan. Batas waktu mengerjakan tidak diberitahukan sebelumnya, hanya mengikuti aba-aba berhenti dari saya, Ketika tes sedang dilaksanakan, pertanyaan yang Anda ajukan tidak akan dijawab . Apakah ada pertanyaan? Sudah siap? Baik, kita mulai, satu, dua, tiga, mulai!Huruf ditampilkan di slide, interval dari satu huruf ke huruf berikutnya 3 detik. Jarak dari soal satu ke soal berikutnya tidak diberitahukan. Setelah selesai, pengawas akan mengambil kertas tersebut. Pemberian Skor (Scoring)Setiap jawaban yang benar diberi skor satu dan setiap jawaban yang salah diberi skor nol. Skor total diperoleh berdasarkan penjumlahan seluruh jawaban yang benar. Skor tertinggi 12. Semakin tinggi skor, semakin bagus daya ingat.

3. Prosedur PenelitianAdapun prosedur penelitian ini adalah :a. Mencari informasi tentang jumlah mahasiswa Psikologi Universitas Andalas angkatan 2011 dari bagian akademik Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Kemudian peneliti memilih subjek secara acak. Setelah subjek penelitian dipilih, maka prosedur selanjutnya adalah informed consent. Kemudian, dengan sistem lotre membagi subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.b. Memilih tayangan humor yang akan ditampilkan.c. Menyiapkan instrumen dan alat ukur yang dibutuhkan.d. Melaksanakan penelitian.

4. Metode AnalisisDesain penelitian ini adalah randomized two group design (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2006) .

Untuk analisis statistik digunakan uji-t (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2006). Analisis yang digunakan adalah uncorrelated data/indpendent sample t-tes. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.00 for WindowsSebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi normalitas untuk mengetahui apakah ditribusi data penelitian mengikuti distribusi normal dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian adalah homogen. Uji normalitas dilakukan dengan one sample Kolmogrov-Smirnov dan uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene Test. 5. Pelaksanaan PenelitianPenelitian dilaksanakan di Aula 1 Gedung Perkuliahan Psikologi Universitas Andalas. Langkah-langkah yang harus dikerjakan :a. Mempersiapkan ruangan yang bersih, nyaman, dan AC dinyalakan.b. Posisi kursi diatur agar subjek dapat melihat dengan jelas tayangan humor.c. Menyalakan laptop, loudspeaker, menghubungkan ke proyektor, kemudian dipantulkan ke whitescreen atau ke dinding. d. Subjek kelompok eksperimen diminta memasuki ruangan.e. Tayangan humor diputar. Selama pemutaran tayangan humor, pencahayaan dimatikan.f. Setelah tayangan humor selesai, tes ingatan dilaksanakan.g. Setelah tes ingatan selesai, subjek diberikan reward yang sudah disiapkan sebelumnya dan dipersilahkan meninggalkan ruangan.h. Ruangan dirapikan, laptop dan peralatan lain disimpan. Kondisi ruangan, susunan kursi, suhu, pencahayaan dikondisikan sama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.i. Subjek kelompok kontrol dipersilahkan masukj. Dilaksanakan tes ingatan.k. Subjek diberi reward dan dipersilahkan meninggalkan ruangan.l. Ruangan dibersihkan dan dirapikan.

BAB IVANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Data1.1 Gambaran Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2011 dan semuanya berjenis kelamin perempuan. Total subjek 30 orang, subjek berjenis kelamin perempuan berjumlah 30 orang (100%).Tabel 1.Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis KelaminJenis KelaminJumlah RespondenPersentase (%)

Perempuan30100

Laki - Laki00

Subjek adalah mahasiswa, yang menurut teori berusia 18/19 - 24/25 tahun. Tabel dibawah ini merupakan gambaran subjek berdasarkan usia. Usia subjek bervariasi dari 18-20 tahun. Tabel 2.Gambaran Subjek Berdasarkan UsiaUsiaKelompok KontrolKelompok EksperimenTotalPersentase (%)

18-3310

1913122583,3

202-26,67

Subjek berusia 18 tahun sebanyak 3 orang (10%). Subjek penelitian yang berusia 19 tahun 25 orang (83,3%). Subjek penelitian yang berusia 20 tahun berjumlah 2 orang (6,67%).Gambaran hasil skor tes ingatan sederhana subjek penelitian dapat dilihat di tabel 3 dan tabel 4 dibawah ini.Tabel 3.Gambaran Skor Tes Ingatan Sederhana Subjek kelompok KontrolNONAMA (Inisial)SKOR

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.WFRFMRRSCMSHSLPACSWKAAKAPSDYRRZSRNAF685656533455566

Tabel 4.Gambaran Skor Tes Ingatan Subjek Penelitian Kelompok EksperimenNONAMASKOR

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.RPRAMHDPHZUSROODCRIPESFFMFFPGRDSCF546986534568654

1.2 Hasil Utama Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah unuk mengetahui pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori pada mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angakatan 2011. Metode analisis data yang digunakan independent sample t-test (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2005). Sebelum hasil utama penelitian dianalisis dengan independet sample t-test maka terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi penelitian yang mencakup uji normalitas dan uji homogenitas varians.

a. Uji Asumsi Uji NormalitasUji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah disribusi data mengikuti distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode one sample Kolmogorov-Smirnov. Kaidah yang digunakan adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka distribusi data normal, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka distribusi data tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5.One Sample Kolmogrov-Smirnov TestVariabelKolmogrov Smirnov ZSig.

Skor tes memori1,0540,217

Pada penelitian ini, nilai signifikasi uji normalitas untuk skor es memori diperoleh sebesar 0,217. Ini berarti nilai p lebih besar daripada 0,05, artinya, data skor tes memori menyebar secara normal (disribusi normal).

Uji HomogenitasUji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dari sampel penelitian adalah homogen. Kaidah yang digunakan adalah jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka populasi penelitian tidak homogen, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p >0,05) maka populasi penelitian homogen.Tabel 6.Levene TestStatistik Levenedf1df2Signifikansi

1,3971281,087

Dari tabel 6. diatas terlihat bahwa nilai signifikansi uji homogenitas sebesar 1,087 (p > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa populasi penelitian bersifat homogen.

b. Uji Analisis DataUji analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah independet sample t-test. Berdasarkan nilai rata rata yang diperoleh melaluites ingatan maka nilai rata rata pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata rata nilai kelompok kontrol. Nilai rata rata kelompok eksperimen, yaitu 5,53 lebih besar dibandingkan rata-rata kelompok kontrol yaitu 5,20. Tabel 7.Deskripsi Nilai Rata Rata Hasil Tes IngatanKelompokNMeanStandar Deviasi

Kelompok Kontrol155,201,265

Kelompok Eksperimen155,531,552

Hipotesis pada penelitian ini adalah ada pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori pada mahasiswa Prodi Psikologi Fakulas Kedokteran Universitas Andalas. Hipotesis ini diterima jika nilai signifikansi uji t lebih kecil dari 0,05 (p,0,05). Tabel 8.Hasil Uji tVariabelTSignifikansi

Memori-0,6450,468

Berdasarkan tabel 8. dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada uji t adalah sebesar 0,468, nilai ini lebih besar dibandingkan 0,05, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian ini ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh tayangan memori terhadap peningkatan memori mahasiswa Prodi Psikologi fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2011.

2. PembahasanHasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penyertaan tayangan humor terhadap peningkatan memori. Hal ini terlihat dari tipisnya perbedaan skor tes ingatan sederhana kelompok eksperimen dan kelompk kontrol. Skor kelompok eksperimen hanya 0,33 lebih tinggi dari skor kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji t, hasilnya menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan skor tes ingatan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.Tidak adanya peningkatan memori pada kelompok yang menonton tayangan humor kemungkinan disebabkan oleh tidak bangkitnya. emosi positif karena kurangnya atensi subjek terhadap tayangan humor. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Universitas Marquette Wisconsin, mereka menyatakan bahwa menonton tayangan humor dapat meningkatkan memori karena humor dapat menimbulkan arousal yang berdampak terhadap peningkatan memori (dalam Sitanggang, 2009). Powless dan Nielson (dalam Sitanggang, 2009) juga. menyatakan bahwa stimulus positif seperti humor dapat memicu memori dan meningkatkan kemampuan untuk memanggil kembali informasi.Penelitian Sitanggang (2009) juga menyatakan adanya pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori, subjek penelitiannya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Pada penelitian ini, subjek kelompok eksperimen yang diberikan tayangan humor kurang memberikan atensi terhadap tayangan humor sehingga emosi positif yang diharapkan tidak muncul. Setelah penelitian selesai, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa subjek penelitian mengenai keadaan mereka pada saat pelaksanaan tes ingatan Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa mereka tidak dapat berkonsentrasi dan memusatkan perhatian pada saat pelaksanaan penelitian sehingga berdampak pada tidak optimalnya hasil tes ingatan yang mereka peroleh.Subjek mengalami kelelahan karena baru saja menyelesaikan kuliah dan kejenuhan ketika belajar terbawa ketika penelitian berlangsung. Subjek tidak fokus dengan penelitian, karena keinginan untuk segera pulang ke rumah. Instruksi tes ingatan sederhana sempat disalahpahami sehingga instruksi diulang kembali. Pada saat video tayangan humor ditayangkan tiba-tiba infocus sempat bermasalah, dan sound nya kurang jelas sehingga memecah konsentrasi subjek kelompok eksperimen. Beberapa subjek juga mengatakan bahwa mereka tidak terlalu berkonsentrasi dengan tayangannya karena kualitas videonya kurang bagus dan suaranya yang kurang jelas.Gunawan (dalam Sitanggang, 2009) mengemukakan beberapa faktor yang rnempengaruhi rnernori, yailu inforrnasi yang tidak relevan dan tidak penting akan mempengaruhi perhatian seseorang, adanya gangguan, tidak fokus, emosi, keadaan fisik yang lelah, dan pengaruh zat-zat kmlia tertentu (alkohol dan obat-obatan terlarang yang dikonsumesi dalarn jumlah yang banyak dan secara konsisten). Penelitian dilakukan pada jam 11.30 WIB setelah subjek pulang kuliah. Keadaan fisik yang lelah dan ingin cepat cepat pulang membuat subjek tidak fokus terhadap tayangan humor dan tes yang diberikan. Menurut Kelly (dalam Sitanggang, 2009), humor dapat membangkitkan emosi positif, baik secara. Langsung maupun tidak langsung. Arousal yang ditimbulkan oleh emosi positif akan memicu sistem endokrin untuk mengeluarkan hormon (dalam Sitanggang, 2009). Pengeluaran hormon pada otak akan menyebabkan meningkatnya kadar glukosa pada otak yang berperan penting dalam peningkatan memori (dalam Sitanggang, 2009). Karena tidak adanya perhatian terhadap tayangan humor, maka tidak muncul emosi positif yang memunculkan arousal yang akan memicu sistem endokrin untuk mengeluarkan hormon yang dapat meningkatkan kadar glukosa otak yang berperan penting dalam peningkatan memori. Emosi positif tidak muncul, arousal tidak muncul, kemudia tidak ada peningkatan kadar glukosa otak sehingga tidak terjadi peningkatan memori.Tayangan humor pada penelitian ini dianggap efektif dalarn peningkatan memori karena beberapa hal yaitu tayangan humor pada penelitian ini disajikan secara audiovisual, menggunakan bahasa indonesia sehingga mudah dipahami, jenis komedi yang dipilih juga berupakan komedi yang saat ini populer di indonesia. Humor pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tayangan visual. Ross (Sitanggang, 2009) menyatakan bahwa humor dalam bentuk tayangan visual memiliki efek yang lebih kuat dibandingkan dengan bentuk yang lainnya. Durasi tayangan humor juga tidak terlalu lama.Hal-hal yang dianggap peneliti berdampak negatif terhadap penelitian adalah kurang terkontrolnya beberapa variabel lingkungan dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan tepat setelah subjek selesai kuliah. Penelitian ini sangat sensitif dengan kemunculan extraneous variable yang dapat mengancam validitas penelitian. Beberapa variabel sekunder yang muncul adalah faktor kelelahan pada subjek, yang jarak antara berakhirnya perkuliahan dan mulainya penelitian hanya sekitar 10 menit. Peneliti telah berusaha mengontrol variabel-variabel lingkungan yang dapat rnempengaruhi memori, seperti kebisingan, pencahayaan yang kurang, dan adanya gangguan. Walaupun usaha peneliti sudah optimal, namun rnasih ada beberapa gangguan, seperti kebisingan yang diakibatkan oleh orang-orang berjalan dan berbicara di luar ruangan di daerah sekitar tempat penelitian. Variabel-variabel lingkungan ini sangat berdarnpak terhadap rnemori karena jika variabel-variabel lingkungan pada penelitian ini mengganggu maka para subjek penelitian tidak akan fokus dan konsentrasi sehingga mengakibatkan kemarnpuan rnemori rnereka yang sebenarnya tidak dapat diukur. Perhatian dan konsentrasi merupakan hal-hal yang sangat penting dalam proses penyimpanan informasi di dalam memori (Lahey, dalam Sitanggang 2003).Perhatian dan konsentrasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses penyimpanan informasi di dalam memori. Setiap informasi akan masuk ke dalam memori jangka. pendek jika rnendapat perhatian yang cukup. Para subjek penelitian yang tidak mampu menjawab soal-soal dengan benar kemungkinan besar terjadi akibat kurangnya Gunawan (dalam Sitanggang, 2009) menyatakan bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi. Keadaan fisik para subjek penelitian yang lelah akan mengakibatkan proses penyimpanan informasi tidak optimal. Penelitian ini dilaksanakan pada siang pukul 11.30 WIB karena keterbatasan peneliti. Kelompok eksperimen masuk ruangan setelah kelompok kontrol selesai, sekitar pukul 11.50 WIB sehingga menunggu diluar membuat semakin lelah dan juga mungkin memperburuk suasana hati.

BAB VPENUTUP1. KesimpulanBerdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh tayangan humor terhadap peningkatan memori pada mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Univeritas Andalas. Skor tes ingatan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol hanya berbeda 0,33. Melalui uji t-tes diperleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang signidikan kemampuan memori kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian dengan topik yang sama. Beberapa hal yang menyebabkannya karena kurangnya kontrol terhadap variabel lingkungan, waktu yang tidak tepat sehingga ada kelelahan pada subjek, loudspeaker dan infocus yang sempat tidak berkerja dengan baik ketika penelitian. Hal ini menyebabkan kurangnya atensi terhadap tayangan humor dan tes ingatan sehingga hasil tes ingatan tidak optimal. Kurangnya atensi terhadap tayangan humor menyebabkan tidak munculnya emosi positif yang diharapkan mampu meningkatkan memori.

2. SaranSaran saran yang dapat diberikan setelah penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut :a. Bagi mahasiswa, tayangan humor menjadi pilihan yang menarik untuk meningkatkan memori. Menonton tayangan humor sebelum belajar dapat memicu munculnya emosi positif dan suasana hati yang baik sehingga pelajaran lebih mudah diingat. Sebaiknya, durasi tayangan tidak terlalu lama agar tidak menggangu waktu belajar.b. Bagi tenaga pengajar, tayangan humor atau strategi lain yang dapat menimbulkan emosi positif bisa dijadikan alternatif untuk menarik perhatian anak didik dan meningkatkan memori.c. Bagi peneliti selanjutnya, beberapa saran untuk peneliti selanjutnya antara lain : Penelitian sebaiknya dilakukan pada pagi hari sehingga subjek penelitian berada dalam kondisi fisik yang lebih baik, sehingga hasil penelitian juga akan lebih optimal. Pada saat penelitian harus lebih mengontrol variabel lingkungan seperti kebisingan, kenyamanan ruangan, pencahayaan, suhu, dan gangguan lainnya. Alat dan instrumen yang diperlukan dipastikan terlebih dahulu dapat berfungsi dengan baik sehingga tidak mengganggu ketika penelitian. Peneliti selanjutnya dapa menggunakan rancangan penelitian randomize match two group design, sehingga beberapa variabel seperti intelegensi dapat dikontrol. Peneliti selanjutnya dapat melakukan pada subjek yang berbeda seperti anak-anak dan orangtua. Kemampuan memori mahasiswa, anak anak , dan orangtua berbeda. Selain itu, kemampuan mahasiswa dengan anak anak dalam mempersepsikan sesuatu yang dianggap humor juga berbeda.

21