20
LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY HIDROGRAFI PEMETAAN BATIMETRI LOKASI WADUK SERMO KULONPROGO OLEH KELOMPOK SHIFT 4 1. NUR IKAWATI 33851 2. NADYA OKTAVIANI 33992 3. SINGGIH ARI W 34134 4. IRFANI INDRA NUR R 34385 5. DEFRI NUR ARIFFAH 34549 6. SITI RUHAMA 34554 JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY HIDROGRAFI PEMETAAN BATIMETRI

LOKASI WADUK SERMO KULONPROGO

OLEH KELOMPOK SHIFT 4

1. NUR IKAWATI 33851

2. NADYA OKTAVIANI 33992

3. SINGGIH ARI W 34134

4. IRFANI INDRA NUR R 34385

5. DEFRI NUR ARIFFAH 34549

6. SITI RUHAMA 34554

JURUSAN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

A. MAKSUD DAN TUJUAN Praktikum survey hidrografi yang dilakukan adalah melakukan sounding kedalaman waduk dengan echosounder tipe fishfinder. Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah 1. Mahasiswa dapat memahami langkah-langkah survey sounding dari perencanaan

sampai didapatkan hasil data yang diperlukan yang kemudian diolah menjadi peta

batimetri/peta kedalaman.

2. Mahasiswa bisa melakukan langkah-langkah survey batimetri

3. Mahasiswa mampu melakukan kalibrasi alat dengan barcheck

4. Mahasiswa mampu dan memahami penggunaan alat-alat sounding

5. Mahasiswa mampu mengolah data hasil sounding menjadi peta batimetri

B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Praktikum survey hidrografi dilaksanakan pada

Hari/tanggal : Minggu / 12 Juni 2011

Jam : 09.30 – 15.30 WIB

Tempat : Waduk Sermo Kulonprogo

C. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan adalah

Echosounder tipe fishfinder (1 set)

GPS Garmin (1 set)

Supply power (AKI) (2 buah )

Alat tulis

Rambu (1)

Meteran plastis dengan 2 buah bandul semen untuk kalibrasi (1)

Kapal (1buah)

Kayu untuk tiang GPS (1 buah)

Page 3: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

D. DASAR TEORI

Survey hidrografi adalah kegiatan pemetaan laut, pengumpulan data, kondisi dan

sumber daya suatu wilayah laut yang kemudian diolah, dievaluasi dan disajikan dalam

bentuk buku, peta laut serta informasi mengenai kelautan lainnya, yang selanjutnya

digunakan untuk kepentingan pembanguna dan pertahanan keamanan suatu negara.

Ruang lingkup survey hidrografi tentunya daerah yang berada disekitar laut seperti

pantai ataupun dilaut itu sendiri, baik permukaan laut maupun dasar laut. Adapun tahap-

tahap pelaksanaan survey hydrografi ini adalah :

a. Survey pendahuluan

Tahapan survey pendahuluan akan dimulai dengan melakukan orientasi di lokasi survey

yang telah direncanakan serta mengadakan pengamatan terhadap aspek-aspek penting yang

berhubungan dengan pelaksanaan survey. Adapun langkah dalam survey pendahuluan yang

akan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi tugu/BM (Benchmark) referensi yang akan dipakai acuan dalam

pekerjaan adalah tugu orde 1 atau 2 yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal dan BPN.

2. Identifikasi lokasi stasiun pasang surut terdekat ke lokasi survey.

3. Identifikasi dan pemilihan lokasi-lokasi rencana pemasangan tugu (BM) dan stasiun

pasut disekitar lokasi survey.

4. Penentuan lokasi awal dimana pengukuran sounding akan dimulai.

5. Mengisi formulir survey serta membuat deskripsi informasi pencapaian lokasi titik

BM dan stasiun pasut yang ada maupun rencana, serta informasi-informasi lainnya

yang dianggap penting.

b. Penyediaan titik kontrol horizontal

Penentuan jaring kontrol horizontal bertujuan untuk menyediakan titik referensi bagi

kegiatan pekerjaan selajutnya sehingga berada dalam satu sistem koordinat. Agar sistem

koordinat ini terikat pada sistem kerangka dasar nasional maka perlu diikatkan pada titik

tetap Bakosurtanal yang telah menggunakan Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95) yang

ditetapkan tahun 1996 dan merupakan datum yang mengacu pada datum Internasional

WGS-84.

Page 4: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

c. Pengamatan pasang surut

Fonomena pasang surut laut

didefinisikan sebagai gerakan vertikal

dari permukaan laut yang terjadi secara

periodik. Adanya fonomena pasut

berakibat kedalaman suatu titik berubah-

ubah setiap waktu. Untuk itu dalam

setiap pekerjaan survey hydrografi perlu

ditetapkan suatu bidang acuan kedalaman laut yang disebut Muka Surutan/Chart Datum.

Tujuan dari pengamatan pasut ini selain untuk menentukan muka surutan juga untuk

menentukan koreksi hasil ukuran kedalaman.

 

Dari gambar di atas diperoleh hubungan sebagai berikut :

rt= (Tt-Ho+Zo)

Dengan :

rt = besarnya reduksi pasut yang diberikan kepada hasil pengukuran kedalaman pada –t

Tt = kedudukan pengukuran laut sebenarnya pada waktu –t

Ho = keadaan permukaan laut rata-rata

Zo = kedalaman muka surutan di bawah MSL

d. Penentuan posisi horizontal titik fix menggunakan GPS dengan metode differensial real

time kinematik

Pada teknologi ini satu receiver GPS akan dipasang pada titik kontrol darat dengan

ketelitian tinggi yang terikat dengan titik tetap bakosurtanal dan akan berfungsi sebagai

Referensi_Station sedangkan receiver lainnya dipasang di kapal survey dan berfungsi sebagai

Rover_Station. Pengamatan absolut posisioning di titik Referensi Station akan menghasilkan

koordinat baru yang berbeda dengan koordinat fix nya. Besarnya perbedaan nilai ini

dinamakan sebagai koreksi differensial dan dihitung untuk tiap signal satelit. Melalui

gelombang UHF data link dalam format standar RCTM-104 koreksi ini dikirimkan setiap saat

dari Referensi Station ke Rover Station melalui antena defferensial untuk kemudian di

aplikasikan pada tiap signal satelit yang diterima oleh Rover Station. Dengan cara ini maka

secara real time nilai koordinat Rover akan dapat ditentukan dengan ketelitian yang optimal

(cm sd. submeter ) untuk penentuan posisi pada pekerjaan-pekerjaan hydrografi.

Page 5: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

e. Pemataan dasar laut dengan mengukur kedalaman

Pada kegiatan ini yakni pengukuran kedalaman laut dengan menggunakan prinsip

Kelajuan dengan jarak dan waktu atau rumusnya ( v = s / t )

v = kelajuan

s = jarak tempuh

t = waktu tempuh

Hubungannya yaitu karena pada saat pengukuran kedalaman menggunakan alat yang

akan mengeluarkan suara / Sounding, yakni sounding itu sendiri adalah penentuan kedalaman

dasar laut yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi topografi dasar laut. Alat

yang akan digunakan adalah digital echosunder. Sinkronisasi data kedalaman dan posisi

horizontal dilakukan secara otomatis oleh firmware (software yang berada di dalam alat) .

Pada proses perekaman, data posisi direkam dengan interval setiap dua detik (Fix Position

Record) dan semua data kedalaman direkam dengan interval waktu 10 detik. Jadi tiap 10

detik echosounder akan merekam data kedalaman dan posisi.

Pemasangan peralatan sounding dipasang dan dipastikan bahwa peralatan dipasang pada

posisi yang aman dan kuat terhubung dengan kapal (terutama transducer dan antena).

Konstruksi transducer akan dibuat sedemikian rupa sehingga transducer benar-benar dapat

dipasang tegak lurus bidang permukaan laut. Transducer akan dipasang pada sisi luar di

tengah-tengah bagian buritan dan haluan dengan kedalaman yang sesuai sehingga apabila

kapal bergerak vertikal akibat gelombang, bagian bawah transducer tetap berada di bawah

permukaan air.

Setelah transducer dipasang dengan baik maka selanjutnya dilakukan kalibrasi (bar

check). Kalibrasi akan dilakukan pada kedalaman yang berbeda-beda dan dilakukan pada saat

sebelum dan sesudah survey. Untuk melakukan kalibrasi/barcheck ini akan dipilih

Page 6: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

lokasi/tempat yang permukaan airnya cukup tenang. Kalibrasi pada praktikum ini dilakukan

dengan menenggelamkan bandul semen yang dipasang pada meteran lalu hasilnya dicatat jika

dirasa sudah menyentuh dasar waduk, selain itu dicatat juga bacaan alat.

Perekaman data posisi dan kedalaman dilakukan secara otomatis dan simulatan dalam

bentuk digital sehingga terhindar dari kesalahan-kesalahan akibat sinkronisasi data posisi dan

kedalaman secara manual. Setiap satu lajur ukuran akan disimpan dalam satu file dengan

pemberian nama file yang unik sehingga memudahkan untuk pengecekan, pencarian dan

pemrosesan data. Secara real time profile dasar laut pada lajur suvey tampil pada display

komputer dan apabila dikehendaki dapat langsung dilakukan print out.

Semua kegiatan survey pada tahap pelaksanaan ini terintegrasi dan dikendalikan oleh

software sehingga terhindar dari human error.

Pengolahan data dilakukan setiap hari setelah selesai pengukuran hari tersebut untuk

selanjutnya dianalisa dan apabila ada kesalahan dapat diantisipasi secara cepat pada hari

berikutnya.

Pengolahan data terdiri dari downloading, verifikasi data, dan penggambaran.

Proses downloading dan verifikasi data dilakukan menggunakan software Hypack. Ouput

pada proses downloading adalah data dalam beberapa format NMEA yang disyaratkan.

Data dalam format NMEA tersebut kemudian dengan mudah diubah menjadi bentuk No., X,

Y, Z dan digunakan sebagai input pada proses penggambaran. Penggambaran kontur

dilakukan menggunakan sotware LDD (LandDesktopDevelopment).

g. Pemrosesan data

Tahap pengolahan data merupakan bagian terintegrasi dari rangkaian pekerjaan survey

hydrografi secara keseluruhan dengan tujuan untuk mendapatkan data kedalaman yang benar.

Beberapa koreksi yang harus dilakukan pada data hasil ukuran kedalaman terjadi akibat

kesalahan-kesalahan sebagai berikut:

1). Kesalahan akibat gerakan kapal (sattlement dan squat)

2). Kesalahan akibat draft tranduser

3). Kesalahan akibat perubahan kecepatan gelombang suara, dan

4). Kesalahan lainnya yang perlu untuk diperhitungkan.

Page 7: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

i. Penyajian data

Setelah semua data lapangan selesai diolah dan sudah dalam bentuk digital dengan format

B,L,H,T (bujur, lintang, kedalaman, waktu) kemudian di eksport ke dalam format drawing

menggunakan LDD. Data gambar pertama yang akan tempil adalah berupa point, deskripsi,

elevasi dan no.point yang tersimpan dalam layer berbeda. Kemudian dengan menggunakan

fasilitas-fasilitas yang ada dalam software tersebut kita akan melakukan filtering, surfacing,

conturing dan interpolasi. Produk akhir dari prosesing ini akan diperoleh peta bathimetri

digital dalam format DWG/DXF yang kemudian akan dicetak dengan skala yang diinginkan.

Unsur-unsur yang akan disajikan pada peta batimetri tersebut meliputi :

* Angka kedalaman dengan kerapatan 1 cm pada skala peta

* Kontur kedalaman

* Garis pantai dan sungai

* Tanda atau sarana navigasi

* Informasi dasar laut, dll

Sistem proyeksi yang dipakai pada pembuatan peta batimetri ini menggunakan sistem

Transver Mercator (TM) dengan datum WGS 84, sedangkan sistem koordinat grid yang akan

dipakai adalah UTM (Easting, Norting, Kedalaman) maupun Geodetik (Lintang, Bujur,

Kedalaman).

Penentuan kedalaman terkoreksi

Pada tahap setelah koreksi

ukuran hasil pengukuran, maka

selanjutkan dilakukan koreksi

terhadap ukuran kedalaman

tersebut. Tahapan koreksi yang

diberikan antara lain :

a. Koreksi pitagoras

b. Koreksi kecepatan

gelombang suara

c. Koreksi sarat tranduser,

settlement dan squant

d. Koreksi surutan

Page 8: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

Hubungan matematik keempat koreksi diatas dapat dinyatakan dalam bentuk

persamaan :

d0=de+¿ p h y¿

d1=d0+¿kgs ¿

d2=d1+¿sss¿

D=d2+¿sr ¿

Dimana

de = bacaan kedalaman yang diperoleh dari rekaman alat perum gema

d0 = bacaan kedalaman yang telah diberi koreksi phytagoras

d1 = kedalaman titik P tegak lurus dibawah tranduser

d2 = kedalaman titik P terhadap permukaan laut

D = kedalaman titik P terhadap muka surutan( kedalaman yang digambar/ diplot dari

peta)

phy= koreksi phytagoras

kgs = koreksi kecepatan gelombang suara

sss = koreksi sarat tranduser, settlement dan squat

sr = koreksi surutan

ML = kedudukan permukaan air laut pada saat pengukuran kedalaman dilakukan

DT = duduk tengah / MSL (mean Sea Level)

MS = muka surutan/ CD (Chart Datum)

HML = tinggi permukaan air laut pada bacaan skala palm

HDT = tinggi duduk tengah diatas nol palm

Z0 = kedudukan muka surutan dibawah duduk tengah

S = jarak antara tranduser pemancar dan tranduser penerima*

*untuk alat perum gema dengan outboard unit tranduser” harga s = 0

Namun untuk pengolahan data sounding waduk sermo hanya menggunakan koreksi

barcheck dan chart datum saja, karena pengaruh-pengaruh arusnya kecil. Tidak

serumit untuk survey di laut.

Page 9: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

E. LANGKAH PENGUKURAN

Pengukuran dibagi menjadi 2 shift, dengan pembagian shift pertama adalah kelompok

yang melakukan sounding jalur utama. Yaitu dengan mengelilingi tepian waduk

selama kurang lebih 2 jam. Sedangkan untuk kelompok ke2 melakukan pengamatan

pasut waduk. Setelah jalur utama selesai shift ke 2 melakukan sounding jalur silang

secara bergantian kelompok pertama melakukan pengamatan pasut waduk.

Langkah-langkah sounding

a. Melakukan seting alat. Dengan memasang GPS pada tiang disamping kapal. Lalu

menghidupkan echosounder dan GPS sesudah disambung ke power supply. Lalu

melakukan koneksi echosounder dengan GPS.

b. Setting echosounder antara lain

- Melakukan setting interval perekaman data. Pada praktikum kali ini interval

data yang diambil adalah 10 detik sekali

- Melakukan setting akurasi GPS, misal jika akurasi melebihi 100m maka GPS

akan berbunyi alarmnya

- Melakukan pemilihan file dari jalur-jalur perum yang telah direncanakan, agar

bisa ditrack.

- Memilih display

c. Melakukan barcheck dengan menggunakan bandul semen yang dipasang pada

meteran. Barchek dilakukan pada air yang tenang dan pada kedalaman yang

bervariasi. Hasil pengukuran barcheck dicatat untuk dibandingkan terhadap hasil

pembacaan ukuran kedalaman oleh alat pada saat yang sama sehingga posisinya

sama.

d. Melakukan sounding sepanjang jalur yang telah ditentukan baik jalur utama atau

jalur silang.

Page 10: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

F. PENGOLAHAN DATA SOUNDING

Hasil data sounding didownload dan di hitung dengan Ms.Excel. berikut contoh hasil data sounding

Hasil kalibrasi / barcheck

Penghitungan data

Page 11: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

Kedalaman terkoreksi dihitung dengan memperhatikan kedalaman terukur dan koreksi bar check

Misal untuk titik 1, kedalaman terukur 6.9471283 m sedangkan untuk barchek pada kedalaman terukur alat 4.5 mpada kenyataannya adalah 3.778 m, demikian juga untuk barcheck pada kedalaman terukur 12.3 m. Maka kedalaman terkoreksi

=(( 6.9471283 -4.5)/(12.3-4.5)*(12.014-3.778))+3.778

= 6.361916493 m

Untuk kedalaman akhir memperhatikan nilai pasut dan chart datum

pasut134.6

85chart datum 135

Kedalaman akhir = 6.361916493 -(134.685-135)

= 6.676916493 m

Perhitungan diatas dilakukan untuk semua titik perum yang terekam data kedalamannya. Karena hasil dari pengukuran pada praktikum kali ini berjumlah ± 3000 data,ada dilampiran.

G. VISUALISASI PETA BATIMETRI HASIL PERHITUNGAN

Setelah perhitungan selesai, untuk visualisasinya menggunakan software Surfer 8.0 dengan langkah sebagai berikut

1. Buka software surfer 8

2. File – New – Worksheet - OK

Page 12: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

3. Copy data X, Y, Z yang telah di olah sebelumnya denga pengolahan koreksi barcheck dan pasut

4. File – save as – buat nama file *.csv

5. Kemudian lakukan pengeplotan dengan cara File – new – plot document

Page 13: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

6. Import data yang telah disimpan denga extensi *.csv ke plot document

Grid – Data – buka file*.csv

Gridding methode yang digunakan yaitu Krigging

Hingga muncul jendela konfirmasi process

Page 14: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

7. Kemudian olah data menjadi bentuk kontur atau 3D

Map – contur map – new contur map

Pilih data yang telah di simpan denga format *.grd - open

Hingga muncul kontur

Page 15: laporan praktikum survey hidrografi waduk sermo

Jika ingin menampilkan dengan bentuk 3D maka pilih icon 3D Surface

maka akan muncul

H. PENUTUPDemikianlah yang dapat kami laporkan dari praktikum yang telah dilakukan. Semoga dapat dijadikan evaluasi agar lebih baik nantinya. Jika masih ada kekurangan mohon dikoreksi.