Laporan Praktikum Rlab Kr02 - Inne Puspita Sari

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan praktikum fisdas

Citation preview

  • LAPORAN R LAB

    CALORI WORK

    NAMA / NPM : Inne Puspita Sari / 1406608076

    FAKULTAS / PRODI : Fakultas Teknik / Teknik Kimia

    GRUP & KAWAN KERJA : Grup B 11

    1. Inne Puspita Sari

    2. Farisa Nurizky

    3. Isnania Nurlintang Aqmaria

    4. Fadel Muhammad Ali

    5. Indira Prianda

    6. Prilly Putri Adinda

    7. Octavianus Jonathan S.

    NOMOR & NAMA PERCOBAAN : KR 02 Calori Work

    MINGGU PERCOBAAN : Pekan 1

    TANGGAL PERCOBAAN : Jumat, 27 Februari 2015

    NAMA ASISTEN : Leonardo Airell Craig

    LABORATORIUM FISIKA DASAR

    UPP PDD

    UNIVERSITAS INDONESIA

  • I. TUJUAN

    1. Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

    II. ALAT

    1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan

    2. Kawat konduktor (bermassa 2gr)

    3. Termometer

    4. Voltmeter dan Ampmeter

    5. Adjustable power supply

    6. Camcorder

    7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

    III. TEORI

    Pengertian Energi

    Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar benda dapat melakukan

    usaha. Energi dapat hadir dalam berbagai bentuk. Lima bentuk utama energy adalah:

    energi mekanik, energi kalor, energi kimia, energi elektromagnetik dan energi nuklir.

    Energi dapat berubah bentuk. Misalnya pada bola lampu listrik, energi listrik diubah

    menjadi energi cahaya dan energi kalor. Energi dapat timbul dari berbagai sumber yaitu

    matahari, air , dan makhluk hidup. Peristiwa perubahan bentuk energy disebut konversi

    energi. Hukum kekalan energi menyatakan bahwa energi itu tidak dapat diciptakan dan

    dimusnahkan. Perubahan bentuk energi, seperti yang telah disebutkan diatas disebut

    konversi energi. Berikut pada percobaan ini dijelaskan tentang pengkonversian energi

    dari energi listrik menjadi energi panas (kalor).

    Energi merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam fisika. Konsep

    yang sangat erat kaitannya dengan usaha adalah konsep energi. Secara sederhana, energi

    merupakan kemampuan melakukan usaha. Definisi yang sederhana ini sebenarnya kurang

    tepat atau kurang valid untuk beberapa jenis energi (misalnya energi panas atau energi

    cahaya tidak dapat melakukan kerja).

  • Energi Listrik

    Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik

    dalam suatu rangkaian listrik tertutup. Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang

    yang digunakan untuk menggunakan peralatan listrik ataupun untuk menggerakkan suatu

    peralatan mekanik sehingga mengubah energi menjadi bentuk energi lain. Energi listrik

    juga diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan usaha listrik atau kemampuan

    untuk memindahkan muatan dari satu titik ke titik yang lain.

    Kelistrikan merupakan sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik.

    Listrik merupakan kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton,

    yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Biasanya, listrik

    mengalir dalam bentuk energi listrik dengan media perantara kabel. Fenomena-fenomena

    fisika banyak terjadi berasal dari listrik. Fenomena-fenomena yang terkenal adalah

    seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam

    aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.

    Satuan tegangan listrik disebut Volt (V). Alat untuk mengukur tegangan listrik

    adalah Voltmeter. Sedangkan Watt (W) adalah satuan energi listrik setiap detik. Disebut

    juga dengan daya listrik. Alat untuk mengukur arus listrik adalah Amperemeter. Satuan

    arus listrik disebut Ampere (A). Selain hambatan dan tegangan, energi listrik juga

    melibatkan satu komponen lain, yaitu hambatan listrik. Satuan hambatan listrik disebut

    Ohm () dan alat untuk mengukur hambatan listrik adalah Ohmmeter. Alat gabungan

    untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik dan hambatan listrik adalah multimeter.

    Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang

    mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan berikut ini.

    W = Q.V (1)

    Keterangan:

    W = Energi Listrik (Joule) V = Beda Potensial (Volt)

    Q = Muatan Listrik (Coulomb)

  • Dari persamaan Q = I . t, persamaan W di atas menjadi

    W = V.I.t (2)

    Dengan menghubungkan rumus ohm, yaitu V = I . R, maka rumus energi listrik di atas

    menjadi

    W = I.R.I.t (3)

    Satuan energi listrik lain yang umum digunakan adalah kalori di mana 1 kalori

    sama dengan 0,24 Joule selain itu juga menggunakan satuan kWh (kilowatt jam).

    Energi listrik dapat berubah menjadi berbagai bentuk energi lainnya. Energi listrik

    menjadi energi kalor, alat yang digunakan yaitu setrika listrik, kompor listrik, microwave,

    dan sebagainya. Energi listrik menjadi energi cahaya, alat yang digunakan, yaitu lampu

    pijar, lampu neon, dan sebagainya. Energi listrik menjadi energi gerak, alat yang

    digunakan yaitu kipas angin, penghisap debu, dan sebagainya.

    Energi Kalor

    Energi yang berpindah disebut energi kalor. Dengan demikian dapatlah kita

    mendefinisikan kalor sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tnggi

    ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.

    Kalor timbul akibat perbedaan suhu, maka sampai dengan pertengahan abad

    kedelapan belas, istilah kalor dan suhu memiliki arti yang sama. Joseph black pada tahun

    1760 merupakan orang pertama yang menyatakan perbedaan antara suhu dan kalor. Suhu

    adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda yang diukur oleh thermometer, sedang

    kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda panas ke benda lebih dingin untuk

    menyamakan suhunya. Sekarang telah anda ketahui bahwa suhu sesungguhnya adalah

    ukuran energy kinetic rata-rata partikel (berkaitan dengan gerak partikel-partikel) dlaam

    suatu benda. Sedangkan dalam fisika, istilah kalor selalu menngacu pada energy yang

    berpindah dari suatu benda lainnya karena perbedaan suhu. Begitu proses perpindahan

    energy ini berhenti maka kalor tidak lagi memiliki arti. Jadi, kalor bukanlah jumlah

    energy yang dikandung dalam suatu benda.

  • Kapasitas kalor

    Kalor jenis merupakan cirri suatu zat, seperti halnya massa jenis. Kadang-kadang

    untuk benda tertentu, seperti bejana (contoh :calorimeter), lebih memudahkan jika factor

    m c dipandang sebagai satu kesatuan. Faktor ini diberi nama kapasitas kalor. Kata

    kapasitas dapat memberikan pengertian menyesatkan karena kata tersebut menyatakan

    banyak kalor yang dapat dimiliki oleh sebuah benda yang dalam fisika tidak memiliki

    arti. Yang sebenarnya diartikan oleh kata tersebut adalah banyak energy yang harus

    diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar satu derajat.

    Kapasitas kalor diberi lambang C, maka :

    Hubungan Energi Listrik dan Kalor

    Apa yang terjadi ketika kabel penghubung dari sebuah teko listrik yang berisi air

    kita hubungkan ke sumber tegangan (stop kontak)? Beberapa lama kemudian suhu air

    naik karena air menerima energy kalor Q = mcT, dengan m adalah massa air, c adalah

    kalor jenis air, dan T adalah kenaikan suhu. Darimana energy kalor berasal ? Tentu saja

    energy kalor berasal dari energy listrik yang didisipasikan ketika arus listrik dari sumber

    tegangan melalui elemen pemanas dalam teko listrik. Telah anda ketahui bahwa energy

    listrik yang didisipasikan ini dirumuskan oleh

    Perhatikan, yang berperan sebagai masukan untuk teko listrik adalah energy

    listrik W, dan sebagi keluarannya adalah energy kalor Q, yang digunakan untuk

    menaikkan suhu air. Jika di dalam soal tidak ditentukan, maka efesiensi alat (misalnya

    teko listrik) diaggap seratus persen sehingga berlaku :

    Output = Input

    Q = W

  • m.c.T = P.t

    m.c.T = V.I.t

    m.c.T = I2.R.t

    m.c.T = V2.t/R

    m.c.(Ta-T)=V2.t/R

    Dimana

    W = energi listrik ( joule ) v = Tegangan listrik ( volt )

    i = Arus listrik ( Ampere ) t = waktu / lama aliran listrik (sekon)

    Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori ) m = massa zat ( gram )

    c = kalor jenis zat ( kal/gr0C) Ta = suhu akhir zat (K)

    T= suhu mula-mula (K)

    Selain dari contoh teko di atas , kita bisa melihat dari kawat konduktor. Energi kalor

    yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan temperatur.

    Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus

    listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan

    diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan

    ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan

    tegangan yang diberikan.

    Berikut adalah tabel panas jenis dan kapasitas panas molar beberapa bahan.

    Zat Kalor Jenis

    (kkal/kgoC)

    Kalor Jenis

    (J/kgoC)

    Berat

    Molekul

    g/mol

    Kapasitas

    kalor molar

    (kal/moloC)

    Kapasitas

    kalor molar

    (J/moloC)

    Aluminium 0,215 900 27,0 5,82 24,4

  • Tembaga 0,0923 386 63,5 5,85 24,5

    Karbon 0,121 507 12,0 1,46 6,11

    Timbal 0,0305 128 207 6,32 26,5

    Perak 0,0564 233 108 6,09 25,5

    Tabel 1. Nilai-nilai Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Molar untuk beberapa benda padat (pada temperatur kamar dan

    p = 1,0 atm)

    IV. PROSEDUR KERJA

    1. Mengaktifkan Web cam ! (klik icon video pada halaman web r-Lab) !

    2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor !

    3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya.

    4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat

    konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur!

    5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hingga

    mendekati temperatur awal saat diberikan V0 .

    6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3

    V. PENGAMATAN DATA

    Percobaan Calri Work ini dilakukan sebanyak empat kali dengan tegangan yang

    berbeda. Pengukuran dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk setiap masing-masing tegangan,

  • dengan selang waktu setiap tiga detik sehingga nantinya akan didapat sepuluh data untuk

    setiap tegangan. Pada percobaan pertama, praktikan memasang tegangan V0 sebesar 0 Volt

    sehingga temperatur yang didapat adalah temperatur mula-mula (T0) dan berikut adalah tabel

    data pengamatannya :

    Waktu I V Temp

    3 23.84 0.00 21.9

    6 23.84 0.00 21.9

    9 23.84 0.00 21.9

    12 23.84 0.00 21.9

    15 23.84 0.00 21.9

    18 23.84 0.00 21.9

    21 23.84 0.00 21.9

    24 23.84 0.00 21.9

    27 23.84 0.00 21.9

    30 23.84 0.00 21.9

    Selanjutnya, praktikan memasang tegangan V1 sebesar 0.65 Volt sehingga

    didapatkan data temperatur kawat sebagai berikut :

    Waktu I V Temp

    3 35.13 0.65 21.9

    6 35.13 0.65 22.0

    9 35.13 0.65 22.1

    12 35.13 0.65 22.3

    15 35.13 0.65 22.5

    18 35.13 0.65 22.7

    21 35.13 0.65 22.8

    24 35.13 0.65 22.9

    27 35.13 0.65 23.1

    30 35.13 0.65 23.1

  • Kemudian, praktikan memasang tegangan V2 sebesar 1.57 Volt sehingga

    praktikan mendapatkan data temperatur kawat sebagai berikut :

    Waktu I V Temp

    3 51.10 1.57 23.1

    6 50.99 1.57 23.4

    9 51.10 1.57 24.3

    12 51.10 1.57 25.2

    15 51.10 1.57 26.1

    18 51.10 1.57 26.9

    21 51.10 1.57 27.6

    24 51.10 1.57 28.3

    27 51.10 1.57 28.9

    30 51.10 1.57 29.4

    Tahap terakhir, praktikan memasang tegangan V3 sebesar 1.05 Volt sehingga

    praktikan mendapatkan data temperatur kawat sebagai berikut :

    Waktu I V Temp

    3 41.98 1.05 26.1

    6 41.98 1.05 26.0

    9 41.98 1.05 26.2

    12 41.98 1.05 26.3

    15 41.98 1.05 26.6

    18 41.98 1.05 26.7

    21 41.98 1.05 26.9

    24 42.09 1.05 27.1

    27 42.09 1.05 27.2

    30 41.98 1.05 27.3

  • V. PENGOLAHANN DATA

    Pada percobaan Calori Work, energi listrik yang mengalir pada kawat akan diubah

    menjadi energi kalor. Energi kalor sangat bergantung pada besar tegangan yang diberikan

    pada kawat. Semakin besar tegangan yang diberikan pada kawat, maka semakin besar juga

    energi kalor yang dihasilkan pada kawat. Energi kalor yang dihasilkan tersebut bertujuan

    agar praktikan dapat menghitung kapasitas kalor dari kawat yang digunakan tersebut.

    Energi listrik yang diterima oleh kawat kemudian berubah menjadi energi kalor :

    Apabila praktikan membuat grafik hubungan perubahan suhu kawat dengan

    waktu, maka didapati bahwa :

    Keterangan : m = gradien

    Dan untuk mencari kapasitas kalor kawat, praktikan menggunakan rumus yang

    sama seperti diatas :

  • Keterangan : C = kapasitas kalor

    VII. GRAFIK

    y = -1E-15x + 21.9

    21.9

    0 5 10 15 20 25 30 35

    Tem

    pe

    ratu

    r (0

    c)

    Waktu (second)

  • 21.8

    22

    22.2

    22.4

    22.6

    22.8

    23

    23.2

    23.4

    0 5 10 15 20 25 30 35

    Tem

    pe

    ratu

    r (

    0c)

    Waktu (second)

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0 5 10 15 20 25 30 35

    Tem

    pe

    ratu

    r (

    0c)

    Waktu (second)

  • Pada percobaan ini, terjadi perubahan bentuk energi, yaitu dari energi listrik

    menjadi energi kalor. Untuk mencari nilai c pada tegangan V1, V2, dan V3, kita dapat

    menggabungkan persamaan antara W dan Q sehingga kita dapat memperoleh persamaan

    berikut:

    W = Q

    V I t = m c

    T =

    Dari persamaan diatas, kita dapat menggunakan metode least square dengan T

    sebagai y, t sebagai x, dan

    sebagai b. Berikut adalah penghitungan nilai c untuk

    tegangan V1:

    i Xi Yi Xi Yi XiYi

    1 3 21.9 9 479.61 65.7

    2 6 22 36 484 132

    3 9 22.1 81 488.41 198.9

    4 12 22.3 144 497.29 267.6

    25.8

    26

    26.2

    26.4

    26.6

    26.8

    27

    27.2

    27.4

    27.6

    0 5 10 15 20 25 30 35

    Tem

    pe

    ratu

    r (

    0c)

    Waktu (second

  • 5 15 22.5 225 506.25 337.5

    6 18 22.7 324 515.29 408.6

    7 21 22.8 441 519.84 478.8

    8 24 22.9 576 524.41 549.6

    9 27 23.1 729 533.61 623.7

    10 30 23.1 900 533.61 693

    165 225.4 3465 5082.32 3755.4

    Persamaan least square yang didapat adalah y = 0.05 X + 21.73

    Nilai c pada V1 adalah sebagai berikut:

    b =

    0.05 =

    C1 = 228.345

  • Berikut adalah penghitungan nilai c untuk tegangan V2:

    i Xi Yi Xi Yi XiYi

    1 3 23.1 9 533.61 69.3

    2 6 23.4 36 547.56 140.4

    3 9 24.3 81 590.49 218.7

    4 12 25.2 144 635.04 302.4

    5 15 26.1 225 681.21 391.5

    6 18 26.9 324 723.61 484.2

    7 21 27.6 441 761.76 579.6

    8 24 28.3 576 800.89 679.2

    9 27 28.9 729 835.21 780.3

    10 30 29.4 900 864.36 882

    165 263.2 3465 6973.74 4527.6

    Persamaan least square yang didapat adalah y = 0.02 X + 22.21

    Nilai c pada V2 adalah sebagai berikut:

    b =

    0.02 =

    C2 = 830.37

  • Berikut adalah penghitungan nilai c untuk tegangan V3:

    i Xi Yi Xi Yi XiYi

    1 3 26.1 9 681.21 78.3

    2 6 26 36 676 156

    3 9 26.2 81 686.44 235.8

    4 12 26.3 144 691.69 315.6

    5 15 26.6 225 707.56 399

    6 18 26.7 324 712.89 480.6

    7 21 26.9 441 723.61 564.9

    8 24 27.1 576 734.41 650.4

    9 27 27.2 729 739.84 734.4

    10 30 27.3 900 745.29 819

    165 266.4 3465 7098.94 4434

    Persamaan least square yang didapat adalah y = 0.05 X + 25.70

    Nilai c pada V3 adalah sebagai berikut:

    b =

    0.05 =

    C3 = 440,79

  • Setelah semua nilai c didapatkan, kita dapat menghitung nilai c rata-rata. Nilai c

    rata-rata adalah sebagai berikut:

    C =

    C =

    C = 1.499,5

    Dalam percobaan ini, praktikan tidak diberitahu mengenai jenis kawat apa yang

    digunakan dalam percobaan. Namun, ketika praktikan mencari data mengenai kalor jenis

    logam, praktikan menemukan bahwa kawat alumunium memiliki nilai c yang paling

    mendekati dengan hasil perhitungan. Kalor jenis alumunium adalah sebesar 900 J/kg 0C.

    Jadi, praktikan mengasumsikan bahwa kawat yang digunakan adalah kawat alumunium.

    Nilai kesalahan literature pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

    Kesalahan literature =

    Kesalahan literature =

    Kesalahan literature = 66,6 %

    VII. ANALISIS

    Analisis Percobaan

    Pada percobaan ini, praktikan mencoba menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat

    konduktor dengan menggunakan prinsip hukum kekekalan energi. Hal yang dilakukan

    praktikan pertama kali adalah memberi tegangan pada kawat konduktor dengan

    menyalakan power supply. Tegangan yang diberikan bervariasi, mulai dari 0 volt, 0,65

    volt, 1,57 volt, dan 1,05 volt. Praktikan mengamati perubahan temperatur yang terjadi

    selama 30 detik dengan pencatatan setiap 3 detik. Hal ini bertujuan agar data yang

  • didapat representatif. Setelah itu, diperoleh data berupa waktu, besar arus listrik, besar

    tegangan listrik, dan temperatur.

    Dari data yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa seiring berjalannya waktu

    terjadi perubahan temperatur. Pada tegangan V0, tidak terjadi perubahan temperatur.

    Sedangkan pada tegangan V1 dan V2, terajdi kenaikan fluktuatif temperatur seiring

    berjalannya waktu dan pada tegangan V3 temperatur naik seiring berjalannya waktu.

    Arus listrik cenderung konstan setiap saat.

    Analisis Hasil Percobaan

    Dari data yang telah didapatkan, nilai c dihitung dengan menggunakan metode

    least square. Untuk mendapatkan persamaan dasar least square, pertama, kita melakukan

    penyederhanaan persamaan dengan mengacu pada hukum kekekalan energi.

    Energi listrik akan berubah menjadi energi kalor. Maka, dapat dikatakan bahwa.

    W = Q

    V I t = m c

    T =

    Setelah mendapatkan bentuk persamaan yang dicetak tebal, kita dapat

    mendapatkan persamaan dasar least square dengang T sebagai y, t sebagai x, dan

    sebagai b

    Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh nilai c sebesar 1499,5J/kg 0C. Dengan

    mengasumsikan kawat yang digunakan merupakan kawat alumunium, nilai kesalahan

    literatur yang diperoleh adalah sebesar 66,6%. Angka kesalahan yang diperoleh cukup

    tinggi. Namun, hasil yang diperoleh masih bisa digunakan.

    Analisis Grafik

    Ada empat grafik yang dibuat dalam percobaan ini. Keempat grafik tersebut

    menunjukan hubungan antara temperatur dan waktu pada setiap tegangan yang diberikan.

  • Pada grafik pertama (grafik V0), tidak terjadi perubahan antara temperatur dengan

    waktu.. Pada grafik kedua, V1 dan keempat V3, terjadi fluktuatif kenaikan temperatur

    seiring dengan bertambahnya waktu. Pada grafik ketiga V2 terjadi kenaikan temperature

    seiring berjalannya waktu. Perubahan temperatur ( ) menjadi lebih besar seiring

    dengan bertambahnya besar tegangan yang diberikan.

    Analisis Kesalahan

    Data yang diperoleh belum tentu 100% benar karena pada percobaan, mungkin

    terjadi kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat berupa energi yang tidak

    terkonversi 100% (energi terbuang dari sistem), suhu ruangan yang dapat mempengaruhi

    data, ketelitian alat ukur, dsb. Oleh karena itu, praktikan melakukan penghitungan

    kesalahan dengan membandingkan hasil percobaan dengan nilai literatur yang ada. Besar

    angka kesalahan literatur adalah sebesar 66,6%, sebuah angka yang cukup besar namun

    masih membuat hasil yang diperoleh bisa digunakan.

    VIII. KESIMPULAN

    1. Energi dapat berubah bentuk menjadi energi dalam bentuk lain. Namun, energi

    belum tentu terkonversi sepenuhnya, melainkan dapat dilepas dari sistem menjadi energi

    seperti energi bunyi, energi thermal, dsb.

    2. Besar perubahan temperatur menjadi semakin besar seiring dengan bertambahnya

    besar tegangan listrik yang diberikan.

    3. Energi yang dibuang dari sistem dapat menyebabkan kesalahan dalam pengolahan

    data.

    IX. REFERENSI

    Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall,

    NJ, 2000.

    Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended

    Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

    Tipler, P.A.,1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta : Erlangga.

  • Young, Hugh D. & Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Jilid I Edisi

    Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.