13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PATOGEN BENIH Disusun Oleh: Nama : Nur Irma Rofidah NIM : 125040200111055 Kelompok : I2 ( Jumat, 06.00-07.30 ) Asisten : Novia PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Laporan Praktikum patogen benih

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PATOGEN BENIH

Disusun Oleh:Nama : Nur Irma RofidahNIM : 125040200111055Kelompok: I2 ( Jumat, 06.00-07.30 )

Asisten

: Novia

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Penyakit adalah salah satu factor penyebab terjadinya penurunan pada produksi prtanian, termasuk dalam produksi benih untuk bahan tanam. Penyakit menyerang secara fisiologis dalam benih maupun tanaman, sehingga tidak mampu melakukan metabolisme dalam tubuh yang menyebabkan turunya hasil atau mampu menyebabkan tanaman tidk mampu tumbuh. Penyakit yang ditimbulkan oleh jasad renik tersebut dapat menyerang benih, kecambah, tanaman muda maupun tanaman dewasa. Usaha tani harus menggunakan benih yang bebas dari jasad renik yang bersifat fatogenetik untuk mencegah atau mengurangi gangguan penyakit tersebut.penyakit pada benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih dengan demikian merugikan kualitas dan kuantitas hasil, benih dapat menjadi pengantar baik hama maupun penyakit ke daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian secara umum dapat dikatakan bahwa kerugian karena serangan virus dapat berkisar dari 10 sampai dengan 90%, tergantung dari berbagai aspek yang terkait dengan bagaimana pola budidaya yang dilakukan (Balitsa, 2006). Selain itu, adanya kebocoran atap lantai gudang yang lembab, akan merusak bahan-bahan yang disimpan, yang akan menurunkan mutu dan dapat mengakibatkan adanya cendawan. Cendawan ini dapat menyerang bahan yang disimpan seperti biji-bijian, umbi-umbian dan sayuran. Dan kerugian akibat adanya cendawan, bukan saja dapat menurunkan mutu tetapi juga bahan-bahan yang disimpan dapat mengandung zat beracun. Oleh Karena itu, praktikum mengenai penyakit pathogen pada benih bertujuan untuk mengetahui benih yang mengalami maupun terkena penyakit baik itu melalui bakteri maupun virus.

1.2 TujuanTujuan dilaksanakan praktikum pathogen penyakit adalah untuk mengetahui pathogen penyakit yang menyerang pada benih.1.3 Manfaat

Manfaat dilaksanakan praktikum hama gudang adalah mahasiswa dapat mengetahui pathogen penyakit yang menyerang pada benih.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Penyakit BenihSeed Pathology is an important disease in various agricultural commodities. This disease can cause damage to the seed in the form of changes in color, shape, necrosis, decreased germination, and reduces the value of seed (seed). Yield loss due to illness seeds reached more than 5 percent, and the infection can reach 50 percent. ( Penyakit benih merupakan penyakit penting pada berbagai komoditas pertanian. Penyakit benih ini dapat menyebabkan kerusakan dalam bentuk perubahan warna, bentuk, nekrose, penurunan daya kecambah, dan mengurangi nilai biji (benih). Kehilangan hasil yang disebabkan penyakit benih mencapai lebih dari 5 persen, dan infeksinya dapat mencapai 50 persen ) (Prof. Dr. Ir. Siti Rasminah Chailani Sy., Dr. Ir. Syamsudin Djauhari, MS. 2012)seed pathology may be defined as the study of seedborne disease and pathogens. It includes studies on the mechanisms of infection, seed transmission, the role of seedborne inocula in disease development, techniques for the detection of seedborne pathogens and nonpathogens, seed certification standards, deterioration due to storage fungi, mycotoxins, and mycotoxicoses, and control of seedborne inocula. Seed pathology includes the study of diseases and deterioration caused by bacteria, fungi, nematodes, viroids, and viruses, and physiological and mechanical disorders. (Penyakit benih dapat didefinisikan sebagai studi penyakit dan patogen seedborne. Ini mencakup studi pada mekanisme infeksi, transmisi benih, peran inokulum seedborne dalam perkembangan penyakit, teknik untuk mendeteksi patogen seedborne dan nonpathogens, standar sertifikasi benih, kerusakan karena jamur penyimpanan, mikotoksin, dan mycotoxicoses, dan pengendalian inokulum seedborne. Benih patologi termasuk studi tentang penyakit dan kerusakan yang disebabkan oleh bakteri, jamur, nematoda, viroid, dan virus, dan fisiologis dan gangguan mekanis) (Agarwal & Sinclair, 1997)Seed pathology or disease seeds Plant Pathology is the branch that has the objective to hold a determination on the health and seed treatment. All classes of pathogens (microorganisms) as well as fungi, bacteria, viruses, and nematodes can be carried by seed. (penyakit benih merupakan cabang Ilmu Penyakit Tanaman yang mempunyai tujuan untuk mengadakan determinasi terhadap kesehatan dan perlakuan benih. Semua golongan patogen (jasad renik) seperti halnya jamur, bakteri, virus, dan nematoda dapat terbawa oleh benih ) (Maude, 1995)

2.2 Macam-macam Penyakit Benih2.2.1 Kedelai

a. Busuk Biji Phomopsis (Phomosis Seed Decay) Pada Tanaman Kedelai Biji yang terinfeksi Phomopsis spp. Akan retak dan mengkerut atau keriput, mengecil dan terdapat bercak yang merupakan tubuh jamur berwarna coklat keabuan sampai hitam dan biasanya mempunyai daya kecambah yang rendah. Jika biji digunakna untuk kepentingan agronomis dapat menghasilkan kemunculan bercak pada biji. Busuk biji ini seperti halnya penyakit tular benih lainnya, merupakan hasil dari keterlambatan panen dan kondisi kelembaban selama perkembangan biji. Serangan Phomopsis spp. banyak terjadi pada lahan- lahan pertanian yang ditanami dengan kedelai terutama pada saat pemasakan biji. Jika penen terlambat dan kondisi kelembaban tinggi terjadi maka kemungkinan infeksi pada biji dapat berlangsung.

Gejala lain dari serangan Phomopsis spp. khususnya Phomopsis longicolla adalah biji tampak berwarna putih pucat serta biji yang terinfeksi tidak dapat berkecambahkarena jamur tersebut merusak embrio. Tingkat perkecambahan dari biji yang kurang dari 70% tidak dapat digunakan lagi sebagai benih untuk perbanyakan. Penyebab penyakit ini membentuk piknidium 120-180 x 135-240 m dan mempunyai 2 macam konidium yaitu konidium alfa yang terdiri dari 1 sel, berukuran 4,9-9,8 m dan konidium beta, memanjang dan ujung bengkok 20-30 x 0,5-1m. Pengendalian penyakit ini meliputi penanaman varietas tahan, sanitasi kebun, pembersihan sisa tanaman yang telah dipanen dan perlakuan pasca panen

b. Penyakit Target Spot (Corynespora cassiicola) Target spot merupakan penyakit baru pada kedelai di Indonesia. C. cassiicola menyerang seluruh bagian tanaman, yaitu akar, batang, daun,.polong, dan biji. Selain itu patogen mempunyai banyak tanaman inang selain kedelai di antaranya tanaman penutup tanah, gulma, sayur-sayuran, buah-buahan, kapas, kacang-kacangan, umbi-umbian, wijen dan tanaman perkebunan terutama karet sehingga mudah tertular dari tanaman satu ke tanaman lain.

Penyakit yang dominan pada kacang-kacangan lain adalah bercak daun yang disebabkan oleh beberapa jamur dari genera Cercospora. Gejala bercak coklat kemerahan timbul pada daun, batang, polong, biji, hipokotil dan akar dengan diameter 10-15 mm. Kadang-kadang mengalami sonasi, yaitu membentuk lingkaran seperti pada papan tembak (target).

c. Bercak Biji Ungu (Cercospora kikuchii)Gejala pada daun, batang dan polong sulit dikenali sehingga pada polong yang normal mungkin bijinya sudah terinfeksi. Gejala awal pada daun timbul saat pengisian biji dengan kenampakan warna ungu muda yang selanjutnya menjadi kasar, kaku dan berwarna ungu kemerahan. Bercak berbentuk menyudut sampai tidak beraturan dengan ukuran yang beragam dari sebuah titik sebesar jarum sampai 10 mm dan menyatu menjadi bercak yang lebih besar. Gejala mudah diamati pada biji yang terserang yaitu timbul bercak berwarna ungu. Biji mengalami diskolorasi dengan warna yang bervariasi dari merah muda atau ungu pucat sampai ungu tua dan berbentuk titik sampai tidak beraturan dan membesar.d. Penyakit Antraknose (Colletotrichum dematium var truncatum dan C. destructivum)Penyakit Antraknose menyerang batang, polong dan tangkai daun. Akibat serangan adalah perkecambahan biji terganggu, kadang-kadang bagian-bagian yang terserang tidak menunjukkan gejala. Gejala hanya timbul bila kondisi menguntungkan perkembangan jamur. Tulang daun pada permukaan bawah tanaman terserang biasanya menebal dengan warna kecoklatan. Pada batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa duri-duri jamur yang menjadi ciri khasnya.

Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau pada biji terinfeksi. Miselium menjadi penyebab tanaman terinfeksi tanpa menimbulkan perkembangan gejala sampai tanaman menjelang masak. Infeksi batang dan polong terjadi selama fase reproduksi apabila cuaca lembab dan hangat. e. Busuk Polong (Rhizoctonia solani)Penyakit-penyakit yang disebabkan R. solani mencakup rebah kecambah, busuk atau hawar daun, polong dan batang. Pada tanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) di dekat akar, kemudian menyebabkan tanaman mati karena rebah. Pada daun, batang dan polong timbul hawar dengan arah serangan dari bawah ke atas. Bagian tanaman yang terserang berat akan kering. Pada kondisi yang sangat lembab timbul miselium yang menyebabkan daun-daun akan lengket satu sama lain menyerupai sarang laba-laba (web blight), (Pakki, Syahrir dan A. Haris, 2005).

2.2.2 Jagung

a. Aspergillus spp.,

Pada jagung, gejala Aspergillus spp. ditandai cendawan berwarna hitam, (spesies A. niger) dan berwarna hijau (A. flavus). Infeksi A. flavus pada daun menimbulkan gejala nekrotik, warna tidak normal, bercak melebar dan memanjang, mengikuti arah tulang daun. Bila terinfeksi berat, dan berwarna coklat kekuningan seperti terbakar. Gejala penularan pada biji dan tongkol jagung ditandai oleh kumpulan miselia yang menyelimuti biji. Hasil penelitian menunjukkan adanya miselia berwarna hijau dan beberapa bagian agak coklat kekuningan. Pada klobot tongkol jagung, warna hitam kecoklatan umumnya menginfeksi bagian ujung klobot, perbedaan warna sangat jelas terlihat pada klobot tongkol yang muda. Bentuk konidia bulat sampai agak bulat umumnya menggumpal pada ujung hipa berdiameter 3-6 m, sklerotia gelap hitam dan kemerahan, berdiameter 400-700 m. b. Fusarium spp,

Gejala khas patogen ini adalah terdapat kumpulan miselia pada bagian permukaan batang atau tongkol dan biji jagung, berwarna keputihan dan terdapat warna merah jambu. Infeksi pada batang jagung biasanya menyebabkan pembusukan, invasi ke dalam biji melalui rambut jagung pada ujung tongkol, selanjutnya menginfeksi biji pada bagian dalam tongkol, bersifat symptomless atau dapat ditemukan pada biji yang tidak bergejala, menginfeksi ke bagian internal biji jagung, dan dapat ditularkan melalui biji. c. Penicillium Spp.

Patogen Penicillium spp. pada biji jagung ditemukan berupa gumpalan miselia berwarna putih menyelimuti biji, diselingi warna kebiru-biruan. Patogen ini adalah patogen tular benih yang mempunyai inang utama jagung. Tanaman lain belum dilaporkan dapat menjadi inangnya, namun dapat menginfeksi tanaman jagung pada fase prapanen dan pascapanen. Bagian tanaman yang dapat terinfeksi adalah batang, daun, biji dan telah teridentifikasi 18 spesies. Intensitas penularan pada biji jagung dapat mencapai lebih dari 50%. Gejalanya ditandai oleh bercak pada kulit ari biji, bila menginfeksi tongkol secara optimal menyebabkan pembusukan. Pengaruh terhadap kualitas benih adalah penurunan daya tumbuh. Spesies P. oxalicum memproduksi oxalid acid dan bersifat toksik terhadap biji. Penicillium spp. dapat ditularkan melalui biji. Apabila ditanam, biji-biji yang terinfeksi Penicillium spp. dari lokasi pertanaman dapat menularkan pada pertanaman selanjutnya (Fahmi, Zaki Ismail, 2011).3. Metodologi

3.1Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan praktikum Teknologi Benih aspek HPT dilaksanakan pada 23 Mei hingga 30 Mei 2014, praktikum rutin dilaksanakan setiap hari Jumat pada pukul 06.00 WIB.

3.1.2 Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan praktikum yaitu di laboratorium virologi, yang bertempatkan di Gedung HPT lantai 2.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat :

Cawan petri: digunakan untuk media peletakkan dan perendaman benih

Plastik wrap: untuk melapisi atau membungkus cawan petri

Mikroskop

: untuk mengamati objek (jamur)3.2.2 Bahan :

Benih kacang hijau dan kedelai: bahan pengamatan pathogen benih

Kertas merang

: sebagai media tumbuh memberikan kelembaban untuk benih

Air

: untuk merendam benih dan membasahi kertas whatman3.3 Cara Kerja (Diagram alir)

Siapkan alat dan bahan

Ambil 10 butir benih kedelai baru dan kacang hijau expiredRendam 10 benih tersebut dalam air selama 10 menit

Gunting kertas merang sesuai dengan diameter cawan petri dan letakkan kertas pada cawan petriMeletakkan benih yang telah direndam tadi diatas kertas merang yang ada di cawan petri

Tutup cawan petri dan lapisi dengan plastik wrap

Simpan pada inkubasi dengan suhu kamar selama 7-8 hari

Lakukan pengamatan pada mikroskop, catat dan dokumentasikan3.4 Analisa PerlakuanPada praktikum pathogen pada benih terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu isolasi penyakit pada benih kedelai baru dan kacang hijau expired serta melakukan pengamatan pada mikroskop. Sebelum diisolasi dilakukan perendaman pada masing-masing benih dengan menggunakan air biasa selama 10-15 menit. Cawan petri yang digunakan untuk isolasi, diberi kertas merang yang sudah dilembabkan. Kemudian benih dimasukkan dalam cawan petri dan ditata, ditutup dengan menggunakan plastic wrapping. Dan diamati menggunakan mikroskop setelah diisolasi selama seminggu.