Upload
wayanhermawan
View
303
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
1/19
LAPORAN PRAKTIKUM
REAKSI ACYLASI
PEMBUATAN ASETANILIDA
OLEH :KELOMPOK 3
AULIA RAHMAN (1107114212)
FADLI RISFIANDI (1107114266)
FAKHRI SAPUTRA (1107120651)
NISA MULYA (1107114297)
REZKY AGUNG. P (1107114275)
WASTY RUSJAYA (1107111936)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
2/19
ABSTRAK
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yangdigolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin
digantikan dengan satu gugus asetil.Asetanilida berbentuk butiran berwarna
putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral
anhidrat.Tujuan dari pratikum ini yaitu mempelajari pembuatan turunan amida
aromatik melalui reaksi amina aromatik dengan turunan asam karboksilat yaitu
anhidra asam dan membuat asetanilida dalam skala laboratorium. Pada pratikum
ini 5 ml asam asetat glacial direaksikan dengan 2,9 ml anilin, kemudian
ditambahkan asam asetat anhidrat sebanyak 4,8 ml. Selanjutnya larutan di
encerkan dengan 75 ml aquadest, sehingga terbentuk kristalin dari produk.
Kristal yang terbentuk lalu disaring dengan saringan vakum. Kemudian kristal
tak bewarna dikeringkan di udara bebas. Berat kristal yang didapat adalah 5,819
gram. Kristal yang didapat kemudian direkristalisasi dengan melarutkan kristal
kedalam 25 ml etanol dan 25 ml air. Kristal yang terbentuk pada proses
rekristalisasi disaring lagi dengan vakum dan berat yang didapat adalah
1,063gram .
Kata kunci : Anilin, asetanilida, asetat anhidrat, rekristalisasi
ABSTRACT
Acetanylidean aromatic amine compound acetyl derivative is classified as
primary amides, which of one hydrogen atom on the aniline was replaced with an
acetyl group. Acetanylideshaped white granules are not soluble in paraffin oil and
soluble in water with the aid of anhydrous chloral. The purpose of this experiment
is learn to make amida aromatic with reaction amina with carboxylate acid is
anhidryde acid and making acetanylidein laboratory scale. This experiment is
mixing5 ml of glacial acetic acid was reacted with 3 ml of aniline, acetic acid
anhydride is then added as much as 3 ml. Furthermore, in dilute solution with 75
ml of distilled water, so that the crystalline form of the product. The crystals are
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
3/19
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
4/19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangAsetanilida ditemukan oleh Friedel Kraft dengan mereaksikan asetofenon
dengan NH2OH dengan menggunakan katalis membentuk asetanilida. Backmad
pun menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan
katalis HCl. Asetanilida merupakan senyawa amida aromatis atau senyawa
turunan asam karboksilat yang dapat dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat
atau turunannya dengan aniline.
Pada saat ini, asetanilida sudah banyak digunakan dalam pembuatan obat-
obatan, bahan pembantu dalam industry cat, karet, dan bahan intermidiet pada
sulfon dan asetanil klorida karena kebutuhan akan asetanilida yang cukup
diperlukan sekarang ini, maka diperlukan pembelajaran mengenai reaksi subsitusi
nukleofil pada gugus karbonil dan mempraktikan metode pemurnian senyawa
organik padat sebagai cara untuk melakukan sintesis asetanilida.
1.2Tujuan Praktikum1. Mempelajari pembuatan turunan amida aromatik melalui reaksi amina
aromatik dengan turunan asam karboksilat yaitu anhidra asam
2. Membuat asetanilida dalam skala laboratorium.
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
5/19
BAB II
LANDASAN TEORI2.1 Landasan teori
2.1.1 Mekanisme Sintesis Asetanilida
Asetanilida (C6H5NHCOCH3) merupakan senyawa turunan asetil amina
aromatis yang digolongkan sebagai amida primer dimana satu aton hydrogen pada
aniline digantikan dengan satu gugus asetil. Asetanilida memiliki berat molekul
135.16 g/mol. Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun
1872 dengan cara mereaksikan asetofenon dengan NH2OH sehingga terbentukasetophenon oxime yang kemudian dengan menggunakan katalis dapat diubah
menjadi asetanilida. Pada tahun 1899, Bacmand menemukan asetanilida dari
reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl.
Asetanilida dapat disintesis secara konvensional dan secara green
chemistry.Secara konvensional, asetanilida dapat disintesis dengan mereaksikan
aniline dengan asam asetat anhidrid.Sedangkan secara green chemistry,
asetanilida dapat disintesis dengan mereaksikan aniline dengan asam asetat
glacial. Kelebihan metode green chemistry dibandingkan dengan konvensioanl
adalah meminimalis limbah dari produk disebabkan tidak menggunakan asetat
anhidrid saat proses sintesis asetanilida.
Ada beberapa proses pembuatan asetanilida, yaitu;
1). Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrid dan aniline
Larutan benzene dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat
anhidrad direfluk dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket
sampai tidak ada anilin yang tersisa.
2 C6H5NH2+ ( CH2CO )2O 2C6H5NHCOCH3+ H2O
Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air panasnya
dngan pendinginan, sdan filtratnya direcycle kembali. Pemakaian asam
asetatanhidrad dapat diganti dengan asetil klorida.
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
6/19
2). Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan aniline
Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan karena lebih
ekonomis.Anilin dan asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalam
sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk.
C6H5NH2+ CH3COOH C6H5NHCOCH3+ H2O
Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150oC 160oC. Produk
dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer.
3). Pembuatan asetanilida dari ketene dan aniline
Ketene (gas) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang
diperkenankan akan menghasilkan asetanilida.
C6H5NH2+ H2C=C=O C6H5NHCOCH3
4). Pembuatan asetanilida dari asam thioasetat dan aniline
Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin akan
menghasilkan asetanilida dengan membebaskan H2S.
C6H5NH2+ CH3COSH C6H5NHCOCH3+ H2S
Dalam perancangan pabrik asetanilida ini digunakan proses antara asam
asetat dengan anilin. Pertimbangan dari pemilihan proses ini adalah;
1. Reaksinya sederhana2. Tidak menggunakan katalis sehingga tidak memerlukan alat untuk
regenerasi katalis dan tidak perlu menambah biaya yang digunakan
untuk membeli katalis sehingga biaya produksi lebih murah.
Asetanilida adalah Kristal padat yang berwarna putih dan memiliki titik
leleh 1140C.aetanilida larut dalam air panas dan tidak larut dalam air dingin.
Ketika dihidrolisis denganasam atau alkali akan kembali kereaktannya, yaitu
aniline dan asam asetat.
Dari hasil penelitian Radasani, asetanilida yang dihasilkan dengan metode
konvesional sebesar 55.66% sedangkan dengan metode green chemistry
dihasilkan asetanilida sebesar 79.78%. asetanilida secara luas digunakan untuk
kemoterapi sebagai anti pirentik agar temperature badan turun.
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
7/19
2.1.2 Corong Buhcner
Corong Buchner adalah sebuah peralatan laboratorium yang digunakan
dalam penyaringan vakum. Corong Buhcner biasanya terbuat dari porselen,
namun ada juga yang terbuat dari kaca dan plastic.Corong Buhcner digunakan
pada umumnya untuk memisahkan senyawa yang berada dalam larutan yang
kental.Corong Buhcner digunakan bersamaan dengan kertas saring dan benjana
hisap.
Prinsip Corong Buhcner adalah menyedot udara di ruang corong agar air
dapat menetes sedangkan residu yang tidak terlarut tetap di corong.Bahan
penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong dan dibasahi dengan
pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan
dipisahkan disaring ke dalam Corong Buhcner dan dihisap ke dalam benjana hisap
dengan pompa vakum.
2.1.3 Syarat-syarat pelarut untuk rekristalisasi
Keberhasilan rekristalisasi sangat tergantung pada pelarut yang digunakan.
Syarat-syarat pelarut untuk rekristalisasi antara lain :
1. Mempunyai kekuatan yang tinggi untuk melarutkan pada temperature
tinggi dan mempunyai kekuatan rendah pada temperature rendah
2. Pelarut tidak menimbulkan reaksi terhadap padatan organic yang
dimurnikan
3. Mudah dipisahkan dari Kristal dengan cara penguapan
4. Kelarutan pengotor ke dalam pelarut sangat kecil terutama pada
temperature tinggi
5. Murah dan tidak berbahaya.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran Kristal
Ukuran Kristal yang terbentuk selama proses rekristalisasi tergantung pada
dua factor penting, yaitu :
1. Laju pembentukan inti (nukleasi), dapat dinyatakan dengan jumlah inti
yang terbentuk dalam satuan waktu. Jika laju inti tinggi, banyak sekali
Kristal yang terbentuk tetapi tidak satupun Kristal ini menjadi
besar.Laju ini tergantung pada daerah lewat jenuh larutan.
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
8/19
2. Laju pertumbuhan Kristal merupakan factor lainnya yang
mempengaruhi ukuran Kristal yang terbentuk selama pengendapan
berlangsung. Jika laju ini tinggi, Kristal yang terbentuk besar-
besar.Laju ini tergantung pada daerah lewat jenuh larutan.
2.2 Kegunaan Produk Asetanilida
Asetanilida banyak digunakan dalam industri kimia , antara lain;
a. Sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan.b. Sebagai zat awal penbuatan penicilium.c. Bahan pembantu dalam industri cat dan karet.d. Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorid
2.3 Bahan- Bahan yang Digunakan
2.3.1 Asam Asetat
Asam asetat, asam etanoat, atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan.Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.Rumus ini seringkali
ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.Asam asetat
murni (disebut asam asetat glacial) adalah cairan higroskopis tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.70C.
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, dan
seng, membentuk gas hydrogen dan garam-garam asetat (disebut logam
asetat).Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan
suatu basa yang cocok.Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (natrium
bikarbonat) bereaksi dengan cuka.Hampir semua garam asetat larut denganbaik dalam air.
Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya
menghasilkan garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam
etanoat bila bereaksi dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan
karbondioksida bila bereaksi dengan garam karbonat atau bikarbonat. Reaksi
organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol
melalui reduksi, pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
9/19
atau anhidrat asetat melalui substitusi nukleofilik.Anhidrida asetat dibentuk
melalui kondensasi dua molekul asam asetat.Ester dari asam asetat dapat
diperoleh melalui reaksi esterifikasi Fischer, dan juga atom hidrogen pada
gugus karboksil dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan
sebagai ion H+, sehingga memberikan sifat asam.
2.3.2 Anilin
Anilin memiliki sifat-sifat kimia sebagai berikut:
1.
Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encermenghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo aniline.
2. Pemanasan aniline hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebihpada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenylamin.
3. Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135-1700C dan tekanan50-500 atm menghasilkan 80% cyclohexamin (C6H11NH2). Sedangkan
hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel
menghasilkan 95% cyclohexamin.
C6H5NH2+ 3H2 C6H11NH2
4. Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada suhu 200C menghasilkanmononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada
suhu 00C menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.
2.3.3 Asetat Anhidrat
Anhidrida asam asetat, (NamaIUPAC:etanoil etanoat) dan disingkat
sebagai Ac2O, adalah salah satu anhidrida asam paling sederhana. Rumus
kimianya adalah (CH3CO)2O. Senyawa ini merupakanreagenpenting dalam
sintesisorganik. Senyawa ini tidak berwarna, dan berbaucuka karena
reaksinya dengan kelembapan di udara membentukasam asetat.
Anhidrida asetat dihasilkan melalui reaksi kondensasi asam asetat,
sesuai persamaan
http://id.wikipedia.org/wiki/IUPAChttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anhidrida_asam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reagenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sintesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Warnahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_kondensasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_kondensasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Warnahttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sintesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sintesishttp://id.wikipedia.org/wiki/Reagenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rumus_kimiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anhidrida_asam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/IUPAC8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
10/19
Gambar 2.1reaksi kondensasi asam asetat dari anhidrida asetat
Anhidrida asetat mengalami hidrolisis pada suhu kamar,
membentuk asam asetat. Ini adalah kebalikan dari reaksi kondensasi
pembentukan anhidrida asetat
(CH3CO)2O + H2O 2CH3COOH
Selain itu, senyawa ini juga bereaksi dengan alkohol membentuk
sebuahester dan asam asetat. Contohnya reaksi dengan etanol membentuk
etil asetat dan asam asetat.
(CH3CO)2O + CH3CH2OH CH3COOCH2CH3+ CH3COOH
Anhidrida asetat merupakan senyawa korosif, iritan, dan mudah
terbakar.Untuk memadamkan api yang disebabkan anhidrida asetat jangan
menggunakan air, karena sifatnya yang reaktif terhadap air. Karbon
dioksida adalah pemadam yang disarankan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Acetic_acid_condensation.pnghttp://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Acetic_acid_condensation.pnghttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrolisishttp://id.wikipedia.org/wiki/Esterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Korosihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Iritasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Acetic_acid_condensation.pnghttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaranhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Iritasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Korosihttp://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetathttp://id.wikipedia.org/wiki/Esterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrolisis8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
11/19
BAB III
METODOLOGI3.1Alatalat yang digunakan
1. Labu didih dasar datar2. Gelas ukur 5 ml dan 50 ml3. Gelas piala 250 ml 2 buah4. Erlenmeyer 250 ml5. Corong6.
Pompa vakum
7. Pipet tetes 3 buah
3.2Bahan-bahan yang digunakan1. Anilin2. Anhidrida asetat3. Asam asetat glasial4. Aquadest5. Etanol
3.3Prosedur percobaan1. 5 ml asam asetat glasial masukkan ke dalam labu didih dasar datar.2. Tambahkan 2,9 ml anilin ke dalam labu kemudian diikuti dengan asetat
anhidrat sebanyak 4,8 ml. Hati-hati, reaksi eksoterm, dilakukan dalam
lemari asam.
3. Kemudian diaduk campuran dengan sempurna, biarkan larutan pada suhukamar selama 5 menit.
4. Setelah itu diencerkan larutan dengan 75 ml aquadest, sehingga terbentukkristalin dari produk
5. Jika pembentukan kristal telah sempurna, disaring kristal dengan saringanvacum.
6. Dikeringkan kristal tak berwarna dari N-phenyletanamida, di udara bebas.7. Ditimbang hasil yang didapat.
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
12/19
8. Dilakukan rekristalisasi dengan etanol 25 ml dan air 25 ml panas9. Di biarkan di dalam es selama 2 jam.10.Kristal yang terbentuk disaring lagi dengan vacum, lalu dikeringkan dalam
oven selama lebih kurang 10 menit.
11.Ditimbang hasil yang didapat
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
13/19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil dan PerhitunganData percobaan
1. 5 ml asam asetat glasial + 2,9 ml aniline + 5 ml asetat anhidratmenghasilkan reaksi eksoterm.
2. Dibiarkan selam 5 menit diencerkan dengan 75 ml aquadest terbentukkristral putih keruh lalu dilakukan penyaringan dengan saringan vakum dan
dikeringkan di udara bebas.
3. Kristal ditimbang dengan hasilberat asetanilida = 5,687 gram4. Dilakukan rekristalisasi dengan etanol-air 1:1, terbentuk kristal berwarna
putih dan dikeringkan, kemudian ditimbang dengan hasilberat asetanilida =
1,063 gram
Perhitungan VolumeMol yang digunakan : 0,05 mol
Vasetat anhidrat =
= 4,8 ml
Vanilin =
= 2,9 ml
Vasam asetat glasial =
= 2,89 ml
Asetanilida sebelum rekristalisasi
Asetat anhidrat + Anilina + As. asetat glacial Asetanilida (coklat)
Berat kertas saring : 1,068 gram
Kertas saring +kristal : 6,755gram
Berat Kristal Asetanilida : 6,755 - 1,068 gram
3,687 gram
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
14/19
Berat Asetanilida setelah rekristalisasi
Asetanilida + etanol + Aquades Panas
Sebelum di oven
Berat kertas saring : 1,069 gram
Kertas saring + Kristal : 3,574 gram
Berat Kristal Asetanilida : 3,574 - 1,069 gram
2,505 gram
Setelah di oven
Berat kertas saring + sampel setelah di oven
10 menit I : 2,201 gram
10 menit II : 2,132 gram
Perhitungan Rendemen :
=
x 100%
=
x 100%
= 18,69 %
Perhitungan Kadar Air :
=
x 100%
=
x 100%
= 57,56 %
4.2 Pembahasan
Telah dilakukan percobaan yang bertujuan untuk membuat asetanilida dari
reaksi antaraanilin dengan asetat anhidrida yang juga dihasilkan garam garam
aniliumasetat, memurnikan asetanilida hasil reaksi dengan teknik rekristalisasi.
Mula-mula 4,8 mL asam asetat glasial, 5 mL asetat anhidrida dan2,9 mL anilin.
Anilin dan asetat anhidrida berfungsi sebagai reaktan (pereaksi), sedangkan asam
asetat glasial berfungsi sebagai pelarutyang bersifat asam (melepas ion H+/H3O+)
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
15/19
yang juga sangat mempengaruhi reaksi agar terbentuk suatu garam amina, selain itu
asam asetat berfungsi sebagai katalis serta untuk menetralkan muatan oksida dari
asetat anhidrida sehingga asetanilida asetanilida yang terbentuk tidak terhidrolisis
kembali, karena pengaruh air. Reaksi antara anilin dengan asetat anhidrida
merupakan reaksi eksotermis, karena reaksiini menghasilkan panas, dan dilepas ke
lingkungan. Campuran antar reaktan diatas berwarnakuning kecoklatan dan
menghasilkan panas. kemudian labu didih di letakkan ke atas air es dan diaduk
hingga terbentuk asetanilida yang berbentuk padatankristal. Tujuan pendinginan
dengan air es adalahagar diperoleh kristal asetanilida, sedangkan pengguanaan air
disini dimaksudkan sebagai pelarut yang akan menhidrolisis diasetat
(asetatanhidrida) menjadi monoasetat (asam asetat)yang masih tersisa dalam
larutan.
Hasil darikristalisasi ini berupa kristal yang berwarnakekuning-kuningan,
yang berarti masih ada pengotor didalamnya, yaitu sisa reaktan ataupunhasil
samping reaksi. Oleh karena itu perludilakukan pemurnian kembali.
Kemudianlarutan tersebut disaring dengan penyaringBuchner. Proses penyaringan
ini mengguanakan prinsip sedimentasi, dan dibantu menggunakanvakum pump,
yaitu alat untuk menyedot udara,sehingga proses penyaringan dan pengeringancepat
selesai. Vakum pump disini dapat menggunakan alat tersendiri ataupun
denganmengalirkan air pada akhir selang penghubung secara terus menerus
sehingga terjadi perbedaantekanan udara yang akan menimbulkan sedotan.
Mekanisme reaksi pada saat pencampuran antar reaktan adalah sebagai berikut :
Gambar4.1reaksi yang acetanilida
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
16/19
Gambar4.2mekanisme reaksi acetanilida
Sintesis asetanilida sebagai suatu amida adalah merupakan suatu reaksi
Substitusi Nukleofilik (SN) Asil (addition / elimination) diantara anilin.Amina
bersifat sebagai nukleofil, dan gugus Asildari asetat anhidrida bersifat sebagai
elektofil. Asetat anhidrida mengalami delokalisasi / resonansimembentuk struktur
2, dengan atom O memiliki muatan negatif (O-) dan atom C memiliki
muatan positif (C+) akibat dari ion H+dari pelarutnya (asam asetat glasial ). C+
(karbokation) sekunder ini lebih stabil daripada karbokation primer, karena
terdapat halangan sterik yang lebih kecil, sehingga pada stuktur ini tidak
mengalami penataan ulang (rearrangement).Pasangan elektron bebas dari atom
nitrogen dari suatu amida tidak suka untuk melakukan delokalisasi/resonansi
disekitar cincin aromatis.Suatu amida distabilkan oleh resonansi yang
menyertakan pasangan elektron non-bonding dari atom Nitrogen dan yang kuat
menarik elektron yang merupakan akibat dari adanya guguskarbonil.Elektron dari
oksigen yang kuat yang menarik gugus karbonil memiliki muatan
parsialnegatif.Protonisasi dari suatu Amida terjadi pada Oksigen dibanding
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
17/19
Nitrogen, amida ini tersubstitusi pada orto-para. Sehingga elektron bebas Nitrogen
dari anilin (sebagai nukleofil = pecinta nukleus) lebih memilih menyerang
karbokation sekunder dari asetat anhidrida yang bersifat sebagai elektrofil (pecinta
elektron), dan menyebabkan perpindahan muatan dari atom C ke atom N yang
kemudian Nmemiliki muatan + (positif), kemudian elektron bebas dari O
membentuk ikatan rngkap dua denganC bersamaan ketika atom C melepas
sepasang elektron ke atom O untuk membentuk struktur yang paling stabil yaitu
dengan terbentuklah asetanilida dan ion asetat. Ion asetat tersebut diserang
olehanilin yang lain dan terbentuklah ikatan ionik antara keduanya membentuk
garam anilium asetat.Tahap selanjutnya adalah rekristalisasi kristal asetanilida
kotor/ pemurnian kristal denganmetoderekristalisasi. Rekristalisasi memiliki 4
prinsip pokok, yaitu:
- Melarutkan senyawa yang akan dimurnikan kedalam pelarut yang sesuaipada atau dekattitik didihnya.
- Menyaring larutan panas dari molekul atau partikel tidak larut.- Biarkan larutan panas menjadi dingin hingga terbentuk kristal- Memisahkan kristal dari larutan berair.
Mula mula asetanilida yang diperoleh di larutkan dengan larutan etanolair
hangat, dilakukan dengan air hangat berguna untuk mempercepat pelarutan
asetanilida tersebut. etanol akan mengikat pengotor pengotor yang masih terdapat
pada asetanilida pada hasil kristalisasi. setelah asetanilida mulai mengkristal
kembali akibat suhu larutan menurun, saring larutan kembali dengan penyaring
Buchner. Hasil penyaringan ini diperoleh kristal asetanilida yang lebih putih dari
sebelumnya, karena itu untuk memperoleh asetanilida yang putih dan murni tidak
cukup hanya satu kali rekristalisasi, tetapi dapat dilakukan berkali-kali. Kemudian
kristal tersebut yang tercampur dengan larutan berair tersebut disaring dengan
penyaring Buchner dan dicuci dengan akuades dingin agar kristal yang tertinggal di
gelas beker ikut tersaring. Kristal yang di dapat selanjutnya dikeringkan dengan
oven untuk menghilangkan uap air yang masih terkandung dalam kristal.Hasil akhir
didapat kristal asetanilida, berwarna putih sebanyak 1,063 gram, sehingga diperoleh
Rendemen atau efisiensi percobaan sebesar 18,69 %
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
18/19
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan1 Asetanilida dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan asetat anhidrida.2 Asetalida hasil reaksi dapat dimurnikan dengan taknik rekristalisasi
berulang-ulang.
3 Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yang berupa kristalasetanilida sebanyak 1,063 gram sehingga rendemen percobaan yangdidapatkan adalah 18,69 %
4 Kadar air yang diperoleh berkisar pada 57,56%5.2Saran
1. Dalam melakukan pratikum, diharapkan kepada semua praktikan harusberhati-hati dalam mereaksikan zat zat kimia yang bisa membahayakan
bagian tubuh.
2. Praktikan harus mengetahui semua zat-zat kimia dan reaksikimia yangdipakai pada saat pratikum.
3. Diharapkan kepada semua praktikan, supaya memakai alat pelindung diriberupa masker dan sarung tangan.
8/13/2019 LAPORAN PRAKTIKUM Kelas C Minus Lampiran
19/19
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph, J dan Joan, S Fessenden. 1999. Kimia Organik. Jilid 1.Edisi 3.
Erlangga:Jakarta.
Fessenden, Ralph, J dan Joan, S Fessenden.1999. Kimia Organik. Jilid 2.Edisi 3.
Erlangga:Jakarta.
Damtith, John, BSc, Phd. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga : Jakarta.
www.usm.maine.edu.3 October 2012
Chem 234 Organic ChemistryII Professor Duncan J.Wardrop.University of Illinois
at Chicago.ppt
www.uic.edu.3 October 2012
HS,Irdoni dan Nirwana,HZ., 2012, Modul Kimia Organik, Pekanbaru, Fakultas
Teknik Universitas Riau.
Inuyashaku, 2007, Anilin.http://chemistry.com,3October2012.
http://www.usm.maine.edu/http://www.uic.edu/http://chemistry.com/http://chemistry.com/http://chemistry.com/http://chemistry.com/http://www.uic.edu/http://www.usm.maine.edu/