Upload
prie-iram
View
240
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Praktik Industri (Pi) Di Gksi Boyolali Bab i
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Industri (PI) ini merupakan salah satu model pendidikan dan
latihan kerja di sekolah dan duni kerja terus dikembangkan lebih efektif
untuk memberikan kesesuaian dalam ketenagakerjaan serta memberikan
nilai tambah, sehingga dapat mendukung ke tercapaian kompetensi serta
pengembangan dan pengalaman praktek kerja di GKSI Boyolali, Jawa Tengah.
Maka dalam pelaksanaannya siswa dilatih secara langsung di tempat
industri dengan harapan siswa dapat mencapai kemampuan dan
ketrampilan profesional terutama bagi tamatan SMK Negeri 1 Trucuk.
Harapan utama dalam pelaksanaan Praktik Industri ini, disamping
kemampuan dan ketrampilan meningkat sesuai dengan tuntutan dunia kerja,
siswa juga akan memiliki etos kerja yaitu kemampuan kerja, disiplin waktu
dan kerajinan dalam bekerja serta bertanggung jawab dalam bekerja.
Disamping itu, program ini diadakan guna melengkapi syarat-syarat dalam
mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Nasional (UN).
B. Tujuan Praktik Industri
Adapun tujuan dari Praktik Industri ini antar a lain :
1. Memberikan gambaran bagi siswa mengenai suasana kerja yang
sebenarnya.
2. Meningkatkan kompetensi di kompetensi keahlian Kimia Industri.
3. Melaksanakan teori dan mempraktikkan teori yang diajarkan di sekolah.
4. Menambah pengalaman kerja di dunia industri khususnya pertekstilan.
5. Siswa dapat memiliki kompetensi dan unjuk kerja sesuai dengan
kompetensi yang diisyaratkan di dunia kerja.
6. Memperkooh kerjasama antar sekolah dengan dunia kerja/industri.
7. Melatih sikap sebagai seorang tenaga kerja/pekerja yang bertanggung
jawab.
1
C. Sasaran
Pada Praktik Industri di GKSI Boyolali, sasaran yang kami inginkan
yaitu :
1. Mempelajari ruang lingkup kegiatan yang ada di GKSI Boyolali.
2. Mempelajati struktur dan mekanisme kerja di GKSI Boyolali.
3. Mempelajari prosedur yang diterapkan di GKSI Boyolali.
4. Mempelajari kemampuan sikap seorang tenaga kerja teknis/pemrosesan
profesional yang dipersyaratkan di GKSI Boyolali.
5. Mengetahui cara-cara pemrosesan di GKSI Boyolali.
6. Dapat menyusun laporan secara teratur dan kontiyu hasil praktik dan
penelitian.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik Industri (PI) dilaksanakan dari tanggal 1 Juli 2013 sampai
dengan 30 September 2013 yang terdiri dari 2 peserta, yaitu :
1. Rosyid Al Khosim
2. Sandra Yudhi Kristanto
Tempat pelaksanaan Praktik Industri di GKSI Boyolali, Jawa Tengah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keadaan Umum Perusahaan
1. Sejarah dan Perkembangan
Di sekitar abad ke-19 pemerintah Belanda memperkenalkan olahan
sapi perah Indonesia sehingga pada awal abad ke-20 sudah
banyakberkembang perusahaan-perusahaan sapi perah Indonesia
dengan cukup memuaskan.
Tetapi pada wak tu pecah perang dunia ke-2 pada waktu itu
Indonesia diduduki oleh pemerintah Jepang, maka peternakan sapi pada
umumnya dihancurkan dan dimulai saat itu banyak sapi yang jatuh ke
tangan rakyat sekitar perusahaan tersebut sehingga timbul usaha sapi
perah rakyat.
Perkembangan tersebut semakin mendapat kemajuan dan
mengingat produksi susu semakin meningkat, maka Jawatan Kesehatan
dan Jawatan Koperasi Indonesia membina terbentuknya koperasi susu,
hal ini mengingat susu adalah produk cepat rusak serta daerah
pemeliharaan sapi perah jauh dari tempat pemasaran.
Dengan keadaan tersebut pemeliharaan sapi perah yang tadinya
hanya sebagai sumber pupuk, maka secara berangsur-angsur beralih dan
merupakan sumber penghasilan susu dan dalam periode sampai dengan
1960, peranan koperasi susu tidak sedikit andilnya dalam pengembangan
sapi perah.
Beberap koperasi susu di beberapa daerah mulai tumbuh seperti
dengan didirikannya koperasi peternakan di Pangalengan pada tahun
1948, pada tahun 1962 didirikan koperasi perah serta di daerah lain
seper NO ngko Jajar, Grati, Ungaran, Boyolali, dan Garut.
Periode 1960 – 1968 dalam keadaan yang kurang memungkinkan
timbulnya koperasi sehingga pada waktu itu hampir koperasi susu tidak
kurang aktif malah tidak sedikit koperasi yang mengalami kehancuran.
3
Mulai tahun 1969 bersamaan dengan dimulainya Pelita maka para
petani peternak dengan bantuan dan pembinaan dari Pemerintah,
membangkitkan kembali koperasi, akan tetapi mamp bersaing dengan
Industri Pengolahan Susu (IPS) yang tumbuh sangat pesat dan berjalan
dengan megah, maka koperasi susu tersebut pada umumnya kurang
berfungsi.
Keadaan yang sangat mengkhawatirkan pada periode 1969-1979
dimana usaha sapi perah pada gulung tikar, sedangkan pabrik susu terus
bertambah banyak dan impor susu bubuk terus membengkak, keadaan
ini terus berlangsung sampai pertengahan tahun 1978. Pada waktu itu
koperasi yang ada dalam keadaan setengah hidup hanya 2 yaitu KBPS
Pangalengan dan Koperasi S.A.E P UJON dan awal Mei 1978 Bapak
Bustani Arifin, SH sebagai Menteri Muda Urusan Koperasi mengadakan
kunjunan kerja ke koperasi S.A.E PUJON dan setelah melihat keadaan
koperasi mengadakan wawancara dengan pengurus dan Bapak Kalam
Tirta Raharjo selaku ketua mengemukakan keluhan serta permohonan
unutk dapat menjual semua susu produksi anggotanya ke PT. Food
Special Lities Indonesia (FSI) dengan harga yang menggairahkan pada
peternak yang walau rata-rata 100 liter per hari dari jumlah produksi
3.000 liter dengan harga Rp. 70,- per kg ke pabrik. Kesan para pengurus
koperasi S.A.E. P UJON bahwa Bapak Menteri sudah mengetahui kalau
memelihara sapi perah “Menyentuh langung penghidupan masyarakat
pedesaan dan dapat berkembang dengan melalui koperasi”.
Pesan Bapak Menteri Muda Koperasi secara lebih giat adapun
masalah pemasaran susu ke pabrik Nestle akan segera dipecahkan di
Jakarta dengan menghimbau industri pengolahan susu bersama-sama
instansi terkait dengan perusahaan.
Tanggal 19-21 Juli 1978 di Jakarta (Pus di Kop) diadakan temu
kerja antar koperasi susu bersama-sama mengindentifikasi masalah dan
pemecahan masalah serta membuat program kerja, dan pada temu karya
ke-1 yang dihadiri 14 Koperasi susu atau KUD dari daerah jalur susu
4
bersama-sama mengidentifikasi masalah dan pemecahan masalah serta
membuat program kerja, dan pada temu karya ke-1 sepakat membentuk
wadah perjuangan secara Nasional dalam bentuk Badan Koordinasi Susu
Indonesia (BKKSI) yang direstui semua.
Tanggal 29 sampai 31 Maret 1979 di Malang, Jawa Timur diadakan
temu karya ke II diputuskan membubarkan BKKSI dan membentuk GKSI
sesuai dengan perkoperasian walaupun GKSI besifat sekunder tetapi
bergerak secara nasional diusahakan mendapat badan hukum.
No Badan Hukum GKSI telah mengalami dua kali perubahan, dan
nomor Badan Hukum yang sekarang adalah NO. 8284/c tanggal 25 April
1994.
Pada tahun 1981 dibangun pabrik pengolahan susu (milk
treatment) sebanyak 4 unit dan juga pin pabrik makanan (ternak)
sebanyak 2 unit yang merupakan bantuan kredit pemerintah/pinjaman
lunak dengan nilai Rp. 7,4 M. adapun GKSI MILK TREATMENT BOYOLALI
adalah merupakan salah satu unit pabrik pengolahan susu Milk GKSI yang
berlokasi di Boyolali untuk Provinsi Jawa Tengah.
Alasan berdirinya pabrik di Boyolali karena sekitar 60 % produksi
susu di Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Boyolali.
GKSI MILK TREATMENT BOYOLALI merupakan salah satu paket
kredit dari pemerintah melalui proyek pengembangan koperasi di bidang
persusuan/peternakan yang pimpinan proyeknya adalah Dirjen Koperasi.
Proyek ini disetujui dengan menggunakan dana dan pemerintah
(penyertaan modal atau PMP) lewat Departemen Keuangan. Adapun
kredit ini dengan jangka waktu pengembangan selama waktu 10 tahun
dengan bungan setahun 4%.
GKSI MILK TREATMENT didirikan dengan maksud agar koperasi
susu lebih dekat untuk mengirimkan susu ke pabrik, mengingat sifatnya
yang mudah rusak sehingga penanganannya haru secermat dan secepat
mungkin.
5
GKSIMILK TREATMENT BOYOLALI terletak di sebelah barat jalan
Solo – Semarang dan sekitar 200 meter terminal bus Boyolali. Keadaan
cuaca yang sejuk karena terletak ada topografi pegunungan dan
ketinggian 400 – 1500 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara
27 – 32 0 C dan curah hujan berkisar 1800 – 2650 mm/thaun.
Peletakan batu pertama pada bulan Februari 1982 di lokasi Desa
Winongan Kabupaten Boyolali. GKSI MILK TREATMENT BOYOLALI
menempati area sekitar 1,2 Ha dengan luas bangunan 866.64 m2, gardu
jaga dua buah seluas 233,18 m2, pompa seluas 5.00 m2 serta sisanya
digunakan untuk kebun rumput, tempat parkir, dan pengolahan limbah
dan lain-lain.
GKSI MILK TREATMENT BOYOLALI diresmikan pada tanggal 24 Juli
1983 oleh Bapak bustamil Arifin selaku Menteri Koperasi Indonesia.
Proyek tersebut dibiayai dengan menggunakan dana dari pemerintah
lewat Departemen Keuanga, izin usaha diperoleh pada tahun 1985 dari
DIRJEN RI NPWP : 1356.438.9 pada tanggal 31 Desember 1985.
B. Struktur Organisasi GKSI Milk Treatment Boyolali
1. Struktur Organisasi
GKSI MILK TREATMENT BOYOLALI adalah satu unit usaha GKSI yang
bergerak dalam bidang pengujian dan pengolahan susu khususnya
evaporasi. GKSI MILK TREATMENT BOYOLALI dipimpin oleh seorang
divisi yang dibantu oleh lima orang kepala seksi yaitu Kepala Seksi
Keuangan, Kepala Seksi Administrasi Umum, Kepala Seksi Produksi,
Kepala Seksi Laboratorium, dan Kepala Seksi Teknik yang membawahi
staf-staf seksi.
Bentuk dan struktur organisasi yang diterapkan di GKSI BOYOLALI ini
adalah menggunakan Garis Linier, dimana saluran kekuasan atau
wewenang berjalan dari (Pimpinan) sampai ke bawah melalui suatu garis
lurus. Gambar struktur organisasi terdapat pada lampiran uraian tugas
dari masing-masing struktur organisasi adalah :
6
a. Manager
Dalam melaksanakan tugasnya, manager dibantu kepala seksi. Tugas
seorang manager yaitu memberikan Pengarahan, Pengawasan dan
mengadakan kontrol terhadap semua pelaksanaan pekerjaan atau
dengan kata lain melaksanakan semua fungsi managerial yang
meliputi :
1) Merencanakan kegiatan yang meliputi seluruh bagian.
2) Mengontrol kegiatan-kegiatan di seluruh bagian.
3) Menilai bawahan dan mengusulkan kepada pengurus GKSI pusat
untuk promosi dan motivasi bawahan.
4) Memberi usulan kepada pengurus GKSI pusat, mengenai
pengadaan saran kerja sehingga dapat memperlancar jalannya
pekerjaan.
5) Memberi nasehat, petunjuk dan bimbingan kepada bawahan.
6) Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir, dan laporan
kepada pengurus GKSI pusat dan instalasi yang ada hubungannya
dengan milk treatment.
7) Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan kepada GKSI daerah
Jawa Tengah dan GKSI Pusat.
8) Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan kelancaran
operasional milk treatment pada direktur utama KGSI pusat.
b. Kepala Seksi Keuangan
Dalam melaksanakan tugas kepada seksi keuangan dibantu oleh
seorang kasir, pemegang buku jurnal dan pemegang buku tambahan.
Uraian tugas kepala seksi keuangan sebagai berikut :
1) Merencanakan anggaran Milk Treatment sebaik mungkin sehingga
efisiensi dapat tercapai dengan baik.
2) Bersama manager menandatangani atau mengesahkan semua
surat berharga, perjanjian, control, pengeluaran atau pengambilan
uang dari atau ke bank atau pihak lain yaitu ada hubungannya
dengan perusahaan.
7
3) Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan dan
memberikan segala bukti-bukti, catatan-catatan yang
berhubungan dengan laporan tersebut.
4) Bertanggung jawab terhadap pengeluaran, pemasukan, dan
penyimpanan uang.
c. Kepala Seksi Administrasi Umum
Dalam melaksanakan tugas kepala seksi administrasi umum dibantu
oleh sub bagian tata usaha. Uraian tugasnya sebagai berikut :
1) Bertanggungjawab terhadap kepegawaian dalam hal menerima
tenaga kerja, pengangkatan, penggajian dan pemberitaan
karyawan.
2) Bertanggungjawab atas keamanan secara keseluruhan baik
menyangkut karyawan maupun barang.
3) Melaksanakan pengadaan barang-barang keperluan GKSI Milk
Treatment Boyolali.
4) Bertanggungjawab atas kebersihan dan kesehatan GKSI Milk
Treatment Boyolali.
5) Bertanggungjawab terhadap manager.
d. Kepala Seksi Produksi
Dalam melaksanakan tugas kepala seksi produksi dibantu oleh bagian
penerimaan, pengelolaan dan distribusi. Uraian tugas kepala seksi
produksi adalah sebagai berikut :
1) Merencanakan penerimaan dan pengiriman susu dengan sebaik-
baiknya.
2) Bertanggungjawab atas kelancaran penerimaan dan pengiriman.
3) Bertanggungjawab atas kelancaran pengolahan susu dan menjaga
kualitas susu sebaik-baiknya sampai ke konsumen
4) Mengadakan pencatatan mengenai pemasukan susu
5) Bertanggungjawab terhadap manager.
8
e. Kepala Seksi Laboratorium
Dalam melaksanakan tugas kepala seksi laboratorium dibantu oleh
bagian analisa kimia. Tugas dari kepala seksi laboratorium adalah
mengontrol susu yang telah diterima agar tetap baik.
f. Kepala Seksi Tehnik
Dalam melaksanakan tugasnya kepala seksi teknik dibantu oleh sub
bagian workshop dan sub bagian operator tehnik dan listrik. Uraian
tugasnya adalah sebagai berikut :
1) Bertanggungjawab atas persiapan mesin-mesin untuk kelancaran
aktifitas produksi.
2) Menjaga dan memelihara mesin-mesin dan peralatan serta
kesediaan bahan-bahan kimia dan bahan bakar.
3) Memonitoring pekerjaan operator tehnik dan workshop.
2. Ketenagakerjaan
a. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenag kerja di GKSI Milk Treatmen Boyolali ada 92 orang
dengan rincian sebagai berikut :
Administrasi (Kauangan) : 7 orang
Produksi Lab : 9 orang
Tehnik : 6 orang
Satpam + PU : 12 orang kendaraan : 15 o rang
Proses : 42 orang
b. Jam Kerja
Jam kerja karyawan diatur dalam peraturan kepegawaian (KKB)
Perusahaan yakni lima hari kerja seminggu karyawan kantor dengan
waktu setiap hari kerja sebagai berikut :
Senin sampai jum’at jam 08.00 sampai 16.00, istirahat jam 12.00
sampai 13.00, sabtu libur.
Bagi karyawan operasional seperti : produksi, laboratorium, dan
tehnik dibagi menjadi beberapa shift, yaitu :
9
Shift I : Jam 06.00 sampai jam 14.00
Shift II : Jam 14.00 sampai jam 22.00
Shift III : Jam 22.00 sampai jam 06.00
1) Cuti Kerja
Karyawan berhak mendapatkan cuti yang meliputi :
a) Cuti tahunan selama 12 hari kerja
b) Cuti melahirkan bayi karyawan selama 3 bulan
c) Cuti haid selama 2 hari
2) Pengupahan
Pembayaran upah atau gaji dilaksanakan setiap awal bulan,
besarnya upah tergantung masa kerja yang dimiliki karyawan.
Pengupahan karyawan secara umum telah memenuhi standart
UMK yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten.
3) Kesejahteran
Setiap karyawan berhak mendapatkan bantuan berupa :
a) Bantuan pernikahan selama menjadi karyawan sebanyak satu
kali.
b) Bantuan kelahiran anak sampai anak kedua
c) Bantuan kematian ahli waris.
d) Tunjangan hari raya keagamaan (THR)
e) Pakaian seragam kerja setiap satu tahun sekali
f) Diikutsertakan dalam program jamsostek.
3. Jenis Produk Akhir
a. Spesifikasi Produk Akhir
Spesifikasi Produk Akhir yang dihasilkan adalah snack susu Real Good
Nyoot hasil dari pengolahan susu dari susu krim.
b. Penanganan Produk Akhir
Snack susu Real Good Nyoot yang telah jadi dikemas di GKSI,
disimpan juga di gudang GKSI, baru di transfer ke gudang So Nice dan
dikirim ke Jakarta.
10
4. Pemasaran Real Good Nyoot PT. So Good Food atau GKSI Boyolali
Dari manufacturing SGF atau GKSI Boyolali lalu dikirim ke distributor
cabang, distributor cabang dikirim lagi ke distributor depo dan dari depo
dikirim ke outlet (agen, retail, koperasi, waning dan lainnya).
a. Dari manufacturing SGF atau GKSI Boyolali lalu dikirim ke cabang.
Biasanya tiap cabang mengajukan permintaan barang ke
manufacturing melalui marketing pusat berapa kemampuan cabang
menjual suatu produk.
b. Dari cabang ke Depo
Tiap depo ditarget angka penjualan suatu produk untuk jangka waktu
tertentu, dengan demikian pihak depo bekerja lebih keras untuk
mencapai target tersebut dengan cara mencari outlet bantu (team
salesmen)
c. Dari Depo ke Outlet
Team Salesmen tiap hari survey kelapangan untuk menawarkan
produk ke outlet dan keesokan harinya dikirim olhe team delivery.
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Susu Sapi
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yagn dihasilkan oleh kelenjar
susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum
mereka dapat mencerna makanan padat (Wikipedia, 2009). Dalam SK Dirjen
Peternakan No. 17 tahun 1983, dijelaskan definisi susu adalah susu sapi yang
meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi dan susu sterilisasi. Susu
segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu
murni adalah cairan yang berasal dari kambing sapi sehat. Susu murni
diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, mampu mengurangi atau
menambah sesuai komponen atau bahan lain. Susu merupakan produk
pangan yang menjadi sumber utama pemenuhan kebutuhan kalsium (Ca)
tubuh (Syarifa, 2007). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa susu sapi
merupakan cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu sapi
betina dan salah satu sumber utama pemenuhan kebutuhan kalsium.
B. Sifat Fisik Susu
1. Warna Air Susu
Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain,
tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat
dan bahan pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih
kebiruan sampai dengan kuning keemasan. Dalam jumlah banyak susu
keseluruhan terlihat keruh dan dalam lapisan tipis saja terlihat
transparan tembus cahaya. Susu yang diambil atau diturunkan kadar
lemaknya akan tampak kebiruan. Warna purih dari susu merupakan hasil
dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel kooidal dari
kasein dan kalsium fosfat. Warna kuning susu karena lemak dan karolen
yang dapat larut.
12
2. Rasa dan bau
Susu murni terasa sedikit manis yang disebabkan oleh laktosa. Rasa
manis susu merupakan salah satu daya tarik susu terhadap konsumen.
Namun tidak semua konsumen memiliki kemmapuan yang sama dalam
menikmati sebanyak m ungkin susu sapi. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan tubuh untuk menghasilkan enzim laktase yang berfungsi.
Memecah laktosa pada setiap konsumen berbeda. Bahkan ada beberapa
konsumen yang tidak dapat mencerna laktosa dalam tubuhnya, kelainan
ini disebut dengan laktosa intoleran atau defisiensi laktosa. Laktosa
intoleran merupakan suatu kondisi dimana tubuh dapat memproduksi
enzim lactase yang disebabkan oleh faktor usia, genetis, dan penyakit.
Enzim lactase berfungsi sebagai pemecah laktosa menjadi monosakarida
yang siap diserap oleh tubuh yaitu glukosa dan galaktosa yang akan
dipecah oleh bantuan bacteri dalam usus halus. Saat proses fermentasi
menghasilkan gas yang dapat mengakibatkan kembung dan rasa sakit di
perut. Bagi penderita laktosa intoleran laktosa tidak akan dicerna dan
tetap berada dalam saluran pencernaan dan tidak terjadi penyerapa air
dari feses sehingga penderita mengalami diare. Orang yang mengalami
intoleransi laktosa biasanya mempunyai batas toleransi untuk
mengonsumsi laktosa. Jika mereka mengonsumsi dalam batas minimal
maka akan mengalami gejala minimal. Gejala tersebut yakni sakit perut,
dan perut kembung serta diare. Penyebab intoleransi laktosa dapat
disebabkan oelh faktor genetik dimana penderita memiliki lactase yang
lebih sedikit dibandingkan orang normal. Selain itu juga dikarenakan
faktor lain diantaranya :
a. Gastrogenteritis dapat menyebabkan peruraian enzim lactase yang
dapat berlangsung berminggu-minggu.
b. Infeksi parasit dapat menyebabkan pengurangan jumlah lactase
sementara waktu.
13
c. Defisiasi besi yakni rendahnya asupan besi dapat mengganggu
pencernaan dan penyerapan laktosa. Metode diagnosis yang biasa
digunakan untuk mendiaknosa intoleransi laktosa sebagai berikut :
1) Hydrogen breath test merupakan pengujian terhadap jumlah gas
hydrogen yang ditiupkan keluar melalui pernafasan. Laktosa yang
dicerna seharusnya mengalami fermentasi oleh bakteri sehingga
akan menyebabkan produksi gas hydrogen lebih banyak dari
keadaan normal.
2) Elimination diet diagnose ini melalui cara meniadakan konsumsi
makanan yang mengandung laktosa untuk melihat perbaikan
gejala.
Penanganan intoleransi laktosa adalah dengan meminimalisir
makanan atau minuman yang mengandung laktosa seperti
pembatasan konsumsi susu maupun produk olahan yang
mengandung laktosa.
Rasa asin berasal dari klorida, sitrat dan garam-garam mineral lainnya.
Buekle et al., (1987) menyatakan bahwa cita rasa yang kurang normal
mudah sekali berkembang di dalam susu dan hal ini mungkin merupakan
akibat dari :
a. Sebab-sebab fisiologis seperti cita rasa pakan sapi misalnya alfalfa
(tanaman dalam keluarga fabaceae), bawang merah, bawang putih,
dan cita rasa algae yang akan masuk ke dalam susu jika bahan-bahan
itu mencemari pakan dan air minum sapi.
b. Sebab-sebab dari enzim yang menghasilkan cita rasa tengik karena
hidrolisa dari gliserida dan pelepasan asam lemak seperti butirat dan
kaproat, yang mempunyai bau yang keras, khas dan tidak
menyenangkan.
c. Sebab-sebab kimiawi, seperti Tallowiness yagn disebabkan karena
oksidasi asam lemak tak jenuh, Flavor teroksidasi yang disebabkan
karena oksidasi fosfolipid, Amis/bau seperti ikan yang disebabkan
karena oksidasi dan reaksi hidrolisa.
14
d. Sebab-sebab dari bakteri yang timbul sebagai akibat pencemaran dan
pertumbuhan bakteri yang menyebabkan peragian laktosa menjadi
asam laktat dan hasil samping metabolik lainnya yang mudah
menguap.
e. Sebab-sebab mekanis, bila susu mungkin menyerap cita rasa cat yang
ada disekitarnya, sabun dan larutan chlor.
f. Bau air susu segar yakni bau khas susu. Apabila susu berbau busuk
disebabkan oleh serangan penyakit mastitis. Berbau lobak, silage
disebabkan oleh pemberian pakan ternak. Jika berbau garam karena
kandungan garam dalam susu lebih besar dari pada laktosa. Bau air
susu mudah berubah karena terjadinya perombakan lemak menjadi
asam-asam amino dan dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang
mudah menyerap bau disekitarnya.
3. Berat Jenis
Susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. Berat jenis
susu = 1.027 – 1.035 dengan rata-rata 1.031. Akan tetapi menurut codex
susu, berat jenis susu adalah 1.028. codex susu adalah suatu daftar satuan
yagn harus dipenuhi susu sebagai bahan makanan. Daftar ini telah
disepakati para ahli gizi dan kesehatan sedunia, walaupun di setiap
negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Berat
jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu diperah. Penetapan lebih
awal akan menunjukkan hasil berat jenis yang lebih kecil. Hal ini di
sebabkan oleh :
- ¾ % perubahan kondisi lemak.
- ¾ adanya gas yang timbul di dalam air susu.
4. Kekentalan (Viskositas)
Seperti berat jenis, viskositas susu lebih tinggi daripada air. Viskositas
suus biasanya berkisar 1,5 + 2,0 cP. Pada suhu 200C viskositas whey 1,2
cP, ciskositas susu skim 1,5 cP dan susu segar 2,0 cP. Protein dan lemak
pada susu mempengaruhi viskositas, oleh karena itu susu penuh (fuull
Cream) lebih kental daripada susu skim yang tidak mengandung lemak.
15
Temperatur ikut juga menentukan viskositas air susu. Sifat ini sangat
menguntungkan dalam pembuatan mentega.
5. Titik beku dan titik didih
Pada codex air susu dicantumkanbahwa titik beku air susu adalah +
0.5000 C. Akan tetapi untuk Indonesia ialah berubah menjadi + 0.5200.
titik beku air adalah 0.0 C. apabila terdapat pemalsuan air susu dengan
penambahan air, maka dengan mudah dapat dilakukan pengujian dengan
uji penentuan titik beku. Karena campuran air susu dengan air akan
memperlihatkan titik beku yang lebih besar dari air dan lebih kecil dari
air susu. Titik didih air adalah 1000C dan air susu 100.160C, titik didih
juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan susu dengan air.
6. Daya Cerna
Air susu mengandung bahan/zat makanan yang secara totalitas dapat
dicerna, diserap dan dimanfaatkan tubuh dengan sempurna atau 100%.
Oleh karena itu air susu dinyatakan sangat baik sebagai bahan makanan.
Tidak ada lagi bahan makanan baik dari hewani terlebih-lebih nabali
yang sama daya cernanya dengan air susu.
C. Sifat Kimia Susu Keasaman dan pH susu
Susu segar (yagn masih baru diperah) mempunyai sifat atmosfer, artinya
dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Apabila susu dititrasi dengan alkali
dengan menggunakan indikator fenolftalein, total asam yang ada dalam susu
diketahui hanya 0,10 + 0,26% saja. Sebagian besar asam yang ada dalam sus
adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan
oleh berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa fosfat
kompleks, asam sitrat, asam-asam amino, dan karbondioksida (CO2) yang
larut dalam susu. Secara alami, dalam susu terdapat senyawa buffer (fosfat,
sitrat, dan protein yang terdiri dari asam amino yang mempunyai struktur
kimia gugus amino yang bersifat basa dan gugus karboksil yang bersifat
asam sehingga bereaksi asam basa pada pH normal susu). Nilai pH susu
dapat berubah, apabila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 merupakan
16
indikator adanya penyakit mastitis pada sapi yang dapat menyebabkan
perubahan keseimbangan mineral dalam air susu yang dihasilkan.
Sedangkan apabila pH air susu di bawah 6,5 merupakan indikator adanya
aktifitas bakteri misalnya bakteri kolostrum yang melakukan banyak proses
pengasaman terhadap air susu tersebut. Terjadinya pengasaman oleh
mikroorganisme ini juga dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan susu
yang akan mengganggu keseimbangan sistem koloidalnya.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Bahan Baku
1. Snack Susu Real Good Rasa Coklat
- Gula
- Susu evaporasi
- Lemak nabati
- Susu skim bubuk
- Bubuk cokelat
2. Snack Susu Real Good Rasa Keju
- Gula
- Susu evaporasi
- Lemak nabati
- Susu skim bubuk
- Bubuk keju
- Pearna tatrazine ci 19140
- Pewarna sunset yellow ci 15985
B. Proses Pengolahan
Sebelum proses produksi dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan CIP dan
Sterilisasi Tanki Prosesing Line dan Mesin Filling.
Prosedur CIP dan Sterilisasi Tanki Processing Line
No Tahapan CIPParameter
Konsentrasi Suhu Waktu
1 Selesai Produksi
2 Bilas Air Panas 900C 20 menit
3 Sirkulasi Sabun/Caustic
Soda
1,5 – 2 % Min 750 C 2 x 20 menit
4 Bilas air normal Normal 20 menit
5 Sirkulasi asam/acid 1-1,5 % Min 700C 2x20 menit
18
6 Bilas air normal Normal 20 menit
7 Sterilisasi air panas 950C 2x20 menit
Keterangan :
- CIP dengan asam dilaksanakan seminggu sekali
- Setiap akhir SIP (setelah pembilasan dan sebelum sterilisasi) harus
dilakukan chek pH (pH kurang lebih 7.0)
- Cara penghitungan jumlah soda dan asam
Soda
CIP Tanki Processing line :
Konsentrasi = berat sodavolume air
x konsentrasi soda
SIP proses filling area, volume air diganti 150 kg
1,5 = berat soda1600
x 98,00 %
98 berat soda 2400 = 1,5 x 1600
Berat soda = 240098
= 24,49 kg
Asam
CIP Tanki processing line :
Konsentrasi = berat asamvolume air
x konsentrasi asam
CIP Proses Filling area, volume air diganti 150 kg
1,2 = berat soda1600
x 68,00 %
Berat asam = 1,2 x 1600
= 28,24 kg
19
Prosedur CIP dan Sterilisasi Mesin Felling
No Tahapan CIPParameter
Konsentrasi Suhu Waktu
1 Selesai Produksi
2 Bilas Air Panas 900C 20 menit
3 Sirkulasi Sabun/Caustic
Soda
1,5 – 2 % Min 750 C 2 x 20 menit
4 Bilas air normal Normal 20 menit
5 Sirkulasi asam/acid 1-1,5 % Min 700C 2x20 menit
6 Bilas air normal Normal 20 menit
7 Sterilisasi air panas 950C 2x20 menit
Keterangan :
- CIP dengan asam dilakukan seminggu sekali
- Setiap akhir CIP (setelah pembilasan dan sebelum sterilisasi) harus
dilakukan check pH (pH kurang lebih 7.0)
- Cara penghitungan jumlah soda dan asam
Soda
CIP Filling Area
Konsentrasi = berat sodavolume air
x konsentrasi soda
CIP Tanki Processing Line, volume tanki diganti 160 kg
1,5 = berat soda150
98,00 %
98 berat soda = 1,5 x 150
Berat soda = 22598
= 2,3 kg
Asam
CIP Proses Filling Area :
20
Konsentrasi = berat sodavolume air
konsentrasi asam
CIP Tanki Processing Line, volume air diganti 1600 kg
1,2 = berat asam150
68.00 %
68 berat soda = 1,2 x 150
Berat soda = 18068
= 2,68 kg
Langkah pertama sebelum proses pembuatan snack susu real good
nyoot dilakukan, yaitu menyiapkan formula dan bahan baku terlebih dahulu.
Kemudian bahan baku dan formula dimasukkan ke dalam Mixer dengan suhu
60 derajat celcius. Setelah itu campuran susu dipanaskan ke dalam SSH 01.
Lalu ditransfer ke dalam SCM Tank. Kemudian campuran susu dimasukkan ke
dalam Balancae Tank yang berfungsi mengatur aliran susu. Setelah dari
Balancae Tank, dialirkan ke dalam Homogenizer yang berfungsi
menyeragamkan partikel susu, kemudian dialirkan ke dalam SSH 02. Dari SSH
02 dialirkan ke dalam SSC 01 untuk disirkulasikan suhunya hingga kurang
dari 30 0 C. dari SSC 01 dialirkan ke Baver Tank yang berfungsi menampung
susu sebelum masuk ke Flash Tank. Setelah itu dialirkan ke dalam Flash Tank
01, kemudian dialirkan ke Flash Tank 02, tapi sebelum dimasukkan ke dalam
02, terlebih dahulu ditambahkan lactose secara bertahap yang berfungsi
untuk mengembalikan aroma susu yang hilang selama proses dan suhunya
dikurangi 10C. kemudian dariFlash Tank 02 dialirkan ke Flash Tank 03, suhu
dikurangi 4 derajat celcius. Pada setiap Flash Tank dilengkapi dengan vacum
untuk menyedot kadar air susu sekitar 100C. kemudian dialirkan ke dalam
SSC 02 suhu diturunkan menjadi 200C dengan total solid 73%. Kemudian di
transfer ke Cristalization Tank yang befungsi sebagai tempat penampungan
susu yang sudah matang. Setelah itu dimasukkan ke dalam mesin Filler, yaitu
alat pengemasan snack susu Real Good. Selama di dalam proses Filling,
kemasan susu yang berupa rencengan yang setiap rencengnya ada 8 butir,
setiap 15 menit diambil untuk ditimbang untuk memastikan apakah berat
21
susu berkurang atau bertambah, apabila susu mengalami kenaikan atau
pengurangan berat segera laporkan kepada operatornya agar berat susu
kembali stabil. Dan setiap 1 jam sekali diambil 2 renceng susu untuk sampel
dan salah satu sampel diambil 1 butir untuk di check pH, Brix, dan
Organoleptiknya. Setelah itu snack susu Real Good di kemas dan dimasukkan
ke dalam karton dan snack susu Real Good siap untuk didistribusikan.
C. Kriteria Finished Good Snack Minuman Susu
1. Organoleptik
a. Penampakan secara fisik
o Warna coklat gelap
o Warna kuning pucat
o Permukaan tidak berubah, mengkilap
o Tidak misah, tidak mengendap, tidak berbutir dan lembut.
b. Rasa
o Cokelat manis
o Khas rasa keju
c. Aroma
o Khas cokelat dan tidak apek
o Khas keju dan tidak apek
2. Fisik dan Kimain
TS (Total Solid) = 73 – 75
pH = keju : 6,1 – 6,2; coklat : 6,4 – 6,5
Brix = 69 – 71
Net Volume = 17,5 – 18,5
Viscositas = keju : 5 – 6; coklat : 7-9
Protein = 6,5 – 10 %
Lemak = 10 %
Kadar air = 25 – 27 %
3. Packing
22
Cetakan kode jelas
Sealing : sempurna, tidak melipat, tidak bocor
Printing : gambar di tengah
Porforasi : sesuai eyemark
D. Pengujian Bahan Baku dan Produk
1. Bahan Baku
Uji Fisik
a. Oganoleptik : bau, rasa dan warna
b. Cek pH :
1) Timbang bahan baku sebanyak 2 gram
2) Larutkan bahan baku tersebut dengan air dalam beker glass
hingga volume 20 ml, aduk hingga homogen.
3) Hitung pH dengan menggunakan metlertolledo
2. Produk
Total Solid
a. Siapkan susu kental manis yang sudah disirkulasi selama 10
menit
b. Siapkan cawan kosong yang dikeringkan dalam oven pada suhu
1050C sampai cawan kering konstan.
c. Sesudah kering ambil cawan dari oven menggunakan tangkrus,
letakkan cawan dalam Eksikator.
d. Sesudah cawan dingin, ambil cawasn dari eksikator dan cawan
ditimbang menggunakan neraca analitik.
e. Setelah diketahui beratnya catat beratnya, lalu masukkan sample
susu kental manis ke dalam cawas kurang lebih 1 gram.
f. Setelah itu ambil cawan yang telah diisi sample dari dalam neraca
dan masukkan kembali ke dalam oven, diamkan selama 3 jam.
g. Sesudah itu hitung total Solidnya.
TS = Berat (cawan+sampel )−berat cawan kosong
bera t sampelx 100 %
pH = menggunakan alat gietlertolleddo
23
Brix = menggunakan alat refractometer
Organoleptik = yang diuji : bau, rasa dan warna
Viscositas = meng gunakan alat papan viscosity
BJ
a. Siapkan sample dan picnometer kosong
b. Timbang picnometer kosong dan catat beratnya
c. Masukkan sample susu ke dalam picnometer hingga penuh dan
catat berat picnometer + sample
d. Hitung berat berat jenisnya :
BJ = Berat (picnometer+sampel )−berat picnometer kosong
50
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil Praktik Industri selama + 62 hari dapat disimpulkan sebagai
berikut :
- Dari hasil Praktik Industri selama + 62 hari dimulai dari tanggal 1 Juli 2013
sampai dengan 30 September 2013 yang diikuti oleh 2 peserta, yaitu :
Rosyid Al Khosim dan Sandra Yudhi Kristanto. Urutan pengolahan susu
GKSI Boyolali, Jawa Tengah dapat disimpulkan sebagai berikut :
o GKSI merupakan koperasi gabungan susu Indonesia yang mengolah
susu murni menjadi snack susu kental manis siap minum.
o Bahan baku dari pembuatan snack susu Real Good yang berasal dari
skim bubuk dan terkadang juga menggunakan susu murni yang di
evaporasi yang berasal dari KUD yang ada di sekitar Boyolali.
o Bahan baku yang digunakan untuk membuat SKM sangat menentukan
mutu produk yang dihasilkan, oleh karena itu semua bahan baku yang
dikirim ke GKSI harus diuji kualitas dan mutunya.
Ciri-ciri bahan baku pembuatan SKM yang baik yaitu pH kurang lebih
6,5 - 7 apabila dirasakan rasanya khas bahan tersebut, produksi bahan
baku harus jelas.
o Tujuan pemasaran produk SKM tidak hanya di dalam kota melainkan
hingga luar kota, pemasaran susu di luar kota 80% dan dalam kota 20%.
Pemasaran SKM dalam kota hanya di sekitar wilayah Kabupaten
Boyolali dan memenuhi permintaan konsumen.
B. Saran
1. Terhadap Industri
o Pekerja lebih mentaati peraturan dan tidak melanggar Standart
Operasional Procedure (SOP) agar produk yang dihasilkan lebih
bermutu tinggi.
25
o Pengawasan terhadap pekerja perlu ditingkatkan agar pekerja lebih
disiplin dan tidak menyalahi aturan dalam bekerja.
o Peralatan dalam pengolahan susu perlu ditambah agar saat produksi
meningkat, pekerja tidak melanggar standart pengolahan yagn
ditentukan.
o Keselamatan kerja lebih ditekankan agar kecelakaan kerja dapat
dihindari.
2. Terhadap Sekolah
o Waktu pelaksanaan Praktik Industri diusahakan dimulai pada awal
semester baru atau saat liburan agar siswa mempunya waktu untuk
persiapan Ujian Akhir Semester.
o Sebaiknya saat Praktik Industri tidak diberi tugas sekolah agar siswa
lebih fokus terhadap kegiatan Praktik Industri.
o Sebaiknya pembimbing dari sekolah lebih sering melakukan
monitoring ke tempat agar kegiatan siswa selama Praktik Industri
dapat diketahui oleh pihak sekolah.
26
DAFTAR PUSTAKA
_____________www.scribd.com/doc/78725952/karakteristik-susu
Siregar, Sori Basya. Penggemukan Sapi/Sori Basya Siregar. Penebar Swadaya.
Jakarta. 2000.
Kusnadi, U., et.al., “Pendapatan Peternak Sapi Kareman di Kabupaten Magetan”.
Prosiding Seminar Penelitian dan Penunjang Pengembangan Peternakan.
Bogor. Tahun 1979.
MC. Collouah, M.E., Optimum Feeding of dairy Animals for Meat and Milk (Athers
: The University of Georgia Press. 1973)
27