58
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN RANCANGAN FIBER MONITORING SYSTEM (FMS) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN RI FARHAN RAMADHAN PUTRANTONA 4817050133 PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER DEPOK 2020

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

RANCANGAN FIBER MONITORING SYSTEM (FMS) DI

LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN RI

FARHAN RAMADHAN PUTRANTONA

4817050133

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

DEPOK

2020

Page 2: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

i

Page 3: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

ii

ABSTRAK

Fiber optic adalah media penting untuk jaringan komunikasi berkapasitas tinggi

saat ini. Setiap hari, fiber bertanggung jawab atas transportasi agregat lalu lintas

internet, data, video, dan lainnya. Dengan demikian, dampak dari fiber optic yang

rusak sangatlah besar dan harus segera ditangani. Fiber Monitoring System (FMS)

dirancang untuk meningkatkan pemantauan jaringan berbasis fiber optic dengan

tracking kesehatan serat (fiber) secara online. Tujuan utama dari tulisan ini adalah

untuk memberikan rancangan / desain FMS di lingkungan Kemeterian Pertahanan

RI. Tujuan lain dari tulisan ini adalah untuk memberikan gambaran umum tentang

FMS kepada pembaca seperti pengertian, tipe monitoring, ,standarisasi, cara kerja,

dan sebagainya.

Pada lingkungan yang memakai FMS, sistem akan melacak dan mengomunikasikan

lokasi gangguan fiber secara instan melalui SMS / email, sehingga memudahkan

administrator menemukan lokasi gangguan. Oleh karena itu dibutuhkan FMS yang

dapat memberikan melakukan monitoring dan penilaian kualitas fiber pada saat

digunakan. Penilaian tersebut menggunakan software dan perangkat yang terdiri

dari integrated fiber monitoring and management system.

Pada tulisan ini penulis memberikan rancangan FMS yang mendukung AFM dan

fiber pole pada topologi ring. Penggunaan FMS yang memiliki fitur AFM sangat

direkomendasikan karena kelebihan yang ditawarkan (real time protection, dapat

bekerja pada infrastruktur hardware yang sederhana, mendukung layanan

berkapasitas besar, dan sebagainya). Penanaman fiber pole untuk meningkatkan

akurasi lokasi adanya failure / gangguan. Apabila dibandingkan antara Mean Time

To Repair (MTTR) awal sebesar 2.5 jam/ perbaikan dan MTTR setelah pemasangan

fiber pole + FMS menjadi 1.75 jam/perbaikan, diperkirakan MTTR akan berkurang

hingga minimal sebesar 30%.

Kata Kunci : Fiber optic, Fiber Monitoring System, deteksi, Mean Time To Repair,

fiber pole, gangguan keamanan

Page 4: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

iii

ABSTRACT

Optical fiber is an important medium for today's high capacity communication

networks. Every day, fiber is responsible for the transport of internet traffic, data,

video and more. Thus, the impact of a damaged optical fiber is enormous and must

be served immediately. Fiber Monitoring System (FMS) is designed to enhance

fiber optic based networks with online fiber health tracking. The main objective of

this paper is to provide the FMS design / design within the Indonesian Ministry of

Defense. Another purpose of this paper is to provide readers with an overview of

FMS such as its definition, type of monitoring, standardization, how it works, and

so on.

In an environment that uses FMS, the system will track and communicate the

location of fiber disturbances instantly via SMS / email, making it easier for

administrators to find the location of the disturbance. Therefore an FMS is needed

which can provide monitoring and measurement of fiber quality when it is used.

The assessment uses software and tools that comprise an integrated fiber

management and monitoring system.

In this paper the authors provide an FMS design that supports AFM and fiber poles

in the ring topology. The use of FMS that has the AFM feature is very much the

advantages offered (real time protection, can work on simple hardware

infrastructure, supports large capacities, etc.). Planting fiber poles to increase the

location of the failure / disturbance. When compared between the initial Mean Time

To Repair (MTTR) of 2.5 hours / repair and MTTR after installing fiber pole + FMS

to 1.75 hours / repair, it is estimated that MTTR will decrease by at least 30%.

Keywords :Fiber optic, Fiber Monitoring System, detection Mean Time To Repair,

fiber pole, security intrusion

Page 5: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

iv

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) ini. Penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma Empat

Politeknik. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan Praktik Kerja

Lapangan, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan PKL ini. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Asep Kurniawan,S.Pd.,M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam

penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini;

2. Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertahanan RI yang telah memberikan

izin dan kebijakan pada penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan;

3. Ryan Wicaksono Pamungkas, S.T. selaku pembimbing industri yang telah

mengarahkan penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan;

4. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan

material dan moral;

5. Teman-teman dan sahabat khususnya Aji Trinioferi, Kevin Kautsar, dan Laily

Rachmi Tsani sebagai rekan Praktik Kerja Lapangan yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penulis meminta kritik dan saran untuk menyempurnakan

laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan bulanan Praktik Kerja

Lapangan ini dapat membawa manfaat baik bagi penulis maupun orang lain.

Jakarta, 13 November 2020

Penulis

Page 6: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Kegiatan ............................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................................... 2

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................... 3

1.4 Tujuan dan Kegunaan .................................................................................... 3

1.4.1 Tujuan………. ........................................................................................ 3

1.4.2 Kegunaan……………………………………………………………….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1 Pengertian Perancangan (Desain) ................................................................ 4

2.2 Fiber Monitoring System (FMS) ................................................................... 5

2.2.1 Standarisasi FMS ................................................................................... 7

2.2.2 Penggunaan FMS ................................................................................... 9

2.2.3 Cara Kerja FMS .................................................................................. 10

2.2.4 Perangkat FMS .................................................................................... 11

2.2.5 Instalasi Kabel Fiber Optic ................................................................... 13

2.2.6 Fiber Pole……….. ................................................................................ 13

2.3 Active Fiber Monitoring (AFM) .................................................................. 14

2.4 Remote Fiber Monitoring (RFM) ................................................................ 17

2.5 Limitasi Fiber Monitoring ........................................................................... 19

2.6 Masa Depan FMS ........................................................................................ 20

BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL ........................................................... 22

3.1 Unit Kerja PKL ........................................................................................... 22

3.1.1 Struktur Organisasi ............................................................................... 24

3.1.2 Sub-bidang Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur TIK .......... 24

3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan ................................................................... 25

3.3 Pembahasan Hasil PKL ............................................................................... 29

3.3.1 Kondisi Saat Ini .................................................................................... 29

3.3.2 Kondisi Yang Diharapkan .................................................................... 30

Page 7: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

vi

3.3.3 Rancangan (Desain) FMS ..................................................................... 31

3.4 Identifikasi Kendala yang Dihadapi ............................................................ 33

3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas.................................................................. 33

3.4.2 Cara Mengatasi Kendala ....................................................................... 33

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 35

4. 1 Kesimpulan ................................................................................................. 35

4.2 Saran ............................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37

LAMPIRAN ......................................................................................................... 39

Page 8: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Ilustrasi Packet Synchronization Monitoring ..................................... 5

Gambar 2. 2 Ilustrasi Optical Fiber Network Monitoring ...................................... 6

Gambar 2. 3 Ilustrasi Optical Line Lifecycle Testing .............................................. 6

Gambar 2. 4 Aplikasi FMS pada NOC, DC, dan Premise .................................... 10

Gambar 2. 5 Ilustrasi pulsa OTDR ........................................................................ 10

Gambar 2. 6 Alur kerja OTDR .............................................................................. 11

Gambar 2. 7 Vendor FMS ..................................................................................... 11

Gambar 2. 8 Contoh produk hardware FMS keluaran Fujikura ........................... 12

Gambar 2. 9 Contoh software FMS keluaran Fujikura ......................................... 13

Gambar 2. 10 Contoh fiber pole ............................................................................ 14

Gambar 2. 11 Ilustrasi pencurian data oleh hacker pada transmisi fiber optic ..... 14

Gambar 2. 121 Ilustrasi penggunaan AFM untuk mencegah pencurian data dan

optical splitter ....................................................................................................... 15

Gambar 2. 13 Ilustrasi AFM ................................................................................. 16

Gambar 2. 14 AFM pada infrastruktur yang menggunakan Wavelength Division

Multiplexing (WDM) ............................................................................................ 16

Gambar 2. 15 Ilustrasi sistematis RMF ................................................................. 17

Gambar 2. 16 Contoh perangkat yang mendukung RFM ..................................... 18

Gambar 2. 17 Ilustrasi penggunaan GIS pada OSPInsight ................................. 18

Gambar 2. 18 Arsitektur pada skema failure identification di lingkungan yang

memakai SDN ....................................................................................................... 21

Gambar 2. 19 Ilustrasi tingkat keakurasian metode yang dijelaskan .................... 21

Gambar 3. 1 Logo Kementerian Pertahanan RI…………………………………..22

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Pusdatin Kemhan RI..........................................24

Gambar 3. 3 Ilustrasi FMS yang digunakan saat ini…………………………..…..30

Gambar 3. 4 Rancangan FMS terbaru....................................................................31

Page 9: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Standarisasi fiber monitoring ................................................................. 7

Tabel 2. 2 Kalkulasi tinggi refleksi dengan lebar pulsa OTDR ............................ 20

Page 10: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

ix

DAFTAR LAMPIRAN

L-1 Surat Keterangan Selesai PKL ....................................................................... 39

L-2 Rincian Tugas ................................................................................................ 40

L-3 User Requirement ........................................................................................... 43

L-4 Lampiran-lampiran lainnya ............................................................................ 45

Page 11: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Pusat Data dan Informasi Kemeterian Pertahanan Republik Indonesia atau dikenal

sebagai Pusdatin Kemhan RI merupakan salah satu dari 5 Unit Organisasi dibawah

Kementerian Pertahanan RI yang mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan

yang bersifat substantif kepada seluruh Unit Organisasi di lingkungan Kementerian

Pertahanan RI dibidang pengembangan dan pengelolaan sistem informasi

pertahanan, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, pengamanan sistem

informasi dan persandian, dan pembinaan jabatan fungsional pranata komputer dan

fungsional persandian di lingkungan Kementerian Pertahanan RI.

Praktik kerja lapangan ini dilakukan di Pusdatin Kemhan RI pada Sub-bidang

Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur TIK di bawah Bidang Infrastruktur

Teknologi Informasi dan Komunikasi (INFRATIK), suatu bagian yang

melaksanakan tugas perencanaan dan pengembangan infrastruktur, operasional dan

layanan infrastruktur serta pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi di lingkungan Kemhan RI.

Fiber optic adalah media penting untuk jaringan komunikasi berkapasitas tinggi

saat ini. Setiap hari, fiber bertanggung jawab atas transportasi agregat lalu lintas

internet, data, video, dan lainnya. Dengan demikian, dampak dari fiber optic yang

rusak sangatlah besar dan harus segera ditangani. Maintenance untuk isolasi

jaringan berbasis fiber optic tidak boleh memakan waktu.

Fiber Monitoring System (FMS) dirancang untuk meningkatkan pemantauan

jaringan berbasis fiber optic dengan tracking kesehatan serat (fiber) secara online.

Sistem akan melacak dan mengomunikasikan lokasi gangguan fiber secara instan

melalui SMS / email, sehingga memudahkan administrator menemukan lokasi

gangguan. Oleh karena itu dibutuhkan FMS yang dapat memberikan melakukan

monitoring dan penilaian kualitas fiber pada saat digunakan. Penilaian tersebut

Page 12: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

2

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

menggunakan software dan perangkat yang terdiri dari integrated fiber monitoring

and management system. Elemen-elemen ini memungkinkan FMS untuk

melakukan deteksi kesalahan, degradasi, gangguan keamanan dan memberikan

notifikasi kepada administrator secara real time apabila ditemukan ancaman

terhadap integritas jaringan fiber optic.

Demikian penulis mengangkat judul “Rancangan Fiber Monitoring System (FMS)

di Lingkungan Kementerian Pertahanan RI” karena selama kegiatan magang

berlangsung, penulis mendalami seluk beluk fiber optic dan FMS yang dalam

praktiknya digunakan di lingkungan Kementerian Pertahanan RI. Selain itu,

penggunaan jaringan fiber yang semakin meningkat baik di lingkungan masyarakat

(Fiber To The Home, FTTH) maupun industri membutuhkan suatu sistem yang

dapat memonitor lalu lintas data dan kinerja fiber optic. Hal-hal tersebut mendorong

keinginan penulis untuk memberikan informasi umum seputar FMS melalui hasil

laporan PKL ini.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Praktik Kerja Lapangan di Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertahanan RI

berlangsung selama lebih kurang 3 (tiga) bulan. Di instansi pemerintahan ini,

penulis ditempatkan di Sub-bidang Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur

TIK di bawah Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang

bertanggung jawab dalam seluruh hal terkait infrastruktur teknologi informasi dan

jaringan. Pekerjaan teknis yang dilakukan antara lain melakukan instalasi sarana

milik Pusdatin Kemhan, membuat ilustrasi topologi jaringan fiber di lingkungan

Kemhan, dan troubleshoot Trojan. Sedangkan pekerjaan non-teknis nya antara lain

membantu revisi dokumentasi terkait pengadaan sarana & prasarana milik

Kemhan, membuat kajian dan Standard Operating Procedure (SOP), salah satunya

kajian tentang rancangan Fiber Monitoring System (FMS).

Page 13: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

3

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu dan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan adalah

sebagai berikut :

a. Waktu : 3 Agustus s/d 13 November 2020

b. Perusahaan : Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertahanan RI

c. Alamat : Jl. RS. Fatmawati No. 1 Pondok Labu Jakarta Selatan,

12450

1.4 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dan kegunaan dilaksanakannya Pratik Kerja Lapangan di Sub-bidang

Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur TIK Pusat Data dan Informasi

Kementerian Pertahanan RI adalah untuk :

1.4.1 Tujuan

Tujuan rancangan FMS antara lain :

a. Mempelajari lebih dalam tentang fiber optic dan FMS.

b. Merancang FMS di lingkungan Kementerian Pertahanan RI menjadi

lebih optimal.

1.4.2 Kegunaan

Kegunaan rancangan FMS yang dibuat antara lain :

a. Sebagai cara untuk optimasi sistem pemantauan fiber yang sudah

digunakan di linkungan Kementerian Pertahanan RI.

b. Mengurangi durasi MTTR dari sistem yang sudah ada.

Page 14: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perancangan (Desain)

Pengertian perancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring

(kbbi.kemdikbud.go.id) adalah proses, cara, perbuatan merancang. Menurut

Ladjamudin menjelaskan bahwa Tahapan Perancangan (desain) memiliki tujuan

untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik,

kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini meliputi perancangan output,

input, dan file. (Ladjamudin, 2013:39)

Menurut Sommerville dalam buku Agus Mulyanto proses perancangan bisa

melibatkan pengembangan beberapa model sistem pada tingkat abstraksi yang

berbeda-beda. (Sommerville, 2009 : 259)

Menurut Soetam Rizky perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan

sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta

didalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan

juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaannya. (Soetam Rizky,

2011 : 140)

Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa

perancangan merupakan suatu pola yang dbuat untuk mengatasi masalah yang

dihadapi perusahaan atau organisasi setelah melakukan analisis terlebih dahulu.

Dalam laporan PKL ini kaitannya dengan judul adalah karena kegiatan ini bertujuan

untuk memberikan rancangan FMS untuk lingkungan Kementerian Pertahanan RI

dan gambaran umum tentang kegiatan pemantauan jalur transmisi fiber optic.

Page 15: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

5

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

2.2 Fiber Monitoring System (FMS)

FMS adalah sistem yang memiliki tugas utama yang terdiri dari memaksimalkan

kinerja dan kualitas layanan fiber optic dengan menganalisis penyebab kegagalan,

dari fisik hingga lapisan aplikasi, sebelum masalah gangguan layanan mencapai

pelanggan. Hal ini dicapai dengan menemukan lokasi pemotongan pada jaringan

secara real time, menguji link saat menyediakan layanan baru dan secara konstan

memvalidasi key performance indicator (KPI). Selain itu, sistem membantu

meningkatkan jaringan secara pro-aktif dan juga memastikan kualitas sambungan

untuk fault clearance. (Viavi Solutions, 2020).

Fiber monitoring dapat dibagi menjadi packet synchronization monitoring, optical

fiber monitoring, dan optical line lifecycle testing (Exfo, 2020). Berikut penjelasan

singkat tentang ketiga tipe fiber monitoring tersebut.

Packet Synchronization Monitoring

Gambar 2. 1 Ilustrasi Packet Synchronization Monitoring

(Sumber : http://amenti.onom.ntnes.feren.geis.phae.mohammedshrine.org/synce-timing-

devices.html)

Pemantauan ini dirancang untuk teknologi sinkronisasi next generation, termasuk

penilaian kinerja synchronous Ethernet (SyncE) dan Precision Time Protocol

(IEEE 1588v2). SyncE memungkinkan transfer sinyal clock melalui lapisan fisik

Ethernet. Precision Time Protocol (PTP) adalah skema sinkronisasi yang

Page 16: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

6

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

memberikan akurasi jam yang tinggi (high clock accuracy) dalam jaringan paket

dengan terus bertukar paket dengan timestamp yang sesuai. (Exfo, 2020)

Optical Fiber Network Monitoring

Gambar 2. 2 Ilustrasi Optical Fiber Network Monitoring

(Sumber : https://www.slideshare.net/ADVAOpticalNetworking/proactive-fiber-

monitoring-in-cable-networks)

Pemantauan ini dirancang untuk mempercepat analisis dan penitiklokasian

kegagalan melalui alarm otomatis dan pembuatan tiket. (Exfo, 2020)

Optical Line Lifecycle Testing

Gambar 2. 3 Ilustrasi Optical Line Lifecycle Testing

(Sumber : https://info.support.huawei.com)

Page 17: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

7

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Pemantauan ini terdiri dari kualifikasi, sertifikasi, pengujian dalam layanan,

pemantauan dan pemecahan masalah link jaringan apa pun seperti Point to Point

(P2P) atau Point to Multipoint (P2MP) dari kantor pusat, Point of Presence (PoP),

atau situs pertukaran lokal. (Exfo, 2020)

2.2.1 Standarisasi FMS

Proses fiber monitoring atau fiber sensoring memiliki standar internasional

dari berbagai lembaga standarisasi. Berikut daftar standarisasi untuk fiber

monitoring :

Tabel 2. 1 Standarisasi fiber monitoring

Page 18: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

8

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

(Sumber : IEEE Fiber Optics Sensors Standards Report )

Keterangan nama organisasi :

ARINC : Aeronautical Radio Incorporated

ASTM : American Society of Testing Materials

EIA : Electronic Industries Alliance

ENERGISTICS : Sebelumnya adalah Petrotechnical Open Software

Corporation (POSC)

IEC : International Electrotechnical Commission

IEEE : Institute of Electrical and Electronics Engineers

ISA : Instrument Society of America

ISHMII : International Society for Structural Health Monitoring of

Intelligent Infrastructure

ISO : International Organization for Standardization

RILEM: International Union of Laboratories and Experts in

Construction Materials, Systems and Structures

SAE : Society of Automotive Engineers

SIIS : Subsea Instrumentation Interface Standardization

SEAFOM : Subsea Fiber Optic Monitoring Group

TIA : Telecommunications Industry Association

VDI : Verein Deutscher Ingenieure

Page 19: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

9

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

2.2.2 Penggunaan FMS

Bahan dasar fiber optic yang terbuat dari plastik atau kaca menjadikan kabel

ini rentan rusak dibandingkan jenis kabel coaxial dan twisted pair. Instalasi

kabel fiber tidak hanya dilakukan di daratan, tetapi juga di dasar laut dengan

biaya pemasangan dan perawatan yang tinggi. Kabel fiber dasar laut ini

menjadi lajur utama transmisi data yang dilakukan untuk kebutuhan dalam

negeri dan antarnegara. Apabila terjadi gangguan seperti fiber cut, degradasi,

dan gangguan lainnya, maka dampak yang ditimbulkan sangat besar serta

membutuhkan proses recovery yang tepat dan cepat. Pengguaan Fiber To The

Home (FTTH) juga semakin marak digunakan dalam masyarakat.

Penggunaan fiber optic diyakini akan terus berkembang dan peran FMS

sangat dibutuhkan untuk proses monitoring dan report secara real time

sehingga pihak provider dapat melakukan recovery sesegera mungkin ketika

gangguan pada kabel terjadi.

Secara garis besar, FMS memiliki fungsi antara lain :

Membuat identifikasi ancaman keamanan lebih mudah.

Melakukan alarm reporting apabila terjadi gangguan pada kabel.

Membantu administrator mengatasi masalah yang berhubungan dengan

kabel dengan lebih cepat.

Menampilkan visualisasi perutean kabel.

FMS dapat diaplikasikan untuk monitoring antar Network Operation Center

(NOC), data center (DC) ke pelanggan (Premise), dan di lingkungan DC /

Premise sendiri.

Page 20: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

10

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Gambar 2. 4 Aplikasi FMS pada NOC, DC, dan Premise

(Sumber : Fujikura Fiber Monitoring System)

2.2.3 Cara Kerja FMS

Prinsip kerja yang dimiliki FMS dari berbagai penyedia produk atau jasa FMS

adalah sama, yakni mendeteksi perubahan kecil sinyal cahaya yang

ditransmisikan pada fiber link (AlliedTelesis, 2020). Perubahan kecil tersebut

menandakan adanya gangguan, baik intrusi dari serangan hacker, fiber cut,

degradasi, dan sebagainya. Hal ini dimungkinkan dengan adanya optical time

domain reflectometer (OTDR) pada FMS.

Gambar 2. 5 Ilustrasi pulsa OTDR

(Sumber : https://fiberu.org/FOtest/LP5.html)

OTDR menggunakan sinar laser intensitas tinggi yang dipancarkan pada

interval pulsa yang telah ditentukan sebelumnya melalui kabel penghubung

di salah satu ujung kabel serat optik. OTDR akan menganalisis cahaya yang

kembali ke sumber / transmitter (Exfo, 2020). Pengukuran jarak jauh

dimungkinkan dengan perhitungan rata-rata sinyal. Setelah ditemukan

adanya perubahan, FMS akan mengirim ‘alarm’ kepada administrator dan

aksi selanjutnya tergantung kebijakan pihak pengguna / administrator, apakah

Page 21: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

11

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

fiber link akan otomatis diberhentikan atau pihak pengguna / administrator

secara manual mengurus permasalahan tersebut.

Gambar 2. 6 Alur kerja OTDR

(Sumber : Dokumentasi penulis)

2.2.4 Perangkat FMS

Terdapat berbagai macam vendor produk perangkat FMS di pasar global,

seperti ADVA, AlliedTelesis, EXFO, Fujikura, FS, Viavi, dan sebagainya.

Gambar 2. 7 Vendor FMS

(Sumber : Dokumentasi penulis)

Page 22: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

12

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Terdapat fitur atau service yang membedakan produk FMS antar-vendor

tersebut. Fitur atau service yang biasa ditemukan perbedaannya antara lain :

Penggunaan panjang gelombang (wavelength)

Service Level Agreement (SLA) meliputi maintenance

Sistem keamanan

Penggunaan daya / power supply

Tampilan antarpengguna (GUI)

Sistem alarm

Jarak tempuh

Jumpah port

Manajemen (konfigurasi, accounting,dsb.)

Performance report

Kebanyakan pembelian hardware FMS sudah termasuk lisensi software FMS

dari vendor yang sama.

Gambar 2. 8 Contoh produk hardware FMS keluaran Fujikura

(Sumber : Fujikura Fiber Monitoring System)

Page 23: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

13

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Gambar 2. 9 Contoh software FMS keluaran Fujikura

(Sumber : Fujikura Fiber Monitoring System)

2.2.5 Instalasi Kabel Fiber Optic

Terdapat berbagai jenis instalasi / pemasangan kabel fiber optic yang umum

ditemui, seperti kabel udara (aerial cable), kabel tanah tanam langsung

(direct buried cable), kabel tanah dengan duct (duct cable), kabel laut

(submarine cable), dan indoor optic. Jenis instalasi fiber optic pada

lingkungan Kementerian Pertahanan RI adalah kabel tanah tanam langsung.

Kabel Tanah Tanam Langsung atau Direct Burried Cables adalah kabel yang

ditanam dibawah permukaan tanah tanpa pelindung pipa baik PVC atau

Galvanis dan memenuhi standard STEL-QA-K-016 Single Mode Jelly Filled

Loose Tube For Direct Burried serta standar ITU-T L.101/L.43 (PT

Telekomunikasi Indonesia, 2015).

2.2.6 Fiber Pole

Fiber pole atau tiang fiber merupakan salah satu sarana penunjang dalam

kegiatan monitoring jaringan berbasis serat yang dapat digunakan baik untuk

aerial fiber maupun underground fiber. Untuk aerial fiber, fiber pole

digunakan sebagai penunjang kabel dan berada pada ketinggian 4.5 hingga 5

meter dengan jarak antartiang berkisar antara 25 – 70 meter. Sedangkan untuk

underground fiber (kabel bawah tanah), fiber pole dapat digunakan untuk

membantu proses penitiklokasian fiber failure lebih akurat sehingga tim di

lapangan dapat mengetahui lokasi gangguan secara lebih cepat.

Page 24: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

14

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Gambar 2. 10 Contoh fiber pole

(Sumber : https://imgur.com/r/indonesia/uqzYHLN)

2.3 Active Fiber Monitoring (AFM)

Permasalahan keamanan adalah isu yang selalu ada jika berbicara mengenai

transmisi data, termasuk pada fiber optic. Meskipun kabel fiber optic umumnya

dianggap lebih aman daripada jenis kabel lainnya, tetap ada ancaman seperti insiden

fiber tapping atau penyadapan serat termasuk juga teknik optic splitter

(‘pembengkokan’ fiber untuk membocorkan transmisi). Enkripsi data memang

merupakan upaya terdepan untuk menghadapi gangguan seperti itu, tetapi fiber

monitoring diperlukan untuk mengidentifikasikan pergeseran akibat

pembengkokan fiber.

Gambar 2. 11 Ilustrasi pencurian data oleh hacker pada transmisi fiber optic

(Sumber : https://youtu.be/nK7UHHOundw)

Page 25: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

15

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Gambar 2. 121 Ilustrasi penggunaan AFM untuk mencegah pencurian data dan optical splitter

(Sumber : https://youtu.be/nK7UHHOundw)

Keamanan fiber tradisional selalu melibatkan hardware khusus, yang

membutuhkan investasi yang mahal serta pemeliharaan yang berkelanjutan AFM

digunakan untuk meningkatkan keamanan meskipun pada lingkungan infrastruktur

hardware yang sederhana. AFM bekerja dengan mendeteksi perubahan kecil dalam

transmisi cahaya yang melintasi jalur fiber aktif dan mengaktifkan alarm apabila

dibutuhkan tindakan pengamanan (AlliedTelesis, 2020). Link yang terganggu

kemudian dapat dimatikan secara otomatis, atau secara manual dengan kebijakan

masing-masing provider.

Konfigurasi AFM relatif sederhana. Setelah dilakukan konfigurasi, proses

monitoring akan bekerja secara non-stop dan segala gangguan pada link optik akan

terdeteksi. AMF dapat dikategorikan sebagai teknologi yang cerdas dan sensitif

sehingga kemungkinan ditemukannya alarm palsu sangatlah kecil bahkan tidak ada.

Dengan penggunaan AFM, tidak diperlukan adanya serat tambahan yang

didedikasikan untuk tujuan monitoring.

Melalui AFM, administrator dapat mengukur dan melacak sepanjang waktu kinerja

jaringan, sambil secara proaktif mengidentifikasi kemungkinan masalah dari kabel

yang siap untuk diganti. AFM sangat diperlukan apabila ditemukan kondisi seperti

berikut :

Kurangnya kabel cadangan yang tersedia.

Kapasitas fiber yang aktif.

Tuntutan kapasitas yang meningkat.

Page 26: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

16

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Peningkatan kapasitas terminal.

Gambar 2. 13 Ilustrasi AFM

(Sumber : https://www.alliedtelesis.com/en/about/technology/active-fiber-monitoring)

AMF bekerja pada panjang gelombang sekitar 1310 nm – 1625nm (Laferrière,

2018). Dengan begitu, AFM dapat bekerja pada infrastruktur yang menggunakan

teknologi Dense Wavelength-division Multiplexing, DWDM (1528.7 – 1563.86

nm) maupun Coarse Wavelength-division Multiplexing, CWDM (1270 - 1610 nm)

tanpa mengganggu transmisi data. Lokasi penempatan AFM dapat ditemukan pada

Remote File Transfer Service (RFTS) server.

Gambar 2. 14 AFM pada infrastruktur yang menggunakan Wavelength Division Multiplexing

(WDM)

(Sumber : https://www.wavetel.fr/)

Page 27: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

17

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

2.4 Remote Fiber Monitoring (RFM)

Sistem pemantauan serat jarak jauh, Remote Fiber Monitoring (RFM),

memungkinkan pengawasan seluruh jaringan serat optik, termasuk dark fiber, dari

lokasi pusat. Dark fiber adalah serat optik yang tidak atau belum pernah digunakan

dan tersedia untuk digunakan. Dengan menggunakan metode RFM, kinerja fiber

dapat terus dievaluasi dan Mean Time to Repair (MTTR) dapat diminimalkan.

(Viavi Solutions, 2020)

Gambar 2. 15 Ilustrasi sistematis RMF

(Sumber : Exfo Spec Sheet)

MTTR adalah ukuran yang mencakup keefektifan keseluruhan sistem monitoring

dan manajemen fiber. MTTR mengindikasikan jumlah rata-rata waktu yang

diperlukan untuk memecahkan masalah dan mengembalikan sistem ke kondisi

normal. Proses perbaikan dan pemecahan masalah terdiri dari proses "temukan"

atau kesalahan lokalisasi dan proses perbaikan. MTTR mengurangi porsi lokalisasi

proses perbaikan menjadi kurang dari lima menit dan dilakukan dari jarak jauh dan

otomatis. Dengan menggunakan RMF dapat menghemat waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan masalah hingga 30% - 40% dari waktu normal. RFM

memanfaatkan teknologi OTDR untuk menunjukkan permasalahan pada serat dan

menjadi salah satu kunci untuk meminimalkan MTTR. Pesan peringatan atau alarm

Page 28: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

18

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

yang dihasilkan oleh sistem RFM dapat dikomunikasikan melalui email, serta

protokol SMS atau SNMP. (Viavi Solutions, 2020)

Gambar 2. 16 Contoh perangkat yang mendukung RFM

(Sumber : https://telecomtest.com.au/product/fiber-monitoring-rfts/)

Penanaman fiber pole (tiang fiber) yang sejalur dengan jaringan fiber untuk proses

remote monitoring dapat meningkatkan akurasi penitiklokasian fiber failure dan

membantu tim lapangan untuk langsung menemukan kabel yang bermasalah.

Panjang bentang pole-to-pole biasanya berkisar antara 15 – 300 meter. Hal ini

berkaitan erat dengan Geographic Information System (GIS) atau sistem yang dapat

memvisualisasikan jalur jaringan fiber.

Gambar 2. 17 Ilustrasi penggunaan GIS pada OSPInsight

(Sumber : https://get.ospinsight.com/gis-fiber-network-mapping-the-ultimate-guide)

Page 29: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

19

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

2.5 Limitasi Fiber Monitoring

Terlepas dari efektivitas teknologi OTDR, keberadaan dead zone di link serat optik

merupakan salah satu sumber ketidakpastian dalam fiber monitoring. Dead zone

dalam pengukuran OTDR dapat terjadi bila ada peristiwa reflektansi tinggi di jalur

serat. Hal ini dapat disebabkan oleh celah udara, sambungan, atau konektor yang

menghasilkan pantulan (Fresnel reflection) dengan tingkat yang cukup untuk

membuat penurunan saturasi pada detektor OTDR untuk sementara. (Sheldon,

2015)

Gambar 2. 17 Grafik antara daya, jarak, dan dead zone

(Sumber : http://www.sunmafiber.com/)

Dead zone biasanya muncul di dekat sumber pulsa atau reflektansi OTDR yang

tinggi. Selama periode blackout (saat detektor berangsur kembali ke saturasi yang

normal), OTDR tidak akan mampu secara akurat memberikan informasi terkait

performa fiber optic di jalur serat.

Efek dead zone pada OTDR dapat dikurangi dengan menggunakan lebar pulsa yang

lebih sempit (Sheldon, 2015). Dengan demikian, penting untuk memilih lebar pulsa

yang tepat untuk link yang diuji saat mengkarakterisasi jaringan atau serat. Secara

umum, lebar pulsa pendek dan daya rendah digunakan untuk pengujian fiber pada

Page 30: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

20

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

tempat dan pemecahan masalah untuk menguji link atau jarak yang pendek,

sedangkan lebar pulsa panjang, dan daya tinggi digunakan untuk pengujian dan

komunikasi dengan jarak yang lebih jauh.

Tabel 2. 2 Kalkulasi tinggi refleksi dengan lebar pulsa OTDR

(Sumber : http://www.wavelengthsmagazine.com/issue24/otdr-traces-explained.html)

2.6 Masa Depan FMS

Karena jangkauan dan bandwidth kabel fiber optic terus berkembang, kebutuhan

akan sistem monitoring serat yang akurat dan komprehensif juga akan berkembang.

Arsitektur jaringan P2MP yang inovatif termasuk passive optic network (PON)

akan memungkinkan lebih banyak FTTH dengan konsumsi daya yang lebih rendah

dan potensi gangguan listrik yang lebih kecil. (Viavi Solutions, 2020)

Inovasi yang terus meningkatkan akurasi dan kinerja OTDR melalui kabel pendek

secara inheren akan menguntungkan sistem monitoring serat optik, mengurangi

dampak dead zone yang dapat dimanfaatkan oleh penyadap serat. Terbuka

kemungkinan adanya pengimplementasian machine learning (ML) dan artificial

intelligence (AI) pada FMS untuk membantu melakukan automatisasi proses

recovery, analisis masalah, dan sebagainya. Menjaga keamanan jalur fiber optic

sangat penting, jadi teknologi fiber monitoring di masa depan diharapkan terus

berkembang dengan performa yang lebih baik.

Berikut adalah ilustrasi penggunaan algoritma machine learning untuk masa depan

failure identification pada FMS seperti dijelaskan pada jurnal ”AI-Based Modeling

and Monitoring Techniques for Future Intelligent Elastic Optical Networks”

halaman 12 – 13 yang terbit Januari 2020.

100 10 ≤0.88 ≤2.06

200 20 ≤0.49 ≤1.27

500 50 ≤0.21 ≤0.60

1000 100 ≤0.11 ≤0.32

OTDR Pulse

Duration (ns)

OTDR Pulse Width

(Meters)

Reflection Heigth, 1310nm

(dB)

Reflection Heigth, 1550nm

(dB)

Page 31: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

21

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Gambar 2. 18 Arsitektur pada skema failure identification di lingkungan yang memakai SDN

(Sumber : AI-Based Modeling and Monitoring Techniques for Future Intelligent Elastic

Optical Networks )

Pada skema ini Power Spectrum Density (PSD) diekstraksi. SDN Agent akan

memonitor physical layer secara terus menerus dan akan mengirimkan PSD ke

control layer. Apabila ditemukan anomali pada kinerja fiber, Convolutional Neural

Networks (CNN) yang tertanam dalam modul anomaly identification akan

menganalisis PSD yang tersimpan di database. Hasil identifikasi yang didapat

adalah output dari modul failure management dan tindakan yang tepat akan diambil

untuk mengembalikan kinerja link optik. Hasil identifikasi ditunjukkan seperti pada

gambar berikut.

Gambar 2. 19 Ilustrasi tingkat keakurasian metode yang dijelaskan

(Sumber : AI-Based Modeling and Monitoring Techniques for Future Intelligent Elastic

Optical Networks

Page 32: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

22

BAB III

HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja PKL

Gambar 3. 1 Logo Kementerian Pertahanan RI

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Pertahanan_Republik_Indonesia)

Penulis melakukan PKL di Sub-bidang Perencanaan dan Pengembangan

Infrastruktur TIK di bawah Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan

Komunikasi (INFRATIK) di Pusdatin Kemhan RI. Pusdatin Kemhan RI

mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan yang bersifat substantif kepada

seluruh unit organisasi di lingkungan Kemhan di bidang pengembangan dan

pengelolaan sistem informasi pertahanan, infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi, pengamanan sistem informasi dan persandian, dan pembinaan jabatan

fungsional pranata komputer dan fungsional persandian di lingkungan Kemhan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusdatin menyelenggarakan

fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis, program dan anggaran di bidang

pengembangan dan pengelolaan sistem informasi pertahanan, infrastruktur

teknologi informasi dan komunikasi, pengamanan sistem informasi dan

persandian, pembinaan jabatan fungsional pranata komputer dan fungsional

persandian di lingkungan Kemhan;

Page 33: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

23

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

b. Penyusunan peraturan dan petunjuk di bidang pengembangan dan

pengelolaan sistem informasi pertahanan, infrastruktur teknologi informasi

dan komunikasi, pengamanan sistem informasi dan persandian, pembinaan

jabatan fungsional pranata komputer dan fungsional persandian di lingkungan

Kemhan;

c. Pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi pertahanan

dan manajemen bandwidth, infrastruktur teknologi informasi dan

komunikasi, pengamanan sistem informasi dan persandian, pembinaan

jabatan fungsional pranata komputer dan fungsional persandian di lingkungan

Kemhan;

d. Pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan

dan pengelolaan sistem informasi pertahanan dan manajemen bandwidth,

infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, pengamanan sistem

informasi dan persandian, pembinaan jabatan fungsional pranata komputer

dan fungsional persandian di lingkungan Kemhan; dan

e. Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Pusat.

Menyadari perkembangan situasi negara, menyadarkan pimpinan Dephankam

ABRI akan kebutuhan pembentukan lembaga baru yang merupakan badan

pengumpulan dan pengolahan data untuk mengembangkan sistem data informasi

administrasi dan sistem informasi operasi secara baik di lingkungan Dephankam

ABRI yang dilaksanakan secara elektronis sehingga seluruh kegiatan administrasi

dapat dikendalikan secara terpusat. Sejak berdiri sampai sekarang, Pusdatin

Kemhan sering mengalami perubahan nama maupun struktur organisasi, demikian

pula kegiatannya, hal tersebut seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi

informasi, sehingga memacu para anggota Pusdatin untuk selalu meningkatkan

kinerja dan kualitas sumber daya manusia. Perubahan tersebut dapat digambarkan

dari waktu ke waktu seperti dalam uraian berikut:

1) Data Processing Center Hankam

2) Puspullahta Hankam (1975 - 1982)

3) Puspullahta Hankam (1982 - 1984)

4) Biro Pullahta Hankam (1984 - 1990)

Page 34: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

24

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

5) Pusinfolahta Dephankam (1990 - 2000)

6) Pusdatin Dephan (2000 - 2009)

7) Pusdatin Kemhan (2009 - sekarang)

3.1.1 Struktur Organisasi

Tahun 2019 Menteri Pertahanan mengeluarkan peraturan baru yakni Peraturan

Menteri Pertahanan Nomor 14 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertahanan, dimana Pusdatin Kemhan memiliki struktur organisasi

sebagai berikut :

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Pusdatin Kemhan RI

(Sumber : https://www.kemhan.go.id/pusdatin/struktur-organisasi)

3.1.2 Sub-bidang Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur TIK

Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dipimpin oleh

kepala bidang InfraTIK mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan

pengembangan Infrastruktur, Operasional, dan Layanan infrastruktur, serta

pemeliharaan Infrastruktur TIK di lingkungan Kementerian Pertahanan RI. Bidang

InfraTIK sendiri terdiri dari Sub-bidang perencanaan dan pengembangan

Page 35: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

25

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Infrastruktur, Sub-bidang Operasional dan Layanan Infrastruktur, serta Sub-bidang

pemeliharaan infrastruktur.

Deskripsi kerja Sub-bidang Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur TIK

Pusdatin Kemhan RI yaitu melakukan perencanaan pembangunan dan

pengembangan InfraTIK, salah satu tugas yang saya lakukan adalah membuat

kajian tentang Fiber Monitoring System (FMS) yang dalam prakteknya sudah

diimplementasikan di lingkungan Kementerian Pertahanan RI.

3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan (PKL), wajib dilaksanakan untuk mahasiswa semester 7

(tujuh) aktif jurusan Teknik Informatika dan Komputer. Pada laporan ini, penulis

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Pusat Data dan Informasi Kementerian

Pertahanan RI yang ditempatkan di Bidang Infrastruktur Teknologi dan

Komunikasi dengan Sub-bidang Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur,

yang dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal 3 Agustus 2020

sampai dengan 13 November 2020. Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan untuk

memenuhi persyaratan nilai dan syarat untuk pengajuan dalam mengikuti skripsi.

Berikut ini, penjelasan tugas berdasarkan Log Book instansi setiap pekannya:

a. Pekan Pertama (3 – 7 Agustus 2020)

Pada pekan pertama, penulis beserta rekan magang menyelesaikan berkas

administrasi kegiatan magang awal di bagian Tata Usaha Pusdatin Kemhan

RI.

b. Pekan Kedua (10 – 14 Agustus 2020)

Pada pekan kedua, penulis memperkenalan diri kepada pembimbing instansi

dan seluruh staf Bidang Infrastruktur Teknologi dan Komunikasi Pusdatin

Kemhan RI. Setelahnya, penulis diberikan arahan pengenalan lingkungan

kerja, struktur organisasi, dan peraturan yang harus dipatuhi selama

melaksanankan magang di Pusdatin Kemhan RI. Pembimbing instansi

menjelaskan deskripsi tugas Sub-bidang Perencanaan dan Pengembangan

Infrastruktur termasuk penjelasan overview terkait job description yang

akan diberikan seperti asistensi troubleshooting perangkat IT, pembuatan

Page 36: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

26

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

kajian teknologi dan Standard Operating Procedure (SOP) yang akan

diimplementasikan di Pusdatin Kemhan RI. Penulis dan rekan magang

diminta menuliskan ilmu apa saja yang sudah dikuasai selama menjadi

mahasiswa/i TIK oleh pembimbing instansi.

c. Pekan Ketiga (17 – 21 Agustus 2020)

Pada pekan ketiga, pembimbing instansi memberikan tugas kajian pertama

untuk penulis dan rekang magang dengan 4 topik berbeda : Teknologi

DWDM, Arsitektur Hyper-converged, Software-defined Network (SDN),

dan Data Center. Penulis mendapatkan topik kajian mengenai teknologi

Wavelength-division Multiplexing (WDM) yang terfokus pada DWDM

pada kabel fiber optic. Penulis diberikan waktu untuk melakukan studi

literatur baik tulisan di website maupun jurnal teknologi yang berkaitan

dengan topik yang diberikan selama 7 hari. Penulis diminta membuat kajian

dalam bentuk dokumen dan presentasi.

d. Pekan Keempat (24 – 28 Agustus 2020)

Pada pekan keempat, penulis mempresentasikan kajian teknologi pertama

yakni kajian DWDM di depan pembimbing instansi dan para staf. Seusai

melakukan presentasi, terdapat sesi tanya jawab antara hadirin dan penulis.

Selain itu, penulis mengumpulkan dokumen kajian tersebut untuk dibaca

oleh pembimbing instansi dan rekan magang. Pembimbing instansi

memberikan beberapa revisi terkait kelengkapan materi, format penulisan,

dan sebagainya. Penulis mengerjakan revisi sesuai arahan yang diberikan

lalu mengumpulkan revisi kajian teknologi pertama.

e. Pekan Kelima (31 Agustus – 4 September 2020)

Setelah hasil revisi kajian pertama ditinjau dan disetujui oleh pembimbing

instansi, pada pekan kelima penulis dan rekan magang diberikan 4 topik

kajian baru yakni : Fiber Monitoring System (FMS), Hybrid Cloud, Network

Monitoring System (NMS), dan Next-Generation Firewall. Penulis

mendapatkan topik kajian FMS. Pembimbing instansi memberikan durasi

selama 7 hari kepada penulis untuk melakukan studi literatur yang

membahas topik FMS dengan referensi berupa tulisan di website maupun

Page 37: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

27

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

jurnal teknologi. Penulis diminta membuat kajian dalam bentuk dokumen

dan presentasi.

f. Pekan Keenam (7 – 11 September 2020)

Pada pekan keenam, penulis mempresentasikan kajian teknologi kedua,

yakni kajian Fiber Monitoring System (FMS) di depan para staf. Seusai

melakukan presentasi, terdapat sesi tanya jawab antara hadirin dan penulis.

Selain itu, penulis mengumpulkan dokumen kajian tersebut untuk dibaca

oleh pembimbing instansi dan rekan magang. Pembimbing instansi

memberikan beberapa revisi terkait kelengkapan materi, format penulisan,

dan sebagainya. Penulis mengerjakan revisi sesuai arahan yang diberikan.

Dikarenakan berhalangannya pembimbing instansi untuk dapat hadir di

presentasi sebelumnya, penulis melakukan presentasi ulang di hadapan

pembimbing instansi dengan hasil revisi yang sudah dikerjakan lalu

mengumpulkan revisi kajian teknologi kedua.

g. Pekan Ketujuh (14 – 18 September 2020)

Pada pekan ketujuh, setelah revisi kajian kedua ditinjau dan disetujui oleh

pembimbing instansi, penulis dan rekan magang diberikan 4 topik kajian

baru yaitu :Software-defined Wide Area Network (SD-WAN), Load

Balancer, Link Balancer, dan Active Directory. Penulis mendapatkan topik

kajian SD-WAN. Pembimbing instansi memberikan durasi selama 7 hari

kepada penulis untuk melakukan studi literatur yang membahas topik SD-

WAN dengan referensi berupa tulisan di website terpercaya maupun jurnal

teknologi. Penulis diminta membuat kajian dalam bentuk dokumen dan

presentasi.

h. Pekan Kedelapan (21 – 25 September 2020)

Sama seperti dua kajian sebelumnya, pada pekan kedelapan, penulis

mempresentasikan kajian teknologi ketiga atau yang terakhir, yakni kajian

SD-WAN di depan pembimbing instansi dan para staf. Seusai melakukan

presentasi, terdapat sesi tanya jawab antara hadirin dan penulis. Selain itu,

penulis mengumpulkan dokumen kajian tersebut untuk dibaca oleh

pembimbing instansi dan rekan magang. Pembimbing instansi memberikan

beberapa revisi terkait kelengkapan materi, format penulisan, dan

Page 38: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

28

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

sebagainya. Penulis mengerjakan revisi sesuai arahan yang diberikan lalu

mengumpulkan revisi kajian teknologi ketiga.

i. Pekan Kesembilan (28 September – 2 Oktober 2020)

Setelah menyelesaikan ketiga tugas kajian yang diberikan, pada pekan

kesembilan ini penulis melakukan peninjauan kembali kajian-kajian yang

sudah direvisi dan melakukan pengumpulan dokuemen serta presentasi pada

platform Google Drive ke pembimbing instansi.

j. Pekan Kesepuluh (5 – 9 Oktober 2020)

Pada pekan kesepuluh, pembimbing instansi memberikan tugas untuk

merancang Standard Operating Procedure (SOP) dengan judul :

- SOP Pemeliharaan Sistem Jaringan Komputer

- SOP Putus Jaringan Fiber Optic

- SOP Keluar Masuk Barang ke Data Center Pusdatin Kemhan

- SOP Penggunaan Alat Monitoring Jaringan Pusdatin Kemhan

- SOP Pemasangan Perangkat Server ke Data Center Pusdatin Kemhan

- SOP Pemeliharaan Perangkat Jaringan Komputer Pusdatin Kemhan

- SOP Pemeliharaan dan Perbaikan Perangkat Komputer Pusdatin

Kemhan

- SOP Pemasangan Perangkat Jaringan

- SOP Pemasangan Jaringan.

Penulis melakukan perancangan SOP Pemeliharaan Sistem Jaringan

Komputer di pekan ini dengan mencari referensi terkait.

k. Pekan Kesebelas (12 – 16 Oktober 2020)

Pada pekan kesebelas ini, penulis melakukan inspeksi dan peninjauan Data

Center Pusdatin Kemhan RI didampingi staf dari Sub-bidang Perencanaan

dan Pengembangan Infrastruktur. Penulis diberikan penjelasan terkait

sarana dan prasarana yang ada. Penulis juga merancang SOP Putus Jaringan

Fiber Optic dengan mencari referensi terkait.

Page 39: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

29

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

l. Pekan Keduabelas (19 – 23 Oktober 2020)

Di pekan keduabelas, penulis melakukan asistensi berupa troubleshooting

unit computer milik staf Pusdatin Kemhan RI yang terkena Trojan dan

berhasil mengatasinya.

m. Pekan Ketigabelas (26 – 30 Oktober 2020)

Pada pekan ketigabelas, penulis melakukan pemasangan dan konfigurasi

komputer baru milik staf. Selain itu, penulis juga mengumpulkan rancangan

topologi DWDM dan FMS sesuai dengan topologi di lingkungan

Kementerian Pertahanan RI.

n. Pekan Keempatbelas (2 – 6 November 2020)

Pada pekan keempatbelas, penulis mengikuti kegiatan sosialisasi

“Digitalisasi Tata Naskah Kemhan RI” yang diselenggarakan secara daring

menggunakan aplikasi Zoom. Penulis juga melakukan perbaikan dokumen

terkait pengadaan sarana dan prasarana milik Pusdatin Kemhan RI.

o. Pekan Kelimabelas (9 – 13 November 2020)

Pada pekan terakhir kegiatan magang, penulis membuat video presentasi

hasil kerja magang dengan judul “Implementasi FMS di Lingkungan

Kementerian Pertahanan RI”. Penulis dan rekan magang melengkapi berkas

administratif sebagai bukti kegiatan magang berakhir dengan baik dan

sukses. Pada tanggal 13 November 2020, penulis dan rekam magang

melakukan perpisahan dengan pembimbing serta staf Pusdatin Kemhan RI

ditandai dengan penyerahan sertifikat selesai magang dan form F3 oleh

pembimbing instansi.

3.3 Pembahasan Hasil PKL

3.3.1 Kondisi Saat Ini

Saat ini lingkungan Kementerian Pertahanan RI memakai FMS dengan tipe

Access (P2P)/Metro/Core dan didukung oleh software dari vendor yang

berbeda. FMS ini digunakan untuk memonitor seluruh jaringan kabel fiber

yang digunakan untuk menghubungkan node di seluruh lingkungan

Kementerian Pertahanan RI. Akan tetapi, FMS yang digunakan masih

Page 40: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

30

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

memiliki versi standar atau umum. Belum adanya tiang / pole yang difasilitasi

oleh pihak vendor yang mana akan membantu tim untuk menitiklokasikan

terjadinya gangguan fiber dan mengurangi MTTR.

Gambar 3. 3 Ilustrasi FMS yang digunakan saat ini

3.3.2 Kondisi Yang Diharapkan

Diharapkan di masa yang akan datang, Kementerian Pertahanan RI akan

menggunakan FMS dengan fitur yang lebih advanced dan canggih sehingga

dapat meminimalisir adanya kerusakan atau gangguan pada jaringan fiber

sebagai transmisi data utama. Dengan adanya tren 5G pada Era 4.0,

penggunaan fiber optic diproyeksikan akan semakin tinggi dan investasi

untuk FMS dengan fitur yang lebih canggih atau berbasis machine learning

dan artificial intelligence dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan

performa fiber optic maupun jaringan seluruhnya. Penggunaan FMS yang

memiliki fitur AFM sangat direkomendasikan karena kelebihan yang

ditawarkan (real time protection, dapat bekerja pada infrastruktur hardware

Page 41: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

31

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

yang sederhana, mendukung layanan berkapasitas besar, dan sebagainya)

Penanaman fiber pole untuk meningkatkan akurasi lokasi adanya failure /

gangguan juga diharapkan akan diimplementasikan ke depannya.

3.3.3 Rancangan (Desain) FMS

Implementasi FMS pada ilustrasi berikut menggambarkan FMS sudah

digunakan pada jaringan yang menghubungkan seluruh node Kemhan. Jarak

antar fiber pole pada rancangan awal ini berada pada kisaran 50 – 70 meter.

Dengan jarak tersebut, diharapkan penitiklokasian fiber failure akan lebih

akurat sehingga tim di lapangan dapat mengetahui lokasi gangguan secara

cepat. Fiber pole yang diimplementasikan harus sesuai dengan regulasi

termasuk Peraturan Walikota (Perwal).

Gambar 3. 4 Rancangan FMS terbaru

Page 42: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

32

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Pada rancangan implementasi di atas, terdapat dua topologi ring dengan

rincian sebagai berikut :

Ring 1 (Metro E) = A-B-C-D-E-G

Ring 2 (Metro E) = A-B-C-D-E-F-G

Fiber pole akan dipasang dengan selisih jarak antara 50 – 70 meter antartiang.

Jarak tersebut dianggap cukup memudahkan tim lapangan untuk mencari

letak gangguan pada kabel. Pemilihan jarak 50 – 70 meter diambil

berdasarkan Perwal dan beberapa contoh kasus. Dengan perhitungan kasar

keliling seluruh node di lingkungan Kementerian Pertahanan RI yang

mencapai 100 KM2 , maka akan dibutuhkan sekitar 1.700 fiber pole.

Berikut merupakan perhitungan kasar MTTR yang akan dicapai dengan

penggunaan fiber pole.

Formula MTTR = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛

MTTR perbulan (awal)

= 50 𝑗𝑎𝑚

20 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛

= 2.5 jam / perbaikan

MTTR perbulan setelah pemasangan fiber pole + FMS

= 35 𝑗𝑎𝑚

20 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛

= 1.75 jam / perbaikan

Apabila dibandingkan antara MTTR awal dan MTTR setelah pemasangan

fiber pole + FMS, diperkirakan MTTR akan berkurang hingga minimal

sebesar 30%.

Selain fiber pole, penulis juga merekomendasikan penggunaan FMS yang

mendukung AFM karena kelebihan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Page 43: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

33

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

3.4 Identifikasi Kendala yang Dihadapi

Setelah melakukan Praktik Kerja Lapangan di bawah Sub-bidang Perencanaan dan

Pengembangan Infrastruktur TIK Pusdatin Kemhan RI, pengetahuan penulis

mengenai infrastruktur jaringan semakin bertambah khusunya jaringan yang

menggunakan fiber optic dan FMS pada implementasinya. Dalam melaksanakan

Praktik Kerja Lapangan, ditemukan beberapa kendala sebagai berikut:

3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas

Kendala – kendala yang ditemukan selama melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan di Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertahanan RI ini adalah:

1. Pada saat memulai melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan,

penulis belum memiliki wawasan yang cukup tentang fiber optic khususnya

Fiber Monitoring System (FMS)

2. Dikarenakan pembahasan dan bahan di internet terkait Fiber

Monitoring System tidak terlalu banyak (lebih banyak yang membahas

tentang Fiber Management System), penulis butuh usaha ekstra untuk

menemukan bahan dan menyelesaikan tulisan / kajian yang diberikan.

3. Pembimbing yang sangat sibuk karena di era pandemi Covid-19

hampir seluruh kegiatan rapat menggunakan video conference dan beliau

harus siap siaga selama video conference itu berlangsung.

4. Hasil kajian original yang bersifat rahasia, tidak semua dipaparkan

di tulisan ini.

3.4.2 Cara Mengatasi Kendala

Untuk mengatasi kendala tersebut, maka cara mengatasi kendala adalah

dengan:

1. Gigih melakukan pencarian terkait Fiber Monitoring System dengan

cara melakukan studi literatur baik berupa tulisan di website, jurnal, dan

sebagainya.

2. Aktif bertanya kepada pembimbing dan perwakilan vendor FMS

yang digunakan di tempat magang terkait infrastruktur jaringan di

lingkungan Kementerian Pertahanan RI.

Page 44: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

34

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

3. Melakukan koordinasi yang terjadwal mengikuti jadwal kerja

pembimbing instansi.

4. Melakukan beberapa perubahan dengan tidak menghilangkan inti

dari hasil pekerjaan.

Page 45: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

35

BAB IV

PENUTUP

4. 1 Kesimpulan

Fiber optic merupakan transmisi data utama yang dipakai di lingkungan

Kementerian Pertahanan RI. FMS digunakan untuk memonitor seluruh jaringan

kabel fiber yang digunakan sebagai penghubung antarnode di seluruh lingkungan

Kementerian Pertahanan RI. Penulis memberikan rancangan FMS yang

mendukung AFM dan fiber pole pada topologi ring seperti yang digunakan

Kementerian Pertahanan RI. Penggunaan FMS yang memiliki fitur AFM sangat

direkomendasikan karena kelebihan yang ditawarkan seperti real time protection,

dapat bekerja pada infrastruktur hardware yang sederhana, mendukung layanan

berkapasitas besar, dan sebagainya. Penanaman fiber pole dimaksudkan untuk

meningkatkan akurasi lokasi adanya failure / gangguan. Apabila dibandingkan

antara MTTR awal (2.5 jam/ perbaikan) dan MTTR setelah pemasangan fiber pole

+ FMS (1.75 jam/perbaikan), diperkirakan MTTR akan berkurang hingga minimal

sebesar 30%.

4.2 Saran

Berdasarkan paparan mengenai teknologi FMS yang sudah dibahas pada tulisan ini,

penulis merekomendasikan penggunaan FMS yang mencakup kemampuan untuk

melakukan RFM agar proses monitoring dapat dilakukan secara jarak jauh dan

mengurangi MTTR. Selain itu FMS yang mendukung AFM juga dapat dipilih

mengingat dapat diimplementasikan untuk meningkatkan keamanan meskipun

pada lingkungan infrastruktur hardware yang sederhana. Pemilihan FMS berbasis

Artificial Intelligence (AI) atau Machine Learning (ML) dapat dipertimbangkan

dengan merujuk pada tren 5G dan automatisasi di Era 4.0 ini. Penggunaan fiber

pole pada instalasi fiber underground membantu penitiklokasian gangguan fiber

sehingga MTTR dapat dicapai seminimal mungkin. Untuk pilihan vendor dapat

Page 46: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

36

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

dipilih sesuai dengan sumber daya yang tersedia serta kebutuhan industri atau

instansi.

Page 47: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

37

DAFTAR PUSTAKA

Krohn, D. and Méndez, A. Fiber Optics Sensors Standards Report. IEEE-SA

Industry Connections White Paper. New York : IEEE Standards Association. [2

September 2020]

Laferrière, L. et.all. 2011. Reference Guide to Fiber Optic Testing Volume 1

(Second Edition). Saint-Etienne : JDSU. [2 September 2020]

Saputra, Reza Satria. 2016. Analisis Pengendalian Dan Monitoring Remote

Terminal Unit (RTU) PLN Majalaya Menggunakan Jaringan Fiber Optik.

Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha :

Bandung. [3 September 2020]

Xiaomin L., Huazhi L., Mengfan F., Yunyun F., Lilin Y., Weisheng H., and

Qunbi Z. (2020). AI-Based Modeling and Monitoring Techniques for Future

Intelligent Elastic Optical Networks. Applied Sciences. 1 – 18. ;

doi:10.3390/app10010363. [4 September 2020]

ADVA.(2020).Fiber Monitoring.[ONLINE]

https://www.adva.com/en/innovation/fiber-monitoring [31 Agustus

2020]

Allied Telesis.(2020).Active Fiber Monitoring.[ONLINE]

https://www.alliedtelesis.com/en/products/technology/active-fiber-

monitoring [1 September 2020]

Fiix Software (2020). Mean Time To Repair Maintenance [ONLINE]

https://www.fiixsoftware.com/mean-time-to-repair-

maintenance/#:~:text=The%20MTTR%20formula%20is%20calculate

d,most%20commonly%20represented%20in%20hours [28 November

2020]

FS Community.(2015).OTDR Dead Zone.[ONLINE]

https://community.fs.com/blog/otdr-optical-time-domain-

reflectometer-dead-zone-tutorial.html [3 September 2020]

Page 48: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

38

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Ntestinc.(2020).Active Fiber Monitoring.[ONLINE]

http://www.ntestinc.com/active-fiber-monitoring/ [2 September 2020]

Test Electronicsforu.(2019).Testing and Monitoring Fiber Optic

Networks.[ONLINE]

https://test.electronicsforu.com/testing-monitoring-fibre-optic-

networks/ [2 September 2020]

Viavi Solutions.(2020).Fiber Monitoring Products.[ONLINE]

https://www.viavisolutions.com/en-us/product-category/fiber-

test/fiber-monitoring [31 Agustus 2020]

Wiring Cloud.(2020).SyncE Timing Devices.[ONLINE]

http://amenti.onom.ntnes.feren.geis.phae.mohammedshrine.org/synce-

timing-devices.html [3 September 2020]

Page 49: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

39

LAMPIRAN

L-1 Surat Keterangan Selesai PKL

Page 50: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

40

L-2 Rincian Tugas

Page 51: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

41

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

(Lanjutan)

Page 52: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

42

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

(Lanjutan)

Page 53: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

43

L-3 User Requirement

Page 54: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

44

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

(Lanjutan)

Page 55: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

45

L-4 Lampiran-lampiran lainnya

Foto 1 kegiatan membuat tugas kajian teknologi

Foto 2 bersama pembimbing industri, Ryan Wicaksono Pamungkas, S.T.

Page 56: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

46

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Foto 3 berssama Kabid dan Kasubbid InfraTIK

Foto 4 melakukan video conference ssaat pemberlakuan PSBB total

Page 57: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

47

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Foto 5 bersama dengan staf senior Subbid Perencanaan dan Pengembangan Infratik

Foto 6 melakukan inspeksi ke Data Center milik Pusdatin Kemhan RI

Page 58: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN - PNJ

48

Jurusan Teknik Informatika dan Komputer - Politeknik Negeri Jakarta.

Sertifikat selesai magang Pusdatin Kemhan RI