96
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih Di PD. Pabrik Gelaran Karangmojo Gunungkidul Yogyakarta Disusun Oleh : ARDITYA TEJA SUKMANA 15320052 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN i

Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kuliah lapangan

Citation preview

Page 1: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih

Di PD. Pabrik Gelaran Karangmojo

Gunungkidul Yogyakarta

Disusun Oleh :

ARDITYA TEJA SUKMANA

15320052

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS JANABADRA

2015

i

Page 2: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Proses Penyulingan Minyak Kayu PutihDi PD Pabrik Gelaran Karangmojo

Gunungkidul Yogyakarta

Oleh :

ARDITYA TEJA SUKMANA15320052

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Kepala Pabrik Dosen Pembimbing

( Ignatius Suranta ) ( Dr. Eng. Mochamad Syamsiro )19710320 200604 1 010

Ketua Jurusan Teknik Mesin

( Ir. Juriah Mulyanti, M. Sc. )

ii

Page 3: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang

telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan

“Laporan Praktek Kerja Lapangan” sebagai salah satu syarat progam studi Strata Satu

(S1)Teknik MesinFakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta.

Penyusunan ini tidak dapat lepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak,baiksecara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan

ini,penulismengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Juriah Mulyanti M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas

Janabadra Yogyakarta.

2. Dr. Eng. Mochamad Syamsiro selaku Pembimbing Tugas Praktek Kerja

Lapangan

3. Bapak Ignatius Suranta selaku Kepala Pabrik yang telah memberikan ijin

kerja praktek Di Pabrik Penyulingan Minyak Kayu Putih.

4. Kawan-kawan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta

(HMJTM) dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu

persatu.

5. Kedua Orang Tua, adik, dan seluruh keluarga besar yang selalu memberi

dukungan moralmaupun material.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari

sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari pembaca demi

kesempurnaanlaporan ini.Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat

bagi semua pembacakhususnya mahasiswa Teknik Mesin Unversitas Janabadra

Yogyakarta.

Yogyakarta, November 2015

Arditya Teja Sukmana

iii

Page 4: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................ i

Halaman Pengesahan .............................................................................. ii

Kata Pengantar........................................................................................ iii

Daftar Isi ................................................................................................. iv

Daftar Gambar......................................................................................... vi

Daftar Tabel............................................................................................. vii

BAB I Pendahuluan

A. Sejarah Singkat Pabrik Penyulingan Daun

Kayu Putih Gelaran .................................................................. 1

B. Lokasi Pabrik Penyulingan Minyak Kayu Putih Gelaran ........ 4

C. Sejarah Pohon Kayu Putih dan Fedahnya................................. 5

D. Upah Pegawai Serta Jaminan Sosial......................................... 7

E. Faktor Pengaruh Produksi Minyak Kayu Putih........................ 9

BAB II Pabrik Minyak Kayu Putih Gelaran

A. Cara Budidaya Tanaman Kayu Putih........................................ 10

B. Struktur Organisasi.................................................................... 12

C. Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih................................... 13

BAB III Perawatan (Maintenance) Boiler

A. Perawatan Harian (Daily Maintenance)...................................... 42

B. Perawatan Mingguan (Weekly Maintenance)............................. 42

C. Perawatan Bulanan (mounthly Maintenance)............................. 43

D. Pemeliharaan Boiler Selama Masa Operasi............................... 43

iv

Page 5: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

E. Pemeliharaan Boiler Selama Setelah Masa Operasi................... 44

F. Pemeriksaan Dan Perbaikan........................................................ 45

G. Hydrostatis test............................................................................ 46

H. Steam test (percobaan dengan tekanan uap)................................ 48

I. Jenis-Jenis Boiler......................................................................... 48

J. Electric........................................................................................ 50

K. Industrial Boiler Steam................................................................ 50

L. Heat Recovery Boiler Steam ..................................................... 52

M. Pengkajian Boiler........................................................................ 53

N. Efisiensi Boiler ............................................................................. 54

BAB IV Komposisi Minyak

A. Tabel I. Komposisi minyak kayu putih....................................... 55

B. Tabel II. Syarat mutu minyak kayu putih.................................... 55

C. Tabel III. Daftar hasil produksi minyak kayu putih

Gelaran Tahun 2014.................................................................. 56

BAB V Penutup

A. Kesimpulan............................................................................... 57

B. Saran ......................................................................................... 57

Daftar Pustaka

Lampiran

v

Page 6: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

DAFTAR GAMBAR

1. Lokasi Pabrik Gelaran ............................................................. 4

2. Faktor Pengaruh Produksi Minyak Kayu Putih........................ 10

3. Struktur Organisasi Kegiatan Penyulingan Minyak

Kayu Putih Gelaran .................................................................. 14

4. Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih di Pabrik Gelaran..... 18

5. Boiler......................................................................................... 27

6. Water Softener.......................................................................... 28

7. Hider.......................................................................................... 29

8. Sparator..................................................................................... 30

9. Ruang Bakar.............................................................................. 31

10. Condensor................................................................................. 32

11. Cerobong Asap ......................................................................... 33

12. Ketel Daun ............................................................................... 35

13. Keranjang Daun........................................................................ 36

14. Derek......................................................................................... 38

15. Tampungan Minyak.................................................................. 40

vi

Page 7: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

DAFTAR TABEL

I. Komposisi Minyak Kayu Putih........................................................ 43

II. Syarat Mutu Minyak Kayu Putih..................................................... 43

III. Daftar Hasil Produksi Minyak Kayu Putih Gelaran Tahun 2012... . 44

vii

Page 8: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Singkat Pabrik Penyulingan Daun Kayu Putih Gelaran

Pabrik penyulingan minyak kayu putih didirikan pada tahun 1981

tetapi mulai beroperasi pada tahun 1982 terletak di Desa Gelaran kecamatan

Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Jarak pabrik minyak kayu putih dari

Kecamatan Karang Mojo sekitar ± 6 km.

Didirikan pabrik penyulingan minyak kayu putih disebabkan karena

tanah di Gunungkidul terutama di Karangmojo tanahnya berkapur dan liat.

Dan pohon minyak kayu putih cocok ditanam ditanah yang berkapur tetapi

dengan syarat pohon ditanam pada musim penghujan. Selain itu didirikannya

pabrik penyulingan minyak kayu putih di Gelaran untuk mencegah

pengangguran guna meningkatkan income atau pendapatan masyarakat yang

dekat dengan hutan kayu putih. Misalnya masyarakat disekitarnya menjadi

karyawan atau tenaga kerja dan sebagai tenaga pemetik daun minyak kayu

putih.

Pada tahun 1984 sampai tahun 1993 pabrik minyak kayu putih Gelaran

masih menggunakan alat yang sederhana dalam mengolah daun atau memasak

daun kayu putih. Baru pada tahun 1994 pabrik Gelaran mengganti alat yang

agak modern atau semi modern. Pergantian alat pada pengolahan daun kayu

putih di Gelaran pindahan dari pabrik minyak kayu putih Sendang Mole

Playen Gunungkidul.

1

Page 9: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Syarat-syarat mendirikan pabrik minyak kayu putih di Gelaran :

1. Dekat Jalan

Agar pengangkutan daun minyak kayu putih lebih mudah bila jalan

menuju pabrik sulit dilalui kendaraan pengangkut daun kayu putih maka

mempengaruhi proses pengolahan atau pemasakan daun menjadi lambat

karena pengiriman daun juga lambat.

2. Dekat dengan Bahan Baku

Lahan bakunya yaitu daun kayu putih, maka mendirikan pabrik ini

harus dekat dengan daun atau pohon kayu putih agar lebih strategis. Letak

yang strategis akan mempermudah pengangkutan sehingga pemasakan

lebih lancar.

3. Angkutan

Dalam pengiriman daun kayu putih dari hutan menuju pabrik

menggunakan kendaraan truk atau colt. Karena sarana transportasi sangat

penting terutama jalan yang akan dilalui truk. Apabila prasarana angkutan

kurang memenuhi syarat maka pengiriman daun akan lebih lama.

4. Dekat air guna pending

Pendirian pabrik di Gelaran dekat dengan sumber air sebagai

pendingin titik-titik air dan titik-titik minyak kayu putih dari ketel daun

menuju separator. Air ditampung dalam suatu bak ini berfungsi sebagai

pendingin dan sebagai penambahan air ke ketel uap. Air dibak diambilkan

dari sungai dan untuk penambahan terlebih dahulu dipindah ke water

softener dengan pompa air.

2

Page 10: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Karena telah memenuhi syarat tersebut diatas maka di Gelaran didirikan

pabrik penyulingan minyak kayu putih. Dinas kehutanan Yogyakarta

mengelola lima (5) pabrik pengolahan daun kayu putih yaitu di Kokap (Kulon

Progo), Dlingo dan Diawung (Bantul), Sendang Mole dan Karangmojo

(Gunungkidul).

Kelima pabrik tersebut pengelolaannya masih merupakan kegiatan rutin

Dinas Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan dibiayai dari anggaran

rutin, sehingga pengoperasiannya tergantung dari penyediaan dana yang sangat

terbatas dan belum cepat waktu.

Pabrik penyulingan minyak kayu putih yang telah didirikan ini merupakan

lapangan kerja baru. Sehingga dapat menyerap tenaga kerja, dan dapat

mengurangi pengangguran. Dengan ini maka akan menambah penambahan

pendapatan masyarakat sekitar. Juga untuk memanfaatkan tanaman-tanaman

pioneer, khususnya pohin kayu putih menjadi sumber pendapatan daerah.

Penyulingan minyak kayu putih tersebut mulanya bersifat pemanfaatan

tanaman kayu putih yang berhasil ditanam yaitu di Bagian Derah Hutan (BHD)

Karangmojo yang dipakai masih sederhana dengan bahan baku daun kayu

putih untik bahan bakar minyak tanah dan daun bekas minyak kayu putih yang

diperoleh belum optimal dan biaya produksi cukup tinggi.

Peralatan yang lebih modern pabrik Gelaran ternyata dapat mempengaruhi

perkembangan ekonomi masyarakat sekitar hutan Karangmojo, terutama pada

penyediaan tenaga kerja. Karena kebutuhan bahan baku yaitu daun kayu putih

sangat besar maka dipikirkan juga cara pemungutan daun kayu putih yang

lebih efisien dan efektif yaitu dengan sistim rimbas.

3

Page 11: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

B. Lokasi Pabrik Gelaran

Pabrik minyak kayu putih di Gelaran terletak di desa Gelaran, Kecamatan

Karangmojo di Kabupaten Gunungkidul. Jadi pabrik minyak kayu putih dari

kecamatan Karangmojo kurang lebih 6 kilometer.

Agar lebih jelas lokasi pabrik dapat dilihat pada gambar1.

Gambar 1. Lokasi Pabrik

4

LOKASI PABRIK MINYAK KAYU PUTIH

Page 12: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

C. Sejarah Pohon Minyak Kayu Putih dan Faedahnya

1. Sejarah pohon kayu putih

Keadaan tanah diwilayah Gunungkidul tandus dan kritis sehingga

tidak menjamin pertumbuhan tanaman maka perlu dipikirkan cara-cara

pemecahannya agar tanah tidak bertambah kritis serta konsentrasi tanah

dan air terjamin. Upaya konservasi tanah dan air pertama kali

dilaksanakan dengan menutup tanah, karena keadaan tanah sudah sangat

kritis, maka dipilih jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan cepat agar

tanah segera tertutup.

Pada tahun 1950 tanaman kayu putih mulai ditanam, sedang

dikawasan hutan Gunungkidul dimulai pada tahun 1951. Tanaman kayu

putih yang ditanam dikawasan Daerah Istimewa Yogyakarta berasal dari

usaha yang dibawa oleh orang-orang Australia ke Maluku dengna

memakai perahu-perahu nenek moyang kita.

Berdasarkan banyaknya jenis minyak kayu putih maka ada beberapa

jenis tanaman minyak kayu putih, antara lain :

a. Jenis Buru (seram)

Pohon ini jenis kayu putih yang tinggi.

Ciri-ciri :

- Daun lebar

- Daya tumbuh lebih cepat

- Daun berwarna hijau tua

5

Page 13: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

b. Jenis Timor

Pohon ini dengan kandungan minyak lebih banyak bila

disbanding jenis baru. Warna minyak hijau kekuningan.

Ciri-ciri :

- Daun kecil-kecil panjang

- Daun berwarna hijau kekuningan

- Daun lebih tebal

c. Jenis Santibar

Jenis santibar ini kurang baik kwalitasnya ataupun kwantitasnya,

warna minyak keruh kehijauan.

Ciri-ciri :

- Daun lebar dan tebal

- Warna daun hijau muda

Namun jenis santibar ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain :

- Dapat ditanam pada lahan tanah kritis atau kurang air

- Dapat ditanam pada semua musim

2. Faedah Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih diperoleh dari proses penyulingan daun kayu putih.

Jenis tanaman kayu putih yang baik yaitu jenis malaleuca Leudondron.

Minyak kayu putih dapat digunakan sebagai obat-obatan dan bahan wangi-

wangian, sebagai bahan campuran kembang gula, untuk menyembuhkan sakit

kejang, sakit kepala, sakit gigi, sakit telinga dan rematik, kejang di kaki

6

Page 14: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

dengan cara digosokkan atau diminum. Juga untuk pengobatan orang pingsan

dengan cara dioleskan dibawah hidung.

Penggunaan minyak kayu putih ini ternyata dalam bidang industry

dipakai sebagai bahan atau campuran wangi-wangian dan juga kosmetik.

Untuk obat-obatan yang paling penting harus diketahui adalah kadar sineolnya

yaitu maksimum sebesar 65%.

Maka dari itu minyak kayu putih penggunaannya dapat dibedakan :

a. Secara murni dapat digunakan sebagai obat-obatan

b. Sebagai campuran juga dapat digunakan sebagai obat-obatan

c. Sebagai campuran dapat digunakan sebagai bahan kosmetika

d. Sebagai campuran dalam dosis sangat rendah dapat dipakai sebagai

campuran dalam makanan, contohnya kembang gula

Kepala pabrik minyak kayu putih mempunyai tenaga kerja

pelaksanaan proses atau produksi minyak kayu putih. Sebagai seorang

pemimpin dituntut untuk dapat memimpin organisasi dan tenaga kerja atau

bawahannya. Kepala pabrik tersebut bertanggungjawab kepada Dinas

Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta sedangkan staf dibawahnya kepala

pabrik.

D. Upah Pegawai Serta Jaminan Sosial

1. Gaji Pegawai

Pegawai dipabrik penyulingan minyak kayu putih merupakan pegawai

sipil, maka gajinya diberikan setiap bulan. Ketentuan gajinya tergantung

pada peraturan pegawai negeri sipil.

7

Page 15: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

2. Gaji Mitra Kerja

Untuk gaji mitra kerja didasarkan pada volume atau hasil kerja dari

penimbangan, pembongkaran dan pembuangan sisa daun setelah

pemasakan.

3. Jaminan Sosial

Dalam hal ini jeminan sosial dapat berupa uang dan juga dapat berupa

beras. Adapun jaminan sosial yang berupa uang diberikan untuk

membiayai pengobatan bila karyawan sakit ataupun meninggal dunia.

4. Jumlah karyawan

Karyawan yang ada di pabrik penyulingan minyak kayu putih Gelaran

ada dua bagian yaitu :

a. Karyawan tetap

Karyawan ini pegawai yang telah diangkat oleh pemerintah 7 orang.

b. Karyawan tidak tetap

Yaitu karyawan yang belum diangkat oleh pemerintah menjadi

pegawai negeri, jumlah karyawan tidak tetap ada 30 orang.

5. Jam kerja

Tentang jam kerja dipabrik penyulingan minyak kayu putih di

Gelaran :

a. Jam masuk kerja

b. Jam pulang

c. Jam lembur

Untuk jam lembur khusus bagi pemasak yang dibantu oleh mitra kerja.

8

Page 16: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

E. Faktor Pengaruh Produksi Minyak Kayu Putih

Gambar.2. Faktor pengaruh produksi minyak kayu putih

9

Volume Produksi Penyimpanan daun Potensi tanaman

Kesiapan pabrik Musim

Rendemen Tenaga

Angkutan

Pabrik Daun Cara Kerja Administrasi

Jenis Keadaan daun

Umur daun

Waktu tersimpan

Musim

Peralatan Pengamatan produksi

Keterampilan Mental

Kesadaran Dedikasi

Page 17: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

BAB II

PABRIK MINYAK KAYU PUTIH GELARAN

A. Cara Budidaya Tanaman Kayu Putih

Sebagai bahan baku dalam proses penyulingan daun kayu putih maka

diperlukan persediaan daun yang cukup, untuk menunjang kelangsungan

tersebut maka perlu budidaya tanaman kayu putih. Agar proses penyulingan

daun kayu putih terpenuhi.

Tahap-tahap budidaya tanaman kayu putih meliputi :

1. Pembibitan

Bibit tanaman kayu putih dapat diperoleh dengan dua (2) macam yaitu :

- Dari akar kayu putih

- Dari biji kayu putih

Bibit dari biji biasanya diperoleh dari pohon kayu putih yang telah

berumur 10 tahun. Pemetikan buahnya dilakukan sebelum buahnya retak

agar tidak jatuh bijinya. Pemetikan buah yang akan dijadikan biji

tangkainya diikuti sertakan agar mudah waktu penjemuran.

Setelah penjemuran dilakukan sortasi untuk memisahkan antara biji

yang baik, biji rusak dan kotoran. Bila benih sudah tersedia maka tanah

yang akan ditanami benih diolah dahulu agar gembur. Biji yang akan

ditaburkan dahulu dengan pasir halus. Tujuannya agar pertumbuhannya

merata.

Setelah biji berkecambah dibuatkan atap diatasnya yang berlawanan

arah dengan sinar matahari sesudah berumur 5 bulan bibit dipisahkan

10

Page 18: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

kedalam plastik yang telah diberi tanah dan setelah 6-9 bulan tanaman

dipindah kebedengan.

2. Pembuatan Open Spin

Dikerjakan dengan mencangkul tanah dan mencampur dengan pasir halus

dan dibuat petak-petak. Tujuan pembuatan open spin adalah agar bibit

dapat.

a. Tumbuh normal

b. Mudah waktu dilakukan pencabutan

c. Pertumbuhan cepat

3. Pemindahan Bibit ke Open Spint

Pemindahan bibit dari pesemaian ke open spint dapat dilakukan bila bibit

sudah berumur ± 3 bulan dengan terlebih dahulu dimasukkan kekantong

plastik. Bibit disiangi 1-2 kali untuk menghilangkan rumput.

4. Pemupukan

Pupuk disini yang digunakan yaitu pupuk urea dan pupuk kandang.

Fungsi pemupukan dengan urea yaitu untuk merangsang pertumbuhan

daun. Di Gunungkidul tidak perlu pemupukan karena tanahnya sudah

banyak mengandung humus.

5. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Hama yang merusak pohon kayu putih adalah :

a. Rayap

Bagian yang diserang oleh rayap adalah akar, maka rayap merupakan

hama yang paling ganas diantara hama lainnya.

11

Page 19: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

b. Wereng

Bagian yang diserang oleh wereng adalah pucuk daun yang masih

muda. Pencegahan dari kedua hama tersebut dengan menggunakan

insektiseda.

6. Pemungutan Hasil

Pohon kayu putih yang sudah berumur 3-5 tahun dengan lingkar batang

110 cm dan dari tanah sudah mencapai 45 cm maka sudah dapat

dilakukan pemetikan. Adapun cara pemetikan yang paling baik yaitu

dengan sistem rimbas yaitu potongan yang menghadap sinar matahari atau

miring. Ini bertujuan agar air hujan langsung mengalir tidak tergenang dan

apabila air hujan langsung mengalir maka pohon kayu putih akan

membusuk dan kemudian akan mati.

B. Struktur Organisasi Pabrik Minyak Kayu Putih Gelaran

Gambar. 3. Struktur organisasi

12

Kepala Pabrik

Bp. Ignatius Suranta

AdministrasiBp. Didik

Mitra Kerja

Operator/PemasakBp. Purwanto &Bp. Wagiman

Peralatan/LingkunganBp. Joko Bahan Baku

Bp. Mino

Page 20: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

C. Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih

1. Bahan

a. Bahan dasar

Di Pabrik penyulingan minyak kayu putih yang ada di Gelaran,

sebagai bahan dasar yang digunakan dalam penyulingan adalah daun

kayu putih. Daun kayu putih sebagai bahan dasar dapat digolongkan 3

kriteria yaitu :

1) Daun yang berwarna hijau layu

Yaitu daun yang dipetik dan mengalami penyimpanan atau

pelayuan sehingga kadar airnya sudah menurun.

2) Daun yang berwarna hijau basah

Yaitu daun yang baru dipetik dari pohon kayu putih

3) Daun coklat kuning

Yaitu daun kayu putih yang sudah dilayukan selama 3-4 hari

didalam ruang penyimpanan.

b. Bahan tambahan

1) Air

Air yang digunakan untuk menghasilkan uap air dalam boiler

kemudian uap dialirkan keketel daun. Air juga digunakan dalam

pendingin dalam kondensor.

2) Bahan bakar

Bahan bakar ini berupa minyak tanah dan juga briket, bekas

pemasakan dari daun kayu putih yang sudah dikeringkan.

13

Page 21: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

3) Api

Digunakan untuk pemanasan air yang ada dalam boiler.

2. Tahap-tahap Pengolahan

a. Pemetikan

Tahap pengolahanyang pertama dalam penyulingan minyak

kayu putih ialah pemetikan. Pemetikan daun kayu putih dapat

dilakukan dengan 3 cara yaitu :

1) Pemetikan dengan cara dipangkas

2) Pemetikan dengan cara diurut

3) Pemetikan sistem rimbas

Ketiga cara pemetikan ini yang paling banyak dilakukan oleh

para petani ialah pemetikan dengan cara di pangkas karena cara ini

lebih efektif dan lebih cepat untuk dikerjakan. Pemetikan yang baik

dilakukan pada pagi hari karena belum terjadi proses pemasakan dari

zat-zat yang terjadi didalam daun. Pada waktu sekarang yang

umumnya dilakukan pemangkasan pada pohon kayu putih yang sudah

mencapai umur ± 5 tahun.

Pemangkasan dilaksanakan dengan miring yaitu dengan

kemiringan 500. Setelah pohon berumur 3-4 tahun, setelah

pemangkasan dapat dipetik lagi. Setiap pohon dapat menghasilkan 2,5

kg daun tua.

14

Page 22: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

1) Pemetikan daun dengan cara pangkas

Pemetikan ini dilakukan dengan pemotongan atau memangkas

bagian ranting-ranting yang daun lebat. Batang pohon kayu putih

dipangkas setinggi 110 cm dari tanah dengan gergaji.

Pemangkasan dengan gergaji agar air tidak tergenang pada bekas

pangkasan.

2) Pemetikan daun dengan cara diurut

Pemetikan dengan cara diurut harus dilakukan dengan hati-hati

maka akan lama. Bila tidak hati-hati maka akan merusak daun

(misalnya rusak atau sobek) sehingga menyebabkan daun cepat

busuk. Daun yang diurut daun yang sudah tua dari pucuk smpai

pangkal ranting. Tapi kuncup tidak dipetik untuk pertumbuhan

selanjutnya.

3) Pemetikan daun dengan cara sistem rimbas

Daun yang dapat dirimbas setelah habis pangkasan setelah

berumur 1-2 tahun. Sistem rimbas tersebut mengikutsertakan

ranting dengan paling besar ranting tersebut berdiameter 5 mm.

b. Pengangkutan Daun

Pabrik minyak kayu putih menerima daun hasil pemetikan dari

bagian daerah hutan. Maka perlu pengangkutan, pengangkutan

dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Apabila jaraknya jauh dari pabrik maka pengangkutan

menggunakan truk atau colt. Pabrik minyak kayu putih Gelaran

15

Page 23: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

memperoleh bahan baku dari empat resort polisi hutan yaitu Candi,

Nglipar, Kernet, dan Gelaran.

2) Apabila jaraknya dekat dengan pabrik maka pengangkutan bahan

baku dilakukan dengan tenaga manusia yaitu dengan dipikul atau

digendong.

c. Penimbangan

Penimbangan ada dua tahap yaitu penimbangan pertama

setelah dilakukan pemetikan. Dengan tujuan untuk mengetahui berapa

banyaknya daun yang sudah terkumpul dan siap dibawa ke pabrik.

Penimbangan kedua yaitu penimbangan dilakukan setelah

pengangkutan dan sebelum pemasakan dengan tujuan :

1) Untuk menentukan banyaknya daun yang dimasukkan dalam bak

daun.

2) Untuk menentukan rendemen minyak kayu putih yang dihasilkan

Dalam melakukan penimbangan alat yang digunakan adalah jenis

timbangan “BAZAKUL FAGANI/SISTEM DIGITAL” kapasitas

timbangan tersebut adalah 300 kg.

d. Penyulingan Daun Kayu Putih

Dalam pengolahan daun kayu putih dilakukan pertama-tama

didalam bak daun diletakkan sarangan setelah itu daun dimasukkan

ditata dalam bak daun tersebut. Penataan daun kedalam sarangan ini

harus padat jangan sampai ada tempat yang kosong hal ini

16

Page 24: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

dimaksudkan agar uap air tidak masuk kedalam ruang yang kosong

tersebut. Proses penyulingan daun kayu putih di Gelaran dapat dilihat

pada gambar 3.

Gambar.. 4 Proses Penyulingan Daun Kayu Putih di Pabrik Gelaran

17

Daun kayu putih Penimbangan II

Daun bekas Pelayuan

Penjemuran Pemasakan

Briket Uap air dan minyak

Pendinginan

Pemisahan

Minyak kayu putih

Penyaringan

Minyak Jernih

Pembotolan

Penyetoran

Air

Page 25: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Untuk menghasilkan minyak kayu putih dilakukan langkah-

langkahsebagai berikut :

1. Mengisi bak air (kolam) dari sumber air sampai penuh

2. Air dari bak air dimasukkan kedalam water softener dan setelah

dilakukan pelunakan kemudian dimasukkan ke feed tank

3. Dari feed tank dimasukkan keboiler

4. Bersamaan dengan pengisian air kedalam boiler, daun kayu putih

dimasukkan kedalam bak daun yang sebelumnya serangan sudah

dimasukkan

5. Tutup bak ditutup

6. Bila air dalam boiler cukup, kemudian briket dimasukkan kedalam

ruang bakar dan dinyalakan

7. Bila tekanan uap dalam boiler 4,5 atmosfer maka uap akan

dibuang melalui pipa pembuang uap

8. Uap air terus dialirkan kedalam bak daun

9. Uap dalam boler dapat dilihat pada gelas duga, apabila air dalam

boiler turun maka perlu ditambah air lagi dari feed tank. Dan api

selalu diatur dengan menambah briket, sehingga tekanan tidak

kurang dari 2,5 atm

10. Uap yang mengalir punya tekanan yang kuat untuk mengeluarkan

minyak kayu putih yang berupa uap. Jadi uap yang keluar dari bak

daun mengandung air dan minyak kayu putih. Ini berlangsung

setelah daun di uapi 1-1,5 jam

18

Page 26: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

11. Uap minyak dan air tersebut kemudian menuju kebak pendingin

melalui pipa, pipa tersebut berputar-putar dalam bak pendingin

sehingga uap air dan uap minyak betul-betul dingin

12. Setelah uap air dan minyak dingin dialirkan ke separator. Minyak

kayu putih berada diatas dan air berada dibawah karena Berat

Jenis air lebih besar dibandingkan Berat Jenis minyak

13. Minyak kayu putih diambil melalui kran dan airnya diruang

14. Apabila pemasakan sudah selesai kurang lebih 4 jam bak daun

dibuka dan daun bekas masakan dikeluarkan bersama sarangannya

dengan menggunakan katrol atau Derek

15. Setelah agak dingin daun diangkat ketempat penjemuran dengan

menggunakan keser

e. Hasil limbah dan pengolahan limbah

Hasil samping dari proses penyulingan daun kayu putih berupa

bekas hasil masakan untuk bahan bakar yaitu briket. Briket diperoleh

dengan cara sebagai berikut :

1. Daun bekas dijemur sampai kering

2. Kemudian dicetak dalam bentuk persegi panjang

3. Sebelum dicetak dipasang tali pengikat dulu

4. Daun dimasukkan dalam cetakan dan ditekan agar padat kemudian

diikat

5. Setelah jadi briket kemudian ditumpuk digudang.

19

Page 27: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengolahan limbah (briket)

yaitu pada musim penghujan karena akan menyulitkan dalam

pengeringan daun.

Gambar 5 proses penjemuran

20

Page 28: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar 6 briket

f. Persiapan Pengolahan

1. Bahan dasar atau daun kayu putih

Daun kayu putih merupakan bahan dasar dalam pengolahan

minyak kayu putih. Daun kayu putih yang dimasak pada pabrik

Gelaran diperoleh dari 4 daerah hutan yaitu Candi, Gelaran, Kenet,

Nglipar. Pengolahan daun kayu putih yang akan dimasak dibagi

menjadi 3 yaitu :

a. Daun basah yaitu daun yang baru dipetik dari pohon kayu

putih.

b. Daun kayu putih hijau layu yaitu daun yang telah mengalami

pelayuan selama 3 hari hal ini menyebabkan kadar air pada

daun menurun.

c. Daun coklat kering yaitu daun yang telah mengalami pelayuan

lebih dahulu kurang lebih satu minggu atau tertumpuk terlalu

tebal selama 3 hari sehingga warna menjadi coklat

21

Page 29: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

2. Bahan tambahan

Pada proses pengolahan minyak kayu putih bahan yang

ditambahkan yaitu air. Air ini diperoleh dari bak penampung yang

dialirkan ke water softener dengan pompa air. Kemudian

digunakan untuk menambah pada boiler apabila air pada boiler

sudah menurun. Air berfungsi sebagai sumber uap air panas.

3. Bahan bakar

Untuk proses pengolahan minyak kayu putih menggunakan

bahan bakar, bahan bakar yang digunakan ialah briket. Pembakaran

ini akan memanasi ketel uap. Sehingga akan menghasilkan uap

untuk mengeluarkan minyak dari daun kayu putih.

Briket adalah bekas masakan daun kayu putih yang sudah

dijemur, kemudian dicetak persegi panjang. Berat briket kurang

lebih 4 kilo setiap briket. Dalam sekali masakan dengan 1 bak

selama kurang lebih 4 jam memerlukan 500 kg (100 briket). Sehari

semalam dapat masak 4 kali masakan sehingga menghasilkan 400

briket.

4. Tenaga

Tenaga penggerak peralatan masih dilakukan dengan tenaga

manusia, misalnya mengeluarkan daun yang sudah dimasak dengan

katrol dan ditarik oleh tenaga manusia dan dalam menambah air

kedalam boiler juga dilakukan oleh pekerja.

g. Peralatan

22

Page 30: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Menurut proses yang berlangsung peralatan dipabrik Gelaran

terbagi menjadi 3 bagian :

- Pembuatan uap

- Alat pemasak daun

- Pemisahan air dengan minyak kayu putih

1. Alat pembuatan uap

a) Boiler

1) Fungsi

Memproduksi uap yang digunakan untuk mendastilasi

minyak kayu putih dari daun kayu putih pada bak daun.

2) Konstruksi

Pembakaran yang dilakukan diruang bakar dengan bahan

bakar briket yang didalamnya banyak terdapat pipa api

untuk lewat api dan memanasi air dalam boiler. Agar

efisiensi dan meningkatkan kapasitas maka digunakan

ruang bakar dengan melalui pipa api di boiler yang

horizontal untuk memansakan boiler.

3) Bentuk

Tinggi : 2,5 m

Lebar : 3 m

Panjang : 7 m

23

Page 31: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Kapasitas : 10 atm

4) Bahan bakar

Yaitu sisa daun pemasakan daun kayu putih (briket)

5) Jumlah

Satu buah

6) Perlengkapan

Satu level control, fungsi pengontrolan ketinggian air

dalam boiler. Dua gelas duga (kaca pengamat air) bahan

dari kaca pyrek, fungsi untuk melihat ketinggian air dalam

boiler. Satu buah steam outlet (kran keluar pipa)

berdiameter “4” bahan besi tuang berfungsi untuk

mengeluarkan uap untuk menuju bak daun. Satu buah

manometer bahan dari kuningan berfungsi sebagai

penunjuk tekanan dalam boiler. Satu buah water ini (kran

masuk air) berdiameter “1” berfungsi untuk memasukkan

air kedalam bolier. Satu buah kran untuk keluar endapan

bahan dari besi tuang, berfungsi untuk mengeluarkan

endapan bila ada endapan (kerak) didalam boiler.

7) Pemasangan

Diatas fondasi beton dengan ketinggian kurang lebih 5 cm

dari lantai. Boiler dapat dilihat pada gambar 5.

b) Water Softener

Fungsi untuk melunakkan air yang masuk kedalam boiler dari

kadar kapur yang tinggi supaya tidak mudah membentuk

24

Page 32: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

lapisan kapur yang menempel pada dalam boiler. Terbuat dari

tabung besi yang dicat agar anti karat.

Bentuk silindris tegak dan dihubungkan dengan pipa. Jumlah

satu buah.

Tinggi : 6 m

Diameter : 1,5 m

Water softener dapat dilihat pada gambar 6.

c) Hider

Fungsi : menampung uap air yang dihasilkan dari

boiler karena pemanasan

Terbuat dari : baja dan berbentuk silindris

Kapasitas : bertekanan 10 atmosfer

Jumlah : satu buah

Hider dapat dilihat pada gambar 7

d) Separator

Fungsi : untuk memisahkan minyak dan air setelah

mengalami pendinginan

Bahan : alumunium

Jumlah : Satu buah

Separator dapat dilihat pada gambar 8.

e) Ruang Bakar

Fungsi : tempat pembakaran bahan dan bahan bakar

25

Page 33: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

dari daun bekas masakan kayu putih.

Bentuk : persegi dan bagian atas melengkung

Jumlah : satu buah

Ruang bakar dapat dilihat pada gambar 9.

f) Kondensor

Fungsi : Mengembunkan uap minyak kayu putih dan

uap air yang keluar dari ketel uap untuk dijadikan cairan

dengan cara didinginkan pada kolam/bak air.

Jumlah : tiga buah

Kondensor / pendinginan dapat dilihat pada gambar 10.

g) Cerobong asap

Fungsi : mengeluarkan asap pembakaran dari ruang bakar.

Jumlah : satu buah

Bahan : Standlistil

Tinggi : 12 m

Diameter : 80 cm

Cerobong asap dapat dilihat pada gambar 11.

26

Page 34: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar..7. Boiler

1. Ruang pengontrol pembakaran2. Ruang pemasukan bahan bakar3. Pipa pemasukan air4. Pengeluaran Endapan (Rolldown)5. Kalor skala6. Pompa pemasukan air7. Pipa penyalur uap panas (Value Pengaman)8. Pipa penyalur uap menuju ke hider

27

1

2

4

5

78

3

6

Page 35: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 8. Water Softener

1. air masuk dari bak pendingin

2. water softener

3. kaca pengamat

4. pipa ke feed tank

5. feed tank

6. pipa ke boiler

7. Genset

28

1

2

3

4

5

6

7

Page 36: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 9 Hider

1. Manometer

2. Kran pengatur uap

3. Kran pengatur uap masuk

4. Kran pengatur uap keluar

5. Pengeluaran Sisa Uap

29

1

3

24

5

Page 37: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar.10. Separator

1. Pemasukan kondensat

2. Tutup aparator

3. Air

4. Minyak kayu putih

5. Pembuangan

30

1

2

3

4

5

Page 38: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 11. Ruang Bakar

31

Page 39: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 12. Kondensor

1. Proses pendinginan

32

1

Page 40: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 13. Cerobong asap

1. Asap

2. Cerobong asap

33

1

2

Page 41: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

2. Alat pemasak daun

a. Bak daun

1) Fungsi

Untuk menguapkan minyak kayu putih dari daun kayu

putih dengan menggunakan uap yang dihasilkan ketel uap.

2) Kapasitas

1250 kg daun kayu putih

3) Jumlah

tiga buah

4) Bentuk

Silinder tegak yang terdiri dari tutup atas, badan tangki,

tutup tangki dan kaki penyangga.

5) Tutup atas

Berbentuk tempurung

6) Badan tangki

Berbentuk silindir diameter kurang lebih 2 m dilapisi

aluminium. Pipa pengeluaran uap diameter 4”.

34

Page 42: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 14.1. Ketel daun

1. Tutup Ketel

2. Pengeluaran uap minyak dan air

3. Bak daun

4. Pipa saluran uap panas

5. Tiang penyangga ketel

6. Pembuangan air

35

1

23

4

5

6

Page 43: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 14.2. Bak daun

1. Keranjang daun

36

1

Page 44: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

b. Keranjang daun/sarangan

- Fungsi tempat daun yang dimasak dalam bak daun

sehingga mudah untuk dikeluarkan dan tidak memakan

waktu untuk mengeluarkannya.

- Terbuat dari anyaman plat stainless steel dan sangat kuat

untuk menahan berat dari beban daun kayu putih yang

dimasak dan rantai besar sebanyak enam buah yang terbuat

dari stainless steel untuk menarik keatas dengan

menggunakan Derek

- Kapasitas 1.250 kg daun kayu putih

- Berjumlah satu buah

- Pemasangan didalam bak daun selama masak

c. Derek

- Fungsi untuk mengangkat keranjang atau sarangan yang

tertumpuk daun yang telah selesai dimasakdan juga

memasukkan kerangjang daun yang akan di isi sebelum

memasak.

37

Page 45: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 15. Derek

38

Page 46: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

3. Alat pemisah minyak

a. Saparator

1) Fungsi

Memisahkan kayu putih dari air yang keluar bersama dari

bak daun dengan sistem gravitasi dan air keluar dari bagian

bawah sedang minyak kayu putih akan keluar dari bagian

atas.

2) Bentuk

Bulat silinder dan berdiri diatas tanah.

3) Pemasangan

Dipasang dalam rumah kecil dan tempat agak rendah.

4) Jumlah

Satu buah.

b. Tangki penampungan minyak kayu putih

1) Fungsi

Menampung minyak kayu putih dari separator.

2) Konstruksi

Plat stainless steel berbentuk bulat dengan pipa masuk

keatas.

3) Jumlah

Satu buah.

4) Pemasangan

Disebelah tangki separator.

39

Page 47: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 16. Tampungan Minyak

1. Tempat hasil akhir minyak

2. Pipa laju aliran minyak

3. Cadangan tempat hasil akhir minyak

4. Kran pengeluaran minyak

40

1

23

4

Page 48: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

BAB III

PERAWATAN (MAINTENANCE) BOILER

Perawatan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur

ekonomis yang relatif panjang. Dibawah ini di jelaskan cara-cara perawatan boiler,

bila mana dilakukan lebih sering lebih menjamin amannya pengoperasian boiler 

tersebut.

Setiap 1 s/d 2 minggu :

- Memeriksa dan membersihkan strainer (saringan), air maupun steam.

- Memerika dan membersihkan pipa dan dinding batu api dari semua abu dan

kerak pembakaran yang melekat di dinding.

- Memeriksa rotor (impeller) blower  terutama impeller blower ID Fan atas

kemungkinan abu yang melekat.

Setiap 1 s/d 3 bulan.

- Memeriksa dan membersihkan bagian luar dan dalam boiler.

- Membersihkan bagian dalam semua water tube (pipa) dan semua header serta

drum dari scale (kerak).

- Memeriksa roster dan menggantinya jika ada yang patah/rusak

- Membersihkan semuam abu dari dalam chimney.

Diatas 1 tahun :

- Periksa dan perawatan pada casing (dinding)

- Periksa dan perawatan pada gas duct dan dust collector.

- Periksa dan perawatan pada collector, peralatan dan instrument.

- Periksa dan perawatan pada kerangan, cock dan piping.

41

Page 49: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Setiap 2 tahun :

- Setiap 2 tahun di lakukan pemeriksaan berkala yang disaksikan oleh depnaker

setempat

A. Perawatan Harian (daily maintenance)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 1 jam

1. Water level dari tanki condensate

2. Fuel oil level dari dari service tank dan strong tank

3. Cooling Water

4. Suhu dan tekanan minyak pelumas dari seluruh peralatan katel

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 4 jam

1. Buka drain valve tanki penampungan udara, pemanas udara dan tank

compressor

2. Analisa boiler feed Water dan boiler Water tiap 2 jam sekali

3. Gantu Burner dan bersihkan Burner tip (bila menggunakan Burner)

4. Lakukan damping stocker

5. Lakukan Soot blowing.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tiap 8 jam

1. Lakukan Blow Down lower drum

2. Lakukan pembersihan total diseluruh area boiler

3. Penggantian/pemberian chemical baru untuk boiler Water

B. Perawatan Mingguan (weekly Maintenance)

1. Pembersihan saringan (screen) pada masing-masing bagian atau alat

2. Chack kekencanan rantai dan belt

42

Page 50: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

3. Lakukan blow pada bagian bawah

4. Lakukan pelumasan-pelumasan pada bearing

C. Perawatan bulanan (mounthly Maintenance)

1. Lakukan blow pada header

2. Keluarkan abu dari dalam ketel

3. Chack pelumasan pada coupling-coupling

4. Chack I.D.F impeller dan Dust collector.

D. Pemeliharaan Boiler Selama Masa Operasi

Ketel uap tidak akan dapat berumur panjang apabila tidak dilaksanakan

pemeliharaan secara seksama (intensif), baik dalam masa operasi maupun dalam

masa penyimpanan. Pemeliharaan secara seksama dalam masa operasi dimaksud

adalah bagaimana cara mengoprasikan ketel uap tersebut sesuai dengan petunjuk

yang berlaku atau yang sesuai dengan design pembuat boiler tersebut.

Disamping itu pula, maka penggunaan air umpan juga harus sesuai atau

memenuhi syarat sebagai air pengisi ketel. Yang jelas bahwa air pengisi boiler

harus bebeas dari zat-zat yang dapt merusak boiler, baik korosi maupun kerak.

Untuk mencegah hal demikian, maka dilakukan perlakuan external treatment dan

internal treatment, misalnya di pasang PH control pada condensate line, atau

dilakukan Water treatment untuk raw Water, juga penginjeksian chemical pada

feed Water dan boiler Water.

Untuk mengetahui bahwa sifat-sifat air sudah memenuhi syarat, maka

dilakukan penelitian air pengisi dan air boiler secara intensif di laboratorium.

43

Page 51: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Denga menjaga angka-angka yang disajikan sebagai air pengisi dari air boiler

berarti juga membantu penggunaan boiler berumur panjang. Standar limit untuk

boiler Water adalah :

Tabel 3.5 Standar limit untuk boiler Water

PH 10,8-11,3

Conduktifity (mhs) 3000

Dissolved solid (ppm) 2250

Total hardness (ppm) tracess

O alkalinity (ppm) 200

Phosphate (ppm) 30-70

Sulphite (ppm) 20-40

Silica as SiO2 (ppm) 0,25 x O Alk

E. Pemeliharaan Boiler Selama Setelah Masa Operasi

Tidak kalah pentingnya pemeliharaan boiler selama setelah masa operasi

disbanding dengan masa selama operasi. Sebab bagaimanapun logam itu akan

dengan mudah dirusak oleh zat-zat perusak logam , misalnya oksigen dsb.

Apalagi katel uap yang akan disimpan dalam jangka waktu yang cukup

lama, hal tersebut harus mendapatkan perawatan yang betul baik. Langkah

pertama yang diambil setelah boiler mengalami operasi beberapa bulan dan akan

disimpan cukup lama adalah chemical Cleaning dan mechanical Cleaning,

adapun penginjeksian chemical kedalam boiler untuk proses chemical Cleaning

yaitu:

44

Page 52: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

1. Dua hari sebelum boiler dimatikan, maka jenis chemical yang telah

ditentukan serta dosisnya mulai diinjeksikan dengan memonitor PH air boiler

tidak boleh lebih dari 13.

2. Secara rutin dilakukan Blow Down lower drum, untuk membuang kotoran-

kotoran yang mengendap.

3. Setelah dua hari di injeksikan chemical, maka boiler dimatiakn dan

selanjutnya dilakukan sirkulasi air/penggantian air pengisi.

4. Setelah boiler dalam keadaan dingin, maka air boiler di blow (dikosongkan)

5. Diadakan pemeriksaan oleh pihak depnaker, untuk menentukan hal-hal yang

perlu dilaksanakan pada langkah selanjutnya contohnya pada perlakuan

mechanical Cleaning dalam dan luar pada bagian boiler.

6. Setelah diadakan pembersihan baik bagian luar maupun dalam yang mana hal

tersebut dilakukan dengan dengan memerlukan waktu, maka akan dilakukan

ulang oleh pihak depnaker, untuk menentukan apakah masih perlu dilakukan

pembersihan ulang atau tidak

F. Pemeriksaan Dan Perbaikan

Pemeriksaan katel uap dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pemeriksaan yang dilakukan oleh depnaker yaitu steam drum, Water drum,

superheater Tube, kebersihan, kekuatan material, kondisi material dan Water

Tube. Bagian-bagian tersebut tentunya dikaitkan dengan bagian-bagian yang

bertekanan tinggi yang sangat membahayakan bagi keselamatan manusia.

2. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu bagian yang tidak

bertekanan tinggi, yang mana bagian tersebut dikaitkan dengan produktivitas

45

Page 53: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

dan hal-hal yang mengganggu efisiensi boiler misalnya pada rangka bakar,

dinding boiler casing, impeller, damper, isolasi dsb.

Setelah kedua belah pihak menentukan bagian-bagian mana yang perlu

diadakan perbaikan dan penggantian, maka dimulailah repair missal nya pada

a. Penggantian pipa – pipa air.

b. Penggantian pipa – pipa uap

c. Penggantian pipa – pipe gas

d. Perbaikan batu-batu dinding

e. Perbaikan casing

f. Perbaikan impeller

g. Isolasi

Apabila pekerjaan repair dinyatan sudah selesai, maka selanjutnya akan

diadakan periksaan yang ketiga oleh pihak depnaker dan perusahaan.

G. Hydrostatis test

Untuk menetukan bahwa boiler tersebut sudah memenuhi syarat untuk di

operasikan maka dilakukan hydrostatis test. hydrostatis test yaitu perlakuan

pemadatan boiler dengan menggunakan air dingin dan bersih untuk mengetahui

dan meyakinkan bahwa boiler tersebut dalam keadaan tidak bocor baik pada

valve, packing dan pipa. Cara pemadatan yang benar adalah:

1. Boiler dalam keadaan kosong, drain-drain valve di tutup rapat, safty valve

difrange mati, steam valve uap induk ditutup rapa, vent valve steam drum dan

superheater dibuka penuh.

46

Page 54: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

2. Jalankan pompa feed Water dengan bukaan kecil, dengan kondisi air pengisi

yang memenuhi syarat.

3. Setelah air boiler penuh sehingga air tumpah melalui vent valve, dan

yakinkan bahwa udara sudah tidak ada, matikan pompa dan tutup vent valve.

4. Jalankan pompa khusu pemadatan, dengan kapasitas yang kecil (ditentukan),

untuk mendapatkan kenaikan tekanan secara perlahan

5. Kenaikan tekanan pada pemadata adalah 10% dari tekanan kerja yang di

izinkan. Tekanan pengujian (pemadatan) yang di izinkan adalah:

a. Tekanan kerja kurang atau sama dengan 5 kg/cm2, maka tekanan

pemadatan = 2 kali tekanan kerja.

b. Tekanan kerja lebih besar dari 5 kg/cm2, lebih kecil dari 10 kg/cm2, maka

tekanan pemadatan = 5 + tekanan kerja

c. Tekanan kerja lebih besar dari 10 kg/cm2, maka tekanan pemadatan = 1,5

kali tekanan kerja.

Sedangkan untuk boiler yang sudah digunakan, tekanan pemadatan = tekanan

kerja maksimum + 3 kg/cm2,

6. Penekanan pada tekanan pengujian dilakukan tidak terlau lama, maka

sesudah nya tekanan diturunkan pelan-pelan dengan kecepatan 5

kg/cm2/menit maksimum.

47

Page 55: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

H. Steam test (percobaan dengan tekanan uap)

1. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan kerja dari tingkat

pengamanan (safety valve) disesuaikan dengan maksud pemakayan. Dengan

tidak melebihi tekanan yang di izinkan. Percobaan ini dilakukan pada tiap:

a. Penggantian tiap-tiap pengaman

b. Pemakayan tingkat pengaman dengan menggunakan pegas.

c. Tingkat-tingkat pengaman yang bekerjanya diragukan.

d. Penggantian jenis bahan bakar

e. Setiap boiler yang dilengkapi dengan alat otomatis

I. Jenis-Jenis Boiler

Boiler dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Fire Tube Boiler

Terdiri dari tangki air yang dilubangi dan dilalui pipa-pipa, dimana gas panas yangmengalir

pada tanki tersebut digunakan untuk memanaskan air di tanki. Air yangdipanaskan

menghasilkan uap panas yang dapat digunakan untuk memanaskan air dikamar mandi

ataupun laundry. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang

relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagaipedoman, fire tube

boilerskompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jamdengan tekanan sampai

18 kg/cm. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakarminyak bakar, gas dalam

operasinya.

Gambar. 17. Diambil dari internet

48

Page 56: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

2. Water Tube Boiler

Air mengalir melalui susunan pipa yang terletak di dalam gas panas yang

dihasilkandari pembakaran. Pada boiler water tube, air panas tidak berubah menjadi

uap,sehingga bisa langsung digunakan untuk keperluan seperti air panas di kamar

mandi,laundry. Ketika air dalam pipa-pipa didih mendapat pemanasan, air dalam

pipamendidih sehingga air mengandung uap dan berat jenis air berkurang, air dan

uapmengalir ke atas. Air yang berat jenisnya lebih besar akan turun dan menggantikanposisi

air yang menuju ke atas. Pada drum atas air dan uap berpisah menjadi uap jenuh,

kemudian uap jenuh disalurkan ke superheater  untuk diubah menjadi uappanas

lanjut. Uap panas lanjut yang keluar dari superheater  inilah yang akandimanfaatkan

sebagai penggerak mesin uap. Karakteristik  water tube boiler sebagai berikut :

Forced , induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan

efisiensipembakaran· Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant 

pengolahan air. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

Gambar. 18. Diambil dari internet

49

Page 57: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

J. Electric

Pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai sumber panas. Berdasarkan

kegunaannya boiler dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Power Boiler Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube boiler,

hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga

mampumemutar turbin dan menghasilkan listrik dari generator. Kegunaan utamanya

sebagai penghasil steam untuk menghasilkan listrik dari generator.

2. Industrial Boiler Steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler 

atau firetube boiler.Kegunaannya untuk menjalankan proses industri dan sebagai

tambahan panas.Steam memiliki tekanan yang sedang dan kapasitas yang besar.

Gambar. 19. Diambil dari internet

K. Industrial Boiler Steam

yang dihasilkan boiler ini menggunakan watertube boiler atau firetube boiler.

Kegunaannya untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan panas.

Steam memiliki tekanan yang sedang dan kapasitas yang besar. Commercial Boiler Steam

yang dihasilkan boiler ini menggunakanwatertube boiler atau firetube boiler.

Kegunaannya untuk menjalankan proses operasi komersial. Tekanan yang dimiliki rendah.

Residential Boiler Steam yang dihasilkan boiler  ini menggunakan boiler tipe firetube

50

Page 58: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

boiler. Boiler ini memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah, biasanya digunakan pada

perumahan.

Gambar 20. Diambil dari internet

 

51

Page 59: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

L. Heat Recovery Boiler Steam

Yang dihasilkan boiler  ini menggunakan boiler  tipe watertube

boiler atau firetube boiler. Steam yang dihasilkan memiliki kapasitas dan tekanan yang

besar,kegunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai.

Hasilsteam ini digunakan untuk menjalankan proses industri. Berdasarkan Tekanan kerjanya,

boiler dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Low Pressure Boiler

Tipe ini memiliki steam operasi kurang dari 15 psi, menghasilkan air dengan

tekanandibawah 160 psi dan temperature dibawah 250 F.

Gambar. 21. Diambil dari internet

2. High Pressure Boiler

Tipe ini memiliki steam operasi lebih dari 15 psi, menghasilkan air dengan tekanan diatas

160 psi dan temperature di atas 250 F.

Gambar. 22. Diambil dari internet

52

Page 60: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

M. Pengkajian Boiler

1. Evaluasi Kinerja  Boiler 

Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurangterhadap

waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukarpanas dan

buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk  boiler  yang baru sekalipun, alasan

seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya

kinerja boiler. Neraca panas dapat membantu dalam mengidentifikasi kehilangan panas

yang dapat atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat membantu dalam

menemukan penyimpangan efisiensiboiler dari efisiensi terbaik dan target area

permasalahan untuk tindakanperbaikan.a) Neraca panasProses pembakaran dalam

boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alirenergi. Diagram ini menggambarkan

secara grafis tentang bagaimana energimasuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi

dengan berbagai kegunaandan menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal

menunjukan jumlahenergi yang dikandung dalam aliran masing-masing.

Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler  terhadap

yang meninggalkan boiler  dalam bentuk yang berbeda. Berikut memberikan gambaran

berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam kehilangan

pada Boiler yang Berbahan Bakar Batubara Kehilangan energi dapat dibagi

kedalam kehilangan yang tidak atau dapat dihindarkan. Tujuan dari Produksi Bersih

dan/atau pengkajian energi harus mengurangi kehilangan yang dapat dihindari, dengan

meningkatkan efisiensienergi. Kehilangan berikut dapat dihindari atau dikurangi:

a. Kehilangan gas cerobong:- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang

tergantung dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan)- Suhu gas

cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan(pembersihan), beban;

burner yang lebih baik dan teknologi boiler )

b. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong danabu

(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner  yang lebih baik)

c. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang kondensat)

d. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)

e. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebih baik)

53

Page 61: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

Gambar. 22. Diambil dari internet

f. Kehilangan energi dapat dibagi kedalam kehilangan yang tidak atau dapat dihindarkan.

Tujuan dari Produksi Bersih dan/atau pengkajian energi harus mengurangi kehilangan

yang dapat dihindari, dengan meningkatkan efisiensi energi.

g. Kehilangan gas cerobong:- Udara berlebih (diturunkan hingga ke nilai minimum yang

tergantung dariteknologi burner, operasi (kontrol), dan pemeliharaan)- Suhu gas

cerobong (diturunkan dengan mengoptimalkan perawatan(pembersihan), beban;

burner  yang lebih baik dan teknologi boiler )

h. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong danabu

(mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner  yang lebihbaik)

i. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulangkondensat)

j. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)

k. Kehilangan konveksi dan radiasi (dikurangi dengan isolasi boiler yang lebihbaik)

N. Efisiensi Boiler 

Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagai persen energi (panas) masuk yang

digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.Terdapat dua metode pengkajian efisiensi

boiler : Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dansteam) dibandingkan

dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler. Metode Tidak Langsung: efisiensi

merupakan perbedaan antara kehilangan danenergi yang masuk Metodologi Dikenal juga

sebagai ‘metode input-output’  karena kenyataan bahwa metode inihanya memerlukan

keluaran/ output  (steam) dan panas masuk/ input  (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi.

Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus: Efisiensi Boiler (h) = Panas Keluar

x 100Panas Masuk Efisiensi  Boiler (h) = Q x (hg – hf) x 100q x GCVParameter yang

dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung.

54

Page 62: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

BAB IV

KOMPOSISI MINYAK

A. Tabel I. Komposisi minyak kayu putih

Komposisi Rumus Molekul Titik Didih

Sineol

Terpincal

Pienine

Benlydikide

Limoline

Leskui terpesh

C10H180

C10H170H

C10H180

C6H50H

C10H16

C15H24

174-177

218

158-160

179-180

173-176

230

Sumber : Kantor atau pabrik penyulingan minyak kayu putih Gelaran.

B. Tabel II. Syarat mutu minyak kayu putih

Karakteristik Syarat mutu

- Warna

- Bobot jenis 250/270

- Indek bias (nd 25)

- Putaran optic

- Kelarutan dalam etanol

- Zat tambahan/lain

Minyak lemak

Minyak pelican

Minyak terpenting

- Putih kekuningan

- 0,868 – 0, 921

- 1,64 – 1, 482

- 00-(-4)

- 1 : 1 (volume) jernih sterusnya jernih

- Negatif

- Negatif

- Negatif

Sumber : Standart mutu barang-barang perdagangan departemen perdagangan.

55

Page 63: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

C. Tabel III. Daftar hasil produksi minyak kayu putih Gelaran Tahun 2014

BulanDaun Kayu

putih/Ton

Minyak kayu

putih/liter

Penggunaan

briketKeterangan

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Januari

Februari

Maret

173,75

261,25

350

252,5

337,5

411,25

416,25

302,5

72,5

1.314

2.190

3.168

2.440

3.334

4.116

4.186

3.038

648

69,5

104,5

140

101

135

164,5

166,5

121

29

Jumlah 2.577,5 24.434 1.031

Sumber : daftar hasil produksi minyak kayu putih di pabrik Gelaran

56

Page 64: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di PD. Minyak Kayu Putih

dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari oleh suatu

perusahaan, karena hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi.

2. Perawatan yang dilakukan di PD. Minyak Kayu Putih berupa ” corrective

maintenance “ yaitu menganti komponen jika terjadi kerusakan

3. Pelumasan pada mesin produksi harus diperhatikan keamananya apalagi pada

bagian-bagian tertentu

B. Saran

1. Perlu adanya perawatan yang bersifat preventif, karena akan menjaga

perawatan itu sebelum mesin rusak dan juga memperpanjang umur atau

operasional mesin.

2. Setiap penambahan mesin produksi atau perancangan mesin produksi baru

harus bener-bener terencana dan melalui perhitungan serta gambar sehingga

akan lebih mudah menganalisa dan mengerjakan sehinnga akan menghemat

banyak waktu dan hasil yang maksimal.

57

Page 65: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Djatmiko , Foutoro (1979), Petunjuk Praktek Pengolahan Hasil Pertanian I,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah

Kejuruan, Jakarta.

Hidayat Syarief , Adiati S Drajat (1977), Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian I,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah

Kejuruan, Jakarta.

Murjianto Pratomo (1979), Pengolahan Bahan Hasil Pertanian I, Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Jakarta.

https://ivanemmoy.wordpress.com/2012/08/10/perawatan-maintenance-boiler/

http://www.d-p-y.com/2013/05/perawatan-maintenance-pada-boiler-water.html

58

Page 66: Laporan Praktek Kerja Lapangan Kayu Putih

LAMPIRAN

59