Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO), Tbk.
LINA HERLINA
2305523415
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FARMASI PROGRAM DIPLOMA III
KEKHUSUSAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
DEPOK
2009
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO), Tbk.
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Diploma Farmasi Distribusi dan Pemasaran
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
LINA HERLINA
2305523415
DEPOK
2009
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
PRAKTEK KERJA LAPANGAN : PT KIMIA FARMA (PERSERO), Tbk
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH : ANALISA MINAT OBAT DBD HERBAL
PT KIMIA FARMA, Tbk
BERDASARKAN PERSEPSI
KONSUMEN DAN OUTLET
DI WILAYAH JABOPDETABEK
NAMA : LINA HERLINA
NPM : 2305523415
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INI TELAH DIPERIKSA DAN
DISETUJUI.
DEPOK, JUNI 2009
Wahyudi Setiawan Drs. Umar Mansyur M.Sc
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Tanggal Lulus Ujian Seminar : ……………………………………………..
Penguji I : ………………………………………………..
Penguji II : ………………..………………………………
Penguji III : ……………….……………………………….
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Dengan
segala izin dan ridhonya serta nikmat kesehatan jasmani dan rohani
sehingga penulis diberi kesempatan untuk bisa menyelesaikan Laporan
ini. Salawat serta salam tak lupa tercurahkan untuk Baginda Rosulullah
saw dan keluarganya serta para sahabatnya yang menjadi Suri Tauladan
bagi para ummatnya.
Laporan ini merupakan tugas akhir yang menjadi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (Amd) dan dibuat
berdasarkan pengalaman penulis dan masukan dari berbagai pihak,
khususnya pembimbing kegiatan PKL. Kegiatan PKL yang berlangsung
sangat singkat telah menjadi pengalaman yang berharga bagi penulis,
walaupun disertai dengan hambatan dan pengorbanan yang harus
dihadapi.
Dalam pengerjaan laporan ini, banyak pihak yang memberikan
bantuan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ummy dan ayah tersayang, tercinta, terkasihku terima kasih atas
semua cinta kasih dan sayangnya serta dukungan dan kesabaran
penuh hingga saat ini. Aku bangga jadi anak kalian..
2. Adek-adeku tercinta hana, yeni, neng, ade yayang, alfi. Kalian yang
menjadi sumber inspirasi serta semangat juangku untuk selalu maju
demi tauladan menjadi kaka kalian. Luv u all
3. Bapak Agus Anwar, selaku Direktur Pemasaran PT Kimia Farma, Tbk.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
ii
4. Bapak Aca Setiawan, selaku Marketing Manager CHP PT Kimia Farma
Tbk, terima kasih ilmu pemasarannya.
5. Bapak Drs Maksum Rais, selaku Marketing Service Manager PT Kimia
Farma, Tbk.
6. Bapak Syaiful, selaku penanggung jawab di PT Kimia Farma, Tbk.
terima kasih sambutannya selama PKL.
7. Bapak Wahyudi Setiawan selaku Product Manager dan penanggung
jawab produk DBD Herbal yang akan dikeluarkan oleh PT.Kimia
Farma, Tbk. Makasih banyak atas bimbingan, ilmu, pengalaman serta
nilai yang diberikan.
8. Pak Deny, Pak Eries, Pak Eka, P Yanto, Bu Eva, Pak Zul, P Bayu,
Pakde Anwar, Pak Dedi, Pak Majid, Bu Euis dan seluruh karyawan
bagian pemasaran PT Kimia Farma yang telah sangat membantu
selama PKL.
9. dr. Maksum Radji, M.Biomed, selaku ketua Departemen Farmasi
FMIPA UI.
10. Dra. Azizahwati MS, selaku ketua program Diploma III Farmasi FMIPA
UI.
11. Drs. Umar Mansur, M. Sc, selaku dosen pembimbing PKL. Makasih
bimbingannya pak.
12. Dr. Abdul Mun’im M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.
13. Bapak Imam Triyono, SE. Makasih banyak atas bimbingan, arahan,
serta kebaikannya selama ini.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
iii
14. Sahabat tersayang sekaligus saudaraku (charlies angels) agi chan,
dek QQ sukriya atas kesetiaan, kebersamaan serta pendengar setia
dalam segala masalahku. Luv u all…
15. Sahabat kampusku marina, ima, ita, eenk, cyput makasih atas
kebersamaan yang selama ini sudah kita lalui bersama.
16. Temen-temen Kos Kania yang selalu memberikan hiburan dikala
kejenuhan datang melanda, dewi dan imas makasih atas bantuannya,
makasih kepada teman seperjuangan bu ruli dan kak eed.
17. Temen-temen PKL di PT Kimia Farma, Dina, Nova, Ayu, dan Echi.
Makasih untuk kekompaknnya.
18. Semua anak DP ’05, DP ’06, RS ’06 terimakasih atas kebersamaanya
selama masa perkuliahan.
19. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas
bantuan, dukungan dan perhatiannya.
Akhir kata, laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT Kimia
Farma dan pihak lain yang memerlukan informasi dari laporan ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan bimbingannya.
Wassalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh.
Depok, Juni 2009
Penulis
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ..................................................... 1
B. TUJUAN ...................................................................... 2
C. PROFIL PERUSAHAAN ............................................. 3
1. Sejarah singkat PT Kimia Farma,Tbk. ...................... 3
2. Visi dan misi PT Kimia Farma, Tbk .......................... 7
3. Bidang kegiatan ....................................................... 9
D. STRUKTUR ORGANISASI .......................................... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. STRATEGI PEMASARAN ............................................ 15
B. BAURAN PEMASARAN ............................................... 23
BAB III. KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. JADWAL KEGIATAN PKL ............................................ 32
B. KEGIATAN PKL ........................................................... 33
1. Informasi mengenai bagian pemasaran PT Kimia
Farma, Tbk. ............................................................ 33
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
v
2. Pengetahuan mengenai produk OTC PT Kimia Farma,
Tbk .......................................................................... 39
3. Pembagian produk OTC untuk karya tulis ............... 44
4. Pengenalan bagian administrasi ............................. 44
5. Pengarahan dengan Manajer Produk OTC ............ 45
6. Event Supra Flu, Enkasari, Batugin di Cirebon…… 45
7. Survei Konsumen .................................................... 46
BAB IV. PEMBAHASAN
A. STRATEGI PEMASARAN OTC PT KIMIA FARMA, Tbk. 90
1. Segmentasi Pasar ................................................... 90
2. Target Pasar .......................................................... 92
3. Posisi Pasar ............................................................ 93
B. BAURAN PEMASARAN ............................................... 100
1. Produk ..................................................................... 100
2. Harga .................................................................. 101
3. Distribusi ................................................................. 102
4. Promosi .................................................................. 103
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN .............................................................. 110
B. SARAN ......................................................................... 111
DAFTAR ACUAN ............................................................................ 113
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan struktur organisasi PT Kimia Farma, Tbk ........ 9
Gambar 2. Marketing sustainable ................................................. 16
Gambar 3. Marketing balance ....................................................... 23
Gambar 4. Siklus hidup produk ..................................................... 26
Gambar 5. Struktur organisasi divisi pemasaran PT Kimia Farma 33
Gambar 6. Responden Jakarta Utara yang
mengalami sakit maag 3 bulan terakhir ini .................. 48
Gambar 7. Responden Jakarta Utara yang sedang mengalami
sakit maag .................................................................. 49
Gambar 8. Responden Jakarta Utara yang mengkonsumsi obat
maag saat mengalami sakit maag .............................. 49
Gambar 9. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta
Utara ........................................................................... 50
Gambar 10. Alasan responden Jakarta Utara memilih obat maag .. 51
Gambar 11. Tempat responden Jakarta Utara membeli
obat maag .................................................................. 52
Gambar 12. Responden Jakarta Utara yang mengenal produk
Magasida .................................................................... 52
Gambar 13. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Utara .... 53
Gambar 14. Responden Jakarta Utara yang pernah mencoba
produk Magasida ........................................................ 53
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
vii
Gambar 15. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Utara ..... 54
Gambar 16. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag
dibanding obat maag lain menurut responden
Jakarta Utara .............................................................. 54
Gambar 17. Responden Jakarta Barat yang mengalami
sakit maag 3 bulan terakhir ini .................................... 55
Gambar 18. Responden Jakarta Barat yang sedang mengalami
sakit maag .................................................................. 55
Gambar 19. Responden Jakarta Barat yang mengkonsumsi obat
maag saat mengalami sakit maag .............................. 56
Gambar 20. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta
Barat ........................................................................... 57
Gambar 21. Alasan responden Jakarta Barat memilih obat maag .. 58
Gambar 22. Tempat responden Jakarta Barat membeli
obat maag .................................................................. 59
Gambar 23. Responden Jakarta Barat yang mengenal produk
Magasida .................................................................... 59
Gambar 24. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Barat ..... 60
Gambar 25. Responden Jakarta Barat yang pernah mencoba
produk Magasida ........................................................ 60
Gambar 26. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Barat ..... 61
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
viii
Gambar 27. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag
dibanding obat maag lain menurut responden
Jakarta Barat .............................................................. 62
Gambar 28. Responden Jakarta Timur yang mengalami
sakit maag 3 bulan terakhir ini .................................... 62
Gambar 29. Responden Jakarta Timur yang sedang mengalami
sakit maag .................................................................. 63
Gambar 30. Responden Jakarta Timur yang mengkonsumsi obat
maag saat mengalami sakit maag .............................. 63
Gambar 31. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta
Timur ......................................................................... 64
Gambar 32. Alasan responden Jakarta Timur memilih obat maag 65
Gambar 33. Tempat responden Jakarta Timur membeli
obat maag .................................................................. 66
Gambar 34. Responden Jakarta Timur yang mengenal produk
Magasida .................................................................... 66
Gambar 35. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Timur .. 67
Gambar 36. Responden Jakarta Timur yang pernah mencoba
produk Magasida ........................................................ 67
Gambar 37. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Timur ..... 68
Gambar 38. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag
dibanding obat maag lain menurut responden
Jakarta Timur ............................................................ 69
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
ix
Gambar 39. Responden Jakarta Pusat yang mengalami
sakit maag 3 bulan terakhir ini .................................... 69
Gambar 40. Responden Jakarta Pusat yang sedang mengalami
sakit maag .................................................................. 70
Gambar 41. Responden Jakarta Pusat yang mengkonsumsi obat
maag saat mengalami sakit maag .............................. 70
Gambar 42. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta
Pusat ........................................................................... 71
Gambar 43. Alasan responden Jakarta Pusat memilih obat
maag ........................................................................... 72
Gambar 44. Tempat responden Jakarta Pusat membeli
obat maag .................................................................. 73
Gambar 45. Responden Jakarta Pusat yang mengenal produk
Magasida .................................................................... 73
Gambar 46. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Pusat .. 74
Gambar 47. Responden Jakarta Pusat yang pernah mencoba
produk Magasida ........................................................ 74
Gambar 48. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Pusat ..... 75
Gambar 49. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag
dibanding obat maag lain menurut responden
Jakarta Pusat .............................................................. 76
Gambar 50. Responden Jakarta Selatan yang mengalami
sakit maag 3 bulan terakhir ini .................................... 76
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
x
Gambar 51. Responden Jakarta Selatan yang sedang mengalami
sakit maag .................................................................. 77
Gambar 52. Responden Jakarta Selatan yang mengkonsumsi obat
maag saat mengalami sakit maag .............................. 77
Gambar 53. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta
Selatan ........................................................................ 78
Gambar 54. Alasan responden Jakarta Selatan memilih obat
maag ........................................................................... 79
Gambar 55. Tempat responden Jakarta Selatan membeli
obat maag .................................................................. 79
Gambar 56. Responden Jakarta Selatan yang mengenal produk
Magasida .................................................................... 80
Gambar 57. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta
Selatan ...................................................................... 80
Gambar 58. Responden Jakarta Selatan yang pernah mencoba
produk Magasida ........................................................ 81
Gambar 59. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Selatan .. 82
Gambar 60. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag
dibanding obat maag lain menurut responden
Jakarta Selatan ........................................................... 82
Gambar 61. Responden DKI Jakarta yang mengalami
sakit maag 3 bulan terakhir ini .................................... 83
Gambar 62. Responden DKI Jakarta yang sedang mengalami
sakit maag .................................................................. 83
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
xi
Gambar 63. Responden DKI Jakarta yang mengkonsumsi obat
maag saat mengalami sakit maag .............................. 84
Gambar 64. Obat maag yang dikonsumsi responden DKI Jakarta
.................................................................................... 85
Gambar 65. Alasan responden DKI Jakarta memilih obat
maag ........................................................................... 86
Gambar 66. Tempat responden DKI Jakarta membeli
obat maag .................................................................. 87
Gambar 67. Responden DKI Jakarta yang mengenal produk
Magasida .................................................................... 87
Gambar 68. Media yang sering dilihat konsumen DKI Jakarta
.................................................................................... 88
Gambar 69. Responden DKI Jakarta yang pernah mencoba
produk Magasida ........................................................ 88
Gambar 70. Rasa Magasida menurut konsumen DKI Jakarta ........ 89
Gambar 71. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag
dibanding obat maag lain menurut responden DKI
Jakarta ........................................................................ 89
Gambar 72. Saluran Distribusi OTC PT. Kimia Farma, Tbk ............ 102
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Bagan struktur organisasi PT Kimia Farma, Tbk ............ 32
Tabel 2. Daftar Produk CHP PT. Kimia Farma, Tbk ...................... 39
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Proposal Riset Brand Awareness dan Brand
Usage Produk Magasida ............................................. 110
Lampiran 2. Kuesioner Produk Magasida ....................................... 116
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN PKL
Saat ini, harus diakui bahwa di dunia ini terus terjadi perkembangan.
Hal ini dibuktikan dengan bertambah pesat dan dinamisnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya bidang
kefarmasian yang mengalami perkembangan yang berbanding lurus
dengan perkembangan teknologi. Selain berpengaruh terhadap
penemuan-penemuan obat baru, juga mempengaruhi aspek pemasaran
dari produk-produk yang telah dihasilkan tersebut.
Berbicara mengenai pemasaran terhadap produk-produk yang
dihasilkan oleh industri farmasi, maka salah satu hal yang paling esensi
adalah peran tenaga pemasar dibidang farmasi. Tenaga pemasar di
bidang farmasi tidak hanya memiliki kemampuan umum yang menjadi
keahlian dasar seorang tenaga pemasar, yaitu kemampuan di bidang
manajemen, terutama bidang manajemen pemasaran, lebih dari itu
seorang tenaga pemasar di bidang farmasi juga harus memiliki keahlian
dan pengetahuan di bidang farmasi, demi suksesnya kegiatan pemasaran
produk-produk farmasi.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
2
Dengan melihat peluang serta niat untuk ikut berpartisipasi dalam
persaingan dunia pemasaran serta menyelaraskan antara teori-teori yang
telah didapatkan.Oleh sebab itu, Universitas Indonesia membuka
kesempatan bagi mereka yang tertarik pada bidang pemasaran produk-
produk farmasi dengan membuka jurusan D III Farmasi Distribusi dan
Pemasaran. Jurusan ini dibuka dengan harapan dapat memenuhi
permintaan akan tenaga kerja yang profesional di bidang distribusi dan
pemasaran produk farmasi. Karena itu mahasiswa diberi kesempatan
untuk dapat mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan dan profesionalitas mahasiswa. Penulis
mengikuti kegiatan PKL di PT. Kimia Farma Tbk. yang terletak di Jl.
Veteran No.9, Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut dimulai dari tanggal 13
April 2009 sampai dengan tanggal 12 Juni 2009.
B. TUJUAN KEGIATAN PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu program yang wajib
diikuti oleh setiap mahasiswa Farmasi FMIPA UI program Diploma III
kekhususan Distribusi dan Pemasaran disamping mata kuliah keahlian
(MKK). Ditinjau secara umum, tujuan PKL ini adalah agar mahasiswa
Diploma III Farmasi Distribusi dan Pemasaran dapat melihat secara
langsung dunia kerja yang sesungguhnya sehingga diharapkan
mahasiswa dapat berlatih dan menerapkan ilmu yang didapat di bangku
kuliah ke dunia industri farmasi, khususnya bidang distribusi dan
pemasaran. Secara khusus tujuan PKL adalah :
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
3
Sedangkan tujuan Khusus dari program Praktek Kerja
Lapangan ini adalah :
1. Mengetahui tentang cara kerja di perusahaan farmasi terutama
dalam hal distribusi dan pemasaran.
2. Memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan sebagai
bekal untuk memasuki dunia kerja.
3. Menumbuhkan sikap disiplin dan profesional dalam memasuki
dunia kerja.
4. Membina hubungan kerjasama yang baik antara jurusan
Farmasi Fakultas MIPA UI kekhususan Distribusi dan
Pemasaran dengan perusahaan-perusahaan farmasi.
5. Agar dapat menghasilkan tenaga kerja dengan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas.
6. Sebagai tempat untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu
serta teori yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam dunia
kerja yang sebenarnya.
A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Sejarah Singkat PT Kimia Farma,Tbk (3)
PT Kimia Farma adalah promotor dalam perkembangan
perusahaan farmasi di Indonesia. PT Kimia Farma, Tbk. yang
berstatus BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini didirikan pada
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
4
tanggal 16 Agustus 1971 dan pada tanggal 14 Oktober 1971
statusnya dikukuhkan sebagai Perseroan Terbatas
Saat ini PT Kimia Farma, Tbk. adalah perusahaan farmasi
terbuka yang memiliki banyak unit usaha antara lain industri,
pertambangan, perkebunan, perdagangan dan ekspor-impor. Jumlah
saham terbesar masih milik pemerintah (90%) dan sisanya (10%)
dilepas ke masyarakat.
Sejarah PT Kimia Farma, Tbk. dimulai sekitar tahun 1957
pada saat pengambil alihan perusahaan Belanda yang bergerak di
bidang farmasi oleh pemerintah Republik Indonesia. Perusahaan-
perusahaan tersebut meliputi: N. V. Chemicalien Handel Rathcamp &
Co (Jakarta), N. V. Pharmaceutische Handel Svereniging De Gedeh
(Jakarta), N. V. Bandungsche Kinine Fabriek (Bandung), N. V.
Indonesiche Combinatie Voor Chemicals Industries (Bandung), N. V.
Jodium Onderneming (Mojokerto). Langkah ini kemudian diikuti
dengan pembentukan BAPPHAR (Badan Pusat Penguasaan
Perusahaan “Farmasi Belanda”) berdasarkan SK penguasa perang
pusat pada tahun 1958. BAPPHAR bertugas untuk menguasai dan
menyelenggarakan manajemen agar perusahaan farmasi yang
dikuasai dapat berfungsi dengan baik.
Pada tahun 1961, DepKes mengganti BAPPHAR menjadi
BPU (Badan Pimpinan Umum) farmasi negara dan membentuk
beberapa PN (Perusahaan Negara) farmasi, yaitu PN farmasi dan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
5
alat kesehatan “Radja Farma”, PN farmasi dan alat kesehatan
“Nurani Farma”, PN farmasi dan alat kesehatan “Nakula Farma”, PN
farmasi dan alat kesehatan “Bhineka Kina Farma”, PN farmasi
“Biofarma”, PN farmasi “Sari Husada”, PN farmasi dan alat
kesehatan “Kasa Husada”.
Berdasarkan PP No 3 tahun 1969 tanggal 23 Januari 1969,
perusahaan-perusahaan farmasi negara tersebut digabungkan dan
dilebur menjadi PN farmasi Bhineka Kimia Farma (PN farmasi Kimia
Farma) disingkat menjadi Perusahaan Negara Farmasi “Kimia
Farma”. Akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1971, Perusahaan
Negara Farmasi “Kimia Farma” diubah menjadi BUMN dengan status
sebagai perusahaan perseroan dengan nama PT Kimia Farma yang
diumumkan dalam berita Negara sebagai industri farmasi terpadu
yang terdiri dari unit-unit usaha. Pada tanggal 4 Juli 2001 PT Kimia
Farma, Tbk. resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya sebagai perusahaan publik.
Simbol PT Kimia Farma, Tbk. berbentuk seperti matahari
dengan jenis huruf Italic, dimaksudkan sebagai berikut:
1. Simbol matahari
Matahari berarti paradigma baru. Matahari terbit adalah
tanda memasuki babak baru kehidupan yang lebih baik.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
6
a. Optimis: matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi
dimana cahaya tersebut menggambarkan optimisme Kimia
Farma dalam menjalankan bisnisnya.
b. Komitmen: matahari selalu terbit dari arah timur dan
tenggelam dari arah barat secara teratur dan terus-menerus,
memiliki makna adanya komitmen dan konsistensi dalam
menjalankan segala tugas yang diemban oleh Kimia Farma
dalam bidang farmasi dan kesehatan.
c. Sumber energi: matahari adalah sumber energi bagi
kehidupan dan Kimia Farma yang baru memposisikan
dirinya sebagai sumber energi bagi kesehatan masyarakat.
d. Semangat yang abadi: warna orange (jingga) berarti
semangat dan warna biru berarti keabadian. Harmonisasi
antara kedua warna tersebut menjadi satu makna, yaitu
semangat yang abadi.
2. Jenis huruf
Jenis huruf dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia
Farma yang disesuaikan dengan nilai dan citra yang telah
menjadi energi bagi Kimia Farma, karena prinsip sebuah
identitas harus berbeda dengan identitas yang telah ada.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
7
3. Sifat huruf
a. Kokoh
Kimia Farma adalah perusahaan terbesar dalam bidang
farmasi yang memiliki bisnis dari hulu ke hilir dan merupakan
perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia
b. Dinamis
Jenis huruf Italic menunjukkan kedinamisan dan optimisme
c. Bersahabat
Jenis huruf kecil dan lengkung menunjukkan keramahan
Kimia Farma dalam melayani konsumennya.
2. Visi dan Misi PT Kimia Farma,Tbk
Saat ini PT Kimia Farma, Tbk. merupakan perusahaan farmasi
terbesar di Indonesia. Perusahaan ini merupakan aset yang berharga
untuk negara Indonesia. Hal utama yang melatarbelakangi
kesuksesan perusahaan ini adalah keinginannya yang kuat untuk
terus memberikan nilai tambah dalam setiap pelayanannya kepada
konsumen.
Visi PT Kimia Farma, Tbk.:
“Komitmen pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan
dan lingkungan”
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
8
Misi PT Kimia Farma, Tbk.:
1. Mengembangkan industri kimia dan farmasi dengan melakukan
penelitian dan pengembangan produk yang inovatif.
2. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan terpadu (health
care provider) yang berbasis jaringan distribusi dan jaringan
apotek.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
mengembangkan sistem informasi perusahaan.
Motto: “I Care”
Adapun nilai tambah PT Kimia Farma, Tbk. yang dapat
mendukung pencapaian visi dan misinya salah satunya adalah
jaringan bisnis yang didukung oleh 41 cabang PT Kimia Farma
Trading and Distribution (KFTD) dan 324 Apotek tersebar di wilayah
Indonesia dan menguasai sekitar 35% pasaran bisnis dalam bidang
obat generik. Selain itu PT Kimia Farma, Tbk. juga merupakan satu-
satunya industri farmasi di Indonesia yang memproduksi bahan kimia
dasar untuk industri formulasi seperti iodium, besi (II) sulfat, kina,
minyak jarak, minyak nabati, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR).
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
9
3. Bidang kegiatan
Kegiatan usaha PT Kimia Farma meliputi:
a. Industri bahan baku farmasi/kimia
Industri bahan baku ini memproduksi iodium, besi (II) sulfat, kina,
minyak jarak, minyak nabati, obat asli Indonesia dan alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
b. Industri formulasi
Industri formulasi memproduksi obat ethical, obat bebas (Over
The Counter, OTC), obat narkotika, psikotropika dan obat generik.
c. Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD)
Kegiatan yang dilakukan KFTD adalah mendistribusikan produk
farmasi yang dihasilkan oleh industri farmasi Kimia Farma untuk
dilakukan penjualan kepada pelanggan.
d. Apotek Kimia Farma
Kegiatan yang ada di apotek meliputi pelayanan resep obat OTC
dan obat ethical, jasa optik, praktek dokter, dan laboratorium
klinik.
B. STRUKTUR ORGANISASI
PT Kimia Farma, Tbk. dipimpin oleh seorang direktur utama
yang dibantu oleh 4 direktur yaitu direktur umum, direktur keuangan,
direktur pemasaran, dan direktur produksi. Direktur umum diawasi
oleh dewan komisaris dan dibina oleh menteri negara penanaman
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
10
modal dan pembinaan BUMN, menteri kesehatan dan menteri
keuangan. Dewan direksi PT Kimia Farma, Tbk. berkedudukan di
jalan Veteran no.9 Jakarta Pusat.
PT Kimia Farma, Tbk. yang berstatus BUMN merupakan
perusahaan yang sangat terintegrasi, mulai dari produksi bahan baku
dan obat jadi hingga pendistribusiannya. Segmen bisnis yang
dicanangkan oleh Kimia Farma yaitu pada sektor industri, distribusi,
dan pelayanan kesehatan atau apotek. Pada tanggal 4 Januari 2002
direksi PT Kimia Farma mendirikan 2 anak perusahaan yaitu Kimia
Farma Apotek dan PT Kimia Farma Trading and Distribution. Berikut
ini adalah struktur utama organisasi PT Kimia Farma, Tbk.
Gambar 1. Bagan struktur organisasi PT Kimia Farma, Tbk.
Direktur Umum Zurbandi
Direktur Keuangan
Rusdi Rosman
Direktur Pemasaran Agus Anwar
Direktur Produksi
Jusman Siagian
Direktur Utama PT Kimia Farma
Syamsul Arifin
Marketing Manager OTC
Aca Setiawan
Marketing Manager Service
Maksum Rais
Marketing Manager OGB
Sukirman
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
11
Tugas pokok direksi:
1. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan perusahaan sesuai
dengan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha
meningkakan efisiensi dan efektifitas perusahaan.
2. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan perusahaan.
3. Mengelola perusahaan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham atau pemilik
modal.
Pembagian tugas :
a. Direktur utama
1. Bertindak sebagai eksekutif tertinggi yang mewakili korporat.
2. Memimpin, mengurus, dan mengendalikan perusahaan
sejalan dengan proses bisnis, untuk mencapai tujuan
perusahaan.
3. Melakukan koordinasi terhadap semua fungsi di perusahaan
untuk pencapaian tujuan perusahaan.
4. Menyampaikan rencana perusahaan ke depan, yaitu RJP
(Rencana Jangka Panjang) dan RKAP (Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan)
5. Mengontrol pelaksanaan investasi pada tiap direktorat dan unit
kerja.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
12
6. Fungsi dan tugas lain sesuai anggaran dasar dan peraturan
lain (UU Perseroan, UU BUMN, RUPS, dan lain-lain).
b. Direktur pemasaran
1. Memimpin, mengelola, dan mengendalikan direktorat
pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Merencanakan strategi pemasaran sesuai dengan visi dan misi
perusahaan.
3. Mengimplementasikan rencana pemasaran untuk pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan.
4. Menetapkan kebijakan harga produk-produk perusahaan yang
menjadi tanggung jawab direktorat pemasaran.
5. Melaksanakan kegiatan pemasaran yang tercakup dalam
konsep bauran pemasaran.
6. Mengelola dan mengendalikan aktifitas pemasaran lainnya:
riset pasar, pengembangan produk baru, pengembangan
pasar.
c. Direktur produksi
1. Memimpin, mengelola, dan mengendalikan direktorat produksi
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Merencanakan strategi produksi sesuai dengan visi dan misi
perusahaan.
3. Mengimplementasikan rencana produksi untuk pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
13
4. Menetapkan kebijakan pengelolaan produksi.
5. Mengelola dan mengendalikan aktivitas investasi, dalam
rangka mencapai efisiensi dan produktivitas.
6. Mengelola dan mengendalikan aktivitas produksi dalam rangka
mencapai mutu, pengiriman barang, biaya, mencapai tepat
jumlah dan tepat waktu, meliputi bahan baku, bahan kemasan,
dan produk jadi.
d. Direktur keuangan
1. Memimpin, mengelola, dan mengendalikan direktorat keuangan
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Merencanakan strategi keuangan dan akuntansi sesuai dengan
visi dan misi perusahaan.
3. Mencari sumber dana yang efisien untuk operasi perusahaan
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Menetapkan kebijakan pengelolaan keuangan dan akutansi.
5. Mengelola dan mengendalikan aktivitas keuangan (aset,
liabilitas, dan ekuitas) dalam rangka mendukung operasi
perusahaan.
6. Melakukan pengelolaan tax planning (perencanaan
pengeluaran pajak) sesuai dengan tujuan perusahaan.
e. Direktur umum dan sumber daya manusia (SDM)
1. Memimpin, mengelola, dan mengendalikan direktorat umum
dan personalia untuk mencapai tujuan perusahaan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
14
2. Merencanakan strategi pengembangan SDM sesuai dengan
visi dan misi perusahaan.
3. Menetapkan kebijakan dan melaksanakan pengelolaan aset
perusahaan.
4. Menyusun analisis dan rencana kebutuhan SDM perusahaan.
5. Menyusun RKAP tahunan bidang SDM dan umum termasuk
aset perusahaan.
6. Merencanakan dan mengembangkan sistem pengelolaan
SDM, meliputi perekrutan karyawan, penilaian kerja, informasi
SDM, dan lain-lain.
7. Membangun dan memelihara budaya perusahaan dan nilai-
nilai perusahaan untuk menciptakan budaya kerja yang positif.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. STRATEGI PEMASARAN
Istilah kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategia
(stratos = militer, dan ag = memimpin), yang artinya ilmu untuk
menjadi seorang jenderal. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert,
Jr. (1995), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua
perpektif yang berbeda, yaitu (1) dari perpektif apa yang organisasi
ingin dilakukan (intends to do) yang didefinisikan sebagai program
untuk menentukan tujuan organisasi dan mengimplementasikan
misinya, dan (2) dari perpektif apa yang organisasi akhirnya
lakukan (eventually does) yang didefinisikan sebagai tanggapan
atau respon organisasi terhadap lingkungan sepanjang waktu.
(4)Sedangkan definisi pemasaran menurut Kotler adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan tujuan pemasaran
adalah untuk mengetahui serta memahami perilaku konsumen
terhadap produk baik berupa barang atau jasa yang ditawarkan
yang berujung pada kebutuhan dan keinginan dari konsumen itu
sendiri.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
16
Pemasaran memainkan peranan penting dalam
pengembangan strategi. Strategi pemasaran adalah pola pikir
pemasaran yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasarannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran, yaitu:
1. Lingkungan Mikro; kekuatan yang lebih dekat pada perusahaan
dan dapat mempengaruhi kemampuannya untuk melayani
pelanggan meliputi perusahaan, supplier, customer market,
marketing channel, competitor, dan masyarakat.
2. Lingkungan Makro; meliputi perubahan demografi, kekuatan
ekonomi, politik, teknologi, sosial budaya, dan sumber daya.
Untuk dapat memfokuskan perusahaan pada pasar sasaran,
maka perusahaan melakukan tiga langkah utama yang disebut STP
(Segmenting, Targeting, Positioning).
Gambar 2. Marketing Suistainable
S T P
Customer
Company
Competitor
Channel
Economic factor Politic factor
Technology factor
Social factor
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
17
1 . Segmenting (Segmentasi Pasar)
Adalah proses membagi pasar yang bersifat heterogen
menjadi beberapa segmen yang bersifat homogen. Pembagian ini
dibedakan berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku
yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran
pemasaran terpisah. Untuk memenuhi segmen pasar yang berbeda
perusahaan harus melakukan suatu analisa segmentasi pasar.
Beberapa variabel segmentasi yang dapat dipilih oleh
perusahaan dalam membentuk segmentasi pasar, antara lain:
a. Segmentasi geografis
Segmentasi geografis, yaitu membagi pasar menjadi
beberapa unit secara geografis sperti negara, regional, negara
bagian, propinsi, kota, pedesaan atau komplek perumahan serta
menurut kepadatan iklim di suatu wilayah tertentu yang selalu
bervariasi.
b. Segmentasi demografis
Segmentasi demografis, yaitu upaya membagi pasar
menjadi sejumlah kelompok brdasarkan usia, pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.
c. Segmentasi psikografis
Segmentasi psikografis, yaitu membagi pasar menjadi
kelompok berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya
hidup, dan kepribadian. Konsumen yang berada dalam
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
18
kelompok demografi sama bisa saja memilih tampilan
psikografis yang berbeda.
d. Segmentasi tingkah laku
Segmentasi perilaku, yaitu upaya membagi pasar
menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap,
penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.
2. Targeting (pembidikan pasar)
Setelah melakukan segmentasi pasar, tahap berikutnya
adalah menentukan target pasar. Penetapan target pasar termasuk
mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu
atau beberapa segmen untuk dimasuki. Di samping itu segmen
yang diambil haruslah memiliki tingkat persaingan yang masih
belum tinggi, artinya persaingan yang dihadapi tidak begitu banyak
atau daya saingnya masih lemah. Dan yang terpenting adalah
memiliki kemampuan dalam melayani segmen tersebut dan
mempertahankan dalam waktu cukup lama. Penentuan target
pasar disesuaikan dengan sumber daya dan kemampuan yang
dimiliki perusahaan.
Ada lima pola target yang dapat dipilih oleh perusahaan
dalam menentukan segmen pasar, yaitu:
a. Konsentrasi segmen tunggal
Perusahaan memilih berkonsentrasi pada satu segmen tertentu.
Melalui konsentrasi dan spesialisasi produksi, distribusi, dan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
19
promosi pada suatu segmen, perusahaan dapat memperoleh
[posisi pasar yang kuat dalam segmen yang dipilih.
b. Spesialisasi selektif
Perubahaan memilih sejumlah segmen yang menarik dan
sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki.
c. Spesialisasi pasar
Perusahaan memusatkan diri pada usaha melayani segala
kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu.
d. Spesialisasi produk
Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu
yang akan dijual kepada beberapa segmen.
e. Pelayanan penuh ( full market coverage)
Perusahaan berusaha melayani seluruh kelompok pelanggan
dengan menyediakan semua produk yang mungkin dibutuhkan
oleh pelanggan.
3. Positioning (memposisikan produk di pasar sasaran)
Al Ries dan Jack Trout menyatakan bahwa positioning
adalah menempatkan produk dan merek di benak pelanggan.
Dengan definisi ini Ries-Trout mengatakan bahwa perang
pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi di benak pelanggan.
Perang pemasaran adalah perang untuk merebutkan sejengkal
ruang di benak pelanggan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
20
Tujuan pemosisian pasar adalah mengkomunikasikan
keunggulan yang bersifat khas dan unik, sehingga produk atau jasa
dipresepsikan lebih baik dibandingkan pesaing di benak konsumen.
Keberhasilan pemosisian pasar tergantung kemampuan
perusahaan membedakankan dirinya dibandingkan kompetitor.
Syarat dalam membangun posisi produk di pasar:
1) Didasarkan pada kajian atas pelanggan (customer)
Pemosisian pasar harus dapat dipersepsikan secara positif oleh
para pelanggan dan menjadi alasan mereka untuk membeli
sebuah produk. Hal ini akan terjadi bila pemosisian pasar
mampu mendeskripsikan nilai yang diberikan kepada para
pelanggan, dan bila nilai ini benar-benar merupakan suatu aset
bagi mereka. Karena pemosisian pasar mendeskripsikan nilai
yang unggul, pemosisian pasar menjadi penentu penting bagi
pelanggan pada saat memutuskan untuk membeli.
2) Didasarkan pada kajian atas kemampuan perusahaan
(company)
Pemosisian pasar seharusnya mencerminkan kekuatan dan
keunggulan persaingan perusahaan. Jangan sekali-kali
merumuskan pemosisian pasar, namun ternyata tidak mampu
melakukannya. Hal ini berbahaya, karena terlalu mengumbar
janji tetapi ternyata pelayanan kepada konsumen tidak terbukti
dengan baik. Dan kalau sudah begini, pelanggan akan mencap
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
21
perusahaan telah berbohong. Kalau pelanggan sudah mencap
perusahaan sebagai tukang bohong, maka hancurlah
kredibilitas perusahaan di mata pelanggan.
3) Didasarkan pada kajian atas pesaing (competitor)
Pemosisian pasar haruslah bersifat unik, sehingga dapat
dengan mudah membedakan diri dari para pesaing. Kalau
suatu produk diposisikan secara unik, maka keuntungan yang
akan diperoleh adalah pemosisian tersebut tidak akan mudah
ditiru oleh pesaing. Kalau tidak mudah ditiru, konsekuensinya
adalah pemosisian pasar tersebut akan memungkinkan suatu
produk bertahan dalam jangka panjang.
4) Didasarkan pada kajian atas perubahan yang terjadi dalam
lingkungan bisnis (change)
Pemosisian pasar harus berkelanjutan dan selalu relevan
dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis, yaitu
perubahan persaingan, perilaku pelanggan, perubahan sosial-
budaya, dan sebagainya. Artinya begitu posisi suatu produk di
pasar sudah tidak relevan dengan lingkungan bisnis, maka
dengan cepat harus mengubahnya dengan melakukan
kebijakan pemosisian ulang (repositioning).
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
22
Macam-macam strategi penentuan posisi:
a. Penentuan posisi menurut manfaat
Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat
tertentu.
b. Penentuan posisi menurut pemakai
Memposisikan produk untuk sejumlah kelompok pemakai.
c. Penentuan posisi menurut pesaing
Produk memposisikan diri lebih baik dari pesaingnya yang
disebutkan namanya atau tersirat.
d. Penentuan posisi menurut kualitas atau harga
Produk diposisikan dengan menawarkan nilai terbaik.
e. Penentuan posisi berdasarkan atribut
Mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu.
f. Penentuan posisi berdasarkan kategori produk
Usaha produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu
kategori produk.
g. Penentuan posisi yang dilandsasi aspek penggunaan
Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah
pengguaan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
23
B. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran
yang dikendalikan, dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Ada
empat variabel yang membentuk bauran pemasaran yaitu produk
(product), harga (price), distribusi (place), dan promosi
(promotion) (3).
Gambar 3. Marketing balance
a. Product (produk)
1. Konsep produk (5)
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapat perhatian, dimiliki, dipergunakan atau
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Di
dalam strategi produk, kita mengenal konsep produk yaitu
Marketing Mix
People Power
Target market
Price
Product Place
Promotion
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
24
persepsi konsumen membutuhkan produk yang paling baik
mutunya, inovatif, dan baik penampilannya. Konsep produk
terdiri dari barang, label, kemasan, pelayanan, merek dan
jaminan. Atribut produk tersebut merupakan unsur-unsur produk
yang dianggap penting oleh konsumen untuk dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan konsumen.
Proses perencanaan strategi produk adalah sebagai
berikut: (1) analisis situasi mengenai lingkungan internal dan
eksternal; (2) penentuan tujuan produk terhadap kebutuhan
pelanggan dan tujuan perusahaan; (3) penentuan sasaran
pasar atau produk yaitu apakah produk standar atau produk
standar dengan modifikasi; (4) penyusunan anggaran sekaligus
sebagai pengendalian; (5) penetapan strategi produk dengan
membuat analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat); (6) evaluasi pelaksanaan strategi dilakukan terhadap
rencana yang telah disusun.
2. Daur hidup produk (6)
Suatu produk memiliki siklus atau daur hidup. Siklus
hidup produk biasa dikenal dengan istilah Product Life Cycle
(PLC). PLC digolongkan dalam 4 tahap, yaitu:
a. Tahap pengenalan (introduction)
Karena produk masih baru memasuki pasar, biasanya
selama masa pengenalan belum banyak pembeli yang
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
25
menaruh perhatian terhadap produk. Keberadaan produk di
pasar perlu diberitahukan kepada para pembeli sasaran,
melalui iklan atau kegiatan promosi lainnya. Ciri umum tahap
ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar
berkembang dengan lambat, persaingan yang masih relatif
kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan
modifikasi produk, biaya pemasaran dan produksi sangat
tinggi, serta distribusi yang masih terbatas. Oleh karena
jumlah dana promosi dan biaya penyempurnaan produk
yang harus dikeluarkan amat besar, sedangkan jumlah
penjualan belum besar, maka biasanya selama masa ini
belum dapat diharapkan adanya laba.
b. Tahap pertumbuhan (growth)
Hasil kegiatan promosi selama masa pengenalan
akan mulai terasa dalam tahap pertumbuhan. Tahap ini
ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan karena
produk telah diterima dan diminati oleh pasar. Hal tersebut
tidak lepas dari peran serta perusahaan tersebut untuk
memperkenalkan produknya kepada masyarakat sehingga
masyarakat dapat tertarik untuk menggunakan produk
tersebut.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
26
c. Tahap kedewasaan (maturity)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi
dalam penjualan perusahaan. Dalam tahap ini suatu produk
telah mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat
atau pasar dari berbagai segi baik kualitas ataupun
kuantitasnya. Namun, keberadaan kompetitor dengan
produk-produk sejenis menyebabkan persaingan yang bisa
menyebabkan penurunan penjualan, karena konsumen
beralih menggunakan produk lain. Hal ini lama kelamaan
menyebabkan laba perusahaan mulai mengalami
penurunan.
d. Tahap penurunan (decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke
arah penurunan merupakan gejala tahap penurunan dari
PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor seperti
perubahan selera pasar, produk subsidi diterima konsumen,
dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat
dilakukan pada tahap PLC ini. Alternatif-alternatif tersebut
diantaranya adalah menambah produk, mengubah produk
dan mencari pasar baru.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
27
PRODUCT LIFE CYCLE
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020
Time (Year)
Sale
s Vo
lum
e (R
p. M
ilyar
)
Sales Volume
Profit
Gambar 4.Siklus hidup produk
b. Price (harga)
Salah satu variabel yang sangat penting dalam bauran
pemasaran adalah harga. Harga merupakan salah satu alat bauran
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasaran, biasanya disesuaikan dengan biaya produksi, situasi
persaingan dan persepsi konsumen. Harga merupakan satu-
satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan
atau pendapatan bagi perusahaan. Di samping itu, harga
merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya
dapat diubah dengan cepat. Tingkat harga yang ditetapkan
mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu harga juga
mempengaruhi biaya produksi yang berpengaruh pula terhadap
efisiensi produksi.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
28
Tujuan penetapan harga antara lain: (1) tujuan yang
berorientasi pada laba yaitu perusahaan selalu memilih harga yang
dapat menghasilkan laba paling tinggi atau yang menguntungkan
secara maksimal perusahaan tersebut; (2) berorientasi pada
pencapaian target volume penjualan, yaitu harga ditetapkan
sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan; (3)
berorientasi pada citra yaitu perusahaan dapat menetapkan harga
tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra
prestisisus/bergengsi; (4) stabilisasi harga dengan jalan
menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil
antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri
c. Place (saluran distribusi)
Distribusi adalah suatu proses pemindahan secara fisik dari
produsen ke konsumen melalui berbagai saluran yang ada. Dengan
adanya distribusi produk dapat berada dimana-mana dan tersedia
setiap saat. Distribusi pada suatu perusahaan biasanya dilakukan
oleh distributor yang ditunjuk perusahaan melalui berbagai tingkat
saluran. Distributor adalah perusahaan atau institusi yang
mengkhususkan pekerjaan pada penyaluran produk ke berbagai
tempat sesuai dengan jenis barang yang akan disalurkan. Fungsi
dari distributor adalah sebagai tempat informasi, negosiasi,
promosi, distribusi fisik, dukungan keuangan, dan untuk mengambil
resiko.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
29
Jumlah tingkat saluran yang dipilih merupakan hal yang
penting karena harus sesuai dengan produk yang didistribusikan.
Saluran memperlihatkan panjang mata rantai perantara yang
dipakai dalam mendistribusikan produk. Saluran tingkat satu
sebagai contoh tidak menggunakan perantara dalam distribusinya,
saluran tingkat dua dengan satu perantara, saluran tingkat tiga
dengan dua perantara dan seterusnya.
d. Promotion (promosi) (6)
Promosi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan
program pemasaran. Promosi merupakan suatu kegiatan
perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk kepada
pelanggan dan membujuk pelanggan untuk membeli produk yang
ditawarkan. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi, membujuk, serta mengingatkan pelanggan tentang
perusahaan dan bauran pemasaran.
Promosi yang merupakan bagian dari pendekatan strategi
bauran pemasaran, juga menurunkan suatu strategi yang dikenal
dengan bauran promosi (promotion mix). Menurut Phillip Kotler dan
Gary A, bauran promosi adalah ramuan khusus dari periklanan,
promosi penjualan, dan humas yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya. Terdapat 4 strategi dalam bauran
promosi, yaitu terdiri dari periklanan (advertising), promosi
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
30
penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal selling),
dan hubungan masyarakat (public relation).
1) Periklanan
Istilah advertising pertama kali dipopulerkan oleh Sudarjo
Tjokrosisworo pada tahun 1951, dengan pengertian
penyampaian pesan yang kreatif dan persuasif melalui suatu
media penyampai.
Media iklan terbagi menjadi dua jenis, yaitu media lini
atas (Above the Line, ATL) dan media lini bawah (Bellow the
Line, BTL). Media ATL bersifat masal, yaitu dalam waktu
bersamaan dapat diterima oleh banyak orang. Media ini terdiri
dari media elektronik dan media cetak, seperti televisi, radio,
koran, tabloid, dan majalah. Sedangakan media BTL
jangkauannya terbatas secara jumlah dan wilayah, juga tidak
serempak. Yang termasuk dalam media ini antara lain poster,
brosur, liflet, spanduk, billboard, shop blind, direct mail, body
painting, dan lain-lain.
2) Promosi penjualan
Promosi penjualan memiliki misi khusus yaitu
mengedukasi pasar (market education). Kegiatannya cukup
beragam, diantaranya ada yang menggunakan jalur pameran,
atau uji kerja produk, presentasi personal oleh Sales Promotion
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
31
Girl (SPG), pemberian gimmick, atau rangsangan pasar melalui
berbagai bentuk hadiah dan insentif.
3) Penjualan pribadi
Tugas personal selling adalah meyakinkan secara
langsung kepada konsumen bahwa produk kita lebih baik, serta
meyakinkan konsumen supaya mau membeli produk yang
ditawarkan. Oleh sebab itu, tim yang melaksanakan penjualan
pribadi harus benar-benar memahami produk seakurat mungkin,
sehingga konsumen terpengaruh untuk membeli.
4) Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat merupakan usaha komunikasi
menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi
persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok
terhadap citra perusahaan. Alat promosi yang digunakan seperti
sponsor, dan publikasi. Upaya ini dilakukan untuk menciptakan
citra perusahaan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
32
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. JADWAL KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Praktek kerja lapangan (PKL) di PT Kimia Farma, Tbk
berlangsung selama dua bulan. Kegiatan tersebut dilaksanakan
sejak tanggal 13 April 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 setiap
hari kerja. PKL dilakukan di PT Kimia Farma, Tbk. Pusat yang
bertempat di jalan Veteran No. 9 Jakarta Pusat. Jadwal kegiatan
PKL dapat dil;ihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jadwal kegiatan Praktek Kerja Lapangan
KEGIATAN APRIL MEI JUNI II III IV I II III IV I II
Informasi Perusahaan divisi Pemasaran
Pengetahuan Produk OTC
Pembagian Produk OTC
untuk KTI Pengarahan Manager Produk
OTC PRAKTEK LINI OTC
Riset Brand Awareness & Brand Usage Magasida
Briefing Survei
Pengumpulan data Penyusunan data
Presentasi Penyusunan laporan
Event Penyusunan KTI
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
33
B. KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
1. Company information (4)
PT Kimia Farma, Tbk. membagi divisi pemasaran menjadi 3
bagian, yaitu Marketing OTC, Marketing OGB, dan MarketingService.
Dalam PKL kali ini, penulis lebih terfokus pada divisiMarketing OTC,
berikut akan dijelaskan mengenai struktur organisasi divisi
pemasaran PT Kimia Farma, Tbk. bagian Marketing OTC.
Gambar 5. Struktur organisasi divisi pemasaran PT. Kimia
Farma, Tbk.
Marketing Manager OTC
Aca Setiawan
Sales Management Product Management
Regional Sales Manager Green
Line Bayu
Regional Sales Manager Blue
Line Mrah Zulfihar
Area Supervisor Area Supervisor
MSR MSR
Group Product Manager
Eva Fairuz
Product Manager IIEka Puji Rahmadi
Product Manager III Eries Setyawan
Product Manager IVWahyudi Setiawan
Product Manager VDenny Wahyudi
Product Manager ISuryanto
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
34
Keterangan:
Group Product Manager memegang produk Marcks’ , Marcks’ VENUS,
dan Bedak Salicyl.
Product Manager I memegang produk Marcks’ , Marcks’ VENUS,
Bedak Salicyl.
Product Manager II memegang produk Magasida®, Ersylan®,
Scabicid®, Kina®, dan Enzymfort®.
Product Manager III memegang product Fituno®, New Padibu®,
Suchol®, Vircon®, Asifit®, Fitocare®, Calcidol® dan Lovetest.
Product Manager IV memegang produk Batugin®, Enkasari®, Supraflu®,
dan Nodiar®.
Product Manager V memegang produk Nature Pristine dan Fita E®.
Penjabaran tugas dari divisi pemasaran OTC adalah sebagai berikut:
a. Manajer Pemasaran OTC (Marketing Manager OTC)
Fungsi dan wewenang jabatan ini adalah: (1) memimpin dan
bertanggung jawab akan seluruh kegiatan operasional pemasaran
produk OTC; (2) mengambil prakarsa dan mengkoordinasikan
aktivitas dan pengembangan produk; (3) monitor distribusi,
ketersediaan produk, dan volume penjualan.
b. Manajer Produk OTC (Product Manager, PM)
Manajer produk memiliki tugas antara lain: (1) membuat
perencanaan pemasaran untuk setiap produk; (2) mempersiapkan
sarana promosi ATL dan BTL; (3) mengamati kegiatan kompetitor;
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
35
(4) membuat siklus promosi produk setiap triwulan; (5) melakukan
kunjungan bersama (join visit) tenaga promosi; (6) mengusulkan
adanya kenaikan harga dan penetapan harga baku produk baru; (7)
mengusulkan bentuk kemasan dan perubahan kemasan; (8)
mengusulkan peluncuran produk baru; (9) mengevaluasi hasil
penjualan produk setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan;
(10) memberikan briefing kepada agensi untuk pembuatan materi
promosi ATL dan BTL; (11) menyampaikan taktik dan strategi
produk kepada tenaga pemasaran; (12) mengkomunikasikan setiap
informasi promosi kepada tenaga pemasaran; (13) mengevaluasi
seluruh biaya promosi yang dipergunakan; (14) melakukan survei
langsung ke tempat penjualan (outlet) dan mengamati implementasi
strategi produk di lapangan; (15) membuat analisis keuntungan
dan kerugian per produk setiap bulan; (16) merekapitulasi laba dan
rugi seluruh produk setiap bulan; (17) mengamati perkembangan
penjualan produk dengan bagian manajemen penjualan; (18)
menjaga kesinambungan stok produk dengan bagian PPIC
(Product Plan Inventory Control), produksi dan PBF (Pedagang
Besar Farmasi); (19) menjaga hubungan yang baik dengan pihak
agen, stasiun televisi, radio, dan pihak percetakan; (20)
mempersiapkan disain kemasan untuk produk baru dengan bagian
Marketing Development (pengembangan pemasaran); (21)
membantu mempercepat proses pembayaran untuk pihak ketiga
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
36
yang telah memeberikan pelayanan jasa dengan direktorat
keuangan.
Adapun wewenang dari jabatan ini adalah mengelola konsep
dan strategi produk yang mengacu kepada profitabilitas pencapaian
target penjualan tiap produk yang dikelolanya.
c. Regional Sales Manager (RSM)
Regional Sales Manager memiliki tugas antara lain: (1)
membuat rencana kerja mingguan, bulanan, triwulan, semester,
dan tahunan; (2) melakukan kunjungan kerja terhadap tempat
penjualan yang potensial; (3) mengorganisasi kegiatan OTC
representative dalam pelaksanaan promosi dilapangan sesuai
siklus produk yang dipromosikan; (4) mengontrol laporan kunjungan
penjualan seluruh manajer area atau supervisor area OTC setiap
hari; (5) mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan promosi yang
dilakukan oleh supervisor area OTC; (6) melakukan kunjungan
bersama (join visit) dengan supervisor area OTC sesuai jadwal
yang telah direncanakan atau minimal 1 kali dalam 1 minggu; (7)
memberikan motivasi kepada seluruh supervisor area OTC dan
OTC Rep di area kerjanya agar tetap konsisten dalam menjalankan
tugas-tugasnya sehari-hari.
d. Supervisor Area
Supervisor area memiliki tugas antara lain: (1) membuat
rencana kerja mingguan, bulanan, triwulan, semester, dan
tahunan; melakukan kunjungan kerja terhadap tempat penjualan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
37
yang potensial; (2) mengorganisasi kegiatan OTC Rep dalam
pelaksanaan promosi dilapangan sesuai siklus produk yang
dipromosikan; (3) mengontrol laporan kunjungan kerja seluruh
OTC Rep setiap hari; (4) mengevaluasi seluruh pelaksanaan
kegiatan promosi yang dilakukan oleh OTC Rep; (5) melakukan
kunjungan bersama (join visit) dengan OTC Rep minimal 1 kali
dalam 1 minggu; (6) memberikan motivasi kepada seluruh OTC
Rep di area kerjanya agar tetap konsisten dalam menjalankan
tugas-tugasnya sehari-hari; (7) mengontrol persediaan produk di
tingkat distributor dan mengusulkan persediaan produk dalam
jumlah yang proporsional; (8) melaksanakan pertemuan secara
berkala dengan distributor untuk membicarakan hal-hal yang terkait
dengan pencapaian target; (9) membuat rekapitulasi penjulan dari
tiap distributor dan melaporkannya setiap minggu dan setiap
bulannya; (10) memberikan penilaian kepada OTC Rep secara
objektif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan setiap
tahun; (11) mengusulkan kepada bagian manajemen untuk jenjang
karir sesuai dengan prestasi bagi tiap OTC Rep yang ada di bawah
pengawasannya; (12) membuat laporan kegiatan promosi setiap
bulan dan melaporkannya ke kantor pusat.
Adapun wewenang dari supervisor area adalah bertanggung
jawab terhadap pencapaian target penjulan pada wilayah area
kerjanya, mengelola bujet biaya operasional, menjaga citra produk,
dan citra perusahaan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
38
e. OTC Representative (Medical Sales Representative, MSR)
OTC Representative memiliki tugas antara lain: (1) membuat
rencana kerja mingguan , bulanan, triwulan, semester, dan
tahunan; (2) melakukan kunjungan kerja terhadap tempat penjualan
yang potensial; (3) melakukan pemasangan materi promosi sesuai
program pusat; (4) melakukan kunjungan bersama (join visit)
dengan supervisor area minimal 1 kali dalam 1 minggu; (5)
mengontrol persediaan produk di tingkat distributor dan
mengusulkan persediaan produk dalam jumlah yang proporsional;
(6) melaksanakan pertemuan secara berkala dengan distributor
untuk membicarakan hal-hal yang terkait dalam pencapaian target;
(7) membuat rekapitulasi penjualan dari tiap distributor dan
melaporkannya setiap minggu dan setiap bulannya; (8) membuat
laporan kegiatan promosi setiap bulan dan melaporkannya ke
supervisor area.
Adapun wewenang dari OTC Rep hampir sama dengan
wewenang dari area supervisor, hanya saja OTC Rep tidak
mengelola bujet biaya operasional.
2. Pengetahuan mengenai produk OTC PT Kimia Farma
Pada bagian pemasaran OTC ini, produk-produk
dikelompokkan menjadi dua kelompok produk, yaitu blue line dan
green line. Pembagian ini bertujuan untuk memudahkan pembagian
kerja sehingga lebih fokus dalam koordinasinya. Kelompok produk
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
39
blue line adalah produk-produk kosmetik dan termasuk Asifit®.
Sedangkan yang termasuk ke dalam kelompok produk green line
adalah produk-produk OTC herbal maupun obat-obatan berbahan
kimia. Berikut informasi mengenai beberapa produk OTC PT Kimia
Farma, Tbk dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar Produk CHP PT. Kimia Farma, Tbk. (2)
No. Nama Produk Komposisi Indikasi 1. Marcks’ Tiap 40 gram bedak
mengandung : Talcum, Amylum maydis, Zinci oxydum, Zinci stearas, Acidum salicylicum 0,08 g , dan parfume marcks’ bedak.
Untuk merawat dan melindungi kulit wajah dari jerawat, serta menghaluskan kulit.
2. Marcks’ VENUS
tocopheryl acetate sebagai anti oksidan untuk menjaga keremajaan kulit, trioctanoin dan chamomile oil untuk menjaga kelembaban dan mencegah iritasi (anthemisnabilis), SPF 18 sebagai anti UV-A dan UV-B dapat melindungi kulit dari sinar matahari 18 kali lebih lama kulit wajah tampak sempurna, halus dan cantik alami.
Cosmedic untuk perawatan dan perlindungan kulit.
3. Asifit®
Tiap kaplet mengandung : Sauropus androgynus 114 mg, Vitaminamin B1 (thiamin) 10 mg, Vitaminamin B2 2,5 mg,
membantu memperlancar produksi ASI
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
40
Vitaminamin B6 (pyridoxine) 15 mg, Vitaminamin B12 (cyanocobalamin) 20 mcg.
4. Minyak Telon Bayi Fitocare®
Oleum Cajuputi 38 %, Oleum Anisi 22 %, Oleum Cocos 40%
untuk mengobati perut kembung, masuk angin, & memberikan rasa hangat pada tubuh bayi.
5. Minyak Telon Balita Fitocare®
Oleum Cajuputi 44 %, Oleum Anisi 24 %, Oleum Cocos 32 %
untuk mengobati perut kembung, masuk angin, & memberikan rasa hangat pada tubuh balita.
6. Minyak Kayu Putih Fitocare®
100 % Oleum Cajuputi untuk mengobati perut kembung, gatal-gatal pada kulit akibat digigit serangga dan memberikan rasa hangat pada tubuh, baik balita maupun orang dewasa.
7. Magasida® Gel kering Al(OH)3 – Mg(OH)2 461 mg, Simethicone 50 mg
untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus duabelas jari, dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.
8. Enkasari® sari daun saga 0,167 %, sari daun sirih 1,0 %, sari akar kayu manis 0,044%, mentholum 0,022 %
menghilangkan penyebab sariawan, mencegah superinfeksi, menyegarkan mulut, menghilangkan bau mulut, serta meniadakan rasa nyeri yang disebabkan oleh
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
41
radang sariawan.
9. Batugin®
ekstrak daun Strobilanthus crispus yang setara dengan bubuk daun kering 0,3 g , ekstrak daun Sonchus arbensis yang setara dengan bubuk daun kering 3 g.
nyeri kolik karena batu ginjal atau urin.
10. Nodiar®
Attapulgit, Psidii Folium Extract, Curcuma Domestica extract
untuk diare non spesifik
11. Supraflu®
parasetamol 500 mg, glyseryl guaiacolate 50 mg, phenylephrine HCl 7,5 mg, Chlorpheniramine maleat 2 mg
flu, batuk, demam
12. Fituno®
ekstrak pekat Echinaceae Herba 150 mg, jus pekat Morindae Fructus 50 mg, Ekstrak pekat Phyllanthi Herba 100 mg, Vitamin B1 10 mg, Vitamin B6 5 mg, Vitamin E 5 mg.
berkhasiat untuk membantu memulihkan daya tahan tubuh.
13. Calcidol®
Vitamin B12 5 mcg ; Vitamin B1 3 mg ; Vitamin B2 1,25 mg ; Vitamin B6 0,5 mg ; Vitamin C 50 mg; Vitamin A 3000 SI; Vitamin D 400 SI; Nicotinamide 10 mg; Ca Panthothenate 5 mg; Ca 77 mg; Phosphorus 25 mg, Lysine 125 mg.
Pelengkap kebutuhan akan Vitamin, kalsium, dan fosfor. Membantu pembentukan tulang, gigi, dan sel darah merah, terutama untuk anak. Mencegah defisiensi Vitaminamin dan mineral selama sakit.
14. Ersylan® Tiap 5 ml mengandung Batuk karena flu,
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
42
: Dextromethorpan HBr 7,5 mg, Chlorpheniramine maleat 0,5 mg, Ammon Cl 30 mg, Na Citrate 60 mg, Ephedrin HCl 3 mg
bronkhitis
15. Scabicid®
Lindane 1 %, Usmic acid 1 %
scabies dan infeksi sekunder karena kuman Gram positif, Streptococcus dan Staphylococcus
16. Suchol® ekstrak bawang putih, ekstrak teh hijau, ekstrak daun jati belanda, ekstrak daun kemuning
untuk membantu menurunkan kadar lemak dalam darah
17. Vircon® Virgin Coconut Oil untuk kesehatan tubuh 18. New Padibu®
ekstrak plantogo major 100 mg; serbuk Trigonella fornum-graecum 8,35 mg; Serbuk Talinum Panicultum 25 mg; Serbuk Bee Pollen 8,35 mg; Ekstrak Yohimbee 1o mg; Tribulus terrestris 42,5 mg
berkhasiat membantu memulihkan kesehatan dan stamina
19. Nature Pristine a.
Evening Primrose Oil
Evening Primrose Oil, Vitamin E
Mengatur fungsi Vitaminal tubuh, meningkatkan kesehatan kulit, rambut, dan pertumbuhan sel, serta berfungsi sebagai Anti-Inflamasi
b.
Eye Factors
Eyebright extract, Bilberry extract, Lutein, Quercetin, Rutin Powder, Carrot Juice, Multi Anthocyanidins
Memberi nutrisi untuk menjaga kesehatan mata
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
43
c.
Glucobalance
Gynema extract, Bitter Melon, Fenugreek Seed, Ginko Biloba, Alpha Lipolic Acid.
Menormalkan kadar gula darah dan membantu mengatasi kelebihan berat badan.
d.
PMS Formula
Vitec Agnus Castus Extract, Dong Quai, Dandelion, Passion Flower, Mg Stearat, Microcrystaline Cellulose
Mengatasi gejala – gejala Pre Menstrual Syndrom (PMS)
e. Breast Health
Formula
D-Glucarate, Broccoli Powder, Silymarin extract, Rosemary extract, Mg Stearat
Mencegah resiko kanker payudara
f. Multi Start Men’s 50+
Lycopene, Lutein, Bee Pollen, Spirulina, Vit E, Panax ginseng Pytosome
Membantu fungsi tubuh pria agar dapat beraktivitas lebih optimal.
g. Multi Start
Women 45+
Zingiber Officinale, Broccoli, Cholin, Inositol, Spirulina, Vit E, Calcium
Suplemen khusus kaum wanita dari usia pubertas sampai menopause.
h.
Children’s Multi Chew
Beta Caroten, Zinc, Cal-Mg-Vit-D3, Vit B-complex, Bioflavonoid, Cholin, Inositol, Asam folate, Vit C dan E.
Meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan anak.
i.
Wild Alaska Salmon Oil
Wild Alaska Salmon Oil (Omega 3)
Menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi resiko penyakit-penyakit akibat kolesterol tinggi.
j.
Glucosamine Chondroitin
Glucosamine Sulfate, Chondroitin Sulfate
Memperpanjang kekuatan, flexibilitas, dan Vitaminalitas tulang serta mengurangi radang sendi.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
44
3. Pembagian produk OTC untuk karya tulis
PT Kimia Farma, Tbk merupakan perusahaan farmasi yang
mengeluarkan produk OTC (Over The Counter) dan OGB (Obat
Generik Berlogo). Produk OTC yang dikeluarkan bermacam-macam,
oleh karena itu sebagai bahan riset untuk Karya Tulis Ilmiah maka
penulis dan rekan-rekan mendapatkan satu produk yang berb eda
agar lebih terfokus pada saat proses risetnya. Tim pembimbing PKL
menitikberatkan pada produk OTC yaitu Magasida, Asifit, Fituno,
Calcidol, Fitocare, Marcks’ VENUS, Nature Pristine, Batugin,
Enkasari, Supra Flu. Dalam kesempatan ini penulis mendat
kepercayaan untuk membahas produk Fitocare dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah.
Penulis dan rekan-rekan akan mendapat bimbingan oleh
Product Manager yang berbeda untuk tiap mahasiswa PKL. Satu
Product Manager membimbing satu mahasiswa selama masa PKL
sehingga segala informasi yang dibutuhkan selama masa PKL dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) bisa diberikan secara lebih
detail, serta pengerjaan tugas-tugas PKL bisa mendapat bimbingan
dan arahan langsung dari Product Manager masing-masing.
4. Pengenalan Bagian Administrasi
Pada minggu pertama penulis dan rekan-rekan
mendapatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari administrasi
PT Kimia Farma, Tbk. Pada bagian tersebut penulis dan rekan-
rekan mendapatkan ilmu tentang administrasi. Banyak hal yang
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
45
dilakukan di bagian tersebut, terutama untuk bagian yang
berhubungan dengan masalah pengeluaran, khususnya untuk
bagian pemasaran. Kami mendapatkan tugas untuk mengentry
data-data yang berhubungan dengan pengeluaran. Kami diajarkan
bagaimana proses pemasukan data sampai akhirnya keluar dalam
bentuk rupiah.
5. Pengarahan oleh Produk Manager OTC
Mahasiswa PKL diperkenalkan dengan pembimbingnya
masing-masing, yaitu seorang Product Manager (PM). PM yang
menjadi pembimbing penulis adalah Bapak Deni Wahyudi selaku PM
dari produk Nature Pristine. Pengarahan ini bertujuan untuk
mengetahui tugas yang akan dilaksanakan selama PKL dan
pembimbing menjelaskan mengenai product knowledge dari Nature
pristine eye factors.
6. Event Supra flu, Enkasari, dan Batugin di Cirebon
Penulis mendapat kesempatan mengikuti event promosi
yang dilaksanakan oleh bapak Wahyudi Setiawan selaku PM
(Product Manager) ke tiga produk tersebut, beliau sekaligus
menjadi pembimbing penulis. Hal ini, bertujuan untuk melihat
secara langsung strategi pemasaran produk Supra Flu, Enkasari,
dan Batugin. Event tersebut sebenarnya selalu dilakukan di
berbagai daerah. Kali ini dilakukan di daerah Linggarjati, Cirebon.
Peserta event mayoritas diikuti oleh ibu-ibu, dan pengunjung
kota wisata tersebut. PT.Kimia Farma merupakan sponsor tunggal
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
46
pada event tersebut, dengan menyediakan berbagai door prize
mulai dari kebutuhan rumah tangga seperti rice cooker, kulkas,
televisi, hingga sepeda dan motor. Hal ini, yang memicu warga
untuk mengikuti event tersebut. Selain itu, peserta juga disediakan
kupon untuk mendapatkan undian. Dengan membeli tiket, peserta
akan mendapat produk supra flu. Bagi pemenang undian dengan
hadiah yang besar seperti televisi maka diwajibkan untuk
memperlihatkan salah satu produk kimia Farma di stand penjualan
Enkasari dan Batugin.
Minat keikutsertaan masyarakat sangat antusias, hal ini
dilihat dari banyaknya peserta yang mengikuti acara tersebut.
Peserta berkisar seribu hingga dua ribu peserta. Dengan event
tersebut masyarakat dapat lebih mengenal ketiga produk tersebut,
terutama perusahaan yang telah menjadi sponsor utama.
7. Survey Konsumen
Survey mengenai Brand Awareness dan Brand Usage dari
produk Magasida di wilayah DKI Jakarta merupakan tugas yang
diberikan oleh tim pembimbing dari PT Kimia Farma, Tbk kepada
mahasiswa PKL. Tujuan dari pemberian tugas ini yaitu untuk
mengetahui seberapa besar Brand Awareness dari produk Magasida
yang sudah tercipta di kalangan masyarakat serta seberapa besar
konsumen yang sudah menggunakan produk Magasida di wilayah
DKI Jakarta. Riset desain dari tugas ini adalah :
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
47
1. Responden
a. Populasi
Responden sekitar DKI Jakarta
b. Sampling frame
- Perempuan
- Usia 17 tahun ke atas
- Mengalami sakit maag
- semua golongan ekonomi, sosial dan status
c. Sampling method
Probability sampling yaitu dengan menggunakan random
sampling dimana responden dipilih secara acak dari wilayah
DKI Jakarta.
d. Sample size
Jumlah sampel yaitu 250 responden di DKI Jakarta yang
terdiri dari 50 responden di masing-masing wilayah.
Riset ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
a. Persiapan survey
Pada tahap ini, penulis bersama tim survey menyusun
perencanaan survey. Termasuk di dalamnya pembuatan form
survey yang akan digunakan untuk menulis data yang di
peroleh. Termasuk merancang proposal riset yang terdiri dari
metodologi, hipotesa, sampling plan, proses dan analisa data,
jadwal pelaksanaan dan anggaran biaya.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
48
Selain itu, penulis dan tim survey juga merancang
kuesioner sebagai sarana untuk pengumpulan data yang
berhubungan dengan identifikasi konsumen. Setelah form dan
kuesioner dibuat maka penulis dan tim survey dapat
melanjutkan ke tahap pengumpulan data.
b. Pengumpulan
Proses pengumpulan data dilaksanakan selama 10 hari
dari tanggal 22 April – 1 Mei 2009 di wilayah DKI Jakarta.
Pengumpulan data diperoleh dari wawancara langsung dengan
responden menggunakan bentuk pertanyaan terstruktur
(kuesioner).
c. Hasil riset
1) JAKARTA UTARA
1. Responden yang mengalami sakit maag dalam 3 bulan terakhir ini :
a. Ya : 50 orang (100 %)
b. Tidak : 0 orang (0%)
100%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 6. Responden Jakarta Utara yang mengalami sakit maag dalam tiga bulan terakhir
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
49
2. Responden yang mengalami sakit maag :
a. Ya : 12 orang (24 %)
b. Tidak : 38 orang (76 %)
24%
76%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 7. Responden Jakarta Utara yang sedang mengalami sakit maag
3. Responden yang mengkonsumsi obat maag :
a. Ya : 50 orang (100 %)
b. Tidak : 0 orang (0%)
100%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 8. Responden Jakarta Utara yang mengkonsumsi obat maag saat mengalami sakit maag
4. Obat maag yang sering di konsumsi :
a. Promag Tablet : 25 orang (50%)
b. Magasida Sirup : 1 orang (2%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
50
50%
2%2%6%
14%
10%
16%
a. P romag Tablet
b. Magas ida S irup
c . Magas idaTabletd. Mylanta S irup
e. Mylanta Tablet
f. P olys ilane
g. Lain‐lain
Tota l : 50 res ponden
c. Magasida Tablet : 1 orang (2%)
d. Mylanta Sirup : 3 orang (6%)
e. Mylanta Tablet : 7 orang (14%)
f. Polysilane : 5 orang (10%)
g. Lain-lain : 8 orang (16%)
Gambar 9. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta Utara
5. Alasan membeli obat maag tersebut :
a. Efeknya cepat : 6 orang (10%)
b. Cocok : 28 orang (56%)
c. Biasa memakai merk itu : 6 orang (12%)
d. Enak : 1 orang (2%)
e. Mudah di dapat : 2 orang (4%)
f. Resep dari dokter : 5 orang (10%)
g. Mencegah sakit : 2 orang (4%)
h. Praktis : 1 orang (2%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
51
10%
56%
12%
2%4%
10%4% 2%
a. E feknya cepat
b. Cocok
c . B ias a memakaimerk itu
d. Ras anya enak
e. Mudah di dapat
f. Rekomendas idokter
g. Mencegah s akit
h. P raktis
Tota l : 50 res ponden
Gambar 10. Alasan responden Jakarta Utara memilih obat maag
6. Tempat responden membeli obat maag :
a. Apotek : 21 orang (42%)
b. Toko Obat : 8 orang (16%)
c. Pasar Swalayan : 1 orang (2%)
d. Warung : 16 orang (32%)
e. Lain-lain : 4 orang (8%)
42%
16%2%
32%
8%
a. Apotek
b. Toko Obat
c . P as arS walayand. Warung
e. Lain‐lain
Tota l : 50 res ponden
Gambar 11. Tempat responden Jakarta Utara membeli obat maag
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
52
7. Responden yang mengenal produk Magasida :
a. Ya : 34 orang (64%)
b. Tidak : 16 orang (32%)
68%
32%
Y a
Tidak
Tota l : 50 res ponden
Gambar 12. Responden Jakarta Utara yang mengenal produk Magasida
8. Media yang sering dilihat kosumen dalam mengenal produk
Magasida :
a. Radio : 0 orang (0%)
b. Media Cetak : 0 orang (0%)
c. TV : 33 orang (66%)
d. Teman / Saudara : 1 orang (2%)
e. Lain-lain : 0 orang (0%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
53
97%
3% a. Radio
b. Media C etak
c . TV
d. Teman / S audara
e. Lain‐lain
Tota l : 34 res ponden
Gambar 13. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Utara
9. Responden yang pernah mencoba produk Magasida :
a. Ya : 5 orang (15%)
b. Tidak : 29 orang (85%)
15%
85%
Y a
Tidak
Total : 34 res ponden
Gambar 14. Responden Jakarta Utara yang pernah mencoba produk Magasida
10. Rasa Magasida menurut konsumen :
a. Enak : 0 orang (0%)
b. Biasa Saja : 3 orang (60%)
c. Rasa Kapur : 1 orang (20%)
d. Tidak Enak : 1 orang (20%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
54
60%20%
20% a. E nak
b. B ias a S aja
c . Ras a K apur
d. Tidak E nak
Tota l : 5 res ponden
Gambar 15. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Utara
11. Reaksi Magasida setelah di konsumsi :
a. Cepat : 1 orang (36%)
b. Sedang : 3 orang (48%)
c. Lambat : 1 orang (16%)
20%
60%
20%
a. C epat
b. S edang
c . Lambat
Total : 5 res ponden
Gambar 16. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag dibanding obat maag lain menurut responden
Jakarta Utara
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
55
2) JAKARTA BARAT
1. Responden yang mengalami sakit maag dalam 3 bulan terakhir ini :
a. Ya : 50 orang (100 %)
b. Tidak : 0 orang (0%)
100%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 17. Responden Jakarta Barat yang mengalami sakit maag dalam tiga bulan terakhir
2. Responden yang mengalami sakit maag :
a. Ya : 3 orang (6 %)
b. Tidak : 47 orang (94 %)
6%
94%
Y a
Tidak
Tota l : 50 res ponden
Gambar 18. Responden Jakarta Barat yang sedang mengalami sakit maag
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
56
3. Responden yang mengkonsumsi obat maag :
a. Ya : 50 orang (100 %)
b. Tidak : 0 orang (0 %)
100%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 19. Responden Jakarta Barat yang mengkonsumsi obat maag saat mengalami sakit maag
4. Obat maag yang sering di konsumsi :
a. Promag Tablet : 32 orang (56%)
b. Magasida Sirup : 2 orang (4%)
c. Magasida Tablet : 2 orang (4%)
d. Mylanta Sirup : 4 orang (7%)
e. Mylanta Tablet : 2 orang (4%)
f. Polysilane : 6 orang (11%)
g. Lain-lain : 8 orang (14%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
57
56%
4%4%
7%
4%
11%
14%a. P romag Tablet
b. Magas ida S irup
c . Magas idaTabletd. Mylanta S irup
e. Mylanta Tablet
f. P olys ilane
g. Lain‐lain
Tota l : 50 res ponden
Gambar 20. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta Barat
5. Alasan membeli obat maag tersebut :
a. Cocok : 16 orang (30%)
b. Biasa memakai merk itu : 5 orang (9%)
c. Rasanya enak : 3 orang (5%)
d. Mudah di dapat : 6 orang (11%)
e. Rekomendasi dokter : 9 orang (17%)
f. Kualitas : 3 orang (5 %)
g. Murah : 1 orang (2%)
h. Merk terkenal : 3 orang (5%)
i. Efeknya cepat : 6 orang (11%)
j. Praktis : 3 orang (5%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
58
11%
30%
9%5%11%
17%
2%5%
5% 5%
a. E feknya cepat
b. Cocok
c . B ias a memakai merkitud. Ras anya enak
e. Mudah di dapat
f. Rekomendas i dokter
g. Murah
h. K ualitas
i. Merk terkenal
j. P raktis
Tota l : 50 res ponden
Gambar 21. Alasan responden Jakarta Barat memilih obat maag
6. Tempat responden membeli obat maag :
a. Apotek : 19 orang (38%)
b. Toko Obat : 9 orang (18%)
c. Pasar Swalayan : 1 orang (2%)
d. Warung : 21 orang (42%)
e. Lain-lain : 5 orang (10%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
59
35%
16%2%
38%
9%a. Apotek
b. Toko Obat
c . P as ar S walayan
d. Warung
e. Lain‐lain
Tota l : 50 res ponden
Gambar 22. Tempat responden Jakarta Barat membeli obat maag
7. Responden yang mengenal produk Magasida :
a. Ya : 39 orang (78 %)
b. Tidak : 11 orang (22 %)
78%
22%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 23. Responden Jakarta Barat yang mengenal produk Magasida
8. Media yang sering dilihat kosumen dalam mengenal produk
Magasida :
a. Radio : 0 orang (0%)
b. Media Cetak : 0 orang (0%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
60
c. TV : 36 orang (90%)
d. Teman / Saudara : 4 orang (10%)
e. Lain-lain : 0 orang (0%)
90%
10% a. Radio
b. Media C etak
c . TV
d. Teman / S audara
e. Lain‐lain
Tota l : 39 res ponden
Gambar 24. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Barat
9. Responden yang pernah mencoba produk Magasida :
a. Ya : 4 orang (10%)
b. Tidak : 35 orang (90%)
10%
90%
Y a
Tidak
Total : 39 res ponden
Gambar 25. Responden Jakarta Barat yang pernah
mencoba produk Magasida
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
61
10. Rasa Magasida menurut konsumen :
a. Enak : 4 orang (100%)
b. Biasa Saja : 0 orang (0%)
c. Rasa Kapur : 0 orang (0%)
d. Tidak Enak : 0 orang (0%)
100%
a. E nak
b. B ias a S aja
c . Ras a K apur
d. Tidak E nak
Total : 4 res ponden
Gambar 26. Rasa Magasida menurut konsumen
Jakarta Barat
11. Reaksi Magasida setelah di konsumsi :
a. Cepat : 4 orang (100%)
b. Sedang : 0 orang (0%)
c. Lambat : 0 orang (0%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
62
100%
a. Cepat
b. S edang
c . Lambat
Tota l : 4 res ponden
Gambar 27. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi
maag dibanding obat maag lain menurut responden Jakarta Barat
3) JAKARTA TIMUR
1. Responden yang mengalami sakit maag dalam 3 bulan terakhir ini :
a. Ya : 49 orang (98%)
b Tidak : 1 orang (2%)
98%
2%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 28. Responden Jakarta Timur yang mengalami
sakit maag dalam tiga bulan terakhir
2. Responden yang mengalami sakit maag :
a. Ya : 19 orang (38%)
b. Tidak : 31 orang (62%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
63
38%
62%
Y a
Tidak
Tota l : 50 res ponden
Gambar 29. Responden Jakarta Timur yang sedang
mengalami sakit maag
3. Responden yang mengkonsumsi obat sakit maag :
a Ya : 49 orang (98%)
b. Tidak : 1 orang (2%)
98%
2%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 30. Responden Jakarta Timur yang mengkonsumsi obat
maag saat mengalami sakit maag
4. Obat maag apa yang sering dikonsumsi?
a. Promag Tablet : 26 orang (43%)
b. Magasida Sirup : 1 orang (2%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
64
c. Magasida Tablet : 2 orang (3%)
d. Mylanta Sirup : 10 orang (17%)
e. Mylanta Tablet : 6 orang (10%)
f. Polysilane : 7 orang (12%)
g. Lain-lain : 8 orang (13%)
43%
2%3%17%
10%
12%
13%a. P romag Tablet
b. Magas ida S irup
c . Magas idaTabletd. Mylanta S irup
e. Mylanta Tablet
f. P olys ilane
g. Lain‐lain
Tota l : 49 res ponden
Gambar 31. Obat maag yang dikonsumsi responden
Jakarta Timur
5. Apa alasan Ibu / Saudari membeli obat maag tersebut?
a. Manjur : 12 orang (23%)
b. Mudah di dapat : 10 orang (20%)
c. Cocok : 13 orang (25%)
d. Ampuh : 3 orang (6%)
e. Rasanya enak : 6 orang (12%)
f. Rekomendasi dokter : 2 orang (4%)
g. Murah : 1 orang (2%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
65
h. Rekomendasi keluarga : 3 orang (6%)
i. Merk terkenal : 1 orang (2%)
Gambar 32. Alasan responden Jakarta Timur memilih
obat maag
6. Dimana Ibu / Saudari biasanya membeli obat maag tersebut?
a. Apotek : 21 orang (39%)
b. Toko Obat : 12 orang (21%)
c. Pasar Swalayan : 3 orang (5%)
d. Warung : 17 orang (30%)
e. Lain-lain : 3 orang (5%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
66
39%
21%5%
30%
5%a. Apotek
b. Toko Obat
c . P as ar S walayan
d. Warung
e. Lain‐lain
Tota l : 49 res ponden
Gambar33. Tempat responden Jakarta Timur membeli obat maag
7. Apakah Ibu / Saudari mengenal produk Magasida?
a. Ya : 45 orang (92%)
b. Tidak : 4 orang (8%)
92%
8%
Y a
Tidak
Total : 49 res ponden
Gambar34. Responden Jakarta Timur yang mengenal
produk Magasida
8. Darimana Ibu / Saudari mengenal produk Magasida?
a. Radio : 2 orang (4%)
b. Media Cetak : 9 orang (16%)
c. TV : 35 orang (60%)
d. Teman / Saudara : 6 orang (11%)
e. Lain-lain : 5 orang (9%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
67
60%
11%
4%16%
9% a. Radio
b. Media Cetak
c . TV
d. Teman / S audara
e. Lain‐lain
Tota l : 45 res ponden
Gambar 35. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Timur
9. Responden yang pernah mencoba produk Magasida :
a. Ya : 15 orang (33%)
b. Tidak : 30 orang (67%)
33%
67%
Y a
Tidak
Total : 45 res ponden
Gambar 36. Responden Jakarta Timur yang pernah mencoba produk Magasida
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
68
10. Rasa dari Magasida :
a. Enak : 5 orang (33%)
b. Biasa Saja : 1 orang (7%)
c. Rasa Kapur : 8 orang (53%)
d. Tidak Enak : 1 orang (7%)
7%53%
7%
33%
a. E nak
b. B ias a S aja
c . Ras a K apur
d. Tidak E nak
Total : 15 res ponden
Gambar 37. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Timur
11. Reaksi Produk Magasida setelah dikonsumsi :
a. Cepat : 7 orang (47%)
b. Sedang : 8 orang (53%)
c. Lambat : 0 orang (0%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
69
47%
53%
a. C epat
b. S edang
c . Lambat
Tota l : 15 res ponden
Gambar 38. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag dibanding obat maag lain menurut responden
Jakarta Timur
4) JAKARTA PUSAT
1. Responden yang mengalami sakit maag dalam 3 bulan terakhir
ini :
b. Ya : 50 orang (100%)
c. Tidak : 0 orang (0%)
100%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar39. Responden Jakarta Pusat yang mengalami sakit maag dalam tiga bulan terakhir
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
70
2. Responden yang mengalami sakit maag :
a. Ya : 15 orang (30%)
b. Tidak : 35 orang (70%)
30%
70%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 40. Responden Jakarta Pusat yang sedang mengalami sakit maag
3. Responden yang mengkonsumsi obat maag :
a. Ya : 49 orang (98%)
a. Tidak : 1 orang (2%)
98%
2%
Y a
Tidak
Total : 50 res ponden
Gambar 41. Responden Jakarta Pusat yang mengkonsumsi obat maag saat mengalami sakit maag
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
71
4. Obat maag apa yang sering dikonsumsi :
a. Promag Tablet : 25 orang (46%)
b. Magasida Sirup : 3 orang (5%)
c. Magasida Tablet : 4 orang (7%)
d. Mylanta Sirup : 11 orang (20%)
e. Mylanta Tablet : 8 orang (15%)
f. Polysilane : 1 orang (2%)
g. Lain-lain : 3 orang (5%)
46%
5%7%
20%
15%
2% 5%a. P romag Tablet
b. Magas ida S irup
c . Magas idaTabletd. Mylanta S irup
e. Mylanta Tablet
f. P olys ilane
g. Lain‐lain
Tota l : 49 res ponden
Gambar 42. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta Pusat
5. Alasan mengkonsumsi obat maag tersebut :
a. Cocok : 9 orang (17%)
b. Biasa memakai merk itu : 7 orang (13%)
c. Rasanya enak : 2 orang (4%)
d. Mudah di dapat : 8 orang (15%)
e. Rekomendasi dokter : 6 orang (12%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
72
f. Kualitas : 4 orang (8 %)
g. Murah : 1 orang (2%)
h. Merk terkenal : 4 orang (8%)
i. Efeknya cepat : 10 orang (19%)
j. Rekomendasi teman : 1 orang (2%)
19%
17%
13%4%15%
12%
2%
8%8% 2%
a. E feknya cepat
b. Cocok
c . B ias a memakai merkitud. Ras anya enak
e. Mudah di dapat
f. Rekomendas i dokter
g. Murah
h. K ualitas
i. Merk terkenal
j. Rekomendas i teman
Total : 49 res ponden
Gambar 43. Alasan responden Jakarta Pusat memilih obat maag
6. Tempat responden membeli obat maag tersebut :
a. Apotek : 28 orang (52%)
b. Toko Obat : 11 orang (20%)
c. Pasar Swalayan : 3 orang (6%)
d. Warung : 12 orang (22%)
e. Lain-lain : 0 orang (0%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
73
52%
20%
6%
22%
a. Apotek
b. Toko Obat
c . P as ar S walayan
d. Warung
e. Lain‐lain
Total : 49 res ponden
Gambar 44. Tempat responden Jakarta Pusat membeli obat maag
7. Responden yang mengenal produk Magasida :
a. Ya : 44 orang (90%)
b. Tidak : 5 orang (10 %)
90%
10%
Y a
Tidak
Total : 49 res ponden
Gambar 45. Responden Jakarta Pusat yang mengenal produk Magasida
8. Media yang sering dilihat konsumen dalam mengenal produk
Magasida :
a. Radio : 1 orang (2%)
b. Media Cetak : 3 orang (6%)
c. TV : 40 orang (82%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
74
d. Teman / Saudara : 4 orang (8%)
e. Lain-lain : 1 orang (2%)
82%
8% 2% 6%2% a. Radio
b. Media C etak
c . TV
d. Teman / S audara
e. Lain‐lain
Tota l : 44 res ponden
Gambar 46. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Pusat
9. Responden yang pernah mengkonsumsi Magasida :
a. Ya : 27 orang (61%)
b. Tidak : 17 orang (39%)
61%
39%
Y a
Tidak
Tota l : 44 res ponden
Gambar 47. Responden Jakarta Pusat yang pernah mencoba produk
Magasida
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
75
10. Rasa dari Magasida :
a. Enak : 3 orang (11%)
b. Biasa Saja : 3 orang (11%)
c. Rasa Kapur : 18 orang (67%)
d. Tidak Enak : 3 orang (11%)
11%
67%
11% 11% a. E nak
b. B ias a S aja
c . Ras a K apur
d. Tidak E nak
Total : 27 res ponden
Gambar 48. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Pusat
11. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag dibanding obat
maag lain :
a. Cepat : 9 orang (33%)
b. Sedang : 14 orang (52%)
c. Lambat : 3 orang (15%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
76
33%
52%
15%
a. C epat
b. S edang
c . Lambat
Tota l : 27 res ponden
Gambar 49. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag dibanding obat maag lain menurut
responden Jakarta Pusat
5) JAKARTA SELATAN
1. Responden yang mengalami sakit maag dalam 3 bulan terakhir ini :
a. Ya : 50 orang (100%)
b. Tidak : 0 orang (0%)
Gambar 50. Responden Jakarta Selatan yang mengalami sakit maag dalam tiga bulan terakhir
2. Responden yang sedang mengalami sakit maag :
a. Ya : 13 orang (26%)
b. Tidak : 37 orang (74%)
Total : 50 responden
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
77
Gambar 51. Responden Jakarta Selatan yang sedang mengalami sakit maag
3. Responden yang mengkonsumsi obat maag saat mengalami sakit
maag :
a. Ya : 49 orang (98%)
b. Tidak : 1 orang (2%)
Gambar 52. Responden Jakarta Selatan yang mengkonsumsi obat maag saat mengalami sakit maag
4. Obat maag apa yang dikonsumsi :
a. Promag Tablet : 25 orang (42%)
b. Magasida Sirup : 1 orang (2%)
Total : 50 responden
Total : 50 responden
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
78
c. Magasida Tablet : 4orang (7%)
d. Mylanta Sirup : 14 orang (24%)
e. Mylanta Tablet : 4 orang (7%)
f. Polysilane : 5 orang (8%)
g. Lain-lain : 6 orang (10%)
Gambar 53. Obat maag yang dikonsumsi responden Jakarta Selatan
5. Alasan membeli obat maag tersebut :
a. Cocok : 28 orang (56%)
b. Reaksinya Cepat : 3 orang (6%)
c. Manjur : 2 orang (4%)
d. Mudah di dapat : 2 orang (4%)
e. Biasa di konsumsi : 5 orang (10%)
f. Sudah dari dulu :1 orang (2%)
g. Rasanya enak :1 orang (2%)
h. Rekomendasi dokter : 5 orang (10%)
i. Mencegah sakit : 2 orang (4%)
j. Praktis : 1 orang (2%)
Total : 50 responden
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
79
Gambar 54. Alasan responden Jakarta Selatan memilih obat maag
6. Tempat konsumen membeli obat maag tersebut :
a. Apotek : 28 orang (53%)
b. Toko Obat : 6 orang (11%)
c. Pasar Swalayan : 1 orang (2%)
d. Warung : 15 orang (28%)
e. Lain-lain : 3 orang (6%)
Gambar 55. Tempat responden Jakarta Selatan membeli obat maag Total : 49 responden
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
80
7. Responden yang mengenal Magasida :
a. Ya : 42 orang (84 %)
b. Tidak : 8 orang (16%)
Gambar 56. Responden Jakarta Selatan yang mengenal produk Magasida
8. Media yang sering dilihat konsumen dalam mengenal Magasida :
a. Radio : 0 orang (0%)
b. Media Cetak : 2 orang (4%)
c. TV : 40 orang (83%)
d. Teman/Saudara : 5 orang (11%)
e. Lain-lain : 1 orang (2%)
Gambar 57. Media yang sering dilihat konsumen Jakarta Selatan
Total : 50 responden
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
81
9. Responden yang pernah mencoba produk Magasida :
a. Ya : 16 orang (33%)
b. Tidak : 33 orang (67%)
Gambar 58. Responden Jakarta Pusat yang pernah mencoba produk Magasida
10. Rasa dari Magasida :
a. Enak : 3 orang (15%)
b. Biasa saja : 4 orang (23%)
c. Rasa Kapur : 9 orang (62%)
d. Tidak enak : 0 orang (0%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
82
Gambar 59. Rasa Magasida menurut konsumen Jakarta Selatan
11. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag dibanding obat
maag lain :
a. Cepat : 5 orang (31%)
b. Sedang : 11 orang (69%)
c. Lambat : 0 orang (0%)
Gambar 60. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag dibanding obat maag lain menurut responden Jakarta Selatan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
83
6) SE- DKI
1. Respon yang mengalami sakit maag dalam 3 bulan terakhir ini :
a. Ya : 249 orang (99%)
b. Tidak : 1 orang (1%)
99%
1%
Ya
Tidak
Total : 250 responden
Gambar 61. Responden DKI Jakarta yang mengalami sakit maag
dalam tiga bulan terakhir
2. Responden yang sedang mengalami sakit maag :
a. Ya : 62 orang (25%)
b. Tidak : 188 orang (75%)
25%
75%
Ya
Tidak
Total : 250 responden
Gambar 62. Responden DKI Jakarta yang sedang mengalami sakit maag
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
84
3. Responden yang mengkonsumsi obat maag saat mengalami sakit
maag :
a. Ya : 247 orang (99%)
b. Tidak : 3 orang (1%)
99%
1%
Ya
Tidak
Total : 250 responden
Gambar 63. Responden DKI Jakarta yang mengkonsumsi obat maag
saat mengalami sakit maag
4. Obat maag apa yang sering dikonsumsi :
a. Promag Tablet : 133 orang (47%)
b. Magasida Sirup : 8 orang (3%)
c. Magasida Tablet : 13 orang (5%)
d. Mylanta Sirup : 42 orang (14%)
e. Mylanta Tablet : 27 orang (10%)
f. Polysilane : 24 orang (9%)
g. Lain-lain : 33 orang (12%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
85
47%
3%5%14%
10%
9%
12%a. Promag Tablet
b. Magasida Sirup
c. Magasida Tablet
d. Mylanta Sirup
e. Mylanta Tablet
f. Polysilane
g. Lain‐lain
Total : 247 responden
Gambar 64. Obat maag yang dikonsumsi responden DKI Jakarta
5. Alasan konsumen membeli obat maag tersebut :
a. Cocok : 28 orang (56%)
b. Reaksinya Cepat : 3 orang (6%)
c. Manjur : 2 orang (4%)
d. Mudah di dapat : 2 orang (4%)
e. Biasa di konsumsi : 5 orang (10%)
f. Sudah dari dulu :1 orang (2%)
g. Rasanya enak :1 orang (2%)
h. Rekomendasi dokter : 5 orang (10%)
i. Mencegah sakit : 2 orang (4%)
j. Praktis : 1 orang (2%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
86
Gambar 65. Alasan responden DKI Jakarta memilih obat maag
6. Tempat konsumen membeli obat maag tersebut :
a. Apotek : 117 orang (44%)
b. Toko Obat : 46 orang (17%)
c. Pasar Swalayan : 9 orang (3%)
d. Warung : 81 orang (30%)
e. Lain-lain : 15 orang (6%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
87
44%
17%3%
30%
6%a. Apotek
b. Toko Obat
c . P as ar S walayan
d. Warung
e. Lain‐lain
Tota l : 247 res ponden
Gambar 66. Tempat responden DKI Jakarta membeli obat maag
7. Responden yang mengenal produk Magasida :
a. Ya : 204 orang (83 %)
b. Tidak : 43 orang (17%)
83%
17%
Y a
Tidak
Total : 247 res ponden
Gambar 67. Responden DKI Jakarta yang mengenal produk Magasida 8. Media yang sering dilihat dalam mengenal produk Magasida :
a. Radio : 3 orang (1%)
b. Media Cetak : 14 orang (6%)
c. TV : 184 orang (81%)
d. Teman/Saudara : 20 orang (9%)
e. Lain-lain : 7 orang (3%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
88
81%
9%1% 6%3% a. R adio
b. Media C etak
c . TV
d. Teman / S audara
e. Lain‐lain
Tota l : 204 res ponden
Gambar 68. Media yang sering dilihat konsumen DKI Jakarta
9. Responden yang pernah mencoba produk Magasida :
a. Ya : 64 orang (31%)
b. Tidak : 140 orang (69%)
31%
69%
Y a
Tidak
Total : 204 res ponden
Gambar 69. Responden DKI Jakarta yang pernah mencoba produk
Magasida
10. Rasa dari Magasida :
a. Enak : 14 orang (22%)
b. Biasa saja : 10 orang (16%)
c. Rasa Kapur : 35 orang (54%)
d. Tidak enak : 5 orang (8%)
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
89
22%
16%
54%
8% a. E nak
b. B ias a S aja
c . R as a K apur
d. Tidak E nak
Tota l : 64 res ponden
Gambar 70. Rasa Magasida menurut konsumen DKI Jakarta
11. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag dibanding obat
maag lain :
a. Cepat : 25 orang (39%)
b. Sedang : 34 orang (53%)
c. Lambat : 5 orang (8%)
39%
53%
8%
a. C epat
b. S edang
c . Lambat
Tota l : 64 res ponden
Gambar 71. Reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag
dibanding obat maag lain menurut konsumen DKI Jakarta
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
90
BAB IV
PEMBAHASAN
A. STRATEGI PEMASARAN OTC PT KIMIA FARMA, Tbk.
Strategi pemasaran adalah usaha dalam memasarkan suatu
produk agar dapat dikenal dan diterima oleh masyarakat dengan baik.
Pada hakekatnya, strategi pemasaran merupakan pedoman bagi
perusahaan dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam memasarkan
produknya, PT Kimia Farma, menyusun stategi pemasaran yang
berbeda untuk setiap produk OTC- nya. Tujuannya agar produk
tersebut laku dipasaran dan dapat menjadi produk unggulan
dibandingkan dengan produk kompetitor sejenisnya. Strategi
pemasaran produk OTC PT Kimia Farma, Tbk adalah sebagai berikut :
1. Segmenting (segmentasi pasar)
Produk-produk OTC PT Kimia Farma memilih segementasi pasar
berdasarkan geografis, demografis, dan psikografis.
1) Geografis
Segmentasi geografis dipilih berdasarkan kepadatan
penduduk yaitu urban, suburban, dan rural secara Nasional. Contoh
produk dengan segmentasi urban dan suburban yaitu Asifit®,
Fituno®, Nodiar®, Marcks’ VENUS, Magasida®. Dan contoh produk
yang disegmentasikan di daerah urban saja yaitu Nature Pristine.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
91
Sedangkan contoh produk yang di segmentasikan untuk daerah
suburban dan rural yaitu Supraflu®.
2) Demografis
Segmentasi demografis meliputi umur, jenis kelamin, dan
kelas ekonomi. Di bawah ini terdapat contoh produk dan
segementasinya.
a) Umur, yaitu produk Magasida® (21-45 tahun), Marcks’
VENUS (17 tahun ke atas),dan Fituno® (25-50 tahun).
b) Jenis kelamin wanita, yaitu Asifit® untuk ibu menyususi,
Marcks’, Marcks’ VENUS, dan Love Test. Sedangkan produk
yang disegmentasikan untuk pria yaitu New Padibu®. Ada
pula produk yang disegmentasikan untuk pria dan wanita
yaitu Fituno® dan Magasida®.
c) Kelas sosial ekonomi dan pendapatan, contohnya yaitu
produk Nodiar® dan Fituno® disegmentasikan untuk
golongan ekonomi menengah ke atas (kelas ABC+), Nature
Pristine juga disegementasikan untuk golongan menengah
ke atas (kelas AB+), Marcks’ VENUS disegmentasikan di
tengah-tengah yaitu golongan ekonomi menengah dan tidak
terlalu ke atas (kelas B+), begitu juga Asifit® dan Magasida®
disegmentasikan untuk golongan menengah ke atas (kelas
BC+).
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
92
Pembagian kelas itu diasumsikan berdasarkan
pendapatan konsumen per bulan, yaitu sebagai berikut:
Golongan Pendapatan
A Lebih dari Rp 10 juta
B Rp 5 juta – Rp 10 juta
C Rp 2 juta – Rp 5 juta
D Rp 1 juta – Rp 2 juta
E Kurang dari Rp 1 juta
3) Psikografis
Segmentasi psikografis meliputi gaya hidup dan
kepribadian. Contoh produk yang disegmentasikan berdasarkan
gaya hidup yang menyukai produk alami (back to nature), serta
cenderung memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai
kesehatan (well-educated), yaitu Nature Pristine®, Nodiar®,
Fituno®, dan Asifit®. Produk yang disegmentasikan berdasarkan
kepedulian akan kecantikan yaitu Marcks’ dan Marcks’ VENUS.
2. Targeting (Target pasar)
Penentuan target pasar dilakukan untuk mengevaluasi
daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa
segmen untuk dimasuki. Penentuan target pasar beberapa
produk OTC PT Kimia Farma, Tbk. adalah sebagai berikut:
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
93
1) Fituno® : eksekutif muda, olahragawan, dan pekerja
kantor dengan aktivitas yang tinggi.
2) Asifit® : wanita aktif yang sedang hamil dan
menyusui.
3) Marcks’ VENUS : wanita aktif yang peduli akan kecantikan.
4) Magasida® : wanita aktif, dinamis, dan moderen dan
berpendidikan.
5) Nature Pristine : konsumen yang aktif dan dinamis,
orientasi pada obat alami, dan
mementingkan kesehatan.
6) Nodiar® : masyarakat yang menyukai obat alami,
dan peduli dengan kesehatan dan
berpendidikan.
3. Positioning (Posisi pasar)
Memposisikan diri di pasar dibuat untuk membangun
kesan produk yang berbeda dengan produk kompetitor dan
mampu mengkomunikasikan informasi yang dapat meyakinkan
konsumen bahwa produk yang ditawarkan lebih baik daripada
kompetitor. Sebagai contoh Asifit® diposisikan sebagai
suplemen tambahan (food supplement) pelancar ASI, dengan
perbedaan yaitu mengandung kombinasi daun katuk dengan
vitamin B kompleks. Contoh lainnya yaitu bedak Marcks’ yang
diposisikan sebagai bedak kosmedik, yaitu bedak yang
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
94
digunakan untuk merawat dan memelihara kesehatan serta
kecantikan kulit. Positioning dari Magasida yaitu obat maag anti
kembung dan melapisi lambung serta menonjolkan rasa yang
enak
Produk-produk OTC lainnya pun sebisa mungkin dibuat
posisi pasar yang berbeda dengan produk kompetitor. Hal
tersebut dilakukan agar dapat menarik perhatian konsumen,
sehingga konsumen terpengaruh untuk memilih produk dari PT
Kimia Farma.
1. Marketing sustainable
Untuk mencapai kesuksesan dalam pemasaran ada 4 faktor
yang harus diperhatikan, karena faktor-faktor tersebut memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam menyokong strategi pemasaran.
Keempat faktor itu disebut marketing sustainable, yaitu terdiri dari
company, customer, channel, dan competitor.
a. Company (perusahaan)
PT Kimia Farma, Tbk. termasuk industri farmasi terbesar
di Indonesia yang selama ini telah memiliki kesan sebagai
perusahaan yang baik dan terpercaya di benak publik
dibandingkan dengan pesaingnya, PT Kimia Farma lebih
memilih fokus di pemasaran dan distribusi daripada berinvestasi
pada teknologi bernilai tinggi (8).
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
95
Perusahaan ini memproduksi produk OTC berupa obat-
obatan herbal, kimia dan kosmetika berkualitas. Kesan kualitas
dari produk-produk tersebut diharapkan mampu membangun
kesan sebagai merek (brand image) yang terpercaya di benak
konsumen.
b. Customer (konsumen)
Yang dimaksud dengan customer oleh PT Kimia Farma,
Tbk. bukan hanya pasien sebagai end user, tetapi apotek, toko
obat dan tempat lain dimana terdapat produk dari perusahaan
untuk dijual kepada end user juga disebut sebagai customer.
Jadi, customer PT Kimia Farma dikelompokan menjadi dua,
yaitu:
1) Customer in, yaitu apotek, toko obat, pasar swalayan
(modern market), kios kecil, warung dan toko kelontong.
2) Customer out, yaitu konsumen atau pasien sebagai end
user.
c. Channel (saluran distribusi)
Channel merupakan tempat distribusi dimana konsumen
bisa mendapatkan produk dengan mudah. PT Kimia Farma
menyesuaikan pemilihan saluran distribusi untuk produk-produk
OTC-nya, karena masing-masing produk pasti memiliki potensi
pasar yang berbeda sesuai dengan segmentasi, target, dan
posisi pasar. Divisi OTC PT Kimia Farma, Tbk. memiliki
Regional Sales Manager (RSM) yang bertanggungjawab
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
96
terhadap pendistribusian dan pengadaan produk di lapangan
dalam kaitannya dengan customer in.
Untuk menunjukan komitmennya dalam penyediaan
saluran distribusi, PT Kimia Farma, Tbk. mengembangkan
bisnis apotek, klinik, dan laboratorium klinik. Hal ini menjadikan
PT Kimia Farma sebagai perusahaan yang tangguh dalam hal
pelayanan konsumen. Strategi ini dinamakan customer intimacy
strategy, yaitu strategi pendekatan dengan pembeli (9). Sebuah
strategi pemasaran yang menciptakan kedekatan dengan
konsumen melalui berbagai fasilitas yang lengkap.
d. Competitor (pesaing)
Bagi PT Kimia Farma, Tbk. profil kompetitor dapat
digunakan sebagai patokan sebelum perusahaan membuat
strategi pasar produk-produknya. Hal ini dilakukan untuk
mencari selah pasar yang berbeda agar tidak terjadi benturan
dengan kompetitor. Kompetisi antara merek produk-produk
sejenis dapat terjadi karena keberadaan kompetitor yang
mampu mempengaruhi konsumen dalam memilih produk.
Disinilah peran dari Manajer Produk (PM), yaitu bertugas
membuat strategi agar produk tersebut dapat dipilih oleh
konsumen. Peran PM diharapkan dapat meminimalkan
terjadinya perpindahan produk kompetitor.
Kompetitor-kompetitor produk OTC PT Kimia Farma Tbk.
antara lain:
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
97
1) Kompetitor langsung
Masing-masing produk OTC PT Kimia Farma memiliki
kompetitor langsung yang harus diwaspadai, contoh:
a) Kompetitor langsung Magasida® adalah Promag®, karena
segmentasinya sama-sama di daerah urban.
b) Kompetitor langsung Nodiar® adalah Diapet®, karena
sama-sama terbuat dari bahan alamiah.
c) Kompetitor langsung Fituno® adalah Stimuno® dan Im-
Boost®, karena komposisinya hampir sama.
d) Kompetitor langsung Asifit® adalah Lancar Asi®, karena
komposisinya sama-sama mengandung daun katuk dan
targetnya sama-sama ibu menyusui.
2) Kompetitor tidak langsung
Kompetitor tidak langsung yaitu produk yang
kegunaannya sama tetapi komposisi dan bentuk sediaan
berbeda. Contoh:
a) Kompetitor tidak langsung Enkasari® adalah Sanorine®
karena memiliki fungsi yang sama untuk mencegah dan
menghilangkan bau mulut, tetapi komposisi kedua produk
tersebut berbeda.
b) Kompetitor tidak langsung Asifit® adalah susu untuk ibu
menyusui, seperti Laktamil dan Prenagen. Produk-produk
tersebut dikatakan sebagai kompetitor tidak langsung
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
98
karena komposisinya berisi ekstrak daun katuk dan
memiliki fungsi yang sama untuk memperlancar
keluarnya ASI, tetapi bentuknya sediaannya berbeda.
c) Kompetitor tidak langsung Fituno® adalah Ekstra Joss,
dan Kratingdaeng karena mempunyai fungsi yang sama
untuk meningkatkan stamina tubuh, tetapi bentuk sediaan
dan cara penggunannya berbeda.
3. Kekuatan perubahan (forces of changes)
Di dalam pemasaran terdapat empat faktor, yang disebut
surrounding marketing, yaitu keadaan di luar perusahaan yang
sangat berpengaruh pada perubahan pemasaran, meliputi faktor
politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Oleh karena itu PT Kimia
Farma, Tbk. berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
keadaan tersebut untuk membawa pemasaran OTC ke arah yang
positif, yaitu mampu mempertahankan, bahkan meningkatkan
penjualan.
a. Politik
Untuk mendapatkan pengaruh politik yang dapat
meningkatkan penjualan, PT Kimia Farma fokus ke arah
corporate brand strategy, yaitu suatu strategi yang berusaha
menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah, misalnya
kerjasama dengan rumah sakit pemerintah, departemen
kesehatan, puskesmas, dan lain-lain.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
99
b. Ekonomi
Perubahan keadaan perekonomian perlu dicermati
karena sangat berkaitan dengan daya beli atau potensi pasar
sasaran. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi
yang dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan penjualan.
Misalnya, untuk produk yang berpotensi di daerah rural dimana
penduduknya sebagian besar adalah petani, PT Kimia Farma
membuat acara yang disertai dengan promosi untuk menjual
produk saat desa tersebut sedang panen, karena saat itu
keadaan perekonomian masyarakatnya cenderung sedang
meningkat. Selain itu, acara promosi di saat keadaan keuangan
mereka sedang mencukupi, yaitu pada awal bulan saat hampir
semua orang menerima gaji.
c. Sosial
Keadaan sosial masyarakat dapat mempengaruhi pasar,
dan otomatis mempengaruhi penentuan kebijakan pemasaran
suatu perusahaan. Banyaknya tindakan kriminalitas seperti
penyalahgunaan narkotika, peredaran obat ilegal dari luar
negeri (black market) dan peredaran obat palsu tentu sangat
mempengaruhi pasar obat di Indonesia. PT Kimia Farma
berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut dengan
membuat strategi-strategi agar mampu mempertahankan diri di
pasar.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
100
d. Teknologi
Dewasa ini perkembangan teknologi sangat pesat.
Dengan teknologi yang canggih memungkinkan perusahaan
menggunakan cara-cara moderen dalam proses pemasaran. PT
Kimia Farma tidak mau ketinggalan untuk memanfaatkan
teknologi moderen dalam proses pemasarannya. Salah satu
teknologi yang digunakan PT Kimia Farma, Tbk. untuk
mempermudah proses pemasaran adalah media internet. Saat
ini internet masih digunakan sebatas untuk menginformasikan
produk saja, tetapi rencananya PT Kimia Farma akan
menggunakan media internet dalam proses transaksi pembelian
produk di tahun mendatang.
B. BAURAN PEMASARAN
Dalam bauran pemasaran terdapat empat prinsip dasar yaitu
Product, Price, Place, dan Promotion (4P). PT Kimia Farma
menambahkan 2 P lain sebagai dasar untuk dapat menyempurnakan
4 P yang telah dibuat. 2 P yang dimaksud adalah People dan Power.
Penjelasan masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
1. Produk (product)
a) Challenger product, yaitu produk yang sedang dipromosikan
secara gencar karena sedang berada pada tahap perkenalan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
101
dan pertumbuhan. Contoh: Magasida®, Asifit®, Fituno®, dan
Marcks’ VENUS.
b) Achiever product, yaitu produk yang telah dikenal masyarakat
karena yang termasuk di dalamnya adalah produk-produk yang
menunjukkan penjualan yang cukup tinggi bagi perusahaan.
Produk ini tetap dipromosikan tetapi tidak sebesar promosi
challenger product. Contoh: Enkasari®, Batugin®, Calcidol®,
Ercevit® dan Marcks’.
c) Supporter product, yaitu produk pendukung yang tidak
dipromosikan. Produk ini bukan berarti tidak dipromosikan
seterusnya, tetapi menunggu giliran untuk dipromosikan di
tahun berikutnya. Contoh: Nodiar®, Enzimfort®, dan Ersylan®.
2. Harga (price)
PT Kimia Farma, Tbk. menetapkan harga produk-produk
OTC berdasarkan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku,
biaya pembuatan, biaya administrasi, biaya pemasaran, dan laba
yang diinginkan perusahaan. Selain itu, faktor persaingan di pasar
juga mempengaruhi penetapan harga produk. Harga jual akan
menentukan kedudukan perusahaan dalam persaingan, karena
kemampuan perusahaan untuk bersaing akan mempengaruhi besar
kecilnya jumlah penjualan produk. Penetapan harga juga telah
disesuaikan dengan kualitas produk, target konsumen, dan daya
beli konsumen.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
102
3. Distribusi (place)
Produk yang baik harus mempunyai distribusi yang merata
sehingga dapat dengan mudah ditentukan oleh konsumen. Oleh
sebab itu, PT Kimia Farma, Tbk. menggunakan distributor untuk
menyalurkan produknya. Distributor resmi yang digunakan PT
Kimia Farma, Tbk. adalah PT Kimia Farma Trading and Distribution
(KFTD) dan PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL).
Berikut adalah gambar saluran distribusi OTC PT Kimia
Farma, Tbk.
Gambar 76. Saluran distribusi OTC PT Kimia Farma, Tbk.
KFTD / APL
Konsumen
outlet
SWS
WS
ULS
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
103
Keterangan:
ULS = Unit Logistik Sentral (Pabrik Kimia Farma)
KFTD = PT Kimia Farma Trading and Distribution
APL = Anugerah Pharmindo Lestari
WS = Whole Seller, terdiri dari subdistributor dan grosir
SWS = Semi Whole Seller, yaitu semi grosir
Outlet = tempat penjualan, yaitu apotek dan toko obat
Saluran distribusi tidak selalu berurutan seperti gambar di
atas, karena bisa saja dari KFTD atau APL selaku distributor
langsung mendistribusikan ke semi grosir tanpa melewati
subdistributor atau grosir terlebih dahulu. Selain itu, bisa pula
produk didistribusikan dari distibutor langsung ke toko obat atau
apotek. Hal tersebut tergantung dengan daerah pemasaran,
efisiensi kerja dan penggunaan dana.
KFTD telah memiliki 41 cabang yang tersebar diseluruh
Indonesia. Cabang KFTD di Jakarta antara lain berada di
Matraman, Bandengan, Majapahit, dan Kebayoran. Salesman di
KFTD terbagi menjadi 2 divisi, yaitu divisi 1 dan divisi 2. Salesman
di divisi 2 yang bertugas mendistribusikan produk OTC ke apotek,
toko obat dan toko kelontong. Seluruh produk OTC didistribusikan
melalui KFTD, tetapi tidak semua produk didistribusikan oleh APL.
Produk yang didistribusikan melalui APL antara lain Marcks’,
Marcks’ VENUS, Enkasari®, Batugin®, dan Lovetest.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
104
4. Promosi (promotion)
1. Promosi penjualan (sales promotion)
Melalui kegiatan promosi penjualan PT Kimia Farma, Tbk.
berharap dapat mempertahankan pelanggan, menarik
konsumen baru, dan mempengaruhi konsumen. Cara-cara
promosi penjualan yang digunakan untuk produk OTC PT Kimia
Farma antara lain:
1) Pemberian diskon
Pemberian diskon dapat mempengaruhi penjualan
produk yang sedang didiskon, yaitu terjadinya peningkatan
penjualan. Diskon diberikan pada acara-acara tertentu,
misalnya saat perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus dan
pagelaran pameran. Contohnya selama bulan Februari 2008,
Nature Pristine memberi potongan harga untuk tiga
produknya, yaitu Evening Primrose Oil, Wild Alaska Salmon
Oil, dan Glucosamine Chondroitin.
2) Sales Promotion Girls (SPG)
Untuk produk yang harganya relatif mahal seperti
produk Nature Pristine, keberadaan SPG sangat
berpengaruh pada penjualnnya, karena SPG bekerja
menawarkan produk dan mempengaruhi konsumen agar
mau membeli produk yang ditawarkan. Selain itu, produk
OTC yang juga menggunakan SPG adalah Marcks’ VENUS.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
105
SPG Marcks’ VENUS disebut Beauty Advisor (BA), karena
tugasnya menawarkan produk sekaligus memberikan saran
kepada konsumen mengenai cara pemilihan warna bedak
yang sesuai, cara menggunakan bedak yang baik dan benar,
dan informasi-informasi lain untuk konsumen.
3) Apresiasi untuk penjual
Apresiasi yang diberikan perusahaan yaitu dengan
pemberian hadiah jika penjual mampu mencapai suatu target
yang ditetapkan oleh perusahaan. Pemberian hadiah ini
bertujuan untuk membangun hubungan baik antara
perusahaan dengan penjual. Apresiasi yang pernah
diberikan oleh PT Kimia Farma antara lain produk Enkasari®
memberikan hadiah kepada penjual berupa hadiah satu
gram emas apabila dalam tiga bulan penjualannya
meningkat sesuai target yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
4) Pemberian gimmick
PT Kimia Farma, Tbk. juga memberikan apresiasi
kepada konsumen berupa gimmick, yaitu barang yang
terdapat logo produk dan perusahaan. Barang tersebut
dapat berguna bagi konsumen dan merupakan salah satu
cara promosi produk. Contohnya produk Asifit® memberikan
gimmick berupa tas cantik dan CD tentang perawatan bayi
jika membeli langsung dua botol Asifit®. Saat dilakukan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
106
seminar atau acara-acara tertentu sering kali perusahaan
membagi-bagikan gimmick, seperti tas cantik, dompet,
pulpen, buku catatan, dan lain-lain.
Selain itu ada pula gimmick yang diberikan kepada
penjulal. Hal ini bertujuan untuk menjalin hubungan baik
dengan penjual, sehingga penjual menjadi lebih semangat
untuk menawarkan produk ke konsumen.
5) Pameran
Pameran produk OTC PT Kimia Farma dilaksanakan
di pusat perbelanjaan (mall), hotel, perkantoran, sekolah,
sampai ke tempat ibadah seperti gereja. Pameran yang telah
dilaksanakan yaitu pameran di Mal Kelapa Gading, Mal Arta
Gading, Metropolitan Mal Bekasi, Departemen Keuangan,
Hotel Borobudur, Kampus Fakultas Psikologi UI, Padang
Indah Golf, dan masih banyak lagi. Ada saatnya tidak semua
produk dipamerkan, karena untuk acara tertentu hanya satu
jenis produk saja yang dipamerkan. Misalnya pameran
Marcks’ VENUS saja, atau pameran Nature Pristine saja.
2. Periklanan (advertising)
PT Kimia Farma, Tbk. menggunakan dua jenis media
iklan dalam mempromosikan produk OTC, yaitu media lini atas
(Above the Line, ATL) dan media lini bawah (Bellow the Line,
BTL).
1) Media lini atas
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
107
Media yang digunakan adalah media cetak dan media
elektronik, seperti televisi, radio, majalah, tabloid, dan koran.
Media televisi biasanya digunakan bagi produk baru atau
challenger product dengan tujuan untuk menciptakan
kesadaran merek.
2) Media lini bawah
Media yang digunakan yaitu material promosi seperti tempat
memajang produk yang terbuat dari akrilik, spanduk, umbul-
umbul, self talker, hanging mobile, shop blind, poster, stiker,
tester atau contoh produk, brosur, banner, one way vision,
dummy box, baliho, duratrans, neon box. Ada juga yang
disebut mailer, yaitu surat untuk memberitahukan produk
baru, sekaligus menawarkan produk tersebut kepada
penjual. Selain itu ada pula gambar produk (body painting)
pada mobil perusahaan, antara lain Nature Pristine dan
Marcks’ VENUS.
3. Penjualan pribadi (personal selling)
Bagian OTC PT Kimia Farma memiliki Medical Sales
Representative (MSR) atau biasa disebut OTC Rep yang
berperan sebagai personal selling. Peran OTC Rep sebagai
penjulan pribadi bukan sekedar melakukan kunjungan kerja ke
tempat penjualan saja, tetapi dari kunjungan tersebut OTC Rep
diharapkan mampu mempengaruhi penjual yang tadinya hanya
membeli produk sedikit saja bisa jadi mau membeli lebih banyak
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
108
dari sebelumnya. OTC Rep juga berperan saat
penyelanggaraan pameran dan acara-acara lain, OTC rep
bersama SPG bertugas untuk menawarkan produk langsung ke
konsumen.
4. Hubungan masyarakat (public relation)
Untuk dapat berhubungan dengan lingkungan di luar
perusahaan, PT Kimia Farma bersedia menjadi sponsor untuk
acara-acara yang diadakan oleh pihak lain dan melakukan
kegiatan CSR (Corporate Social Responsibillity) seperti
sumbangan dan kegiatan sosial. Hal ini bertujuan untuk
membina hubungan baik dengan pihak lain, menciptakan citra
baik perusahaan, sekaligus dapat mempromosikan produk-
produk Kimia Farma secara langsung.
Selain itu, PT Kimia Farma, Tbk. membangun citra
perusahaan dengan cara mencantumkan nama perusahaan di
setiap iklan televisi maupun media cetak. Hal ini dilakukan
karena konsumen sering mengkaitkan kualitas produk dengan
perusahaan yang membuatnya. Karena selama ini PT Kimia
Farma telah memiliki citra perusahaan yang baik dan terpercaya
di benak konsumen, maka dengan cara tersebut diharapkan
mampu membuat konsumen tertarik untuk membeli produk PT
Kimia Farma.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
109
5. People (sumber daya manusia)
Sumber daya manusia yang tepat merupakan faktor penentu
keberhasilan dalam pemasaran. Setiap perusahaan mempunyai
kriteria berbeda dalam merekrut orang-orang yang menjalankan
perusahaan. Oleh sebab itu, PT Kimia Farma merekrut tenaga kerja
di bagian pemasaran, dari mulai struktur organisasi tertinggi sampai
terendah, yang memiliki keahlian di bidang pemasaran,
berpengalaman, serta memiliki komitmen untuk memajukan PT
Kimia Farma. Itu sebabnya, hingga saat ini PT Kimia Farma, Tbk
masih menjadi salah satu perusahaan farmasi terkemuka di
Indonesia.
6. Power (kekuatan)
Sumber daya manusia yang berkualitas belum tentu menjadi
modal tunggal setiap personel untuk menjalankan perusahaan.
Bauran pemasaran belum lengkap rasanya bagi PT Kimia Farma
tanpa tambahan 1 elemen P lagi, yaitu power. Segala macam
strategi belum tentu akan berhasil tanpa adanya power. Kekuatan
yang dimaksud adalah kemampuan sumber daya manusia
pemasaran OTC mengenai taktis di lapangan dalam mengemas
bauran pemasaran (4 P), mengakomodir kekuatan dan kemampuan
yang dimiliki oleh sumber daya manusianya dalam suatu tim kerja.
Dengan kerjasama dan kekompakan personel di bagian OTC,
tentunya menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk memperoleh
kesuksesan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. PT Kimia Farma, Tbk. Merupakan salah satu perusahaan BUMN di
Indonesia yang bergerak dalam bidang industri farmasi.
2. PT Kimia Farma, Tbk. Merupakan perusahaan yang hanya
memasarkan obat-obatan OTC dan OGB, sedangkan kegiatan
pemasaran obat ethical diserahkan kepada PT Pharmasulindo.
3. PT Kimia Farma, Tbk. memiliki 41 cabang Kimia Farma Trading
and Distribution (KFTD) dan 324 apotek tersebar di wilayah
Indonesia dan menguasai 35% pasaran bisnis dalam bidang obat
generic. PT Kimia Farma, Tbk. juga merupakan satu-satunya
industry farmasi di Indonesia yang memproduksi bahan kimia dasar
untuk industry formulasi seperti Iodium, Ferro sulfat, kina, minyak
jarak, minyak nabati, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR).
4. PT Kimia Farma, Tbk membagi bagian pemasaran, untuk produk-
produk OTC dalam dua kelompok produk, yaitu blue line yang
terdiri dari produk-produk kosmetik dan Asifit, dan green line yang
terdiri dari produk-produk OTC herbal maupun chemical.
5. Bauran pemasaran produk OTC PT Kimia Farma, Tbk. Terdiri dari
4P, yaitu Product, Price, Place, Promotion, yang dilengkapi dengan
2P lain, yaitu People dan Power.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
111
6. Strategi pemasaran PT Kimia Farma, Tbk. juga dilengkapi dengan
Marketing Sustainable atau 4C, yang terdiri dari unsur Company,
Customer, Channel, dan Competitor.
7. Dalam mendistribusikan produk-produknya, PT Kimia Farma, Tbk.
menggunakan dua distributor, yaitu PT Kimia Farma Trading and
Distribution dan PT Anugerah Pharmindo Lestari.
B. SARAN
1. Terus mengupayakan kegiatan promosi dengan konsep yang
terarah dan konsisten, bukan hanya untuk produk-produk baru
yang potensial, tetapi juga untuk produk – produk lama yang
sedang berkembang.
2. Menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan para distributor dan
outlet.
3. Mempertahankan nama baik PT Kimia Farma, Tbk. yang sudah
melekat erat dibenak konsumen dengan lebih mengenal pasar
sasaran, menemukan need and want konsumen, memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada konsumen maupun outlet.
4. Memantau dan mengembangkan seluruh kegiatan yang berkaitan
dengan Marketing Mix (4P) dan Marketing Sustainable (4C).
5. Menambah jumlah tenaga pemasaran Medical Representative dan
Sales Promotion Girl dan memberlakukan sistem reward and
punishment sebagai motivator dan pemantau kerja mereka.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
112
6. Memberikan pelayanan yang baik kepada outlet sehingga tujuan
perusahaan untuk menciptakan hubungan jangka panjang dapat
tercapai.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
113
DAFTAR ACUAN
1. Andra. Diferensiasi Raih Prestasi. http://www.majalah-farmacia.com.
2. Anonim. 2007. PT Kimia Farma (Persero), Tbk. Jakarta
3. Durianti, Darmadi, dkk. 2004. Brand Equity Ten. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
4. Dari Industri Farmasi, Menjadi Perusahaan Layanan Kesehatan.
http://www.kimiafarma.com.
5. Kotler, Phillip dan Gary Amstrong . 1997. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid
I. Jakarta: Prehallindo.
6. Kuncoro, Yoki. Strategi Pemasaran PT Kimia Farma.
http://www.yokikuncoro.com,.
7. Sutojo, Siswanto. 1981. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran.
Jakarta: PPM.
8. Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran Edisi II. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
114
LAMPIRAN
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
115
Lampiran 1
PROPOSAL RISET
Brand Awareness dan Brand Usage Produk Magasida
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Brand awareness terhadap suatu produk merupakan salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk menilai apakah promosi yang
dilakukan untuk produk tersebut sudah tepat atau belum karena dengan
dilakukannya promosi yang tepat, sebuah produk tentu akan lebih dikenal
oleh masyarakat dengan begitu, masyarakat akan mengetahui lebih
banyak mengenai informasi yang ingin disampaikan oleh produk tersebut.
Melalui informasi-informasi dari suatu produk ini biasanya konsumen akan
melihat kelebihan maupun kekurangan produk tersebut dibandingkan
dengan produk lainnya. Proses ini tentu akan menentukan apakah
konsumen tertarik untuk membeli.
Dari brand awareness suatu produk ini biasanya menimbulkan
keinginan konsumen untuk mencoba produk tersebut. Dengan adanya
keingintahuan konsumen terhadap suatu produk, konsumen akan tertarik
untuk mencoba produk yang ditawarkan. Apabila konsumen merasa puas
terhadap produk yang ditawarkan maka dengan sendirinya mereka akan
tetap memakai produk tersebut.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
116
Oleh sebab itu, kami dari mahasiswa PKL Universitas Indonesia
mendapat tugas khusus dari manager marketing produk OTC PT. Kimia
Farma, Tbk. Untuk melakukan survey mengenai brand awareness dan
brand usage dari produk Magasida di wilayah DKI Jakarta melalui
penyebaran kuisioner agar perusahaan bisa mengetahui seberapa besar
pengetahuan tentang produk dan penggunaan konsumen terhadap produk
Magasida di pasaran.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui seberapa banyak konsumen yang mengetahui
dan menggunakan produk Magasida.
C. KEGUNAAN
1. Sebagai proyek penelitian di bidang riset pemasaran.
2. Sebagai penetapan kebijakan bagi produk OTC Kimia Farma, Tbk.
3. Untuk mengetahui berapa sales force yang akan di butuhkan agar
lebih efektif.
D. HIPOTESA
Pengenalan serta penggunaan produk Magasida di kalangan
masyarakat di wilayah DKI Jakarta.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
117
E. METODOLOGI
Menggunakan metode survey yaitu dengan cara mensurvey 250
orang responden di wilayah DKI Jakarta yang terbagi dari wilayah Pusat,
Barat, Utara, Selatan, dan Timur
F. SAMPLING PLAN
1. Populasi
- responden di wilayah DKI Jakarta
2. Sampling frame
- perempuan
- usia 17 tahun ke atas
- memiliki penyakit maag
- semua golongan ekonomi, sosial dan status
3. Sampling method
probability sampling yaitu dengan menggunakan random
sampling dimana responden dipilih secara acak dari wilayah DKI
jakarta.
4. Sample size
250 responden di wilayah sekitar DKI Jakarta.
G. PROSES DAN ANALISIS DATA
Proses dan analisis data menggunakan:
1. Metode statistik untuk membuktikan hipotesa.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
118
2. Metode deskriptif untuk menjelaskan, menguraikan, dan
menyimpulkan data-data yang bersifat kualitatif.
H. SDM
Penanggung jawab : Eka Puji Rachmadi (Product Manager OTC)
Ketua Tim Peneliti : Renno Abrila Ayunda
Anggota Tim Peneliti : 1. Desi Ariansih
2. Dina Rodin Kristiana
3. Nova Hariani
4. Lina Herlina
I. JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan riset pemasaran dilakukan dari:
TANGGAL KEGIATAN
20 April – 5 Mei 2009 Persiapan dan survey
6 Mei 2009 Pengumpulan data
7-14 Mei 2009 Analisis data dan penyusunan
laporan survey
15 Mei 2009 Presentasi survey
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
119
J. PEMBAGIAN WILAYAH
Jakarta Utara : Nova Hariani
Jakarta Barat : Renno Abrila Ayunda
Jakarta Timur : Desi Ariansih
Jakarta Pusat : Dina Rodin Kristiana
Jakarta Selatan : Lina Herlina
K. ESTIMASI BIAYA
Foto copy & print : Rp. 50.000,00
Transportasi per 10 hari :
Jakarta Utara @ Rp.20.000,00 Rp. 200.000,00
Jakarta Barat @ Rp.15.000,00 Rp. 150.000,00
Jakarta Timur @ Rp.15.000,00 Rp. 150.000,00
Jakarta Pusat @ Rp.15.000,00 Rp. 150.000,00
Jakarta Selatan @ Rp.20.000,00 Rp. 200.000,00
Konsumsi 5 orang per 10 hari
@ Rp.20.000,00 Rp.1.000.000,00 +
TOTAL Rp.1.850.000,00
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
120
Lampiran 2
KUESIONER
1. Dalam 3 bulan terakhir, apakah Ibu/Saudari mengalami sakit
maag?
( ) Ya ( ) Tidak
2. Apakah saat ini Ibu/Saudari sedang sakit maag?
( ) Ya ( ) Tidak
3. Apakah Ibu/Saudari mengkonsumsi obat maag saat mengalami
sakit maag?
( ) Ya ( ) Tidak
4. Obat maag apa yang sering Ibu/Saudari konsumsi?
( ) Promag Tablet ( ) Mylanta Tablet
( ) Magasida Sirup ( ) Mylanta Sirup
( ) Magasida Tablet ( ) Polysilane
( ) Lain-lain
5. Apa alasan Ibu/Saudari membeli obat maag tersebut?
…………………………………………………………………………
6. Dimana Ibu/Saudari biasanya membeli obat maag tersebut?
( ) Apotek ( ) Pasar Swalayan
( ) Toko Obat ( ) Warung
( ) Lain-lain
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
121
7. Apakah Ibu/Saudari mengenal produk Magasida?
( ) Ya ( ) Tidak
8. Darimana Ibu/Saudari mengenal produk Magasida?
( ) Radio ( ) TV
( ) Media Cetak ( ) Teman/Saudara
( ) Lain-lain
9. Apakah Ibu/Saudari pernah mencoba produk Magasida?
( ) Ya ( ) Tidak
10. Menurut Ibu/Saudari bagaimana rasa dari Magasida?
( ) Enak ( ) Rasa Kapur
( ) Biasa saja ( ) Tidak enak
11. Bagaimanakah reaksi produk Magasida dalam mengatasi maag
dibanding obat maag lain?
( ) Cepat
( ) Sedang
( ) Lambat
Terima kasih atas kerjasama Anda.... Nama : Alamat : Usia :
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
ANALISA MINAT OBAT DBD HERBAL
PT. KIMIA FARMA (PERSERO), Tbk
BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN DAN OUTLET
DI WILAYAH JABODETABEK
LINA HERLINA
2305523415
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FARMASI PROGRAM DIPLOMA III KEKHUSUSAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
DEPOK 2009
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Dengan
segala izin dan ridhonya serta nikmat kesehatan jasmani dan rohani
sehingga penulis diberi kesempatan untuk bisa menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini. Salawat serta salam tak lupa tercurahkan untuk Baginda
Rosulullah saw dan keluarganya serta para sahabatnya yang menjadi suri
tauladan bagi para ummatnya.
Karya tulis Ilmiah ini berjudul ’’ANALISA MINAT OBAT DBD
HERBAL PT KIMIA FARMA, Tbk BERDASARKAN PERSEPSI
KONSUMEN DAN OUTLET’’ Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan melihat minat
konsumen dalam membeli produk dan kesediaan outlet dalam menjual
produk DBD herbal oleh PT.Kimia Farma, serta mengetahui obat DBD
Herbal yang telah tersedia di Outlet.
Semoga Karya Tulisan ini dapat bermanfaat bagi PT Kimia Farma,
masyarakat dan pihak lain yang memerlukan informasi dari laporan ini.
Jika dalam penulisan ini masih terdapat kesalahan, diharapkan kritik dan
sarannya. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Depok, Juni 2009
Penulis
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ..................................... 1
B. TUJUAN DAN RUMUSAN MASALAH ........................... 5
C. MANFAAT RISET…………………………………………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGETAHUAN PEMASARAN ..................................... 8
2.1.1 STRATEGI PEMASARAN ............................................ 8
2.1.2 TAHAP PENGEMBANGAN PRODUK BARU ............... 9
2.1.3 BAURAN PEMASARAN ............................................... 11
2.1.4 PERILAKU KONSUMEN………………………………….. 14
2.1.5 PERSEPSI…………………………………………………… 16
2.1.6 PROSES KEPUTUSAN
PEMBELIAN…………………………………………………. ...... 17
2.1.7 MINAT BELI……………………………………………….. 18
2.1.8 KONSUMEN……………………………………………….. 19
2.2 PENGETAHUAN FARMASI………………………………. 19
2.2.1 APOTEK…………………………………………………….. 19
2.2.2 CPOTB………………………………………………………… 20
2.2.3 DEMAM BERDARAH DENGUE………………………….. 21
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
iii
2.2.4 JAMBU BIJI…………………………………………………. 22
2.2.5 ANGKAK…………………………………………………. .. 23
BAB III METODOLOGI
A. METODE RISET ............................................................ 24
B. LOKASI RISET .............................................................. 24
C. DESAIN RISET……………………………………………… 24
D. PENGUMPULAN DATA ................................................. 26
E. ANALISIS DATA ............................................................ 27
F. SARANA RISET……………………………………………. 27
BAB IV HASIL RISET
A. HASIL RISET KONSUMEN ........................................... 28
B. HASIL RISET OUTLET ................................................. 34
BAB V PEMBAHASAN
A. ANALISA HASIL RISET KONSUMEN ........................... 37
B. ANALISA HASIL RISET OUTLET ................................. 42
C. ANALISA BAURAN PEMASARAN………………………. 45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN………………………………………………. 55
B. SARAN………………………………………………………. 56
DAFTAR ACUAN ........................................................................... 62
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengetahuan responden tentang penyakit Demam
Derdarah Dengue …………………………………....... 28
Gambar 2.a. Dalam 1 (satu) tahun terakhir responden/ Keluarga/
Tetangga/ Rekan responden mengalami penyakit/
gejala demam berdarah ............................................. 29
Gambar 2.b Jumlah kasus yang terjadi dalam 1(satu) tahun ........ 29
Gambar 3. Hal yang dilakukan pertama kali oleh konsumen/
keluarga/ rekan/ tetangga saat mengalami demam
berdarah ..................................................................... 30
Gambar 4.a Pengetahuan responden tentang obat DBD Herbal….. 31
Gambar 4.b Media informasi yang didapatkan responden untuk
Obat DBD …………………………………………….. 31
Gambar 5 Tempat yang paling disukai responden untuk membeli
obat DBD ........................................................................ 32
Gambar 6. Sediaan yang paling baik menurut konsumen ............. 32
Gambar 7. Kisaran harga yang pantas menurut konsumen
jika PT.Kimia Farma mengeluarkan obat demam
berdarah.......................................................................... 33
Gambar 8. Minat responden terhadap obat DBD Herbal dari
PT.Kimia Farma, Tbk jika dibutuhkan ......................... 34
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
v
Gambar 1 Ketersediaan outlet untuk obat DBD saat ini,……….... 34
Gambar 2. Produk obat DBD Herbal diperoleh outlet dari ……… 35
Gambar 3. Media iklan yang digunakan oleh produk Kompetitor... 35
Gambar 4. Minat outlet dalam menjual obat DBD Herbal jika
di produksi oleh PT.Kimia Farma, Tbk. ……………….. 36
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengetahuan responden tentang penyakit Demam
Derdarah Dengue …………………………………....... 28
Tabel 2.a. Dalam 1 (satu) tahun terakhir responden/ Keluarga/
Tetangga/ Rekan responden mengalami penyakit/
gejala demam berdarah ............................................. 29
Tabel 2.b Jumlah kasus yang terjadi dalam 1(satu) tahun ........ 29
Tabel 3. hal yang dilakukan pertama kali oleh konsumen/
keluarga/ rekan/ tetangga saat mengalami demam
berdarah .................................................................... 30
Tabel 4.a Pengetahuan responden tentang obat DBD Herbal… 31
Tabel 4.b Media informasi yang didapatkan responden untuk
Obat DBD …………………………………………….. 31
Tabel 5 Tempat yang paling disukai responden untuk membeli
obat DBD ........................................................................ 32
Tabel 6. Sediaan yang paling baik menurut konsumen ............... 32
Tabel 7. kisaran harga yang pantas menurut konsumen
jika PT.Kimia Farma mengeluarkan obat demam
berdarah.......................................................................... 33
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
vii
Tabel 8. Minat responden terhadap obat DBD Herbal dari
PT.Kimia Farma, Tbk jika dibutuhkan ......................... 34
Tabel 1. Ketersediaan outlet untuk obat DBD saat ini,……….... 34
Tabel 2. Produk obat DBD Herbal diperoleh outlet dari …………. 34
Tabel 3. Media iklan yang digunakan oleh produk Kompetitor.. ... 35
Tabel 4. Minat outlet dalam menjual obat DBD Herbal jika
di produksi oleh PT.Kimia Farma, Tbk. ………………….. 35
Tabel 1 Obat DBD Herbal yang telah beredar di setiap Outlet
berdasarkan urutan penjualan tertinggi.
…………………………………………... ............... ……….. 50
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner untuk konsumen ......................................... 58
Lampiran 2. Kuesioner untuk Outlet ................................................ 61
Lampiran 3 Daftar Outlet yang dikunjungi........................................ 64
Lampiran 4 Gambar produk kompetitor obat DBD Herbal ............ .. 70.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara beriklim tropis, oleh karena itu
curah hujan di Indonesia cukup tinggi. Hal ini menyebabkan, ketika
memasuki musim hujan, demam berdarah dengue (DBD) kembali
menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Lebih-lebih bila
kondisi cuaca yang berubah-ubah, sehari hujan, besoknya panas
menyengat, dan kemudian hari berikutnya hujan lagi. Kondisi
tersebut sangat potensial untuk berkembangnya nyamuk Aedes
aegypti, sang vektor penyebar DBD.
Penyakit demam berdarah dengue mulai menjangkiti Indonesia
sejak tahun 1968. Sejak itu penyakit yang diakibatkan oleh virus
dengue ini telah menyebar keseluruh provinsi di Indonesia dan
menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang berarti.
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepti dan Aedes
Albopictus ini kerap menimbulkan kepanikan di masyarakat karena
penyebarannya yang cepat dan potensinya menyebabkan kematian
(Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2008)
Infeksi virus dengue terus mengalami peningkatan
prevalensi. Setiap tahunnya, diperkirakan terdapat 50 juta-100 juta
kasus demam dengue dan lebih dari 500.000 kasus demam
berdarah dengue di dunia. Hal tersebut disampaikan Internist Divisi
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
2
Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI/RSCM, dr Suhendro, di Jakarta, Sabtu (25/4). "Infeksi virus
dengue merupakan salah satu penyakit infeksi yang terus
mengalami peningkatan prevalensi," kata dr Suhendro.
Data di Indonesia juga menunjukkan bahwa angka kejadian
DBD di Indonesia mencapai lebih dari 50 kasus per 100.000
penduduk dengan angka kematian sekitar 1-2 persen serta grafik
yang menunjukkan kecenderungan semakin meningkatnya insiden
DBD dari waktu ke waktu.
Demam berdarah termasuk penyakit yang sudah terkenal
karena terjadi hampir tiap tahun dan memakan korban. Penyakit
DBD di Kota Depok sudah menyebabkan 12 orang meninggal
dunia. Data Dinas Kesehatan Kota Depok menyebut jumlah
penderita DBD pada sepanjang 2008 sampai Januari 2009 sudah
tercatat 2956 orang. Wilayah endemis Depok adalah Sukmajaya
(597 dirawat, 2 meninggal), Cimanggis (413 dirawat, 6 meninggal)
dan Pancoran Mas (386 dirawat, 4 meninggal). Angka penderita
DBD di Beji mencapai 265 orang, Limo 42 orang dan Sawangan 27
orang.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan. (DINKES) DKI
Jakarta, selama periode Januari-Februari 2009 tercatat 4.290
pasien DBD. Jakarta Timur 1.279 orang dan 4 orang meninggal,
Jakarta Selatan 1.247 orang dan 1 orang meninggal, Jakarta Barat
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
3
terdapat 482 pasien dengan 2 orang meninggal dan terakhir
Jakarta Pusat dengan 464 pasien dan 4 orang diantaranya
meninggal.
Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah
DKI Jakarta dari Januari hingga April 2009 mencapai 10.471 kasus.
Korban meninggal tercatat 22 orang. Kasus DBD tertinggi terdapat
di Jakarta Timur (3.167 kasus), disusul Jakarta Selatan (2.598
kasus), Jakarta Utara (2.151 kasus), Jakarta Barat (1.290 kasus),
dan Jakarta Pusat (1.265 kasus).(kompas.com 24/04/09)
Tingginya angka kematian akibat kejadian demam berdarah
dengue memicu berbagai element dalam upaya
penanggulangannya. Dalam hal ini pemerintah melakukan program
pemberantasan DBD yaitu suatu upaya terpadu yang melibatkan
berbagai instansi pemerintah maupun seluruh masyarakat di dalam
mencegah dan menanggulangi adanya kasus DBD. Tujuan
Program Pemerintah:
Tujuan jangka panjang : Membatasi penularan dan
penyebaran penyakit DBD agar tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia.
Tujuan jangka pendek : Mengurangi angka kesakitan dan
angka kematian akibat DBD, mencegah dan menanggulangi
adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue
(DBD).
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
4
Dengan kejadian di atas memicu pihak perusahaan farmasi
khususnya PT.Kimia Farma, Tbk untuk meluncurkan obat demam
berdarah. Namun, seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat
sekarang lebih jeli dalam memilih obat, khususnya terhadap obat
yang mengandung zat kimia, mereka kadang ragu dalam
menggunakannya mengingat efek samping yang ditimbulkan oleh
zat kimia. Dalam menanggapi hal itu maka PT.Kimia Farma
menyiasatinya dengan mengeluarkan obat demam berdarah
herbal.
Pada proses pengajuan proposal produk baru tersebut,
secara kebetulan penulis melakukan magang di perusahaan
PT.Kimia Farma, Tbk. berdasarkan uraian di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan riset, yang bertujuan agar hasil riset
tersebut memberi manfaat bagi berbagai pihak, untuk itu penulis
mengambil judul:
’’Analisa obat demam berdarah herbal PT.Kimia Farma, Tbk
berdasarkan persepsi konsumen dan outlet di wilayah
JABODETABEK
B. Perumusan Masalah
Salah satu upaya dalam mengurangi angka kematian yang
disebabkan oleh DBD, perusahaan PT.Kimia Farma, Tbk.
berencana mengeluarkan obat DBD Herbal. Untuk mengefektifkan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
5
produk tersebut maka perlu diadakan survey kepada konsumen
dalam minat membeli, serta survey outlet dalam hal kesediaan
menjual produk obat DBD Herbal tersebut.
C. Tujuan Riset
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat minat
konsumen dalam membeli produk dan kesediaan outlet dalam
menjual produk DBD herbal oleh PT.Kimia Farma. Adapun tujuan
khusus penelitian ini:
1. Identifikasi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap Demam
Berdarah serta upaya masyarakat dalam mengatasi penyakit
DBD.
2. Identifikasi minat konsumen terhadap obat DBD Herbal serta
mengetahui karakteristik obat DBD yang diminati konsumen
terhadap obat DBD Herbal, khususnya produk DBD Herbal dari
PT.Kimia Farma, Tbk.
3. Identifikasi jumlah outlet yang menyediakan obat DBD yang
telah ada dan untuk mengetahui kesediaan outlet dalam
menjual obat DBD Herbal dari PT.Kimia Farma, Tbk.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
6
D. Manfaat Riset
Dari hasil riset ini, penulis berharap dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak berikut :
a. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
tentang konsep pemasaran, khususnya analisa minat
obat demam berdarah, serta dapat membandingkan
teori-teori yang di dapat dari perkuliahan dengan praktek
yang sesungguhnya di dalam perusahaan.
b. Bagi ahli farmasi
Dapat menciptakan obat yang sesuai dengan minat
masyarakat sehingga obat yang dibuat dapat
direalisasikan dengan baik dan benar serta bermanfaat
bagi yang membutuhkan.
c. Bagi PT.Kimia Farma
hasil riset ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran dalam menangani masalah yang sedang dihadapi
berkaitan obat demam berdarah herbal yang akan
dikeluarkan, diharapkan mendapat kemudahan dalam
menciptakan serta memasarkan obat DBD Herbal
tersebut sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga
memberi keuntungan bagi kedua belah pihak.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
7
d. Bagi masyarakat
Dengan adanya kuesioner yang disebarkan kepada
masyarakat, maka masyarakat memperoleh kesempatan
dalam mengeluarkan pendapatnya dalam hal obat DBD
Herbal sesuai keinginannya, dengan begitu masyarakat
akan memilih produk tersebut jika mereka butuhkan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan Pemasaran
2.1.1. Strategi Pemasaran
Menurut Phillip Kotler, strategi pemasaran adalah pendekatan pokok
yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan lebih dahulu. Inti dari strategi pemasaran adalah memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada konsumen.
Hal yang penting untuk dimengerti yaitu pasar tidak dapat dikuasai
sepenuhnya karena konsumen yang beragam, sedangkan perusahaan
memiliki kemampuan yang berbeda untuk menarik minat konsumen terhadap
produk yang dipasarkannya. Segmen ini berbeda dalam kebutuhan dan
keinginan, memberi respon terhadap pemasaran, dan berkemampuan
menghasilkan laba. Perusahaan harus dapat menilai bagian pasar mana yang
dapat dilayani dan dapat lebih menguntungkan.
2.1.2. Tahap pengembangan produk baru
Tahap perkenalan dimulai saat produk baru diluncurkan. Karena
diperlukan waktu untuk meluncurkan produk untuk beberapa pasar dan
memenuhi saluran penyalur, pertumbuhan penjualan mungkin lambat. Laba
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
9
negative atau rendah dalam tahap perkenalan karena penjualan yang rendah
dan biaya distribusi dan promosi yang berat. Banyak dana diperlukan untuk
menarik konsumen. Pengeluaran promosi berada pada rasio tertinggi terhadap
penjualan karena diperlukan usaha promosi yang gencar untuk:
1. Menginformasikan pembeli potensial tentang produk baru dan
belum dikenal.
2. Membujuk orang untuk mencoba produk itu.
3. Mengamankan distribusi untuk eceran.
Strategi pemasaran dalam tahap pengenalan dalam peluncuran
produk baru, manajemen pemasaran dapat menetapkan tingkat yang tinggi
atau rendah untuk setiap variable pemasaran (harga, promosi, distribusi, dan
kualitas produk). Dengan hanya mempertimbangkan harga dan promosi,
manajemen dapat mengikuti salah satu dari empat strategi yang terlihat:
i. Strategi peluncuran cepat (rapid skiming strategy) merupakan
peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi
tinggi. Perusahaan mengenakan harga tinggi untuk memperoleh
sebanyak mungkin laba per unit. Perusahaan mengeluarkan banyak
biaya promosi untuk meyakinkan pasar tentang manfaat produk walau
harganya tinggi. promosi yang tinggi mempercepat tingkat penetrasi
pasar. Strategi ini dapat diterima dengan asumsi: sebagian besar pasar
potensial tidak menyadari produk itu, mereka yang telah sadar ingin
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
10
memiliki produk itu dan dapat membayar harga yang diminta. Dan
perusahaan mengadapi persaingan potensial dan bermaksud
membangun preferensi merek.
ii. Strategi peluncuran lambat( slow skiming strategy) merupakan
peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga
tinggi membantu memperoleh laba bruto perunit sebanyak mungkin,
dan tingkat promosi yang rendah menekan biaya pemasaran.
Kombinasi ini diharapkan unuk menjaring banyak laba dari pasar.
Strategi ini masuk akal bila membayar harga tinggi dan persaingan
potensial belum mengancam.
iii. Strategi penetrasi cepat (rapid penetrasi strategy) merupakan
peluncuran produk pada harga rendah dengan biaya promosi yang
besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan
pangsa pasar yang paling besar. Strategi ini bisa diterima bila pasar
besar, pasar tidak menyadari kehadiran produk, sebagian besar pembeli
peka terhadap harga, terdapat persaingan potensial yang kuat, dan
biaya produksi per unit perusahaan turun sejalan dengan skala produksi
dan bertambahnya pengalaman manufaktur.
iv. Strategi penetrasi lambat (slow penetrasi strategy) merupakan
peluncuran produk baru dengan harga rendah dan tingkat promosi
rendah. Harga rendah mendorong penerimaan produk yang cepat dan
biaya promosi yang rendah membuat laba tinggi. perusahaan percaya
bahwa permintaan pasar sangat peka terhadap harga tetapi kurang
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
11
peka terhadap promosi. Strategi ini masuk akal bila pasar besar, pasar
sangat sadar akan produk, pasar peka terhadap harga dan ada
persaingan potensial.
2.1.3 Bauran Pemasaran
(1) Produk (product)
Menurut Kotler dan Armstrong yang dialihbahasakan oleh Sindoro
dalam bukunya “Dasar-Dasar Pemasaran” (2001:337) adalah : “Semua yang
dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.
Konsep produk terdiri dari barang, label, kemasan, pelayanan, merek,
dan jaminan. Atribut produk tersebut merupakan unsur-unsur produk yang
dianggap penting oleh konsumen untuk dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan konsumen. Jika produk perusahaan memenuhi keinginan
konsumen, semakin besar kemungkinan konsumen dalam memilih produk
tersebut. Tentunya dengan didukung bauran pemasaran yang lain dan daya
beli konsumen serta faktor yang berhubungan lainnya.
(2) Harga (price)
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga
unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
12
Di samping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat
fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat.
Harga produk adalah determinan utama bagi permintaan pasar atas produk
bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar
perusahaan. Dampaknya, harga berpengaruh pada pendapatan dan laba
bersih perusahaan.
Singkat kata, perusahaan mendapatkan uang melalui harga yang
dibebankan atas produk atau jasa yang dijualnya. Program penetapan harga
merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga
umum yang berlaku untuk produk tertentu, namun relatif terhadap tingkat
harga para pesaing. Keputusan harga memiliki peran strategik yang penting
dalam implementasi strategi pemasaran.
(3) Distribusi (place)
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha untuk memperlancar dan mempermudah
penyampaian produk dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya
sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, tempat, dan saat dibutuhkan).
Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang
mampu:
a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi
pemasaran
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
13
yang dapat merealisasikan kegunaan / utilitas bentuk, tempat,
waktu, dan kepemilikan.
b. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel
flow) secara fisik dan non-fisik. Perusahaan harus bekerjasama
dengan berbagai perantara. Yang dimaksud perantara adalah orang
atau perusahaan yang menghubungkan aliran barang dari produsen
ke konsumen akhir dan konsumen industrial. Secara umum
perantara terbagi atas merchant middlemant dan agent middlemant.
Dua bentuk utama dari merchant middlemant adalah wholesaler
(disebut juga distributor atau jobber) dan retailer (dealer).
(4) Promosi (promotion)
Promosi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan program
pemasaran. Promosi merupakan suatu kegiatan perusahaan untuk
mengkomunisasikan keunggulan produk kepada pelanggan dan membujuk
pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan. Tujuan utama dari
promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, membujuk, serta
mengingatkan pelanggan tentang perusahaan dan bauran pemasaran.
2.1.4. Perilaku konsumen
Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
14
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk., 1997).
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa,
dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk
tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam
menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan
keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai
pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut
adalah:
Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu.
(1) Influencer
Individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi
mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja
atau tidak.
(2) Decider
Yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli,
bagaimana membelinya.
(3) Buyer
Individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
(4) User
Individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli. Banyak
faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap
suatu produk.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
15
Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program
pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis. Alasan
mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa
membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat
penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga,
saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa
aspek lain dari program pemasaran perusahaan.
2.1.5. Persepsi
Pengertian Persepsi
Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata,
menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu.
Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non
verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang (Sodik,2003)..
Jenis-jenis persepsi:
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh
oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis:
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
16
Persepsi visual: didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah
persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi
dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik
utama dari bahasan persepsi secara umum.
Persepsi auditori : Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran
yaitu telinga.
Persepsi perabaan: didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
Persepsi penciuman: Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari
indera penciuman yaitu hidung.
Persepsi pengecapan: Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari
indera pengecapan yaitu lidah.
2.1.6. Proses Keputusan Pembelian
Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun
mental yang di alami seseorang dalam melakukan pembelian. Tahap-tahap
proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler adalah sebagai berikut :
Peranan Dalam Keputusan Pembelian
Sebelum memproduksi sebuah produk suatu perusahaan harus
memperhatikan bagaimana peranan pembelian yang dimainkan konsumen
agar perusahaan tersebut dapat merancang produk sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen, menentukan pasar mana yang menjadi sasaran dan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
17
dapat memperkirakan berapa biaya promosi untuk produk tersebut sehingga
tidak melebihi anggaran yang ada.
Menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” (2005:220)
peranan pembelian yang mungkin dimainkan orang dalam sebuah keputusan
pembelian adalah:
1. Pencetus
Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk melakukan
pembelian produk atau jasa.
2. Pemberi pengaruh
Orang yang mempengaruhi keputusan pembelian orang lain dengan
pandangan atau saran tentang produk tersebut.
3. Pengambil keputusan
Orang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau
keseluruhan keputusan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli
dan di mana akan membeli.
4. Pembeli
Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.
5. Pemakai
Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
18
2.1.7. Minat Beli
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael,
2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan
konsumen melakukan pembelian.
2.1.8. Konsumen
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap
orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.”Anda tentu memahami bahwa tidak semua barang
setelah melalui proses produksi akan langsung sampai ke tangan pengguna.
Terjadi beberapa kali pengalihan agar suatu barang dapat tiba di tangan
konsumen. Biasanya jalur yang dilalui oleh suatu barang adalah:
Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna.
Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir.
Karena konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual
kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri,
keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain. Maka dapat disimpulkan bahwa
syarat-syarat konsumen menurut UU PK adalah:
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
19
• Pemakai barang dan/atau jasa, baik memperolehnya melalui
pembelian maupun secara cuma-Cuma.
• Pemakaian barang dan/atau jasa untuk kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.
• Tidak untuk diperdagangkan.
2.2. Pengetahuan farmasi
2.2.1 Apotek
Apotek adalah tempat menjual dan kadang membuat atau meramu
obat. Apotek juga merupakan tempat apoteker melakukan praktik profesi
farmasi sekaligus menjadi peritel. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani
apotheca yang secara harfiah berarti "penyimpanan".
2.2.2. CPOTB
Menurut SK Menteri Kesehatan No.659/ Menkes/ SK/ X/ 1991 : CPOTT
meliputi seluruh aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional, dengan
tujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan selalu memenuhi
persyaratan yang berlaku.
Manfaat obat tradisional yaitu:
a. Memelihara kesehatan
b. Mengobati gangguan kesehatan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
20
c. Memulihkan kesehatan
Dengan syarat aman, bermanfaat, bermutu.
2.2.3. Deman berdarah dengue
I. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit akut yang ditandai dengan panas mendadak selama 2-7 hari tanpa
sebab yang jelas disertai dengan manifestasi perdarahan dan kadang–
kadang disertai dengan berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau
rejatan (syok). (Ditjen PPM dan PLP, 1996 :21).
II. Tanda dan gejala
Untuk mendignosa penyakit DBD ini dipakai patokan kriteria klinik WHO
(1999) sebagai berikut:
a. Demam mendadak tanpa penyebab yang jelas serta disertai
penurunan aktifitas dan nafsu makan.
b. Timbul perdarahan baik di gigi, mulut, hidung, kulit, atau tinja.
c. Demam yang disertai kemerahan di wajah dan leher serta
muntah.
d. Tiba-tiba terjadi penurunan suhu tubuh setelah beberapa waktu
penderita mengalami demam. Gejala ini diiringi dengan rasa
gelisah, sakit perut, dan badan lemas.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
21
III. Penularan Penyakit DBD
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau
Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam
tubuhnya dari penderita demam berdarah. lain. Nyamuk Aedes aegypti
berasal dari Brasil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu
pagi dan siang. Nyamuk penular DBD ini terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari
1000 meter di atas permukaan laut. (Depkes RI,2005).
Penyakit demam berdarah biasanya menyerang anak-anak, tapi
sekarang tidak lagi mengenal golongan usia, semua golongan umur bisa
mengalaminya, terutama anak usia muda. Sebab, nyamuk aedes aegypti
biasa menyerang anak-anak sekolah dan perkantoran. (Banjarmasin Pos,
2007). Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada
musim penghujan. Virus ini muncul akibat pengaruh musim / alam serta
perilaku manusia.(Depkes RI, 2004).
2.2.4. Jambu biji
Ekstrak Daun Jambu Biji Bisa Mengatasi DBD Konferensi pers
BPOM beserta Fakultas Kedokteran Unair. Merujuk hasil kerja sama
penelitian Fakultas Kedokteran Unair dan BPOM, ekstrak daun jambu biji
bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga
meningkatkan trombosit tanpa efek samping.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
22
Berdasarkan hasil kerja sama dalam uji pre klinis Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur dan Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM), ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa
menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab demam berdarah
dengue (DBD). Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit
hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping.
Peningkatan tersebut diperkirakan dapat tercapai dalam tempo
delapan hingga 48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.
Menurut Kepala BPOM dokter Sampurno, sampai saat ini obat demam
berdarah memang belum ditemukan. Tak heran bila pola pengobatannya
pun hanya bersifat pendukung semata. Sampurno menambahkan, setelah
uji lebih lanjut yang dilakukan tim peneliti yang dipimpin Profesor Doktor
Sugeng Sugiarto itu, diharapkan ekstrak daun jambu biji dapat dijadikan
obat antivirus dengue berupa suplemen yang dipasarkan ke masyarakat.
Di antaranya dalam bentuk kapsul buat orang dewasa dan sirup untuk
anak-anak. (BMI/Tim Liputan 6 SCTV).
2.2.5. Angkak
Angkak yaitu beras putih jenis tertentu yang dibiakkan dengan sejenis
ragi khusus selama beberapa hari sehingga mengubah warna beras
menjadi merah. Angkak telah dikenal penduduk Cina sejak ratusan tahun
silam, dan umum digunakan bangsa Cina sebagai bagian dari campuran
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
23
rempah masakan dan herbal kesehatan mereka. Di Amerika, angkak yang
dikenal dengan nama Red Yeast Rice kini mulai popular dan dijual dalam
bentuk kapsul sebagai penurun kolesterol alamiah yang ampuh.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
24
BAB III
METODOLOGI
A. METODE RISET
Untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat, maka penulis
melakukan riset terhadap konsumen dan penjual. Metode yang digunakan
adalah wawancara berstruktur menggunakan kuesioner.
B. LOKASI RISET
Lokasi riset dilakukan di 100 tempat penjualan (outlet) yang
tersebar di Jakarta dan Depok meliputi apotek dan toko obat. Selain itu
penulis juga melakukan riset terhadap 225 konsumen yang tersebar di
daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi (JABODETABEK).
C. DESAIN RISET
KONSUMEN
1) Populasi :
masyarakat yang berada di wilayah
JABODETABEK.
2) Sampel : usia 17- 50
Tahun
3) Metode pemilihan sampel : purposive
random sampling
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
25
4) Banyaknya sampel : 225 responden
Penentuan jumlah sampel :
1. Jumlah penduduk kota Bogor (N) = 17.372.996
jiwa, berdasarkan
hasil sensus penduduk
tahun 2003-2006.
2. Persentase Karakteristik
Sample yang dianggap benar(P) = 50 %
3. Confidence level = 95 %
4. Confidence limit = 10 %
V = )100( PxP −
= )50100( −x
= 2500
= 50
n = 296,1⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡C
Vx
= 2
105096,1⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ x
= 96 responden
Keterangan:
P = Persentase karakteristik sampel
yang dianggap benar.
Z = Tingkat kepercayaan dalam persen
V = Persentase variabilitas dari sampel
C = Batas kepercayaan
N = Populasi
n = Jumlah sampel yang dirumus
n’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
26
OUTLET
a. Populasi : Apotek/ toko obat diseluruh
wilayah Jakarta dan Depok.
b. Ciri-ciri sampel : penjual produk obat DBD herbal.
c. Metode pemilihan sampel : purposive random sampling
d. Total sampel : 100 outlet (apotek/ toko obat)
D. PENGUMPULAN DATA
1. Data primer
Data primer didapatkan dengan cara pengisian kuesioner
oleh konsumen dan penjual. Sebagian besar pertanyaan bersifat
tertutup, tetapi ada beberapa pertanyaan yang bersifat terbuka. Isi
pertanyaan di dalam kuesioner untuk konsumen dan penjual
berbeda. Pertanyaan yang diajukan kepada konsumen
berhubungan dengan persepsi konsumen terhadap obat DBD.
Sedangkan pertanyaan untuk penjual lebih pada aktivitas
kompetitor di tempat penjualan tersebut.
2. Data sekunder
Data sekunder didapatkan dari buku dan internet.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
27
E. ANALISIS DATA
Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu menjelaskan,
menguraikan, dan menyimpulkan data yang bersifat kualitatif.
F. SARANA RISET
Sarana yang digunakan dalam riset ini terdiri dari buku-buku,
internet, lembar kuesioner, alat-alat tulis, laptop, internet, flash
disk, serta printer
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
28
BAB IV
HASIL RISET
IV.1. HASIL RISET KONSUMEN
Riset ini bertujuan untuk mengetahui pilihan dan perilaku
konsumen terhadap obat demam berdarah sekaligus ingin
mengetahui peluang obat DBD Herbal dari PT.Kimia Farma di
pasar. Hasil riset ini akan digunakan sebagai pertimbangan dalam
menentukan strategi promosi yang tepat untuk obat DBD Herbal
tersebut. Hasil kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan responden tentang penyakit demam berdarah
dengue, dapat dilihat pada tabel 1/ gambar 1 dibawah ini:
Pengetahuan Jumlah
Responden
Persentase
(%)
Ya
Tidak
214
11
95
5
Jumlah 225 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
29
2.a. Dalam 1 (satu) tahun terakhir responden/ Keluarga/
Tetangga/ Rekan responden mengalami penyakit/ gejala
demam berdarah. Dapat dilihat pada tabel 2.a dan gambar 2.a
di bawah ini:
2.B.Jumlah kasus yang terjadi dalam 1(satu) tahun sebagai berikut:
Pernah mengalami penyakit/
gejala DBD
Jumlah Responden
Persentase (%)
Ya
Tidak
100
125
44
56
Jumlah 225 100
Jumlah kasus yang
terjadi dalam 1 tahun
Jumlah Responden
Persentase (%)
1-2 kali 3-4 kali
80 20
80 20
Jumlah 100 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
30
3 hal yang dilakukan pertama kali oleh konsumen/ keluarga/
rekan/ tetangga saat mengalami demam berdarah. Dari hasil
riset didapatkan hasil rekapitulasi berikut ini:
Tabel 3. Hal yang pertama dilakukan oleh responden
saat mengalami demam berdarah
No
Hal yang dilakukan pertama kali saat
mengalami demam berdarah
Jumlah Responden
Persentase(%)
1
2
3
4
Ke dokter/ puskesmas
Minum obat tradisional
Membeli obat DBD di
Apotek/ Toko obat
Lain-lain
176
25
16
15
76
11
7
6
Jumlah 225 100
Gambar 3. Hal yang pertama dilakukan oleh responden
saat mengalami demam berdarah
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
31
4.a Pengetahuan responden tentang obat DBD Herbal Berikut
tabel dan grafiknya:
4.b. Media informasi yang di dapatkan tentang obat DBD
Herbal dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Pengetahuan
tentang obat
demam
berdarah
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
Ya
Tidak
145
20
64
36
Jumlah 225 100
No Media iklan Jumlah
Responden Persentase
(%)
1.
2
3
4
5
6
Radio
Media cetak
Koran
Televisi
Teman/keluarga
Lain-lain
11
29
20
56
69
28
5
14
9
26
33
13
JUMLAH 225 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
32
5. Tempat yang paling disukai responden untuk membeli obat
DBD dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
No
Tempat yang disukai untuk membeli obat
DBD
Jumlah Responden
Persentase (%)
1
2
3
4
5
Apotek
Toko obat
Warung
Supermarket
Lain-lain
135
47
29
5
8
60
21
13
2
4
Jumlah 225 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
33
6. Sediaan yang paling baik menurut konsumen, berdasarkan
hasil riset dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
7. Kisaran harga yang pantas untuk obat DBD Herbal dari
PT.Kimia Farma, Tbk menurut responden. Dapat dilihat
pada tabel dan grafik dibawah ini:
Gambar 7. kisaran harga yang pantas untuk obat DBD Herbal PT.Kimia Farma, Tbk menurur responden
Sediaan yang
diinginkan
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
Cair
kapsul
serbuk
tablet
90
54
16
65
40
24
7
29
Jumlah 225 100
No Kisaran harga Jumlah
Responden Persentase
(%)
1
2
3
4
< Rp.10.000
10.000-12.500
Rp. 12.000- 15.000
Harga rasional yang
penting produk
berkualitas
62
10
19
134
28
8
4
60
Jumlah 225 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
34
8. Minat responden terhadap obat DBD Herbal dari PT.Kimia
Farma, Tbk jika dibutuhkan. Dapat dilihat pada tabel dan
grafik di bawah ini:
Keinginan untuk
membeli obat herbal
DBD
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
Ya
Tidak
219
6
97
3
Jumlah 225 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
35
IV.2. HASIL RISET OUTLET
Riset ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan kompetitor, selain itu untuk mengetahui peluang
pendistribusian obat DBD Herbal dari PT.Kimia Farma, Tbk.
1. Ketersediaan outlet untuk obat DBD saat ini, dapat dilihat
pada tabel dan grafik dibawah ini:
2. Produk obat DBD Herbal diperoleh outlet dari:
Ketersediaan outlet
Jumlah Outlet
Persentase (%)
Tersedia
Tidak tersedia
77
33
70
30
Jumlah 100 100
No Outlet
mendapatkan produk dari
Jumlah Outlet
Persentase (%)
1 2 3 4
Distributor Sub distributor Semi grosir Pengecer
77 1 1 6
91 1 1 7
Jumlah 100 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
36
3. Media iklan yang digunakan oleh produk kompetitor, dapat
dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Media iklan Jumlah
Outlet
Persentase
(%)
Poster
Brosur
Televisi
Lain- lain
2
26
25
55
2
24
23
51
JUMLAH 108 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
37
4. Minat outlet dalam menjual obat DBD Herbal jika di
produksi oleh PT.Kimia Farma, Tbk. dapat dilihat pada tabel
dan grafik di bawah ini:
No
Kesediaan outlet dalam menjual obat DBD
Herbal PT.Kimia Farma, Tbk.
Jumlah
Outlet
Persentase (%)
1
2
3
Mau menjual
Ragu-ragu
Tidak mau menjual
63
17
4
75
5
20
Jumlah 100 100
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
37
BAB V
PEMBAHASAN
A. ANALISA HASIL RISET KONSUMEN
1. Pengetahuan responden tentang penyakit demam berdarah
dengue, dapat dilihat pada tabel/ gambar 1.
Analisis:
Dari tabel/ gambar 1 dapat dijelaskan bahwa dari 225 responden
terdapat 214 responden (95%) kategori ini baik atau telah memiliki
pengetahuan tentang demam berdarah. Selain itu, responden memiliki
latar belakang pendidikan yang cukup seperti mahasiswa, karyawan, dan
responden yang pernah mengalami DBD. Sedangkan sisanya terdapat 11
responden (5%), kategori ini tidak baik atau memiliki pengetahuan yang
kurang.
2.a. Dalam 1 (satu) tahun terakhir responden/ Keluarga/ Tetangga/
Rekan responden mengalami penyakit/ gejala demam berdarah.
Dapat dilihat pada tabel/ gambar 2.a
Analisis:
Dari tabel/ gambar 2.a menunjukan bahwa dari 225 responden
terdapat 100 responden (44%) , kategori ini menunjukan tidak sedikit yang
telah mengalami penyakit demam berdarah, meskipun kuesioner ini tidak
hanya kepada responden yang pernah mengalami kasus tersebut, tetapi
justru orang-orang terdekat mereka yang pernah mengalaminya. Hal ini
menunjukan bahwa penyakit demam berdarah adalah penyakit yang tidak
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
38
bisa diabaikan, sedangkan sisanya terdapat 125 responden (56%) yang
tidak pernah mengalami penyakit/ gejala demam berdarah, kategori ini
menunjukan peluang bagi masyarakat yang belum perrnah mengalami
penyakit DBD agar tidak terjangkit penyakit DBD.
2.b. Jumlah kasus yang terjadi dalam 1(satu) tahun dapat dilihat pada
tabel/ Gambar 2.b
Analisis:
Dari tabel/ gambar 2.b dapat dijelaskan bahwa persentase
1-2 kali terdapat 80 responden (80%) sedangkan kategori 3-4 kali terdapat
(20%). Hasil riset kategori 1-2 kali menunjukan bahwa persentasenya
lebih banyak daripada 3-4 kali. Tetapi, mengingat penyakit DBD termasuk
(KLB) kejadian Luar Biasa, persentase 3-4 kali justru sangat merisaukan
masyarakat.
3 Hal yang dilakukan pertama kali oleh konsumen/ keluarga/ rekan/
tetangga saat mengalami demam berdarah. Dapat dilihat pada
tabel/ gambar 3
Analisis:
Berdasarkan tabel/ gambar 3 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kedokter/ puskesmas : kategori ini sudah sewajarnya menjadi pilihan
terbanyak responden karena kelompok ini sudah terpercaya dan telah
diakui oleh masyarakat. Hal ini, bisa dijadikan sebagai rekomendasi
utama untuk pengenalan produk yang akan dipasarkan.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
39
2. Minum obat tradisional : kategori ini masih sering digunakan oleh
berbagai lapisan masyarakat seperti jus jambu, angkak, dll.
3. Membeli obat DBD di Apotek/ toko obat : hasil riset menunjukan bahwa
responden
4. Lain-lain : hasil riset menunjukan responden memilih untuk di rawat
inap.
4.a. Pengetahuan responden tentang obat DBD Herbal dapat dilihat
pada tabel/ gambar 4.a
Analisis:
Dari tabel/ gambar 4.a dapat dijelaskan bahwa dari 225 responden
terdapat 145 responden (64%) dalam kategori ini baik atau telah memiliki
pengetahuan tentang obat demam berdarah. Alasanya karena sekarang
jaman sudah canggih, informasi dapat di akses dari mana saja, selain itu
latar belakang responden umumnya adalah mahasiswa, karyawan, serta
responden yang mempunyai pendidikan yang cukup. Sedangkan sisanya
terdapat 20 responden (36%) dalam kategori tidak baik atau memiliki latar
belakang pendidikan yang kurang.
4.b. Media informasi yang didapatkan tentang obat DBD Herbal
dapat dilihat pada tabel/ gambar 2.b
Analisis:
Dari tabel/ gambar 2.b sudah terlihat, semakin produk itu di
promosikan ke berbagai media maka semakin besar pengetahuan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
40
masyarakat tentang produk yang akan ditawarkan, sehingga semakin
tinggi minat konsumen untuk membeli produk tersebut.
5. Tempat yang paling disukai responden untuk membeli obat DBD
dapat dilihat pada tabel/ gambar 5
Analisis:
Dari hasil riset yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa Apotek
merupakan pilihan pertama responden, sebab responden menganggap
bahwa apotek adalah tempat yang sudah diakui oleh pemerintah untuk
menjual sekaligus meracik obat-obatan , selain itu mereka juga tidak mau
ambil resiko dengan obat untuk penyakit DBD.
Toko obat merupakan pilihan kedua terbanyak karena responden
menganggap bahwa toko obat lebih tersebar dibandingkan apotek,
seperti yang responden tahu jumlah toko obat lebih banyak daripada
apotek, dengan begitu obat tersebut lebih mudah untuk diperoleh, selain
itu toko obat tidak terlalu jauh beda dengan apotek yang membedakan
adalah tidak adanya apoteker di toko obat.
Warung merupakan pilihan ketiga dari lima pilihan diatas alasan
dari kebanyakan responden adalah karena warung adalah tempat yang
paling termudah untuk didapatkan sehingga dapat terjangkau oleh
masyarakat yang kurang mampu.
Supermarket adalah pilihan yang paling sedikit dari kelima pilihan
diatas, karena pemikiran responden bahwa supermarket itu adalah tempat
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
41
berbelanja kebutuhan sehari-hari tidak untuk obat-obat Sedangkan pilihan
lain-lain responden lebih memilih langsung ke dokter/ puskesmas.
6. Sediaan yang paling baik menurut konsumen, berdasarkan hasil
riset dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Analisis:
Cair : alasan responden memilih sediaan ini karena responden
tersebut susah menelan pada saat mengalami demam
berdarah.
Kapsul : alasan responden memilih sediaan ini karena responden
tersebut tidak suka minum obat jika rasanya pahit.
Serbuk : alasan responden memilih sediaan ini karena responden
tersebut menyukai sediaan obat dapat diseduh dengan air,
dan praktis jika kemasannya kecil.
Tablet : alasan responden memilih sediaan ini karena responden
tersebut lebih suka praktis, mudah dan aman.
7. Kisaran harga yang pantas untuk obat DBD Herbal dari PT.Kimia
Farma, Tbk menurut responden. Dapat dilihat pada tabel/gambar 7
Analisis:
1. < Rp. 10.000,- = kategori ini memilih murah, aman, berkualitas dan
efeknya cepat. Kategori ini menunjukan pengharapan agar obat DBD
murah, sehingga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Karena
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
42
yang mereka tahu mayoritas penderita DBD adalah masyarakat yang
kurang mampu.
2. Harga rasional yang penting produk berkualitas = kategori ini
menunjukan tidak mempermasalahkan harga, karena responden
berpikir kesembuhan mereka lebih penting dari segalanya.
8. Minat responden terhadap obat DBD Herbal dari PT.Kimia Farma,
Tbk jika dibutuhkan. Dapat dilihat pada tabel/ gambar 8
Analisa:
Berdasarkan hasil tabel/ gambar 8 dapat di jelaskan bahwa dari 225
responden terdapat 219 responden (97%) yang berminat untuk membeli
produk DBD Herbal PT.Kimia Farma. Sedangkan sisanya 6 responden
(3%) menunjukan ketidakminatan mereka dengan alasan mereka masih
belum berani untuk membeli obat selain pemberian dokter. Hasil tersebut
menunjukan bahwa peluang penjualan obat DBD Herbal dari PT.Kimia
Farma sangat besar.
B. ANALISA HASIL RISET OUTLET
Riset ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
kompetitor, selain itu untuk mengetahui peluang pendistribusian obat DBD
Herbal dari PT.Kimia Farma, Tbk.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
43
1. Ketersediaan outlet untuk obat DBD saat ini, dapat dilihat pada
tabel dan grafik dibawah ini:
Analisis:
Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan, dapat dijelaskan terdapat 77
outlet (70%) kategori ini menunjukan memiliki ketersediaan menjual obat
DBD Herbal, berikut data berdasarkan urutan ketersediaan yang paling
banyak mengenai obat demam berdarah herbal yang tersedia di tempat
penjualan antara lain:
1. Remufit, : tersedia di 67 outlet
2. Siantan : tersedia di 20 outlet
3. Angkak : tersedia di 12 outlet
4. Sari kurma : tersedia di 9 outlet
5. Lain-lain : Jambu biji, Fufang , At-tamar, Master
gogi, Twelve nature, Babodan.
2. Produk obat DBD Herbal diperoleh dari:
Analisis
Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan, terdapat 77 outlet (91%)
dapat dijelaskan bahwa dari semua outlet yang menyediakan obat DBD
Herbal semuanya didapatkan dari distributor, sisanya dapat dilihat pada
tabel 3/ gambar 3. Hal itu, karena setiap outlet menjual lebih dari satu
produk obat DBD.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
44
3. Media iklan yang digunakan oleh produk kompetitor, dapat dilihat
pada tabel/ gambar 3
Analisis:
Berdasarkan hasil di atas dapat dijelaskan bahwa dari ke empat media
iklan yang digunakan, kategori lain-lain terdapat 55 outlet (51%)
menunjukan jumlah yang paling terbanyak, karena remufit masih tergolong
obat baru, sehingga promosi yang dilakukan bukan hanya poster, tetapi
lebih memperbanyak membagikan pamflet yang disebarkan oleh masing-
masing sales dari remufit, selain itu sistem konsinyasi juga selalu
dilakukan.
4. Minat outlet dalam menjual obat DBD Herbal jika di produksi oleh
PT.Kimia Farma, Tbk. dapat dilihat pada tabel/ gambar 4
Analisis:
1.Mau menjual (75%) : kategori ini menunjukan kesediaan outlet untuk
memasarkan produk dari PT.Kimia Farma, Tbk
karena menurut hasil survey, obat DBD Herbal
termasuk obat yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Selain itu, responden telah familiar
dengan perusahaan tersebut. Tetapi, karena
obat yang ditawarkan adalah produk baru,
sehingga outlet lebih memilih untuk konsinyasi
dahulu alasannya outlet tersebut belum berani.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
45
2. ragu-ragu (20%) : kategori ini menunjukan keraguan outlet dalam
memasarkan produk dengan alasan outlet
sebenarnya bersedia untuk menjual tetapi,
karena riset kebanyakan dilakukan di apotek
jaringan. Maka outlet tidak bisa mengambil
keputusan.
3.tidak bersedia (5%) : kategori ini menunjukan ketidaksediaan untuk
menjual produk yang ditawarkan dengan alasan
mereka masih belum berani menjual obat DBD
dalam bentuk apapun, karena disamping jarang
konsumen yang mencari, mereka juga
menganggap penyakit DBD itu adalah penyakit
berat dan hanya bisa dengan resep dokter./
dirawat di rumah sakit.
C. ANALISA BAURAN PEMASARAN
Merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan maka dapat dijelaskan:
1. Produk (Product)
Produk yang dibuat PT.Kimia Farma, Tbk adalah produk (DBD)
demam berdarah herbal. berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan,
bentuk sediaan tablet menjadi pilihan kedua setelah cair, itu
menunjukan adanya minat untuk obat DBD Herbal sesuai rencana
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
46
PT.Kimia Farma, Tbk akan mengeluarkan dalam bentuk sediaan
tablet.
2. Harga (Price)
Penetapan harga penetrasi :
Dengan menetapkan harga yang rendah, untuk membuka
pasar seluas mungkin dan penerimaan yang sedemikian cepat akan
suatu produk berdasarkan hasil riset yang dilakukan, maka harga
dapat dibagi dua bagian yaitu:
< Rp. 10.000,- = kategori ini memilih murah, aman, berkualitas
dan efeknya cepat. Kategori ini menunjukan pengharapan agar obat
DBD murah, sehingga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Karena berdasarkan riset penderita DBD adalah masyarakat yang
kurang mampu.
Harga rasional yang penting produk berkualitas = kategori ini
menunjukan tidak mempermasalahkan harga, karena mereka berpikir
kesembuhan mereka lebih penting dari segalanya.
3. Distribusi (Place)
Salah satu permasalahan yang dihadapi DEPKES
(Departemen kesehatan) dalam pengendalian penyakit DBD adalah
banyak faktor yang berhubungan dengan peningkatan kejadia DBD
dan KLB yang sulit dan tidak dapat dikendalikan seperti: kepadatan
penduduk, mobilitas lancarnya transportasi (darat, laut, udara),
pergantian musim dan perubahan iklim dunia, kebersihan lingkungan
dan perilaku hidup sehat, serta jenis dan keganasan virusnya.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
47
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas
penderita penyakit DBD dan KLB adalah masyarakat yang menempati
lingkungan yang tidak sehat atau masyarakat yang tidak memiliki
perilaku hidup sehat. Untuk itu pendistribusian harus intensif dan
strategis seperti di toko obat dan apotek yang mudah dijangkau oleh
masyarakat.
Tetapi, apabila menganalisa hasil riset tentang ’’hal pertama
yang dilakukan konsumen saat mereka mengalami penyakit atau
gejala DBD adalah ke dokter/ rumah sakit’’, maka sebaiknya obat
DBD Herbal tersebut juga di rekomendasikan ke dokter/ rumah sakit.
Sehingga disimpulkan bahwa obat DBD Herbal yang akan di
buat, dapat masuk kepada semua kalangan, mulai dari kalangan
bawah hingga kalangan menengah ke atas.
4. Promosi (Promotion)
Tujuan promosi dalam agribisnis adalah menjual lebih banyak
produk atau jasa. Bauran promosi pada perusahaan agribisnis
biasanya merupakan kombinasi dari iklan, usaha penjualan
perorangan, publikasi umum, dan program pendukung penjualan.
Bauran promosi tsb harus mempertimbangkan tahapan daur hidup
produk, tahap penyerapan produk di pasar, tindakan pesaing, serta
anggaran yg tersedia.
Maka dari hasil riset yang telah dilakukan, maka sebaiknya
perusahaan melakukan promosi yang gencar karena Iklan merupakan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
48
komunikasi massal dengan para pelanggan potensial, biasanya
melalui media komunikasi umum (televisi, koran, radio, selebaran, dll)
Fungsi iklan diharapkan dapat:
Menimbulkan kesadaran akan produk demam berdarah yang di
produksi oleh PT.Kimia Farma, Tbk.
Meningkatkan kredibilitas produk demam berdarah tersebut.
Memotivasi pelanggan utk mencari produk atau mengingatkan
akan produk demam berdarah herbal tersebut.
Menambah keyakinan pembeli akan keputusannya dalam membeli
produk demam berdarah tersebut.
Upaya Penyuluhan
Dengan adanya pernyataan tentang ’’tidak ada vaksin yang
tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah’’. Sehingga
masyarakat awam menyimpulkan bahwa tidak ada obat untuk penyakit
demam berdarah tersebut, kecuali dirawat di rumah sakit.
Agar pengembangan produk perusahaan lebih efektif, maka
disamping dilakukan strategi pemasaran yang telah dipaparkan di atas
maka pihak PT.Kimia Farma, Tbk. melakukan penyuluhan bekerjasama
dengan pemerintah. Dengan begitu, perusahaan sekalian dapat
melakukan promosi serta memaparkan komposisi yang lengkap serta
manfaat dari obat DBD Herbal PT.Kimia Farma, Tbk
Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum
jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara
medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
49
intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang
dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.
Kompetitor
Berikut ini beberapa obat demam berdarah yang telah tersedia di
pasaran: Remufit, Siantan, Angkak, Sari kurma, Jambu biji, Fufang, At-
tamar, Master gogi, Twelve nature, Babodan .
Dari semua obat DBD Herbal yang tersedia di outlet, terdapat tiga
produk yang sering dicari oleh konsumen. Berikut profil produk
berdasarkan urutan penjualan tertinggi:
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
Tabel V.1. Obat DBD Herbal yang telah beredar di setiap outlet berdasarkan urutan penjualan tertinggi
50
Nama Produk Keterangan Indikasi/ manfaat Harga (Rp)
1. Remufit ®
saka farma
Isi 6 sachet
@ 4 gram
• Komposisi:
Tiap 4 sachet:
1. Monascus purpureus (angkak)
2. Ekstrack psidi folium (daun jambu biji)
3. Nacl
4. Kcl
5. Sodium citrate 2H2O
6. Dextrose
7. Vitamin B2 sodium phosphate
• Memelihara daya tahan
tubuh serta membantu
mengembalikan cairan
tubuh dan elektrolit yang
hilang.
10.000 -12.000
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
Tabel V.1. Obat DBD Herbal yang telah beredar di setiap outlet berdasarkan urutan penjualan tertinggi
51
• Cara pakai:
1. Larutkan 1 sachet remufit dalam 200 ml air, aduk
siap diminum
2. Maksimal 6 sachet remufit
• Peringatan:
Mengandung pemanis buatan Acesulfame-k
2. Siantan ®
• Cara pemakaian:
Balita :
1 tablet x 3/ hari dicampur dengan ¼ gelas air
hangat)
Anak-anak :
2 tablet x 3/hari
• Meningkatkan kadar
hemoglobin (HB)
• Meningkatkan jumlah
Eritrosit
• Meningkatkan jumlah
trombosit darah
23.000
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
Tabel V.1. Obat DBD Herbal yang telah beredar di setiap outlet berdasarkan urutan penjualan tertinggi
52
Dewasa : 4 tablet x 3/ hari
• Perhatian :
• Bagi penderita yang mengalami kesulitan menelan
obat, tablet dapat dilarutkan terlebih dahulu dengan
½ gelas air hangat (anak-anak & dewasa) dan ¼
gelas air hangat (balita) sebelum diberikan kepada
penderita.
• Merupakan obat tradisional dengan bahan baku
herbal (tumbuh-tumbuhan) dan telah
direkomendasikan sebagai obat alternative dalam
mengatasi demam berdarah oleh Pusat Studi Obat
Bahan Alam Universitas Indonesia sesuai dengan uji
khasiat No. 05/ PSOBA/ DF/ 2/ 04
• Mengobati penderita
anemia (kurang darah)
• Mencegah dan membantu
meredakan demam yang
diakibatkan oleh nyamuk.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
Tabel V.1. Obat DBD Herbal yang telah beredar di setiap outlet berdasarkan urutan penjualan tertinggi
53
• Bila setelah dua hari demam/ panas tidak menurun,
segera hubungi dokter atau pelayanan kesehatan.
• Tablet dapat dikonsumsi setiap hari sesuai dengan
kebutuhan dan dapat juga dipergunakan sebagai
suplemen kesehatan.
3. Angkak
• Komposisi : 100% angkak
• Cara penggunaannya :
2 sendok makan angkak diseduh dengan 1 gelas air
mendidih, biarkan selama 5 menit lalu saring.
Dinginkan dan siap disajikan, rasanya seperti teh
tapi agak asam. Angkak bekas seduhan bisa
diseduh 1 x lagi dengan 1/2 gelas air mendidih.
• Membantu meningkatkan
trombosit dalam darah
pada penderita demam
berdarah sebagai
pengobatan alternative.
7000
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
Tabel V.1. Obat DBD Herbal yang telah beredar di setiap outlet
berdasarkan urutan penjualan tertinggi
54
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang menempati posisi pertama
adalah Remufit, berikut melalui analisa bauran pemasaran
1. Produk (product)
Apabila dilihat dari hasil riset tentang sediaan yang diminati
konsumen adalah sediaan cair dan tablet, tetapi hal ini tidak
membuat produk remufit kalah saing, karena pada kenyataanya
ketika masyarakat telah mengetahui produk yang mereka butuhkan
ada dan mudah untuk di dapatkan maka, mereka tidak
memperhatikan bentuk sediaan tersebut. Selain itu, kemasan yang
dimiliki remufit sangatlah praktis dan ringan. Faktor kemasan
tersebut juga bisa menjadi daya tarik.
2. Promosi (promotion)
Remufit dikenal oleh masyarakat karena adanya iklan di
televisi, selain itu promosi dilakukan sangat gencar dengan melalui
pendekatan terhadap outlet seperti melalui SPG yang datang
langsung untuk menyebarkan brosur. Ditambah lagi mereka
menggunakan sistem konsingasi kepada setiap outlet.
3. Distribusi (place)
Distribusi yang dilakukan remufit adalah disribusi yang intensive
melalui outlet. Selain itu dilakukan beberapa event yang masih
intensive hingga sekarang.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
Tabel V.1. Obat DBD Herbal yang telah beredar di setiap outlet
berdasarkan urutan penjualan tertinggi
55
4. Harga (price)
Harga remufit berkisar Rp.10.000-12.000
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
58
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil riset dan analisa yang telah dilakukan, maka
diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
1. Masyarakat pada umumnya telah mengetahui apa itu demam
berdarah. Sehingga masyarakat melakukan berbagai upaya untuk
pencegahannya.
2. Outlet akan bersedia menjual obat DBD Herbal dari PT.Kimia
Farma apabila konsingasi, mengingat obat yang ditawarkan adalah
produk baru serta belum diiklankan.
3. Hasil riset menunjukan kesadaran konsumen dan outlet akan
pentingnya obat demam berdarah cukup tinggi karena mereka
menganggap obat tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
4. Dari hasil riset menunjukan bahwa bentuk sediaan cair lebih
banyak diminati dibandingkan bentuk serbuk, dengan perbandingan
40%(cair) 7%(serbuk), sedangkan persentase ketersediaan Outlet
yang tertinggi untuk obat DBD Herbal saat ini dimiliki oleh Remufit
dari PT.Saka Farma. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan,
terdapat 67 outlet yang menyediakan produk tersebut dari 100
outlet.
5. Hasil survey yang telah dilakukan, terdapat outlet yang ragu-ragu
menjual produk DBD Herbal karena outlet yang dikunjungi penulis
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
59
adalah Outlet jaringan, sehingga produk apapun yang akan masuk
ke outlet tersebut harus melalui persetujuan pusat Outlet itu
B. SARAN
Saran ini berdasarkan analisa penulis dan keinginan responden pada
saat mengisi kuesioner. Berikut saran dan masukan yang diberikan:
1. Diperlukan upaya penyuluhan/ sosialisasi kepada masyarakat
mengenai pencegahan penyakit DBD. Dalam hal ini PT.Kimia
Farma dapat bekerjasama dengan pemerintah, sehingga produk
obat DBD Herbal tersebut dapat dipasarkan dengan pemakaian
yang benar dan efektif.
2. Perlu diperhatikan juga pembuatan dalam sediaan cair. Melihat
hasil riset tentang sediaan yang paling diminati konsumen.
3. Obat yang dibuat diharapkan, aman, berkhasiat, berkualitas,
murah sehingga dapat terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat berdasarkan hasil riset mayoritas pasien demam
berdarah itu dari masyarakat kurang mampu.
4. Obat yang dibuat sebaiknya bisa juga untuk semua usia
mengingat penyakit DBD tidak memandang usia. Sekiranya
memperhatikan rasa juga, karena obat DBD tradisional seperti
angkak rasanya pahit sehingga menimbulkan kemalasan untuk
meminumnya.
5. Sebaiknya obat DBD Herbal yang akan dibuat disosialisasikan /
kerjasama dengan dokter. Dari riset yang didapatkan mayoritas
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
60
masyarakat memilih untuk ke dokter/ rumah sakit saat
mengalami gejala/ penyakit demam berdarah dengue.
6. Persediaan obat harus terus diawasi, karena saat terjadi KLB
DBD, obat tersebut dibutuhkan dalam jumlah besar.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
58
DAFTAR ACUAN
1. Depkes RI (2004). Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue.
Jakarta : Badan Litbangkes
2. Depkes RI (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
di Indonesia. Jakarta : Dirjen PP
3. Anonim (2007). Demam Berdarah.www.infeksi.com
4. Anonim.kasusdbd.http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2007/05/25/brk,200
70525-100666,id.html.
5. http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/04/24/17510511/januariapril.10.471.
kasus.dbd.
6. http://www.idepfoundation.org/download_files/pbbm/Dengue_Fact_Sheet_Indo.p
df.
7. http://www.tunardy.com/artikel/perlindungan-konsumen/pengertian-konsumen-
menurut-uu-pk.
8. Sutojo, Siswanto. 1981. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. Jakarta: PPM.
9. Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran Edisi II. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
10. Kotler, Phillip dan Gary Amstrong . 1997. Manajemen Pemasaran Jilid I. Jakarta:
Prehallindo.
11. Sutrisno, Bambang. 1974. Farmakognosi Edisi IV. Jakarta: Pharmascience
Pacific.
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
LAMPIRAN
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
LAMPIRAN 1
58
KUESIONER
Demam bedarah termasuk penyakit yang sudah terkenal karena
terjadi hampir tiap tahun dan memakan korban. Dengan kuesioner ini kami
ingin mengetahui persepsi dan prefensi konsumen mengenai obat demam
berdarah. Saya mahasiswa Farmasi Distribusi dan Pemasaran Universitas
Indonesia yang sedang mengadakan riset pemasaran di PT. Kimia Farma.
Dalam rangka riset tersebut, kami mohon kerjasama dari Anda untuk
mengisi kuesioner dibawah ini!
Isi dengan tanda ceklis ( √ ) pada kolom yang tersedia!
1. Apakah Anda mengetahui apa itu demam berdarah ?
( ) Ya ( ) Tidak
Apa pengertiannya menurut Anda?
............................................................................................................
2. a. Apakah dalam 1 (satu) tahun terakhir Anda/ Keluarga/ Tetangga/
Rekan Anda mengalami penyakit/ gejala demam berdarah?
( ) Ya ( ) Tidak
b. Bila Ya, berapa kali kasus terjadi dalam 1(satu) tahun itu?
( ) 1-2 kali ( ) 3-4 kali
Jika Tidak, lanjutkan ke nomor 4
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
LAMPIRAN 1
59
3. Apabila Anda/ Keluarga/ Tetangga/ Rekan anda mengalami demam
berdarah apa yang dilakukan pertama kali? Jawaban boleh memilih
dari satu:
( ) Ke dokter/ puskesmas ( ) Membeli obat demam
berdarah di Apotek/
toko obat
( ) Minum obat tradisional ( ) Lain-lain
4. a. Apakah anda pernah tahu ada Obat untuk Demam Berdarah?
( ) Ya ( ) Tidak
b. Bila Ya, Anda tahu dari mana ? Boleh memilih lebih dari satu:
( ) Radio ( ) TV
( ) Media cetak ( ) Teman/ saudara
( ) Koran ( ) Lain-lain
5. Apabila ada obat demam berdarah yang herbal, dimana Anda akan
membeli?
( ) Apotek ( ) Supermarket
( ) Toko obat ( ) Lain-lain
( ) Warung
6. Menurut Anda bentuk sediaan apa yang paling baik untuk obat
demam berdarah?
( ) Cair ( ) Kapsul
( ) Serbuk ( ) Tablet
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
LAMPIRAN 1
60
7. Jika PT.Kimia Farma mengeluarkan obat demam berdarah dalam
bentuk tablet/ strip berapa kisaran harga yang pantas menurut
Anda?
( ) < Rp. 10.000 ( ) Rp. 10.000-12.500
( ) Rp. 12.500-15.000 ( ) Harga rasional yang
penting produk berkualitas
8. Apabila ada obat demam berdarah herbal dari PT.Kimia Farma,
apakah Anda akan mencoba membeli obat tersebut jika
dibutuhkan?
( ) Ya ( ) Tidak
9. Tuliskan saran dan masukan Anda tentang obat demam berdarah
kepada PT.Kimia Farma, Tbk.
............................................................................................................
.........................................................................................................
Terima kasih atas kerjasama Anda….
Jenis kelamin : (L/P)
Pekerjaan :
Usia :
Alamat :
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
LAMPIRAN 2
61
KUESIONER
Demam bedarah termasuk penyakit yang sudah terkenal karena
terjadi hampir tiap tahun dan memakan korban. Dengan kuesioner ini kami
ingin mengetahui persepsi dan prefensi konsumen mengenai obat demam
berdarah. Saya mahasiswa Farmasi Distribusi dan Pemasaran Universitas
Indonesia yang sedang mengadakan riset pemasaran di PT. Kimia Farma.
Dalam rangka riset tersebut, kami mohon kerjasama dari Anda untuk
mengisi kuesioner dibawah ini!
Isi dengan tanda ceklis ( √ ) pada kolom yang tersedia!
1. Obat demam berdarah apa saja yang tersedia di Apotek/ Toko
obat/ Mini market/ Toko/ Warung ini?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
LAMPIRAN 2
62
2. Tolong tuliskan profil produk yang ada :
Nama produk
& Produsen
Indikasi /
manfaat
Keterangan isi
produk Harga
3. Dari mana Anda mendapatkan obat-obatan tersebut?
( ) Distributor
( ) Sub distributor
( ) Semi grosir
( ) Pengecer
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
LAMPIRAN 2
63
4. Apa saja material promo yang ada dari produk yang tersedia ?
( ) Poster
( ) Brosur
( ) TV
( ) Lain-lain…
5. Apabila ada produk obat demam berdarah herbal yang diproduksi
oleh PT. Kimia Farma, Tbk. apakah Anda bersedia untuk menjual
produk tersebut?
( ) mau menjual
( ) ragu-ragu
( ) tidak mau menjual
Jika alasan anda ragu-ragu dan tidak mau menjual, tolong tulis
alasanya.
6. Apa saran dan masukan Anda tentang obat demam berdarah
kepada PT Kimia Farma, Tbk.
……………………………………………………..……………………....
………………………………………………………………………………
Terima kasih atas kerjasama Anda….
Tanggal :
Nama Retail :
Alamat :
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
DAFTAR OUTLET YANG TELAH DIKUNJUNGI
64
WILAYAH APOTEK TOKO OBAT
JAKARTA PUSAT
1. Apotek ,Mansa
Jl.Metro Atom Plaza Lt.1
2. Apotek Manjur Jaya
Jl. Metro Atom Plaza Lt.1 No.4 Pasar.
Baru
3. Apotek Sehati
Jl. Metro Atom Plaza, Lt. 2 Aks.No, 6
4. Apotek Kian Jaya
Jl. Metro Atom Plaza Lt.2 Aks. No.68
Pasar Baru
5. Apotek Kimia Farma No.5
Jl. Cikini Raya 121
6. Apotek Kimia Farma No.48
Jl. Matraman raya 55
7. Apotek Guardian
8. Apotek Boston
9. Apotek Fortuna
Jl. Metro Atom Plaza Lt.2 Pasar Baru
10. Apotek Murni
Jl. Metro Atom Plaza Lt.2 No. 54 Pasar
Baru
11. Apotek Maju Jaya
Jl. Metro Atom Plaza Lt.2 Pasar Baru
12. Apotek Dalam 25
Jl. Metro Atom Plaza Lt.1 No. 55 Pasar
Baru
1. Toko Obat Prima
Jl. Metro Atom Plaza
Lt.1 Pasar Baru
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
DAFTAR OUTLET YANG TELAH DIKUNJUNGI
65
JAKARTA BARAT
1. Apotek Alam Sehat 18
Kalideres
2. Apotek Mitra Sehat
Kalideres No.6 U
3. Apotek Citra Medika
Jl. Citra 2 kalideres
4. Apotek Primoris
Jl. Utan Jati Blok 9B No.15
5. Apotek Tirta Prima
Jl. Jimbaran Blok JB No.11
Dan Mogot Baru
6. Apotek Lisa Farma
Jl. Jimbaran
7. Apotek K-24
Perumahan Tama Duta Mas Blok A-7
No.22
8. Apotek Pertam Farma
Jl. Raya Semawan
9. Apotek Gunung Agung
Jl. Raya K.H.M. Mansyur
10. Apotek k-24
Jl. Anggrek Garuda D-II/1, Slip
Toko Obat Anda Sehat Jl. Peta Selatan
Cengkareng
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
DAFTAR OUTLET YANG TELAH DIKUNJUNGI
66
JAKARTA UTARA
1. Apotek Teguh
Jl. Taman Sunter Indah
2. Apotek Sunter Indah
Jl. Taman Sunter Indah
3. Apotek Aneka
Taman Sunter Indah
4. Apotek Gading Jaya
Kelapa Gading
5. Apotek Mitra Medika
Ruko kelapa Gading
6. Apotek Gading Sehat
Ruko kelapa Gading
7. Apotek Gading Indah
kelapa Gading
8. Apotek Citra Farma
Jl. Gading Putih Raya
9. Apotek Glodok Sehat
Kelapa Gading
10. Apotek Gading Mas
Jl. Boulevar Raya No.2
11. Apotek Karya Sehat
Jl. Flamboyan Blok A
12. Apotek K-24
Jl. Boulevard Raya Blok A WD 2 No. 10
13. Apotek Klinik Gading Utama
Kelapa Gading
14. Apotek Kelapa Gading Permai
.Jl. Suma Agung
15. Apotek Pimisi
Jl. Taman Sunter Indah HJ. 2 No.2 Sunter
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
DAFTAR OUTLET YANG TELAH DIKUNJUNGI
67
JAKARTA TIMUR
1. Apotek Family
Pasar Pramuka No. 27
2. Apotek Sari Sehat
Lt.1Aks. 102-104
Pasar Pramuka
3. Apotek MIZI
Lt.1 Pasar Pramuka
4. Apotek Ananda Farma
Lt.1 No.173 Pasar Pramuka
5. Apotek Rakyat Andita
Lt.1 No. 84 Pasar Pramuka
6. Apotek Rakyat 32
Lt. Dasar Pasar Pramuka
7. Apotek Rakyat Dolcin
Lt.Dasar Pasar Pramuka
8. Apotek 3 Berlian
Lt.Dasar Pasar Pramuka
9. Apotek Adika
Lt.Dasar Pasar Pramuka
10. Apotek Adika
Lt.Dasar Pasar Pramuka
11. Apotek K-24
Jl. Balai Pustaka Timur No.16
Rawamangun
12. Apotek K-24
Jl. Utan Kayu Raya No. 19A
13. Apotek K-24Raya
Pondok Kelapa Blok E 10 No.3, Kav.DK
14. Apotek Bahagia Indah
1. Toko
Obat Johan
2. Toko
Obat Amora
3. Toko
Obat Popeye
4. Toko
Obat Adithya
5. Toko
Obat Arini
6. Toko
Obat Sehat Plus
7. Toko
Obat Madonna
8. Toko
Obat Jasmine
9. Toko
Obat Aisyah
10. Toko
Obat Tanta
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
DAFTAR OUTLET YANG TELAH DIKUNJUNGI
68
JAKARTA SELATAN
1. Apotek Rahayu
Pasar Minggu
2. Apotek Century Farma
Pasar Minggu
3. Apotek kimia Farma
Pasar Minggu
4. Apotek Tripharma
Jl. Raya Pasar Minggu KM.18 No. 8
5. Apotek Kharisma Muslim
Jl. Raya Pasar Minggu
6. Apotek Melawai
Jl. Kemang Raya No. 8
7. Apotek Gandari
Jl. Gandari
8. Apotek Gemini
Jl. Raya Ps.Kebayoran Lama
9. Apotek Senopati
Jl. Senopati
10. Apotek Taman Puring
Jl. Gandaria
11. Apotek Mitra Husada
Jl. Arteri Kelapa 2 Kebon Jeruk
12. Apotek Kimia Farma
Blok M
13. Apotek Century Farma
Blok M Plaza
14. Apotek Guardian
Blok M.
1. Toko obat Fortuna
Jl. Melawai IX Blok M
2. Toko obat Kurnia
Jl. Melawai Blok M
3. Toko obat Sehat
Jl. Melawai Blok M
4. Toko obat Sejahtera
Jl. Melawai Blok M
5. Toko obat Po Ho
Seng
Blok M Square
6. Toko obat Sentral
Melawai
Blok M Square
7. Toko obat Sahabat
Jl. Melawai 5 V
Kebayoran Baru
8. Toko obat Cinta Sehat
Jl. Melawai kebayoran
Baru
9. Toko obat 7
Bersaudara
Stasiun Pasar Minggu
10. Toko Obat Sejahtera
Stasiun Pasar Minggu
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
DAFTAR OUTLET YANG TELAH DIKUNJUNGI
69
DEPOK
1. Apotek Rami
Jl.Margonda raya
2. Apotek peduli sehat
Jl.Margonda Raya No.41
3. Apotek Kimia Farma
Jl.Margonda Raya
4. Apotek Plus
Margo City
5. Apotek Zara ITC
6. Apotek Boston
Depok Town Square
7. Apotek Guardian
Margo city
8. Apotek K-24
Jl. Bandung Blok NA 17 ,
Bukit Indah Cinere, Depok
9. Apotek K-24
Jl. Margonda Raya
10. Apotek K-24
Depok Blok A No. 46-47
1. Toko obat berkah
Margonda
2. Toko obat Bintang
Timur
3. Toko Obat Rizal
Kober, Margonda
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.
Berikut gambar produk kompetitor obat DBD Herbal saat ini
Gambar 1.Event Remufit d PRJ Gambar 2. Produk ’’cap bunga Siantan’’
Gambar 3. Angkak Gambar 4. Produk Sari Kurma
Laporan praktek..., Lina Herlina, FMIPA UI, 2009.