Upload
nuraini-alifatin-ruksin
View
64
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Pada saat ini, berita tentang Narkoba selalu menjadi berita hangat dan
menarik di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronika.
Pembicaraan tentang Narkoba seakan-akan tidak ada habisnya dan selalu muncul
setiap hari. Pemerintah, dalam hal ini POLRI tidak pernah lelah melakukan
pemberantasan Narkoba, tetapi kenyataannya mati satu tumbuh seribu, artinya satu
kasus Narkoba teratasi muncul seribu kasus Narkoba lainnya. Jaringan Narkoba telah
begitu besar dan mengakar di negara kita, sehingga sangat sulit bagi semua pihak
penegak hukum dalam memberantas habis semua jaringan yang ada. Nampaknya kita
hampir-hampir putus asa, namun masalah ini harus diatasi karena menyangkut
generasi muda sebagai sasaran empuk peredaran Narkoba.
Siswa SMP dan SMA termasuk kategori remaja. Masa remaja adalah masa
dimana seseorang mencoba mencari identitas diri dan ingin diakui keberadaan
/eksistensi dirinya dalam lingkungannya, baik lingkungan rumah, sekolah, maupun
masyarakat. Gejolak mental emosional remaja biasanya meletup-letup karena adanya
perubahan drastis sebagai akibat perkembangan fisik dan psikis. Perubahan fisik
ditunjukkan dengan bertambah dan berkembangnya ukuran tubuh. Perubahan psikis
berupa perubahan mental emosional dari alam anak-anak ke alam dewasa. Mereka
disebut anak-anak sudah tidak tepat, dikatakan dewasa masih jauh dari kematangan
sikap dan pola pikir orang dewasa. Selain itu terjadi perkembangan psikoseksual,
yaitu terjadi menstruasi pada wanita dan politio (mimpi basah) pada pria, dimana
perubahan ini membuat mereka cemas dan tertekan.
Semakin maraknya berita peredaran dan penyalahgunaan Narkoba di media
massa memiliki pengaruh yang kuat terhadap masyarakat, khususnya bagi remaja,
mengingat pengguna Narkoba sebagian besar adalah remaja. Remaja yang berada
pada tahap pencarian identitas diri selalu memiliki keinginan untuk mencoba sesuatu
yang baru dan tidak memikirkan akibatnya, baik bagi dirinya, keluarganya, maupun
masyarakat sekitarnya. Hal ini karena sebagian remaja tidak memiliki cukup bekal
pengetahuan tentang Narkoba dan bahayanya bagi kesehatan dan masa depannya.
1
Jiwa yang masih labil yang ada pada diri siswa SMP dan SMA berakibat pada
mudahnya mereka terkena pengaruh dari lingkungan. Masa mencari identitas diri
digunakan sebagai ajang untuk mencoba apa saja yang menurutnya baru dan berbau
modern. Mereka sangat takut dikatakan sebagai remaja yang ketinggalan jaman,
sehingga apapun yang dilakukan teman sebayanya merupakan “keharusan” untuk
mencoba dan merasakan. Salah satu yang mempengaruhi kehidupan remaja saat ini
adalah adanya penyalahgunaan obat terlarang, atau terkenal dengan Narkoba
(Narkotika dan Obat Berbahaya). Meskipun banyak himbauan disampaikan oleh
Pemerintah kita dan lembaga-lembaga yang peduli dengan bahaya Narkoba, namun
hal itu seolah-olah tidak ada gunanya, karena memang sulit untuk menyadarkan
mereka yang sudah terkena (kecanduan). Dengan demikian himbauan kemudian
lebih diarahkan pada mereka yang belum terkena. Banyak slogan terpampang
dimana-mana, seperti “Say No to DRUGS”, “Hidup Sehat tanpa NARKOBA”,
“Jauhkan diri dari pil neraka”, dan sebagainya.
Banyaknya tayangan TV yang bertitel “Buser”, “Sergap”, “TKP”, “Patroli”,
“Brutal”, dan lain-lain setiap hari nampaknya tidak cukup efektif dalam menyadar-
kan kaum remaja akan bahaya Narkoba bagi masa depannya. Melalui tayangan yang
berdurasi relatif cepat dan sepintas dikhawatirkan justru kemungkinan dapat
membuat penasaran mereka dan berkeinginan kuat untuk mencoba. Hal inilah yang
menjadi pemikiran kita bersama tentang pentingnya penyuluhan tentang bahaya dan
cara penangggulangan penyalahgunaan Narkoba, baik dalam lingkup yang sempit
maupun dalam lingkup yang lebih luas langsung kepada sasarannya, terutama bagi
kaum remaja, siswa yang masih duduk di SMP dan SMA. Selain lebih efektif dalam
menjelaskan tentang pengertian Narkoba dan permasalahannya, para siswa dapat
secara langsung mendengarkan penjelasan dari berbagai pihak yang berkompeten
tentang Narkoba dan bertanya berbagai hal yang belum jelas yang selama ini hanya
mereka ketahui dari berbagai media massa..
Berdasarkan pertimbangan fakta di lapangan saat ini, maka penting bagi
masyarakat, khususnya remaja, siswa SMP dan SMA untuk dibekali pengetahuan
tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba bagi kesehatan dan masa depan mereka dan
bagaimana cara menanggulanginya. Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah
yang rawan penyebaran Narkoba, sehingga informasi maupun peredaran narkoba
2
relatif mudah masuk ke wilayah ini. Beberapa kasus penyalahgunaan bahkan
peredaran narkoba pernah terjadi di wilayah Kabupaten ini. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi meluasnya penyalahgunaan dan peredaran Narkoba di wilayah ini
perlu dilakukan kegiatan penyuluhan. Siswa SMP dan SMA penting diberikan
penyuluhan mengingat mereka adalah kelompok remaja yang ada di wilayah transisi
(antara kota dan desa) yang sangat jarang tersentuh oleh kegiatan penyuluhan
semacam ini, kalaupun ada penyuluhan hanya bersifat lokal tidak menyeluruh pada
jangkauan wilayah Kabupaten. Selain itu, pada umumnya remaja lebih mudah kena
pengaruh hal-hal yang berbau ”modern” dalam pemahaman mereka, padahal justru
dapat membahayakan bagi kehidupannya. Kegiatan penyuluhan ini merupakan salah
satu cara kita untuk menyelamatkan generasi muda akibat penyalahgunaan Narkoba.
B. LANDASAN TEORI
1. NARKOBA (NARKOTIKA DAN OBAT BERBAHAYA)
Narkoba yang lebih lengkapnya sekarang ini disebut dengan NAPZA
(Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), kini semakin marak
dibicarakan dan disalahgunakan di masyarakat, melibatkan semua golongan dari
anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan tidak mengenal tingkat sosial ekonomi
rendah atau tinggi, baik yang terpelajar maupun tidak. Obat terlarang ini diklasifi-
kasikan ke dalam beberapa golongan, yaitu :
a. Opioda (misalnya heroin, putauw)
Penyalahgunaan obat jenis ini dapat menimbulkan gejala : mengantuk, rasa
gembira yang meningkat, pernafasan menjadi lambat dan pendek, pupil menjadi
kecil, gangguan daya ingat, daya nilai, fungsi sosial, dan pekerjaan.
b. Amfetamin (misalnya ecstasy, shabu-shabu)
Gejala yang ditimbulkan akibat pemakaian obat jenis ini adalah : pupil
membesar, halusinasi, gemetar, rasa harga diri meningkat (mudah tersinggung),
kewaspadaan meningkat (mudah curiga terhadap orang lain), cemas hingga panik,
rasa gembira, banyak bicara, pandangan kabur, pernafasan cepat, denyat jantung
meningkat, nafsu makan berkurang, tekanan darah meningkat, berkeringat atau
merasa kedinginan.
3
c. Sedativa-hipnotika (misalnya valium, luminal)
Pada pemakaian yang berlebih dapat menimbulkan gejala : bicara cadel,
labilitas, menekan sistem pernafasan, gangguan daya nilai, gangguan koordinasi,
gangguan konsentrasi / daya ingat, hambatan seksual dan agresif.
d. Kanabis (misalnya ganja, marijuana)
Gejala yang ditimbulkan : rasa gembira yang meningkat, mulut kering,
denyut jantung meningkat, pupil membesar, apatis, gangguan daya nilai, mata
terlihat merah, nafsu makan meningkat, perasaan subjektif yang intens, perasaan
waktu berlalu dengan lambat.
e. Kokain
Gejala yang ditimbulkan : banyak bicara, harga diri merasa meningkat, rasa
gembira, kewaspadaan yang meningkat, pupil membesar, berkeringat atau rasa
dingin, mual dan muntah, perilaku negatif (seperti berkelahi), gangguan daya nilai.
f. Lain-lain
Sebagai contoh gas yang dapat menguap (misalnya aica aibon),
2. NARKOTIKA
Narkotika adalah bahan kimia yang bekerja mempengaruhi kerja susunan
saraf pusat yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menyebabkan stupor (klenger).
Peredaran narkotika diatur oleh undang-undang.
Dengan mengkonsumsi narkotika, maka senyawa yang terkandung dalam
narkotika tersebut akan menghambat pelepasan dan produksi zat serotonin (5-
hidroksi triptamin), dimana senyawa ini sangat diperlukan sebagai transmiter syaraf,
artinya zat ini bertugas mengantarkan informasi seluruh tubuh ke dalam syaraf pusat.
Jika pemakaian narkotika dilakukan terus-menerus, maka berakibat rusaknya sel-sel
syaraf pusat yang memproduksi serotonin itu. Akibatnya sistem transmisi syaraf
mengalami gangguan atau syaraf menjadi kacau.
Menurunnya produksi zat serotonin menyebabkan banyak informasi tidak
tersampaikan ke syaraf, sehingga yang biasanya orang dipukul kesakitan, berjoget
sebentar kecapekan, menjadi tidak terasa, karena memang sistem syaraf yang
4
merespon kondisi badan sudah tidak berfungsi dengan baik. Sebagai indikator bahwa
produksi zat serotonin menurun adalah naiknya tekanan darah, berdebar-debar, suhu
tubuh naik, otot kejang, pupil melebar, hilangnya kendali diri, naiknya agesivitas,
terkadang disertai mual dan muntah.
Ada beberapa jenis narkotika, yaitu :
a. Ganja (Cannabis)
Ganja atau kanabis merupakan hasil berbentuk kering dari
daun, bunga, biji, dan ranting muda dari tanaman marijuana.
Tanaman marijuana mengandung zat aktif cannabinoids
diantaranya tetrahydrocannabinol (THC). Ganja merupakan
bagian pucuk berbunga dan daun muda, mengandung THC yang
cukup besar yaitu 4 - 8%. Ganja menimbulkan rasa gembira, nafsu makan
meningkat, mata merah, apatis, denyut jantung makin cepat sehingga menjadi
agresif.
Gambar 2. Ganja kering
b. Hashish
Hashish merupakan bahan yang diperoleh dari getah bagian pucuk berbunga
tumbuhan marijuana. Hashish mengandung THC 5 - 12%. Hashish mempunyai efek
sama dengan ganja. Hashish banyak beredar di Australia, Amerika, dan Eropa,
Indonesia hanya sebagai negara transit.
c. Opium
Opium merupakan getah dari buah
mentah Papaver somniferum. Opium
mengandung lebih dari 20 macam alka-
loid, diantaranya morphin, heroin, dan
codein. Penggunaan opium menimbulkan
gejala mengantuk, perasaan senang, rasa
5
Gambar. 1. Marijuana (Cannabis sativa)
Gambar 3. Bunga dan buah opium (Papaver somniferum)
tenang, dan pernafasan lambat. Pada penggunaan dosis besar menimbulkan gangguan
ingatan, daya nilai, bahkan fungsi sosial. Opium banyak beredar di daerah segitiga
emas, Laos, Thailand, dan Pakistan.
d. Morphin
Morphin adalah alkaloid terbanyak dalam getah buah opium. Morphin mulai
diisolasi dari opium pada tahun 1805 oleh Friedrich Sertürner. Pada perang di
Amerika morphin digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka akibat
perang. Pasca perang banyak para tentara yang adiksi karena efek adiksi morphin
sangat kuat, apalagi pada penggunaan dosis tinggi. Morphin dapat menghilangkan
rasa sakit, menyebabkan lesu, kantuk, dan rasa senang.
Gambar 4. Morphin disuntikkan di bawah kulit
e. Heroin dan Codein
Heroin dan codein adalah turunan morphin. Heroin disintesa pada tahun1874
oleh Bayer Company German. Heroin disebut pula putauw. Efek heroin sama dengan
morphin, tetapi menimbulkan rasa senang lebih kuat. Efek adiksi lebih kuat dari pada
morphin, selain itu menimbulkan toleransi sehingga ingin mengkonsumsi lebih
banyak dari dosis sebelumnya. Codein mempunyai efek sama dengan morphin tetapi
lebih lemah efek adiksinya. Codein biasanya dicampur dalam obat batuk. Codein
lebih banyak digunakan dalam pengobatan karena efek adiksi cukup aman.
Gambar 5. Berbagai bentuk heroin dan codein
f. Koka dan Kokain
6
Kokain yang merupakan zat adiktif dari tanaman koka, terutama pada bagian
daun. Kokain digunakan sebagai anaestetik (pembius). Efek kokain sangat kuat
mempengaruhi saraf pusat. Penggunaan kokain menimbulkan peningkatan harga diri,
rasa gembira, peningkatan kewaspadaan, dan mudah terpancing emosi. Kokain
mudah menguap dengan pemanasan api rokok. Penghisapan kokain dalam bentuk
rokok akan menimbulkan reaksi yang sangat cepat pada otak. Kokain dapat
meningkatkan stamina dan menghilangkan rasa capek diikuti depresi. Dahulu banyak
atlit olah raga menggunakan untuk doping, namun banyak atlit yang meninggal
karena overdosis.
Gambar 6. Kokain dalam bentuk serbuk
3. PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah suatu obat yang dapat menimbulkan ketergantungan,
menurunkan aktifitas otak/ merangsang syaraf pusat, dapat menimbulkan halusinasi,
ilusi, mengganggu berpikir, perilaku dan perasaan. Psikotropika merupakan bahan
kimia yang mempunyai efek seperti narkotika. Semua jenis psikotropika merupakan
senyawa yang telah melalui proses (murni sintesa). Jenis psikotropika yang banyak
disalahgunakan adalah turunan dari amphetamine. Bahan ini tidak mahal.
Gambar 7. (a) Amphetamine dan (b) Metaphetamine
Beberapa macam psikotropika turunan dari amphetamine antara lain :
a. MDMA, dengan nama kimia 3,4-Methylene-dioxy-N-methamphetamine.
Biasa dikenal sebagai ecstasy, XTC, pil surga, inex, pil setan.
b. Metaphetamine disebut juga shabu-shabu dan inex.
c. MDA, dengan nama kimia 3,4-metilen-dioksi-amphetamine.
d. MDE, dengan nama kimia 3,4-metilen-dioksi-N-etilamphetamine
7
(b)(a)
Menurut UU RI. NO.05/97 tentang Psikotropika, maka ada empat golongan
psikotropika, yaitu :
a. Golongan I
Digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan sebagai sarana
pengobatan / terapi, berpotensi sangat kuat, dan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh untuk golongan ini antara lain : psilosibin, ecstasy, LSD (Lisergik
Dietilamida), dan MDMA (3,4-Methylene-dioxy-N-methamphetamine).
b. Golongan II
Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan
untuk pengobatan terapi, berpotensi kuat, dan mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya antara lain : amphetamine (shabu-shabu), metakualon, metilfenidat.
3. Golongan III
Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, dapat digunakan untuk
pengobatan / terapi, berpotensi sedang, dan mengakibatkan ketergantungan. Contoh
untuk golongan ini antara lain : katina, flunetrazepam, amorbarbitol.
4. Golongan IV
Berkhasiat untuk pengobatan / terapi, berpotensi ringan, dan mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya : barbital, diazepam, bramazepam (obat anjing).
Zat adiktif disintesa dari bahan kimia Ephedrine (Phenyl Propanol Amine)
secara kimiawi. Ephedrine diperoleh dari tanaman Ephedra (Ma Huang). Zat adiktif
ini banyak diproduksi di Belanda dan Guang Zhu. Peredaran gelap psikotropika jenis
ini terjadi hampir di semua kota besar di dunia, termasuk Indonesia.
Gambar 8. Berbagai bentuk psikotropika : (a) Bullet, (b) Shabu-shabu, (c) Inex, dan (d) Ampheth
Ecstasy dapat merusak sel otak, jantung dan hati. Efek ecstasy, yaitu :
8
(a) (d)(c)(b)
a. Pada dosis sedang, ecstasy menimbulkan gejala bervariasi selama 6-24
jam. Gejala yang muncul mulai dari rasa senang yang berlebihan, rasa kantuk dan
lelah hilang, harga diri meningkat, banyak bicara, dan kewaspadaan meningkat.
Secara fisik menimbulkan jantung berdebar, tekanan darah naik, nyeri otot,
kehilangan selera makan.
b. Pada dosis tinggi, menimbulkan halusinasi, perasaan melayang-layang,
gangguan keseimbangan, pandangan kabur, kejang-kejang, muntah, dan bertindak
irrasional. Jika terjadi overdosis menimbulkan diare, kejang-kejang, koma, bahkan
meninggal
c. Efek yang tersisa sampai dengan hari ke – 14 adalah demam, tekanan darah
naik, dan jantung berdebar.
d. Efek jangka panjang adalah melemahkan kerja otak karena rusaknya sel-sel
otak dan menderita gangguan jiwa.
Gambar 9. Berbagai bentuk ecstasy
Obat-obat yang termasuk golongan psikotropika digunakan sebagai : neuro-
leptika, anti depresan, dan obat penenang. Pemakaian obat ini dapat menyebabkan
depresi, stimulasi pada susunan syaraf pusat, halusinasi, dan gangguan fungsi
motorik / otot, dan efek lainnya. Selain itu dapat menimbulkan problematika sosial
bagi si pemakai. Oleh karena itu obat-obat yang termasuk dalam golongan
psikotropika harus benar-benar digunakan sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk
keperluan pengobatan, penelitian, dan atau tujuan khusus lainnya. Contoh obat
golongan psikotropika adalah : tablet Valium, Artane, Mogadon, Dumalid, Rivoltril,
dan sebagainya, yang di kalangan para pemakainya sering disebut PIL KOPLO.
9
Gambar 10. Pil Koplo
4. PEMAKAIAN NARKOBA SEBAGAI BENTUK KENAKALAN REMAJA
Pada saat ini kenakalan remaja sudah berada pada kondisi memprihatin-kan.
Oleh karena itu, siapapun remaja tersebut, kita semestinya sedikit banyak ikut andil
dalam membantu memecahkan masalah mereka. Melalui cara preventif diantara kita
semua warga masyarakat, maka hal-hal yang tidak diinginkan sangat kecil peluang-
nya terjadi di sekitar kita.
Kenakalan remaja yang dimaksudkan dalam hal ini adalah perbuatan /
kejahatan / pelangggaran yang dilakukan oleh remaja yang bersifat melawan hukum,
anti-sosial, dan menyalahi norma-norma agama. Perbuatan yang termasuk
pelanggaran antara lain : kejahatan yang disertai kekerasan, seperti pembunuhan,
penganiayaan, pencurian, penipuan, tawuran, pemerasan, gelandangan, dan
penyalahgunaan Narkoba.
Menurut Dr. Fuad Hasan, kenakalan remaja adalah perbuatan anti-sosial yang
dilakukan oleh remaja yang bilamana dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan
sebagai tindak kejahatan. Namun terlepas dari pengertian siapa-pun, kenakalan
remaja perlu diatasi, karena dapat meresahkan masyarakat.
Kenakalan remaja yang paling berbahaya dan merusak masa depan generasi
muda kita adalah penyalahgunaan Narkoba. Mengapa banyak remaja yang ingin
mencoba dan merasakan “nikmat”nya Narkoba yang dapat membawa mereka pada
tingkat kecanduan yang akhirnya sulit untuk melepaskan diri darinya ?
Seperti kita ketahui, pecandu Narkoba banyak terjadi di semua kalangan,
namun kalangan remaja mencapai 97%. Pada umumnya pemakai Narkoba dimoti-
vasi oleh beberapa hal, diantaranya : mencoba-coba, mengikuti trend, membukti-kan
keberanian, ingin diterima oleh lingkungan pemakai, cari kenikmatan sesaat, cari
perhatian / sensasi, ingin santai dan menghilangkan suasana jenuh karena masalah,
dan pelarian dari masalah atau tekanan hidup. Faktor lingkungan yang dapat memicu
10
seorang remaja terjerumus pemakaian Narkoba adalah : hubungan yang tidak
harmonis dengan orangtua, lingkungan yang rawan Narkoba, kurangnya kontrol /
pengawasan orangtua, dan tekanan kelompok sebaya.
Sebagian besar remaja beresiko tinggi kecanduan Narkoba adalah mereka
yang : tidak dalam pengawasan orangtua, Tidak dapat komunikasi dengan orangtua
(introvert / tertutup), pengendalian diri yang rendah (dasar agama yang kurang),
tidak suka diatur, senang mencari sensasi, bergaul dengan pecandu, sulit beradaptasi,
merasa dikucilkan, dan memiliki anggota keluarga yang pecandu.
Para pecandu akan merasa senang, nyaman, damai, dan kuat pada awal
penggunaan, namun pada dasarnya membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun
orang lain (keluarga atau kehidupan sosial). Adapun bahaya tersebut adalah :
a. Bahaya bagi diri sendiri, antara lain : rusaknya sel saraf, efek adiksi
(keta-gihan) yang berujung pada perbuatan kriminal karena jalan apapun
ditempuh untuk mendapatkannya, gejala putus obat yang berakibat penderitaan
badan yang sangat hebat, dapat menyebabkan penyakit jantung, ginjal, dan liver,
merusak pankreas, resiko cacat pada janin, kelainan sex, gangguan metabolisme,
resiko kanker, dan kematian.
b. Bahaya bagi keluarga : kerusakan pada individu berdampak langsung
pada keluarga sehingga terjadi broken home atau disharmonis.
c. Bahaya bagi sosial : pencurian dan perampokan, mengganggu keamanan
dengan ngebut atau perkelahian, dan pemerkosaan atau perbuatan mesum.
Akibat yang berbahaya adalah tertularnya virus HIV penyebab penyakit
AIDS yang sampai saat ini belum ada obatnya. Tertularnya virus HIV ini disebabkan
penggunaan jarum suntik secara bersama-sama.
5. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Penanggulangan narkoba memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik
keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan
yang terorganisir, para mafia mempunyai jaringan yang tidak mengenal batas negara,
kelas ekonomi, dan umur. Mereka memanfaatkan teknologi yang canggih dan kerja
yang rapi. Kejahatan narkoba menghasilkan banyak uang sehingga menjadi jalan
pintas bagi orang-orang yang putus asa.
11
Pemerintah perlu tegas dalam menegakkan Undang-undang Narkoba. Peme-
rintah mempunyai andil yang besar dalam upaya menutup jaringan peredaran dan
mengancam para pemakai, pengedar, pemasok, pengimpor, dan yang sengaja
menyimpan tanpa ijin dengan hukuman pidana yang berat. Beberapa landasan hukum
tentang narkoba antara lain :
a. UU RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika pasal 74 sampai 100. pada
UU ini dibahas ketentuan pidana penyalahgunaan narkotika. Para penyimpan
tanpa ijin, pemakai pengedar, pembuat, pemasok, dan pelindung dari kegiatan
yang berkaitan dengan narkotika tanpa ijin akan dihukum pidana 6 bulan sampai
10 tahun dan denda 100 juta sampai 5 milyar rupiah.
b. UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Pada UU ini dibahas
ketentuan pidana penyalahgunaan psikotropika. Para penyimpan tanpa ijin,
pemakai pengedar, pembuat, pemasok, dan pelindung dari kegiatan yang berkaitan
dengan psikotropika tanpa ijin akan dihukum pidana 3 tahun sampai 20 tahun dan
denda 60 juta sampai 5 milyar rupiah.
c. Per. Men. Kes. No. 782/Menkes/Per/VII/1996 tentang Obat Keras
Kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba yang merusak secara fisik
maupun psikis sangat penting. Masyarakat dapat berperan :
1) memberi informasi jalur-jalur peredaran dan adanya pemakaian narkoba,
2) saling menyadarkan akan dampak secara sosial kepada anggota masyarakat
misalnya dengan penyuluhan tentang bahaya narkoba.
3) menjaga kesehatan hubungan antar sesama dan memberi pendidikan nilai-nilai
tata krama kehidupan, karena banyak remaja pecandu narkoba karena terpengaruh
oleh lingkungan.
4) memberi sanksi terhadap pelanggaran tata krama masyarakat.
Keluarga berperan mendidik anggota keluarga menjadi manusia yang
bertaqwa yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan maksiat. Keluarga juga
berperan menciptakan kondisi yang harmonis saling membantu permasalahan
anggota keluarga. Data penelitian bahwa remaja pecandu narkoba biasanya berasal
dari keluarga yang mapan namun kurang perhatian atau ada masalah dalam
keluarganya.
12
Seseorang yang ketergantungan pada suatu jenis Narkoba memerlukan
pertolongan, baik secara emosional maupun farmakologis dalam menyembuhkan-
nya. Pecandu harus memikul gejala-gejala efek dari pemutusan pemakaian obat
tersebut (withdrawal effect).
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain :
a. Pengenalan Gejala
Masyarakat dapat mengenali dan mendeteksi secara dini terhadap anggota
masyarakat di sekitarnya melalui ciri-ciri perubahan fisik dan psikis si penderita,
yaitu seperti tercantum pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Ciri-ciri Fisik dan Psikis Penderita Ketergantungan Narkoba
No. Perubahan Fisik dan Psikis1. Kehilangan nafsu makan atau sebaliknya secara drastis. Ada perubahan
kebiasaan makan, misalnya jam makan. Ada penurunan berat badan dengan sebab tidak jelas.
2. Jalannya lebih lambat, terhuyung-huyung dan menabrak sesuatu.3. Koordinasi gerakan kacau, sering menjatuhkan benda yang dipegang.4. Tangan gemetar, selalu basah atau berkeringat.5. Tubuh dan kepala bergerak secara berlebihan.6. Sulit tidur di malam hari, gelisah, ada perubahan pola tidur seperti tidur
lebih lama dan bangun lebih siang. Menjadi amat malas.7. Mata sering mengalami perubahan, merah, bengong, pandangan kosong8. Wajah kuyu, pucat, dan sembab.9. Ada bau aneh dari pernafasan, badan dan pakaian,10. Terlihat aneh, banyak bicara dan tertawa berlebihan.11. Sering batuk dan pilek.12. Tidak buang air besar selama berhari-hari13. Ada bekas tusukan jarum di tangan atau kakinya14. Sering mual, muntah, atau berkeringat secara berlebihan.15. Sering keluar malam tanpa alasan yang jelas dan menginap di rumah teman,
terutama teman yang baru16. Kepribadian atau sikap berubah secara drastis17. Mempunyai teman baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh temannya dan
tidak mau menceritakan, serta menghindari teman-teman lama.18. Apakah ada teman barunya yang pecandu19. Prestasi menurun, sering terlambat atau bolos 20. Kebiasaan di keluarga berubah, kehilangan minat beraktivitas dalam
keluarga21. Pelupa dan perhatian terhadap hal-hal kecil sangat berkurang22. Kehilangan motivasi dan energi, bersikap masa bodoh, mudah putus asa
tetapi juga mudah tergoda23.
13
Gelisah dan ketakutan berlebih seperti ada yang mengancam24. Sering menyendiri, tidak mau diganggu dan sulit ditemui25. Perilakunya terlihat menyembunyikan rahasia dan berbohong26. Sering mengalami kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor27. Kebutuhan uang meningkat dan meminta uang dengan alasan tidak jelas,
bahkan berusaha mencuri uang atau barang28. Tidak peduli kebersihan dan jarang mandi
b. Pertolongan Pertama
Pada kondisi pingsan, maka tindakan yang harus dilakukan adalah dengan
memisahkannya dari keramaian, diusahakan dibawa ke tempat yang udaranya bersih,
sedangkan bila si penderita mengamuk maka perlu dijaga agar tidak timbul
perkelahian atau menyakiti diri. Selanjutnya perlu dijaga agar pernafasan dan
sirkulasi darah tetap stabil, dan apabila sudah tenang kita bawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Ada beberapa orang yang mampu berhenti minum obat tanpa mengalami
masalah karena efek putus obat tersebut, namun hal ini jarang sekali terjadi.
Pertolongan bagi penderita ketergantungan obat lebih baik didaftarkan pada suatu
lembaga perawatan khusus atau klinis, terutama bila penghentian obat tersebut
mengakibatkan gejala yang berat dan memerlukan perhatian khusus. Gejala putus
obat bervariasi, tergantung pada jenis obat yang dipakainya, diantaranya : keringat
dingin, mengkhayal, gemetar, kegelisahan yang ekstrim, halusinasi, kejang, mual dan
muntah, dan cemas. Tindakan yang paling tepat adalah segera membawa orang
tersebut ke ruang gawat darurat rumah sakit.
6. PANDANGAN BERBAGAI AGAMA TENTANG NARKOBA
Penduduk Indonesia adalah masya-rakat yang religius, apapun kepercayaan
agamanya. Setiap agama mengatur tentang perlindungan terhadap jiwa, harta, akal,
dan keturunan. Berikut ini pandangan berbagai agama yang ada di Indonesia
terhadap penyalahgunaan NARKOBA :
a. Pandangan Agama Islam
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna karena
dilengkapi de-ngan akal pikiran dan nafsu. Peran akal pi-kiran adalah mengendalikan
perilaku dan nafsu, sehingga Islam mengandung norma untuk perlindungan akal dari
14
hal-hal yang dapat merusak, seperti larangan khamar (minuman keras), perjudian,
dan zat lain yangdapat merusak kesehatan akal.
Surat Al-Maidah ayat 90 yang artinya : “Wahai orang yang beriman, sebe-
narnya (minum) khamar, berjudi (korban un-tuk berhala), mengundi nasib dengan
anak panah, adalah perbuatan keji, termasuk per-buatan syetan, maka jauhilah, agar
kamu mendapat keberuntungan”. Menurut Amirul Mukminin Umar bin Khatab,
khamar adalah segala ssuatu yang menutup akal, sedang-kan narkotika
(mukhaddirat : bhs Arab) adalah zat yang dapat melemahkan akal. Dalam Islam,
narkotika sering disebut hasyisy, dimana menurut Ibnu Taymiyah hasyisy itu
(hukumnya) haram, dan orang yang meminumnya dikenakan hukum sama seperti
orang yang minum khamar. Berda-sarkan hal tersebut, maka NARKOBA seba-gai
barang yang dapat merusak akal pikiran si pemakai berarti merupakan barang haram
yang tidak boleh digunakan.
b. Pandangan Agama Kristen
Tubuh manusia adalah tempat Tuhan datang mengunjungi umatnya,
sehingga ma-nusia perlu penjaga roh, jiwa, dan tubuhnya dari hal-hal yang merusak.
Tubuh itu rumah Allah dan Roh Kudus, karena itu harus dipe-lihara, dijaga, dan
disucikan, jangan sampai melakukan dosa. Sebagaimana firman Tu-han ; “ Sucikan
dirimu dari semua hal yang mencemarkan jasmani dan rohani, supaya kedudukanmu
sempurna di dalam takut Allah (Korintus 7 : 1). Oleh karena NAR-KOBA dapat
merusak tubuh, baik jiwa, raga, maupun akal pikiran, maka menurut agama
Kristenpun berarti penggunaan NARKOBA tidak diperkenankan.
c. Pandangan Agama Hindu
Agama Hindu memang memandang semua barang yang ada di dunia ini
sama, karena barang sekecil apapun pasti akan membantu kehidupan. Hanya pikiran
yang dapat membedakan suatu benda yang sa-ma, dan kekacauan pikiran dapat
menim-bulkan perbedaan tanggapan terhadap ben-da yang sama. Hal ini berarti
dalam ajaran agama Hindu, bila seseorang pikirannya kacau, maka bisa saja barang
yang harus-nya dapat digunakan dan diambil manfa-atnya menjadi disalahgunakan.
Salah satu contohnya, NARKOBA sebenarnya di bidang kesehatan bermanfaat,
15
tetapi bagi penggu-nanya karena pikirannya sudah mengalami kekacauan, maka
justru digunakan sebagai perusak tubuhnya.
d. Pandangan Agama Budha
Agama Budha mangajarkan pada umatnya Panca Sila Budhis atau lima
disiplin moral yaitu : (1) Panti pala vermani sikkha-padhan samadiyani = aku
bertekad melatih diri menghindari pembunuhan mahkluk, (2) Adinnadan veramani
sikkhapadar samadi-yami = Aku bertekad melatih diri menghin-dari barang yang
bukan miliknya, (3) Kame-su miccacara veramar sikkhapadam samadi-yami = aku
bertekad melatih diri menghindari asusila, (4) Musavada veramani sikkhapa-dam
samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar (dus-
ta) dan jenis lainnya, dan (5) Surameraya majjapamadatthana veramar sikkhapadam
samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari minuman keras obat-obat terla-
rang yang menyebabkan mabuk & melemah kan. Kelima disiplin moral tersebut
menun-jukkan bahwa umat Budha-pun melarang penggunaan narkoba sebagai obat
terla-rang, karena menyebabkan mabuk dan melemahkan.
e. Pandangan Agama Katholik
Pada dasarnya setiap bentuk penya lahgunaan NAPZA, menurut penganut
aga-ma Katholik bertentangan dengan moral kristiani & pada ujungnya akan
menyebab-kan kehancuran beragama, bermasyarakat dan bernegara.
Penyalahgunaan NAPZA sebagai Masalah Global yang berakar pada Konsu-
merisme. Menurut Paus Yohannes Paulus II dalam surat gembalanya Centesimu
Annus Konsumerisme digambarkan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hanya
berda-sarkan selera yang tidak menghiraukan kenyataan pribadinya sebagai makhluk
yang berakal.
C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Semakin maraknya berita di media massa yang setiap hari menampilkan
tentang Narkoba, baik tentang pengedarnya maupun pemakainya memiliki pengaruh
yang kuat terhadap masyarakat sebagai penikmat siaran televisi, khususnya bagi
remaja mengingat pengguna Narkoba sebagian besar berasal dari usia remaja.
Remaja yang berada pada tahap pencarian identitas diri selalu memiliki keinginan
16
untuk mencoba sesuatu yang baru yang terkadang tidak memikirkan akibatnya, baik
bagi dirinya, keluarganya, maupun masyarakat sekitarnya. Hal ini karena sebagian
remaja tidak memiliki cukup bekal pengetahuan tentang Narkoba dan bahayanya
bagi kesehatan dan masa depannya.
Siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo sebagian besar berasal dari
pedesaan sehingga jarang mendapatkan perhatian dan sentuhan dari Pemerintah
maupun LSM dalam hal penyuluhan tentang Narkoba. Oleh karena itu pada
kesempatan ini mereka dipilih sebagai sasaran Pengabdian kepada Masyarakat
dengan tujuan agar mereka memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang bahaya
Narkoba, sehingga dapat membatasi diri dan mengantisipasi bilamana diantara teman
bergaulnya ada yang mempengaruhi untuk menggunakan Narkoba. Dengan demikian
masa depan mereka terselamatkan dari pengaruh Narkoba.
Berdasarkan analisis situasi dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah kegiatan ini mampu memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi
kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo ?
2. Apakah kegiatan ini bermanfaat bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten
Kulon Progo dalam menyadarkan mereka akan pentingnya melakukan pencegahan
diri terhadap pengaruh Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah
dan di rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa yang dapat
menghan-curkan masa depannya ?
D. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan melalui PPM ini bertujuan untuk :
1. Memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan
siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo.
2. Memberikan pemahaman pentingnya kesadaran siswa SMP dan SMA di
Kabupaten Kulon Progo dalam melakukan pencegahan diri terhadap pengaruh
Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di rumah,
lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa yang dapat menghancurkan masa
depannya.
17
E. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan melalui PPM ini diharapkan bermanfaat bagi
masyarakat dalam :
1. Memberikan bekal pengetahuan tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan
masa depan remaja (pemuda – pemudi), sehingga mereka dapat mengantisipasi
adanya pengaruh penggunaan Narkoba yang dapat terjadi akibat pergaulan dengan
sesama teman, tetangga, dan masyarakat sekitar.
2. Memberikan bekal kepada remaja untuk dapat andil dalam pencegahan
penggunaan Narkoba oleh teman-teman mereka dan masyarakat di sekitarnya,
sekaligus membantu Pemerintah dalam usaha mencegah peredaran Narkoba di
lingkungannya dan melindungi keluarga mereka dari bahaya Narkoba yang dapat
merusak kehidupannya.
3. Mengkaderisasi mereka untuk dapat menularkan pengetahuan tentang bahaya
Narkoba yang diperoleh dari penyuluhan ini kepada teman di rumah maupun
sekolah, keluarga, saudara, dan masyarakat di sekitar dusun tersebut dalam rangka
mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan Narkoba yang dapat terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
18
BAB II
METODE KEGIATAN PPM
A. KHALAYAK SASARAN KEGIATAN PPM
Kegiatan ini ditujukan bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo.
Untuk mencapai efektivitas akan diundang 50 siswa (25 dari SMP dan 25 dari SMA)
dan satu guru pendamping, sehingga keseluruhan peserta penyuluhan yang diharap-
kan berjumlah 100. Undangan dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo
dengan harapan mempermudah perijinan siswa dan guru di sekolah masing-masing.
Agar penyuluhan ini benar-benar bermanfaat secara luas, maka setiap peserta
diharapkan mampu menularkan ke teman-temannya yang ada di sekolah yang sama.
B. METODE KEGIATAN PPM
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, diskusi, dan
tanya jawab tentang permasalahan yang berkaitan dengan bahaya Narkoba bagi
kesehatan dan masa depan remaja. Pada penyuluhan ini peserta juga diajarkan
bagaimana cara-cara mendeteksi secara dini seseorang yang terkena Narkoba dengan
melihat ciri-cirinya yang dikemas dalam bentuk lembar observasi agar mereka dapat
andil dalam mengantisipasi secara dini menyebarnya penggunaan Narkoba di
lingkungannya. Selain itu juga dilakukan penayangan 2 judul film tentang bahaya
Narkoba dan kisah nyata korban Narkoba. Kesemua metode tersebut diterapkan
bersama-sama dalam acara penyuluhan selama 1 hari di tempat yang ditentukan.
19
Keberhasilan / efektivitas kegiatan penyuluhan ini diukur dari penguasaan
materi tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA
yang dilihat dari ada tidaknya perbedaan hasil pre-test dan pos-test yang mereka
kerjakan. Soal evaluasi untuk pre-test dan post-test dibuat sama, yaitu berbentuk
pilihan ganda 4 option berjumlah 30 soal seperti pada Lampiran 12. Evaluasi juga
dilakukan untuk mengetahui bermanfaat tidaknya penyuluhan ini dengan cara
mengumpulkam masukan dari peserta. Setiap peserta diharapkan mengisi angket
seperti Lampiran 13 yang telah disediakan pada akhir kegiatan.
Adapun kisi-kisi soal evaluasi tersebut sebagai berikut :
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi
No. Aspek Nomor Butir Angket Jumlah1. Bahaya Narkoba dari segi hukum 1, 2, 3, 4, 5 52. Akibat Psikologis Pengguna Narkoba 6, 7, 8, 9, 10 53. Jenis-jenis Narkoba dan efeknya bagi
kesehatan11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 12
4. Pandangan Agama tentang Narkoba 23, 24, 25, 26 45. Upaya-upaya Pencegahan Narkoba 27, 28, 29, 30 4
JUMLAH 30 30
C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PPM
Bagi remaja yang masih mengenyam pendidikan di sekolah, pengetahuan
tentang bahaya Narkoba mungkin tidak pernah diberikan secara intensif dan
terprogram oleh sekolah, atau bahkan belum pernah ada program penyuluhan
Narkoba di sekolah mereka.
Berkaitan dengan hal itu, maka perlu dilakukan suatu penyuluhan tentang
bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan masyarakat, khususnya remaja
seperti siswa SMP dan SMA agar mereka benar-benar mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari penyalahgunaan Narkoba, baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dan
masyarakat. Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam program penyuluhan ini,
maka akan dilibatkan berbagai pihak, yaitu :
1. Polda Kulon Progo untuk menjelaskan bahaya Narkoba dari segi
hukum, termasuk UU dan PP yang yang dapat menjerat pengguna atau pengedar
Narkoba.
20
2. Psikolog (Dosen Psikologi UNY) yang akan menjelaskan
bagaimana dampak penyalahgunaan Narkoba & bahayanya bagi remaja.
3. Pimpinan Granat (Gerakan Anti Narkoba) sebagai salah satu
lembaga yang men-fokuskan pada penanggulangan penyebaran Narkoba, yang
akan menjelaskan bagaimana penanganan penyalahgunaan Narkoba di DIY.
4. Eks-user (mantan pemakai Narkoba) yang tergabung dalam Granat
Yogyakarta. Tujuan mendatangkan eks-user adalah agar remaja mengetahui secara
jelas dan nyata dari seseorang yang benar-benar pernah memakai Narkoba dan
akibat-akibat yang harus diterima ketika ia memakai Narkoba, sehingga timbul
rasa ngeri dan takut secara pribadi pada diri remaja yang menjadi peserta
penyuluhan, yang akhirnya menimbulkan kesadaran untuk tidak memakai
Narkoba.
Selain keempat pihak yang dilibatkan tersebut, dari Tim Penyuluh sendiri
akan memaparkan bahaya Narkoba dari segi keilmuan, terutama penjelasan
bagaimana mekanisme obat-obatan yang termasuk Narkoba dalam merusak sistem
saraf mereka serta bahaya berbagai jenis Narkoba terhadap kesehatan. Bahaya
Narkoba juga akan dipaparkan melalui tinjauan berbagai agama yang ada di
Indonesia untuk lebih memberikan kesadaran dari segi keimanan mereka bahwa
semua agamapun ternyata juga melarang penggunaan Narkoba.
Untuk menunjukkan bahaya Narkoba secara konkrit juga akan ditayangkan 2
film sekaligus, yaitu film mengenai bahaya Narkoba dan kisah nyata korban Narko-
ba. Dengan demikian materi penyuluhan benar-benar komprehensif dalam memberi-
kan bekal pengetahuan tentang bahaya Narkoba bagi khalayak sasaran kegiatan ini.
Selanjutnya diharapkan pengetahuan ini dapat ditularkan kepada teman, saudara, dan
masyarakat di sekitarnya, sehingga penyuluhan ini benar-benar bermanfaat bukan
saja untuk khalayak sasaran, tetapi dapat mencakup lingkup yang lebih luas.
D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Faktor pendukung yang membantu kelancaran kegiatan penyuluhan bahaya
dan cara penanggulangan penyalahgunaan Narkoba bagi siswa SMP dan SMA ini
adalah dana PPM Program Reguler yang diberikan UNY Tahun anggaran 2009 turun
tepat pada waktunya, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan yang dibutuhkan di
21
lapangan saat itu. Selain itu, siswa-siswa yang diundang oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Kulon Progo (melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo,
Bapak Muham-mad Mastur, BA) adalah semua SMP dan SMA yang ada di wilayah
Kabupaten Kulon Progo, terutama sekolah yang memang relatif masih membutuhkan
informasi tentang Narkoba, dan sekolah-sekolah yang relatif jarang tersentuh
kegiatan serupa, sehingga ketika penyuluhan berlangsung mereka lebih serius dan
antusias mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan. Selain siswa, guru pendamping
juga ikut serta dalam kegiatan penyuluhan ini, sehingga menambah semaraknya
kegiatan ketika berlangsung, terutama ketika session tanya jawab dibuka. Undangan
peserta dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo juga merupakan faktor
keberhasilan kegiatan ini, karena bagaimanapun sekolah-sekolah akan lebih taat jika
yang mengundang Dinas yang membawahinya daripada undangan dari Tim PPM
UNY.
Anggota Tim PPM yang terlibat sebanyak 3 orang juga merupakan faktor
pendukung keberhasilan kegiatan ini, karena Tim ini sudah sering melakukan
penyuluhan Narkoba dan latar belakang bidang ilmu yang ditekuni sesuai materi
penyuluhan, sehingga hal ini sangat mendukung kelancaran penyampaian materi dan
memberikan kepuasan jawaban pertanyaan peserta yang berkaitan dengan masalah-
masalah Narkoba di lapangan.
Faktor pendukung lainnya adalah keramahan Bapak Kepala Dinas Kabupaten
Kulon Progo beserta jajaran stafnya yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan ini,
sehingga benar-benar mendukung kelancaran kegiatan penyuluhan dari awal
koordinasi sampai selesainya seluruh rangkaian kegiatan. Selain itu pelibatan Granat
(Gerakan Anti Narkoba) Yogyakarta yang dihadiri Ketua (Bapak Imam Ghozali,
S.Ag, M.Si) dan salah satu anggotanya yang merupakan eks-user (mantan pemakai)
yang bernama Sofie Andreyefana Bachren Kosu, A.Md merupakan daya tarik
tersendiri bagi peserta penyuluhan, terbukti ketika eks-user selesai bercerita tentang
pengalamannya menjadi seorang pemakai Narkoba hingga sampai pada perjalanan
“insaf’, banyak sekali pertanyaan terlontar dari para peserta. Demikian pula adanya
Psikolog (Ibu Rosita Endang Kusmaryani, SP.Si, M.Si) yang memaparkan dampak
psikologis korban Narkoba juga banyak pertanyaan bermunculan dari para peserta.
Kasat Narkoba POLRES Kulon Progo dalam hal ini diwakili oleh Bapak AIPTU
22
Sutanto dan beberapa staf yang menyertainya juga sangat mendukung keberhasilan
kegiatan ini, karena selain isi ceramahnya yang lengkap tentang UU dan PP yang
berkaitan dengan Narkoba, juga membawa contoh berbagai bentuk Narkoba yang
ada di pasaran saat ini, sehingga peserta tahu bentuk sesungguhnya Narkoba.
Kegiatan ini juga diliput oleh Yogya TV dan disiarkan pada malam harinya
dalam acara “Berita Yogyakarta”. Penyiaran kegiatan ini melalui televisi daerah
diharapkan mampu menginspirasi institusi lain untuk melakukan kegiatan serupa.
Selain itu sebagai informasi kepada masyarakat umum, khususnya di wilayah DIY
bahwa Universitas Negeri Yogyakarta melalui kegiatan Tim PPM ini juga memiliki
kepedulian terhadap penyelamatan generasi muda melalui penyuluhan Narkoba.
Kehadiran seluruh pendukung acara ini seperti yang direncanakan dengan
tepat waktu, baik Bapak Kepala Dinas Kabupaten Kulon Progo yang berkenan
memberi sambutan sekaligus membuka acara, penyuluh / pemateri, dan peserta
kegiatan penyuluhan dalam mengikuti penyuluhan dengan seksama hingga
berakhirnya kegiatan merupakan bentuk dukungan yang sangat baik bagi kelancaran
PPM ini.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini terutama
disebabkan jarak lokasi untuk kegiatan penyuluhan yang terlalu jauh dari tempat
tinggal Tim PPM, penyuluh, dan juga semua peserta penyuluhan, sehingga acara
dimulai mundur 30 menit dari yang direncanakan. Faktor penghambat lainnya adalah
berkaitan biaya yang membengkak dari yang diperkirakan sebelumnya, karena
ternyata Dinas Kabupaten Kulon Progo tidak memiliki kantong dana cadangan yang
diperuntukkan untuk kegiatan-kegiatan insidental seperti kegiatan penyuluhan ini,
sehingga dari aspek pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ini Dinas tidak dapat
memberikan bantuan finansial. Dengan demikian semua biaya, mulai dari sewa
tempat dan sound system, honor staf Dinas Pendidikan Kabupaten yang terlibat
dalam kegiatan ini, dan pemeliharaan kebersihan ditanggung Tim PPM. Selain itu
jarak tempat kegiatan yang terlalu jauh membawa dampak honor untuk setiap
penyuluh disesuaikan.
Meski semua masalah pembiayaan sudah teratasi dengan baik, namun
menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi Tim PPM dalam pelaksanaan PPM di
masa mendatang, terutama tentang lokasi KKN yang benar-benar kondusif ditinjau
23
dari berbagai aspek dan perlunya menanyakan terlebih dahulu kepada instansi yang
akan dijadikan mitra kerja tentang ada tidaknya kegiatan yang akan dilakukan dalam
rancangan program kerja instansi tersebut.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PPM
A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM
Pada tahap persiapan, Tim program Pengabdian Pada Masyarakat menga-
dakan pertemuan anggota tim yang dilanjutkan dengan pembagian kerja. Anggota
Tim yang bertugas menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo
segera menemui untuk memohon ijin pengadaan kegiatan dan kerjasama dalam
kegiatan ini, serta memohon masukan dan saran tentang peserta, tempat, dan waktu
pelaksanaan. Pada kegiatan PPM ini sebagai sasaran adalah siswa-siswa SMP dan
SMA di Kabupaten Kulon Progo. Anggota yang lain bertugas mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, seperti LCD, makalah,
transportasi, dokumentasi, dan sebagainya.
Berdasarkan kesepakatan dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon
Progo yang dilimpahkan kepada Bapak Kasi Kurikulum dan Pengendalian Mutu
Pendidikan Bidang Dikmen, yaitu Bapak Drs. Haryono, maka untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan ini undangan akan dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Kulon Progo dengan pertimbangan sekolah-sekolah yang diundang akan lebih taat
untuk menghadirinya. Atas saran Bapak Drs. Haryono, Tim PPM menggunakan
tempat kegiatan di Aula Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo untuk
mempermudah koordinasi jika ketika berlangsungnya kegiatan membu-tuhkan segala
24
sesuatu secara mendadak. Menjelang dilaksanakannya kegiatan dipersiapkan daftar
hadir peserta dan penyuluh dan penggandaan makalah oleh Tim PPM.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten
Kulon Progo, Jl. Sutijab, Wates, Kulon Progo, pada hari Selasa, tanggal 8 September
2009 dari jam 08.00 – 14.00. Peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 70 peserta (25
siswa SMP dan 12 siswa SMA, 25 guru pendamping SMP dan 13 guru pendamping
SMA), sedangkan tamu undangan sebanyak 15 orang. Dengan kehadiran peserta
yang relatif banyak ini merupakan sesuatu yang menggembirakan, karena berarti
kegiatan ini telah berhasil menarik minat siswa untuk mengikutinya.
Kegiatan penyuluhan ini dihadiri dan dibuka oleh Bapak Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, yaitu Bapak Muhammad Mastur, BA. Beliau
menyempatkan diri hadir dalam kegiatan ini, meski sebenarnya ada kegiatan lain
yang bersamaan waktunya. Menurut beliau, kegiatan penyuluhan Narkoba seperti ini
harus bisa dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat, karena hal ini
merupakan bentuk manifestasi konkrit kepedulian golongan intelektual yang berasal
dari kampus terhadap pemenuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Sambutan
juga disampaikan oleh ketua Tim PPM, yaitu Ibu Das Salirawati, M.Si yang
menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan penyuluhan Narkoba berkelanjutan,
karena tahun sebelumnya dilakukan di Kabupaten Bantul, Sleman, dan tahun 2009
ini giliran Kulon Progo. Menurutnya, direncanakan tahun depan (2010) akan
dilakukan penyuluhan yang sama di Kabupaten Gunung kidul.
Setelah pembukaan, kegiatan penyuluhan dilanjutkan dengan pemberian pre-
test kepada peserta sebagai penjajagan seberapa banyak pengetahuan yang mereka
miliki tentang Narkoba sebelum mengikuti penyuluhan ini. Hal ini penting untuk
mengetahui efektivitas kegiatan penyuluhan yang dilakukan.
Setelah pre-test dilanjutkan inti acara, yaitu penyuluhan. Berikut ini nama-
nama penyuluh beserta materi penyuluhannya yang disampaikan pada kegiatan ini.
Tabel 3. Daftar Nama Penyuluh dan Materi Penyuluhan
No. Nama Penyuluh Materi Penyuluhan 1. AIPTU Sutanto UU dan PP tentang Narkoba dan Psikotropika2. Rosita Endang Kusmaryani,
S.P, Si, M. SiMengenal Bahaya Narkoba Bagi Remaja
3. Imam Ghozali, S.Ag., M. Si
25
4. Sofie Andreyefana Bachren Kosu, A.Md
Kisah Perjalanan Pahit Ketika Menjadi Pecandu Narkoba.
5. Das Salirawati, M.Si Mekanisme Perusakan Otak Akibat Narkoba 6. Eddy Sulistyowati, Apt, MS Mengenal Narkoba dan Jenis-jenisnya7. Erfan Priyambodo, M.Si Narkoba Ditinjau dari Sisi Berbagai Agama
Di Indonesia
Setelah selesai satu materi penyuluhan, kemudian diikuti session diskusi dan
tanya jawab. Diskusi dan tanya jawab sengaja dilakukan untuk setiap materi penyu-
luhan agar peserta tidak terlalu lama menunggu informasi lanjut yang diinginkan
yang berkaitan dengan materi tersebut. Penyampaian materi penyuluhan berikutnya
dilakukan sama seperti itu sampai seluruh materi penyuluhan yang direncanakan
tersampaikan kepada peserta penyuluhan.
Setelah seluruh rangkaian ceramah / penyuluhan selesai, kemudian peserta
diberi post-test untuk melihat seberapa banyak pengetahuan mereka bertambah
setelah mendengarkan materi penyuluhan yang disampaikan seluruh penyuluh.
Terakhir, peserta mengisi lembar angket yang berisi ada tidaknya manfaat
penyuluhan ini bagi mereka serta masukan yang dapat diberikan untuk kegiatan
serupa di lain waktu.
Adapun hasil pre-test dan post-test dari seluruh peserta penyuluhan adalah :
Tabel 4. Nilai Pre-test dan Post-test
Jumlah Peserta Rata-rataPre-test Post-test
25 siswa SMP4,13 4,94
12 siswa SMA
(data selengkapnya di Lampiran 21)
Skor hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya perbedaan pemahaman
siswa peserta penyuluhan ini sebelum (pre-test) sebesar 4,13 dan sesudah (post-test)
penyuluhan sebesar 4,94. Hal ini berarti kegiatan penyuluhan yang dilakukan efektif
dalam memberikan pemahaman kepada peserta (siswa SMP dan SMA) tentang
bahaya dan cara penanggulangan penyalahgunaan Narkoba.
B. PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM
26
Kegiatan Penyuluhan “Upaya Penyelamatan Generasi Muda Melalui
Penyuluhan Pengetahuan Bahaya dan Cara Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba” bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo ini terlaksana
dengan baik dan lancar berkat dukungan semua pihak, baik dari Kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten Kulon Progo beserta staf, khususnya Bapak Drs. Haryono
selaku Kasi Kurikulum dan Pengendalian Mutu Pendidikan Bidang Dikmen, maupun
seluruh penyuluh yang terlibat dalam kegiatan ini, termasuk Tim PPM yang dengan
semangat tinggi bertekad melaksanakan PPM ini dengan sebaik-baiknya. Antusiasme
seluruh peserta penyuluhan membuat kegiatan ini terlihat semarak dan meriah. Hal
ini ditunjukkan dengan kehadiran mereka sesuai dengan undangan, bahkan beberapa
diantaranya hadir sebelum jam 08.00.
Kegiatan ini juga dapat terlaksana karena adanya dukungan dana PPM
Program Reguler Universitas Negeri Yogyakarta Tahun Anggaran 2009 yang cukup
memadai dalam memberikan motivasi bagi Tim untuk melaksanakan kegiatan PPM
ini dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan ini disebabkan adanya keyakinan bahwa
kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat dan tepat sasaran, baik
ditinjau dari wilayah yang menjadi target kegiatan maupun isi penyuluhan yang akan
dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan peserta saat ini. Banyaknya SMP dan
SMA di wilayah Kabupaten Kulon Progo tentu tidak seluruhnya tersentuh kegiatan
ini secara merata, sehingga harapannya kegiatan ini dapat ditularkan oleh peserta di
lingkungan sekolah maupun masyarakat tempat tinggalnya.
Sebelum penyuluhan dimulai, setelah dibuka Bapak Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Kulon Progo, yaitu Bapak Muhammad Mastur, BA, peserta diminta
mengerjakan pre-test sebagai penjajagan pengetahuan awal mereka tentang Narkoba.
Seluruh peserta terlihat serius dalam mengerjakan soal dalam pre-test ini.
Kegiatan penyuluhan diawali dengan materi tentang “UU dan PP Narkoba
dan Psikotropika”. Selain ditayangkan gambar melalui LCD juga dibawakan contoh
jenis-jenis Narkoba dan psikotropika yang diperlihatkan kepada peserta satu persatu.
Penjelasan dari AIPTU Sutanto sangat lengkap, sehingga ketika dibuka forum tanya
jawab, hanya beberapa peserta yang bertanya.
Penyuluhan berikutnya tentang “Mengenal Bahaya Narkoba Bagi Remaja”
yang disampaikan oleh Ibu Rosita Endang Kusmaryani, S.P, Si, M. Si. Beliau
27
seorang psikolog, sehingga penjelasannya sangat menarik karena dihubungkan
dengan ilmu psikologi. Ada beberapa pertanyaan terlontar dari peserta ketika session
tanya jawab dibuka. Pertanyaan berkisar masalah mengapa remaja lebih rentan
terhadap bahaya Narkoba, dan bagaimana sikap kita jika sahabat kita terkena
Narkoba. Ibu Rosita menanggapi semua pertanyaan dengan sabar dan telaten hingga
memuaskan peserta yang bertanya.
Session paling semarak adalah ketika Ketua Granat dan eks-user berbicara
mengenai penanganan penyalahgunaan Narkoba di DIY khususnya dan Indonesia
umumnya, dan pengalaman pahit eks-user ketika menjadi pecandu. Pada session ini
dihujani banyak pertanyaan, dari hal yang sederhana sampai yang menggelitik untuk
disimak dan diikuti. Bapak Imam Ghozali, S. Ag, M.Si selaku ketua Granat dengan
jelas menjawab semua pertanyaan. Demikian juga Sofie sebagai eks-user yang paling
banyak ditanya, dengan penuh kesabaran ia mampu menjawab dengan sangat
memuaskan. Satu hal yang mengagumkan dari diri pribadi Sofie adalah meskipun
kadang-kadang pertanyaannya menyangkut kehidupan pribadinya, tetapi ia tidak
keberatan sama sekali untuk menjawab dan berbagi pengalaman yang sangat ingin
didengar para peserta. Bahkan kadang-kadang ia berhenti sejenak dan menghela
nafas sebelum menjawab pertanyaan yang menyingkap masa lalunya yang pahit.
Penyuluhan terakhir adalah oleh ketiga anggota Tim secara paralel, yaitu Ibu
Das Salirawati, Ibu Eddy Sulistyowati, Apt., MS, dan Bapak Erfan Priyambodo,
M.Si yang menyampaikan materi berturut-turut tentang “Mekanisme Perusakan Otak
Akibat Narkoba”, “Mengenal Narkoba dan Jenis-jenisnya”, dan “Narkoba Ditinjau
dari Sisi Berbagai Agama Di Indonesia”. Meskipun merupakan materi terakhir dan
waktu sudah menunjukkan jam 13.00, namun antusiasme peserta tidak berkurang,
bahkan tak satupun peserta yang meninggalkan ruangan. Pemaparan materi ini lebih
menekankan pada tinjauan keilmuan yang berkaitan dengan mekanisme rusaknya
otak akibat pengkonsumsian Narkoba yang terus menerus. Banyak pertanyaan
dimunculkan ketika session tanya jawab dibuka. Beberapa pertanyaan dan jawaban
terdapat pada Lampiran 6.
Pada akhir penyuluhan, peserta diminta mengerjakan kembali post-test yang
soalnya sama dengan soal pre-test. Hal ini sebagai cara untuk mengetahui efektivitas
kegiatan penyuluhan yang dilakukan.
28
Untuk mengetahui kemanfaatan dari kegiatan penyuluhan ini, maka semua
peserta diminta mengisi angket. Hasil pengisian angket inilah yang dapat digunakan
sebagai dasar penting tidaknya kegiatan ini dilanjutkan di lain waktu dan kesempatan
yang berbeda. Selain itu, dari data angket juga diketahui berbagai saran dan masukan
yang sangat berguna untuk perbaikan kegiatan di masa mendatang. Meskipun jumlah
peserta yang hadir sebanyak 70 orang, namun yang mengembalikan angket evaluasi
hanya 56 peserta. Tidak diketahui mengapa 14 peserta tidak mengisi angket, padahal
diberikan waktu 10 menit untuk mengisinya. Hasil pengisian angket peserta
menunjukkan 100% (56 peserta) memandang kegiatan penyuluhan ini sangat
bermanfaat bagi mereka dalam memperoleh pengetahuan tentang Narkoba. Sebanyak
23 peserta (41,1%) menyatakan lebih bersikap hati-hati terhadap bahaya narkoba dan
mengetahui cara pencegahan, 16 peserta (28,6%) menyatakan dapat menambah
wawasan, 13 peserta (23,2%) menyatakan lebih mengetahui bahaya narkoba dan
miras, 10 peserta (17,9%) menyatakan lebih mengetahui jenis-jenis narkoba,
sedangkan beberapa peserta menyatakan bahwa dengan penyuluhan ini mereka
mengetahui pengalaman pengguna Narkoba, mengetahui tanda-tanda kecanduan
Narkoba, dan sebagai upaya penyelamatan anak bangsa.
Saran yang disampaikan antara lain : 12 peserta (21,4%) menyatakan perlunya
penyuluhan diadakan keliling dari sekolah ke sekolah, 8 peserta (14,3%) menyatakan
penyuluhan seperti ini lebih digiatkan, 6 peserta (10,7%) menyatakan perlunya
dilakukan penyuluhan untuk guru berbagai mata pelajaran dan mengikutsertakan
orangtua atau komite, serta penyuluhan dilakukan terjadwal setiap tahun / semester, 5
peserta (8,9%) penyuluhan diadakan di ruang terbuka. Beberapa peserta menyam-
paikan saran agar penyampaian materi penyuluhan lebih menarik, ditambah diskusi
dan nara sumber, diberikan buku, tinjauan agama lebih dipertajam, dihadirkan eks-
user dari berbagai kalangan dan usia. Ada dua saran yang saling bertentangan, yaitu
di satu sisi ada yang menyarankan untuk menambah waktu penyuluhan agar materi
dapat tersampaikan tanpa terburu-buru, tetapi di sisi lain ada yang menyarankan
waktu penyuluhan untuk dipersingkat agar peserta tidak jenuh.
Secara umum kegiatan penyuluhan ini berhasil dan tepat sasaran, karena
siswa-siswa SMP dan SMA yang menjadi peserta merasa mendapatkan tambahan
ilmu, bahkan di akhir acara mereka menginginkan kegiatan ini berkelanjutan. Jumlah
29
peserta yang tidak berkurang dari pagi sampai selesai juga merupakan indikasi
bahwa para peserta serius dalam mengikuti kegiatan penyuluhan ini.
Harapan Tim PPM semoga peserta yang hadir pada kegiatan ini berkenan
dengan ikhlas menularkan ilmunya kepada siswa lain, baik yang satu sekolah
maupun beda sekolah yang kebetulan tidak memiliki kesempatan untuk hadir pada
penyuluhan kali ini, sehingga kemanfaatan dari kegiatan ini dapat dirasakan pula
oleh mereka. Pemberian VCD film bahaya Narkoba dan kisah nyata korban Narkoba
diharapkan dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai media penyuluhan bagi masing-
masing sekolah peserta penyuluhan ini, yang mungkin juga dapat diperbanyak
sendiri untuk diberikan kepada sekolah lain yang membutuhkan. Keberhasilan
kegiatan penyuluhan ini juga ditunjukkan adanya perbedaan skor yang diperoleh dari
hasil pre-test terhadap post-test, yaitu 4,13 dengan 4,94.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, menjadi bahan diskusi bagi
kita semua bahwa maraknya penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja (anak
sekolah) merupakan tanggung jawab kita semua. Kegiatan ini hanyalah salah satu
bentuk kepedulian Tim PPM UNY dalam ikut andil membantu penanggulangan dan
antisipasi penyebaran Narkoba saat ini. Semoga Tim-Tim PPM lain di kesempatan
lain melakukan hal serupa dengan sasaran yang berbeda, agar masyarakat merasakan
diperhatikan oleh kalangan akademisi seperti kita ini.
30
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang “Upaya Penyelamatan
Generasi Muda Melalui Penyuluhan Pengetahuan Bahaya dan Cara Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba” di Kabupaten Kulon Progo ini berhasil memberikan bekal
tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA di
Kabupaten Kulon Progo, dan memberikan pemahaman pentingnya kesadaran siswa
SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo, dalam melakukan pencegahan diri
terhadap pengaruh Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di
rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa. Kegiatan ini sangat
menarik dan tepat sasaran, hal ini tercermin dari antusiasme mereka dalam mengikuti
penyuluhan dan mengajukan pertanyaan tentang banyak hal dalam forum diskusi
(tanya jawab). Keberhasilan kegiatan penyuluhan ini ditunjukkan adanya perbedaan
skor yang diperoleh dari hasil pre-test terhadap post-test, yaitu 4,13 dengan 4,94.
B. SARAN
Kegiatan ini hanya mencakup peserta dalam jumlah kecil (70 peserta) untuk
ukuran suatu Kabupaten dan hanya melibatkan secara perwakilan siswa dari
beberapa SMP dan SMA yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, sehingga
diharapkan peserta berkenan membantu menyebarluaskan informasi yang disampai-
31
kan dalam kegiatan penyuluhan ini kepada teman bergaul di sekolah dan di rumah,
keluarga, saudara, atau siapa saja yang dipandang memerlukan informasi tersebut,
sehingga kemanfaatan penyuluhan ini secara tidak langsung dapat disebarkan pada
sasaran yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Asnely MZ. (1991). Mendeteksi Zat Pewarna Tekstil Secara Sederhana. Kompas. Tanggal 28 November 1991.
John, W., Hill, Doris, K., Kolb. (1995). Chemistry for Changing Times. Seventh Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc.
Mohammad Anief. (1990). Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Mohammad Anief. (1991). Apa yang Perlu Diketahui tentang Obat. Cetakan ke-dua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Mohammad Anief. (1996). Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Nanizar Zaman - Joenoes, Pharm D. (1994). Masalah Penyalahgunaan Obat. Surabaya : Universitas Airlangga.
N. Irving Sax. (1979). Dangerous Properties of Industrial Materials. New York : Van Nostrand Reinhold Co.
Sardjono O.S. (1982). Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan Obat. Pembinaan Profesi Apoteker Pengelola Apotek, Dirjen POM, DepKes RI.
Subagyo Partodiharjo. (2006). Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta : Erlangga.
Tan Hoan Tja dan Kirana Rahardja. (1991). Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaan dan Efek-efek Sampingannya. Jakarta : Jayakarta Press.
32
Weka Gunawan. (2006). Keren Tanpa Narkoba. Jakarta : Grasindo.
33