47
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan individu agar ia mampu memenuhi kebutuhan perkembangannya dan sekaligus untuk memenuhi tuntutan sosial, kultural, religius, dalam lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan ini mengimplikasikan bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan seyogyanya terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai dengan nilai agama dan kehidupan yang dianut, agar pendidikan yang diselenggarakan tidak hanya membentuk generasi yang terdepan dalam prestasi akan tetapi juga terdepan dalam kehidupan agamanya. Jadi, pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia atau pribadi yang memiliki kecakapan hidup serta keagamaan untuk hidup bermasyarakat (Solehudin, 2007). Pendidikan di sekolah dasar merupakan proses pengembangan kemampuan yang penting bagi setiap siswa. Pada tingkatan pendidikan tersebut setiap siswa belajar secara aktif karena adanya dorongan dan suasana yang kondusif. Bagi pengembangan dirinya secara maksimal. Hakikat pendidikan tidak akan 1

laporan pkp bab 1-5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan pkp bab 1-5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan

individu agar ia mampu memenuhi kebutuhan perkembangannya dan

sekaligus untuk memenuhi tuntutan sosial, kultural, religius, dalam

lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan ini mengimplikasikan

bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan seyogyanya

terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai

dengan nilai agama dan kehidupan yang dianut, agar pendidikan yang

diselenggarakan tidak hanya membentuk generasi yang terdepan dalam

prestasi akan tetapi juga terdepan dalam kehidupan agamanya. Jadi,

pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia atau pribadi yang memiliki

kecakapan hidup serta keagamaan untuk hidup bermasyarakat (Solehudin,

2007).

Pendidikan di sekolah dasar merupakan proses pengembangan

kemampuan yang penting bagi setiap siswa. Pada tingkatan pendidikan

tersebut setiap siswa belajar secara aktif karena adanya dorongan dan suasana

yang kondusif. Bagi pengembangan dirinya secara maksimal. Hakikat

pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia sebagai objek utama

pendidikan, oleh sebab itu, seorang guru harus mengusai dan memahami teori

ilmu pendidikan yang mempelajari psikologi dan memberi makna atas

fenomena tersebut.

1. Identifikasi Masalah

Keberadaan guru dalam pelaksanan pembelajaran di kelas amatlah

menentukan akan berhasil dan tidaknya mengantarkan anak didik

mengubah perilaku dan pengalaman belajarnya. Keberhasilan itu hanya

akan ditentukan oleh kepiawaian guru dalam menerapkan metode, strategi,

pendekatan, pemberian motivasi, umpan balik dan pemahaman secara

komprehensif terhadap karakteristik siswa. Proses pengajaran siswa SD

1

Page 2: laporan pkp bab 1-5

berbeda dengan proses pengajaran siswa SMP dan SMA. Seorang guru

harus bisa membangun motivasi siswa-siswanya dalam belajar, misalnya

dengan mencari tahu mengapa siswa-siswa selalu merasa bosan dalam

belajar dan bagaimana cara memotivasi siswa agar bersemangat dalam

belajar.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk salah satu

mata pelajaran yang terbilang sulit. Hal ini terbukti ketika rapat guru

dilangsungkan di sekolah dari tahun ke tahun dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata hasil belajar siswa selalu menduduki rangking terbawah. Menurut

pengamatan penulis terdapat beberapa faktor yang menyebabkan nilai IPS

selalu kurang baik yaitu Luasnya cakupan materi pelajaran IPS dari tingkat

keluarga sampai dunia dan seisinya, sehingga anak sering menganggapnya

sebagai mata pelajaran yang membosankan, siswa kesulitan dalam

mengingat materi pelajaran yang disampaikan karena hanya mendengar

penjelasan dari guru tanpa adanya interaksi kepada mereka, dan kurangnya

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar.

Pada saat peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran di

SDN 17 PU Tanding khususnya di kelas III untuk mata pelajaran IPS. Dari

hasil evaluasi dapat dilihat hanya 4 orang siswa dari 11 siswa yang

memperoleh nilai 60, dan 7 orang siswa memperoleh nilai antara dibawah

50. Ini menunjukkan bahwa siswa belum menguasai materi pembelajaran

dan masih jauh dari nilai yang di harapkan.

2. Analisis Masalah

Ada beberapa faktor penyebab kurangnya motivasi dan semangat

siswa terhadap materi pembelajaran, di antaranya adalah guru tidak

memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, guru kurang

melibatkan siswa dalam pembahasan materi, guru kurang memberikan

penguatan materi kepada siswa.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Dari hasil pengamatan tersebut, peneliti mencoba memberikan solusi

dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan

2

Page 3: laporan pkp bab 1-5

metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah metode yang akan

memudahkan siswa dalam mengingat suatu pelajaran dikarenakan metode

ini memberikan interaksi yang baik antara guru dan siswa. Metode tanya

jawab ini banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih

dan mengulang penjelasan-penjelasan yang telah di ajarkan dalam proses

pembelajaran. Selain itu, metode tanya jawab juga dapat membuat siswa

lebih aktif dalam proses belajar.

Kemudaian peneliti juga memberikan solusi lain, yaitu seorang guru

harus mengikuti prosedur dan tata aturan yang logis, guru harus bertanya

kepada ahli terkait pembelajaran IPS, guru harus berkonsultasi dengan

supervisor.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah metode tanya jawab dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran?

2. Bagaimana penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil

belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode tanya jawab

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPS kelas

III.

2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode tanya jawab dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas III.

3

Page 4: laporan pkp bab 1-5

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat berguna untuk:

1. Manfaat bagi guru

Penelitian ini sangat efektif untuk memberikan informasi kepada

guru, khususnya untuk guru IPS dalam meningkatkan penggunaan metode

dalam proses belajar mengajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

2. Manfaat bagi siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta

kemampuan siswa dalam proses belajar dan juga dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPS.

3. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini dapat membantu sekolah untuk berkembang karena

kualitas dan pengetahuan guru semakin meningkat dalam proses

pembelajaran.

4. Manfaat bagi pendidikan secara umum

Penelitian ini dapat meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru di sekolah dan menemukan solusi dalam mengatasi

permasalahan yang ditemukan di dalam kelas.

4

Page 5: laporan pkp bab 1-5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Ruang Lingkup IPS

1. Pengertian IPS

IPS adalah ilmu sosial yang secara harfiah terbagi menjadi tiga sub

bidang ilmu yaitu Giografi, Sejarah dan Kependudukan. Masing masing

bagian tersebut dapat lagi dibedakan berdasarkan bidang kajian masing-

masing. Semakin tinggi kompleksitas kedalaman ilmu maka semakin

sempit ruang lingkup yang dikaji. Sedangkan untuk sekolah dasar pokok

pokok materi mengambil kepada 3 bidang tersebut yang terkadang

diberikan secara terintegrasi.

Wahyudi (2002) mengungkapkan bahwa di sekolah dasar ilmu

pengetahuan sosial merupakan paduan dari sejumlah pengetahuan sosial

seperti lingkungan sosial, geografi, ekonomi, pemerintah, dan sejarah.

Pembelajaran IPS di SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,

dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS

disusun secara sistemats, komprehensif, dan terpadu dalam proses

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat, sehingga siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia

yang cinta damai, (Depdiknas, 2006).

2. Ruang Lingkup Pelajaran IPS

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan

manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS

berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan

untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber-

daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan

pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka

mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS

mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di

5

Page 6: laporan pkp bab 1-5

permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai

anggota masyarakat.

Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial

demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi

sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang

lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan

jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS

dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada

geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan

sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar siswa MI/SD. Pada jenjang

pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada

jenjang pendidikan tinggi bobot dan keluasan materi dan kajian semakin

dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau

multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk

diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana

melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan.

Dari penjelasan di atas, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia

sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian

IPS meliputi:

(a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat

(b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.

Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu

karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan

memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan

sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu,

pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada

masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat

atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan

mencapai tujuannya.

6

Page 7: laporan pkp bab 1-5

3. Tujuan Pengajaran IPS

a. Tujuan Umum

Tujuan pembelajaran IPS pada sekolah dasar secara umum untuk

menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar

berkehidupan dalam masyarakat serta sebagai bekal dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga siswa mampu memanfaatkan sumber daya alam

yang ada disekitarnya dengan baik.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusu dari pengajaran IPS yaitu untuk menemukan bakat dan

minat para siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga

siswa memahami hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya.

Adapun tujuan kurikuler IPS adalah membekali peserta didik

dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat,

membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi, menganalisa

dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam

kehidupan di masyarakat, membekali peserta didik dengan kemampuan

berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai

bidang keilmuan serta berbagai keahlian, membekali peserta didik dengan

kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap

lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak

terpisahkan dan membekali peserta didik dengan kemampuan

mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan

perkembangan kehidupan, masyarakat dan perkembangan ilmu dan

teknologi.

7

Page 8: laporan pkp bab 1-5

B. Konsep Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan

perubahan kelakuan. Pendapat lain mengatakan belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Dibandingkan dengan pengertian yang pertama, maka jelas tujuan belajar

itu prinsipnya sama yakni perubahan tingkah laku hanya saja berbeda cara

atau usaha pencapaiannya.

Menurut Gagne (1985) belajar adalah suatu perubahan dalam

kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses

pertumbuhan. Belajar mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai

akibat proses pengalaman baik yang di alami ataupun sengaja dirancang.

Menurut Wiliam James dan James Cattel (1890-1900) sebagai ahli

psikologi menyatakan bahwa belajar sebagai proses psikologis yang

disimpulkan dari hasil penelitian tentang bagaimana anak berpikir.

Proses pengajaran merupakan suatu rangkaian yang bertujuan

mewujudkan pencapaian hasil belajar yang tinggi. Keberhasilan proses

pengajaran tidak terlepas dari perhatian guru untuk mempertimbangkan

dan meyakinkan bahwa sejumlah komponen yang telibat dalam sistem

pengajaran tersebut benar-benar kondusif terhadap tujuan pengajaran itu

sendiri.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah

berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum

yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan

tingkah laku yang tetap sebagai hasil proses pembelajaran. Hasil belajar

dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

8

Page 9: laporan pkp bab 1-5

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.

Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

pengajaran dari puncak proses belajar.

Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi

harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif

dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan

pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar

dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka

dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya (Rasyid, 2008 : 67).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

yang terdiri dari dua aspek, yaitu:

1. Aspek fisiologis (jasmaniah). Kondisi umum jasmani dan tonus

(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh

dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus,

seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan penglihat juga dapat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan

pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.

2. Aspek psikologis (rohaniah). Banyak faktor yang termasuk aspek

psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan belajar siswa. Namun di antara faktor-faktor rohaniah

9

Page 10: laporan pkp bab 1-5

siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat

intelegensi atau kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat

siswa, dan motivasi siswa.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yakni

kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor ini terdiri atas dua macam,

yaitu:

1. Lingkungan sosial, seperti sekolah (para guru, staf administrasi, dan

teman-teman sekelas), siswa (masyarakat, tetangga, dan teman-

teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut), dan

orang tua atau keluarga dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.

Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah, tempat tinggal

siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang

digunakan siswa dapat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa.

c. Faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi pelajaran. Faktor ini juga berpengaruh terhadap

taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang

terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (menengah)

misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih perstasi belajar

yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar

surface atau reproductive (rendah).

C. Penggunaan Metode Tanya Jawab dalam Pembelajaran

1. Pengertian Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses

belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau dari guru ke peserta didik

atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh kepastian jawaban

materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik.

10

Page 11: laporan pkp bab 1-5

Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi

langsung antara guru dan pelajar, bisa dalam bentuk guru

bertanya dan pelajar menjawab atau dengan sebaliknya.

Metode Tanya jawab dilakukan :

a. Sebagai ulangan pelajran yang telah diberikan.

b. Sebagai selingan dalam pembicaraan.

c. Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah

kepada masalah yang sedang dibicarakan.

d. Untuk mengarahkan proses berfikir.

Menurut Djamarah dan Zain (1996:107) bahwa metode bertanya

merupakan teknik penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang

harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa dan dapat pula dari siswa

kepada guru. Bersamaan pikiran tersebut, Alipandie (1985:97) mengatakan

metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan

mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Definisi yang sama juga

datang dari Djajojodisastro (1984:97) bahwa metode Tanya jawab

merupakan suatu cara menyampaikan bahan pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab oleh murid pada saat itu juga.

Adapun tujuan Penggunaan Metode Tanya Jawab adalah sebagai

berikut:

a. Mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan peserta

didik terhadap pelajaran yang dikuasainya

b. Memberi kesempatan kepada peserta didik mengembangkan untuk

mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang

belum dipahami

c. Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara sistematis dan

sistemik serta berdasarkan pemikiran orisinil.

11

Page 12: laporan pkp bab 1-5

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode tanya

jawab:

a. Guru harus benar-benar menguasai bahan pelajaran, termasuk semua

jawaban yang mungkin akan di dengarkannya dari murid atas suatu

pertanyaan yang di ajukannya.

b. Guru harus sudah mempersiapkan semua pertanyaan yang di ajukan

olehnya kepada murid dengan cepat.

c. Pertanyaan-pertanyaan harus jelas dan singkat ini harus di perhatikan,

sebab pertanyaan-pertanyaan harus di ajukan secara lisan.

d. Susunlah pertanyaan dalam bahasa yang mudah di pahami murid.

e. Guru harus mengarahkan pertanyaan pada seluruh kelas.

f. Berikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawaban pertanyaan,

sehingga murid dapat merumuskannya dengan sistematis.

g. Tanya jawab harus di lakukan dengan suasana yang tenang dan bukan

dalam suasana yang tegang yang penuh dengan persaingan yang tidak

sehat di antara anak didik.

h. Agar sebanyak-banyaknya murid memperoleh giliran menjawab

pertanyaan dan jika seseorang tidak dapat menjawab segera, giliran di

berikan kepada murid yang lain.

i. Usahakan selalu agar setiap pertanyaan hanya berisi satu problem saja.

j. Pertanyaan harus di bedakan dalam golongan pertanyaan pikiran dan

pertanyaan reproduksi atau pertanyaan yang meminta pendapat dan

hanya fakta-fakta.

2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Tanya Jawab

Suatu metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar sudah

barang tentu mempunyai keunggulan dan kekurangan, begitupun dengan

metode Tanya jawab. Berikut keunggulan dan kekurangan metode Tanya

jawab :

12

Page 13: laporan pkp bab 1-5

a. Keunggulan metode Tanya Jawab adalah:

1. Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan

menyampaikan pikiran melalui berbicara.

2. Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan

pendapatnya.

3. Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi.

b. Kemudian metode tanya jawab ini juga memiliki kelemahan yaitu:

1. Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang

dari pokok   persoalan    bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa

menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya

dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak

terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.

2. Membutuhkan waktu yang banyak jika terjadi perbedaan pendapat

dalam proses pembelajaran.

3. Dapat menghambat cara berfikir apabila guru kurang

pandai dalam penyajian materi.

13

Page 14: laporan pkp bab 1-5

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas III

Sekolah Dasar Negeri 17 Padang Ulak Tanding pada bulan November 2013

untuk mata pelajaran IPS dengan jumlah siswa 11 orang yang terdiri dari 5

orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.

Rincian pelaksanaan perbaikan ini dapat di lihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 3.1

Rincian Pelaksanaan Perbaikan

No

.

Tempat Kelas Waktu/Tanggal Mata

Pelajaran

Jumlah

Siswa

1.

2.

3.

3.

SDN 17

PU. Tanding

SDN 17

PU. Tanding

SDN 17

PU. Tanding

III

III

III

07.30-08.05

17 Oktober

2012

07.30-08.05

24 Oktober

2013

07.30-08.05

31 Oktober

2013

IPS

IPS

IPS

11

11

11

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, setiap siklus terdiri dari empat

tahapan yang harus dilalui yaitu:

14

Page 15: laporan pkp bab 1-5

1. Perencanaan (Planning). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,

mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

dilakukan.

2. Pelaksanaan (Acting). Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah

pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan.

3. Pengamatan (Observing). Tahapan ketiga ini, yaitu kegiatan pengamatan

yang dilakuakn oleh pengamat.

4. Refleksi (Reflecting). Tahap keempat merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Penjelasan dari ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut:

a. Siklus I

1. Perencanaan (planning)

Pokok bahasan: kerja sama dilingkungan rumah

Langkah-langkah dalam pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut:

c. Menyusun jadwal mengajar

d. Menyusun materi yang akan disampaikan

e. Mempersiapkan pertanyaan yang akan dibahas dalam kegiatan

pembelajaran

f. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan

2. Pelaksanaan (acting)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan yang

dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 oktober 2013. Langkah-

langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I ini meliputi :

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Guru menjelaskan materi pembelajaran

c. Guru melakukan tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman

siswa

d. Guru memberikan soal latihan dan membahas soal latihan tersebut

e. Teman sejawat mengamati kegiatan pembelajaran

15

Page 16: laporan pkp bab 1-5

3. Pengamatan (observing)

Dalam pengamatan ini peneliti bekerja sama dengan guru

(supervisor) yaitu seorang guru dari SD Negeri 18 PU Tanding, yang

bertugas mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses

kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi

.

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis,

memahami dan membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan

dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes

dan observasi, serta menentukan perkembangan kemajuan dan

kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.

Pada siklus I ini pemahaman siswa pada materi pembelajaran

sudah cukup baik namun untuk hasil evaluasi masih ada siswa yang

belum mendapat nilai yang memuaskan yaitu nilai di bawah 50. Jadi,

pelaksanaan siklus I ini belum berhasil dan akan di lanjutkan lagi pada

siklus II.

Terdapat beberapa kelemahan pada siklus I ini, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Banyaknya siswa yang belum menguasai materi pembelajaran

sehingga mengurangi motivasi belajar mereka.

2. Banyaknya siswa yang belum berani mengeluarkan pendapat saat

proses belajar mengajar dilakukan.

3. Disaat metode tanya jawab di terapkan banyak siswa yang ribut.

4. Siswa belum terbiasa dengan metode tanya jawab sehingga membuat

para siswa kurang ercaya diri dan tegang saat proses belajar engajar

berlangsung.

16

Page 17: laporan pkp bab 1-5

b. Siklus II

Pada siklus II, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari siklus I

dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap diantaranya

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses

kegiatan pembelajaran siklus II ini telah banyak ditemukan kelemahan-

kelemahan pada siklus I dan di sini diadakan perbaikan.

1. Perencanaan (planning)

Pokok bahasan: kerja sama dilingkungan rumah

Dalam siklus II ini terdapat beberapa tujuan perbaikan yang

ingin dicapai yaitu meningkatkan pemahaman siswa tentang cara

memelihara lingkungan yang baik dan mengaktifkan siswa dengan

memberi kesempatan menjawab pertanyaan.

Adapun langkah-langkah perencanaan yaitu:

a. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran

b. Menyiapkan materi yang akan di jelaskan

c. Menyiapkan lembar evaluasi siswa

d. Menyiapkan lembar pengamatan pada supervisor

2. Pelaksanaan (acting)

a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan

c. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang

telah di ajarkan

d. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi

e. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus

3. Pengamatan (observing)

Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh supervisor selama

proses belajar mengajar berlangsung yaitu pada tanggal 24 Oktober

17

Page 18: laporan pkp bab 1-5

2013. Yang harus dilakukan oleh supervisor disini sama dengan yang

dilakukan pada proses pengamatan siklus I, aitu mengamati aktivitas

guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (reflecting)

Pada siklus II ini pemahaman siswa sudah meningkat dari cukup

baik menjadi baik, dilihat dari hasil pengumpulan data nilai yang

diperoleh siswa pada siklus II ini lebih tinggi daripada nilai yang

diperoleh siswa pada siklus I. Dimana pada siklus I masih ditemukan

nilai 40, dan pada siklus II ini nilai terendah siswa adalah 50. Jadi,

pelaksanaan siklus II ini belum berhasil dan akan dilanjutkan lagi pada

siklus III dan diharapkan hasil belajar siswa pada siklus III ini lebih

baik lagi.

Dalam siklus II ini juga ditemukan beberapa kelemahan-

kelemahan yaitu:

1. Ada beberapa siswa yang masih kurang bersemangat dalam proses

pembelajaran.

2. Beberapa siswa sudah berani mengeluarkan pendapat, tetapi belum

berani secara individu.

3. Saat siswa mengeluarkan pendapat, siswa yang lain sibuk berdiskusi

dengan temannya yang lain.

c. Siklus III

Dalam proses kegiatan pembelajaran siklus III ini telah banyak

dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan

pada siklus II. Jadi pada silkus ini merupakan siklus pamungkas dalan

pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

1. Perencanaan (planning)

Pokok bahasan: kerja sama dilingkungan rumah

18

Page 19: laporan pkp bab 1-5

Tujuan perbaikan pada siklus III adalah untuk mengaktifkan siswa

dalam proses belajar mengajar dan untuk meningkatkan pemahaman

siswa tentang pentingnya kerja sama dilingkungan rumah.

Dalam siklus III terdapat langkah-langkah dalam perencanaan

perbaikan, diantaranya:

a. Peneliti menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran

b. Peneliti menyusun materi yang akan disampaikan

c. Peneliti membuat soal yang akan digunakan dalam pelaksanaan

metode tanya jawab

d. Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa

e. Peneliti memberikan lembar pengamatan untuk supervisor

2. Pelaksanaan (acting)

a. Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Guru menjelaskan materi pembelajaran

c. Peniliti mengadakan tanya jawab tentang materi yang telah

dipelajari

d. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari tanya jawab dalam proses

pembelajaran

e. Siswa mengerjakan evluasi

f. Guru memberikan penilaian hasil evaluasi dan pembahasannya

3. Pengamatan (observing)

Siklus III ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2013 yaitu

pada proses belajar mengajar berlangsung. Pengumpulan data atau

penilaian ini dilaksanakan oleh supervisor dengan acuan pada lembar

observasi, kecuali untuk lembar obsevasi untuk siswa yang melakukan

penilaian adalah guru. Lembar obsevasi kegiatan perbaikan

pembelajaran digunakan untuk menilai langkah-langkah pembelajaran

yang dilaksakan oleh guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

19

Page 20: laporan pkp bab 1-5

4. Refleksi (reflecting)

Pada pengumpulan data dari siklus I dan siklus II siswa belum

berhasil karena masih ditemukan nilai 40 dan 50. Kemudian pada siklus

III banyak siswa yang memperoleh nilai di atas 60. Jadi, kegiatan

pembelajaran pada siklus III di kelas III khususnya pada mata pelajaran

IPS hasil belajar siswa sangat baik dan memeperoleh nilai yang

memuaskan.

Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus III ini juga

ditemukannya kelemahan dari proses pembelajaran, tetapi tidak terlalu

banyak seperti kelemahan yang ditemukan pada siklus I dan siklus II.

Kelemahannya adalah siswa masih mengeluarkan pendapatnya secara

bersamaan sehingga membuat suasana kelas menjadi ribut.

C. Teknik Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian perbaikan ini

adalah dengan melihat nila rata-rata siswa dan analisis soal dengan rumus

di bawah ini:

Nilai rata-rata = ∑ xN

x⅀ = Jumlah nilai

N = Jumlah siswa

2. Sumber dan Jenis Data

Secara garis besar data dalam penelitian ini dapat dipilih menjadi

dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitaif. Menurut Lofland

sumber data utama dalam penelitin kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan.

Adapun jenis data kualitatif yang diambil dari kata-kata dan tindakan

dari catatan hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor, dan catatan

hasil observasi kelas. Kemudian data kuantitatif diambil dari data yang

20

Page 21: laporan pkp bab 1-5

diperoleh dari lembar observasi maupun data yang lain dalam pengumpulan

kelengkapan data.

3. Instrument

Instrument penelitian perbaikan yang digunakan dalam

pengamatan dan pengumpulan data adalah

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru

dalam memberikan penjelasan materi selama proses pembelajaran

b. Lembar Pengamatan Siswa

Lembar pengamatan siswa ini untuk mengamati keaktifan siswa dalam

proses belajar.

c. Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

d. Lembar Pengamatan Supervisor

Lembar pengamatan supervisor digunakan untuk mengamati

kekurangan dan kelebihan peneliti dalam melaksanakan proses belajar

mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab.

21

Page 22: laporan pkp bab 1-5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari penjelasan pada bab sebelumnya, hasil penelitian perbaikan

dengan menggunakan metode tanya jawab sudah menunjukkan peningkatan,

ini dilihat dari hasil siklus I, siklus II dan siklus III yang menunjukkan adanya

kemajuan hasil belajar siswa.

Penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan pada kelas III di SDN 17

PU Tanding Kabupaten Rejang Lebong dengan jumlah siswa 11 orang yang

terdiri dari 5 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.

Dibawah ini akan di uraikan penjelasan persiklus:

1. Siklus I

Pelaksanaan siklus I mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan

pada hari kamis tanggal 17 Oktober 2013. Pertemuan ini berlangsung

selama 1 x pertemuan (1 x 35 menit).

a. Hasil Observasi Kegiatan Guru

Hasil observasi kegiatan guru oleh supervisor pada siklus I

sudah cukup baik. Namun, pada hasil observasi ini masih ada yang

perlu diperbaiki oleh guru karena belum optimal dalam

membangkitkan minat belajar siswa.

b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah cukup baik, tetapi

masih ada siswa yang mendapatkan nilai 40 dan siswa masih belum

bisa menyesuaikan diri dengan metode tanya jawab yang digunakan

oleh guru.

c. Hasil Belajar Siklus I

Untuk mengetahui hasil belajar siswa lebih lanjut lagi dapat

dilihat dari tabel dibawah ini:

22

Page 23: laporan pkp bab 1-5

Tabel 4.1

Nilai Siswa Pada Siklus I

No. Nama Siswa Nilai Siswa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Amirah

Ardiana Indah Purwanti

Bagus Panutun

Diki Bakhtiar

Hapidh Adi Pangestu

Jeni Malgena

Rahma Hakiki

Rofisa Fazly

Sarjiman

Sri Radiya Resti

Zahratul Jannah

60

60

50

40

70

60

60

50

40

80

70

Jumlah 640

Nilai Rata-rata 58

Dilihat dari nilai rata-rata diatas, pada siklus I ini masih ada

siswa yang mendapatkan nilai 40. Maka dari itu diperlukan refleksi

untuk memperbaiki kegiatan belajar pada siklus selanjutnya.

d. Refleksi Siklus I

Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa belum

memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil

pengamatan supervisor terdapat beberapa kekurangan yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1. Guru belum optimal dalam membangkitkan minat siswa untuk

belajar.

23

Page 24: laporan pkp bab 1-5

2. Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang

diikuti.

3. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak

memperhatikan penjelasan guru.

4. Siswa kurang aktif dalam melakukan tanya jawab.

Dalam siklus I ini juga terdapat beberapa kelebihan, diantaranya

sebagai berikut:

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik.

2. Peneliti sudah menguasai materi pelajaran dan sudah menerapkan

metode tanya jawab.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan

pada hari kamis tanggal 24 Oktober 2013. Pertemuan ini berlangsung

selama 1 x pertemuan (1 x 35 menit).

a. Hasil Observasi Kegiatan Guru

Kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sudah

baik. Dilihat dari cara peneliti yang sudah bisa membangkitkan

semangat belajar siswa dan sudah membuat siswa aktif dalam proses

belajar.

b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Pada siklus II ini hasil belajar siswa sudah baik, karena nilai 40

pada siklus I tidak ditemukan lagi pada siklus II ini. Kemudian siswa

yang tadinya tidak aktif menjadi aktif.

24

Page 25: laporan pkp bab 1-5

c. Hasil Belajar Siklus II

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2

Nilai Siswa Pada Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Siswa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Amirah

Ardiana Indah Purwanti

Bagus Panutun

Diki Bakhtiar

Hapidh Adi Pangestu

Jeni Malgena

Rahma Hakiki

Rofisa Fazly

Sarjiman

Sri Radiya Resti

Zahratul Jannah

70

70

60

50

80

70

70

60

50

80

70

Jumlah 730

Nilai Rata-rata 67

Dilihat dari nilai rata-rata diatas, pada siklus II ini tidak

ditemukan lagi nilai 40. Namun demikian, masih ada siswa yang

mendapatkan nilai dibawah 60 yaitu 50. Maka dari itu diperlukan

refleksi lagi untuk memperbaiki kegiatan belajar pada siklus III yang

diharapkan dapat menjadi siklus terakhir.

d. Refleksi Siklus II

25

Page 26: laporan pkp bab 1-5

Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa belum

memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan

pengamatan penelitian perbaikan pada siklus II ini, ada beberapa

kekurangan dan kelebihan yang ditemukan. Adapun kekurangannya

adalah sebagai berikut:

1. Guru kurang memberikan pemahaman pada siswa tentang

pentingnya kerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah.

2. Semua siswa belum aktif dalam proses pembelajaran.

3. Masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru ketika

guru menjelaskan tentang materi pembelajaran.

Adapun kelebihan dari siklus II ini adalah:

1. Rencana perbaikan pembelajaran sudah baik.

2. Guru sudah menguasai kelas dan sudah menguatkan pemahaman

siswa dalam pembelajaran.

3. Siswa sudah mulai berpartisipasi dalam proses belajar.

3. Siklus III

Pelaksanaan siklus III mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan

pada hari kamis tanggal 31 Oktober 2013. Pertemuan ini berlangsung

selama 1 x pertemuan (2 x 35 menit).

a. Hasil Observasi Kegiatan Guru

Pelaksanaan penelitian perbaikan pada siklus III ini sudah

mengalami peningkatan. Pada siklus ini peneliti sudah menemukan

cara yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan

metode tanya jawab yang dilakukan dari siklus I, siklus II dan siklus

III.

b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus III ini sudah sangat

baik. Ini dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan siswa selama

26

Page 27: laporan pkp bab 1-5

proses belajar yang sudah meningkat dibandingkan aktivitas siswa

pada siklus I dan Siklus II.

c. Hasil Belajar Siklus III

Dibawah ini dapat dilihat hasil belajar siswa pada siklus III

Tabel 4.3

Nilai Siswa Pada Siklus III

No. Nama Siswa Nilai Siswa

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Amirah

Ardiana Indah Purwanti

Bagus Panutun

Diki Bakhtiar

Hapidh Adi Pangestu

Jeni Malgena

Rahma Hakiki

Rofisa Fazly

Sarjiman

Sri Radiya Resti

Zahratul Jannah

70

70

60

60

90

70

70

60

60

90

80

Jumlah 780

Nilai Rata-rata 71

Dari hasil nilai siswa secara umum, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar siswa pada siklus III ini mengalami peningkatan, ini

dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memuaskan. Dimana sudah

tidak ditemukan lagi nilai dibawah 60, seperti nilai 40 pada siklus I

dan nilai 50 pada siklus II. Pada siklus ini nilai yang diperoleh siswa

di atas 60, bahkan ada siswa yang memperoleh nilai 90.

d. Refleksi Siklus III

27

Page 28: laporan pkp bab 1-5

Pelaksanaan penelitian perbaikan pada siklus III ini berdasarkan

hasil pengamatan supervisor yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial dengan metode tanya jawab pada siklus III sudah lebih baik

dari siklus I dan siklus II, dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa

yakni sudah memenuhi apa yang diharapkan, karena terbukti hasil

yang dicapai siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

dengan nilai di atas 60 diperoleh 7 siswa dari jumlah siswa 11 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam proses

pembelajaran bukan hanya sebagai pengajar, tetapi lebih ditekankan

sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi siswa untuk berhasil dengan

memberikan motivasi, dorongan dan pendampingan dalam kegiatan

pembelajaran.

28

Page 29: laporan pkp bab 1-5

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian perbaikan yang telah dilaksanakan dari

tanggal 17 Oktober 2013 – 31 Oktober 2013 dengan tiga siklus. Secara umum

hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari siklus I

dengan nilai rata-rata 58, siklus II dengan nilai rata-rata 67, dan siklus III

dengan nilai rata-rata 71. Peningkatan hasil belajar siswa ini diperoleh dengan

meningkatkan teknik dan penerapan strategi dalam pembelajaran.

Dengan melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran melalui

penerapan penggunaan metode tanya jawab, dapat dibuktikan bahwa motivasi

siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Suasana dalam kegiatan belajar

mengajar juga terasa lebih komunikatif. Semua komponen dalam proses

pembelajaran bersifat terpadu dan terintegrasi dan dapat meningkatkan hasil

pembelajaran.

Peneletian perbaikan pembelajaran ini membuktikan bahwa dengan

penerapan metode tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran

IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada kelas III SD N

17 PU Tanding Kabupaten Rejang Lebong. Dan dengan menggunakan

metode tanya jawab ini juga dapat meningkatkan keaktifan siswa, dari yang

pasif menjadi aktif.

Adapun keberhasilan dari penerapan metode tanya jawab, antara

lain:

1. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih bersemangat,

senang, dan tidak merasa bosan.

2. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar, yaitu aktif dalam bertanya

jawab dengan saling tukar pendapat. Hal ini menunjukkan Bahwa siswa

tidak merasa takut lagi untuk belajar mengemukakan pendapatnya.

29

Page 30: laporan pkp bab 1-5

3. Adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari kenaikan

setiap siklusnya.

Hasil di atas sesuai dengan pendapat Alipandie (1985:97) yang

mengatakan metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran oleh guru

dengan jalan mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Kemudian,

pendapat dari Alipandie ini sama dengan pendapat dari Djojodisastro

(1984:97) bahwa metode tanya jawab merupakan suatu cara menyampaikan

bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh murid

pada saat itu juga.

30

Page 31: laporan pkp bab 1-5

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian perbaikan pembelajaran yang

dilakukan peneliti pada siswa kelas III di SDN 17 PU Tanding Kabupaten

Rejang Lebong dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan keaktifan, minat dan

hasil belajar siswa selama proses pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran IPS kelas III di SD N 17 PU Tanding Kabupaten Rejang

Lebong.

2. Penggunaan metode tanya jawab ini dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas III di SD N 17 PU Tanding Kabupaten Rejang Lebong, ini

dilihat dari hasil siklus I nilai rata-rata siswa 58, kemudian hasil dari

siklus II nilai rata-rata siswa 67, dan yang terakhir pada siklus III nilai

rata-rata siswa 71.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran di atas, hal-hal

yang sebaiknya dilakukan dalam proses pembelajaran adalah:

1. dengan menggunakan metode tanya jawab dapat menjadi salah satu

alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah terutama pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial guna meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Hendaknya guru selalu dapat mengembangkan metode pembelajaran yang

menarik dan kreatif yang banyak melibatkan siswa.

31

Page 32: laporan pkp bab 1-5

3. Jangan pernah merasa bosan dalam membimbing siswa dalam setiap

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa.

4. Lembaga pendidikan dan pihak yang berwenang diharapkan mampu

merealisasikan pembelajaran kooperatif, karena berdasarkan hasil

penelitian terbukti berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.

32