View
4.905
Download
38
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA PERBANDINGAN METODE MIN-MAX, BLANKET ORDER,
KONSINYASI, DAN RE-ORDER QUANTITY UNTUK MENGHITUNG
TOTAL COST PERSEDIAAN KARUNG UREA DI PT. PUPUK
KALIMANTAN TIMUR
Oleh
Junaedi 104821
Mika Pongdi’ki 104839
LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Menyelesaikan Program Diploma Tiga
Jurusan Teknik Industri
Program Studi Teknik & Manajemen Industri
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI
AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR
2013
HALAMAN PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :
Junaedi 104821
Mika Pongdi’ki 104839
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI
AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR
Telah melaksanakan Kuliah Kerja Praktek (KKP) di PT. Pupuk Kalimantan
Timur mulai tanggal 17 April 2013 sampai dengan 25 Mei 2013.
Menyetujui
Pembimbing KKP Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
Perusahaan
Dedy Artawijaya Dra. Hartini Husain, M.si Drs. Muhammadiah S,MM
NPK. 8502420 Nip.1956122419 8602 2 001 Nip. 1949101019 7903 1 004
Mengetahui :
Ketua Jurusan
Akademi Teknik Industri Makassar
Windi Mudriadi, ST.MT
Nip. 1976081320 0112 1 003
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang di berikan kepada penulis dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, terkhusus selama penulis menjalankan tugas dan tanggung jawab penulis
sebagai mahasiswa untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bahkan
sampai pada penyelesaiaan laporan kerja Praktek ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Kerja praktek ini merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus di
tempuh sebagai prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma
Tiga Jurusan Teknik Industri, Akademi teknik Industri Makassar. Kerja praktek ini
penulis laksanakan di PT. Pupuk Kalimantan Timur pada bagian Departemen
Perencanaan Material dan Pergudangan.
Pada bagian Departemen Perencanaan Material Bahan Baku dan
Pergudangan tugas yang dilakukan adalah melaksanakan pekerjan di bidang
perencanaan dan pengendalian logistik perusahaan, baik pembelian material,
pengendalian jumlah persediaan, administrasi logistik serta penyimpanan dan
pengeluaran barang dari dan ke gudang. Dengan melihat kegiatan dan tanggung-
jawab dari departemen ini, maka penulis tertarik melakukan penelitian pada
bagian perencanaan dan persediaan logistik ini, terkhusus pada persediaan
karung untuk pengantongan pupuk dengan mengaplikasikan ilmu tentang
perencanaan dan pengendalian logistik sebagai bahan masukan pada perusahaan
untuk mengantisipasi persediaan karung supaya tidak berada pada level zero
stock.
Dalam penelitian ini, penulis tidak dapat melakukannya sendiri tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang turut memberikan sumbangsi baik pikiran dan
tenaga sampai penelitian ini selesai bahkan sampai pada penulisan laporan KKP
ini. Karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
v
kepada semua pihak yang telah turut mendukung berlangsungnya Praktek Kerja
Lapangan ini, terutama kepada :
1. Keluarga tercinta , terkhusus kepada Orang Tua tercinta yang
senantiasa memberikan doa , motivasi moril dan materi kepada
penulis. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan Rahmat dan
anugrah-Nya setiap saat. Karena kalian adalah motivasi terbesar bagi
penulis untuk menggapai harapan-harapan penulis.
2. Bapak Amrin Rapi ST,MT selaku Direktur Akademi Teknik Industri
Makassar.
3. Ibu Hj. Arminas ST,MM selaku Ketua Program Studi Teknik Dan
Manajemen Industri Akademi Teknik Industri Makassar .
4. Bapak Mulyadi Ilyas SMI,MM selaku Pembantu Direktur III Akademi
Teknik Industri Makassar.
5. Bapak Drs. H. Abdul Afris ST, MM yang telah banyak membantu kami
sehingga kami bisa melaksanakan PKL di PT. Pupuk Kalimantan Timur.
6. Ibu Dra. Hartini Husain, M.Si dan Bapak Drs. D. Muhammadiah S,MM
selaku Pembimbing Kuliah Kerja Praktek Internal penulis.
7. Staf pegawai Akademik dan Administrasi di Akademi Teknik Industri
Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam hal persuratan
sampai penulis bisa melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Pupuk
Kalimantan Timur.
8. Bapak Ir. Basa P. Yopie Sibuea, selaku Manajer Departemen
Perencanaan Material Bahan Baku & Pergudangan (PMBB & P) PT.
Pupuk Kalimantan Timur.
9. Bapak Dedi Artawijaya selaku Pembimbing Eksternal Kerja Praktek di
Departemen PMBB & P PT. Pupuk Kalimantan Timur.
10. Ir. Lola Karmila selaku Manajer Departemen Diklat & MP PT. Pupuk
Kalimantan Timur yang telah memberikan kesempatan kepada
vi
penulis untuk mengikuti Program Praktek Kerja Lapangan di PT Pupuk
Kalimantan Timur.
11. Seluruh karyawan di Departemen PMBB & P , Bapak Cecep, Bapak
Burhan, Bapak Hendar, Bapak Supardi, Bapak Joko, Bapak Tonggo,
Bapak Suroso, Bapak Rudi, Bapak M. Haris, Mbak Sandra, Mbak Wiwin
yang banyak membantu selama melaksanakan Kerja Praktek bahkan
sampai pada pengolahan data Laporan Praktek Kerja Lapangan.
12. Kanda Arsan Romadhoni dan Seluruh Karyawan yang ada di Gudang I
dan Gudang II tanpa terkecuali, terima kasih atas bantuannya dan
informasinya selama proses survey Gudang dan interview di Gudang.
13. Bapak Yunus Simanjuntak dan seluruh karyawan di Departemen Diklat
& MP yang telah membantu pelaksanaan Kerja Praktek juga kepada
staf karyawan Perpustakaan PT. Pupuk Kalimantan Timur yang begitu
ramah.
14. Terima kasih kepada saudara, sahabat, teman dan rekan-rekan teknik
industri angkatan 2010 terkhusus untuk teman-teman manajemen
teknik industri angkatan 2010 tanpa terkecuali, terima kasih untuk
dukungan, bantuan dan kebersamaan yang indah yang telah kita lalui
bersama selama menempuh pendidikan di Akademi Teknik Industri
Makassar.
15. Seluruh rekan-rekan program prakktek Kerja Lapangan di PT. Pupuk
Kalimantan Timur periode April-Juni 2013, kepada Wulan dan Dian
dari UPN Yogyakarta, Dana, Eva, Albert, dan Tomas dari UGM
Yogyakarta, serta Nanda dan seto dari UII Yogyakarta, terima kasih
untuk kebersamaannya, canda, tawa, dan bantuannya selama proses
Kerja Praktek Lapangan.
16. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian laporan Kerja Praktek ini.
vii
Harapan besar penulis, semoga laporan ini bisa memberi manfaat dan
wawasan bagi semua pihak tidak terkecuali bagi Perusahaan, Kampus, insan
Akademis, juga bagi semua orang yang membaca laporan ini. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan
semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Bontang, 10 Mei 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN dari ATIM ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN dari PT. Pupuk Kalimantan Timur .............................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ........................................................................... 2
1.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 2
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................................................... 5
2.1 Sejarah singkat PT. Pupuk Kalimantan Timur ..................................................... 5
2.2 Logo Perusahaan ................................................................................................. 6
2.3 Visi Misi PT. Pupuk Kalimantan Timur ................................................................. 7
2.4 Motto .................................................................................................................. 7
2.5 Budaya Dan Nilai-Nilai Budaya Perusahaan ........................................................ 7
2.6 Lokasi Pabrik ........................................................................................................ 7
2.7 Sruktur Organisasi ............................................................................................... 9
2.8 unit Dan Fasilitas Produksi .................................................................................. 12
ix
2.9 Proses Produksi ................................................................................................... 15
2.10 Merek Dagang ................................................................................................... 18
2.11 Spesifikasi Produk ............................................................................................. 21
2.12 Fasilitas Pabrik ................................................................................................... 22
2.13 Pemasaran Hasil Produksi ................................................................................. 23
2.14 Jenis Perusahaan ............................................................................................... 25
2.15 Fasilitas Jaminan social ..................................................................................... 26
2.16 Tenaga Kerja Dan Waktu ................................................................................... 27
2.17 Peningkatan Mutu Dan Pengolahan Lingkungan .............................................. 27
BAB III DEPARTEMEN PERENCANAAN MATERIAL BAHAN BAKU DAN
PERGUDANGAN (PMBB & P) ................................................................................... 28
3.1 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan material Bahan Baku
& Pergudangan (PMBB & P) ............................................................................... 29
3.2 Pembagian Tugas ............................................................................................... 30
3.2.1 Kepala Departemen Perencanaan ............................................................ 30
3.2.2 Kepala Bagian Pergudangan ...................................................................... 30
3.2.3 Kepala seksi Bidang I ................................................................................. 30
3.2.4 Kepala Seksi bidang II ................................................................................ 31
3.2.5 Staf Perencanaan Material ........................................................................ 31
3.2.6 Staf Inventory Control ............................................................................... 31
3.2.7 Staf PME Dan PFM .................................................................................... 32
3.2.8 Staf Identifikasi Dan Standarisasi Material ............................................... 32
3.3 Prosedur Dan Mekanisme Kerja Bagian Perencanaan Material ........................ 32
x
3.3.1 Staf Inventory control ............................................................................... 33
3.3.2 Staf Perencanaan Dan Evaluasi (PME) Atau Perencanaan
Fabrikasi
Material (PFM) .......................................................................................... 38
3.4 Prosedur Mekanisme Kerja Bagian Identifikasi Dan Standarisasi
Material .................................................................................................................... 39
3.5 Prosedur Mekanisme Kerja Bagian Pergudangan .............................................. 40
3.5.1 Seksi Gudang I ........................................................................................... 41
3.5.2 Seksi Gudang II .......................................................................................... 42
3.6 Tata Cara Penyimpanan Barang di Gudang ....................................................... 43
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ........................................................... 45
4.1 Rumusan Masalah .............................................................................................. 45
4.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 46
4.3 Batasan Masalah ................................................................................................ 46
4.4 Asumsi-Asumsi ................................................................................................... 46
4.5 Pengumpulan Data ............................................................................................. 47
4.6 Pengolahan Data ................................................................................................ 47
4.6.1 Seleksi Item ............................................................................................... 47
4.6.2 Data Hasil Seleksi ...................................................................................... 48
4.6.3 Forecasting/Perhitungan Ramalan Permintaan ........................................ 48
4.6.3.1 Forecasting Item Sack Urea, Prill, Daun Buah,
xi
Non-Subsidi Surabaya ( Stock Number 83603-5) .......................... 50
4.6.3.2 Forecasting Item Sack Urea, Prill, Daun Buah,
Non-Subsidi Bontang( Stock Number 86824-8) ............................ 52
4.6.3.3 Forecasting Item Sack Urea, Granul, Daun Buah,
Non-Subsidi Bontang ( Stock Number 79382-5) ........................... 54
4.6.3.4 Mataram, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah
( Stock Number 91667-6) .............................................................. 55
4.6.3.5 Makassar, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah
( Stock Number 91672-2) .............................................................. 57
4.5.3.6 Bali, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah
( Stock Number 91668-4) .............................................................. 58
4.6.3.7 Surabaya, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah
( Stock Number 91670-6)............................................................. 60
4.6.3.8 Bontang, Sack Urea, Holding, Bersubsidi Pemerintah
( Stock Number 91671-4) .............................................................. 61
4.6.4 Perhitungan Total Cost .............................................................................. 63
4.6.5 Pengolahan Data ....................................................................................... 67
4.6.5.1 Perhitungan Total Cost Dengan Mengggunakan Metode
Min-Max Stock .............................................................................. 71
4.6.5.2 Perhitungan Total Cost Dengan Mengggunakan Metode
xii
Blanket Order ................................................................................ 89
4.6.5.3 Perhitungan Total Cost Dengan Mengggunakan Metode
Konsinyasi ...................................................................................... 97
4.6.5.4 Perhitungan Total Cost Dengan Mengggunakan
Metode Re-OrderQuantIt ............................................................. 104
4.7 Hasil Rekap Perhitungan Data ............................................................................ 114
4.7.1 Hasil Rekap Perhitungan Forecasting ........................................................ 114
4.7.2 Hasil Perhitungan Total Cost ..................................................................... 115
4.7.3 Hasil Rekap perhitungan Kuantitas Pemesanan Untuk
Satu Kali Order .......................................................................................... 116
4.7.4 Metode Min-Max ...................................................................................... 116
4.7.5 Metode Blanket Order .............................................................................. 118
4.7.6 Metode Konsinyasi .................................................................................... 119
4.7.7 Metode Re-Order Quantity ....................................................................... 120
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 121
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 121
5.2 Saran ................................................................................................................... 124
xiii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Pabrik PT. Pupuk Kaltim ............................................................................................ 6
2.2 Lambang PT. Pupuk Kaltim ........................................................................................ 6
2.3 Lokasi PT. Pupuk Kaltim ............................................................................................ 8
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................................ 11
2.5 Pabrik Kaltim 1 .......................................................................................................... 12
2.6 Pabrik Kaltim 2 .......................................................................................................... 13
2.7 Pabrik KAltim 3 .......................................................................................................... 13
2.8 Pabrik POPKA ............................................................................................................ 14
2.9 Pabrik Kaltim 4 .......................................................................................................... 14
2.10 NPK Pelangi ............................................................................................................... 15
2.11 Proses Pembuatan Amonia ....................................................................................... 17
2.12 Proses Pembuatan Pupuk Urea................................................................................. 18
2.13 Merek Dagang Pupuk Daun Buah ............................................................................. 18
2.14 Merek Dagang Pupuk Urea Mandau ......................................................................... 19
2.15 Merek Dagang Pupuk NPK Pelangi ............................................................................ 20
2.16 Wilaya Pemasaran Dalam Negri PT Pupuk Kaltim .................................................... 24
2.17 Wilaya Pemasaran Luar Negeri PT. Pupuk Kaltim ..................................................... 25
3.1 Diagram Struktur Organisasi Direktorat Teknik & Pengembangan
PT. Pupuk Kaltim ....................................................................................................... 29
3.2 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan Material
Bahan Baku & Pergudangan ..................................................................................... 29
4.1 Tampilan Forecast Win-QSB ..................................................................................... 51
4.2 Pemakaian Karung Non-Subsidi, Surabaya (Stock Number 83603-5) ...................... 52
4.3 Pemakaian Karung Non-Subsidi, prill, Bontang (Stock Number 86824-8) ............... 54
4.4 Pemakaian Karung Non-Subsidi, Granul, Bontang (Stock Number79382-5) ............ 56
xiv
4.5 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Mataram (Stock Number 91667-6) ............... 57
4.6 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Makassar (Stock Number 91672-2)............... 59
4.7 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Bali (Stock Number 91668-4) ........................ 61
4.8 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Surabaya (Stock Number 91670-6) ............... 62
4.9 Pemakaian Karung Subsidi (holding), Bontang (Stock Number 91671-4) ................ 63
xv
DAFTAR TABEL
2.1 Spesifikasi Teknis Kedua Jenis Pupuk Urea .................................................................. 21
3.1 Nilai Tingkat Kepercayaan (%) Untuk Tiap Faktor Pengaman (k) ................................ 36
4.1 Tampilan Forecast Win-QSB......................................................................................... 51
4.2 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Surabaya
(Stock Number 83603-5) .............................................................................................. 50
4.3 Tabel Forecast Karung Non- Subsidi Surabaya (Stock Number 83603-5) .................... 51
4.4 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Prill Bontang
(Stock Number 86824-8) .............................................................................................. 52
4.5 Tabel Forecast Karung Non- Subsidi Prill Bontang (Stock Number 86824-8) .............. 53
4.6 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Granul Bontang
(Stock Number 79382-5) .............................................................................................. 54
4.7 Tabel Forecast Karung Non- Subsidi Granul Bontang (Stock Number 79382-
5) .................................................................................................................................. 54
4.8 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Mataram
(Stock Number 91667-6) .............................................................................................. 55
4.9 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Mataram (Stock Number 91667-6) ............. 56
4.10 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Makassar
(Stock Number91672-2) ............................................................................................... 56
4.11 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Makassar (Stock Number 91672-2) ............ 57
xvi
4.12 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bali
(Stock Number 91668-4) .............................................................................................. 58
4.13 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Bali (Stock Number 91668-4) ...................... 59
4.14 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Surabaya
(Stock Number 91670-6) .............................................................................................. 60
4.15 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Surabaya (Stock Number 91670-6) ............. 60
4.16 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bontang
(Stock Number 91671-4) .............................................................................................. 61
4.17 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Bontang (Stock Number 91671-4) .............. 62
4.18 Hasil Rekap Perhitungan Forecasting Masing-masing Stock Number
Untuk Tahun 2013 ....................................................................................................... 114
4.19 Hasil Perhitungan Total Cost Masing-Masing Metode ................................................ 115
4.20 Hasil Rekap Perhitungan Kuantitas Pemesaanan Satu Kali Order ............................... 116
4.21 Hasil Rekap Perhitungan Stock Number dengan Metode Min-Max ............................ 117
4.22 Hasil Rekap Perhitungan Stock Number dengan Metode Blanket Order .................... 118
4.23 Hasil Rekap Perhitungan Stock Number dengan Metode Konsinyasi ......................... 119
4.24 Hasil Rekap Perhitungan Stock Number dengan Metode Re-Order Quantity ............ 120
5.1 hasil peramalan masing-masing stock number tahun 2013 dengan
menggunakan software Win-QSB ................................................................................ 122
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 1
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja praktek pada industri merupakan suatu kewajiban bagi semua
mahasiswa program studi, tidak terkecuali program studi Teknik &
Manajemen Industri Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM) yang
merupakan salah satu persyaratan kelulusan. Mata kuliah ini terdiri dari 3 SKS
yang dapat diambil apabila telah memenuhi persyaratan minimal 96 SKS pada
akhir semester V. kerja praktek ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan
secara langsung kondisi industri dengan teori yang yang di dapatkan di
bangku kuliah.
Dengan melaksanakan kerja praktek ini, mahasiswa/i dapat melihat
langsung keadaan industri yang sebenarnya dan dapat membandingkan
antara ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dengan ilmu yang diterapkan di
lapangan (industri). Karena yang diharapkan di lapangan (industri) adalah
aplikasi dari ilmu-ilmu yang di dapatkan di bangku kuliah.
Alasan ini yang membuat penulis melakukan kerja praktek pada PT.
PUPUK KALIMANTAN TIMUR pada bagian Departemen Perencanaan
Material, Bahan Baku dan Pergudangan (PMBB & P) yang merupakan salah
satu perusahaan pupuk terbesar di Indonesia yang memenuhi kebutuhan
pupuk baik di dalam maupun di luar negeri. Kebutuhan pupuk yang semakin
meningkat menjadi tolak ukur bagi Departemen Perencanaan Material,
Bahan Baku Dan Pergudangan (PMBB & P) untuk memenuhi kebutuhan
pabrik dengan merencanakan kebutuhan dan material agar selalu tersedia
untuk proses produksi selanjutnya.
Dalam pelaksanaannya, diharapkan mahasiswa/i mampu menganalisa
setiap kegiatan yang dilakukan terkhusus pada proses persediaan bahan
baku, peralatan maupun material yang terlibat dalam proses produksi.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 2
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Disamping itu, perlu ada kerja sama yang baik antara pihak industri dan
perguruan tinggi dalam hal ini adalah mahasiswa/i agar wawasan dan
pengetahuan baru yang di dapatkan menjadi solusi yang tepat untuk
diterapkan pada perusahaan.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Dalam melakukan kerja praktek lapangan (PKL), ada beberapa tujuan
yang ingin dicapai diantaranya :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada
Jurusan Teknik Industri Akademi Teknik Industri Makassar.
2. Praktek kerja lapangan industri akan memberikan gambaran umum
mengenai industri yang sebenarnya masih asing bagi mahasiswa/i.
3. Untuk membandingkan antara ilmu yang didapatkan pada dunia kampus
dengan ilmu yang diterapkan di lapangan (industri).
4. Mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada bangku kuliah secara nyata
pada dunia industri.
5. Untuk mendapatkan tenaga kerja terdidik setelah lulus dan diterima
bekerja pada industri maupun instansi-instansi tertentu.
6. Untuk mengetahui perbedaan antara budaya di kampus dengan budaya
yang ada pada organisasi atau perusahaan.
1.3 Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa metode yang penulis lakukan dalam mengumpulkan
data-data yang diperlukan antara lain :
1. observasi lapangan, yaitu kegiatan mengamati dan mencatat segala
sesuatu yang terjadi di lapangan.
2. studi kepustakaan, yakni mengumpulkan data dan referensi atau sumber
tertulis lainnya.
3. wawancara, yaitu melakukan kegiatan terhadap segenap staff dan
karyawan yang ada di Departemen terkait
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 3
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4. browsing internet, yaitu mengumpulkan data dari artikel dan website di
internet.
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam menyusun
Laporan Praktek Lapangan (PKL) yaitu :
Sampul depan
Halaman judul
Halaman pengesahan
Halaman pengesahan dari PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar gambar
Daftar tabel
Daftar lampiran
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini, memuat latar belakang yang menjelaskan
alasan mengangkat suatu masalah dan faedah yang diharapkan, tujuan
praktek kerja lapangan, ruang lingkup praktek kerja lapangan, serta
sistematika penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini, menjelaskan secara singkat tentang sejarah berdirinya
PT. Pupuk Kalimantan Timur, struktur organisasi dan bidang usaha
yang dikerjakan oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur.
BAB III DEPARTEMEN PERENCANAAN MATERIAL BAHAN BAKU DAN
PERGUDANGAN
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 4
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Menjelaskan struktur organisasi, pembagian tugas serta prosedur dan
mekanisme kerja di Departemen Perencanaan Material, Bahan Baku
dan Pergudangan.
BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN
Menjelaskan pokok permasalahan yang akan dianalisis, rumusan
masalah, landasan teori, perhitungan, serta interpretasi data.
BAB V PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan menjelaskan tugas-tugas yang dikerjakan pada
saat praktek kerja lapangan dan penjabaran dari analisa dari
pekerjaan yang telah ditentukan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari permasalahan dan
pemecahan yang dilakukan, penjabaran dari hasil studi literatur atau
landasan teori dari penyusunan laporan kerja praktek lapangan.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 5
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Pupuk Kalimantan Timur
Proyek PT. Pupuk Kalimantan Timur lahir dari rencana pemerintah untuk
menjawaab kebutuhan pupuk dan pangan di Indonesia. Pada mulanya PT.
Pupuk Kalimantan Timur dikelolah oleh pertamina sebagai unit pabrik
terapung yang terdiri dari 1 unit pabrik Amoniak dan 1 Unit pabrik Urea
dengan beberapa bangunan pendukungnya di lepas pantai. Namun setelah
meninjau dan menilai kembali konsep pabrik terapung ini, dengan
memperhatikan aspek teknis dan bahan baku maka pembangunan pabrik
dilakukan di darat.
Pada tahun 1976 berdasarkan Kepres No. 39 dilakukan serah terima
proyek ini dari Pertamina ke Departemen Perindustrian, dalam hal ini,
Direktorat Jenderal Industri Kima Dasar pada tahun 1976. Setelah
penyelesaian proses hukum dalam rangka serah terima peralatan pabrik di
Eropa, maka pada tanggal 7 Desember 1977 didirikan sebuah Perseroan
Negara untuk mengelola perusahaan ini dengan nama PT. Pupuk Kalimantan
Timur. Dengan tujuan utama adalah untuk melaksanakan, serta mendukung
kebijakan pemerintah dalam pengembangan industri dan ekonomi Nasional,
khususnya indutri pupuk dan kimia. Bahan baku utama pabrik yang berlokasi
di Bontang ini adalah gas alam yang disalurkan melalui pipa sepanjang 60 km
yang terentang antara Bontang dan Muara Badak. PT. Pupuk Kalimatan Timur
berdiri diatas lahan seluas 493 ha dan saat ini sedang mengoperasikan 4 unit
Pabrik Amonia dan Unit pabrik Urea dengan total kapasitas produksi
1.850.000 ton Amoniak dan 2.980.000 ton Urea per tahun.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 6
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 2.1 pabrik PT. pupuk Kalimantan Timur
2.2 Logo Perusahaan
Gambar 2.2 Lambang PT. Pupuk Kalimantan Timur
Makna dari unsur-unsur yang ada pada logo perusahaan PT. Pupuk
Kalimantan Timur yaitu sebagai berikut :
1. Segilima berwarna biru, melambangkan pancasila yang merupakan
landasan idiil perusahaan.
2. Daun dan buah, melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
3. Lingkaran putih kecil, melambangkan letak lokasi Bontang dekat
khatulistiwa.
4. Garis merah horizontal dari kiri-kanan melambangkan garis khatulistiwa.
5. Warna biru melambangkan keluasan wawasan.
6. Warna merah melambangkan dinamika kewiraswastaan.
2.3 Visi Misi PT. Pupuk Kalimantan Timur
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 7
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Visi
Menjadi perusahaan agro-kimia yang memiliki reputasi prima di kawasan
Asia.
Misi
1. Menyediakan produk-produk pupuk, kimia, agro dan jasa pelayanan
pabrik serta perdangan yang berdaya saing tinggi.
2. Memaksimalkan nilai perusahaan melalui pengembangan sumber daya
manusia dan menerapkan teknologi mutakhir.
3. Menunjang program ketahanan pangan nasional dengan penyediaan
pupuk secara tepat.
4. Memberikan manfaat bagi pemegang saham, karyawan dan
masyarakat serta peduli pada lingkungan
2.4 Motto
Kami hadir dalam semangat pionir
Kami kuat ditempa oleh tantangan
Kami maju dengan karya bermutu
2.5 Budaya Dan Nilai-Nilai Budaya Perusahaan
1. Integritas (integrity)
2. Kebersamaan (Team Work)
3. Unggul (Excellent Achievement)
4. Kepuasan pelanggan (Customer)
5. Tangggap (Proactive)
2.6 Lokasi Pabrik
Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur terletak di wilayah pantai Kota
Bontang, kurang lebih 121 km sebelah utara Samarinda, ibukota Provinsi
Kalimantan Timur. Secara geografis PT. Pupuk Kalimantan Timur terletak
pada 0010’46,9” LU dan 117029’30,6” BT. Pabrik ini berdiri di atas areal seluas
493 Ha. Di sebelah selatan lokasi pabrik (sekitar 10 km) terdapat lokasi pabrik
pencairan gas alam, PT. Badak NGL Co. Perumahan dinas karyawan terletak
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 8
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
sekitar 6 km sebelah barat pabrik dengan areal seluas 765 Ha. Pada daerah
tersebut juga terdapat perumahan BTN untuk karyawan.
Gambar 2.3 Lokasi PT. Pupuk Kalimantan Timur
Transportasi ke daerah Bontang dapat melalui jalan darat, laut, maupun
udara. Jalur udara menggunakan pesawat PT. Pupuk Kalimantan Timur dari
Balikpapan yang terbang dengan jadwal rutin sekali setiap hari. Transportasi
udara tersebut memakan waktu 45 menit perjalanan. Pabrik PT. Pupuk
Kalimantan Timur didirikan di lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan berikut:
1. Lokasi dekat dengan sumber bahan baku berupa gas alam.
2. Lokasi dekat dengan pantai sehingga memudahkan pengangkutan.
3. Lokasi berada di tengah daerah pemasaran pupuk untuk ekspor maupun
pemasaran dalam negeri.
4. Pemetaan Zone Industry.
5. Peluang untuk perluasan pabrik karena luasnya lahan yang dimiliki.
2.7 Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Pupuk Kalimantan Timur ditunjukkan pada gambar
dibawah ini :
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 9
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar a
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 10
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar b
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 11
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar c
Gambar 2.4 ( a,b,c) Adalah Struktur Organisasi Perusahaan.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 12
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
2.8 Unit dan Fasilitas Produksi
Saat ini PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki lima buah pabrik pupuk
urea dengan kapasitas total sebanyak 2.980.000 ton per tahun meliputi
pabrik Kalimantan Timur 1, Kalimantan Timur 2, Kalimantan Timur 3, POPKA,
dan Kalimantan Timur 4 serta empat buah pabrik ammonia dengan kapasitas
total sebanyak 1.850.000 ton amoniak per tahun. Selain itu PT. Pupuk
Kalimantan Timur memiliki program andalan seperti program demonstration
plot (demplot) serta PT. Pupuk Kalimantan Timur telah memproduksi pupuk
organik dengan merek Zeorganik dengan membangun kerjasama dengan
mitra usaha.
Adapun profil dari masing-masing pabrik meliputi :
1. Kalimantan Timur 1
Gambar 2.5 Pabrik Kalimantan Timur 1
Kapasitas produksi
Urea : 700.000 ton/tahun.
Amoniak : 595.000 ton/tahun.
Pabrik Kalimantan Timur 1 yang merupakan pengalihan pabrik
pupuk terapung, diresmikan tanggal 29 oktober 1998. Pabrik iini
menggunakan proses lurgi untuk amoniak dan stamikarbon untuk urea.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 13
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
2. Kalimantan Timur 2
Gambar 2.6 Pabrik Kalimantan Timur 2
Kapasitas produksi :
Urea : 570.000 ton/tahun.
Amoniak : 595.000 ton/tahun.
Pabrik Kalimantan Timur 2 diresmikan bersama dengan Kalimantan Timur
1 dengan menggunakan proses Kellogg untuk amoniak serta stamicarbon
untuk urea.
3. Kalimantan Timur 3
Gambar 2.7 Pabrik Kalimantan Timur 3
Kapasitas produksi :
Urea : 570.000 ton/tahun.
Amoniak : 330.000 ton/tahun.
Pabrik Kalimantan Timur 3 diresmikan pada tanggal 4 april 1989. Pabrik
dengan teknologi hemat energy ini menggunakan proses Haldor topsoe dan
Stamicarbon untuk urea.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 14
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4. POPKA
Gambar 2.8 Pabrik POPKA
Kapasitas Produksi :
Urea : 570.000 ton/tahun.
Proyek optimalisasi pupuk Kalimantan Timur (POPKA) hanya
memproduksi urea merupakan proyek optimalisasi Kalimantan Timur yang
diresmikan pada tanggal 7 juli 1999. POPKA merupakan pabrik urea granule
pertama di Indonesia dengan menggunakan proses stamicarbon untuk urea.
5. Kalimantan Timur 4
Gambar 2.9 Pabrik Kalimantan Timur 4
Kapasitas produksi :
Urea : 570.000 ton/tahun.
Amoniak : 330.000 ton/tahun.
Unit urea Pabrik Kalimantan Timur 4 diresmikan pada tanggal 3 juli 2002
dan unit amoniak Kalimantan Timur 4 diresmikan oleh presiden RI pada
tanggal 31 Mei 2004. Kalimantan Timur 4 juga memproduksi urea granul.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 15
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Pabrik ini menggunakan proses holdor topsoe untuk amoniak dan
snamprogetti untuk urea.
Sejak dikembangkan pada tahun 2002, pupuk Kalimantan Timur mulai
mensosialisasikan NPK Pelangi kepada masyarakat melalui program
demonstration plot (demplot) yaitu semacam lahan percontohan di area
pertanian. Hasil demplot yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa
produk ini dapat meningkatkan produktifitas pertanian hingga rata-rata 30%.
Untuk memenuhi kebutuhan NPK pelangi di daerah pemasaran
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sebagian Sumatera, Bali serta Nusa Tenggara,
Pupuk Kalimantan Timur mendirikan 3 pabrik yang telah diresmikan pada
tahun 2004 yaitu Bontang, Semarang dan Surabaya. Masing-masing untit
produksi dioperasikan oleh perusahaan patungan terkait yaitu PT. Pukati
Pelangi Agromakmur (Semarang) dan PT. Pukati Pelangi Tani Mukti
(Surabaya) dengan Kapasitas produksi : 350.000 ton/tahun.
Gambar 2.10 NPK Pelangi
2.9 Proses produksi
1. Pabrik Amonia
Gas alam dilewatkan ke Reaktor Desulphurizer untuk
menghilangkan senyawa belerang yang terkandung di dalamnya. Gas
yang sudah bersih di campur dengan air dan dipanasskan lagi kemudian
direaksikan di Primary Reformer hasil reaksi berupa Gas Karbondioksida
dan Gas Hidrogen. Gas hasil reaksi ini di kirim ke Secondari Reformerdan
direaksikan dengan udara, maka dihasilkan gas Gas Hidrogen, Nitrogen,
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 16
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
da Karbon Monoksida. Gas-gas tersebut direaksikan di shift Converter
(HTS) dan (LTS) untuk mengubah Gas Karbon Monoksida menjadi
Karbondioksida dan Hidrogen. Gas-gas Karbondioksida dipisahkan dari
Gas Nitrogen dan Hidrogen pada unit CO2 Remaval. Gas karbondioksida
yang sudah terpisah di kirim ke pabrik Urea untuk bahan baku
pembuatan Urea. Gas Nitrogen dan Gas Hidrogen yang disebut sebagai
gas syinthesa, dimurnikan dari sisa-sisa Karbondioksida dan Karbon
Monoksida pada Reaktor Methanator. Kemudian Gas Hidrogen dan Gas
Nitrogen direaksikan di dalam Ammonia Converter agar menjadi Gas
Amonia. Gas Amonia Amonia di dinginkan sehinga menjadi Amonia Cair.
Ammonia cair temperature kira-kira (positif) 30oC dikirim ke pabrik Urea
untuk di pproses menjadi Urea, sedangkan sebagian di simpan dalam
tangki penyimpanan Ammonia (Storage) dengan temperature kira-kira
(Negatif) 30oC sebelum dikapalkan. Proses pembuatan Ammonia di pabrik
Kalimantan Timur 1 sampai Kalimantan Timur 4 pada prinsipnya hamper
sama tetapi menggunakan suhu dan tekanan berbeda-beda pada
beberapa tahapan prosesnya. Dibawah ini bagan proses pembuatan
Amonia :
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 17
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 2.11 Proses Pembuatan Amonia
2. Pabrik Urea
Ammonia Cair dan Gas Karbondioksida yang datang dari pabrik
Ammonia direaksikan di Mixer dan terbentuk Ammonium Karbamat yang
selanjutnya dihidrolisa di dalam Reaktor menjadi Urea dan Air. Urea yang
terbentuk selanjutnya dipisahkan dari Ammonium Karbamat dan Air
dengan cara proses Flashing. Pada proses ini Ammonium Karbamat akan
terpisah kembali menjadi Gas Amonia dan Gas Karbondioksida dan kedua
Reaktan ini di kembalikan lagi ke Mixer. Proses ini disebut dengan
Resirkulasi yang dilakukan dalam dua tahap. Untuk memisahakn Urea dari
larutan dilakukan proses pemekatan dengan cara penguapan. Larutan
yang sudah pekat sekal akan terbentuk Kristal, Kristal Urea yang terjadi di
kirim kemenara pembutir (priling Tower). Butir-butir Urea yang terjadi di
kirim ke gudang pupuk curah dengan Conveyer dan Elevator sebelum
dikapalkan, dan sebagian dikemas di unit pengantongan. Dalam proses
pembuatan Urea, di pabrik Kalimantan Timur 2 dan Kalimantan Timur 3
digunakan proses Stripping yang merupakan proses yang mutakhir. Di
pabrik Kalimantan Timur 4 dengan proses operasi Urea Granular
(Granulator). Berikut adalah bagan pembuatan Urea :
CO Shift
Converter
Desulphurize
r
Secondary
Reformer
Primary
Reformer
Gas Bumi
Uap Air
Air / Udara
CO2
Absorberp
r
CO2 Stripper
Ammonia
Storage
Tank
Methanator Synthesis
and
Refrigeratio
n Section
To Urea Plant
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 18
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 2.12 Proses Pembuatan Pupuk Urea
2.10 Merek Dagang
1. Daun Buah
Gambar 2.13 Merek Dagang Pupuk Daun Buah
Arti lambing merek dagang Pupuk Daun Buah :
a. Logo diolah melalui penggabungan simbol daun buah yang sudah
menjadi simbol/ikon dari Pupuk Kalimantan Timur dengan ilustrasi
stilasi daun.
b. Simbol daun buah mewakili perusahaan Pupuk Kalimantan Timur
yang sudah dikenal
c. Daun hijau melebar dan mengembang melambangkan kesuburan,
hasil yang bermanfaat serta kemakmuran.
d. Warna merah menggabarkan dinamika dan kecerahan harapan.
Karbon
Ammonia
Urea Sintesis
Urea Prill Granulator
Prilling tower
Urea Granul
Konsentrasi
Larutan Urea
Pemisahan
dan
Pemurnian
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 19
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
e. Warna hijau menggambarkan karakter sejuk, kesuburan, dan
kemakmuran sesuai dengan esensi pupuk yang member
kesuburan tanah.
f. Warna biru menggambarkan kemajuan dan manfaat teknologi.
2. Merek Mandau
Gambar 2.14 Merek Dagang Pupuk Urea Mandau
Arti lambang merek dagang Pupuk Urea Mandau :
a. Daun sebanyak 17 melambangkan kemakmuran salah satu cita-cita
kemerdekaan.
b. Mandau merupakan alat untuk membuat lahan pertanian yang
dipergunakan penduduk asli Kalimantan, melambangkan kepeloporan
perusahaan dalam mengembangkan usah pertanian.
c. Mandau berjumbai lima melambangkan keluasan wawasan
pemasaran.
d. Warna merah melambangkan dinamika kewirausahaan.
3. Merek Pelangi
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 20
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 2.15 Merek Dagang Pupuk NPK Pelangi
Arti lambang merk dagang Pupuk NPK Pelangi :
a. Logo terdiri dari simbolisasi pelangi yaitu tiga bidang lengkung dengan
warna dasar unsure cahaya, merah, hijau, dan biru (R,G,B).
b. Daun hijau melebar dan mengembang melambangkan kesuburan,
hasil yang bermanfaat serta kemakmuran.
c. Tulisan Pupuk Kalimantan Timur berwarna biru menampilkan
identitas produsen untuk melengkapi ikon daun buah yang sudah ada
d. Pemilihan tipografi/huruftanpa kaki megesankan modernitas,
terbuka, dan responsive terhadap perkembangan.
e. Warna merah melambangkan dinamika dan kecerahan harapan
f. Warna hijau melambangkan karakter sejuk, kesuburan, dan
kemakmuran sesuai dengan esensi Pupuk yang member kesuburan
tanah.
g. Warna biru menggambarkan kemajuan dan manfaat teknologi.
2.11 Spesifikasi Produk
1. urea
Pupuk Urea, disebut pupuk Nitrogen (N), memiliki kandungan
nitrogen 46 %. Urea dibuat dari reaksi antara amoniak dengan karbon
dioksida dalam suatu proses kimia menjadi urea padat dalam bentuk
prill (ukuran 1-3,35 mm) atau granul (ukuran 2-4,75 mm) yang
keduanya diproduksi oleh Pupuk Kalimantan Timur. Urea prill paling
banyak digunakan untuk tanaman pangan dan industri, sedangkan
urea granul lebih cocok untuk tanaman perkebunan. Urea Pupuk
Kalimantan Timur dipasarkan dan dijual kesektor domestik dengan
menggunakan merk dagang Urea Daun Buah dan Urea Mandau.
Produk Urea Pupuk Kalimantan Timur dalam perdagangan mematuhi
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 21
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
standar SNI 02-2801-1998 (HS: 3102.10.00.00). PT Pupuk Kalimantan
Timur memproduksi 2 (dua) jenis pupuk Urea, yaitu:
1. Urea Prill
2. Urea Granule
Spesifikasi teknis kedua macam pupuk Urea tersebut adalah
sama hanya berbeda dalam hal ukuran butiran, dimana pupuk
Urea Granul lebih besar dan mengandung lebih banyak anti
cacking. Lihatlah table dibawwaa ini :
Table 2.1 Spesifikasi Teknis Kedua Jenis Pupuk Urea
No Spesifikasi Urea Prill Urea Granul
1 Kandunagan Nitrogen 46 % (Minimal)1-3,35 mm 46 % (Minimal)1-3,35
mm
2 Ukuran Butiran 1-3,35 mm 2-4,75 mm
3 Kandungan Air 0,5 % (Maksimal) 0,5 % (Maksimal)
4 Biuret 0,5 % (Maksimal) 0,5 % (Maksimal)
5 Warna Putih dengan perlakuan
anti cacking
Putih dengan perlakuan
anti cacking
6 Kemasan Dalam karung 50 kg atau
curah
Dalam karung 50 kg
atau curah
2. Amonia
Pupuk Kalimantan Timur memiliki empat pabrik amoniak yang
berbahan baku gas alam dengan kapasitas terpasang mencapai total
5.600 ton per hari. Amoniak produksi pupuk Kalimantan Timur
diperdagangkan dalam bentuk cair dengan kemurnian minimal 99,5 %
dan campuran (impurity) berupa air maksimal 0,5 %. Amoniak dibuat
dari bahan baku gas bumi yang direaksikan dengan udara dan steam
yang diproses pada suhu dan tekanan yang tinggi melalui beberapa
katalisator di dalam pabrik. Produk Amoniak Pupuk Kalimantan Timur
menurut World Custom Organization dikelompokkan dalam
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 22
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Harmonized System Code, HS: 2814.10.00.00. Deskripsi produk dari
Amoniak sebagai berikut :
Kandungan amoniak 99,5%
Kandungan air 0,5% max
Kandungan minyak 10 ppm max
2.12 Fasilitas Pabrik
PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki 4 buah dermaga dengan
daya tampung kapal yang berbeda yaitu Dermaga I (6.000 DWT),
Dermaga II (40.000 DWT), Dermaga III (20.000 DWT), dan Dermaga
Quadrant Arm Loader (40.000 DWT). Dengan kedalaman dermaga yang
dapat disinggahi kapal berdaya muat hingga puluhan ribu DWT, PT.
Pupuk Kalimantan Timur juga memiliki ammonia storage dengan
kapasitas 52 ribu ton, gedung urea curah dengan kapasitas 70 ribu ton
dan gudang pengantongan dengan kapasitas 10 ribu ton. Untuk
menjaga kualitas produk PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki
laboratorium uji mutu yang hasilnya telah mendapat pengakuan dari
Badan Sertifikasi Internasional, ISO 17025. Di bidang pemeliharaan dan
pengadaan alat-alat pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki
gudang spare part, bengkel, dan Industri Peralatan Pabrik.
2.13 Pemasaran Hasil Produksi
a. Pemasaran Pupuk Urea
Produk pupuk urea PT. Pupuk Kalimantan Timur didistribusikan
untuk
memenuhi kebutuhan di Indonesia bagian timur dan tengah yang
meliputi daerah:
1. Jawa Timur
2. Bali
3. Kalimantan Timur
4. Kalimantan Tengah
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 23
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
5. Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan
Sulawesi
Utara
6. NTB dan NTT
7. Maluku
8. Irian Jaya
9. Jawa Tengah
Untuk pemasaran pupuk urea ke luar negeri yang dilayani oleh PT.
Pupuk.
Kalimantan Timur berdasarkan kuota dari APPI meliputi:
1. Malaysia
2. Vietnam
3. Jepang
4. China
5. Srilangka
6. Philipina
b. Pemasaran Ammonia
Produk ammonia sebagian besar diekspor ke luar negeri, antara
lain:
1. Korea Selatan
2. India
3. Yordania
4. Tanzania
5. Spanyol
Dibawah ini peta wilayah daerah pemasaran PT. Pupuk Kalimantan Timur :
Daerah pemasaran pupuk di Dalam Negeri meliputi 2/3 wilayah Indonesa
sebagaimana gambar berikut ini :
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 24
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 2.16 Wilayah Pemasaraan Dalam Negeri PT. Pupuk Kalimantan Timur
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 25
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Sedangkan daerah pemasaran ekspor PT. Pupuk Kalimantan Timur dapat
dilihat pada
peta berikut ini :
Gambar 2.17 Wilayah Pemasaran Luar Negeri PT. Pupuk Kalimantan Timur
2.14 Jenis Perusahaan
Pada saat ini PT. Pupuk Kalimantan Timur, mengoperasikan 5 buah
pabrik
yaitu pabrik Kalimantan Timur-1, pabrik Kalimantan Timur-2, pabrik
Kalimantan Timur-3, pabrik Kalimantan Timur-4, dan
POPKA. Setiap pabrik terdiri dari tiga unit yaitu unit Utilitas, Unit
Ammoniak, Unit Urea, sedangkan POPKA hanya mempunyai Unit Utilitas
dan Unit Granul. Selain menghasilkan ammonia dan urea, pabrik PT. Pupuk
Kalimantan Timur juga menghasilkan produk samping berupa nitrogen,
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 26
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
oksigen, dan karbondioksida. Selanjutnya untuk perkembangan selain
produk tersebut, maka dibuka beberapa anak perusahaan sebagai berikut:
1. PT. Kalimantan Timur Nusa Etika (KNE)
2. PT. Kalimantan Timur Multi Boga Utama (KMBU)
3. PT. Daun Buah
4. PT. Kalimantan Timur Cipta Yasa (KCY)
5. PT. Kalimantan Timur Adhiguna Dermaga (KAD)
6. PT. Kalimantan Timur Bahtera Adhiguna (KBA)
7. PT. Kalimantan Timur Industrial Estate (KIE)
8. PT. Kalimantan Timur Adventure Tours and Travel (KATT)
Selain itu juga didirikan juga beberapa perusahaan patungan dengan
perusahaan besar Nasional dan Internasional, seperti:
1. PT. Kalimantan Timur Methanol Industri
2. PT. DSM Kalimantan Timur Melamine
3. PT. Kalimantan Timur Soda Ash
4. PT. Kalimantan Timur Ambikap Wiratama
5. PT. Kalimantan Timur Parna Industri
6. PT. Kalimantan Timur Pacific Ammonia
2.15 Fasilitas jaminan Sosial
Karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur menerima fasilitas dan jaminan
sosial sebagai berikut:
1. Fasilitas rumah tangga
2. Program pensiun
3. Jaminan atas keselamatan kerja
4. Fasilitas rumah sakit dan tempat ibadah
5. Program tabungan hari tua
6. Fasilitas pendidikan: TK, SD, SMP, dan SMU
7. Fasilitas olahraga
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 27
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
8. Fasilitas perbelanjaan meliputi: supermarket dan pusat perbelanjaan
serba Ada.
2.16 Tenaga Kerja Dan Waktu Kerja
Waktu kerja bagi karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur dibagi dua,
yaitu karyawan shift dan non shift. Untuk non shift, lama jam kerja adalah 8
jam sehari, seminggu lima hari, mulai pukul 07.00 – 16.00 WITA untuk hari
Senin sampai Kamis sedangkan hari Jumat mulai pukul 07.00 – 17.00 WITA.
Sedangkan untuk shift, terdapat pembagian kerja sebagai berikut:
Day shift : 07.00 – 15.00 WITA
Swing shift : 15.00 – 23.00 WITA
Night shift : 23.00 – 07.00 WIT
2.17 Peningkatan Mutu Dan Pengolahan Lingkugan
PT. Pupuk Kalimantan Timur berupaya meningkatan mutu dan
pengelolaan lingkungan. Hasil yang dicapai adalah keberhasilan meraih ISO
9002 pada tahun 1996, ISO 14001 pada 1997 dan ISO 17025 pada tahun
2000. ISO 9002 adalah pengakuan di bidang sistem manajemen produksi
dan instalasi, ISO 14001 pada bidang manajemen lingkungan dan ISO 17025
di bidang laboratorium uji mutu.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 28
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
BAB III
DEPARTEMEN PERENCANAAN MATERIAL, BAHAN BAKU
DAN PERGUDANGAN
Departemen perencanaan material dan pergudangan merupakan suatu
departemen yang dibentuk berada dibawah naungan Kompartemen teknik
sejajar dengan Departemen cangun dan departemen jasa teknik. Kompartemen
bertanggung jawab kepada direktur teknik dan pengembangan.
Tudas dari departemen perencanaan material dan pergudangan secara
garis besar adalah melaksanakan pekerjaan di bidang perencanaan dan
pengendalian logistic perusahaan yang meliputi perencanaan pembelian
material, mengendalikan persediaan, administrasi logistik serta sistem
penyimpanan dan pengeluaran barang dari dan ke gudang. Pada dasarnya tujuan
dari perencanaan material dan pergudangan adalah untuk mengendalikan
persediaan gudang agar dapat melayani permintaan dari pemakai (user) dengan
baik, dengan nilai persedian yang optimum, sehingga departemen ini ikut
bertanggung jawab terhadap kontinuitas produksi perusahaan .
Departemen ini juga melayani permintaan atas pembelian barang bukan
persediaan (non stock) untuk keperluan perusahaan, mengadakan evaluasi teknis
serta estimasi harga, sehingga diusahakan apa yang direncanakan untuk dibeli
sesuai dengan keperluan pemakai (user).
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 29
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 3.1 Diagram struktur Organisasi Direktorat Teknik & Pengembangan
PT. Pupuk Kalimantan Timur.
3.1 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan Material Bahan Baku &
Pergudangan.
Gambar 3.2 Diagram struktur OrganisasI Departemen Perencanaan Material
Bahan Baku & Pergudangan
DEPARTEMEN
JASA TEKNK
DEPERTEMEN
PERENCANAAN
MATERIAL DAN
PERGUDANGA
N
DEPERTEMEN
CANGUN
DEPARTEMEN
PPAP
DEPARTEMEN
PENGADAAN
DERIKTUR TEKNIK DAN
PENGEMBANGAN
KOMPARTEMEN
TENIK
KOMPARTEMEN
KSU
PROYEK
DEPARTEMEN
PERENCANAAN MATERIAL &
PERGUDANGAN
BAGIAN
PERGUDANGAN
KARU BULK
MATERIAL &
CHEMICAL
STAF PERENCANAAN
MATERIAL
SEKSI
GUDANG I
SEKSI
GUDANG II
STAF IDENTIFIKASI &
STANDAR MATERIAL
KARU
LAYDOWN
& BBM
PELAKSANA
KARU
COUNTER
MATERIAL
KARU
PREVENTIVE
MATERIAL
STAF
IDENTIFIKASI
STAF
PERENCANAAN
MATERIAL
STOCK
STAF
PERENCANAAN
MATERIAL
NON STOCK
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 30
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
3.2 Pembagian Tugas
Pembagian tugas dari jabatan-jabatan yang tertera pada gambar 3.2
adalah sebagai berikut :
3.2.1 Kepala Departemen Perencanaan
Tugas dari kepala Departemen Perencanaan Material &
Pergudangan adalah sebagai berikut :
1. Memimpin dan melaksanakan pekerjaan di bidang perencanaan
dan pengendalian logistic meliputi rencana pembeliaan material,
administrasi logistic dan pengeluaran material dari dan ke gudang.
2. Mengkoordinasi unit-unit lain demi kelancaran tugas dan
tanggung jawab Departemen Perencanaan Material &
Pergudangan.
3.2.2 Kepala Bagian Pergudangan
Tugas dari kepala bagian pergudangan adalah mengatur,
menyiapkaan, memelihara dan mencatat semua barang yang dibeli
oleh perusahaan maupun mendistribusikan barang-barang tersebut
kepada pemakai.
3.2.3 Kepala Seksi Bidang I
Tugas dari kepala seksi bidang I adalah sebagai berikut :
1. Membantu kepala bagian pergudangan dalam mengelola suku
cadang atau material spare part pabrik yang meliputi penerimaan
material dari seksi receiving material.
2. Menyimpan dan menempatkan barang-barang sesuai
klasifikasinya.
3. Memelihara (preventive material) dan mengendalikan (counter
material) barang-barang di gudang agar sesuai siap mengeluarkan
barang sesuai dengan permintaan/kebutuhan pemakai (user).
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 31
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
3.2.4 Kepala Seksi Gudang II
Tugas dari kepala gudang II antara lain :
1. Mengendalkan pemasukan dan pengeluaran barang dari gudang,
sesuai klasifikasinya, yaitu gudang bulk material, chemical,
laydown, BBM, material dan non stock dengan bantuan
computer.
2. Melakukan pengendalian gudang secara fisik agar memenuhi
aturan pergudangan yang aman, efisien, ekonomis, dan sesuai
aturan pergudangan.
3.2.5 Staf Perencanaan Material
Tugas dari stafperencanaan material adalah sebagai berikut :
1. merencanakan pembelian barang-barang keperluan perusahaan
baik untuk persediaan stock maupun untuk non stock.
2. Melakukan pengendalian persediaan agar tetap pada posisi unuk
dapat melayani semaksimal mungkin dengan nilai persediaan
gudang yang minimum demi kelancaran produksi pabrik dan
sarana pendukung lainnya.
3.2.6 Staf Inventory Control
tugas dari inventory control adalah sebagai berikut :
1. mengendalikan persediaan gudang secara kuantitas dengan
melakukan inventory control dan meng-update posisi maksimum
dan minimum stock.
2. Membuat rencana pembelian barang untuk persediaan gudang
berdasaarkan Re-Order Report (ROR)
3.2.7 Staf PME dan PFM
tugas staf PME dan PFM antara lain :
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 32
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
1. membuat rencana pembelian barang untuk barang langsung pakai
atau tidak masuk gudang (non-stock) berdasarkan Material
Requestion (MR) dari user.
2. Melakukan proses antisipasi sebagai pengendali rencana penerbitan
permintaan pembelian (PP) atas jumlah anggaran yang tersedia.
3. Melakukan evaluasi dan analisa harga untuk mendapatkan standart
harga yang selanjutnya menjadi bahan estimasi harga.
3.2.8 Staf Identiifikasi Dan Standarisasi Material
Tugas dari kepala bidang identifikasi dan standarisasi material
adalah sebagai berikut :
1. melakukan identifikasi dan standarisasi material yang
dispesialisasikan berdasarkan bidang keahliannya seperti rotating,
non- rotating, general mechanical, dan instrument lstrik.
2. Membuat identifikasi permintaan item baru (PIB), spare part two
years, surplus material project dan evaluasi konsolidasi dan
standarisasi material.
3. Me-maintenance database material dengan system katalouging
NATO atau AUSLANG.
4. Klarifikator awal PP stock untuk mengevaluasi hasil penawaran dari
vendor.
5. Memberikan penawaran alternative stock dari permintaan barang
(MR) dari user.
3.3 Prosedur Dan Mekanisme Kerja Bagian Perencanaan Material
Mekanisme kerja yang berlaku dan dijalankan di bagian perencanaan
material cukup kompkeks, selaiin merencanakan dn mengendalikan
kebutuhan untuk pabrik, juga merencanakan kebutuhan material non-pabrik
(non-stock) yaitu untuk keperluan secara umum, seperti computer, AC,
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 33
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
perangkat alat-alat listrik dan bahan-bahan bangunan untuk proyek yang
ada dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Persediaan merupka suber daya yang menganggur atau yang disebut “
idle resource”. Suatu persoalan besar yang dihadapi oleh bagian
perencanaan material adalah bagaimana menentukan persediaan yang
optimal, dalam arti jumlah persediaan di usahakan minimal namun tetap
dapat memberikan pelayanan optimal bagi pemakai, untuk mencapai tujuan
tersebut, maka persediaan harus direncanakan dan dikendalikan secara
seksama dan terus-menerus secara periodik.
Penugasan kerja pada bagian perencanaan material dibagi dalam tiga
seksi, dimana input dan output dari ketiga seksi tersebut dihubungkan satu
sama lain dengan system yang dinamakan avantis. Avantis adalah software
computer yang merupakan alat bantu untuk me-record dan mengolah data
tentang stock item. Software Avantis (inventori control system) sehingga
aplikasinya belum optimal.
3.3.1 Staf Inventory Control
Penyusunan rencana kerja di staf ini antara lain :
1. Mereview kondisi maksimum dan minimum dari stok yang berasal
dari Re-order Report (ROR) yang secara otomatis tercetak oleh
system avantis, apabila item tersebut telah mencapai batas
minimum. Stok item dikelompokkan berdasarkan besarnya
frekuensi pengambilan material, menjadi beberapa golongan
pergerakan material, yaitu :
a. Fast moving.
b. Medium moving.
c. Slow moving.
d. Non moving.
e. Sleeping stock.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 34
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
2. Mengklasifikasikan material berdasarkan konsep klasifikasi ABC
atau disebut juga analisa ranking per periode, biasanya 6 bulan
sekali terhadap movement material stok. Tujuan dari analisa ini
adalah untuk menentukan prioritas order, memberikan pelayanan
yang lebih baik dengan nilai investasi yang lebih kecil.
3. Menganalisa item-tem stok yang non-moving untuk mengetahui
apakah item-item tersebut masih layak untuk distok atau dipesan
kalau ada permintaan pembelinya dijadwalkan kembali dengan
mempertimbangkan perkiraan waktu pemakaian, lead time, harga
dan tingkat urgensinya pabrik.
4. Memberiakan suatu informasi ke bagian identifikasi dan
standarisasi material tentang item-item stok yang akan dihapus
dari catatan komputer setelah dievaluasi bersama user.
5. Merencanakan kebutuhan per tahun untuk barang-barang
consumable stock, seperti bahan kimia, lube oil, BBM, karung, dan
lain-lain.
Memantau Level Minimum dan Maksimum stok. Dalam suatu sistem
inventory control yang baik , diperlukan suatu data tentang jumlah stock
maksimum dan minimum yang akurat. Sangat diharapkan stock item yang ada di
gudang selalu berada antara batas maksimum dan minimum level, yang
dimaksud dengan minimum stock disini adalah suatu batas inventori dimana
order harus dilakukan. Review maksimum dan minimum stock di staf inventori
control ini dilakukan dalam seminggu sekali melalui ROR tadi.
Penentuan maksimum stock di staf tersebut biasanya dilakukan
berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
1. Data pemakaian Selma lima tahun ditambah data berjalan. Berdasarkan
data-data ini, diharapkan pemantauan minimum atau maksimum stock
akan lebih realistis.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 35
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
2. Berdasarkan metode perhitungan metode praktis dengam rumus
matematis.
Untuk menentukan minimum stock atau Re-Order level , adalah
bilamana persediaan sama dengan kebutuhan selama tenggang waktu
pemesanan (lead time) ditambah dengan besarnya safety stock. Rumus
dan cara mencarinya sebagai berikut :
1. Minimum stock
Minimum stock dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Minimum stock = 𝑋 × 𝐿
𝑇 + 𝑆𝑆 ……………………………………….…...(3.1)
Dengan: 𝑋 = Rata-rata pemakaian tiap bulan.
𝐿
𝑇 = Rata-rata lead time.
SS = Safety stock.
2. Safety stock
Dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
SS = 𝑋 × 𝐿
𝑇 × n% ……………………………………..……………………………(3.2)
Dimana n% berkisar anatra 20-30%, tergantung dari tingkat urgensi
dar material stok. Semakin besar presentase maka semakin besar pula
tingkat keamanan dari stok.
3. Re-Order Quantity (ROQ)
Dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
ROQ = 𝑋 × 𝐿
𝑇 × k…………………………………………..………………..…..…(3.3)
4. Maksimum Stok
Dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Maksimum stok = ROQ + SS ……………………………………………………..(3.4)
Dimana k adalah faktor pengaman, tabel dapat dilihat pada table 3.1
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Nilai Tingkat Kepercayaan (%) untuk tiap faktor pengaman
(k)
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 36
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Faktor Pengaman
(k)
Tingkat Kepercayaan
(%)
0.00 50.00
0.67 75.00
0.84 80.00
1.00 84.13
1.04 85.00
1.25 89.44
1.28 90.00
1.50 93.32
1.56 94.00
1.60 94.52
1.65 95.00
1.75 96.00
1.88 97.00
2.00 97.72
2.05 98.00
2.20 98.61
2.33 99.00
2.40 99.18
2.50 99.38
2.57 99.50
2.65 99.60
2.75 99.70
2.88 99.80
3.00 99.86
3.09 99.90
3.20 99.93
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 37
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Aplikasi dari persamaan-persamaan diatas biasanya dipakai untuk
mengendalikan stok dari barang yang permintaannya tetap, pemakaiannya
kontinyu dan jenisnya sedikit. Item stok yang dimaksud biasanya adalah barang
chemical, lube oil, pipe and tube fitting, dan barang stok lain dengan kondisi
seperti diatas.
Mereview Re-Order Material Stock, system pemesanan kembali untuk
setiap item stok sudah dilakukan oleh computer dengan batasan apabila jumlah
persediaan di gudang ditambah dengan jumlah barang yang sedang dipesan
sama dengan atau kurang dari minimum stok. Computer akan secara otomatis
mencetak perintah item-item tersebut untuk dipesan kembali. Perintah Re-Order
ini biasanya dicetak seminggu sekali (Format Re-Order Report ).
Dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
ROP / Minimum Stok ≤ BOH + BOO………………………………………………………………(3.5)
Dengan : ROP : Re-Order Point (tingkat persamaan kembali).
BOH : Balance On Hand (jumlah persediaan di gudang).
BOO : Balance On Order (jumlah barang yang dipesan).
Kondisi stok dibawah minimum atau tidak ada stok. Pada dasarnya tujuan
utama dari pengadaan persediaan adalah untuk memperlancar proses
operasional dari pabrik. Apabila terjadi kehabisan stok, terutama untuk barang-
barang pipe dan tube fitting yang merupakan salah satu spare part yang penting,
maka akan menyebabkan berhentinya proses produksi. Tentunya hal ini akan
menyebabkan perusahaan mengalami kerugian yang besar. Terjadinya kehabisan
stok bisanya disebabkan beberapa hal berikut :
1. Peningkatan pemakaian barang.
4.00 99.99
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 38
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
2. Waktu lead time yang tidak pasti.
3. Ketidak pastian pemakaian barang.
Dari pengalaman ini, untuk mempercepat proses pengadaan terhadap
barang-barang stok krisis, biasanya dari staf inventory control akan membuat
surat pemberitahuan ke bagian pengadaan agar stok dapat dipercepat
pengadaannya (surat push). Jika dalam keadaan persediaan nol sedangkan
barang tersebut sangat dibutuhkan untuk operasional pabrik biasanya
perusahaan membuat surat permohonan meminjam barang tersebut biasanya ke
APPI dan perusahaan terdekat.
3.3.2 Staf Perencanaan Material dan Evaluasi (PME) atau Perencanaan
Fabrikasi Material (PFM)
Pekerjaan rutin yang dilakukan oleh staf PME/PFM antara lain :
1. Menerima permintaan material/MR (material request) dari seluruh
departemen atau user yang akan diproses menjadi PP (permintaan
pembelian).
2. Membuat file lengkap setiap nomor PP meliputi MR dan dokumen
yang muncul kemudian seperti PO (purchasing Order) atau revisi dan
dokumen-dokumen lain yang berkaitan.
3. Dalam menganalisa harga barang, staf PME/PFM bertugas membuat
catatan harga barang. Staf ini bertugas membuat catatan harga
barnag berdasarkan data-data pembelian masa lalu dengan
mengambil data-data lima tahun terakhir yang terecord pada
software avantis, baik berupa barang barang stok maupun non-stock.
Harga-harga yang diperoleh kemudian dievaluasi untuk menentukan
harga yang wajar. Dari data tersebut dibuat daftar standar harga
untuk dijadikan referensi dalam estimasi harga dari tahun ke tahun.
Juga membuat catatan supplier yang dominan atas harga yang wajar,
supply metrial, lead time, dan lain-lain.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 39
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4. Dalam mengevaluasi nilai stok di gudang, staf PME/PFM membuat
catatan persediaan gudang setiap akhir bulan baik jumlah stok
maupun nilai barangnya.
3.4 Prosedur Dan Mekanisme Kerja Bagian Identifikasi dan Standarisasi
Material
Tujuan umum dari bagian ini adalah untuk membuat identifikasi teknis
atas semua barang yang dikategorikan persediaan gudang ataupun non-stok
bila diperluakan. Identifikasi material akan dituangkan dalam bentuk mater
catalog yang berguna bag user dan DPM & P sendiri untuk mencari atau
meminta barang yang diperlukan oleh user dengan cepat dan tepat. Data-
data hasil identifikasi ini sangat penting dalam proses pembelian barang
terutama menyangkut nama barang, spesifikasi material, part number,
manufacture code, nomor seri, dan lain-lain.
Adapun tugas rutin yang dikerjakan oleh staf ini adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa spare part setiap item untuk diteliti tentang kebenaran dari
spesifikasi barang, misalnya drawing number, part number, equipment
number sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku setelah dicetak
terlebih dahulu dengan stok yang ada.
2. Apabila terdapat pengajuan spare part tambahan untuk dipesan, maka
petugas identifikasi terlebih dahulu memeriksa kebenaran spesifikasi
yang ada dengan data teknis yang ada dikomputer. Bila ternyata
dikomputer spare part yang dimaksud tidak ada, maka seksi identifikasi
akan mengidentifikasi barang yang dimaksud berdasarkan buku manual
yang ada. Kendala dalam hal ini terjadi bila data-data yang tersedia
sangat minim, sehingga sulit untuk meyakinkan apakah stok tersebut
memang benar-benar stok baru atau sudahada sebelumnya.
3. Mengamati catalog item stok utnuk memperoleh ide-ide yang menuju
pada proses konsolidasi, interchanging ability, rasionalisasi stok, dan
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 40
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
absolete stok yang bertujuan untuk mengurangi jumlah item stok tanpa
mengurangi pelayanan pada user.
Tugas khusus yang diemban dari staf ini adalah mengkoordianasi
system kodifikasi paper work dari departemen perencanaan material &
pergudangan seperti kode penomoran permintaan pembelian (menurut
kelas, fungsi kategori, lokasi penggunaan, dan movement)dan
merencanakan penggunaan kodifikasi tersebut secara universal dalam
departemen maupun antar departemen atau departemen dalam
lingkungan PT. Pupuk Kalimantan Timur.
3.5 Prosedur dan mekanisme kerja bagian pergudangan
Tanggung jawab bagian pembelian dan berakhir setelah barang yang
dipesan diterima digudang dengan baik sesuai dengan spesifikasi yang
tercantum dalam order pembelian. Dengan demikian tanggung jawab
terhadap permintaan, penyimpanan, keamanan, dan pengeluaran barang
terletak pada bagian pergudangan. Secara umum tugas dan tanggung jawab
bagian ini adalah sebagai berikut :
1. Menerima dan menyimpan bahan dan supply sehingga tetap tersedia
pada saat diperlukan.
2. Mengeluarakan barang-barang ke bagian lain yang memerlukan dengan
prosedur yang berlaku.
3. Mencatat semua barang di gudang dan perubahan-perubahannya
terutama segi fisik.
4. Merencanakan tata ruang dan menggunakan alat-alat gudang dengan
efisien.
5. Menjaga ketertiban, kelancaran dan kebersihan penyimpanan barang di
gudang.
6. Menjaga agar semua barang dan supply dalam tanggung jawabnya
berada dalam daerah gudang.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 41
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Bagian pergudangan dikepalai oleh kepala bagian pergudangan. Tugas
dan pekerjaan dari kepala bagian ini dibagi dalam dua seksi gudang yaitu :
a. Seksi Gudang I (spare part).
b. Seksi Gudang II (chemical, laydown, dan otomotif).
3.5.1 Seksi Gudang I
Tujuan umum dari seksi ini adalah mengatur, menyimpan, dam
memelihara barang yang diterima dari receiving sesuai dengan aturan
pergudangan yang berlaku. Selain itu juga mengendalikan pengeluaran
barang dari gudang sesuai dengan keperluan pemakai berdasarkan
prosedur yang berlaku. Pada gudang ini disimpan beberapa macam
spare part pabrik, seperti elektronik stock, turbine, instrumen, pompa,
kompresor, dan lain-lain.
Adapun tugas-tugas pokok yang dikerjakan oleh seksi gudang I
adalah sebagai berikut :
1. Menerima barang dari receiving dan mengalokasikannya sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan yaitu system NATO dimana
setiap item dibagi-bagi atau ditempatkan menurut groups atau sub
groupsnya.
2. Memelihara barang dan lokasi secara administrative, seperti
penomoran lokasi yang jelas, pencantuman nomor stok, dan
spesifikasi yang sesuai, serta meng-update kartu persediaan (bin
card) untuk tiap penambahan ataupun pengurangan stok.
3. Memelihara gudang dan barang secara fisik agar terhindar dari
kerusakan selama disimpan, terhindar dari bahaya kebakaran,
korosi, kehilangan, dan lain-lain.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 42
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4. Melayani user dalam pengambilan barang yaitu mencari lokasi
barang, menyerahkan barang dan mencatat setiap pengambilan
barang.
Ukuran keberhasilan dari seksi gudang 1 adalah tidak adanya
kerusakan dan kehilangan barang , jumlah stok yang akurat antara data
komputer dan kenyataan di gudang antara bin card dan secara fisiknya.
Selain itu juga dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
setiap permintaan dari user.
3.5.2 Seksi Gudang II
Ada berberapa gudang yang berada dibawah pengawasan kepala
seksi gudang II, yaitu antara lain :
1. Gudang chemical, merupakan gudang yang berisi stok bahan-bahan
kimia untuk operasi pabrik.
2. Gudang otomotif dan bulk material, seperti valve, tools, material
consumable, bolts, round bar, dan palte bar.
3. Gudang Lay down, merupakan gudang terbuka yang berisikan
barang-barang bekas proyek, tabung-tabung oksigen, hydrogen, dan
lain-lain.
Tugas-tugas harian yang biasa dikerjakan oleh seksi gudang II tidak
jauh beda dengan seksi gudang I. perbedaan yang mendasar adalah
jenis material yang ditangani.
3.6 Tata Cara Penyimpanan Barang di Gudang
Dalam perencanaan lokasi barang di gudang, material harus diletakkan
dengan aman, terhindar dari bahaya. Maka untuk menentukan lokasi,
susunan, dan kemudahan pengambilan barang perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut :
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 43
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
1. Gudang I
Material yang terdapat dalam gudang tidak semuanya
digolongkan dalam satu jenis material. Dalam pengelompokan jenis
material ini dilihat dari frekuensi pengambilan material di gudang. Berikut
adalah klasifikasi material berdasarkan frekuensi pengambilan di gudang :
a. Barang-barang yang sering diambil (fast moving).
b. Barang-barang yang jarang diambil (slow moving).
c. Barang-barang yang sangat jarang diambil (sleeping stock).
d. Barang-barang yang ukurannya besar (floor stock).
e. Barang-barang yang memerlukan penyimpanan khusus.
2. Gudang II
Pada gudang ini disimpan barang-barang non stock, plastik,
barang-barang titipan, barang-barang otomotif, chemical, obsolete.
Barang-barang chemical memerlukan penanganan khusus, dimana
penyimpanan diatur sedemikian rupa untuk menghindari kontaminasi
antara barang chemical satu dengan yang lainnya. Pengaturan ini sudah
diatur menurut tatanan atau prosedur yang ada. Untuk barang-barang
consumable seperti HCl cair, H2SO4 cair, NaOH cair, dan flag merupakan
bahan kimia yang sangat sering di issued atau merupakan kebutuhan
sehari-hari pabrik, maka ditempatkan pada gudang tersendiri.
Pertimbangan yang lain adalah bahan-bahan kimia ini sangat beracun dan
bersifat korosif sehingga perlu tempat tersendiri. Untuk gudang laydown
berisi barang-barang yang berukuran besar misalnya pipa-pipa, tangki,
drum-drum, bahan kimia dan lube oil.
Adapun jenis-jenis gudang terbagi dalam beberapa jenis, yaitu :
1. In Door (lokasi rak pallet)
Barang-barang yang disimpan disini adalah barang-barang yang dapat
disusun di atas pallet, dan kemudian dialokasikan dengan alat angkut,
seperti fork lift. Barang-barang disini seperti gasket, shaft, gear,
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 44
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
gearing, dan lain-lain. Biasanya barang-barang ini berukuran dan
memiliki berat menengah.
2. Out Door/Floor (lantai)
Lokasi ini dipakai hanya untuk barang-barang yang besar yang tidak
mungkin dimasukkan kedalam rak.
3. Hot Room (ruang panas)
Lokasi ini dipakai untuk menyimpan barang-barang yang memerlukan
perawatan penyimpanan pada suhu yang panas, seperti jenis kawat
las.
4. Cold Room (ruang dingin)
Ruangan ini dipakai untuk menyimpan barang-barang yang tidak boleh
terkena udara panas, sehingga harus disimpan dalam ruang dingin,
seperti jenis barang lem, rubber linning, bahan kimia dan lain-lain.
5. Guard Room (ruang khusus)
Ruangan khusus ini dipakai untuk menyimpan barang-barang yang
bentuknya kecil tetapi memiliki nilai yang tinggi sehingga dalam
penanganannya memerlukan penanganan khusus. Barang-barang
disimpan dalam lokasi khusus ini antara lain, alat-alat instrumen, fitting
material, stainless steel, connector, dan lain-lain.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 45
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Rumusan Masalah
Didalam melakukan pekerjaan di Departemen Perencanaan Material,
Bahan Baku dan Pergudangan (PMBB & P) yang mengelolah Perencanaan
Material Bahan Baku dan Pergudangan, ada beberapa gudang yang menjadi
tempat peyimpanan stock bahan baku dan spare part untuk mendukung
kelangsungan proses produksi. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian
pada gudang II (consumable) yang mengelola persediaan berbagai jenis
karung dan spare part non-stock. Melihat tingkat kepentingan karung dalam
proses pengantongan Pupuk, penulis menjadikan karung sebagai objek
penelitian dalam hal persediaannya. karena tanpa karung, maka proses
produksi bisa terhenti. Karena itu, penulis fokus hanya pada persediaan
karung.
Ada dua jenis karung antara lain karung Urea dan karung NPK. Kedua
jenis karung ini, masih terbagi atas beberapa bagian berdasarkan komposisi
dan jenis kemasannya. Dari komposisi dan jenis kemasan inilah yang
membuat karung menjadi lebih banyak dan dibedakan atas beberapa stock
number.
Penulis membatasi penelitian jenis karung dan hanya fokus pada jenis
karung Urea Non Subsidi dan subsidi (Holding) yang mewakili sebagian dari
beberapa stock number.
Dari masalah ini, maka penulis mengangkat judul “Analisa perbandingan
metode Min-Max, Blanket Order, Konsinyasi, dan Re-Order Quantity untuk
menghitung Total Cost persediaan karung Pupuk Urea Pada PT. Pupuk
Kalimantan Timur”
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 46
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari perumusan masalah ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai jumlah karung jenis karung Urea Non-Subsidi dan Subsidi
(Holding) yang harus tersedia untuk mengantisipasi kehabisan stok dan
mengetahui total cost yang dikeluarkan dalam persediaan karung tersebut.
4.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan adalah
sebagai berikut :
1. Pengambilan data dilakukan dalam lingkungan Departemen Perencanaan
Material, Bahan Baku dan Pergudangan (PMBB & P), departemen
pengadaan, dan departemen akuntansi
2. Data historis item yang digunakan adalah data historis item yang
digunakan untuk kebutuhan pengantongan pupuk jenis karung Urea Non-
subsidi dan Subsidi (Holding) yang terdapat pada software Avantis selama
4 tahun, mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2012.
3. Perhitungan statistik dalam pengolahan data item menggunakan service
level 95 %.
4. Pengolahan data dilakukan pada 8 stock number karung pupuk Urea baik
karung Non-subsidi dan Subsidi dengan quantity pemakaian lengkap dari
tahun 2009 sampai 2012.
4.4 Asumsi-Asumsi
asumsi yang digunakan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. data yang digunakan merupakan data yang mewakili factual material
dilapangan.
2. Biaya order material terhitung adalah konstan.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 47
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.5 Pengumpulan Data
data yang dibutuhkan dalam pengolahan laporan ini, penulis dapatkan di
tiga tempat yaitu di Departemen Perencanaan Material bagian inventori
tentang data-data karung Urea Non-Subsidi dan subsidi dari tahun 2009
sampai tahun 2012 yang diklasifikasikan dalam bentuk stock number
sebagai objek penelitian yang didapatkan melalui software Avantis yang di
konversikan ke Microsoft excel. untuk mendapatkan data ordering cost di
dapatkan di Departemen Pengadaan, serta mendapatkan data menengenai
kebijakan perusahaan dalam menentukan holding cost didapatkan di
Departemen Akuntansi.
4.6 Pengolahan Data
pengolahan data terbagi atas tiga tahap, yakni seleksi item,
forecasting/peramalan permintaan, serta perhitungan total cost.
4.6.1 Seleksi Item
item-item persediaan karung yang tersedia di dapatkan melalui
software Avantis yang disaring lagi menjadi beberapa item sesuai
keinginan penulis karena karung sudah termasuk item consumable
yang frekuensi pengambilannya cukup tinggi. Adapun proses
pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
1. Mengambil data melalui software Avantis mengenai data jenis
karung Urea non-Subsidi dan Subsidi dengan stock number yang
sudah ditentukan dari tahun 2009-2012.
2. Mengambil data item yang mempunyai pemakaian secara ber-
urut dari tahun 2009-2012 dan mengeliminasi data yang quantity
pemakaiannya tidak lengkap untuk mendapatkan perbandingan
data yang lebih akurat dari tahun ke tahun berikutnya.
4.6.2 Data Hasil Seleksi
Adapun data hasil seleksi dari item-item yang dijadikan objek
penelitian adalah sebagai berikut:
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 48
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
1. Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Surabaya (stock
number
83603-5).
2. Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Bontang (stock number
86824-8).
3. Sack , Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang (stock
number 79382-5).
4. Mataram, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91667-6).
5. Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91672-2).
6. Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock number
91668-4).
7. Surabaya , karung Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah
(91670-6).
8. Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91671-4).
Item-item inilah yang kemudian dijadikan objek penelitian untuk
mengetahui stock quantity yang mewakili jenis karung Urea karung
Non-Subsidi.
4.6.3 Forecasting /Perhitungan Ramalan Permintaan
Forcasting/perhitungan ramalan permintaan pada tahap ini
dilakukan pada setiap item yang dijadikan objek penelitian dengan
tujuan untuk mendapatkan permintaan (demand) untuk periode
2013-2014 yang dilakukan dengan perhitungan total cost.
Foresting ini dilakukan dengan menggunakan software Win-QSB
Cara menggunakan software Win-QSB untuk forecasting adalah
sebagai berikut :
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 49
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
1. Buka software aplikasi Win-QSB
2. Saat toolbar muncul klik forecasting and linear Regretion
3. Input data historis pemakaian item yang telah ditentukan pada
kolom yang tersedia. Setelah itu, muncul historical data dan input
data quantity pemakaian dari item tersebut.
4. Pilih toolbar solve and analyze lalu klik perform forecasting.
Setelah muncul forecasting set up, lalu pilih metode forecasting
yang mempunyai MAPE terendah, untuk karung kami
menggunakan metode linear regretion.
5. Setelah itu, isi number of periods to forecast sesuai dengan
jumlah peramalan pada periode yang akan diramalkan.
6. Kemudian muncul hasil forecast untuk tahun selanjutnya.
Gambar 4.1 Tampilan Forecast Win-QSB
4.6.3.1 forecasting item (Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi
Surabaya (stock number 83603-5))
data historis pemakaian item (Sack , Urea, Prill, Daun Buah
Non-Subsidi, Surabaya (stock number 83603-5)) selama 4
tahun berturut adalah sebagai berikut :
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 50
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Tabel 4.2 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Surabaya
Dengan Stock Number 83603-5
Lalu data-data ini dimasukkan ke software Win-QSB dengan
langkah-langkah yang sudah dijelaskan di atas. Setelah itu, akan muncul
hasil peramalannya sebagai berikut:
Tabel 4.3 Tabel Forecast Karung Non-Subsidi Surabaya Dengan Stock
Number 83603-5 dengan Software Win-QSB
Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,
Suarabaya (Stock Number 86818-3) (Per Lembar)
2009 500.000
2010 429.400
2011 163.400
2012 383.200
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 51
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 4.2 Grafik Pemakaian Karung Non-Subsidi Surabaya Dengan
Stock Number 83603-5
4.6.3.2 forecasting Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang
(stock number 86824-8)
Tabel 4.3 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Prill Bontang
Dengan Stock Number 86824-8
Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,
Bontang (Stock Number 86818-3) (Per Lembar)
2009 8.557.600
2010 9.896.000
2011 6.942.000
2012 7.327.600
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 52
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Adapun hasil peramalannya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Tabel Forecast Karung Non-Subsidi Prill Bontang Dengan
Stock Number 86824-8 dengan Software Win-QSB
Gambar 4.3 Grafik Pemakaian Karung Non-Subsidi Prill Bontang Dengan
Stock Number 86824-8
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 53
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.6.3.3 Sack Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang (stock
number 79382-5).
Tabel 4.5 Data Historis Pemakaian Karung Non-Subsidi Granul
Bontang Dengan Stock Number 79382-5
Adapun hasil peramalannya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6 Tabel Forecast Karung Non-Subsidi Granul Bontang
Dengan Stock Number 79382-5 dengan Software Win-QSB
Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,
Suarabaya (Stock Number 86818-3) (Per Lembar)
2009 729.200
2010 1.225.200
2011 805.200
2012 1.512.400
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 54
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 4.4 Grafik Pemakaian Karung Non-Subsidi Granul Bontang Dengan
Stock Number 79382-5
4.6.3.4 Mataram , Sack Urea, Holding, bersubsidi pemerintah (91667-6).
Tabel 4.7 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi Mataram
(Holding) Dengan Stock Number 91667-6
Tahun Jumlah Pemakaian Sack Urea, Holding, subsidi PEME, Mataram
(Stock Number 91667-6) (Per Lembar)
2009 2.125.200
2010 1.876.721
2011 1.973.111
2012 1.658.892
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 55
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Adapun hasil peramalannya sebagai berikut :
Tabel 4.8 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Mataram Dengan
Stock Number 91667-6 dengan Software Win-QSB
Gambar 4.5 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Mataram Dengan
Stock Number 91667-6
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 56
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.6.3.5 Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah
(stock number 91672-2).
Tabel 4.9 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding)
Makassar Dengan Stock Number 91672-2
Adapun hasil peramalannya sebagai berikut :
Tabel 4.10 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Mataram
Dengan Stock Number 91667-6 dengan Software Win-QSB
Tahun Jumlah Pemakaian Sack Urea, Holding, subsidi PEME, MKS (Stock
Number 91672-2) (Per Lembar)
2009 2.740.800
2010 2.966.337
2011 3.376.026
2012 757.500
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 57
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 4.6 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Makassar Dengan
Stock Number 91672-2
4.6.3.6 Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock number
91668-4).
Tabel 4.11 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bali
Dengan Stock Number 91668-4
Tahun Jumlah Pemakaian Sack Urea, Holding, subsidi PEME, Bali (Stock
Number 91668-4) (Per Lembar)
2009 666.400
2010 1.070.366
2011 867.672
2012 498.608
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 58
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Adapun hasil peramalannya sebagai berikut :
Tabel 4.12 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Bali Dengan
Stock Number 91668-4 dengan Software Win-QSB
Gambar 4.7 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bali Dengan Stock
Number 91668-4
4.6.3.7 Surabaya , karung Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah
(91670-6)
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 59
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Tabel 4.13 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Surabaya
Dengan Stock Number 91670-6
Adapun hasil peramalannya sebagai berikut :
Tabel 4.14 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Surabaya
Dengan Stock Number 91670-6 dengan Software Win-QSB
Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,
Suarabaya (Stock Number 91670-6) (Per Lembar)
2009 10.407.890
2010 11.916.075
2011 11.138.402
2012 2.711.400
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 60
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Gambar 4.8 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Surabaya Dengan
Stock Number 91670-6
4.6.3.8 Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91671-4)
Tabel 4.15 Data Historis Pemakaian Karung Subsidi (Holding)
Bontang Dengan Stock Number 91671-4
Tahun Jumlah Pemakaian Sack , Urea, Prill, Daun Buah Non-Subsidi,
Bontang (Stock Number 91671-4) (Per Lembar)
2009 1.289.459
2010 90.541
2011 450.000
2012 1.250.000
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 61
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Adapun hasil adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16 Tabel Forecast Karung Subsidi (Holding) Bontang Dengan
Stock Number 91671-4 dengan Software Win-QSB
Gambar 4.9 Grafik Pemakaian Karung Subsidi (Holding) Bontang Dengan Stock
Number 91671-4
4.6.4 Perhitungan Total Cost
1. Holding Cost
Holding cost adalah biaya yang timbul akibat dari jumlah
yang disimpan dan lamanya barang disimpan. Setiap hari jumlah
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 62
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
barang akan berkurang karena terpakai hingga mencapai nol.
Karena nilai bergerak dari sejumlah tertentu (Q) unit ke nol
dengan tingkat pengurangan konstan (gradient D) selama waktu-t,
maka persediaan rata-rata untuk setiap siklus adalah 𝑄+0
2 = 𝑄
2,
sehingga :
Holding Cost (Hc) per perode = 𝑄2 h
Pada PT.Pupuk Kalimantan Timur nilai Holding Cost dipengaruhi
oleh :
1. Faktor inflasi : 9 %
2. Biaya operasi gudang : 10 %
3. Biaya Asuransi gudang : 6 %z
Holding Cost : 25 %
Jadi, besarnya nilai holding cost bernilai 25 % dari nilai/harga item
per unit itu sendiri.
2. Order Cost
Order Cost adalah biaya-biaya yang terlibat selama proses
pemesanan barang dari Vendor hingga barang yang dipesan
sampai di werehouse. Biaya pesan dipengaruhi oleh jumlah
pemesanan dalam satu periode, dimana frekuensi pemesanan
tergantung pada :
1. Jumlah kebutuhan selama satu periode (D)
2. Jumlah setiap kali pesan (Q).
Dari keterangan diatas bisa kita tuliskan bahwa frequensi
pemesanan = 𝐷𝑄, sehingga biaya pesan diperoleh dengan
mengalikan 𝐷𝑄 dengan setiap kali pesan (k), secara matematis
: 𝐷
𝑄x k
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 63
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Pada PT. Pupuk Kalimantan Timur, Order Cost dipengaruhi
oleh :
a. Biaya telex Rp. 75.000,-
b. Biaya telepon Rp. 375.000,-
c. Biaya administrasi dan labor Rp. 200.000,-
d. Biaya handling Rp. 700.000,-
e. Biaya tender negosiasi Rp. 1.500.000,-
Order Cost = Rp. 2.850.000,-
Untuk biaya angkut dihitung berdasarkan jumlah per lembar
dikalikan dengan jumlah karung yang ingin diorder. masing-masing
stock number memiliki perbedaan biaya karna dipengaruhi lokasi
order dari tiap-siap stock number, dimana :
1. Bontang Rp. 125,-
2. Surabaya Rp. 100,-
3. Makassar Rp. 130,-
4. Mataram Rp. 110,-
5. Bali Rp.105,-
Untuk mengetahui jumlah order cost masing-masing stock
number, dilakukan perhitungan, dimana :
1. Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Surabaya (stock
number
83603-5).
(100 x 214.900) + 2.850.000 = 24.340.000
2. Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Bontang (stock
number
86824-8).
(125 x 6.519.800) + 2.850.000 = 817.825.000
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 64
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
3. Sack , Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang (stock
number 79382-5).
(125 x 830.271) + 2.850.000 = 106.633.813
4. Mataram, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91667-6).
(110 x 1.582.848) + 2.850.000 = 176.963.280
5. Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah
(stock number 91672-2).
(130 x 1.075.113) + 2.850.000 = 142.614.690
6. Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock number
91668-4).
(105 x 920.819) + 2.850.000 = 99.535.995
7. Surabaya , karung Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah
(91670-6).
(100 x 3.076.656) + 2.850.000 = 310.515.600
8. Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91671-4).
(100 x 3.685.036) + 2.850.000 = 463.479.500
3. Purchasing cost
a. Tingkat kepercayaan sebesar 95 % (memiliki k-faktor sebesar
1,65)
b. Purchasing Cost (biaya pembelian)
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli per unit barang
persediaan, dimana nilainya adalah :
purchasing Cost= Nilai Unit Cost X Jumlah Pemakaian
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 65
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
sehingga nilai total cost adalah penjumlahan semua factor yang
berpengaruh, secara matematis :
4. Safety Stock
Dalam hal ini, Safety Stock Sangat diperlukan untuk
menjaga ketersediaan karung di gudang agar tidak berakibat fatal
bagi perusahaan sehingga dalam hal ini diperlukan safety stock
untuk mengatasi lonjakan permintaan yang tidak terduga. Metode
yang digunakan adalah persentase keamanan dengan kebijakan
dari PT. Pupuk Kalimantan Timur sebesar 20 % untuk item
consumable termasuk karung. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
SS = (Average Monthly Usage X Average Lead Time) X P %
Re-order Point (ROP)
Re-Order Point adalah jumlah barang dimana pemesanan kembali
harus dilakukan agar barang yang dipesan datang tepat pada saat
yang dibutuhkan. Berarti perusahaan harus mengamati secara terus
menerus tingkat persediaannya sampai pada titik pemesanan ulang
tercapai dan tingkat kebutuhan selama lead time bila kita bandingkan
waktu antara satu pemesanan berikut (t), yaitu :
TC = 𝐷
𝑄 x k +
𝑄
2xh + Dc
SS = (Average Monthly Usage X Average Lead Time) X P
%
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 66
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
a. L< t
Q
L waktu
T
b. L > t
Q
waktu
t L
untuk kondisi L < t, maka ROP = L x D, sedangkan untuk L > t maka ROP = (
L-t ) x D, niilai t secara matematis sebagai berikut :
t = 𝐷
𝑄
Bila nilai Q diperoleh, dari EOQ maka t = t0
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 67
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.6.5 Pengolahan Data
A. Sack . Urea. Prill. Daun Buah. Non-Subsidi. Surabaya (stock
number 83603-5).
Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung
besarnya nilai total cost adalah :
Ramalan permintaan Tahun 2013 : 214.900 lembar.
Harga per unit (UC) : Rp. 3.885,-
Average lead time : 3,45 bulan.
Order cost (k) : Rp. 24.340.000,-
Holding cost (h) : 25 % → 0.25
B. Sack . Urea. Prill. Daun Buah. Non-Subsidi. Bontang (stock
number 86824-8).
Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung
besarnya nilai total cost adalah :
Ramalan permintaan Tahun 2013 : 6.519.800 lembar.
Harga per unit (UC) : Rp. 2.925,96,-
Average lead time : 5,94 bulan.
Order cost (k) : Rp. 814.975.000,-
Holding cost (h) : 25 % → 0.25
C. Sack . Urea. Granul. Daun Buah Non-Subsidi. Bontang (stock
number 79382-5).
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 68
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk
menghitung besarnya nilai total cost adalah :
Ramalan permintaan Tahun 2013 : 1.550.400 lembar.
Harga per unit (UC) : Rp. 2.889,-
Average lead time : 2,98 bulan.
Order cost (k) : Rp. 193.800.000,-
Holding cost (h) : 25 % → 0.25
D. Mataram. Sack Urea Holding. bersubsidi pemerintah (stock
number 91667-6).
Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk
menghitung besarnya nilai total cost adalah :
Ramalan permintaan Tahun 2013 : 1.582.848 lembar.
Harga per unit (UC) : Rp. 2.749,3,-
Average lead time : 3,27 bulan.
Order cost (k) : Rp. 174.113.280,-
Holding cost (h) : 25 % → 0.25
E. Makassar. Sack. Urea. Prill. Holding. bersubsidi pemerintah
(stock number 91672-2).
Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk
menghitung besarnya nilai total cost adalah :
Ramalan permintaan Tahun 2013 : 1.075.113 lembar.
Harga per unit (UC) : Rp. 2.768,33,-
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 69
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Average lead time : 3,24 bulan.
Order cost (k) : Rp. 139.764.690,-
Holding cost (h) : 25 % → 0.25
F. Bali. Sack Urea Holding. bersubsidi pemerintah (stock
number 91668-4).
Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung
besarnya nilai total cost adalah :
Ramalan permintaan Tahun 2013 : 920.819 lembar.
Harga per unit (UC) : Rp. 2.723,-
Average lead time : 4 bulan.
Order cost (k) : Rp. 96.685.995,-
Holding cost (h) : 25 % → 0.25
G. Surabaya . karung Urea. Prill. Holding. bersubsidi pemerintah
(91670-6)
Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung
besarnya nilai total cost adalah :
Ramalan permintaan Tahun 2013 : 3.076.656 lembar.
Harga per unit (UC) : Rp. 2.640,-
Average lead time : 2,98 bulan.
Order cost (k) : Rp. 307.665.600,-
Holding cost (h) : 25 % → 0.25
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 70
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
H. Bontang. Sack Urea Holding. bersubsidi pemerintah (stock
number 91671-4)
Beberapa faktor yang perlu diketahui untuk menghitung
besarnya nilai total cost adalah :
Ramalan permintaan Tahun 2013 : 3.685.036 lembar.
Harga per unit (UC) : Rp. 2.925,-
Average lead time : 4,13 bulan.
Order cost (k) : Rp. 460.629.500,-
Holding cost (h) : 25 % → 0.25
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 71
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.6.5.1 Perhitungan total cost dengan menggunakan metode Min-Max
Stock
untuk menjaga ketersediaan bahan baku tetap ada, maka harus
diperhitungkan tingkat minimum stock dan maximum stock suatu barang
agar bisa menentukan pemesanan ulang ketika persediaan berada pada
tingkat minimum stock dan bisa mengetahui berapa jumlah maksimum
stock yang bisa ditampung di gudang agar semua berjalan dengan lancar
sehingga pabrik pun berproduksi secara kontinyu. Di bawa ini akan
dijelaskan cara menentukan Maximum Stock dan Minimum Stock dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Safety Stock berfungsi untuk mengatasi lonjakan kenaikan
permintaan.
Untuk mencari Safety Stock, rumusnya adalah sebagai berikut :
Dimana :
P = Tingkat urgensitas keberadaan item (20% kebijakan perusahaan)
Untuk menghitung total cost dengan metode Maximum-Minimum
Stock dipengaruhi oleh beberapa factor di bawah ini :
a. Safety Stock Cost (SSC)
SSC = Safety Stock x h (h = holding cost x harga karung
per/lembar)
Maximum Stock = (Minimum Stock – Safety Stock) + Minimum Stock
Minimum Stock = (average Monthly Usage x Average Lead Time) +
Safety Stock
Safety Stock = (average Monthly Usage x Average Lead Time) x P%
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 72
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
b. Holding Cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
c. Ordering Cost (OC)
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘 ket : k = Order cost
D = Demand (permintaan
tahun selanjutnya).
d. Purchasing Cost (PC)
PC = D x UC ket : UC = Unit cost
e. Total Cost (TC)
TC = SSC + OC + PC + HC
A. Perhitungan total cost Sack Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi,
Surabaya (stock number 83603-5).
Average Monthly Usage (AMU)
=
500.000+429.400+163.400+383.200+214.900
60
= 1.690.900
60
=28.182 Lembar
Average Lead Time (ALT) = 3,45 Bulan
1. Perhitungan safety stock (SS)
SS = (AMU x ALT) x P%
= (28.181,67 x 3,45) x 20 %
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 73
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 19.445 Lembar
2. Perhitungan Minimum Stock
Min-Stock = (AMU x ALT) + SS
= (19.445 x 3,45) + 19.445
= 116.672 Lembar
3. Perhitungan maximum stock
Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock
= (116.672 - 19.445) + 116.672
= 97.226,75 + 116.672
= 213.899 Lembar
4. Perhitungan safety stock cost
SSC = SS x h
= 19.445x (25 % x 3.885)
= Rp. 18.886.296,00
5. Perhitungan order cost (OC)
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘
= 214.900
213.899 − 116.672 x RP. 24.340.000
= 214.900
97.226,75 x RP. 24.340.000
= Rp.53.798.631,00
6. Perhitungan holding cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
= 213.8989 − 116.672
2 x 25% X RP. 3.885
= 97.227 𝑥 25% 𝑥 RP. 3.885
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 74
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= Rp. 47.215.740,00
7. Perhitungan purchasing cost (PC)
PC = D x UC
= 214.900 x Rp. 3885
= Rp. 834.886.500,00
8. Perhitungan total cost (TC)
TC = SSC + OC + HC + PC
= Rp. 18.886.296,19 + Rp.53.798.630,52 + Rp.
47.215.740 + Rp. 834.886.500
= Rp. 954.787.167,00
B. Perhitungan total cost Sack , Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi,
Bontang (stock number 86824-8).
Average Monthly Usage (AMU)
= 8.557.600 +9.896.000 +6.942.000 + 7.327.600+ 6.519.800
60
= 39.243.000
60
= 654.050 Lembar
Average Lead Time (ALT) = 5,94 Bulan
1. Perhitungan safety stock (SS)
SS = (AMU x ALT) x P%
= (654.050 X 5,94) x 20 %
= 777.011 Lembar
2. Perhitungan Minimum Stock
Min-Stock = (AMU x ALT) + SS
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 75
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= (54.050 X 5,94) + 777.011
= 4.662.068 Lembar
3. Perhitungan maximum stock
Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock
= (4.662.068 -777.011) + 4.662.068
= 3.885.057+ 4.662.068
= 8.547.125 Lembar
4. Perhitungan safety stock cost
SSC = SS x h
=777.011 X 25 % x2.925,96
= Rp. 578.484.987,00
5. Perhitungan order cost (OC)
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘
= 6519800
8.547.125 −4.662.068 X Rp. 817.825.000
= 6.519.800
4.316.730 𝑥 Rp. 817.825.000
= Rp. 1.372.452.305,00
6. Perhitungan holding cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
= 9.496.806−5.180.076
2 x 25% x Rp. 2978
= 2.158.365 𝑥 25% x Rp. 2978
= Rp. 1.446.212.468,00
7. Perhitungan purchasing cost (PC)
PC = D x UC
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 76
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 6.519.800 x Rp. 2978
= Rp. 19.415.964.400,00
8. Perhitungan total cost (TC)
TC = SSC + OC + HC + PC
= Rp. 578.484.987 + Rp. 1.372.452.305 + Rp.
1.446.212.468 + Rp. 19.415.964.400
= Rp. 22.813.114.161,00
C. Perhitungan Total Cost Sack , Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi,
Bontang (stock number 79382-5).
AMU = 729.200+1.225.200+805.200+1.512.400+ 830.271
60
= 5102270
60
= 85.038 Lembar
Average Lead Time (ALT) = 2,98 Bulan
1. Perhitungan safety stock (SS)
SS = (AMU x ALT) x P%
= (85.038 x 2,98) x 20 %
= 50.683 Lembar
2. Perhitungan Minimum Stock
Min-Stock = (AMU x ALT) + SS
= (85.038 x 2,98) + 50.683
= 304.095 Lembar
3. Perhitungan maximum stock
Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 77
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= (304.095 -50.683) + 304.095
= 253.413 + 304.095
= 557.508 Lembar
4. Perhitungan safety stock cost
SSC = SS x h
= 50.683 x 25 % x Rp. 2637
= Rp. 33.412.473,00
5. Perhitungan order cost (OC)
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘
= 830.271
557.508−304.095 x Rp. 106.633.813
= 830.271
253413 x Rp. 106.633.813
= Rp. 349.370.356,00
6. Perhitungan holding cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
= 557.508−304.095
2 x 25% x Rp. 2.637
= 253.413 𝑥 25% 𝑥 Rp. 2.637
= Rp. 83.531.184,00
7. Perhitungan purchasing cost (PC)
PC = D x UC
= 830.271 x Rp. Rp. 2.637
= Rp. 2.189.423.309,00
8. Perhitungan total cost (TC)
TC = SSC + OC + HC + PC
= Rp. 33.412.473 + Rp. 349.370.356,00 + Rp.
83.531.184 +
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 78
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Rp. 2.189.423.309
= Rp. 2.655.737.323,00
D. Perhitungan Total Cost Mataram, Sack Urea Holding, bersubsidi
pemerintah (stock number 91667-6).
AMU =
2.125.200+1.876721 +1.973.111+1.658.892+1.582.848
60
= 9.216.772
60
=153.613 Lembar
Average Lead Time (ALT) = 3,27 Bulan
1. Perhitungan safety stock (SS)
SS = (AMU x ALT) x P%
= (153.613 x 3,27 ) x 20 %
= 100.462 Lembar
2. Perhitungan Minimum Stock
Min-Stock = (AMU x ALT) + SS
= (153.613 x 3,27 ) + 100.462
= 602.777 Lembar
3. Perhitungan maximum stock
Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock
= (602.777 -100.462) + 602.777
= 502.314 + 602.777
= 1.105.090 Lembar
4. Perhitungan safety stock cost
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 79
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
SSC = SS x h
=100.462 x (25 % x Rp. 2749)
= Rp. 69.050.604,00
5. Perhitungan order cost (OC)
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘
= 1582848
1.105.090− 602.777 x Rp. 176.963.280
= 1.582.848
502.314 x Rp. 176.963.280
= Rp. 557.631.148,00
6. Perhitungan holding cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
= 1.105.090−602.777
2 x 25% x Rp. 2749
= 502.314𝑥 25% 𝑥 Rp. 2749
= Rp. 172.626.510,00
7. Perhitungan purchasing cost (PC)
PC = D x UC
= 1.582.848 x Rp. 2.749
= Rp. 4.351.724.006,00
8. Perhitungan total cost (TC)
TC = SSC + OC + HC + PC
= Rp. 69.050.604 + Rp. 557.631.148 + Rp. 172.626.510 +
Rp. 4.351.724.006
= Rp. 5.151.032.269,00
E. Perhitungan Total Cost Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding,
bersubsidi pemerintah (stock number 91672-2).
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 80
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
AMU =
2.740.800+2.966.337+3.376.026+757.500+1.075.113
60
= 10.915.776
60
= 181.927 Lembar
Average Lead Time (ALT) = 3,24 Bulan
1. Perhitungan safety stock (SS)
SS = (AMU x ALT) x P%
= (181.927 x 3,24) x 20 %
= 117.890 Lembar
2. Perhitungan Minimum Stock
Min-Stock = (AMU x ALT) + SS
= (181.927 x 3,24) + 117.890
= 707.342 Lembar
3. Perhitungan maximum stock
Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock
= (707.342 - 117.890 ) + 707.342
= 589.451 + 707.342
= 1.296.794 Lembar
4. Perhitungan safety stock cost
SSC = SS x h
= 117.890 x 25 % x Rp. 2508
= Rp. 73.917.268,00
5. Perhitungan order cost (OC)
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 81
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘
= 1.075.113
1.296.794− 707.342 x Rp. 1.426.146.690
= 1.075.113
589.452 x Rp. 1.426.146.690
= Rp. 2.601.177.188,00
6. Perhitungan holding cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
= 1.296.794− 707.342
2 x 25% x Rp. 2508
= 294.726 𝑥 25% 𝑥 Rp. 2508
= Rp. 184.793.172,00
7. Perhitungan purchasing cost (PC)
PC = D x UC
= 1.075.113 x Rp. 2768,33
= Rp. 2.976.267.571,00
8. Perhitungan total cost (TC)
TC = SSC + OC + HC + PC
= Rp. 73.917.268 + Rp. 2.601.177.188 + Rp.
184.793.172 +
Rp. 2.976.267.571 +
= Rp. 5.556.271.033,00
F. Perhitungan Total Cost Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi
pemerintah (stock number 91668-4).
AMU = 666.400+1.070.366+867.672+820.183+929.819
60
= 4.345.440
60
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 82
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 72.424 Lembar
Average Lead Time (ALT) = 4 Bulan
1. Perhitungan safety stock (SS)
SS = (AMU x ALT) x P%
= (72.424 x 4) x 20 %
= 57.939 Lembar
2. Perhitungan Minimum Stock
Min-Stock = (AMU x ALT) + SS
= (72.424 x 4) + 57.939
= 347.635 Lembar
3. Perhitungan maximum stock
Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock
= (347.635 - 57.939) + 347.635
=462.789,36 + 347.635
= 637.331 Lembar
4. Perhitungan safety stock cost
SSC = SS x h
= 57.939 x 25 % x Rp. 2723
= Rp. 39.442.110,00
5. Perhitungan order cost (OC)
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘
= 920.819
637.331− 347.635 x Rp. 99.535.995
= 920.819
289.696 x Rp. 99.535.995
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 83
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= Rp. 316.382.122,00
6. Perhitungan holding cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
= 637.331− 347.635
2 x 25% x Rp. 2723
= 144.848 𝑥 25% 𝑥 Rp. 2723
= Rp. 98.605.276,00
7. Perhitungan purchasing cost (PC)
PC = D x UC
= 920.819 x Rp. 2723
= Rp. 2.507.390.137,00
8. Perhitungan total cost (TC)
TC = SSC + OC + HC + PC
= Rp. 39.442.110 + Rp. 316.382.122 + Rp. 98.605.276 +
Rp. 2.507.390.137
= Rp. 2.961.819.646,00
G. Perhitungan Total Cost Surabaya , karung Urea, Prill, Holding,
bersubsidi pemerintah (91670-6)
AMU =
10.407.890+11.916.075+11.138.402+2.711.400+3.076.656
60
= 3.9250.423
60
= 654.174 Lembar
Average Lead Time (ALT) = 2,98 Bulan
1. Perhitungan safety stock (SS)
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 84
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
SS = (AMU x ALT) x P%
= (654.174 - 2,98) x 20 %
= 389.888 Lembar
2. Perhitungan Minimum Stock
Min-Stock = (AMU x ALT) + SS
= (654.174 - 2,98) + 389.888
= 2.339.325 Lembar
3. Perhitungan maximum stock
Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock
= (2.339.325 -389.888) + 2.339.325
= 1.949.438 + 2.339.325
= 4.288.762 Lembar
4. Perhitungan safety stock cost
SSC = SS x h
= 389.888 x 25 % x Rp. 2400
= Rp. 233.932.521,00
5. Perhitungan order cost (OC)
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘
= 3.076.656
4.288.762− 2.339.325 x Rp. 310.515.600,-
= 3.076.656
1.949.437 x Rp. 310.515.600,-
= Rp. 49.006.4235,00
6. Perhitungan holding cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 85
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 4.288.762−2.339.325
2 x 25% x Rp. 2400
= 1.949.437 𝑥 25% 𝑥 𝑅𝑝. 2400
= Rp. 8.692.802.459,-
7. Perhitungan purchasing cost (PC)
PC = D x UC
= 3.076.656x Rp. 2400
= Rp. 7.383.974.400,00
8. Perhitungan total cost (TC)
TC = SSC + OC + HC + PC
= Rp. 233.932.521 + Rp. 49.006.4235 + Rp.
8.692.802.459 +
Rp. 7.383.974.400
= Rp. 8.692.802.459,00
H. Perhitungan Total Cost Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi
pemerintah (stock number 91671-4)
AMU =
3.883.929,5+3.362.871+2.896.000+4.179.000 +3685036
60
= 18.006.836
60
= 300.114 Lembar
Average Lead Time (ALT) = 4,13 Bulan
1. Perhitungan safety stock (SS)
SS = (AMU x ALT) x P%
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 86
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= (300.114 x 4,13) x 20 %
= 247.894 Lembar
2. Perhitungan Minimum Stock
Min-Stock = (AMU x ALT) + SS
= (300.114 x 4,13) + 247.894
= 1.487.364 Lembar
3. Perhitungan maximum stock
Max-Stock =( Min Stock –SS) + Min stock
= (1.487.364 - 247.894 ) + 1.487.364
= 1.239.470 + 1.487.364
= 2.726.835 Lembar
4. Perhitungan safety stock cost
SSC = SS x h
= 247.894 x 25 % x Rp. 2.600
= Rp. 319.970.221,00
5. Perhitungan order cost (OC)
OC = 𝐷
𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 𝑥 𝑘
= 3685036
2.726.835 − 1.487.364 x Rp. 463.479.500
= 3685036
1.239.470 x Rp. 463.479.500
= Rp. 1.377.958.234,00
6. Perhitungan holding cost (HC)
HC = 𝑀𝑎𝑥 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘 −𝑀𝑖𝑛 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
2 𝑥 ℎ
= 2.726.835 − 1.487.364
2 x 25% x Rp. 2.600
= 1.093.915 𝑥 25% 𝑥 Rp. 2.600
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 87
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= Rp. 402.827.927,00
7. Perhitungan purchasing cost (PC)
PC = D x UC
= 3.685.036 x Rp. 2.600
= Rp. 9.581.093.600,00
8. Perhitungan total cost (TC)
TC = SSC + OC + HC + PC
= Rp. 319.970.221 + Rp. 1.377.958.234 + Rp.
402.827.927 +
Rp. 9.581.093.600
= Rp. 11.523.010.932,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 88
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.6.5.2 Perhitungan Total Cost Dengan Metode Blanket Order
Metode Blanket Order adalah metode satu kali
pemesanan untuk satu tahun pada Inventory dan khusus
untuk karung. perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 4
kali pasokan ( per tri wulan) selama satu tahun. Sehingga
rumusnya dapat diformulasikan sebagai berikut :
a. Q = D
4
b. Ordering cost --> 2k
c. Holding cost = Q
2 h = h = % holding cost x UC
d. Purchasing cost = D x UC
e. Biaya safety stock = SS x h
Sehingga nilai biaya total yaitu :
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
A. Perhitungan total cost Sack Urea. Prill. Daun Buah. Non-
Subsidi. Surabaya (stock number 83603-5).
1. Perhitungan jumlah pasokan
Q = 214.900
4 = 53.725 lembar
2. Perhitungan order cost
Ordering cost 2k = 2 x Rp 24.340.000
= Rp 48.680.000,00
3. Perhitungan Holding Cost
Holding cost = Q
2 h
= 53.725
2 (0.25 x 3.885)
= Rp 26.090.203,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 89
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= 389.888 x 0.25 x 3.885
= Rp 18.886.296,00
5. Perhitungan purchasing cost
Purchasing cost = D x UC
= 214.900 x 3.885
= Rp 834.886.500,00
6. Perhitungan Total cost
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
= RP. 48.680.000 + Rp. 26.090.203 +
Rp 834.886.500 + Rp. 18.886.296
= Rp 928.596.724,00
B. Perhitungan total cost Sack . Urea. Prill. Daun Buah.
Non-Subsidi. Bontang (stock number 86824-8).
1. Perhitungan jumlah pasokan
Q = 6.519.800
4 = 1.629.950 lembar
2. Perhitungan order cost
Ordering cost 2k = 2 x Rp 817.825.000
= Rp 1.635.650.000,00
3. Perhitungan Holding Cost
Holding cost = Q
2 h
= 1.629.950
2 (0.25 x 2.978)
= Rp 606.748.888,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 90
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 777.011 x 0.25 x 2.978
= Rp 578.484.987,00
5. Perhitungan purchasing cost
Purchasing cost = D x UC
= 6.519.800 x 2.978
= Rp 19.415.964.400,00
6. Perhitungan Total cost
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
= Rp. 1.635.650.000 + Rp. 606.748.888 +
Rp. 19.415.964.400 + Rp. 578.484.987
= Rp 22.238.478.225,00
C. Perhitungan Total Cost Bontang. Karung Urea Daun Buah
Non Subsidi Granul (Stock Number : 79382-5)
1. Perhitungan jumlah pasokan
Q = 830.271
4 = 207.568 lembar.
2. Perhitungan order cost
Ordering cost 2k = 2 x Rp 106.633.813
= Rp. 213.267.626,00
3. Perhitungan Holding Cost
Holding cost = Q
2 h
= 207.568
2 (0.25 x 2.889)
= Rp. 68.419.478,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= 68.030 x 0.25 x 2.889
= Rp. 33.412.474,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 91
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
5. Perhitungan purchasing cost
Purchasing cost = D x UC
= 830.271 x 2.889
= Rp. 2.189.423.309,00
6. Perhitungan Total cost
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
= Rp. 213.267.626 + Rp. 68.419.478 +
Rp. 2.189.423.309 + Rp. 33.412.474
= Rp. 2.504.730.454,00
D. Perhitungan Total Cost Mataram. Sack Urea Holding.
bersubsidi pemerintah (stock number 91667-6).
1. Perhitungan jumlah pasokan
Q = 1.582.848
4 = 395.712 lembar
2. Perhitungan order cost
Ordering cost 2k = 2 x Rp 176.963.280
= Rp 353.926.560,00
3. Perhitungan Holding Cost
Holding cost = Q
2 h
= 395.712
2 (0.25 x 2749.3)
= Rp 135.991.375,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= 100.463 x 0.25 x 2749,3
= Rp 69.050.604,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 92
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
5. Perhitungan purchasing cost
Purchasing cost = D x UC
= 1.582.848 x 2749.3
= Rp 4.351.724.006,-
6. Perhitungan Total cost
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
= Rp. 353.926.560 + Rp. 135.991.375 +
Rp. 4.351.724.006 + Rp. 69.050.604
= Rp 4.911.088.258,00
E. Perhitungan Total Cost Makassar. Sack. Urea. Prill.
Holding. bersubsidi pemerintah (stock number 91672-2).
1. Perhitungan jumlah pasokan
Q = 1.075.113
4 = 268.779 lembar
2. Perhitungan order cost
Ordering cost 2k = 2 x Rp 1.426.146.690
= Rp 2.852.293.380,00
3. Perhitungan Holding Cost
Holding cost = Q
2 h
= 268.778,25
2 (0.25 x 2.508)
= Rp 84.261.981,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= 117.890 x 0.25 x 2.508
= Rp 73.917.269,00
5. Perhitungan purchasing cost
Purchasing cost = D x UC
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 93
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 1.075.113 x 2.508
= Rp 2.696.383.404,00
6. Perhitungan Total cost
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
= 2.852.293.380 + 84.261.981 + 2.696.383.404
+ 73.917.269
= Rp 5.707.124.812,00
F. Perhitungan Total Cost Bali. Sack Urea Holding.
bersubsidi pemerintah (stock number 91668-4).
1. Perhitungan jumlah pasokan
Q = 920.819
4 = 230.205 lembar
2. Perhitungan order cost
Ordering cost 2k = 2 x Rp 99.535.995
= Rp. 199.071.990,00
3. Perhitungan Holding Cost
Holding cost = Q
2 h
= 230.205
2 (0.25 x 2.723)
= Rp 78.355.942,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= 57.939 x 0.25 x 2.723
= Rp. 39.442.110,00
5. Perhitungan purchasing cost
Purchasing cost = D x UC
= 920.819 x 2.723
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 94
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= Rp 2.507.390.137,00
6. Perhitungan Total cost
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
= 199.071.990 + 78.355.942 + 2.507.390.137+
39.442.110
= Rp 2.824.490.384,00
G. Perhitungan Total Cost Surabaya . karung Urea. Prill.
Holding. bersubsidi pemerintah (91670-6)
1. Perhitungan jumlah pasokan
Q = 3.076.656
4 = 769.164 lembar
2. Perhitungan order cost
Ordering cost 2k= 2 x Rp 310.515.600
= Rp. 621.031.200,00
3. Perhitungan Holding Cost
Holding cost = Q
2 h
= 769.164
2 (0.25 x 2.400)
= Rp 230.749.200,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= 389.887 x 0.25 x 2.400
= Rp. 233.932.521,00
5. Perhitungan purchasing cost
Purchasing cost = D x UC
= 3.076.656 x 2.400
= Rp. 7.383.974.400,00
6. Perhitungan Total cost
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 95
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
= 621.031.200 + 230.749.200 + 7.383.974.400
+ 7.383.974.400
= Rp 8.470.456.485,00
H. Perhitungan Total Cost Bontang. Sack Urea Holding.
bersubsidi pemerintah (stock number 91671-4)
1. Perhitungan jumlah pasokan
Q = 3.685.036
4 = 921.259 lembar
2. Perhitungan order cost
Ordering cost 2k = 2 x Rp 463.479.500
= Rp. 926.959.000,00
3. Perhitungan Holding Cost
Holding cost = Q
2 h
= 921.259
2 (0.25 x 2.600)
= Rp. 299.409.175,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= 247.894 x 0.25 x 2.600
= Rp. 161.131.170,00
5. Perhitungan purchasing cost
Purchasing cost = D x UC
= 3.685.036 x 2.600
= Rp. 9.581.093.600,00
6. Perhitungan Total cost
TC = 2k + Q
2 h + (D x UC) + (SS x h)
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 96
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 926.959.000 + 299.409.175 + 9.581.093.600
+ 161.131.170
= Rp. 10.969.514.205,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 97
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.6.5.3 Perhitungan total cost (TC) dengan menggunakan metode
konsinyasi
Prinsip metode ini yakni dimana pihak supplier dan
perusahaan selaku buyer akan menanggung semua biaya
persediaan secara bersama-sama (sharing cost). Namun pada
perusahaan PT.Pupuk Kalimantan Timur metode ini
diterapkan secara berbeda dimana suplierlah yang
menanggung seluruh biaya persediaan yaitu biaya
penyimpanan (holding cost). dan segala kerusakan selama
barang dipercayakan kepada perusahaan akan ditanggung
sepenuhnya oleh supplier. sehingga biaya penyimpanan ideal
adalah 0 (holding cost = nol) dan biaya pesan hanya akan
dikeluarkan sekali dalam setahun dan selanjutnya biaya beli
(purchasing cost) akan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan
barang dari perusahaan. penjelasan secara matematis sebagai
berikut :
1. Q = D
12
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
5. Nilai total cost
Total cost = 1k + (SS x h ) + (D x UC)
A. Perhitungan total cost Sack Urea. Prill. Daun Buah. Non-
Subsidi. Surabaya (stock number 83603-5).
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 98
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
1. Q = 214.900
12 = 17.909 lembar
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k = Rp 24.340.000,00
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
= 19.445 x 0.25 x 3.885
= Rp 18.886.296,-
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
= 214.900 x 3.885
= Rp 834.886.500,00
5. Nilai total cost
Total cost = OC + SSC + PC
= 24.340.000 + 18.886.296 + 834.886.500
= Rp 878.112.796,00
B. Perhitungan total cost Sack . Urea. Prill. Daun Buah. Non-
Subsidi. Bontang (stock number 86824-8).
1. Q = 6.519.800
12 = 543.317 lembar
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k = Rp. 817.825.000,00
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
= 777.011 x 0.25 x 2.978
= Rp. 578.484.987,00
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
= 6.519.800 x 2.978
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 99
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= Rp. 19.415.964.400,00
5. Nilai total cost
Total cost = OC + SSC + PC
= 817.825.000 + 578.484.987 +
19.415.964.400
= Rp. 20.812.274.387,00
C. Perhitungan Total Cost Bontang. Karung Urea Daun Buah
Non Subsidi Granul (Stock Number : 79382-5)
1. Q = 830.271
12 = 69.190 lembar.
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k = Rp. 106.633.813,00
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
= 68.030 x 0.25 x 2.889
= Rp. 33.412.473,00
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
= 830.271 x 2.889
= Rp. 2.189.423.309,00
5. Nilai total cost
Total cost = OC + SSC + PC
= 106.633.813 + 33.412.473 +
2.189.423.309
= Rp. 2.329.469.595,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 100
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
D. Perhitungan Total Cost Mataram. Sack Urea Holding.
bersubsidi pemerintah (stock number 91667-6).
1. Q = 1.582.848
12 = 131.904 lembar
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k = Rp. 176.963.280,00
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
= 100.463 x 0.25 x 2.749
= Rp. 69.050.604,00
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
= 1.582.848 x 2.749
= Rp 4.351.724.006,00
5. Nilai total cost
Total cost = OC + SSC + PC
= 176.963.280 + 69.050.604 +
4.351.724.006
= Rp. 4.597.737.891,00
E. Perhitungan Total Cost Makassar. Sack. Urea. Prill.
Holding. bersubsidi pemerintah (stock number 91672-2).
1. Q = 1.075.113
12 = 89.593 lembar
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k = Rp. 1.426.146.690,00
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 101
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 117.890 x 0.25 x 2.508
= Rp. 73.917.269,00
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
= 1.075.113 x 2.508
= Rp. 2.696.383.404,00
5. Nilai total cost
Total cost = OC + SSC + PC
= 1.426.146.690 + 73.917.269 +
2.696.383.404
= Rp. 4.196.447.363,00
F. Perhitungan Total Cost Bali. Sack Urea Holding.
bersubsidi pemerintah (stock number 91668-4).
1. Q = 920.819
12 = 76.735 lembar
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k = Rp. 99.535.995,00
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
= 57.939 x 0.25 x 2.723
= Rp. 39.442.110,00
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
= 920.819 x 2.723
= Rp 2.507.390.137,00
5. Nilai total cost
Total cost = OC + SSC + PC
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 102
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 99.535.995 + 39.442.110 +
2.507.390.137
= Rp. 2.646.368.242,00
G. Perhitungan Total Cost Surabaya . karung Urea. Prill.
Holding. bersubsidi pemerintah (91670-6)
1. Q = 3.076.656
12 = 256.388 lembar.
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k = Rp. 310.515.600,00
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
= 389.888 x 0.25 x 2.400
= Rp. 233.932.521,00
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
= 3.076.656 x 2.400
= Rp. 7.383.974.400,00
5. Nilai total cost
Total cost = OC + SSC + PC
= 310.515.600 + 233.932.521 +
7.383.974.400
= Rp 7.928.422.521,00
H. Perhitungan Total Cost Bontang. Sack Urea Holding.
bersubsidi pemerintah (stock number 91671-4)
1. Q = 3.685.036
12 = 307.086 lembar
2. Nilai biaya pesan
Ordering cost 1 x k = Rp. 463.479.500,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 103
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
3. Nilai biaya safety stock
Safety stock = SS x h
= 247.894 x 0.25 x 2.600
= Rp. 161.131.171,00
4. Nilai biaya persediaan
PC (purchasing cost) = D x UC
= 3.685.036 x 2.600
= Rp. 9.581.093.600,00
5. Nilai total cost
Total cost = OC + SSC + PC
= 463.479.500 + 161.131.171 +
9.581.093.600
= Rp. 10.205.704.271,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 104
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.6.5.4 Perhitungan Total Cost (TC) Dengan Menggunakan Metode
Re-Order Quantity
A. Perhitungan total cost Sack Urea. Prill. Daun Buah. Non-
Subsidi. Surabaya (stock number 83603-5).
1. Perhitungan ROQ
ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-
faktor
= (28.182 x 3,45 ) x 1.65
= 160.424 lembar.
2. Perhitungan Order Cost
Order cost = D
ROQ x k
= 214.900
160.424 x 24.340.000
= Rp. 32.605.231,00
3. Perhitungan holding cost
Holding cost = ROQ
2 x h
= 160.424
2 x (0.25)(3.885)
= Rp. 77.905.972,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= Rp 18.886.296,00
5. Perhitungan Purchasing Cost
PC (purchasing cost) = D x UC
= 214.900 x 3.885
= Rp 834.886.500,00
6. Perhitungan Total cost (TC)
TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 105
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 32.605.231 + 77.905.972 +
18.886.296 + 834.886.500
= Rp. 964.283.999,00
7. Jumlah order = D
ROQ =
214.900
160.424 = 1,3 kali
order/tahun.
B. Perhitungan total cost Sack . Urea. Prill. Daun Buah. Non-
Subsidi. Bontang (stock number 86824-8).
1. Perhitungan ROQ
ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-
faktor
= (654.050 x 5,94 ) x 1.65
= 6.410.344 lembar.
2. Perhitungan Order Cost
Order cost = 𝐷
ROQ x k
= 6.519.800
6.410.344 x 817.825.000
= Rp. 831.789.276,00
3. Perhitungan holding cost
Holding cost = ROQ
2 x h
= 6.410.344
2 x (0.25)( 2.978)
= Rp. 2.386.250.573,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= Rp. 578.484.987,00
5. Perhitungan Purchasing Cost
PC (purchasing cost) = D x UC
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 106
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 6.519.800 x 2.978
= Rp. 19.415.964.400,00
6. Perhitungan Total cost (TC)
TC (total cost) = OC+HC+SSC+PC
= 831.789.276 + 2.386.250.573 +
578.484.987 + 19.415.964.400
= Rp. 23.212.489.236,00
7. Jumlah order = D
ROQ =
6.519.800
6.410.344
= 1 kali order/tahun.
C. Perhitungan Total Cost Bontang. Karung Urea Daun Buah
Non Subsidi Granul (Stock Number : 79382-5)
1. Perhitungan ROQ
ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-
faktor
= (85.038 x 2,98 ) x 1.65
= 418.131 lembar.
2. Perhitungan Order Cost
Order cost = 𝐷
ROQ x k
= 830.271
418.131 x 106.633.813
= Rp. 211.739.610,00
3. Perhitungan holding cost
Holding cost = ROQ
2 x h
= 418.131
2 x (0.25)( 2.889)
= Rp. 137.826.453,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 107
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
Biaya safety stock = SS x h
= Rp. 33.412.473,00
5. Perhitungan Purchasing Cost
PC (purchasing cost) = D x UC
= 830.271 x 2.889
= Rp. 2.189.423.309,00
6. Perhitungan Total cost (TC)
TC (total cost) = OC+HC+SSC+PC
= 211.739.610 + 137.826.453 +
33.412.473 + 2.189.423.309
= Rp. 2.572.401.845,00
7. Jumlah order = D
ROQ =
830.271
418.131 = 2 kali order/tahun.
D. Perhitungan Total Cost Mataram. Sack Urea Holding.
bersubsidi pemerintah (stock number 91667-6).
1. Perhitungan ROQ
ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-
faktor
= (153.613 x 3,27 ) x 1.65
= 828.818 lembar.
2. Perhitungan Order Cost
Order cost = 𝐷
ROQ x k
= 1.582.848
828.818 x 2.850.000
= Rp. 176.963.280,00
3. Perhitungan holding cost
Holding cost = ROQ
2 x h
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 108
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 828.818
2 x (0.25)( 2.749)
= Rp. 284.833.742,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= Rp. 69.050.604,00
5. Perhitungan Purchasing Cost
PC (purchasing cost) = D x UC
= 1.582.848 x 2.749
= Rp 4.351.724.006,00
6. Perhitungan Total cost (TC)
TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC
= 176.963.280 + 284.833.742 +
69.050.604 + 4.351.724.006
= Rp. 5.043.566.624,00
7. Jumlah order = D
ROQ =
1.582.848
828.818
= 2 kali order/tahun.
E. Perhitungan Total Cost Makassar. Sack. Urea. Prill.
Holding. bersubsidi pemerintah (stock number 91672-2).
1. Perhitungan ROQ
ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-
faktor
= (181.929,6 x 3,24) x 1.65
= 972.596 lembar.
2. Perhitungan Order Cost
Order cost = 𝐷
ROQ x k
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 109
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= 1.075.113
972.596 x 1.426.146.690
= Rp. 1.576.471.023,00
3. Perhitungan holding cost
Holding cost = ROQ
2 x h
= 972.596
2 x (0.25)(2.508)
= Rp. 304.908.734,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= Rp. 73.917.269,00
5. Perhitungan Purchasing Cost
PC (purchasing cost) = D x UC
= 1.075.113 x 2.508
= Rp. 2.696.383.404,00
6. Perhitungan Total cost (TC)
TC (total cost) = OC+HC+SSC+PC
= 1.576.471.023 + 304.908.734 +
73.917.269 + 2.696.383.404
= Rp 4.651.680.430,00
7. Jumlah order = D
ROQ =
1.075.113
972.596
= 1 kali order/tahun.
F. Perhitungan Total Cost Bali. Sack Urea Holding. bersubsidi
pemerintah (stock number 91668-4).
1. Perhitungan ROQ
ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-
faktor
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 110
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= (72.424 x 4) x 1.65
= 477.998 lembar.
2. Perhitungan Order Cost
Order cost = 𝐷
ROQ x k
= 920.819
477.998 x 99.535.995
= Rp. 191.746.741,00
3. Perhitungan holding cost
Holding cost = ROQ
2 x h
= 477.998
2 x (0.25)(2.723)
= Rp. 162.698.705,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= Rp. 39.442.110,00
5. Perhitungan Purchasing Cost
PC (purchasing cost) = D x UC
= 920.819 x 2.723
= Rp 2.507.390.137,00
6. Perhitungan Total cost (TC) 2901277694
TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC
= 191.746.741 + 162.698.705 +
39.442.110 + 2.507.390.137
= Rp. 2.901.277.694,00
7. Jumlah order = D
ROQ =
920.819
477.998 = 2 kali
order/tahun.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 111
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
G. Perhitungan Total Cost Surabaya . karung Urea. Prill.
Holding. bersubsidi pemerintah (91670-6)
1. Perhitungan ROQ
ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-
faktor
= (654.174 x 2,98) x 1.65
= 3.216.572 lembar.
2. Perhitungan Order Cost
Order cost = 𝐷
ROQ x k
= 3.076.656
3.216.572 x 310.515.600
= Rp. 297.008.628,00
3. Perhitungan holding cost
Holding cost = ROQ
2 x h
= 3.216.572
2 x (0.25)( 2.400)
= Rp. 964.971.650,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= Rp. 233.932.521,00
5. Perhitungan Purchasing Cost
PC (purchasing cost) = D x UC
= 3.076.656 x 2.400
= Rp. 7.383.974.400,00
6. Perhitungan Total cost (TC)
TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC
= 297.008.628 + 964.971.650 +
233.932.521 + 7.383.974.400
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 112
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
= Rp. 8.879.887.198,00
7. Jumlah order = D
ROQ =
3.076.656
3.216.572
= 1 kali order/tahun.
H. Perhitungan Total Cost Bontang. Sack Urea Holding.
bersubsidi pemerintah (stock number 91671-4)
1. Perhitungan ROQ
ROQ = (avg. monthly usage x avg. lead team) x k-
faktor
= (300.114 x 4,13) x 1.65
= 2.045.126 lembar.
2. Perhitungan Order Cost
Order cost = 𝐷
ROQ x k
= 3.685.036
2.045.126 x 463.479.500
= Rp. 835.126.202,00
3. Perhitungan holding cost
Holding cost = ROQ
2 x h
= 2.045.126
2 x (0.25)(2.600)
= Rp. 664.666.080,00
4. Perhitungan biaya safety stock
Biaya safety stock = SS x h
= Rp. 161.131.171,00
5. Perhitungan Purchasing Cost
PC (purchasing cost) = D x UC
= 3.685.036 x 2.600
= Rp. 9.581.093.600,00
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 113
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
6. Perhitungan Total cost (TC)
TC (total cost) = OC + HC + SSC + PC
= 835.126.202 + 664.666.080 +
161.131.171 + 9.581.093.600
= Rp. 11.242.017.053,00
7. Jumlah order = D
ROQ =
3.685.036
2.045.126
= 2 kali order/tahun.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 114
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.7 Hasil rekap perhitungan data
Setelah dilakukan perhitungan terhadap data-data tiap item. maka
didapatkan hasil berupa nilai forecasting tiap item, nilai total cost dan
persediaan dengan metode Min-Max stock, blanket order, dan konsinyasi.
Hasil-hasil perhitungan tersebut kemudian direkap kedalam tabel-tabel
berikut :
4.7.1 Hasil rekap perhitungan forecasting
Hasil perhitungan forecasting tiap item untuk periode 2009-2012
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.18 Hasil Rekap Perhitungan Forecasting Masing-Masing Stock
Number Untuk Tahun 2013
Stock number
item Item
Nilai forecasting
periode 2013-2014
83603-5
Sack urea prill. daun buah non
subsidi (Surabaya). 214.900 Lembar
86824-8
Sack urea prill. daun buah non
subsidi (Bontang). 6.519.800 Lembar
79382-5
Sack urea granul. daun buah non
subsidi (Bontang). 1.550.400 Lembar
91667-6
Sack urea holding. bersubsidi
pemerintah (Mataram). 1.582.848 Lembar
91672-2
Sack urea prill. holding. bersubsidi
pemerintah (Makassar). 1.075.113 Lembar
91668-4
Sack urea holding. bersubsidi
pemerintah (Bali) 920.819 Lenbar
91670-6
Karung urea prill. holding.
bersubsidi pemerintah (Surabaya). 3.076.656 Lembar
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 115
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
91671-4
Sack urea holding. bersubsidi
pemerintah (Bontang). 3.685.036 Lembar
4.7.2 Hasil Perhitungan Total Cost (TC)
Hasil perhitungan total cost tiap item dengan berbagai metode
yang telah di adalah sebagai berikut :
Table 4.19 hasil perhitungan total cost masing-masing stock number
dengan menggunakan metode min-max, BO, Konsinyasi, dan
ROQ
4.7.3 Hasil Rekap Perhitungan Kuantitas Pemesanan Untuk Satu Kali Order
Hasil perhitungan persediaan untuk mengantisipasi stock karung
digudang untuk lonjakan permintaan dari data periode 2009-2012,
maka dilakukan analisa permasalahan dan membahas objek penelitian
untuk karung Urea Non-Subsidi yang mewakili stock number (83603-5,
86824-8, 79382-5) dan karung subsidi pemerintah (holding) yang
mewakili stock number (91667-6, 91672-2, 91668-4, 91670-6, 91671-4)
dengan melakukan perhitungan total cost untuk masing-masing stock
Item Min-Max Stock Blanket Order Konsinyasi ROQ
NS Prill(Surabaya). Rp 954.787.167 Rp 928.596.724 Rp 878.112.796 Rp 964.283.999
NS Prill (Bontang). Rp 22.813.114.161 Rp 22.238.478.225 Rp 20.812.274.387 Rp 23.212.489.236
NS Granul
(Bontang). Rp 2.655.737.323 Rp 2.504.730.454 Rp 2.329.469.595 Rp 2.572.401.845
Holding(Mataram). Rp 5.151.032.269 Rp 4.911.088.258 Rp 4.597.737.891 Rp 5.043.566.624
Holding(Makassar). Rp 5.556.271.033 Rp 5.707.124.812 Rp 4.196.447.363 Rp 4.651.680.430
Holding (Bali) Rp 2.961.819.646 Rp 2.824.490.384 Rp 2.646.368.242 Rp 2.901.277.694
Holding (Surabaya). Rp 8.692.802.459 Rp 8.470.456.485 Rp 7.928.422.521 Rp 8.879.887.198
Holding (Bontang). Rp 11.523.010.932 Rp 10.969.514.205 Rp 10.205.704.271 Rp 11.242.017.053
Total Cost Rp. 60.308.574.989 Rp. 58.554.479.547 Rp. 53.594.537.066 Rp. 59.467.604.078
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 116
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
number dengan menggunakan metode ROQ, Min-Max Stock, Balnket
Order dan Konsinyasi. Hasil perbandingannya dapat dapat dilihat
dibawah tabel di bawah ini :
Table 4.20 Hasil Rekap Perhitungan Kuantitas Pemesanan Untuk Satu
Kali Order
4.7.4 Metode Min-Max
Pada metode Min-Max perhitungan Total Cost dipengaruhi
oleh kondisi minimum dan maksimum persediaan. Pada kondisi
persediaan (ROP), pihak perusahaan diharapkan melakukan
pemesanan kembali, sehingga nilai persediaan tetap diantara
minimum dan maksimum, nilai minimum ini juga dipengaruhi oleh
lead time dan jumlah pemakaian rata-rata tiap bulan berdasarkan
nilai demand forecast dan nilai total cost, dipengaruhi oleh order
cost, holding cost, purchasing cost, dan melibatkan nilai cadangan
Item
Min-Max
Stock
(Lembar)
Blanket
Order
(Lembar)
Konsinyasi
(Lembar)
Re-Order
Quantity
(Lembar)
NS Prill(Surabaya) 48.613 53.725 17.908 160.424
NS Prill (Bontang) 1.942.528 1.629.950 543.317 6.410.344
NS Granul (Bontang) 126.706 207.568 69.189 418.131
Holding(Mataram) 251.158 395.712 131.904 828.819
Holding(Makassar) 294.726 268.779 89.593 972.596
Holding (Bali) 144.848 230.204 76.735 477.998
Holding (Surabaya). 974.719 769.164 256.388 3.216.572
Holding (Bontang). 619.735 921.259 307.087 2.045.126
Jumlah 4.403.036 4.476.361 1.429.850 14.531.016
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 117
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
untuk mengatasi lonjakan permintaan. Berikut ini nilai minimum
dan maksimum persediaan dari nilai total cost :
Table 4.21 hasil rekap perhitungan masing-masing Stock number
dengan menggunakan metode min-max
Stock number
item Item
Min-Max Stock
(Lembar) Total Cost
83603-5 NS Prill(Surabaya) 48.613 Rp 954.787.167
86824-8 NS Prill (Bontang) 1.942.528 Rp 22.813.114.161
79382-5 NS Granul (Bontang) 126.706 Rp 2.655.737.323
91667-6 Holding(Mataram) 251.158 Rp 5.151.032.269
91672-2 Holding(Makassar) 294.726 Rp 5.556.271.033
91668-4 Holding (Bali) 144.848 Rp 2.961.819.646
91670-6 Holding (Surabaya). 974.719 Rp 8.692.802.459
91671-4 Holding (Bontang). 619.735 Rp 11.523.010.932
Jumlah 4.403.036 Rp. 60.308.574.989
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 118
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.7.5 Metode Blanket Order
Pada perhitungan nilai total cost, hanya bergantung pada
kebijakan perusahaan yaitu jumlah pemesanan hanya dua dimana
2 kali biaya order, setiap pemesanan terdiri dari 2 kali pasokan,
sehingga biaya holding costnya berdasarkan nilai rata-rata
pasokan yang terdiri dari 4 kali pasokan setiap tahun, biaya
pembelian (PC) serta melibatkan biaya cadangan untuk mengatasi
lonjakan permintaan (safety stock), berikut rekap nilai quantity
dan nilai total cost :
Table 4.22 hasil rekap perhitungan masing-masing Stock number
dengan menggunakan metode Blanket Order
Stock number
item Item
Blanket Order
(Lembar) Total Cost
83603-5 NS Prill(Surabaya) 53.725 Rp 928.596.724
86824-8 NS Prill (Bontang) 1.629.950 Rp 22.238.478.225
79382-5 NS Granul (Bontang) 207.568 Rp 2.504.730.454
91667-6 Holding(Mataram) 395.712 Rp 4.911.088.258
91672-2 Holding(Makassar) 268.779 Rp 5.707.124.812
91668-4 Holding (Bali) 230.204 Rp 2.824.490.384
91670-6 Holding (Surabaya). 769.164 Rp 8.470.456.485
91671-4 Holding (Bontang). 921.259 Rp 10.969.514.205
Jumlah 4.476.361 Rp. 58.554.479.547
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 119
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.7.6 Metode Konsinyasi
Pada perhitungan total cost hanya dipengaruhi oleh 1 kali biaya
order dan biaya pembelian. Holding cost adalah 0 karna semua
biaya ada di gudang ditanggung sepenuhnya oleh pihak pemasok,
serta melibatkan safety stock untuk mengatasi lonjakan
permintaan, berikut rekap nilai total costnya.
Table 4.23 hasil rekap perhitungan masing-masing Stock number
dengan menggunakan metode Konsinyasi
Stock number
item
Item Konsinyasi
(Lembar) Total Cost
83603-5 NS Prill(Surabaya) 17.908 Rp 878.112.796
86824-8 NS Prill (Bontang) 543.317 Rp 20.812.274.387
79382-5 NS Granul (Bontang) 69.189 Rp 2.329.469.595
91667-6 Holding(Mataram) 131.904 Rp 4.597.737.891
91672-2 Holding(Makassar) 89.593 Rp 4.196.447.363
91668-4 Holding (Bali) 76.735 Rp 2.646.368.242
91670-6 Holding (Surabaya). 256.388 Rp 7.928.422.521
91671-4 Holding (Bontang). 307.087 Rp 10.205.704.271
Jumlah 1.429.850 Rp. 53.594.537.066
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 120
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
4.7.7 Metode Re-order Quantity (ROQ)
Perhitungan total cost berdasarkan nilai quantity yang
dipengaruhi oleh nilai pemakaian rata-rata tiap bulan
berdasarkan nilai forecast demand dan rata-rata nilai lead time,
untuk beberapa item yang nilai siklus optimal (t0) lebih kecil dari
lead team (L), maka persamaan lead team perlu dikurangi waktu
siklus optimal, yaitu L-t0. Nilai total cost dipengaruhi oleh order
cost, holding cost, purchasing cost, dan melibatkan nilai safety
stock untuk mengatasi lonjakan permintaan. Berikut ini adalah
hasil rekap perhitungan ROQ dan total cost :
Table 4.24 hasil rekap perhitungan Toiap Stock number Metode ROQ
Stock number
item Item
Re-Order
Quantity
(Lembar)
Total Cost
83603-5 NS Prill(Surabaya) 160.424 Rp 964.283.999
86824-8 NS Prill (Bontang) 6.410.344 Rp 23.212.489.236
79382-5 NS Granul (Bontang) 418.131 Rp 2.572.401.845
91667-6 Holding(Mataram) 828.819 Rp 5.043.566.624
91672-2 Holding(Makassar) 972.596 Rp 4.651.680.430
91668-4 Holding (Bali) 477.998 Rp 2.901.277.694
91670-6 Holding (Surabaya). 3.216.572 Rp 8.879.887.198
91671-4 Holding (Bontang). 2.045.126 Rp 11.242.017.053
Jumlah 14.531.016 Rp. 59.467.604.078
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 121
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa pada pengolahan data,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Bahan baku yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah karung
yang merupakan material yang sangat urgent karna pemakaiannya
rutin digunakan setiap masa produksi berlangsung. Dengan melihat
tingkat pemakain karung yang masih digunakan sampai saat ini
(history issued) maka kami menyeleksi stock number karung secara
manual yang kapasitas pemakaiannya lengkap dari tahun 2009 sampai
2012 untuk mendapatkan peramalan yang akurat pada tahun 2013.
Adapun stock number yang lolos seleksi adalah sebagai berikut :
1. Sack, Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Surabaya (stock number
83603-5).
2. Sack, Urea, Prill, Daun Buah, Non-Subsidi, Bontang (stock number
86824-8).
3. Sack, Urea, Granul, Daun Buah Non-Subsidi, Bontang (stock
number 79382-5).
4. Mataram, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91667-6).
5. Makassar, Sack, Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91672-2).
6. Bali, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock number
91668-4).
7. Surabaya , karung Urea, Prill, Holding, bersubsidi pemerintah
(stock number 91670-6).
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 122
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
8. Bontang, Sack Urea Holding, bersubsidi pemerintah (stock
number 91671-4).
2. Peramalan (forecasting) jumlah pemakaian material terpilih
menggunakan software Win-QSB dengan menggunakan metode
linear regretion yang memiliki nilai MAPE (mean absolute presentage
error) terendah dari seluruh metode yang ada. Adapun hasil
peramalan (forecast tiap stock number pada tahun 2013 dengan
menggunakan software WINQSB) adalah sebagai berikut :
Table 5.1 hasil peramalan masing-masing stock number tahun
2013 dengan menggunakan software Win-QSB
Stock number
item Item
Nilai forecasting
periode 2013-2014
83603-5
Sack urea prill. daun buah non
subsidi (Surabaya). 214.900 Lembar
86824-8
Sack urea prill. daun buah non
subsidi (Bontang). 6.519.800 Lembar
79382-5
Sack urea granul. daun buah non
subsidi (Bontang). 1.550.400 Lembar
91667-6
Sack urea holding. bersubsidi
pemerintah (Mataram). 1.582.848 Lembar
91672-2
Sack urea prill. holding. bersubsidi
pemerintah (Makassar). 1.075.113 Lembar
91668-4
Sack urea holding. bersubsidi
pemerintah (Bali) 920.819 Lenbar
91670-6
Karung urea prill. holding.
bersubsidi pemerintah (Surabaya). 3.076.656 Lembar
91671-4
Sack urea holding. bersubsidi
pemerintah (Bontang). 3.685.036 Lembar
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 123
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
3. Dari hasil peramalan terhadap nilai pemakaian stock number,
maka kami menentukan nilai total cost yang minimum dari setiap
stock number dengan membandingkan metode min-max stock,
blanket order, konsinyasi, dan re-order quantity.
Hasil perhitungan total cost keseluruhan stock number secara
berurut sebagai berikut :
a. Metode Konsinyasi dengan TC :Rp. 53.594.537.066,00
b. Metode Blanket order TC : Rp. 58.554.479.547,00
c. Metode ROQ dengan TC : Rp. 59.467.604.078,00
d. Metode Min-Max dengan TC : Rp. 60.308.574.989,00
Dari hasil nilai total cost yang diperoleh maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai total cost terendah adalah dengan
menggunakan metode konsinyasi. Hal ini disebabkan karna
metode konsinyasi tidak menggunakan biaya inventory (holding
cost) sebagai salah satu faktor untuk menghitung total cost
apabila dibandingkan dengan metode lain. Perhitungan total
costnya hanya dipengaruhi oleh satu kali biaya order costnya dan
biaya pembelian. Biaya inventory adalah nol karna seluruh biaya
selama barang ada di gudang ditanggung oleh pihak vendor serta
melibatkan nilai cadangan untuk mengatasi lonjakan permintaan.
Teknik & Manajemen Industri | Akademi Teknik Industri Makassar 124
Laporan Praktek Kerja Lapangan 2013
5.2 Saran
Melalui penelitian dan analisa yang kami lakukan maka kami
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Penggunaan teknik peramalan yang sesuai dengan pola data historis
yang menghasilkan nilai error terendah, sehingga hasil peramalan,
dapat membantu dalam perencanaan kebutuhan di masa yang akan
datang.
2. Data lead time, Min-Max stock, estimasi harga, data issued dan data
inventory karung dalam software Avantis harus selalu di input dan di
update untuk memudahkan dalam mengontrol dan mengawasinya.
3. Perlunya area gudang yang luas untuk penempatan karung sehingga
ketika ada pasokan karung bisa tertampung di dalam gudang, dan
tidak perlu di letakkan di luar. Juga area untuk penempatan karung
supaya tidak dijadikan tempat penyimpanan material yang lain
sehingga cukup untuk penempatan karung.
4. Untuk batas ideal penyusunan karung yang baik, cukup tersusun dua
pallet keatas dengan kapasitas penampungan 15 Bal/pallet, untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan runtuhnya
karung..
5. Untuk posisi karung di atas palet harus tertata dengan rapi sehingga
karung tetap dalam keadaan baik (tidak terlipat-lipat).
6. Lebih cepat merespon apabila adanya tanda kehabisan stock karung
untuk mengantisipasi agar proses pengantongan pupuk tetap
berlangsung (kontinyu).
DAFTAR PUSTAKA
1. Mappincara, A. Baso dan Asrianti Petrus, 2010, Analisa Perbandingan Total Cost Dengan Metode Economic Order Quantity, Minimum-Maximum Stock, Blanket Order, Konsinyasi Dan Re-Order Quantity Material Consumable Untuk Mengantisipasi Kebutuhan Turn-Around Pabrik Periode 2009-2010, Laporan Kerja Praktek PT. Pupuk Kaltim : Makassar : Akademi Teknik Industri Makassar
2. Astuti, Suci Farida, 2012, Analisis Metode Pengendalian Peresediaan Untuk Meminimasi Total Biaya Persediaan Dengan Blanket Order, Min-Max Stock Dan Model Probabilistic Sederhana Pada Kelompok Bahan Baku Chemical Periode 2011-2012, Laporan Kerja Praktek PT. Pupuk Kaltim : Semarang : Uiversitas Diponegoro
3. Kusuma, hendra, 1990, Perencanaan dan pengendalian produksi: ANDI Yogyakarta : Yogyakarta
4. http://www.pupukkaltim.com/ina/index.php 5. http://km.pupukkaltim.com/