Upload
agus-riki-gunawan-new
View
133
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan perhotelan mengenai tugas waitress dan tentang hotel
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri pariwisata seperti hotel dan restoran serta usaha boga lainnya, akhir-akhir ini
semakin berkembang yang menuntut adanya suatu penciptaan suasana yang nyaman dari berbagai
aspek untuk diberikan atau ditawarkan sebagai suatu produk kepada calon pelanggannya. Secara
umum, produk yang dijual oleh pihak manajemen hotel terdiri dari dua produk utama yaitu produk
nyata (Tangible Product) seperti kamar hotel, restoran, spa, dan berbagai fasilitas hotel lainnya dan
produk tidak nyata (Intangible Product) seperti kenyamanan, layanan, suasana dan lain sebagainya
(Soekadijo, 1996:3).
Hotel Jayakarta Bandung dalam menunjang kelancaran usaha jasa, juga menawarkan kedua
produk tersebut kepada calon pelanggan dalam pelaksanaanya, hotel Jayakarta Bandung memiliki
standar tersendiri. yang ditekankan kepada setiap karyawan dalam memberikan layanan kepada
pelanggan khususnya aspek intangible produk sebagai salah satu jasa yang siap dinikmati,
utamanya pada bagian dapur (kitchen) restoran hotel perihal kesehatan dan kebersihan (sanitasi,
hygiene) dalam pengelolaan makanan.
Sanitasi menurut WHO (World Health Organisation) adalah “suatu usaha untuk mengawasi
beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama pada hal-hal yang
mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Sedang
hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kesehatan. Hygiene erat hubungannya
dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat
kesehatan.
Menurut SK Dirjen Pariwisata, sanitasi hygiene adalah meliputi perorangan, makanan dan
minuman serta lingkungan, dan tujuan diadakannya usaha sanitasi dan hygiene adalah untuk
mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan lain sebagai akibat dari
adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Hotel Jayakarta Bandung sebagai salah satu industri penyedia jasa, dari aspek layanan
makanan dan minuman sudah tentu berupaya semaksimal mungkin untuk menyelenggarakannya
sebaik mungkin. Hal ini dibuktikan dengan adanya dukungan fasilitas dapur, tenaga pengolah
makanan yang terampil dibidangnya serta peralatan yang sesuai dengan standar industri dalam
pengelolaan makanan.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa pengelolaan makanan di hotel
Jayakarta Bandung dilakukan dengan menerapkan teknik-teknik kulineri yang disesuaikan dengan
jenis bahan serta menu yang akan diolah.
Namun demikian, dengan diterapkannya teknik-teknik kulineri ini, belum tentu menjadi
jaminan bahwa makanan yang diolah sudah memenuhi syarat kesehatan sanitasi hygiene. Untuk
itulah hal yang melatarbelakangi dan mendorong peneliti sehingga diangkatnya permasalahan ini
menjadi sebuah judul skripsi dan ditindak lanjuti dalam sebuah kegiatan penelitian dimaksudkan
untuk menganalisa, mengetahui, serta mengukur sejauh mana penerapan sanitasi hygiene
pengelolaan makanan pada Hotel Jayakarta Bandung.
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan utama dalam setiap management perhotelan yaitu menjual pelayanan dalam bidang
jasa yang lebih mementingkan “kepuasan bagi tamu”. Untuk memberikan penjelasan dan
kekhususan terhadap permasalahan yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah
kedalam beberapa pokok permasalah sebagai berikiut :
1. Apa yang di maksud Hygiene di Main Kitchen Food Pruduct.
2. Bagaimana penerapan sanitasi Hygiene dalam penglolaan makanan di Main Kitchen Food
Product.
3. Apa hambatan dalam menerapkan Hygiene di Main Kitchen Food Pruduct dalam mencegah resiko
keracunan.
1.3 Maksud dan Tujuan Laporan
1.3.1 Maksud Laporan
Penulis mempunyai maksud dari penyusunan laporan ini, maksud tersebut antara lain :
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan tiga tahun (D3) jurusan
Management Perhotelan pada Akademi Sekretaris dan Management Ariyanti.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan didunia kerja dalam bidang perhotelan.
3. Membandingkan antara teori yang diperoleh dalam perkuliahan di Akademi Sekretaris dan
Management Ariyanti.
4. Memperoleh data sebagai bahan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan.
1.3.2 Tujuan Laporan
Praktek Kerja Lapangan ini sangat berperan penting dalam dunia pendidikan untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
masalah – masalah yang dihadapi seorang waitress saat menangani taking order yang penulis
lakukan di Hotel Jayakarta Bandung. Oleh karena itu penulis mempunyai tujuan dalam
penyusunan laporan ini. Adapun tujuan penyusunan laporan ini antara lain :
1. Ingin mengetahui maksud di adakannya Hygiene Main Kitchen Food Pruduct.
2. Ingin mengetahui penerapan sanitasi Hygiene dalam pengelolaan makanan di Main Kitchen Food
Product.
3. Ingin mengetahui hambatan dalam menerapkan Hygiene di Main Kitchen Food Pruduct guna
mencegah resiko keracunan.
1.4 Kegunaan Laporan
1.4.1 Kegunaan bagi Penulis
Kegunaan Laporan bagi penulis adalah sebagai bahan perbandingan antara teori yang di
dapat selama belajar dikampus dengan terjun langsung kelapangan yang penulis lakukan di Hotel
Jayakarta Bandung. Hasil dari praktek kerja lapangan yang penulis lakukan dapat di curahkan juga
melalui laporan ini. Maka laporan ini mempunyai kegunaan yang sangat penting bagi penulis
sebagai bahan perbandingan.
1.4.2 Kegunaan bagi Lembaga
Sebagai tambahan bahan bacaan bagi perpustakaan akademik serta menambah ilmu
pengetahuan di ASM Ariyanti sehingga akan menghasilkan lulusan yang lebih professional serta
siap dalam menghadapi dunia kerja.
1.4.3 Kegunaan bagi Perusahaan
Laporan ini mempunyai kegunaan yang sangat penting bagi perusahaan sebagai
masukan serta memperbaiki kesalahan - kesalahan yang selama ini dinilai salah dan juga
melengkapi kekurangan – kekurangan dalam hotel tersebut, demi kemajuan operasional kerja hotel
tersebut.
1.5 Metode dan Teknik Laporan
1.5.1 Metode Laporan
Metode yang penulis lakukan untuk melakukan penyusunan laporan ini adalah
metodedeskriftif yaitu dengan cara melakukan survey langsung kelapangan yang didasari dengan
pengumpulan data untuk bahan pertimbangansebagai salah satu usaha dalam penyusunan laporana
ini.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data-data yang tersedia di hotel Jayakarta
Bandung untuk melengkapi laporan ini yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran dan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang ada dalam dunia perhotelan.
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
1. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan ini dimaksudkan untuk melihat langsung pengelolaan makanan di hotel
Jayakarta Bandung terkait dengan sanitasi hygiene. Hal-hal yang diamati meliputi :
- Prosedur penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
- Proses pengelolaan makanan
- Penyajian makanan
- Perilaku petugas pengolah dan
- Pembersihan dan penyimpanan peralatan pengolahan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada juru masak, petugas penyajian, dan steward hotel Jayakarta
Bandung untuk memperoleh informasi secara lengkap sehubungan dengan penerapan sanitasi
hygiene pengelolaan makanan yang dilakukan.
3. Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi di maksudkan untuk memperoleh berbagai dokumen atau data tertulis, serta
gambar yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaa
1.6.1 Waktu pelaksanaan
Penulis melakukan praktek kerja lapangan selama ± 6 bulan terhitung mulai tanggal 10
Febuari 2012 sampai dengan 10 Agustus 2012 di department Food and Beverage Pruduct,
tepatnya di Main Kitchen restoran.
Pada Hotel Jayakarta Bandung, waktukerja untuk seorang training di bagi menjadi 3 shift, yaitu :
1. M62 (Morning Shift) : 06.00 – 14.00 WIB
2. M73 (Morning Shift) : 07.00 – 15.00 WIB
3. A14 (Evening Shift) : 15.00 – 23.00 WIB
Jadwal yang telah di tentukan dapat berubah setiap saat bila diperlukan. Dalam satu minggu,
training mendapatkan libur satu hari.
Penulis melakukan praktek kerja lapangan selama ± 6 bulan terhitung mulai tanggal 10
Februri 2012 sampai 10 Agustus 2012.
1.6.2 Tempat Pelaksanaan
Adapun praktek kerja lapangan penulis laksanakan pada Hotel Jayakarta Bandung yang
berlokasi di Jl. Ir. H. Djuanda 381A Bandung.
Telepon : (022) 123456
E-mail : [email protected]
BAB II
DATA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Data
2.1.1 Sejarah Singkat The Jayakarta Hotel Bandung
The Jayakarta hotel di dirikan tanggal 10 Maret 1994 dengan nama Jayakarta Suite
Hotel di atas luas tanah 10.000 m2 dengan jumlah kamar 138 kamar. Dan beralamat di Jl. Ir. H.
Djuanda 381A Bandung. Hotel ini diresmikan oleh Presiden RI Soeharto, tanggal 6 Desember
1995 dengan nama Hotel Jayakarta Bandung. Pada bulan September 2004 berubah nama menjadi
The Jayakarta Bandung Suites Hotel & Spa, kemudian pada bulan Desember 2005 ada
penambahan kamar sebanyak 75 kamar boutique. Jadi seluruh jumlah kamar yang ada di The
Jayakarta Suites Hotel & Spa Bandung sampai saat ini menjadi 213 kamar.
Kamar boutique yang menjadi andalan The Jayakarta Suites Hotel & Spa terdiri dari
empat jenis yang berbeda. Diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut, yaitu Boutique Village
City View, Boutique Pool City View, Boutique Premier, Boutique Premier Deluxe. The Jayakarta
Suites Hotel & Spa juga memiliki fasilitas yang dapat dinikmati oleh para pengunjung, pada
umumnya untuk tamu yang singgah dan menghabiskan waktu untuk bersantai di hotel ini
seperti, Ruang Meeting bagi tamu business yang menginap sambil menyelesaikan pekerjaan
dengan kliennya, Restaurant, Bar Lounge, Fitness Center & Spa, Swimmingpool, Travel Agent,
Salon, Drugstore, Tennis Court, Safety Deposit Box, dll
2.1.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Food & Beverage Product
Executive Chef / Chief
Cook
Chef de partie / Hot Kitchen
Chef de partie / Cold Kitchen
Chef de partie /
Pastry
Chef de partie / Butcher
Sous Chef / Asst Chief Cook
Demi Chef
Demi Chef
Demi Chef
Demi Chef
Senior Cook
Senior Cook
Senior Cook
Senior Cook
Cook Helper
Cook Helper
Cook Helper
Cook Helper
2.1.3 Uraian Tugas
Organisasi bagian Food & Beverage Product akan berbeda antara hotel yang satu dengan
yang lainnya. Faktor yang mengakibatkan adanya perbedaan organisasi tersebut adalah tergantung
dari besar kecilnya hotel dan keterbatasan tenaga kerja.
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab di yang ada di department Food & Beverage
Product adalah sebagai berikut :
1. Chief Cook (Executive Chef)
Biasa disebut juga Chef de Cuisin atau di panggil dengan “Chef” saja. Pekerjaan seorang
Chef lebih banyak bersifat administrative. Pada hotel kecil seorang chef masih dituntut untuk turun
tangan mengolah makanan.
Tugas dan tanggung jawab Chef antara lain sebagai berikut :
- Mengelola dapur yang menjadi tanggung jawabnya.
- Menyusun menu.
- Membuat standard recipe beserta food cost nya.
- Membuat purchase order (bahan-bahan).
- Membuat perkiraan (Forecast) yang akan dicapai.
- Memimpin staff dan bawahannya.
- Mengawasi jalannya operasional kitchen terutama pada saat hotel atau restoran buka.
2. Sous Chef
Tugas dan tanggung jawabnya adalah menggantikan kedudukan chef apabila dia
berhalangan atau sedang libur (day off).
3. Chef de Partie
Bertugas mengawasi kelancaran jalannya operasional pada salah satu seksi yang menjadi
tanggung jawabnya. Selain itu juga chef de partie juga bertangung jawab mengorganisasi dan
membagi tugas pekerjaan pada bawahannya, dan ikut secara langsung turun tangan mengolah
makanan.
4. Demi Chef
Demi Chef adalah wakil dari chef de partie, berikut tugas dan tanggung jawabnya pun
hamper sama.
5. Cook / commis
Setiap chef de partie dibantu oleh juru masak (Cook) dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dan jumlahnya tergantung pada volume pekerjaan masing-masing bagian.
Commis 1 atau 1st Cook (Senior Cook) adalah pangkat yang biasanya di berikan kepada
seorang cook yang dianggap mampu untuk mengambil alih tanggung jawab atasannya dan untuk
beberapa hal dia diberi wewenang untuk bertindak sebagai “Chef de Partie/Demi Chef” apabila
yang bersangkutan berhalangan, misalnya sakit, cuti, libur (day off). Sedangkan commis 2,
commis 3 / cook helper adalah sebagai pelaksana yang bekerja atas perintah atasannya.
Kepangkatan mereka di nilai berdasarkan kecakapan / kemampuan dan lamanya bekerja.
Adapun prosedur pembersihan dan sanitasi peralatan dapur dilakukan oleh semua karaywan
tanpa terkecuali commis 1 juga yang ikut membersihkan peralatan agar terjaganya sanitasi.
Pembersihan dan perawatan peralatan memegang peranan yang sangat penting untuk mencegah
bakteri berkembang biak dan menyebar ke makanan. Untuk memudahkan proses pembersihan,
maka pembersihan peralatan dilakukan berdasarkan bahan dasar pembuatan alat tersebut,
diantaranya:
1. Besi (alat pemanggang, wajan, piring steak, dll)
2. Marmer (meja marmer)
3. Plastik dan melamin (piring, mangkok, waskom,dll)
4. Tembaga
5. Timah (panci, wajan, waskom)
6. Kayu (rolling pin, chopping board, dll)
7. Timah (panci, wajan, waskom)
8. Kayu (rolling pin, chopping board, dll)
2.1.4 Subject Laporan
2.1.4.1 Maksud di Adakannya Hygiene Main Kitcen Food product
Penerapan hygiene merupakan aspek yang harus diperhatikan pelaksanaannya untuk
mencapai derajat kesehatan secara maksimal utamanya dalam sebuah hotel, terlebih lagi hotel
adalah sebuah usaha jasa. Sanitasi menitik beratkan pada upaya menciptakan kebersihan dan
kesehatan lingkungan, sedangkan hygiene menitik beratkan pada kebersihan dan kebersihan
individu, dalam hal ini personil atau karyawan khususnya di hotel. Sanitasi lingkungan kerja dalam
hal ini dapur meliputi; meja kerja, lantai, ventilasi, plafon, gudang dan lain-lain, sedangkan
hygiene meliputi hygiene pakaian kerja, anggota badan seperti jari-jari, kuku, rambut, gigi, dan
lain-lain. Pelaksanaan sanitasi dan hygiene ini mutlak dilakukan setiap orang yang terlibat dalam
pengelolaan makanan utamanya dapur hotel. Jika hotel memperhatikan aspek sanitasi dan hygiene
khususnya dalam pengelolaan makanan, maka derajat kesehatan dan keamanan baik karyawan dan
tamu dapat tercapai secara maksimal. Untuk mempersingkat tujuan dan gambaran penerapan
sanitasi dan hygiene pada dapur hotel.
2.1.4.2 Penerapan Sanitasi Hygiene Dalam Pengelolaan Makanan Di Main Kitchen
Food Product
Makanan merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari manusia. Setiap
orang membutuhkan makanannya berbeda-beda bergantung kepada umur, jenis kelamin, jenis
pekerjaan dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat makanan kita harus
mengetahui jumlah dan macam makanan yang diperlukan.
Makanan sebagaimana berfungsi memberi tanaga dan panas badan, memperbaiki sel-sel yang
rusak, memelihara kesehatan, memberi rasa kenyang, untuk kepuasan, dan untuk pertumbuhan.
Sedang makanan yang dimakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan dan
kehidupan kita antara lain :
a) Timbulnya bermacam-macam penyakit sebagai akibat dari :
- Makanan kurang memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
- Makanan yang dimakan kurang memadai jumlahnya.
- Makanan yang dimakan seringkali mengandung racun atau bibit penyakit.
b) Pertumbuhan badan kurang normal, badan kecil, kurus, beratnya kurang sebagaimana mestinya
bila dibandingkan dengan umurnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
makanan sangat penting artinya bagi kehidupan manusia untuk menjaga kesehatan dan
pertumbuhan fisiknya. Maksud penerapan sanitasi hygiene pengelolaan makanan dalam hal ini
adalah penanganan dan perlakukan petugas pengolah terhadap bahan makanan yang akan diolah
dengan menerapkan berbagai metode/teknik pengolahan. Metode/teknik dalam mengolah bahan
makanan menjadi makanan siap saji dapat dilakukan dengan cara digoreng, rebus,bakar, panggang
dan lain sebagainya. Tujuan dalam memproses bahan mentah menjadi makanan siap saji antara
lain memudahkan pencernaan, bebas dari bibit penyakit, menambahkan rasa, meningkatkan wujud
dari makanan yang akan dimasak, dan meningkatkan penampilan makanan tersebut.
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai pengelolaan makanan, perlu diketahui terlebih
dahulu dijelaskan pengertian dan cara/metode/teknik memasak sebagaimana diuraikan Suwarti,
dkk (1994:18) bahwa memasak merupakan suatu proses penerapan panas pada bahan makanan
untuk membuat bahan-bahan dasar berubah menjadi makanan dengan cara yang sesuai untuk
setiap bahan dasar. Ada 3 cara perambatan panas ke dalam makanan yang dimasak yaitu:
1) Konduksi (Conduction),
2) Konveksi (Convection)
3) Radiasi (Radiation)
Bahan makanan dapat diolah dengan menerapkan teknik-teknik memasak yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Cara memasak panas basah (Moist Heat Cooking) yang terdiri dari :
- Boiling - Poaching
- Stuffing - Braising/sungkup
- Blancing - Steaming
2. Cara memasak panas kering (Dry Heat Cooking) yang terdiri dari :
- Bubuy/Sambon - Bakar
- Panggang - Roasting
- Baking - Deep fat frying
- Shallow frying - Sauteing
2.1.4.3 Hambatan Dalam Menerapkan Hygiene di Main Kitchen Food Product
Setiap pelaksanaan suatu kegiatan pasti masih terdapat kekurangan. Hal ini juga ditemui
pada pengelolaan makanan di dapur hotel Yasmin Makassar ditinjau dari aspek sanitasi dan
hygiene, namun bukan sebagai hal yang sangat mempengaruhi kesehatan dan keamanan makanan
yang diolah. Uraian di atas dipertegas oleh cheff hotel sesuai dengan hasil wawancara langsung
oleh Cheff di salah satu Hotel. Masih ada kendala tapi tidak terlalu mempengaruhi keamanan
makanan yang diolah, utamanya dari aspek hygiene karyawan. Biasa masih ada karyawan yang
tidak melengkapi pakaian kerjanya atau masih tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dapur, dan
ini biasanya terjadi pada siswa-siswa praktek/magang. Sepatu yang seharusnya digunakan adalah
sepatu karet, tapi mereka umumnya menggunakan sepatu kulit. Tapi selalu saya tegur supaya
terhindar dari kecelakaan kerja akibat lantai dapur yang licin”. Berdasarkan uraian dan penjelasan
di atas dan setelah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kendala-kendala yang
cukup baik dalam penerapan sanitasi dan hygiene pengelolaan makanan di dapur hotel.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Hygiene dan Sanitasi
2.2.1.1 Hygiene
Pada hakikatnya “Hygiene” dan “Sanitasi” mempunyai pengertian dan tujuan yang
hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Bagus Putu Sudira (1996:17) berdasarkan
buku Theory of Catering dimana dikemukakan bahwa :
“Hygiene adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit”. Hygiene lebih
banyak membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit. Seorang juru masak
disamping harus mampu mengolah makanan yang enak rasanya, menarik penampilannya, juga
harus layak dimakan. Untuk itu makanan harus bebas dari bakteri atau kuman penyakit yang
membahayakan kesehatan manusia, sedang Sanitasi lebih memperhatikan masalah kebersihan
untuk mencapai kesehatan”. Menurut Shadily (1989:289) “Hygiene adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari kesehatan. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan,
makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan. Sedang
sanitasi menurut WHO adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik
yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak
perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Perbedaan dari sanitasi dan hygiene
adalah hygiene lebih mengarahkan aktivitasnya pada manusia, sedangkan senitasi lebih menitik
beratkan pada faktor-faktor lingkungan hidup manusia. Tujuan diadakannya usaha senitasi dan
hygiene adalah untuk mencegah timbulnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan lain
sebagai akibat dari adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Hygiene sebagaimana yang dijelaskan Soekresno (2000:3) dapat dikelompokkan sebagai
berikut ;
1. Ruang lingkup sanitasi dan hygiene di tempat kerja meliputi :
o Hygiene perorangan,
o hygiene makanan,
o sanitasi dan hygiene tempat kerja,
o sanitasi dan hygiene barang dan peralatan, dan
o limbah dan linen. Selanjutnya,
2. Hygiene perorangan meliputi :
o rambut,
o hidung,
o mulut,
o telinga,
o kaki,
o kosmetik, dan
o pakaian seragam juru masak.
2.2.1.2 Sanitasi
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa jika hygiene menitik beratkan pada kesehatan
dan kebersihan perorangan dan makanan, sedang sanitasi menitik beratkan pada peralatan dan
lingkungan kerja. Sehubungan dengan ini, Astuti dan Lilis Suryani (2007) merinci sanitasi
peralatan dapur dengan terlebih dahulu mengelompokkan alat dapur menjadi dua bagian yang
secara garis besar terdiri dari :
1. Kitchen Equipment
Adalah perlengkapan dapur atau peralatan besar yang membuat sebuah ruangan berfungsi
sebagai dapur untuk mengolah makanan seperti meja, kompor, oven, refrigerator, dll.
2. Kitchen Utensils
Adalah peralatan kecil yang dipergunakan untuk mengolah makanan seperti panci, pisau,
wajan dll.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Maksud di Adakannya Hygiene Main Kitcen Food product
Hygiene Sangatlah berperan dalam hal pembersihan dan perawatan peralatan memegang
peranan yang sangat penting untuk mencegah bakteri berkembang biak dan menyebar ke makanan.
Untuk memudahkan proses pembersihan, maka pembersihan peralatan dilakukan berdasarkan
bahan dasar pembuatan alat tersebut, diantaranya:
1. Besi (alat pemanggang, wajan, piring steak, dll) peralatan yang terbuat dari besi dibersihkan
dengan cara sebagai berikut:
Ø Segera bersihkan setelah digunakan dengan menggunakan sikat cuci yang lembut untuk mencegah
goresan.
Ø Gunakan air panas dan detergen serta bilas dengan air hangat kurang lebih 70ºC.
Ø Keringkan dengan lap kering.
2. Marmer (meja marmer)
Peralatan ini dibersihkan dengan cara sebagai berikut:
Ø Basahi dengan air panas (tanpa detergen).
Ø Gosok dengan sikat lembut untuk mencegah goresan.
Ø Bilas dengan lap basah.
Ø Keringkan dengan lap kering.
3. Keramik (piring, cangkir, mangkok, dll)
Peralatan ini dibersihkan dengan cara sebagai berikut:
Ø Rendam dengan air hangat yang dicampur dengan detergen.
Ø Gosok dengan spon pencuci, jangan menggunakan sikat atau alat penggosok yang kasar agar
keramik tidak tergores.
Ø Bilas dengan air hangat ± 70ºc.
Ø Keringkan dengan lap kering.
4. Plastik dan melamin (piring, mangkok, waskom,dll)
Peralatan ini dibersihkan dengan cara sebagai berikut:
Ø Rendam dalam air hangat yang dicampur dengan detergen.
Ø Gosok dengan spon pencuci yang lembut.
Ø Bilas dengan air dingin.
Ø Keringkan dengan lap kering.
5. Tembaga
Peralatan ini dibersihkan dengan cara sebagai berikut:
Ø Rendam pada air panas dicampur dengan detergen.
Ø Gosok dengan sikat halus bagian luar dan dalamnya
Ø Bagian tembaga digosok dengan sempurna dengan menggunakan abu gosok dan cukakemudian
dibilas dan dikeringkan.
Ø Bila perlu, polishing sebelum disimpan.
6. Alumunium
Sebaiknya tidak dicuci pada air yang menganudung soda atau asam. soda dapat merusak
bagian luar yang mengkilap, sedangkan asam akan melarutkan alumunium sehingga dinding alat
akan akan terkikis oleh asam.
Perlatan ini dibersihkan sebagai berikut:
Ø Rendam dengan air panas berisi detergen.
Ø Gosok dengan sikat halus, bila ada lapisan yang berwarna hitam dapat dihilangkan dengan larutan
asam.
Ø Bilas dengan air bersih.
Ø Keringkan dengan lap kering.
7. Timah (panci, wajan, waskom)
Peralatan ini mudah berkarat, sebaiknya tidak digunakan untuk mengolah ataupun
menyimpan makanan yang banyak mengandung asam karena akan terjadi reaksi kimia antara asam
dengan timah yang ditandai dengan timbulnya warna biru kehitaman pada makanan. Reaksi kimia
ini akan mencemari makanan dan berbahaya bagi manusia.
Peralatan ini dibersihkan sebagai berikut:
Ø Rendam dalam air hangat berisi detergen
Ø Gosok dengan sikat halus
Ø Keringkan dengan lap kering
8. Kayu (rolling pin, chopping board, dll)
Pada dasarnya peralatan yang terbuat dari kayu tidak boleh dicuci dengan menggunakan air
karena akan membuatnya menjadi mudah rusak.namun apabila diharuskan mencuci dengan
menggunakan air, keringkan dan jemur alat tersebut di bawah sinar matahari. Cara lainnya adalah
dengan menaburi dengan tepung kemudian disikat hingga bersih.
3.2 Penerapan Sanitasi Hygiene Dalam Pengelolaan Makanan Di Main Kitchen
Food Product
Makanan merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari manusia. Setiap orang
membutuhkan makanannya berbeda-beda bergantung kepada umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan
dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat makanan kita harus mengetahui
jumlah dan macam makanan yang diperlukan. Makanan sebagaimana berfungsi memberi tanaga
dan panas badan, memperbaiki sel-sel yang rusak, memelihara kesehatan, memberi rasa kenyang,
untuk kepuasan, dan untuk pertumbuhan. Sedang makanan yang dimakan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kesehatan dan kehidupan kita antara lain :
a) Timbulnya bermacam-macam penyakit sebagai akibat dari :
- Makanan kurang memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
- Makanan yang dimakan kurang memadai jumlahnya.
- Makanan yang dimakan seringkali mengandung racun atau bibit penyakit.
b) Pertumbuhan badan kurang normal, badan kecil, kurus, beratnya kurang sebagaimana mestinya
bila dibandingkan dengan umurnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa makanan sangat penting artinya bagi
kehidupan manusia untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan fisiknya.
Maksud penerapan sanitasi hygiene pengelolaan makanan dalam hal ini adalah penanganan dan
perlakukan petugas pengolah terhadap bahan makanan yang akan diolah dengan menerapkan
berbagai metode/teknik pengolahan. Metode/teknik dalam mengolah bahan makanan menjadi
makanan siap saji dapat dilakukan dengan cara digoreng, rebus,bakar, panggang dan lain
sebagainya. Tujuan dalam memproses bahan mentah menjadi makanan siap saji antara lain
memudahkan pencernaan, bebas dari bibit penyakit, menambahkan rasa, meningkatkan wujud dari
makanan yang akan dimasak, dan meningkatkan penampilan makanan tersebut.
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai pengelolaan makanan, perlu diketahui terlebih dahulu
dijelaskan pengertian dan cara/metode/teknik memasak sebagaimana diuraikan Suwarti, dkk
(1994:18) bahwa memasak merupakan suatu proses penerapan panas pada bahan makanan untuk
membuat bahan-bahan dasar berubah menjadi makanan dengan cara yang sesuai untuk setiap
bahan dasar. Ada 3 cara perambatan panas ke dalam makanan yang dimasak yaitu:
1) Konduksi (Conduction), yaitu perambatan panas melalui sentuhan langsung pada bahan makanan
yang akan dimasak, misalnya merebus.
2) Konveksi (Convection), yaitu perambatan panas melalui sirkulasi atau perputaran zat cair,
misalnya merebus, menggoreng, mengukus dan mengoven.
3) Radiasi (Radiation), yaitu rambatan panas melalui pancaran panas langsung dari satu sumber ke
benda atau ke bahan makanan yang dimasak, misalnya dengan menggunakan alat microwave
Bahan makanan dapat diolah dengan menerapkan teknik-teknik memasak yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Cara memasak panas basah (Moist Heat Cooking) yang terdiri dari :
- Boiling - Poaching
- Stuffing - Braising/sungkup
- Blancing - Steaming
2. Cara memasak panas kering (Dry Heat Cooking) yang terdiri dari :
- Bubuy/Sambon - Bakar
- Panggang - Roasting
- Baking - Deep fat frying
- Shallow frying - Sauteing
3.3 Hambatan Dalam Menerapkan Hygiene di Main Kitchen Food Product
Setiap pelaksanaan suatu kegiatan pasti masih terdapat kekurangan. Hal ini juga ditemui
pada pengelolaan makanan di dapur hotel The Jayakarta Hotel ditinjau dari aspek sanitasi dan
hygiene, namun bukan sebagai hal yang sangat mempengaruhi kesehatan dan keamanan makanan
yang diolah. Uraian di atas dipertegas oleh cheff hotel sesuai dengan hasil wawancara langsung
oleh Cheff Hotel Jayakarta Bandung sebagai berikut :
” masih ada kendala tapi tidak terlalu mempengaruhi keamanan makanan yang diolah”, utamanya
dari aspek hygiene karyawan. Biasa masih ada karyawan yang tidak melengkapi pakaian kerjanya
atau masih tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dapur, dan ini biasanya terjadi pada siswa-
siswa praktek/magang. Sepatu yang seharusnya digunakan adalah sepatu karet, tapi mereka
umumnya menggunakan sepatu kulit. Tapi selalu saya tegur supaya terhindar dari kecelakaan kerja
akibat lantai dapur yang licin”. Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas dan setelah dianalisis,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kendala-kendala yang cukup baik dalam penerapan
sanitasi dan hygiene pengelolaan makanan di dapur hotel.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasrkan evaluasi selama Praktek Kerja Lapangan yang telah penulis lakukan di The
Jayakarta Hotel Bandung dapat disimpulkan bahwa :
1. Kuragnya memperhatikan kebersihan pada lingkungan tempat kerja.
2. Kurangnya memperhatikan kondisi bahan atau material sehingga dapat menimbulkan banyak
kuman.
4.2 Saran
1. Selalu memperhatikan kebersihan pada lingkungan kerja agar terjaga selalu bersih guna dapat
mencegah bertambahnya kotor.
2. Memeriksa apakan bahan atau material yang akan di pakai masih tetap layak untuk di pakai.
Jika hal tersebut dapat terpenuhi, maka penulis berkeyakinan bahwa mutu dan pelayanan
yang di berikan akan membuat para tamu merasa sangat puas. Oleh karena itu, koordinasi antar
department pun harus lebih di tingkatkan lagi dari yang sebelumnya. Dan penulis meyakini semua
itu akan berkembang menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya.