124
Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Triwulan IV dan Tahun 2011

Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Laporan PerkembanganPelaksanaan Tugas dan Wewenang

BANK INDONESIA

Triwulan IV dan Tahun 2011

Page 2: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

...Penyampaian Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BankIndonesia kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap

triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-UndangNo.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian laporan tersebut pada hakikatnyamerupakan salah satu wujud dari akuntabilitas dan transparansi atas pelaksanaantugas dan wewenang Bank Indonesia. Laporan triwulan kali ini selain melaporkanPelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia selama triwulan IV 2011 juga

melaporkan untuk keseluruhan tahun 2011...

Page 3: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Kata Pengantar i

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmatdan karunia-Nya, Bank Indonesia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik padatriwulan IV 2011 dan keseluruhan tahun 2011.

Sebagai bagian dari pemenuhan aspek transparansi dan akuntabilitas sebagaimanadiatur pada pasal 58 Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesiasebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2009,telah disusun laporan pelaksanaan tugas dan wewenang periode triwulan IV 2011 dantahun 2011. Selanjutnya, melalui laporan ini Bank Indonesia juga menyampaikanrencana kebijakan dan langkah-langkah pelaksanaan tugas dan wewenang untuktahun yang akan datang dengan memperhatikan laju inflasi dan kondisi ekonomi dankeuangan. Laporan tersebut selanjutnya akan menjadi bahan bagi Dewan PerwakilanRakyat Republik Indonesia guna melakukan penilaian tahunan terhadap kinerja DewanGubernur dan Bank Indonesia.

Patut disyukuri, kondisi perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2011 terjaga padajalur yang diharapkan dan menujukkan hasil yang positif. Kondisi ekonomi dankeuangan global yang masih terus melemah seiring berlarutnya krisis di Eropa tidakmenimbulkan dampak yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pertumbuhanekonomi diperkirakan mencapai 6,5% baik pada triwulan IV 2011 maupun padakeseluruhan tahun 2011, dengan inflasi terkendali sebesar 0,79% (qtq) atau 3,79%(yoy). Pengakuan terhadap solidnya kondisi fundamental Indonesia diafirmasikanmelalui kenaikan sovereign rating Indonesia hingga mencapai investment grade.Kondisi perekonomian yang kuat tersebut tidak terlepas dari dukungan kondusifnyasistem keuangan Indonesia. Industri perbankan mampu menunjukkan resiliensiditengah goncangan keuangan global. Industri perbankan juga masih berkinerjaoptimal dalam menjalankan fungsinya sebagai agen intermediasi. Berbagai aktivitasperekonomian selama tahun 2011 juga didukung dengan kelancaran transaksi disistem pembayaran dan pengedaran uang.

Untuk mendukung pencapaian kinerja yang positif tersebut, berbagai kebijakan telahdilakukan oleh Bank Indonesia. Dalam melaksanakan kebijakan tersebut, BankIndonesia juga berkoordinasi secara intensif dengan Pemerintah dan seluruhstakeholders terkait. Bank Indonesia menyadari bahwa kondisi perekonomian kedepan masih diwarnai dengan risiko global dan kompleksitas permasalahan domestik.Untuk memantapkan hasil yang telah diraih, Bank Indonesia akan senantiasamencermati berbagai tantangan tersebut dan menyikapinya secara terukur. Dalammelaksanakan tugas tersebut, Bank Indonesia juga senantiasa mengedepankan nilai-

Page 4: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

ii BANK INDONESIA

nilai tata kelola organisasi yang baik dan terbebas dari segala bentuk inefisiensi gunamenyongsong era globalisasi.

Jakarta, 1 Februari 2012GUBERNUR BANK INDONESIA

Darmin Nasution

Page 5: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Isi iii

Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. iii

Daftar Tabel......................................................................................................... v

Daftar Grafik ....................................................................................................... vii

Bab 1. Ringkasan Eksekutif ................................................................................ 1

Kinerja Perekonomian ................................................................................ 1

Kebijakan yang Ditempuh .......................................................................... 3

Bab 2. Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem

Pembayaran.............................................................................................. 7

1. Inflasi ................................................................................................... 72. Pertumbuhan Ekonomi.... ..................................................................... 113. Neraca Pembayaran.............................................................................. 134. Nilai Tukar Rupiah ................................................................................ 145. Perkembangan Pasar Uang Antar Bank (PUAB)...................................... 176. Perkembangan Suku Bunga .................................................................. 197. Perkembangan Bank Umum ................................................................. 208. Perkembangan Perbankan Syariah ........................................................ 229. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)....................................... 2410. Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ......... 2511. Sistem Pembayaran .............................................................................. 26

11.1. Perkembangan Efisiensi dan Kehandalan Sistem Pembayaran ....... 2611.2. Pengedaran Uang........................................................................ 27

Bab 3. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia ................. 31

1. Stabilitas Moneter ................................................................................ 311.1. Kebijakan Moneter ........................................................................ 311.2. Pengelolaan Operasi Moneter dan Nilai Tukar ................................ 321.3. Koordinasi dengan Pemerintah ...................................................... 351.4. Pengelolaan Pinjaman Luar Negeri (PLN)......................................... 361.5. Pengelolaan Database Statistik dan Survei untuk Mendukung

Perumusan Kebijakan .................................................................... 382. Stabilitas Sistem Perbankan................................................................... 41

2.1. Pengaturan Perbankan................................................................... 412.2. Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API)......................... 422.3. Keuangan Inklusif (Financial Inclusion)............................................ 432.4. Implementasi BASEL II dan Penyiapan BASEL III .............................. 442.5. Kebijakan dan Pengawasan Bank Umum........................................ 462.6. Kebijakan dan Pengawasan Perbankan Syariah............................... 472.7. Kebijakan dan Pengawasan BPR..................................................... 48

Page 6: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

iv BANK INDONESIA

2.8. Penguatan Sektor Riil dan Penyaluran Kredit UMKM....................... 492.9. Perizinan dan Informasi Perbankan................................................. 502.10. Investigasi dan Mediasi Perbankan ............................................... 52

3. Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang............................................ 553.1. Kehandalan dan Efisiensi Sistem Pembayaran ................................. 553.2. Pengedaran Uang.......................................................................... 58

4. Kerjasama Internasional ........................................................................ 635. Komunikasi dan Edukasi Kebijakan ....................................................... 70

Bab 4. Manajemen Intern Bank Indonesia......................................................... 751. Akuntabilitas dan Transparansi ............................................................. 752. Audit Intern.......................................................................................... 763. Keuangan Intern................................................................................... 774. Teknologi Informasi .............................................................................. 785. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) ........................................ 796. Aspek Hukum ...................................................................................... 817. Bank Indonesia Social Responsibility ...................................................... 82

Bab 5. Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2012 .................... 85

Lampiran Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2011 ........................ 931. Peraturan Bank Indonesia ..................................................................... 932. Peraturan Dewan Gubernur ................................................................. 953. Surat Edaran Ekstern Bank Indonesia..................................................... 954. Surat Edaran Intern Bank Indonesia....................................................... 97

Daftar Istilah........................................................................................................ 103

Daftar Singkatan................................................................................................. 109

Page 7: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Tabel v

Daftar Tabel

2.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan................................................ 112.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral .......................................................... 122.3. Perkembangan Nilai Rata-Rata SBDK Industri Perbankan(%).............................. 212.4. Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan ................................................. 222.5. Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan Syariah ..................................... 232.6. Indikator Utama Kinerja BPR ............................................................................ 242.7. Nilai Transaksi Pembayaran............................................................................... 272.8. Perkembangan Indikator Pengedaran Uang Tahun 2011................................... 272.9. Perkembangan Indikator Pengedaran Uang Tahun 2011................................... 29

3.1. Realisasi Penarikan Utang Luar Negeri Pemerintah ............................................ 373.2. Realisasi Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah......................................... 373.3. Kegiatan Perizinan Bank Umum Tahun 2010-2011 ........................................... 513.4. Statistik Perkembangan Investigasi Tipibank...................................................... 523.5. Statistik Perkembangan Investigasi Tipibank...................................................... 523.6. Sengketa Perbankan 2011 ............................................................................... 55

Page 8: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

vi BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Page 9: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Grafik vii

Daftar Grafik

2.1. Perkembangan Inflasi ..................................................................................... 82.2. Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast.............................................................. 82.3. Inflasi Inti, Nilai tukar & Harga Pangan Global ................................................. 82.4. Kapasitas Utilisasi (SKDU) ............................................................................... 92.5. Peta Inflasi Daerah ........................................................................................ 102.6. Investasi Langsung Asing (FDI) ........................................................................ 132.7. Kinerja Ekspor & Impor................................................................................... 142.8. Volatilitas Mata Uang Asia Tahun 2012 (ytd %) ............................................. 152.9. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 2011 ......................................................... 152.10. Uncovered Interest Parity (UIP)........................................................................ 162.11. Suku Bunga PUAB O/N dan BI Rate................................................................. 172.12. Suku Bunga PUAB O/N dan JIBOR................................................................... 172.13. Volume PUAB ................................................................................................ 182.14. Komposisi Tenor PUAB................................................................................... 182.15. Jumlah Pelaku PUAB ...................................................................................... 192.16. Perkembangan Suku Bunga Perbankan........................................................... 202.17. Perkembangan Uang Rupiah yang Diedarkan.................................................. 28

3.1. Komposisi Operasi Moneter............................................................................ 343.2. Perkembangan Penanganan Kasus Tipibank ................................................... 533.3. Sebaran Tindak Pidana Perbankan .................................................................. 533.4. Sengketa Perbankan Berdasarkan Jenis Produk ............................................... 54

Page 10: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

viii BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Page 11: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Ringkasan Eksekutif 1

Bab 1

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian Indonesia selama triwulan IV 2011 terus menunjukkan kinerja yangbaik. Inflasi masih terjaga di level yang rendah dengan dibarengi pertumbuhanekonomi yang tetap tinggi. Sementara itu, nilai tukar rupiah dapat dikelola tetapterjaga, meskipun sedikit melemah sebagai pengaruh dampak ketidakpastian di Eropayang masih tinggi. Nilai tukar yang tetap terjaga tersebut berkontribusi pada stabilitassistem keuangan yang tetap terkendali yang pada gilirannya mendorong capaiankinerja pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi tersebut.

Perekonomian yang tetap solid selama triwulan IV 2011 mendukung capaian ekonominasional keseluruhan tahun 2011 yang tetap kuat dan berdaya tahan. Kondisikeuangan global yang masih terus melemah seiring berlarutnya krisis utang di Eropadan melemahnya perekonomian AS terlihat belum memberikan dampak yangsignifikan bagi perekonomian Indonesia. Inflasi tahun 2011 tercatat rendah di level3,79% dan tetap dibarengi pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi denganperkiraan sekitar 6,5%. Demikian pula stabilitas sistem keuangan juga masih tetapterkendali. Secara umum, capaian ini tidak terlepas dari pengaruh positif baurankebijakan yang ditempuh Bank Indonesia serta koordinasi koordinasi yang intensifdengan Pemerintah sehingga dapat menjaga stabilitas makroekonomi danmemperkuat momentum pertumbuhan ekonomi.

Kinerja Perekonomian

Inflasi IHK selama triwulan laporan masih berada pada level yang rendah. Inflasi IHKtriwulan IV 2011 tercatat 0,79% (qtq), lebih rendah dari triwulan yang sama tahunsebelumnya. Inflasi pada triwulan IV 2011 yang rendah ini terlihat menyumbang tetaprendahnya inflasi tahun 2011 secara keseluruhan di level 3,79%, lebih rendah darisasaran inflasi sebesar 5%±1% (yoy). Perkembangan inflasi 2011 tersebut dipengaruhioleh stabilnya inflas inti, rendahnya inflasi bahan pangan dan minimnya inflasiadministered prices. Inflasi inti yang stabil didukung oleh kebijakan moneter dan nilaitukar dalam mengendalikan permintaan, tekanan inflasi dari barang impor, sertaterjaganya ekspektasi inflasi. Rendahnya inflasi bahan pangan didukung olehkebijakan Pemerintah dalam menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusiserta stabilisasi harga pangan. Sementara itu, kebijakan fiskal terkait subsidi energiberdampak pada minimnya inflasi administered prices. Ke depan, inflasi pada tahun2012 diperkirakan tetap dapat dikendalikan pada kisaran sasarannya yaitu 4,5%±1%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2011 diperkirakan juga masihtinggi didukung oleh inflasi yang rendah tersebut. Ekonomi pada triwulan IV 2011

Page 12: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

2 BANK INDONESIA

diperkirakan tumbuh sebesar 6,5% didukung dengan sumber pertumbuhan yangsemakin seimbang. Secara keseluruhan tahun 2011, pertumbuhan ekonomidiperkirakan akan mencapai 6,5%, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 6,1%.Pertumbuhan 2011 ini merupakan tingkat pertumbuhan tertinggi selama 10 tahunterakhir. Selain konsumsi rumah tangga yang tetap tumbuh tinggi, pertumbuhanekonomi 2011 ditopang oleh investasi yang kuat serta terjaganya kinerja ekspor. Darisisi produksi, sektor-sektor yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomiadalah sektor industri, sektor transportasi dan komunikasi, serta sektor perdagangan,hotel dan restoran. Ke depan, prospek ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukupkuat ditopang investasi dan konsumsi rumah tangga yang tetap kuat. Peningkatanperingkat utang Indonesia menjadi investment grade diharapkan dapat mendorongsemakin kuatnya investasi. Sementara ekspor diperkirakan tetap tumbuh, meskipunmelambat sejalan dengan melemahnya ekonomi global. Secara keseluruhan tahun2012, pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan pada kisaran 6,3%-6,7%.

Tekanan terhadap Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2011 terindikasimasih cukup besar, meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Tekanan tersebutterutama tercatat di transaksi modal dan finansial akibat aliran keluar dana asing jangkapendek, sedangkan aliran Foreign Direct Investment (FDI) masih dalam tren meningkat.Sementara itu, kinerja transaksi berjalan diperkirakan sedikit menurun dipengaruhikuatnya impor sejalan dengan tingginya kegiatan ekonomi domestik. Kendati terdapattekanan pada dua triwulan terakhir, untuk keseluruhan tahun 2011 NPI tahun 2011 masihmencatat surplus yang cukup besar. Surplus ini berkontribusi pada posisi cadangandevisa sampai dengan akhir Desember 2011 yang tercatat 110,1 miliar dolar AS, atausetara dengan 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Tekanan yang masih terjadi di NPI mempengaruhi nilai tukar rupiah yang masih dalamtren melemah pada triwulan IV 2011. Meskipun secara umum masih dapat dikelola,pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi sejak akhir triwulan III 2011 dipengaruhioleh persepsi risiko yang memburuk akibat krisis utang Eropa dan sentimen negatifkrisis di AS. Selain itu, tekanan rupiah juga dipengaruhi tingginya permintaan valutaasing untuk pembiayan impor dan pembayaran utang luar negeri. Untuk keseluruhantahun 2011, nilai tukar rupiah masih secara rata-rata menguat 3,56% (yoy)dibandingkan tahun 2010.

Kuatnya fundamental makroekonomi sejalan dengan terjaganya stabilitas sistemkeuangan. Pada akhir triwulan IV 2011, Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (FinancialStability Index/FSI) berada pada level 1,63. Stabilitas sistem keuangan didukung olehmembaiknya kinerja sektor perbankan sebagai industri yang mendominasi sistemkeuangan Indonesia. Kinerja perbankan yang semakin solid tercermin pada tingginyarasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) sebesar 16,6% pada November2011, jauh di atas CAR minimum 8%. Permodalan bank yang tinggi tersebut dicapaimelalui peningkatan profitabilitas, diikuti dengan peningkatan efisiensi perbankan.Sementara itu, intermediasi perbankan juga semakin membaik tercermin dari

Page 13: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Ringkasan Eksekutif 3

pertumbuhan kredit yang hingga akhir November 2011 mencapai 25,81% (yoy), yanglebih ditujukan pada sektor-sektor produktif. Peningkatan intermediasi perbankandisertai membaiknya kualitas kredit yang tercermin pada rasio kredit bermasalah(NPL/Non Performing Loan) gross sebesar 2,5%, lebih rendah dibandingkan tahunsebelumnya.

Kinerja perekonomian Indonesia tidak terlepas dari dukungan keandalan sistempembayaran dan terpenuhinya kebutuhan uang kartal masyarakat. Kinerja sistempembayaran sebagai bagian dari sistem keuangan selama triwulan IV 2011 tetapterjaga. Ketersediaan Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)sebagai sistem setelmen dana transaksi antar bank dan Bank Indonesia-ScriplessSecurities Settlement System (BI-SSSS) sebagai sistem setelmen surat berharga, sertatransaksi pembayaran ritel melalui Sistem Kliring Bank Indonesia (SKNBI) selamatriwulan laporan mencapai 100%, sementara secara keseluruhan tahun mencapai99,99%. Selain itu, keandalan sistem pemrosesan Alat Pembayaran MenggunakanKartu (APMK) dan Uang Elektronik yang diselenggarakan oleh pihak di luar BankIndonesia juga terjaga. Tidak terdapat kejadian yang mempengaruhi operasionalsistem secara signifikan. Dari sisi pengedaran uang, kebutuhan uang kartal dalamkondisi layak edar yang meningkat menjelang Natal dan tahun baru serta pemenuhankebutuhan tutup tahun anggaran instansi Pemerintah dan swasta dapat dipenuhi.Secara keseluruhan tahun, Bank Indonesia juga dapat memenuhi kebutuhan uangkartal layak edar di masyarakat yang meningkat signifikan sepanjang tahun 2011.

Kebijakan Yang Ditempuh

Kondisi perekonomian yang kondusif pada triwulan IV 2011 dan juga keseluruhantahun 2011 tidak terlepas dari pengaruh positif bauran kebijakan yang ditempuh BankIndonesia serta koordinasi intensif dengan Pemerintah. Meskipun pada semester II2011 terdapat ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi global, respons kebijakanyang dtempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dapat tetap menjaga stabilitasmakroekonomi sekaligus memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi. Dalamkaitan ini, bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia diterapkan melaluikebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, serta kebijakan makroprudensial dalamrangka pengelolaan aliran modal asing dan likuiditas perbankan.

Kebijakan suku bunga Bank Indonesia selama tahun 2011 diarahkan agar tetapkonsisten dengan pencapaian sasaran inflasi yang telah ditetapkan. Pada triwulan I2011 Bank Indonesia menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,75% dan tetapbertahan hingga September 2011 sebagai respons ekspektasi inflasi yang cukuptinggi. Bank Indonesia pada Oktober dan November 2011 kemudian menurunkan BIRate masing-masing sebesar 25 bps dan 50 bps sehingga BI Rate pada akhir 2011menjadi 6,0%. Penurunan BI Rate tersebut dilakukan dengan memperhatikan tekananinflasi ke depan yang semakin rendah, sekaligus untuk mengurangi dampak

Page 14: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

4 BANK INDONESIA

memburuknya prospek ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia. Stancekebijakan moneter yang memasuki fase longgar melalui penurunan BI Rate tersebut,diperkuat dengan adanya penurunan batas bawah koridor suku bunga Pasar UangAntar Bank overnight (PUAB O/N) dari 100 bps menjadi 150 bps dari BI Rate.

Kebijakan nilai tukar yang ditempuh Bank Indonesia tetap ditujukan untuk menjagastabilitas nilai tukar rupiah, namun tetap dalam kerangka sistem nilai tukarmengambang bebas. Upaya tersebut dilakukan melalui monitoring dan komunikasiyang intensif dengan pelaku pasar, serta melakukan intervensi secara terukur untukmenjaga keseimbangan di pasar valas domestik. Untuk memperkuat ketersediaanpasokan valas guna mendukung terciptanya stabilitas nilai tukar, Bank Indonesiamenerbitkan peraturan yang mewajibkan eksportir dan debitur utang luar negerimenempatkan devisa hasil ekspor (DHE) dan devisa utang luar negeri (DULN) di bankdevisa dalam negeri. Peraturan tersebut akan diberlakukan pada Januari 2012.

Bank Indonesia pada 2011 juga menempuh kebijakan makroprudensial dalam rangkapengelolaan aliran modal asing. Kebijakan tersebut antara lain denganmemperpanjang masa wajib memegang kepemilikan SBI dari 1 bulan menjadi 6 bulan,membatasi pinjaman luar negeri jangka pendek Bank menjadi maksimal 30% modalbank dan meningkatkan Giro Wajib Moneter (GWM) valas secara bertahap dari 1%menjadi 5% dan selanjutnya menjadi 8%. Sebagai langkah antisipasi dampak gejolakdi pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan domestik, BankIndonesia juga mempersiapkan Protokol Manajemen Krisis (Crisis ManagementProtocol/CMP). CMP ini selanjutnya akan disinergikan dengan CMP di tingkatnasional.

Bank Indonesia juga melalukan beberapa kerjasama baik dengan Pemerintah maupunkerjasama internasional. Bank Indonesia tetap memperkuat koordinasi denganPemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah(TPID) sejalan dengan kondisi bahwa inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh sisipermintaan. Koordinasi juga dilakukan untuk menjaga stabilitas pasar keuangandomestik. Selain itu, Bank Indonesia juga aktif melakukan kerjasama dengan banksentral dan lembaga keuangan lainnya, baik di tataran bilateral, regional maupuninternasional.

Di bidang perbankan, Bank Indonesia senantiasa memperkuat daya tahan perbankanguna meminimalisir dampak dari ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi global.Dengan terciptanya perbankan yang sehat dan kuat, perbankan dapat semakinmenjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediari. Untuk itu, dalam rangkameningkatkan ketahanan perbankan, Bank Indonesia menyempurnakan perhitunganpermodalan dengan memperhatikan risiko serta mewajibkan bank menerapkanstrategi anti fraud, prinsip kehati-hatian dalam melakukan alih daya dan manajemenrisiko dalam melakukan layanan nasabah prima. Adapun upaya Bank Indonesia untukmendorong intermediasi perbankan dilakukan antara lain melalui penerapan kebijakan

Page 15: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Ringkasan Eksekutif 5

Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) serta program financialinclusion. Selain kebijakan untuk meningkatkan ketahanan perbankan danmendorong peran intermediasi perbankan, Bank Indonesia juga memperkuat fungsipengawasan melalui penyempurnaan ketentuan mengenai pelaporan bank kepadaBank Indonesia. Berbagai penyempurnaan program pengawasan secara komprehensifjuga terus dilakukan, antara lain berupa penyempurnaan infrastruktur pengawasan,penyempurnaan pendekatan pengawasan (risk based supervision) danpenyempurnaan perlindungan hukum bagi pengawas. Berbagai kebijakan perbankantersebut menjadi bagian dari penyempurnaan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)serta dalam rangka persiapan implementasi Basel II dan Basel III.

Di bidang sistem pembayaran, kebijakan yang ditempuh tetap ditujukan untukmemastikan agar sistem pembayaran Indonesia dapat berjalan dengan lancar, amandan efisien, dengan tetap memperhatikan aspek kehati-hatian dan perlindungankonsumen. Untuk itu, Bank Indonesia menerbitkan ketentuan mengenai penggunaanteknologi chip dan Personal Identification Number (PIN) pada kartu ATM dan kartudebet. Dengan berlakunya ketentuan ini, penerbit kartu ATM/ Debet di Indonesiadiwajibkan untuk mengoperasikan kartu ATM/Debet dengan sistem chip paling lamatanggal 31 Desember 2015. Bank Indonesia juga melakukan penyempurnaankebijakan mengenai Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran denganMenggunakan Kartu, terutama mengenai kerjasama penyelenggara APMK denganpihak lain, khususnya dalam pelaksanaan penagihan kartu kredit, serta pengetatanpersyaratan untuk memperoleh kartu kredit. Selain itu, pengembangan Sistem BankIndonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Bank Indonesia-Scripless SecuritySettlement System (BI-SSSS) Generasi II, peningkatan efisiensi pengelolaan rekeningPemerintah, dan upaya pembentukan National Payment Gateway (NPG) juga terusdilakukan. Sementara kebijakan pengedaran uang tetap ditujukan untuk mendukungketersediaan uang rupiah dalam nominal yang cukup serta layak edar, sertameningkatkan layanan kas sehingga dapat menjangkau wilayah perbatasan dandaerah terpencil.

Bank Indonesia juga menempuh berbagai kebijakan di bidang manajemen internaluntuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok di bidang moneter,perbankan dan sistem pembayaran. Di bidang perencanaan strategis, Bank Indonesiamenyusun arah strategis Bank Indonesia 2012 sebagai pedoman kegiatan danpencapaian target yang jelas di tahun mendatang. Di bidang keuangan, fokus daripelaksanaan manajemen keuangan Bank Indonesia adalah mendorong transparansidan akuntabilitas pengelolaan keuangan Bank Indonesia. Hal ini tercermin dariLaporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia tahun 2010 yang memperoleh opini’Unqualified Opinion’ (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK. Selain itu, untukmeningkatkan akuntabilitas anggaran, Bank Indonesia juga memperkuat sistemanggaran dengan menyusun konsep anggaran berbasis kinerja (performance basedculture). Sementara di bidang sumber daya manusia, kebijakan diarahkan untuk

Page 16: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

6 BANK INDONESIA

meningkatkan kompetensi dan kepemimpinan serta penyelarasan organisasi yangsejalan dengan arah strategi ke depan.

Memperhatikan prospek perekonomian ke depan yang masih dibayangi denganketidakpastikan ekonomi global, Bank Indonesia mengarahkan kebijakan tahun 2012untuk i). mengoptimalkan peran kebijakan moneter dalam mendorong kapasitasperekonomian sekaligus memitigasi risiko perlambatan ekonomi global, ii).Meningkatkan efisiensi perbankan untuk mengoptimalkan kontribusinya dalamperekonomian dengan tetap memperkuat ketahanan perbankan, iii). Meningkatkanefisiensi, keandalan dan keamanan sistem pembayaran, baik dalam sistempembayaran nasional maupun hubungan sistem pembayaran dengan luar negeri; vi).Memperkuat ketahanan makro dengan memantapkan koordinasi dalam manajemenpencegahan dan penanganan krisis, dan v). Mendukung pemberdayaan sektor riiltermasuk melanjutkan upaya perluasan akses perbankan (financial inclusion) kepadamasyarakat. Berbagai langkah kebijakan tersebut yang disertai dengan koordinasiyang erat dengan instansi terkait, diharapkan dapat membawa perekonomianIndonesia ke level yang lebih tinggi dengan tetap menjaga pencapaian inflasi padakisaran sasaran yang ditetapkan.

Page 17: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 7

Bab 2

Perkembangan Kondisi Makro ekonomi,Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

Perekonomian Indonesia selama triwulan IV 2011 masih menunjukkan kinerja yangbaik, meskipun ketidakpastian ekonomi global terkait krisis di Eropa masih berlanjut.

Inflasi masih terjaga di level yang rendah dengan dibarengi pertumbuhan ekonomiyang tetap tinggi, perbankan yang tetap kuat dan sistem pembayaran yang tetap

terkendali. Perekonomian yang tetap solid selama triwulan IV 2011 mendukungcapaian ekonomi nasional keseluruhan tahun 2011 yang tetap kuat dan berdaya

tahan. Untuk tahun 2012, prospek ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukup kuatditopang investasi dan konsumsi rumah tangga, meskipun pengaruh perlambatan

ekonomi global tetap dicermati. Inflasi juga diharapkan juga masih terkendali dalamsasaran 4,5% + 1%.

1. Inflasi

Inflasi IHK pada triwulan IV 2011 masih menurun disumbang pada hampir seluruhkomponen. Inflasi IHK pada triwulan laporan tercatat 0,79% (qtq), lebih rendah daritriwulan sebelumnya sebesar 1,89% (qtq). Perkembangan inflasi IHK tersebutdisumbang disumbang oleh inflasi inti yang juga menurun menjadi 0,47% (qtq), lebihrendah dari inflasi triwulan sebelumnya 1,90% (qtq). Rendahnya inflasi inti tersebutterutama dipengaruhi menurunnya harga komoditas bahan pangan pada kelompokinflasi inti seiring dengan tren penurunan harga komoditas global. Inflasi volatile foodjuga menurun tercatat sebesar 2,27 % (qtq), lebih rendah dari periode triwulansebelumnya 2,86% (qtq). Rendahnya inflasi volatile foods triwulan IV 2011 antara laindisebabkan oleh besarnya impor bahan pangan, termasuk produk hortikultura, ditengah meningkatnya produksi hortikultura dalam negeri. Sejalan dengan kondisitersebut, inflasi administered prices juga menurun dari 0,83 (qtq) menjadi 0,45% (qtq)disebabkan karena terbatasnya kebijakan Pemerintah di bidang harga. Kenaikan tarif13 ruas jalan tol antara 11% sampai dengan 13% pada triwulan IV 2011, hanyamemberikan dampak minimal mengingat bobotnya yang kecil dalam perhitungan IHK.

Inflasi pada triwulan IV 2011 yang rendah menyumbang tetap rendahnya inflasi tahun2011. Inflasi IHK untuk keseluruhan tahun 2011 tercatat 3,79% (yoy), lebih rendahdari inflasi 2010 sebesar 6,96% dan juga sasaran inflasi 2011 sebesar 5%±1%. Daridinamika waktu bulanan, inflasi yang tinggi sempat terjadi pada triwulan awal (Grafik

Page 18: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

8 BANK INDONESIA

2.1). Tekanan inflasi yang tinggi pada triwulan I 2011 dipicu oleh kenaikan hargabarang-barang pangan yang bergejolak (volatile food), faktor eksternal seperti hargapangan dan energi global yang masih tinggi, krisis utang di Eropa, pelemahanekonomi di AS, krisis politik di Timur Tengah dan Afrika Selatan serta ekspektasi inflasiyang meningkat. Namun dalam perkembangan triwulan berikutnya, tekanan inflasimulai mereda seiring dengan koreksi harga pangan dan mulai terjaganya pasokanbahan makanan. Perbaikan di sisi bahan pangan ini bahkan dapat membawaperekonomian mengalami deflasi pada triwulan II 2011. Terjaganya faktor-faktor yangmempengaruhi inflasi di kelompok volatile food pada periode-periode berikutnyaberkontribusi terhadap terkendalinya inflasi nasional hingga akhir tahun 2011.

3.79

4.34

3.37

2.78

-10

-4

2

8

14

20

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2

2007 2008 2009 2010 2011

CPI

Core

Volatile Food

Administered Prices

%, yoy %, yoy

Grafik 2.1Perkembangan Inflasi

Berdasarkan komponennya, inflasi IHK 2011 yang rendah disumbang inflasi inti yangberhasil dikendalikan pada tingkat yang moderat, yakni 4,34% (yoy). Pencapaianinflasi inti tersebut dipengaruhi penurunan ekspektasi inflasi (Grafik 2.2), sejalandengan konsistensi kebijakan moneter yang ditempuh BI dalam mengendalikan inflasidan perkembangan nilai tukar yang secara rata-rata menguat. Inflasi inti yangterkendali juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah dan penurunan hargapangan komoditas global (imported inflation) sejak semester kedua (Grafik 2.3).

5.85.9 5.9

5.85.7

5.9 5.9 5.9

6.16.2

6.1 6.1

6.5

6.8 6.86.7

6.4

6.2

5.9

5.75.6

5.55.4

5.3

5.05.25.45.65.86.06.26.46.66.87.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010 2011

Inflation Expectation

source : ConsensusForecast

Grafik 2.2Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast

Grafik 2.3Inflasi Inti, Nilai tukar & Harga Pangan Global

Page 19: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 9

Faktor lain yang mempengaruhi inflasi inti yang tetap terkendali tersebut yakniterjaganya kemampuan sisi penawaran dalam merespons meningkatnya permintaan.Kondisi ini tergambar pada kondisi output gap yang relatif minimal. Output gap yangminimal tersebut tercermin pada peningkatan indeks produksi dalam Survei Produksi(SP) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang menunjukkanpeningkatan kapasitas terpakai dari tahun sebelumnya, namun masih berada dibawah level 80% (Grafik 2.4). Hasil survei ini menggambarkan bahwa sebagian besarindustri masih mempunyai ruang untuk meningkatkan produksi untuk mengimbangipeningkatan permintaan.

60

65

70

75

80

Tw ITw IITw IIITw IVTw ITw IITw IIITw IVTw ITw IITw IIITw IVTw ITw IITw IIITw ITw IITw IIITw IVTw ITw IITw IIITw IVTw ITw IITw IIITw IVTw ITw IITw III

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Kapasitas Produksi Terpakai Industri Pengolahan(SKDU)

%

Grafik 2.4Kapasitas Utilisasi (SKDU)

Komponen lain yang mempengaruhi inflasi IHK 2011 yang rendah ialah inflasi volatilefoods yang menurun menjadi sebesar 3,37% (yoy), signifikan lebih rendahdibandingkan dengan tahun sebelumnya 17,74% (yoy). Pasokan pangan yangmemadai baik dari produksi dalam negeri maupun dari impor terutama untuk jenishortikultura, mendorong rendahnya inflasi volatile food di tahun 2011. Selain itu,kebijakan impor yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya untuk beras dan dagingsapi mampu menjaga stabilitas harga domestik. Upaya stabilisasi harga berasdilakukan secara intensif antara lain melalui operasi pasar oleh Pemerintah Daerahsetempat serta penyaluran Raskin hingga 13 kali pada tahun 2011. Operasi pasartahun ini dilakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Jawa Tengah danJawa Timur. Jumlah beras yang disalurkan melalui operasi pasar pada tahun 2011mencapai 397.739 ton, naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanyasekitar 40.000 ton (kecuali tahun 2007 yang mencapai 396.000 ton).

Inflasi administered prices juga tercatat menurun menjadi 2,78% dari 5,4% padatahun 2010. Rendahnya inflasi administered prices tersebut disebabkan terbatasnyakebijakan penyesuaian harga barang dan jasa yang strategis oleh Pemerintah.Sementara, inflasi administered prices yang terjadi pada tahun 2011 terutamadisumbang oleh komoditas rokok sejalan dengan penetapan kenaikan cukai rokok ditahun 2011. Komoditas lainnya yang memberikan sumbangan terhadap inflasi

Page 20: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

10 BANK INDONESIA

administered prices adalah bahan bakar rumah tangga dengan berlanjutnya programkonversi minyak tanah ke LPG.

Inflasi yang cukup rendah secara nasional juga tercermin pada perkembangan inflasidaerah. Dari semua daerah di Indonesia1, tercatat 64 kota dengan pencapaian tingkatinflasi pada tahun 2011 yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya (Grafik 2.5).Penurunan tingkat inflasi terbesar terjadi di kawasan Jawa dan Sumatera masing-masing dari 6,71% (yoy) dan 7,83% (yoy) pada tahun 2010 menjadi 3,43% (yoy) dan3,98% (yoy) pada tahun 2011. Kesenjangan inflasi antar daerah juga relatifberkurang, tercermin dari penurunan nilai standar deviasi inflasi tahunan dari 1,7 padatahun 2010 menjadi 1,2 pada tahun 2011. Menyempitnya angka kesenjangan inflasitersebut mengindikasikan sebagian besar inflasi IHK di daerah cenderung berada disekitar inflasi IHK nasional.

Sumber: Kalkulasi Bank Indonesia berdasarkan Berita Resmi Statistik Inflasi BPS

Grafik 2.5Peta Inflasi Daerah

Untuk 2012, inflasi diperkirakan masih akan terjaga. Sumber inflasi dari sisi eksternaldiperkirakan mereda seiring dengan perlambatan ekonomi dunia dan turunnya harga-harga komoditas internasional, termasuk harga minyak. Di sisi domestik, tekananinflasi dari sisi permintaan diperkirakan relatif moderat seiring dengan tetap terjaganyapasokan sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan investasi. Dari sisi volatile foods,kecukupan pasokan baik melalui produksi maupun impor akan membawa inflasi padalevel yang cukup rendah di tahun 2012. Namun inflasi administered pricesdiperkirakan akan meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 sejalan denganrencana Pemerintah menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 10% pada bulan April2012. Secara keseluruhan, inflasi tahun 2012 diharapkan akan berada pada targetinflasi sebesar 4,5% ±1,0%, meskipun rencana pembatasan penggunaan BBMbersubsidi oleh Pemerintah tetap perlu dicermati.

1 BPS melakukan Survei Biaya Hidup tahun 2007 di 66 kota untuk menghitung inflasi.

Page 21: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 11

2. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Indonesia pada triwulan IV 2011 diperkirakan tumbuh tetap tinggimencapai 6,5% (yoy) (Tabel 2.1). Motor penggerak utama pertumbuhan berasal darikonsumsi rumah tangga dan ekspor. Penguatan keyakinan konsumen yang disertaipeningkatan konsumsi pada akhir tahun mendorong konsumsi rumah tangga tumbuhlebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Sementara itu, kuatnya permintaan dari Chinadan India menjadi pendukung utama tingginya pertumbuhan ekspor, meskipun sedikitmelambat dibandingkan dengan triwulan III 2011. selain kedua faktor tersebut,ekspansi pengeluaran Pemerintah yang cukup besar pada triwulan terakhir jugamempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan

Di sisi sektoral pertumbuhan ekonomi terutama didukung oleh sektor industripengolahan yang diperkirakan mampu tumbuh sebesar 6,4% (yoy). Pertumbuhanyang tinggi tersebut terutama berasal dari kegiatan di subsektor alat angkut, makanandan minuman serta tekstil yang merupakan 3 subsektor terbesar dalam industripengolahan. Sumber pertumbuhan lain berasal dari sektor perdagangan hotel danrestoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Kuatnya pertumbuhan di keduasektor tersebut sejalan dengan tingginya aktivitas perekonomian dan kuatnyakonsumsi rumah tangga.

Untuk keseluruhan tahun 2011, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 6,5%.Pertumbuhan tersebutg terlihat lebih seimbang tercermin dari tingginya pertumbuhaninvestasi dan ekspor, selain masih kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.Investasi untuk keseluruhan tahun 2011 diperkirakan mencapai 7,7% (yoy). Sumberpertumbuhan investasi masih didominasi investasi bangunan, seiring denganmaraknya pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Selain investasi bangunan,investasi lain yang cukup menonjol yaitu investasi pada mesin dan alat angkut. Keduainvestasi tersebut erat kaitannya dengan peningkatan kinerja di sektor industripengolahan dan pengangangkutan. Sementara itu, ekspor diperkirakan tumbuhsebesar 16,5% (yoy). Tingginya pertumbuhan ekspor ditopang oleh tingginya hargakomoditas ekspor, kuatnya permintaan komoditas primer dan diversifikasi pasarekspor ke negara-negara emerging markets. Kenaikan ekspor terjadi pada ekspornonmigas, terutama komoditas minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan makananolahan.

Tabel 2.1Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

Page 22: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

12 BANK INDONESIA

Dari sisi sektoral, sektor-sektor utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi 2011masih didominasi oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran(PHR) serta pengangkutan dan komunikasi (Tabel 2.2). Dominasi peran ketiga sektortersebut dalam perekonomian mencapai lebih dari 50%. Geliat ekonomi yang masihtinggi serta kuatnya permintaan domestik yang didukung daya beli yang memadai,memungkinkan sektor-sektor tersebut tumbuh cukup tinggi.

Kegiatan perekonomian domestik yang cukup tinggi dan permintaan ekspor yangrelatif terjaga dengan masih terbatasnya dampak perlambatan perekonomian AS danEropa mendukung kinerja sektor industri pengolahan. Meskipun menghadapi kendala,beberapa subsektor dalam sektor ini masih mampu menjaga kinerjanya. Subsektor alatangkut masih mampu berkinerja baik meskipun sempat mengalami gangguanpasokan akibat gempa di Jepang pada triwulan II 2011 dan banjir di Thailand dipenghujung tahun 2011. Selain itu, kinerja subsektor tekstil juga membaik didukungoleh program revitalisasi mesin tekstil, meskipun pada triwulan IV 2011 mengalamipenurunan akibat dampak pelemahan ekonomi AS dan Eropa yang merupakan pasarutama tekstil Indonesia.

Sektor PHR pada tahun 2011 tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tingginyapertumbuhan disektor PHR tersebut didukung oleh impor barang yang tumbuh cukuptinggi sehingga menambah pasokan barang yang diperdagangkan di pasar domestik.Selain impor, pasar yang luas serta daya beli masyarakat yang cukup kuat merupakanfaktor lain yang ikut yang berperan dalam meningkatkan kinerja sektor PHR.

Sektor pengangkutan dan komunikasi tetap mencatat pertumbuhan tinggi, meskipunmelambat. Pada tahun 2011 pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasidiperkirakan mencapai 10,9% (yoy). Peran subsektor pengangkutan terusmenunjukkan peningkatan, terutama pengangkutan udara yang masih tumbuh tinggi.Pertumbuhan pangangkutan udara yang tinggi tercermin pada jumlah penumpangyang terus meningkat. Pertumbuhan yang tinggi juga terjadi pada subsektorkomunikasi yang saat ini terfokus pada pelayanan komunikasi data dan internetdibandingkan layanan suara dan pesan singkat.

Tabel 2.2Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

Page 23: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 13

Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan masih tinggi pada kisaran6,3%-6,7%. Namun demikian beberapa risiko perlu mendapat perhatian. Dari sisieksternal, perekonomian global yang melemah diperkirakan akan mempengaruhikinerja ekonomi domestik, terutama ekspor. Dari sisi domestik, rencana kebijakanPemerintah di bidang harga barang dan jasa yang strategis seperti BBM dan listrikdapat mempengaruhi daya beli masyarakat.

3. Neraca Pembayaran

Tekanan terhadap Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2011terindikasi masih cukup besar, meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya.Tekanan tersebut terutama tercatat di transaksi modal dan finansial akibat alirankeluar dana asing jangka pendek, sedangkan aliran Foreign Direct Investment (FDI)masih dalam tren meningkat (Grafik 2.6).

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011*

Eq. Capital & RE (Oil & Gas)

Eq. Capital & RE (Non Oil & Gas)

Other Capital Drawings (Non Oil & Gas)

USD M illion

Grafik 2.6Investasi Langsung Asing (FDI)

Sementara itu, kinerja transaksi berjalan diperkirakan sedikit menurun dipengaruhikuatnya impor sejalan dengan tingginya kegiatan ekonomi domestik (Grafik 2.7).Tekanan transaksi berjalan pada triwulan IV 2011 bersumber dari neraca jasa danpendapatan. Peningkatan pembayaran jasa terkait dengan jasa angkutan (freight)sejalan dengan peningkatan impor serta banyaknya wisatawan domestik yangmelakukan perjalanan ke luar negeri. Dari sisi pendapatan, tekanan transaksi berjalandisebabkan meningkatnya transfer pendapatan dan imbal hasil investasi. Sementaraitu neraca perdagangan masih mencatat surplus, meski lebih kecil dibandingkandengan surplus pada triwulan III 2011, seiring meningkatnya impor di tengahmelambatnya pertumbuhan ekspor. Surplus bersumber dari neraca perdagangannonmigas dan gas. Untuk transaksi perdagangan minyak tetap mencatat defisit.

Page 24: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

14 BANK INDONESIA

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11

Ekspor

Impor

%yoy

Grafik 2.7Kinerja Ekspor & Impor

Untuk keseluruhan tahun 2011, NPI masih tetap positif. Kendati terdapat tekananpada dua triwulan terakhir, untuk keseluruhan tahun 2011 NPI tahun 2011 masihmencatat surplus yang cukup besar. Surplus ini berkontribusi pada posisi cadangandevisa sampai dengan akhir Desember 2011 yang tercatat 110,1 miliar dolar AS, atausetara dengan 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Padatahun 2012, NPI diharapkan kembali mencatat surplus. Persepsi positif terhadap utangfundamental ekonomi Indonesia, termasuk dampak positif terhadap kenaikanperingkat utang Indonesia menjadi ”Investment Grade”, diharapkan akanberkontribusi pada NPI 2012.

4. Nilai Tukar Rupiah

Tekanan yang masih terjadi di NPI mendorong nilai tukar rupiah masih dalam trenmelemah pada triwulan IV 2011. Meskipun secara umum masih dapat dikelola,pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi sejak akhir triwulan III 2011 dipengaruhioleh persepsi risiko yang memburuk akibat krisis utang Eropa dan sentimen negatifkrisis di AS. Selain itu, tekanan rupiah juga dipengaruhi tingginya permintaan valutaasing untuk pembiayan impor dan pembayaran utang luar negeri. Secara rata-ratanilai tukar rupiah mengalami depresiasi 4,3% dari nilai rata-rata triwulan sebelumnyamenjadi Rp 8.972 per dolar AS. Pelemahan ini masih sejalan dengan pergerakan matauang kawasan yang secara rata-rata juga melemah.

Pelemahan rupiah pada triwulan IV 2011 tidak diikuti oleh peningkatan volatilitasrupiah. Pada triwulan tersebut volatilitas nilai tukar rupiah tercatat sebesar 6,06%,relatif sama dengan volatilitas rupiah pada triwulan III 2011 sebesar 6,04% (Grafik2.8). Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan Bank Indonesia, meskipunintensitasnya menurun, cukup mampu meredam gejolak pergerakan rupiah.Dibandingkan dengan negara kawasan, volatilitas rupiah dalam periode ini relatif lebihrendah.

Page 25: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 15

Grafik 2.8Grafik Volatilitas Mata Uang Asia Tahun 2012 (ytd %)

Untuk keseluruhan tahun 2011, nilai tukar rupiah secara rata-rata mengalami apresiasimeskipun diwarnai dengan adanya pelemahan pada semester II 2011 (Grafik 2.9).Nilai tukar rupiah tahun 2011 secara rata-rata menguat 3,56% (yoy) ke level Rp8.768per dolar AS dari Rp9.080 per dolar AS pada tahun 2010. Namun, secara point topoint, rupiah terkoreksi 0,64% dari Rp9.010 per dolar AS pada akhir tahun 2010menjadi Rp9.068 per dolar AS di tahun 2011.

Grafik 2.9Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 2011

Pergerakan nilai tukar rupiah diwarnai oleh gejolak eksternal. Pasang surut sentimenmengenai langkah penanganan krisis utang di kawasan Eropa membawa dampaktidak langsung pada pasar keuangan domestik, yang pada gilirannya mempengaruhipergerakan rupiah. Kemungkinan penurunan sovereign credit rating Jerman danPerancis, tidak adanya kebijakan baru yang diluncurkan The Fed dalam Federal OpenMarket Committee (FOMC) untuk memacu laju perekonomian, serta sentimen negatifterhadap rilis neraca European Central Bank (ECB), menambah tekanan pada pasar

Page 26: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

16 BANK INDONESIA

keuangan global. Selanjutnya, tekanan tersebut mempengaruhi pergerakan nilai tukarrupiah terutama melalui bursa saham dan pasar spot valas domestik.

Meskipun demikian, ekses likuiditas global pasca-quantitative easing pada masa krisistahun 2008, berlanjutnya program pembelian aset oleh beberapa bank sentral, sertakebijakan baru penurunan suku bunga dan pembelian surat-surat berharga jangkawaktu 3 tahun oleh ECB tetap menjadi sumber aliran dana ke negara berkembang.Selain itu, kebijakan suku bunga rendah di negara maju menyebabkan investormenempatkan dana pada negara yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Negara-negera emerging markets Asia yang tumbuh lebih tinggi menjadi tujuan utamapenempatan dana global tersebut, termasuk Indonesia. Indikator imbal hasil investasidi aset rupiah yang tercermin dari selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri (UIP– Uncovered Interest Parity) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negaradi kawasan regional Asia. Bahkan dengan memperhitungkan premi risiko, daya tarikinvestasi dalam rupiah masih menarik (Grafik 2.10)

Grafik 2.10Uncovered Interest Parity (UIP)

Ke depan, pergerakan rupiah masih akan dibayangi oleh beberapa risiko yangbersumber dari kondisi ekonomi global. Pergerakan rupiah masih sangat bergantungpada perkembangan penyelesaian krisis utang di Eropa dan pemulihan ekonomi AS.Meskipun peringkat utang Indonesia menunjukkan perbaikan, berkebalikan dengankedua kawasan tersebut yang justru mengalami penurunan peringkat, sebagai negarasmall open economy rambatan kerentanan kondisi global dapat dirasakan juga padaekonomi domestik. Kondisi tersebut pada gilirannya memberikan tekanan padavolatilitas aliran dana nonresiden dan nilai tukar rupiah.

Page 27: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 17

5. Perkembangan Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

Pola musiman ekspansi keuangan Pemerintah pada triwulan IV 2011 telah mendorongsuku bunga PUAB dalam tren menurun. Rata-rata suku bunga PUAB O/N tercatatturun dari 5,71% menjadi 4,80%. Suku bunga PUAB ini bergerak di bawah BI Ratedan mendekati batas bawah koridor suku bunga (suku bunga deposit facility) (Grafik2.11). Perkembangan yang baik untuk dicatat adalah suku bunga PUAB O/N secaraefisien juga tertransmisikan ke suku bunga PUAB tenor lebih panjang. Hal ini sejalandengan pergerakan suku bunga JIBOR yang searah dengan pergerakan suku bungaPUAB O/N (Grafik 2.12)

Grafik 2.11Suku Bunga PUAB O/N dan BI Rate

Grafik 2.12Suku Bunga PUAB O/N dan JIBOR

Dari sisi volume, transaksi PUAB pada triwulan IV 2011 relatif tidak mengalamiperubahan yang signifikan dari triwulan sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi olehtetap rendahnya permintaan di PUAB meskipun terdapat tambahan likuiditas dariekspansi rekening pemerintah tersebut. Rata-rata harian volume transaksi PUAB O/Ntercatat sebesar Rp11,05 triliun, relatif sama dengan rata-rata transaksi triwulansebelumnya sebesar Rp11,06 triliun (Grafik 2.13) Secara tahunan, volume transaksiharian PUAB O/N mengalami peningkatan dari sisi volume yaitu dari rata-rata nominalRp9,10 triliun per hari pada tahun 2010 menjadi Rp10,73 triliun pada tahun 2011.Meningkatnya volume transaksi PUAB tersebut salah satunya disebabkan semakinterbatasnya pilihan tenor instrumen moneter yang ditawarkan oleh Bank Indonesiaseiring dengan strategi perpanjangan maturity profile instrumen operasi moneter.Strategi Bank Indonesia ini dimaksudkan untuk mendorong bank agar menyalurkankelebihan dananya ke kredit atau melakukan transaksi antar bank terlebih dahulusebelum menempatkan kelebihan dananya di instrumen moneter.

Page 28: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

18 BANK INDONESIA

Grafik 2.13Volume PUAB

Dengan semakin efisiennya suku bunga PUAB memungkinkan berkembangnyatransaksi PUAB dengan jangka waktu tenor yang lebih panjang. Hal tersebut sejalandengan strategi operasi moneter Bank Indonesia yang mengarahkan paradigmamanajemen likuiditas perbankan ke tenor yang lebih panjang.

Peningkatan terbesar terjadi pada PUAB bertenor 2-4 hari, dengan rata-rata hariannominal transaksi yang meningkat dari Rp1,14 triliun pada triwulan III 2011 menjadiRp1,38 triliun pada triwulan IV 2011 (grafik 2.15). Secara tahunan, rata-rata volumeharian transaksi PUAB non-overnight meningkat dari tahun 2010 yang tercatatsebesar Rp2,92 triliun per hari menjadi Rp3,55 triliun pada tahun 2011 (Grafik 2.14).

Grafik 2.14Komposisi Tenor PUAB

Dari sisi pelaku, jumlah bank yang melakukan transaksi PUAB pada triwulan IV 2011relatif sama dengan triwulan sebelumnya (Grafik 2.15).

Page 29: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 19

Grafik 2.15Jumlah Pelaku PUAB

6. Perkembangan Suku Bunga

Suku bunga deposito dan kredit menunjukkan kecenderungan menurun, hal inimerupakan respon dari berbagai kebijakan Bank Indonesia untuk menurunkan sukubunga perbankan (Grafik 2.16). Pada triwulan IV 2011 rata-rata suku bunga deposito1 bulan tercatat sebesar 6,34%, turun 17 bps dari triwulan sebelumnya. Secaratahunan rata-rata suku bunga deposito pada tahun 2011 (6,47%) lebih rendah 10 bpsdibandingkan dengan tahun 2010 (6,57%).

Sejalan dengan turunnya suku bunga deposito, penurunan suku bunga kredit terjadipada seluruh jenis kredit. Berturut-turut suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK), KreditInvestasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK) pada akhir triwulan IV 2011 tercatat sebesar13,88%, 14,27% dan 14,62%, turun dibandingkan akhir triwulan III 2011 yangtercatat sebesar 14,01%, 14,38% dan 14,90%. Secara umum suku bunga kredittersebut turun sebesar 18 bps dari triwulan sebelumnya. Adapun secara tahunan,penurunan suku bunga kredit tercatat rata-rata sebesar 43 bps, dimana penurunanterbesar terjadi pada KK yaitu sebesar 93 bps, diikuti oleh KMK sebesar 27 bps dan KIsebesar 9 bps.

Kebijakan yang mewajibkan bank mengumumkan suku bunga dasar kredit (SBDK)mendorong transparansi kebijakan penetapan suku bunga perbankan. Hal tersebutsecara tidak langsung ikut berperan dalam penurunan suku bunga kredit yang dapatmenurunkan biaya kredit sektor riil.

Page 30: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

20 BANK INDONESIA

Grafik 2.16Perkembangan Suku Bunga Perbankan

7. Perkembangan Bank Umum

Perbankan Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang positif selama triwulan IV 2001(s.d. November 2011), meskipun perekonomian global mengalami pelambatan akibatkrisis utang Eropa dan pelemahan ekonomi AS. Jumlah aset perbankan Indonesiapada triwulan IV 2011 tumbuh sebesar 6,7% menjadi Rp3.471,5 triliun, sehinggaselama tahun 2011 aset perbankan tumbuh mencapai 21,5%(yoy). Kinerja perbankanyang baik tersebut juga didukung dengan kondisi permodalan perbankan yang relatiftinggi walaupun mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipundemikian, rasio permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan nasional sebesar16,6% masih jauh di atas ketentuan batas minimum permodalan 8%. CAR yangrelatif tinggi tersebut dicapai melalui tingginya profitabilitas yang berasal dariperolehan laba. Sampai dengan November 2011, perbankan membukukan labasebesar Rp69,4 triliun, meningkat 22,4% (qtq) dibandingkan triwulan III 2011 sebesarRp56,7 triliun. Secara tahunan, laba perbankan meningkat 28,52% (yoy)dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp54,0 triliun.Peningkatan perolehan profitabilitas tersebut selaras dengan meningkatnya efisiensidalam kegiatan operasional perbankan, yang ditunjukkan dengan menurunnya rasioBiaya Overhead terhadap Pendapatan Overhead (BOPO) dari 86,26% pada triwulan III2011 menjadi 85,97%. Sumber utama tingginya profitabilitas perbankan berasal daribunga kredit yang mencapai 82,15% dari total pendapatan bunga.

Tingginya pendapatan bunga kredit tersebut sejalan dengan tingginya kredit yangdisalurkan oleh perbankan. Selama triwulan IV 2011 penyaluran kredit perbankanmencapai Rp2.146,9 triliun atau tumbuh sebesar 3,3% (qtq). Pertumbuhan kreditselama tahun 2011 mencapai 25,81% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkanpertumbuhan kredit tahun 2010 sebesar 22,1%, sehingga pangsa kredit terhadapPDB mencapai 29,11%. Rasio tersebut mengalami sedikit kenaikan dibandingkandengan tahun sebelumnya sebesar 27,49%.

Page 31: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 21

Membaiknya penyaluran kredit juga disertai penyaluran ke sektor yang produktif.Berdasarkan jenis penggunaannya, hal ini tercermin dari pertumbuhan KI yangmencapai 4,6% (qtq) dibandingkan KK yang mencapai 3,6% (qtq) sementara KMKtumbuh 2,5% (qtq) pada triwulan IV 2011. Secara tahunan, pertumbuhan untukseluruh jenis kredit pada tahun 2011 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.Pertumbuhan KMK, KI dan KK tahun 2011 masing-masing sebesar 21,9%, 36,0%dan 25,7% (yoy). Adapun pertumbuhan KMK, KI dan KK pada tahun 2010 masing-masing sebesar 24,8%, 15,0% dan 22,5% (yoy). Secara sektoral, sebagaimanatriwulan sebelumnya, pertumbuhan kredit terbesar pada triwulan IV 2011 masihberasal dari sektor Listrik, Air & Gas sebesar 10,7% (qtq), diikuti sektor produktif lainseperti sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi; pertanian dan konstruksiyang masing-masing tumbuh 4,7%, 4,2% dan 4,2% (qtq).

Peningkatan kredit perbankan dalam triwulan IV 2011 diikuti dengan membaiknyakualitas kredit yang tercermin dari menurunnya jumlah nominal kredit bermasalah.Rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan menurun cukup signifikan dari2,67% pada triwulan III 2011 menjadi 2,55% dan rasio NPL net pada triwulan IV 2011menjadi 1,07% dibandingkan triwulan III 2011 yang mencapai 0,94%.

Perkembangan intermediasi perbankan yang positif pada tahun 2011 adalahpenurunan tren Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) pada semua segmen (korporasi, ritel,KPR dan non-KPR) sejak Agustus 2011. Pada November 2011, SBDK tertinggi terdapatpada segmen kredit Ritel (11,78%) dan terendah pada kredit Korporasi (10,36%)sedangkan pada posisi Triwulan III 2011 tertinggi masih mencapai 12,08% pada kreditritel dan 10,55% pada kredit korporasi (Tabel 2.3).

Tabel 2.3Perkembangan Nilai Rata-Rata SBDK Industri Perbankan(%)

Segmen Kredit Seluruh Sampel

Maret April Mei Juni Juli Agt Sep Nov DesKorporasiSBDK

10,51 10,58 10,64 10,72 10,54 10,55 10,51 10,50 10,36

RitelSBDK

11,80 12,21 11,84 11,91 12,00 12,08 12,04 11,98 11,78

KPRSBDK

11,16 11,25 11,35 11,38 11,03 11,03 11,04 10,98 10,82

Non-KPRSBDK

11,56 11,70 11,76 11,86 11,86 11,96 11,88 11,83 11,68

Keterangan: data tanpa outlier dan perhitungan secara weighted average

Peningkatan peran intermediasi perbankan didukung oleh peningkatan Dana PihakKetiga (DPK). Pada triwulan IV 2011, DPK perbankan tumbuh signifikan sebesar 7,5%(qtq) menjadi Rp2.644,7 triliun dibandingkan triwulan III 2011 yang mencapaiRp2.545 triliun (tumbuh sebesar 3,92% (qtq)). Pertumbuhan DPK pada triwulan IVmendorong pertumbuhan DPK selama tahun 2011 sehingga mencapai 19,55% (yoy).Dibanding triwulan sebelumnya, seluruh komponen DPK yaitu tabungan, deposito dangiro mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 3,85%, 2,85% dan 6,18%.

Page 32: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

22 BANK INDONESIA

Pertumbuhan DPK tertinggi secara tahun kalender (Jan s.d Nov 2011) adalah giro16,2% (ytd) diikuti tabungan 15,6% (ytd) dan deposito 13,7% (ytd). Adapun secaratahunan, pertumbuhan tertinggi DPK dicapai oleh tabungan 22,7% (yoy), diikuti giro20,4% (yoy) dan deposito 17,0% (yoy). Berdasarkan pangsa DPK, deposito masihmendominasi dana masyarakat di perbankan yakni mencapai 45,4% dari total DPK.

Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi yang positif pada kestabilansistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tidak terlepas dari peranan sistemperbankan yang mendominasi sistem keuangan Indonesia dengan pangsa total asetmencapai lebih dari 70%. Kondisi kestabilan sistem keuangan tersebut tercermin padamembaiknya Financial Stability Index (FSI) triwulan IV 2011 (Desember 2011) padalevel 1,63 atau menurun dibandingkan triwulan III 2011 pada level 1,68. Penurunantekanan ini disebabkan menurunnya risiko perbankan dan menurunnya tekanan dipasar saham dan pasar modal.

Tabel 2.4

Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan

Indikator Utama

(Dalam Triliun Rp)

2010 2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IVTotal Aset 2,563.7 2,678.3 2,758.1 3,008.1 3,065.8 3195.1 3,252.6 3,471.5

DPK (T Rp) 2,563.7 2,096.0 2,144.1 2,338,8 2,351.4 2,438.0 2,459.9 2,644.7

- Giro 471.1 522.2 504.2 535.9 540.8 577.0 524.2 616.4

- Tabungan 576.2 610.8 653.6 733.2 722.7 753.7 785.7 827.6

- Deposito 935,0 963.1 986.2 1,069.8 1,087.8 1,107,3 1,150.0 1,200.6

Kredit 1,456.1 1,586.5 1,659.1 1,756.8 1,814.8 1,950.7 2,031.6 2,146.9

Jumlah NPLs (T Rp) 48.9 47.3 49.2 45.2 51.0 53.5 56.3 54.7

CAR (%) 18.6 17.6 16.5 17.2 17.6 17.0 17.3 16.6

NPLs Gross (%) 3.4 3.0 3.0 2.6 2.8 2.7 2.8 2.5

ROA (%) 3.1 3.0 2.9 2.9 3.1 3.1 3.0 3.1

BOPO (%) 89.4 90.5 86.3 86.1 85.0 85.9 89.3 86.0

LDR (%) 73.5 75.7 77.4 75.5 77.2 80.0 82.6 81.0

Jumlah Bank 121 123 122 122 121 121 120 120

Jumlah Kantor 12,933 12,972 13,379 13,837 14,069 14,321 14,394 14,707

8. Perkembangan Perbankan Syariah

Sejalan dengan kinerja perbankan konvensional yang positif, kinerja perbankan syariahjuga menunjukkan kinerja yang baik selama tahun 2011. Hal tersebut jugadikonfirmasikan oleh Global Islamic Financial Report 2011 yang dikeluarkan oleh BMBIslamic. Berdasarkan report tersebut, industri keuangan syariah Indonesia mendudukiposisi ke-4 dunia setelah Iran, Malaysia dan Arab Saudi.

Pada triwulan IV 2011 (sd. November 2011), total aset perbankan syariah yang terdiridari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank PembiayaanRakyat Syariah (BPRS) mencapai Rp135,9 triliun. Total aset tersebut meningkat Rp9,26triliun (7,31% qtq) atau Rp42,90 triliun (46,13% yoy). Aset perbankan syariahtersebut merepresentasikan 3,8% dari keseluruhan aset industri perbankan nasional,meningkat dibandingkan posisi tahun lalu yang hanya mencapai 3,4%.

Page 33: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 23

Pelaksanaan fungsi intermediasi melalui perbankan syariah pada triwulan IV 2011cukup optimal, tercermin dari rasio financing to deposit (FDR) BUS dan UUS yangmencapai 94,4% dan BPRS yang mencapai 132,2%. Pembiayaan yang disalurkan BUSdan UUS mencapai Rp99,43 triliun, meningkat Rp7,1 triliun (6,59% qtq) ataumeningkat sebesar Rp33,49 triliun (50,78% yoy). Peningkatan volume pembiayaantersebut diiringi kualitas pembiayaan yang lebih terjaga, tercermin dari NonPerforming Financing (NPF) gross yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnyasebesar 3,99% menjadi sebesar 2,74%.

Tabel 2.5Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan Syariah

Indikator Utama2010 2011

Tw III Tw IV Tw I Tw II 2011 Tw III Tw IV *)

BUS + UUS

Total aset (Rp. T) 83,45 97,52 101,19 109,75 123,36 132,46

DPK (Rp. T) 63,91 76,04 79,65 87,03 97,76 105,33

- Giro 7,41 9,06 9,15 9,46 10,30 10,42

- Tabungan 19,46 22,91 23,07 25,44 28,10 29,56

- Deposito 37,04 44,07 47,44 52,12 59,35 65,34

Pembiayaan (Rp. T) 60,97 68,18 74,25 82,62 92,84 99,43

Jumlah NPF (Rp T) 2,41 2,06 2,87 2,94 3,25 2,72

CAR (%) 14,58% 16,25% 16,57% 15,92% 16,18% 14,88%

NPF Gross (%) 3,95% 3,02% 3,60% 3,55% 3,5% 2,74%

NPF Net (%) 1,64% 1,60% 2,02% 1,62% 2,02% 1,43%

ROA (%) 1,77% 1,67% 1,97% 1,84% 1,80% 1,78%

BOPO (%) 79,10% 80,54% 77,63% 78,13% 77,54% 77,92%

FDR (%) 95,40% 89,67% 93,22% 94,93% 94,97% 94,40%

Jumlah Bank

- BUS 10 11 11 11 11 11

- UUS 23 23 23 23 23 23

Jumlah Kantor 1.388 1.477 1.575 1.640 1686 1724

Jumlah office channel 1.277 1.277 1.277 1.277 1277 1277

BPRS

Total aset (Rp. T) 2,52 2,74 2,84 3,08 3,28 3,44

DPK (Rp. T) 1,46 1,60 1,67 1,78 1,90 2,03

Pembiayaan (Rp. T) 1,98 2,06 2,16 2,43 2,56 2,68

Jumlah NPF (Rp T) 0,15 0,13 0,16 0,17 0,17 0,19

CAR (%) 29,10% 27,46% 28,42% 26,71% 24,8% 24,9%

NPF Gross (%) 7,43% 6,50% 7,15% 7,09% 6,9% 7,1%

NPF Net (%) 6,12% 5,12% 6,00% 5,60% 5,8% 5,9%

ROA (%) 3,40% 4,82% 5,67% 2,72% 2,8% 2,5%

BOPO (%) 77,44% 78,08% 77,83% 77,35% 75,7% 78,7%

FDR (%) 135,82% 128,47% 129,40% 136,19% 134,7% 132,2%

Jumlah Bank 146 150 152 154 154 154

Jumlah Kantor 278 286 292 357 362 362

*Posisi November 2011

Dari sisi pendanaan, dana yang dihimpun BUS dan UUS sampai dengan triwulan IV2011 mencapai Rp105,33 triliun, meningkat sebesar Rp7,74 triliun (7,57% qtq) atausebesar Rp36,24 triliun (52,46% yoy). Peningkatan tersebut terjadi pada semuakomponen DPK dengan peningkatan tertinggi pada deposito yaitu sebesar 5,99%.

Page 34: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

24 BANK INDONESIA

Secara umum, tidak terdapat perubahan berarti dalam komposisi dana yang dihimpundibandingkan triwulan sebelumnya, tercermin dari kontribusi deposito yang masihcukup tinggi yaitu sebesar 62% dari total DPK.

Pada triwulan IV 2011, tercatat penambahan 1 (satu) UUS baru dari BPD Jambi dan 1(satu) BPRS yaitu BPRS Cahaya Hidup Yogyakarta. Dengan demikian, sampai akhir2011 terdapat 24 UUS dan 155 BPRS. Selain itu, terdapat penambahan kantor cabangdan kantor dibawah kantor cabang BUS dan UUS sebanyak 38 buah. Adapunpermohonan izin pendirian BPRS yang masih dalam proses mencapai 36 BPRS (35permohonan BPRS baru dan 1 konversi BPR).

9. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Perkembangan kinerja yang membaik juga ditunjukkan oleh BPR. Selama triwulan IV2011 (s.d November 2011), total aset BPR mengalami peningkatan sebesar 4.2%(21,84% yoy) menjadi Rp54,5 triliun. Kenaikan aset tersebut didukung oleh jumlahBPR yang mencapai 1.684 BPR. Jumlah BPR tersebut mengalami perubahan dibandingtriwulan sebelumnya, karena terdapat pendirian 2 BPR baru dan pencabutan izinusaha 1 BPR. Sementara jangkauan pelayanan BPR semakin luas denganbertambahnya jaringan kantor cabang BPR dari 1.183 kantor di triwulan III menjadi1.193 pada triwulan IV 2011.

Tabel 2.6Indikator Utama Kinerja BPR

INDIKATOR2010 2011

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*)

Total Aset (T Rp) 40.7 42.8 45.7 47.6 49.6 52.3 54.5

DPK (T Rp) 28.0 29.3 31.3 32.9 34.0 38.8 37.2

- Tabungan 8.7 9.0 9.9 10.3 10.5 10.9 11.5

- Deposito 19.3 20.3 21.5 22.6 23.5 24.9 25.7

Kredit 31.5 32.8 33.8 35.7 38.0 39.6 40.6

Jumlah NPLs (T Rp) 2.1 2.2 2.1 2.3 2.3 2.4 2.4

CAR (%) 23.63 23.32 30.01 31.70 29.54 28.69 28.69

NPLs Gross (%) 6.53 6.78 6.12 6.41 6.21 6.09 5.91

NPLs net (%) 3.83 4.05 4.25 4.53 4.45 4.34 4.17

ROA (%) 3.95 3.46 3.16 3.92 3.83 3.57 3.53

BOPO (%) 78.76 80.40 80.97 78.86 78.75 79.28 78.83

LDR (%) 82.04 81.79 79.02 80.00 82.69 81.81 80.67

Jumlah Bank 1,715 1,715 1,706 1,679 1,682 1.683 1.684

Jumlah Kantor **) 3,820 3,816 3,910 3,970 4,021 4.114 4.140

*) Data posisi 30 November 2011**) meliputi kantor pusat, kantor cabang dan kantor kas

Selain mencatat pertumbuhan kredit yang cukup besar, pada triwulan IV 2011 BPRjuga mampu menghimpun dana masyarakat. Hal tersebut tercermin dari laju

Page 35: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 25

pertumbuhan DPK yang mencapai 3,96% (qtq) atau secara tahunan mencapai 22%(yoy) menjadi Rp37,2 triliun. Sementara dari sisi penyaluran dana, kredit BPR mamputumbuh mencapai 2,56% (qtq) atau secara tahunan sebesar 21,15% (yoy) dengannominal mencapai Rp40,6 triliun. Dengan perkembangan tersebut, rasio Loan toDeposit (LDR) BPR mampu dipertahankan pada tingkat 80,67%. Peningkatanpertumbuhan kredit BPR juga diimbangi dengan membaiknya kualitas kredit yangditunjukkan dengan membaiknya rasio NPL gross mencapai 5,91%, dibandingkantriwulan III 2011 yang mencapai 6,09%.

10. Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Sampai dengan triwulan IV 2011 (s.d November 2011) realisasi kredit UMKMberdasarkan definisi usaha dalam UU. No.20/2008 tentang UMKM, mencapai Rp72,7triliun atau 56,7% dari Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2011 sebesar Rp128,2 triliun.Angka penyaluran kredit UMKM triwulan IV 2011 tersebut meningkat dibandingrealisasi kredit triwulan III 2011 yang tercatat sebesar Rp63,5 triliun atau 49,5% dariRBB 2011. Berdasarkan realisasi penyaluran kredit tersebut pertumbuhan kreditUMKM mencapai 18,53% (ytd) yaitu dari Rp394,2 triliun pada akhir tahun 2010menjadi Rp467,0 triliun pada November 2011 dan kontribusi kredit UMKM terhadaptotal kredit perbankan menjadi sebesar 21,2%. Sedangkan berdasarkan kriteriaplafond, pertumbuhan kredit MKM pada akhir November 2011 (ytd) adalah 22,8%(dari Rp954,1 triliun menjadi Rp1.171,5 triliun) dengan porsi kredit MKM terhadaptotal kredit sebesar 53,2%. Adapun NPL kredit UMKM sampai dengan triwulan IV2011 mencapai 4,44%, sementara NPL kredit MKM lebih rendah yakni sebesar2,80%. Perbedaan angka tersebut disebabkan KK tidak diperhitungkan dalam definisiKredit Produktif kepada UMKM sesuai UU No. 20/2008.

Sementara itu, realisasi KUR2 sampai dengan triwulan IV 2011 (ytd) tercatat sebesarRp26,47 triliun atau mencapai132,37% dari target yang ditetapkan sebesar Rp20triliun. Sebagian besar KUR masih disalurkan kepada sektor perdagangan (60,89%)dengan dominasi wilayah penyaluran Jawa (51,81%) dan Sumatera (21,91%).Adapun realisasi penyaluran KUR pada sektor prioritas (Pertanian, Kehutanan,Perikanan dan Industri) mencapai 19,35% dari target sebesar 25%. Dari sisi kualitas,NPL KUR pada akhir triwulan IV 2011 tercatat sebesar 2,50%, membaik dibandingkanperiode yang sama tahun yang lalu yang mencapai 3,24%, namun sedikit meningkatdibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 2,45%.

2 Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Page 36: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

26 BANK INDONESIA

11. Sistem Pembayaran

11.1. Perkembangan Efisiensi dan Keandalan Sistem Pembayaran

Secara umum penyelenggaraan sistem pembayaran selama tahun 2011 berjalandengan baik, termasuk pada saat memenuhi kebutuhan transaksi sistem pembayaranyang tinggi untuk perayaan keagamaan (Idul Fitri, Natal) dan tahun baru. KetersediaanSistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) sebagai sistem setelmendana transaksi antar bank dan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System(BI-SSSS) sebagai sistem setelmen surat berharga, serta transaksi pembayaran ritelmelalui Sistem Kliring Bank Indonesia (SKNBI) mencapai 100%. Pencapaian tersebutmenunjukkan bahwa seluruh sistem pembayaran yang dioperasikan oleh BankIndonesia dapat terjaga keandalannya.

Selain sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, keandalansistem pemrosesan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan UangElektronik yang diselenggarakan oleh pihak di luar Bank Indonesia juga terjagadengan baik. Kondisi ini ditunjukkan dengan tidak adanya kejadian yangmempengaruhi operasional sistem secara signifikan, seperti kegagalan setelmen dalamwaktu lama dan kasus fraud yang mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakatterhadap penggunaan alat bayar. Kasus penagihan kartu kredit yang tejadi pada salahsatu kantor cabang bank siang pada triwulan II 2011, tidak mempengaruhi tingkatkepercayaan masyarakat terhadap penggunaan kartu kredit maupun terhadap jasa-jasa sistem pembayaran lainnya. Guna menjaga keandalan penyelenggaraan sistemoleh pihak di luar Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemantauan kepatuhanpenyelenggara terhadap ketentuan dan prosedur standar yang telah ditetapkan,termasuk didalamnya pemenuhan aspek perlindungan konsumen.

Pada triwulan IV 2011, volume dan nilai transaksi seluruh sistem pembayaranmeningkat dari triwulan sebelumnya, masing-masing sebesar 2,50% dan20,45%.Peningkatan transaksi tersebut bersifat seasonal yang terjadi selama liburNatal dan tahun baru seiring dengan peningkatan transaksi konsumsi rumahtangga.Secara tahunan, volume dan nilai transaksi selama tahun 2011 jugamengalami peningkatan signifikandibandingkan dengan tahun 2010, masing-masingsebesar 22,66% dan 23,20%. Meningkatnya transaksi tersebut sejalan denganpeningkatan aktivitas perekonomian selama tahun 2011(Tabel 2.6 dan 2.7).

Page 37: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 27

Tabel 2.7Volume Transaksi Pembayaran

Volume (Ribu Transaksi) 20102011

2011 qtq yoyTw III Tw IV

RTGS 13,995.36 4,131.32 4,455.95 16,166.35 7.86% 15.51%

- Pengelolaan Moneter 81.07 17.23 17.67 78.55 2.56% -3.10%

- Pemerintah 841.07 192.10 247.54 769.96 28.86% -8.46%

- Masyarakat 11,553.80 3,577.72 3,835.86 13,948.98 7.22% 20.73%

- Pasar Modal 60.37 17.86 16.02 65.44 -10.29% 8.40%

- Valas 133.79 30.60 18.96 112.85 -38.04% -15.65%

- PUAB 97.43 21.35 20.34 95.59 -4.72% -1.90%

- Lain-lain 1,227.84 274.46 299.55 1,094.97 9.14% -10.82%

Kliring 90,960.99 25,431.98 26,950.01 99,179.08 5.97% 9.03%

Debet 41,058.79 10,496.29 10,435.14 41,921.15 -0.58% 2.10%

- Cek 3,575.46 915.61 931.95 3,674.12 1.78% 2.76%

- Bilyet Giro 36,573.28 9,361.34 9,286.42 37,376.78 -0.80% 2.20%

- Warkat Debet Lainnya 910.04 219.34 216.76 870.24 -1.17% -4.37%

Kredit 49,902.21 14,935.69 16,514.88 57,257.93 10.57% 14.74%

APMK 2,011,112.31 645,259.47 676,090.48 2,471,651.63 4.78% 22.90%

- Kartu Kredit 199,036.43 52,825.18 53,965.85 209,352.20 2.16% 5.18%

- Kartu ATM dan ATM/Debet 1,812,075.88 592,434.29 622,124.63 2,262,299.43 5.01% 24.85%

E-Money 26,541.98 10,575.63 12,727.29 41,060.15 20.35% 54.70%

Total 2,142,610.64 685,398.40 720,223.73 2,628,057.20 5.08% 22.66%

Tabel 2.8Nilai Transaksi Pembayaran

Nominal (Rp Triliun) 20102011

2011 qtq yoyTw III Tw IV

RTGS 54,169.75 17,400.39 21,154.42 66,927.38 21.57% 23.55%

- Pengelolaan Moneter 23,104.42 8,145.42 11,470.50 30,782.68 40.82% 0.33

- Pemerintah 2,507.08 855.97 1,148.25 3,276.34 34.15% 30.68%

- Masyarakat 10,558.10 3,448.07 3,646.21 13,176.74 5.75% 24.80%

- Pasar Modal 2,362.95 546.43 481.28 2,097.71 -11.92% -11.23%

- Valas 3,290.60 931.79 624.23 3,425.24 -33.01% 4.09%

- PUAB 4,723.21 1,252.85 1,324.82 5,403.79 5.74% 14.41%

- Lain-lain 7,623.39 2,219.86 2,459.13 8,764.89 10.78% 14.97%

Kliring 1,747.70 506.66 527.71 1,970.61 4.15% 12.75%

Debet 1,260.11 361.47 367.88 1,412.21 1.77% 12.07%

- Cek 160.41 46.71 50.51 181.67 8.15% 13.25%

- Bilyet Giro 1,098.16 314.62 317.26 1,230.03 0.84% 12.01%

- Warkat Debet Lainnya 1.54 0.15 0.11 0.51 -26.83% -66.68%

Kredit 487.59 145.19 159.83 558.39 10.08% 14.52%

APMK 2,165.06 695.00 723.07 2,659.64 4.04% 22.84%

- Kartu Kredit 163.21 46.83 47.77 182.60 2.00% 11.88%

- Kartu Debet 2,001.85 648.18 675.30 2,477.04 4.18% 23.74%

E-Money 0.69 0.30 0.28 0.98 -6.60% 41.51%

Total 58,083.20 18,602.36 22,405.48 71,558.61 20.44% 23.20%

11.2. Pengedaran Uang

Perkembangan indikator pengedaran uang selama triwulan IV 2011 menunjukkankenaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Rata-rata jumlah Uang YangDiedarkan (UYD) tercatat sebesar Rp339,5 triliun, naik 0,3% dibanding dengantriwulan sebelumnya yang mencapai Rp338,3 triliun. Kenaikan UYD terutama

Page 38: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

28 BANK INDONESIA

dipengaruhi tingginya kebutuhan uang kartal masyarakat menjelang Natal dan tahunbaru serta pemenuhan kebutuhan tutup tahun anggaran instansi Pemerintah danswasta. Secara tahunan, rata-rata UYD tahun 2011 meningkat cukup signifikandibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata UYD pada tahun 2011 meningkatRp290,6 triliun atau naik 16,8% dari rata-rata UYD tahun 2010. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, peningkatan UYD tertinggi terjadi pada periode Ramadhan danIdul Fitri (Grafik 2.17). Pada tahun 2011, posisi UYD tertinggi terjadi pada tanggal 26Agustus 2011 atau pada pekan terakhir menjelang Idul Fitri yakni mencapai Rp391,9triliun. Sesuai polanya, jumlah UYD mulai menurun seiring dengan kembalinya uangkartal dari perbankan dan masyarakat ke Bank Indonesia.

Grafik 2.17Perkembangan Uang Rupiah yang Diedarkan

Ditengah perkembangan kenaikan UYD, terjadi penurunan pangsa UYD di perbankanyang telah berlangsung sejak akhir triwulan I 2011. Pada triwulan IV 2011, pangsaUYD di perbankan tercatat sebesar 15,0% dari total UYD, menurun dibandingkandengan triwulan sebelumnya yang sebesar 16,6%. Secara tahunan, rata-rata pangsaUYD di perbankan selama tahun 2011 juga menunjukkan penurunan dibandingkandengan tahun 2010 yaitu dari 16,4% menjadi 15,8%. Tren penurunan pangsa UYDtersebut merupakan dampak dari penerapan penyempurnaan ketentuan penyetorandan penarikan oleh Bank Umum yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia mulaiawal Maret 2011. Dengan ketentuan yang baru, bank umum memiliki akses yanglebih luas untuk menyetorkan kelebihan uang kartal ke Bank Indonesia. Hal iniberdampak positif terhadap optimalisasi manajemen pengelolaan kas bank.

Posisi UYD pada akhir triwulan IV 2011, sebagian besar merupakan Uang PecahanBesar (Rp20.000 ke atas) yaitu mencapai 92,8%. Dari jumlah tersebut, sebagian besarmerupakan pecahan Rp100.000 yang mencapai 55,5%, pecahan Rp50.000 sebesar

Page 39: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 29

34,8% dan pecahan Rp20.000 sebesar 2,5% dari total UYD. Sisanya sebesar 7,2%merupakan Uang Pecahan Kecil (UPK) yaitu uang pecahan Rp10.000 ke bawah.

Peningkatan kebutuhan uang oleh masyarakat diimbangi dengan upaya BankIndonesia untuk mengedarkan uang yang layak edar dalam jumlah yang cukup.Jumlah uang rupiah layak edar dari Bank Indonesia ke perbankan dan masyarakat(outflows) selama triwulan IV 2011 mencapai Rp107,2 triliun atau turun 13%dibandingkan dengan triwulan III 2011 (Tabel 2.8). Kebutuhan uang kartal masihcukup tinggi, namun terjadi penurunan paska kenaikan outflows yang cukupsignifikan menjelang Idul Fitri. Secara tahunan, uang kartal layak edar pada tahun2011 mencapai Rp347,6 triliun, atau naik 40,6% dibandingkan tahun sebelumnya.Meningkatnya kebutuhan uang layak edar tersebut tidak terlepas dari pertumbuhanekonomi yang tinggi pada tahun 2011 dan peningkatan turnover uang kartal diperbankan paska penerapan ketentuan penyetoran dan penarikan uang oleh bank.

Untuk menjaga kesegaran uang rupiah dalam kondisi layak edar, Bank Indonesiamelakukan pemusnahan uang rupiah tidak layak edar yang masuk ke Bank Indonesia(inflows). Dengan pemusnahan tersebut, maka uang tidak layak edar tidak kembaliberedar di masyarakat. Selama triwulan IV 2011, tercatat inflows ke Bank Indonesiasebesar Rp70,1 triliun, yang terdiri dari uang kertas sebesar Rp70,0 triliun dan uanglogam sebesar Rp37,3 miliar. Dari inflows uang kertas tersebut sebesar 59,5% atausetara dengan 1,7 miliar lembar uang rupiah kertas merupakan uang tidak layak edarsehingga dimusnahkan. Selain pemusnahan uang kertas, pada triwulan IV 2011dilakukan pemusnahan 71 juta keping uang logam baik yang masih berlaku namuntidak layak edar maupun uang logam yang sudah dicabut serta ditarik dari peredaran.

Tabel 2.9Perkembangan Indikator Pengedaran Uang Tahun 2011

(triliun Rp)

PecahanUYD Outflow Inflow

PemusnahanUang

Tw. III Tw IV Tw III Tw IV 2011 Tw III Tw IV 2011 TW. III TW. IV

100,000 176.2 206.9 57.3 60.9 176.9 51.6 30.8 138.4 16.0 14.3

50,000 119.1 129.8 51.8 41.8 143.8 45.1 31.6 131.2 19.5 20.9

20,000 10.5 9.5 4.1 1.3 8.4 2.3 2.3 8.2 1.8 2.0

10,000 11.0 9.6 4.3 1.0 7.7 1.8 2.3 7.1 1.4 2.1

5,000 8.3 7.0 3.3 0.6 5.5 1.1 1.7 5.0 0.7 1.3

2,000 4.4 3.8 1.8 0.3 2.8 0.4 0.9 2.3 0.3 0.8

1,000 3.1 2.5 0.4 0.1 0.6 0.1 0.2 0.8 0.1 0.2

Uang Kertas 332.5 369.2 123.0 105.9 345.7 102.5 69.75 293.1 39.9 41.7

1,000 0.7 0.7 0.1 0.1 0.4 0.0 0.0 0.0 - 0.0

500 2.2 2.2 0.1 0.1 0.3 0.0 0.0 0.1 - 0.0

200 0.3 0.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.0

<=100 0.8 0.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 - 0.0

Uang Logam 4.0 3.8 0.3 0.2 0.8 0.012 0.037 0.1 - 0.019

Total 336.5 373.0 123.3 106.0 346.4 102.5 69.79 293.2 39.9 41.7

* Data triwulan IV menggunakan angka sementara

Page 40: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

30 BANK INDONESIA

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 41: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 31

Bab 3

Pelaksanaan Tugas Pokok dan WewenangBank Indonesia

Mencermati dinamika kondisi ekonomi global dan domestik, Bank Indonesiamenempuh berbagai kebijakan. Bank Indonesia melakukan penguatan baurankebijakan termasuk melakukan langkah countercyclical. Hal ini dilakukan guna

menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan tetap mengarahkan padasasaran inflasi yang telah ditetapkan. Bank Indonesia juga memperkuat ketahanan

perbankan dan terus mendorong terwujudnya tingkat efisiensi yang lebih baik. Untukmendukung kebijakan tersebut, kelancaran sistem pembayaran dan pemenuhan uang

beredar juga menjadi fokus kebijakan Bank Indonesia selama triwulan IV dankeseluruhan tahun 2011. Untuk memelihara stabilitas perekonomian agar tetap

kondusif, Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah danpihak terkait lainnya, serta melakukan upaya edukasi dan komunikasi dengan

stakeholders.

1. Stabilitas Moneter

1.1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter Bank Indonesia tetap konsisten diarahkan untuk mencapai sasaraninflasi yang ditetapkan, namun dengan tetap mempertimbangkan kondisi kegiatanekonomi. Selama triwulan IV 2011, Bank Indonesia telah menurunkan BI Ratesebanyak dua kali yaitu pada bulan Oktober 25 bps dan bulan November 50 bpsmerespon meredanya tekanan inflasi. Penurunan level BI Rate menjadi 6,50% dan6,00% pada triwulan IV 2011 dilakukan sejalan dengan tekanan inflasi ke depan yangsemakin rendah sekaligus sebagai langkah perbaikan terhadap struktur suku bunga(term structure) jangka pendek, menengah dan panjang. Penurunan tersebut jugadimaksudkan untuk mengurangi dampak memburuknya prospek ekonomi globalterhadap perekonomian Indonesia.

Arah kebijakan ini melengkapi berbagai kebijakan yang telah ditempuh BankIndonesia pada periode sebelumnya di tahun 2011. Untuk memperkuat kebijakanmoneter, selain melalui kebijakan suku bunga, Bank Indonesia juga menempuhbeberapa kebijakan moneter lainnya selama tahun 2011. Pada triwulan I 2011, BankIndonesia memperkuat kebijakan makroprudensial dengan menyesuaikan kebijakanGiro Wajib Minimum (GWM) Valas sebagai bagian dari kebijakan pengendalian ekseslikuiditas. Penyesuaian GWM Valas dilakukan dengan menaikkan rasio GWM Valas

Page 42: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

32 BANK INDONESIA

secara bertahap dari 1% menjadi 5% pada bulan Maret 2011 dan 8% pada bulanJuni 2011. Selanjutnya untuk mendorong kegiatan pasar uang antar bank ditengahbesarnya ekses likuiditas, pada bulan September 2011 Bank Indonesia melakukanpelebaran batas bawah koridor suku bunga operasi moneter dari semula 100 bpsmenjadi 150 bps di bawah BI Rate.

Sebagai upaya memperkuat stabilitas makroekonomi khususnya stabilitas nilai tukarrupiah, Bank Indonesia menerbitkan aturan lalu lintas devisa yang terkait denganpenerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan Devisa Hasil Utang Luar Negeri (DULN)1.Berdasarkan aturan tersebut, eksportir dan debitur utang luar negeri diwajibkanmenarik DHE dan DULN melalui bank devisa di Indonesia. Melalui kebijakan inidiharapkan akan tercapai kesinambungan pasokan valas domestik sehinggaketergantungan terhadap dana jangka pendek yang bersifat spekulatif (hot money)menjadi berkurang. Ketentuan mengenai penerimaan DHE dan DULN mulaidiberlakukan pada awal Januari 2012.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dankeuangan global. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan lebih rendahdengan konsumsi di negera-negara maju cenderung stagnan dan tingkatpengangguran yang masih berada pada level yang tinggi. Sementara itu di sektorkeuangan, tingginya ekses likuiditas global dan persespi resiko investor masih akanmendorong tetap derasnya aliran modal asing masuk ke negara-negara emergingeconomies, termasuk Indonesia. Aliran modal asing tersebut tidak hanya dalambentuk investasi portofolio namun juga dalam bentuk penanaman modal asinglangsung.

Terkait dengan arah kebijakan ke depan tersebut, Bank Indonesia akan menempuhrespons suku bunga serta bauran kebijakan moneter dan makroprudensial lainnyauntuk memitigasi potensi penurunan kinerja perekonomian Indonesia. Sebagailangkah antisipasi dampak gejolak di pasar keuangan global terhadap stabilitas sistemkeuangan domestik, Bank Indonesia juga mempersiapkan Protokol Manajemen Krisis(Crisis Management Protocol/CMP). CMP ini selanjutnya akan disinergikan denganCMP di tingkat nasional. Berbagai kebijakan yang akan ditempuh oleh Bank Indonesiadilakukan dengan tetap mengutamakan pencapaian sasaran inflasi tahun 2012sebesar 4,5%±1%.

1.2. Pengelolaan Operasi Moneter dan Nilai Tukar

Strategi pengelolaan operasi moneter dan nilai tukar pada triwulan IV 2011 diarahkanuntuk meminimalkan dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap pasarkeuangan domestik, sambil tetap mengoptimalkan penyerapan likuiditas. Dalampengelolaan nilai tukar, Bank Indonesia senantiasa berada di pasar guna menjaga

1 PBI No. 13/20/PBI/2011 tanggal 30 September 2011 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Devisa Utang Luar Negeri

Page 43: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 33

stabilitas rupiah. Upaya Bank Indonesia tersebut dilakukan melalui monitoring dankomunikasi yang intensif dengan pelaku pasar, serta melakukan intervensi untukmenjaga keseimbangan di pasar valas domestik. Selain strategi di pasar valas tersebut,BI juga menempuh strategi intervensi di pasar SBN dengan membeli SBN di pasarsekunder menggunakan sebagian rupiah yang diperoleh dari intervensi BI di pasarvalas. Keberadaan Bank Indonesia di pasar valas dan SBN domestik mampumemberikan keyakinan kepada peserta pasar sehingga pergerakan nilai tukar rupiahdapat terjaga dengan baik dan menjaga stabilitas pasar keuangan secara keseluruhan.

Respon yang ditempuh tersebut melengkapi operasi moneter dan nilai tukar yangditempuh pada triwulan sebelumnya. Pengelolaan operasi moneter dilakukan melaluiTerm Deposit (tenor 2 hari s.d 6 bulan) dan didominasi tenor 6 bulan, Reverse RepoSurat Berharga Negara (RR-SBN) yang ditawarkan dengan tenor di bawah 3 bulan (2minggu s.d 3 bulan) dan hanya menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengantenor 9 bulan. Untuk meminimalkan potensi pembalikan arus dana asing (suddenreversal) yang berasal dari kepemilikan SBI oleh non-residen, pada bulan Mei 2011Bank Indonesia memperpanjang masa endap kepemilikan SBI dari sebelumnya 1 bulanmenjadi minimum 6 bulan (six month holding period). Pemberlakuan kebijakantersebut berkontribusi terhadap penurunan porsi SBI , terutama SBI yang dimiliki non-residen.

Selanjutnya untuk memperkuat manajemen moneter dalam menghadapi suddenreversal, penawaran SBI semakin dibatasi sementara frekuensi pelaksanaan lelangTerm Deposit (TD) ditingkatkan dengan jangka waktu yang lebih panjang. Pada akhir2011 posisi instrumen SBI tercatat sebesar Rp 123 triliun, turun 39% dari posisi akhirtahun 2010 yang sebesar Rp 203 triliun. Pada akhir 2011, instrumen moneter yangmemiliki porsi terbesar yaitu Deposit Facility/DF (34%), diikuti oleh Term Deposit(31%), SBI (24%), dan RR SBN (11%). Besarnya posisi DF tersebut merupakan perilakuberjaga-jaga perbankan dalam mengantisipasi kebutuhan likuiditas nasabah di akhirtahun. Posisi DF yang membesar di akhir triwulan IV tersebut sejalan dengan pola ditahun sebelumnya.

Instrumen yang juga mengalami peningkatan signifikan di tahun 2011 yaitu ReverseRepo SBN (RR SBN). Posisi RR SBN meningkat dari Rp 7,23 triliun di akhir tahun 2010menjadi Rp 58,04 triliun di akhir 2011 (meningkat 703% secara tahunan). Hal inidimungkinkan oleh naiknya kepemilikan SBN oleh Bank Indonesia menjadi Rp 65,88triliun (Desember 2011) dari Rp 24,64 triliun (2010). Dengan kepemilikan SBN yangmeningkat, penggunaan RR SBN sebagai salah satu instrumen moneter BankIndonesia dapat semakin diintensifkan. Peningkatan penggunaan RR SBN dalamoperasi moneter, selain dapat meminimalkan volatilitas rupiah, juga dapat mendukungterciptanya pasar SBN yang lebih dalam.

Pengelolaan likuiditas oleh Bank Indonesia juga dilakukan melalui transaksi swapbersamaan dengan penyerapan melalui instrumen operasi moneter lainnya dengan

Page 44: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

34 BANK INDONESIA

mempertimbangkan antara lain kondisi tingkat implied swap rate di pasar danpengaruhnya terhadap nilai tukar. Volume absorpsi melalui transaksi swap padatriwulan IV 2011 meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Rata-rata outstandingswap meningkat dari Rp7 triliun pada triwulan III 2011 menjadi Rp23 triliun padatriwulan IV 2011. Secara tahunan, rata-rata outstanding instrumen swap pada tahun2011 tercatat sebesar Rp10 triliun, meningkat signifikan dibanding outstanding tahun2010 sebesar Rp1 triliun. Peningkatan tersebut sehubungan dengan aktifnyapelaksanaan transaksi swap oleh Bank Indonesia pada tahun 2011 dibanding tahunsebelumnya.

Dengan strategi pengelolaan operasi moneter tersebut, berdasarkan tenornya sampaidengan akhir tahun 2011 porsi instrumen moneter jangka pendek (1 s.d 3 bulan)terhadap total instrumen operasi moneter menurun menjadi 7,9% dari posisi akhirtahun 2010 yang sebesar 33,3%. Sementara porsi instrumen moneter jangka yanglebih panjang (4 s.d 9 bulan) meningkat menjadi 53,9% dari posisi akhir tahun 2010yang sebesar 45,3%. Adapun porsi instrumen moneter jangka sangat pendek(overnight) tercatat sebesar 38,2% naik dibandingkan posisi akhir tahun 2010 yangsebesar 21,4%.

Grafik 3.1Komposisi Operasi Moneter

Dalam pengelolaan nilai tukar, Bank Indonesia senantiasa berada di pasar gunamenjaga stabilitas Rupiah. Upaya Bank Indonesia tersebut dilakukan melaluimonitoring dan komunikasi yang intensif dengan pelaku pasar, serta melakukanintervensi untuk menjaga keseimbangan di pasar valas domestik. Keberadaan BankIndonesia di pasar valas domestik mampu memberikan keyakinan kepada pesertapasar sehingga pergerakan nilai tukar Rupiah terjaga dengan baik dan relatif stabil.Hal tersebut mampu mampu meredam gejolak pergerakan rupiah selama tahun 2011yang dipengaruhi oleh sentimen negatif kondisi perekonomian global. Meskipun padaakhir triwulan IV 2011 nilai tukar rupiah melemah, namun selama tahun 2011 secararata-rata menguat 3,56% (yoy) ke level Rp8.768 per dolar AS dari Rp9.080 per dolar

Page 45: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 35

AS pada tahun 2010. Pergerakan rupiah juga sejalan dengan perkembangan nilaitukar di kawasan.

1.3. Koordinasi dengan Pemerintah

Upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi diperkuat dengan koordinasikebijakan dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Di tingkat pusat,koordinasi dan sinergi dilakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI), sementara didaerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang telah terbentuk di 65kota/kabupaten.

Pencapaian sasaran inflasi nasional tidak terlepas dari pengendalian inflasi daerahmengingat dinamika harga yang terjadi di daerah akan menentukan capaian inflasinasional. Secara teknis, inflasi nasional merupakan pembobotan dari inflasi yangterjadi di kota-kota basis pemantauan harga dengan bobot kota di luar Jakartamencapai 77%2.

Berbagai permasalahan mendasar seperti rendahnya keterhubungan antar daerahyang kerap menghambat distribusi pasokan, ketergantungan produktivitas panganterhadap faktor cuaca, dan berbagai kendala struktural lainnya menyiratkan semakinberatnya tantangan untuk mengarahkan inflasi nasional ke tingkat yang diharapkan.Permasalahan struktural tersebut menyebabkan pola pergerakan inflasi di daerahbanyak dipengaruhi oleh faktor guncangan di sisi pasokan (supply side shocks).Terjadinya bencana alam dan atau musim kering yang berkepanjangan juga rentanmenekan harga berbagai kebutuhan pokok. Di samping itu, kebijakan strategisPemerintah di bidang harga seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), Tarif Tenaga Listrik(TTL), dan cukai rokok cenderung diikuti pergerakan inflasi yang lebih besar di daerah.Selain itu, inflasi di Indonesia cenderung memiliki persistensi yang tinggi sehinggasetiap kali terjadi guncangan akan membutuhkan waktu yang cukup lama untukkembali pada pola normalnya.

Dengan kondisi tersebut, sinergi antara kebijakan moneter dan kebijakan sektoralmembawa perekonomian berada dalam keseimbangan sisi permintaan diresponssecara memadai oleh sisi produksi (supply).

Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dilakukan dalam upaya melakukanidentifikasi dan inventarisasi permasalahan inflasi yang dihadapi oleh TPID, terutamaterkait produksi pangan, kelancaran distribusi, dan kecukupan pasokan bahan panganpokok. Secara umum, koordinasi tersebut diarahkan untuk:

1. Membangun komunikasi dan saling kepercayaan (building trust) serta

mengembangkan jejaring kerja (networking) antara sesama TPID di daerah.

2 BPS melakukan penghitungan inflasi di 66 kota berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH 2007)

Page 46: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

36 BANK INDONESIA

2. Memperkuat koordinasi dan kerjasama, antara Pemerintah Pusat-Daerah (vertikal),

antar Pemerintah Daerah dan antar lembaga terkait (horizontal) baik di tingkat

pusat dan daerah, dalam upaya mewujudkan stabilisasi harga.

3. Membahas dan mencari solusi/upaya tindaklanjut terkait dengan masalah

pasokan, distribusi dan struktur pasar komoditas pangan strategis di daerah.

4. Membahas mengenai upaya peningkatan kapasitas produksi pertanian di daerah

terutama komoditas pangan strategis, serta langkah-langkah antisipasi yang perlu

dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam menghadapi kondisi anomali cuaca yang

masih berpotensi terjadi pada tahun 2011.

5. Mensosialisasikan kebijakan Pemerintah Pusat dan Bank Indonesia kepada daerah

terkait dengan upaya stabilisasi harga, termasuk sasaran inflasi nasional.

Selama tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai kegiatan koordinasi sebagai berikut:

1. Rakornas II TPID 2011 di Jakarta pada 16-17 Maret 2011

2. Rakorwil Jawa Tengah dan Yogyakarta di Salatiga pada 27 Juni 2011

3. Rakorwil DKI. Jakarta, Jawa Barat dan Banten di Bogor pada 14-15 Juli 2011

4. Rakor Pusat dan Daerah se-Kalimantan di Banjarmasin pada 26-27 Oktober 2011

5. Rakor Pusat dan Daerah se-Bali-Nusa Tenggara di Bali pada 12-13 Desember 2011

1.4. Pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN)

Sejalan dengan fungsi Bank Indonesia sebagai pemegang kas Pemerintah, BankIndonesia menatausahakan penarikan ULN Pemerintah untuk membiayai proyek,pembiayaan defisit APBN, pengelolaan portofolio utang serta pembayaran ULNPemerintah yang jatuh waktu. Total penarikan ULN Pemerintah yang diadministrasikanoleh Bank Indonesia sampai dengan akhir triwulan IV 2011 (November 2011) tercatatsebesar 4.230 juta dolar AS, termasuk penerbitan global Sukuk sebesar 1.000 juta3

dolar AS pada tanggal 14 November 2011 (Tabel 3.1). Adapun total realisasipembayaran ULN Pemerintah sampai dengan akhir triwulan IV 2011 (November 2011)mencapai USD4.439 juta (Tabel 3.2).

3Dari 1.000 juta dolar AS global sukuk yang diterbitkan, kepemilikan asing sebesar 880 juta dolar AS.

Page 47: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 37

Tabel 3.1Realisasi Penarikan Utang Luar Negeri Pemerintah (s.d November 2011)

Sumber ULN(Juta USD)

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Okt Nov Des

Multilateral 243.2 42.7 118.3 18.5 190.2Bilateral 129.0 124.3 114.2 29.9 52.5FKE 50.9 28.5 25.4 12.0 9.2 126.0Komersial 6.5 5.4 38.5 9.3 1.7 61.5Bond - 2,100.0 - - 880.0 2,980.0Total 429.7 2,300.9 296.5 69.7 1,133.7 - 4,230.4Sumber: Statistik ULN Indonesia

Tabel 3.2Realisasi Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah (s.d November 2011)

Sumber ULN(Juta USD)

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total

Okt Nov Des

Multilateral 413.4 662.1 317.6 166.7 82.3 1642.0

Bilateral 129.0 577.8 156.0 10.2 9.5 882.5

FKE 53.8 374.5 109.5 26.0 9.5 573.2

Komersial 0.8 4.9 9.0 14.8

Bond 466.9 171.1 467.0 116.4 105.9 1327.2

Total 1,063.9 1,790.4 1,059.1 319.3 207.1 - 4,439.7

Sumber: Statistik ULN Indonesia

Mempertimbangkan konsekuensi terhadap kredibilitas negara, Bank Indonesiamelaksanakan pembayaran cicilan pokok dan bunga ULN Pemerintah denganmengutamakan pelaksanaan pembayaran yang aman, akurat dan tepat waktu. Selainitu, Bank Indonesia berupaya menjamin ketersediaan berbagai valas yang diperlukanPemerintah sesuai dengan jenis valuta pinjaman yang diterima. Selanjutnya dalamrangka menjaga keakurasian data pembayaran ULN Pemeritah, secara bulanan BankIndonesia melakukan rekonsiliasi data dengan Pemerintah.

Sebagai perwujudan dari transparansi informasi mengenai perkembangan ULNIndonesia, secara bulanan Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Keuanganmenerbitkan publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI). Publikasi inimenyajikan data ULN Pemerintah, Bank Indonesia dan sektor swasta.

Dalam upaya meningkatkan keakurasian data ULN Swasta, Bank Indonesia terusmelakukan sosialisasi ketentuan Bank Indonesia terkait pelaporan ULN sertamengupayakan penambahan cakupan pelapor. Selain itu, Bank Indonesia jugamembentuk Forum Kemitraan dengan Korporasi guna memfasilitasi pelaporan yangakurat dan tepat waktu serta menyerap aspirasi korporasi terhadap berbagai kebijakanyang terkait dengan sektor riil.

Page 48: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

38 BANK INDONESIA

Sejalan dengan kegiatan yang terkait dengan keakurasian data, dalam rangkameningkatkan pemahaman mengenai konsep, arah kebijakan dan isu-isu strategisterkait ULN, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan juga melakukan kegiatanedukasi publikasi statistik ULN Indonesia kepada kalangan akademisi. Melalui kegiatanini diharapkan kalangan akademisi dapat menyikapi kebijakan dan permasalahan ULNsecara berimbang. Selain itu juga diharapkan akan muncul pemikiran-pemikiran kritistentang pengelolaan ULN sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagipembangunan nasional. Selama tahun 2011, telah diselenggarakan kegiatan edukasiULN di 6 universitas.

1.5. Pengelolaan Database Statistik dan Survei untuk MendukungPerumusan Kebijakan

Guna mendukung perumusan kebijakan, Bank Indonesia selama triwulan IV 2011 dankeseluruhan tahun 2011 terus melakukan kegiatan penguatan statistik. Kegiatantersebut antara lain dengan menyelenggarakan berbagai jenis survei untukmengetahui kondisi terkini yang terkait dengan sektor eksternal, keuangan, moneterdan sektor riil. Dalam melaksanakan kegiatan penguatan statistik tersebut, BankIndonesia senantiasa mengedepankan upaya untuk mewujudkan data dan informasiyang CRATA, yaitu komprehensif (comprehensive), terpercaya (reliable), akurat(accuracy), terkini (timeliness) dan mudah untuk diakses (accessible), serta sesuaidengan standar yang berlaku secara internasional.

Salah satu kegiatan yang cukup intensif dilakukan Bank Indonesia pada tahun 2011adalah penyiapan monitoring kegiatan DHE dan DULN. Kegiatan ini dimaksudkanuntuk mendukung kebijakan Lalu Lintas Devisa (LLD), khususnya memantau alirandana internasional baik yang terkait dengan kegiatan perdagangan maupun investasi.Bank Indonesia melakukan beberapa kegiatan antara lain menyempurnakanketentuan pelaporan lalu lintas devisa bank dan pelaporan ULN serta menyiapkaninfrastruktur yang diperlukan guna mengakomodasi pelaporan tersebut.

Untuk mendukung implementasi kebijakan LLD tersebut khususnya monitoring DHE,Bank Indonesia telah melakukan berbagai kegiatan guna menunjang perolehan datadan informasi secara lebih lengkap, akurat dan tepat waktu, sebagai berikut:

1. Melakukan kerjasama pertukaran data terkait ekspor impor antar instansi terkait

yaitu Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Badan Pusat Statistik (BPS)4.

Kegiatan pertukaran data tersebut mencakup pertukaran data kepabeanan, data

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), data DHE, dan data olahan kepabeanan

termasuk statistik ekspor dan impor.

4 Sebagaimana tercantum pada nota kesepahaman No. PER-2277/MK/2011; No.13/1/BI/DSM/NK; dan No. 13/KS/10-VIII/2011 tanggal 10 Agustus 2011

Page 49: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 39

2. Mengeluarkan ketentuan-ketentuan tentang DHE dan penyempurnaan ketentuan

LLD-Bank dan LLD-Lembaga Bukan Bank sebagai berikut:

a. Ketentuan DHE5 yang mewajibkan eksportir dan debitur ULN untuk

melaporkan devisa dari ekspor dan penarikan ULN yang dilakukan melalui Bank

Devisa kepada Bank Indonesia.

b. Penyempurnaan ketentuan LLD-Bank6. Penyempurnaan ketentuan pelaporan

LLD-Bank ini dimaksudkan untuk meningkatkan kelengkapan dan akurasi

data/informasi LLD, termasuk untuk mendukung pelaksanaan ketentuan

mengenai penerimaan DHE.

c. Penyempurnaan ketentuan LLD Lembaga Bukan Bank (LBB) dalam rangka

implementasi Direct Reporting7. Penyempurnaan ketentuan ini selain untuk

memenuhi penyusunan data statistik sektor eksternal yang lebih komprehensif

dan sesuai standar internasional yang berlaku, juga dimaksudkan untuk

meningkatkan efisiensi pelaporan melalui pengurangan redudansi laporan

yang disampaikan oleh lembaga bukan bank ke Bank Indonesia.

3. Melakukan kegiatan sosialisasi ketentuan DHE kepada para eksportir, asosiasi,

perguruan tinggi, perbankan dan media massa yang dilakukan di beberapa kota

yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Batam, dan Balikpapan. Disamping

itu, telah dilakukan pula pelatihan teknis pengisian laporan DHE bagi pegawai

bank (Training for Trainers). Dalam rangka implementasi Direct Reporting LLD

Lembaga Bukan Bank, telah dilaksanakan sosialisasi kepada 2.356 perusahaan

termasuk 237 perusahaan eksportir calon pelaporan LLD.

4. Melakukan pengembangan sistem DHE yang mencakup kegiatan pengembangan

portal pertukaran data antar instansi terkait (Bank Indonesia, BPS, Ditjen Bea dan

Cukai, dan Ditjen Pajak), pengembangan aplikasi monitoring DHE dan

pengembangan aplikasi pelaporan LLD Bank termasuk Rincian Transaksi Ekspor

(RTE).

Selanjutnya dalam dalam rangka diseminasi data yang terkait dengan NPI, BankIndonesia telah mempublikasikan secara rutin statistik Neraca NPI triwulanan dan rilisstatistik NPI terkini yaitu Triwulan III 2011 yang dipublikasikan pada tanggal 8

5 PBI No. 13/20/PBI/2011 tanggal 30 September 2011 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa UtangLuar Negeri; dan SE Bank Indonesia No. 13/54/INTERN tentang Pelaksanaan Ketentuan Devisa Hasil Ekspor tanggal 30Desember 20116 PBI No. 13/21/PBI/2011 tanggal 30 September 2011 tentang Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Bank; SE BankIndonesia No. 13/33/DSM tanggal 30 Desember 2011 tentang Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Bank; dan SE InternNo. 13/55/INTERN tanggal 30 Desember 2011 tentang Pengelolaan Laporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Bank7 PBI No.13/15/PBI/2011 tanggal 23 Juni 2011 tentang Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Lembaga Bukan Bank; SEBank Indonesia No. 13/21/DSM tanggal 15 Agustus 2011 tentang Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Lembaga BukanBank; dan SE Bank Indonesia No. 13/35/INTERN tanggal 18 Oktober 2011 perihal Pengelolaan Laporan Kegiatan Lalu LintasDevisa Lembaga Bukan Bank

Page 50: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

40 BANK INDONESIA

November 2011. Terkait dengan statistik NPI tersebut, guna mengetahui posisi asetdan kewajiban finansial luar negeri, Bank Indonesia juga mempublikasikan statistikPosisi Investasi Internasional Indonesia (PIII) tahun 2010 pada tanggal 30 September2011. Selain itu, Bank Indonesia Laporan NPI Triwulan III 2011 yang memberikangambaran terkini mengenai peran sektor eksternal dalam perekonomian, aliransumber daya dengan negara lain, struktur ekonomi dan perdagangan, permasalahanutang luar negeri, perubahan cadangan devisa dan potensi tekanan nilai tukar.

Selain publikasi data statistik, Bank Indonesia juga melakukan analisis sektor riil dansektor finansial. Analisis sektor riil dilakukan dengan memanfaatkan hasil survei yangdilakukan oleh Bank Indonesia secara rutin (bulanan dan triwulanan) secara langsungkepada para pelaku ekonomi seperti Survei Konsumen (SK), Survei Penjualan Eceran(SPE) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Harga Properti Residensial(SHPR), Survei Perbankan (SP) dan Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME).Survei-survei tersebut dilakukan agar Bank Indonesia memiliki gambaran dinimengenai beberapa indikator ekonomi yang bersifat forward looking sekaligussebagai tracking indikator ekonomi utama, antara lain Produk Domestik Bruto (PDB),inflasi dan nilai tukar. Selain melakukan berbagai survei, Bank Indonesia jugamelakukan kegiatan liaison yang ditujukan antara lain untuk memperolehdata/informasi langsung dari sumber sebagai pelengkap data/informasi yang sudahtersedia dan untuk meningkatkan kualitas asesmen terhadap kondisi perekonomian.Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan analisis sektor finansial antara lain berupaanalisis Neraca Arus Dana (NAD) dan Perusahaan Pembiayaan (PP).

Dalam rangka membangun dan memelihara kemitraan dan kerjasama strategisdengan penyedia data, pada tahun 2011 Bank Indonesia telah melakukan kegiatanantara lain:

1. Menandatangani nota kesepahaman antara Bank Indonesia dengan Kementerian

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengenai kerjasama pertukaran data

dan informasi 8. Nota Kesepahaman tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kerjasama dan koordinasi yang lebih bersinergi antara Bank Indonesia dengan

Kementerian ESDM khususnya dalam rangka pertukaran dan penyusunan data

dan informasi. Selain pertukaran, perolehan dan penyusunan data dan/atau

informasi, ruang lingkup nota kesepahaman juga meliputi peningkatan

kompetensi sumber daya manusia masing-masing instansi.

2. Melakukan kegiatan Temu Akhir Tahun 2011 (Business Lunch) dengan pelapor LLD

bank dan lembaga bukan bank, dan responden survei serta lembaga pelaksana

survei. Kegiatan ini selain dimaksudkan sebagai apresiasi dan untuk memelihara

hubungan baik dengan perusahaan pelapor LLD dan responden, juga untuk

8 Nota Kesepahaman No. 13/2/GBI/DKM/NK dan No. 4692/05/MEM.S/2011 tanggal 10 Agustus 2011

Page 51: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 41

memberikan penghargaan (award) kepada pelapor LLD dan responden survei

terbaik.

Selanjutnya, dalam kaitan peningkatan kualitas penyediaan data yang berasal darilaporan bank, Bank Indonesia pada triwulan IV 2011 telah menyempurnakanketentuan Laporan Bulanan Bank Umum Syariah9. Melalui penyempurnaan ketentuanini diharapkan penerapan Laporan Bulanan Bank Umum Syariah menjadi lebih efektif,akurat dan lengkap serta ketersediaan data perbankan lebih meningkat untukpengambilan kebijakan di bidang moneter dan perbankan.

Guna mendiseminasikan data dan hasil analisa/laporan dan hasil survei, BankIndonesia secara kontinyu mengelola publikasi statistik, analisa/laporan dan hasil surveikepada masyarakat yang dilakukan melalui situs Bank Indonesia (www.bi.go.id).

2. Stabilitas Sistem Perbankan

Melalui bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta langkah-langkah yangdilakukan Bank Indonesia bersama perbankan, stabilitas sistem perbankan selamatahun 2011 membaik dan tetap terjaga. Hal ini sejalan dengan hasil survei indekskeyakinan stakeholders terhadap stabilitas sistem perbankan yang mencapai 4,52,lebih besar dari target 2011 sebesar 4 (skala 1-6). Hasil survei tahun 2011 tersebuttidak jauh berbeda dari indeks keyakinan stakeholders tahun 2010.

2.1. Pengaturan Perbankan

Guna meningkatkan tata kelola perbankan yang baik dan didasarkan pada prinsip-prinsip kehati-hatian, Bank Indonesia melakukan pengaturan perbankan denganmenerbitkan beberapa ketentuan. Pada triwulan IV 2011, Bank Indonesia menerbitkanketentuan mengenai prinsip kehati-hatian bagi Bank Umum yang melakukanpenyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada pihak lain10. Pengaturan iniditujukan agar bank fokus pada pekerjaan pokoknya dan mengoptimalkanpelaksanaan fungsinya sebagai lembaga intermediasi sejalan dengan semakinkompleks dan beragamnya kegiatan usaha. Disamping itu, bank harus menerapkanprinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam penyerahan sebagian pelaksanaanpekerjaan kepada pihak lain (alih daya). Melalui upaya tersebut, bank dapatmeminimalisir risiko yang mungkin timbul, serta terdapat kejelasan tanggung jawabdan terjaganya aspek perlindungan nasabah.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah menerbitkan beberapa petunjuk pelaksanaanyang diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia. Beberapa SE yang diterbitkanpada triwulan IV 2011 terkait dengan Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

9 SE Bank Indonesia No. 13/43/INTERN tanggal 14 Desember 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Laporan Bulanan BankUmum Syariah10 PBI No.13/25/PBI/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Prinsip Kehati-Hatian bagi Bank Umum yang MelakukanPenyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain.

Page 52: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

42 BANK INDONESIA

Umum11, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum12, Penerapan Strategi Anti Fraudbagi Bank Umum 13, Manajemen Risiko bagi Bank Umum yang Melakukan LayananNasabah Prima14, Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum 15 dan LembagaPemeringkatan 16.

Beberapa ketentuan lain yang telah diterbitkan Bank Indonesia selama tahun 2011antara lain pengaturan GWM Valas, GWM Loan to Deposit Ratio, Perhitungan AsetTertimbang Menurut Risiko Dengan Pendekatan Standar, Penilaian Tingkat KesehatanBank Umum, Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank, PengaturanTransparansi Informasi SBDK, dan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and ProperTest).

2.2. Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

Kegiatan yang dilakukan pada triwulan IV 2011 terkait dengan implementasi APImencakup penguatan struktur perbankan nasional (Pilar 1), peningkatan kualitasmanajemen dan operasional perbankan (Pilar 4) serta program peningkatanperlindungan nasabah (Pilar 6).

Dalam rangka penguatan struktur perbankan nasional, Bank Indonesia terusmendorong implementasi program Bank Pembangunan Daerah (BPD) RegionalChampion (BRC) yang telah menjadi komitmen seluruh BPD sejak akhir 2010. Terkaitprogram tersebut, telah dilakukan berbagai kegiatan sosialisasi kepada stakeholderseksternal maupun internal, peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) danpenyiapan infrastruktur lainnya. BRC telah menjadi sarana yang cukup efektif untukmendorong BPD melakukan transformasi agar lebih mampu bersaing dan berperan dimasyarakat dan daerah. Hal ini terlihat dari pencapaian beberapa indikator BRC antaralain peningkatan aspek permodalan, penurunan BOPO dan NIM secara bertahap sertapertumbuhan kredit yang rata-rata telah mencapai lebih dari 20%. Untuk mendukungimplementasi BRC, Bank Indonesia juga telah meluncurkan generic model APEX BPRpada tanggal 5 Desember 2011, yang disusun bersama oleh tim dari Bank Indonesia,perwakilan Bank Umum, dan asosiasi BPR. Mengikuti jejak Bank Jatim, Bank Nagaridan Bank Riau yang menjadi APEX BPR pada tahun 2010, pada tahun 2011 BPD Kalseljuga telah menjadi APEX BPR.

Selanjutnya terkait dengan pelaksanaan program Good Corporate Governance (GCG)perbankan, Bank Indonesia telah menyusun konsep ketentuan mengenai remunerasi

11 SE No.13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran No.5/21/DPNP perihal PenerapanManajemen Risiko bagi Bank Umum12 SE No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum13 SE Bank Indonesia No.13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum14 SE No.13/29/DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Umum yang MelakukanLayanan Nasabah Prima15 SE No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga atas SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikankepada Bank Indonesia16 SE No.13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat Yang Diakui Bank Indonesia

Page 53: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 43

yang sesuai bagi bank umum dengan mengacu pada Financial Stability Board (FSB)Principle for Sound Compensation. Guna mematangkan konsep tersebut, maka BankIndonesia akan melakukan pembahasan dengan pihak-pihak terkait.

Dalam rangka edukasi kepada masyarakat mengenai perbankan, Bank Indonesiabekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional telah mengintegrasikanpendidikan keuangan dalam kurikulum sekolah dasar dan sekolah menengahpertama. Sebagai tindak lanjut dari kerjasama tersebut, telah dilakukan monitoringtahap pertama untuk mengetahui persiapan pengajaran di masing-masing sekolahserta mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum pengajaran dilakukan (pre-test).Selain itu dilakukan kegiatan training for trainer kepada para pendidik sekolah pilotproject (Kepala Sekolah, Guru, Pengawas Sekolah dan Dinas Pendidikan setempat).Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pendidik tentangperbankan dan keuangan, teaching skill dan perencanaan keuangan, serta pembuatanalat pendukung pembelajaran.

Sebagai bagian dari edukasi kepada masyarakat, Bank Indonesia bekerja sama denganKementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) melaluipenandatanganan kesepakatan bersama pada tanggal 1 Agustus 2011.Menindaklanjuti kerjasama tersebut, Bank Indonesia menyusun bahan edukasiperbankan bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Selain itu Bank Indonesia turut aktifdalam kegiatan sosialisasi skim KUR-TKI, edukasi perbankan dan kewirausahaan yangdilaksanakan bersama Kementerian Koordinator bidang Perekonomian,Kemenakertrans, BNP2TKI serta Bank BUMN di beberapa kantong TKI.

Melengkapi kegiatan edukasi perbankan, Bank Indonesia bekerjasama denganWorldbank melakukan survei program TabunganKu. Survei ini bertujuan untukmengetahui persepsi dan preferensi masyarakat terhadap program TabunganKu yangtelah dimulai pada tahun 2010. Sampai dengan November 2011, pelaksanaanprogram TabunganKu telah mencapai 2.036.608 rekening dengan jumlah nominalRp2,11 triliun. Jumlah tersebut meningkat signifikan dibanding posisi Januari 2011yang mencapai 1.528.262 rekening dengan jumlah nominal Rp1,43 triliun.

2.3. Keuangan Inklusif (Financial Inclusion)

Dalam mendorong berjalannya fungsi intermediasi lembaga keuangan, perluditingkatkan perluasan akses masyarakat terhadap layanan jasa lembaga keuanganyang meliputi simpanan, kredit, sistem pembayaran dan asuransi. Untuk memastikantersedianya akses masyarakat terhadap keempat layanan jasa keuangan tersebut,maka perlu dilakukan kegiatan keuangan inklusif di Indonesia yang menekankanpentingnya peningkatan jalinan antara lembaga keuangan formal dan informaldimana lembaga perbankan memegang peran penting didalamnya. Hal tersebutselaras dengan kebijakan Pemerintah dalam pembangunan ekonomi yangberkelanjutan dan inklusif serta berorientasi kepada kebijakan pembangunan yang progrowth, pro job dan pro poor.

Page 54: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

44 BANK INDONESIA

Guna mendukung terwujudnya perluasan akses masyarakat terhadap layanan jasalembaga keuangan, Bank Indonesia bersama instansi terkait tengah merumuskanStrategi Nasional Keuangan Inklusif. Strategi Nasional Keuangan Inklusif merupakankebijakan untuk menjangkau masyarakat yang belum tersentuh sama sekali olehproduk dan jasa keuangan yang paling dasar seperti menabung dan atau kredit daribank karena berbagai faktor. Secara lebih spesifik, kebijakan ini bertujuan untukmengurangi ketidakmampuan individu (unbanked dan unfinanced), sekelompokorang atau komunitas terhadap akses dan penggunaan produk dan jasa keuanganyang sesuai dengan kebutuhan dengan biaya murah.

Salah satu program yang tengah dikaji secara lebih mendalam adalah mendorongpenetrasi kredit kepada kalangan pengusaha pemula (start-up). Untuk itu, telahdilakukan Focus Group Discussion mengenai hal tersebut pada tanggal 21 Desember2011 dengan narasumber KADIN, HIPMI, Indofood, Rumah Zakat, BRI dan BPD Aceh.

2.4. Implementasi BASEL II dan Penyiapan BASEL III

Secara umum kerangka Basel II terdiri dari 3 (tiga) pilar, yaitu Pilar 1 kecukupan modalminimum, Pilar 2 proses review oleh pengawas, dan Pilar 3 disiplin pasar. Fokuspelaksanaan tugas pokok dan kebijakan Bank Indonesia terkait dengan implementasiBasel II yang dilakukan selama triwulan IV 2011 di masing-masing pilar adalah sebagaiberikut:

Pilar 1 - terkait mekanisme perhitungan modal minimum bank yang lebih sensitifterhadap risiko (risk sensitive), mencakup risiko kredit, risiko pasar dan risikooperasional.

Dengan diterbitkannya ketentuan mengenai pedoman perhitungan aset tertimbangmenurut risiko untuk risiko kredit17, maka bank diwajibkan untuk menghitung bebanmodal risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar mulai Januari 2012.Terkait kewajiban tersebut, Bank Indonesia sedang melakukan proses penyesuaianbaik dari segi teknis aplikasi maupun ketentuan pendukung.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah menyempurnakan petunjuk teknis LembagaPemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank Indonesia18 dan mempublikasikanupdating daftar lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia padaweb site Bank Indonesia. Terkait penyempurnaan ketentuan mengenai risiko pasarpendekatan standar dan risiko operasional pendekatan standar, Bank Indonesia telahmenyusun pokok-pokok rencana amandemen aturan yang telah dibahas secarainternal dan pada tahap selanjutnya akan dibahas dengan Working Group Basel II.

Pilar 2 - proses review yang dilakukan otoritas pengawasan, antara lain untukmengevaluasi aktivitas, manajemen risiko, dan profil risiko bank untuk menetapkan

17SE Ekstern No. 13/6/DPNP tentang Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit denganMenggunakan Pendekatan Standar18 No. 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 tentang Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia

Page 55: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 45

apakah bank perlu mengalokasikan tambahan modal terkait dengan risiko yangdihadapi

Sebagai tindak lanjut dari rangkaian diskusi dengan pihak internal maupun eksternal,Bank Indonesia telah melakukan pembahasan dengan Working Group Basel IImengenai pengaturan Pilar 2. Saat ini Bank Indonesia sedang menjajagipenyempurnaan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum BankUmum dan proses penilaian kecukupan modal bank sesuai profil risiko. Pokok-pokokpenyempurnaan ketentuan tersebut dikaji secara lebih mendalam setelah memperolehmasukan dari Working Group Basel II dan internal Bank Indonesia.

Pilar 3 - transparansi dan kewajiban bank untuk mengungkapkan informasi mengenaimanajamen risiko baik kuantitatif maupun kualitatif agar stakeholder memilikipemahaman yang cukup mengenai aktivitas yang dilakukan bank dan cara bankmengelola risiko.

Menindaklanjuti Consultative Paper (CP) Pilar 3 yang telah didistribusikan kepadaperbankan, Bank Indonesia telah melakukan pembahasan dengan Working GroupBasel II. Rekomendasi atau pokok-pokok pengaturan Pilar 3 telah selesai disusun danakan menjadi bagian dari ketentuan Bank Indonesia mengenai Transparansi KondisiKeuangan Bank yang akan berlaku pada tahun 2012. Pemberlakuan ketentuantersebut sejalan dengan penerapan PSAK 60 (IFRS 7) mengenai pengungkapaninstrumen keuangan yang akan diberlakukan untuk penyusunan laporan keuanganakhir Desember 2012. Selain itu, penyempurnaan ketentuan mengenai TransparansiKondisi Keuangan Bank akan dilakukan bersamaan dengan penyempurnaanpengaturan lain didalamnya, seperti pengaturan akuntan publik.

Disamping pelaksanaan tugas pokok dan kebijakan yang terkait dengan implementasiBasel II, Bank Indonesia juga telah menyempurnakan Struktur Anggota WorkingGroup Basel II yang telah dibentuk sejak tahun 2006. Penyempurnaan strukturmeliputi perluasan cakupan struktur dengan isu persiapan implementasi Basel III,sehingga menjadi 6 sub group yaitu Sub Group Risiko Kredit, Sub Group Risiko Pasardan Risiko Likuiditas, Sub Group Risiko Operasional, Sub Group Pilar 2, Sub GroupPilar 3 dan Sub Group Permodalan.

Dalam rangka persiapan implementasi Basel III, Bank Indonesia telah melaksanakancomprehensive Quantitative Impact Study (QIS) terhadap 2 bank besar yang dipilihmenjadi responden. Hasil sementara QIS menunjukkan bahwa level pemenuhanperbankan nasional terhadap standar permodalan dan likuiditas berada diatas angkaminimum yang dipersyaratkan. Comprehensive QIS rencananya akan dilaksanakansecara rutin setiap semester untuk posisi Juni dan Desember. Secara bertahap QISakan mengikutsertakan lebih banyak bank untuk mendapatkan gambaran mengenaidampak penerapan Basel III secara lebih komprehensif. Selain itu, Bank Indonesia jugamemonitor level permodalan seluruh perbankan sesuai konsep Basel III secara rutinsetiap bulan dengan menggunakan data Laporan Bulanan Bank Umum (LBU).

Page 56: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

46 BANK INDONESIA

Sejalan dengan komitmen Bank Indonesia untuk terus meningkatkan kepatuhanterhadap standar internasional, telah dilakukan koordinasi dengan otoritas pengawasdi negara lain melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).Selain MoU yang telah disepakati dengan beberapa otoritas pengawas di negara lain(Bank Negara Malaysia dan Monetary Authority Singapore), pada triwulan IV 2011Bank Indonesia sedang mempersiapkan MoU dengan beberapa otoritas terkait yaitudengan Financial Services Commission (FSC) Korea, Australian Prudential RegulationAuthority (APRA) dan Caymand Island Monetary Authority (CIMA).

Selain tu, dalam rangka memperkuat kerjasama dengan bank sentral dan otoritaspengawasan bank negara lain, Bank Indonesia telah menyelenggarakan konferensiinternasional dengan tema “Dealing with the Challenges of Macro Financial Linkagesin Emerging Markets” pada tanggal 1 – 2 Desember 2011. Konferensi yangdiselenggarakan melalui kerjasama dengan World Bank diikuti peserta dari BankSentral Negara ASEAN dan perwakilan negara-negara berkembang di Amerika, Asiadan Afrika serta lembaga internasional seperti IMF dan World Bank.

Selanjutnya, dalam rangka kaderisasi kelompok pengawas spesialis dan sebagai tindaklanjut dari program persiapan risk specialist (market risk specialist dan credit riskspecialist) yang dilakukan pada tahun sebelumnya, telah dilaksanakan attachmentprogram credit risk dan market risk specialist ke Deutsche Bank AG, JP Morgan ChaseBank dan Hong Kong Monetary Authority pada bulan Oktober dan November 2011.

2.5. Kebijakan dan Pengawasan Bank Umum

Terciptanya perbankan yang sehat dan kuat di satu sisi, dan perbankan yang dapatmenjalankan fungsi intermediasinya secara efektif dan efisien di sisi lainnya,merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan Dalam rangka menjaga ketahananperbankan serta mengoptimalkan peran perbankan sebagai lembaga intermediari,ditengah kondisi perekonomian global yang memburuk, Bank Indonesiameningkatkan intensitas pengawasan bank. Bank Indonesia melakukan pengawasanmelalui pemantauan likuiditas yang dimiliki bank terutama likuiditas valas melaluipemantauan rekening vostro, Posisi Devisa Neto (PDN) dan proyeksi arus kas. Upayatersebut guna mengantisipasi dampak krisis keuangan yang terjadi di AS dan sebagianEropa (Yunani, Italia, Portugal, Spanyol, dan Perancis). Pemantauan likuiditasdilakukan secara harian dengan memantau pergerakan liquidity reserve yang dimilikibank, baik primary, secondary maupun tertiary reserve guna melihat kemampuanlikuiditas bank dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo, termasukkemungkinan penarikan DPK dalam jumlah yang cukup besar. Secara umum, kondisilikuiditas perbankan nasional masih terkendali sebagaimana tercermin dari indikator-indikator keuangan yang masih di atas batas minimal. Selama tahun 2011, alat likuidperbankan terjaga dengan baik yang ditunjukkan dengan kemampuan perbankandalam memenuhi ketentuan GWM baik rupiah maupun valas.

Page 57: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 47

Selain itu, fokus pengawasan bank yang dilakukan Bank Indonesia pada triwulan IV2011 adalah melakukan monitoring upaya perbaikan, khususnya untuk bank dalampengawasan intensif sesuai action plan dan monitoring realisasi Rencana Bisnis Bank2011.

Guna menjaga kualitas pelayanan, keamanan dan perlindungan bagi nasabah, padapertengahan tahun 2011, Bank Indonesia telah melakukan evaluasi terhadap standardoperating procedur (SOP) dan pengendalian intern pelaksanaan kegiatan privatebanking/wealth management. Hal ini dilakukan dalam upaya mencegah terjadinyakembali fraud yang disebabkan karena kelemahan SOP dan pengendalian intern bank.Terkait hal tersebut, Bank Indonesia meminta bank-bank untuk sementara waktumenghentikan penerimaan nasabah baru hingga perbankan melakukan pembenahansecara menyeluruh. Selanjutnya, mempertimbangkan hasil evaluasi pembenahan yangtelah dilakukan oleh perbankan, Bank Indonesia mengizinkan kembali perbankanuntuk menerima nasabah baru private banking/wealth management. Terkait haltersebut, Bank Indonesia juga memperkuat aspek pengaturan perbankan denganmenerbitkan ketentuan pelaksanaan mengenai layanan nasabah prima.

Selanjutnya, dengan telah disetujuinya Rancangan Undang-Undang (RUU) OtoritasJasa Keuangan (OJK) pada Rapat Paripurna DPR-RI pada tanggal 27 Oktober 2011 dandiberlakukannya UU OJK pada tanggal 22 November 2011, fungsi pengawasan bankyang bersifat microprudential yang selama ini dilakukan oleh Bank Indonesia, dialihkanke OJK. Dengan beralihnya fungsi pengawasan bank dimaksud, Bank Indonesia tetapmelakukan kegiatan di bidang macroprudential dengan melakukan fungsi surveillancerisiko sistemik guna menjaga dan mendorong terciptanya stabilitas sistem keuangan.Untuk kepentingan ini, Bank Indonesia akan melakukan surveillance kepada sektorkeuangan terutama bank, pemeriksaan dalam rangka macroprudential,pengembangan sektor keuangan serta berkoordinasi dalam rangka pencegahan danpenanganan krisis.

Selain penguatan fungsi di bidang macroprudential dimaksud, Bank Indonesia telahmempersiapkan beberapa langkah persiapan pengalihan fungsi pengawasan bank keOJK, yaitu :

1. Melakukan finalisasi Contingency Plan fungsi pengalihan untuk selanjutnya

dilakukan pembahasan dengan Kemenkeu & Bapepam – LK yang terkait dengan

SDM dan organisasi, data dan informasi, logistik serta dokumen/arsip.

2. Melakukan pembentukan Tim Persiapan Pengalihan Pengawasan Bank, yang

selanjutnya akan bergabung dengan Tim Transisi yang dibentuk bersama-sama

dengan Kemenkeu & Bapepam – LK.

2.6. Kebijakan dan Pengawasan Perbankan Syariah

Untuk mendukung pelaksanaan kerjasama dengan negara lain terkait denganperbankan syariah, telah diselenggarakan beberapa kegiatan internasional. Kegiatan

Page 58: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

48 BANK INDONESIA

tersebut meliputi Developing Eigth (D-8) International workshop on Islamicmicrofinance di Jakarta pada bulan November 2011 dan focus group discussion (FGD)terkait perbankan syariah di negara teluk (GCC) bersama Kementerian Luar Negeri.Selain itu, Bank Indonesia memfasilitasi kunjungan delegasi UAE Islamic FinancialServices ke Indonesia dan terlibat aktif dalam pertemuan Islamic Financial StabilityBoard (IFSB) maupun International Islamic Liquidity Management (IILM).

Selain kegiatan yang berskala internasional, Bank Indonesia juga melaksanakan ForumRiset Perbankan Syariah (FRPS) keempat pada bulan Desember 2011 di UniversitasPadjadjaran Bandung. Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Pengurus PusatMasyarakat Ekonomi Syariah (MES), Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) dan PresidiumPusat Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FOSSEI). Bank Indonesia jugamelakukan koordinasi dengan Kementerian Agama mengenai dana haji pada banksyariah. Selanjutnya dalam rangka pengembangan produk syariah, Bank Indonesiatelah melakukan kerjasama dengan Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesiadan Ikatan Akuntan Indonesia melalui working group.

Bank Indonesia juga telah mengembangkan aplikasi Early Warning System (EWS) bagiBPRS, dan mengembangkan aplikasi stress testing RBB bagi Bank Syariah yang akandigunakan sebagai analisa RBB tahun 2012. Adapun ketentuan perbankan syariahyang telah dikeluarkan pada triwulan IV 2011 adalah ketentuan mengenaiManajemen Risiko bagi BUS dan UUS.

Meskipun profil risiko perbankan syariah secara umum tergolong moderat dandidukung kecukupan permodalan yang memadai, Bank Indonesia tetap meminta bankagar selalu meningkatkan kualitas manajemen risiko dan sistem pengendalian internal,serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah dalam operasionalbank. Pemeriksaan difokuskan pada aspek risiko operasional, risiko kredit, kepatuhanpenerapan prinsip syariah, dan good corporate governance.

2.7. Kebijakan dan Pengawasan BPR

Sejalan dengan implementasi API, Bank Indonesia melakukan pembenahan industriBPR melalui penyusunan business model BPR dan generic model APEX BPR.Penyusunan business model BPR tersebut diharapkan dapat mendorong pendirianBPR yang sehat, berkesinambungan dan berperan dalam pengembanganperekonomian daerah. Terdapat 6 aspek utama dalam Business Model BPR yangmeliputi aspek pemilik, kinerja keuangan dan permodalan, lokasi dan wilayahoperasional, strategi bisnis, manajemen dan SDM, serta hubungan denganmasyarakat. Adapun melalui generic model APEX BPR diharapkan dapat memperkuatinfrastruktur pendukung industri BPR dan mendorong implementasi BRC.

Selanjutnya guna memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan daya saingBPR, Bank Indonesia juga telah mengkaji penetapan modal disetor dan pembagian

Page 59: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 49

wilayah pendirian BPR. Selain itu, untuk menunjang kualitas pengawasan BPR, BankIndonesia telah menyempurnakan petunjuk teknis pelaksanaan pemeriksaan BPR.

2.8. Penguatan Sektor Riil dan Penyaluran Kredit UMKM

Menyadari peranan UMKM yang strategis dalam perekonomian nasional, BankIndonesia turut berupaya mendorong pertumbuhan sektor UMKM dari sisi permintaandan penawaran yang dilakukan melalui koordinasi dengan pihak lain.

Sejalan dengan upaya mendukung intermediasi perbankan kepada sektor mikro, kecildan menengah (MKM), Bank Indonesia terus mendorong pengembangan LinkageProgram melalui kerjasama antara Bank Umum dan BPR. Sampai dengan Oktober2011, outstanding kredit melalui linkage program mencapai Rp4,36 triliun, yangdilakukan oleh 54 Bank Umum melalui 741 BPR.

Selanjutnya guna meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, Bank Indonesia melakukanberbagai program diantaranya (i). pemberian bantuan teknis melalui MoU antara BankIndonesia dengan Kabupaten Belu (NTT) dan Kabupaten Nunukan (Kaltim), (ii).mengembangkan klaster nasional untuk komoditas penyumbang inflasi yaitu cabaimerah, bawang merah dan jarak di 9 (sembilan) Kantor Bank Indonesia (KBI) serta (iii).mengembangkan klaster daerah di seluruh KBI untuk berbagai komoditas yakni kainbordir, konveksi, bordir tas, rumput laut, padi, cabai, jamur, jagung, kakao, kopi, leledan sapi. Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan bantuan teknis melaluisosialisasi, Focus Group Discussion (FGD), fasilitasi peningkatan budidaya melaluipelaksanaan pendampingan, pelatihan Good Agriculture Practices (GAP), Training ofTrainer, pameran, bazar intermediasi perbankan, fasilitasi kemitraan dan penguatankelompok tani.

Bank Indonesia juga meneruskan kerjasama dengan Kementerian Kelautan danPerikanan sebagai tindak lanjut MoU Percepatan Pengembangan Sektor Kelautan danPerikanan Sebagai Salah Satu Sektor Unggulan Dalam Perekonomian Indonesia. Dalamkerangka kerjasama tersebut telah disepakati komitmen untuk mendukung programminapolitan; pengembangan pola pembiayaan bapak-anak angkat; rencanaperpanjangan Perjanjian Kerjasama Pengembangan KonsultanKeuangan/Pendampingan UMKM Mitra Bank (KKMB) dan Penyusunan Buku PolaPembiayaan Produk/Jasa Sektor Kelautan dan Perikanan; serta pilot projectpembiayaan perikanan di wilayah Jabodetabek.

Sebagai tindak lanjut MoU antara Bank Indonesia dengan Kementerian Pertanian,Bank Indonesia telah memfasilitasi kegiatan sosialisasi kredit program, khususnyaKredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS),melakukan kajian/penelitian terkait penyaluran kredit program gunamenyempurnakan skema kredit program.

Selain memberikan bantuan teknis dan kerjasama antar instansi, Bank Indonesia jugamelakukan penelitian dan kajian terkait dengan UMKM. Terkait dengan upaya

Page 60: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

50 BANK INDONESIA

meningkatkan kesejahteraan debitur dan kualitas kredit bagi BPR, Bank Indonesiamelakukan penelitian ‘Pemetaan dan Identifikasi Kebutuhan Peningkatan KapasitasLembaga Keuangan Mikro (LKM) di Provinsi Jawa Barat”. Selanjutnya dalam upayapeningkatan penyaluran kredit kepada sektor Riil dan UMKM, Bank Indonesia jugamelakukan penelitian komoditas/produk/jenis usaha (KPJU) unggulan di 12 provinsi.Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Bank Indonesia terkait dengan polapembiayaan atau lending model pola pembiayaan konvensional untuk 6 komoditi danpola pembiayaan syariah untuk 2 komoditi, penelitian Peta Sektor Utama Regional di 9Kantor Koordinator Bank Indonesia (KKBI).

Terkait pembangunan infrastruktur akses pembiayaan UMKM, Bank Indonesia jugamenyusun kajian untuk mendorong penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM.Kajian tersebut selanjutnya akan dirumuskan dalam bentuk pengaturan.

Selanjutnya, sebagai mitra kerja Komite Kebijakan KUR, Bank Indonesia turutmemfasilitasi program kerja peningkatan penyaluran KUR, terutama pada sektorprioritas (Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Industri Pengolahan). Beberapakegiatan yang dilakukan terkait dengan penyaluran KUR antara lain fasilitasi dansosialisasi KUR serta mendorong peningkatan peran Pemerintah Daerah dalampenyediaan calon debitur KUR di beberapa wilayah (Manado, Ambon, Bogor danPalangkaraya).

Guna memberikan layanan berbagai informasi mengenai UMKM, Bank Indonesia jugamemperbaharui menu informasi pada website Bank Indonesia. Dengan adanya menuinformasi UMKM tersebut, diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruhstakeholders serta sebagai wujud peran Bank Indonesia dalam upaya pemberdayaansektor riil dan UMKM.

2.9. Perizinan dan Informasi Perbankan

Sebagai bagian dari penguatan infrastruktur keuangan di Indonesia dan mendukungefisiensi penyediaan dana di industri perbankan, Bank Indonesia secaraberkesinambungan melakukan upaya pernyempurnaan penyelenggaraan SistemInformasi Debitur (SID). Guna meningkatkan performa sistem secara keseluruhan dankualitas data yang tercatat di database SID, sejak September 2011 Bank Indonesiatelah mengimplementasikan sistem aplikasi SID yang baru. Selain itu, gunameningkatkan akurasi data dalam SID, Bank Indonesia melanjutkan programintensifikasi pembersihan data SID yang telah dilakukan sejak 2010. Dalam rangkamemberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga reputasikredit, Bank Indonesia melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi.

Hingga akhir tahun 2011, jumlah pelapor SID tercatat sebanyak 120 Bank Umum,1.088 BPR, dan 15 Perusahaan Pembiayaan (PP) dengan total kantor pelapormencapai 5.607 kantor. Jumlah tersebut mengalami peningkatan lebih dari 500kantor pelapor dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun 2010.

Page 61: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 51

Adapun dari sisi data debitur, selama tahun 2011 penambahan jumlah debitur baru diSID setiap bulan rata-rata mencapai 750 ribu debitur. Dengan penambahan jumlahdebitur tersebut, pada akhir 2011 tercatat sebanyak 56 juta debitur pada SID denganjumlah 103 juta data fasilitas. Dari sisi permintaan Informasi Debitur Individual (IDI)juga mengalami peningkatan yang signifikan. Rata-rata permintaan IDI setiap bulanpada tahun 2011 mencapai 3,5 juta permintaan.

Selanjutnya dalam rangka menciptakan pengelolaan perbankan yang sehat, BankIndonesia melaksanakan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and proper test)terhadap calon Pemegang Saham Pengendali (PSP), anggota Dewan Komisaris danDireksi termasuk pimpinan kantor cabang bank asing dan pemimpin kantorperwakilan. Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan perizinan kelembagaan bankyang mencakup perubahan jaringan kantor, rencana akuisisi, perubahan penggunaanizin usaha akibat perubahan nama bank, penunjukan menjadi bank umum devisa, danperubahan bentuk badan hukum. Hal tersebut sebagai bagian dalam mendukungoperasional bank agar sesuai dengan Rencana Bisnis Bank. Kegiatan perizinan yangtelah dilakukan Bank Indonesia selama tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010adalah sebagaimana Tabel 3.3

Tabel 3.3Kegiatan Perizinan Bank Umum Tahun 2010-2011

No JENIS KEGIATAN

Quartal to Quartal Year to Year

2011 2010 2011

Tw III Tw IV Jan - Des Jan - Nov

PELAKSANAAN FIT & PROPER TEST1. PSP 4 0 11 92. Dewan Komisaris 20 17 82 843. Direksi (termasuk pimpinan kantor cabang bank asing dan

pemimpin kantor perwakilan)52 14 159 112

JARINGAN KANTOR1. Pembukaan

a. Kantor Wilayah (Kanwil) 3 2 4 14b. Kantor Cabang (KC) 20 32 63 92c. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 49 65 290 224d. Kantor Fungsional (KF) 34 2 80 46

2. Penutupana. Izin usaha 1 0 0 1b. Kantor Perwakilan 0 1 1 1c. Kantor Cabang (KC) 1 1 16 6d. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 1 2 36 9e. Kantor Fungsional (KF) 7 2 0 9

3. Pemindahan Alamata. Kantor Pusat (KP) 0 1 3 1b. Kantor Wilayah (kanwil) 0 1 1 3c. Kantor Cabang 6 3 24 15d. Kantor Cabang Pembantu 25 43 99 91e. Kantor Fungsional 1 7 0 5f. Kantor Perwakilan Bank 0 0 0 1

4. Perubahan Statusa. Peningkatan Status

- KCP menjadi KC 3 10 10 22- KK menjadi KCP 9 1 39 39

b. Penurunan Status- KC menjadi Kantor Kas 0 0 0 1- KC menjadi KCP 2 6 2 51

5. Perubahan Penggunaan Izin Usaha (Perubahan nama) 1 4 3 6

Page 62: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

52 BANK INDONESIA

2.10. Investigasi dan Mediasi Perbankan

Dalam rangka mewujudkan law enforcement di bidang perbankan, Bank Indonesiatelah melakukan tindak lanjut penanganan terhadap kasus-kasus yang didugamengandung tindak pidana perbankan (Tipibank). Selama triwulan IV 2011 telahdilakukan investigasi terhadap kasus-kasus yang diduga mengandung Tipibanksebanyak 18 kasus yang terjadi pada 10 kantor bank (Tabel 3.4). Dibandingkandengan triwulan III 2011 yang menangani 23 kasus pada 15 kantor bank, terdapatpenurunan jumlah kasus yang diterima dan diinvestigasi pada triwulan IV 2011.

Tabel 3.4Statistik Perkembangan Investigasi Tipibank

Periode Triwulan IV – 2011 (Oktober – Desember 2011)

Keterangan

Bank Umum BPR TOTAL

JumlahKasus

JumlahKantorBank

JumlahKasus

JumlahKantorBank

KasusJumlahKantorBank

1. Jumlah yang masih dalam proses pada periodesebelumnya *)

22 9 21 13 43 22

2. Jumlah yang dilakukan investigasi 5 3 13 7 18 10

3. Jumlah yang dilaporkan kepada penyidik 11 3 15 7 26 10

4. Jumlah yang dalam proses investigasi 16 9 19 13 35 22*)Data Disesuaikan

Terhadap kasus-kasus Tipibank yang telah memenuhi bukti permulaan yang cukup,sesuai dengan mekanisme SKB Gubernur Bank Indonesia, Kepala Kepolisian Negara RI,dan Jaksa Agung RI tentang Kerjasama Penanganan Tipibank, tindak lanjutpenyelesaian kasus tersebut dibahas dalam Rapat Tim SKB. Rapat Tim SKB dimaksudtelah menyepakati kasus-kasus dimaksud dilaporkan kepada penyidik. Selama triwulanIV 2011 telah dilaporkan sebanyak 26 kasus pada 10 kantor bank. Secara keseluruhantahun 2011, telah dilakukan investigasi sebanyak 45 kasus yang terjadi pada 28kantor bank. Dari jumlah tersebut, kasus Tipibank yang telah dilaporkan kepadapenyidik sebanyak 33 kasus pada 13 kantor bank. (Tabel 3.5).

Tabel 3.5Statistik Perkembangan Investigasi Tipibank

Periode 2011 (Januari– Desember 2011)

Keterangan

Bank Umum BPR TOTAL

JumlahKasus

JumlahKantorBank

JumlahKasus

JumlahKantorBank

KasusJumlahKantorBank

1. Jumlah yang masih dalam proses pada periodesebelumnya *)

11 1 12 6 23 7

2. Jumlah yang dilakukan investigasi 18 12 27 16 45 28

3. Jumlah yang dilaporkan kepada penyidik 13 4 20 9 33 13

4. Jumlah yang dalam proses investigasi 16 9 19 13 35 22*)Data Disesuaikan

Page 63: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 53

Secara kumulatif sejak tahun 1999 sampai dengan akhir tahun 2011, perkembanganpenyelesaian kasus dugaan Tipibank yang telah dilaporkan kepada penyidik dansebarannya sebagai berikut (Grafik 3.2 dan 3.3):

Grafik 3.2 Grafik 3.3Perkembangan Penanganan Kasus Tipibank Sebaran Tindak Pidana PerbankanDi Penegak Hukum (Tahun 1999 s.d. 2011)

Dalam penanganan kasus Tipibank, terdapat beberapa faktor yang menghambatpenanganan kasus antara lain pelaku Tipibank termasuk dalam kategori DaftarPencarian Orang (DPO), identitas saksi tidak jelas, dokumen asli tidak ditemukan,daluwarsa, maupun bank sudah dilikuidasi.

Dalam upaya memperlancar, mempercepat, dan mengoptimalkan penanganan dugaanTipibank, Bank Indonesia melakukan koordinasi secara intensif dengan instansi terkait.Koordinasi tersebut dilakukan dengan membantu penegak hukum melalui berbagaikegiatan sosialisasi/pelatihan, asistensi, rapat koordinasi, menyediakan tenaga ahli, danmenjadi saksi di Pengadilan, serta meningkatkan koordinasi dengan pihak Kepolisiandan Kejaksaan. Selanjutnya, dalam kerangka kerjasama penanganan Tipibank, BankIndonesia, Kepolisian Negara RI, dan Kejaksaan RI menyepakati untukmenyempurnakan SKB tentang Kerjasama Penanganan Tindak Pidana di BidangPerbankan menjadi Nota Kesepahaman tentang Koordinasi Penanganan Tindak PidanaPerbankan19 yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan20. Beberapa hal pokok yangdiatur dalam Nota Kesepahaman dan Petunjuk Pelaksanaan tersebut adalah mengenairuang lingkup koordinasi, organisasi dan tugas Tim Koordinasi, serta pelaksanaankoordinasi.

Selain melakukan koordinasi dengan instansi penegak hukum, Bank Indonesia jugamenjalin kerjasama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) guna memperlancardan mengoptimalkan pelaksanaan investigasi pada bank yang dicabut izin usahanya.Kerjasama tersebut diwujudkan dengan menyepakati penambahan mekanisme

19 Nota Kesepahaman No. 13/104/KEP.GBI/2011, Nomor : B/31/XII/2011 dan Nomor : Kep-261/A/JA/12/201120 Petunjuk Pelaksanaan Nomor 13/10/KEP.DpG/2011, Nomor: B/4768/XII/2011/Bareskrim, Nomor : Kep-04/E/EJP/12/2011dan Nomor : Juk 12/F/Fsp/12/2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Tindak Pidana Perbankan

Page 64: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

54 BANK INDONESIA

penanganan dugaan Tipibank pada bank yang dicabut izin usahanya. Beberapa halpokok yang diatur dalam kerjasama tersebut antara lain kelengkapan dokumenpendukung, pendampingan selama pelaksanaan investigasi, pembahasan hasilinvestigasi, perkembangan penanganan Tipibank, dan pembiayaan pelaksanaaninvestigasi.

Disamping melakukan fungsi investigasi, Bank Indonesia juga melaksanakan fungsimediasi perbankan. Sengketa yang paling banyak diajukan adalah sengketa produkpenyaluran dana, diikuti sengketa terkait dengan produk sistem pembayaran (Grafik3.4). Adapun sengketa produk penyaluran dana didominasi dengan permohonanrestrukturisasi kredit baik KK maupun KMK. Sementara itu, kartu kredit mendominasijenis produk sengketa sistem pembayaran, dengan semakin banyaknya penggunaankartu kredit yang hilang oleh orang lain yang tidak berhak.

Grafik 3.4Sengketa Perbankan Berdasarkan Jenis Produk

Periode s.d. Triwulan IV 2011

Total permohonan penyelesaian sengketa pada tahun 2011 sebanyak 510 sengketa,atau meningkat 83% dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 278 sengketa.Peningkatan tersebut didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadapkeberadaan mediasi perbankan yang difasilitasi Bank Indonesia serta tingginyaekspektasi masyarakat terhadap eksistensi Bank Indonesia terkait perlindungannasabah. Selama tahun 2011, penanganan permohonan penyelesaian sengketa yangdiajukan oleh nasabah adalah sebagaimana Tabel 3.6

Page 65: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 55

Tabel 3.6Sengketa Perbankan 2011Berdasarkan Jenis Produk

Jenis Produk

Pengaduan/Sengketa

Total

% pengaduan

berdasarkan jenis

produkTw I Tw II Tw III Tw IV

Penghimpunan Dana 7 14 9 17 47 9

Penyaluran Dana 43 62 51 90 246 48

Sistem Pembayaran 26 67 58 55 206 40

Produk Kerjasama 1 1 0 2 4 1

Produk Lainnya 1 1 1 1 4 1

Diluar permasalahan produk perbankan 1 0 0 1 3 1

Total 79 145 119 167 510 100

Selain melakukan tugas investigasi dan mediasi, Bank Indonesia turut berpartisipasiaktif memfasilitasi perbankan dalam melakukan penyempurnaan Bye LawsPemblokiran Rekening Simpanan Nasabah. Selanjutnya, untuk mencegah penggunaanproduk dan/atau jasa bank sebagai sarana penipuan serta menentukan upaya yangpaling tepat dalam memberikan perlindungan kepada nasabah, telah dilakukan rapatkoordinasi Working Group Mediasi Perbankan (WGMP). Melalui rapat koordinasitersebut, 12 Pimpinan Perbankan anggota WGMP berkomitmen untuk memberikanperlindungan nasabah yang lebih baik. Hal ini sebagai tindak lanjut atas maraknyapengiriman Short Message Service (SMS) kepada masyarakat dengan modus penipuanmenggunakan rekening bank yang diduga dibuka menggunakan identitas tidakbenar.

3. Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang

3.1. Keandalan dan Efisiensi Sistem Pembayaran

Kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran selama tahun 2011 tetapdifokuskan pada upaya peningkatan efisiensi, keamanan dan keandalan sistempembayaran dengan memperhatikan aspek perlindungan konsumen. Hal ini dilakukanbaik terhadap sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia maupunterhadap penyelenggara sistem pembayaran di luar Bank Indonesia.

Selama tahun 2011 Bank Indonesia melanjutkan serangkaian kegiatan pengembanganinfrastruktur sistem pembayaran yang meliputi pembentukan National PaymentGateway (NPG), pengembangan sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II,pengembangan sistem penatausahaan rekening Pemerintah, standardisasi kartuATM/Debet berbasis chip, dan standardisasi uang elektronik. Perkembangan kegiatandari masing-masing kegiatan pada triwulan IV 2011 adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan National Payment Gateway (NPG)

Page 66: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

56 BANK INDONESIA

Pada triwulan IV 2011 Bank Indonesia melanjutkan proses pembentukan NPGdengan melakukan finalisasi aspek teknis dan bisnis NPG. Beberapa hal pokokyang dibahas antara lain mekanisme penyelesaian akhir, fee dan charges, cakupanlayanan, jadwal implementasi. Hal ini merupakan kelanjutan kegiatan padaperiode sebelumnya yang membahas mengenai kelembagaan dan kepemilikaninstitusi serta model NPG.

2. Pengembangan Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II

Melanjutkan program pengembangan BI-RTGS dan BI-SSS Generasi II, BankIndonesia telah mengadakan pertemuan dengan Working Group (WG) peserta BI-RTGS dan BI-SSSS. Dalam pertemuan tersebut, selain disampaikan informasimengenai perkembangan proyek, juga diinformasikan mengenai kebijakanpenggunaan jaringan komunikasi dan infrastruktur teknologi informasi yang harusdipersiapkan oleh peserta. Sejalan dengan tahapan pengembangan sistem, BankIndonesia juga telah melakukan pemetaan ketentuan yang akan mengalamiperubahan sehubungan dengan dilakukannya pengembangan sistem BI-RTGS danBI-SSSS Generasi II.

3. Pengembangan Sistem Penatausahaan Rekening Pemerintah

Pada triwulan IV 2011 tahapan pengembangan sistem Government ElectronicBanking (BIG-eB) dan elektronisasi penatausahaan rekening Pemerintah telahdilanjutkan pada penyelesaian penyusunan kebutuhan bisnis pengembangan.Proses tersebut dilakukan setelah pada triwulan III 2011 Bank Indonesia berhasilmelakukan ujicoba koneksi antara sistem BIG-eB denganSistem Perbendaharaandan Anggaran Negara (SPAN) yang dioperasikan oleh Kementerian Keuanganuntuk penatausahaan anggaran Negara, pada triwulan. Selanjutnya pada awaltahun 2012 direncanakan akan dilaksanakan User Acceptance Test (UAT).

4. Standardisasi Kartu ATM/Debet Berbasis Chip

Sejalan dengan upaya meningkatkan efisiensi transaksi, keandalan sistempembayaran dan memperkuat infrastruktur teknologi sistem pembayaran, BankIndonesia terus melanjutkan rencana penetapan standar nasional kartuATM/Debet. Setelah pada periode sebelumnya dilakukan pengembangan fungsikey management dan pengujian terhadap aspek keamanan dari chip yangdigunakan, pada triwulan IV 2011 telah dilakukan sosialisasi secara khusus kepadakomunitas pelaku industri kartu ATM/debet. Selain itu, Bank Indonesia jugamemonitor penyampaian laporan implementasi migrasi yang mulai dilakukan olehbank pada akhir Desember 2011.

5. Standarisasi Uang Elektronik

Sebagai tindak lanjut pengembangan interoperabilitas dalam industri uangelektronik, pada periode laporan telah dilakukan penandatanganan KesepakatanBersama oleh Gubernur Bank Indonesia, Menteri Perhubungan, dan Menteri

Page 67: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 57

Komunikasi dan Informatika. Kesepakatan Bersama tentang kebijakan dan standarinterkoneksi dan interoperabilitas uang elektronik di sektor transportasidimaksudkan sebagai dasar dalam melakukan koordinasi penyusunan kebijakandan standar uang elektronik di sektor transportasi. Ruang lingkup kegiatan yangakan dilakukan meliputi 4 hal pokok yaitu (i). koordinasi dan sinkronisasi kegiatan;(ii). perencanaan, penetapan, dan harmonisasi kebijakan dan regulasi; (iii).sosialisasi dan pengembangan penggunaan e-money; dan (iv). monitoring,pembinaan, dan evaluasi penggunaan e-money di sektor transportasi.

Selanjutnya dalam rangka koordinasi dengan industri sistem pembayaran, BankIndonesia juga telah melakukan pertemuan dengan beberapa penerbit uangelektronik sektor perbankan. Selain itu, juga telah dilakukan pembahasan awalkonsep framework interoperability uang elektronik dengan Working Group UangElektronik Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

Disamping melakukan kegiatan pengembangan infrastruktur sistem pembayaran,pada triwulan IV 2011 Bank Indonesia juga melakukan beberapa kegiatan untukmendukung operasional sistem pembayaran sebagai berikut:

1. Dukungan operasional sistem pembayaran untuk mengakomodir peningkatantransaksi akhir tahun.

Selama periode libur Natal dan akhir tahun, kebijakan di sisi penyelenggaraansistem pembayaran adalah memperpanjang layanan waktu operasional kepadaperbankan. Hal ini dimaksudkan agar perbankan dapat melayani kebutuhanpenyelesaian transaksi nasabah dan Pemerintah. Pada minggu terakhir sebelumtutup buku akhir tahun, terjadi peningkatan transaksi yang sangat tinggi. Haltersebut menyebabkan diperlukannya tambahan waktu operasional sistempembayaran. Pada minggu tersebut kenaikan transaksi pada BI-RTGS mencapai21% dan SKNBI mencapai 24% di atas rata-rata transaksi harian normal.

2. Interkoneksi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) antara BCA dengan Bank Mandiri

Guna mewujudkan layanan sistem pembayaran yang memudahkan masyarakatuntuk melakukan transaksi keuangan, Bank Indonesia mendorong interkoneksiATM antara 2 bank besar yang memiliki jangkauan luas layanan pembayaran diIndonesia yakni BCA dan Bank Mandiri. Terkait hal tersebut, pada triwulan IV 2011telah dilaksanakan pertemuan antara Bank Indonesia dengan BCA dan BankMandiri. Rencana interkoneksi tersebut semakin dekat untuk diwujudkan dengantelah diselesaikannya proses User Acceptance Test (UAT) dan System IntegrationTest (SIT) dengan jaringan ATM Prima oleh Bank Mandiri pada triwulan IV 2011.Selanjutnya, implementasi interkoneksi akan dilakukan pada Januari 2012.

Selain melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mendorong keandalan dan efisiensisistem pembayaran, Bank Indonesia juga mendorong peningkatan pelayanan dankeamanan sistem pembayaran baik pembayaran nilai besar maupun retail melalui :

Page 68: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

58 BANK INDONESIA

1. Penerbitan ketentuan mengenai Implementasi Chip Pada Kartu ATM/Debet

Pada triwulan IV 2011, Bank Indonesia menerbitkan ketentuan yang mengaturtentang implementasi teknologi chip pada kartu ATM dan kartu debet. Denganberlakunya ketentuan ini, penerbit kartu ATM/Debet diwajibkan untukmengoperasikan kartu ATM/Debet dengan sistem chip paling lambat tanggal 31Desember 2015.

2. Finalisasi penyempurnaan ketentuan mengenai Alat Pembayaran MenggunakanKartu (APMK)

Guna meningkatkan aspek kehati-hatian dalam penyelenggaraan kegiatan APMKdan sebagai upaya untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi nasabahAPMK, bank Indonesia tengah menyelesaikan penyempurnaan ketentuanmengenai APMK. Beberapa materi penyesuaian mencakup persyaratan untukmemperoleh kartu kredit, penggunaan jasa pihak lain dalam penyelenggaraanAPMK khususnya dalam pelaksanaan penagihan kartu kredit, pola perhitunganbunga, pengenaan fee dan denda. Selanjutnya, ketentuan tersebut direncanakanuntuk diterbitkan pada awal tahun 2012.

3. Penyusunan Kajian Identifikasi Kebutuhan Sistem Pembayaran di DaerahPerbatasan dan Terpencil

Guna memberikan layanan sistem pembayaran yang lebih baik bagi masyarakatIndonesia termasuk di daerah perbatasan dan terpencil, Bank Indonesia tengahmelakukan kajian intensitas penggunaan mata uang rupiah dan identifikasikebutuhan sistem pembayaran. Mengawali kegiatan tersebut, pada triwulan IV2011 Bank Indonesia telah melakukan survei di daerah terpencil dan perbatasanserta menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder didaerah-daerah. Selanjutnya hasil survei dan FGD tersebut akan digunakan sebagaiinformasi pendukung dalam proses finalisasi kajian.

3.2. Pengedaran Uang

Beberapa isu strategis selama triwulan IV 2011 yang terkait dengan pengedaran uangyakni terkait upaya pemenuhan kebutuhan uang kartal dalam rangka Natal dan tahunbaru serta penutupan tahun anggaran 2011, upaya koordinasi dengan Pemerintahsebagai tindak lanjut pemberlakukan Undang-Undang tentang Mata Uang sertapembentukan Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu.

1. Pemenuhan Uang Kartal Menghadapi Natal dan Tahun Baru serta PenutupanTahun Anggaran 2011

Kebutuhan uang layak edar pada bulan Desember 2011 mengalami peningkatansignifikan sehubungan dengan perayaan Natal dan tahun baru serta kebutuhantutup tahun anggaran 2011. Selama periode tersebut jumlah outflows uang layakedar dari Bank Indonesia ke perbankan dan masyarakat mencapai Rp56,7 triliun

Page 69: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 59

atau meningkat 124,8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jumlahtersebut mengalami peningkatan sebesar 33,5% dibandingkan dengan periodeyang sama tahun sebelumnya. Meskipun terjadi peningkatan outflows yangsignifikan, Bank Indonesia dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di seluruhwilayah di Indonesia dengan lancar dan tepat waktu. Kelancaran pemenuhankebutuhan uang ditunjang upaya Bank Indonesia dengan menyusun rencanapemenuhan kebutuhan uang, meningkatkan distribusi uang serta memenuhipersediaan uang di seluruh wilayah kerja Kantor Bank Indonesia.

2. Tindak Lanjut Undang-undang Tentang Mata Uang

Menindaklanjuti amanat Undang-undang No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang,diperlukan beberapa penyesuaian pelaksanaan tugas dan kewenangan BankIndonesia di bidang pengedaran uang. Penyesuaian antara lain terkait dengan (i).kewenangan mengeluarkan, mengedarkan, mencabut dan menarik uang rupiah;(ii). koordinasi antara Bank Indonesia dengan Pemerintah dalam menetapkanpecahan uang, bahan baku uang, perencanaan, pencetakan, pemusnahan uang;serta (iii). koordinasi dan pembentukan badan pemberantasan rupiah palsu.Sehubungan dengan hal tersebut, pada triwulan IV 2011 Bank Indonesia telahmelaksanakan beberapa kegiatan koordinasi dengan Pemerintah sebagai berikut:

a. Menyepakati penyusunan nota kesepahaman tentang koordinasi perencanaandan pencetakan, serta pemusnahan rupiah yang akan ditandatangani padaawal tahun 2012.

b. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah yang dipimpin oleh KementerianKeuangan dalam rangka memberikan informasi mengenai proses pengolahandan pemusnahan uang di Bank Indonesia.

c. Melakukan pembahasan mengenai Pembentukan Badan KoordinasiPemberantasan Uang Palsu yang melibatkan instansi terkait yaitu BadanIntelijen Negara, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Agung,Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia

Selain kegiatan tersebut di atas, Bank Indonesia juga tetap melanjutkan langkahkebijakan pengedaran uang tahun 2011 untuk memenuhi kebutuhan uang dimasyarakat yang difokuskan kepada tiga rancangan kebijakan, yaitu (i) peningkatankualitas uang yang beredar dan pemenuhan permintaan uang sesuai kebutuhan, (ii)peningkatan efektivitas layanan kas di Bank Indonesia dan perbankan, serta (iii)pengembangan jangkauan operasional kas Bank Indonesia dengan mengikutsertakanperan perbankan dan instansi terkait.

1. Peningkatan Kualitas dan Pemenuhan Permintaan Uang Rupiah Sesuai Kebutuhan

Untuk meningkatkan kualitas uang yang beredar, Bank Indonesia melakukanpemantauan kualitas rupiah, mengoptimalkan fungsi elemen pada desain uangkertas melalui upgrading desain uang kertas pecahan besar serta meningkatkan

Page 70: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

60 BANK INDONESIA

penanggulangan peredaran uang palsu dengan perkembangan kegiatan sebagaiberikut:

a. Pemantauan Kualitas Rupiah

Guna memantau dan mengetahui kualitas uang yang beredar, Bank Indonesiamelakukan survei yang dilakukan di wilayah Jakarta dan 30 Kabupaten/Kota.Survei tersebut dilakukan terhadap 1.231 responden terdiri dari respondenmasyarakat dan perbankan. Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasiantara lain:

1) Secara umum semakin besar pecahan uang, maka kondisi fisik uang yang

beredar semakin baik kualitasnya. Hal ini dibuktikan dengan tingkat

harapan responden yang lebih tinggi dari kondisi riil uang yang beredar

untuk pecahan diatas Rp10.000. Sedangkan untuk pecahan Rp5.000 ke

bawah, responden beranggapan kualitas uang yang beredar masih di

bawah harapan.

2) Semakin jauh lokasi responden dari kantor Bank Indonesia, maka kualitas

uang yang beredar di daerah tersebut secara umum semakin lusuh.

3) Adanya kecenderungan masyarakat melakukan pembayaran dengan

menggunakan uang lusuh dibandingkan dengan uang bagus.

Hasil survei tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai informasi bagipenyempurnaan kebijakan ke depan terkait dengan penggunaan bahan uang,desain uang, sosialiasi uang Rupiah, layanan kas luar kota, dan penetapan standaruang layak edar.

a. Meningkatkan Pengamanan Uang Rupiah

Dalam rangka pengkinian atau penyempurnaan unsur pengaman uang, BankIndonesia mengubah sebagian elemen desain (upgrading) uang rupiahpecahan Rp20.000, Rp50.000, dan Rp100.000. Selain meningkatkan unsurkeamaan, dengan upgrading uang rupiah tersebut diharapkan masyarakatakan lebih mudah mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah. Adapunpengedaran ketiga pecahan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 28Oktober 2011.

b. Meningkatkan Efektivitas Penanggulangan Pemalsuan Rupiah

Jumlah temuan rupiah palsu pada triwulan IV 2011 (sampai dengan November)menurun sebesar 31,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.Sejalan dengan penurunan jumlah temuan rupiah palsu tersebut, rasio uangpalsu terhadap uang kertas yang diedarkan juga menurun dari 15 lembarmenjadi 9 lembar temuan rupiah palsu per sejuta lembar. Berdasarkanpenyebaran temuannya, sebagian besar uang palsu berada di wilayah

Page 71: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 61

Jabodetabek dan wilayah Jawa Timur, masing-masing mencapai 27,19% dan10,46% dari total temuan uang palsu.

Menurunnya jumlah temuan uang palsu tersebut tidak terlepas dari strategikebijakan yang dilakukan secara kontinyu oleh Bank Indonesia dalammenanggulangi peredaran uang palsu baik yang dilakukan secara preventifdan represif. Upaya preventif yang dilakukan pada triwulan IV 2011 meliputipeningkatan informasi mengenai pemalsuan uang dan keaslian uang rupiah dimedia elektronik dan media cetak, edukasi langsung ke berbagai kalanganmelalui sosialisasi dan training for trainers. Selain itu Bank Indonesia jugamenggunakan sarana pagelaran kesenian tradisional di wilayah BandarLampung dan Palembang sebagai media penyampaian informasi. Adapunupaya represif dilakukan melalui peran serta Bank Indonesia sebagai saksi ahlidalam kasus penanganan pidana pemalsuan uang, serta Satuan Tugaspenanganan tindak pidana pemalsuan uang dengan Kepolisian RepublikIndonesia.

2. Peningkatan Efektivitas Operasional Kas di Bank Indonesia dan Perbankan

Dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas operasional kas di Bank Indonesiadan perbankan, Bank Indonesia melakukan penyempurnaan sistem dan prosedurlayanan kas yang bersifat “customer oriented”. Untuk mendukung hal tersebut,Bank Indonesia melakukan studi kelayakan Sentra Pengedaran Uang (SPU), sertapemantauan terhadap kegiatan pengolahan rupiah dan layanan nasabah.

a. Studi Kelayakan SPU

Studi kelayakan SPU dilatarbelakangi adanya kebutuhan Bank Indonesia untukmelakukan kegiatan pengedaran uang yang terintegrasi. Upaya tersebutdidukung dengan kelancaran jalur transportasi, keamanan, ketersediaankhazanah yang memadai, serta kemungkinan penerapan teknologi tepat gunadalam kegiatan operasional kas. Rekomendasi yang dihasilkan antara lainalternatif lokasi SPU yang didukung dengan pengembangan dan penggunaanstandar baru fasilitas pengamanan serta fasilitas kerja yang modern danterotomasi.

b. Pemantauan Kegiatan Pengolahan Rupiah dan Layanan Nasabah olehPerbankan dan Perusahaan Cash in Transit (CIT).

Guna memastikan kualitas layanan yang dilakukan oleh perbankan, BankIndonesia melakukan pemantauan kualitas pengolahan (sortasi) uang diperbankan baik secara tidak langsung (offsite) melalui pemantauan laporanbank, maupun melalui pemeriksaan secara langsung (onsite). Selama tahun2011, pemantauan langsung (onsite) kegiatan pengelolaan uang rupiah danlayanan kepada nasabah dilakukan terhadap 4 bank di wilayah Pematang

Page 72: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

62 BANK INDONESIA

Siantar, 3 CIT di wilayah KBI Semarang, 3 CIT dan 3 bank di wilayah KantorPusat Bank Indonesia, serta 2 bank di wilayah KBI Malang.

3. Pengembangan Layanan Kas dengan Meningkatkan Peran Perbankan dan InstansiTerkait

Wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang memiliki banyak daerahterpencil serta berbatasan dengan negara lain. Berdasarkan pemantauan BankIndonesia, kondisi uang yang beredar di daerah terpencil dan terdepan NegaraKesatuan Republik Indonesia dalam kondisi lusuh/tidak layak edar. Untuk beberapapecahan tertentu, sirkulasi uang terhambat karena masalah geografis. Gunamenjangkau kebutuhan uang rupiah ke berbagai wilayah tersebut, Bank Indonesiamelanjutkan kegiatan layanan kas di daerah terpencil, sebagaimana telahdilakukan pada triwulan III 2011.

Pada triwulan IV 2011, Bank Indonesia telah melakukan layanan penukaran rupiahlayak edar ke beberapa wilayah perbatasan yaitu Negeri Lama (Sumut),Bengkayang (Kalbar), serta Berau dan Malinau (Kaltim). Selain wilayah tersebut,pada triwulan I s.d III 2011 Bank Indonesia telah melakukan layanan penukaranuang daerah terpencil pada 4 propinsi yaitu Kepulauan Seribu di Propinsi DKIJakarta; Kepulauan Sangir Laut di Propinsi Sulawesi Utara; Kepulauan Natuna danBintan di Propinsi Riau; serta Kepulauan Ternate di Propinsi Maluku Utara.

Layanan kas di wilayah perbatasan dan darah terpencil dapat berjalan lancardidukung oleh kerjasama antara Bank Indonesia dengan Tentara Nasional RepublikIndonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan Kepolisian RI (Polri). Kerjasama tersebutdiwujudkan dalam bentuk penyediaan transportasi oleh TNI AL dan Polri. Dalamrangka menjaga kesinambungan kerjasama tersebut, telah dilakukan pembahasanantara Bank Indonesia dengan TNI AL yang akan dituangkan dalam kesepakatanbersama yang akan ditandatangani pada awal tahun 2012.

Selanjutnya, guna mengetahui pencapaian kinerja Bank Indonesia khususnya dibidang pengedaran uang, Bank Indonesia melakukan survei tingkat kepuasanmasyarakat atas ketersediaan uang layak edar. Kelompok masyarakat yang menjadiresponden adalah perbankan, dunia usaha, dan masyarakat umum. Hasil survei tahun2011 mengkonfirmasikan angka indeks tingkat kepuasan masyarakat terhadap uanglayak edar mencapai 4,67 (skala 1-6). Hasil tersebut mengalami peningkatan dariindeks kepuasan tahun sebelumnya sebesar 4,61. Ditinjau dari aspek penilaiannya,nilai tingkat kepuasan tertinggi diberikan terhadap atribut sosialisasi ciri-ciri keaslianuang rupiah dengan nilai indeks 4,78. Adapun aspek penilaian terhadap uang palsuyang beredar memperoleh tingkat kepuasan terendah dengan nilai indeks 4,43.

Page 73: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 63

4. Kerjasama Internasional

Dalam mendukung pelaksanaan tugasnya, pada triwulan IV dan selama tahun 2011Bank Indonesia berpartisipasi aktif melakukan kerjasama dengan berbagai lembagainternasional di tataran bilateral, regional maupun internasional.

1. Kerjasama ASEAN

Kegiatan kerjasama ASEAN selama tahun 2011 tetap fokus pada kerjasamakeuangan, dalam,upaya meningkatkan stabilitas sektor keuangan ASEAN sertaliberalisasi dan integrasi sektor keuangan ASEAN menuju Masyarakat EkonomiASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) pada tahun 2015. TerpilihnyaIndonesia sebagai chairman ASEAN periode 2011 dalam Konferensi Tingkat Tinggi(KTT) ASEAN ke-16, April 2010, di Vietnam, membawa konsekuensi Indonesiamengkoordinasikan arah kerjasama ASEAN selama tahun 2011 serta bertindaksebagai tuan rumah untuk sebagian besar pertemuan ASEAN dan ASEAN+3.

Selain itu, Bank Indonesia berperan aktif dalam mengimplementasikan jadwalstrategis menuju aliran jasa keuangan, khususnya perbankan yang bebas, sertajadwal strategis menuju aliran modal yang lebih bebas di ASEAN. Dalam hal iniBank Indonesia mengawal inisiatif integrasi sektor keuangan ASEAN agar tetapkonsisten dengan agenda nasional dalam rangka menjaga stabilitasmakroekonomi dan keuangan domestik dan kawasan. Secara spesifik, kegiatanyang dilaksanakan Bank Indonesia meliputi (1) koordinasi secara rutin dan intensifdengan Kementerian Keuangan, khususnya dalam penyusunan posisi Indonesiadalam berbagai isu strategis yang berkembang selama proses liberalisasi danintegrasi keuangan; dan (2) berpartisipasi aktif dalam berbagai pertemuan sektorkeuangan ASEAN.

Fokus pembahasan dalam berbagai pertemuan sektor keuangan ASEAN selamatahun 2011 meliputi:

a. Pembahasan ASEAN Surveillance Report 2010, yang merupakan laporan

tahunan ASEAN terkait surveillance kondisi makroekonomi kawasan serta

sejauh mana proses integrasi ekonomi di kawasan berlangsung selama 2010.

b. Melanjutkan proses pengembangan dan integrasi pasar modal, yang dilakukan

secara terpisah antara ASEAN-5 (kelompok negara dengan pasar modal yang

lebih maju) dengan BCLMV (kelompok negara dengan pasar modal yang

belum maju atau belum memiliki pasar modal). Komite teknis pengembangan

pasar modal ASEAN telah menyusun Bond Market Development Scorecard

yang akan digunakan sebagai media untuk mengetahui aspek-aspek yang

perlu difokuskan dalam pengembangan pasar obligasi kawasan, baik dari sisi

penerbit maupun investor.

Page 74: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

64 BANK INDONESIA

c. Melanjutkan proses liberalisasi aliran modal, dengan menyusun serangkaian

jadwal strategis liberalisasi yang saat ini implementasinya telah memasuki

tahun ke-4, yang dilakukan oelh komite teknis. Selain itu, guna memastikan

proses liberalisasi berjalan dengan baik, komite teknis juga merancang

sejumlah program capacity building termasuk pada area monitoring capital

flows.

d. Melanjutkan proses liberalisasi dan integrasi jasa keuangan. Dengan telah

selesainya perundingan putaran ke-lima liberalisasi jasa keuangan ASEAN

dalam kerangka ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), ASEAN

akan melanjutkan dengan putaran perundingan ke-enam yang dimulai pada

tahun 2011 dan diharapkan dapat diselesaikan pada 2013. Selain itu, negara

ASEAN juga melanjutkan proses perundingan dengan Mitra Dialog dalam

kerangka ASEAN Free Trade Arrangement (AFTA) dengan Mitra Dialog. Saat ini

perundingan yang tengah berlangsung adalah FTA antara ASEAN dengan

India.

e. Melanjutkan upaya pengembangan sistem pembayaran dan setelmen, dengan

mulai mengimplementasikan berbagai rekomendasi dari lima kajian yang telah

selesai dilakukan diikuti dengan program capacity building yang sesuai. Kelima

kajian dimaksud meliputi Cross Border Trade settlement, Cross Border Money

Remittance, Cross Border Retail Payment Systems, Cross Border Capital Market

Settlement, dan Standardization.

Selanjutnya, dalam rangka fasilitasi integrasi perbankan ASEAN, pertemuan SeniorLevel Committee (SLC) di Manila pada Juni 2011 telah membentuk Task Force onASEAN Banking Integration Framework (ABIF) dengan co-chairs Bank Indonesia danBank Negara Malaysia. Task force bertugas membantu SLC menyusun rencanakongkrit integrasi perbankan ASEAN dan monitoring proses implementasinya.Terdapat 4 workstream dalam ABIF sesuai dengan prakondisi integrasi perbankan,yaitu:

1. Workstream on Harmonization of Prudential Regulations , dengan MAS dan

Bank Indonesia sebagai koordinator.

2. Workstream on Financial Stability Infrastructure dengan Bank of Thailand (BOT)

dan Bank Indonesia sebagai koordinator.

3. Workstream on Capacity Building dengan BOT dan Bangko Sentral ng Pilipinas

(BSP) sebagai koordinator.

4. Workstream on Qualified ASEAN Banks (QAB) dengan MAS dan Bank Indoensia

sebagai koordinator.

Page 75: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 65

Dalam rangka penyempurnaan dan penyebaran survey dan konsolidasi rencanakerja workstream ke depan, telah dilakukan pertemuan masing-masingkoordinator workstream di Malaysia pada bulan Desember 2011. Kompilasi hasilsurvey diharapkan selesai pada awal Februari 2012 yang selanjutnya akandigunakan dalam menyusun gap analysis yang akan dilaporkan dalam pertemuanSLC ke 3 di Vietnam yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 9 Maret2012.

2. Kerjasama ASEAN dengan Mitra Dialog (ASEAN+3)

Selain aktif dalam forum kerja sama yang dilakukan antarnegara ASEAN, BankIndonesia juga melakukan kerja sama dengan negara mitra dialog (dialoguepartner), khususnya pada kerja sama ASEAN+3. Kerjasama tersebut terdiri daripengembangan mekanisme menolong diri sendiri di saat krisis (regional self helpmechanism), pengembangan pasar obligasi, dan pengembangan kapasitassurveillance.

Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Keuangan berpartisipasi aktif dalampengembangan regional self help mechanism dan pengembangan kapasitassurveillance. Pengembangan regional self help mechanism dilakukan melaluipembentukan beberapa fasilitas likuiditas yang dapat memberikan bantuankeuangan jangka pendek kepada anggota yang menghadapi krisis likuiditas/neracapembayaran (crisis resolution). Beberapa fasilitas crisis resolution yang telahdibentuk yaitu Bilateral Swap Arrangement (BSA) dan Chiang Mai InitiativeMultilateralization (CMIM). Selain itu, BI juga secara aktif mengembangkan kerjasama bilateral yang bersifat self help mechanism, diantaranya dengan People’sBank of China (PBC) melalui kerja sama Bilateral Currency Swap Arrangement(BCSA).

Pada triwulan IV 2011, pembahasan di regional masih difokuskan pada upayacrisis prevention di kawasan, implementasi unit surveillance independen ASEAN+3,dan eksplorasi area kerja sama keuangan baru. Pada pertemuan level Deputiesyang diselenggarakn awal Desember, telah tercapai kesepakatan perlunyamemperkenalkan fasilitas crisis prevention di kawasan untuk memperkuat fasilitascrisis resolution yang saat ini telah dimiliki. Isu pembiayaan dan modalitas fasilitasserta kolaborasi unit surveillance independen kawasan, yaitu ASEAN+3Macroeconomic Research Office (AMRO), dengan lembaga internasional lainnyamerupakan isu-isu yang memerlukan diskusi lebih lanjut. Untuk meningkatkanperanan AMRO sebagai unit surveillance independen, telah disepakatidiperlukannya peningkatan kapasitas organisasi AMRO, dan peningkatan statushukum AMRO menjadi sebuah lembaga internasional. Sementara itu, studi yangtengah dilakukan untuk mengeksplorasi area kerja sama keuangan baru terusberlanjut. Ketiga area kerjasama baru yang menjadi fokus perhatian meliputi isupembiayaan infrastruktur, asuransi bencana alam, dan penggunaan mata uang

Page 76: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

66 BANK INDONESIA

lokal untuk perdagangan regional. Bank Indonesia dalam hal ini terlibat dalampelaksanaan studi penggunaan mata uang lokal bagi penyelesaian transaksiperdagangan di kawasan.

Selama tahun 2011 aktivitas yang dilakukan oleh Bank Indonesia di fora kerjasamaASEAN + 3 antara lain (i) operasionalisasi unit surveillance independen ASEAN + 3,(ii) Pembentukan crisis prevention mechanism di kawasan, dan (iii) Eksplorasi areakerja sama keuangan baru.

3. Kerjasama Bank Sentral

a. The Executives Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP)21

Pembahasan forum kerjasama bank sentral di kawasan EMEAP selama tahun2011 fokuspada isu-isu ketidakseimbangan global, aliran modal, peningkatanharga komoditas global, dan penguatan kerjasama bank sentral di kawasanEMEAP. Bank sentral/otoritas moneter anggota EMEAP menekankanpentingnya penguatan monitoring dan surveillance, global regulatoryrequirement, serta macroprudential regulation frameworks. Selain itu, anggotaEMEAP sepakat untuk: (a) membentuk sistem pertukaran informasi gunamemperkuat monitoring terhadap aliran modal, (b) memperkuat jejaringpengaman keuangan regional dengan perluasan CMIM dan central bankcurrency swap lines, (c) mengembangkan pasar keuangan regional, dan (d)penguatan EMEAP Crisis Management Framework (CMF).

Pada pertemuan EMEAP Deputies’ Meeting bulan November 2011, paraDeputies membahas antara lain:

1) Penguatan financial safety net (FSN), guna mengantisipasi potensi risiko

pembalikan arus modal yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan

keuangan di kawasan. Penguatan FSN dilakukan melalui penggunaan

foreign exchange (FX) Swaps, Cross Border Collateral Arrangements

(CBCA), dan Asset Purchase Program. Dalam pertemuan Deputies

berpendapat bahwa FX Swaps lines merupakan instrumen FSN yang saat ini

paling memungkinkan untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka

pendek. Mekanisme implementasi FX Swap lines antara EMEAP dengan

beberapa bank sentral negara maju saat ini masih dalam pembahasan di

level teknis.

21The Executives Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP), adalah organisasi kerjasama antara bank sentral danotoritas moneter di kawasan Asia Timur dan Pasifik. EMEAP terdiri dari 11 anggota yaitu Reserve Bank of Australia,People’s Bank of China, Hong Kong Monetary Authority, Bank Indonesia, Bank of Japan, The Bank of Korea, Bank NegaraMalaysia, Reserve Bank of New Zealand, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, dan Bank ofThailand.

Page 77: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 67

2) Over the Counter (OTC) Derivative Reforms. Para Deputies membahas

kendala yang dihadapi oleh bank sentral dan otoritas moneter dalam

melakukan standarisasi OTC derivative contracts sebagai tindak lanjut dari

kesepakatan G20 Pittsburg Summitt 2009. Beberapa kendala yang

dihadapi diantaranya: (i) harus memenuhi persyaratan tertentu oleh

beberapa otoritas non EMEAP khususnya terkait dengan reporting dan

settlement requirements, (ii) terdapat conflicting requirements antara home

dan host regulator, dan (iii) ketidakseragaman perdagangan OTC derivative

contracts antara satu yurisdiksi dengan yang lainnya. Terkait dengan

kendala-kendala tersebut, Deputies sepakat untuk membentuk Interest

Group (IG) OTC Derivatives. IG OTC Derivatives bertujuan untuk

menanalisa kendala-kendala yang dihadapi dan mencarikan alternatif solusi

permasalahan.

3) Penguatan koordinasi di kawasan EMEAP. Para Deputies membahas

dampak krisis Eropa terhadap stabilitas ekonomi dan keuangan di kawasan

EMEAP yang dapat menjalar ke kawasan melalui jalur perdagangan,

perbankan dan nilai tukar. Menyikapi hal ini, para Deputies sepakat untuk

memperkuat kerjasama antara lain (i)pertukaran informasi melalui dealing

room network dan teleconferences, (ii) melakukan bilateral swap

arrangements, dan (iii) kerjasama dalam melakukan deposit guarantees.

b. Koordinasi dan Sharing Informasi antar Bank Sentral/Otoritas Moneter Anggota

SEACEN22

Berbagai tantangan yang dihadapi bank sentral/otoritas moneter di kawasanSEACEN pascakrisis keuangan global dan upaya peningkatan kerjasama dikawasan SEACEN mewarnai pembahasan pertemuan SEACEN tahun 2011.Negara anggota SEACEN sepakat untuk memperkuat kerjasama antar banksentral khususnya di bidang pengawasan lintas batas dengan membentukcolleges of supervisors (COS). COS dimaksudkan untuk memfasilitasi diskusiantar supervisors (supervisory discussion) dalam rangka pertukaran informasiberbagai isu terkait pengawasan bank. Informasi termasuk isu risiko sistemikdari bank asing, baik internasional ataupun regional bank yang aktif beroperasidan dominan di kawasan SEACEN. Selain itu, dalam rangka peningkatankapasitas SDM, memperkuat jejaring dan kerjasama antar bank sentralSEACEN, para Gubernur bank sentral telah menyetujui program kerja SEACEN

22SEACEN atau South East Asian Central Banks adalah forum kerjasama bank sentral/otoritas moneterkawasan Asia Pasifik yang beranggotakan 17 negara yaitu: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,Thailand, Brunei, Cambodia, Myanmar, Vietnam, Korea, China, Taiwan, Fiji, Mongolia, Nepal, PapuaNG, dan Sri Lanka.

Page 78: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

68 BANK INDONESIA

periode 2011-2012. Program kerja SEACEN tersebut bertujuanuntukmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM bank sentral di kawasanSEACEN, khususnya di bidang kebijakan makroekonomi dan moneter, stabilitassistem keuangan dan pengawasan perbankan, sistem pembayaran, serta aspektata kelola (governance) bank sentral.

4. Kerjasama Forum G-20

Sebagai salah satu anggota G-20, Indonesia mempunyai posisi strategis mengingatIndonesia merupakan bagian dari kelompok negara emerging and developingcountries (EMDCs), sehingga posisi Indonesia sering dianggap mewakilikepentingan EMDCs. Selain itu, Indonesia merupakan satu-satunya negaraanggota ASEAN yang menjadi anggota G-20, terlebih pada tahun 2011 Indonesiamenjabat sebagai ketua ASEAN.

Sejalan dengan peran penting Indonesia dalam forum G-20, selama tahun 2011,Bank Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Keuangan berperanaktif dalamforum G-20. Peran aktif tersebut dalam membahas dan menyelesaikan berbagaiisu-isu perekonomian dan keuangan global serta menetapkan respon posisi-posisiIndonesia khususnya di sektor keuangan. Selain itu, Bank Indonesia juga aktifmendukung dan memberikan masukan kepada Pemerintah pada pembahasansektor lainnya, seperti pembangunan dan jalur pertanian, terutama dalammenyusun posisi-posisi negara Republik Indionesia sesuai kepentingan nasional.

Partisipasi aktif Bank Indonesia dalam pertemuan G-20, dilakukan baik padapertemuan tingkat Deputies, pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan GubernurBank Sentral, serta pertemuan tingkat pemimpin negara (Leaders Summit).Pertemuan-pertemuan G-20 selama tahun 2011 yang dihadiri oleh BankIndonesia adalah sebagai berikut:

Tanggal Pertemuan Tempat

18-19 Februari G-20 Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting Paris, Perancis

15 April G-20 Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting Washington DC, AS

23 September G-20 Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting Washington DC, AS

14-5 Oktober G-20 Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting Paris, Perancis

3-4 November G-20 Leaders' Summit Cannes, Perancis

Disamping pertemuan-pertemuan tersebut, Bank Indonesia juga ikut berpartisipasidalam berbagai seminar, workshop maupun teleconferences yang diselenggarakandalam pertemuan G-20. Partisipasi tersebut dilakukan sebagai upaya bersamauntuk mencari solusi berbagai permasalahan ekonomi dan keuangan yangdihadapi berbagai negara di dunia dewasa ini.

Partisipasi aktif Bank Indonesia tidak hanya dalam pertemuan-pertemuan G-20,melainkan juga dalam pertemuan-pertemuan forum-forum yangmengimplementasikan kesepakatan-kesepakatan G-20, seperti BIS, Financial

Page 79: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 69

Stability Board (FSB), dan BCBS. Tidak terbatas hanya terlibat dalam pembahasanmerumuskan regulatory sektor keuangan global, peran aktif Bank Indonesiadilakukan dalam proses implementasi/tindaklanjut kesepakatan-kesepakatan ditingkat nasional, khususnya terkait sektor perbankan, moneter dan nilai tukar.Terkait hal tersebut serta dalam rangka persiapan perumusan posisi-posisi RI, BankIndonesia juga berperan aktif dalam berbagai pertemuan koordinasi tingkatnasional dengan pemerintah RI dan institusi-institusi terkait.

5. International Monetary Fund (IMF)

Selama tahun 2011, Bank Indonesia berpartisipasi dalam 2 rangkaian sidang IMF,yaitu IMF-World Bank Spring Meeting, yang diselenggarakan pada tanggal 15-17April 2011 di Washington DC, serta IMF-WB Annual Meeting yangdiselenggarakan pada tanggal 23-24 September 2011 di Washington DC.Pembahasan dalam siding-sidang tersebut mencakup perkembanganperekonomian dan sistem keuangan global serta isu-isu yang terkait dengan upayauntuk mencapai pemulihan ekonomi global yang cukup kuat danberkesinambungan.

Isu-isu yang dibahas pada IMF-WB Spring Meeting terkait perkembangan ekonomiglobal, stabilitas keuangan global, serta International Monetary System yangmencakup surveillance, capital flows, liquidity dan governance reform. Dalampertemuan tersebut, Bank Indonesia berperan aktif menyuarakan kepentinganIndonesia atas beberapa isu a.l. surveillance dan aliran modal (capital flows).Terhadap isu aliran modal, IMF berkomitmen memberikan dukungan termasukadvis kebijakan bagi negara anggota dalam pengelolaan permasalahan aliranmodal. Negara yang tergabung dalam South East Asia Voting Group (SEAVG)menyambut baik pandangan IMF yang mulai terbuka terhadap kemungkinanpenerapan berbagai kebijakan, termasuk capital control. Dalam IMF-WB SpringMeeting juga dihasilkan kesepakatan dan kesamaan pandangan dari negara-negara yang tergabung dalam International Monetary Finance Committee (IMFC)terhadap ekonomi global. Disepakati perlunya tindakan yang kredibel untukmempercepat kemajuan dalam mengatasi kerentanan di sektor keuangan,konsolidasi fiskal di negara maju, dan pencegahan overheating di negaraemerging. Para Gubernur IMF memberikan komitmen melanjutkan kerjasamadalam mengatasi dampak spillovers dan mengamankan pertumbuhan kuat danberimbang.

Pada IMF-WB Annual Meeting 2011, beberapa isu yang dibahas terkait hasilsurveillance IMF atas perkembangan ekonomi global serta rencana tindakManaging Director (MD) IMF. Berdasarkan hasil surveillance IMF, perkembanganekonomi global memasuki fase berbahaya. Di negara maju, adverse feedback loopantara sektor riil dan sektor finansial semakin menguat, ketidakpastian pemulihanekonomi semakin meningkat akibat policy indecision dan proses demand

Page 80: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

70 BANK INDONESIA

rebalancing tertunda. Di negara berkembang, pertumbuhan ekonomi akanmengalami siklus perlambatan. Dengan kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomiglobal diperkirakan hanya mencapai 4% di tahun 2011 dan 2012. Pertumbuhanekonomi global dapat lebih rendah dari 4% apabila risiko semakin meningkat. Halini ditandai meningkatnya ketidakpastian dan perilaku risk aversion, tidakberfungsinya pasar keuangan, terus berlanjutnya permasalahan utang, turunnyapermintaan serta meningkatnya pengangguran. Untuk itu, IMF menyerukan parapengambil kebijakan untuk mengambil langkah bersama guna memulihkanperekonomian global. Untuk tujuan tersebut diharapkan agar AS dan Jepanguntuk memprioritaskan proses konsolidasi fiskal jangka menengah, Eropamemperkuat sektor perbankan serta melakukan langkah memutus feedback loopnegatif antara sektor perbankan dan sektor riil. Sedangkan untuk negaraberkembang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan inklusif, yaituberorientasi pada domestik, menurunkan tekanan inflasi serta memperkuatketahanan menghadapi volatilitas aliran modal.

Guna mengatasi ancaman terhadap stabilitas global, MD IMF mengemukakanrencana tindak yang akan dilakukan. Rencana tindak tersebut antara lainmencakup penguatan surveillance IMF, penguatan global financial safety net sertadukungan untuk low income countries (LIC). Selain itu, perumusan capital flowsmanagement yang komprehensif, fleksibel dan seimbang serta penyusunanindikator kecukupan cadangan devisa juga menjadi prioritas dalam rencana tindakMD IMF. Rencana tersebut disambut baik oleh IMFC dan menyerukan agar IMFberperan dalam mengatasi krisis saat ini serta mencegah terulangnya krisis kedepan.

Peran IMF governance reform menjadi sangat penting guna mendukung legitimasiIMF,. Untuk itu, IMFC akan mengupayakan agar Quota and Governance reform2010 dapat berlaku efektif sesuai target, yaitu pada saat IMF Annual Meeting2012. IMFC juga menghimbau IMF untuk menyelesaikan review yangkomprehensif mengenai formula kuota pada bulan Januari 2013.

5. Komunikasi dan Edukasi Kebijakan

Guna meningkatkan efektivitas implementasi berbagai kebijakannya, Bank Indonesiasecara intensif melakukan komunikasi dan edukasi kepada stakeholders. Melaluiberbagai media penyampaian informasi, Bank Indonesia berupaya agar perkembangankondisi ekonomi, moneter, perbankan dan sistem pembayaran serta arah kebijakanBank Indonesia menjadi jelas dan dapat dipahami, sehingga tercapai tujuan yangdiharapkan.

Komunikasi dan edukasi kebijakan dilakukan melalui berbagai media antara lainpenyampaian publikasi, siaran pers, pidato Dewan Gubernur, konferensi pers, danpencantuman data dan informasi melalui website Bank Indonesia. Bank Indonesia juga

Page 81: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 71

melakukan sosialisasi, edukasi dan pelatihan kepada stakeholders yang terkaitlangsung dengan kebijakan (misal: perbankan, asosiasi, kalangan industri, instansiterkait dan akademisi) maupun kepada masyarakat melalui pesan layanan masyarakatdi berbagai media komunikasi.

Selain komunikasi dan edukasi, Bank Indonesia juga melakukan berbagai kegiatanyang terfokus. Di bidang moneter, Bank Indonesia secara regular melakukandiseminasi hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan yang memutuskan stance kebijakanmoneter. Di bidang perbankan, Bank Indonesia mendiseminasikan berbagai kebijakanbaru yang diterbitkan, diantaranya mengenai kebijakan transparansi suku bunga dasarkredit. Sosialisasi kebijakan dilakukan selain kepada pihak perbankan juga kepadamasyarakat. Dengan adanya informasi secara luas, diharapkan akan mendorongindustri perbankan Indonesia menjadi semakin transparan sehingga tercipta kompetisiyang sehat dan terwujudnya tingkat efisiensi perbankan yang lebih baik. Sosialisasimengenai kebijakan transparansi SBDK diantaranya dilakukan di kota Bandung,Pontianak dan Denpasar, dan ke depan akan dilakukan di kota-kota lainnya. Selainmelalui kegiatan sosialisasi, Bank Indonesia pada Desember 2011 telahmempublikasikan informasi SBDK bank di website Bank Indonesia. Selain sosialisasimengenai kebijakan SBDK, Bank Indonesia juga melakukan sosialisasi agar masyarakatlebih mengenal jasa layanan perbankan, termasuk untuk lebih memahami risiko dariproduk-produk perbankan.

Terkait upaya pengembangan perbankan syariah, Bank Indonesia masih melanjutkanprogram iB Campaign. Kegiatan ini dilakukan guna memperkenalkan keberagamanproduk dan jasa iB perbankan syariah. Disamping itu, Bank Indonesia bersama denganbank-bank syariah turut serta mendukung kegiatan pembiayaan pada beberapa expobaik di Jakarta maupun di daerah. Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia jugaaktif melakukan sosialisasi layanan transaksi pembayaran yang aman serta pengenalankeaslian uang rupiah.

Selain melakukan komunikasi dan edukasi yang terkait dengan kebijakan, BankIndonesia juga melakukan upaya penciptaan persepsi positif kondisi ekonomiIndonesia dimata investor. Untuk itu, Bank Indonesia melalui Investor Relation Unit(IRU) secara kontinyu melakukan berbagai kegiatan investor relations. Keberadaan IRUsaat ini menjadi semakin penting di tengah optimisme dalam mendukung statusinvestment grade Indonesia yang akhirnya dicapai pada akhir tahun 2011.

Selama triwulan IV 2011, IRU telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut:

1. Sebagai koordinator dalam meningkatkan sovereign credit rating Indonesia, IRU

menerima kunjungan (annual rating visit) dari lembaga pemeringkat sovereign

credit rating yaitu Fitch Rating. Berdasarkan hasil rating visit , pada tanggal 15

Desember 2011 Fitch Ratings menaikkan Sovereign Credit Rating Republik

Indonesia menjadi BBB-/Stable (foreign and local-currency bond ratings) dari

Page 82: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

72 BANK INDONESIA

BB+/Positive. Kenaikan rating tersebut menempatkan kembali Indonesia pada

posisi Investment Grade yang terakhir dicapai pada tahun 1997. Selain Fitch,

lembaga pemeringkat Moody’s juga melaksanakan annual visit pada tanggal 12-

14 Desember 2011. Selain lembaga pemeringkat kredit, IRU juga menerima

kunjungan investor asing. Selain sebagai salah sarana untuk mendiseminasikan

informasi mengenai perkembangan perekonomian Indonesia terkini, kegiatan ini

juga digunakan sebagai sarana tukar menukar informasi sebagai masukan bagi

perumusan kebijakan Bank Indonesia.

2. Dalam rangka pengkinian informasi mengenai perekonomian Indonesia dan

menjaga persepsi positif dalam mendukung iklim investasi Indonesia, IRU

memfasilitasi diseminasi informasi kepada investor di luar negeri. Kegiatan ini

dilakukan secara rutin setiap 3 bulan melalui investor conference call. Sebagai

pembicara dalam kegiatan ini diwakili oleh 3 instansi yakni Bank Indonesia, Badan

Kebijakan Fiskal (BKF-Kemenkeu), dan Direktorat Jendral Pengelolaan Utang (DJPU-

Kemenkeu).

3. Membantu Pemerintah dalam penerbitan Surat Utang Negara (SUN) valas yang

mencakup penyiapan materi, pelaksanaan roadshow ke investor di beberapa

negara di Eropa dan Amerika Serikat, serta persiapan penatausahaan SUN valas

tersebut pada saat diterbitkan.

4. Dalam rangka penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (Global Sukuk) 2011, IRU

terlibat dalam rangkaian kegiatan antara lain pelaksanaan Non Deal Roadshow

pada tanggal 14-19 Oktober 2011, Due Dilligence Offering Memorandum pada

tanggal 15-16 September 2011 dan Proof Read Offering Memorandum 6-8

Oktober 2011. Global Sukuk 2011 yang diterbitkan pada tanggal 14 November

2011 meraih dana sebesar senilai USD1milyar dengan yield 4,00%.

5. Dalam rangka penerbitan Surat Berharga Negara (GMTN) 2012, IRU terlibat dalam

rangkaian kegiatan antara lain pelaksanaan Non Deal Roadshow pada tanggal 6-13

Desember 2011, Due Dilligence Offering Memorandum pada tanggal 28 November

2011 dan Proof Read Offering Memorandum 19 Desember 2011. GMTN 2012

yang diterbitkan pada tanggal 9 Januari 2011 bernilai USD1,75 milyar dengan yield

5,375%.

6. Menyediakan data dan informasi ekonomi Indonesia secara berkala bagi

stakeholders melalui berbagai media seperti melalui situs Bank Indonesia dan

berbagai investors meeting secara regular.

Hasil kinerja IRU Bank Indonesia mendapatkan pengakuan dari Institute of InternationalFinance (IIF) di Washington D.C. Berdasarkan Publikasi IIF bulan September 2011, IRUBank Indonesia mendapatkan skor 38, sehingga menduduki posisi ranking pertama

Page 83: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 73

bersama dengan Brazil dan Turki. Hasil penilaian tersebut meningkat dibandingkandengan penilaian tahun 2010 dimana IRU BI mendapat skor 36 dan mendudukiranking 3. Survei oleh IIF dilakukan terhadap 38 negara.

Page 84: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

74 BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 85: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Manajemen Intern Bank Indonesia 75

Bab 4

Manajemen Intern Bank Indonesia

Guna mendukung pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia secara akuntabel dandilakukan dalam koridor tata kelola organisasi yang baik, selama triwulan IV dan

keseluruhan tahun 2011 Bank Indonesia melaksanakan berbagai kegiatan strategisdibidang pendukung internal. Guna mewujudkan prinsip-prinsip akuntabilitas dan

transparansi kepada publik, Bank Indonesia juga secara tepat waktu memenuhiberbagai kewajiban yang diamanat dalam UU tentang Bank Indonesia.

1. Akuntabilitas dan Transparansi

Melanjutkan pelaksanaan strategi pada triwulan-triwulan sebelumnya di tahun 2011,seluruh Satuan Kerja Bank Indonesia pada triwulan IV 2011 telah menjalankan fungsidan tugasnya guna mencapai target akhir tahun 2011. Dengan tetap memperhatikanperkembangan lingkungan dan isu strategis periode tersebut, berbagai program kerjadi sektor moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan manajemen intern telahdilaksanakan oleh Satuan Kerja sehingga memberikan kontribusi positif untukpencapaian tujuan utama Bank Indonesia “mencapai dan memelihara stabilitas nilairupiah”.

Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas, Bank Indonesia telah melakukan surveikepada stakeholders eksternal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasandan keyakinan stakeholders terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia selama tahun2011. Selain survey kepada stakeholders eksternal, juga telah dilakukan pula surveikepada internal Bank Indonesia guna mengevaluasi kualitas pelaksanaan tugas SatuanKerja, antara lain dalam pengendalian keuangan, pelayanan penyediaan logistik, sertadukungan dan penyediaan fasilitas teknologi informasi. Selain untuk mengetahuipencapaian pelaksanaan tugas tahun 2011, hasil survei tersebut dan analisanya jugaakan menjadi masukan dalam rangka perbaikan pelaksanaan tugas Bank Indonesia kedepan. Hasil survey tersebut juga digunakan sebagai evaluasi atas pencapaian kinerjaSatuan Kerja dan Bank Indonesia oleh anggota Dewan Gubernur pada awal tahun2012.

Bersamaan dengan kegiatan di triwulan IV 2011, sesuai siklus Sistem PerencanaanStrategis, Anggaran dan Manajemen Kinerja (SPAMK) dan sebagaimana diamanatkandalam Undang-Undang, Bank Indonesia telah menyampaikan Rencana AnggaranTahunan Bank Indonesia (RATBI) 2012 kepada Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR-RI).RATBI tersebut disusun berdasarkan program kerja dan anggaran masing-masingSatuan Kerja yang merupakan penjabaran dari Peta Strategi (Strategy Map) Bank

Page 86: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

76 BANK INDONESIA

Indonesia tahun 2012 berdasarkan hasil Forum Strategis (Forstra) Bank Indonesiabulan Agustus 2011 lalu. Secara prinsip, DPR-RI telah menyetujui rencana AnggaranOperasional Tahunan Bank Indonesia Tahun 2012 tersebut.

Selanjutnya dalam upaya memperlancar mekanisme berjalannya siklus SPAMK,khususnya dalam rangka memperkuat keselarasan antara Strategi Bank Indonesiatahun 2012 serta program kerja Satuan Kerja (vertical alignment) dan keselarasanprogram kerja antar Satuan Kerja terkait (horizontal alignment), Bank Indonesia telahmelakukan pula penyempurnaan proses operasionalisasi strategi. Kegiatan tersebutdilakukan melalui pembahasan antar Satuan Kerja di lingkungan sektor yang samadengan Satuan Kerja yang menangani perencanaan strategis dan keuangan intern.Selain itu, Bank Indonesia telah memantapkan aspek pengendalian melalui ProjectManagement dalam rangka pemantauan program kerja prioritas atau inisiatif. Dalamrangka penguatan pelaksanaan good governance Bank Indonesia, pada triwulan IV2011 telah dilakukan diskusi mendalam dan pemantapan langkah-langkah untukmemperkuat kode etik bagi Anggota Dewan Gubernur antara lain denganmenyempurnakan ketentuan yang mengatur mengenai Majelis Kehormatan Etik.

2. Audit Intern

Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran strategis di bidang audit intern,kebijakan audit intern yang meliputi kegiatan audit (assurance) dan konsultansi(consulting) ditujukan untuk memberikan nilai tambah guna membantu tercapainyatujuan organisasi. Upaya tersebut dilakukan melalui pendekatan yang sistematis dalammengevaluasi dan menyempurnakan efektivitas proses tata kelola organisasi(governance), manajemen risiko (risk management), serta pengendalian intern(internal control).

Hingga akhir triwulan IV 2011, telah diselesaikan kegiatan audit intern terhadap 11Satuan Kerja di Kantor Pusat dan KBI, dengan rekomendasi yang diberikan sebanyak547 butir. Kegiatan audit tersebut mencakup bidang moneter, perbankan, sistempembayaran, dan manajemen intern. Secara keseluruhan tahun 2011, telahdiselesaikan kegiatan audit intern terhadap 44 Satuan Kerja, dan menghasilkan 2.291butir rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh Satuan Kerja.

Kegiatan konsultansi pengendalian intern dilakukan melalui pemberian konsultansikepada Satuan Kerja terkait. Sampai dengan triwulan IV 2011, telah dilakukankonsultansi terhadap 15 Satuan Kerja di Kantor Pusat dan menghasilkan 47rekomendasi. Secara keseluruhan tahun 2011, telah dilakukan kegiatan konsultansiterhadap 24 Satuan Kerja di Kantor Pusat dan menghasilkan 174 rekomendasi. Selainitu, dalam rangka kegiatan konsultansi telah dilakukan sosialisasi dan workshopmengenai pengendalian intern di Kantor Koordinator Bank Indonesia Bandung,Medan, Banjarmasin, dan Palembang. Terkait dengan kegiatan fasilitasi audit yangdilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK-RI) di Bank Indonesia, pada akhir

Page 87: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Manajemen Intern Bank Indonesia 77

triwulan IV 2011 penyelesaian tindak lanjut temuan BPK-RI sejak Laporan KeuanganTahunan Bank Indonesia (LKT-BI) tahun 1999 sampai dengan tahun 2010 adalahsebanyak 1.127 butir (87,09%) dari total 1.294 butir temuan.

Kebijakan di bidang audit intern yang efektif perlu didukung dengan peningkatankompetensi sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan dalam rangkapemenuhan gap kompetensi teknis, kompetensi perilaku dan pengetahuan organisasi.Melalui upaya tersebut diharapkan mampu menghasilkan pegawai yang memilikisertifikasi internasional dan sertifikasi nasional.

Dalam rangka pengembangan audit intern sesuai dengan blueprint pengembanganaudit intern 2010-2014, telah dilaksanakan program kerja pengembangan kebijakandan prosedur kerja. Hingga akhir tahun 2011, telah diselesaikan uji coba auditberbasis risiko di 2 Satuan Kerja, serta pelaksanaan proses pengembangan aplikasiSistem Informasi Audit Intern (SIAI) dalam rangka pengembangan otomasi mekanismekerja. Sasaran akhir dari kegiatan tersebut adalah terwujudnya Satuan Kerja auditintern yang sesuai dengan standar profesi audit intern dan ekspektasi stakeholder.

3. Keuangan Intern

Pada tahun 2011, pelaksanaan kebijakan manajemen keuangan intern tetapdiarahkan pada upaya meningkatkan pelaksanaan Good Governance dengan fokusmengelola keuangan secara akuntabel dalam pelaksanaan tugas pokok BankIndonesia di bidang kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Sebagaidampak dari tingginya biaya operasi moneter serta penguatan nilai tukar rupiah,neraca Bank Indonesia tahun 2011 sementara, masih mengalami defisit sebagaimanatahun 2010. Berdasarkan laporan sementara tersebut, Bank Indonesia mengalamidefisit (sebelum pajak) sebesar Rp17.062 miliar dengan penerimaan sebesar Rp25.415 miliar lebih kecil dari pengeluaran sebesar Rp 42.477 miliar. Jumlah defisittersebut lebih rendah dibandingkan defisit (sebelum pajak) yang terjadi pada tahun2010 yang mencapai Rp 27.982 miliar. Beban pengeluaran terbesar adalah biayaOperasi Pasar Terbuka (OPT) yang mencapai Rp 30.072 miliar atau meningkat sebesarRp 5.896 miliar dibandingkan tahun 2010. Namun dari sisi penerimaan, terjadipeningkatan penerimaan pengelolaan devisa sebesar Rp 5.469 miliar, sertaberkurangnya kerugian selisih kurs karena transaksi valas sebesar Rp12.899 miliar.

a. Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan akuntabilitas dalam pengelolaankeuangan serta menjaga sustainabilitas keuangan Bank Indonesia, telah dilakukanberbagai upaya sebagai berikut: Dalam rangka pelaksanaan kebijakan ManajemenKeuangan Intern terkait penyajian laporan kondisi keuangan BI, telah dilakukanpenyempurnaan accounting policy terkait transaksi valas. Penyempurnaandilakukan dengan tujuan mendukung pengelolaan cadangan devisa untukmenjaga nilai dan kecukupan cadangan devisa serta menghasilkan figur laporankeuangan yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar rupiah.

Page 88: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

78 BANK INDONESIA

b. Tetap melanjutkan dan berupaya mempercepat pelaksanaan program Asset andLiability Management (ALM) dengan Pemerintah, dengan prinsip utama tetapmemperhatikan kondisi keuangan Bank Indonesia dan Pemerintah, sertamemperbaiki neraca keuangan Republik Indonesia.

c. Dalam upaya peningkatan akuntabilitas anggaran, Bank Indonesia tengahmempersiapkan proses implementasi Performance Based Budgeting (PBB) secarabertahap. Pada tahun 2011 telah dilakukan tahap penyelarasan antara prosespenyusunan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) dengan Sasaran StrategisBank Indonesia, Indikator Kinerja Utama (IKU), Program Kerja dan Produk yangdihasilkan. Proses implementasi PBB akan dilanjutkan dengan penyempurnaandalam penetapan Standard Cost dan infrastruktur pendukungnya. Diharapkan PBBdapat diimplementasikan secara penuh pada tahun 2013.

4. Teknologi Informasi

Pada triwulan IV tahun 2011, telah dilakukan penyusunan Bank Indonesia InformationSystem Strategy Plan (BI-ISSP) 2011–2014 dengan menggunakan kerangka EnterpriseArchitecture. Kerangka tersebut merupakan penggambaran kebutuhan bisnis(arsitektur bisnis) yang diterjemahkan ke dalam arsitektur informasi, arsitektur aplikasi,dan arsitektur teknologi. Dokumen BI-ISSP selanjutnya akan digunakan sebagai acuan(guidance) dalam penyusunan dan pengembangan Program Kerja Sistem Informasisampai dengan tahun 2014.

Pengembangan Program Kerja Sistem Informasi mencakup pengembangan sistemaplikasi dan infrastruktur teknologi informasi. Pengembangan sistem aplikasidilakukan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan moneter, pengawasanperbankan, dan sistem pembayaran. Salah satu sistem aplikasi yang dikembangkanadalah sistem aplikasi Dashboard Binagraha, yang bertujuan untuk mendukungpemenuhan kebutuhan informasi level Pimpinan dalam pengambilan keputusan danpembuatan kebijakan. Aplikasi tersebut merupakan dukungan Bank Indonesia dalampenyediaan data dan informasi yang diperlukan oleh Unit Khusus Presiden bidangPengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Selanjutnya, dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia, telahdilakukan pengembangan beberapa sistem aplikasi antara lain :

a. Sistem aplikasi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement System (BI-RTGS) dan

Bank Indonesia Scriptless Security Settlement System (BI-SSSS) Generasi II yang

pada akhir triwulan IV 2011 telah sampai pada tahap pemrograman.

b. Sistem aplikasi Portal Pertukaran Data DHE yang akan digunakan untuk memantau

DHE secara nasional dan akan diimplementasikan pada awal tahun 2012.

Page 89: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Manajemen Intern Bank Indonesia 79

c. Sistem Informasi Perbankan (SIP) yang pengembangannya ditujukan untuk

mendukung implementasi Basel II. SIP tersebut direncakan pada triwulan I 2012

dapat diimplementasikan sehingga diharapkan kualitas data dan informasi untuk

pengawasan perbankan dapat lebih ditingkatkan.

d. Sistem aplikasi Proyeksi dan Penyusunan Anggaran (PPA) yang dikembangkan

sebagai upaya untuk lebih meningkatkan governance pengelolaan anggaran dan

keuangan Bank Indonesia. Pengembangan sistem aplikasi PPA juga merupakan

langkah awal dalam mendukung pengembangan sistem PBB sehingga diharapkan

keterkaitan antara perencanaan dan realisasi anggaran dengan kinerja dapat

teridentifikasi dan lebih terukur.

Selain pengembangan sistem aplikasi, dilakukan pula pengembangan infrastrukturbaik untuk mendukung pelaksanaan pengembangan sistem aplikasi maupun dalamrangka peningkatan kapasitas dan penggantian perangkat infrastruktur yang telahobsolete di tahun 2011.

5. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kebijakan Bank Indonesia di bidang Organisasi dan SDM terutama difokuskan padapengembangan kompetensi SDM dan penguatan leadership pegawai. Upaya untukmenyempurnakan pelaksanaan pengembangan SDM terus dilakukan antara lainmelalui penerbitan pedoman pelaksanaan program dan evaluasi pengembanganpegawai serta penggunaaan aplikasi Learning Management System (LMS).

Pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan pengembangan pegawai saat ini telahdilakukan oleh Human Capital Development Center (HCDC). Sepanjang tahun 2011,HCDC telah melakukan beberapa upaya perbaikan dan penyempurnaan, antara lainmenyempurnakan modul pelatihan yang fokus pada simulasi/case study,mengimplementasikan LMS (singkatan??), menyusun modul-modul pelatihan yangdiupayakan memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan international best practices, danmengupayakan pencapaian international certified untuk bidang-bidang keahliankhusus.

Selama tahun 2011, telah dilakukan program pengembangan kompetensi pegawaiberupa pelaksanaan sertifikasi di bidang perbankan, moneter, dan internasional yangdiikuti oleh pegawai-pegawai di Kantor Pusat dan KBI. Selain program sertifikasitersebut, Bank Indonesia juga melakukan In House Training (IHT) non sertifikasi berupapelatihan di bidang perbankan dan moneter. Bank Indonesia juga secara rutinmengirimkan pegawai untuk mengikuti Program Tugas Belajar S2 dan S3 di luarnegeri, serta mengikuti program penugasan pegawai pada institusi internasional.

Untuk memberikan pembekalan calon pegawai (on boarding program), pada tahun2011 telah dilakukan beberapa program yaitu Pendidikan Calon Pegawai Muda

Page 90: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

80 BANK INDONESIA

(PCPM), Pendidikan Calon Satpam Dasar, Pendidikan Kasir Dasar, PendidikanPortofolio (Dealer), dan Pendidikan Pegawai Tata Usaha (PTU).

Selain peningkatan kompetensi, penguatan leadership juga menjadi hal yang sangatpenting dalam pengembangan kualitas SDM Bank Indonesia. Beberapa kegiatan yangdilakukan antara lain: (i) Program Pendidikan Kepemimpinan Bank Indonesia (PKBI)untuk Setingkat Kepala Bagian, Deputi Kepala Bagian, dan Kepala Seksi, (ii)Refreshment Program untuk peningkatan leadership Pemimpin Satuan Kerja, (iii)Pelaksanaan program Leading the Culture for Top Management, (iv) PengembanganTalenta Kepemimpinan, dan (v) Penguatan leadership melalui Program PenyelarasanKultur (PPK) di Satuan Kerja yang difokuskan pada penguatan kualitas sharingresponsibility pelaksanaan pengelolaan SDM untuk meningkatkan kapabilitas, kinerjadan kontribusi para pegawai yang dipimpinnya.

Selain kebijakan tersebut, sepanjang tahun 2011 Bank Indonesia melakukanpenyelarasan struktur organisasi yang mengacu pada arah dan strategi Bank Indonesiaserta mempertimbangkan perkembangan kondisi eksternal. Program penyelarasanorganisasi tersebut antara lain :

a. Di sektor stabilitas moneter telah dilakukan penyempurnaan mekanisme kerja

terutama untuk memperkuat proses perumusan kebijakan BI yang lebih

komprehensif dan memperkuat fungsi protokol manajemen krisis. Selain itu

dilakukan juga penambahan fungsi monitoring dan law enforcement dalam

rangka implementasi kebijakan LLD dan DHE.

b. Di sektor perbankan, fokus penyempurnaan organisasi diarahkan untuk menjawab

kebutuhan saat ini dan merespon rencana pengalihan fungsi pengawasan

perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasca OJK, fungsi Stabilitas Sistem

Keuangan meliputi: (i) Surveillance dan Pemeriksaan, (ii) Kebijakan dan Regulasi

Makroprudensial, (iii) Pengembangan Sektor Keuangan, dan (iv) Koordinasi dan

Kerjasama.

c. Di sektor sistem pembayaran, penyelarasan organisasi dilakukan sebagai dampak

dari diberlakukannya Undang-Undang Mata Uang dan Undang-Undang Transfer

Dana. Dalam hal ini telah dilakukan evaluasi terhadap fungsi dan mekanisme kerja

pengedaran uang dan penguatan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan

sistem pembayaran.

d. Di sektor manajemen intern, penyelarasan organisasi diarahkan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas. Beberapa

penyempurnaan yang dilakukan antara lain penggabungan Satuan Kerja yang

menangani teknologi informasi dan manajemen informasi, perampingan unit kerja

penyelesaian aset, dan penguatan fungsi museum sebagai salah satu media

komunikasi dan edukasi kepada masyarakat.

Page 91: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Manajemen Intern Bank Indonesia 81

6.Aspek Hukum

Berdasarkan Undang-Undang, Bank Indonesia merupakan badan hukum publik yangberwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang digunakan sebagai landasanhukum dalam pelaksanaan tugas sebagai bank sentral. Pada triwulan IV 2011, BankIndonesia telah mengeluarkan 42 peraturan di bidang moneter, perbankan, sistempembayaran maupun manajemen intern.

Dalam rangka melaksanakan tugas Bank Indonesia secara efektif, dukunganperangkat peraturan perundang-undangan menjadi diperlukan. Oleh karena itu, BankIndonesia berperan aktif dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) danRancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasBank Indonesia. Dalam peranannya, Bank Indonesia bertindak baik sebagai narasumber maupun anggota tim penyusun.

Dalam rangka koordinasi dan harmonisasi, Bank Indonesia juga berperan aktif dalampembahasan antar kementerian terkait RUU tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan, RUU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak PidanaPendanaan Terorisme, RUU Amandemen Undang-Undang (UU) tentang Informasi danTransaksi Elektronik (ITE), RUU tentang Pengelolaan Keuangan Haji, serta RUU tentangTindak Pidana Teknologi Informasi (Tipiti). Selain itu, terdapattentang Mata Uang danRUU tentang OJK. Dengan telah disahkannya RUU OJK menjadi UU OJK No. 21 Tahun2011, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap UU tentang Bank Indonesia danUU tentang Perbankan yang saat ini berlaku. Pada tahun 2011, terdapat beberapaRUU yang dibahas di internal Bank Indonesia, antara lain RUU Amandemen UUtentang Bank Indonesia, RUU tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK), RUUtentang Perubahan Harga Rupiah (Redenominasi), dan RUU Amandemen UU tentangPerbankan.

Terkait RUU JPSK, Bank Indonesia telah menyampaikan masukan terhadap RUUtersebut kepada Kementerian Keuangan. Adapun terkait RUU Amandemen UUtentang Bank Indoensia, Bank Indonesia telah menyampaikan draft Naskah Akademikdan draft RUU kepada Menteri Keuangan. Beberapa materi yang menjadi cakupanpengaturan amandemen antara lain perubahan tujuan Bank Indonesia menjadi singleobjective, penambahan tugas baru terkait menjaga stabilitas sistem keuangan,penyesuaian dengan UU OJK.

Bank Indonesia juga bekerja sama dengan beberapa instansi/kementerian terkaitdalam rangka pelaksanaan UU. Kerjasama antara antara lain dengan (i) KementerianKeuangan dalam rangka implementasi UU tentang Perbendaharaan Negara (terkaitpelaksanaan treasury single account) dan UU tentang Pajak Penghasilan, (ii)Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka implementasi UU tentang UMKM, dan(iii) Kementerian Komunikasi dan Informasi dalam rangka implementasi UU tentangITE. Selain itu, dalam rangka melakukan kajian terkait kedudukan Bank Indonesiadalam ketatanegaraan Indonesia, Bank Indonesia melakukan kerjasama penelitian

Page 92: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

82 BANK INDONESIA

dengan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada dan Fakultas Hukum UniversitasNegeri Sebelas Maret.

Selanjutnya, guna mendukung pengembangan dan pembangunan hukum nasional,Bank Indonesia melakukan sosialisasi secara berkala yang dilakukan baik melaluidiskusi terbatas maupun pemberian kuliah umum di perguruan tinggi dan di instansiKepolisian, Kehakiman, dan Kejaksaan. Selain itu, Bank Indonesia secara berkalamenerbitkan Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan yang didistribusikanantara lain kepada perguruan tinggi, perbankan, lembaga penelitian, lembagaeksekutif/yudikatif/legislatif, dan kantor hukum.

Bank Indonesia bersama Kementerian terkait juga menghadiri sidang UNCITRAL,khususnya dalam working group security interest, insolvency law, dan arbitration.Hasil dari sidang-sidang dimaksud menjadi masukan bagi Bank Indoensia dalampengembangan dan pembangunan sistem hukum nasional.

Pada forum internasional, sehubungan dengan liberalisasi sektor jasa termasuk subsektor jasa perbankan, Bank Indonesia turut aktif dalam pembahasan dengan instansiterkait baik dalam forum nasional maupun menghadiri sidang terkait WTO, ASEAN,APEC, serta kerjasama regional. Peran serta Bank Indonesia dalam forum internasionaldimaksud terkait dengan aspek hukum dalam pembahasan legal text maupun dalampenyusunan Schedules of Specific Commitments (SoC) sub sektor perbankan. Melaluiperan aktif tersebut, diharapkan dapat mengamankan kepentingan Indonesiakhususnya di sub sektor jasa perbankan dan sektor jasa pada umumnya.

7. Bank Indonesia Social Responsibility dan Partisipasi Edukasi Publik

Program Bank Indonesia Social Responsibility (BSR) yang dilaksanakan oleh BankIndonesia bertujuan untuk menunjukkan kepekaan, kepedulian dan tanggung jawabsosial Bank Indonesia terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Padatriwulan IV 2011, kegiatan BSR dioptimalkan pada kegiatan-kegiatan yangmendukung upaya pengembangan ekonomi regional dan UMKM. Kegiatan BSRtersebut dilakukan antara lain dalam kerangka pelengkap dan support terhadappengembangan komoditi penyumbang inflasi daerah yang dominan, sentra industriunggulan di daerah, dukungan penciptaan klaster-klaster UMKM nasional dan daerah(pola inti-plasma). Selain itu, program-program BSR lain yang bersifat peningkatankualitas hidup di masyarakat juga masih dilanjutkan sebagai bentuk kepekaan dankepedulian terhadap kondisi dan permasalahan sosial di masyarakat.

Pada triwulan IV 2011, kegiatan BSR yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia, beberapa

program BSR diwujudkan melalui pemberian dukungan sarana dan prasarana

produksi bagi pengembangan komoditi penyumbang inflasi daerah dan

peningkatan kapasitas ekonomi. Kegiatan tersebut dilakukan melalui program

Page 93: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Manajemen Intern Bank Indonesia 83

pengembangan klaster cabai, bawang, padi, sapi, ikan air tawar, dan rumput laut,

dilakukan melalui KBI yang berada di berbagai wilayah. Program BSR lainnya

adalah program Desa Kita yang dilaksanakan di Desa Srikaton, Bengkulu dan

Dusun Wael Kabupaten Seram Bagian Barat. Program yang dilakukan di Desa

Srikaton diantaranya berupa pengembangan budidaya ikan lele, ayam ras petelur,

jamur, dan aneka produk makanan ringan seperti keripik pisang serta berbagai

produk olahan berbahan dasar lele. Sedangkan pelaksanaan prgram Desa Kita di

Dusun Wael yang juga merupakan desa binaan Bank Indonesia difokuskan pada

pengembangan potensi-potensi daerah setempat.

b. Dalam kerangka mendukung ekonomi mikro daerah dan pemberdayaan

masyarakat, dilakukan pelatihan kader dan pengelola lembaga keuangan mikro

syariah di Cianjur, Bandar Lampung dan Yogyakarta.

c. Pada aspek pendidikan, Bank Indonesia juga memberikan bantuan pengembangan

sarana dan prasarana pendidikan di beberapa wilayah, antara lain perbaikan

sekolah, pengembangan perpustakaan, media pembelajaran dan alat bermain

edukatif serta bantuan sarana belajar kerohanian, yaitu Iqro dan Al-Qur’an bagi

beberapa TPA.

d. Kegiatan sosial dan keagamaan berupa bantuan pengembangan sarana dan

prasarana rumah ibadah yaitu masjid, pura dan gereja di berbagai daerah, antara

lain di wilayah Jabodetabek, Kepulauan Riau, Manado, Cirebon dan Padang.

Disamping melaksanakan program-program BSR yang telah direncanakan, BankIndonesia juga melaksanakan program-program yang bersifat tanggap daruratmaupun recovery dalam rangka bencana, misalnya program bantuan tanggapbencana bagi korban bencana gempa di Aceh dan korban bencana erupsi gunungGamalama di Ternate serta korban kebakaran di Tambora, Jakarta Barat.

Sebagai salah satu bentuk komunikasi pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia, BankIndonesia juga berpartisipasi pada berbagai kegiatan yang diselenggarakan olehbeberapa lembaga Partisipasi Edukasi Publik (PEP). Atas partisipasi tersebut, BankIndonesia berkesempatan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai institusi,kebijakan, peran dan kontribusi Bank Indonesia. Selama triwulan IV 2011, rangkaianprogram kerjasama Bank Indonesia dengan masyarakat/lembaga terkait khususnyadilakukan dalam rangka mengkomunikasikan kebijakan Bank Indonesia, kondisiperekonomian dan perbankan serta pemberdayaan masyarakat dalam kerangkamendukung pengentasan pengangguran. Program partisipasi dilaksanakan bekerjasama dengan beberapa institusi pendidikan dan lembaga yang bergerak di bidangpemberdayaan masyarakat, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia,Pusat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (PPEK). Adapun kegiatan yangdiselenggarakan antara lain Seminar Outlook Ekonomi Indonesia 2012, Pelatihan

Page 94: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

84 BANK INDONESIA

Kewirausahaan Pemuda, Seminar Krisis Keuangan dan Ekonomi Global dan KegiatanGadjah Mada Agro Expo 2011.

Page 95: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2012 85

Bab 5

Rencana Pelaksanaan Tugas Bank IndonesiaTahun 2012

Perekonomian domestik diperkirakan masih akan diwarnai oleh sejumlah risiko, yaituketidakpastian pemulihan krisis ekonomi global terhadap ekonomi domestik danpeningkatan tekanan inflasi pada tahun 2012, pembalikan arus modal masuk asingsecara tiba-tiba (sudden capital reversal), dan relatif besarnya ekses likuiditas diperbankan. Risiko peningkatan tekanan inflasi pada 2012 dapat bersumber daripenyesuaian kebijakan harga oleh Pemerintah pada tahun 2012. Derasnya arus modalasing juga memberikan risiko bagi perekonomian, terutama bila terjadi pembalikanarus modal asing secara tiba-tiba dan dalam jumlah besar.

Memperhatikan pencapaian pelaksanaan tugas Bank Indonesia pada tahun 2011 danmencermati kondisi serta tantangan lingkungan global maupun domestik tersebut diatas, arah kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2012 adalah memperkuat kebijakandan kelembagaan untuk mengawal perekonomian nasional dan sekaligus mampumengantisipasi dan memitigasi kemungkinan terjadinya berbagai risiko di atas sertamemenuhi tuntutan masyarakat. Arah kebijakan Bank Indonesia tersebut dilakukandalam rangka (i). Mengoptimalkan peran kebijakan moneter dalam mendorongkapasitas perekonomian sekaligus memitigasi risiko perlambatan ekonomi global, (ii).Meningkatkan efisiensi perbankan untuk mengoptimalkan kontribusinya dalamperekeonimian, dengan tetap memperkuat ketahanan perbankan, (iii). Meningkatkanefisiensi, keandalan, dan keamanan sistem pembayaran, baik dalam sistempembayaran nasional maupun hubungan sistem pembayaran dengan luar negeri, (iv).Memperkuat ketahanan makro dengan memantapkan koordinasi dalam manajemenpencegahan dan penanganan krisis (PMK), dan (v). Mendukung pemberdayaan sektorriil termasuk melanjutkan upaya perluasan akses perbankan (financial inclusion)kepada masyarakat.

Selanjutnya guna memfokuskan arah pencapaian tahun 2012, Bank Indonesia telahmenetapkan 4 strategic outcomes tahun 2012 yakni: (i). stabilitas nilai rupiah, (ii).bauran kebijakan moneter yang efektif, (iii). Sistem keuangan yang aman, sehat, danefisien dan (iv). Sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar.

Guna mencapai keempat outcomes tersebut dan sebagai bentuk kesinambunganlangkah-langkah yang telah dilakukan pada tahun 2011, Bank Indonesia menetapkanstrategi yang menjadi prioritas pada tahun 2012 sebagai berikut :

1. Stabilitas Nilai Rupiah yang diwujudkan melalui:

Page 96: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

86 BANK INDONESIA

a. Penguatan framework bauran kebijakan moneter dan makroprudensial

Penguatan dilakukan dalam uapaya menciptakan kondisi moneter yangkondusif baik bagi stabilitas maupun pertumbuhan perekonomian. Dalam halini diperlukan suatu bauran kebijakan moneter dan makroprudensial denganmemanfaatkan berbagai instrumen yang tersedia, baik untuk stabilitas internalmaupun stabilitas eksternal. Bauran instrumen untuk stabilitas internalmerupakan bauran instrumen dalam rangka stabilisasi harga dan pengelolaanpermintaan domestik. Sementara bauran instrumen untuk stabilitas eksternalmerupakan bauran untuk mengelola aliran modal masuk dan stabilitas nilaitukar.

b. Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM dalam rangka mengendalikan inflasi

Dalam menjaga stabilitas harga, disadari perlunya pengendalian inflasi daerah(di luar wilayah DKI Jakarta) yang merupakan komponen terbesar yaitu sekitar77,5% dari inflasi nasional. Untuk itu, beberapa program kerja utama yangakan dilakukan adalah: 1) Pemetaan dan pendalaman klaster komoditasunggulan daerah dan komoditas utama penyumbang inflasi di Indonesia; 2)Penguatan ketahanan pangan daerah melalui kegiatan fasilitasi dan koordinasipusat dan daerah; 3) Upaya penguatan sinergi pengembangan UMKM melaluipendekatan klaster khususnya klaster komoditi penyumbang inflasi nasional.

2. Bauran Kebijakan Moneter Yang Efektif yang diwujudkan melalui:

a. Penguatan Operasi Moneter

Untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan, penguatan operasi moneter dipasar uang rupiah perlu terus dilanjutkan. Upaya tersebut dilakukan melaluiperan bank sentral sebagai pemasok likuiditas di pasar dan mengoptimalkanpelaksanaan pasar terbuka yang juga mendukung percepatan pengembanganpasar uang.

b. Akselerasi Pendalaman Pasar Uang

Guna meminimalisir potensi instabilitas di pasar keuangan domestik dalam halpeningkatan rating Indonesia (menjadi investment grade), large and suddencapital reversal maupun implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015yang akan meningkatkan mobilitas arus dana antar negara kawasan, makaketertinggalan saat ini dalam hal kedalaman pasar keuangan perlu segeradiatasi.

3. Sistem Keuangan Yang Aman, Sehat dan Efisien , yang diwujudkan melalui:

a. Peningkatan ketahanan bank mengantisipasi potensi risiko seiring semakinterintegrasinya sektor keuangan global dan inovasi produk dan jasa keuangan

Page 97: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2012 87

Program utama yang akan dilakukan di 2012 adalah : a). Meningkatkankualitas permodalan dan likuiditas bank-bank nasional; b). Mengawasi bank-bank yang berdampak sistemik; c). Menyusun pedoman cross bordersupervision dan crisis resolution untuk regional dan global; d). Menguatkantata kelola bank; e). Memperkuat pengaturan dalam bidang perlindungankonsumen; dan f). Mempersiapkan sektor perbankan Indonesia dalam rangkaintegrasi sektor perbankan di Asia Tenggara (co-chair Asean BankingIntegration Framework dengan Malaysia)

b. Pemantapan Crisis Management Protocol (CMP)

Krisis dapat terjadi sewaktu-waktu yang dipicu oleh kondisi domestik maupunrambatan dari perekonomian global, sehingga akan menuntut biaya ekonomidan sosial yang sangat besar dan pemulihan yang lama. Karena itu, BankIndonesia dan Pemerintah perlu melakukan upaya pencegahan danpenanganan krisis yang transparan dan akuntabel secara terkoordinir.Program utama yang akan dilakukan di 2012 adalah : a). Meningkatkanefektivitas pencegahan dan penanganan krisis secara menyeluruh melaluipengaturan CMP BI-Wide, b). Memperkuat implementasi dan kalibrasiindikator surveillance di sektor moneter dan stabilitas sistem keuangan, c).Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah dan institusi terkait dalamkerangka CMP Nasional dan d) Meningkatkan kerjasama terkait pencegahandan penanganan krisis di tingkat regional dan internasional.

c. Penguatan Pengawasan Bank

Berbagai tantangan dan perkembangan baru yang mempengaruhipelaksanaan tugas pengawasan bank menuntut Bank Indonesia untukmenguatkan kemampuan pengawasan bank secara terus menerus. Programutama yang akan dilakukan pada 2012 adalah : a). Menyusun ketentuan danpedoman terkait Siklus Pengawasan Bank Berdasarkan Risiko, b).Mempersiapkan implementasi Risk Based Bank Rating (RBBR), c). Menyusunrekomendasi struktur organisasi, kriteria SDM, dan business process AsistensiPengawasan Bank Umum (APBU), d). Menyempurnakan Sistem InformasiPerbankan (SIP), d) Melaksanakan pelatihan dan sosialisasi dalam rangkamendukung penguatan pengawasan bank.

d. Pengembangan Perbankan Syariah

Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui dual systembanking, Bank Indonesia berupaya untuk terus meningkatkan peran perbankansyariah. Beberapa tantangan terhadap kemajuan perbankan syariah seperti:masih perlunya peningkatan awareness masyarakat terhadap perbankansyariah, perlunya perluasan jenis produk dan jasa perbankan syariah, belummemadainya SDM siap pakai untuk industri perbankan syariah, perlunya

Page 98: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

88 BANK INDONESIA

kerjasama atau hubungan yang baik dengan lembaga domestik maupuninternasional dan perlunya peningkatan mutu hasil kajian dibidang perbankansyariah. Untuk itu, pada tahun 2012 Bank Indonesia akan melaksanakanbeberapa program yaitu : a). Mendorong pengayaan jenis produk yangberbasis investasi dan jasa, b). Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakatmelalui media komunikasi, baik cetak, elektronik, dan online dengan cara yang

lebih inovatif, c). Mendorong terjadinya “link and match” antara lulusanperguruan tinggi dengan kebutuhan SDM industri perbankan syariah melaluiprogram rekruitmen, Officer Development Program (ODP) on campus, trainingbersertifikat, dan job fair, d). kerjasama dengan lembaga domestik sepertiDewan Syariah Nasional (DSN) maupun pelaksanaan kerjasama internasional(IFSB, IIFM, IILM, dan AAOIFI), e). Melakukan Forum Riset Perbankan Syariahdan penyusunan kerangka aplikasi Indeksasi Return Sektor Riil.

e. Financial Inclusion

Kegiatan keuangan inklusif dapat mendorong kegiatan ekonomi kelompokmasyarakat yang belum menikmati layanan jasa keuangan, sehinggadiharapkan tidak hanya mendorong namun juga meningkatkan pemerataanpertumbuhan ekonomi. Perbankan berperan besar untuk menjadi motorpenggerak kegiatan keuangan inklusif mengingat perbankan Indonesiamemiliki share kegiatan keuangan sampai dengan 80%. Meskipun demikian,dalam pelaksanaannya nanti peran lembaga keuangan non perbankan tidakakan dikesampingkan.

Program utama yang akan dilakukan di 2012 adalah : a). Memperluaspelaksanaan kurikulum pendidikan keuangan termasuk edukasi pada TKI, b).Meningkatkan kualitas program Tabunganku, c). Meningkatkan sosialisasi 3Pdan Kampanye Gerakan Indonesia Menabung (GIM), d). Menyusunrekomendasi Branchless Banking, e). Mengkaji Mobile Financial Services, f).Mengimplementasikan Financial Indentity Number, g). MelaksanakanFinancial Literacy Survey , h). Implementasi dan sosialisasi Strategi NasionalKeuangan Inklusif sebagai proyek pertama untuk kegiatan sejenis di ASEAN, i)Penciptaan wirausaha baru, dan j) Menyusun pengaturan prudential untukmembantu UMKM.

4. Sistem Pembayaran Yang Aman, Efisien dan Lancar, yang diwujudkan melalui:

a. Pengembangan Insfrastruktur Sistem Pembayaran yang diselenggarakan BankIndonesia

Sistem pembayaran memiliki fungsi yang kritikal dalam menunjang kegiatanperekonomian nasional dan sistem keuangan. Sistem BI-RTGS dan BI-SSSSmerupakan infrastruktur sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh BankIndonesia dan bersifat Sistemically Important Payment System (SIPS).

Page 99: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2012 89

Peningkatan volume transaksi dan perkembangan pasar keuangan sertasebagai dukungan terhadap inisiatif di kawasan regional, mendorong perlunyadilakukan upaya peningkatan kehandalan dan efisiensi infrastruktur, BankIndonesia melakukan kegiatan pengembangan Sistem BI-RTGS/SSSS GenerasiII.

b. Percepatan terwujudnya National Payment Gateway (NPG) dan pengembangane-money

Layanan sistem pembayaran ritel/mikro telah dipergunakan secara luas olehmasyarakat melalui berbagai instrumen pembayaran seperti cek, kartuATM/Debet, kartu kredit, e-money maupun berbagai delivery channel lainnya.Namun dari sisi infrastruktur, layanan sistem pembayaran ritel/mikro tersebutdilakukan oleh masing-masing pelaku industri sehingga belum dapatterintegrasi. Pembentukan NPG diharapkan dapat menciptakan layananswitching terintegrasi khususnya untuk layanan pembayaran ritel elektronisguna menciptakan layanan transaksi ritel/mikro yang lebih efisien. Demikianpula dari sisi penggunaan e-money yang telah berkembang sejak tahun 2007dimana penggunaan e-money masih terbatas pada pedagang yangbekerjasama dengan penerbit. Ke depan, perlu diupayakan optimalisasipenggunaan e-money melalui kerjasama antar lembaga penyelenggara agarlayanan e-money dapat lebih efisien dan memberikan kenyamanan bagikonsumen.

c. Peningkatan kelancaran distribusi uang dan layanan kas

Langkah kebijakan terkait pengedaran uang di tahun 2012 tetapdiprioritaskan pada program-program a) peningkatan kualitas uang yangberedar dan pemenuhan permintaan uang sesuai kebutuhan, b) peningkatanefektivitas operasional kas di Bank Indonesia dan Perbankan, serta c)pengembangan layanan kas Bank Indonesia dengan mengikutsertakan peranperbankan dan instansi terkait.

d. Persiapan Standard Operating Procedur (SOP) dan Ketentuan Baru terkaitPemberlakuan UU Mata Uang

Dengan telah diberlakukannya UU Mata Uang, maka BI perlu mempersiapkandiri untuk memenuhinya. Program utama yang akan mulai dilakukan tahun2012 dan diperkirakan berlangsung multiyears antara lain : a) Penyusunanketentuan baru terkait UU Mata Uang; b) Pengembangan Sistem InformasiPengembangan Uang sehingga pengelolaan uang lebih akuntabel danmemudahkan koordinasi dengan Pemerintah; dan c) Mengembangkan SentraPengedaran Uang.

Dalam upaya mendukung pelaksanaan strategi di atas, Dewan Gubernur jugaberkomitmen untuk meningkatkan kapasitas manajemen internal Bank Indonesia

Page 100: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

90 BANK INDONESIA

guna mendukung terciptanya manajemen organisasi yang lebih efektif dan goodgovernance yang lebih kuat. Beberapa strategi yang akan ditempuh adalah :

1. Penyelarasan kembali proses bisnis di Bank Indonesia

Proses bisnis merupakan inti dari seluruh aktivitas pada suatu organisasi yang akanmemberdayakan seluruh sumber daya. Sebagai bank sentral, proses bisnis di BIbersifat khusus sesuai dengan mandat yang diembannya.

Guna meminimalisir potensi inefiensi dan inefektivitas dalam pelaksanaan tugas diberbagai satker di BI, dirasakan perlu untuk meninjau dan memperbaiki prosesbisnis di Bank Indonesia.

2. Integrasi Sistem Informasi secara bertahap

Dalam mendukung pengambilan keputusan serta melayani kebutuhan stakeholderinternal dan eksternal, maka dirasakan perlu untuk mengintegrasikan sisteminformasi di BI. Upaya integrasi sistem informasi ini akan dilakukan melaluipenyelarasan seluruh komponen organisasi (proses bisnis, kebutuhan akandata/informasi, aplikasi dan infrastruktur pendukung) dengan arah strategi yangtelah ditetapkan melalui pendekatan Enterprise Architecture.

3. Implementasi Performance Based Budgeting secara bertahap

Sebagaimana perkembangan di berbagai lembaga publik, Bank Indonesia perlumelakukan pergeseran paradigma dan sistem penganggaran dari semulaberorientasi pada input (perencanaan anggaran) menjadi berorientasi padaoutput/outcome yang disebut Performance Based Budgeting (PBB). Hal inidiharapkan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaranBank Indonesia. Implementasi PBB dilakukan secara bertahap mulai tahun 2011dan siap diimplementasikan secara penuh di tahun 2014.

4. Persiapan Implementasi Manajemen Kelangsungan Kegiatan BI (MKK BI)

Sejumlah kegiatan Bank Indonesia bersifat transaksional dengan nilai ekonomitinggi dan bersifat langsung mempengaruhi kinerja perekonomian, keuangan, dancitra stakeholder maupun Bank Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya untukmenjamin kelangsungan kegiatan BI dalam kondisi apapun termasuk kondisidarurat khususnya jika kondisi tersebut dialami Kantor Pusat Bank Indonesia.

5. Peningkatan Kompetensi dan Kecukupan Jumlah SDM

Tuntutan tugas yang makin meningkat di tengah ketidakpastian dinamikaperekonomian domestik dan global membutuhkan SDM yang kompeten dalamjumlah yang memadai.

Page 101: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2012 91

6. Percepatan penyelesaian Asset Liability Management (ALM) antara Bank Indonesiadan Pemerintah

Upaya ini ditujukan untuk menjaga sustainabilitas keuangan BI dan Pemerintahdalam jangka panjang sekaligus memfasilitasi amanah UU Perbendaharaan Negarauntuk menggunakan SBN secara bertahap sebagai instrumen operasi moneter.

7. Penguatan komunikasi kebijakan BI

Efektivitas kebijakan BI mensyaratkan komunikasi kebijakan yang efektif pula.Selain itu, tuntutan transparansi dan keterbukaan yang makin tinggi denganadanya UU Keterbukaan Informasi Publik menuntut BI untuk menguatkan lagifungsi komunikasi publiknya.

Berbagai langkah strategis dan outcomes Bank Indonesia tersebut digambarkan dalamPeta Strategi Bank Indonesia Tahun 2012 sebagai berikut:

Page 102: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

92 BANK INDONESIA

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan.

Page 103: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Lampiran 93

LampiranProduk Hukum Bank Indonesia

Selama Tahun 2011

1. Peraturan Bank Indonesia

No. NomorPBI

Tanggal Perihal

1 13/1/PBI/2011 05/01/2011 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

2 13/2/PBI/2011 12/01/2011 Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum

3 13/3/PBI/2011 17/01/2011 Penetapan Status dan Tindak LanjutPengawasan Bank

4 13/4/PBI/2011 21/01/2011 Pencabutan Peraturan Bank IndonesiaNo.10/22/PBI/2008 tentang PemenuhanKebutuhan Valuta Asing Korporasi Domestikmelalui Bank

5 13/5/PBI/2011 24/01/2011 Batas Maksimum Penyaluran Dana BankPembiayaan Rakyat Syariah

6 13/6/PBI/2011 24/01/2011 Tindak Lanjut Penanganan Terhadap BankPembiayaan Rakyat Syariah Dalam StatusPengawasan Khusus

7 13/7/PBI/2011 28/01/2011 Perubahan Kedua atas PBI No.7/1/PBI/2005tanggal 10 Januari 2005 tentang PinjamanLuar Negeri Bank

8 13/8/PBI/2011 04/02/2011 Laporan Harian Bank Umum

9 13/9/PBI/2011 08/02/2011 Perubahan atas PBI No.10/18/PBI/2008 tentangRestrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariahdan Unit Usaha Syariah

10 13/10/PBI/2011 09/02/2011 Perubahan atas PBI No.12/19/PBI/2010 tentangGiro Wajib Minimum Bank Umum pada BankIndonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing

11 13/11/PBI/2011 03/03/2011 Pencabutan atas PBI Nomor 3/2/PBI/2001tantang Pemberian Kredit Usaha Kecil dan SEBI Nomor 3/9/BKR perihal PetunjukPelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil

12 13/12/PBI/2011 17/03/2011 Perubahan atas PBI No.5/26/PBI/2003 tentangLaporan Bulanan Bank Umum Syariah

13 13/13/PBI/2011 24/03/2011 Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank UmumSyariah dan Unit Usaha Syariah

14 13/14/PBI/2011 24/03/2011 Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Pembiayaan

Page 104: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

94 BANK INDONESIA

No. NomorPBI

Tanggal Perihal

Rakyat Syariah

15 13/15/PBI/2011 23/06/2011 Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas DevisaLembaga Bukan Bank

16 13/16/PBI/2011 01/08/2011 Perubahan Kedua Atas Peraturan BankIndonesia Nomor 6/29/PBI/2004 TentangPengeluaran Dan Pengedaran Uang KertasRupiah Pecahan 20.000 (Dua Puluh Ribu)Tahun Emisi 2004

17 13/17/PBI/2011 01/08/2011 Perubahan Kedua Atas Peraturan BankIndonesia Nomor 7/42/PBI/2005 TentangPengeluaran Dan Pengedaran Uang KertasRupiah Pecahan 50.000 (Lima Puluh Ribu)Tahun Emisi 2005

18 13/18/PBI/2011 01/08/2011 Perubahan Kedua Atas Peraturan BankIndonesia Nomor 6/28/PBI/2004 TentangPengeluaran Dan Pengedaran Uang KertasRupiah Pecahan 100.000 (Seratus Ribu) TahunEmisi 2004

19 13/19/PBI/2011 22/09/2011 Perubahan atas Peraturan Bank IndonesiaNomor 8/12/PBI/2006 tentang Laporan BerkalaBank Umum

20 13/20/PBI/2011 30/09/2011 Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan PenarikanDevisa Utang Luar Negeri

21 13/21/PBI/2011 30/09/2011 Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Bank

22 13/22/PBI/2011 30/09/2011 Kewajiban Pelaporan Penarikan Devisa UtangLuar Negeri

23 13/23/PBI/2011 02/11/2011 Penerapan Manajemen Resiko bagi BankUmum Syariah dan Unit Usaha Syariah

24 13/24/PBI/2011 01/12/2011 Operasi Moneter Syariah

25 13/25/PBI/2011 09/12/2011 Prinsip kehati-hatian bagi Bank Umum yangmelakukan penyerahan sebagian pelaksanaanpekerjaan kepada pihak lain

26 13/26/PBI/2011 28/12/2011 Perubahan atas PBI No. 8/19/PBI/2006 tentangKualitas Aktiva Produktif dan PembentukanPenyisihan Penghapusan Aktiva Produktif BPR

27 13/27/PBI/2011 28/12/2011 Perubahan atas Peraturan Bank IndonesiaNomor 11/1/PBI/2009 Tentang Bank Umum

Page 105: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Lampiran 95

2. Peraturan Dewan Gubernur

No. NomorPDG

Tanggal Perihal

1 13/1/PDG/2011 28/01/2011 Perubahan Atas PDG No. 7/15/PDG/2005Tentang Pemberian Honorarium di BankIndonesia

2 13/2/PDG/2011 21/03/2011 Pengadaan Jasa Dalam Rangka PengelolaanCadangan Devisa

3 13/3/PDG/2011 31/05/2011 Perubahan Kedua atas PDGNo.10/12/PDG/2008 tentang RemunerasiAnggota Dewan Gubernur Bank Indonesia

4 13/4/PDG/2011 31/05/2011 Perubahan atas PDG No.10/11/PDG/2008Remunerasi Pegawai Bank Indonesia

5 13/5/PDG/2011 05/10/2011 Perubahan Atas PDG No. 9/2/PDG/2007tentang Tata Tertib dan Tata Cara PelaksanaanTugas dan Wewenang Dewan Gubernur BankIndonesia

6 13/6/PDG/2011 30/11/2011 Perubahan atas PDG No. 10/8/PDG/2008tentang Perjalanan Dinas Anggota DewanGubernur Bank Indonesia

3. Surat Edaran Ekstern Bank Indonesia

No. NomorSE BI Ekstern

Tanggal Perihal

1 13/1/DInt 20/01/2011 Kewajiban Pelaporan Utang Luar Negeri

2 13/2/DPbS 31/01/2011 Tindak Lanjut Penanganan terhadap BankPembiayaan Syariah dalam Status PengawasanKhusus

3 13/3/DPM 04/02/2011 Laporan Harian Bank Umum

4 13/4/DPM 04/02/2011 Biaya Laporan Harian Bank Umum

5 13/5/DPNP 08/02/2011 Transparansi Informasi Suku Bunga DasarKredit

6 13/6/DPNP 18/02/2011 Pedoman Perhitungan Aset TertimbangMenurut Risiko untuk Risiko Kredit denganMenggunakan Pendekatan Standar

7 13/7/DASP 25/02/2011 Self Regulatory Organization di Bidang SistemPembayaran

8 13/8/DPNP 28/03/2011 Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and proper

Page 106: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

96 BANK INDONESIA

No. NomorSE BI Ekstern

Tanggal Perihal

test)

9 13/9/DPU 05/04/2011 Penyetoran dan Penarikan Uang Rupiah olehBank Umum di Bank Indonesia

10 13/10/DPbS 13/04/2011 Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Syariahdan Unit Usaha Syariah

11 13/11/DPbS 13/04/2011 Penilaian Kualitas Aktiva bagi BankPembiayaan Rakyat Syariah

12 13/12/DPU 29/04/2011 Perubahan atas Surat Edaran Bank IndonesiaNomor 10/8/DPU tanggal 28 Februari 2008perihal Penukaran Uang Rupiah.

13 13/13/DPM 09/05/2011 Perubahan atas Surat Edaran Bank IndonesiaNomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010perihal Operasi Pasar Terbuka.

14 13/14/DKBU 12/05/2011 Penerapan Program Anti Pencucian Uangdan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagiBank Perkreditan Rakyat dan BankPembiayaan Rakyat Syariah.

15 13/15/DPBS 30/05/2011 Laporan Bulanan Bank Pembiayaan RakyatSyariah

16 13/16/DPbS 30/05/2011 Perubahan atas SE Nomor 10/35/DPbStanggal 22 Oktober 2008 tentangRestrukturisasi Pembiayaan bagi BankPembiayaan Rakyat Syariah.

17 13/17/DPbS 30/05/2011 Batas Maksimum Penyaluran Dana BankPembiayaan Rakyat Syariah

18 13/18/DPbS 30/05/2011 Perubahan atas Surat Edaran Bank IndonesiaNomor 10/34/DPbS tanggal 22 Oktober2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaanbagi Bank Umum Syariah dan Unit UsahaSyariah

19 13/19/DSM 10/06/2011 Perubahan Kedua atas Surat Edaran BankIndonesia No. 5/31/DSM tanggal 1 Desember2003 perihal Laporan Bulanan Bank UmumSyariah

20 13/20/DPM 08/08/2011 Perubahan Kedua Atas Surat Edaran BankIndonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli2010 perihal Operasi Pasar Terbuka

21 13/21/DSM 15/08/2011 Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa lembagaBukan Bank

Page 107: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Lampiran 97

No. NomorSE BI Ekstern

Tanggal Perihal

22 13/22/DASP 18/10/2011 Implementasi Teknologi Chip dan PenggunaanPersonal Identification Number pada KartuATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan diIndonesia

23 13/23/DPNP 25/10/2011 Perubahan atas Surat Edaran No. 5/21/DPNPperihal Penerapan Manajemen Risiko bagi BankUmum

24 13/24/DPNP 25/10/2011 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

25 13/25/DPNP 25/11/2011 Pencabutan SE BI No. 29/02/UPPB tgl. 31 Juli1996 perihal Tatacara Penerimaan,Penatausahaan, Pelaporan Setoran PenerimaanNegara dan Pengenaan Sanksi

26 13/26/DPNP 30/11/2011 Perubahan atas SE No. 13/8/DPNP tanggal 28Maret 2011 tentang Uji Kemampuan danKepatutan (fit and proper test)

27 13/27/DPM 01/12/2011 Tata Cara Transaksi Reverse Repo SuratBerharga Syariah Negara Dengan BankIndonesia Dalam Rangka Operasi Pasar TerbukaSyariah

28 13/28/DPNP 09/12/2011 Penerapan strategi anti fraud bagi Bank Umum

29 13/29/DPNP 09/12/2011 Penerapan Manjemen Risiko pada Bank Umumyang Melakukan Layanan Nasabah Prima

30 13/30/DPNP 16/12/2011 Perubahan Ketiga atas SE No. 3/30/DPNPtanggal 14 Desember 2001 perihal LaporanKeuangan Publikasi Triwulanan dan BulananBank Umum serta Laporan Tertentu yangDisampaikan kepada Bank Indonesia

31 13/31/DPNP 22/12/2011 Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yangDiakui Bank Indonesia

32 13/32/DASP 23/12/2011 Perizinan, Pelaporan, dan Pengawasan Sub-Registry

4. Surat Edaran Intern Bank Indonesia

No. NomorSE BI Intern

Tanggal Perihal

1 13/1/INTERN 18/01/2011 Penyediaan Bahan Bacaan di Bank Indonesia

2 13/2/INTERN 28/01/2011 Pencabutan SE BI No.10/52/INTERN tanggal 15

Page 108: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

98 BANK INDONESIA

No. NomorSE BI Intern

Tanggal Perihal

Oktober 2008 tentang Pedoman PelaksanaanPemenuhan Kebutuhan Valuta Asing KorporasiDomestik melalui Bank

3 13/3/INTERN 31/01/2011 Sistem Pengembangan Sumber Daya Manusiabank Indonesia

4 13/4/INTERN 04/02/2011 Petunjuk Pelaksanaan Laporan Harian BankUmum

5 13/5/INTERN 07/02/2011 Pelaksanaan Pengeluaran Uang Rupiah

6 13/6/INTERN 28/02/2011 Perubahan atas SEBI No.12/63/INTERN tanggal28 Oktober 2010 tentang PedomanPelaksanaan Ketentuan Giro Wajib MinimumBank Umum pada Bank Indonesia dalamRupiah dan Valuta Asing

7 13/7/INTERN 01/03/2011 Perubahan SE No.11/58/INTERN tanggal 8September 2009 perihal Pedoman PelaksanaanQuality Assurance melalui Forum PanelPengawasan Bank Berdasarkan Risiko

8 13/8/INTERN 06/04/2011 Pedoman Pelaksanaan KetentuanTransparansi Informasi Suku Bunga DasarKredit

9 13/9/INTERN 08/04/2011 Pedoman Investasi Cadangan Devisa

10 13/10/INTERN 08/04/2011 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Kas Keliling

11 13/11/INTERN 18/04/2011 Pelaksanaan Penyetoran dan Penarikan UangRupiah oleh Bank Umum di Bank Indonesia

12 13/12/INTERN 29/04/2011 Perubahan atas Surat Edaran Bank IndonesiaNomor 10/12/INTERN tanggal 28 Februari2008 perihal Pelaksanaan Penukaran uangRupiah.

13 13/13/INTERN 05/05/2011 Perubahan atas Surat Edaran Bank IndonesiaNomor 9/20/INTERN tanggal 14 Juni 2007perihal Pedoman Penilaian Kemampuan danKepatutan (Fit and Proper Test) BankPerkreditan Rakyat.

14 13/14/INTERN 09/05/2011 Petunjuk Pelaksanaan Transaksi Operasi PasarTerbuka

15 13/15/INTERN 11/05/2011 Pedoman Pelaksanaan Ketentuan UjiKemampuan dan Kepatutan (Fit and ProperTest)

16 13/16/INTERN 19/05/2011 Struktur Organisasi Bank Indonesia danNama Satuan Kerja di Bank Indonesia

Page 109: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Lampiran 99

No. NomorSE BI Intern

Tanggal Perihal

17 13/17/INTERN 19/05/2011 Perubahan Kedua atas Surat Edaran Nomor12/10/INTERN perihal Perencanaan danPengadaan Barang dan/atau Jasa dalamManajemen Logistik Bank Indonesia (MLBI)

18 13/18/INTERN 31/05/2011 Perubahan Kedua atas SE No.10/70/INTERNtentang Gaji dan Penghasilan Lain PegawaiBank Indonesia.

19 13/19/INTERN 31/05/2011 Organisasi Direktorat Perbankan Syariah

20 13/20/INTERN 08/06/2011 Pedoman Pelaksanaan Tindak LanjutPenanganan Terhadap Bank PembiayaanRakyat Syariah Dalam Status PengawasanKhusus

21 13/21INTERN 10/06/2011 Perubahan atas SE No.10/31/INTERN tanggal30 Juni 2008 tentang PenggunaanBloomberg Portfolio Order ManagementSystem (POMS)

22 13/22/INTERN 22/06/2011 Pedoman Pengadaan Dan Penggunaan Third-Party Securities Lending Agent

23 13/23/INTERN 24/06/2011 Dealing Guideline Pengelolaan CadanganDevisa

24 13/24/INTERN 28/06/2011 Waktu Kerja Kantor Pusat dan Kantor BankIndonesia

25 13/25/INTERN 28/06/2011 Perubahan Kelima Atas Surat Edaran BankIndonesia Nomor 8/10/INTERN tanggal 14Februari 2006 Tentang Organisasi DirektoratPengawasan Bank 1, Direktorat PengawasanBank 2 Dan Direktorat Pengawasan Bank 3

26 13/26/INTERN 30/06/2011 Pedoman Pelaksanaan Pemotongan dan/atauPemungutan Pajak di Bank Indonesia

27 13/27/INTERN 29/07/2011 Petunjuk Pelaksanaan Pembeliaan SuratBerharga Syariah Negara Jangka Pendek OlehBank Indonesia di Pasar Perdana

28 13/28/INTERN 08/08/2011 Perubahan Kedua Atas Surat Edaran BankIndonesia Nomor 11/3/INTERN Tanggal 23Januari 2009 Perihal Prosedur PenarikanPinjaman Dan/Atau Hibah Luar NegeriPemerintah Dengan Menggunakan Letter OfCredit (L/C)

29 3/29/INTERN 08/08/2011 Perubahan Atas Surat Edaran Nomor13/14/INTERN Tanggal 9 Mei 2011 Tentang

Page 110: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

100 BANK INDONESIA

No. NomorSE BI Intern

Tanggal Perihal

Petunjuk Pelaksanaan Transaksi Operasi PasarTerbuka

30 13/30/INTERN 26/08/2011 Kajian Ekonomi Regional

31 13/31/INTERN 26/08/2011 Organisasi Direktorat Pengelolaan SistemInformasi

32 13/32/INTERN 16/08/2011 Organisasi Direktorat Pengelolaan SistemInformasi

33 13/33/INTERN 30/09/2011 Risk Management Guideline PengelolaanCadangan Devisa

34 13/34/INTERN 03/10/2011 Perubahan Surat Edaran Nomor 12/75/INTERNtentang Rumah Instirahat Bank Indonesia

35 13/35/INTERN 18/10/2011 Pengelolaan Laporan Kegiatan Lalu LintasDevisa Lembaga Bukan Bank

36 13/36/INTERN 25/10/2011 Pedoman Pengawasan Bank berdasarkan Risikountuk Tahapan Penilaian Risiko

37 13/37/INTERN 28/10/2011 Rekonsiliasi Rekening Giro (Nostro) dan surat-surat Berharga melalui Sistem AplikasiIntelegent Matching

38 13/38/INTERN 01/11/2011 Sistematika Akun Anggaran dan Akun RencanaInvestasi Bank Indonesia

39 13/39/INTERN 21/11/2011 Serah Terima Jabatan Pemimpin BankIndonesia

40 13/40/INTERN 23/11/2011 Sekretariat Komite Perbankan Syariah

41 13/41/INTERN 30/11/2011 Pedoman Pengawasan Penerapan ProgramAnti Pencucian Uang dan PencegahanPendanaan oleh Bank Perkreditan Rakyat.

42 13/42/INTERN 01/12/2011 Petunjuk Pelaksanaan Transaksi Reverse RepoSurat Berharga Syariah Negara (SBSN) denganBank Indonesia dalam Rangka Operasi PasarTerbuka Syariah

43 13/43/INTERN 14/12/2011 Petunjuk Pelaksanaan Laporan Bulanan BankUmum Syariah

44 13/44/INTERN 20/12/2011 Laporan Keuangan Bank Indonesia

45 13/45/INTERN 20/12/2011 Perubahan atas SE No. 12/84/INTERN tanggal31 Desember 2010 perihal Bagan RekeningBank Indonesia

46 13/46/INTERN 20/12/2011 Pedoman Penatausahaan Emas di Khazanah

Page 111: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Lampiran 101

No. NomorSE BI Intern

Tanggal Perihal

Emas Bank Indonesia

47 13/47/INTERN 23/12/2011 Perubahan atas SE BI No. 8/50/INTERN tanggal28 September 2006 tentang PedomanAkuntansi Keuangan Bank Indonesia (PAKBI)

48 13/48/INTERN 23/12/2011 Perubahan atas SE BI No. 12/88/INTERNtanggal 31 Desember 2010 tentang BankIndonesia Sentralisasi Otomasi Sistem Akunting

49 13/49/INTERN 27/12/2011 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan BPRyang Terfokus

50 13/50/INTERN 28/12/2011 Petunjuk Pelaksanaan Lelang danpenatausahaan SBSN

51 13/51/INTERN 29/12/2011 Perubahan atas SE BI No. 13/15/INTERNtanggal 11 Mei 2011 tentang PedomanPelaksanaan Ketentuan Uji Kemampuan dankepatuhan (Fit and Proper Test)

52 13/52/INTERN 29/12/2011 Pedoman Pengawasan Penetapan Status danTindak Lanjut Pengawasan Bank

53 13/53/INTERN 30/12/2011 Pedoman Operasional BI-SOSA untuk KBIdengan Fungsi Terbatas

54 13/54/INTERN 30/12/2011 Pelaksanaan Ketentuan Devisa Hasil Ekspor(DHE)

55 13/55/INTERN 30/12/2011 Pengelolaan Laporan Kegiatan lalu LintasDevisa Bank

56 13/56/INTERN 30/12/2011 Manajemen Perpustakaan Bank Indonesia

Page 112: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

102 BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 113: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Istilah 103

Daftar Istilah

Administered price : Harga barang/jasa yang diatur oleh Pemerintah, misalnyaharga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.

Biaya OperasionalPendapatanOperasional (BOPO)

: Rasio efisiensi bank yang mengukur beban operasionalterhadap pendapatan operasional. Semakin tinggi nilaiBOPO maka semakin tidak efisien operasi bank.

BI Rate : Suku bunga kebijakan yang mencerminkan stancekebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesiadan diumumkan kepada publik.

Bank Indonesia Real-Time Gross Settlement(BI-RTGS)

: Bank Indonesia Real-Time Gross Settlement, merupakansistem transfer dana secara elektronik antar pesertaSistem BI-RTGS dalam mata uang rupiah yangpenyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi

secara individual.

Bank Indonesia –Scripless SecuritesSettlement System (BI-SSSS)

: Bank Indonesia – Scripless Securites Settlement System,merupakan sarana transaksi dengan Bank Indonesiatermasuk penatausahaanya dan penatausahaan SuratBerharga secara elektronik dan terhubung langsungantara Peserta, Penyelenggara dan Sistem BI-RTGS.

Cadangan Devisa : Cadangan devisa negara yang dikuasai oleh BankIndonesia yang tercatat pada sisi aktiva neraca BankIndonesia, yang antara lain berupa emas, uang kertasasing, dan tagihan dalam bentuk giro, depositoberjangka, wesel, surat berharga luar negeri dan lainnyadalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapatdipergunakan sebagai alat pembayaran luar negeri

Capital Adequacy Ratio(CAR)

: Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkanperbandingan antara jumlah modal dengan aktivatertimbang menurut risiko (ATMR).

Cash in Transit (CIT) : Jasa pengambilan dan pengantaran uang dan barang-barang berharga lainnya dengan kendaraan yang didisainsecara khusus dari satu tempat ke tempat lainnyasebagaimana yang diinstruksikan oleh klien.

Channeling : Pemberian kredit kepada debitur yang dananyadisalurkan melalui bank lain, perusahaan pembiayaanatau pihak lain. Atas penyaluran kredit tersebut bankpelapor sebagai pemilik dana menanggung risiko.

Page 114: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

104 BANK INDONESIA

Deposit Facility : Penempatan dana rupiah oleh Bank di Bank Indonesiadalam rangka operasi moneter

Early Warning System(EWS)

: Sistem Peringatan Dini

Financial Inclusion(Keuangan Inklusif)

: Suatu kegiatan menyeluruh yang bertujuan untukmeniadakan segala bentuk hambatan baik yang bersifatharga maupun non harga, terhadap akses masyarakatdalam menggunakan dan/atau memanfaatkan layananjasa keuangan.

Financial Stability Index : Indikator kinerja stabilitas sistem keuangan Indonesiasecara keseluruhan yang mencakup perbankan, pasarsaham dan pasar obligasi, dan membantu megidentifikasipotensi tekanan di sistem keuangan.

Financing to depositratio (FDR) atau Loan todeposit ratio (LDR)

: Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yangditerima oleh bank. FDR digunakan untuk bank syariah,sedangkan LDR untuk bank umum.

Foreign DirectInvestment (FDI)

: Pemberian Pinjaman Atau Pembelian KepemilikanPerusahaan Di Luar Wilayah Negaranya Sendiri

Good Governance : Tata kelola organisasi yang baik dan sehat.

Imported inflation : Inflasi yang disebabkan karena adanya perubahan hargadi luar negeri dan atas perubahan nilai tukar.

Inflasi Indeks HargaKonsumen (IHK)

: Kenaikan harga barang yang diukur dari perubahanindeks konsumen, yang mencerminkan perubahan hargabarang dan jasa kebutuhan masyarakat luas.

Investment Grade(Peringkat Investasi)

: Peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkatterkemuka

implied swap rate :

Jakarta InterBankOffered Rate (JIBOR)

: Suku bunga indikasi penawaran dalam transaksi PUAB diIndonesia yang berasal dari kontributor JIBOR.

Kliring : Perhitungan utang piutang antara para peserta kliringsecara terpusat di satu tempat dengan cara salingmenyerahkan surat-surat berharga dan suat-surat dagangyang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan(clearing).

Inflasi inti : Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foodsdan administered prices.

Page 115: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Istilah 105

Likuiditas : Kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yangharus dilunasi segera dalam waktu yang singkat; sebuahperusahaan dikatakan likuid apabila mempunyai alatpembayaran berupa harta lancar yang lebih besardibandingkan dengan seluruh kewajibannya (liquidity).

Makroprudensial : Kegiatan pemantauan dan analisis kinerja lembagakeuangan secara industri dalam kerangka pengawasanterhadap sistem keuangan.

National PaymentGateway

: Kebijakan yang menitikberatkan pada upayamengarahkan industri pembayaran untuk bekerjasamamenciptakan platform standar sistem atau infrastrukturyang dapat digunakan secara bersama.

Neraca PembayaranIndonesia

: Suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antarapenduduk suatu negara dengan penduduk negara lainselama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualanbarang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintahasing, dan transaksi finansial. Umumnya neracapembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan danneraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-itemfinansial.

Non Performing Loan(NPL)

: Kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yangberklasifikasi Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Non PerformingFinancing (NPF)

: Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkanNPF untuk bank syariah.

Operasi Moneter : Pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesiadalam rangka pengendalian moneter melalui OperasiPasar Terbuka dan Koridor Suku Bunga (StandingFacilities).

Pasar Uang Antar Bank(PUAB O/N)

: Kegiatan pinjam meminjam dalam rupiah dan/atau valutaasing antar Bank Konvensional dengan jangka waktu satuhari (overnight).

Profitabilitas : Ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalammenghasilkan keuntungan selama periode tertentu.

Quantitative easing : Program pelonggaran kuantitatif

Page 116: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

106 BANK INDONESIA

Rencana Bisnis Bank : Dokumen tertulis yang menggambarkan rencanakegiatan usaha Bank jangka pendek (satu tahun) danjangka menengah (tiga tahun), termasuk strategi untukmerealisasikan rencana tersebut, rencana untukmemperbaiki kinerja usaha, dan rencana pemenuhanketentuan kehati-hatian sesuai dengan target dan waktuyang ditetapkan.

Risk Based Supervision : Pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan(forward looking) dimana pengawasan/pemeriksaansuatu bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat(inherent risk) pada aktivitas fungsional bank serta sistempengendalian risiko (risk control system).

Sertifikat BankIndonesia (SBI)

: Surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkanoleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangkawaktu pendek

Suku Bunga DasarKredit (SBDK)

: Suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagiBank dalam penentuan suku bunga kredit yangdikenakan kepada nasabah Bank

Surat Utang Negara(SUN)

: Surat berharga yang berupa surat pengakuan utangdalam mata uang rupiah maupun valuta asing yangdijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh NegaraRepublik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya,sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang yang berlaku.

Secondary Reserve : Cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bankberupa Sertifikat Bank Indonesia, Surat Utang Negara,Surat Berharga Syariah Negara dan/atau Excess Reserve,yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesarpersentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK).

Sovereign Credit Rating : Peringkat hutang dari suatu lembaga negara yangberdaulat yaitu pemerintah. Sovereign Credit Ratingmengindikasikan tingkat resiko dari sebuah lingkunganinvestasi dari suatu negara dan digunakan oleh investorasing yang ingin berinvestasi di negara tersebut

Strategy Map : Interelasi antara pengukuran-pengukuran yang terkaitsatu sama lain dalam hubungan sebab akibat, yangmenggambarkan strategi organisasi Bank Indonesia.

Term Deposit : Penempatan dana rupiah milik peserta Operasi Monetersecara berjangka di Bank Indonesia. Term deposit dapatdicairkan sebelum jatuh waktu (early redemption)sepanjang memenuhi persyaratan tertentu dan ataspencairan tersebut dikenakan biaya.

Page 117: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Istilah 107

Transaksi Reverse Repo : Transaksi pembelian Surat Berharga oleh peserta OperasiPasar Terbuka (OPT) dari Bank Indonesia, dengankewajiban penjualan kembali oleh peserta OPT sesuaidengan harga dan jangka waktu yang disepakati

Uang Kartal : Uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan dandiedarkan oleh Bank Indonesia dan digunakan sebagaialat pembayaran yang sah di wilayah Republik Indonesia.

Unqualified Opinion : Pendapat wajar tanpa pengecualian, diberikan auditorjika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dantidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenaikewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang berlakuumum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensipenerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sertapengungkapan memadai dalam laporan keuangan.Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajarposisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuaidengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Volatile food : Komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahanmakanan yang harganya sangat berfluktuasi.

Page 118: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

108 BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 119: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Singkatan 109

Daftar Singkatan

ACGM : ASEAN Central Bank Governors' MeetingAEC : ASEAN Economic CommunityAFMM : ASEAN Finance Ministers' MeetingAGM : Annual General MeetingAPBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAPI : Arsitektur Perbankan IndonesiaAPMK : Alat Pembayaran Menggunakan KartuAPRA : Australian Prudential Regulation AuthorityAS : Amerika SerikatASA : ASEAN Swap ArrangementAsbanda : Asosiasi Bank DaerahASEAN : The Association of Southeast Asian NationsASEAN+3 : ASEAN + Jepang, China, KoreaASPI : Asosiasi Sistem Pembayaran IndonesiaATM : Anjungan Tunai MandiriATMR : Aktiva Tertimbang Menurut RisikoBapepam-LK : Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga KeuanganBBM : Bahan Bakar MinyakBBRT : Bahan Bakar Rumah TanggaBC : Bank and CreditBCBS : Basel Committee on Banking SupervisionBEI : Bursa Efek IndonesiaBEMP : Buletin Ekonomi Moneter dan PerbankanBI : Bank IndonesiaBIG-eB : Bank Indonesia Government Electronic BankingBI-RTGS : Bank Indonesia-Real Time Gross SettlementBIS : Bank for International SettlementBI-SSSS : Bank Indonesia-Scripless Security Settlement SystemBKF : Badan Kebijakan FiskalBKPM : Badan Koordinasi Penanaman ModalBMT : Baitul Maal wat TamwilBOE : Bank of EnglandBOPO : Biaya Operasional Pendapatan OperasionalBPD : Bank Pembangunan DaerahBPK : Badan Pemeriksa KeuanganBPR : Bank Perkreditan RakyatBPRS : Bank Pembiayaan Rakyat Syariahbps : Basis PointBPS : Badan Pusat StatistikBRC : BPD Regional Champion

Page 120: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

110 BANK INDONESIA

BSA : Bilateral Swap ArrangementBSR : Bank Indonesia Social ResponsibilityBUMN : Badan Usaha Milik NegaraBUS : Bank Umum SyariahCAR : Capital Adequacy RatioC-BEST : The Central Depository and Book Entry Settlement SystemCIMA : Cayman Islands Monetary AuthorityCIP : Covered Interest ParityCIT : Cash In TransitCMF : Crisis Management FrameworkCMI : Chiang Mai InitiativeCMIM : Chiang Mai Initiative MultilateralizationCMP : Crisis Management ProtocolCP : Consultative PaperCPO : Crude Palm OilCRATA : Comprehensive, Realible, Accuracy, Timeliness dan AccessibleDF : Deposit FacilityDHE : Devisa Hasil EksporDitjen : Direktorat JenderalDJPU : Direktorat Jenderal Pengelolaan UtangDPK : Dana Pihak KetigaDPNP : Direktorat Penelitian dan Pengaturan PerbankanDPO : Daftar Pencarian OrangDPR : Dewan Perwakilan RakyatDPU : Direktorat Pengedaran UangDSS : Decision Support SystemDULN : Devisa Utang Luar NegeriDvP : Delivery versus PaymentECB : European Central Banke-CLEAR : Electronic Clearing and Guarantee SystemEM : Emerging MarketEMEAP : The Executives' Meeting of East Asia Pacific Central BanksESDM : Energi dan Sumber Daya MineralEWS : Early Warning SystemFDI : Foreign Direct InvestmentFDR : Financing to Deposit RatioFGD : Focus Group DiscussionFOMC : Federal Open Market CommitteeFOSSEI : Forum Silaturahmi Studi Ekonomi IslamFPRS : Forum Riset Perbankan SyariahFPT : Fit and Proper TestFSB : Financial Stability BoardFSC : Financial Services CommisionFSI : Financial Stability Index

Page 121: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Singkatan 111

GAP : Good Agriculture PracticesGCG : Good Corporate GovernanceGEM : Global Economy MeetingGPFI : Global Partnership Financial InclusionGWM : Giro Wajib MinimumHIPMI : Himpunan Pengusaha Muda IndonesiaHJE : Harga Jual EceranHKSAR : Hong Kong Special Administrative RegionHTP : Harga Transaksi PasarIAEI : Ikatan Ahli Ekonomi IslamIBEF : IWAPI Business Opportunity Expo & ForumIDI : Informasi Debitur IndividualIFEF : Indonesia Financial Expo & ForumIFRA : International Franchise License & Business Concept Expo &

ConferenceIFSB : International Financial Stability BoardIGSTS : Indonesian Government Securities Trading SystemIHK : Indeks Harga KonsumenIRU : Investor Relation UnitISIN : International Securities Identification NumberISO : International Organization for StandardizationIWAPI : Ikatan Wanita Pengusaha IndonesiaJATS : Jakarta Automated trading SystemJIBOR : Jakarta Interbank Offered RateJICA : Japan International Cooperation AgencyJPSK : Jaring Pengaman Sistem KeuanganKADIN : Kamar Dagang dan IndustriKBI : Kantor Bank IndonesiaKC : Kantor CabangKCP : Kantor Cabang PembantuKemenakertrans : Kementerian Tenaga Kerja dan TransmigrasiKemendiknas : Kementerian Pendidikan NasionalKemeneg : Kementerian NegaraKemenhub : Kementerian PerhubunganKemenkeu : Kementerian KeuanganKemenkominfo : Kementerian Komunikasi dan InformatikaKI : Kredit InvestasiKK : Kredit KonsumsiKKBI : Kantor Koordinator Bank IndonesiaKKMB : Konsultan Keuangan Mitra BankKKPE : Kredit Ketahanan Pangan dan EnergiKMK : Kredit Modal KerjaKNKG : Komite Nasional Kebijakan GovernanceKP : Kantor Pusat

Page 122: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

112 BANK INDONESIA

KPEI : Kliring Penjaminan Efek IndonesiaKPK : Komisi Pemberantasan KorupsiKSEI : Kustodian Sentral Efek IndonesiaKUPS : Kredit Usaha Pembibitan SapiKUR : Kredit Usaha RakyatL/C : Letter of CreditLBB : Lembaga Bukan BankLBU : Laporan Bulanan Bank UmumLBU/S : Laporan Bank Umum/SyariahLDR : Loan to Deposit RatioLK : Laporan KeuanganLKM : Lembaga Keuangan MikroLKTBI : Laporan Keuangan Tahunan Bank IndonesiaLLD : Lalu Lintas DevisaMESq : Masyarakat Ekonomi SyariahMKM : Mikro Kecil dan MenengahMoU : Memorandum of UnderstandingMOFIDS : Ministry of Finance Dealing SystemNAD : Neraca Arus DanaNKRI : Negara Kesatuan Republik IndonesiaNPF : Non Performing FinancingNPG : National Payment GatewayNPI : Neraca Pembayaran IndonesiaNPL : Non Performing LoanNPWP : Nomor Pokok Wajib PajakOJK : Otoritas Jasa KeuanganOTC : Over The CounterPB : Private BankingPDB : Produk Domestik BrutoPDN : Posisi Devisa NetoPerbarindo : Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat IndonesiaPHR : Perdagangan, Hotel dan RestoranPII : Posisi Investasi IndonesiaPilkada : Pemilihan Kepala DaerahPIN : Personal Identification NumberPKTI : Program Kerja Teknologi InformasiPLTE : Penerimaan Laporan Transaksi EfekPMA : Penanaman Modal AsingPokja : Kelompok KerjaPOLRI : Kepolisian Republik IndonesiaPP : Perusahaan PembiayaanPPK : Program Penyelarasan KulturPPKD : Perusahaan Penjaminan Kredit DaerahPPKMIB : Proses Penilaian Kecukupan Modal Internal Bank

Page 123: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

Daftar Singkatan 113

PRJ : Pekan Raya JakartaPSAK : Pernyataan Standar Akuntansi KeuanganPSP : Pemegang Saham PengendaliPUAB : Pasar Uang Antar BankPUAB O/N : Pasar Uang Antar Bank OvernightQIS : Quantitative Impact Studyqtq : quarter to quarterRakornas : Rapat Koordinasi NasionalRakorwil : Rapat Koordinasi WilayahRBB : Rencana Bisnis BankRI : Republik IndonesiaRMB : RenminbiROA : Return on AssetsRPP : Rancangan Peraturan PemerintahRR-SBN : Reverse Repo-Surat Berharga NegaraRTE : Rincian Transaksi EksporRTGS : Real Time Gross SettlementRUU : Rancangan Undang-UndangSBDK : Suku Bunga Dasar KreditSBI : Sertifikat Bank IndonesiaSBN : Surat Berharga NegaraSD : Sekolah DasarSDM : Sumber Daya ManusiaSE : Surat EdaranSEACEN : South East Asian Central BanksSHPR : Survei Harga Properti ResidensialSID : Sistem Informasi DebiturSID : Single Investor IDSIFIs : Sistemically Important Financial InstitutionsSIMASDAM : Sistem Informasi Sumber Daya ManusiaSK : Survei KonsumenSKB : Surat Keputusan BersamaSKDU : Survei Kegiatan Dunia UsahaSKNBI : Sistem Kliring Nasional Bank IndonesiaSMP : Sekolah Menengah PertamaSOP : Standard Operating ProcedureSP : Survei ProduksiSP : Survei PerbankanSPAN : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran NegaraSPE : Survei Penjualan EceranSPIME : Survei Proyeksi Indikator Makro EkonomiSPU : Sentra Pengedaran UangSSBs : Standard Setting BodiesSULNI : Statistik Utang Luar Negeri Indonesia

Page 124: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan ... - bi.go.id · No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2009. Penyampaian

114 BANK INDONESIA

SWIFT : Society for Worldwide Interbank Financial TelecommunicationSWIFT MT : Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication

Message TypeTD : Term DepositTipibank : Tindak Pidana PerbankanTKI : Tenaga Kerja IndonesiaTMF : Transaksi Modal dan FinansialToT : Training of TrainerTPI : Tim Pengendali InflasiTPID : Tim Pengendali Inflasi DaerahTTL : Tarif Tenaga ListrikUIP : Uncovered Interest ParityULE : Uang Layak EdarULN : Utang Luar NegeriUMKM : Usaha Mikro Kecil dan MenengahUPK : Uang Pecahan KecilUU : Undang-UndangUUS : Unit Usaha SyariahUYD : Uang yang DiedarkanValas : Valuta AsingWM : Wealth ManagementYLKI : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesiayoy : year on yearytd : year to date