22
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI PENAPISAN GALUR PADI GOGO TIPE BARU TOLERAN KEKERINGAN HASIL SELEKSI SILANG BERULANG Pengusul: Dr. Ir. Reny Herawati, MP (NIDN.0001016527) Dr. Hesti Pujiwati, SP, M.Si (NIDN.0021117703) UNIVERSITAS BENGKULU Juni 2017 MANDIRI

LAPORAN PENELITIAN MANDIRIrepository.unib.ac.id/21350/1/Laporan Mandiri 2017_1.pdfEvaluasi dan karakterisasi serta seleksi tanaman padi yang tahan cekaman kekeringan merupakan tahap

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • LAPORAN

    PENELITIAN MANDIRI

    PENAPISAN GALUR PADI GOGO TIPE BARU TOLERAN KEKERINGAN HASIL SELEKSI SILANG BERULANG

    Pengusul:

    Dr. Ir. Reny Herawati, MP (NIDN.0001016527)

    Dr. Hesti Pujiwati, SP, M.Si (NIDN.0021117703)

    UNIVERSITAS BENGKULU

    Juni 2017

    MANDIRI

  • 2

  • 3

  • 4

    DAFTAR ISI

    Hal

    RINGKASAN ......................................................................................................... 4

    BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 5

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7

    BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 9

    BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ........................................... 11

    BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 12

    BAB VI. KESIMPULAN ............................................................................ 14

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 17

    1. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti …................................................... 17

  • 5

    RINGKASAN

    Perakitan varietas unggul padi gogo berdaya hasil tinggi serta toleran

    terhadap cekaman kekeringan dan dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan

    iklim sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan hasil maupun perluasan

    areal tanaman padi di lahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk menapis dan

    mengidentifikasi karakter agronomi galur-galur padi gogo hasil seleksi silang

    berulang yang toleran terhadap cekaman kekeringan pada fase pembibitan. Bahan

    yang digunakan adalah 180 galur hasil seleksi silang berulang yang berasal dari

    persilangan padi lokal Bengkulu (Sriwijaya dan Bugis) dan galur toleran kekeringan

    (IR7858-1 dan N22). Sebanyak 20 benih tiap genotipe disemai dalam bak plastik

    ditata dengan tanaman stripe check yaitu Salumpikit dan Inpari 6 masing-masing

    sebagai varietas toleran dan peka. Perlakuan kekeringan dilakukan selama satu

    meninggu setelah tanaman berumur 2 minggu dengan penilaian skoring 0-9 (SES

    IRRI), setelah itu tanaman disiram kembali untuk mengetahui kemampuan tanaman

    tumbuh kembali (recovery) yang diskoring 1-9 (SES IRRI).Hasil skrining berdasarkan

    SES menghasilkan 53 galur dinilai bereaksi toleran, 99 galur bereaksi moderat

    toleran, dan 28 galur bereaksi rentan terhadap cekaman kekeringan. Galur-galur yang

    terseleksi cekaman kekeringan dengan karakter agronomi yang baik siap diuji lebih

    lanjut untuk mengetahui potensi daya hasil di lingkungan spesifik lokasi.

  • 6

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Padi merupakan komoditi penting karena sebagian besar penduduk terutama di

    benua Asia menggunakan padi sebagai bahan makanan pokok. Masalah yang dihadapi

    oleh petani saat ini dalam mengembangkan tanaman padi adalah semakin meluasnya

    lahan kering terutama di lumbung-lumbung padi seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat,

    di daerah pantura seputar Cirebon, Indramayu, dan daerah lainnya. Indonesia

    mempunyai lahan kering yang cukup luas dan tidak termanfaatkan secara optimal.

    Adapun lahan kering yang dimaksud adalah lahan yang tidak mempunyai saluran

    irigasi. Air yang terkandung hanya berasal dari air hujan yang ditahan oleh partikel

    tanah. Oleh karena itu lahan kering pada umumnya mengalami kekeringan pada

    musim kemarau. Sifat atau karakter lahan kering tersebut menyebabkan terbatasnya

    komoditas tanaman budidaya yang dapat dikembangkan.

    Untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap sistem pertanian

    keberlanjutan, berbagai upaya terus dilakukan untuk menghasilkan inovasi teknologi

    yang diharapkan mampu mengatasi dan menekan dampak yang ditimbulkan oleh

    perubahan iklim. Inovasi teknologi tersebut antara lain adalah varietas unggul padi

    toleran kekeringan. Penggunaan varietas unggul padi gogo yang berdaya hasil lebih

    tinggi serta toleran atau tahan terhadap berbagai kendala tersebut sehingga dapat

    beradaptasi dengan baik pada perubahan iklim, sangat diperlukan untuk mendukung

    upaya peningkatan hasil maupun perluasan areal tanaman padi di lahan kering.

    Salah satu komoditas pangan yang dapat berproduksi di lahan kering adalah padi

    gogo. Pengembangan padi gogo di lahan kering yang selama ini belum termanfaatkan

    dengan optimal dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi masalah ketahanan

    pangan. Penurunan areal sawah akibat alih fungsi lahan yang berubah menjadi areal

    perumahan dan pabrik industri, tingginya biaya membuka areal sawah baru, serta

    peruntukan air irigasi padi sawah yang semakin terbatas menyebabkan padi gogo

    menjadi penting untuk dikembangkan (Rachman et al.,2003).

    Sumbangan padi gogo terhadap produksi beras nasional masih kecil. Keadaan

    inilah yang mendorong pengembangan padi gogo varietas unggul dengan daya hasil

    tinggi. Menurut Lubis et al. (1993), perbaikan varietas padi gogo pada masa

  • 7

    mendatang ditekankan pada pembentukan varietas unggul yang lebih baik untuk

    berbagai agroekosistem dengan memperhatikan kualitas beras dan rasa nasi.

    Penggunaan padi gogo varietas unggul saat ini masih sangat rendah,

    disebabkan karena kurangnya ketersediaan benih dan kurangnya minat penangkar

    dalam memproduksi benih padi yang unggul. Menurut Kaher (1993), kesulitan

    peningkatan produksi padi gogo disebabkan oleh kendala fisik, biologi dan sosial

    ekonomi. Lahan pertanaman umumnya bereaksi masam dengan kejenuhan Al tinggi,

    selain itu sering terjadi kekeringan dan kahat hara. Sifat-sifat padi gogo yang

    diinginkan untuk kondisi fisik semacam itu adalah berumur genjah hingga sedang,

    anakan sedang, batang agak tegak, tahan blas, dan toleran Al, kekeringan, dan

    naungan (Lubis, 1993). Mengingat hal tersebut dapat dijelaskan bahwa

    pengembangan padi gogo dihadapkan pada berbagai kendala yang sangat kompleks,

    sehingga diperlukan perbaikan varietas yang berdaya hasil tinggi dengan sifat

    multitoleran terhadap faktor biofisik di lahan kering (Lubis, 1993).

    1.2. Perumusan Masalah

    Pemuliaan padi lokal spesifik secara konvensional di lahan kering untuk

    memperbaiki daya hasil tinggi tidak dapat dilakukan tanpa mengetahui kendala

    genetik dan pola pewarisan sifat yang diinginkan. Seleksi akan memberikan respon

    yang optimal bila menggunakan kriteria seleksi yang tepat.

    Metode pemuliaan yang paling efektif untuk memperbaiki satu atau dua sifat

    yang dikontrol oleh gen tunggal adalah metode silang balik atau back cross. Sedang

    untuk memperbaiki beberapa sifat dan sifat-sifat yang dikontrol oleh banyak gen perlu

    dilakukan metode seleksi silang berulang (recurrent selection). Metode pemuliaan

    seleksi silang berulang atau recurrent selection adalah suatu metode seleksi dan

    penyilangan tanaman terpilih dari suatu populasi secara sistematik untuk membentuk

    populasi baru yang lebih baik (Fehr, 1987; Abdullah, 2008). Dengan kata lain,

    metode ini merupakan prosedur pengumpulan sifat-sifat yang diharapkan dari suatu

    kombinasi persilangan dengan menyilangkan antara segregan-segregan terpilih secara

    terus-menerus sehingga diperoleh populasi yang lebih baik dari populasi sebelumnya,

    karena terdiri dari tanaman-tanaman yang memiliki kombinasi sifat-sifat yang

    diharapkan. Cara ini telah banyak dilakukan dan berhasil dengan baik dalam

    pemuliaan beberapa tanaman, seperti jagung dan tanaman pakan (Fehr, 1987). Pada

    kanola, melalui seleksi tersebut telah didapatkan tanaman dengan kadar minyak tinggi

  • 8

    (Poehlman, 1986). Ramya et al. (2016) melaporkan bahwa seleksi silang berulang

    pada tanaman Breat Wheat dapat mengidentifikasi galur-galur potensial dengan hasil

    yang tinggi dan toleran kekeringan untuk varietas yang dikembangkan pada daerah

    dengan sumber air terbatas. Teknik pemuliaan silang berulang juga telah dilakukan

    oleh Silva et. al (2010) setelah 8 siklus untuk menduga kemajuan genetik terhadap

    hasil kacang buncis.

    Evaluasi dan karakterisasi serta seleksi tanaman padi yang tahan cekaman

    kekeringan merupakan tahap yang penting dalam pemuliaan tanaman. Untuk

    melakukan proses seleksi galur-galur haploid ganda khususnya yang berhubungan

    dengan ketahanan kekeringan dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri morfologi pada

    sistem perakaran masing-masing genotipe. Taiz dan Zeiger (2002) menjelaskan

    pertahanan tanaman dalam menghadapi cekaman kekeringan adalah dengan

    membatasi perkembangan luas daun, perkembangan akar untuk mencapai daerah yang

    masih basah, dan penutupan stomata untuk membatasi transpirasi. Untuk penilaian

    toleransi suatu genotipe terhadap kekeringan dengan sifat hasil sebagai kriteria seleksi

    kurang efisien, karena identifikasi genotipe berpotensi hasil tinggi pada kondisi

    tercekam kekeringan sulit dilakukan. Wijoyo et al. (2014) berhasil mengidentifikasi

    toleransi kekeringan terhadap padi gogo lokal dengan menggunakan PEG. Seleksi

    untuk tujuan pemuliaan tanaman dengan cara menghubungkan antara sifat perakaran

    dengan ketahanan terhadap kekeringan telah dilakukan oleh Chang et al. (1972).

    Hasil penelitian Babu et al. (2003) mengungkapkan bahwa karakter akar berkorelasi

    positif dengan produksi pada kondisi tercekam kekeringan.

    1.3. Tujuan

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menapis galur-galur hasil seleksi silang

    berulang yang toleran terhadap cekaman kekeringan.

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Studi Pustaka

    Peningkatan produksi padi dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu

    peningkatan potensi hasil dan peningkatan stabilitas hasil (Daradjat et al., 2001).

    Potensi hasil yang tinggi tidak akan teraktualisasi jika terjadi gangguan berupa

  • 9

    cekaman biotik maupun abiotik. Oleh karena itu, stabilitas hasil juga perlu

    ditingkatkan, dalam arti varietas tertentu tetap berproduksi tinggi meskipun terjadi

    cekaman biotik berupa hama dan penyakit tanaman, atau abiotik berupa kondisi cuaca

    yang tidak menguntungkan seperti kekeringan yang berkepanjamgan akibat

    perubahan iklim secara global. Berbagai varietas yang memiliki gen ketahanan

    terhadap cekaman biotik atau abiotik tertentu dapat menjadi sumber gen.

    Pemuliaan tanaman bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan potensi

    genetik tanaman, sehingga didapatkan hasil yang lebih unggul dengan karakter yang

    sesuai dengan selera konsumen dan dapat beradaptasi pada agroekosistem tertentu

    (Bahar, 1993). Pemuliaan untuk mendapatkan kultivar unggul dilakukan mengikuti

    beberapa tahapan, yakni pembentukan populasi dasar untuk bahan seleksi,

    pembentukan galur murni, melakukan seleksi serta pengujian daya hasil.

    Pembentukan varietas padi dilakukan dengan menyilangkan beberapa tetua, kemudian

    dari turunan persilangan tersebut dipilih tanaman-tanaman yang mempunyai sifat-sifat

    yang baik. Persilangan umumnya dilakukan dengan silang tunggal (single cross),

    silangpuncak (top cross), silang ganda (doublecross), dan silang balik (back cross),

    serta silang berulang (recurrent selection). Metode pemuliaan yang digunakan di

    Indonesia sampai dengan tahun 1950-an adalah metode bulk, kemudian beralih

    kepada metode pedigree (Harahap dan Silitonga, 1989).

    Pembentukan populasi dasar dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah

    satunya dengan persilangan, yang bertujuan memperoleh gen unggul yang berasal

    dari induk-induk yang disilangkan. Dalam persilangan, salah satu induk harus

    mengandung sifat genetik yang diinginkan, mempunyai adaptasi yang baik dan

    mempunyai hubungan kekerabatan yang jauh. Cara pembentukan galur murni asal

    persilangan dapat bermacam-macam, yang perlu perhatian adalah antar galur murni

    terdapat keragaman genetik yang luas sehingga dapat dipilih galur yang secara genetik

    mempunyai hasil tinggi dan sifat lain yang diinginkan (Somaatmadja, 1985).

    Pembentukan galur-galur murni dibarengi dengan seleksi, termasuk seleksi

    pedigree. Seleksi pedigree dapat diterapkan apabila sifat-sifat yang diseleksi

    mempunyai heritabilitas yang tinggi. Dalam metode pedigree bentuk-bentuk unggul

    dalam setiap generasi memisah secara berurutan sejak populasi F2. Pada generasi F3

    dan F4, banyak lokus akan menjadi homozigot dan ciri-ciri famili mulai tampil.

    Pada generasi ini seleksi dilakukan untuk tanaman terbaik pada famili terbaik.

    Selanjutnya pada generasi F5 dan F6 pada kebanyakan famili diharapkan sudah

  • 10

    homozigot pada banyak lokus sehingga dapat dilakukan seleksi antar famili (Kasno et

    al., 1999). Populasi yang memiliki keragaman genetik yang tinggi akan memberikan

    respon yang baik terhadap seleksi karena keragaman genetik yang tinggi akan

    memberikan peluang besar untuk mendapatkan kombinasi persilangan yang tepat

    dengan gabungan sifat-sifat yang baik. Metode seleksi merupakan proses yang efektif

    untuk memperoleh sifat–sifat yang dianggap sangat penting dan tingkat

    keberhasilannya tinggi (Kasno et al., 1999). Untuk mencapai tujuan seleksi sehingga

    seleksi terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan lebih efektif, harus diketahui

    hubungan antar karakter agronomi, komponen hasil dan hasil (Zen, 2002).

    Teknik pemuliaan dengan metode seleksi silang berulang (SSB) atau recurrent

    selection (RS) telah diterapkan pada tanaman menyerbuk silang dengan hasil yang

    positif seperti pada jagung (Darrah et al., 1972), namun masih kurang efektif untuk

    tanaman menyerbuk sendiri seperti kedelai (Sumarno and Fehr, 1982). SSB telah

    digunakan pula dalam pemuliaan padi sawah di Brasil, dan padi ladang di Columbia

    menggunakan tanaman mandul jantan (Chatel and Guimaraes, 1997). Pada kedelai

    dengan SSB setiap siklusnya dapat meningkatkan hasil (Sumarno and Fehr 1982).

    SSB adalah suatu metode seleksi dan penyilangan tanaman terpilih dari suatu

    populasi secara sistematik untuk membentuk populasi baru yang lebih baik (Fehr

    1987). Metode ini merupakan prosedur pengumpulan sifat-sifat yang diharapkan dari

    suatu kombinasi persilangan dengan menyilangkan antara segregan-segregan terpilih

    secara terus-menerus sehingga diperoleh populasi yang lebih baik dari populasi

    sebelumnya, karena terdiri dari tanaman-tanaman yang memiliki kombinasi sifat-sifat

    yang diharapkan. Cara ini telah banyak dilakukan dan berhasil dengan baik dalam

    pemuliaan beberapa tanaman, seperti jagung dan tanaman pakan (Fehr 1987).

    BAB III. METODE PENELITIAN

    Penelitian akan dilakukan di Rumah Kaca Agroekoteknologi Fakultas

    Pertanian Universitas Bengkulu, mulai bulan Februari 2017 – April 2017. Percobaan

    menggunakan metode Lubis et al. (2007). Sebanyak 180 galur hasil seleksi silang

    berulang dievaluasi untuk toleransi terhadap kekeringan. Setiap galur ditanam

    sebanyak 20 benih disemai dalam bak plastik yang telah diisi tanah berukuran

    40x25x15 cm. Setiap bak terdapat 12 nomor galur yang ditata dengan tanaman stripe

    check sebagai tanaman cek yaitu Salumpikit sebagai varetas toleran kekeringan dan

  • 11

    Inpari sebagai varietas peka. Pemeliharaan tanaman dilakukan secara intensif, yaitu

    dilakukan penyiraman sampai tanaman berumur dua minggu. Setelah fase tersebut

    tanaman dibiarkan tanpa disiram sama sekali Penilaian toleransi kekerinagn dilakukan

    berdasarkan standar evaluasi IRRI (2002) (Tabel 1), yaitu pada saat tanaman cek yang

    peka kekeringan mati atau daunnya telah mengering (skor 9). Bersamaan waktunya

    denga penilaian toleransi terhadap kekerinagan diambil contoh tanah denga

    kedalaman 20 cm untuk diukur kadar airnya.

    Setelah semua galur yang diuji selesai diamati, tanaman disiram kembali dan

    dipelihara kembali secara intensif sampai 10 hari kemudian dilakukan penilaian daya

    tumbuh kembali (recovery) dengan standar penilaian IRRI (2002) (Tabel 2).

  • BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

    4.1. Anggaran Biaya

    Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Mandiri (2017)

    No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

    1 Persiapan Tanam 1.300.000

    2 Pembelian Bahan habis pakai 8.800.000

    3 Tenaga Kerja 2.000.000

    Jumlah 12.100.000

    4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    No Kegiatan Waktu (Bulan)

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop

    1. Persiapan Tanam

    2. Skrining

    3. penyusunan

    laporan akhir

    BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penapisan Galur Toleran Kekeringan

    Penapisan galur toleran pada fase pembibitan telah dilakukan untuk

    menyeleksi galur-galur toleran terhadap cekaman kekeringan (Lubis et al., 2007;

    Swain et al., 2014; Kumar et al., 2015. Penilaian toleransi kekeringan dilakukan

    terhadap varietas pembanding Situbagendit dan IR6 yang telah menunjukkan gejala

    daun mengering dan bersamaan dengan pengambilan contoh tanah sedalam 20 cm

    yang memiliki kadar air tanah berkisar 11,9-12,7 persen.

    Tabel 3. Jumlah galur terpilih dan responnya terhadap kekeringan dan daya

    tumbuh kembali (recovery)

    The number

    of Lines

    Drought Response* Recovery*

    Tolerant

    (score 0-1)

    Moderate

    (score 3-5)

    Susceptible

    (Score 7-9) 1 3 5 7 9

    53

    45

    51

    3

    4

    15

    9

    stripe check

    Situbagendit

    IR6

    *Base on SES IRRI (2002)

  • 13

    Hasil penilaian berdasarkan SES (Standard Evaluation System) (IRRI, 2002)

    menunjukkan 53 galur dinilai bereaksi toleran, 99 galur bereaksi moderat toleran, dan

    28 galur beriaksi rentan terhadap cekaman kekeringan (Gambar 1). Dari 53 galur

    yang terseleksi toleran terhadap kekeringan pada akhir pengamatan hanya terlihat

    ujung-ujung daun mengering memiliki skor 0-1 dan ternyata mampu tumbuh kembali

    90-100%, sedangkan 99 galur moderat toleran memliki skor 3-5 dan kemampuan

    tumbuh kembali (recovery) berkisar 70-90%, serta 28 galur rentan mempunyai skor 7-

    9 dan hanya memiliki kemampuan tumbuh kembali sebesar 40-69% (skor 5)(Tabel 3;

    Gambar 1). Swain et al. (2014) melaporkan dalam penelitiannya bahwa selama

    periode cekaman kekeringan kadar air tanah dibawah kedalaman 30 cm berkisar 10-

    12% menghasilkan 78 asesi toleran terhadap kekeringan dimana 12 asesi, 18 asesi

    mempunyai skor 1, dan 48 asesi mempunyai skor 3 berdasarkan SES IRRI . Dari 73

    asesi tersebut, 13 asesi diketahui memiliki hasil lebih dari 1 ton/ha, sementara galur

    toleran (CR 143-2-2) mempunyai hasil 2,7 ton/ha dan tanaman peka sebagai kontrol

    (IR20) tidak menghasilkan.

    Figure 1. Distribution of rice lines with different drought tolerance scores (in

    SES scale 0-9)

    Dari hasil kenampakan bibit terlihat bahwa sampai minggu 7 tanaman tidak

    disiram, galur-galur toleran tetap tumbuh baik, vigorus, dan daun tetap terbuka

    sempurna, sedangkan galur-galur moderat toleran menunjukkan ujung-ujung daun

    telah mengering, bahkan pada galur rentan terlihat hampir semua daun menggulung,

    kering dan layu (Gambar 2). Kumar et al. (2014) melaporkan dalam hasil

    penelitiannya bahwa terjadi penundaan daun menggulung pada genotype padi yang

    toleran kekeringan. Daun menggulung diinduksi oleh hilangnya turgor dan rendahnya

  • 14

    pengaturan osmotik pada tanaman padi, penundaan daun menggulung pada genotipe

    toleran menunjukkan bahwa turgor terjaga dan terhindar dari dehidrasi. Leaf rolling

    is one of the mechanisms found in plants adjusting their leaf water potential to allow

    them to absorb soil water better than other plants with low capabilities to adjust their

    leaf water potential under drought stress (Bunnag and Pongthai, 2013).

    Gambar 2. Kenampakan galur pada perlakukan cekaman kekeringan

    dan kemampuan tanaman tumbuh kembali (recovery)

    Gambar 3. Perbandingan bibit toleran (skore 0-1), moderat toleran (score 3-5)

    dan peka (score 7-9) pada perlakukan cekaman kekeringan

    Tabel 4. Galur terpilih hasil seleksi terhadap cekaman kekeringan

    pada fase pembibitan

    Persilangan Genotipe Jumlah

    Galur

    Bugis/IR7858-1 248-1, 248-2, 248-3, 248-4, 248-5, 248-6, 248-7,

    248-8, 248-9, 249-2, 249-3, 249-4, 249-5 13

    Bugis/N22 250-11, 250-12, 251-1, 251-2, 251-3 5

    Sriwijaya/N22 253-13, 253-14, 253-15, 253-16, 253-17, 253-18,

    254-1, 254-2, 254-3, 254-4, 254-5, 254-6 12

    Sriwijaya/IR7858-1

    256-4, 256-5, 256-6, 256-7, 256-8, 256-9, 256-10,

    256-11, 256-12, 256-13, 256-14, 258-3, 258-4, 258-5,

    258-6, 258-7, 258-8, 258-9, 258-10, 258-11, 258-12,

    258-13, 258-14

    23

    Hasil identifikasi galur terpilih terhadap cekaman kekeringan ditampilkan

    pada Tabel 4. Sebanyak 13 galur dihasilkan dari persilangan Bugis/IR7858-1, 5 galur

  • 15

    dari hasil persilangan Bugis/N22, 12 nomor galur berasal dari persilangan

    Sriwijaya/N22, dan 23 galur berasal dari persilangan Sriwijaya/IR7858-1. Galur-

    galur tersebut siap dievaluasi di lapangan terhadap karakter agronomi dan potensi

    daya hasilnya.

    BAB VI. KESIMPULAN

    Hasil skrining berdasarkan SES menghasilkan 53 galur dinilai bereaksi

    toleran, 99 galur bereaksi moderat toleran, dan 28 galur bereaksi rentan terhadap

    cekaman kekeringan. Hasil pengamatan anatomi stomata menunjukkan bahwa

    susunan dan kerapatan stomata pada genotipe peka lebih rapat dan banyak

    dibandingkan dengan genotip toleran.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah, B., Tjokrowidjojo, S., dan Sularjo. 2008. Perkembangan dan prospek

    perakitan padi tipe baru di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 27(1):1-9.

    Bahar, M., dan A. Zein, 1993. Parameter genetik pertumbuhan tanaman, hasil

    dan komponen hasil jagung. Zuriat 4(1):4-7.

    Babu, R.C., B.D. Nguyen, V. Chamarerk, P. Shanmugasundaram, P. Chezhian, P.

    Jeyaprakash, S.R. Ganesh, A. Palchamy, S. Sarkarung, L.J. Wade, H.T.

    Nguyen. 2003. Genetic analysis of drought resistance in rice by molecular

    markers: association between secondary traits and field performance. Crop

    Science 43:1457–1949.

    Bunnag, S. and P. Pongthai. “Selection of Rice (Oryza sativaL.) Cultivars Tolerant to

    Drought Stress at the Vegetative Stage under Field Conditions”. American

    Journal of Plant Sciences, 4:1701-1708. 2013.

    Chatel, M. and E.P. Guimaraes. 1997. Recurrent selection in rice, using male sterility

    gene. Calli, Colombia. Centro Internacional de Agriculture Tropical; Centre de

    Cooperation Internationale en Recherche Agronomicque poor le

    Developpement; Departement des Cultures Annuelles, 1997. 70p.

    Chang TT, Loresto CC, Tagumpay O. 1972. Agronomic and growth characteristic

    of upland and lowland varieties. Di dalam: Rice Breeding. International Rice

    Risearch Institute Los Banos, Laguna, Philippines. hlm 648-661.

    Darrah, L.L., S.A. Eberhart, and L.H. Penny. 1972. A maize breeding method study in

    Kenya. Crop Sci. 12:605-608.

  • 16

    Daradjat, A.A., Suwarno, B. Abdullah, Tj. Soewito, B.P. Ismail, dan Z.A.

    Simanullang. 2001. Status penelitian pemuliaan padi untuk memenuhi

    kebutuhan pangan masa depan. Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi.

    Fehr, W.R. 1987. Principles of cultivar development, vol. 1. Theory and technique.

    McGraw-Hill, Inc. New York St. Louis, USA. p.535.

    IRRI. 2002. Standard Evaluation System for Rice. International Rice Testing

    Program. The International Rice Testing Program (IRTP) IRRI Los Banos,

    Philippines.

    Kaher A. 1993. Perbaikan varietas padi gogo pada lahan kering marginal. Di dalam:

    Syam, M., Hermanto, Musaddad A, Sunihardi, editor. Kinerja

    Penelitian Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian. hlm 448-459.

    Kasno, A., Trustinah dan Mudjiono. 1999. Seleksi langsung dan seleksi beberapa

    sifat sekaligus dalam perbaikan hasil kacang tunggak. Edisi khusus Balitkabi

    (13): 59-74.

    Lubis, E., Z. Harahap, M. Suwarno, Diredja, H. Siregar. 1993. Perbaikan

    varietas padi gogo untuk wilayah perhutanan beriklim kering. Risalah Hasil

    Penelitian Balittan, Bogor.

    Lubis, E., R. Hermanasari, Sunaryo, A. Santika, dan E. Suparman. 2007. Toleransi

    padi gogo terhadap cekaman abiotik. Apresiasi Hasil Penelitian Padi, 725-739.

    Poehlman, J.M. 1985. Breeding field crop. An AviBook van Nostrand Reinhold, New

    York, Third Edition. p.715.

    Rachman, A., I. Purwani, T.C. Wahono, Mardawilis, Emilya, Firman, Khadir,

    Sinaga, P.H. dan Rivana, C. 2003. Pengkajian Sistem Usaha Pertanian

    (SUP) Berbasis Padi Gogo. http:// www.pustaka.bogor.net/patek

    /apt1250.htm.5 Oktober 2006.

    Ramya, P., G.P. Singh, N. Jain, P.M. Singh, M.K Pandey, K. Sharma, A. Kumar,

    Harikrishna, and K.V. Prabhu. 2016. “Effect of recurrent selection on

    drought tolerance and related morpho-physiological traits in bread wheat”.

    PlosOne (DOI:10.1371/journal.pone.0156869) 11(6):1-17.

    Somaatmadja, S. 1985. Peningkatan produksi kedelai melalui perakitan varietas.

    dalam S. Somaatmadja, M. Ismunadji, Sumarno, m. Syam, S.O. Manurung

    dan Yuswadi (ed). Kedelai. Hasil Pusat penelitian dan Pengembangan

    Tanaman Pangan .

    Sumarno and W.R. Fehr. 1982. Response to recurrent selection for yield in Soybeans.

    Crop Science 22:295-299.

    http://www.pustaka.bogor.net/

  • 17

    Silva, G.S., M.A.P. Ramalho, Â.F.B. Abreu, and J.A.R. Nunes. 2010. Estimation of

    genetic progress after eight cycles of recurrent selection for common bean

    grain yield. Crop Breed. Appl. Biotechnol. 10(4):351-356.

    Swain, P., M. Anumalla,, S. Prusty, B. C. Marndi, and G.J. N. Rao. “Characterization

    of some Indian native land race rice accessions for drought tolerance at

    seedling stage”. Australian Journal Crop Science 8(3):324-33. 2014.

    Taiz L, and Zeiger E. 2002. Plant Physiology. Third Edition. Sinauer Associates,

    Inc. Publishers. Sunderland, Massachusetts.

    Wijoyo, R. D., A. Ete, dan Adrianton. 2014. Identifikasi toleransi kekeringan padi

    gogo lokal Tanangge pada berbagai larutan PEG. e-J. Agrotekbis 2(2):114-

    120.

    Zen, S. 2002. Parameter genetik karakter agronomi galur harapan padi sawah.

    Stigma 10(4):325-330.

  • 18

    Lampiran 1. Biodata Pengusul

    A. Identitas Diri

    1 Nama lengkap dan gelar Dr. Ir. Reny herawati, MP

    2 Jenis Kelamin Perempuan

    3 Jabatan Fungsional Lektor/IVa

    4 NIP 19650101 198903 2 002

    5 NIDN 0001016527

    6 Tempat dan tanggal lahir Peringsewu, 1 Januari 1965

    7 email [email protected]

    8 Nomor Telepon/Faks/HP 0811190863

    9 Alamat Rumah Perum Unib Permai, Blok III No.30, Jl. WR.

    Supratman, Bengkulu

    10 Alamat Kantor Fakultas Pertanian UNIB

    Jl. Raya Kandang Limun Bengkulu 38371

    11 Nomor telepon/ Faks (0736) 21170-psw 216

    12 Lulusan yang telah dihasilkan S1=27 orang

    13 Mata Kuliah yang diampu 1. Kultur Jaringan Tanaman

    2. Bioteknologi Tanaman

    3. Fisiologi Pasca Panen

    4. Pengendalian Gulma

    5. Dasar-dasar Agronomi

    6. Fisiologi Tanaman

    B. Riwayat Pendidikan

    Uraian S1 S2 S3

    Nama Perguruan

    Tinggi

    Universitas Bengkulu Universitas

    Padjadjaran

    IPB

    Bidang Ilmu Agronomi Ekofisiologi Bioteknologi

    Tanaman

    Tahun Masuk-

    Lulus

    1984-1988 1991-1994 2005 - 2010

    Judul Skripsi/Tesis/

    Disertasi

    Pengaruh tingkat

    kemasakan buah,

    kadar air, dan

    fungisida terhadap

    viabilitas benih

    kakao (Theobroma

    cacao L.)

    Pertumbuhan

    gulma,

    pertumbuhan

    dan hasil

    kedelai (Glycine

    max L.) pada

    tanah ultisol

    yang diaplikasi

    zeolit dan

    metolaklor

    Pembentukan

    galur padi gogo

    tipe baru toleran

    Al dan tahan blas

    melalui kultur

    antera

    Nama 1. Ir. Teddy Suparno, 1. Dr. Ir. Oktap 1. Prof.Dr.Ir.

  • 19

    Uraian S1 S2 S3

    Pembimbing/

    Promotor

    M.Sc.

    2. Ir. Puji Harsono

    Ramlan

    Madkar, M.Sc

    2.Dr. Ir. Amir

    Hamzah S.

    3.Prof. Dr. Ir.

    Husen S, M.Sc

    Bambang S.

    Purwoko, M.Sc

    2. Dr.Ir.Nurul Khumaida, MSi

    3. Dr.Ir.Iswari S. Dewi

    4. Dr.Ir. Buang Abdullah, M.Sc

    C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

    No Thn Judul Penelitian PENDANAAN Jabatan

    pada

    penelitian Sumber Jumlah

    2 2010 Perakitan galur padi gogo

    toleran kekeringan dan tahan

    blas berdaya hasil tinggi

    varietas lokal Bengkulu

    melalui kultur antera

    Hibah

    Bersaing I

    DP2M

    Rp 36.960.000,- Ketua

    Peneliti

    3 2011 Perakitan galur padi gogo

    toleran kekeringan dan tahan

    blas berdaya hasil tinggi

    varietas lokal Bengkulu

    melalui kultur antera

    Hibah

    Bersaing II

    DP2M

    Rp 38.000.000,- Ketua

    Peneliti

    4 2012 Perakitan galur padi gogo

    toleran kekeringan dan tahan

    blas berdaya hasil tinggi

    varietas lokal Bengkulu

    melalui kultur antera

    Hibah

    Bersaing III

    DP2M

    Rp 38.000.000,- Ketua

    Peneliti

    5 2012 Perakitan galur padi sawah

    toleran tanah masam hasil

    persilangan padi lokal

    Bengkulu Pendek x IR 78581

    Hibah

    Bersaing I

    DP2M

    Rp 40.000.000,- Anggota

    Peneliti

    6 2013 Seleksi galur dari populasi

    hasil persilangan Pendek x IR

    78581 dalam rangka

    perbaikan sifat padi gogo

    adaptif lahan masam

    Hibah

    Bersaing II

    DP2M

    Rp 36.000.000,- Anggota

    Peneliti

    7 2014 Seleksi galur dari populasi

    hasil persilangan Pendek x IR

    78581 dalam rangka

    perbaikan sifat padi gogo

    adaptif lahan masam

    Hibah

    Bersaing III

    DP2M

    Rp 50.000.000,- Anggota

    Peneliti

    8 2016 Induksi kalus jaringan endosperm jeruk kalamansi

    pada beberapa jenis media dan

    zat pengatur tumbuh untuk

    Mandiri Rp.8.700.000,- Ketua

  • 20

    No Thn Judul Penelitian PENDANAAN Jabatan

    pada

    penelitian Sumber Jumlah

    menghasilkan jeruk tanpa biji

    9 2016 Toleransi kedelai (Glycine max L. Merr) terhadap

    cekaman alumunium di kultur

    hara

    Mandiri Rp.12.700.000,-

    Anggota

    D. Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun terakhir

    No Tahun Judul Penelitian PENDANAAN

    Sumber Jumlah

    1. 2011 Pengembangan Varietas unggul

    tahan untuk pengendalian penyakit

    kresek (blas) pada pertanaman padi

    sawah

    Mandiri Rp.1.500.000,-

    2. 2016 Pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tomat cerri di Desa Taba Jambu, Kecamatan Pondok Kubang, Bengkulu Tengah

    Mandiri Rp.2.500.000,-

    E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun terakhir

    NO JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMA

    JURNAL

    VOLUM

    E,

    NOMOR,

    TAHUN

    1. Pembentukan galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru melalui kultur antera.

    (Herawati, R., B.S. Purwoko, N. Khumaida, I. S.

    Dewi, B. Abdullah)

    Bulletin

    Agronomi

    (Terakreditas

    i B)

    Vol.36

    No. 3

    Th. 2008

    2. Keragaman genetik dan karakterisasi morfologi galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat

    tipe baru hasil kultur antera.

    (Herawati, R., B.S. Purwoko, I. S. Dewi)

    Jurnal

    Agronomi

    Indonesia

    (Terakreditas

    i B)

    Vol.37

    No. 2

    Th. 2009

    3. Characterization of Doubled Haploid Derived from Anther Culture for New Type Upland Rice

    (Herawati, R., B.S. Purwoko, I. S. Dewi)

    Jurnal

    Agronomi

    Indonesia

    (Terakreditas

    i B)

    Vol. 38 No.3

    Th. 2010

    4. Penyaji Poster pada IPB-Ku Seminar on ”Food, Energy, and Water” 11 Februari 2011, by Director

    International Studies Centre, Kasetsart University,

    Bangkok, Thailand

    Poster 2011

    5. Poster 3rd International Seminar Regional Network Poster 2011

  • 21

    NO JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMA

    JURNAL

    VOLUM

    E,

    NOMOR,

    TAHUN

    on Poverty Eradication

    6. Induksi kalus dan Regenerasi Tanaman pada Kultur Antera Persilangan Padi Indica Varietas Lokal

    Bengkulu. (Herawati, R, Rustikawati, Inoriyah, E)

    Jurnal Akta

    Agrosia

    (ISSN)

    Vol 18, N0.1

    Th. 2015

    7. Development of New Type Upland Rice Lines for Resistance to Blast Desease through Anther

    Culture” (Herawati, R., B.S. Purwoko, I.S. Dewi)

    Proceeding

    Internasional

    Seminar and

    Expo on

    “Promoting

    Local

    Resources for

    Food and

    Health” 12-

    13 October

    2015

    ISBN.978602

    9071184

    Th. 2016

    8. Keragaman Genetik dan Karakter Agronomi Galur Haploid Ganda Hasil Kultur Antera untuk Padi

    Sawah dengan Sifat-sifat Tipe Baru” (Herawati, R.

    dan B.S. Purwoko).

    Jurnal Akta

    Agrosia

    (ISSN)

    Vol 18, N0.2

    Th. 2016 (In

    Press

    9. Genetics Diversity And Agronomic Characters of F3 Lines Selected by Recurrent Selection for

    Drought Tolerance and Blast Resistance of

    Bengkulu Local Rice Varieties (Herawati, R, , E.

    Inoriyah, Rustikawati, Mukhtasar)

    International

    Journal on

    Advanced

    Science,

    Engineering

    and

    Information

    Technology

    (IJASEIT)

    Vol 7 N0. 3

    Tahun 2017

    F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun terakhir

    No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

    Tempat

    1. Internasional Seminar and Expo on

    “Promoting Local Resources for

    Food and Health”

    Development of New Type

    Upland Rice Lines for

    Resistance to Blast Desease

    through Anther Culture”

    12-13

    October 2015

    di Universitas

    Bengkulu

    2. International Seminar on SAFE 2016

    (4th International Conference

    Sustainable Agriculture, Food and

    Energy)

    Genetics Diversity And

    Agronomic Characters of F3

    Lines Selected by Recurrent

    Selection for Drought

    Tolerance and Blast

    Resistance of Bengkulu Local

    October 20-

    22, 2016 in

    COLOMBO,

    SRILANKA

  • 22

    No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

    Tempat

    Rice Varieties

    3 Pemakalah dalam The 2th

    International Symposium on

    Sustainable Agriculture and Agro-

    Industry (ISSAA 2017)

    Screening of double haploid

    new plant type upland rice for

    drought stress using

    polyethyleneglycol (PEG) and

    proline analysis

    28th-29th

    March 2017,

    Walailak

    University,

    Nakhon Si

    Thamarrat,

    THAILAND

    4 Pemakalah dalam 5th International

    Conference Sustainable Agriculture,

    Food and Energy (SAFE

    2017)(ABSTRACT submitted)

    Screening and Identification

    of New Type Upland Rice

    Lines Derived Recurrent

    Selection for Drought

    Tolerance

    22th-24th

    August 2017

    in Shah Alam

    Kuala

    Lumpur,

    MALAYSIA

    G. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

    institusi lainnya)

    No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

    Penghargaan

    Tahun

    1 Satya Lencana Karya Satya XX

    Tahun

    Presiden RI 2017

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

    dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

    ketidaksesuain dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan

    dalam pengajuan Penelitian Mandiri

    Bengkulu, Juni 2017

    Ketua Pengusul

    (Dr. Ir. Reny Herawati, M.P)

    NIP. 19650101 198903 2 002