Upload
vuongdang
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
LAPORANPENELITIAN FUNDAMENTAL
EVALUASI TOLERANSI GALUR-GALUR HASILPERSILANGAN PADI GOGO LOKAL BENGKULU TERHADAP
CEKAMAN KEKERINGAN
IR. ASFARUDDIN, Msi/0020056101IR. SRI MULATSIH, Msi/0021046301.
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SHFAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRONOMIDESEMBER 2015
iii
ABSTRACTDry season which often come is quicker, becoming one of the constrictor factor produce ofupland rice. Existence of lacking of water cause crop experience of stres so that unable togrow and productive maximally. One of the effort to overcome degradation result of effect oflacking of water is assemble pre-eminent upland rice varietas tolerance to lacking of water.This research is conducted to evaluated the tolerance of genotipes result crossing ofBengkulu local varieties upland rice to dryness grasp. Research conducted year dry season2015, using split plot design. Result of research indicate that Genotipa result of crossing oflocal upland rice of Bengkulu have difference of its resilience to dryness grasp. LenientGenotipa of dryness at attempt of green house is 31,25 %, that is UNHZ 1, UNHZ 6, UNHZ14, UNHZ 15A, UNHZ 16, UNHZ 23, UNHZ 24, UNHZ 26, UNHZ 27 And UNHZ 31.Lenient Geotipa to dryness grasp at attempt of field is 19,23 %, that is UNHZ 14A, UNHZ14B, UNHZ 21, UNHZ 22, UNHZ 23, UHZ 24, UNHZ 26, UNHZ 27, UNHZ 31, UHNZ 32,UNHZ 56, UNHZ 58, UNHZ 61, UNHZ 62, UNHZ 66, UNHZ 67, UNHZ 91, UNHZ 93,UNHZ 96 and UNHZ 97. Genotipa showing symptom hold up goodness at research of greenhouse and also research of field is UNHZ1, UNHZ 14A, UNHZ 15 A , UNHZ 23, UNHZ 24,UNHZ 26, UNHZ 27 and UNHZ 31.
Keywords: uapland rice, dryness grasp, tolerance
ABSTRAKS
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan padi gogo adalah belum tersedianyavarietas unggul padi gogo yang berpotensi produksi tinggi, tahan terhadap tekananlingkungan dan memiliki rasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Tujuan jangkapanjang penelitian ini adalah mendapatkan Varietas Unggul padi gogo yang sesuai dengankondisi lingkungan Bengkulu dan sesuai dengan selera konsumen.
Musim kemarau yang sering datang lebih cepat, menjadi salah satu faktor pembatas produksipadi gogo. Adanya kekurangan air menyebabkan tanaman mengalami stres sehingga tidakmampu tumbuh dan berproduksi secara maksimal. Salah satu usaha untuk mengatasipenurunan hasil akibat kekurangan air adalah dengan merakit varietas unggul padi gogo yangtoleran terhadap kekurangan air.
Pada penelitian ini dilakukan untuk menguji tingkat toleransi Genotipa hasil persilanganpadi gogo lokal Bengkulu terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilakukan dirumahplastik dan dilapangan pada musim kemarau tahun 2015, menggunakan rancangan split plotdenga 3 ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe hasil persilangan padi gogo lokal Bengkulumemiliki perbedaan ketahanan terhadap kekeringan. Genotipa yang toleran kekeringan padapercobaan rumah plastik adalah sebanyak 31,25 % yaitu UNHZ 1, UNHZ 6, UNHZ 14,UNHZ 15A, UNHZ 16, UNHZ 23, UNHZ 24, UNHZ 26, UNH 27 dan UNHZ 31. Genotipayang toleran kekeringan pada percobaan lapangan adalah sebanyak 19,23 % yaitu UNHZ14A, UNHZ 14B, UNHZ 21, UNHZ 22, UNHZ 23, UHZ 24, UNHZ 26, UNHZ 27, UNHZ31, UHNZ 32, UNHZ 56, UNHZ 58, UNHZ 61, UNHZ 62, UNHZ 66, UNHZ 67, UNHZ 91,UNHZ 93, UNHZ 96 dan UNHZ 97. Sedangkan genotipa yang toleran pada percobaanrumah plastik dan percobaan rumah kaca adalah UNHZ1, UNHZ 14A, UNHZ 15 A , UNHZ23, UNHZ 24, UNHZ 26, UNHZ 27 and UNHZ 31.
Kata Kunci : Padi gogo, Cekaman Kekeringa, Toleran
iv
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Tujuan Penelitian .......................................................................... 1
1.3. Luaran Penelitian......................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 2
2.1. Lingkungan Tumbuh Tanaman Padi ........................................... 2
2.2. Ketahanan Taanaman Terhadap Cekaman kekeringan ............... 3
III. METODE PENELITIAN ................................................................... 5
3.1.Tempat Dan Waktu ....................................................................... 5
3.2.Penelitian Di Rumah Plastik ......................................................... 5
3.3. Penelitian Di Lalangan ................................................................ 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 8
4.1. Hasil ............................................................................................. 8
A. Pengujian Ketahanan Kekeringan di Rumah Plastik 8
B. Pengujian Toleransi Padi Gogo Terhadap cekaman
kekeringan lapangan...............................................................
10
4.2. Pembahasan ................................................................................. 13
V KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
LAMPIRAN........................................................................................
16
18
1
BAB. 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengembangan padi gogo dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan
produksi padi dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Kendala yang sering dijumpai
dalam pengembangan padi gogo adalah musim yang tidak menentu akibat adanya pemanasan
global. Adanya musim kemarau yang sering tiba lebih awal menjadikan kekeringan menjadi
masalah yang dapat menjadi penyebab kekagagalan panen pada budidaya padi gogo.
Adanya keragaman bentuk morfologi, anatomi dan metabolismenya, memungkinkan
padi memilki tanggap yang beragam pula terhadap adanya cekaman kekeringan. Menurut
Bohn et. Al. 2006 dan Vadez. 2007, karakter morfologi dan fisiologi yang mempengaruhi
toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan antara lain pertumbuhan dan perkembangan
akar. Blum (2005) mengatakan bahwa efisiensi penggunaan air, laju transpirasi, densitas
stomata, juga mempengahi ketahanan tanaman terhadap kekeringan.
Pendekatan utama yang sering digunakan untuk melihat kemampuan tanaman
menghadapi cekaman kekeringan adalah (a) kemampuan mengabsorbsi air secara maksimal
dengan memperluas dan memperdalam sistem perakaran, serta (b) kemampuan tanaman
mempertahankan turgor melalui penurunan potensial osmotik (Tardieu 1997 dalam Sopandie
2006). Menurut Dubrovsky dan Go´mez-lomeli (2003), strategi tanaman dalam menghadapi
cekaman kekeringan, dimulai dari fase perkecambahan dan pertumbuhan vegetatif dengan
membentuk formasi akar yang dalam dan percabangan akar yang banyak. Hal ini merupakan
ciri penting dari sifat tanaman yang toleran kekeringan.
Evaluasi toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu secara langsung berdasarkan penurunan biji relatif yang dihasilkan pada
kondisi cekaman kekeringan dibanding kondisi optimum, dan secara tidak langsung dengan
mengamati berbagai peubah morfologi dan fisiologi yang terkait dengan sifat toleransi
terhadap cekaman kekeringan (Banziger et al. 2000). Penelitian ini bertujuan untuk melihat
respon dan mengevaluasi toleransi genotipe padi gogo secara langsung berdasarkan hasil dan
mengetahui peranan akar dalam mendukung toleransi tanaman jagung terhadap cekaman
kekeringan.
1.2.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan genotipa hasil persilangan padi gogo
lokal Bengkulu terhadap Cekaman kekeringan.
2
BAB. 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Lingkungan Tumbuh
Padi merupatakan salah satu tanaman yang membutuhkan air cukup banyak selama
hidupnya. Untuk dapat tumbuh dengan baik, padi membutuhkan curah hujan ± 200
mm/bulan selama 4 bulan atau 1.500–2.000 mm selama empat bulan. Suhu yang dibutukan
di atas 23 0C. Tanaman padi memerlukan sinar matahari penuh, terutama pada saat berbunga
sampai proses pemasakan.
Pada tekstur tanah membutuhkan adanya lumpur, tumbuh baik pada tanah dengan
ketebalan atasnya antara 18–22 cm, terutama tanah muda pH 4–7 (Prihatman, 2000). Padi
dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Di Indonesia kebanyakan padi padi
sawah (85–90%), sedangkan sebagian kecil lainnya (10–15%) diusahakan sebagai padi gogo
(Taslim dkk, 1988).
Pertumbuhan padi dibagi menjadi 3 fase yaitu fase vegetatif, fase reproduktif dan fase
pemasakan. Fase vegetatif meliputi pertumbuhan tanaman mulai saat berkecambah sampai
inisiasi primordial malai. Pada fase reproduktif dimulai dari inisiasi primordia malai sampai
tanaman berbunga dan fase pemasakan dimulai dari masa berbunga sampai masak panen.
(Yoshida, 1981).
Tahap anakan dimulai dari pembentukan anakan primer dari tunas samping pada salah
satu buku dibawahnya. Anakan yang tumbuh berasal dari masing–masing ketiak daun dan
setelah terbentuknya anakan primer maka dimulai pembentukan anakan sekunder. Pada tahap
ini tanaman dengan cepat bertambah tinggi dan anakan meningkat jumlahnya selain anakan
primer dan sekunder, selanjutnya anakan tersier akan terbentuk dan tanaman menjadi
semakin tinggi dan besar (De Data, 1981).
Tanaman berhenti menghasilkan anakan sekunder setelah anakan tersier dihasilkan.
Pertumbuhan anakan tersier menyangkut dua tahap yaitu :
a. Tahap anakan maksimum, yang ditandai dengan bertambahnya anakan tersier
hingga pada suatu titik yang disebut jumlah anakan maximum. Pada tahap ini
anakan bertambah hingga sukar dibedakan dari batang utamanya, setelah tahapan
anakan anakan maximum beberapa anakan mati dan jumlah anakan berkurang.
b. Tahap pemanjangan batang, tahap ini dimulai sebelum inisiasi malai padi varietas
berumur dalam, sedangkan pada varietas berumur genjah, pemanjangan dan
inisiasi malai terjadi bersamaan (DeData, 1981).
3
2.2.Ketahanan Taanaman Terhadap Cekaman kekeringan
Kekeringan mula-mula menurunkan turgor sel, selanjutnya menyebabkan penutupan
stomata dan mereduksi perkembangan sel. Dengan demikian akan mengurangi luas
permukaan daun dan laju fotosintesis tiap satuan luas daun (Fin dan Brun, 1980; Kramer,
1980). Tanaman padi yang mengalami cekaman air pada fase-fase pembungaan dan pengisian
biji menyebabkan berkurangnya komponen-komponen hasil (Chang, dkk., 1982).
Ketahanan terhadap cekaman air merupakan sifat yang kompleks dari beberapa karakter
morfologi, fisiologi, dan biokimia yang secara positif mengkontribusi kepada kemampuan
untuk tumbuh dan berproduksi pada keadaan yang terbatas (Hanson dan Nelsen, 1980).
Mekanisme fisiologis tanaman padi dalam menghadapi cekaman air dapat dengan cara
menghindar atau toleransi (Loresto, dkk., 1976).
Menurut Turner (1979), tanaman dapat menghindari kekeringan dengan
mempertahankan serapan air. Mekanisme ini ditunjang oleh system perakaran yang mampu
menyerap air tanah lebih banyak. Hal tersebut telah ditujunkkan oleh Ekanayake, (1982) dan
Chang, dkk, (1986)
Kecukupan air selama masa pertumbuhan tanaman akan berpengaruh baik, konsep
cara pengaturan pengairan agar tidak terjadi kekurangan air selama pertumbuhan padi
sehingga didapatkan suatu pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang baik (Irsal Las,
dan Hamzah, 1987). Menurut Fagi (1986) konsep cekaman air dapat digunakan membantu
dalam menentukan waktu penanaman yang tepat untuk mendapatkan produksi yang
maksimum pada tanaman padi lahan kering tadah hujan. Dan konsep cekaman ini digunakan
pula untuk penentuan waktu pemeberian air pada tanaman padi. Tanaman mengalami
cekaman kekeringan bila terjadi kekurangan air baik di dalam tanaman maupun di dalam
tanah (Levitt, 1980).
Tanaman mengalami cekaman kekeringan bila terjadi kekurangan air baik di dalam
tanaman maupun di dalam tanah (Levitt, 1980). Peranan air sangat penting pada saat
pembentukan anakan dan awal fase pemasakan, sebaliknya bila terjadi pada akhir fase
pemasakan. Pada tanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan yaitu: vegetative (0-60 hari),
fase generative (60-90 hari), dan fase pemasakan (90-120 hari) (Hamim, D, dkk., 1996).
Terjadinya cekaman air selama masa pertumbuhan tanaman umumnya menghambat proses
pertumbuhan dan menyebabkan gangguan pada fotosintesis.
Air merupakan unsur penting bagi produksi, maka efisiensi penggunaanya harus
memberikan produksi yang tinggi (Doorenbos dan Kasam, dalam Didi Suardi, 1988).
Tanaman yang toleran terhadap kondisi cekaman kekeringan akan menunjukkan respons
4
morfologis dan fisiologis yang berbeda dibandingkan dengan tanaman yang peka. Menurut
Morgan (1984, dalam Hamim, et al., 1996), respons morfologi dalam beradaptasi terhadap
cekaman kekeringan dapat diketahui melalui system perakaran dan bentuk tajuk, sedangkan
melalui pendekatan fisiologis, Person (1982), menyatakan bahwa sifat toleransi terhadap
cekaman kekeringan dapat diketahui melalui beberapa hal diantaranya perubahan perilaku
stomata, peningkatan akumulasi prolin, fotosintesis, translokasi dan penurunan potensial
osmotik jaringan.
5
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu
Penilitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bumi Ayu Kecamatan Selebar, Kota
Bengkulu. Jenis tanah pada lokasi penelitian ini adalah podsolik merah kuning (utisol)
terletak pada ketinggian ±15 m dari permukaan laut dengan pH 4,8. penelitian akan
dilaksanakan selama 1 tahun dan dilakukan secara bertahap.
a. Percobaan Cekaman Kekeringan di Rumah Plastik
Penelitian merupakan percobaan cekaman kekeringan di rumah plastik. Bahan
tanaman yang digunakan adalah 32 genotipe persilangan padi gogo lokal
Bengkulu.Percobaan dilakukan dengan rancangan petak terbagi dalam lingkungan acak
kelompok.
Interval Penyiraman sebagai petak utama terdiri atas tiga taraf :
P1 : tanaman disiram setiap hari;
P2 : 5 hari sekali
P3 : 10 hari sekali
Sebagai anak petakadalah 32 genotipe: Percobaandiulang tiga kali dengan tanaman untuk
setiap satuanpercobaan, sehingga diperlukan 768 tanaman. Pengamatan dilakukan pada umur
30 hari setelah tanam. Peubah yang diamati adalah:
1) Panjang akar
2) Panjang Tajuk
3) Bobot Basah Tajuk
4) Bobot basah Akar,
5) Bobot Kering Tajuk
6) Bobot Keing akar
Uji F digunakan untuk analisis data dilanjutkan denganDMRT pada á=0.05, jika ada
pengaruh perlakuan.
Pengujian karakter ketahanan terhadapcekaman kekeringan. Ke 32 genotipe
dikategorikandalam 6 kelas toleransi terhadap cekaman kekeringanberdasarkan nilai indeks
sensitivitas (IS), yangmerupakan perbandingan pertumbuhan pada kondisitercekam dan
kondisi optimal. Kondisi tercekam(P3 dan P4), sedangkan kondisi optimal pada P1.
6
IS dihitungdengan rumus: Indeks sensitivitas cekaman kekeringan (S) berdasarkan bobot
biji/tanaman yang dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Fischer dan Maurer
(1978) :
1 – (Yp/Y)S = -------------------
1 – (Xp/X)
di mana ,Yp = rata-rata bobot biji/tanaman suatu genotipe yang mendapat cekaman
kekeringan,Y = adalahrata-rata bobot biji/tanaman suatu genotipe yang tidak mendapat
cekaman kekeringan,Xp = adalah rata-ratabobot biji/tanaman dari seluruh genotipe yang mendapat
cekaman kekeringanX = rata-ratabobot biji/tanaman dari seluruh genotipe yang tidak mendapat
cekaman kekeringan.Kriteria untukpenentuan tingkat toleransi terhadap cekamankekeringan adalah
jika nilai S < 0,5 maka genotipetersebut toleran,jika 0,5 < S < 1,0 maka genotipe tersebutmedium toleran,dan jika S>1,0 maka genotipe dinilaipeka.
3.2.Percobaan di Lapangan
Percobaan dilaksanakan di Kelurahan Bumi Ayu, Bengkulu pada bulan Juli-
November2016. Ketinggian lokasi percobaan adalah 15 m di ataspermukaan laut, jenis tanah
ultisol.
Percobaan menggunakan rancangan petakterpisahdengan empat ulangan. Petak utama
adalah kondisi cekaman kekeringan dan optimum, sedangkan anak petak adalah 102
genotipe padi gogo. Petak utama terdiri atas satu baris dengan panjang 2 m. Tiap genotipe
ditanam dengan jarak tanam 25 cm x 20 cm, satu tanaman perlubang.
Pemupukan pertama diaplikasikan pada 10 harisetelah tanam (HST) dengan takaran
pupuk urea 100kg, SP36 150 kg, dan KCl 100 kg/ha. Pemupukan keduadiaplikasikan pada
saat tanaman berumur 40 HSTdengan 200 kg urea/ha.Perlakuan kondisi optimum adalah
pemberian airpada setiap 4 hari sekali dengan cara menyiram. Untukperlakuan cekaman
kekeringan, pemberian air dilakukan setiap 15 hari sekali.
Pengamatan dilakukan terhadap :
1. Tinggi tanaman,
2. Jumlah Anakan Produktif
7
3. Persentase tanaman fertil,
4. Bobot gabah keringi/ rumpun tanaman,
5. Indeks sensitivitas cekaman kekeringan (S) berdasarkan bobot biji/tanaman yang
dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Fischer dan Maurer (1978) :
8
BAB. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
A. Pengujian Ketahanan kekeringan di rumah plastik
Rekapitulasi hasil analisis ragam Pengaruh penyiraman terhadap karakter agronomis
padi gogo disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis Ragam pengaruh penyiraman terhadap panjang tajuk,panjang akar, jumlah daun, berat basah daun, berat basah akar, berat kering tajukdan berat kering akar.
SK PanjangTajuk
PanjangAkar
JumlahDaun
Berat BTajuk
BeratB
AkarBerat KTajuk
Berat KAkar
Blok ns Ns ns Ns ns ns NsIntervalPenyiraman ns Ns ns Ns * ns Ns
Varietas ** * ** Ns ** ns Ns
Interaksi ns Ns ns Ns ** ns Ns
Keterangan : ns = berpengaruh tidak nyata* = berpengaruh nyata
** = berpengariuh sangat nyata
Pada tabel 1 terlihat bahwa interval penyiraman tidak berpengaruh nyata terhadap
panjang tajuk, panjang akar, jumlah daun, berat basah tajuk, berat kering tajuk, dan berat
kering akar, tetapi berpengaruh nyata terhadap berat berat basah akar. Varietas berpengaruh
sangat nyata terhadap panjang tajuk, jumlah daun dan berat basah akar, berpengaruh nyata
terhadap panjang akar, tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah tajuk, berat kering tajuk
dan berat kering akar. Sedangkan interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap berat basah
akar, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap semua varabel pengamatan lainnya.
Adanya pengaruh interval penyiraman terhadap berat basah akar menunjukkan bahwa
tanaman memiliki ketahanan yang berbeda – beda terhadap cekaman kekeringan. Untuk
melihat tingkat toleransi galur galur pada padi gogo hasil persilangan di lakukan pengujian
tingkat ketahanan menggunakan rumus menurut (Vischer dan Maurer 1978). Hasil dari uji
toleransi ini di sajikan dalam tabel 2
9
Tabel 2. Tingkat Katahanan Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan berdasarkan hasilpengukuran beberapa variabel pertumbuhan
NO GENOTIPE PanjangTajuk
PanjangAkar
Jumlahdaun
BobotBasahtajuk
BonotBasahAkar
BobotKeringTajuk
BobotKeringAkar
1. UHZ 1 T T M M T T T2. UHZ 2 P T P P P P P3. UHZ 3 P T P P T P P4. UHZ 4 P T M P P P P5. UHZ 5 T P M P P P M6. UHZ 6 T P T T T T T7. UHZ 7 P T P P P P P8. UNZ 8 P P M P P P P9. UHZ 9 P P P M P M P10. UHZ 10 T P P P P P P11. UHZ 11 P T P P P P P12. UHZ 12 M P T P P M P13. UHZ 13 P T P P P P P14. UHZ 14 T P T T T T T15. UHZ 15 P P T T T T M16. UHZ 16 T P T T T T T17. UHZ 17 P T T P T T T18. UHZ 18 P P M T T T T19. UHZ 19 P T T M P T M20. UHZ 20 P T T P P P P21. UHZ 21 T P P P P P T22. UHZ 22 M T T P P P P23. UHZ 23 T T P T T T T24. UHZ 24 T T P P P P P25. UHZ 25 T T T T P P M26. UHZ 26 T P P P T T T27. UHZ 27 T M T T T T T28. UHZ 28 P T T T T T M29. UHZ 29 P P P T T P P30. UHZ 30 M P T M T P M31. UHZ 31 P M M M M T T32. UHZ 32 T T P P P P M
Kerangan : T = toleranP = pekaM = moderat
Pada tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa ketahanan tanaman terhadap cekaman
kekeringan berbeda-beda. Genotipa yang tergolong toleran terhadap cekaman kekeringan
pada awal pertumbuhan vegetatif adalah UNHZ 1, UNHZ 6, UNHZ 14, UNHZ 15, UNHZ
16, UNHZ 23, UNHZ 23, UNHZ 26, UNHZ 27 DAN UNHZ 31. Genotipa yang tergolong
10
moderat adalah UHZ 19, UHZ 30, UHZ 31 Dan UHZ 32. Sedangkan genotipa yang
tergolong peka adalah uhz 2, UHZ 2, UHZ 3, UHZ 4, UHZ 5, UHZ 7, UHZ G, UHZ 9, UHZ
10, UHZ 11, UHZ 12, UHZ 13, UHZ 20, UHZ 21, UHZ 22, UHZ 23 DAN UHZ 13.
B. Pengujian Toleransi Galur padi gogo terhadap Kekeringan di lapangan.
Hasil analisis ragam pengaruh cekaman kekeringan pada percobaan lapangan
disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi hasil analisis Ragam pengaruh cekaman kekeringan terhadappertumbuhaan dan hasil genotipa padi gogo pada percobaan lapngan.
SUMBERKERAGAMAAN
TINGGITANAMAN
JUMLAHANAKAN
PRODUKTIF
PANJANGMALAI
JUMLAHGABAB
PERMALAI
BOBOT100
BUTIR
BOBOTGABAH
PERUMPUNBlok ** NS NS NS NS NSCekamanKekeringan
** ** ** ** ** **
Varietas ** ** ** ** ** **Interaksi ** ** ** ** ** NS
Keterangan : ns = berpengaruh tidak nyata* = berpengaruh nyata
** = berpengariuh sangat nyata
Dari tabel diatas terlihat bahwa cekaman kekeringan berpengaruh sangat nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlaah gabah permalai,
bobot 100 butir dan bobot gabah perumpun. Genotipa berpengaruh sangat nyata terhadap
tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlaah gabah permalai, bobot 100
butir dan bobot gabah perumpun. Sedangkan interaksi berpengaruh sangat nyata terhadap
tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlaah gabah permalai, bobot 100
butir, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot gabah perumpun. Tingkat ketahanan
terhadap cekaman disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Katahanan Tanaman Terhadap Cekaman Kekering.
GENOTIPA TINGGITANAMAN
JUMLAHANAKAN
PRODUKTIF
PANJANGMALAI
JUMLAHGABAB
PERMALAI
BOBOT 100BUTIR
BOBOTGABAH
PERUMPUNUNHZ1 T T T T T TUNHZ 2 M M M M M MUNHZ 3 M M M M M MUNHZ 4 M M M M M MUNHZ 5 P P P P P PUNHZ 6 M M M M M MUNHZ 7 P P P P P PUNHZ 8 P P P P P P
11
UNHZ 9 M M M M M MUNHZ 10 P P P P P PUNHZ 11 P P P P P P
UNHZ 12 A P P P P P PUNHZ 12 B M T M P P PUNHZ 14 A M T M M T TUNHZ 14B M P M M M TUNHZ 14 C P P P P P PUNHZ 14 D P P P P P MUNHZ 15A P P P P P MUNHZ 15 B M M P P P MUNHZ 16 M T P P P TUNHZ 17 P T M P M MUNHZ 18 P P P T P PUNHZ 19 P T P T P PUNHZ 20 M T P T P PUNHZ 21 T T T T P TUNHZ 22 M T M T P TUNHZ 23 T T T T M MUNHZ 24 M P T T M PUNHZ 25 M M M T M MUNHZ 26 M T T T M TUNHZ 27 T T T T T TUNHZ 28 M P T T M PUNHZ 29 P P T T M MUNHZ 30 M P T T P PUNHZ 31 T P T T T MUNHZ 32 T P T T T MUNHZ 33 M M M M M MUNHZ 34 M M M M M MUNHZ 35 M M M M M MUNHZ 36 P P P P P PUNHZ 37 M M M M M MUNHZ 38 P P P P P PUNHZ 39 P P P P P PUNHZ 40 M M M M M MUNHZ 41 P P P P P PUNHZ 42 P P P P P PUNHZ 43 P P P P P PUNHZ44 M M M M M MUNHZ 45 M M M M M MUNHZ 46 M M M M M MUNHZ 47 P P P P P PUNHZ 48 P P P P P PUNHZ 49 P P P P P PUNHZ 50 M M M M M MUNHZ 51 M M M M M MUNHZ 52 P T M P M MUNHZ 53 P P P P P PUNHZ 54 P P P P P PUNHZ 55 M M M M M MUNHZ 56 T T T T T TUNHZ 57 M M M M M M
12
UNHZ 58 T T T T T TUNHZ 59 M M M M M MUNHZ 60 M M M M M MUNHZ 61 T T T T T TUNHZ 62 T T T T T TUNHZ 63 M M M M M MUNHZ 64 P P P P P PUNHZ65 M M M M M MUNHZ 66 T T T T T TUNHZ67 T T T T T TUNHZ 68 M M M M M MUNHZ 69 M M M M M MUNHZ 70 M M M M M MUNHZ 71 P P P P P PUNHZ 72 M M M M M MUNHZ 73 P P P P P PUNHZ 74 P P P P P PUNHZ 75 M M M M M MUNHZ 76 P P P P P PUNHZ 77 P P P P P PUNHZ 78 P P P P P PUNHZ 79 M M M M M MUNHZ 80 M M M M M MUNHZ 81 M M M M M MUNHZ 82 P P P P P PUNHZ 83 P P P P P PUNHZ 84 P P P P P PUNHZ 85 M M M M M MUNHZ 86 M M M P M MUNHZ 87 P T T P M MUNHZ 88 P P P P P PUNHZ 89 P P P P P PUNHZ90 M M M M M MUNHZ 91 T T T T T TUNHZ 92 M M M M M MUNHZ 93 T T T T T TUNHZ 94 M M M M M MUNHZ 95 M M M M M MUNHZ 96 T T T T T TUNHZ 97 T T T T T TUNHZ 98 M M M M M MUNHZ 99 P P P P P PUNHZ 100 M M M M M M
Kerangan : T = toleranP = pekaM = moderat
Pada tabel 2 terlihat bahwa tingkat ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan
pada percobaan lapangan berbeda-beda. Genotipa yang menunjukkan reaksi tahan terhadap
13
kekeringan adalah UNHZ 1, UNHZ 14A, UNHZ 14B, UNHZ 21, UNHZ 22, UNHZ 23,
UHZ 24, UNHZ 26, UNHZ 27, UNHZ 31, UNHZ 32, UNHZ 56, UNHZ 58, UNHZ 61,
UNHZ 62, UNHZ 66, UNHZ 67, UNHZ 91, UNHZ 93, UNHZ 96 DAN UNHZ 97. Genotipe
yang tergolong moderat adalah UNHZ 2, UNHZ 3, UNHZ 4, UNHZ 6, UNHZ 7, UNHZ 8,
UNHZ 9, UNHZ 15 B, UNHZ 15B, UNHZ 17, UNHZ25, UNHZ 28, UNHZ 29, UNHZ 33,
UNHZ 35, UNHZ 37, UNHZ 40, UNHZ 44, UNHZ 45, UNHZ 46, UNHZ 50, UNHZ 51,
UNHZ 52, UNHZ 55, UNHZ 57, UNHZ 59, UNHZ 60, UNHZ 63, UNHZ 65, UNHZ 68,
UNHZ 69, UNHZ 70, UNHZ 72, UNHZ 75, UNHZ 79, UNHZ 80, UNHZ 81 UNHZ 85,
UNHZ 86, UNHZ 87, UNHZ 90, UNHZ 92, UNHZ 94, UNHZ 95, UNHZ 98, Dan UNHZ
100. Sedangkan genotipa yang tergolong peka adalah UHZ 5, UNHZ 11, UNHZ 12A, UNHZ
12B, UNHZ I4C, UNHZ 14D, UNHZ 15A, UNHZ 16, UNHZ 18, UNHZ 19, UNHZ 20,
UNHZ 30, UNHZ 36, UNHZ 38, UNHZ 39, UNHZ 31, UNHZ 42, UNHZ 43, UNHZ 47,
UNHZ 49, UNHZ 53, UNHZ 54, UNHZ 64, UNHZ 73, UNHZ 74, UNHZ76, UNHZ 77,
UNHZ78, UNHZ 82, UNHZ 83, UNHZ 84, UNHZ 88, UNHZ 89 DAN UNHZ 99.
4.2. Pembahasan
Air memiliki peranan penting bagi pertumbuhan padi gogo. Ketersediaan air yang
cukup pada sel menyebabkan fotosintesis berjalan dengan baik. Air juga berfungsi sebagai
pelarut dan pengangkut unsur hara, berperan dalam menentukan laju transpirasi, serta
mengurangi fluktuasi suhu didalam sel.
Kecukupan air di dalam sel sangat ditentukan oleh ketersediaan air dalam media
tumbuh. Jika ketersediaan air dalam media Tumbuh tercukupi, maka jumlah air dalam sel
juga tercukupi. Sebaiknya apabila jumlah air disekitar perakaran terbatas, maka laju
pengambilan air tidak dapat mengimbangi laju transpirasi oleh daun. Kondisi ini
memyebabkan tanaman mengalami kekurangan air yang ditandai dengan gejala layu pada
daun. Jika kekurangan air ini berlangsung lama, tanaman mengalami ganggguan pada
pertumbuhan yang berakibat pada penurunan hasil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman ketahanan tanaman terhadap
cekaman kekeringan. Ketahanan tanaman terhadap kekeringan merupakan sifat yang
kompleks dari beberapa karakter morfologi, fisiologi dan biokimia yang secara positif
mengkontribusi kiepada kemampuan untuk tumbuh dan berproduksi pada keadaan air yang
terbatas (Hanson dan Neksen, 1980). Mekanisme fisiologis tanaman padi dalam menghadapi
cekaman dengan cara menghndar (Liresto, dkk, 1976).
14
Menurut Turner (1979), tanaman dapat menghindar dari kekeringan dengan
mempertahankan serapan air. Mekanisme ini ditunjang dengan perakaran yang mampu
menyerap air tanah yang lebih banyak. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Ekanayake
(1982) dan Chang, dkk (1986).
Tanaman dapat mengalami cekaman kekeringan bila kekurangan air baik di dalam
tanaman maupun di dalam tanah (Levit, 1980). Peranan air sangat penting pada saat
pembentukan anakan dan awal fase pemasakan. Bila pada fase ini terjadi kekurangan air,
akan berakibat pada penurunan hasil. Hal ini disebabkan karena cekaman air pada fase
pertumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan menyebabkan gangguan fotosintesis.
Air merupakan unsur penting bagi proses produksi, maka efisiensi penggunaanya akan
memberikan produksi yang tinggi (Doorenbos dan kasam dalam Suardi, 1988). Tanaman
yang toleran dalam keadaan kekurangan air akan menunjukkan respon morfologi dan
fisiologi yang berbeda dibandingkan dengan tanaman yang peka. Menurut Morgan (1984)
dalam Hamim, dkk., 1996) respon morfologi dalam beradaptasi terhadap kekurangan air
dapat diketahui dari sistem perakaran dan bentuk tajuk, sedangkan respon fisiologi dapat
diketahui diantaranya dengan perubahan prilaku stomata, peningkatan akumulasi prolin,
fotosintesis, translokasi dan penurunan potensial osmotik jaringan.
Hasil penelitian ini menunjukkn bahwa terdapat keragaman tanggap genotipa hasil
persilangan padi gogo lokal Bengkulu terhadap cekaman kekeringan baik pada percobaan
rumah kaca maupun percobaan lapangan. Tanaman yang memiliki perakaran yang baik pada
kondisi cekaman kekeringan pada awal pertumbuhan, cenderung tahan terhadap kekeringan.
Genotipa yang tergolong toleran terhadap cekaman kekeringan pada awal pertumbuhan
vegetatif sebanyak 31,25 % adalah UNHZ 1, UNHZ 6, UNHZ 14, UNHZ 15, UNHZ 16,
UNHZ 23, UNHZ 23, UNHZ 26, UNHZ 27 DAN UNHZ 31. Genotipa yang menunjukkan
reaksi tahan terhadap kekeringan pada percobaan lapangan sebanyak adalah sebanyak 20
genotipa atau 19,23 %, yaitu UNHZ 1, UNHZ 14A, UNHZ 14B, UNHZ 21, UNHZ 22,
UNHZ 23, UHZ 24, UNHZ 26, UNHZ 27, UNHZ 31, UNHZ 32, UNHZ 56, UNHZ 58,
UNHZ 61, UNHZ 62, UNHZ 66, UNHZ 67, UNHZ 91, UNHZ 93, UNHZ 96 DAN UNHZ
97. Sedangkan genotipa yang toleran pada percobaan rumah plastik dan percobaan rumah
kaca adalah UNHZ1, UNHZ 14A, UNHZ 15 A , UNHZ 23, UNHZ 24, UNHZ 26, UNHZ 27
and UNHZ 31.
15
Bab. V. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat keragaman ketahanan genotipa hasil persilanghan padi gogo lokal Bengkuluterhadap cekaman kekeringan.
2. Genotipa yang tergolong toleran terhadap cekaman kekeringan pada awal
pertumbuhan vegetatif sebanyak 31,25 % adalah UNHZ 1, UNHZ 6, UNHZ 14,
UNHZ 15, UNHZ 16, UNHZ 23, UNHZ 23, UNHZ 26, UNHZ 27 DAN UNHZ 31.
3. Genotipa yang menunjukkan reaksi tahan terhadap kekeringan pada percobaan
lapangan sebanyak adalah sebanyak 20 genotipa atau 19,23 %, yaitu UNHZ 1,
UNHZ 14A, UNHZ 14B, UNHZ 21, UNHZ 22, UNHZ 23, UHZ 24, UNHZ 26,
UNHZ 27, UNHZ 31, UNHZ 32, UNHZ 56, UNHZ 58, UNHZ 61, UNHZ 62, UNHZ
66, UNHZ 67, UNHZ 91, UNHZ 93, UNHZ 96 DAN UNHZ 97.
4. Genotipa yang toleran pada percobaan rumah plastik dan percobaan rumah kaca
adalah UNHZ1, UNHZ 14A, UNHZ 15 A , UNHZ 23, UNHZ 24, UNHZ 26, UNHZ
27 and UNHZ 31.
5.
16
DAFTAR PUSTAKA
Amos, B. and D.T. Walter. 2006. Maize root biomass and net rhizodeposited carbon: ananalysis of the literature. Soil Sci.Soc.Am. 70:1489-1503.
Bänziger, M., G.O. Edmeades, D. Beck, and M. Bellon. 2000. Breeding for Drought andNitrogen Stress Tolerance in Maize From Theory to Practice. Mexico, CIMMYT.
Bates, L.S., R.P. Waldren, and I.D. Teare. 1973. Rapid determination of free proline forwater-stress studies. Plant and Soil (39):205-207.
Blum, A. 2005. Drought resistance, water-use efficiency, and yield potential: are theycompatible, dissonant, or mutually exclusive?. Aus. Agri. Research 56: 1159–1168.
Bohn, M., J. Novais, R. Fonseca, R. Tuberosa, and T.E. Grift. 2006. Genetic evaluation ofroot complexity in maize. Acta Agro. Hungarica. 54(3):1-13.
Dubrovsky, J.G. and L.F. Go´mez-lomeli. 2003. Water deficit accelerates determinatedevelopmental program of the primary root and does not affect lateral root initiation in asonorant desert cactus (Pachycereus pringlei, cactaceae). American J. Botany (90): 823–831.
Earl, H.J. and R.F. Davis. 2003. Effect of drought stress on leaf and whole canopy radiationuse efficiency and yield of maize. Agron. J. (95): 688-696.
Fischer, R.A. and R. Maurer. 1978. Drought resistance in spring wheat cultivar: I. Grain yieldresponse. Aust. J. Agric. Res. (29): 897-912.
Grzesiak, M.T. and A. Skoczowski. 2004. Influence of different soil moisture on leaf watercontent, chlorophyll fluorescence and seedling growth in maize and triticale genotypesdiffering to drought tolerance. Z.P.P.N. Rolniczych. 496: 229-240.
Grzesiak, S., T. Hura, M.T. Grzesiak, and S. Pienkowski. 1999. The impact of limited soilmoisture and waterlogging stress conditions on morphological and anatomical root traits inmaize (Zea mays L.) hybrids of different drought tolerance. Acta Physiologiae Plantarum 21(3): 305-315.
Hebert, Y., E. Guingo, and O. Loudet. 2001. The response of root/shoot partitioning and rootmorphology to light reduction in maize genotypes. Crop Sci. 41:363-371.
Hochhldinger, F., K. Woll, M. Sauer, and D. Dembinsky. 2004. Genetic dissection of rootformation in maize (Zea mays) reveals root type specific. 93:359-368.
Levitt, J. 1980. Responses of plants environmental stresses. Vol. 2 Academic Press. NewYork. p 606.
Matsura, A., S. Inanaga, and Y. Sugimoto. 1996. Mechanism of interspecific differencesamong four graminaceous crops in growth response to soil drying. Japanese J. of CropScience. (65): 352-360.
17
Mexal, J., J.T. Fisher, J. Osteryoung, and C.P. Patrick. 1975. Oxygen availability inpolyethylene glycol solutions and its implications in plant-water relations. Plant Physiol.(55): 20-24.
Mittler, R. 2002. Oxidative stress, antioxidants and stress tolerance. Trends Plant Sci. (50):405–410.
Mohammadkhan, N. and R. Heidari. 2008. Drought-induced accumulation of soluble sugarsand proline in two maize varieties. World Applied Sci. J. (3): 448-453.
Moller, A. and S. Pellerin. 1999. Maize root system growth and development as influencedby phosphorus deficiency. Exp. Botany: 50: 487-497.
Ogawa, A. and A. Yamauchi. 2006. Root osmotic adjustment osmotic stress in maizeseedling, 1.Transient change of growth and water relation in roots in response to osmoticstress. Plant Prod. Sci. 9 (1): 27-38.
O’Toole, J.C. and W.L. Bland. 1987. Genotypic variation in crop plant root systems.Advances in Agronomy (41): 91–145.
Prochazkova, D., R.K. Sairam, G.C. Srivasta, and D.V. Singh. 2001. Oxidative stress andantioxidant activity as the basis of senescence in maize leaves. Plant Science 161:765-771.
Raymond, M.J. and N. Smirnoff. 2002. Proline metabolism and transport in maize seedling atlow water potential. Annals of botany. 89:813-823.
Sharp, R.E. and W.J. Davies. 1979. Solute regulation and growth by roots and shoots ofwater-stressed maize plants. Planta 147, 43-49.
Sharp, R.E., W.K. Silk, and T.C. Hsiao. 1988. Growth of the maize primary root at low waterpotentials. I. Spatial distribution of expansive growth. Plant Physiology (87): 50–57.
Sinclair, T.R. and C.R. Muchow. 2001. System analysis of plant traits to increase grain yieldon limited water supplies. Agron. J. 93: 263-270.
Sopandie, D. 2006. Perspektif fisiologi dalam pengembangan tanaman pangan di lahanmarjinal. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Fisiologi Tanaman. Fakutas Pertanian, InstitutPertanian Bogor. 16 September 2006.
Vadez, V. 2007. Exploiting the functionality of root systems for dry, saline, and nutrientdeficient environments in a changing climate. In International Crops Research Institute forthe Semi-Arid Tropics (ICRISAT), India. 4:1-61.
Verslues, P.E., M. Agarwal, K.S. Agarwal, and J. Zhu. 2006. Methods and concepts inquantifying resistance to drought, salt and freezing, abiotic stresses that affect plant waterstatus. The Plant Journal. 45, 523–539.
Weele, C.M., W.G. Spollen, R.E. Sharp, and T.I. Baskin. 2000. Growth of Arabidopsisthaliana seedlings under water deficit studied by control of water potential in nutrient-agarmedia. J. Exper. Botany (51): 1555–1562.
18
Lampiran 1. Biodata Ketua/Anggota Tim Peneliti/PelaksananA. Identitas Diri1 Nama Lengkap Ir. Asfaruddin, M.Si2 Jenis Kelamin L3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala4 Nip 1961052019900310025 NIDN 00200561016 Tempat dan Tanggal lahir Banyuwangi, 20 Mei 19617 E-mail [email protected] Nomor HP 0813686966499 Alamat Kantor Jl. Jend. Sudirman No. 185 Bengkulu10 Nomor Telpon (0736)34491811 Lulusan Yang Telah
DihasilkanS-1 = 596 0rang
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Pemuliaan Tanaman2. Pemuliaan Tanaman Lingkungan
Spesisifik3. Mekanisasi Pertanian4. Sosiologi Pedesaan
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3Nama PerguruanTinggi
Universitas Lampung IPB
Bidang Ilmu Pertanian/BudidayaPertanian
Pertanian/PemuliaanTanaman
Tahun Masuk 1981 - 1986 2004 – 2007JudulSkripsi/Tesis
Pengaruh Jenis MulsaTerhadap PengendalianGulma, Pertumbuhan danhasil Jagung Hibrida(C1)
Evaluasi Ketenggangangalur-galur padi gogoterhadap keracunanaluminium dan efisiensinyadalam penyerapan Kalium
NamaPembimbing
1. Ir. Agus Tagor Lubis2. Ir. Suprapto,M.Sc
1. Prof. Dr. Amris Makmur,M.Sc
2. Dr. Ir. Hajrial AswidiNoor, M.Sc
3. Dr. Ir Didy Supandie,M.Sc
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul PenelitianPendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2008 Eksplorasi dan Karakterisasi PadiGogo Lokal di Provinsi Bengkulu
Dikti(Penelitian Dasar)
20.000.000
2 2009 Eksplorasi dan Karakterisasi Padi Hibah Kopwil II 14.955.000
19
Sawah Lokal Kabupaten Seluma3 2009 Pemuliaan untuk Mendapatkan
Padi gogo Unggul yang Sesuaidengan Kondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun I
49.000.000
4 2010 Pemuliaan untuk MendapatkanPadi gogo Unggul yang Sesuaidengan Kondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun II
21.700.000
5 2011 Pemuliaan untuk MendapatkanPadi gogo Unggul yang Sesuaidengan Kondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun
III
47.700.000
6 2012 Pemuliaan untuk MendapatkanPadi gogo Unggul yang Sesuaidengan Kondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun
IV
49.000.000
7 2013 Pemuliaan untuk MendapatkanPadi gogo Unggul yang Sesuaidengan Kondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun V
60.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakatdalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
PendanaanSumber Jml
(Juta Rp)
1 2008 Penyuluhan dan Bimbingan dalamPenanaman Palawija di Lahan Sawah diKelompok Tani Usaha Bersama DesaNapal Seluma
Mandiri 2.000.000
2 2009 Penyuluhan dan Bimbingan padaKelompok Wanita Tani Al-HidayahDesa Babatan Kabupaten Seluma
FakultasPertanianUnihaz
3.500.000
3 2010 Penyuluhan dan Bimbingan padaKelompok Tani Usaha Bersama DesaNapal Kabupaten Seluma
FakultasPertanianUnihaz
3.500.000
4 2011 Penyuluhan dan Bimbingan padaKelompok Wanita Tani Al-HidayahDesa Babatan Kabupaten Seluma
FakultasPertanianUnihaz
5.000.000
5 2012 Penyuluhan dan Bimbingan padaKelompok Tani Mindiri Desa TalangPauh Kabupaten Bengkulu Tengah
FakultasPertanianUnihaz
5.000.000
6 2013 IbM. Pada Kelompok Wanita Tani Al-Hidayah Desa Babatan KabupatenSeluma.
LPPM Unihaz 8.000.000
20
E. Publikasi Artikel Ilmiah 5 tahun terakhir
No Judul Artikel Ilmiah NamaJurnal
Volume/Nomor/Tahun
1 Respon pertumbuhan dan hasil tanaman tomatpada pemberian pupuk organic Nutrisisaputra.
Agroqua Vol6. No. 1, Juni.2008
2 Evaluasi Karakter Agronomis varietas Padigogo Lokal Provinsi Bengkulu.
Embrio Vol. 3 No. 1April 2010
3 Respon 15 galur /Varietas Tomat(Lycopersicum esculentum L.) pada 3 paketteknologi budidaya organic
Agroqua
F. Pemakalah Dalam Pertemuan IlmiahNo Nama Seminar
IlmiahJudul Artikel Tempat dan
waktu1 Seminar Hasil-Hasil
Penelitian DosenUnihaz
Eksplorasi dan KarakterisasiPadi Sawah Lokal KabupatenSeluma Bengkulu
Bengkulu9-10 Desember
2009,2 Seminar Hasil-Hasil
Penelitian DosenUnihaz
Pemuliaan untuk MendapatkanPadi Gogo Unggul yang Sesuaidengan Kondisi WilayahBengkulu dan Selera Konsumen
Bengkulu9-10 Desember
2009,
3 Seminar Hasil-hasilPenelitianDosenKoperttisWilayah II Tahun2009 :
Eksplorasi dan karakterisasipadi sawah local KabupatenSeluma Bengkulu
Palembang, 2 -3Desember 2010
4 Seminar NasionalPeripi
Pendugaan Nilai Heterosis,Heterobeltiosis, Daya gabungdan Daya gabung Khusus HasilPersilangan 7 Galur Padi gogoLokal Bengkulu
Padang11 Desember 2011,
5 Seminar Hasil-hasilpenelitian Dikti.
Pemuliaan untuk MendapatkanPadi gogo Unggul yang Sesuaidengan Kondisi Bengkulu
PalembengDesember 2012,
Palembang6 Diseminasi Hasil
Penelitian DosenEvaluasi dan Seleksi galur-galurhasil persilangan padi gogo lokalBengkulu
Bengkulu6 Maret 2013,
G. Karya Buku Dalam 5 tahun TerkahirNo Judul Buku Tahun Jumlah
HalamanPenerbit
- - - - -
H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun TerakhirNo Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor
P/ID- - - - -
22
B. Identitas Diri Anggota Tim
1 Nama Lengkap Ir. Sri Mulatsih, M.Si2 Jenis Kelamin P3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala4 Nip 1963042119880320045 NIDN 00210463016 Tempat dan Tanggal lahir Metro, 21April 19637 E-mail [email protected] Nomor HP 0852732775589 Alamat Kantor Jl. Jend. Sudirman No. 185 Bengkulu10 Nomor Telpon (0736)34491811 Lulusan Yang Telah
DihasilkanS-1 = 596 0rang
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. IBTK Tanaman Semusim2. Dasar-dasar Agronomi3. Konservasi Tanah dan Air4. Agroteknologi Pangan
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3Nama PerguruanTinggi
Universitas Bengkulu IPB
Bidang Ilmu Pertanian/BudidayaPertanian
Pertanian/PemuliaanTanaman
Tahun Masuk 1982 – 1987 1994 – 1997Judul Skripsi/Tesis Pengaruh
InokulasiRhizobiomjaponucum terhadappertumbuhan dan hasilkedelai
Pengaruh waktu dan carapemberian nitrogensebagai pupuk tambahanterhadap pertumbuhan danhasil kedelai (Gliycinemax. L) Merr. Padabudidaya basah
Nama Pembimbing 1. Ir. Ketut Anom Wijaya2. Ir. Faiz Barchia.
1. Dr. Ir. Wahyu Qomara,M.Sc
2. Dr. Ir Didy Supandie,M.Sc
3. Dr. Ir. Komarudin,M.Sc
D. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul PenelitianPendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2008 Eksplorasi dan Karakterisasi PadiGogo Lokal di Provinsi Bengkulu
Dikti(Penelitian Dasar)
20.000.000
2 2009 Eksplorasi dan Karakterisasi Padi Hibah Kopwil II 14.955.000
23
Sawah Lokal Kabupaten Seluma3 2009 Pemuliaan untuk Mendapatkan Padi
gogo Unggul yang Sesuai denganKondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun I
49.000.000
4 2010 Pemuliaan untuk Mendapatkan Padigogo Unggul yang Sesuai denganKondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun
II
21.700.000
5 2011 Pemuliaan untuk Mendapatkan Padigogo Unggul yang Sesuai denganKondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun
III
47.700.000
6 2012 Pemuliaan untuk Mendapatkan Padigogo Unggul yang Sesuai denganKondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun
IV
49.000.000
7 2013 Pemuliaan untuk Mendapatkan Padigogo Unggul yang Sesuai denganKondisi Bengkulu
Dikti (HibahBersaing) tahun
V
60.000.000
E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakatdalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
PendanaanSumber Jml
(Juta Rp)
1 2008 Penyuluhan dan Bimbingan dalamPenanaman Palawija di Lahan Sawah diKelompok Tani Usaha Bersama DesaNapal Seluma
Mandiri 2.000.000
2 2009 Penyuluhan dan Bimbingan padaKelompok Wanita Tani Al-HidayahDesa Babatan Kabupaten Seluma
FakultasPertanianUnihaz
3.500.000
3 2010 Penyuluhan dan Bimbingan padaKelompok Tani Usaha Bersama DesaNapal Kabupaten Seluma
FakultasPertanianUnihaz
3.500.000
4 2011 Penyuluhan dan Bimbingan padaKelompok Wanita Tani Al-HidayahDesa Babatan Kabupaten Seluma
FakultasPertanianUnihaz
5.000.000
5 2012 Penyuluhan dan Bimbingan padaKelompok Tani Mindiri Desa TalangPauh Kabupaten Bengkulu Tengah
FakultasPertanianUnihaz
5.000.000
6 2013 IbM. Pada Kelompok Wanita Tani Al-Hidayah Desa Babatan KabupatenSeluma.
LPPM Unihaz 8.000.000
F. Publikasi Artikel Ilmiah 5 tahun terakhir
No Judul Artikel Ilmiah NamaJurnal
Volume/Nomor/Tahun
1 Pertumbuhan dan Hasil Cabe Merah padaUmur Pindah Bibit dan Waktu Pemotongan
JurnalAgroqua
Vol.5 No.1 2007
24
yang Berbeda2 Evaluasi Karakter Agronomis varietas Padi
gogo Lokal Provinsi Bengkulu.Embrio Vol. 3 No. 1
April 20103 Respon Pertumbuhan Bibit Cabutan Kayu
Bawang pada Pemotongan Akar danPemangkasan Daun.
JurnalRafflesia
Vol 10 No, 22008
G. Pemakalah Dalam Pertemuan IlmiahNo Nama Seminar
IlmiahJudul Artikel Tempat dan
waktu1 Seminar Hasil-Hasil
Penelitian DosenUnihaz
Eksplorasi dan KarakterisasiPadi Sawah Lokal KabupatenSeluma Bengkulu
Bengkulu9-10 Desember
2009,2 Seminar Hasil-Hasil
Penelitian DosenUnihaz
Pemuliaan untuk MendapatkanPadi Gogo Unggul yang Sesuaidengan Kondisi WilayahBengkulu dan Selera Konsumen
Bengkulu9-10 Desember
2009,
3 Seminar Hasil-hasilpenelitian Dikti.
Evaluasi Karakter AgronomisLima Belas Genotipa HasilPersilangan Padi Gogo LokalBengkulu pada BudidayaOrganik dan An Organik sertaKetenggangannya terhadapKeracunan Alumunium danPenyak
Bandung, 25November 2013
4 Diseminasi HasilPenelitian Dosen
Evaluasi dan Seleksi galur-galurhasil persilangan padi gogo lokalBengkulu
Bengkulu6 Maret 2013,
H. Karya Buku Dalam 5 tahun TerkahirNo Judul Buku Tahun Jumlah
HalamanPenerbit
- - - - -
I. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun TerakhirNo Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor
P/ID- - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 TahunTerakhir
No Judul/Tema/JenisRekayasa Sosial Lainnya
yang telah diterapkan
Tahun TempatPenerapan
ResponMasyarakat
1. - - - -